GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PADA AKSEPTOR KB …repository.unjaya.ac.id/2442/2/LINDA RADI LESTARI...
Transcript of GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PADA AKSEPTOR KB …repository.unjaya.ac.id/2442/2/LINDA RADI LESTARI...
i
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PADA AKSEPTOR
KB IMPLAN TENTANG EFEK SAMPING KB IMPLAN
DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mancapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
LINDA RADI LESTARI
1113095
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahhan rahmat
-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul :
“Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implan Tentang Efek Samping KB
Implan Di Puskesmas Kasihan II Bantul, Yogyakarta”.
Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan dan
bantuan berbagai pihak yang tidak bisa pnulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya kepada :
1. Kuswanto Hardjo,dr.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal A. Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M. Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal A. Yani Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah
ini.
3. Ristiana Eka Ariningtyas, S. ST selaku pembimbing penulis yang telah
mencurahkan segenap waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan,
mengarahkan dan memberi masukan kepada penulis dengan baik.
4. Lily Yulaikhah, M. Keb Selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah yang sudah
bersedia meluangkan waktunya.
5. Bapak Eko Budi Santoso, SST. M. Kes selaku kepala Puskesmas Kasihan II
Bantul Yogyakarta, yang telah bersedia memberikan izin pada penulis.
6. Terimakasih untuk kedua Orang Tua, saudara, dan sahabat yang telah
memberikan dukungan demi terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan
penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.
Yogyakarta, Mei 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
PERNYATAAN.............................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
INTI SARI .....................................................................................................
ABSTRACT....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penelitian...............................................................................
D. Manfaat.............................................................................................
E. Keaslian Penelitian.............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori....................................................................................
1. Pengetahuan……………………………………………..............
2. Akseptor………………………………………………................
3. Kontrasepsi Implan…………………...........................................
B. Kerangka Teori……………………………………………..……….
C. Kerangka Konsep………………………………………………..…..
D. Pertanyaan Penelitian ……………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian…........................................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelian...............................................................
C. Populasi dan Sampel Penelitian.........................................................
D. Variabel Penelitian............................................................................
E. Definisi Operasional..........................................................................
F. Alat dan Metode Pengumpulan data.................................................
G. Validitas dan Reliabilitas...................................................................
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data......................................
I. Etika penelitian……….………………………………………….....
J. Jalannya Penelitian .….…………………………….……...............
I
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
x
xi
1
4
4
4
6
8
8
14
14
23
24
24
25
25
25
27
27
28
29
31
34
35
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian .....…........................................................................
1. Gambaran umum daerah penelitian ............................................
2. Hasil penelitian ...........................................................................
B. Pembahasan ......................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................
1. Kesimpulan ......................................................................................
2. Saran ................................................................................................
38
38
38
41
45
45
45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori ……………………………………………… 23
Gambar 2.2. Kerangka Konsep……………………………………………. 24
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional................................................................ 27
Tabel.3.2. Kisi-kisi Kuesioner.................................................................. 28
Tabel.4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik..................... 39
Tabel.4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan.................... 40
Tabel.4.3. Distribusi Frekkuensi Berdasarkan Jenis Efek Samping
Dan Penanganannya................................................................ 40
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 2. Pengantar Penelitian
Lampiran 3. Pernyataan Kesediaan Responden
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian
Lampiran 5. Jawaban Kuesiner
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas
Lampiran 7. Hasil Penelitian
Lampiran 8. Lembar konsultasi
x
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB IMPLAN
TENTANG EFEK SAMPING KB IMPLAN DI PUSKESMAS
KASIHAN II BANTUL, YOGYAKARTA
Linda Radi Lestari1, Ristiana Eka Ariningtyas2
INTISARI
Latar Belakang : Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia dapat
mempersulit pemerintah dalam menekan angka kematian ibu (AKI). Kebijakan
pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaian Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) salah satunya kontrasepsi Implan. Pengguna kontrasepsi
implan di Bantul masih sedikit. Data yang didapatkan dari Puskesmas Kasihan II
Bantul implan berada pada posisi ke-3 terendah.
Tujun Penelitian : Diketahui tingkat pengetahuan akseptor KB implan tentang
efek samping KB implan di Puskesmas Kasihan II Bantul.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan
rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 58 akseptor KB
Implan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Purposive sampling.
Pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian terhadap 58 akseptor di Puskesmas Kasihan II
Bantul yaitu berdasarkan pengetahuan akseptor KB implan tentang efek samping
KB implan sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 45 (77,6%),
pengetahuan akseptor tentang jenis efek samping sebagian besar berpengatahuan
cukup sebanyak 42 (72,4%) dan tentang penanganan efek samping sebagian besar
berpengatahuan cukup sebanyak 34(58,6%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan akseptor KB implan tentang efek samping
KB implan di Puskesmas Kasihan II Bantul dapat dikategorikan pengetahuan
cukup.
