BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id… · mengandung sistem probabilitas. Misalnya sistem...
Embed Size (px)
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id… · mengandung sistem probabilitas. Misalnya sistem...

7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Dalam era globalisasi dan semakin meningkatnya sistem informasi
perkembangan teknologi dan semakin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta
semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, sehingga hampir
semua perusahaan sudah dan mungkin wajib menggunakan sistem, baik sistem yang
sifatnya manual maupun yang sifatnya sudah terkomputerisasi. Dengan demikian
tidak heran kalau sistem itu sendiri banyak dipelajari dan dianalisa. Suatu sistem
pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang
lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Sistem
merupakan bagian terpenting dalam perkembangan ilmu pengetahuan sehingga
banyak para ahli mengalihkan perhatian kepada pembelajaran mengenai sistem.
2.1.1. Pengertian Sistem
Banyak definisi dibuat orang untuk menjelaskan pengertian sistem. Namun
demikian, pada umumnya definisi itu menggambarkan bahwa pengertian sistem
mengandung konotasi, yaitu benda atau entitas, dan proses atau metode. Definisi ini
akan mempunyai peranan penting di dalam pendekatan untuk mempelajari suatu
sistem. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen atau komponen atau
sub sistem merupakan definisi yang lebih luas.
Menurut (Mulyani, 2016), menyatakan bahwa “Sistem diartikan sebagai
sekumpulan subsistem, komponen ataupun elemen yang saling bekerja sama dengan
tujuan yang sama untuk menghasilkan output yang sudah di tentukan sebelumnya”.

8
Menurut (Suryanto, 2016), menyatakan bahwa ”Sistem adalah kumpulan
elemen-elemen yang saling bekerja sama untuk memproses masukan yang ditujukan
kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut menjadi keluaran yang
diinginkan”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan
suatu proses yang terdiri dari gagasan-gagasan, unsur-unsur atau komponen-
komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain yang bekerja sama menjadi
suatu kesatuan untuk mencapai tujuan. Unsur atau komponen yang dimaksud bukan
hanya bagian-bagian yang tampak secara fisik, tetapi juga hal-hal yang mungkin
bersifat abstak atau konseptual seperti misi, pekerjaan, kegiatan, kelompok informal
dan sebagainya.
2.1.2. Karakteristik Sistem
Dalam karakteristik sistem terdapat beberapa atau macam karakteristik sistem
seperti menurut (Anggraeni & Irviani, 2017) sistem memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Komponen Sistem (Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling
bekerja sama membentuk suatu komponen sistem.
2. Batasan Sistem (Boundry)
Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain atau
dengan lingkungan kerjanya.
3. Subsistem (Sub System)
Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.
4. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

9
Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi
sistem.
5. Penghubung Sistem (Interface)
Media penghubung antara suatu sub sistem dengan sub sistem lain. Adanya
penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu sub
sistem ke subsistem lainnya.
6. Masukan Sistem (Input)
Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal, masukan
perawatan adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat
berinterkasi.
7. Keluaran Sistem (Output)
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasi menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan.
8. Pengolahan Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran.
9. Sasaran Sistem (Object)
Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai
sasaran atau tujuan.
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Seperti halnya karakteristik sistem, klasifikasi sistem juga terdiri dari
beberapa macam dan seperti yang dijelaskan menurut (Anggraeni & Irviani, 2017)
sistem memiliki klasifikasi diantaranya sistem abstrak dan sistem fisik, sistem
determenistik dan sistem probalistik, sistem tertutup dan sistem terbuka, sistem
alamiah dan sistem buatan manusia. Dibawah ini penjelasannya sebagai berikut:

10
1. Sistem Abstrak dan Sistem fisik
a. Sistem Abstrak: sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya sistem
teknologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan.
b. Sistem Fisik: sistem yang secara fisik dapat dilihat. Misalnya sistem
komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, sistem transportasi.
2. Sistem Determenistik dan Probalistik
a. Sistem Determenistik: suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara
tepat. Misalnya sistem Komputer.
b. Sistem Probalistik: sistem yang tak dapat diramal dengan pasti karena
mengandung sistem probabilitas. Misalnya sistem arisan dan sistem sediaan.
3. Sistem Tertutup dan Terbuka
a. Sistem Tertutup: Sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi
lingkungan.
b. Sistem Terbuka: Sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan
dipengaruhi oleh lingkungan.
4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
a. Sistem Alamiah: Sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia).
Misalnya sistem tata surya.
b. Sistem Buatan Manusia: Sistem yang dibuat oleh manusia. Misalnya sistem
komputer dan sistem mobil.
2.1.4. Pengertian Informasi
Informasi adalah sekumpulan data dan fakta yang diproses, dikelola
sedemikian rupa.Informasi dapat disajikan dalam beragam bentuk, mulai dari tulisan,
gambar, tabel, digaram, audio, video dan lain sebagainya. Agar lebih memahami apa
arti kata informasi, ada beberapa pendapat menurut para ahli berikut ini:

