BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi...

18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa Komunikasi yang menggunakan media masa, lazim kita sebut sebagai komunikasi massa. Secara konkretnya, Littlejohn mendefinisikan komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan (messages),dan mengirimkan kepada publik. Melalui proses tersebut, sejumlah pesan akan digunakan, atau dikonsumsi audiens. Sedangkan Bittner merumuskan Massa Communication is message communicated through a mass medium to a large number of people.” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). Untuk semakin memperjelas apa yang dimaksud dengan komunikasi massa itu, Jalaluddin Rakhmat (2002)telah merangkum berbagai definisi yang diberikan para ahli dalam satu pengertian. “Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Ciri-ciri komunikasi massa, menurut Onong Uchjana Effendi (1996: 42) adalah sebagai berikut : -Komunikasi massa berlangsung satu arah - Komunikator pada komunikasi massa melembaga - Pesan pada komunikasi massa bersifat umum - Media komunikas massa menimbulkan keserempakan - Komunikasi massa bersifat heterogen Media dalam komunikasi ini merujuk pada media cetak (koran, majalah, tabloid), dan media elektronik (radio, video, televisi, internet). Kini, televisi merupakan media dominan komunikasi massa di seluruh

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Massa

Komunikasi yang menggunakan media masa, lazim kita sebut

sebagai komunikasi massa. Secara konkretnya, Littlejohn mendefinisikan

komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media

memproduksi pesan-pesan (messages),dan mengirimkan kepada publik.

Melalui proses tersebut, sejumlah pesan akan digunakan, atau dikonsumsi

audiens.

Sedangkan Bittner merumuskan “Massa Communication is

message communicated through a mass medium to a large number of

people.” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang).

Untuk semakin memperjelas apa yang dimaksud dengan

komunikasi massa itu, Jalaluddin Rakhmat (2002)telah merangkum berbagai

definisi yang diberikan para ahli dalam satu pengertian. “Komunikasi massa

diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah

khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau

elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan

sesaat.

Ciri-ciri komunikasi massa, menurut Onong Uchjana Effendi

(1996: 42) adalah sebagai berikut :

-Komunikasi massa berlangsung satu arah

- Komunikator pada komunikasi massa melembaga

- Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

- Media komunikas massa menimbulkan keserempakan

- Komunikasi massa bersifat heterogen

Media dalam komunikasi ini merujuk pada media cetak (koran,

majalah, tabloid), dan media elektronik (radio, video, televisi, internet).

Kini, televisi merupakan media dominan komunikasi massa di seluruh

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

dunia, dan sampai sekarang masih terus berkembang. Kelebihannya untuk

dapat didengar dan dilihat gambarnya, sekaligus menjadi andalan jenis

media massa ini untuk meraih simpati masyarakat luas.

Dari uraian diatas, komunikasi massa dapat diartikan dalam dua

cara, yaitu pertama, komunikasi oleh media, dan kedua, komunikasi untuk

massa. Namun, ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk

setiap orang. Littlejohn(1996) menyebutkan salah satu ciri komunikasi

massa adalah adanya proses seleksi. Media tetap cenderung memilih

khalayak, di lain pihak khalayak juga menyeleksi media, baik jenis maupun

isi siaran dan berita, serta waktu untuk menikmatinya. Dan karena media

mampu menjangkau khalayak secara luas, jumlah media yang diperlukan

sebenarnya tidak terlalu banyak sehingga kompetisinya selalu berlangsung

ketat.Untuk meraih khalayak sebanyak mungkin, media harus berusaha

membidik sasaran tertentu.

2.2. Televisi Sebagai Media Penyiaran

Media televisi memiliki kelebihan dibandingkan media lainnya,

antara lain yaitu televisi bersifat audio visual yang mempunyai kemampuan

dalam menyiarkan secara langsung maupun secara rekaman. Televisi

merupakan media yang mampu memberikan simulated experience kepada

khalayaknya, yaitu pengalaman yang diperoleh saat melihat sesuatu yang

belum pernah dilihat sebelumnya. Dari sisi pragmatis, televisi memiliki

keunggulan sebagai berikut (Djuarsa, 2003 : 32) :

- Berdasarkan isi dan pesan, media televisi meskipun direkayasa mampu

membedakan fakta dan isi, realistis dan tidak terbatas

- Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian

sepenuhnya dan intim

- Memiliki tokoh berwatak, sementara media lainnya memiliki bintang yang

direkayasa

Sedangkan fungsi media massa menurut Deddy Iskandar Muda

(2003 : 45), digolongkan dalam 6 aspek, antara lain :

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

1. Menyampaikan fakta (the fact)

Media massa televisi menyediakan fasilitas arus informasi dari

kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan

pengirim (antara lain : iklan, propaganda, dll), dan di sisi lain yaitu

kebutuhan dan harapan penerima (berita, laporan, dll).