Kata Kunci : Pengetahuan, Akseptor, KB implan, Efek Samping implan
__________________________________________________________________
1 Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
2 Dosen Program Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
xi
DESCRIPTION OF KNOWLODGE LEVEL OF ACCEPTOR
KB IMPLANT ABOUT SIDE EFFECT KB IMPLANT
IN PUSKESMAS KASIHHAN II BANTUL
Linda Radi Lestari1, Ristiana Eka Ariningtyas2
ABSTRACT
Backgroud Of Study : The increasing number of people in Indonesia can make it
difficult to suppress the maternal mortality rate (MMR). The current govermment
policy on family planning leads to the use of the Long Term Contraception
Method (MKJP) one of which is implant contraception. Users contraceptive
implant in Bantul are still minor. From the data, the users of contraceptive implant
in Puskesmas Kasihan II Bantul is in the to-3 lowest position.
Objective Of Study : This study aims to describe the knowledge level of acceptor
KB Implant About Side Effect KB Implant In Puskesmas Kasihan II Bantul.
Research Methods : The type of this research is descriptive quantitativewith
Cross Sectional design. The population in this study was 58 acceptor KB Implant .
Sampling technique in this study used purposive sampling. The data collection
tool used a questionnaire sheet.
Result Study : The study of 58 acceptor KB Implant in Puskesmas Kasihan II
Bantul is besed on knowlodge level of acceptor KB Implant most of the
knowlodge enough as much 45 (77,6%), acceptor knowlodge about the types of
side effects most of the knowlodge enough as much 42 (77,4%), and about the
treatment of side effects most of the knowlodge enough as much 34 (58,6%).
Conclusion : The knowledgelevel level acceptor KB Implant about side effect KB
Implant in Puskesmas Kasihan II Bantul was in enough.
Keywords : Knowlodge, acceptor, KB Implant, side effects.
_______________________________________________________________
1Student of Midwifery Program School of Health Achmad Yani Yogyakarta
2Lecturer of Midwifery Program School of Health Achmad Yani Yogyakarta
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) jumlah penduduk dunia
mencapai 7,2 milyar hingga tahun 2013. Negara Indonesia berada di urutan ke-4
penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. Sensus penduduk
Indonesia 2013 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia 237.641.326 jiwa.
Penduduk Indonesia yang padat menggambarkan kurangnya keberhasilan
program Keluarga Berencana (KB). Berdasarkan penelitian World Health
Organization (WHO) di seluruh dunia, terdapat kematian ibu sebesar 500.000
jiwa pertahun. Kematian ibu tersebut terjadi terutama di negara berkembang
sebesar 99%. Hasil survei Demografi Kesehatan Indonesia (BKKBN, 2012)
menyatakan bahwa pada tahun 2012 angka kematian ibu sebesar 359/100.000
kelahiran hidup. Angka ini meningkat dari tahun 2007 yaitu sebesar 228/100.000
kelahiran hidup.
Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia dapat mempersulit
pemerintah dalam menekan Angka Kematian Ibu (AKI). Program Keluarga
Berencana (KB) Nasional merupakan ujung tombak dari pemerintah untuk
menyeimbangkan pertumbuhan penduduk. Angka Kematian Ibu (AKI)
merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 228 per 100.000 kelahiran
hidup. Indonesia sebagai salah satu negara tertinggi di Asia dan tertinggi ke-3 di
kawasan ASEAN (Depkes, 2012). Salah satu upaya pencegahan menurunkan AKI
di Indonesia adalah dengan menggerakkan masyarakat terutama PUS (Pasangan
Usia Subur), untuk ber-KB. Keluarga Berencana (KB) mempunyai posisi yang
strategis dalam upaya penanggulangan pertumbuhan penduduk melalui kelahiran,
pendewasaan usia perkawinan dan pembinaan ketahanan serta peningkatan
kesejahteraan keluarga. Pembangunan Keluarga Berencana Nasional diarahkan
pada terwujudnya Keluarga Berkualitas yang dimaksudkan adalah warga
Indonesia yang mempunyai jumlah anak yang ideal, sehat berpendidikan,
2
sejahterah berwawasan kedepan, terpenuhi hak-hak reproduksinya dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa (BKKBN, 2011).
Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaian
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) merupakan suatu metode kontrasepsi efektif karena dapat
memberikan perlindungan dari resiko kehamilan untuk jangka waktu hingga 10
(sepuluh) tahun. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), dinilai paling cost
effective dengan tingkat keberhasilan mencapai 99%. Penggunaan MKJP di
Indonesia sendiri relatif masih rendah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti : faktor sosial, demografi, ekoomi, dan sarana serta faktor yang berkaitan
dengan kualitas pelayanan dari MKJP itu sendiri (BKKBN, 2012).
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dengan implan merupakan
salah satu metode unggulan, dinilai efektif dari segi kegunaan dan biaya dengan
tingkat keberhasilan mencapai 99%. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau
yang disebut Implan (susuk) adalah alat kontrasepsi yang disusupkan di bawah
kulit lengan atas sebelah dalam, yang terbuat dari sejenis silastik yang berisi
hormon. Implan sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan).
Implan mempunyai keuntungan yang tinggi yaitu sebagai perlindungan kehamilan
jangka panjang, pengembalian kesuburan cepat, tidak mengganggu produksi ASI,
dan tidak mengganggu hubungan seksual (Handayani, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian Maharani (2007), yang melakukan penelitian
hubungan lama pemakaian KB implan dengan keluhan akseptor menunjukkan
bahwa keluhan yang dirasakan 73% tidak teraturnya siklus menstruasi, dan 27%
teratur siklus menstruasinya. Amenore terjadi pada 30-40% wanita pada akhir
tahun pertama pemakaian, perdarahan tidak teratur terjadi pada sekitar 50%
wanita pada 3 bulan pertama, tetapi menurun hingga 30% pada bulan ke-6 dan
perdarahan memanjang paling banyak dialami pada 3 bulan pertama.
Sebagai tenaga kesehatan khususnya Bidan mempunyai peran untuk
membantu untuk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu), dengan cara
membantu mempromosikan tentang Keluarga Berencana. Salah satu caranya
dengan memberikan konseling. Dalam melakukan konseling KB agar optimal
3
tenaga kesehatan bisa menggunakan alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK),
yang berisi informasi seputar kontrasepsi (Saifuddin, 2012). Kenyataannya
banyak wanita yang mengalami kesulitan dalam menentukan alat kontrasepsi
yang sesuai untuk dirinya. Kendala yang sering ditemukan karena kurangnya
pengetahuan. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan yang meliputi derajat
status kesehatan, kemungkinan munculnya efek samping, kemungkinan adanya
kegagalan atau terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, jumlah kisaran keluarga
yang diharapkan, persetujuan dari suami atau istri, nilai-nilai budaya, lingkungan
serta keluarga dan lain sebagainya (Everett, 2012).
Program Keluarga Berencana di Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan
November 2015, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) adalah 552.22 dengan
akseptor KB aktif perempuan 439.605 (79,61%) meliputi KB IUD 115.253
(26,22%), MOW 20.855 (4,74%), Implan 29.536 (6,72%), Suntik 192.161
(43,71%), Pil 49.465 (11,25%). Bulan November tahun 2015 di Kabupaten
Bantul sendiri peserta KB aktif sebanyak 120.208 (23,54%). Implan berada pada
urutan ke-5 dengan jumlah akseptor 5.892 (4,90%), dibandingkan alkon lainnya
seperti peminat MOW dan MOP (BKKBN, 2015).
Data yang diperoleh dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 9-10
Februari 2017 di Puskesmas Kasihan II Bantul, dengan jumlah PUS 8.435
meliputi akseptor KB MOW (441), MOP (55), IUD (1.477), Pil (826), Kondom
(627), Suntik (2.792), Implan (140). Dan angka drop out KB Implan di
Puskesmas Kasihan II Bantul sebanyak 13 akseptor dengan berbagai macam
alasan. Berdasarkan hasil wawancara kepada 8 responden didapatkan 5 orang tahu
tentang implan serta efek sampingnya dan 3 orang lain tidak begitu mengetahui
tentang efek samping KB Implan.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dari 8 orang didapatkan hasil bahwa
pengetahuan akseptor implan tentang impaln dan efek sampingnya sudah lebih
banyak yang mengetahuinya dibandingkan yang belum tahu, tetapi penggunaan
implan masih berada di posisi ke-3 terendah dibandingkan dengan alat kontrasepsi
lainnya.
4
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implan Tentang Efek Samping
KB Implan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan akseptor
KB implan tentang efek samping KB implan di Kerja Puskesmas Kasihan II
Bantul”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB implan tentang efek samping KB
implan di Kerja Puskesmas Kasihan II Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB implan tentang jenis efek
samping implan di Puskesmas Kasihan II Bantul.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB implan tentang cara
penanganan efek samping KB implan di Puskesmas Kasihan II Bantul.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah referensi terutama ilmu kebidanan khususnya dalam alat
kontrasepsi implan.
