BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

22
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Variabel Penelitian Lokasi penelitian ini merupakan kawasan pemukiman kumuh, yang pada umumnya dikaitkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Ciri lain permukiman kumuh adalah tingkat kepadatan yang tinggi dan kurangnya akses ke fasilitas umum dan sosial. Status permukiman kumuh seringkali tidak jelas, baik dari status administrasi dan hukum tanah, maupun kesesuaian dengan rencana tata ruang kota. Penyebab munculnya kawasan permukiman kumuh merupakan satu indikasi kegagalan program perumahan yang terlalu berpihak pada produksi rumah langsung terutama bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas, dan prioritas program perumahan pada rumah milik dan mengabaikan potensi rumah sewa (Sueca, 2004:56-107). Salah satu model penanganan kawasan permukiman kumuh adalah dengan konsep peremajaan (mengubah/memperbaharui suatu kawasan terbangun di kota yang fungsinya sudah merosot atau tidak sesuai dengan perkembangan kota, sehingga kawasan tersebut dapat meningkat kembali fungsinya dan menjadi sesuai dengan pengembangan kota serta dengan peremajaan yang harus tanpa menggusur dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat secara umum) dan pembangunan bertumpu pada masyarakat (bertujuan untuk hasil pembangunan dapat diterima oleh masyarakat penghuni kawasan tersebut sesuai dengan kegiatan yang telah mereka laksanakan).

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Variabel Penelitian

Lokasi penelitian ini merupakan kawasan pemukiman kumuh, yang pada

umumnya dikaitkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Ciri

lain permukiman kumuh adalah tingkat kepadatan yang tinggi dan kurangnya

akses ke fasilitas umum dan sosial. Status permukiman kumuh seringkali tidak

jelas, baik dari status administrasi dan hukum tanah, maupun kesesuaian dengan

rencana tata ruang kota. Penyebab munculnya kawasan permukiman kumuh

merupakan satu indikasi kegagalan program perumahan yang terlalu berpihak

pada produksi rumah langsung terutama bagi masyarakat golongan ekonomi

menengah ke atas, dan prioritas program perumahan pada rumah milik dan

mengabaikan potensi rumah sewa (Sueca, 2004:56-107).

Salah satu model penanganan kawasan permukiman kumuh adalah dengan

konsep peremajaan (mengubah/memperbaharui suatu kawasan terbangun di kota

yang fungsinya sudah merosot atau tidak sesuai dengan perkembangan kota,

sehingga kawasan tersebut dapat meningkat kembali fungsinya dan menjadi

sesuai dengan pengembangan kota serta dengan peremajaan yang harus tanpa

menggusur dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat secara umum) dan

pembangunan bertumpu pada masyarakat (bertujuan untuk hasil pembangunan

dapat diterima oleh masyarakat penghuni kawasan tersebut sesuai dengan

kegiatan yang telah mereka laksanakan).

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

10

Kawasan pemukiman dalam lokasi penelitian ini belum memiliki citra

kawasan pemukiman yang jelas, dimana pada kawasan tersebut akan dilakukan

penataan kembali dengan cara memperbaharui fisik dan non fisik kawasan

(proses peremajaan), kemudian ketika proses dilakukan akan ditemui kebutuhan-

kebutuhan baru sehingga dilakukan infill. Tujuan redevelopment adalah

membuat nilai tambah yang dimiliki kawasan tersebut (perbaikan ekonomi atau

mengikis kerawanan lingkungan) dan menciptakan kawasan dengan kualitas

yang lebih baik.

Citra pada kawasan pemukiman tersebut akan diperjelas dengan cara

melakukan penataan tapak sesuai dengan zona-zona yang telah ada di lokasi

penelitian, dimana dalam proses memperjelas citra kawasan tersebut

diterapkan dengan menggunakan implementasi teori Kevin Lynch, terkait

citra kawasan. Teori Kevin Lynch, terkait citra kawasan, terdiri dari 5 elemen

citra, yakni path (jalur), edge (tepian), district (kawasan), node (simpul) dan

landmark (tegeran), dimana dengan dilakukannya peremajaan terhadap

kawasan pemukiman tersebut melalui pembentukan citra kawasan, dapat

mewujudkan kawasan pemukiman yang sustainable neighbourhood, baik dari

segi ekonomi, ekologi dan sosial. Variabel dalam penelitian ini berkaitan

dengan 5 elemen citra kawasan, sesuai dengan yang terdapat dalam teori

Kevin Lynch, yakni path (jalur), edge (tepian), district (kawasan), node

(simpul) dan landmark (tegeran).