11
Jogiyanto dalam (Muslihudin & Oktafianto, 2016:9), “informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya”. Dan menurut Edhi
Sutanta dalam (Muslihudin & Oktafianto, 2016:9) mengemukakan bahwa:
“Informasi merupakan hasil pengolahan data, sehingga menjadi bentuk yang penting
bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara
tidak langsung pada saat mendatang”.
Hal serupa disampaikan oleh Romney & Steinbart, (2015:4) “informasi
(information) adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti
dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna
membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan
informasi”.
Dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi
bentuk yang berguna untuk membuat keputusan. Informasi berguna untuk pembuat
keputusan karena informasi menurunkan ketidakpastian (atau meningkatkan
pengetahuan). Informasi menjadi penting karena berdasarkan informasi itu para
pengelola dapat mengetahui kondisi objektif perusahaannya. Informasi tersebut
merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan metode
ataupun cara tertentu.
Menurut (Romney & Steinbart, 2015:5) tujuh karakteristik yang membuat
informasi berguna dan berarti, yaitu:
Tabel II.1
Karakteristik Informasi yang Berguna
Relevan
Mengurangi ketidakpastian, meningkatkan pengambilan
keputusan, serta menegaskan atau memperbaiki ekspektasi
sebelumnya.

12
Reliabel Bebas dari kesalahan atau bias; menyajikan kejadian atau
aktivitas organisasi secara akurat.
Lengkap Tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian atau
aktivitas yang diukur.
Tepat waktu Diberikan pada waktu yang tepat bagi pengambil keputusan
dalam mengambil keputusan.
Dapat dipahami Disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan jelas.
Dapat
diverifikasi
Dua orang yang independen dan berpengetahuan
dibidangnya, dan masing-masing menghasilkan informasi
yang sama.
Dapat diakses Tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya
dan dalam format yang dapat digunakan.
Sumber : Romney & Steinbart ( 2015:5)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa informasi dapat
didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
2.1.5. Pengertian Sistem Informasi
Suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam
mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan operasional perusahaan, dimana
sistem tersebut merupakan kombinasi dari orang-orang teknologi informasi dan
prosedur-prosedur yang terorganisasi disebut juga sistem informasi. Suatu kesatuan
yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama. Ada beberapa

13
pengertian menurut para ahli seperti pengertian menurut Tyoso (2016:1) adalah
“sistem fisik dan sosial yang ditata sedemikian rupa untuk dicapai tujuan tertentu”.
Menurut Anggraeni & Irviani (2017:2), mendefinisikan bahwa, “sistem
informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software,
jaringan komputer, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
adalah sekumpulan prosedur organisasi yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
tujuan yaitu memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan untuk
mengendalikan organisasi.
2.1.6. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang mengumpulkan,
menyimpan dan mengolah data keuangan dan akuntansi yang digunakan oleh
pengambil keptutsan. Adanya sistem informasi akuntansi (SIA) yang baik, maka
perusahaan dapat melakukan proses operasi maupun informasi dengan lebih efektif
dan efisien. Menurut (Romney & Steinbart, 2015:10), “Sistem informasi akuntansi
adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah data
untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan”.
Sistem ini meliputi orang, prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak,
infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.
Ada enam komponen dari SIA, yaitu:
1. Orang yang menggunakan sistem.
2. Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan
menyimpan data.
3. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya.