2. Manfaat Praktis
a. Bidan di Puskesmas Kasihan II Bantul
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai
bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam memberikan konseling
tentang KB Implan daan efek sampingnya kepada calon akseptor.
b. Institusi STIKES A. Yani
Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa STIKES A. Yani Yogyakarta
yang dapat diakses melalui perpustakaan.
c. Peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan sumber acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya
sejenis.
5
d. Akseptor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
meningkatkan motivasi masyarakat dalam keikutsertaannya mendukung
program pemerintah khususnya program KB dan dapat mengetahui efek
samping KB Implan serta cara mengatasinya.
E. Keaslian Penelitian
1. Rika Maryati (2013) meneliti tentang ”Tingkat Pengetahuan Akseptor KB
Implan Tentang Efek Samping KB Implan Di Bidan Yayuk Suprapti Desa
Taman Sragen”. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional, teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik sampling jenuh dengan jumlah responden 34 dan
penggumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian ini
tingkat pengetahuan akseptor KB Implan di bidan desa Yayuk Suprapti
didapatkan pengetahhuan baik sebanyak 2 (5,9%) responden, pengetahuan
cukup sebanyak 28 (82,3%) responden, dan pengetahuan kurang sebanyak
4 (11,8%) responden. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama
meneliti tentang efek samping KB Implan, sama-sama menggunakan
variabel tunggal, dan instrumen yang digunakan yaitu kuesioner.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah teknik
penyamplingan, lokasi dan waktu penelitian serta jumlah responden yang
digunakan untuk melakukan penelitian.
2. Aliyah Dwi Kurniati (2012) meneliti tentang “Tingkat Pengetahuan
Wanita Usia Subur Tentang KB Implan di Desa Mantingan Kec.
Mantingan Kab. Ngawi”. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif
kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan
pengambilan sampel dengan teknik quota sampling dengan jumlah
responden 157. Hasil dari penelitian ini adalah WUS dengan pengetahuan
baik sebanyak 111 (70,7%) responden, pengetahuan kurang sebanyak 24
(15,3%) responden, serta pengetahuan cukup sebanyak 24 (15,3%)
responden. Persamaan dalam penelitian ini adalah tema penelitian dan dan
6
desaian penelitian. Perbedaan dalam penelitian ini adalah teknik
pengambilan sampel, waktu dan lokasi penelitian, jumlah sampel dan
instrument yang digunakan.
3. Loreta Maharani (2011) meneliti tentang “Tingkat Pengetahuan PUS
Dalam Penggunaan Kontrasepsi Implan Di Puskesmas Pintu Angin Kota
Sibolga Sumatera Utara”. Desaian dalam penelitian ini menggunakan
deskriptif, instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner, teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah
responden 130. Hasil penelitian ini mayoritas tingkat pengetahuan ibu
kategori cukup yaitu sebanyak 78 (60%), mayoritas tingkat pengetahuan
baik sebanyak 98 (75,4%). Persamaan dalam penelitian ini adalah tema
penelitian, instrumen yang digunakan yaitu kuesioner. Perbedaan dalam
penelitian adalah waktu dan lokasi penelitian, teknik pengambilan sampel,
serta jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian.
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kasihan II Bantul,
Yogyakarta yang beralamat di Jl. Padokan Kecamatan Kasihan,
Tirtonirmolo Bantul, wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul terdiri
atas 2 desa yaitu desa Tirtonirmolo dan Ngestiharrjo. Pelayanan kesehatan
dasar di Puskemas Kasihan II Bantul meliputi KIA termasuk KB, usaha
kesehatan gizi masyarakat, kesehatan lingkungan, pemberantasan dan
pencegahan penyakit menular (P2M), Pengobatan termasuk penanganan
darurat karena kecelakaan, dan promosi kesehatan. Jam pelayanan
Puskesmas Kasihan II Bantul hari Senin-Kamis jam 07.30-14.30 wib,
Jum’at jam 07.30-11.30 wib, Sabtu jam 07.30-13.00 wib. Program-
program layanan kesehatan di Puskesmas Kasihan II Bantul bersifat
promotif, preventif, dan rehalibitatif.
Jumlah tenaga kesehatan khususnya kebidanan di Puskesmas
Kasihan II Bantul berjumlah 6 (enam) orang , untuk program Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) melayani pemeriksaan kehamilan, Keluarga
Berencana (KB), imunisasi, persalinan, pemeriksaan ibu nifas, dan
pengobatan anak. Pelayanan KIA dilaksanakan setiap hari Senin-Sabtu
sampai selesai. Di Puskesmas Kasihan II Bantul, sebelum memberikan
pelayanan khususnya KB, akseptor terlebih dahulu diberikan konseling.
