BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi...

25
7 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Bank II.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008): Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga masyarakat yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta mamberikan jasa Bank lainnya. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut PSAK No.31 bank adalah: Suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

 

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Bank

II.1.1 Pengertian Bank

Menurut Kasmir (2008):

Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga masyarakat yang

kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

kembali dana tersebut ke masyarakat serta mamberikan jasa Bank lainnya.

Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998:

Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut PSAK No.31 bank adalah:

Suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan

pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi

memperlancar lalu lintas pembayaran.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

 

II.1.2 Jenis-Jenis Bank:

Menurut Kasmir (2008), bank dibagi menjadi beberapa jenis dilihat dari segi

fungsinya, segi kepemilikannya, dan dari segi status:

A. Dilihat dari segi fungsinya:

1. Bank Sentral

Fungsi bank sentral ini diatur oleh undang-undang nomor 23 tahun 1999

tentang Bank Indonesia. Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam

undang-undang RI nomor 23 tahun 1999 bab III pasal 7 adalah untuk mencapai

dan memelihara kestabilan rupiah.

2. Bank Umum

Pengertian bank umum menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998

adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran.

3. Bank Perkreditan Rakyat

Pengertian BPR menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan

prinsip syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

 

B. Dilihat dari segi kepemilikannya:

1. Bank milik pemerintah

Bank yang akte pendirian dan modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga

seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah. Contoh bank pemerintah:

‐ Bank Negara Indonesia 46 (BNI)

‐ Bank Mandiri

Contoh bank pemerintah daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II:

‐ BPD DKI Jakarta

‐ BPD Jawa Timur

2. Bank milik swasta nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh

swasta nasional serta akte pendiriannya milik swasta, serta pembagian

keuntungannya diambil oleh swasta. Contoh bank milik swasta nasional:

‐ Bank Danamon

‐ Bank Central Asia

3. Bank milik asing

Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta

asing maupun milik pemerintah asing suatu negara. Contoh bank milik asing:

‐ American Express Bank

4. Bank milik campuran

Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing

dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas

dipegang oleh warga negara Indonesia

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

10 

 

C. Dilihat dari segi status:

1. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau

yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya

transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri dan transaksi lainnya.

2. Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk melaksanakan

transaksi sebagai devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti

halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank

devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.

II.1.3 Tujuan Bank

Kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun

dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya,

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, dan jasa-jasa lain berdasar atas

kepercayaan.

Selain tujuan tersebut di atas bank umum juga mempunyai tujuan antara lain

memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan dalam memperlancar transaksi nasabah,

memberikan rasa aman dan ketentraman dalam berusaha baik bagi pihak bank maupun

pihak lainnya agar saling menguntungkan. Bank juga akan meningkatkan kredibilitasnya

dimata para nasabahnya.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

11 

 

II.2 Pengendalian Internal

II.2.1 Pengertian Pengendalian Internal

Menurut SE No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 pengendalian internal

merupakan suatu mekanisme pengawasan yang diterapkan oleh manajemen bank secara

berkesinambungan (on going basis) yang berguna untuk:

1. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan bank

2. Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat

3. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku

4. Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/

fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian

5. Meningkatkan efektifitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya

Menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO) of Treadway

Commission Report, seperti dikutip oleh Bagnaroff, Moscove, Simkin (2001) yaitu:

“A process, effected by a board of directors, management, and other personnel,

designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of

objectives in the following categories-effectiveness and efficiency of operations,.

Reliability of financial reporting, and compliance laws and regulations Or

Internal controls are the tools that managers use (but are often not taught) to

help achieve their business objective in the following categories:

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

12 

 

‐ Effectiveness and efficiency of operations

‐ Reliability of financial reporting

‐ Compliance with external laws and regulations

Definisi diatas dapat diartikan bahwa Pengendalian Internal adalah alat

yang digunakan oleh para manajer (tetapi jarang diajarkan) untuk membantu

dalam pencapaian tujuan usaha mereka dalam kategori berikut ini:

‐ Efektivitas dan efisiensi operasional

‐ Keandalan dari laporan keuangan

‐ Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Menurut Mulyadi (2002) yaitu:

“Struktur pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personel lain, yang didesain untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini yaitu

keandalan laporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang

berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi”

Dari kedua definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar

pengendalian internal sebagai berikut:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

13 

 

‐ Pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu,

bukan tujuan itu sendiri. Pengendalian internal merupakan suatu rangkaian

tindakan yang bersifat persuasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan.

