BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan...

69
11 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Tinjauan Mengenai Perlunya Dilakukan Konservasi Mengapa konservasi perlu dilakukan? Alasannya adalah karena bangunan dan kawasan kota tua dapat menjadi ikon promosi identitas nasional suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi pariwisata loal dan mancanegara. Bangunan bersejarah adalah bagian tak terpisahkan dari lingkungan yang telah terbangun. Sejarah membentuk wajah kota, dan sebagian masih dapat dilihat dan dirasakan oleh generasi sekarang. Ironisnya nilai usia dan sejarah bangunan yang bertambah berbanding terbalik dengan kondisi fisiknya bila tidak dilakukan konservasi. Setiap hal, termasuk bangunan, memiliki zamannya sendiri dan akan berganti baru sesuai perkembangan zaman. Namun bangunan-bangunan kontemporer yang dibangun dengan sesuai pertimbangan masa kini terbukti memiliki usia yang tidak panjang. Rata-rata hanya 20 tahun. Sementara bangunan tua yang dibangun pada masa lampau memiliki ketahanan dan kesinambungan yang lebih besar, yang dengan perawatan yang cukup, dapat digunakan untuk waktu yang sangat lama. Perawatan dan pemanfaatan tepat bangunan tua dapat menjadi solusi ekonomis dan rasional ketimbang membangun bangunan baru yang tidak tahan lama. Asumsi bahwa biaya perawatan bangunan tua sangat besar perlu diimbangi dengan pemahaman

Transcript of BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan...

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

11  

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

II.1.1 Tinjauan Mengenai Perlunya Dilakukan Konservasi

Mengapa konservasi perlu dilakukan? Alasannya adalah karena

bangunan dan kawasan kota tua dapat menjadi ikon promosi identitas nasional

suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi pariwisata loal dan

mancanegara. Bangunan bersejarah adalah bagian tak terpisahkan dari

lingkungan yang telah terbangun. Sejarah membentuk wajah kota, dan

sebagian masih dapat dilihat dan dirasakan oleh generasi sekarang. Ironisnya

nilai usia dan sejarah bangunan yang bertambah berbanding terbalik dengan

kondisi fisiknya bila tidak dilakukan konservasi.

Setiap hal, termasuk bangunan, memiliki zamannya sendiri dan akan

berganti baru sesuai perkembangan zaman. Namun bangunan-bangunan

kontemporer yang dibangun dengan sesuai pertimbangan masa kini terbukti

memiliki usia yang tidak panjang. Rata-rata hanya 20 tahun. Sementara

bangunan tua yang dibangun pada masa lampau memiliki ketahanan dan

kesinambungan yang lebih besar, yang dengan perawatan yang cukup, dapat

digunakan untuk waktu yang sangat lama. Perawatan dan pemanfaatan tepat

bangunan tua dapat menjadi solusi ekonomis dan rasional ketimbang

membangun bangunan baru yang tidak tahan lama. Asumsi bahwa biaya

perawatan bangunan tua sangat besar perlu diimbangi dengan pemahaman

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

12  

bahwa biaya perawatan bangunan baru pun tidak sesedikit yang diduga.

(Orbasli, 2008, pp3-4)

II.1.2 Tinjauan Mengenai Kota Tua dan Konservasi di Dunia

Tumbuhnya perhatian lebih pada warisan budaya dan rasa

nasionalisme pada akhir Perang Dunia, serta kesadaran bahwa pariwisata

budaya dapat bernilai ekonomi menjadi penyebab dimulainya gerakan

konservasi di Eropa pada akhir abad XX. Setelah perang, penting bagi suatu

bangsa untuk membangun kembali monumen-monumen yang hancur atau

rusak berat.

Pusat sejarah yang dibangun di Warsawa untuk melakukan

dokumentasi pra Perang Dunia, kemudian dikenal sebagai UNESCO World

Heritage List. Beberapa konvensi diadakan, menghimpun negara-negara di

dunia, mensahkan piagam-piagam yang menjadi ketentuan global bagaimana

seharusnya konservasi dilakukan. Beberapa ketentuan seperti Piagam Nara

yang khusus membahas konservasi di belahan dunia timur menekankan

pentingnya aset tidak berwujud seperti adat dan kepercayaan sebagai salah

satu elemen konservasi.

Konservasi sudah umum dilakukan di negara-negara di dunia.

Contohnya Jerman sebagai negara yang banyak menderita kehilangan dan

kerusakan selama Perang Dunia. Salah satu kotanya, Heidelberg, tampak terisi

seluruhnya dengan bangunan tua, padahal sebenarnya hanya empat bangnan

yang tersisa setelah perang, sisanya direkonstruksi sesuia keadaan sebelum

masa perang. Sementara Singapura memberikan perhatian khusus pada

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

13  

konservasi, salah satunya dengan melibatkan emosi masyarakat dalam

pengolahan kawasan kota tua dan memberi penghargaan tahunan bagi

bangunan-bangunan yang dinilai dikonservasi dengan baik.

Gambar II.1.2.1 Praktek konservasi di Jerman dan Singapura

Sumber : Dokumentasi pribadi dan Google image search

II.1.3 Definisi Hotel

Menurut Dictionary of Architecture and Building Construction

(Davies dan Jokiniemi, 2008, p193), hotel is an establishment providing

temporary residential accommodation and communal facilities, primarily for

travelers, tourists and those on holiday or business. Dapat diartikan sebagai

berikut : hotel adalah sebuah tempat usaha yang menyediakan akomodasi

hunian bersifat sementara dan fasilitas bersama, terutama bagi orang-orang

dalam perjalanan, wisatawan, dan mereka yang sedang berlibur atau berbisnis.

II.1.4 Sejarah Hotel

Hotel mulai dikenal sejak permulaan abad masehi, dengan adanya

usaha penyewaan kamar untuk orang yang melakukan perjalanan. Hotel

berasal dari kata ”inn”, dapat diartikan sebagai usaha menyewakan sebagian

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

14  

dari rumahnya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap.

Pada umumnya kamar yang disewakan dihuni beberapa orang bersama-sama.

Pada mulanya inn, sering juga disebut dengan lodge, hanya

menyediakan tempat beristirahat bagi mereka yang melakukan perjalanan.

Peradaban semakin maju, maka terdapat berbagai peningkatan : fasilitas

penyediaan bak air untuk mandi, kemudian disusul penyediaan makanan dan

minuman, walaupun masih dalam tahap yang sangat sederhana. Pada abad ke-

6 masehi, mulai diperkenalkan uang sebagai alat penukar yang sah, maka jenis

usaha penginapan ini semakin berkembang dan mencapai puncaknya pada

masa Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1750 hingga tahun 1790.

Salah satu dampak revolusi adalah lebih banyak lagi orang

melakukan perjalanan. Pada zaman itu, ketertiban dan keamanan belum sebaik

saat ini, sehingga para pejalan kaki memilih untuk beristirahat di penginapan

yang dianggap dapat memberikan rasa aman kepada mereka saat bermalam,

dan keesokan harinya melanjutkan perjalanan.

Pada tahun 1129 telah tercatat adanya inn di Kota Canterburry,

Inggris, sedangkan di Amerika Serikat inn tertua dibangun pada tahun 1607.

Pada tahun 1794 di Kota New York dibangun sebuah hotel yang diberi nama

City Hotel yang mempunyai kamar sebanyak 73 kamar. Walaupun pada

awalnya pengoperasian Hotel City dirasa janggal, akhirnya hotel tersebut

dengan cepat menjadi buah bibir yang pada gilirannya menjadi pusat kegiatan

segala acara di kota tersebut.

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

Pa

yang kemu

perhotelan

jenis-jenis

masing-ma

memperken

sangat terk

terpenting,

Pa

pendingin

menjadi ke

diperbarui.

mendorong

meningkatk

Pa

pada indu

ada tahun 1

udian oleh

modern. H

kamar singl

asing, air m

nalkan masa

kenal dan m

mulai disad

ada saat itu

atau pengha

eharusan. Se

Tidak disa

g lahirnya h

kan mutu, ba

G

ada permula

stri perhote

829 dibangu

sebagian pa

Hotel tersebu

le dan doubl

minum di se

akan Peranci

menjadi temp

dari bahwa in

u hotel belum

angat untuk

etelah 20 tah

angsikan la

hotel-hotel b

aik dalam pe

ambar II.1.4.1

Sumber : Ako

aan abad XX

elan yaitu m

un hotel den

ara ahli dia

utlah yang

le, yang pad

tiap kamar,

is ke dunia p

pat persingg

ndustri hotel

m menyedia

setiap kama

hun beropera

gi bahwa k

baru yang ke

elayanan ma

1 Hotel The Tr

modasi Perhot

X mulai terjad

mulai diper

ngan nama

anggap seba

pertama ka

a setiap kam

pelayanan

perhotelan. H

gahan yang

adalah indu

akan layanan

ar. Sekarang

asi, hotel Tre

keberasilan

emudian sal

upun pengad

remont House

telan Jilid 1

di perubahan

rkenalkanny

The Tremon

agai cikal b

ali memperk

mar dilengka

oleh bellbo

Hotel inipun

sangat rama

ustri penjuala

n kamar ma

g hal tersebu

emont ditutu

The Tremo

ling bersain

daan fasilita

n yang cuku

a hotel-hote

15 

nt House

bakalnya

kenalkan

api kunci

oy, serta

menjadi

ai. Yang

an jasa.

andi dan

ut sudah

up untuk

ont telah

g dalam

s.

up berarti

el kelas

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

16  

menengah yang tidak begitu mewah dan mahal bagi para pengusaha atau

wisatawan, berciri lebih mengutamakan kepraktisan, yang berkembang dengan

pesatnya.

Tercatat seorang yang bernama Ellswort M. Statler yang berjasa

dalam menemukan ide-ide baru seperti penyediaan koran pagi, cermin di

kamar, dan lain-lain. Dalam kurun waktu 40 tahun berikutnya, hotel-hotel

milik Statler menjadi contoh dalam pembangunan konstruksi hotel-hotel baik

di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia. Industri perhotelan pernah

mengalami kejayaannya selama dan sesudah Perang Dunia II dimana banyak

sekali orang yang melakukan perjalanan dan memerlukan jasa perhotelan.

II.1.5 Studi Hotel

Untuk lebih memahami karakteristik dan kebutuhan hotel, penyusun

melakukan studi terhadap beberapa proyek sejenis.

1. Studi Hotel Salak The Heritage Bogor

Penyusun memilih Hotel Salak untuk studi karena hotel ini

memiliki beberapa kesamaan dengan proyek city hotel yang akan

dirancang. Hotel ini merupakan bangunan tua yang dikonservasi dan

dijadikan hotel bintang empat. Penyusun juga menjadikan Hotel Salak

sebagai salah satu rujukan studi luasan dan fasilitas.

Hotel Salak The Heritage dibangun pada tahun 1856 dengan

nama Hotel Bellevue-Dibbets, dan dikategorikan sebagai hotel khusus

bagi Kalangan Istana Bogor dan dimiliki oleh seorang Belanda yang

memiliki hubungan keluarga dengan Gubernur Jenderal.

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

bertemp

Jalan Ir

yang d

bersejar

dengan

hotel y

Hotel S

standar

Gambar II.1

Hotel Sa

pat di sebera

r. H. Juanda

Hotel ini

dikenal deng

rah yang dir

n dua dan e

yang berlanta

Salak terus m

r klasifikasi h

1.5.1 Foto sem

Sumber

alak The H

ang Istana K

No. 8 Bogor

terdiri dari e

gan nama H

renovasi. Du

mpat lantai

ai lima, dile

meningkatka

hotel bintang

Gambar II

Sumber

masa hotel masih

r : Website Ho

Heritage ada

Kepresidenan

rdi atas area

empat bagian

Heritage Bui

ua bagian la

. Bagian ke

engkapi dua

an layanan d

g empat.