14
4. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data.
5. Insfrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat peripheral dan
perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA.
6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data SIA.
Menurut (Mulyani, 2016), menyatakan bahwa “Sistem Informasi Akuntansi
digunakan sebagai alat untuk melakukan analisis keputusan ataupun sebagai pembuat
keputusan yang terkait dengan transaksi-transaksi perusahaan”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem informasi
akuntansi merupakan suatu sistem pengolahan data akuntansi yang terdiri dari
koordinasi manusia, alat dan metode berinteraksi dalam suatu wadah organisasi yang
berstruktur untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan informasi
akuntansi manajemen berstruktur. Suatu sistem informasi akuntansi akan
memberikan manfaat bila sistem informasi akuntansi yang ada memiliki kinerja
yang baik.
2.1.7. Pengertian Akuntansi
Membahas tentang akuntansi sudah pasti berkaitan dengan angka-angka dan
perhitungan rumit sebagai bentuk pencatatan transaksi. Secara umum akuntansi
dibutuhkan dalam bisnis sebagai pelaporan keuangan perusahaan. Seperti yang
dijelaskan menurut (Bahri, 2016) bahwa “Akuntansi adalah seni pencatatan,
penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan atau suatu transaksi dengan cara
sedemikian rupa, sistematis dari segi isi dan berdasarkan standar yang dilakukan
umum”. Dan Menurut (Friska, 2015) menyatakan bahwa “Sistem informasi
akuntansi merupakan kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi”.

15
Dari kutipan pengertian akuntansi diatas, berkesimpulan bahwa akuntansi
adalah suatu sistem informasi yang menyediakan laporan keuangan untuk pengguna
internal dan eksternal perusahaan dan sebagai alat komunikasi bisnis. Akuntansi
berarti memerlukan analisis dari transaksi dan dalam pengumpulan dan pengolahan
data untuk memberi penjelasan dan argumentasi.
2.1.8. Pengertian Persediaan
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu. Sementara menurut (Wijaya, 2015), menyatakan
bahwa “Persediaan atau stok merupakan persediaan barang yang akan dijual untuk
perusahaan dagang atau yang akan dipakai untuk perusahaan produksi”.
Menurut (Meisak, 2017) Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pekerjaan atau
proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunanya dalam
suatu proses produksi.
Berdasarkan pengertian di atas persediaan adalah sebuah stok barang yang
tersedia pada setiap perusahaan dan aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan
usaha.
1. Jenis Persediaan
Persediaan sendiri merupakan barang yang dapat diolah dan salah satu asset
yang paling mahal dibanyak perusahaan. Mencerminkan total modal yang
diinvestasikan. Untuk dapat menetapkan biaya persediaan selama satu periode
adapun jenis sistem persediaan diantaranya adalah menurut (Wijaya, 2015)
persediaan barang terdiri atas:
a. Persediaan barang dagangan.

16
b. Persediaan barang mentah.
c. Persediaan barang dalam proses atau setengah jadi atau work in process (WIP).
Sedangkan menurut fungsinya ada batch stock/lot size inventory, fluctuation
stock dan anticipation stock. (Meisak, 2017) menjelaskan jenis persediaan dapat
dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu:
a. Batch Stock/Lot Size Inventory
Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau
barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan.
b. Fluctuation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen
yang tidak dapat diramalkan.
c. Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk
menghadapi penggunaan, penjualan dan permintaan yang meningkat.
2. Metode Penilaian Persediaan
Metode penilaian persediaan sendiri terdapat beberapa metode seperti FIFO
(First In Fisrt Out), LIFO (Last In First Out), Rata-rata, Identifikasi Khusus, Eceran
dan Laba kotor. Dijelaskan menurut (Meisak, 2017) ada beberapa metode penilaian
dalam persediaan yaitu:
a. FIFO (First In First Out)
Metode penetapan harga pokok persediaan yang di dasarkan atas anggapan bahwa
barang-barang terlebih dulu di beli akan merupakan barang yang di jual pertama
kali. Dalam metode ini persediaan akhir di nilai dengan harga pokok pembelian
yang paling akhir.

17
b. LIFO (Last In First Out)
Metode ini kebalikan dari metode FIFO yang mengansumsikan bahwa penetapan
harga pokok persediaan yang di dasarkan atas anggapan bahwa barang-barang
yang paling akhir di beli akan merupakan yang pertama kali di jual. Dalam
metode ini persediaan akhir akan di nilai dengan harga pembelian yang terdahulu.
c. Rata-rata (Average)
Metode penetapan harga pokok persediaan di mana di anggap bahwa harga pokok
rata-rata dari barang yang tersedia di jual akan di gunakan untuk menilai harga
pokok yang di jual dan yang terdapat pada persediaan.
d. Indetifikasi Khusus (Specific Identification)
Dalam metode ini, harga pokok yang di bebankan ke barang-barang yang di jual
dan yang masih ada dalam persediaan di dasarkan atas harga pokok yang di
keluarkan khusus untuk barang-barang yang bersangkutan. Metode ini dalam
praktek, hanya cocok untuk barang-barang yang jumlahnya tidak banyak dan nilai
dari satuan barang nya tinggi, seperti mobil bekas dan lukisan.
e. Eceran
Metode penetapan harga pokok persediaan secara taksiran yang di dasarkan atas
dasar hubungan, yang terdapat dalam tahun berjalan, antara harga pokok dengan
harga jual.
f. Laba Bruto dan Laba Kotor (Gross Profit Method )
Metode penetapan harga pokok persediaan secara taksiran yang di dasarkan atas
hubungan, yang terdapat dalam periode yang lalu, antara laba bruto dengan harga
jual. Metode ini hampir sama dengan metode eceran namun perbedaan terletak
dalam penentuan persentase.