2. Menyampaikan opini dan analisa (opinions and analyses)

Pada laporan berita, reporter melaporkan opini orang-orang luar,

analisis berita dilakkan oleh staf redaktur khusus (antara lain : kolom,

editorial, dll)

3. Melakukan investigasi (investigation)

Fungsi ini adalah yang paling sulit dilakukan, tetapi jika berhasil

nilai berita akan sangat berbobot untuk melakukan hal tersebut, diperlakukan

kecanggihan, dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan intensif

dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan waktu tahunan.

4. Hiburan (entertainment)

Sajian pers dari media massa televisi kadang-kadang berfungsi

sekaligus menghibur, mendidik dan memberikan informasi.

5. Kontrol (control)

Fungsi ini dapat dimanfaatkan oleh media kepada pemerintah dan

juga sebaliknya.

6. Analisa kebijakan (policy analysis)

Fungsi ini merupakan kecenderungan untuk menyoroti kebijakan

yang diterapkan oleh pemerintah, kemudian dianalisis oleh media tersebut

dengan memberikan solusi alternatif lain.

Saat ini televisi menjadi sebuah fenomena yang mengiringi

perkembangan dari peradaban hidup manusia dalam kurun waktu hampir

satu abad lamanya. Televisi sebagai media massa memberikan informasi dan

membantu masyarakat untuk mengetahui tentang dunia dan sekelilingnya

secara jelas dan kemudian menyimpannya dalam benak khalayak. Media

massa berguna sebagai pengawas bagi masyarakat untuk mengajukan

perbandingan dari apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar tentang dunia

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

yang ada di luar lingkungan masyarakat hidup. Sejak awal telah media

massa melakkan tugasnya untuk membagi informasi yang diinginkan oleh

masyarakat pada umumnya.

2.2.1. Produksi Program Televisi

Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser

profesional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi

itu, selain menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan

memiliki makna.Apa yang disebut nilai, itu akan tampil apabila sebuah

produksi acara bertolak dari suatu visi. Dengan kata lain, produksi yang

bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser yang

memiliki visi (Wibowo, 2007 : 23).

Hasil produksi yang memiliki visi akan tampak sikapnya. Sikap

inilah kekhasan dan keunikan dari produksi itu. Sedangkan produksi yang

tidak memiliki kekhasan atau keunikan berarti produksi kodian, tidak

menarik dan biasa-biasa saja, atau dengan kata lain tidak memukau, dan

mempesona. Disisi lain, bertolak dari kreativitas, seorang produser yang

menghadapi materi produksi,akan membuat seleksi. Dalam seleksi ini,

intelektualitas dan spiritualitas secara kritisakan menentukan materi mana

yang diperlukan dan mana yang tidak. Kemudian,akan lahir ide atau

gagasan. Dilengkapi materi atau bahan lain yang menunjang ide ini, akan

tercipta konsep berupa naskah untuk produksi. Naskah ini merupakan

bahan dasar yang perlu dipikirkan oleh seorang produser ketika ia akan

memulai produksi.

2.3. Talk Show

Program talk show,menurut Darmanto (1998 : 100) adalah

perbincangan dengan tukar-menukar pendapat, dimana pemimpin acara

dapat mengatur dan bertindak mengambil peranan aktif tanpa menarik

kesimpulan, terkadang acaranya diselingi hiburan oleh pengisi acara

sebagai peserta atau pemimpin acara itu sendiri.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

Program talk show menurut Wahyudi (1994 : 34) adalah

wawancara santai dan kadang-kadang diselingi dengan musik atau

lawakan, disini juga diperlukan pewawancara, penyiar atau announcer.