I.1.5.2 Hotel S

r : Website Ho

h bernama Hot

otel Salak

alah hotel c

n Bogor di s

a seluas 8,227

n utama. Per

ilding – be

agi adalah sa

eempat adal

a lift tamu d

an fasilitasn

Salak saat ini

otel Salak

tel Dibbet

cagar buday

samping City

7 m2.

rtama, bagia

rupa dua b

ayap kiri da

ah bagian b

dan satu lift

nya hingga m

17 

ya yang

y Hall di

an depan

angunan

an kanan

belakang

service.

mencapai

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

18  

Ruang-ruang yang tersedia di hotel Salak dibagi menjadi

beberapa tipe sesuai luasan, fasilitas, dan pemandangan yang dimiliki.

Tabel II.1.5.1 Tipe kamar Hotel Salak

Nama Ruang Luasan Fasilitas/fitur View

Colonial Presidential Suite 10 x 8 m

Double bed

Interior bergaya kolonial

Butler service 24jam

Koneksi internet

Istana Bogor

Colonial Super Executive

Double bed

Interior bergaya kolonial

Istana Bogor

Inner garden

Salak View Room 7,2 x 6 m Double bed

Interior bergaya modern Gunung Salak

Colonial Executive Heritage 4 x 8 m

Double bed

Interior bergaya kolonial

Istana Bogor

Inner garden

Deluxe Suite Room

Double bed room

Living room + dining set

Kolam renang

Inner garden

Deluxe Room

Twin room

Double bed room

Connecting room

Extra Wi-Fi Internet Access

Kolam renang

Inner garden

Jalan Kota Bogor

Superior Room

Twin room

Double bed room

Connecting room

Kolam renang

Inner garden

Jalan Kota Bogor

Sumber : Website Hotel Salak

Fasilitas penunjang yang tersedia di Hotel Salak :

1. Business Center

2. Fitness Center

3. Paradise Travel

4. Smart Kids Planet & Children Playground

5. Swimming Pool & Inner Garden

6. Bellevue Wellness Salon, Spa and Barbershop

7. Herbal Place

8. Drugstore & Art shop

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

19  

9. Internet Corner

10. Aesthetic Dentist

11. ATM Center

12. Security & Safety System

Hotel Salak memiliki 6 restoran dan café dengan kuliner

bervariasi dan 12 ruang pertemuan berkapasitas 10-1500 orang.

Keterangan mengenai ruang-ruang pertemuan diuraikan dalam tabel :

Tabel II.1.5.2 Tipe ruang pertemuan Hotel Salak

Room Size U-shape Class Room Round Table Theater

Padjadjaran I 12.5m x 10.5m 20 – 40 40 – 70 30 – 50 70 – 100

Padjadjaran II 11m x 7m 20 – 30 40 – 60 20 – 40 50 – 80

Padjadjaran III 11m x 7m 20 – 30 40 – 60 20 – 40 50 – 80

Batutulis I 7.5m x 8.2m 10 – 25 10 – 20 10 – 20 20 – 30

Batutulis II 7m x 8.2m 15 – 20 15 – 18 15 – 20 20 – 30

Batutulis III 7m x 7m 10 – 15 10 – 16 10 – 18 10 – 20

Batutulis IV 5.5m x 4.5m 4 – 8 4 – 8 4 – 6 8 – 10

Galuh 14.4m x 8m 20 – 40 30 – 70 30 – 50 70 – 100

Pakuan 14.4m x 8m 25 – 40 50 – 70 30 – 50 50 – 100

Burangrang 8.5 m x 9.5 m 15 - 25 20 - 25 20 - 25 30 - 50

Istana 28.8m × 18m 50 – 100 75 – 150 100 –150 150 – 400

Sumber : Website Hotel Salak

Gambar II.1.5.3 Cafe Kanari dan Ballroom Istana

Sumber : Website Hotel Salak

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

20  

2. Studi The Scarlet Hotel Singapura

The Scarlet dipilih sebagai salah satu studi karena hotel ini

dinilai memiliki kualitas desain yang baik yang dapat dicontoh, serta

pendekatan pencapaian standar hotel bintang lima tidak melalui kuantitas

(jumlah dan luasan kamar dan fasilitas), tapi melalui kualitas (tampilan

dan performa desain interior dan fasilitas). Hotel ini juga merupakan

proyek konservasi bangunan tua yang disesuaikan dengan fungsi baru dan

hasilnya cukup baik, ramai pengunjung.

Hotel The Scarlet dengan total 84 kamar terletak di sudut Erskine

Road, membentang sepanjang 12 ruko (shophouse) yang direstorasi,

termasuk satu bangunan bergaya Art Deco dari tahun 1924. Hotel dengan

konsep boutique hotel berbintang lima ini didesain amat mewah dengan

perabot dan elemen dekorasi berkelas.

Gambar II.1.5.4 Eksterior dan lobi The Scarlet

Sumber : Website Hotel Scarlet, Google image search

The Scarlet memiliki 5 suite yang masing-masing didesain

dengan tema, skema warna, dan gaya tersendiri : Splendour, Passion,

Opulent, Lavish, dan Swank.

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

21  

Gambar II.1.5.5 Suite Splendour, Opulent, dan Lavish

Sumber : Website Hotel Scarlet

Konfigurasi seluruh ruangnya sebagai berikut :

Tabel II.1.5.3 Tipe kamar Hotel Scarlet

Tipe Ruang Jumlah Luasan

Standard Room 8 15-20 sqm

Deluxe Room 28 16-20 sqm

Executive Room 17 16-20 sqm

Executive Room with balcony 8 18-24 sqm

Premium Room 14 26-30 sqm

Opulent Suite 1 36 sqm

Lavish Suite 1 42 sqm

Swank Suite 1 33 sqm

Passion Suite 1 25 sqm, Terrace Area 32 sqm

Splendour Suite (2 br) 1 51 sqm

Sumber : Website Hotel Scarlet

The Scarlet memiliki 3 restoran dan bar : Bold, Desire, dan

rooftop restaurant bertajuk Breeze. Juga terdapat 2 fasilitas kesehatan :

Soda Spa dan Flaunt Fitness, dan satu ruang pertemuan yaitu The

Sanctum. Semua fasilitas ini menerapkan desain interior yang menawan,

kuliner kelas satu, dan fasilitas lengkap. Salah satu restorannya, Desire,

bahkan mendapat penghargaan Singapore’s Top restaurant 2008.

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

G

segi ku

dan lo

diklasif

3. Studi T

konsep

mengin

kalanga

Gamba

Gambar II.1.5

Fasilitas y

uantitas, tapi

okasinya ya

fikasikan seb

Tune Hotels

Tune Hot

limited serv

nap dapat jau

an wisatawan

r II.1.5.6 Rest

5.7 Spa Soda, F

Sumber

yang dimilik

sangat maks

ang strategi

bagai hotel b

s Bali

tel menjadi

vice pada tip

uh ditekan h

n, terutama d

toran dan bar D

Fitness Flaunt,

: Website Hot

ki The Scarl

simal dari se

is. Inilah y

bintang lima

acuan pen

pe compact

hingga lebih

di masa kris

Desire, Bold, da

dan ruang pert

tel Scarlet

let boleh jad

egi kualitas,

yang meny

.

nyusun untu

hotel yang m

h terjangkau

is ekonomi.

an Breeze

temuan Sanctu

di relatif sed

selain aspek

yebabkan h

uk lebih me

memungkink

bagi sebagi

22 

um

dikit dari

k sejarah

hotel ini

emahami

kan tarif

an besar

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

bintang

tambah

yang di

• Tem

sing

perl

• Seti

pan

Hotel ini b

g satu’. Ku

han tidak di

igunakan’. 5

mpat tidur st

gle untuk ka

lengkapan se

G

iap kamar d

nas bertekana

G

berslogan ‘p

ualitas temp

isediakan at

5 fitur yang d

tandar hotel

amar tungga

eperti bantal

Gambar II.1.5

Sumb

dilengkapi k

an kuat

Gambar II.1.5

Sumb

pengalaman

pat tidur d

tau diperoleh

disediakan H

bintang lima

al dan queen

l, selimut, da

5.8 Tipikal kam

ber : www.tune

kamar mand

5.9 Tipikal kam

ber : www.tune

tidur bintang

dan showern

h dengan s

Hotel Tune an

a – spring be

n size untuk

an sprei deng

mar ganda Tune

ehotels.com

di di dalam

mar mandi Tune

ehotels.com

g lima denga

nya baik.

istem ‘baya

ntara lain :

ed King Koi

k kamar gand

gan kualitas

e Hotel

dengan sho

e Hotel

23 

an harga

Fasilitas

ar sesuai

il ukuran

da, serta

sama

ower air

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

24  

• Berada di lokasi yang strategis – semua Hotel Tune terletak strategis,

berdekatan dengan pusat perbelanjaan, pusat bisnis, atau wisata. Tune

Hotel Kuta berjarak 6 menit jalan kaki ke Pantai Kuta, Tune Legian

berjarak 3 menit dari pantai. Keduanya berada pada jalan yang terisi

tempat makan dan pusat hiburan seperti spa, factory outlet, dan club.

Gambar II.1.5.10 Peta lokasi Tune Hotel Kuta

Sumber : www.tunehotels.com

• Bersih – layanan kebersihan tersedia setiap hari, penggantian bed linen

dapat dipilih untuk diganti setiap hari atau beberapa hari sekali.

• Pengamanan 24 jam – kartu elektronik akses masuk kamar, kamera

CCTV di seluruh hotel, petugas jaga bergilir, dan lobby utama tidak

dapat diakses tanpa kartu selewat tengah malam.

Gambar II.1.5.11 Akses kartu elektronik dan lobby resepsionis

Sumber : www.tunehotels.com

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

• Ran

• Ran

• Lay

11

Kek

mem

mem

Karakteris

ncangan tam

Gambar

ncangan inte

G

yout kamar s

m2 untuk k

kurangannya

miliki 55 kam

miliki 170 k

stik dan kual

mpak banguna

II.1.5.12 Tam

Sumb

erior pada ru

Gambar II.1.5.

Sumb

sangat efisie

kamar ganda

a, ada bebe

mar tunggal

amar ganda,

litas pelayan

an cukup ba

mpilan eksterior

ber : www.tune

ang publik s

13 Interior lob

ber : www.tune

en, luasan 9

a, semua d

erapa kamar

l dan 84 kam

, 4 lantai.

nan Tune Ho

aik

r Tune Hotel K

ehotels.com

seperti lobby

bby Tune Hotel

ehotels.com

.6 m2 untuk

engan kama

r tidak berj

mar ganda, 4

otels :

Kuta dan Legian

y cukup baik

l Legian

k kamar tung

ar mandi di

jendela. Tun

lantai. Tune

25 

n

ggal dan

i dalam.

ne Kuta

e Legian

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

26  

Gambar II.1.5.14 Layout kamar tipikal Hotel Tune

Sumber : www.tunehotels.com

• Perabot dalam kamar minim. AC dapat digunakan dengan membayar

biaya tambahan. Tidak ada lemari, hanya disediakan hanger. Tersedia

ceiling fan, side table dan safety box, serta pengering rambut.

Gambar II.1.5.15 Perlengkapan standar yang tersedia di tiap kamar

Sumber : www.tunehotels.com

• Tidak ada room service dan sarapan pagi. Terdapat Mini Mart 24 jam

di Tune Kuta dan Legian. Restoran Es Teler 77 dan Well Being Spa

hanya ada di Tune Legian.

• Bangunan bebas asap rokok, tersedia smoking area di lobby

• Tersedia lift dan akses internet gratis di lobby

• Fasilitas yang dapat diperoleh dengan biaya tambahan : pick up

service, perlengkapan mandi, sarapan, wi-fi, AC, dan TV

• Tidak ada fasilitas olahraga dan kesehatan, kecuali mungkin yang

skala kecil seperti spa di beberapa cabang. Fasilitas seperti kolam

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

27  

renang dianggap tidak perlu disediakan karena belum tentu digunakan

oleh semua tamu yang menginap.