18
3. Sistem Pencatatan Persediaan
Menurut Sistem pencatatan persediaan ada dua, yakni sistem pencatatan
perpetual dan periodik.
a. Sistem Pencatatan Perpetual
Mencatat (mendebet) rekening persediaan barang dagangan dan mengkredit kas
atau utang dagang, pada saat pembelian barang dagangan. Pada saat penjualan
barang dagangan sistem pecatatan perpetual menggunakan dua jurnal pencatatan
yakni (a) piutang dagang disebelah debet dan penjualan disebelah kredit (b) harga
pokok penjualan disebelah debet dan penjualan di sebelah kredit.
b. Sistem Pencatatan Periodik
Mendebet rekening pembelian dan mengkredit rekening kas atau utang dagang.
Pada saat penjualan barang dagangan sistem pencatatan periodik menggunakan
satu jurnal pencatatan yakni piutang dagang di sebelah debet dan penjualan di
sebelah kredit.
Persediaan Awal Rp. Xxx
Harga Pokok Pembelian Rp. Xxx
Rp. Xxx
Persediaan Akhir Rp. Xxx
Harga Pokok Penjualan Rp. Xxx
Sumber: Sari (2018)
Gambar II.1.
Perhitungan Harga Pokok Penjualan

19
4. Biaya-Biaya Persediaan
Menurut (Sari, 2018) biaya yang timbul dari pembentukan persediaan antara
lain:
a. Biaya penanganan meliputi biaya perawatan, penyimpanan, asuransi, pajak
property dan penyusutan.
b. Biaya pemesanan adalah biaya yang berkenaan dengan penempatan dari
pemrosesan pesanan kepada pemasok.
c. Biaya stockout meliputi biaya kegagalan memenuhi biaya pelanggan bagi
perusahaan produksi yaitu dari biaya hilangnya penjualan dan laba serta hilangnya
goodwill pelanggan. Bagi perusahaan produksi, biaya stockout meliputi biaya
penundaan produksi dan biaya penurunan waktu serta biaya yang berkaitan
dengan memulai produksi.
2.1.9. Siklus Akuntansi
Proses penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggung
jawabkan dan diterima adalah siklus akuntansi, seperti menurut (Bahri, 2016)
menyatakan bahwa “Siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan mulai dari terjadinya
transaksi sampai dengan penyusunan laporan keuangan sehingga siap untuk
pencatatan berikutnya”.
Menurut Putra (2017:126) menyebutkan bahwa “Siklus Akuntansi merupakan
satu periode dari sebuah pencatatan pembukuan keuangan yang dimulai dari jurnal
dan berakhir pada laporan keuangan”.
Siklus akuntansi secara garis besar menggambarkan proses pengidentifikasi
bukti transaksi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum (posting ke general
ledger), pengelompokan bukti-bukti transaksi yang sama ke dalam buku besar
(ledger), meringkas bukti transaksi ke dalam neraca saldo (trial balance).

20
Siklus akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut :
Sumber: Putra (2017:126)
Gambar II.2.
Siklus Akuntansi
Dibawah ini merupakan penjelasan dari siklus akuntansi sendiri dari gambar
II.2. adalah sebagai berikut:
1. Data Transaksi (Dokumen)
Transaksi dapat didefinisikan sebagai aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan
masalah ekonomi/keuangan. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan masalah
keuangan harus dicatatkan dalam pembukuan perusahaan yang nantinya
digunakan untuk membuat laporan keuangan perusahaan. Untuk mencatatkam
transaksi tersebut peruahaan harus menggunakan bukti fisik yang isinya

