BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan...

40
8 BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Pengertian Kos (Indekost) Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pustaka Phoenix. April 2007 Indekost adalah menumpang tinggal dan makan dengan membayar ; memondok. Kos dalam bahasa Inggris adalah ”Boarding House” Berdasarkan www.wikipedia.com , the free encyclopedia, November 2007 A boarding house can also be called a "rooming house" (mainly in the United States) or a "lodging house". It is a house (often a family home) in which people on vacation or lodgers rent one or more rooms for one or more nights, and sometimes for extended periods of weeks, months and years. Years ago the boarders would typically share washing, breakfast and dining facilities; in recent years it has become common for each room to have its own washing and toilet facilities. Such boarding houses were often found in English seaside towns (for holidaymakers) and college towns (for students).

Transcript of BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan...

Page 1: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

8

BAB II

TINJAUAN dan LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

II.1.1 Pengertian Kos (Indekost)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pustaka Phoenix. April 2007

Indekost adalah menumpang tinggal dan makan dengan membayar ;

memondok.

Kos dalam bahasa Inggris adalah ”Boarding House”

Berdasarkan www.wikipedia.com, the free encyclopedia, November 2007

A boarding house can also be called a "rooming house" (mainly in the

United States) or a "lodging house". It is a house (often a family home) in

which people on vacation or lodgers rent one or more rooms for one or

more nights, and sometimes for extended periods of weeks, months and

years. Years ago the boarders would typically share washing, breakfast and

dining facilities; in recent years it has become common for each room to

have its own washing and toilet facilities. Such boarding houses were often

found in English seaside towns (for holidaymakers) and college towns (for

students).

Page 2: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

9

II.1.2 Karakteristik Kos

Berdasarkan (http:/dinasperumahan.jakarta.go.id/doc/sosialisasi_pemukiman.ppt)

Tempat tinggal kos – kosan biasanya terdapat dalam areal yang dekat dengan

kampus. Pemiliknya biasanya merupakan penduduk setempat ataupun pemilik

modal yang besar. Kos – kosan untuk mahasiswa biasanya terdiri dari 1 kamar, dan

di dalamnya terdapat 1 tempat tidur, 1 meja belajar dan 1 lemari. Dan biasanya

menggunakan kamar mandi dan dapur secara kolektif. Pada saat sekarang ini

pembangunan kos – kosan semakin berkembang dan fasilitas yang diberikan juga

semakin eksklusif. Hal ini terlihat dalam penyediaan AC, kamar mandi dalam,

ruang tamu, dan lain-lainnya. Sistem pembayaran kos – kosan didasarkan pada

jangka waktu sebulan, terkadang bisa 3 bulan langsung. Pembayaran untuk jangka

waktu yang panjang biasanya akan diberikan potongan oleh pemilik kos – kosan.

Menurut pemerintah atau dinas perumahan rumah, kos dapat memiliki ciri –

cirri atau diartikan sebagai berikut :

Perumahan pemondokan / rumah kos adalah rumah yang penggunaannya

sebagian atau seluruhnya dijadikan sumber pendapatan oleh pemiliknya

dengan jalan menerima penghuni pemondokan minimal 1 (satu) bulan

dengan memungut uang pemondokan;

Pengelola rumah kos adalah pemilik perumahan dan atau orang yang

mendapatkan dari pemilik untuk mengelola rumah kos;

Penghuni adalah penghuni yang menempati rumah kos sekurang-kurangnya

1 (satu) bulan dengan membayar uang pemondokan;

Page 3: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

10

Uang Pemondokan / kos adalah harga sewa dan biaya lainnya yang dibayar

oleh penghuni dengan perjanjian.

II.1.3 Fungsi Kos

Kos - kosan dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian yang bersifat sementara

dengan sasaran pada umumnya adalah mahasiswa dan pelajar yang berasal dari luar

kota ataupun luar daerah. Namun tidak sedikit pula, kos-kosan ditempati oleh

masyarakat umum yang tidak memiliki rumah pribadi dan menginginkan

berdekatan dengan lokasi beraktifitas. Oleh karena itu, fungsi dari kos - kosan dapat

dijabarkan sebagai berikut :

Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa

yang pada umumnya berasal dari luar daerah selama masa

studinya.

Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi masyarakat

umum yang bekerja di kantor atau yang tidak memiliki rumah

tinggal agar berdekatan dengan lokasi kerja.

Sebagai sarana pembentukan kepribadian mahasiswa untuk

lebih berdisplin, mandiri dan bertanggung jawab

Sebagai tempat untuk menggalang pertemanan dengan

mahasiswa lain dan hubungan sosial dengan lingkungan

sekitarnya.

Page 4: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

11

II.1.4 Jenis – jenis Kos

Menurut Garis Panduan dan Peraturan bagi Perancangan Bangunan oleh Jawatan

kuasa kecil piawaian dan Kos bagi JPPN jabatan Perdana Menteri Malaysia tahun

2005, kos mahasiswa / pelajar dibedakan menjadi :

Sistem 2 orang pada satu kamar (double room); untuk double

room, tempat tidur yang digunakan adalah tempat tidur

tingkat (double decker), dan bila mahasiswa atau pelajar

tersebut sudah masuk pada tingkat yang lebih tinggi

diperbolehkan untuk mengganti tempat tidur dengan tempat

tidur terpisah (twin decker)

Sistem satu orang satu kamar (single room); dimana hanya

diperbolehkan satu pelajar pada tiap kamar

Sistem campuran antara ketiga sistem diatas, biasanya

digunakan pada institut pada tingkat kebangsaan / antar

bangsa.

II.1.5 Pengertian Hotel

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pustaka Phoenix. April 2007

Hotel adalah bangunan atau rumah inap dengan memiliki banyak kamar.

Berdasarkan sumber dari internet : "http://id.wikipedia.org/wiki/Hotel"

Hotel adalah tempat penampungan buat pendatang atau bangunan penyedia

pondokan dan makanan untuk umum.

Pengertian Hotel menurut SK Menparpostel Nomor: KM 34/ HK 103/ MPPT 1987

Page 5: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

12

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau

seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makanan

dan minuman serta jasa lainnya untuk umum, yang dikelola secara komersial

serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan

pemerintah.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb.