• Tarif semalam bervariasi Rp 120.000,- hingga Rp 300.000,-. Semakin

jauh tanggal reservasi, semakin murah. Reservasi dapat dilakukan

online via web. Tersedia tarif promo, seperti promo Hari Kemerdekaan

yang menawarkan harga Rp 1.700,- semalam.

4. Studi W Hotel Bali

W hotel merupakan resort hotel bergaya modern karya SCDA.

Dari tinjauan ini, penyusun bermaksud mengambil masukan dari gambar

kerja proyek berupa contoh layout kamar, pembagian ruang dan struktur,

serta dimensi dan organisasi ruang.

Gambar II.1.5.16 Perspektif W Hotel

Sumber : Presentasi W Hotel Concept dari SCDA

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

Su

Su

Gambar II.1

mber : Present

Gambar II

mber : Present

1.5.17 Ground

tasi W Hotel C

I.1.5.18 Potong

tasi W Hotel C

Plan W Hotel

oncept dari SC

gan W Hotel

oncept dari SC

CDA

CDA

28 

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

Su

Su

Su

Gambar II

mber : Present

Gambar I

mber : Present

Gambar II.

mber : Present

I.1.5.19 Denah

tasi W Hotel C

II.1.5.20 Denah

tasi W Hotel C

.1.5.21 Potonga

tasi W Hotel C

lantai tipikal

oncept dari SC

h unitkamar

oncept dari SC

an unit kamar

oncept dari SC

CDA

CDA

CDA

29 

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

30  

II.1.6 Tinjauan Umum Terhadap Topik dan Tema

1. Arsitektur Kontekstual

Arsitektur kontekstual merupakan sebuah pendekatan terpadu

dengan mengikutsertakan pertimbangan kualitas lingkungan fisik dan

aspek nir-fisik ke dalam proses perancangan arsitektur.

Brent C. Brolin dalam bukunya Architecture in Context (1980),

menyatakan bahwa yang dimaksud architecture in context adalah

kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan

baru dengan lingkungan sekitarnya. Dapat dijabarkan beberapa pendekatan

desain arsitektur kontekstual yang bervariasi atau tidak sekedar meniru:

1. Mengambil motif-motif desain setempat, seperti bentuk massa, pola

atau irama bukaan, dan ornamen desain yang digunakan

2. Kedua, menggunakan bentuk-bentuk dasar yang sama, tetapi

mengaturnya kembali sehingga tampak berbeda

3. Ketiga, melakukan pencarian bentuk-bentuk baru yang memiliki efek

visual sama atau mendekati yang lama

4. Keempat, mengabstraksi bentuk-bentuk asli (kontras)

Beberapa terminologi umum dalam arsitektur kontekstual yang

juga dapat menjadi pendekatan perancangan :

• Alteration/alterasi :

Adaptasi bangunan lama untuk fungsi baru dengan

perubahan. Salah satu contoh alterasi misalnya Governent Bunker

Documentation Site di Bad Neuenahr-Ahrweiler, Jerman. Dibangun

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

pad

kini

beru

Ga

• Add

-

-

-

Asi

Ban

lam

da 1960-1972

i sisa terow

upa museum

ambar II.1.6.1

dition :

Pengulanga

Abstraksi ba

Latar bela

pengaturan j

Conto

ia Afrika N

ngunan terse

ma dengan tam

Gambar II.1

2 sebagai bu

wongan terse

m dan pusat d

1 Bunker yang

Sumber : T

an bangunan

angunan asli

akang (bac

jarak dan ka

oh addition :

Nomor 81,

ebut bergay

mbahan fasi

1.6.2 Grand Ho

Sumber : Solu

unker perlind

ebut direnov

dokumentasi

dialterasi men

The Architectur

asli

i

ckground)

aitan visual (

bangunan b

, bersebela

a Art Deco

litas modern

otel Preanger,

usi Desain Ars

dungan terha

vasi dan dit

i.

njadi museum d

re of Democra

bagi bangu

(massa bang

baru Grand H

han dengan

o disesuaikan

n dalam unsu

bangunan lama

sitektur Kontek

adap seranga

tambah fung

dan pusat doku

acy

unan asli

unan, dll.)

Hotel Preang

n bangunan

n dengan b

ur lansekap.

a dan baru (kan

kstual

31 

an udara,

gsi baru

umentasi

dengan

ger Jalan

n lama.

angunan

nan)

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

32  

• Infill :

Pengertiannya tidak terbatas pada penyisipan satu bangunan

saja, namun lebih kepada penyisipan berbagai aktivitas baru yang

dibarengi dengan penyediaan wadah/fasilitas fisik kegiatan, berupa

(kelompok) bangunan.

Pendekatan arsitektur kontekstual juga dapat dilakukan

melalui konsep harmonis dan kontras:

• Harmonis

Pengulangan pola-pola dari bangunan lama dalam skala tata

bangunan (gubahan massa, siluet bangunan, jarak antarbangunan,

setback, dan skala bangunan)

• Kontras

Gubahan massa ‘sesuai’ dengan skala bangunan lama, tetapi

menggunakan unsur-unsur bangunan yang memperkuat keberadaan

(signifikasi) bangunan lama (struktur, konstruksi, bahan, langgam,

tekstur, warna, dll.)

Contoh infill yang bersifat kontras misalnya bangunan baru

German Oceanographic Museum yang dari bentuknya tampak organik,

kontras dengan sekitarnya, warnanya pun putih cemerlang yang

berbeda dengan bangunan-bangunan tua di kawasan tersebut yang

digolongkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

33  

Bila diperhatikan, tampak ada garis-garis bangunan baru yang

selaras dengan bangunan tua di sebelahnya, sehingga tetap terasa

saling menunjang walaupun fisiknya sangat berbeda.

Gambar II.1.6.3 German Oceanographic Museum

Sumber : The Architecture of Democracy

Brolin mendorong kreativitas dalam arsitektur dalam

melahirkan bentuk-bentuk baru yang berbasis pada perbendaharaan

arsitektural dengan pengendalian (pedoman/panduan) yang ketat dalam

evaluasi hasil perancangan. (Martokusumo, 2005, ppV-6 – V-8)

Kontekstualisme merupakan sebuah ide tentang perlunya

tanggapan terhadap lingkungannya serta bagaimana menjaga dan

menghormati jiwa dan karakter suatu tempat. Sering orang

beranggapan kontekstualisme hanya berusaha meniru bangunan lama

sehingga terlihat sama dengan bangunan baru atau hanya untuk

mempopulerkan langgam historis arsitektur tertentu. Namun,

sebenarnya tidaklah seperti itu. (Hertanto, 2005)

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

2. Golden

dalam

Teori y

perenca

SM me

Dalam

sebuah

pengga

yang le

AG (GB

lebih b

panjang

berkaita

diranca

n Section da

Pada perk

menggarap

yang dipilih

ana banguna

Euclid, se

enulis Eleme

Buku 6, Pr

garis dal

ambaran Euc

Euclid un

ebih kecil da

GB/AG) adal

besar, AG, te

g AB nilai 1

Bila disus

an dengan d

Banyak a

ang menggun

an Spiral Fib

kembanganny

fisik bangu

h merupakan

an pada masa

eorang ahli m

ents, sebuah

roposisi 30,

lam rasio

clid secara ge

ntuk menunj

ari sebuah g

lah SAMA d

erhadap kes

, sementara p

sun ulang se

efinisi Phi2 =

analisa meny

nakan golde

bonacci

ya, akan dig

unan agar k

n tatanan pr

a lalu, yaitu g

matematika

kumpulan d

Euclid men

nilai tenga

eometris.

ukkan bahw

garis, GB ter

dengan perb

seluruhan pa

panjang AG

ecara aljabar

= Phi+1.

yimpulkan b

en section (

gunakan teor

kontekstual

roporsi yang

golden secti

Yunani, pad

dari 13 buku

nunjukkan b

ah dan nil

wa perbandin

rhadap bagi

bandingan a

anjang garis

G diberi nilai

r menjadi g2

bahwa Parth

(sekitar 500

ri yang lebih

dengan sek

g umum di

ion.

da sekitar ta

mengenai g

bagaimana m

lai ujung.

ngan antara

ian yang leb

antara bagia

s AB (AG/A

g sehingga m

= 1–g atau

henon dan P

SM). Namu

34 

h spesifik

kitarnya.

gunakan

ahun 300

geometri.

membagi

Berikut

a bagian

bih besar

an yang

AB). Beri

menjadi

g2+g=1,

Pantheon

un tidak

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

ada ya

bangun

menggu

menulis

kemung

pendap

pertama

lukisan

Le Corb

Museum

dipakai

Stradiv

biola St

G

ang tersisa d

nan tersebut.

unakan gold

Theano o

s buku T

gkinan perta

at lain men

a mengguna

Leonardo

n dan sketsa-

rbusier mene

m Dunia dan

i dalam ber

vari juga men

tradivarius.

Gambar II.1.6

Sumber

dari gambar

. Sehingga t

den section d

of Thurii (5

Teorem of

ama digunak

nyatakan Leo

akan nama se

da Vinci b

-sketsanya. D

erapkan gold

n Villa Garc

rbagai caba

nggunakan r

6.4 Contoh kary

: Google imag

r-gambar ra

tidak diketah

dalam peranc

00 SM), ist

Golden M

kan Martin O

onardo da V

ection aurea

banyak men

Dalam duni

den section d

ches. Selain

ang seni da

rasio ini utu

ya seni yang m

ge search; Bent

ancangan ar

hui apakah

cangan.

tri Phytagor

Mean. Nam

Ohm dalam b

Vinci (1412

(bahasa Lat

nerapkan go

a arsitektur

dalam rancan

dalam arsite

ari musik,

uk menentuk

menerapkan rasi

tuk, Ruang, dan

sitek Yunan

mereka ben

ras diasumsi

ma golden

bukunya (183

-1519) adal

tin golden se

olden section

yang lebih

ngannya, an

ektur, golden

puisi, hingg

kan letak f-ho

io golden secti

n Tatanan

35 

ni untuk

nar-benar

i pernah

section

35). Ada

lah yang

ection).

n dalam

modern,

ntara lain

n section

ga film.

ole pada

on

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

36  

Golden section adalah pembagian sebuah garis menjadi dua

sehingga rasio antara bagian yang lebih panjang terhadap keseluruhan

sama dengan rasio antara bagian yang lebih pendek terhadap bagian yang

lebih panjang (sekitar 1:1.618); perancangan berdasarkan tatanan ini

disebut memiliki komposisi yang baik. (Davies, 2008, p 642)

Gambar II.1.6.5 Contoh terapan golden section pada fasad

Sumber : Bentuk, Ruang, dan Tatanan

Selain aturan perbandingan panjang, dalam golden section juga

dibahas ketentuan mengenai garis pengatur. Jika diagonal-diagonal dari

dua persegi panjang saling sejajar atau tegak lurus satu sama lain, akan

menunjukkan bahwa kedua persegi panjang tersebut mempunyai proporsi

yang serupa. Diagonal-diagonal ini disebut juga garis pengatur.

Gambar II.1.6.6 Garis-garis pengatur fasad

Sumber : Bentuk, Ruang, dan Tatanan

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

37  

Dari arsitek dan ahli matematika yang melakukan observasi

terhadap golden section, ditemukan hal-hal menarik lain yang terkait

golden section. Salah satunya deret Fibonacci yang dapat digambarkan

menjadi spiral Fibonacci.

Deret Fibonacci : deret angka dimana tiap angka selanjutnya

merupakan penjumlahan dari dua angka di depannya (2,3,5,8,13,21, dst.),

yang dinamakan mengikuti nama ahli matematika Tuscan Leonardo

Fibonacci (c. 1170-1230), yang menemukan bahwa dalam deret tersebut,

rasio antara dua angka yang bersebelahan cenderung menyerupai golden

section (1 : 1.618). (Davies dan Jokiniemi, 2008, p 640)

Spiral Fibonacci adalah sebuah spiral yang terbentuk dari

gabungan lengkung seperempat lingkaran yang terus bertambah besar

sesuai angka-angka dalam deret Fibonacci.