21
menjelaskan bahwa pada tanggal tersebut terjadi aktivitas ekonomi beserta rincian
uang yang diterima atau dikeluarkan. Bukti transaksi dapat diperoleh dari dalam
maupun luar perusahaan. Bukti transaksi bisa berupa faktur, invoice, kwitansi,
nota debet atau kredit dan masih banyak lagi lainnya.
2. Jurnal (Posting)
Jurnal umum adalah buku pencatatan untuk menginput data transaksi keuangan
atau bisnis yang telah terjadi dalam suatu perusahaan. Bentuk jurnal umum yang
sering dipergunakan adalah jurnal umum dalam bentuk 2 kolom.
3. Buku Besar (Ledger)
Buku besar merupakan tempat yang digunakan untuk mengelompokan transaksi-
transaksi keuangan. Buku besar dapat didefinisikan pula dengan kumpulan dari
berbagai perkiraan yang sejenis atau sekelompok. Bentuk buku besar ada dua
yaitu:
a. Bentuk Scontro.
b. Bentuk Stafel.
4. Neraca Saldo (Trial Balance)
Neraca saldo (Trial Balance) adalah kumpulan dari saldo-saldo dari perkiraan
yang ada dibuku besar. Mencari saldo dapat dilakukan denga cara:
a. Angka-angka didebet dijumlah.
b. Angka-angka dikredit dijumlah.
c. Cari saldonya, apakah saldo debet atau kredit.
5. Penyesuaian (Adjustment)
Jurnal penyesuain merupakan jurnal yang dipergunakan untuk menyesuaikan
saldo perkiraan-perkiraan dibuku besar pada akhir periode pembukuan rekening-
rekening perkiraan buku besar yang biasnaya disesuaikan adalah:

22
a. Persediaan barang dagang (perusahaan dagang), bahan baku, bahan dalam
proses, bahan jadi (industry).
b. Piutang dagang.
c. Perlengkapan.
d. Biaya-biaya dibayar dimuka (asuransi, sewa iklan).
e. Pendapatan diterima dimuka.
f. Utang yang masih harus dibayar.
g. Pendapatan yang masih harus diterima.
h. Aktiva tetap.
i. Kertas Kerja (Work Sheet)
Kertas kerja atau neraca lajur (work sheet) merupakan form atau kertas atau
catatan yang digunakan untuk membuat ringkasan mengenai pembukuan
perusahaan yang terdiri dari kolom neraca saldo, kolom penyesuaian, kolom
neraca saldo setelah penyesuaian, kolom laporan laba rugi dan kolom neraca.
6. Laporan Keuangan (Financial Statement)
Setelah transaksi diringkas dan digolongkan, laporan keuangan harus disusun
berdasarkan data-data transaksi tersebut. Laporan dari perhitungan akuntansi
menyediakan beberapa informasi yang dinamakan laporan keuangan (financial
statement). Laporan keuangan dari dalam sebuah perusahaan terdiri dari laporan
laba rugi (income statement), laporan laba ditahan (retained earning statement),
laporan arus kas (statement cash flow) dan neraca (balance sheet).
2.1.10. Pengertian Jurnal
Dipergunakan untuk tempat melakukan pencatatan bagi segala jenis bukti
transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai macam transaksi
keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu dapat dikatakan pengertian jurnal

23
secara umum seperti menurut (Bahri, 2016) menyatakan bahwa “Jurnal adalah
pencatatan yang sistematis dan kronologis atas transaksi keuangan yang terjadi pada
suatu perusahaan”.
Menurut (Shatu, 2016) menyatakan bahwa “Jurnal yaitu transaksi-transaksi
keuangan suatu badan usaha yang dicatat berdasarkan dokumen-dokumen
pembukuan yang bertujuan untuk pendataan”.
Berdasarkan pengertian diatas jurnal adalah pencatatan segala transaksi yang
secara sistematis dan kronologis berdasarkan jumlah tertentu.
2.1.11. Pengertian Metode Waterfall
Waterfall model adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan
dalam membangun software. Menurut (Sagita, A., & Simpony, 2018) Fase-fase
dalam metode waterfall:
1. Communication (Project Initiation & Requirements Gathering)
Sebelum memulai pekerjaan yang bersifat teknis, sangat diperlukan adanya
komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Hasil dari komunikasi tersebut adalah inisialisasi proyek, seperti
menganalisis permasalahan yang dihadapi dan mengumpulkan data-data yang
diperlukan, serta membantu mendefinisikan fitur dan fungsi software.
Pengumpulan data-data tambahan bisa juga diambil dari jurnal, artikel dan
internet.
2. Planning (Estimating, Scheduling, Tracking)
Tahap berikutnya adalah tahapan perencanaan yang menjelaskan tentang estimasi
tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, resiko-resiko yang dapat terjadi, sumber
daya yang diperlukan dalam membuat sistem, produk kerja yang ingin dihasilkan,