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

11

2.2. Kajian Pustaka

2.2.1. Pemukiman Kumuh

Kawasan kumuh umumnya dikaitkan dengan tingkat kemiskinan dan

pengangguran tinggi. Kawasan kumuh dapat pula menjadi sumber masalah

sosial seperti kejahatan, obat-obat terlarang dan minuman keras serta di

berbagai wilayah, kawasan kumuh juga menjadi pusat masalah kesehatan

karena kondisinya yang tidak higienis.

Ciri lain permukiman kumuh adalah tingkat kepadatan yang tinggi dan

kurangnya akses ke fasilitas umum dan sosial. Status permukiman kumuh

seringkali tidak jelas, baik dari status administrasi dan hukum tanah, maupun

kesesuaian dengan rencana tata ruang kota. Terkait status hukum atas tanah,

biasanya hal ini yang membedakan permukiman kumuh (slum) dengan

pemukiman liar (squatter).

Penyebab munculnya permukiman kumuh

Munculnya kawasan permukiman kumuh merupakan satu indikasi

kegagalan program perumahan yang terlalu berpihak pada produksi rumah

langsung terutama bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas, dan

prioritas program perumahan pada rumah milik dan mengabaikan potensi

rumah sewa (Sueca, 2004:56-107). Secara umum, penyebab utama

munculnya kumuh dapat berasal dari kondisi fisik dan non fisik penduduk

bersangkutan. Kondisi fisik secara jelas dapat dilihat dari kondisi lingkungan

penduduk yang rendah serta status kepemilikan lahan yang ilegal, sedangkan

non fisik yaitu berkaitan dengan kemampuan ekonomi dan budaya penduduk

tersebut.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

12

Cara mengatasi permukiman kumuh

Mengatasi masalah permukiman tidak terbatas pada perbaikan

lingkungan fisik namun juga perlu penanaman kesadaran akan pentingnya

lingkungan sehat dan tertata. Salah satu model penanganan kawasan

permukiman kumuh adalah dengan konsep peremajaan dan pembangunan

bertumpu pada masyarakat yang terbagi dalam:

1. Konsep Peremajaan

Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

pembangunan yang terencana untuk mengubah/memperbaharui suatu

kawasan terbangun di kota yang fungsinya sudah merosot atau tidak sesuai

dengan perkembangan kota, sehingga kawasan tersebut dapat meningkat

kembali fungsinya dan menjadi sesuai dengan pengembangan kota.

Peningkatan fungsi dalam peremajaan kota dimaksudkan untuk

memperbaiki tatanan sosial ekonomi di kawasan bersangkutan agar lebih

mampu menunjang kehidupan kota secara lebih luas.

Peremajaan harus dapat memecahkan kekumuhan secara mendasar,

karenanya tidak hanya memberi alternatif pengganti lain yang pada

kenyataannya dapat menimbulkan kekumuhan di tempat lain dan

menjadikan beban baru bagi masyarakat, tetapi peremajaan harus tanpa

menggusur dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat secara umum,

sehingga peremajaan yang antara lain dengan perbaikan fisik dipakai

sebagai suatu alat untuk peningkatan taraf hidup, yang sekaligus

memperbaiki pula kondisi fisik kota sejalan dengan program nasional

penanggulangan kemiskinan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

13

2. Pembangunan bertumpu pada masyarakat

Pembangunan yang bertumpu pada kelompok masyarakat secara

umum dapat dikaitkan sebagai metode, proses, pendekatan dan bahkan

pranata pembangunan yang meletakkan keputusan-keputusannya

berdasarkan keputusan masyarakat. Tujuan dari pendekatan ini yaitu agar

hasil pembangunan dapat diterima oleh masyarakat penghuni kawasan

tersebut sesuai dengan kegiatan yang telah mereka laksanakan. Partisipasi

masyarakat dalam pendekatan ini menjadi faktor penting dalam proses

perencanaan dan perancangan program pembangunan. Hal yang dapat

ditarik dari pendekatan untuk permukiman adalah metode partisipasi

merupakan metode penting karena dengan metode ini keputusan-

keputusan pembangunan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat

dapat diambil dan pendekatan partisipatif dalam konteks ini adalah bersifat

langsung, pengertian masyarakat selalu diartikan kelompok yang langsung

memiliki kepentingan dengan proses pembangunan permukiman yang

terkait, maka seringkali pendekatan pembangunan bertumpu pada

masyarakat dilakukan untuk pembangunan yang bersifat lokal dan

berorientasi pada kepentingan-kepentingan lokal.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