77, tanggal 12 Desember 1977

Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersil,

disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan,

berikut makan dan minum.

II.1.6 Pengelompokan Hotel

Kategori hotel bintang adalah kriteria penggolongan hotel berdasarkan

jumlah poin yang didapatkan dari hasil penilaian. Di Indonesia, berdasarkan

Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/KW 001/MKP 02,

kategori hotel dibagi menurut kemampuan hotel dalam fisik bangunan, sistem

manajemen dan operasional hotel, penyediaan sarana, prasarana, lokasi dan mutu

pelayanan. Kategori hotel di Indonesia adalah :

• Hotel murah : hotel bintang 1

• Hotel ekonomi : hotel bintang 2

• Hotel kelas menengah : hotel bintang 3

• Hotel kelas 1 : hotel bintang 4

Page 6: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

13

• Hotel mewah : hotel bintang 5

Menurut ketentuan Dirjen Pariwisata, Hotel dapat dibagi menjadi 4 golongan

menurut jenis tamu yang datang yaitu :

• Transit Hotel

• Business Hotel

• Resort Hotel

• Residential Hotel

II.1.7 Karakteristik Hotel Bintang Tiga

sebagai batasan fasilitas pada proyek Karya Tulis Tugas Akhir adalah : (secara

lengkap dapat dilihat di lampiran)

Untuk menunjang kelancaran operasional hotel, disetiap departemen harus

dilengkapi dengan beberapa fasilitas untuk mendukung departemen dalam

menjalankan operasionalnya.

Dibawah ini adalah fasilitas-fasilitas hotel yaitu:

1) Fasilitas Penunjang Operacional Hotel

o Function room

o Fitness centre

o Kolam renang

o Fasilitas lainya : Poliklinik, musholla, driver room, massage,

salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money

changer, coffee shop, lounge bar, restoran.

Page 7: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

14

2) Fasilitas Penunjang Operacional Departemen

o General Manager and secretary office

o Front Office Department

o Housekeeping Department

- Laundry

o Engineering Department

o Food and Beverage Department

- Main Kitchen

o Personal manager

o Accounting Department

- Purchasing

o Marketing

o Pos Security

o Rambu-rambu

o WC karyawan pria/wanita

II.1.8 Persyaratan Hotel Bintang Tiga (3)

Untuk pembahasan dari paper ini, klasifikasi yang digunakan adalah

klasifikasi hotel bintang 3. Hotel bintang 3 termasuk ke dalam golongan city

hotel. (secara lengkap dapat dilihat di lampiran)

Unsur-unsur persyaratan hotel bintang tiga ( diambil dari Buku

”manajemen hotel” karya Richard Komar ) adalah :

1. Lokasi dan Lingkungan

Page 8: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

15

a) Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum ataupun kendaraan

pribadi roda empat dengan akses langsung ke area hotel.

b) Hotel harus menghindarkan pencemaran yang diakibatkan gangguan

luar.

2. Taman

Hotel memiliki taman luar dan taman dalam.

3. Tempat parkir

Tersedia tempat parkir kendaraan tamu hotel dan pengunjung.

4. Olaraga dan Rekreasi

a) Hotel menyediakan sarana kolam renang untuk dewasa dan untuk

anak-anak.

b) Hotel menyediakan 2 (dua) sarana olaraga dan rekreasi lainnya yang

merupakan pilihan dari : fitnes centre, sauna, squash, game room,

bowling, dan tenis.

5. Bangunan

Bangunan hotel memenuhi persyatan perizinan sesuai dengan undang-

undang yang berlaku. Persyaratan dari bangunan adalah :

a) Keadaan bangunan bersih dan terawat dengan baik (tidak berdebu,

berlumut, sarang laba-laba,dan lain sebaginya ).

b) Pengeturan ruang hotel ditata sesuai dengan fungsi sehingga

memudakan : arus tamu, arus karyawan dan arus barang/produk

hotel.

Page 9: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

16

c) Unsur dekorasi indonesia harus tercermin dalam: ruang lobi,

restoran, kamar tidur, atau function room.

d) Peralatan teknis bangunan terdiri dari : transportasi

mekanis/lift/elevator. Setiap bangunan dengan 4 lantai ke atas harus

dilengkapi dengan lift/elevator dan memiliki sertifikat keamanan

sesuai dengan ketetapan DEPNAKER. Utilitas air dimana tersedia

air yang cukup dan memenuhi persyaratan keseatan (PERMENKES

No 01 tahun 1975) serta mempunyai sertifikat dari PAM mengenai

kualitas air, kapasitas air minimal 500 L/orang/hari dan tersedia

instalasi air panas. Listrik adanya pemasangan instalasi listrik

memenuhi persyaratan pemerintah (PUIL 1977), tersedia pembangkit

tenaga listrik cadangan dengan kapasitas minimal 50% dari kapasitas

PLN. Tata udara dimana diatur dengan atau tanpa alat pengatur suhu,

ruangan yang tidak mempergunakan AC harus mempunyai ventilasi

yang baik. Komunikasi hotel antara lain : Tersedianya telepon satu

saluran yang dapat digunakan untuk sambungan lokal, interlokal, dan

internasional. Tersedia saluran telepon dalam ( aiphone), tersedia

sentral radio dan musik pegiring. Hotel juga menyediakan pencegah

bahaya kebakaran seperti : alat deteksi dini (asap/panas) disetiap

ruangan, alat pencegahan pemadam kebakaran, dan alat kontrol

lokasi kebakaran. Tersedia juga petunjuk cara menyelamatkan diri di

setiap koridor dan pembuangan limbah.