24
penjadwalan kerja yang akan dilaksanakan dan tracking proses pengerjaan sistem.
Dengan menggunakan visio untuk menggambarkan alur dari program
3. Modelling (Analysis & Design)
Tahapan ini adalah tahap perencanaan dan permodelan arsitektur sistem yang
berfokus pada penerapan struktur data, arsitektur software, tampilan interface dan
algoritma program. Tujuan untuk lebih memahami gambaran besar dari apa yang
akan dikerjakan. Dengan menggunakan visio untuk menggambarkan alur dari
program.
4. Contruction (Code & Test)
Tahapan Contruction ini merupakan proses penerjemah bentuk desain menjadi
kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah pengkodean
selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga kode yang sudah dibuat.
Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi untuk nantinya
diperbaiki. Dengan menggunakan aplikasi sublime text 3 membuat bahasa
pemrograman seperti java, mysql dan menggunakan xampp untuk database.
5. Deployment (Delivery, Support, Feedback)
Tahap Deployment merupakan tahapan implementasi software ke customer,
pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software, evaluasi software dan
pengembangan software berdasarkan umpan balik yang diberikan agar sistem
dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai dengan fungsinya.
2.1.12. User Interface
User Interface adalah salah satu yang harus diperhatikan. Menurut (Sukamto
& Shalahuddin, 2016) “mengemukakan bahwa: User Interface atau antar muka
sangan mirip dengan kelas, tapi tanpa atribut kelas dan memiliki metode yang
dideklarasikan tanpa isi”.

25
Berdasarkan penjelasan diatas satu hal yang mungkin jarang diketahui oarang
banyak adalah seberapa pentingnya desain pada user interface. Bahkan bentuk
sebuah tombol saja menentukan apakah seseorang mengerti bagaimana menavigasi
atau aplikasi tersebut. Desain user interface memang sangat penting karena itu akan
menentukan bagaimana seseorang berinteraksi dengan aplikasi tersebut.
2.1.13. Java
Java adalah bahasa pemrograman yang multi platform dan multi device.
Menurut definisi dalam buku (Haqi, 2017) “Java adalah nama untuk sekumpulan
teknologi untuk membuat dan menjalankan perangkat lunak pada computer stand
alone ataupun pada lingkungan jaringan”.
Karakteristik java menurut dalam buku (Haqi, 2017) “kelebihan dan
karakteristik Java Sintaks bahasa pemograman java adalah pengembangan dari
bahasa pemograman C/C++ sehingga mereka yang sudah terbiasa dengan C/C++
tidak akan mengalami kesulitan mempelajari bahasa pemograman Java”.
2.1.14. MySQL
Mysql adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau
DBMS yang multialur, multipengguna, dengan sekitar 6 juta instalasi didunia.
Menurut (Haqi, 2017) “MySQL adalah server aplikasi database, pertumbuhannya
disebut SQL singkatan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa
terstruktur yang difungsikan untuk mengolah database. MySQL dapat digunakan
untuk membuat dan mengolah database dan isinya bisa juga dimanfaatkan MySQL
untuk menambah, mengubah, dan menghapus data dalam database”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa MySQL adalah
sistem manajemen database SQL yang bersifat open source dan paling popular saat
ini.

26
2.1.15. Netbeans
Netbeans adalah suatu serambi pengembangan perangkat lunak yang ditulis
dalam bahasa pemrograman java. Menurut (Haqi, 2017) “Netbeans adalah Integrated
Development Enviroment (IDE) berbasis Java dari Sun Microsystems yang berjalan
di atas Swing”.
Swing sebuah teknologi Java untuk pengembangan aplikasi Desktop yang
dapat berjalan di berbagai macam platforms, seperti Windows, Liux, Mac OS X, and
Solaris.
Netbeans merupakan software developmet yang Open Source, dengan kata
lain software ini di bawah pengembang bersama. Netbeans merupakan sebuah
proyek Open Source yang sukses dengan pengguna yang sangat luas, komunitas
yang terus tumbuh dan memiliki hampir 100 mitra.
2.1.16. Xampp
Menurut (Haqi, 2017) “Xampp adalah perangkat lunak bebas (free software)
yang mendukung untuk banyak sistem operasi,dan merupakan komplikasi dari
beberapa program”.
Fungsi Xampp sendiri sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang
terdiri dari bebrapa program, antara lain Apache HTTP Server, MySQL, database,
dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemograman PHP dan Perl.
2.1.17. Black Box Testing
Menurut(Wicaksono, 2017:353) mengemukakan bahwa: “black box testing
adalah tipe testing yang memperlukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja
internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya
sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya tapi cukup dikenai proses
testing dibagian luar”.