14

2.2.2. Redevelopment

Danang Priatmodjo (Aqli, Adhianto dan Hajjar, 2003) menjelaskan

bahwa redevelopment adalah salah satu golongan dalam garis besar

pengembangan kawasan yang berarti menata kawasan kembali. Penghidupan

kembali kawasan dilakukan dengan cara memperbaharui fisik dan non fisik

kawasan (proses peremajaan), kemudian ketika proses dilakukan akan

ditemui kebutuhan-kebutuhan baru sehingga dilakukan infill. Tujuan

redevelopment adalah membuat nilai tambah yang dimiliki kawasan tersebut

(perbaikan ekonomi atau mengikis kerawanan lingkungan) dan menciptakan

kawasan dengan kualitas yang lebih baik.

Metode Konsep Townscape (Papageorgiou, 1970) menjelaskan bahwa

peremajaan kota menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan

pembongkaran bangunan-bangunan yang rusak, yang memberi ciri

lingkungan rusak dan menggantikannya dengan bangunan baru. Peremajaan

kota juga termasuk usaha-usaha untuk menghidupkan berbagai kegiatan

ekonomi di daerah yang rusak, dengan cara meningkatkan pendapatan

keluarga hingga taraf hidup yang cukup sehingga memungkinkan mereka

memperbaharui tempat-tempat tinggalnya. Keberhasilan peremajaan kota

juga menuntut dikuasainya keterampilan yang cukup di dalam perencanaan

dan perancangan, untuk meminimalkan kondisi-kondisi buruk pada

lingkungan secara fisik pada awal pembangunan. Masalah utama lain di

dalam peremajaan permukiman kota muncul sebagai akibat dari pemindahan

penduduk berpendapatan rendah yang tinggal di dalam bangunan-bangunan

yang akan dibongkar dan dipindahkan ke bangunan baru.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

15

2.2.3. Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

Pengertian rusunawa menurut Peraturan Menteri Negara Perumahan

Rakyat No. 18/PERMEN/M/2007 adalah bangunan gedung bertingkat yang

dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang

distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan

merupakan satuan-satuan yang masing-masing digunakan secara terpisah,

status penguasaannya sewa serta dibangun dengan menggunakan dana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai hunian. Tujuan

pembangunan rumah susun seperti yang tercantum dalam UU No. 16/1985,

antara lain: 1) Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat,

terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang menjalani

kepastian hukum dalam pemanfaatannya dan 2) Meningkatkan daya guna dan

hasil guna tanah di daerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian

sumber daya alam dan menciptakan lingkungan permukiman yang lengkap,

serasi dan seimbang.

Pembangunan hunian bertingkat mempertimbangkan hal-hal berikut:

a) Rumah susun terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

bagian pribadi, yaitu satuan hunian rumah susun (sarusun), dengan luas

lantai bangunan setiap unit rumah tidak lebih dari 45 m²

bagian bersama, yaitu bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak

terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-

satuan rumah susun dan dapat berupa ruang untuk umum, struktur dan

komponen kelengkapan rumah susun, prasarana lingkungan dan sarana

lingkungan yang menyatu dengan bangunan rumah susun.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

16

Benda bersama, yaitu benda yang terletak di atas tanah bersama di luar

bangunan rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk

pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan rumah susun dan dapat

berupa prasarana lingkungan dan sarana umum.

