BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1...

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya kepemimpinan, visi & misi serta norma-norma kepercayaan dan pengertian yang dianut oleh anggota organisasi dan dianggap sebagai kebenaran bagi anggota yang baru yang menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen organisasi suatu perusahaan untuk membentuk sikap dan perilaku. Hakikatnya, budaya organisasi bukan merupakan cara yang mudah untuk memperoleh keberhasilan, dibutuhkan strategi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu andalan daya saing organisasi. Budaya organisasi merupakan sebuah konsep sebagai salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut Harvey dan Brown (dalam Bahan Bacaan Pengantar Imu Administrasi Bisnis, 2009:135) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu sistem nilai dan kepercayaan bersama yang berinteraksi dengan orang-orang, struktur dan sistem suatu organisasi untuk menghasilkan norma-norma perilaku. Budaya organisasi merupakan pedoman berprilaku bagi orang-orang dalam perusahaan. Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilai- nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Budaya Organisasi

2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya

kepemimpinan, visi & misi serta norma-norma kepercayaan dan pengertian yang

dianut oleh anggota organisasi dan dianggap sebagai kebenaran bagi anggota yang

baru yang menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen organisasi suatu

perusahaan untuk membentuk sikap dan perilaku. Hakikatnya, budaya organisasi

bukan merupakan cara yang mudah untuk memperoleh keberhasilan, dibutuhkan

strategi yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu andalan daya saing

organisasi. Budaya organisasi merupakan sebuah konsep sebagai salah satu kunci

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.

Menurut Harvey dan Brown (dalam Bahan Bacaan Pengantar Imu

Administrasi Bisnis, 2009:135) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu

sistem nilai dan kepercayaan bersama yang berinteraksi dengan orang-orang,

struktur dan sistem suatu organisasi untuk menghasilkan norma-norma perilaku.

Budaya organisasi merupakan pedoman berprilaku bagi orang-orang dalam

perusahaan.

Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-

nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

anggota-anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan

kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung startegi

organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan

lingkungan dengan cepat dan tepat (http://puslit.petra.ac.id/-puslit/journals/,

diakses pada tanggal 17 Mei 2013 pukul 20.00 WIB).

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-

nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman

tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal

dan integrasi internal (Mangkunegara, 2005:113).

Berdasarkan pengertian tersebut maka ditarik kesimpulan bahwa

pengertian budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi atau sistem

keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dianut oleh setiap anggota organisasi yang

dijadikan sebagai pedoman membentuk dan mengarahkan perilaku dalam

mengatasi masalah akibat adanya perubahan. Adapun unsur-unsur budaya

organisasi, diantaranya :

1. Asumsi dasar

2. Seperangkat nilai dan Keyakinan yang dianut

3. Pemimpin

4. Pedoman mengatasi masalah

5. Berbagai nilai

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

6. Pewarisan

7. Acuan prilaku

8. Citra dan Brand yang khas

9. Adaptasi

2.1.2 Fungsi Budaya Organisasi

Tika (2006:14) dalam bukunya yang berjudul “Budaya Organisasi dan

Peningkatan Kinerja Perusahaan”, menyatakan bahwa terdapat 10 fungsi utama

budaya organisasi, diantaranya :

Pertama, sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun

kelompok lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki

oleh suatu organisasi atau kelompok yang tidak dimiliki organisasi atau kelompok

lain.

Kedua, sebagai perekat bagi anggota organisasi dalam suatu organisasi. Hal ini

merupakan bagian dari komitmen kolektif dari anggota organisasi. Mereka bangga

sebagai seorang pegawai suatu organisasi atau perusahaan. Para pegawai

mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan memiliki rasa tanggung jawab atas

kemajuan perusahaannya.

Ketiga, mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan dimana

lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung, dan konflik serta perubahan

diatur secara efektif.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

Keempat, sebagai mekanisme dalam memandu dan membentuk sikap serta

perilaku anggota-anggota organisasi. Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol,

didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya anggota

organisasi oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang

kuat memastikan bahwa semua orang diarahkan kearah yang sama.

Kelima, sebagai integrator. Budaya organisasi dapat dijadikan integrator karena

adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya

perusahaan-perusahaan besar dimana setiap unit terdapat sub budaya baru.

Keenam, membentuk perilaku bagi anggota-anggota organisasi. Fungsi ini

dimaksudkan agar anggota-anggota organisasi dapat memahami bagaimana

mencapai suatu tujuan organisasi.