‐ Pengendalian internal bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dari

formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang

mencakup dewan komisaris, manajemen dan personel lain.

‐ Pengendalian internal dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan

memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris

entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian internal

dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan

pengendalian menyebabkan pengendalian internal tidak dapat memberikan

keyakinan mutlak.

‐ Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan:

pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001) yaitu:

Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk

memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan:

‐ Keandalan pelaporan keuangan

‐ Efektifitas dan efisiensi operasi

‐ Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

14 

 

II.2.2 Tujuan Pengendalian Internal

Menurut SE No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003 tujuan sistem

pengendalian internal adalah untuk:

1. Tujuan Kepatuhan

Adalah untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha bank telah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, baik ketentuan yang dikeluarkan pemerintah, otoritas pengawasan bank

maupun kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern yang ditetapkan oleh bank

2. Tujuan Informasi

Adalah untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan

relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat

dipertanggung jawabkan

3. Tujuan Operasional

Dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam

menggunakan aset dan sumber daya lainnya dalam rangka melindungi bank dari

risiko kerugian

4. Tujuan Budaya Risiko

Dimaksudkan untuk mengidentifikasikan kelemahan dan menilai

penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur

yang ada di bank secara berkesinambungan

Menurut Mulyadi (2001) tujuannya, pengendalian internal dapat dibagi menjadi

dua bagian, yaitu:

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

15 

 

1. Pengendalian internal akuntansi (internal accounting control)

Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan memeriksa

ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian internal akuntansi yang

baik akan menjamin kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam

perusahaan serta menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

2. Pengendalian internal administratif (internal administrative control)

Meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan

manajemen.

II.2.3 Struktur Pengendalian Internal

Unsur-unsur sistem pengendalian internal setiap perusahaan pada umumnya

adalah sama. Tetapi perbedaannya terletak pada dinamika interaksi unsur-unsur tersebut

untuk setiap perusahaan akan berbeda. Hal ini disesuaikan dengan industri besar

kecilnya perusahaan, dan falsafah manajemen

Menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO) of Treadway

Commission report, komponen pengendalian internal terdiri dari:

1. Lingkungan pengendalian (control environment)

Menurut Elder, Beasley, dan Arens (2010):

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

16 

 

“Consist of the action, policies, and procedures that reflect the overall attitudes

of the top management, directors, and owners of an entity about internal control

and its importance to the entity”

Yang dapat diartikan bahwa lingkungan pengendalian itu terdiri dari

tindakan, pengawasan, dan prosedur yang mencerminkan keseluruhan sikap dari

manajemen atas, direksi, dan para pemilik modal tentang pengendalian internal

dan seberapa pentingnya itu

Komponen pendukung pengendalian lingkungan:

1. Commitment to competence

2. Integrity and ethical values

3. Board of director and audit committee participation

4. Management’s philosophy and operating style

5. Organizational structure

6. Human resource policies and practices

2. Penaksiran Risiko (Risk Assessment)

Menurut Bank Indonesia, dalam lamp SE No.5/22/DPNP Tgl 29 September 2003

Penilaian risiko merupakan suatu serangkaian tindakan yang

dilaksanakan oleh direksi dalam rangka identifikasi, analisis dan menilai risiko

yang dihadapi Bank untuk mencapai sasaran usaha yang ditetapkan.

3. Aktifitas Pengendalian (Control Activities)

Merupakan kebijakan dan prosedur untuk membantu menyakinkan bahwa

tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk menghadapi risiko dalam

mencapai tujuan perusahaan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

17 

 

Menurut Elder, Beasley, dan Arens (2010), tipe spesifik dari aktifitas

pengendalian adalah:

1. Adequate separation of duties

2. Proper authorization of transactions and activities

3. Adequate documents and records

4. Physical control over assets and records

5. Independent checks on performance

4. Informasi dan komunikasi (information processing and communication)

Menurut Bank Indonesia, dalam lamp SE No.5/22/DPNP Tgl 29 September 2003

‐ Sistem Informasi harus dapat menghasilkan laporan mengenai kegiatan usaha,

kondisi keuangan, penerapan manajemen risiko dan pemenuhan ketentuan

yang mendukung pelaksanaan tugas dewan Komisaris dan Direksi.