Gambar II.1.6.7 Spiral Fibonacci

Sumber : Dictionary of Architecture and Building Construction

3. Pendekatan Experiental Landscape

Pendekatan arsitektur kontekstual tidak terbatas pada tampilan

fisik bangunan, tetapi dapat dilakukan juga dengan menerapkan teori

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

38  

untuk menganalisa kesesuaian bangunan dengan lingkungan sekitar baik

karakter yang bersifat fisik maupun nonfisik. Salah satunya experiental

landscape (saujana pengalaman) yang menganalisa fungsi dan karakter

suatu tempat serta hubungan antara satu tempat dengan yang lain.

Konsep experiental landscape mengkategorikan sebuah tempat

ke dalam empat elemen : C-center (pusat), D-direction (arah, tujuan), T-

transition (batas), dan A-area, masing-masing dibagi lagi menurut fungsi

dan karakter yang lebih spesifik, misalnya center – pusat – dapat

dibedakan menjadi pusat yang berkarakter social imageability, social

interaction, atau restorative benefit tergantung pada elemen apa saja yang

membentuk pusat tersebut dan sekitarnya.

4. Revitalisasi Kawasan

Revitalisasi berarti upaya untuk menghidupkan kembali sebuah

distrik/kawasan kota yang telah mengalami degradasi melalui intervensi

fisik dan nir-fisik (sosial dan ekonomi). Keberhasilan revitalisasi sebuah

kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik,

bukan sekedar menciptakan beautiful place. Harus berdampak positif serta

dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyarakat dan

warga. (Martokusumo, 2005, pp III-12 dan III-16)

Merujuk pada tulisan Arkeolog Djauhari Sumintardja (2009), arti

revitalisasi kawasan perkotaan adalah upaya untuk mencegah hilangnya

asset-aset kota yang menandai rangkaian riwayat panjang perjalanan kota

beserta masyarakat di dalamnya. Penataan dan revitalisasi kawasan tidak

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

39  

hanya mencakup masalah konservasi kawasan kota lama (urban heritage),

tetapi lebih sebagai upaya mengembalikan kawasan-kawasan strategis di

perkotaan yang mengalami penurunan vitalitas. Variabel pemilihan

kawasan dapat berupa variabel vitalitas ekonomi dan nonekonomi.

5. Istilah-istilah Konservasi

Berikut beberapa definisi istilah dalam kegiatan konservasi

bangunan menurut piagam-piagam ICOMOS (International Council of

Monument and Site). Diharapkan salah tafsir makna istilah-istilah

konservasi secara global yang mungkin disebabkan perbedaan bahasa

antarnegara dapat dihindari. Definisi yang dicantumkan dibatasi pada

poin-poin konservasi yang diterapkan dalam proyek.

• Adaptasi

Disebut juga pemanfaatan kembali secara adaptif. Mengubah

bangunan untuk mengakomodasi fungsi baru seringkali merupakan

cara agar bangunan bersejarah dapat tetap bermanfaat, perlu

diperhatikan kesesuaian fungsi baru dengan selubung eksisting.

• Konservasi

The Burra Charter (1999) mendefinisikan konservasi sebagai

semua proses pemeliharaan yang dilakukan pada suatu tempat untuk

mempertahankan makna budayanya. Konservasi meliputi perawatan

dan tergantung keadaannya dapat meliputi preservasi, restorasi,

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

40  

rekonstruksi, dan adaptasi; dan pada umumnya merupakan gabungan

lebih dari satu upaya.

• Preservasi

Mempertahankan sebuah bangunan dalam bentuk dan kondisi

aslinya dan melakukan perawatan sejauh itu perlu.

• Restorasi

Restorasi adalah mengembalikan bangunan atau bagian-

bagiannya kepada bentuk tampilannya di satu waktu pada masa

lampau. Saat restorasi perlu dilakukan, sangat penting bahwa setiap

intervensi didasari bukti otentik.

(Orbasli, 2008, pp46-50)

6. Teori Pokok Perancangan Kota

Bila berbicara mengenai revitalisasi kawasan, tidak dapat

terlepas dari konteksnya sebagai bagian dari tata ruang perkotaan. Selain

itu, kontekstualitas suatu bangunan terhadap kawasan sekitarnya berarti

kontekstual terhadap elemen dan pola ruang kota, tidak hanya terhadap

bangunan fisik dan langgam arsitekturnya.

• Figure / Ground

Inti teori ini adalah hubungan antara bentuk yang dibangun

(building mass/figure) dan ruang terbuka (open space/ground).

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

41  

Gambar II.1.6.8 Figure/ground

Sumber : Perancangan Kota Secara Terpadu

• Linkage

Teori linkage menegaskan hubungan-hubungan dan gerakan-

gerakan (dinamika) sebuah tata ruang perkotaan, sebagai

komplementer bagi teori figure/ground yang cenderung bersifat dua

dimensi dan relatif statis.

Gambar II.1.6.9 Linkage

Sumber : Perancangan Kota Secara Terpadu

• Place

Teori place menyoroti keterkaitan sejarah, budaya, dan

sosialisasinya. Menekankan pada makna sebuah kawasan sebagai suatu

tempat perkotaan secara arsitektural.

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

42  

Gambar II.1.6.10 Place

Sumber : Perancangan Kota Secara Terpadu

II.1.7 Studi Proyek dengan Topik dan Tema yang Sama

1. Rekonstruksi Berlin Palace

Rekonstruksi Berlin Palace dan penambahan gedung sayapnya

yang bergaya kontemporer dijadikan sebagai studi konsep arsitektur

kontekstual. Berlin Palace merupakan hasil perluasan pada tahun 1699 dari

rumah keluarga kerajaan zaman Barok. Bangunan ini mengalami

kerusakan parah selama Perang Dunia II dan diruntuhkan pada 1950-51.

Gambar II.1.7.1 Berlin Palace sebelum dan sesudah Perang Dunia II

Sumber : The Architecture of Democracy

Masyarakat kemudian mengharapkan bangunan ini untuk

dibangun kembali. Kompetisi internasional diadakan, dan dimenangkan

oleh biro arsitek Italia Francesco Stella Architects yang kemudian mulai

mengerjakan rekonstruksi pada 2007.

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

43  

Gambar II.1.7.2 View bangunan rekonstruksi dan tambahan konstruksi baru

Sumber : The Architecture of Democracy

Pada gambar terlihat bangunan di sebelah kanan adalah bangunan

asli dari abad pertengahan yang direkonstruksi, sedangkan bangunan

sebelah kiri merupakan penambahan bagian sayap bergaya kontemporer

yang disebut sayap Apotheker pada sisi timur.

Tiga sisi bergaya Barok dan satu sisi bergaya kontemporer

mengelilingi halaman tengah yang disebut Schluterhof/historic courtyard.

Gambar II.1.7.3 Potongan facade gaya Barok yang direkonstruksi sesuai aslinya

Sumber : The Architecture of Democracy

Mengikuti salah satu kriteria kompetisi, keseluruhan proyek

harus memperlihatkan hubungan dengan desain kawasan yang bernilai

historis. Bangunan baru yang ditambahkan harus berkaitan dengan bentuk

asli Palace yaitu kotak/cubic form. Mengikuti aturan ini, Stell mengolah

Page 34: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

44  

façade sisi timur dengan gaya geometris kontemporer tanpa ornamen,

dengan garis-garis utama – jendela, pintu, atap – mengikuti bangunan asli.

Gambar II.1.7.4 Harmonisasi garis pembentuk facade bangunan baru dan asli

Sumber : The Architecture of Democracy

Dari studi ini, penyusun memperoleh contoh penerapan arsitektur

kontekstual dengan pendekatan harmonis yang mengambil garis-garis

bangunan lama untuk panduan olahan façade bangunan baru, tanpa meniru

atau mereplikasi bentuk dan ornamen pada bangunan lama.

2. Revitalisasi dan Konservasi Joo Chiat Singapura

Gambar II.1.7.5 Site Plan Desain Usulan

Sumber : Enhancing the Charms of Joo Chiat

Penyusun mengambil studi ini sebagai contoh kasus revitalisasi

kawasan yang sudah dilaksanakan secara serius dengan program-program

yang terencana matang, serta solusi permsalahan yang dapat dijadikan

acuan. Tujuan revitalisasi ini adalah untuk menguatkan karakter tempat

Page 35: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

45  

dan mengembalikannya menjadi kawasan yang hidup dan aktif.

Masyarakat diajak terlibat melalui pameran dan dialog publik.

Gambar II.1.7.6 Pameran maket dan panel untuk publik

Sumber : Enhancing the Charms of Joo Chiat

Kawasan Joo Chiat membentang sepanjang jalan bernama

serupa, membentuk koridor yang menghubungkan dua pusat komersial

:Geylang East – kios makanan dan pasar dengan Marine Parade – pusat

komersial dengan view ke arah East Coast Park dan Selat Singapura. Jalan

ini sendiri aktif dengan adanya usaha penjualan makanan, bunga, dan

bumbu-bumbu.

Gambar II.1.7.7 Gaya arsitektur khas dapat dijumpai di Jalan Joo Chiat

Sumber : Enhancing the Charms of Joo Chiat

Pokok-pokok revitalisasi Jalan Joo Chiat terbagi menjadi lima

poin utama:

Page 36: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

46  

1. Jaringan pedestrian

Aplikasinya adalah menempatkan sistem pedestrian yang terlindungi

di sepanjang Jalan Joo Chiat. Studi potongan dilakukan untuk

menggambarkan hubungan antara bangunan, pedestrian, dan jalan.

Gambar II.1.7.8 Sketsa suasana dan studi potongan sistem pedestrian

Sumber : Enhancing the Charms of Joo Chiat

2. Akses kendaraan

Aplikasinya adalah dengan memperluas lahan khusus kendaraan servis

untuk bongkar muat barang sehingga tidak mengganggu pandangan ke

bangunan. Juga disediakan area parkir yang sudah tetap agar tidak ada

lagi kendaraan yang parkir sembarangan.

Gambar II.1.7.9 Penyediaan area parkir dan area khusus kendaraan servis

Sumber : Enhancing the Charms of Joo Chiat

Page 37: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

47  

3. Bentuk bangunan

Permasalahan yang ditemui adalah variasi GSB, ketinggian, dan

selubung bangunan. Aplikasi desain yang dilakukan yaitu memastikan

bangunan baru (infill) dapat meningkatkan tampilan sepanjang Jalan

Joo Chiat dengan penerapan aturan semacam guidelines.

Gambar II.1.7.10 Potongan tipikal bangunan dan contoh penerapan infill

Sumber : Enhancing the Charms of Joo Chiat

4. Roofscape

Permasalahan yang ditemui adalah roofscape yang tidak konsisten.

Aplikasi desain adalah dengan mengupayakan terciptanya roofscape

yang dapat menunjang karakter eksistng, bentuk, skala, dan material

bangunan di sepanjang jalan.

Gambar II.1.7.11 Atap bangunan empat lantai menunjang tampilan atap dua lantai

Sumber : Enhancing the Charms of Joo Chiat

Page 38: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

48  

5. Streetscape

Permasalahan utama yang ditemui adalah kurangnya penghhijauan dan

tatanan lansekap di sepanjang jalan. Solusinya dengan menanam

pohon pada jarak yang teratur dan mengaplikasikan paving sebagai

finishing badan jalan.

Gambar II.1.7.12 Detail aplikasi paving pada badan jalan dan simulasi streetscape

Sumber : Enhancing the Charms of Joo Chiat

Sebagai salah satu upaya melibatkan peran warga, dibentuk

rangkuman aturan mengenai apa yang harus dan tidak boleh dilakukan

(Do’s and Don’ts) untuk meningkatkan tampilan dan kinerja kawasan.