Pemberian konseling kepada akseptor bidan menggunakan lembar balik
untuk lebih memudahkan akseptor dalam memahami yang disampaikan
bidan.
2. Karakteristik Subyek Penelitian
Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan
berdasarkan umur, pendidikan, paritas, dan pekerjaan yang diuraikan
sebagai berikut
38
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Akseptor KB Implan berdasarkan
karakteristik Di Puskesmas Kasihan II Bantul
Karaktristik Frekuensi Persentase (%)
Umur
<20 tahun 2 3,4 %
20-35 tahun 27 46,6 %
>35 tahun 29 50,0 %
Jumlah 58 100
Pendidikan
SD-SMP 18 31,0 %
SMA-Sederajat 32 55,2 %
Perguruan Tinggi 8 13,8 %
Jumlah 58 100
Paritas
1 3 5,2 %
2-3 41 70,7 %
>3 14 24,1 %
Jumlah 58 100
Pekerjaan
IRT 32 55,2 %
Swasta 19 32,8 %
PNS 7 12,1 %
Jumlah 58 100
(Sumber : Data Primer, 2017)
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan sebagian besar akseptor implan di Puskesmas
Kasihan II Bantul, berumur > 35 tahun sebanyak 29 orang (50,0 %), pendidikan
responden mayoritas tamatan SMA/Sederajat dengan jumlah 32 orang (55,2 %),
berdasarkan jumlah anak diketahui sebagian besar mempunyai anak 2-3 anak
sebanyak 41 orang (70,7 %) dan pekerjaan akseptor mayoritasnya menjadi Ibu
Rumah Tangga (IRT) sebanyak 32 orang (55,2 %).
1. Pengetahuan Akseptor Tentang Efek Samping Implan
Pengetahuan akseptor KB Implan tentang efek samping KB Implan di
Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta diuraikan sebagai berikut :
a. Pengetahuan akseptor tentang efek samping KB Implan
39
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Akseptor Berdasarkan Pengetahuan
Terhadap Efek Samping KB Implan Di Puskesmas Kasihan II
Bantul
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 2 3,4 %
Cukup 45 77,6 %
Kurang 11 19,0 %
Jumlah 58 100
(Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa secara umum pengetahuan akseptor KB
Implan tentang efek samping KB Implan di Puskesmas Kasihan II Bantul
sebagian besar adalah kategori cukup sebanyak 45 orang (77,6 %).
b. Tingkat Pengetahuan akseptor tentang jenis efek samping dan penanganannya
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Akseptor Berdasarkan Jenis Efek
Samping KB Implan dan penangannya Di Puskesmas Kasihan II
Bantul
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Jenis Efek Samping
Baik 2 3,4 %
Cukup 42 72,4 %
Kurang 14 24,1 %
Jumlah 58 100
Penanganan Efek Samping
Baik 13 22,4 %
Cukup 34 58,6 %
Kurang 11 19,0 %
Jumlah 58 100
(Sumber : Data Primer 2017)
Berdasarkan tabel 5. Diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan akseptor KB
Implan di Puskesmas Kasihan II Bantul mengenai jenis efek samping KB Implan
di kategorikan cukup yaitu sebanyak 42 orang (72,4 %), dan untuk
penanganannya diketahuai frekuensi terbanyak yaitu akseptor yang memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 34 orang (58,6 %).
40
B. Pembahasan
1. Tingkat pengetahuan secara umum pada akseptor KB Implan di Puskesmas
Kasihan II Bantul
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa secara umum
pengetahuan akseptor KB Implan tentang efek samping KB Implan di Puskesmas
Kasihan II Bantul sebagian besar adalah kategori cukup 45 orang (77,6 %).
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil dari tahu sebagai
akibar proses pengindaraan terhadap objek tertentu melalui panca indera dan
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya dimana pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung
maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitiannya Rika Maryati (2013) yang berjudul “Tingkat
Pengetahuan Akseptor KB Implan Tentang Efek Samping KB Implan Di Bidan
Yayuk Suprapti Desa Taman Sragen” yang menunjukkan tingkat pengetahuan
akseptor implan adalah kategori cukup.
Menurut Suliha dalam Sari dkk (2010), faktor yang mempengaruhi
pengetahuan dalah tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, sosial
ekonomi dan pekerjaan. Pendidikan adalah upaya yang memberikan pengetahuan
sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Dengan pendidikan tinggi maka, seseorang akan cendrung untuk mendapatkan
informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan (Sari dkk, 2010). Menurut penelitian membuktikan bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki oleh seeseorang calon
akseptor akan mempengaruhi keputusannya dan keberlangsungannya dalam ber-
KB (Khotima, 2011).