Ketujuh, sebagai saran untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi.

Budaya organisasi diharapkan dapat mengatasi masalah adaptasi terhadap

lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal.

Kedelapan, sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pemasaran, segmentasi

pasar, penentuan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut.

Kesembilan, sebagai alat komunikasi. Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai

alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antaranggota

organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin pada aspek-aspek

komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu yang bersifat material dan

perilaku.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

Kesepuluh, sebagai penghambat berinovasi. Budaya organisasi dapat juga

menjadi penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi

tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal

dan integrasi internal.

Oleh karena itu, fungsi budaya organisasi sebagai pedoman kontrol dalam

membentuk sikap dan perilaku karyawan dalam menyelesaikan masalah-masalah

organisasi melalui nilai-nilai dan norma yang dianut untul lebih berinovasi.

Budaya organisasi dapat pula berfungsi sebagai kontrol atas sikap dan perilaku

anggota-anggota organisasi dalam mencapai tujuan.

2.1.3 Karakteristik Budaya Organisasi

Menurut Stepen P. Robbins (dalam Tika, 2006:10) yang bukunya berjudul

“Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan”, menyatakan bahwa

terdapat 10 karakteristik budaya organisasi, diantaranya :

1. Inisiatif Individual

Inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau

indepedensi yang dipunyai setiap anggota organisasi dalam

mengemukakan pendapat. Inisiatif individual tersebut perlu dihargai

oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut

ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi/perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

2. Toleransi terhadap tindakan beresiko

Suatu budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan

toleransi kepada anggota/para pegawai agar dapat bertindak agresif dan

inovatif untuk memajukan organisasi/perusahaan serta berani

mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya.

3. Pengarahan

Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/perusahaan

dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan.

Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan

tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja

organisasi/perusahaan.

4. Integrasi

Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi/perusahaan dapat

mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang

terkoordinasi. Kekompakan unit-unit tersebut dapat mendorong

kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.

5. Dukungan manajemen

Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat

memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang

jelas terhadap bawahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

6. Kontrol

Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau

norma-norma yang berlaku di dalam suatu organisasi atau perusahaan.

7. Identitas

Identitas dimaksudkan untuk sejauh mana para anggota suatu

organisasi/perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu

kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu

atau keahlian profesional tertentu.

8. Sistem imbalan

Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan (kenaikan

gaji, promosi dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai,

bukan didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.

9. Toleransi terhadap konflik

Sejauh mana para pegawai/karyawan di dorong untuk mengemukakan

konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan

fenomena yang sering terjadi dalam suatu organisasi/perusahaan.

Namun, perbedaan pendapat dan kritik tersebut bisa digunakan untuk

melakukan perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan

organisasi/perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

10. Pola komunikasi

Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hirarki kewenangan yang

formal. Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat

terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar

karyawan itu sendiri.

2.1.4 Pembentukan Budaya Organisasi

Ada beberapa unsur yang berpengaruh terhadap pembentukan budaya

organisasi. Deal & Kennedy dalam bukunya Corporate Culture: The Roles and

Ritual of Corporate, membagi lima unsur sebagai berikut :

a. Lingkungan usaha

Kelangsungan hidup organisasi ditentukan oleh kemampuan organisasi

memberi tanggapan yang tepat terhadap peluang dan tantangan

lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsur yang menentukan

terhadap apa yang harus dilakukan organisasi agar bisa berhasil.

Lingkungan usaha yang terpengaruh antara lain meliputi produk yang

dihasilkan, pesaing, pelanggan, pemasok, teknologi, kebijakan

pemerintah, dan lain-lain. Maka dari itu, organisasi harus melakukan

tindakan-tindakan untuk mengatasi lingkungan tersebut antara lain

seperti kebijakan penjualan penemuan baru, atau pengelolaan biaya

dalam menghadapi realitas pasar yang berbeda dengan lingkungan

usahanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

b. Nilai-nilai

Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah organisasi.

