BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan...

43
11 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum II.1.1 Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun.2009 Pasal.1 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Undang-undang tersebut juga menjelaskan mengenai pembagian rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan menjadi, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, yang berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan Rumah Sakit, Klasifikasi Rumah Sakit Umum beserta jumlah minimal tempat tidur yang tersedia adalah: Rumah Sakit umum kelas A - tempat tidur minimal 400 buah , Rumah Sakit umum kelas B - tempat tidur minimal 200 buah, Rumah Sakit umum kelas C - tempat tidur minimal 100 buah, Rumah Sakit umum kelas D - tempat tidur minimal 50 buah. Dalam perancangan sebuah rumah sakit, aspek lokasi menjadi pertimbangan, selain fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan, pemilihan lokasi sarana pelayanan kesehatan menurut Pedoman

Transcript of BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan...

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

11

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

II.1.1 Rumah Sakit

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun.2009

Pasal.1 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat.

Undang-undang tersebut juga menjelaskan mengenai pembagian

rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit

dikategorikan menjadi, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

� Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis

penyakit.

� Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis

penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,

jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, yang

berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit

khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan

Rumah Sakit, Klasifikasi Rumah Sakit Umum beserta jumlah minimal

tempat tidur yang tersedia adalah:

� Rumah Sakit umum kelas A - tempat tidur minimal 400 buah ,

� Rumah Sakit umum kelas B - tempat tidur minimal 200 buah,

� Rumah Sakit umum kelas C - tempat tidur minimal 100 buah,

� Rumah Sakit umum kelas D - tempat tidur minimal 50 buah.

Dalam perancangan sebuah rumah sakit, aspek lokasi menjadi

pertimbangan, selain fungsinya sebagai sarana pelayanan kesehatan,

pemilihan lokasi sarana pelayanan kesehatan menurut Pedoman

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

12

Penentuan Standart Pelayanan Minimal Bidang Penataan Ruang,

Perumahan dan Pemukiman dan Pekerjaan Umum (Keputusan Mentri

Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001), yaitu

Rumah Sakit sebaiknya berada di pusat lingkungan/ kecamatan, bersih,

mudah dicapai, tenang, jauh dari sumber penyakit, sumber bau/ sampah,

dan pencemaran lainnya.

Pertimbangan lokasi sebuah rumah sakit selain jauh dari sumber

pencemaran seperti pabrik. Rumah sakit juga diharapkan tidak

menimbulkan pencemaran bagi lingkungan sekitarnya. Menurut

KEPMENKES RI No.1204/MENKES/SK/X/2004 Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan Limbah

(Hal.17) Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari

kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas.

Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk

mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi

bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang

limbah (recycle).

II.1.2 Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Menurut American Hospital Association tahun 1978

Rawat inap adalah :

� Pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana penderita

tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari

pelaksana pelayanan kesehatan atan rumah sakit pelaksana pelayanan

kesehatan lain.

� Pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi pelayanan kesehatan

perorangan, yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,

keperawatan, rehabilitasi medik, dengan menginap di ruang rawat

inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta serta

puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena

penyakitnya penderita harus menginap.

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

13

Fasilitas Rawat Inap Rumah Sakit merupakan bagian dari rumah

sakit yang mempunyai fungsi vital dalam memberikan pelayanan

kesehatan bagi pasien, terdapat berbagai ketentuan dan persyaratan

dalam merancang sebuah ruang rawat inap rumah sakit untuk

memperoleh sebuah ruang rawat inap yang memadai dalam memberikan

pelayanan kesehatan.

Menurut Pedoman Teknis Instalasi rawat Inap (Pedoman Teknis

Sarana dan Prasarana Bangunan Instalasi Rawat Inap Umum), meliputi

pedoman perancangan, persyaratan ruang rawat inap, persyaratan teknis

sarana bangunan instalasi rawat inap, lokasi, denah (besaran ruang

minimal), persyaratan teknis prasarana bangunan, syarat keselamatan

bangunan.

II.1.3 Kegiatan dalam Instalasi Rawat Inap

Kegiatan yang terjadi dalam sebuah instalasi rawat inap, menurut

pengguna kegiatan, yaitu pasien dan tenaga kesehatan dapat dilihat

dalam skema alur kegiatan dalam instalasi rawat inap.

Gambar2 . Alur kegiatan instalasi rawat inap (Pedoman Teknis Instalasi Rawat Inap)

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

14

II.1.4 Kebutuhan Ruang dalam Instalasi Rawat Inap

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

kesehatan yang memberikan pelayanan keperawatan dan pengobatan

kepada pasien secara berkesinambungan lebih dari 24 jam.