Dilihat dari pendidikan responden sebagian besar adalah Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebanyak 32 orang (55,2 %). Pendidikan turut
41
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan
yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin baik pula pengetahuannya. Pendidikan yang djalani seseorang memiliki
pengaruh pada peningkatan kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang
berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional,
umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan
individu yang berpendidikan lebih rendah. Menurut Sari dkk (2009), pendidikan
adalah upaya yang memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku
positif yang meningkat. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak
pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden adalah sebagai Ibu
Rumah Tangga sebanyak 32 orang (55,2 %). Salah satu faktor pembentuk
pengetahuan seseorang adalah lingkungan sosial termaksud didalamnya
lingkungan kerja. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi khususnya yang berbasis internet, memudahkan seseorang untuk
memperoleh informasi dan sumber pengetahuan up to date kapanpun dan
dimanapun tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu (Erfendi, 2008). Pekerjaan
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Tingkat pekerjaan
berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi karena lingkungan, pekerjaan yang
mendorong seseorang dalam pemilihan kontrasepsi.
Berdasarkan umur akseptor diketahui sebagian besar akseptor berumur
>35 tahun sebesar 29 orang (50,0 %). Dengan usia lebih >35 tahun secara
psikologis telah masuk akal dalam rentang usia dewasa madya dimana seseorang
semakin mencapai kematangan emosional sehingga mampu mengambil keputusan
yang tepat dalam hal yang berhubungan dengan dirinya. Seperti yang
dikemukakan oleh Prananjaya cit Puspitiwati (2012) yang menyebutkan semakin
tua usia seseorang maka semakin banyak pengalaman, pengetahuan dan keahlian
sehingga semakin arif dalam mengambil keputusan atau tindakan.
42
2. Berdasarkan Dimensi Tingkat Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana
Tentang Jenis Efek Samping dan Penangannya
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa pengetahuan akseptor
KB Implan mengenai jenis-jenis efek samping KB Implan sebagian besar adalah
kategori cukup (72,4 %), pengetahuan tentang jenis-jenis efek samping KB
Implan termaksuk ke tingkat pengetahuan “tahu”. Menurut Budiman & Riyanto
(2013), tahu artinya dapat mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya.
Pengetahuan merupakan hasil atau “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu
obyek tertentu. Proses pengindraan trjadi melalui panca indra manusia yakni indra
penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, dan peraba melalui kulit.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangaat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Overt behavior) Notoatmodjo (2010).
Ukuran bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menjawab pertanyaan
yang diberikan. Pengetahuan akseptor implan tentang jenis-jenis efek samping
menunjukkan akseptor implan mampu menjawab pertanyaan tentang jenis-jenis
efek samping implan seperti gangguan haid, perubahan berat badan, dan efek
samping lainnya. Dari hasil penelitian sebagian besar jawaban responden yang
banyak salah pada nomer 16, 17, 18 tentang efek samping KB Implan. Menurut
Sari dkk (2009) faktor yang mempengarui pengetahuan adalah tingkat pendidikan,
informasi, budaya, pengalaman, sosial ekonomi dan pekerjaan. Banyaknya
akseptor yang memiliki pengetahuan cukup dikarenakan responden sebagian
besar berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga sudah mengetahui
tentang alat kontrasepsi yang akan digunakan.
Pengetahuan akseptor KB Implan tentang cara penanganan efek samping
KB Implan di Puskesmas Kasihan II Bantul dikategorikan sebagian besar adalah
kategori cukup (34,2%). Dari hasil penelitian sebagian besar responden dapat
menjawab pertanyaan nomer 26 dan 27 yaitu tentang penanganan efek samping.
Menurut Mulyani (2013) efek samping yang timbul dari berbagai jenis efek
samping seperti gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan libido,
perubahan BB, efek pada sistem reproduksi, dan efek samping lainnya dapat
diatasi dengan pengobatan dan pemberian konseling. Banyak akseptor yang
43
memiliki pengetahuan cukup dikarenakan akseptor sebelum menggunakan alat
kontrsepsi tersebut diberikan konseling terlebih dahulu sebelum akseptor
melakukan pemasangan. Karena sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan
mempunyai peran untuk membantu menurunkan Angka Kematian Ibu, dengan
cara membantu mempromosikan tentang Keluarga Berencana. Salah satunya
dengan memberikan konseling. Dalam melakukan konseling konseling KB agar
optimal bidan menggunakan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK), yang
berisi informasi seputar kontrasepsi (Saifuddin, 2012). Seperti hasil pengamatan
yang dilakukan pada Puskesmas Kasihan II Bantul, bahwa bidan sebelum
melakukan pemasangan terlebih dahulu memberikan informasi kepada calon
akseptor melalui media lembar balik.