Page 10: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

17

6. Kamar Tamu

Untuk kamar tamu atau kamar penghuni hotel mempunyai klasifikasi

ukuran-ukuran dan klasifikasi lainnya seperti :

a) Jumlah kamar minimal 15 buah .dan dilengkapi kamar mandi

dalam

b) Luas minimal kamar standar 20 m².

c) Tinggi kamar minimal 2,6 m.

d) Kamar tidur kedap suara,.

e) Disarankan seluruh lantai dilapisi karpet.

f) Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.

g) Tata udara diatur dengan atau tanpa pengatur suhu.

h) Interior kamar mencerminkan suasana Indonesia.

i) Tersedia sekurang-kurangnya satu stop kontak di tiap kamar

dan satu kamar mandi khusus untuk alat cukur.

j) Seluruh dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air.

k) Tersedia perlengkapan kamar tidur.

II.1.9 Pengertian Kostel

Dikarenakan tidak adanya pengertian dari kostel yang disahkan, berdasarkan

pengertian dari kos menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan pengertian dari

hotel menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW –

301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977, maka saya berasumsi bahwa yang

dimaksud dengan kostel adalah bangunan bersusun yang diperuntukan sebagai

Page 11: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

18

tempat penyewaan kamar yang bersifat sementara dengan jangka waktu tertentu dan

dilengkapi dengan operasional dan fasilitas serta pelayanan seperti hotel.

II.1.10 Karakteristik Kostel

Karakteristik dari kostel dari pembahasan mengenai kos dan hotel. Untuk

batasan hotel, klasifikasi hotel yang digunakan adalah hotel bintang 3 dengan jenis

hotel termasuk ke dalam residential hotel yaitu hotel yang menyediakan akomodasi

para tamu yang ingin menikmati keindahan dimana kamar disewakan unuk jangka

waktu yang panjang dengan layanan layaknya suatu hotel biasa. Disesuaikan

dengan persyaratan hotel bintang 3 (tiga), karakteristik kos dan hasil survey

lapangan, maka saya berasumsi untuk karakteristik kostel sebagai berikut :

Memiliki jumlah lebih dari 1 lantai.

Terdiri dari beberapa unit hunian dalam 1 lantai.

Terdapat kamar mandi dalam di setiap unit hunian.

Terdapat fasilitas telepon di dalam kamar.

Memiliki fasilitas meja, lemari dan TV di dalam kamar

Terdapat dapur dan tempat cuci pakaian di setiap lantai.

Terdapat ruang komunal.

Terdapat akses vertikal berupa tangga/lift/elevator.

Memiliki sistem pembayaran per bulan seperti kos-kosan.

Mendapatkan pelayanan seperti hotel yaitu adanya pelayanan

laundry (cuci pakaian) dan pelayanan pemberian makan pagi.

Terdapat kantin sebagai tempat makan bersama.

Page 12: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

19

Memiliki sistem house keeping seperti hotel.

Terdapat fasilitas olah raga seperti : fitness centre, spa &

sauna, kolam renang, lapangan tenis/outdoor.

Memiliki area parkir tamu dan pengunjung.

Akses keamanan 24 jam.

Memiliki taman sebagai area hijau.

II.1.11 Fungsi dan Tujuan Kostel (Kos – kosan Hotel)

• Fungsi Kostel adalah sebagai berikut :

Tempat tinggal sementara bagi mahasiswa selama dalam masa studinya

Sarana berkumpul atau bersosialisasi dengan lingkungan sosial di sekitarnya

Sarana penunjang dalam proses belajar.

• Tujuan Kostel adalah sebagai berikut :

Membantu mahasiswa dengan menyediakan suatu tempat tinggal sementara

khusunya bagi mahasiswa yang berasal dari luar kota Jakarta yang dekat

dengan lingkungan kampus. Namun tidak tertutup kemungkinan bagi

mahasiswa dari dalam kota yang memiliki rumah tinggal jauh dari

lingkungan kampus.

Menampung kontinuitas belajar mahasiswa, sehingga mutu pendidikan

dapat ditingkatkan.

Page 13: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

20

II.2 Tinjauan Khusus

II.2.1 Tinjauan terhadap Tapak

Data – data Tapak :

Peta 2.1 Lokasi Tapak dan besaran tapak

Jenis Proyek : Fiktif

Pemilik Proyek : Swasta

Lokasi : Jl. Rawa Belong dan Jl. Kebon Jeruk Raya

Luas Tapak : ± 7547.75 m²

Batas-batas :

Utara : Area Pemukiman

Selatan : Jl. Kebon Jeruk Raya, row 6 m

Barat : Area Permukiman

Timur : Jl. Rawa Belong, row 12 m

RWBK DKI Jakarta :

Peruntukkan Lahan Pada tapak : Area Perkantoran dan Perdagangan

KDB : 80 % x 7548 m² = 6038 m²

Lokasi Tapak

Page 14: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

21

KLB : 3.5 x 7548 m² = 26418 m²

Ketinggian Bangunan : 6 lantai

GSB : - 6 m dari Jl. Rawa Belong

- 10 m dari Jl. Kebon Jeruk Raya

II.2.2 Tinjauan Terhadap Topik dan Tema

Topik : Arsitektur Berkelanjutan – Hemat Energi

Tema : Bangunan berkelanjutan yang berbasis pada arsitektur tropis dan hemat

Energi

II.2.3 Pengertian Arsitektur Berkelanjutan – Hemat Energi

II.2.3.1 Pengertian Arsitektur

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2002

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan serta membuat

konstruksi bangunan, serta metode dan gaya merancang suatu konstruksi

bangunan.

Berdasarkan www.wikipediaindonesia.com, ensiklopedia bebas berbahasa

Indonesia. 27 Februari 2007, 14.20 WIB

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang

lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan,

mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,

arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain

produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Page 15: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

22

II.2.3.2 Pengertian Berkelanjutan

Berdasarkan The World Congress of Architects di Chicago, USA, Juni 1993

Berkelanjutan (sustainability) berarti memenuhi keperluan generasi masa kini

tanpa harus berkompromi dengan kemampuan generasi masa depan untuk

memenuhi kebutuhan mereka.

II.2.3.3 Pengertian Arsitektur Berkelanjutan

Arsitektur berkelanjutan adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan yang

dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus berkompromi dengan

kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka nanti.

Berdasarkan www.wikipedia.org

Arsitektur Berkelanjutan adalah suatu pembangunan yang tidak pernah punah,

yang memaksimalkan kualitas kehidupan generasi sekarang dan tidak

menyebabkan penurunan kualitas kehidupan generasi mendatang.

