BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR...

36
7 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Definisi Hotel Meninjau Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977 menjelaskan pengertian hotel sebagai suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. Hotel (ho.tel) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan sebgai bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan, atau bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum. II.1.2 Klasifikasi Hotel Menurut SK: Kep-22/U/V1/78 oleh Dirjen Pariwisata klasifikasi hotel dibagi berdasarkan beberapa faktor, yaitu: 1. Harga Jual European Plan Hotel American Plan Hotel Continental Plan Hotel Bermuda Plan Hotel 2 Ukuran Hotel Small Hotel : Hotel kecil dengan jumlah kamar dibawah 150 unit. Medium Hotel : Hotel sedang yang terdiri dari 150 sampai

Transcript of BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR...

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

7

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

II.1.1 Definisi Hotel

Meninjau Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW –

301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977 menjelaskan pengertian hotel

sebagai suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan

bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan

dan minum.

Hotel (ho.tel) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan

sebgai bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk

menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan, atau

bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap

orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum.

II.1.2 Klasifikasi Hotel

Menurut SK: Kep-22/U/V1/78 oleh Dirjen Pariwisata klasifikasi hotel

dibagi berdasarkan beberapa faktor, yaitu:

1. Harga Jual

• European Plan Hotel

• American Plan Hotel

• Continental Plan Hotel

• Bermuda Plan Hotel

2 Ukuran Hotel

• Small Hotel : Hotel kecil dengan jumlah kamar dibawah

150 unit.

• Medium Hotel : Hotel sedang

yang terdiri dari 150 sampai

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

8

600. Hotel sedang dibagi menjadi dua

jenis, yakni Average dan Above hotel.

• Large Hotel : Hotel dengan jumlah kamar lebih dari 600

unit

3. Tipe tamu hotel

• Family Hotel : Hotel untuk menginap bersama keluarga

• Business Hotel : Hotel untuk tamu para pengusaha

• Tourist Hotel : Hotel untuk wisatawan dalam dan luar

negeri

• Transit Hotel : Hotel untuk tamu yang singgah sementara

• Cure Hotel : Hotel untuk tamu yang menginap dalam

pengobatan berjalan

4. Sistem Bintang

• Hotel Melati bintang satu

• Hotel Melati bintang dua

• Hotel bintang tiga

• Hotel bintang empat

• Hotel bintang lima

5. Lama tamu menginap

• Transit Hotel : Hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata

semalam

• Semi Residential : Hotel dengan lama tinggal tamu berkisar

dua minggu hingga satu bulan

• Residetial : Hotel dengan lama tinggal paling sedikit

satu bulan

6. Lokasi

• City Hotel : Hotel yang terletak di dalam kota untuk

kegiatan bisnis

• Urban Hotel : Hotel yang terletak di dekat kota

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

9

• Suburb Hotel : Hotel yang terletak di pinggiran kota

• Resort : Hotel yang terletak di daerah wisata

7. Aktifitas tamu hotel

Klasifikasi hotel berdasarkan kegiatan tamu selagi menginap.

• Sport Hotel : Hotel yang berada pada kompleks

kegiatan olahraga

• Ski Hotel : Hotel yang menyediakan area ski

• Conference Hotel : Hotel yang menyediakan fasilitas lengkap

untuk konferensi

• Convention Hotel : Hotel dengan kegiatan konvensi

• Pilgrim Hotel : Hotel dengan fasilitas ibadah

• Casino Hotel : Hotel dengan fasilitas untuk berjudi

8. Jumlah kamar dan persyaratannya

• Hotel Bintang Satu memiliki standar jumlah kamar minimal 15

unit dengan kamar mandi di dalam.

• Hotel Bintang Dua memiliki standar jumlah kamar minimal 20

unit dengan kamar suite minimal satu kamar dengan kamar mandi

di dalam.

• Hotel Bintang Tiga memiliki standar jumlah kamar minimal 30

unit dengan kamar suite minimal dua kamar dengan kamar mandi

di dalam.

II.1.3 Organisasi Fungsional Hotel

Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 3 area aktivitas, antara lain:

- Private Area

Area ini merupakan area untuk kegiatan pribadi pengunjung, seperti

kamar pada hotel.

- Public Area

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

10

Area ini merupakan area pertemuan antara yang melayani, yaitu

karyawan dengan yang dilayani, yaitu tamu dan juga tamu dengan tamu

lainnya.

- Semi Public Area

Area ini merupakan area untuk kegiatan para karyawan terutama

karyawan administrasi ruang rapat, zaona di mana hanya orang-orang

tertentu yang dapat memasukinya.

- Service Area

Area ini merupakan area khusus untuk karyawan, di sini segala macam

pelayanan disiapkan untuk kebutuhan pengunjung.

Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain:

- Front of The House (Sektor Depan Hotel)

Terdiri dari private area dan public area. Yang termasuk dalam area front

of the house yaitu:

a. Guest Room

Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap.

b. Public Space Area

Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan

tema yang ingin disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi

pusat kegiatan utama dari aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam

hall ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat terwakili

olehnya.

� Lobby

Tempat untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah

administrasi dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan

kamar. Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby:

o Entrance Hall

Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau

main entrance dengan ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka

dengan besaran ruang yang cukup luas.