Setiap organisasi mempunyai nilai-nilai inti sebagai pedoman berfikir

dan bertindak bagi semua warga dalam mencapai tujuan atau misi

organisasi. Nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh anggota organisasi

antara lain dapat berupa slogan atau motto yang dapat berfungsi

sebagai jati diri bagi orang yang berada dalam organisasi karena

adanya rasa istimewa yang berbeda dengan organisasi lainnya, dan

dapat dijadikan harapan konsumen terhadap perusahaan untuk

memperoleh kualitas produk dan pelayanan yang baik.

c. Pahlawan

Pahlawan adalah tokoh panutan yang dipandang berhasil mewujudkan

nilai-nilai budaya dalam kehidupan nyata. Pahlawan tersebut bisa

berasal dari pendiri perusahaan, manajer, kelompok organisasi atau

perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi. Pahlawan

ini bisa menumbuhkan idealisme, semangat dan tempat mencari

petunjauk bila terjadi kesulitan atau dalam masalah organisasi.

d. Ritual

Ritual merupakan deretan berulang dari kegiatan yang

mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi itu,

tujuan apakah yang penting, orang-orang manakah yang penting dan

mana yang dapat dikorbankan. Acara-acara rutin ini diselenggarakan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

oleh organisasi-organisasi setiap tahunnya dalam rangka memberikan

pengharagaan bagi anggotanya. Contohnya, seperti karyawan yang

tidak pernah absen, pemberi saran yang membangun, pelayanan

terbaik, dan sebagainya.

e. Jaringan budaya

Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada

dasarnya merupakan saluran komunilasi primer. Fungsinya

menyalurkan informasi dan memberi interpretasi terhadap informasi.

Melalui jaringan informal, kehebatan organisasi diceritakan dari waktu

ke waktu.

2.1.5 Kekuatan Budaya Organisasi

Menurut S.P Robbins (dalam Tika, 2006:108) mendefinisikan budaya

organisasi kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti organisasi dipegang secara

intensif dan dianut bersama secara meluas oleh anggota organisasi. Sedangkan

menurut Vijay Sathe, budaya organisasi kuat adalah budaya organisasi yang ideal

di mana kekuatan budaya mempengaruhi intensitas perilaku.

Dalam menentukan kekuatan budaya organisasi, terdapat dua faktor di

dalamnya yaitu, kebersamaan dan identitas. Kebersamaan dapat ditunjukan

dengan besarnya derajat kesamaan yang dimiliki oleh para anggota organisasi

tentang nilai-nilai inti yang dianut secara bersama. Sedangkan intensitas adalah

derajat komitmen para anggota organisasi terhadap nilai-nilai inti budaya

organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

Pada organisasi yang memiliki budaya organisasi yang kuat memiliki ciri-

ciri seperti, anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas apa

tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik dan tidak

baik. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan

dengan jelas, dimengerti dan dipatuhi. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak

hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku

sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan.

Organisasi/perusahaan memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan

yang menjadi teladan perusahaan. Banyak ritual mulai yang sederhana sampai

yang mewah. Memiliki jaringan yang kultural yang menampung cerita-cerita

tentang kehebatan para karyawan teladan. Jadi, budaya organisasi yang kuat

membantu perusahaan memberikan kepastian kepada seluruh individu yang ada

dalam organisasi untuk berkembang bersama perusahaan dan bersama-sama

meningkatkan kegiatan usaha dalam menghadapi persaingan.

Beberapa langkah kegiatan yang dapat dilakukan oleh pemimpin

organisasi (pendiri, pemimpin puncak, dan para manajer) untuk memperkuat

budaya organisasi, diantaranya :

1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi

Pimpinan organisasi perlu memantapkan nilai-nilai dasar tersebut

agar dapat dipakai sebagai pedoman berperilaku bagi karyawan. Dalam

nilai-nilai budaya perlu dijelaskan apa yang merupakan perintah atau

anjuran, mana yang merupakan larangan, kegiatan apa yang bisa

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

mendapatkan penghargaan dan kegiatan yang bisa mendapatkan

hukuman, dan sebagainya.

2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi

Pembinaan terhadap anggota organisasi dapat dilakukan melalui

bimbingan dan pelatihan.

3. Memberikan contoh atau teladan

Dalam menanamkan dan memperkuat nilai-nilai budaya

organisasi kepada seluruh anggota organisasi, seorang pimpinan

organisasi perlu memberikan keteladanan dan kejujuran dalam

berperilaku dengan berpedoman pada nilai-nilai budaya yang telah

ditetapkan. Pemberian contoh atau teladan berpengaruh dan dapat

mempercepat penanaman dan perkuatan budaya organisasi kepada

seluruh anggota organisasi.

4. Membuat acara-acara rutinitas

Berbagai acara-acara rutinitas seperti rapat, rekreasi bersama, olah

raga, malam keakraban, dapat memberikan motivasi kepada anggota-

anggota organisasi dengan keyakinan bahwa dia adalah bagian dari

keluarga besar organisasi.