‐ Sistem komunikasi harus mampu memberikan informasi kepada seluruh

pihak, baik intern maupun ekstern, seperti otoritas pengawasan Bank, auditor

ekstern, pemegang saham dan nasabah Bank.

5. Pemantauan (monitoring)

Menurut Elder, Beasley, dan Arens (2010): “Management’s ongoing and

periodic assessment of the quality of internal control performance to determine

whether controls are operating as intended and are modified when needed”

Yang berarti, pengelolaan penilaian berkelanjutan dan berkala tentang

kualitas kinerja pengendalian internal untuk menentukan apakah kontrol telah

beroperasi sebagaimana dimaksud dan diubah jika perlu.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

18 

 

II.2.4 Keterbatasan Pengendalian Internal

Menurut Boynton, dan Johnson (2006) mengidentifikasikan keterbatasan yang

melekat (inherent limitations) pada pengendalian internal, yaitu:

1. Kesalahan dalam pertimbangan (Poor Judgement)

Manajemen dan personil lainnya dapat melakukan pertimbangan yang

buruk dalam membuat keputusan bisnis atau dalam melaksanakan tugas rutin

karena informasi yang tidak mencukupi, keterbatasan waktu, atau prosedur

lainnya.

2. Gangguan (Breakdown)

Gangguan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi ketika

personal salah memahami instruksi atau membuat kekeliruan akibat

kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perubahan sementara atau

permanen dalam personel atau dalam sistem atau prosedur juga dapat

berkontribusi pada terjadinya gangguan.

3. Kolusi (Collusion)

Individu yang bertindak bersama, seperti karyawan yang

melaksanakan suatu pengendalian penting bertindak bersama dengan

karyawan yang lain, konsumen atau pemasok, dapat melakukan sekaligus

menutupi kecurangan sehingga tidak dideteksi oleh pengendalian internal.

4. Pengabaian oleh manajemen (Management Override)

Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur tertulis untuk

tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi atau presentasi mengenai kondisi

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

19 

 

keuangan suatu entitas yang dinaikkan atau status ketaatan. Praktik

pengabaian (override) termasuk membuat penyajian yang salah dengan

sengaja kepada auditor dan lainnya, seperti menerbitkan dokumen palsu

untuk mendukung pencatatan transaksi penjualan fiktif.

5. Biaya lawan manfaat (Cost Versus Benefit)

Biaya pengendalian internal suatu entitas seharusnya tidak melebihi

manfaat yang diharapkan untuk diperoleh. Pengukuran yang tepat baik dari

biaya dan manfaat biasanya tidak memungkinkan, manajemen harus

membuat sendiri estimasi kuantitatif maupun kualitatif dalam mengevaluasi

hubungan antara biaya dan manfaat.

II.3 Manajemen kredit

Menurut Kasmir (2008), pengertian manajemen kredit adalah bagaimana

mengelola pemberian kredit mulai dari kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit

tersebut lunas.

II.3.1 Kredit dan Pembiayaan

Menurut undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Sedangkan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

20 

 

pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau

tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

II.3.2 Unsur-Unsur Kredit

Menurut Kasmir (2008), unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik

berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu

di masa datang.

2. Kesepakatan

Kesempatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing yang dituangkan dalam

akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak bank dan nasabah

3. Jangka waktu

Jangka waktu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

4. Risiko

Risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu:

‐ Risiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar

kreditnya padahal mampu.