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

11

o Front Desk / Reception Desk

Terdiri atas ruang-ruang personil front desk yang berfungsi

untuk memproses dan mengelola administrasi pengunjung.

o Guest Elevator

Sebagai sarana sirkulasi vertical untuk para tamu dari lobby atau

public area menuju guest room atau fungsi lainnya di atas.

o Sirkulasi

Merupakan hal penting dalam public area yang berfungsi

sebagai sarana untuk menghubungkan fungsi-fungsi di

dalamnya untuk kegunaan pengunjung.

o Seating Area

Menyediakan wadah bagi tamu untuk berisitirahat atau sekedar

berbincang-bincang. Sarana ini sangat berguna untuk terjadinya

kontak social di antara pengunjung.

o Retail Area

Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-

hari.

o Bell Man

Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang baru datang atau

hendak meninggalkan hotel dengan pelayanan berupa

membawakan koper-koper pengunjung.

o Support Function

Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada si public

area, antara lain seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan

lain-lain.

o Consession Space

Pada dasarnya ruang-ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk

hotel berbintang, ruang-ruang konsesi ini terpisah sendiri dan

merupakan bagian dari public area, yang antara lain terdiri dari:

- Souvenir shop

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

12

- Toko-toko khusus

� Food and Beverages Outlets

Yaitu area yang digunakan untuk menikmati makanan dan

minuman berupa:

o Restoran

o Coffee Shop

o Lounge

o Bar

� Ruang Serbaguna

Yaitu ruangan yang disediakn untuk berbagai macam penemuan

antara lain:

o Pameran

o Seminar

o Pertemuan / pernikahan

� Area Rekreasi

Daerah yang dipergunakan oleh para pengunjung untuk

berekreasi, berolahraga, santai dan lain-lain, yang antara lain:

o Retail Area

o Taman

o Sarana Olahraga

o Fitness

- Back of The House (Sektor Belakang Hotel)

Terdiri dari area servis. Yang termasuk back of the house yaitu:

� Daerah dapur dan gudang (food and storages area)

Area ini merupakan gudang penyimpanan makanan dan minuman.

Terdapat gudang kering dan gudang basah, disesuaikan dengan

kebutuhan makanan dan minuman yang dimasukkan.

� Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum (receiving,

trash and general storage area).

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

13

Area ini merupakan tempat turun naiknya barang dari dank e

dalam mobil pengangkut.

� Daerah pegawai / staff hotel (employees area)

Area ini merupakan ruang karyawan yang berisi loker untuk

karyawan, gudang, dll.

� Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and housekeeping)

Untuk hotel berbintang, laundry berukuran cukup luas dan

berfungsi sebagai tempat mencuci, mengeringkan, setrika, dan

mesin press yang digunakan untuk melayani tamu dan juga

karyawan. Pada area housekeeping, terdapat ruang kepala dan

asisten departemen, gudang, tempat menjahit kain, sarung bantal,

gorden, dll, yang disiapkan untuk melayani tamu hotel.

� Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical dan Engineering

area)

Ruang ini berisi peralatan untuk heating dan cooling yang berupa

tangki dan pompa untuk menjaga system operasi mekanikal secara

keseluruhan.

Yang harus diperhatikan adalah bahwa ruang publik juga harus berhubungan

dengan ruang pelayanan dan mempunyai batas yang jelas, sehingga bagia

public tidak tergangggu dengan aktivitas servis. Untuk itulah, penzoningan

berdasarkan jenis area sangat penting (Diagram 2.1 dan 2.2).

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

14

Dengan melihat data berdasarkan literature maka kalasifikasi hotel yang

akan digunakan dalam Hotel Kapsul dapat disimpulkan sebagai berikut:

- Harga Jual menggunakan European Plan hotel.

- Ukuran Hotel berukuran medium hotel.

- Tipe tamu hotel adalah transit hotel.

- Sistem Bintang menggunakan bintang 3.

- Lama tamu menginap termasuk golongan transit hotel.

- Dengan lokasi di Urban Hotel

- Aktifitas tamu hotel dengan klasifikasi hotel berdasarkan kegiatan tamu

selagi menginap adalah sport hotel.

- Jumlah kamar dan persyaratannya menggunakan hotel bintang 3.

I.1.4 Kriteria Fasilitas Hotel Bintang 3

Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut:

• Umum

� Unsur dekorasi Indonesia tercermin pada lobby, restoran, kamar

tidur dan function room.

• Bedroom

� Terdapat minimum 20 kamar standar dengan luas 22 m2/kamar.

� Terdapat minimum 2 kamar suite dengan luas 44 m2/kamar.

� Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai.

• Dining Room

Bila tidak berdampingan dengan lobby, maka harus dilengkapi

dengan kamar mandi/wc sendiri.

• Bar

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

15

� Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC dengan

suhu 24o C.

� Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 m.

• Ruang Fungsional

� Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby

dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar.

� Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby.

� Terdapat pre function room.

• Lobby

� Mempunyai luasan minimum 30 m2.

� Dilengkapi dengan lounge.

� Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan.

� Lebar koridor minimum 1,6 m.

• Drug Store

� Minimum terdapat drug store, bank, money changer, biro

perjalanan, air line agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan

salon.

� Tersedia poliklinik.

� Tersedia paramedic.