Misalnya perletakan AC tersembunyi dari pandangan sangat dianjurkan,

sementara tidak diperbolehkan bila barang-barang yang dipajang di toko

menyebar ke pedestrian hingga mengganggu jalur pedestrian.

Page 39: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

49  

Gambar II.1.7.13 DO’s and DON’Ts

Sumber : Enhancing the Charms of Joo Chiat

II.2 Tinjauan Khusus

II.2.1 Sejarah dan Perkembangan Fisik Kota Tua Jakarta

Sejarah sebagai potensi terbesar Kota Tua merupakan tema general

yang akan mendasari setiap perancangan yang dilakukan di kawasan ini.

Apresiasi kesejarahan kawasan diharapkan dapat dimulai dari menghayati

sejarah perkembangannya. Melalui penafsiran sejarah dan apresiasi kritis

terhadap warisan budaya urban ini, diharapkan komunitas semakin mampu

menghargai eksistensi warisan budaya. (Martokusumo, 2005, pIII-17). Berikut

uraian singkat sejarah dan perkembangan fisik kawasan Kota Tua Jakarta.

Nama tertua Jakarta adalah Sunda Kalapa, sebuah pelabuhan dari

kerajaan Pakuan Pajajaran yang masih dikuasai seorang raja Hindu hingga

1522. Pasukan Fatahillah dan pasukan-pasukan lain berhasil mempertahankan

Sunda Kalapa dari pendudukan bangsa asing, termasuk Portugis. Hubungan

niaga dengan bangsa-bangsa asing tetap berjalan baik.

Page 40: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

50  

Berdasarkan sumber dokumen, nama Jayakarta mulai digunakan

pada 1560, tapi sebutan Sunda Kalapa masih belum hilang, sehingga sulit

ditentukan kapan tepatnya nama Jayakarta mulai menggantikan Sunda Kalapa.

Belanda pertama kali masuk pelabuhan Jayakarta pada 13 November

1596. Sejak saat itu kapal-kapal Belanda mulai singgah di Pelabuhan

Jayakarta. Armada Belanda yang dipimpin Cornelis Matelief de Jonge singgah

di Jayakarta pada 1607. Ia mengusulkan pendirian VOC di Asia, di Jayakarta,

yang mesti menjadi sebuah kota Belanda. Perjanjian Pangeran Jayakarta-VOC

menghasilkan beberapa keputusan penting, salah satunya penjualan sebidang

tanah di sebelah timur mulut Ciliwung seluas 50 x 50 depa yang menjadi

pijakan pertama VOC di Pulau Jawa dan cikal bakal Batavia.

J.P. Coen merebut Jayakarta pada 30 Mei 1619. Namanya diganti

menjadi Batavia, dan peran bandar ini semakin meningkat sebagai pusat

politik dan ekonomi. Benteng VOC pertama dibangun pada 1618, dan pada

1628 dibangun benteng kedua seluas 9 kali benteng pertama untuk

menampung semua aktivitas dagang, dengan empat bastion di sudut-sudutnya.

Kota Batavia dirancang dan dibangun dengan pola kotak-kotak yang

dibentuk kanal-kanal melintang dan membujur tegak lurus. Pengkaplingan

kota juga berkotak-kotak, dibentuk oleh jalan-jalan. Sungai Ciliwung

kemudian diluruskan, membelah kota menjadi dua di timur dan barat. Pola

penataan kota berbentuk grid ini dianggap sebagai perencanaan kota modern

yang sudah maju pada zamannya, berlatar efisiensi pengolahan lingkungan.

Page 41: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

Gam

Sumber : Pre

B

dan kemew

abad XVII

kota teratur

tepian air k

K

bermukim

Batavia da

Belanda. P

pada melet

orang Cina

dibakar. Se

Permukima

Cina, daera

Se

Situasi dipe

mbar II.1.1.1 P

esentasi Deputi

Batavia kemu

wahan perm

. Batavia pa

r rapi, di tep

kemudian dib

Kanal-kanal d

di daerah se

an kota-kot

eraturan imi

tusnya pemb

a dibunuh d

etelahnya, or

an mereka b

ah yang kita

ejak pembu

erburuk deng

Pola grid Kota T

i Gubernur DK

udian disebu

mukimannya

ada masa ini

pian kanal da

bangun ruma

di Batavia m

epanjang alir

a pesisir Ja

igrasi Beland

berontakan

di halaman

rang-orang C

berkembang

kenal sebag

unuhan mas

gan meluasn

Tua sebagai sa

KI Bidang Budp

ut Ratu dari

a. Kota diba

i merupakan

an parit kota

ah dan gedun

menarik para

rannya. Nam

awa lain m

da untuk me

orang-orang

belakang b

Cina pindah

g menjadi C

gai pecinan s

sal tersebut

nya wabah m

alah satu bentuk

 

par : Jakarta (B

i Timur kare

angun meny

n pusat perda

ditanami pe

ng, dihuni w

a imigran Ci

mun tumbuhn

menimbulkan

embatasi pop

g Cina pada

alai kota da

ke selatan,

Chine Kwar

aat ini.

t, wajah VO

malaria, pes,

kan fisik sejara

Bangga) Punya

ena keindah

yerupai Am

agangan ram

epohonan rin

warga Beland

ina dan Erop

nya populasi

n reaksi ke

pulasi Cina b

a tahun 174

an rumah-ru

keluar temb

rtier atau K

OC menjadi

dan kolera d

51 

ah

 

Kota Tua

han alam

msterdam

mai. Tata

ndang, di

da.

pa untuk

i Cina di

eras dari

berujung

40. 5000

umahnya

bok kota.

Kampung

i buruk.

di muara

Page 42: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

52  

Sungai Ciliwung dan sekitarnya. Parit yang digali tak mampu lagi

menampung luapan air dari rawa-rawa, penuh endapan lumpur, tersumbat dan

berbau busuk, menjadi sumber penyakit. Pembangunan kota yang tidak

memperhitungkan iklim tropis juga membawa dampak buruk bagi

penduduknya baik dari segi kesehatan maupun kenyamanan.

Sejak 1730-an hingga akhir abad ke-18, di Batavia terjadi

perpindahan besar-besaran ke daerah yang lebih tinggi dan lebih jauh dari

rawa-rawa; yaitu Weltevreden yang dibatasi Jalan Dr. Soetomo, Gunung

Sahari, Pasar Senen; dan Molenvliet – Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk.

Pada 1791 negeri Belanda jatuh ke tangan Perancis dan menjadi

negara kesatuan. Pada 1799 VOC dibubarkan. 1807, Daendels diangkat

menjadi Gubernur Jenderal dengan salah satu tugasnya untuk memperbaiki

kesehatan kota. Kota lama yang disebut juga kota bawah yang berada dalam

tembok ditinggalkan. Bangunan-bangunan dirombak dan digusur. Parit-parit

ditimbun untuk meniadakan sumber penyakit, digantikan jalan-jalan darat.

Pusat pemerintahan ikut berpindah ke daerah selatan, kawasan

Weltevreden yang disebut sebagai “kota atas” dengan pusatnya di sekitar

Waterlooplein (Lapangan Banteng), dan hal ini berlanjut hingga sekarang.

Kota lama kemudian menjadi downtown yang berfungsi sebagai pusat

perdagangan, jasa, dan pelabuhan kapal-kapal kecil.

Setelah Inggris menang atas Perancis, kekuasaan atas Indonesia pun

berpindah ke tangan Inggris. Pada 1811, Thomas Stanford Raffles diangkat

sebagai Gubernur Jenderal. Setelah kekuasaan Inggris berakhir, pembangunan

Page 43: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

53  

Batavia dilanjutkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Paruh abad XIX

merupakan periode kedamaian dalam sejarah Batavia, ditandai dengan

pemerintahan stabil, perluasan ekonomi dan usaha, serta pembangunan dan

pengadaan infrastruktur seperti tramway.

Kota Batavia sejak 1920-an cenderung berkembang menjadi kota

modern. Banyak bangunan asli abad XIX, bercampur dengan yang dirombak

menjadi modern sesuai perkembangan arsitektur di Eropa abad XX. Coraknya

eklektik. Ada yang menggunakan menara dan kubah model Byzantium, hiasan

model Art Deco, dan model khas arsitektur Belanda yang bercampur elemen

bangunan tropikal.

Namun keadaan kota lama yang sekarang kita kenal dengan nama

Kota Tua sudah banyak berubah. Kota lama ditinggalkan karena terjadi

perpindahan ke pusat-pusat lain yang tersebar di seluruh Kota Jakarta.

Saat ini bangunan-bangunan di kawasan Kota Tua dapat dibagi

menjadi lima kategori : sudah musnah atau berganti bangunan baru, hampir

musnah atau mulai runtuh, utuh namun kosong tidak terpelihara dan tidak

lama akan mulai runtuh, masih cukup baik namun tidak digunakan; dan ada

pula dalam jumlah terbatas yang masih baik, terpelihara, dan digunakan.

II.2.2 Peraturan Bangunan di Kota Tua Jakarta

Peraturan bangunan di Kota Tua terangkum dalam peraturan khusus

yang disusun oleh Unit Penataan Teknis yang berkantor di Museum

Fatahillah. Peraturan ini berlaku bersama peraturan lain seperti Undang-

undang dan SK Gubernur yang mengatur penentuan, pemugaran/

Page 44: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

54  

pemeliharaan, dan pemanfaatan benda dan bangunan cagar budaya. Peraturan

yang terkait dengan kawasan Kota Tua dan bangunan cagar budaya cukup

banyak dan detil. Maka pada bahasan ini akan dicantumkan ketentuan yang

paling utama saja dan dipersempit wilayahnya sebatas tapak terpilih.

Upaya pelestarian di Jakarta didasarkan kepada UU No. 5 tahun

1992 Tentang Benda Cagar Budaya dan Peraturan Daerah No. 9 tahun 1999,

yang menggolongkan kawasan cagar budaya menjadi 3 golongan : kawasan

cagar budaya golongan I-III, dan menggolongkan bangunan cagar budaya

menjadi 3 golongan : bangunan cagar budaya golongan A, B, dan C.

Berdasarkan Rencana Induk Kotatua Jakarta (Dinas Tata Kota,

2007), di tengah-tengah Kawasan Cagar Budaya Kota Tua terdapat zona inti,

yaitu area yang memiliki nilai sejarah yang lebih bernilai, yang dahulunya

sebagian besar adalah kota di dalam dinding. Kawasan Cagar Budaya Kotatua

dibagi menjadi 5 (lima) zona yaitu kawasan Sunda Kelapa, Fatahillah,

Pecinan, Pekojan, dan Peremajaan.