Menurut Probo Hindarto

Arsitektur Berkelanjutan adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur

untuk mendukung konsep berkelanjutan yaitu konsep mempertahankan sumber

daya alam agar bertahan lebih lama.

Menurut Ir. Budi Sudarwanto, Februari 2008

Arsitektur Berkelanjutan adalah suatu eksplorasi rancangan arsitektur yang

berbasis pada keberlanjutan alam dan lingkungannya yang dilakukan oleh

manusia yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan secara

aktif dan terus-menerus.

Page 16: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

23

II.2.3.4 Bangunan Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Building)

Sustainable Building adalah bentuk gabungan dari berbagai displin ilmu

yang bertanggung jawab soal lingkungan menjadi suatu disiplin yang selalu

mengacu pada efek lingkungan, sosial, ekonomi, dari sebuah bangunan atau proyek

terbangun secara keseluruhan.

Tujuan diterapkannya kebijaksanaan mengenai sustainable building :

o Menyelamatkan manusia dan lingkungan dari bahaya yang

dihadapi.

o Menunjukkan komitmen kota terhadap lingkungan, ekonomi

dan pelayanan sosial.

o Menghasilkan penghematan dunia bagi pembangunan.

o Menyediakan lingkungan kerja yang sehat bagi staf dan

pengunjung.

o Mempercepat pencapaian tujuan kota dalam melindungi,

mengkonversi, dan meningkatkan sumber-sumber

lingkungan.

Suistainable building berkaitan dengan :

o Lingkungan ( Environment Sustainability )

o Ekonomi ( Economic Sustainability )

o Sosial ( Social Sustainability )

Page 17: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

24

Lingkunga

Ekonomi Sosial

Kehidupan sejahtera bagi umat manusia

Gambar 2.1 Hubungan integrasi lingkungan, ekonomi dan sosial

( Sumber : Sustainable Architecture and Building Design )

Adanya kenaikan suhu pada bumi yang diakibatkan oleh pemanasan global,

polusi udara di hampir setiap negara maju dan berkembang dan pengurangan

sumber tenaga, maka permasalahan energi berkelanjutan merupakan hal yang paling

penting untuk diperhatikan. Buletin Environmental Building News telah menyatakan

bahwa ada 11 permasalahan dalam perancangan yang berkaitan dengan desain

berkelanjutan.

Daftar prioritas untuk bangunan berkelanjutan (Sustainable Building) :

1. Hemat Energi : merancang dan membangun bangunan hemat energi

2. Bangunan Daur – ulang : memanfaatkan ulang bangunanyang ada serta

infrastrukturnya daripada menggunakan ruang terbuka

Page 18: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

25

3. Membangun Masyarakat : merancang masyarakat untuk mengurangi

ketergantungan pemakaian kendaraan bermotor serta mendorong kepekaan

masyarakat sekitar

4. Mengurangi Pemakaian Bahan : mengoptimalkan rancangan yang

menggunakan ruang lebih kecil serta memanfaatkan materi dengan lebih

efisien

5. Melindungi dan meningkatkan Mutu Lahan : menjaga kelestarian dan

mengembalikan ekosistem lokal dan keanekaragaman

6. Memilih Bahan Bangunan yang Berdampak paling rendah terhadap

Lingkungan : menggunakan materi bangunan yang berdampak paling kecil

terhadap lingkungan dan juga bahan dengan sumber efisien

7. Memaksimalkan Umur Panjang : merancang agar dapat bertahan lama dan

mudah beradaptasi

8. Menyelamatkan Air : merancang bangunan serta ruang luar yang hemat air

9. Membuat Bangunan Sehat : menghasilkan lingkungan ruang dalam yang

aman serta nyaman

10. Meminimalisasi Sampah Konstruksi dan Sampah Hasil Penghancuran

Bangunan : mengembalikan, memakai ulang, serta mendaur ulang sampah

dari bidang pekerjaan dan mempraktikan sifat peduli lingkungan

11. ”Menghijaukan” Bisnis Anda : meminimalkan dampak lingkungan di

tempat anda bekerja dan menyebarluaskan konsep ini

Page 19: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

26

II.2.3.5 Pengertian Hemat Energi

Berdasarkan An English-Indonesian Dictionary, John H. Eckols dan Hassan

shadily, Agustus 2000

Hemat adalah tepat guna, berdaya guna

Berdasarkan buku Arsitektur Sadar Energi dan Prasasto Satwiko2005, ppl

Energi adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu

Berdasarkan An English-Indonesian Dictionary, John H. Eckols dan Hassan

shadily, Agustus 2000

Energi adalah tenaga, daya atau kekuatan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pustaka Phoenix. April 2007

Energi adalah suatu tenaga / daya kekuatan yang dapat digunakan untuk

melakukan berbagai proses aktifitas

Kesimpulan :

Hemat Energi adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan daya secara

tepat guna.

Berdasarkan sumber Majalah Idea, Februari 2008

Hemat energi berarti :

Memilih teknologi baru penambah kenyamanan hidup yang menggunakan

energi lebih sedikit

Bijaksana menggunakan energi

Mengurangi pemborosan atau kebocoran energi

Page 20: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

27

II.2.4 Tinjauan terhadap Arsitektur Hemat Energi

Dikutip dari Tri Endangsih, ST dalam makalah “Penerapan Hemat Energi Pada

Kenyamanan Bangunan”

Arsitektur Hemat Energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran

“meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi

bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan

memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara pasif.