• Sarana Rekreasi dan Olah Raga

� Minimum 1 buah dengan pilihan tenis, bowling, golf, fitness,

sauna, billiard, jogging, diskotik atau taman bermain anak.

� Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam

renang anak.

• Utilitas Penunjang

� Terdapat transportasi vertical mekanis.

� Ketersediaan air bersih minimum 500 liter/orang/hari.

� Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin.

� Dilengkapi dengan telepon local dan interlokal.

� Tersedia PABX.

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

16

� Dilengkapi sentral video/TV, radio, paging, carcall.

(Sumber: Universitas Sumatera Utara)

II.1.5 Definisi Hotel Kapsul

Penggabungan dari pengertian hotel dan kapsul dapat disimpulkan

bahwa Hotel Kapsul merupakan bangunan berkamar banyak yang disewakan

sebagai tempat yang berukuran kecil untuk menginap dan tempat makan

orang yang sedang dalam perjalanan, atau bentuk akomodasi yang dikelola

secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan,

penginapan, makan dan minum.

II.1.6 Fasilitas “Unit” Hotel Kapsul

Di Negara Jepang, Hotel Kapsul memiliki fasilitas pada tiap kapsulnya

yang dilengkapi dengan TV, colokan listrik, radio, koneksi internet dan

lampu baca. Untuk fasilitas kebersihannya, Hotel Kapsul menyediakan kamar

mandi umum dan loker untuk penempatan barang ketika menginap di tempat

tersebut. (Capsule Inn Akihabara Unit Facilities).

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

17

II.2 Tinjauan Khusus Topik

II.2.1 Desain Berkelanjutan

Menurut Buku James Steele tahun 1997, Desain Berkelanjutan dalam

arsitektur memiliki arti desain yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa

membahayakan kemampuan generasi mendatang, dalam memenuhi

kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke

masyarakat lain, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila

ditentukan oleh masyarakat terkait.

Sustainable Design (Desain Berkelanjutan) adalah konsep tentang

keterkaitan lingkungan, ekonomi, dan keadilan social yang merupakan

sebuah jalan ke depan untuk menunjukkan tanggung jawab dari generasi saat

ini untuk warisan genersai masa depan demi hidup yang lebih baik. Dapat

diartikan juga sebagai suatu upaya pemenuhan kebutuhan saat ini dengan

generasi di masa depan aagar dapat terpenuhi pula kebutuhannya.

Desain berkelanjutan merupakan konsekuensi dari komitmen

internasional tentang pembangunan berkelanjutan, karena arsitektur berkaitan

erat dan fokus perhatiannya kepada faktor manusia dengan menitikberatkan

pada pilar utama konsep pembangunan berkelanjutan yaitu aspek lingkungan

binaan dengan pengembangan lingkungannya, di samping pilar pembangunan

ekonomi dan sosial. Hal yang paling berkaitan erat pada aspek lingkungan

binaan dengan pengembangan lingkungannya adalah arsitektur hijau.

Arsitektur ‘hijau’ ialah arsitektur yang memepertimbangkan konsep

pembangunan berkelanjutan (Saraswati 2011:4). Arsitektur hijau adalah salah

satu rancangan lingkungan binaan, kawasan, dan bangunan yang

komprehensif. Perancangan dengan arsitektur hijau harus sesuai dengan

kriteria dalam penggunaan sumber daya alam, minim menimbulkan dampak

negatif, serta dapat meningkatkan kualitas hidup manusia (Tri Harso

Karyono, 2010). Prinsip-prinsip green architecture menurut Brenda dan

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

18

Robert Vale, dalam buku Green Architecture Design for A Sustainable

Future:

a. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus

meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa

mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).

b. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain

bangunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita,

dan sumber energi yang ada.

c. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan

kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut

tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /penggunaan

material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber

daya alam.

d. Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni

bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan

dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya,

sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya

masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).

e. Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam

merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna

bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

f. Menetapkan seluruh prinsip-prinsip green architecture secara

keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat

kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

Hubungan Desain Berkelanjutan dan HematEnergi Desain berkelanjutan merupakan hal yang luas, keberlanjutan meliputi ekonomi, sosial dan lingkungan. Secara arsitektur, arsitektur hijau yang berkaitan erat dengan keberlanjutan lingkungan. Arsitektur hijau memliki beberapa prinsip, dan salah satu prinsipnya menyebutkan tentang hemat energy.

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

19

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

20

II.2.2 Hemat Energi

Arsitektur hemat energi (energy efficient architecture) adalah arsitektur

dengan kebutuhan energi serendah mungkin yang bisa dicapai dengan

mengurangi jumlah sumber daya yang masuk akal (Enno, 1994). Juga dapat

diartikan dengan arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran

“meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah

fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” (Hawkes

Dean, 2002) dengan mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi

antara sistim tata udara buatan-alamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah

serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen

hemat energi.

Penghematan Energi : Rancangan Hemat Energi

1. Meminimalkan Perolehan Panas Matahari

Menghalangi radiasi matahari langsung pada dinding-dinding trasnparan

yang dapat mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca, yang berarti akan

menaikkan suhu dalam bangunan.