‐ Risiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja, contoh

akibat terjadinya musibah

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

21 

 

5. Balas jasa

Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya

administrasi kredit adalah keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank syariah,

balas jasa ditentukan dengan bagi hasil

II.3.3 Jenis-Jenis Kredit

Menurut Kasmir (2008), jenis-jenis kredit dapat dilihat sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi kegunaan

Untuk melihat penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan dalam

kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan. Terdapat 2 jenis kegunaan, yaitu:

a. Kredit investasi

Kredit yang biasa digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau

membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu

periode yang relatif lebih lama

b. Kredit modal kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi

dalam operasionalnya

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi

b. Kredit konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan untuk di konsumsi atau dipakai secara

pribadi

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

22 

 

c. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk

membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil

penjualan barang dagang tersebut

3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek

Memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun

b. Kredit jangka menengah

Waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun

c. Kredit jangka panjang

Kredit yang pengembaliannya paling panjang, yaitu diatas 3 tahun / 5 tahun

4. Dilihat dari segi jaminan

Dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pembelian suatu fasilitas

kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal

senilai dengan kredit yang diberikan

a. Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu dalam

bentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang

dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan

Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si

calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

23 

 

5. Dilihat dari segi sektor usaha

‐ Kredit pertanian

‐ Kredit peternakan

‐ Kredit industri

II.3.4 Jaminan Kredit

Menurut Kasmir (2008): Fungsi jaminan kredit adalah untuk melindungi bank

dari kerugian. Dengan adanya jaminan kredit dimana nilai jaminan biasanya melebihi

nilai kredit maka bank akan aman jika debitur tidak dapat melunasinya

Jaminan kredit dibagi sebagai berikut:

1. Jaminan dengan barang-barang

2. Jaminan dengan surat berharga

3. Jaminan orang atau perusahaan

4. Jaminan asuransi

II.3.5 Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit

Menurut Kasmir (2008), terdapat 3 jenis model pembebanan suku bunga yang

sering dilakukan oleh bank. Adapun model pembebanan jenis suku bunga yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Flat rate

Merupakan perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode, sehingga jumlah

angsuran setiap periode pun tetap sampai pinjaman tersebut lunas

2. Sliding rate

Merupakan perhitungan yang dilakukan dengan mengalikan persentase suku

bunga bank per periode dengan sisa pinjaman

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

24 

 

3. Floating rate

Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan dengan tingkat suku bunga

pada bulan yang bersangkutan

II.3.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2008), prinsip-prinsip pemberian kredit dengan menggunakan

prinsip pemberian kredit 5C atau prinsip pemberian kredit 7P.

1. Prinsip pemberian kredit 5C

1. Character

Suatu sifat atau watak seseorang dalam hal ini debitur

2. Capacity (Capability)

Melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang

dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuan

memperoleh laba

3. Capital

Untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah

terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank

4. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik

maupun non fisik yang berfungsi sebagai pelindung bank dari resiko

kerugian

5. Condition

Menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di

masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

25 

 

2. Penilaian dengan prinsip 7P

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-

hari maupun masa lalunya

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya

3. Perpose

Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis

kredit yang diinginkan nasabah

4. Prospect

Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau

sebaliknya

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang

telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit

yang diperolehnya

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana nasabah memperoleh laba

7. Protection

Bertujuan untuk menjaga kredit yang dikucurkan namun melalui suatu

perlindungan yang dapat berupa barang atau orang atau jaminan asuransi

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

26 

 

3. Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan meliputi

1. Aspek hukum

Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen

atau surat-surat yang dimiliki oleh calon debitur

2. Aspek pasar dan pemasaran

Yaitu aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan di masa

yang akan datang

3. Aspek keuangan

Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam

membiayai dan mengelola usahanya

4. Aspek operasi/teknis

Merupakan aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan

kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana

yang dimiliki

5. Aspek manajemen

Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh

perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas

6. Aspek ekonomi/sosial

Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang

ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat,

apakah lebih banyak benefit atau cost atau sebaliknya

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

27 

 

7. Aspek AMDAL

Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul

dengan adanya suatu usaha, dan cara-cara pencegahan atas dampak tersebut.

II.3.7 Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2008), tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk

memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Dalam praktiknya

prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman

perseorangan dan pinjaman suatu badan hukum.

Prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:

1. Pengajuan Proposal

Adalah permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal, yang

berisikan keterangan:

a. Riwayat perusahaan

Seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, nama pengurus berikut

latar belakang pendidikannya, perkembangan perusahaan serta wilayah

pemasaran produknya

b. Tujuan pengambilan kredit

Harus dijelaskan tujuan dalam pengambilan kredit apakah untuk modal kerja

atau investasi

c. Besarnya kredit dan jangka waktu

Harus dijelaskan juga besarnya jumlah kredit yang diinginkan dan jangka

waktu kreditnya

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

28 

 

d. Cara pemohon mengembalikan kredit

Perlu dijelaskan dengan rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan

kreditnya apakah dari hasil penjualan atau dengan cara lainnya

e. Jaminan kredit

Jaminan yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat, dan biasanya

setiap jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu

Selanjutnya proposal dilampiri berkas-berkas yang telah dipersyaratkan seperti:

‐ Akte pendirian perusahaan

‐ Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit

‐ T.D.P (Tanda Daftar Perusahaan)

‐ N.P.W.P (Nomer Pokok Wajib Pajak)

‐ Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir

‐ Foto copy sertifikat yang dijadikan jaminan

‐ Daftar penghasilan bagi perseorangan

‐ Kartu keluarga (KK) bagi perseorangan

2. Penyelidikan Berkas Pinjaman

Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen yang diajukan

pemohon kredit. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang

diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.

Apakah berkas-berkas lampiran proposal membuktikan kebenaran dan

keaslian, seperti kebenaran dan keaslian akte notaris, TDP, KTP, dan surat-surat

jaminan seperti sertifikat tanah, BPKB mobil ke instalasi berwenang yang

mengeluarkan.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

29 

 

Kemudian jika semua asli dan benar, pihak bank akan mencoba

mengkalkulasi jumlah kredit yang diminta memang relevan dan kemampuan

nasabah untuk membayar. Dengan cara melihat angka-angka dilaporan keuangan

dengan berbagai rasio keuangan yang ada.

3. Penilaian Kelayakan Kredit

Penilaian kelayakan kredit dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip

5C atau 7P namun untuk kredit yang jumlahnya lebih besar perlu dilakukan

dengan metode penilaian dengan studi kelayakan. Aspek-aspek yang perlu dinilai

dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah:

1. Aspek hukum

Tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen

yang diajukan oleh pemohon kredit

2. Aspek pasar dan pemasaran

Untuk menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku di pasar dan bagaimana

strategi pemasaran yang dilakukan. Yang dinilai adalah prospek usaha

sekarang dan masa yang akan datang

3. Aspek keuangan

Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan yaitu

neraca dan laporan laba rugi 3 tahun terakhir. Analisis menggunakan rasio-

rasio keuangan

4. Aspek teknis/operasi

Aspek ini untuk menilai masalah lokasi usaha, kemudian kelengkapan sarana

dan prasarana yang dimiliki, termasuk lay out gedung dan ruangan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

30 

 

5. Aspek manajemen

Untuk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usahanya, termasuk

sumber daya manusia yang dimilikinya

6. Aspek ekonomi sosial

Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat luas

baik bagi ekonomi maupun sosial

7. Aspek AMDAL

Aspek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang dibuatnya sudah

memenuhi kriteria analisis dampak lingkungan terhadap darat, air, dan udara

4. Wawancara Pertama

Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan

langsung dengan calon pemimpin. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank

inginkan. Dan juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang

sebenarnya.

5. Peninjauan ke Lokasi (On the Spot)

Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa objek

yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam

proposal

6. Wawancara Kedua

Hasil peninjauan lapangan dicocokan dengan dokumen yang ada serta

hasil wawancara pertama dalam wawancara kedua. Ini merupakan kegiatan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00091 AK Evaluasi II.pdf · Tujuan Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 23

31 

 

perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah

dilakukan on the spot di lapangan

7. Keputusan Kredit

Keputusan kredit adalah untuk menentukan apakah kredit layak untuk

diberikan atau ditolak, jika layak maka dipersiapkan administrasinya, keputusan

kredit mencakup:

‐ Akad kredit yang akan ditandatangani

‐ Jumlah uang yang diterima

‐ Jangka waktu kredit

‐ Dan biaya-biaya yang harus dibayar

8. Penandatanganan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya

Merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit. Penandatanganan

dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung atau melalui notaris

9. Realisasi Kredit

Realisasi kredit diberikan dengan cara membuka rekening giro atau

tabungan di bank yang bersangkutan. Pencairan dana kredit tergantung dari

kesepakatan kedua belah pihak dan dapat dilakukan sekaligus atau bertahap