BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00091-if 2.pdfSistem...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasithesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00091-if 2.pdfSistem...
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem
Terdapat beberapa definisi tentang sistem yaitu:
1. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berelasi dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan dengan menerima masukkan dan menghasilkan keluaran
melalui proses transformasi. (O’Brien, 2008).
2. Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu. (Jogiyanto, 2009).
3. Prahasta (2007) mendefinisikan sistem sebagai suatu sekumpulan obyek, ide,
berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau
sasaran bersama.
4. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem adalah kumpulan komponen yang saling
berkaitan dan bekerjasama untuk mencap ai tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian sistem seperti yang telah diuraikan diatas, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa sistem merupakan sesuatu yang terdiri dari bebagai
komponen atau elemen yang saling terkait dan mempunyai tujuan atau peranan yang
sama.
Suatu sistem memiliki karakteristik agar tidak menyimpang dari tujuan dan
fungsinya. Karakteristik sistem adalah :
7
1. Komponen
Sistem terdiri dari sejumlah komponen berupa subsistem atau elemen sistem
yang melakukan fungsi tertentu. Komponen-komponen tersebut berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan sistem.
2. Batas Sistem
Sistem dibatasi oleh suatu area untuk membatasinya dengan sistem lainnya.
Batasan sistem menunjukkan ruang lingkup sistem itu sendiri.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkugan luar sistem meliputi segala sesuatu yang berada diluar sistem yang
mempengaruhi kerja sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung sistem adalah suatu media yang menghubungkan antar elemen atau
subsistem dalam sistem. Melalui media ini memungkinkan pengiriman masukan
dan keluaran dari suatu sistem ke sistem lain.
5. Masukan Sistem
Masukan sistem atau input sistem adalah segala sesuatu yang diperlukan sistem
untuk diproses sehingga sistem dapat mencapai hasil yang diharapkan.
6. Pengolahan Sistem
Suatu unit yang mengolah masukan ke sistem menjadi keluaran melalui proses
atau prosedur tertentu.
7. Keluaran Sistem
Hasil yang diharapkan berasal dari masukan yang diproses. Hasil tersebut bisa
menjadi hasil akhir atau masukan bagi sistem lainnya. Memberikan laporan
8
kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif dan
efisien dan dapat menerima umpan balik serta kontrol dari arus informasi
tertentu.
8. Sasaran dan Tujuan
Memberikan laporan kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan
secara efektif dan efisien dan dapat menerima umpan balik serta kontrol dari arus
informasi tertentu.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut O’Brien (2002) informasi adalah data yang telah diubah menjadi bentuk
yang memiliki arti dan berguna dalam konteks tertentu bagi pemakainya.
Menurut McLeod (2001) adalah data yang telah dip roses, atau data yang telah
memiliki arti.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan
hasil dari pengolahan data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya,
sehingga dapat digunakan untuk bertindak atau mengambil keputusan, sesuai dengan
konteks informasi yang diterima dan tujuan sistem.
Adapun fungsi-fungsi informasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan bagi pemakai.
2. Untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan.
3. Menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam suatu hal.
9
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2002), sistem informasi adalah kombinasi yang terhubung
antara pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber
data yang mengumpulkan, mentransformasi, dan menyebarkan informasi dalam suatu
organisasi.
Menurut Laudon (2005), sistem informasi adalah komponen yang saling
berhubungan, yang mengumpulkan atau menampilkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan,
koordinasi dan kontrol di dalam organisasi.
Adapun menurut Prahasta (2007) sistem informasi adalah kesatuan formal yang
terdiri dari berbagai sumberdaya fisik maupun logika.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
sistem yang berguna untuk menghasilkan informasi dari data yang tersedia untuk
mendukung tindakan dan pengambilan keputusan dalam organisasi.
2.2 Pengertian Geografi
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geos dan graphein. Geos berarti bumi
atau permukaan bumi, sedangkan graphein menceritakan atau melukiskan. Berdasarkan
asal katanya, geografi dapat diartikan pencitraan bumi.
Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal balik antara
10
keduanya. Permukaan bumi ialah tempat makhluk hidup yang meliputi daratan, air atau
perairan, dan udara atau lapisan udara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997, secara harafiah geografi adalah
ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh
dari bumi. Sedangkan kata geografis artinya adalah segala sesuatu yang bersangkut paut
dengan ruang muka bumi (spasial).