Tanah bersama, yaitu bagian lahan yang dibangun rumah susun.

b) Rumah susun harus dilengkapi sarana lingkungan yang berfungsi untuk

penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan

budaya, termasuk sarana perniagaan, sarana ibadah, sarana kesehatan,

sarana peribadatan, sarana pemerintahan dan pelayanan umum serta

pertamanan.

c) Bangunan rumah susun harus dilengkapi dengan alat transportasi

bangunan, pintu dan tangga darurat kebakaran, alat dan sistem alarm

kebakaran, alat pemadam kebakaran, penangkal petir, dan jaringan-

jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan air

limbah, tempat pewadahan sampah, tempat jemuran, kelengkapan

pemeliharaan bangunan, jaringan listrik, generator listrik, gas, tempat

untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi

lainnya, yang memenuhi persyaratan teknis, mengacu kepada Standar

Nasional atau peraturan bangunan yang sudah ada.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

17

2.2.4. Standar Nasional Indonesia (SNI)

Tabel 1.4. Kebutuhan rumah susun berdasarkan kepadatan penduduk Klasifikasi Kawasan

Kepadatan Rendah

Kepadatan Sedang

Kepadatan Tinggi

Kepadatan Sangat Padat

Kepadatan penduduk

< 150 jiwa/ha

151 – 200 jiwa/ha

200 – 400 jiwa/ha

> 400 jiwa/ha

Kebutuhan Rumah Susun

Alternatif (untuk

kawasan tertentu)

Disarankan (untuk pusat-pusat kegiatan

kota dan kawasan tertentu)

Disyaratkan (peremajaan lingkungan

permukiman kota)

Disyaratkan (peremajaan lingkungan

permukiman kota)

Sumber: SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota.

Tabel 1.5. Kebutuhan lahan bagi sarana pada unit Kelurahan (30.000 jiwa penduduk)

Sarana Luas lahan minimal (m²) Kantor kelurahan 1.000 Pos kamtib 200 Pos pemadam kebakaran 200 Agen pelayanan pos 72 Loket pembayaran air bersih 60 Loket pembayaran listrik 60 Telepon umu, bis surat, bak sampah besar 60 Parkir umum (standar satuan parkir 25 m²) 500 Balai serba guna/balai karang taruna 1.000 Luas lantai minimal 500 m²

Parkir umum yang disediakan akan diintegrasikan antara kebutuhan kantor

kelurahan dengan kebutuhan gedung serba guna/balai karang taruna ini.

Tempat sampah pada lingkup Kelurahan berupa bak sampah besar,

merupakan tempat pembuangan sementara sampah-sampah dari lingkungan

RW yang diangkut gerobak sampah, dengan ketentuan sebagai berikut:

- kapasitas bak sampah besar minimal 12-15 m³

- sampah diangkut 3 x 1 minggu (dari bak sampah RW ke bak sampah

Kelurahan)

- sampah diangkut 3 x 1 minggu (dari bak sampah Kelurahan ke TPA kota)

Sumber: Pedoman Teknis Pelaksanaan Pembangunan Komponen

Prasarana dan Sarana Dasar (PSD), Perbaikan Lingkungan Perumahan

Kota, Buku 2, Direktorat Bina Teknik, Ditjen Cipta Karya, 1996.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

18

2.2.5. Sustainable Neighbourhood

Sustainable Neighbourhood meliputi 3 aspek, yakni ekonomi, ekologi,

dan sosial, dengan penjelasan sebagai berikut

Economic Sustainability

Konsep modern yang mendasari keberlanjutan ekonomi dilakukan

dengan cara memaksimalkan aliran pendapatan yang bisa dihasilkan dan

mempertahankan persediaan aset (modal) yang menghasilkan pendapatan ini.

Efisiensi ekonomi memainkan peran kunci dalam memastikan konsumsi yang

optimal dan produksi. Ketahanan sistem ekonomi lebih baik dinilai oleh

kemampuan untuk memberikan layanan ekonomi dan mengalokasikan

sumber daya secara efisien dalam menghadapi guncangan besar (misalnya,

1973 guncangan harga minyak atau kekeringan parah).

Environmental Sustainability

Penafsiran lingkungan keberlanjutan yang berfokus pada kelangsungan hidup

secara keseluruhan dan sistem kehidupan. Ide-ide ini berlaku untuk alam

(liar) dan dikelola (pertanian), padang gurun, pedesaan serta perkotaan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

19

Ketahanan adalah potensi keadaan sistem untuk mempertahankan

struktur/fungsi dalam menghadapi gangguan. Petersen berpendapat bahwa

ketahanan ekosistem yang diberikan tergantung pada kelangsungan proses

ekologi yang terkait pada kedua skala spasial yang lebih besar dan lebih kecil.