5. Memberikan penilaian dan penghargaan

Pemberian penghargaan kepada anggota-anggota organisasi yang

berprestasi dalam penanaman nilai-nilai budaya organisasi secara

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

berkala adalah hal utama, seperti kenaikan pangkat/jabatan, gaji,

pemberian gelar, hadiah dan sebagainya.

6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal

Masalah-masalah eksternal seperti persaingan, pelanggan,

penguasaan pasar, peraturan pemerintah dan masalah-masalah internal

seperti tuntutan pegawai atau karyawan, konflik dalam organisasi perlu

diantisipasi dan ditanggapi melalui budaya organisasi.

7. Koordinasi dan kontrol

Koordinasi dapat dilakukan melalui rapat-rapat resmi, atau

koordinasi antar pejabat secara berjenjang. Dan untuk mengetahui

perilaku anggota-anggota organisasi perlu dilakukan pengontrolan dan

pengawasan secara berkala.

Dari penjelasan tersebut maka budaya organisasi akan membantu

mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi, nilai dan tujuan

organisasi. Budaya organisasi juga akan meningkatkan solidaritas dan keakraban

tim antar departemen, divisi atau unit dalam organisasi sehingga mampu

menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam suatu organisasi.

2.2 Kinerja Karyawan

2.2.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja adalah terjemahan dari performance yang berarti penampilan atau

unjuk kerja atau prestasi. Istilah kinerja dalam Kamus Ilustrated Oxford

Dictionary (dalam Nasution, 2010:141) adalah menunjukkan the execution of

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

fulfilment of a duty (pelaksanaan atau pencapaian dari suatu tugas) atau persons

achievment under test conditions (pencapaian hasil dari seseorang ketika diuji).

Kinerja mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh seorang karyawan selama

periode tertentu. Jika karyawan tidak melakukan pekerjaannya dengan baik maka

perusahaan akan mengalami kegagalan.

Selanjutnya menurut Mahsun (2006) dalam bukunya yang berjudul

“Pengukuran Kinerja Sektor Publik” mendefinisikan kinerja sebagai gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam

strategic planning suatu organisasi.

Kinerja karyawan menggambarkan sampai seberapa jauh tugas pokoknya

dilaksanakan sehingga menghasilkan hasil yang ditetapkan secara bersama. Untuk

lebih jelasnya, akan diuraikan beberapa pengertian kinerja menurut beberapa

pendapat para ahli. Menurut Bernardin dan Russe (dalam Tika, 2006:121)

mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-

fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Menurut

Prawiro Suntoro, kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan

organisasi dalam periode waktu tertentu.

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya”. Menurut Bangun (2012) pengertian kinerja

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

(performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan

persyaratan-persyaratan pekerjaan (job recruitment). Suatu pekerjaan mempunyai

persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam mencapai tujuan yang disebut

juga sebagai standar pekerjaan.

Kinerja individu menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah

melaksanakan tugas pokoknya sehingga dapat memberikan hasil yang ditetapkan

oleh kelompok atau institusi. Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja karyawan merupakan hasil-hasil fungsi pekerjaan seseorang atau

kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah

pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi

wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Sedangkan faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan/prestasi kerja seseorang terdiri

dari faktor intern dan ekstern. Pelaksanaan hasil pekerjaan/prestasi kerja tersebut

diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu tertentu.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja karyawan merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan

demi kelangsungan hidup organisasi suatu perusahaan. Dalam mencapai suatu

kinerja yang tinggi ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor intern

dan ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi kinerja karyawan terdiri dari

kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, persepsi peran, kondisi

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

keluarga, kondisi fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja. Sedangkan

faktor eksternal antara lain berupa peraturan ketenagakerjaan, keinginan

pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan

lokasi kerja, dan kondisi pasar.

Selanjutnya menurut Mangkunegara (2000:67) dalam penelitian Asfar

Halim Dalimunthe (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah :

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan dalam hal

kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian. Artinya karyawan yang

memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan sehari-hari, maka ia akan lebih

mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu, karyawan perlu

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi merupakan kondisi penggerakkan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan organisasi.