2. Mengurangi transmisi panas dari dinding-dinding massif yang terkena

radiasi matahari langsung, dengan melakukan penyelesaian rancangan

tertentu, misalnya:

a. Membuat dinding lapis (berongga) yang diberi ventilasi pada

rongganya.

b. Menempatkan ruang-ruang service (tangga, toilet, pantry, gudang,

dan sebagainya).

c. Memberi ventilasi pada ruang antara atap dan langit-langit (pada

bangunan rendah) agar tidak terjadi akumulasi panas pada ruang

tersebut.

3. Orientasi Bangunan Utara-Selatan (Memanjang Timur-Barat)

Efek dari orientasi bangunan, ketebalan dinding, dan warna dinding

terhadap suhu udara di dalam bangunan diperlihatkan oleh percobaan

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

21

Givoni. Di kawasan sekitar equator, sisi barat-timur mendapatkan panas

yang lebih tinggi dibanding sisi utara-selatan. Dalam percobaan dengan

dinding warna putih, terlihat bahwa suhu udara ruang berfluktuasi

terhadap suhu udara luar. Pada siang hari umumnya suhu udara di dalam

bangunan lebih rendah disbanding suhu luar, sementara malam hari suhu

udara di dalam bangunan lebih tinggi disbanding suhu luar.

Semakin tebal dinding, fluktuasi semakin kecil, karena kondisi suhu

udara di dalam bangunan semakin stabil. Efek orientasi bangunan

terhadap suhu udara di dalam bangunan juga tampak jelas. Suhu ruang

rata-rata pada sisi dinding timur-barat lebih tinggi dibanding suhu ruang

pada sisi selatan. Perbedaan suhu ruang rata-rata timur-barat dengan

ruang sisi selatan mencapai hamper 1°C untuk dinding tipis (10cm) dan

lebih dari 1,5°C untuk dinding tebal (20cm).

4. Organisasi Ruang : Aktivitas/Ruang Utama Diletakkan di Tengah

Bangunan, Diapit oleh Ruang-Ruang Penunjang/Service di Sisi Timur-

Barat

Dinding ruang di bagian barat akan mendapatkan radiasi matahari siang

dan sore yang sangat tinggi, dan membuat ruang di dalamnya panas.

5. Memaksimalkan Pelepasan Panas Bangunan

Pelepasan panas bangunan ke udara di sekitarnya terjadi melalui proses

radiasi, konduksi, dan konveksi. Pelepasan panas bangunan melalui

proses radiasi umumnya terjadi pada malam hari ketika suhu udara sekitar

bangunan turun, maka terjadi perpindahan panas secara radiasi dari

bangunan ke udara di sekitarnya. Pelepasan panas melalui proses

konduksi terjadi dari bangunan ke tanah, dimana panas bangunan

mengalir melalui struktur, dinding, dan lantai ke tanah di bawahnya.

Sementara itu, pelepasan panas melalu konveksi terjadi setiap waktu,

dimana angin yang bersuhu lebih rendah dari suhu bangunan akan

bersinggungan dengan bagian-bagian bangunan seperti atap, dinding,

termasuk bagian dalam bangunan (melalui proses ventilasi). Udara yang

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

22

bergerak (angin) mengambil panas dari bagian-bagian bangunan yang

disentuhnya sehingga bagian bangunan teresebut menjadi lebih dingin.

Salah satu hal penting adalah membuat rancangan bangunan yang

memungkinkan perpindahan panas secara konveksi berlangsung optimal,

yakni membuat bukaan, jendela, jalusi, dan sebagainya yang

memungkinkan ventilasi udara silang terjadi secara optimal di dalam

bangunan. Aliran udara sangat berpengaruh menciptakan ‘efek dingin’

pada tubuh manusia sehingga sangat membantu pencapaian kenyamanan

termis manusia.

6. Meninimalkan Radiasi Panas dari Plafon (untuk Lantai Teratas)

Untuk meminimalkan radiasi panas yang berasal dari plafon, perlu

diusahakan agar ‘ruang atap’, yakni ruang diantara penutup atap dan

langit-langit, diberi ventilasi semaksimal mungkin. Dalam membuat

bukaan perlu dicegah masuknya burung atau kelelawar ke dalam ‘ruang

atap’, untuk itu lubang-lubang ventilasi perlu diberi kawat (ayakan pasir).

Atap yang cukup tinggi (volume ruang antara penutup atap dan langit-

langit besar) membantu mengurangi pemanasan ruang-ruang yang berada

di bawahnya.

7. Hindari Radiasi Matahari Memasuki Bangunan atau Mengenai Bidang

Kaca

Ketika sinar matahari secara langsung menembus bidang kaca, radiasi

yang dipancarkan matahari dalam bentuk gelombang pendek akan

memanaskan benda-benda di dalam bangunan tersebut seperti lantai,

meja, kursi, manusia, serta kaca itu sendiri. Akibat pemanasan tersebut,

benda-benda akan memancarkan kembali radiasinya, dalam bentuk

gelombang panjang, ke udara di sekelilingnya.