Kapasitas adaptif merupakan aspek ketahanan yang mencerminkan unsur

pembelajaran perilaku sistem dalam menanggapi gangguan. Sistem alamiah

cenderung lebih rentan terhadap perubahan eksternal yang cepat

dibandingkan dengan sistem sosial. Hal ini sejalan dengan output dan

pertumbuhan sebagai indikator dinamika dalam sistem ekonomi. Organisasi

bergantung pada kompleksitas dan struktur suatu sistem ekologi atau biologi,

sebagai contoh, sebuah organisme multiseluler seperti manusia lebih sangat

terorganisir (memiliki lebih beragam sub komponen dan interkoneksi di

antara mereka). Sumber utama dari energi ini radiasi matahari, dalam konteks

ini, degradasi sumber daya alam, polusi dan hilangnya keanekaragaman

hayati yang merugikan karena mereka meningkatkan kerentanan, merusak

sistem kesehatan, dan mengurangi ketahanan. Ciriacy-Wantrup

memperkenalkan ide ambang batas aman (juga terkait dengan daya dukung),

yang penting - sering untuk menghindari bencana runtuhnya ekosistem.

Keberlanjutan dapat dipahami juga dalam hal fungsi normal dan umur

panjang dari hirarki bersarang sistem ekologi dan sosial ekonomi,

memerintahkan menurut skala.

Social Sustainability

Kuantitas dan kualitas dari interaksi sosial yang mendasari kehidupan

manusia, termasuk tingkat saling percaya dan tingkat norma-norma sosial

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

20

bersama, membantu untuk menentukan persediaan modal sosial, dengan

demikian modal sosial cenderung tumbuh dengan penggunaan yang lebih

besar dan mengikis melalui penggunaan yang dilakukan, seperti modal

ekonomi dan lingkungan yang nilainya menyusut akibat digunakan. Selain

itu, beberapa bentuk modal sosial dapat membahayakan (misalnya, kerjasama

dalam kelompok-kelompok kriminal dapat menguntungkan mereka, tetapi

membebankan biaya jauh lebih besar pada komunitas yang lebih besar).

Mengurangi kerentanan dan menjaga kesehatan (yaitu, ketahanan, kekuatan

dan organisasi) sistem sosial dan budaya, dan kemampuan mereka untuk

menahan guncangan. Meningkatkan sumber daya manusia (melalui

pendidikan) dan penguatan nilai-nilai sosial, lembaga dan ekuitas akan

meningkatkan ketahanan sistem sosial dan tata kelola. Munasinghe menarik

kesejajaran antara peran masing-masing keanekaragaman hayati dan budaya

keragaman dalam melindungi ketahanan sistem ekologi dan sosial, serta

keterkaitan antara mereka. Memahami link yang memancar keluar dari

masyarakat miskin, dan dengan instansi dan pemerintah sangat penting untuk

membina hubungan dan menyalurkan sumber daya secara lebih langsung

untuk membuat pembangunan sosial yang lebih berkelanjutan. Penekanan

kadang-kadang ditempatkan pada pembentukan organisasi baru di tingkat

masyarakat, yang kadang-kadang merusak jaringan yang ada dan kelompok-

kelompok lokal, akhirnya menyebabkan penduduk setempat merasa bahwa

mereka tidak memiliki saham atau kepemilikan dalam proyek tersebut. Fokus

pada perbaikan tata kelola dengan memberikan masyarakat miskin hak untuk

berpartisipasi dalam keputusan yang mempengaruhi mereka. Bekerja dengan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

21

modal sosial berbasis masyarakat yang ada menghasilkan jalur untuk tuas

orang ke atas dari kemiskinan.

2.2.6. Teori Kevin Lynch

Citra kota

Teori mengenai citra place sering disebut sebagai milestone, suatu teori

penting dalam perancangan kota, karena sejak tahun 1960-an, teori ‘citra

kota’ mengarahkan pandangan pada perancangan kota ke arah yang

memperhatikan pikiran terhadap kota dari orang yang hidup di dalamnya.