2.2.3 Penilaian Kinerja Karyawan

Sofyandi (2008:122) menyatakan bahwa penilaian kinerja (performance

appraisal) adalah proses organisasi dalam mengevaluasi pelaksanaan kerja

karyawan. Menurut Bangun (2012) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

proses yang dilakukan organisasi untuk mengevaluasi atau menilai keberhasilan

karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

Penilaian dapat dilakukan dengan membandingkan hasil kerja yang

dicapai karyawan dengan standar pekerjaan. Dalam penilaian kinerja dinilai

kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Penilaian

kinerja karyawan memberikan mekanisme penting bagi manajemen untuk

digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja serta

memotivasi karyawan pada waktu berikutnya. Penilaian kinerja berkenaan dengan

seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskannya.

Menurut Hasibuan (2002:56), kinerja karyawan dapat dikatakan baik dan

dapat dinilai dari beberapa unsur-unsur yang menjadi tolak ukur, diantaranya :

1. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan/loyalitas karyawan terhadap tugas dan

tanggung jawabnya dalam organisasi suatu perusahaan.

2. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat

menjadi tolak ukur kinerja.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan

melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat menjadi tolak

ukur kinerja.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

4. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah

dibebankan kepada karyawan berdasarkan keahlian dan tingkat kepandaian

juga menjadi tolak ukur peningkatan kinerja.

5. Tanggung Jawab

Kinerja karyawan juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam

mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan

prasarana, serta perilaku kerjanya.

6. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan

mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya.

7. Kerja Sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama

dengan karyawan lainnya sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik

lagi.

2.3 Kerangka Pemikiran

Informasi mengenai kinerja karyawan dalam suatu perusahaan merupakan

hal yang sangat penting untuk diketahui dalam mengukur seberapa jauh

keberhasilan dalam mengelola perusahaan. Kinerja karyawan memberikan

gambaran umum mengenai perusahaan dan menunjukan ukuran prestasi/ hasil

kinerja yang telah dicapai oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam suatu

perusahaan. Salah satu faktornya adalah budaya organisasi dalam suatu

perusahaan. Faktor ini dinilai cendrung dapat mempengaruhi peningkatan kinerja.

Penelitian kali ini akan meneliti mengenai pengaruh budaya organisasi

terhadap kinerja karyawan. Secara skematis bagan alur atau paradigma dalam

penelitian ini dapat dituangkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Bagan Alur Kerangka Pemikiran

Budaya Organisasi : 1. Inisiatif individual 2. Toleransi terhadap tindakan beresiko 3. Pengarahan 4. Integrasi 5. Dukungan manajemen 6. Kontrol 7. Indentitas 8. Sistem Imbalan 9. Toleransi terhadap konflik 10. Pola Komunikasi

Kinerja Karyawan : 1. Kesetiaan 2. Prestasi kerja 3. Kedisiplinan 4. Kecakapan 5. Tanggu jawab 6. Kreativitas 7. Kerja sama

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil

1 Asfar Halim

Dalimunthe

Pengaruh Budaya

Organisasi terhadap

Kinerja Pegawai

(Studi pada Dinas

Informasi Komunikasi

dan Pengolahan Data

Elektronik Kota

Medan).

Berdasarkan analisa dan

interpretasi bahwa budaya

organisasi mempunyai

hubungan dan pengaruh yang

cukup kuat terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Infokom

dan PDE Kota Medan.

2 Prima

Nugraha S

Sinaga

Pengaruh Budaya

Organisasi terhadap

Kinerja Pegawai pada

Sekretariat Daerah

Kabupaten Dairi

Sumut.

Berdasarkan uji rxy terhadap

data menunjukkan bahwa

“Ada pengaruh budaya

organisasi terhadap kinerja

pegawai pada Sekretariat

Daerah Kabupaten Dairi”

karena r hitung lebih besar

dari r tabel.

3 Syarifah

Nadhira

Pengaruh Budaya

Organisasi dan

Kepuasan Kerja

terhadap Kinerja

Karyawan pada Bank

Indonesia Medan

Hasil analisis data dengan

metode analisis regresi linier

berganda, bahwa variabel

budaya organisasi dan

kepuasan kerja berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan

Bank Indonesia Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

4 Jenny M

Simanjuntak

Pengaruh Budaya

Organisasi,

Kompetensi SDM,

Perencanaan Karir,

dan Pelatihan terhadap

Kinerja Pegawai pada

PTPN III Medan

Secara parsial Kompetensi

SDM dan Perencanaan Karir

berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap

kinerja pegawai PTPN III

Medan, sedangkan Budaya

Organisasi dan Pelatihan

tidak berpengaruh secara

positif dan signifikan

terhadap kinerja pegawai.