Karena bahan kaca umumnya tidak dapat meneruskan gelombang

panjang, panas yang ditimbulkan oleh benda-benda tersebut akhirnya

tidak dapat keluar dari bangunan dan terperangkap di dalamnya. Hal ini

mengakibatkan kenaikan suhu ruang akibat radiasi. Peristiwa ini disebut

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

23

dengan the green house effect. Rumah kaca memanaskan ruang akibat

dari pemanasan benda-benda di dalam ruang. Pemanasan ini sering kali

dijawab dengan memasang mesin pendingin (AC), sehingga memerlukan

energi yang seharusnya tidak perlu. Selasar di tepi bangunan mencegah

masuknya radiasi matahari secara langsung ke bidang kaca, dapat

mencegah terjadinya efek rumah kaca.

8. Manfaatkan Radiasi Matahari Tidak Langsung untuk Menerangi Ruang

dalam Bangunan

Untuk menerangi ruang, usahakan mengambil cahaya langit, bukan

cahaya langsung matahari. Cahaya langit adalah cahaya yang dihasilkan

dari cahaya diffuse matahari. Cahaya ini tidak memberikan efek

pemanasan terhadap ruang yang diterangi.

Untuk daerah di wilayah selatan equator seperti Bandung dan Jakarta, sisi

selatan bangunan tidak akan mendapatkan cahaya langsung matahari

antara April hingga September. Sementara untuk sisi utara tidak akan

mendapatkan cahaya langsung antara Oktober hingga Maret. Sky light

plafon merupakan penerangan alami yang diciptakan dari plafon yang

diemnsinya dibuat optimal agar cahaya masuk secukupnya tanpa

memanaskan ruang.

9. Optimalkan Ventilasi Silang (untuk Bangunan Non-AC)

Jika ruang tidak menggunakan AC, usahakan agar terjadi aliran udara

yang menerus (ventilasi silang) di dalam rumah, terutama bagi ruang-

ruang yang dirasa panas. Dari sisi akustik hal ini memang kurang

menguntungkan, namun ini merupakan pilihan, mana yang perlu

dikalahkan. Aliran udara penting untukmenciptakan efek dingin bagi

tubuh manusia. Ventilasi silang terjadi jika ada sedikit dua bukaan di sisi

yang berbeda di bangunan.

10. Warna dan Tekstur Dinding Luar Bangunan

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

24

Warna terang cenderung memantulkan panas, sementara itu warna gelap

menyerap lebih banyak panas. Tekstur kasar menyerap lebih banyak

panas dibanding tekstur halus.

11. Rancangan Ruang Luar

Meminimalkan penggunaan material keras (beton, aspal) untuk menutup

permukaan halaman, taman atau parkir tanpa adanya peneduh. Material

keras yang terkena radiasi matahari langsung akan menaikkan suhu udara

di sekitar rumah dan akhirnya membuat ruangan di dalam rumah panas.

II.2.3 Pendekatan Perancangan Hemat Energi

Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada

penghematan listrik, baik bagi pendingin udara, penerangan buatan, maupun

peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat

memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang

nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan energi per

kapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang

dengan konsep hemat energi. Perancangan bangunan hemat energi dapat

dilakukan dengan dua cara: secara pasif dan aktif:

1. Perancangan Pasif

Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui

pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan

energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih

mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan

dengan sendirinya mampu dan dapat mengantisipasi iklim luar.

Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya

dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena

radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutuhan

penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas

hanya akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya.

Lima hal yang perlu dikethui untuk desain perancangan pasif matahari

yang baik:

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

25

- Seberapa kuat matahari di dalam tapak pada waktu yang berbeda

dalam satu tahun.

- Keberadaan matahari yang muncul di waktu yang berbeda pada satu

tahun di dalam site.

- Jumlah banyaknya panas matahari yang diperlukan bangunan atau

tidak pada waktu yang berbeda dalam satu tahun untuk

memungkinkan penghuni bangunan merasa nyaman.

- Jumlah banyaknya kapasitas penyimpanan gedung yang diharuskan

memiliki hubungan dengan perolehan tenaga surya yang tersedia di

lokasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

- Persyaratan tambahan untuk mengendalikan keuntungan panas dari

konveksi matahari langsung, radiasi atau konduksi dalam desain dan

cara memenuhi kinerja selubung, bentuk bangunan dan ventilasi.

Salah satu contoh perancangan pasif adalah dengan penggunaan

elemen sun shading sebagai penghalang masuknya radiasi panas

matahari. Apabila posisi bangunan pada arah Timur dan Barat tidak dapat

dihindari, maka pandangan bebas melalui jendela pada sisi ini harus

dihindari karena radiasi panas yang langsung masuk ke dalam bangunan

(melalui bukaan/kaca) akan memanaskan ruang dan menaikkan

suhu/temperatur udara dalam ruang. Di samping itu efek silau yang

muncul pada saat sudut matahari rendah juga sangat mengganggu.

Gambar di bawah adalah elemen arsitektur yang sering digunakan sebagai

pelindung terhadap radiasi matahari (solar shading devices).

(1) (2)

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

26

Efektifitas pelindung matahari dinilai dengan angka shading coefficient (S.C) yang menunjukkan besar energi matahari yang ditransmisikan ke dalam bangunan. Secara teori angka yang ditunjukkan berada pada angka 1,0 (seluruh energi matahari ditransmisikan, misalnya: penggunaan kaca jendela tanpa pelindung) sampai 0 (tidak ada energi matahari yang ditranmisikan). Egan menunjukkan angka shading coefficient berdasarkan jenis pelindung sebagai berikut:

2. Rancangan Aktif.

Perancangan aktif bersifat tambahan. Pengertian perancangan aktif

adalah salah cara penghematan energi dengan bantuan alat-alat teknolgi

yang dapat mengontrol, mengurangi pemakaian, atau menghasilkan

energi baru. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan arsitek juga

harus menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa penerapan

strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam bangunan akan tetap

tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai.