c. Keterbatasan Penelitian
Peneliti mengalami sedikit masalah yaitu kesulitan peneliti untuk menemui
responden di Puskesmas dan mengharuskan peneliti melakukan penelitian secara
door to door, dan pada saat responden mengisi kuesioner seringkali responden
terburu-buru karena aktivitas responden sehingga responden menjawab
pertanyaan kurang optimal yang disebabkan kurangnya konsentrasi.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data penelitian mengambil judul “Tingkat
Pengetahuan Akseptor KB Implan Tentang Efek Samping KB Implan Di
Puskesmas Kasihan II Bantul dengan responden sebanyak 59 orang.
Tingkat pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan akseptor KB Implan tentang efek samping KB
Implan sebagian besar dalam kategori cukup (77,6 %).
2. Tingkat pengetahuan akseptor KB Implan tentang jenis efek samping
KB Implan sebagian besar dalam kategori cukup (72,4 %).
3. Tingkat Pengetahuan akseptor KB Implan tentang cara penanganan
efek samping KB Implan sebagian besar dalam kategori cukup (58,6
%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Puskesmas Kasihan II Bantul
Tenaga kesehatan khususnya bidan agar lebih sering mengadakan
penyuluhan tentang KB dan mengajak responden untuk berpartisipasi
aktif serta mendukung program KB.
2. Institusi STIKES A.Yani
Menambah bahan referensi kepustakaan hasil kajian ilmiah tentang
KB yang dapat dijadikan acuan untuk pengembangan dan kajian
ilmiah mahasiswa.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk mengembangkan
penelitian dengan menambahkan variabel lain seperti pengetahuan
tentang kontrasepsi implan atau kejadian drop out implan dan
45
menggunakan responden yang lebih banyak sehingga didapatkan hasil
yang lebih baik.
4. Akseptor
Bersedia mengikuti penyuluhan dan aktif bertanya serta menanggapi
agar dapat mengetahui bagaimana cara memilih dan menggunakan
alat kontrasepsi yang benar dan sesuai sertaa dapat mengetahui efek
samping yang ditimbulkandan cara mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, A. P. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta
Rineka Cipta.
Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
BKKBN. (2010). Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Direktorat Pelaporan dan Statistik.
_______. (2011). Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Kecil Berkualitas.
Jakarta : BKKBN.
_______. (2012). Cukilan Data Program Keluarga Berencana (KB) KN Nomor
246 ISSN : Jakarta.
_______. (2015). Tingkat Prevalensi Peserta KB Tahun 2015. Yogyakarta :
BKKBN.
Budiarto. E. (2011). Metodologi Pnelitian Kedokteran. Jakarta : EGC
Depkes RI (2007). Pelayanan Keluarga Berencana.Depkes RI.
Depkes RI (2012). Angka Kematian Ibu. Depkes RI.
Erfendi (2008). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.Bandung : Alfabeta
Everett, Suzanne. (2012). Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual
Reproduksi. Jakarta: EGC.
Handayani, Sri. (2012). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :
Pustaka Rihana.
Hartanto, Hanafi. (2012). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi cet-5. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan.
Irianto, K. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung : Alfabeta.
Khotima. (2011). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Istri Dengan Pemilihan
Kontrasepsi Vasektomi Pada Pasangan Usia Subur. Semarang. UNDIP.
Kurniati. Dwi. A. (2012).Tingkat Pengetahuan WUS Tentang KB Implan Di Desa
Mantingan Kec. Mantingan Kab. Ngawi. KTI.
Maharani, Loreta. (2011). Tingkat Pengetahuan PUS Dalam Penggunaan
Kontrasepsi Implan Di Puskesmas Pintu Angin Kota Sibolga Sumatera
Utara. KTI.
Manuaba, I.A.C (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mulyani, Rinawati. (2013). Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Maryati, Rika. (2013). Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Implan Tentang Efek
Samping KB Implan Di Bidan Yayuk Suprapti Desa Taman Sragen. KTI
Nasir, dkk. (2011). Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan (Ed. 2). Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
____________. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Saifuddin. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT
Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.
Sari dan Utami. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang KB
Hormonal Dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Gangguan
Menstruasi di Kel. Pablengan Kab. Karang Anyar. Kartasastra : FIK
UMS.
Sugiyono. (2012). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sulistyawati, Ari. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba
Medika.
Suyanto dan Salamah. (2009). Riset Kebidanan. Metodologi & Aplikasi.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Oesman. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian MKJP. Analis
Lanjut SDKI 2002. Jakarta. BKKBN.
Prawihardjo, S. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo.