2.3 Sistem Informasi Geografis (SIG)
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis
Menurut Prahasta (2007), Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem
berbasis computer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-
informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan
menganalisis objek-objek serta fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan
karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG
merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data
yang bereferensi geografis, yaitu: masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan
dan pemanggilan data), serta analisis dan manipulasi data.
2.3.2 Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen-komponen dalam SIG adalah sebagai berikut
11
1. Perangkat Keras
Dalam SIG, perangkat keras digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data
melalui proses digitasi peta, menyimpan, memproses data dan peta, serta
menampilkan hasil analisa. Perangkat keras terdiri dari :
a. Perangkat untuk mengumpulkan data, berguna untuk mengkoversi data
analog dalam peta menjadi data digital yang digunakan dalam SIG. Jenis
perangkat tersebut antara lain :
1. Digitizer : Alat yang mengkombinasikan cara memposisikan
secara manual dengan penginderaan secara elektromagnetik pada
permukaan bidang datar, yang berisi kabel-kabel tipis bermuatan
arus listrik. Pengkonversian koordinat pada peta analog menjadi
peta digitaldapat 20 dilakukan digitizer melalui sebuah sensor
kecil yang mendeteksi medan elektromagnetik pada permukaan
bidang datar.
2. Scanner : Sistem elektromekanis yang dapat mengubah suatu
gambar ke bentuk titik-titik raster.
3. Pendeteksi garis otomatis : Digitizer otomatis, yang bekerja
dengan menggunakan sensor pintar otomatis untuk mengikuti
garis pada peta/layer.
b. Perangkat penyimpanan, berguna untuk menyimpan data peta dan atribut,
program, hasil masukan atau proses, dan lain-lain. Sifat penyimpanannya
ada yang permanen dan tidak permanen. Contoh perangkat penyimpanan
yang tidak permanen adalah memori komputer, cache memory, dan
12
register. Sedangkan contoh perangkat penyimpan yang permanen adalah
disket, hard disk, pita magnetik, dan optical disc.
c. Perangkat pemroses, berfungsi untuk mengartikan dan mengeksekusi
instruksi program, manipulasi data dan peta, dan mengontrol peralatan
keluaran dan masukan.
d. Perangkat untuk menampilkan hasil pemrosesan dalam bentuk visual atau
cetakan dapat berupa layar/monitor, plotter dan printer.
2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak membantu perangkat keras untuk memasukkan, memanipulasi,
menyimpan serta mengatur data geografi. Menurut Burrough (1987), terdapat
lima modul utama dalam perangkat lunak SIG :
a. Masukan dan pengecekan data, meliputi pengubahan data konvensional
dalam bentuk peta analog hasil pengamatan lapangan, sensor satelit, dan
foto udara menjadi data digital.
b. Menyimpan dan mengatur data, berhubungan dengan struktur dan aturan
data posisi/topologi dan atribut elemen geografi, dapat berupa titik,
garis, dan area yang menggambarkan objek-objek di dunia nyata
c. Mengatur cara menampilkan data dan pelaporan hasil analisa ke
pengguna dalam bentuk peta, tabel, laporan, dan sebagainya.
d. Memproses data, mencakup kegiatan mengurangi kesalahan akibat
pemasukan data atau hasil proses yang kurang baik, menganalisa data,
mengatur data, misalnya perubahan skala peta, menghubungkan data
13
geometris dengan atribut, melaksanakan logika untuk memproses data
geometridengan data atribut, menampilkannya, dan lain-lain.
e. Melakukan interaksi dengan pengguna untuk menentukan apakah
perangkat lunak SIG itu dapat diterima atau tidak. Dapat dilakukan
melalui penggunaan menu, format perintah, window, query, dan lain-
lain.
3. Data
Merupakan salah satu komp onen yang paling p enting dalam SIG. Data ini
diperoleh dengan mengintegrasikan data spasial dengan sumber-sumber data
lainnya (data non spasial).
4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia berfungsi untuk mendefinisikan proses produksi,
menentukan sistem berkas/file, mendeskripsikan data, menentukan aliran data,
komunikasi antar proses, otorisasi pengguna, menentukan cara pemrosesan dan
pemeliharaan data.