Teori-teori berikutnya sangat dipengaruhi oleh teori tokoh ini. Teori ini

diformulasikan oleh Kevin Lynch, seorang tokoh peneliti kota. Risetnya

didasarkan pada citra mental jumlah penduduk dari kota tersebut, dalam

risetnya, ia menemukan betapa pentingnya citra mental itu karena citra yang

jelas akan memberikan banyak hal yang sangat penting bagi masyarakatnya,

seperti kemampuan untuk berorientasi dengan mudah dan cepat disertai

perasaan nyaman karena tidak merasa tersesat, identitas yang kuat terhadap

suatu tempat dan keselarasan hubungan dengan tempat-tempat yang lain.

a. Definisi dan prinsip citra perkotaan

Citra kota adalah gambaran mental dari sebuah kota sesuai dengan rata-

rata pandangan masyarakat sekitarnya, berdasarkan analisis tersebut,

Lynch menemukan tiga komponen yang sangat mempengaruhi gambaran

mental orang terhadap suatu kawasan, yaitu:

(1) potensi ‘dibacakan’ sebagai identitas; artinya, orang dapat memahami

gambaran perkotaan (identifikasi objek-objek, perbedaan antara objek,

perihal yang dapat diketahui);

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

22

(2) potensi ‘disusun’ sebagai struktur; artinya, orang dapat melihat pola

perkotaan (hubungan objek-objek, hubungan subjek-subjek, pola yang

dapat dilihat);

(3) potensi ‘dibayangkan’ sebagai makna; artinya, orang dapat

mengalami ruang perkotaan (arti objek-objek, arti subjek-objek, rasa

yang dapat dialami).

b. Lima elemen citra kota

Elemen-elemen yang dipakai untuk mengungkapkan citra kota

menurut Kevin Lynch (1960) dapat dibagi menjadi lima elemen, yaitu path

(jalur), edge (tepian), distric (kawasan), node (simpul) serta landmark

(tengeran). Setiap elemen citra tersebut akan dijelaskan satu demi satu,

serta akan diilustrasikan salah satu contoh keadaannya, yaitu Yogyakarta.

Landmark (tengaran) adalah elemen tetenger atau penanda suatu

citra kota, karena yang akan menjual image sebuah kota terhadap tempat

lain.

Edge (tepian) adalah elemen linear yang tidak dipakai/dilihat sebagai

path. Edge berada pada batas misalnya pantai, tembok, batasan antara

lintasan kereta api, topografi dan antara dua kawasan tertentu dan

berfungsi sebagai pemutus linear, sebagainya. Edge lebih bersifat sebagai

referensi daripada misalnya elemen sumbu yang bersifat koordinasi

(linkage). Edge merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada

tempat untuk masuk. Edge merupakan pengakhiran dari sebuah distrik atau

batasan sebuah distrik dengan yang lainnya. Edge memiliki identitas yang

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

23

lebih baik jika kontinuitas tampak jelas batasnya, demikian juga fungsi

batasnya harus jelas; membagi atau menyatukan.

Path (jalur) adalah elemen yang paling penting dalam citra kota.

Kevin Lynch menemukan dalam risetnya bahwa jika identitas elemen ini

tidak jelas, maka kebanyakan orang meragukan rute-rute sirkulasi yang

biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum,

yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran dan

sebagainya. Path mempunyai identitas yang lebih baik kalau memiliki

tujuan dasar yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun dan lain-

lain), serta ada penampakan yang kuat (misalnya fasad, pohon dan lain-

lain) atau ada tikungan yang jelas.

District (kawasan) merupakan kawasan-kawasan kota dalam skala

dua dimensi. Sebuah kawasan district memiliki ciri khas yang mirip

(bentuk, pola dan wujudnya) dan khas juga dalam batasnya, dimana orang

merasa harus mengakhiri atau memulainya. Distrik dalam kota mempunyai

identitas yang lebih baik jika ditampilkan batasnya dibentuk dengan jelas

dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan posisinya jelas.

Node (simpul) merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis

dimana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah

atau aktivitas lain, misalnya pada persimpangan lalu lintas, stasiun,

lapangan terbang dan jembatan. Kota secara keseluruhan dalam skala

makro besar, pasar, taman, square dan sebagainya. Node adalah satu

tempat dimana orang mempunyai perasaan ‘masuk’ dan ‘keluar’ dalam

tempat yang sama. Node mempunyai identitas yang lebih baik jika

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

24

tempatnya memiliki bentuk yang jelas (karena lebih mudah diingat), serta

tampilan yang berbeda dari lingkungannya baik fungsi maupun bentuknya.