Gambar II.2.2.1 Peta seluruh kawasan Kota Tua dan Zona Inti seluas 87 Ha

Sumber : Guidelines Kotatua dari Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemprov DKI Jakarta

Page 45: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

T

Fatahillah,

Menurut g

golongan B

bangunan

terlalu terj

dirombak a

Gamb

Pe

façade dan

mendata se

eksisting d

yang menu

yang ada

dipertahank

baik sesuai

M

pembangun

apak terpilih

tepatnya d

guidelines, p

B. Dari surv

di sepanjang

jaga diband

atau dihancu

bar II.2.2.2 Ban

enyusun me

n selubung b

etiap bangu

dan memban

unjukkan ko

kemudian

kan dan man

i kondisi asli

Merujuk pad

nan yang ber

h terletak d

di blok utar

pada tapak

vey tapak, d

g Jalan Kal

ding bagian

urkan dan dig

ngunan sekitar

Sum

emilih tapak

bangunan yan

unan yang a

ndingkannya

ondisi asli p

dianalisa

na yang dapa

i sebelum dig

da Guidelin

rlaku di tapa

di dalam zon

ra jalan Ka

ini terdaftar

didapati bah

li Besar Tim

n selatan. B

ganti dengan

r tapak yang tid

mber : Dokumen

k ini dengan

ng memang

ada di tapak

a dengan da

ada masa se

untuk me

at dibongkar

ganti.

nes Kotatua

ak terpilih an

na inti yaitu

ali Besar T

r satu bang

hwa nilai sej

mur bagian

Banyak ban

n bangunan-b

dak kontekstua

ntasi pribadi

n konsekuen

harus diper

k, menyusu

ata foto/luk

etidaknya 50

emutuskan

r/dipugar ata

a (2007), b

ntara lain :

u zona 2 at

Timur bagia

gunan cagar

ejarah dan a

utara ternya

ngunan yang

bangunan ba

al dengan kawa

nsi mempert

rtahankan. P

un gambaran

isan/gambar

0 tahun sila

mana yang

au dibangun

beberapa k

55 

tau zona

an utara.

budaya

arsitektur

ata tidak

g sudah

aru.

asan

tahankan

Penyusun

n façade

r otentik

am. Data

g harus

kembali

ketentuan

Page 46: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

56  

• Intensitas bangunan atau koefisien lantai bangunan mengacu kepada

aturan yang dikeluarkan oleh Dinas Tata Kota

• Pemanfaatan intensitas bangunan di kavling bangunan cagar budaya

Golongan A dimungkinkan sebatas tidak merubah tampak, selubung

bangunan, dan interior bangunan yang dilestarikan

• Untuk memenuhi ketentuan butir (2), luas lantai total bangunan cagar

budaya Golongan A beserta bangunan tambahannya merupakan resultante

dari luas lantai asli/eksisting, serta penambahan lantai bangunan di luar

masa bangunan asli dengan nilai tidak melebihi ketentuan KLB yang

dikeluarkan oleh Dinas Tata Kota

• Pemanfaatan intensitas bangunan di kavling bangunan cagar budaya

Golongan B dan C dimungkinkan sebatas tidak merubah masa bangunan

yang dilestarikan. Pada Golongan B, tampak dan selubung bangunan

dipertahankan, sedangkan bagian dalamnya diperbolehkan berubah,

kecuali bagian interior yang penting. Pada Golongan C, façade

bangunannya saja yang harus dipertahankan.

• Untuk memenuhi ketentuan butir (4), luas lantai total bangunan cagar

budaya Golongan B dan C merupakan resultante dari luas lantai di dalam

masa bangunan asli/eksisting, serta penambahan lantai bangunan di luar

masa bangunan asli dengan nilai tidak melebihi ketentuan KLB oleh DTK

• Pada bangunan cagar budaya Golongan A, B, dan C, sebagai akibat tidak

dapat dimanfaatkannya secara penuh KLB maksimal yang ditetapkan oleh

Page 47: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

57  

Dinas Tata Kota, maka sebagai kompensasi diterapkan prinsip alih

intensitas (Transfer of Development Right) sebagaimana diatur oleh Dinas

Tata Kota

• Untuk kavling dengan bangunan bukan bangunan cagar budaya, nilai KLB

sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh Dinas Tata Kota

Dalam mengadakan pemugaran dan penambahan bangunan baru,

Penyusun akan merujuk pada Peraturan DKI Jakarta No. 9 Tahun 1999

tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan dan Bangunan Cagar

Budaya dan Guidelines Kotatua. Beberapa ketentuan umum mengenai

penambahan bangunan baru antara lain :

• Letaknya tersembunyi dari sisi depan jalan bangunan eksisting.

• Terpisah dengan bangunan asli dengan jarak minimal 3 (tiga) meter dari

tampak belakang bangunan asli.

• Menghargai bentuk, ukuran, proporsi dan material bangunan asli tanpa

harus meniru gaya bangunan asli

• Dirancang dengan gaya sederhana dan tidak mencolok sehingga tidak

bersaing dengan bangunan asli

• Perubahan dan penambahan yang dilakukan secara visual tidak tampak

atau tidak berpotensi untuk tampak dari sisi jalan dan ketinggiannya tidak

melebihi ujung atap bangunan asli

• Bangunan tambahan dapat dihubungkan dengan bangunan asli dengan

selasar, lebar maksimal 3 meter dan tidak merusak arsitektur bangunan asli

Page 48: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

II.2.3

• Upaya

diperbo

yang ut

• Perubah

ruang y

ruang l

yang be

Sejarah K

K

Ciliwung y

Besar mem

Sungai ini

Jacques Sp

Gam

Pa

yang berva

rehabilitasi

olehkan untu

tuh dengan b

han tata rua

yang harus d

lain yang me

ersangkutan.

Kawasan Kal

Kali Besar a

yang dipilih

miliki peran

diluruskan

pecx untuk m

mbar II.2.3.1 K

ada abad 17

ariasi : guda

dan revital

uk bangunan

bangunan uta

ang dalam

dilestarikan

erupakan ba

.

li Besar

adalah ‘jant

h Belanda s

nan penting

pada 1631

mewadahi ak

Kali Besar sebe

Sumber : Ko

7 dan 18, di

ang, rumah-r

lisasi melalu

n golongan B

ama (sesuai

bangunan g

seperti lobb

agian arsitek

tung’ Batav

ebagai lahan

dalam seja

dan 1632 a

ktivitas perka

elum dan sesud

   

leksi Mahandi

sepanjang te

rumah mew

ui perubaha

B selama tid

Perda No. 9

golongan B

by dan hall

ktur yang pen

via, satu fra

n untuk me

arah Batavia

atas perintah

apalan.

dah diluruskan

s Yoanata

epi Kali Bes

wah, gereja, d

an tata ruang

dak merubah

/ 1999 ps. 20

tidak berla

utama, serta

nting dari b

agmen dari

endirikan ko

a selama tig

h Gubernur

pada 1631-163

sar berdiri b

dan pasar. A

58 

g dalam

struktur

0)

aku bagi

a ruang-

angunan

Sungai

ota. Kali

ga abad.

Jenderal

32

 

angunan

Awalnya

Page 49: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

59  

warga Eropa dan Cina tinggal di sepanjang Kali Besar, tapi setelah peristiwa

1740, warga Cina dilarang tinggal di dalam tembok kota.

Gambar II.2.3.2 Portugeesche Kerk dan Pembantaian 1740

Sumber : Koleksi Mahandis Yoanata

Paruh akhir abad ke-19, gereja dan pasar tidak ada lagi, Kali Besar

menjadi pusat bisnis dan perdagangan berkarakter dominan Eropa. Perubahan

yang terjadi pada Kali Besar salah satunya dipicu pengesahan Hukum Agraria

di Belanda pada 1870 yang mengakhiri sistem kultivasi yang diterapkan

pemerintah dan mengizinkan pengembangan perusahaan pribadi atau swasta.

Dampaknya adalah pertambuhan pesat jumlah bank, perusahaan

dagang, agen perkapalan, broker asuransi, dan usaha dagang yang berlokasi di

kawasan Kali Besar. Ekspor gula dan kopi yang mendominasi perdagangan

Batavia pada 1870-1880 banyak ditangani perusahaan di kawasan ini.

Pada 1900-an, perusahaan-perusahaan secara bertahap memindahkan

kantor pusatnya ke Molenvliet (Jalan Gajah Mada-Hayam Wuruk) dan

sepanjang Noordwijk (Jalan Juanda) dan Rijswijk (Jalan Veteran).

Page 50: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

II.2.4 Masa Lalu

M

Pemanfaata

Kali Besar

Se

terbuka akt

tempat mak

dan tempa

menghadap

tempat park

G

Gamba

u-Masa Kin

Mengacu pad

an Ruang-ru

bagian utara

epanjang K

tif dalam ben

kan ini dapa

at makan ya

p Kali Besa

kir, dan sirku

Gambar II.2.4

ar II.2.3.3 : Ka

Sumber : Ko

i-Masa Dep

da guideline

uang Kota C

a harus diola

Kali Besar

ntuk kaki lim

at terpisah a

ang ada pa

ar. Area ini

ulasi kendar

4.1 Pemanfaata

antor-kantor da

leksi Mahandi

pan Kawasa

es Kota Tua

Cagar Buda

ah sebagai be

Timur Uta

ma tepi air (

atau menjadi

ada lantai d

i juga berfu

raan bermoto

an ruang terbuk

agang di Kali B

s Yoanata

an Kali Besa

a pada subb

aya, ruang t

erikut :

ara difungsi

waterfront f

i bagian per

dasar bangun

ungsi sebag

or terbatas.

ka di sepanjang

Besar

ar

bab Pelestar

terbuka dise

kan sebaga

food stalls).

rluasan dari

nan-banguna

gai jalur pe

g Kali Besar

60 

rian dan

epanjang

ai ruang

Tempat-

restoran

an yang

destrian,

Page 51: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

61  

Sumber : Guidelines Kotatua dari Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemprov DKI Jakarta

Berikut perkembangan kawasan Kota Tua, khususnya daerah sekitar

tepi Kali Besar, dikemukakan dalam tabel sebagai batasan sekaligus pedoman

perencanaan dan perancangan :

Tabel II.2.4.1 Tinjauan masa lalu, masa kini, dan masa depan kawasan Kali Besar

Masa Lalu/Sejarah Realitas/Masa Kini Rencana Masa Depan

Peruntukan/

fungsi sungai

Aktivitas kapal-kapal

dagang/kapal barang, sirkulasi

air

Tidak berfungsi

Menghadirkan kembali peran

elemen lingkungan ‘air’

termasuk ‘waterfront’ dalam

pengembangan kawasan,

memperbaiki infrastruktur tata

air, meningkatkan kualitas air

melalui program kali bersih,

meningkatkan kapasitas &

intensitas drainase melalui

sistem polder untuk mengatasi

dan mencegah banjir

Page 52: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

62  

Peruntukan/

fungsi tepi

sungai

Gudang-gudang untuk

penyimpanan barang

sementara

Pedestrian, terminal

Sebagai waterfront

restaurant/food stalls,

shopping street, esplanade,

jalur busway, parkir

Fungsi

bangunan di

kiri-kanan

sungai

Abad 17-18 : gudang, hunian

mewah, gereja, pasar

Abad 19 : Bank, kantor

dagang, agen pengapalan,

broker asuransi, pedagang

Kantor, hotel

Banyak yang kosong/tidak

digunakan

Lantai bawah untuk restoran,

toko/retail, galeri, hiburan

Lantai atas untuk galeri,

pendidikan, perkantoran,

hotel, apartemen

Fungsi jalan

di tepi sungai

Jalan bagi pejalan kaki,

transportasi manual, dan

kendaraan

Jalan kendaraan Jalan kendaraan

Akses dan

sirkulasi

Arah tidak diatur, sebagian

besar masih berjalan kaki,

menggunakan sepeda, kereta

kuda

Sebagian besar ruas jalan

diatur satu arah, kendaraan

bermotor sangat umum,

beberapa ruas jalan ditutup

untuk dijadikan pedestrian

Memindahkan arus jalur

pintas ke lingkar luar,

mengusulkan underpass agar

kendaraan tidak melewati,

memperkecil volume

kendaraan,orientasi pada

pejalan kaki

Pedestrian

Cukup teratur, kontinu,

beberapa dilindungi arkade

atau kanopi

Kurang kontinu, di beberapa

ruas hilang, terganggu

tumbuhnya pohon atau

keberadaan PKL

Kontinyu, terintegrasi dengan

jaringan jalan, berarkade,

berkanopi, perabot jalan

bersifat festive

Tata hijau dan

ruang terbuka

Sepanjang tembok kota, tepian

kanal dan parit ditanai pohon

palem dan kenari yang

rindang

Di beberapa ruas jalan besar

cukup teduh, di jalan-jalan

kecil masih terasa gersang

RTH aktif, formal, pohon

bersifat pengarah

II.2.5 Sejarah Perhotelan di Indonesia

Pada zaman penjajahan Belanda dan masa sebelum kemerdekaan di

tahun 1945 telah banyak didirikan hotel besar berskala internasional, terutama

di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan,

Semarang, dan Yogyakarta. Tercatat beberapa hotel yang ternama seperti

Hotel Des Indes di Jakarta dan Hotel Savoy Homann di Bandung, serta Hotel

Bali Beach di Bali yang sering digunakan untuk menerima tamu-tamu negara.