5 Marliana B

Winanti

Pengaruh Budaya

Organisasi dan

Motivasi terhadap

Kinerja Karyawan

pada PT Atri

Distribution

Budaya organisasi dan

Motivasi secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Budaya organisasi

dan motivasi secara parsial

berpengaruh terhadap kinerja

karyawan.

Sumber : diolah peneliti, 2013

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan, kesimpulan atau jawaban sementara

terhadap permasalahan yang telah dirumuskan di dalam rumusan masalah

sebelumnya (Juliandi, 2013:122). Dengan demikian hipotesis relevan dengan

rumusan masalah.

Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh yang signifikan budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU

Distribusi Wilayah III Sumbagut.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh yang signifikan budaya organisasi terhadap kinerja

karyawan pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU

Distribusi Wilayah III Sumbagut.

2.6 Definisi Konsep

Konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan

atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok,

atau individu tertentu (Singarimbun dan Efendi, 1989:33). Dalam penelitian ini,

penulis memberikan batasan masing-masing konsep yang digunakan.

Adapun batasan konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-

nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan

pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah

adaptasi eksternal dan integrasi internal (Mangkunegara, 2005:113).

2. Kinerja karyawan adalah hasil fungsi pekerjaan seseorang atau kelompok

dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk

mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

2.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun dan Efendi, 1989:46).

Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah

dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator. Adapun definisi operasional

penelitian ini adalah :

Variabel bebas (x) yaitu budaya organisasi yang diukur dengan indikator

berupa :

1. Inisiatif Individual

Inisiatif individual adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau

indepedensi yang dipunyai setiap anggota organisasi dalam

mengemukakan pendapat. Inisiatif individual tersebut perlu dihargai

oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut

ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi/perusahaan.

2. Toleransi terhadap tindakan beresiko

Suatu budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat memberikan

toleransi kepada anggota/para karyawan agar dapat bertindak agresif

dan inovatif untuk memajukan organisasi/perusahaan serta berani

mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

3. Pengarahan

Pengarahan dimaksudkan sejauh mana suatu organisasi/perusahaan

dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan.

Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan

tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kinerja

organisasi/perusahaan.

4. Integrasi

Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi/perusahaan dapat

mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang

terkoordinasi. Kekompakan unit-unit tersebut dapat mendorong kualitas

dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.

5. Dukungan manajemen

Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para manajer dapat

memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang

jelas terhadap bawahan.

6. Kontrol

Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-

norma yang berlaku di dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

7. Identitas

Identitas dimaksudkan untuk sejauh mana para anggota suatu

organisasi/perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai suatu

kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu

atau keahlian profesional tertentu.

8. Sistem imbalan

Sistem imbalan dimaksudkan sejauh mana alokasi imbalan (kenaikan

gaji, promosi dan sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai,

bukan didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.

9. Toleransi terhadap konflik

Sejauh mana para pegawai/karyawan di dorong untuk mengemukakan

konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan pendapat merupakan

fenomena yang sering terjadi dalam suatu organisasi/perusahaan.

Namun, perbedaan pendapat dan kritik tersebut bisa digunakan untuk

melakukan perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan

organisasi/perusahaan.

10. Pola komunikasi

Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang

formal. Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat menghambat

terjadinya pola komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar

karyawan itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

Variabel terikat (y) yaitu kinerja karyawan yang diukur dengan indikator

berupa :

1. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan/loyalitas karyawan terhadap tugas

dan tanggung jawabnya dalam organisasi suatu perusahaan.

2. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat

menjadi tolak ukur kinerja.

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada

dan melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya dapat menjadi

tolak ukur kinerja.

4. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah

dibebankan kepada karyawan berdasarkan keahlian dan tingkat

kepandaian juga menjadi tolak ukur peningkatan kinerja.

5. Tanggung Jawab

Kinerja karyawan juga dapat diukur dari kesediaan karyawan dalam

mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan

prasarana, serta perilaku kerjanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Budaya Organisasi 2.1.1 …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40054/4/Chapter II.pdf · Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif

6. Kreativitas

Kemampuan karyawan mengembangkan kreativitas & mengeluarkan

potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya.

7. Kerja Sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja

sama dengan karyawan lainnya sehingga hasil pekerjaannya akan

semakin baik lagi.

Universitas Sumatera Utara