Sepuluh pola karakteristik yang harus diperhatikan dalam proses

analisis terhadap elemen-elemen perkotaan ialah:

- ketajaman batas elemen;

- kesederhanaan bentuk elemen secara geometris;

- kontinuitas elemen;

- pengaruh yang terbesar antara elemen;

- tempat hubungan antara elemen;

- perbedaan antara elemen;

- artikulasi antara elemen;

- orientasi antara elemen;

- pergerakan antara elemen;

- nama dan arti elemen.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

25

2.3. Studi Banding terkait Citra Kawasan

Kotatua

Gambar 1.1. Peta kota Batavia pada masa lalu

Gambar 1.2. Peta kota Batavia pada saat ini

Zonasi 1: Sunda Kelapa, yang batasnya ke arah utara dari bentangan rel

kereta api. Karakter zona ini adalah bahari yang didominasi dengan

perkampungan etnik dan pergudangan, langgam merespon iklim laut. Visi

pengembangannya adalah menyemarakkan aktivitas kebaharian.

Zonasi 2: Fatahillah, yang batasnya adalah sekitar Taman Fatahillah,

Kalibesar dan Taman Beos. Karakter asal zona ini adalah kota lama dengan

populasi bangunan tua terbanyak. Visi pengembangannnya adalah memori

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

26

masa lalu, yang memberi fungsi baru sebagai museum, industri kreatif dan

fungsi campuran. Pada zonasi ini dikenakan retriksi yang ketat demi

pelestarian kawasan.

Zonasi 3: Pecinan, yang batasnya adalah sekitar Glodok Pancoran. Karakter

zona budaya etnik Cina baik kehidupannya maupun lingkungan arsitekturnya,

sedangkan visi pengembangannnya adalah pelestarian bangunannya dan tetap

mempertahankan kehidupan.

Zonasi 4: Pakojan, yang batasnya adalah sekitar Pakojan, Jembatan Lima dan

Bandengan. Karakter zonanya adalah budaya religius karena pada zona ini

terdapat beberapa masjid tua. Visi pengembangannya adalah kampung multi

etnis.

Zonasi 5: Kawasan Peremajaan, yang batasnya adalah dari Pancoran ke arah

Jalan Gajah Mada (Gedung Arsip). Visi pengembangan zonasi ini adalah

pusat bisnis Kotatua.

Penerapan teori dalam kawasan

Teori Place Kevin Lynch yang akan visual Valuation dipilih karena

menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah

kota, yaitu:

1. Batasan (edges)

Masa Perkembangan Jakarta Modern (1920-2009), pada masa ini batas

Kawasan Pecinan sebelah utara dan timur berupa jalan, sebelah timur dan

selatan berupa sungai, yaitu Kali Krukut, sebelah barata adalah Jalan Kali

Besar dan Pinangsia.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

27

2. Sumbu Kawasan (Nodes)

Berdasarkan analisa, nodes utama di Kawasan Pecinan ada empat, pertama

adalah Pertigaan Jalan Pancoran, karena bisa meghubungkan Glodok Plaza

dan Pasar Asemka. Sumbu kedua adalah Glodok Plaza, sumbu ketiga

adalah pertokoan dan sumbu keempat adalah Pasar Asemka.

3. Kelompok District bangunan (districts)

Saat ini, luas kawasan pemukiman Cina menjadi semakin kecil dibanding

masa sebelumnya dengan perbandingan luas lahan terbangun dan tidak

terbangun sebesar 95:5, karakter morfologi kawasan tersebut, diantaranya:

• Dominasi bangunan deret dan ruko bernuansa langgam Cina.

• Sebagian berupa kawasan perkampungan dan sebagian lainnya

bangunan urban.

• Bentuknya tidak beraturan.

• Tidak terasa adanya sumbu kawasan.

• Tdak adanya ruang terbuka sebagai pusat komunitas.

• Memiliki banyak gang sempit disekitar perkampungannya.