Page 53: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

63  

Gambar II.2.5.1 Hotel-hotel besar pertama di Indonesia

Sumber : Dok. Savoy Homann untuk Aga Khan Award dan dokumentasi pribadi

Perkembangan hotel-hotel bersejarah di Indonesia dapat dicatat

setelah Indonesia merdeka. Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno

membangun beberapa hotel atas kepemilikan pemerintah yang kemudian

menjadi hotel di bawah BUMN. Hotel-hotel tersebut antara lain Hotel

Indonesia di Jakarta, Bali Beach Bali, dan Samudra Beach Hotel Yogyakarta.

Saat ini telah umum dijumpai berbagai tipe hotel dari hotel melati

atau losmen yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kelas mengah ke

bawah sampai hotel berbintang lima, dan diamond yang paling tinggi.

II.2.6 Definisi City Hotel di Indonesia

Menurut Peraturan gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

No. 41 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Usaha Hotel pasal 1 ayat (10),

Hotel yaitu jenis usaha akomodasi yang menyediakan tempat dan fasilitas

kamar untuk menginap dengan perhitungan pembayaran harian serta dapat

menyediakan berbagai jenis fasilitas pelayanan seperti fasilitas penyediaan

makanan dan minuman, fasilitas konvensi dan pameran, fasilitas rekreasi dan

hiburan, fasilitas olahraga dan kebugaran, fasilitas jasa layanan bisnis dan

perkantoran, fasilitas jasa layanan keuangan, fasilitas perbelanjaan, serta

Page 54: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

64  

pengembangan fasilitas penunjang lainnya yang diperlukan untuk aktivitas

tamu dan pengunjung.

SK Menparpostel No. KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan

usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis

akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk

menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang

lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

Merujuk pada Akomodasi Perhotelan Jilid I (Suwithi, 2008, p51),

city hotel adalah salah satu jenis hotel, diklasifikasikan berdasarkan faktor

lokasi. Definisinya adalah hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian

besar tamu yang menginap memiliki kegiatan berbisnis. Dalam sumber yang

sama (p42), city hotel berciri terletak di tengah kota besar yang digunakan

oleh kebanyakan usahawan.

II.2.7 Klasifikasi Hotel Bintang Empat dan Compact Hotel

Dalam perancangan city hotel, dibuat satu hotel dengan rentang

layanan yang lebar. Secara keseluruhan, hotel dan fasilitasnya dirancang

menurut standar klasifikasi hotel bintang empat, tapi disediakan juga paket

kamar hotel berkonsep compact hotel dengan layanan yang terbatas.

Layanan hotel dan fasilitas berstandar bintang empat ditargetkan bagi

tamu dari kalangan wisatawan yang ingin berwisata di kawasan Kota Tua

dalam waktu yang lama dan menikmati fasilitas lengkap dan lebih mewah,

wisatawan bisnis kelas atas, wisatawan mancanegara, serta untuk mengadakan

Page 55: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

65  

event besar seperti konferensi atau pernikahan yang membutuhkan hall yang

besar dan kamar yang banyak untuk tamu rombongan.

Pemilihan lokasi yang menghadap Kali Besar dan Jembatan Kota

Intan, dekat dengan objek-objek wisata, serta akses jalan besar dianggap

cukup layak untuk perancangan hotel bintang empat. Potensi wisata dan

kesejarahan kawasan juga menjadi nilai positif.

Unit kamar dan fasilitas hotel berstandar bintang empat ini

dikombinasi dengan kamar-kamar hotel berkonsep compact hotel di area

terpisah dengan tarif yang lebih terjangkau dan fasilitas yang jauh lebih

sederhana – cukup akomodasi untuk beristirahat/tidur.

Fasilitas tambahan dapat diperoleh dengan membayar biaya

tambahan (layanan terbatas). Targetnya adalah tamu dari kalangan pelajar dan

mahasiswa, wisatawan low cost dan backpacker, serta wisatawan dengan

tempat tujuan spesifik yang cukup membutuhkan tempat bermalam, yang

umumnya membutuhkan fasilitas penginapan tidak lebih dari dua hari.

Penyusun memutuskan untuk merancang dua jenis layanan hotel

dalam satu proyek ini dengan beberapa pertimbangan :

1. Tapak sangat potensial untuk pengadaan proyek berskala besar yang

mampu menghidupkan kawasan; memenuhi persyaratan perancangan hotel

bintang empat dari segi lokasi – nilai sejarah dan arsitektural kawasan,

luasan, view, dan akses.

2. Hasil survey BPS dalam Jakarta dalam Angka menunjukkan bahwa pada

hotel bintang empat dan lima, rasio tamu asing terhadap tamu Indonesia

Page 56: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

66  

relatif tinggi dibanding hotel berbintang rendah. Disimpulkan bahwa

pengadaan hotel bintang empat ke atas dapat menarik lebih banyak tamu

asing yang dapat menjadi wisatawan Kota Tua yang potensial. Kompetitor

yang lokasinya paling dekat, Hotel Batavia, juga berbintang empat.

Tabel II.2.7.1 Rasio tamu asing terhadap tamu Indonesia hotel berbintang di DKI Jakarta

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta No 09/03/31/Th. XII, 1 Maret 2010

3. Poin survey BPS lainnya menunjukkan bahwa lama menginap tamu asing

di hotel bintang empat paling panjang. Sama halnya tamu asal Indonesia.

Diasumsikan bahwa hotel bintang empat berpotensi untuk menjadi tempat

singgah untuk waktu lama, yang berarti wisatawan juga berkesempatan

menjelajah kawasan Kota Tua dalam waktu yang lebih panjang.

Tabel II.2.7.2 Rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu Indonesia hotel berbintang

di Jakarta menurut klasifikasi hotel (hari)

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta No 09/03/31/Th. XII, 1 Maret 2010

Page 57: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

67  

4. Melalui pengamatan dan data, disimpulkan bahwa pengadaan hotel

bintang empat saja tidak akan cukup menarik banyak wisatawan dan

memenuhi tujuan utama pengadaan proyek yaitu menghidupkan kawasan.

Untuk menarik banyak tamu, khususnya mayoritas tamu lokal atau dari

ekonomi menengah ke bawah, perlu menyediakan satu fasilitas akomodasi

bertarif murah. Maka disediakan juga fasilitas kamar hotel berkonsep

compact hotel dengan limited service dalam bangunan yang sama.

5. Data pada tabel menunjukkan bahwa tingkat penghunian kamar hotel

berbintang rendah (1-2) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun

dibanding hotel berbintang tinggi (4-5).

Tabel II.2.7.3 Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang menurut klasifikasi hotel di

Jakarta bulan Januari 2009, Desember 2009, dan Januari 2010

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta No 09/03/31/Th. XII, 1 Maret 2010

Disimpulkan bahwa untuk menarik banyak pengunjung perlu

disediakan akomodasi bertarif murah. Namun, penyusun berpendapat bahwa

hotel bertarif murah tidak selalu didapat dengan desain yang sederhana, lokasi

Page 58: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

68  

yang sulit dijangkau, apalagi fasilitas dan pelayanan berstandar buruk. Bahkan

sampai mendapat label hotel ‘esek-esek’ seperti yang banyak dijumpai di

kawasan Kota Tua, padahal notabene Guidelines melarang usaha tersebut.

Maka penyusun cenderung merujuk pada limited service atau

compact hotel yang tetap menyediakan akomodasi untuk kebutuhan paling

minimal, seperti tidur dan mandi, yang baik; serta berada pada lokasi strategis,

sambil meminimalkan harga dengan meminimalkan luasan unit kamar dan

meniadakan fasilitas tambahan, seperti tidak mendapat sarapan dan

penggunaan AC, kecuali bila tamu bersedia membayar tambahan biaya

sejumlah yang ditetapkan.

Klasifikasi hotel bintang empat merujuk pada Surat Keputusan

Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi :

Tabel II.2.7.4 Klasifikasi hotel bintang empat menurut SK Menparpostel

Fasilitas Kamar Tidur Luas Kamar Ruang Makan (Restoran)

Bar dan Coffee Shop

Minimal 50 kamar, 3

kamar suite 18-28 m2 Wajib minimal 2 Wajib minimal 1

Fasilitas Rekreasi dan Olah Raga

Function Room

Ruang yang disewakan Lounge Taman

Wajib perlu + 2 jenis

fasilitas lain Wajib

minimal 1 Perlu

Minimal 3 Wajib Perlu

Klasifikasi hotel bintang empat merujuk pada Akomodasi Perhotelan

Jilid 1 antara lain :

Tabel II.2.7.5 Klasifikasi hotel bintang empat menurut buku teks perhotelan SMIP

Jumlah kamar standar Jumlah kamar suite Kamar mandi Luas kamar

standar Luas kamar suite

**** Minimum 50 kamar Minimum 3 kamar Di dalam minimum 24 m2 minimum 48 m2

Page 59: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

69  

Belum ada standar klasifikasi yang resmi mengenai compact hotel.

Terminologi ini digunakan penyusun merujuk pada artikel Compact Hotels

Big on Style (Lee, 2009, p1) yang memakai istilah compact hotel untuk

menyebut hotel yang menarik pengunjung dengan memadukan kualitas desain

yang baik dan harga murah; dengan meminimalkan luasan unit kamar dan

mengurangi biaya untuk fasilitas yang tidak selalu dimanfaatkan oleh tamu

hotel seperti fasilitas olahraga, sarapan, dan room service.

Standar luasan dan fasilitas yang diterapkan penyusun dalam

perancangan tipe compact hotel ini mengacu pada studi banding proyek-

proyek yang sudah ada, salah satunya telah diuraikan pada subbab II.1.5.3.

Hotel-hotel yang digolongkan ke dalam compact hotel contohnya

easy Hotel London, Yotel Amsterdam, dan CitizenM Amsterdam yang

menawarkan kamar-kamar berluasan sangat rendah (7-12 m2) dengan tarif

yang murah menurut standar Eropa – 30-100 US$ semalam.

Gambar II.2.7.1 Kamar di easy Hotel, Yotel, dan CitizenM

Sumber : fastcompany.com

II.2.8 Tinjauan Khusus Terhadap Topik dan Tema

Penerapan tema arsitektur kontekstual pada rancangan fisik

bangunan city hotel dan lingkungan sekitarnya dapat diekspresikan dengan

Page 60: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

70  

bermacam-macam cara yang beberapa di antaranya telah penyusun uraikan

dalam subbab II.1.6. Konsep ini berlaku bagi penambahan bangunan baru,

sementara bangunan eksisting yang tergolong bangunan cagar budaya yang

bernilai sejarah akan dikonservasi. Pendekatan kontekstual yang dipilih untuk

mengolah fisik bangunan akan dianalisa lebih lanjut pada bab IV.

Revitalisasi atau upaya menghidupkan kembali Kota Tua yang mulai

kehilangan produktivitasnya akan dilakukan sesuai strategi revitalisasi

menurut Rencana Induk Kota Tua Jakarta :

• Revitalisasi ekonomi, sosial & kegiatan : mencari alternatif untuk menarik

kegiatan ke Kota Tua, menggali potensi lokal melalui survey sosial

ekonomi dan budaya masyarakat, mengkaji ekonomi kawasan secara rinci,

dan menarik investor masuk ke Kota Tua

• Revitalisasi kelembagaan : mencari terobosan bentuk kelembagaan.