Pada saat ini konsumsi energi di dunia semakin meningkat. Peningkatan

bukan hanya terjadi pada sektor industri dan transportasi namun juga dalam sektor

bangunan atau arsitektur. Hal ini dikarenakan perkembangan tekonologi moderen

yang konsumtif terhadap pemakaian energi. Konsumsi energi dalam bangunan

untuk penerangan, AC, lift, dsb tercatat hampir seperempat dari suplai tahunan

energi dunia pada akhir tahun 80’an. Sehingga diperkirakan pada jangka waktu

tidak lebih dari 100 tahun, usia cadangan energi akan semakin menipis. Hal ini juga

berlaku di negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia yang menggunakan

teknologi secara besar-besaran tanpa memikirkan resiko pengurangan sumber energi

yang tidak terbaharukan. (Tri Harso Karyono, Kemapanan Pendidikan Kenyamanan

dan Penhematan Energi)

Sumber energi yang digunakan dalam sebuah bangunan dapat dibagi

menjadi 2 kelompok utama yaitu sumber energi yang dapat diperbarui dan tidak

dapat diperbarui. Yang termasuk energi yang dapat diperbarui sebagai berikut :

• Energi Matahari.

Page 21: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

28

• Energi Angin.

• Energi Photovoltaic

• Energi Biomass.

• Energi Hydroelectric ( hidro-listrik).

• Energi Geothermal.

Sementara yang termasuk dengan energi yang tidak dapat diperbarui adalah

sebagai berikut :

• Bahan bakar minyak bumi.

• Bahan bakar gas alam

• Bahan bakar batu bara

Dalam prinsip Arsitektur Hemat Energi, penggunaan energi tidak terbarukan

digantikan oleh energi yang terbarukan agar terjadi penghematan dalam penggunaan

energi. Penggantian ini menjadi faktor utama dalam desain arsitektural yang

mengarah pada bangunan hemat energi.

Untuk itu saat ini dituntut bagi seorang arsitek agar dapat menghasilkan

karya yang tidak hanya bertujuan seni atau fungsional namun dapat memperhatikan

dari segi bangunan yang nyaman dan hemat energi. Dari hal ini pengetahuan

mengenai arsitektur hemat energi haruslah dapat dikuasai dengan baik. Dalam

sasaran perancangan bangunannya, penghematan pemakaian energi menjadi tujuan

utama tanpa mengorbankan kenyamanan dari penghuninya. Beberapa strategi

umum dalam melakukan penghematan energi di dalam bangunan tanpa

mengorbankan kenyamanan dari penghuninya :

Page 22: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

29

• Mencegah terjadinya efek rumah kaca.

• Mencegah terjadinya akumulasi panas pada ruang antara atap

dan langit-langit.

• Meletakkan ruang-ruang penahan panas pada sisi timur-barat.

• Melindungi pemanasan dinding yang menghadap timur atau

barat.

• Mencegah jatuhnya radiasi matahari pada permukaan keras.

• Memanfaatkan aliran udara malam hari yang bersuhu rendah.

II.2.5 Tinjauan Terhadap Bangunan Hemat Energi

Menurut Prasasto Satwiko dalam buku arsitektur sadar energi

Efisiensi energi bukanlah kriteria baru dalam desain arsitektur (Watson, 1979).

Peran energi di dalam arsitektur sangatlah luas. Pada proyek komersial, kebutuhan

energi perlu dihitung rinci, atau paling tidak dipikirkan, antara lain untuk :

• Survei

• Proses perancangan

• Pembukaan dan penyiapan lahan

• Transportasi material bangunan

• Konstruksi (pembangunan)

• Operasional :

1. Penerangan (ruang dalam dan ruang luar)

2. Ventilasi (sistem penyejukan udara, fan)

Page 23: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

30

3. Penyediaan air (minum, sanitasi, mandi, penyiraman)

4. Transportasi (lift untuk transportasi lokal, kendaraan untuk mencapai

lokasi bangunan)

5. Penyimpanan (ruang pendingin)

• Perawatan berkala

1. Pembersihan

2. Penggantian elemen bangunan

3. Pengecatan

• Renovasi besar (penyesuaian bangunan untuk fungsi baru, facelift)

• Penghancuran (bangunan tidak layak dipertahankan, lahan akan dipakai

untuk fungsi baru)

• Pengangkutan runtuhan bangunan ke lahan lain

Setiap material bangunan juga membawa serta karakter kandungan energi

sendiri- sendiri, misalnya alumunium dikenal sebagai bahan yang boros listrik

pada waktu pembuatannya.

Dalam kehidupan sehari – hari, energi untuk kegiatan operasional dan

perawatan lebih sering dirasakan dan diusahakan penghematannya. Masing –

masing bangunan, sesuai aktivitas di dalamnya, mempunyai komposisi alokasi

energi sendiri – sendiri. Namun pada umumnya, energi untuk sistem penyejuk

udara mengambil porsi terbanyak, disusul energi untuk penerangan dan

keperluan rumah tangga yang lain.

Page 24: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

31

Dengan menfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan

dapat dikembangkan dengan lebih terarah. Strategi yang paling baik adalah

dengan memaksimalkan potensi positif dan meminimalkan dampak potensi

negatif yang ada di lahan. Hal itu dapat berarti mengolah total setiap elemen

desain, baik yang langsung pada bangunan maupun yang ada di lingkungannya.

Harus selalu diingat bahwa lingkungan harus dirancang sedemikian rupa agar

dapat mendukung terciptanya kualitas hidup yang baik (nyaman, produktif). Itu

dapat melipatkan pemakaian energi yang sangat banyak, sehingga perlu ditata.

Dalam konteks iklim tropis seperti di Indonesia (panas, lembab), maka konsep

rancangan bangunan dan lingkungan perlu diarahkan untuk :

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh kenyamanan

termal;

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh penerangan

yang sehat dan indah;

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk pengadaan air;

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk transportasi vertikal;

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat dan mengganti

peralatan;

• Meminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat elemen bangunan.

Pertimbangan dalam pengefisiensian energi didalam arsitektur lebih rinci

memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

Page 25: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

32

• Lokasi daerah : ketinggian dan lingkungan.

• Lahan : topografi, dimensi dan ketinggian air tanah.

• Massa : jumlah dan bentuk, orientasi, ketinggian.

• Organisasi ruang : pengelompokan ruang.

• Elemen bangunan : atap, dinding, lantai.

• Penerangan : penerangan alami dan buatan.

• Penghawaan : penghawaan alami dan buatan.

• Struktur : penggunaan struktur ringan, pemakaian bahan-

bahan lokal, dan pemilihan bahan-bahan hemat energi.