Gambar 1.3. District

Setelah dibuat penzoningan distriknya, akan terlihat karakteristik

bangunan yang berada di kawasan tersebut, ternyata setiap

pengelompokkan zona mempunyai fungsi kegiatannya masing-masing,

zona tersebut meliputi bangunn pertokoan, tempat ibadah, kawasan

perdagangan besar dan pemukiman.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

28

4. Sirkulasi Jalan (Path)

Saat ini seluruh jalan di kawasan tapak berupa jalan aspal dengan kondisi

perkerasan baik yang terdiri dari jalan raya, pedestrian dan gang. Lokasi

tapak dapat diakses dari berbagai macam jalan, diantaranya Jalan

Pancoran, Asemka dan Kali Besar Selatan.

Gambar 1.4. Sirkulasi jalan (path)

5. Penanda Kawasan (Landmark)

Kawasan Pecinan sebenarnya tidak mempunyai bangunan khas yang dapat

dijadikan menjadi sebuah landmark, namun landmark yang paling tepat

untuk kawasan Glodok saat ini adalah Glodok Plaza, karena Glodok Plaza

merupakan bangunan yang paling besar di kawasan tersebut dan sudah

terkenal sebagai kawasan perdagangan.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

29

2.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan citra kawasan

pemukiman dapat dilihat dari potensi yang dominan di kawasan. Potensi

kawasan yang berada di Klender berupa sungai jagal, dimana sungai tersebut

menjadi potensi yang dominan untuk dikembangkan. Peningkatan citra kawasan

pemukiman tersebut dapat dilihat dengan menggunakan teori Kevin Lynch yang

diimplementasikan dalam rancangan pada kawasan pemukiman tersebut

.

Kerangka Pikir

Judul Peremajaan Kawasan Pemukiman Kumuh dengan Implementasi

Teori Kevin Lynch di Klender

Latar Belakang Masalah Klender dipadati oleh pemukiman kumuh

Permasalahan Kawasan pemukiman di Klender belum memiliki citra kawasan pemukiman

yang jelas, sehingga tidak belum mendukung dan mewujudkan sustainable neighbourhood

Maksud dan Tujuan Memperjelas citra kawasan pemukiman dari lokasi penelitian tersebut

Pengumpulan Data Observasi terkait dengan citra kawasan pemukiman

Konsep Bangunan dan Lingkungan Menciptakan citra kawasan pemukiman yang baik berdasarkan potensi

lingkungan yang berada di sekitar lokasi penelitian

Perancangan

Skematik Desain

Analisa Analisa deskriptif kualitatif

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01224-AR Bab2001.… · Peremajaan permukiman kota adalah segala upaya dan kegiatan

30

2.5. Skema Pembahasan

TUJUAN : MELAKUKAN PENATAAN KEMBALI TERHADAP PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER

PEREMAJAAN PEMUKIMAN KUMUH DI KLENDER - Latar Belakang - Masalah/Isu Pokok - Formulasi Masalah - Ruang Lingkup - Tujuan Penelitian - Tinjuan Pustaka - Sistematika Penulisan

BAB 2 : LANDASAN TEORI

BAB 3 : METODE PENELITIAN

BAB 4 : HASIL DAN BAHASAN

PENGENALAN TEORI METODE ANALISA

BAB 1 : PENDAHULUAN

LOKASI - Variabel Penelitian BAHASAN - Kajian Pustaka -Studi Banding terkait Citra Kawasan - Hipotesis - Skematik Pembahasan

METODE DATA DAN ANALISA - Metode Perolehan Data - Metode Analisa Data - Tahapan Penelitian

DESKRIPSI TAPAK ANALISA CITRA KAWASAN ANALISA LINGKUNGAN- Letak dan Posisi Terhadap Kota Jakarta- Orientasi Terhadap Matahari dan Angin- Kegiatan Lingkungan- Utilitas Kota - Sirkulasi di Tapak- Pola Jalan - Pola Hijau dan Ruang Terbuka -Sustainable Neighbourhood ANALISA MANUSIA -Sustainable Neighbourhood- Demografi Penduduk- Waktu Kegiatan- Sosial Budaya dan ANALISA BANGUNAN- Gubahan Massa - Pencapaian ke Bangunan- Besaran Unit Hunian- Sirkulasi Horisontal dan Vertikal - Tampak Bangunan - Modul dan Struktur- Utilitas - Tahap Pembangunan