Birokrasi yang terlalu panjang dan berbelit-belit, program yang berganti

setiap ganti pejabat – harus diakhiri. Pemerintah dan lembaga perlu

konsisten pada aturan yang dibuat sendiri. (Dundu dan Urbaidi, 2009, p19)

• Revitalisasi fisik : Kerangka Pengembangan Kawasan

Pelestarian Kota Tua merupakan kegiatan yang sangat mendesak,

hanya dapat terlaksana dengan rancangan revitalisasi yang bijak, melibatkan

semua unsur baik pemerintah, pemilik bangunan, dan seluruh masyarakat.

Mengingat dalam kajian ini Kota Tua Jakarta telah mengalami berbagai

perubahan, perombakan, pembongkaran baik tembok, benteng, kanal, gedung-

Page 61: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

gedung, da

pembangun

dengan pen

Gamba

D

tipologi ban

1. Bangun

Eropa,

2. Bangun

gaya ko

3. Bangun

4. Bangun

D

Penyusun h

tapak. Peny

menghorm

dalam Gui

tidak mono

an elemen-el

nan kembal

nelitian arkeo

ar II.2.8.1 Tra

Di kawasan y

ngunan, yan

nan masyara

Art Deco, d

nan masyara

olonial Erop

nan masyara

nan modern

Dengan tipo

harus mengh

yusun meng

ati keragam

delines Kot

oton, dapat

lemen konst

li dan pem

ologis. (Guid

ansformasi kaw

Sumber : kol

yang dikaji (

ng dibedakan

akat koloni

dan Art Nouv

akat Cina (G

pa)

akat pribumi

Indonesia (I

ologi bangu

hargai keraga

gupayakan k

man tersebu

atua yang m

selaras deng

truksi lainny

mbongkaran

delines Kota

wasan Kali Bes

leksi Mahandis

(zona 2), da

n sesuai masy

al Eropa (

veau)

Gaya Cina

(Colonial In

International

unan bervar

aman bangu

keberadaan h

ut. Misalnya

menganjurka

gan skala m

ya, maka rev

seharusnya

atua, 2007, p

ar : tahun 1775

s Yoanata

apat disimpu

yarakat dan

(Colonial In

Selatan dan

ndische)

l Style)

riasi sesuai

unan eksistin

hotel dapat

a dengan m

an pembagia

manusia dan

vitalisasi kh

a diadakan

p90)

5 1875 2

ulkan terdapa

zamannya, y

ndische, Ne

n campuran

i zamannya

ng di atas dan

menjadi inf

mengikuti k

an lebar faça

bangunan e

71 

hususnya

sejalan

2008

at empat

yaitu:

o-Klasik

dengan

a, tentu

n sekitar

fill yang

ketentuan

ade agar

eksisting

Page 62: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

72  

pada umumnya, serta pemakaian arkade yang menjadi salah satu elemen

penyatu bangunan-bangunan yang berbeda gaya dan zaman.

Gambar II.2.8.2 Jajaran facade bangunan dibuat berirama dengan lebar ≤ 10 meter

Sumber : Guidelines Kotatua dari Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemprov DKI Jakarta

II.2.9 Kesimpulan Hasil Studi Proyek Sejenis

Dari tinjauan lapangan dan literatur proyek sejenis yang telah

diuraikan pada subbab II.1.5 dan II.1.7, dapat disimpulkan beberapa hal yang

menjadi pedoman dalam perancangan selanjutnya :

1. Perancangan hotel terbagi menjadi tiga bagian besar : kamar-kamar tipikal,

fasilitas penunjang, dan kantor pengelola – front office, dan back office

atau service.

2. Hotel dapat diklasifikasikan menjadi bintang 1-5 berdasarkan luasan

kamar; kelengkapan fasilitas seperti restoran, ruang pertemuan, dan

fasilitas olahraga atau kesehatan; kualitas desain dan fasilitas; akses dan

lokasi. Aspek ekonomis, sosial budaya, atau kesejarahan juga dapat

menjadi nilai tambah lokasi.

3. Fasilitas penunjang yang umumnya tersedia di hotel :

Page 63: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

73  

• Kuliner : restoran, café, bar, wine & dine, grille

• Fasilitas bisnis : meeting room, business center

• Function room : gathering lounge dan hall serbaguna untuk

menyelenggarakan event-event

• Fasilitas olahraga : kolam renang atau fasilitas lain seperti lapangan

• Fasilitas kesehatan dan kecantikan : spa, fitness, salon

• Drugstore yang menyediakan barang-barang keperluan khas

wisatawan

• Toko benda seni atau souvenir, khususnya bila berlokasi di pusat

wisata

• Area bermain dan penitipan anak

• Miscelanneous : travel, internet corner, mini market, ATM Center

• Security & Safety System

4. Hotel bertarif murah tetap dapat dirancang dengan baik, sambil menekan

harga dengan strategi kreatif seperti self service dan sistem ‘bayar sesuai

yang digunakan’ – limited service concept.

5. Setiap hotel memiliki standar masing-masing dalam menentukan

konfigurasi atau penamaan kamar, tapi tidak lepas dari aturan yang

berlaku. Penamaan dapat dilakukan berdasakan besaran ruang, fasilitas

yang tersedia, besaran tempat tidur, atau view yang dapat dinikmati dari

kamar.

Page 64: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

74  

6. Penerapan konsep arsitektur kontekstual dan kepedulian terhadap desain

kawasan menjadikan bangunan lebih membaur dengan kawasan

sekitarnya. City hotel yang akan dirancang tidak harus menggunakan gaya

dan ornamen bangunan lama, tetap dapat tampil modern dan harmonis

dengan konteks kawasan.

II.2.10 Tinjauan Terhadap Kondisi Tapak

1. Lokasi tapak : Jalan Kali Besar Timur, Jakarta Barat

Gambar II.2.10.1 Peta lembar rencana sekitar tapak

Sumber : Dinas Tata Kota

Page 65: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

75  

2. Luas lahan : 22823.22 m2

3. KDB : 75% x 22823.22 m2 = 17117.42 m2

4. KLB : 3 x 22823.22 m2 = 68469.66 m2

5. GSB : 0 di semua sisi

6. Ketinggian maksimum : 4 lantai

7. Lebar jalan :

- Sebelah timur : 21 meter

- Sebelah barat : 25 meter

- Sebelah utara : 10 meter

- Sebelah selatan : 10 meter

8. Batas tapak :

- Sebelah timur : Jalan Cengkeh, perkantoran, dan pertokoan

- Sebelah barat : Jalan Kali Besar Timur dan Sungai Kali

Besar selebar 30 meter

- Sebelah utara : Jalan Nelayan Timur, usaha dan permukiman

penduduk

- Sebelah selatan : Jalan Kali Besar Timur 1, bangunan kosong,

perkantoran

Page 66: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

76  

9. Peta lokasi

Gambar II.2.10.2 Peta lokasi tapak

10. Deskripsi tapak

Proyek direncanakan untuk dibangun di atas lahan seluas

22823.22 m2 di blok utara Kali Besar Timur bagian utara. Tapak dipilih

dengan pertimbangan letak dan lokasinya yang sangat strategis, dapat

diakses dari Jalan Kali Besar Timur sebagai jalan kolektor selebar 21 m,

dengan view ke arah Kali Besar yang potensial untuk dijadikan waterfront.

Page 67: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

G

yang b

sejarah

laut tap

Besar, d

diberlak

dicapai

Sunda K

Busway

Glodok

dengan

diperha

ambar II.2.10

Potensi po

aik ke arah

seperti Jem

pak. Selain i

dan Museum

Akses ja

kukan peratu

i dalam 20

Kelapa, Plui

y Kota mem

k, Mangga D

Terdapat

n berjalan ka

atikan selain

0.3 View Kali B

Sumber

ositif tapak

sungai, jug

mbatan Kota

itu, banyak b

m Fatahillah

alannya rela

uran one wa

menit dari

it, dan tol B

merlukan wak

Dua, Sunter, d

sejumlah b

aki, sehingga

pengolahan

Besar dengan J

r : Dokumentas

ini selain ja

a terletak de

a Intan yang

bangunan be

hanya terpis

atif mudah

ay. Dengan k

Bandara In

Bandengan. D

ktu 5 menit.

dan Ancol d

besar objek

a pemanfaat

n jalan kenda

Jembatan Kota

si pribadi

alannya yang

ekat dengan

g terletak tep

ersejarah lai

sah dua blok

dan tidak

kendaraan be

nternasional

Dari Stasiun

. Sementara

dapat ditempu

wisata yan

tan sepeda a

araan bermot

Intan di kejau

g besar dan

n objek-objek

pat di sebel

in di sepanja

k jauhnya.

k macet, w

ermotor, tap

Soekarno-H

n Kota dan T

dari tapak,

uh dalam 15

ng dapat d

atau pedestri

tor.

77 

uhan

viewnya

k wisata

lah barat

ang Kali

walaupun

ak dapat

Hatta via

Terminal

jarak ke

5 menit.

ditempuh

ian perlu

Page 68: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

yang h

budaya

1. Tap

mas

kem

wis

2. Lin

dan

didi

tem

pen

Pem

sesu

G

3. Satu

kon

Selain po

harus dicari

a yang telah d

pak berada p

salah, karen

mbali kawas

atawan selai

ngkungan tap

n dihuni tuna

irikan banya

mporer. Selai

numpukan ba

manfaatan y

uai dengan n

Gambar II.2.1

u bangunan

ndisi rusak b

otensi positi

solusinya,

dibahas sebe

pada daerah

a hotel diran

san, dan di

in Museum F

pak berkesan

awisma. Di

ak perumah

in itu, fungs

arang seperti

yang menur

nilai sejarah

0.4 Bangunan

Sumb

cagar buda

berat. Ini b

if, tapak ju

selain masa

elumnya :

yang relatif

ncang denga

iharapkan d

Fatahillah.

n kumuh kar

atas tanah k

han kumuh

si lainnya se

i gulungan ta

rut penyusun

tapak yang c

kosong diisi tu

ber : Dokumen

aya yang ters

erarti upaya

ga memilik

alah eksisten

f sepi. Ini ti

an konsep u

dapat menja

rena ada ban

kosong mili

atau hunian

ebagai parkir

ali kapal, pe

n kurang p

cukup tinggi

unawisma dan

ntasi pribadi

sisa di atas

a konservasi

ki beberapa

nsi banguna

idak terlalu

untuk mengh

adi magnet

ngunan yang

ik Pemprov

n liar yang

r truk konta

eti kemas, da

produktif da

i.

tumpukan peti

tapak berad

i bangunan

78 

kendala

an cagar

menjadi

hidupkan

penarik

g kosong

ini juga

bersifat

ainer dan

an terpal.

an tidak

i kemas

da dalam

tersebut

Page 69: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-2-00091-AR bab 2.pdf · suatu bangsa, memiliki kualitas untuk menjadi potensi

 

mem

sesu

kert

nam

kem

Gam

4. Keb

dae

dipe

merlukan pe

uai keadaan

tas karbon.

mun kondisin

mudian menc

mbar II.2.10.5

Sumber : Pr

beradaan te

rah kumuh

eruntukkan m

encarian sum

n asal. Cont

Kini digolo

nya rusak be

cari foto kon

5 Tata Sastra s

resentasi Kuliah

erminal kota

h, dan me

menjadi rest

Gamb

Sumb

mber gamba

tohnya gedu

ongkan seba

erat dan seb

ndisi asalnya

aat tampilanny

h Danang Priat

a yang me

engurangi j

toran dan caf

ar II.2.10.6 Te

ber : Dokumen

ar otentik un

ung Tata Sa

agai cagar b

agian atapny

a untuk pand

ya masih baik d

tmodjo dan do

engganggu

atah lahan

fé waterfron

erminal Kota

ntasi pribadi

ntuk merest

astra, dahulu

budaya golo

ya hilang. P

duan restoras

dan tampilanny

kumentasi prib

view, men

yang seh

nt.

79 

torasinya

u pabrik

ongan B,

Penyusun

si.

ya saat ini

badi

ciptakan

harusnya