Berdasarkan keseluruhan defisini di atas, memiliki kesepahaman

terhadap pengertian talk show, maka dari itu dapat disimpulan bahwa

program talk show merupakan acara perbincangan di media elektronik

radio atau televisi mengenai suatu permasalahan tertentu, dipandu oleh

presenter di studio dengan melibatkan partisipasi audience sehingga terjadi

suatu dialog yang sifatnya interaktif dan terkadang diselingi dengan show

yang sifatnya menghibur.

Pengertian talk show menurut Masduki (2004 : 79) didefinisikan

sebagai kombinasi antara seni bicara dan seni wawancara. Setiap orang

pasti pandai berbicara, setiap broadcaster tentunya adalah pembicara yang

handal.Akan tetapi, tidak semua broadcaster pandai

berwawancara.Wawancara merupakan ajang interaksi yang mencerdaskan

dan menjadikan televisi sebagai ruang publik yang sifatnya populis, bukan

elitis. Kecenderungan untuk menghadirkan elit masyarakat di studio akan

berkurang saat radio membuka ruang wawancara interaksi langsung

dengan penonton yang heterogen.

Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa program interaktif

atau talk show adalah acara perbincangan yang menghadirkan narasumber

ke dalam studio, serta melibatkan peran serta dari para penonton sehingga

terjadi interaksi antara narasumber dengan pembawa acara (host), juga

antara penonton dan narasumber.

Talk show menurut Masduki (2004 : 80) adalah kategori program

spesial atau program wawancara sebagai acara, karena mengacu pada arti

katanya sendiri yaitu talk (obrolan) dan show (gelaran).

Program talk show adalah sebuah show yang disiarkan secara

global sebagai hiburan (entertainment). Karena itu, talk show harus

menghibur para penonton, sehingga seorang pewawancara karenanya

harus memiliki skill sebagai penghibur (R. Fadli, 2001 : 56).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

Dari pernyataan diatas dapat dipahami bahwa talk show adalah

acara perbincangan mengenai permasalahan tertentu yang diselingi dengan

hiburan karena diudarakan secara global, maka pembawa acara harus

mempunyai kemampuan untuk dapat menghibur audiencenya.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa program acara Islam Itu Indah

merupakan salah satu bentuk jenis talk show, dalam konsep program religi,

karena dalam program acara ini terjadi interaksi antara audience di studio

dengan narasumbernya secara langsung, sehingga terjadinya suatu bentuk

tanya jawab di dalamnya.

2.4. The Uses and Gratifications Theory

Mengenai aktifitas menonton, akan dijelaskan dengan pendekatan

Uses and Gratifications, dimana dalam sebuah perilaku media yang

melibatkan penggunaan sebuah isi media oleh khalayak yang berakibat

pada adanya terpaan dalam diri khalayak tersebut, merupakan isu atau

topik yang dibahas dalam pendekatan ini. Uses and

Gratificationsberangkat dari pandangan bahwa dalam komunikasi

(khususnya media massa), tidak mempunyai kekuatan yang dapat

mempengaruhi diri khalayak.

Model Uses and Gratifications merupakan pergeseran fokus dan

tujuan komunikator ke tujuan komunikasi. Model ini menentukan fungsi

komunikasi massa dalam melayani khalayak (Uchjana, 1993 : 290).

Pendekatan untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam

suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson

(1959), bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Katz

menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi

komunikasi massa sebagai persuasi. Dia diarahkan kepada penyelidik efek

kampanye persuasi pada khalayak.Katz mengatakan bahwa penelitiannya

diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaaan “Apa yang dilakukan

media untuk khalayak?” (“What do the media do to

people?”).Kebanyakan penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

massa berpengaruh kecil terhadap khalayak yang persuasi, oleh karena itu

para peneliti berbelok ke variabel-variabel yang menimbulkan lebih

banyak efek, misalnya efek kelompok.

Pendekatan Uses and Gratificationsmerupakan sebuah pendekatan

yang menekankan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau

komunikasi, dan tidak begitu memperhatikan mengenai isi pesannya.

Pendekatan penggunaan dan kepuasan membalik pokok pembahasan

menjadi apa yang dilakukan khalayak kepada media.