27
Jenis testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan
kebutuhan yang telah didefinisikan pada awal perancangan. Sebagai contoh, jika
terdapat sebuah perangkat lunak yang merupakan sebuah sistem informasi inventory
di sebuah perusahaan. Maka pada jenis white box testing, perangkat lunak tersebut
akan berusaha dibongkar listing programnya untuk kemudian di test menggunakan
teknik-teknik yang telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan pada jenis black box
testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha ditesting
apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa
harus membongkar listing programnya.
2.2. Perangkat Pendukung (Tools System)
Peralatan pendukung (Tool System) merupakan alat yang digunakan untuk
menggambarkan logika model dari suatu sistem dengan mengunakan simbol-simbol,
lambang-lambang, atau diagram-diagram yang menunjukan secara tepat arti dan
fungsinya. Tools system juga berguna untuk mengelola sebuah sistem operasi yang
terinstal pada sebuah komputer gabungan antara sistem perangkat lunak dan sistem
perangkat keras komputer tetap berjalan secara baik dan stabil dalam waktu yang
lama. Peralatan pendukung (tools system) yang dimaksud adalah Unified Modeling
Language (UML), Entity Relationship Diagram (ERD), Logical Record Structure
(LRS) dan Spesifikasi File.
2.2.1. United Modeling Language (UML)
Sekumpulan alat yang digunakan untuk melakukan abstraksi terhadap sebuah
sistem atau perangkat lunak berbasis objek. Bahasa spesifikasi standar untuk
mendokumentasikan dan menspesifikasikan. Aplikasi atau sistem yang tidak
terdokumentasi biasanya dapat menghambat perkembangan karena developer harus
melakukan penelusuran dan mempelajari kode program.

28
UML juga dapat menjadi alat transfer ilmu tentang sistem atau aplikasi yang
akan dikembangkan dari suatu developer ke developer lainnya. Tidak hanya antar
developer terhadap orang bisnis dan siapapun dapat memahami sebuah sistem
dengan adanya UML dan menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016) “Unified
Modeling Language (UML) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan
di dunia industri untuk medefinisikan requirement, membuat analisis dan desain,
serta menggambarkan arstitektur dalam pemograman berorientasi objek”. Pada UML
2.3 terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori. Pembagian
kategori dan macam-macam diagram tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Sumber : (Sukamto & Shalahuddin, 2016:140)
Gambar II.3.
Diagram United Modeling Language (UML)

29
Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut:
1. Structure diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.
2. Behavior diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada
sebuah sistem.
3. Interaction diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar
subsistem pada suatu sistem.
Dalam pembuatan Tugas Akhir pada landasan teori ini, diagram UML yang
digunakan yaitu:
1. Use Case Diagram
Use Case merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam pengembangan
sebuah software atau sistem informasi untuk menamgkap kebutuhan fungsional dari
sistem yang bersangkutan. Use Case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja
yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan
fungsi-fungsi itu. Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016) mengemukakan bahwa:
“Use Case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem
informasi yang dibuat”.
Menurut Gata dan Grace 2013 dalam (Febrianty, 2018) Use Case Diagram
merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat,
usecase yang digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem
informasi apa saja yang ada dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak
menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Use case digunakan untuk menyusun
bahavioral things dalam sebuah model.

30
mengelola stok gudang
mengelola stok gudang
Kasir
Laporan penjualan aporan penjualan
Gudang
admin
d
m
i
n
Mutasi barang utasi barang
Mutasi barang
mengelola stok karyawan
engelola stok karyawan
mengelola stok gudang
USER
mengelola data gudang engelola data gudang
logout ogout
loogout
logout
ogout
login ogin
Sumber : Gata, Grace (2013:4)
Gambar II.4.
Contoh Use Case Diagram
2. Activity Diagram
Diagram aktivitas dibuat untuk menjelaskan aktivitas komputer maupun alur
aktivitas dalam organisasi dan dijelaskan menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016)
mengemukakan bahwa: “Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan
workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu
yang ada pada perangkat lunak”.
Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefiniskan hal-hal
berikut:
a. Rancangan Proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan
merupakan proses bisnis sistem yang didefiniskan.
b. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem/user interface dimana setiap
aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.