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Riwidikdo, H. (2008). Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Cendikia Press.
Widoyoko, E. P. (2012). Tehnik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Wiknjosastro, H. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sawono Prawihardjo.
Yuhaedi, T. (2013). Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta : EGC.
KUESIONER
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PADA AKSEPTOR KB
IMPLAN TENTANG EFEK SAMPING KB IMPLAN
DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL
A. Biodata Responden No : Tanggal :
Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini dengan cara tanda ceklis (√) pada
jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda atau menulis pada kolom
yang telah disediakan.
1. Nama :……………………………………….
2. Umur : a) < 20 tahun
b) 20-35 tahun
c) > 35 tahun
3. Pendidikan : a) SD, SMP/Sederajat
b) SMA/Sederajat
c) Pendidikan Tinggi/Akademi
4. Jumlah Anak : a) 1
b) 2-3
c) > 3
5. Pekerjaan : a) PNS
b) IRT
c) Swasta
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PADA AKSEPTOR
KB IMPLAN TENTANG EFEK SAMPING KB IMPLAN
DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL
Petunjuk Pengisian :
3. Isilah identitas anda secara lengkap dan benar
4. Bacalah dengan teliti pernyataan sebelum anda menjawab
5. Berilah jawaban yang benar dan sejujurnya menurut pendapat anda agar
diperoleh data yang benar, akurat, dan obyektif
6. Berilah tanda checklist (√ ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban yang anda
pilih
7. Keterangan jawaban
B : Benar
S : Salah
NO Pertanyaan Benar Salah
Efek Samping KB Implan
1. Beberapa pengguna KB Implan akan
mengalami perubahan pola haid pada tahun
pertama.
2. Semua pengguna implan akan meengalami
perdarahan yang banyak selama
menggunakan implan.
3. Semua pengguna implan berhenti mengalami
haid selama ,memakai implan.
4. Jarang penggguna implan akan mengalami
tidak datangnya haid setelah menggunakan
implan.
5. Efek samping penggunaan implan bisa
menyebabkan perdarahan bercak-bercak.
6. Semua pengguna implan selama 3 bulan
berturut-turut tidak akan mengalami haid.
7. Pada pengguna implan, akibat depresi dapat
menyebabkan tubuh kekurangan vitamin.
8. Gejala depresi ditandai dengan rasa lesu, dan
tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas.
9. Pada pengguna implan yang mengalami
depresi, tidak dianjurkan untuk mengganti
alat kontrasepsi.
10. Keputihan jarang terjadi pada pengguna
implan.
11. Keputihan normal bisa disebabkan karena
stres dan kelelahan.
12. Jerawat muncul akibat peningkatan produksi
minyak.
13. Semua yang menggunakan implan akan
timbul jerawat.
14. Semua pengguna implan akan mengalami
kenaikan gairah seksual.
15. Tidak selalu pengguna implan akan
mengalami berat badan.
16. Semua yang menggunakan implan akan
ditemukan penyakit kista ovarium.
17. Penggunaan implan bisa menyebabkan
bertambahnya resiko dari kehamilan diluar
kandungan (ektopik).
18. Pada pengguna implan yang mengalami
penyakit kista ovarium, cara mengatasinya
tidak perlu dilakukan proses pembedahan.
19. Sakit kepala pada pengguna implan
disebabkan hormon estrogen.
20. Sakit kepala, nyeri payudara dan perubahan
mood adalah efek samping lainnya dari
implan.
21. Nyeri payudara disebabkan gangguan
keseimbangan hormon estrogen dan
progesterone.
22. Apabila sakit kepala ibu berlanjut, ibu tetap
dianjurkan menggunakan KB Implan
23. Bagi pengguna implan yang baru
menggunakan KB Implan akan mengalami
kecemasan karena proses
pemasangan/pelepasan
Penanganan Efek Samping KB Implan
24. Pada pengguna implan yang mengalami
depresi, terapi psikilogis sangat cocok bagi
penderita depresi.
25. Penanganan pada penderita yang mengalami
jerawat yaitu dengan cara menggunakan
kosmetik yang mahal
26. Bila pengguna implan terlalu kurus, maka
dianjurkan diet tinggi kalori.
27. Diet rendah kalori dan olahraga teratur adalah
cara untuk menurunkan berat badan.
28. Tidak dianjurkan untuk mengganti alat
kontrasepsi pada akseptor yang mengalami
kenaikan berat badan.
29. Jika pengguna implan mengalami nyeri
payudara maka anjurkan klien mengguna BH
yang kecil dan sesak.
30. Tidak menganjurkan klien yang mengalami
sakit kepala berkelanjutan untuk mengganti
alat kontrasepsi