Menurut para pendirinya Ellihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael

Gurevitch, Uses and Gratificationsmemiliki konsep dasar teori yang

meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial yang

menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain

yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan, dan

menimbulkan pemenuhan kebutuhan serta akibat-akibat lain, bahkan

termasuk juga yang tak diinginkan (Rakhmat, 2001 : 205). Mereka juga

merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini :

- Khalayak dianggap aktif, yang berarti sebagian penting dari penggunaan

media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

- Dalam proses komunikasi massa, banyak inisiatif untuk mengaitkan

pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota

khalayak.

- Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk

memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media, hanyalah

bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas.Bagaimana

kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media, amat bergantung

kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

- Banyak tujuan pemilihan media massa, disimpulkan dari data yang

diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti

untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

- Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan,

sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi

permasalahan utama, bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan

perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi

dan sosial khayalak.Jadi, bobotnya ialah pada khalayak yang akhir, yang

sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.

Pendekatan Uses and Gratifications sebenarnya juga tidak baru. Di

awal dekade 1940-an dan 1950-an, para pakar melakukan penelitian

mengapa khayalak terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi.

Penelitian yang sistematik dalam rangka membina teori Uses and

Gratications telah dilakukan pada dekade 1960-an dan 1970-an, bukan

saja di Amerika, tetapi juga di Inggris, Finlandia, Swedia, Jepang dan

negara-negara lain.

Menurut Wiryanto (2003 : 56), teori Uses and Gratifications

merupakan pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan

media berdasarkan atas manfaat dan kepuasan. Menurut pendekatan ini,

komunikasi massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan

yang dapat dimanfaatkan oleh komunikannya, sekaligus dapat memuaskan

berbagai kebutuhannya.Dengan demikian, orang yang berbeda dapat

menggunakan pesan yang sama untuk berbagai tujuan atau maksud yang

berbeda-beda. Jadi, media massa menunjukkan peranannya.

Kata motif, berarti dorongan dan aksi yang berarti usaha.Sehingga

motivasi berarti usaha yang dilakukan manusia untuk menimbulkan

dorongan untuk berbuat atau melakukan tindakan (Padmowiharjo, 1994).

McQuail, dkk (1972) merumuskan motif dalam menggunakan media

massa, yaitu :

1. Informasi

Motif ini berkaitan dengan usaha untuk :

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat,

dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum

d. Belajar, pendidikan diri sendiri

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan

2. Integrasi dan interaksi sosial

Motif ini berkaitan dengan usaha untuk :

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial

b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial

d. Memperoleh teman selain dari manusia

e. Membantu menjalankan peran sosial

f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga,

teman, dan masyarakat

3. Hiburan

Motif ini berkaitan dengan usaha untuk :

a. Melepaskan diri atau terpisah dari pemasalahan.

b. Bersantai

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis

d. Mengisi waktu

e. Penyaluran emosi

f. Membangkitkan gairah seks

Sedangkan inti dari teori Uses and Gratificationsadalah khalayak

pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif

tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif

ini terpenuhi, maka kebutuhan khayalak akan terpenuhi. Sehingga pada

akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan dari khayalak disebut

media yang efektif (Kriyantono, 2006 : 206).

Mc Quail Dennismelakukan riset yang cukup mutakhir, dan

mereka berhasil menemukan empat tipologi motivasi khalayak yang

terangkum dalam skema media-persons interactions, yaitu sebagai berikut

(Mc Quail, 2002 : 388) :

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

1.Diversion, yaitu melepaskan diri dari rutinitas dan masalah, sarana

pelepasan emosi.

2.Kognitif, yaitu menyajikan informasi, surveillance (bentuk-bentuk

pencarian informasi).

3.Personal relationships, yaitu persahabatan, kegunaan sosial yang dapat

diklasifikasikan sbb:

a. Kepuasan, yaitu dimensi yang menyajikan informasi perihal evaluasi

kemampuan media untuk memberikan sebuah kepuasan.

b. Depedensi media, yaitu dimensi yang menyajikan informasi pihak

ketergantungan responden pada media dan isi media untuk

kepuasannya.

c. Pengetahuan, yaitu dimensi yang menyajikan perihal tentang

persoalan tertentu.

Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media

untuk memenuhi kebutuhannya.Disini timbul istilah uses and gratification,

penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat

pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility), bahwa konsumsi

media diarahkan oleh motif (intentionally), bahwa perilaku media

mencerminkan kepentingan dan preferensi (selective), dan bahwa khalayak

sebenarnya “kepala batu” (Rakhmat, 2002 : 65). Karena penggunaan

media, hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis,

efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.

Konsep dasar model ini diringkas oleh pendirinya, dengan model

yang diteliti adalah :

1. Sumber sosial dan psikologi dari

2. Kebutuhan yang melahirkan

3. Harapan-harapan dari

4. Media massa atau sumber-sumber yang lain, menyebabkan

5. Perbedaan pola terperan media (atau keterlibatan dalam kegiatan lain)

dan menghasilkan

6. Pemenuhan kebutuhan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

7. Akibat-akibat lain, bahkan sering kali akibat-akibat yang tidak

dikehendaki

Pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan

media berdasarkan azas manfaat dan kepuasan. Menurut pendekatan ini,

komunikasi massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan

yang dapat dimanfaatkan oleh komunikannya, sekaligus dapat memuaskan

berbagai kebutuhannya. Dengan demikian, orang yang berbeda dapat

menggunakan pesan-pesan media yang sama untuk berbagai tujuan atau

maksud yang berbeda-beda. Sehingga, media massa menunjukkan

perannya (Wiryanto, 2000).

2.5. Gratifications Sought and Gratification Obtained

Salah satu macam riset Uses and Gratifications yang saat ini

berkembang adalah yang dibuat oleh Philip Palmgreen dari Kentucky

University.Kebanyakan riset Uses and Gratifications memfokuskan pada

motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan

media. Selain menggunakan dasar yang sama, yaitu khalayak

menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep

yang diteliti ini tidak berhenti disitu saja, namun juga dengan menanyakan

apakah motif-motif khalayak itu dapat dipenuhi media. Atau dengan kata

lain, yaitu apakah khalayak terpuaskan setelah menggunakan media.

Konsep mengukur tingkat kepuasan itu disebut Gratifications

Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO). Penggunaan konsep-

konsep baru ini memunculkan teori yang merupakan varian dari teori Uses

and Gratifications, yaitu teori expectancy values (nilai pengharapan)

(Kriyantono, 2006 : 208).

Menurut teori nilai pengharapan, orang mengarahkan diri pada

dunia (misalnya media), berdasarkan pada kepercayaan dan evaluasi-

evaluasi mereka tentang dunia tersebut.Gratifications Sought adalah

kepuasan yang dicari atau diinginkan oleh individu ketika menggunakan

suatu jenis media tertentu (radio, tv, atau koran). Dengan kata lain,

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

“Gratifications Sought adalah motif yang mendorong seseorang

mengkonsumsi media (Kriyantono, 2006 : 208). Dengan kata lain,

menurut Palmgreen, Gratifications Sought, dibentuk dari kepercayaan

seseorang mengenai apa yang media dapat berikan, dan evaluasi seseorang

mengenai isi media” (Kriyantono, 2006 : 209).

Sedangkan “Gratification Obtained adalah kepuasan yang nyata

yang diperoleh seseorang setelah mengonsumsi suatu jenis media tertentu”

(Palmgreen, 1985 : 27). Gratification Obtained mempertanyakan hal-hal

yang khusus mengenai apa saja yang telah diperoleh setelah menggunakan

media dengan menyebutkan acara secara spesifik.

Dapat dikatakan bahwa Uses and Gratifications bukanlah proses

komunikasi linear yang sederhana. Banyak faktor, baik personal maupun

eksternal yang menentukan kepercayaan dan evaluasi seseorang. Littlejohn

(1996) mengatakan bahwa kepercayaan sesorang tentang isi media dapat

dipengaruhi oleh (1) budaya dan institusi sosial seseorang, termasuk media

itu sendiri; (2) keadaan-keadaan sosial seperti ketersediaan media; (3)

variabel-variabel psikologis tertentu, seperti introvert-esktrovert dan

dogmatisme. Nilai-nilai dipengaruhi oleh (1).faktor-faktor kultural dan

social, (2). kebutuhan-kebutuhan, (3). variabel-variabel psikologis.

Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai akan menentukan pencarian

kepuasan, yang akhirnya menentukan perilaku konsumsi terhadap media,

tergantung pada apa yang dikonsumsi danalternatif-alternatif media apa

yang diambil, pengaruh media tertentu akan dirasakan, dan pada gilirannya

akan memberikan umpan balik kepada kepercayaan seseorang mengenai

media (Kriyantono, 2006 : 209).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

Gambar 2.1.Model Expectancy Value

(Sumber : Kriyantono (2006:210)

Kepercayaan-kepercayaan Evaluasi-evaluasi

(believes)

Pencarian Kepuasan (GS)

Konsumsi Media

Perolehan Kepuasan yang Diterima

Beranjak dari sinilah kita dapat mengukur Gratifications Sought

dan Gratifications Obtained sehingga dapat diketahui kepuasan khalayak

berdasarkan kesenjangan antara Gratification Sought dengan

Gratifications Obtained. Dengan kata lain, kesenjangan kepuasan

(Discrepancy Gratifications) adalah perbedaan perolehan kepuasan yang

terjadi antara skor Gratifications Sought dan Gratifications Obtaineddalam

mengkonsumsi media tertentu. Semakin kecil discrepancy-nya, maka

semakin memuaskan media tersebut.

Adanya indikator bahwa ada terjadi kesenjangan kepuasan atau

tidak adalah sebagai berikut (Kriyantono, 2006 : 208) :

1. Jika mean skor atau rata-rata skor GS lebih besar dari mean skor

GO (mean skor GS >mean skor GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan

karena kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan

kebutuhan yang diinginkan, atau kesimpulannya, yaitu media tidak

memuaskan khalayaknya.

2. Jika mean skor atau rata-rata skor GS besarnya sama dengan

mean skor GO (mean skor = GS = mean skor GO), maka terjadi

keseimbangan kepuasan, karena jumlah kebutuhan yang diinginkan

semuanya terpenuhi.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

3. Jika mean skor atau rata-rata skor GS lebih kecil dari mean skor

GO (mean skor GO<mean skor GS), maka terjadi pemenuhan kepuasan,

karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan

kebutuhan yang diinginkan. Atau kesimpulannya, yaitu media memuaskan

khalayaknya.

2.6. Nisbah Antar Konsep

Menurut Uses and Gratifications approach, komunikasi massa

mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan yang dapat

dimanfaatkan oleh komunikannya, sekaligus dapat memuaskan berbagai

kebutuhannya. Dengan demikian, orang yang berbeda dapat menggunakan

pesan-pesan media yang sama untuk berbagai tujuan atau maksud yang

berbeda-beda. Ketika sedang bekerja, tugas seorang komunikator atau

presenter sebetulnya bertindak sebagai perantara, yaitu perantara atau

jembatan antara acara yang dipandunya dengan penonton.Hal ini dalam

hubungannya dengan televisi.

Penjelasan tentang aktivitas menonton, dijelaskan dengan

pendekatan Uses and Gratifications, dimana dalam sebuah perilaku media

yang melibatkan penggunaan sebuah isi media oleh khalayak, merupakan

topik yang dibahas dalam pendekatan Uses and Gratifications. Kepuasan

dalam menonton program acaraIslam Itu Indah, dapat diukur dengan

Gratifications Sought dan Gratifications Obtained. Penonton televisi akan

memilih atau tidak memilih suatu media dipengaruhi oleh sebab-sebab

tertentu, yang didasari dengan motif pemenuhan sejumlah kebutuhan yang

ingin dipenuhinya.

Motif yang menjadi dasar penonton menggunakan media atau

Grafications Sought, akan menjadi variabel bebas (X) dan kepuasan yang

diperoleh atau Gratifications Obtained merupakan variabel terikat (Y).

Kedua variabel ini akan diukur dalam penelitian dengan item instrument,

yaitu melalui susunan pernyataan dimana setiap jawaban akan diukur

dihitung dengan data ordinal. Selanjutnya, tingkat perhatian media

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

akanmenjadi variabel yang mempengaruhi kepuasan yang diperoleh

penonton disaat ia mengkonsumsi program acara Islam Itu Indah.