Menurut Jimmy Priatman (2002), prinsip perancangan arsitektur hemat

energi dilihat dari parameter disain arsitektural adalah sebagai berikut:

1. Konfigurasi bangunan dipengaruhi oleh iklim

2. Orientasi bangunan merupakan hal yang krusial

3. Fasade bangunan yang responsif terhadap iklim

4. Sumber energy berasal dari pembangkit yang terbarukan

5. Penggunaan system operasional aktif dan kombinasi

6. Konsumsi energi yang rendah

Tabel 2.1 Shading Coefficient untuk elemen arsitektur

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

27

7. Tingkat kenyamanan yang konsisten

8. Pertimbangan terhadap ekologi tapak.

Salah satu contoh rancangan aktif adalah solar water heating. Solar Water

Heating merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan air panas.

Dapat digunakan dalam iklim apapun dan memiliki bahan bakar secara

gratis yaitu berasal dari sinar matahari. Ada dua jenis solar water heater,

yaitu jaktif dan pasif. Jenis aktif dapat menghasilkan sekitar 80 hingga

100 galon air panas perhari, sedangkan jenis pasif memiliki kapasitas

lebih rendah.

Sistem Sirkulasi

- Sirkulasi Langsung

Putaran sirkulasi langsung domestic melalui panel-panel. Sirkulasi

langsung tidak digunakan di iklim dengan temparatur di bawah titik

beku.

- Sirkulasi Tidak Langsung

Putaran sirkulasi tidak langsung glikol atau cairan lain melalui panel

surya dan menggunakan penukar panas untuk memanaskan air.

Dua jenis yang paling umum dari panel-panel pengumpul adalah Flat-

Plate dan Evacuated-Tube. Keduanya bekerja dengan cara yang sama

kecuali evacuated-tubes tidak melakukan secara konveksi kehilangan

panas, dimana secara baik dapat meningkatkan efisien (lebih efisien 5%-

25%). Dengan efisiensi tinggi seperti ini pengumpul cahaya evacuated-

tube ini dapat mereduksi suhu pemanas ruangan yang lebih tinggi dan

bahkan dapat lebih tinggi untuk penyerapan system pendingin.

Gambar 2.2 Flat-Plate Gambar 2.3 Evacuated-Tube

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

28

Hubungan Hemat Energi dan Kenyamanan Thermal Hemat energy membahas tentang pengefisiensi energy berupa pemakaian kinerja mekanisme, terutama AC. AC merupakan salah satu mekanisme pemakaian energy terbesar pada bangunan, karena dengan menggunakan AC bangunan dapat mencapai suhu kenyamanan thermal yang berfungsi besar pada kenyamanan manusia untuk melakukan kegiatan di dalam bangunan. Kenyamanan thermal memiliki standar suhu, untuk mencapai standar suhu tersebut maka kinerja AC menjadi berat jika dikaitkan dengan suhu lingkungan setempat. Hal ini yang membuat pemakaian energy menjadi tidak efisien, sehingga bangunan tidak hemat energy. Melihat ini membuktikan bahwa hemat energy cukup berkaitan dengan kenyamanan thermal.

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

29

II.2.4 Kenyamanan Thermal

Meninjau buku karya Terry S boutet dengan judul Controling Air

Movement tahun 1987, menjelaskan bahwa definisi kenyaman thermal

bertolak dari pemahaman aspek psikologis, kenyamanan thermal bisa

diartikan sebgai kondisi dimana pikiran merasa puas dan nyaman terhadap

lingkungan termal. Secara fisiologis, kenyamanan thermal adalah

keseimbangan termal yang dicapai dari pertukaran panas antara tubuh

manusia dengan lingkungan termal pada tingkatan yang sesuai. Sebuah

kondisi diman ubuh manusia melakukan aktivitas mekanisme

termoregulatori secara minimal.

Menurut teori Humphreys dan nicol, Lipsmeier 1994) menunjukkan

beberapa penelitian yang membuktikan batas kenyamanan (dalam

Temperatur Efektif/TE) berbeda-beda tergantung kepada lokasi geografis

dan subyek manusia (suku bangsa) yang diteliti seperti pada table di bawah

ini:

Menurut penelitian Lippsmeier, batas-batas kenyamanan manusia untuk

daerah khatulistiwa adalah 19°C TE (batas bawah) – 26°C TE (batas atas).

Pada temperatur 26°C TE umumnya manusia sudah mulai berkeringat. Daya

tahan dan kemampuan kerja manusia mulai menurun pada temperatur 26°C

TE – 30°C TE. Kondisi lingkungan yang sukar mulai dirasakan pada suhu

33,5°C TE– 35,5 °C TE, dan pada suhu 35°C TE – 36°C TE kondisi

lingkungan tidak dapat ditolerir lagi. Produktifitas manusia cenderung

menurun atau rendah pada kondisi udara yang tidak nyaman seperti halnya

Tabel 2.2 Suhu Standar Kenyamanan Thermal

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

30

terlalu dingin atau terlalu panas. Produktifitas kerja manusia meningkat pada

kondisi suhu (termis) yang nyaman (Idealistina , 1991).