31
c. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah
pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya.
d. Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak.
Sumber: Setyarini, Setiyadi & Khasanah (2017)
Gambar II.5.
Contoh Activity Diagram

32
3. Deployment Diagram
Deployment Diagram digunakan untuk memvisualisasikan,
menspesifikasikan dan mendokumentasikan proses yang terjadi pada suatu sistem
perangkat lunak berbasis object oriented yang akan dibangun. Menurut (Sukamto &
Shalahuddin, 2016) “Diagram deployment atau deployment diagram menunjukkan
konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi”.
Diagram deployment juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal
berikut:
a. Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan device,
node dan hardware.
b. Sistem client/server misalnya seperti gambar berikut :
Sumber : Hengki & Suprawiro (2018)
Gambar II.6.
Contoh Deployment Diagram Client/Server

33
c. Sistem terdistribusi murni.
d. Rekayasa ulang aplikasi
4. Sequence Diagram
Salah satu dari diagram-diagram yang ada pada united modelling languange
(UML), sequence diagram ini adalah diagram yang menggambarkan kolaborasi
dinamis antara sejumlah object dan menurut (Fadallah & Rosyida, 2018)
mengemukakan bahwa : “Sequence Diagram digunakan untuk menunjukkan aliran
fungsionalitas dalam use case. Setiap objek yang terlibat dalam diagram use case
digambarkan dengan garis putus-putus vertikal, kemudian massage yang dikirim
oleh objek digambarkan denga garis horizontal secara kronologis dari atas ke
bawah”.
Sumber: (Setyarini, Setiyadi, & Khasanah, 2017)
Gambar II.7.
Contoh Sequence Diagram

34
2.2.2. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) yaitu suatu model untk menjelaskan
hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang
mempunyai hubungan antar relasi. Entity Relationship Diagram (ERD) untuk
memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya
digunakan beberapa notasi dan simbol.
Adalah menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016:50) “Pemodelan awal basis
data yang paling banyak digunakan adalah menggunakan Entity Relationship
Diagram (ERD)”.
Menurut (Yanto, 2016), menyatakan bahwa ”ERD adalah suatu diagram
untuk menggambarkan desain konsepsual dari model konsepsual suatu basis data
relasiona”.
Berdasarkan definisi tersebut penulis meringkaskan bahwa Entity
Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model jaringan yang memperlihatkan
entitas-entitas dalam sistem yang digunakan untuk pemodelan basis data relasional
dari suatu organisasi.
Terdapat tiga hubungan dalam ERD, yaitu:
1. Binary
Satu relasi menghubungkan dua buah entitas.
2. Ternary
Satu relasi menghubungkan tiga entitas.
3. N-ary
Satu relasi menghubungkan banyak entitas.
Dibawah ini merupakan gambaran dari hubungan Entity Relationship
Diagram (ERD):

35
Tabel II.2.
Gambar Hubungan Relasi Entity Relationship Diagram (ERD)
Sumber : (Sukamto & Shalahuddin, 2016)
Sumber :(Sukamto & Shalahuddin, 2016)
Gambar II.8.
Contoh Entity Relationship Diagram (ERD)

36
2.2.3. Logical Record Structure (LRS)
“LRS merupakan hasil dari entity relationship beserta atributnya sehingga
bisa terlihat hubungan-hubungan antara entitas” (Suryanto,2016).
Menurut Friyadie dalam (Taufik & Ermawati, 2017) mengemukakan bahwa:
sebelum tabel dibentuk dari field atau atribut entitas secara fisik atau level internal,
maka harus dibuatkan suatu bentuk relational model yang dibuat secara logic atau
level external dan konsep, dari pernyataan tersebut dibutuhkan yang disebut dengan
Logical Record Structure (LRS).
Dalam pembuatan Logical Record Structure (LRS) terdapat tiga hal yang
dapat mempengaruhi, yaitu :
1. Jika tingkat hubungan (cardinality) pada satu (one-to-one), maka digabungkan
dengan entitas yang lebih kuat (strong satu entity) atau digabungkan dengan
entitas yang memiliki atribut yang lebih sedikit.
2. Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada banyak (one-to-many), maka
hubungan relasi atau digabungkan dengan entitas yang tingkat hubungannya
banyak.
3. Jika tingkat hubungan (cardinality) banyak pada banyak (many-to-many), maka
hubungan relasi tidak akan digabungkan dengan entitas manapun, melainkan
menjadi sebuah LRS.
Berdasarkan pengertian di atas LRS adalah record-record Entity Relationship
(ER) yang terbentuk dari hasil hubungan antar entitas.

37
Sumber : (Suci, 2015)
Gambar II.9.
Contoh Logical Record Structure (LRS)