• Utilitas : penyediaan air dan transportasi vertikal.

Berdasarkan Karyono, T.H., Arsitektur, Kemapanan, Kenyamanan, dan

Penghematan Energi, Catur libra Optima, Jakarta, 1999

Beberapa strategi umum dalam menekan penggunaan energi dalam bangunan

(tanpa harus mengorbankan kenyamanan) adalah sebagai berikut :

1. Mencegah terjadinya efek rumah kaca

Efek rumah kaca adalah akumulasi panas di dalam bangunan / ruang akibat

radiasi matahari. Dinding - dinding transparan (kaca) yang ditembus oleh

cahaya matahari langsung akan menimbulkan efek rumah kaca. Jika hal ini

terjadi dalam bangunan dengan skala pemanasan yang besar, suhu dalam

bangunan akan meningkat. Untuk menurunkannya diperlukan mesin

pengkondisian udara dengan kapasitas yang lebih besar dibanding jika bangunan

Page 26: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

33

tidak / atau sedikit mengalami efek rumah kaca. Energi untuk pendinginan akan

menjadi besar akibat efek rumah kaca ini. Untuk mencegah efek rumah kaca,

dinding – dinding transparan harus dihindari dari jatuhnya sinar matahari

langsung.

2. Mencegah terjadinya akumulasi panas pada ruang antara atap dan langit – langit

Untuk bangunan dengan atap miring perlu dipikirkan untuk menghindari

terjadinya akumulasi panas pada ruang antara atap dengan langit – langit. Untuk

itu ruang ini perlu diberi bukaan, sehingga memungkinkan aliran udara silang

menyingkirkan panas yang terakumulasi ini. Jika hal ini tidak dilakukan ruang

dibawah langit – langit akan panas, sehingga bangunan memerlukan energi

ekstra (misalnya mesin pendingin) untuk menurunkan suhu ruang tersebut.

3. Meletakkan ruang – ruang penahan panas pada sisi timur – barat

Pada sisi – sisi timur dan barat bangunan yang langsung berhadapan dengan

jatuhnya sinar matahari sebaiknya diletakan ruang – ruang yang berfungsi

sebagai ruang antara guna mencegah aliran panas menuju ruang utama misalnya

ruang kantor. Ruang – ruang antara ini dapat berupa ruang tangga, gudang,

toilet, pantry, dan sebagainya.

4. Melindungi pemanasan dinding yang menghadap timur atau barat

Seandainya pada sisi timur dan barat bangunan tanpa dapat dihindari harus

diletakan ruang – ruang utama, maka untuk menghindari pemanasan pada ruang

tersebut dinding – dinding ruang perlu diberi penghalang terhadap sinar

matahari langsung. Atau dinding dibuat rangkap dimana diantara kedua dinding

tersebut diberi ruang antara yang diberi lubang – lubang ventilasi. Hal ini akan

Page 27: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

34

sangat berpengaruh terhadap perilaku termis ruang utama di dalamnya, dimana

suhu udara ruang akan lebih rendah secara mencolok dibanding hanya

menggunakan dinding tunggal.

5. Mencegah jatuhnya radiasi matahari pada permukaan keras

Karena permukaan keras (aspal, beton, dsb) cenderung merupakan material

yang menyerap panas (kemudian dipancarkan kembali ke udara), maka suhu

udara di atas permukaan keras yang terkena radiasi matahari cenderung lebih

tinggi dibanding dengan diatas rumput atau perdu misalnya. Penggunaan

material keras sebagai penutup halaman, jalan, tempat parkir, dsb. Akan

menaikan suhu udara di sekitar bangunan seandainya permukaan tersebut

dibiarkan terbuka terhadap radiasi langsung matahari. Untuk itu permukaan

dengan material padat / keras sebaiknya dilindungi (dipayungi) dari jatuhnya

radiasi langsung matahari agar suhu udara sekitar bangunan tetap rendah.

6. Memanfaatkan aliran udara malam hari yang bersuhu rendah

Suhu udara minimum rata – rata Jakarta adalah 23°C, dan ini terjadi pada

malam hari menjelang pagi. Dalam rangka penghematan energi dalam bangunan

potensi ini dapat dimanfaatkan dengan cara mengalirkan angin yang bersuhu

rendah tersebut melalui dinding (yang dibuat rangkap – berongga) serta lantai

(berongga, dengan raised floor). Tujuan dari pengaliran udara ini adalah

menurunkan suhu massa bangunan (building fabric) serendah mungkin

mendekati atau sama dengan suhu udara minimum tersebut. Suatu ruang yang

memiliki lantai, dinding dan langit – langit dengan suhu rendah akan lebih

mudah mencapai kenyamanan meskipun suhu udara luar relatif tinggi, karena

Page 28: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

35

pada kenyataan sensasi suhu (termis) tidak saja ditentukan oleh suhu udara,

namun juga oleh suhu radiasi permukaan ruang (lantai, dinding dan langit –

langit). Beberapa percobaan model dengan simulasi komputer serta uji coba

pada bangunan – bangunan baru telah membuktikan keampuhan teknik

pendinginan malam hari ini dalam usaha menekan penggunaan energi dalam

bangunan.

II.2.6 Contoh – contoh Bangunan Hemat Energi

II.2.6.1 Wisma Dharmala Sakti, Jakarta

Bangunan perkantoran yang berlokasi di

Jakarta ini juga merupakan hasil karya Paul Rudolph.

Bangunan ini juga menggunakan konsep

berkelanjutan hemat energi yang dipadu dengan

konsep bangunan vernakular. Bangunan ini dirancang

untuk memecahkan persoalan diperlukannya

penghematan energi serta iklim tropis namun tetap

berpegang pada kaidah – kaidah arsitektur Indonesia.

II.2.6.2 Wisma Dharmala, Surabaya

Wisma Dharmala ini merupakan Satu dari 5 karya Paul Rudolph (new

york) Yang ada di Surabaya Dan sudah Berdiri. Dan terdiri dari 12 lantai.