Untuk mencapai suhu kenyamanan thermal, bangunan banyak

menggunakan mekanisme pengaturan suhu sehingga mengakibatkan

penggunaan energi diforsir berlebih, salah satu faktor yang mempengaruhi

kenaikan suhu pada bangunan adalah berupa penerimaan sinar matahari

langsung yang turut ikut membawa radiasi matahari langsung pada bidang

dalam bangunan.

II.2.5 Radiasi Matahari

Panas dikirim dari matahari hingga memasuki bumi melewati jarak

dimana konduksi dan konveksi tidak memungkinkan. Proses radiasi

bertanggung jawab atas pengiriman panas melewati jarak dan memberikan

banyak efek di dalam bumi.

Radiasi merupakan pengiriman energi panas oleh gelombang

elektromagnetik.

Radiasi panas terjadi ketika energi panas dari permukaan atom dalam

suatu material menghasilkan gelombang elektromagnetik dalam rentang

panjang gelombang inframerah. Gelombang ini milik tingkatan terbesar

radiasi elektromagnetik, termasuk cahaya dan gelombang radio.

Gambar 2.4 Diagram Kenyamanan sebagai Fungsi dari Temperatur, Kelembaban dan Kecepatan Angin

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

31

Tingkat di mana tubuh memancarkan atau menyerap panas radiasi

tergantung pada sifat dan suhu permukaan itu. Permukaan kasar menyajikan

total luas lebih besar dan menyerap atau memancarkan panas lebih dari

permukaan yang dipoles. Permukaan yang terlihat gelap, karena mereka

menyerap sebagian besar cahaya, juga menyerap panas sebagian besar panas.

Peredam yang baik juga merupakan pemancar yang baik. Peredam yang

buruk juga merupakan pemancar yang buruk. Secara umum ditemukan

bahwa

Permukaan hitam kusam adalah penyerap dan penghasil emisi

panas radiasi terbaik.

Permukaan perak mengkilap adalah peredam dan penghasil emisi

panas radiasi terburuk.

Sifat permukaan ini radiasi bekerja untuk mendorong radiasi panas

seperti, misalnya, dalam kolektor energi surya menghitam. Atau untuk radiasi

panas mengecilkan panas seperti, misalnya, dengan menggunakan isolasi

aluminium foil.

Tingkat di mana tubuh memancarkan panas dengan peningkatan suhu

tubuh. setiap objek yang terus menerus memancarkan dan menyerap panas ke

dan dari lingkungan itu. Teori Prevost dari bursa menjelaskan bahwa

keseimbangan kedua proses menentukan keduanya, atau tidak suhu naik

objek, jatuh, atau tetap sama. Panjang gelombang radiasi yang dipancarkan

oleh tubuh juga bergantung pada suhu tubuh. tubuh bersuhu tinggi

memancarkan proporsi yang lebih besar dari panjang gelombang pendek,

yang memiliki penetrasi lebih baik dari panjang gelombang lebih lama.

Panjang gelombang pendek yang dipancarkan oleh tubuh panas juga menjadi

terlihat pada sekitar 500oC ketika pertama kali muncul sebagai merah kusam.

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

32

Efek rumah kaca adalah hasil dari panjang gelombang berbeda

dipancarkan pada temperatur yang berbeda. radiasi yang dipancarkan oleh

matahari suhu tinggi adalah panjang gelombang pendek, yang dapat

menembus atmosfer dan melalui kaca, dan diserap oleh tanaman atau benda.

Benda kembali memancarkan panas tetapi, karena mereka berada pada suhu

yang lebih rendah, radiasi dari panjang gelombang lebih lama. panjang

gelombang yang panjang tidak bisa menembus kaca atau atmosfer dan panas

yang terperangkap.

Gambar 2.5 Greenhouse Effect

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

33

II.3 Studi

II.3.1 Studi Literatur Fasilitas Sejenis

Nakagin Capsule

Hotel

Matchbox

Hostel

The Jane

Hotel

Foto

Fasilitas Penginapan dengan fasilitas tempat tidur,

km/wc, dapur dan fasilitas penunjang

lain.

Penginapan dengan fasilitas tempat tidur dengan km/wc terpisah (umum). Di dukung dengan area komunal seperti dapur, ruang duduk, loteng.

Penginapan dengan fasilitas tempat tidur, dengan km/wc terpisah. Di dukung dengan fasilitas gereja, concert hall, dan arena bowling.

Massa bangunan

Persegi Panjang Persegi Panjang Persegi Panjang

Struktur Kapsul beton dengan frame bangunan besi

dan baja

Konstruksi beton Konstruksi Beton pasang bata

Sirkulasi Double Loaded Double Loaded Double Loaded

Jumlah lapis 13 3 8

Kapasitas 140 34 208

Jumlah unit pada

140 32 208

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

34

bangunan

Kelebihan Dapat dipisahkan kapsul satu dengan

kapsul lain. Bangunan ini tahan gempa dan dapat di

daur ulang.