2.3.3 Sumber Data Sistem Informasi Geografi
Data SIG didapat melalui berbagai sumber yang dikutip dalam Gumelar (2007),
yaitu :
1. Citra satelit, data ini menggunakan satelit sebagai wahananya. Kelebihannya
adalah kemampuan merekam cakupan wilayah yang luas dan tingkat resolusi
dalam merekam obyek yang sangat tinggi.
14
2. Peta analog, merupakan bentuk tradisional dari data spasial, data ditampilkan
dalam bentuk kertas atau film. Peta analog dapat di scan menjadi format digital
dan disimpan di basisdata.
3. Foto udara, merupakan sumber data yang banyak digunakan untuk menghasilkan
data spasial selain dari citra satelit.
4. Data tabular, data ini berfungsi sebagai atribut bagi data spasial, data ini
umumnya berbentuk tabel.
5. Data survei, data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan di lapangan.
2.3.4 Jenis Data Sistem Informasi Geografi
Menurut Prahasta (2007) data yang digunakan dalam SIG dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu:
1. Data Atribut
Data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada
satu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi
geografis. Contohnya, data atribut sebuah lautan berupa kedalaman, kualitas air,
habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis, dan lain-lain.
2. Data Spasial
Merupakan data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang. Data spasial
memiliki komponen-komponen sebagai berikut :
a. Titik, merupakan penggambaran yang sederhana untuk suatu obyek.
Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi diatas
15
peta dan dapat ditampilkan diatas layar monitor dengan menggunakan
simbol-simbol.
Gambar 2.1 – Data Spasial berupa titik
b. Garis, merupakan bentuk linier yang menghubungkan paling sedikit dua
titik dan digunakan untuk merepresentasikan obyek satu dimensi.
Gambar 2.2 – Data Spasial berupa garis
c. Poligon, digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek dua dimensi.
Jak-Pus
Jak-SelJak-Tim
Gambar 2.3 – Data Spasial berupa polygon
16
2.3.5 Fungsi Analisis Spasial Sistem Informasi Geografi
Fungsi analisis spasial SIG terdiri dari :
1. Klasifikasi (reclassify)
Fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data
spasial atau atribut menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria
tertentu.
2. Overlay
Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang
jadi masukkannya.
3. Buffering
Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon dengan
jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya.
2.4 Pemetaan
2.4.1 Pengertian Peta
Menurut Prahasta (2007), Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan
suatu ide berupa sebuah gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah (topografi),
penyebaran penduduk, jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan dengan
kedudukan dalam ruang.
Kemajuan dalam bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas
wawasan dan wahana mengenai peta. Peta tidak hanya dikenal sebagai gambar pada
lembaran kertas, tetapi juga penyimpanan, pengelolaan, analisa dan penyajiannya dalam
bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang dikelola melalui model
17
digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvensional peta
garis cetakan (hardcopy) dan keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan,
pengolahan, analisa, dan penyajian secara interaktif bahkan realtime pada media
komputer (softcopy).
2.4.2 Jenis Peta
Peta dapat dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya menurut kegunaannya,
isi dan skala.
A. Jenis peta menurut kegunaannya :
1. General Reference Map (Peta Referensi Umum)
Peta ini digunakan untuk mengindentifikasi dan verifikasi macam-macam bentuk
geografi termasuk fitur tanah, badan air, perkotaan, jalan dan lain sebagainnya.
2. Mobility Map
Peta ini bermanfaat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya,
digunakan untuk perjalanan di darat, laut dan udara.
3. Thematic Map (Peta tematik)
Peta ini menenjukkan penyebaran dari objek tertentu seperti populasi, curah
hujan, sumber daya alam.
4. Inventory Map (Peta inventaris)
Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur khusus misalnya: posisi semua gedung di
wilayah Jakarta Barat.
18
B. Jenis peta berdasarkan isi :
1. Peta Umum
Melukiskan semua keadaan muka bumi pada suatu wilayah secara umum.
Contoh: Peta Indonesia, Peta Asia, Peta Dunia.
2. Peta Tematik atau Peta Khusus
Peta yang menonjolkan satu macam data saja pada wilayah yang dipetakan.
Contoh: Peta Iklim, Peta Perhubungan.