Wisma Dharmala Surabaya Oleh Paul Rudolph diberi semboyan “Health Of

Future” Yaitu Sebuah gedung yang peduli dengan kesehatan mental dan fisik

Gambar 2.2 Wisma Dharmala Sakti

Page 29: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

36

penghuninya, ini berkat penempatan balkon serta teras yang tersebar merata di

setiap lantai. Desain gedungnya cenderung ramping Sehingga membuahkan akses

langsung ruang per ruang, dengan sinar matahari dan udara segar. Dan akan sangat

bermanfaat jika AC sedang black down. Desain bangunan ini menerapkan konsep

Tropis Vernakular. Arsitek menkombinasi berbagai potensi alami yang tersedia di

lingkungan site berada, dan memanfaatkan untuk membantu life cycle bangunan.

Seperti bagaimana menyiasati sinar matahari yang berlimpah, Arsitek

membuat teras ditambah kanopi aluminium spandrill di tiap muka unit ruang.

Gunanya untuk mencacah sinar ultra violet Matahari. Hasilnya hanya 20% panas

yang berhasil masuk tetapi ruangan tetap terang dengan cahaya matahari.

Gambar 2.3 Treatment panas matahari ke dalam ruangan

Dari skema diatas kita dapat melihat bagaimana angin dapat masuk kedalam

ruangan sehingga kan terjadi suatu pergerkan udara yang pada akhinya akan

isebut dengan ventilasi alami. Dan juga dengan desain teras yang panjang keluar

yang berfungsi sebagai penangkap angin.

Page 30: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

37

Gambar 2.4 Potongan melintang Gambar 2.5 Tampak Mata burung bangunan

Gambar 2.6 Tampak bangunan Gambar 2.7 Suasana saat malam

Page 31: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

38

II. 3 Studi Banding II.3.1 Studi Lapangan Kostel dan Kos-kosan

Panorama Kost Parahyangan Hall Villa Ravi

Lokasi Jl. Lebak Bulus II No. 8, Cilandak, Jakarta Selatan

Jl. Bukit Indah Dalam No. 105 E, Ciumbeluit, Bandung

JL. Tubagus Ismail VIII No.2 Dago, Bandung

Kapasitas 18 – 32 orang 75 orang 45 orang

Jumlah lantai 3 lantai

2 lantai

2 lantai

Jumlah kamar 9 – 16 kamar / per unit Total : 80 kamar

67 kamar 40 kamar

Jenis kamar Double room ( 2 orang )

Single room ( 1 orang )

- Single room ( 1 orang ) - Suite room ( 3 orang )

Harga sewa kamar ( per bulan )

Rp. 1.500.000,- hingga Rp.2.900.000,- Rp.1.500.000,- - Rp.1.250.000,- ( kamar non tv, non AC ) - Rp.1.500.000,- ( kamar non tv, AC ) - Rp.3.000.000,- ( uite room)

Luasan kamar 4 m × 5 m 3 m × 3,5 m Single room : 4 m × 4 m Suite room : 4 m × 6 m

Tabel 2.1 Perbandingan studi lapangan

Page 32: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

39

Kamar mandi Di dalam kamar

Di dalam kamar

Di dalam kamar

Sasaran penghuni Mahasiswa Univ.Prasetya Mulia dan pekerja

Mahasiswa Univ.Parahyangan dan pekerja

Mahasiswa UNIKOM dan pekerja

Ruang komunal Ada 1 di setiap unit bangunan terletak di lantai dasar.

Terdapat di setiap lantai

Terdapat di luar bangunan berupa gazebo

Dapur Dapur bersama terdapat di lantai dasar

Terdapat di setiap lantai

-

Ruang Laundry 1 unit bangunan terdapat 1

Terdapat di setiap lantai

Ada 1 untuk secara keseluruhan bangunan

Sistem laundry 1 hari maksimal 2 pasang potong celana / baju

1 hari maksimal 5 potong pakaian, lebih dikenakan charge Rp.1000,-/ potong

1 hari maksimal 6 potong pakaian.

Page 33: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

40

Akses vertikal Tangga

Tangga Tangga

Sistem keamanan Sekuriti 24 jam Sekuriti 24 jam + CCTV Penjaga Kostel biasa

Area parkir Di sekitar bangunan, ± 25 mobil

Basement dengan iuran Rp.100.000,-/bulan

Di sekitar bangunan

Ruang makan/kantin Di lantai dasar kantor pemasaran

- Di gazebo

Fasilitas fitness - Membership Rp.100.000,-/bln

( dalam pembangunan )

Fasilitas kolam renang

Ada 1 untuk keseluruhan

- -

Fasilitas spa & sauna - - ( dalam pembangunan )

Page 34: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

41

Fasilitas Lapangan Outdor

Ada 1 untuk keseluruhan

- -

Keunggulan - Jumlah massa bangunan mencapai 9 rumah - Dapat disewakan per hari atau per minggu

Menggunakan card key sistem ( 1 kartu untuk masuk pintu kamar dan tombol listrik kamar)

Massa bangunan terpisah oleh taman sehingga dapat akses langsung ke ruang luar begitu keluar dari kamar.

Page 35: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

II.3.2 Kesimpulan Studi Lapangan Tabel 2.2 Kesimpulan dari studi lapangan

Parahyangan Hall

( Bandung )

Villa Rafi

( Bandung )

Panorama Kost

( Jakarta) Penghuni Total = 67 orang

Mahasiswa, karyawan Atau Masyarakat umum

Total = 20 orang Mahasiswa, Karyawan Atau Masyarakat umum

Total = 18-32 orang Mahasiswa, Karyawan Atau Masyarakat umum

Bangunan Menggunakan konsep arsitektur Hemat energi, terlihat dari : - Banyak bukaan untuk

pencahayaan alami dan

pengudaraan alami

Menggunakan konsep arsitektur Hemat energi, terlihat dari :

- Banyak bukaan untuk

pencahayaan alami dan

pengudaraan alami

Menggunakan konsep arsitektur Hemat energi, terlihat dari :