Area komunal yang luas didukung dengan interior yang modern dan harga yang relatif

murah.

-Area komunal luas didukung

dengan fasilitas yang memadai

-Lokasi strategis, dekat main attraction

Kekurangan Karena interior dan fasilitas yang sudah build-in maka tidak dapat di manfaatkan

kembali.

-Tempat tidur terlalu kecil

-Karena bercampur, privasi pada kamar

kurang.

Tipe kamar belum semuanya sesuai dengan tingkat kenyamanan.

Gambar 2.6 Denah Nakagin Capsule Hotel

Tabel 2.3 Perbandingan Studi Literatur Fasilitas Sejenis

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

35

Gambar 2.7 Interior Unit Kapsul Nakagin Capsule Hotel

Gambar 2.8 3D Sirkulasi

Nakagin Capsule Hotel

Gambar 2.9 3D Unit Kapsul

Nakagin Capsule Hotel

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

36

Gambar 2.10 Matchbox Lobby

Gambar 2.11 Ruang Tidur Matchbox Hostel

Gambar 2.12 Toilets Matchbox Hostel

Gambar 2.13 Interior Unit The Jane Hotel

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

37

Gambar 2.14 Bathroom The Jane Hotel

Gambar 2.15 Lobby The Jane Hotel

Gambar 2.16 The Jane Hotel Facilities

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

38

Kesimpulan:

• Fasilitas utama : Unit kamar/kapsul dengan beberapa jenis tipe

kamar, dengan keberadaan kamar mandi di dalam dan diluar,

pelengkap fasilitas di dalam unit yaitu televisi, radio, dan lampu baca.

Fasilitas hotel sendiri adalah lobby, frontdesk, laundry, dapur.

• Fasilitas Penunjang : Restoran, drugstore/minimarket, ATM,

vending machine, tempat fitness, bar dan ruang komunal

• Massa bangunan umumnya berbentuk persegi panjang.

• Struktur yang digunakan konstruksi beton.

• Sirkulasi pada umumnya bangunan double loaded.

II.3.2 Studi Kasus Tema Sejenis

Francis Scott Key Hotel

Penggunaan awning pada Hotel ini adalah untuk memberikan keteduhan

untuk menjaga bangunan tetap dingin di musim panas. Awning yang ada

disimpan dalam kondisi yang baik untuk memperoleh manfaat dari kontribusi

hemat energy. Awning harus dipasang hati-hati untuk menghindari kerusakan

visual bangunan yang merusak karakter arsitektur.

Gambar 2.17 Francis Scoot Key Hotel di Frederick Maryland

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

39

Kesimpulan

Penggunaan awning pada bangunan hotel berpengaruh kepada kontribusi

hemat energi, yaitu sebagai elemen penghalau radiasi matahari masuk ke

dalam bangunan. Pada Bangunan Hotel Kapsul nanti juga akan diterapkan

pemakaian awning pada area yang terkena sinar matahari langsung.

II.3.3 Tinjauan Lokasi

Kasus Proyek : Fiktif

Pemilik Proyek : Pengusaha Hotel Kapsul

Lahan Tapak

Lokasi Tapak : Jl. Jatibaru Tanah Abang, Jakarta

: 6o Lintang Selatan 1060 Bujur Timur

Luas Lahan : 5597 m2

KDB : 60 %

Luas lantai dasar yang boleh dibangun

: 60 % x 5597 m2 = 3358.2 m2

KLB : 3,5

Luas total bangunan yang boleh dibangun

Gambar 2.18 Lahan Tapak

Page 34: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

40

: 3,5 x m2 5597= 19589.5 m2.

Ketinggian Maksimum : 8

Letak Tapak

Tata Ruang Lahan : Dengan tipe massa bangunan deret.

Peruntukan Lahan : Kkt (Karya Kantor) atau Kpd (Karya

Perdagangan).

Batas Area Lahan :

Utara : Jl. Jati Baru

Timur : Jl. K.H Mas Mansyur

Selatan : Butik Tekstil

Lokasi

U

Sumber : Google Earth Gambar 2.19 Letak Tapak

Page 35: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

41

Barat : Pemukiman warga

Pencapaian ke Tapak

Tapak dapat dicapai dengan kendaraan pribadi, kendaraan umum atau

dengan berjalan kaki. Akses dalam tapak hanya bisa dari arah utara (Jl. Jati

Baru) dan dari timur (Jl. K.H Mas Mansyur). Jarak dari Stasiun Tanah

Abang ke dalam tapak adalah 300 m.

Potensi dan Kendala Tapak

Potensi Tapak

• Penghijauan cukup banyak dan baik

• Dapat diakses melalui jalan besar (strategis)

U Gambar 2.20 Letak Tapak dan sekitarnya

Page 36: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-01129-AR Bab2001.pdf · Secara fungsional, hotel mempunyai 2 bagian utama, antara lain: -

42

• Dekat dengan Stasiun Tanah Abang

• Dapat dicapai dengan berbagai macam kendaraan

• Dekat dengan real kota

Kendala Tapak

• Bising karena berbatasan langsung dengan jalan besar

• Padat karena dekat dengan pusat perbelanjaan.

Suhu di Tanah Abang

Gambar 2.21 Suhu di Tanah Abang