C. Jenis peta berdasarkan skala :
1. Peta kadaster / teknik: Berskala antara 1 : 100 – 1 : 5.000
2. Peta berskala besar: Berskala antara 1 : 5.000 – 1 : 250.000
3. Peta berskala sedang: Berskala antara 1 : 250.000 – 1 : 500.000
4. Peta berskala kecil: Berskala antara 1 : 500.000 – 1 : 1.000.000
5. Peta geografi: Berskala lebih dari 1 : 1.000.000
2.4.3 Syarat-syarat Peta
Peta yang ideal harus mempunyai beberapa komponen didalamnya, diantaranya
mencakup Judul Peta, Tahun Pembuatan, Skala Peta, Penunjuk Arah, Legenda dan Garis
astronomi.
Ditinjau dari sifat-sifat asli yang dipertahankan, penggambaran peta ke bidang
datar atau proyeksi harus mengikuti hal-hal sebagai berikut:
19
1. Peta harus conform, artinya bentuk peta yang tergambar meskipun kecil harus
sebangun dengan keadaan senyatanya, tidak boleh mengubah bangun-bangun
kenampakkan yang ada.
2. Peta harus ekuiditas, artinya jarak-jarak yang tergambar pada peta harus sesuai
dengan keadaan senyatanya.
3. Peta harus ekuivalen, artinya sesuai dengan skala yang sudah dicantumkan.
Sistem, informasi dan geografi membentuk suatu hubungan yang disebut dengan
SIG. Dimana SIG merupakan suatu aplikasi, dalam proses pembentukkannya
membutuhkan beberapa peta, guna mendukung pembentukan SIG agar lebih optimal.
2.5 Basis Data
2.5.1 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly (2005) basis data adalah kumpulan bersama dari data-data
logikal yang saling terkait, dan deskripsi dari data tersebut, dibuat untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari suatu organisasi. (basis data, menurut McLeod, adalah
kumpulan data komputer yang terintegrasi, diatur dan disimpan berdasarkan suatu cara
yang memud ahkan pengambilan kembali. basis data merupakan sebuah gudang data
tunggal dan besar yang disharing dan dapat digunakan secara simultan oleh banyak
departemen dan banyak user).
20
2.5.2 Pengertian Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
Menurut Connolly (2005) DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
memungkinkan user untuk menentukan, menciptakan, memelihara dan mengontrol
akses ke basis data. Sebuah DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas berupa :
1. Data Definition Language (DDL) yang memungkinkan user menentukan basis
data, misalnya jenis data, struktur data, dan batasan-batasan pada data yang
hendak disimpan dalam basis data.
2. Data Manipulation Language (DML) yang memungkinkan user untuk
memungkinkan, meng-update, menghapus dan me-retrieve data dari basis data.
3. Akses terkontrol ke basis data, contohnya:
a. Sistem keamanan yang mana mencegah user yang tidak berhak untuk
akses ke basis data.
b. Sistem terintegrasi yang mana memelihara konsistensi data yang
disimpan.
c. Sistem kontrol konkuren yang mana memperbolehkan akses bersama
terhadap basis data.
d. Sistem kontrol pengembalian data yang mana dapat mengembalikan data
keadaan sebelumnya apabila terjadi kegagalan perangkat keras atau
perangkat lunak.
e. Katalog yang dapat diakses user yang mana berisi deskripsi data dalam
basis data
21
2.5.3 Perancangan Basis Data
Menurut Fathansyah (1999) (dikutip dari Prahasta 2007) sistem basisdata
merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan dan
sekumpulan program yang memungkinkan beberapa pemakai dan program lain untuk
mengakses dan memanipulasi file-file tersebut.
Data dalam sebuah basisdata disusun berdasarkan hierarki data, yaitu :
1. Basisdata, merupakan kumpulan file yang saling terkait satu sama lain misalnya
file karyawan, file jabatan, dan lain-lain.
2. File dan Tabel, file adalah kumpulan semua kejadian dan struktur record yang
ditentukan record, sedangkan tabel adalah ekuivalen database relasional dari
sebuah file. Beberapa tipe dan tabel konvensional antara lain:
a. Master file, tabel yang terdiri dari record-record permanen.
b. Transaction file, sebuah tabel yang terdiri dari record-record yang
mendeskripsikan kejadian-kejadian bisnis.
c. Document file, tabel yang terdiri dari data histories.
d. Archival file, tabel yang berisi record-record file master dan transaksi
yang telah dihapus dari penyimpanan online.
e. Table look-up file, tabel yang berisi data statis yang dapat dipakai
bersama.
f. Audit file, tabel yang berisi record-record pembaruan untuk file-file lain.