- Banyak bukaan untuk

pencahayaan alami dan

pengudaraan alami

Jumlah Massa Bangunan Kostel

Hunian = 1 massa Kantor pengelola = 1 massa

Hunian = 4 massa

Hunian = 1 massa Kantor pengelola = 1 massa

KostelSubyek

42

Page 36: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

Kamar Tidur 1 kamar untuk 1 orang Luas = 3.5 m x 3 m Tinggi = ± 2.50 m Ruangan memiliki jendela satu, untuk mendapatkan aliran udara dan pencahayaan alami

1 kamar untuk 1 orang Luas = 4 m x 4 m Tinggi = ± 2.50 m Ruangan memiliki jendela satu, untuk mendapatkan aliran udara dan pencahayaan alami

1 kamar untuk 1 orang Luas = 4 m x 5 m Tinggi = ± 2.50 m Ruangan memiliki jendela dua, untuk mendapatkan aliran udara dan pencahayaan alami

Fasilitas Ruang Belajar Bersama & Ruang TV

Terdapat di dalam kamar Terdapat di dalam kamar Terdapat di dalam kamar

Fasilitas Ruang Serba Guna

Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia

Ruang duduk

Berada di ruang komunal Berada di gazebo depan

Ruang komunal

43

Page 37: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

Mushola Tidak tersedia

Tidak disediakan

Tidak disediakan

Kamar mandi dan Toilet

Terdapat di dalam kamar tidur

Terdapat di dalam kamar tidur

Terdapat di dalam kamar tidur

Ruang Cuci & Jemur

Terdapat pada setiap lantai. Ruangan memiliki banyak bukaan sehingga tidak lembap.

Terdapat pada setiap lantai. Ruangan memiliki banyak bukaan sehingga tidak lembap.

Terdapat pada setiap lantai. Ruangan memiliki sedikit bukaan.

Dapur & Kantin Dapur terdapat di setiap lantai Tidak disediakan kantin

Dapur terdapat di setiap lantai Tidak disediakan kantin

Dapur terdapat di setiap lantai Kantin terdapat di halaman depan

Fasilitas Olah Raga & Rekreasi

Tidak terdapat fasilitas olah raga dalam area kostel

Tidak tersedia fasilitas olah raga Hanya tersedia halaman terbuka

Tersedia kolam renang

Parkir Tersedia parkir mobil dengan kapasitas ± 24 mobil dan parkir motor dengan kapasitas ± 30 motor.

Tersedia parkir mobil dan parkir motor

Tersedia parkir mobil dan parkir motor

44

Page 38: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

Keamanan Pos Jaga berlokasi di depan kostel dan adanya patroli keamanan setiap malam.

Pos Jaga berlokasi di depan kostel dan adanya patroli keamanan setiap malam.

Pos Jaga berlokasi di depan kostel dan adanya patroli keamanan setiap malam.

Kesimpulan :

Bangunan kostel harus mampu menampung segala kegiatan penghuni khususnya mahasiswa mulai dari kegiatan akademis

sampai pada kegiatan sehari-hari, seperti : makan, tidur, bersosialisasi, olahraga, belajar dan sebagainya. Hal tersebut harus

dipikirkan dengan menyediakan ruang-ruang seperti :

o Ruang tidur

o Ruang komunal (ruang bersama)

o Ruang pengelola

o Lapangan outdoor

o Fasilitas seperti kantin, fitness centre, laundry, dll.

Untuk ruang service, harus selalu diperhatikan antara pencahayaan dan pengudaraan alami, agar di ruangan tersebut bisa

menjadi lebih nyaman

Perlu diperhatikan antara pembagian ruang service yang jelas, seperti ruang cuci dan kamar mandi yang terpisah

45

Page 39: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

II.3.3 Studi Literatur Hotel Bintang Tiga Tabel 2.3 Studi literatur hotel bintang tiga

Hotel Ibis Slipi Jakarta Hotel Santika Bandung Hotel All Seasons Bali Kesimpulan

Lokasi Jl Letjen S.Parman Kav.59 11066, Jakarta

Jl. Sumatra No. 52-54, PO Box 1314, Bandung

Jl. Legian , Denpasar, Bali.

Terletak di pusat kota

Jumlah lantai 16 lantai 2 lantai 3 lantai Rata-rata memiliki ±7 lantai atau lebih

Jumlah kamar 338 kamar 70 kamar 113 kamar Rata-rata memiliki ± 174 kamar

Jenis kamar - Standart room dgn single beds - Standart room dgn queen bed

- Superior - Santika suite - Deluxe - Family suite - Junior suite - Suite

- Single room - Double room - Family room

Rata-rata memliki 2 jenis kamar yaitu single dan double room.

Harga sewa kamar ( per hari )

- Standart room : Rp.530.000,-

- Superior : Rp.663.300,- - Deluxe : Rp.723.700,- - Junior suite : Rp.1.031.000,- - Suite : Rp.1.152.400,-

Single room : Rp.325.000,- Double room : Rp.527.000,- Family room : Rp.644.000,-

Harga per kamar berkisaran antara Rp.300.000,- hingga Rp 700.000,- per malam

Sasaran penghuni

Masyarakat umum, pengusaha, wisatawan.

Wisatawan, masyarakat umum.

Wisatawan asing, wisatawan lokal, masyarakat pendatang.

Sasaran pada umumnya adalah wisatawan atau pengusaha

46

Page 40: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umumlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00077-AR bab 2.pdf · salon, toko obat, Business Center, toko bunga, money changer,

Akses vertikal

Lift dan tangga berjalan Tangga Tangga Akses vertikal yang digunakan adalah tangga dan lift

Fasilitas Penunjang

Restoran, ruang pertemuan, bussiness center, bar, gymnasium, kolam renang, safe deposit box, currebt exchange, 24 jam room service, pelayanan keamanan 24 jam, laundry, parkir.

Restoran, function room, fitnes center, kolam renang, hot spot, cable tv, 24 jam room service, pelayanan kesehatan, laundry, valet-parking, parker basement.

Rumah makan, bar, kolam renang, ruang pertemuan, 24 jam room service, laundry, spa, money exchange, parkir, pelayanan kesehatan dan pelayanan keamanan.

Fasilitas yang terdapat pada umumnya : restoran, kolam renang, ruang pertemuan, laundry, parker, 24 jam room service dan keamanan 24 jam.

47