Keberadaan variabel yang terdiri dari Usia, Jenis Kelamin dan Program

Studi, disebut sebagai variabel untuk mendeskripsikan hasil apa yang

diperoleh dari hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

2.7. Hipotesis Penelitian

Menurut Webbster’s New World Dictionary (1977), hipotesis

adalah “an unproved theory, preposition, etc, tentatively accepted to

explain certain facts or to provide a basis for investigation, arguments”

(hipotesis adalah teori, preposisi yang belum terbukti, diterima secara

tentatif untuk menjelaskan fakta-fakta atau menyediakan dasar untuk

melakukan investigasi dan menyatakan argumen). Hipotesis yang dibuat

oleh peneliti ini yang selanjutnya akandiuji dengan mengumpulkan data

empiris melalui riset.

Penelitian mengambil program acara “Islam Itu Indah

TRANSTV”, karena program acara ini memberikan sajian program religi

yang berbeda dalam konsep Islami. Namun, pada dasarnya penonton

memiliki motif yang berbeda-beda dalam mengkonsumsi satu media,

makaia juga akan menerima kepuasan yang berbeda pula.

Pada teori motif Dennis Mcquil (2002), terdapat empat motif

penggunaan media massa, yaitu motif informasi, motif identitas pribadi,

motif integrasi dan interaksi sosial, dan motif hiburan. Jika mengacu pada

teori tersebut, peneliti merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif,

yaitu :

a. Hipotesis variabel motif dan kepuasan :

1. Penonton aktif

1.1. Motif Informasi :

- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu

Indah”

- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

1.2. Motif Integrasi dan Interaksi sosial :

- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu

Indah”

- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”

1.3. Motif Hiburan :

- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu

Indah”

- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”

2. Penonton pasif

2.1. Motif Informasi :

- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu

Indah”

- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”

2.2. Motif Integrasi dan Interaksi sosial :

- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu

Indah”

- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”

2.3. Motif Hiburan :

- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu

Indah”

- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”

3. Penonton momental

3.1. Motif Informasi :

- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu

Indah”

- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”

3.2. Motif Integrasi dan Interaksi sosial :

- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu

Indah”

- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”

3.3. Motif Hiburan :

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

- H0 : penonton tidak puas terhadap program religi “Islam Itu

Indah”

- H1 : penonton puas terhadap program religi “Islam Itu Indah”

b. Hipotesis pemenuhan kepuasan dan kepuasan yang diperoleh :

1. GS informasi dan GO informasi

- H0 : Tidak terdapat perbedaanhubungan antara GS informasi dan

GO Informasi dalam acara “Islam Itu Indah”

- H1 : Terdapat perbedaan hubungan antara GS informasi dan GO

Informasi dalam acara “Islam Itu Indah”

2. GS integrasi dan interaksi sosial dan GO integrasi dan interaksi sosial

- H0 : Tidak terdapat perbedaan hubungan antara GS integrasi dan

interaksi sosial dan GO integrasi dan interaksi sosial dalam acara

“Islam Itu Indah”

- H1 : Terdapat perbedaan hubungan antara GS integrasi dan interaksi

sosial dan GO integrasi dan interaksi sosial dalam acara “Islam Itu

Indah”

3. GS hiburan dan GO hiburan

- H0 : Tidak terdapat perbedaan hubunganantara GS hiburan dan GO

hiburan dalam acara “Islam Itu Indah”

- H1 : Terdapat perbedaan hubungan antara GS hiburan dan GO

hiburan dalam acara “Islam Itu Indah”

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2731/3/TI....” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

2.8. Kerangka Pemikiran

Mahasiswa KMIS UKSW, Salatiga

X : Motif Gratifikasi:

X1 :Motif Informasi

X2 : Motif Integritas &

Interaksi Sosial

X3 : Motif Hiburan

Menonton Program Acara

“Islam Itu Indah TRANSTV”

Y :Kepuasan Gratifikasi:

Y1 : Kepuasan Gratifikasi

Informasi

Y2 : Kepuasan Gratifikasi

Integritas & Interaksi

Sosial

Y3 : Kepuasan Gratifikasi

Hiburan

Uses and

Gratification

Theory

Hubungan antara Motif

Pemenuhan Kepuasan

dengan Kepuasan yang

Diperoleh