3. Record, merupakan kumpulan field yang disusun dalam format yang telah
ditetapkan sebelumnya.
22
4. Field, merupakan unit terkecil dari data yang berarti untuk disimpan pada sebuah
file atau basisdata. Field memiliki 4 tipe, yaitu :
a. Primary key, field yang secara unik mengidentifikasi record pada file.
b. Secondary key, sebuah field yang mengidentifikasi record tunggal atau
sebuah subset dari record-record yang terkait.
c. Foreign key, field yang menunjuk kepada record pada file lain pada
sebuah database.
d. Description key, field nonkey
2.5.4 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model data yang menggunakan
beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang
dideskripsikan oleh data tersebut (Whitten et al. 2004).
Komponen-komponen ERD adalah:
1. Entitas
Kelompok orang, tempat, kejadian, atau konsep tentang apa yang kita perlukan
untuk menangkap dan menyimpan data.
2. Atribut
Sifat atau karakteristik suatu entitas. Contoh atribut dari entitas Pelanggan
seperti ID_Pelanggan, Nama_Pelanggan, dan lain-lain.
3. Relasi (Relationship)
Hubungan alami yang ada diantara satu atau lebih entitas.
4. Kardinalitas (Cardinality)
23
Jumlah maksimum dan minimum kemunculan satu entitas yang mungkin
dihubungkan dengan kemunculan tunggal dari entitas lain.
Jenis-jenis hubungan entity atau multiplicity menurut Connoly dan Begg (2005),
yaitu :
1. One to One (1..1)
Sebuah entity A hanya bisa diasosiasikan dengan maksimal satu entity di B atau
sebaliknya.
Gambar 2.4 – One to One Relationship
2. One to Many (1..*)
Sebuah entity di A diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di B, namun entity
di B hanya bisa diasosiasikan dengan maksimal satu entity di A.
24
Gambar 2.5 – One to Many Relationship
3. Many to Many (*..*)
Sebuah entity di A bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di B dan
sebuah entity di B juga bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di A.
Gambar 2.6 – Many to Many Relationship
2.6 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui
sistem atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut (Whitten et al. 2004).
25
2.6.1 Komponen DFD
DFD mempunyai 4 komponen, yaitu :
1. External entity (entitas luar)
Merupakan entity di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi,
atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan
masukan (input) atau menerima keluaran (output) dari sistem. External entity
disimbolkan dengan suatu kotak.
Gambar 2.7 – Simbol external entity pada DFD
2. Data flow (aliran data)
Merupakan data yang menjadi masukan (input) atau keluaran (output) menuju
atau dari proses. Arus data diberi simbol dengan suatu panah.
Gambar 2.8 – Simbol data flow pada DFD
3. Proses
Merupakan kerja yang dilakukan oleh sistem sebagai respon terhadap aliran data
masuk. Suatu proses ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau empat persegi
panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.
26
Gambar 2.9 – Simbol proses pada DFD
4. Data store (penyimpanan data)
Merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file, database, arsip, tabel,
suatu legenda atau buku. Simpanan data disimbolkan dengan sepasang garis
horizontal paralel yang tertutup disalahsatunya.
Gambar 2.10 – Simbol data store pada DFD
2.6.2 Levelisasi DFD
Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun
berdasarkan level dari atas ke bawah, yaitu:
1. Diagram konteks
Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan lingkup proses. Diagram konteks menggambarkan input dan
output dari sistem secara global.
27
2. Diagram 0
Merupakan diagram yang berada diantara diagram konteks dan diagram detail
serta menggambarkan proses utama dari DFD. Diagram Nol memberikan
pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani.
3. Diagram detail
Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram 0. Diagram yang
paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.
2.7 State Transition Diagram (STD)
Menurut Pressman (2002) State Transition Diagram (STD) merupakan suatu alat
pemodelan yang menggambarkan sifat ketergantungan dari suatu sistem. State adalah
suatu kumpulan dari tingkah laku yang dapat diobservasi. STD mewakili suatu tingkah
laku dari suatu sistem dengan menggambarkan state dan kejadian yang menyebabkan
sistem ke state yang lain.
STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan cara sistem
melakukan suatu tindakan untuk setiap kejadian dan bagaimana kejadian mengubah
state suatu sistem (Yourdon, 1989).
STD memiliki komponen-komponen utama yaitu state dan arrow yang mewakili
sebuah perubahan state. Setiap gambar persegi panjang mewakili sebuah state dimana
sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut-atribut atau
keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.
28
Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan sejumlah state dan serangkaian
aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antar state, menunjukkan
bagaimana sistem bergerak dari suatu state ke state yang lain dan mendokumentasikan
urutan dan prioritas dari state.
2.8 Listrik
2.8.1 Pengertian Listrik
Pengertian listrik itu sendiri adalah kondisi dari partikel sub-atomik tertentu,
seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di
antaranya. Atau dengan kata lain pengert ian listrik adalah sumber energi yang
disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran
positif ke saluran negatif.
Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang
dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena
fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan
dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.
Listrik secara harafiah dapat dikatakan dengan bahan isolator yang masih
berkaitan dengan konsep listrik, karena pada prinsipnya semua atom adalah bergerak,
bergetar dan mempunyai sifat kelistrikan.
29
2.8.2 Jaringan Listrik
Jaringan adalah keseluruhan rangkaian yang terdiri dari hantaran atau saluran
(bawah tanah dan udara) berikut gardu-gardunya. Berikut adalah macam-macam
saluran:
1. Saluran keluar adalah saluran distribusi yang keluar dari gardu induk menuju ke
rangkaian gardu-gardu distribusi.
2. Saluran masuk adalah saluran yang menuju ke rel distribusi di gardu induk.
3. Saluran udara adalah saluran yang menggunakan hantaran yang melalui udara
terbuka / melalui tiang.
4. Saluran bawah tanah adalah saluran dengan hantaran kabel berada di dalam
tanah.
2.8.3 Komponen-komponen Pendistribusian Listrik
Berikut merupakan komponen-komponen dalam pendistribusian listrik kepada
pelanggan :
1. Gardu Listrik
Gardu adalah tempat atau bangunan dimana dilakukan transformasi tegangan
(dengan trafo), atau pekerjaan-pekerjaan manufer (dengan menggunakan
peralatan pemisah atau pemutus), selain sebagai penurun dan penaik tegangan
gardu juga berguna sebagai pendistribusian tegangan.
30
Gardu Induk Distribusi dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Gardu Induk (GI)
Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi
dan menurunkan tegangannya menjadi tegangan jaringan distribusi
primer (jaringan tegangan menengah / JTM). Jadi pada bagian ini terjadi
penurunan tegangan dari tegangan tinggi ataupun tegangan extra tinggi
ke tegangan menengah 20 kv.
b. Gardu Hubung (GH)
Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang
telah diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau
membagi daya list rik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan
distribusi primer (JTM) menuju gardu atau transformator distribusi.
2. Tiang Listrik
Tiang listrik terbuat dari pipa besi / plate, biasa digunakan untuk menyangga
antar kabel listrik satu dengan kabel listrik lainnya dan juga merupakan tempat
terhubungnya saluran-saluran listrik dari berbagai macam bangunan pelanggan.
3. Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Jaringan tegangan menengah berfungsi menyalurkan daya listrik, menjelajahi
daerah asuhan ke gardu / transformator distribusi. Jaringan ini dilayani oleh
gardu hubung atau langsung dari gardu induk atau dari pusat pembangkit.
4. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan/ menghubungkan sisi
tegangan rendah transformator distribusi ke konsumen mengunakan jaringan
31
hantaran udara 3 fasa 4 kawat dengan tegangan 127/ 220 Volt atau 220/ 380
Volt. Kecuali untuk daerah-daerah khusus dengan pertimbangan keindahan,
keselamatan dan keandalan yang tinggi dipergunakan sistem kabel bawah tanah.
5. Sambungan Rumah (SR)
Pada sambungan rumah, biasanya tegangan yang diterima sebesar 110-400 volt,
yaitu tegangan saluran beban menghubung kepada peralatan. Pada sambungan
rumah, tegangan yang diterima disesuaikan antara 220/380 volt.