Perancangan sebuah instalasi rawat inap dapat ditinjau dari aspek

fungsional bangunan sebagai sarana pelayanan kesehatan, yang

membutuhkan ruang-ruang sebagai wadah dari aktifitas pasien dan

tenaga kesehatan. Menurut Pedoman Teknis Instalasi rawat Inap, berikut

adalah ruang yang diperlukan dalam sebuah instalasi rawat inap:

1. Ruang Pasien Rawat Inap (ward / bangsal)

2. Ruang Pos Perawat

� Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan

dan pelayanan keperawatan (pre dan post conference, pengaturan

jadwal), dokumentasi sampai dengan evaluasi pasien.

3. Ruang Konsultasi Dokter.

4. Ruang Tindakan.

5. Ruang Administrasi.

� Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya

pelayanan pasien di ruang rawat inap. Ruang ini berada pada

bagian depan ruang rawat inap dengan dilengkapi loket/counter,

meja kerja, lemari berkas/arsip, dan telepon/interkom, meliputi

kegiatan:

6. Ruang Dokter.

� Ruang Dokter terdiri dari 2 ruangan, yaitu kamar kerja dan kamar

istirahat/kamar jaga.Pada kamar kerja harus dilengkapi dengan

beberapa peralatan dan furnitur. Sedangkan pada kamar istirahat

hanya diperlukan sofa dan tempat tidur. Ruang Dokter dilengkapi

dengan bak cuci tangan (wastafel) dan toilet.

7. Ruang perawat.

� Ruang untuk istirahat perawat/petugas lainnya setelah

melaksanakan kegiatan pelayanan pasien atau tugas jaga. Ruang

perawat harus diatur sedemikian rupa untuk mempermudah semua

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

15

pihak yang memerlukan pelayanan pasien sehingga apabila ada

keadaan darurat dapat segera diketahui untuk diambil tindakan

terhadap pasien.

8. Ruang Loker.

9. Ruang kepala rawat inap.

10. Ruang linen bersih

� Ruang untuk menyimpan bahan-bahan linen bersih yang akan

digunakan di ruang rawat.

11. Ruang linen kotor

� Ruangan untuk menyimpan bahan-bahan linen kotor yang telah

digunakan di ruang rawat inap sebelum di bawa ke ruang cuci

(laundry).

12. Spoolhoek.

� Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien

khususnya yang berupa cairan. Spoelhoek dalam bentuk bak atau

kloset dengan leher angsa (water seal). Pada ruang spoehoek juga

harus disediakan kran air bersih untuk mencuci tempat cairan atau

cuci tangan. Ruang tempat spoelhoek ini harus menghadap

keluar/berada di luar area rawat inap ke arah koridor kotor.

Spoelhoek dihubungkan ke septic tank khusus atau jaringan IPAL.

13. Kamar mandi/Toilet.

14. Pantri.

15. Ruang Janitor.

16. Gudang bersih

� Gudang adalah ruangan tempat penyimpanan barang-

barang/bahan-bahan dan peralatan untuk keperluan ruang rawat

inap.

17. Gudang Kotor.

� Gudang adalah ruangan tempat penyimpanan barang-

barang/bahan-bahan bekas pakai.

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

16

II.1.5 Konstruksi Bangunan Rumah Sakit

Perancangan sebuah bangunan gedung rawat inap rumah sakit

selain ditinjau dari aspek fungsional bangunan, sebagai sarana

pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan, aspek konstruksi bangunan

juga menjadi faktor yang penting dalam menghasilkan sebuah ruang

yang dapat menunjang kegiatan pelayanan kesehatan., khususnya

fasilitas instalasi rawat inap

Persyaratan konstruksi bangunan rumah sakit yang perlu

diperhatikan dalam perancangan bangunan adalah sebagai berikut

(KEPMENKES RI No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit)

Lantai

� Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan

rata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan. Untuk

lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan

yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah. Pertemuan

lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar

mudah dibersihkan

Dinding

� Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan

menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat

yang mengandung logam berat

Ventilasi

� Dalam perancangan rumah sakit ventilasi bertujuan untuk

penghawaan seluruh bangunan, baik alami maupun buatan.

Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam

kamar/ruang dengan baik, Luas ventilasi alamiah minimum 15 %

dari luas lantai, apabila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin

adanya pergantian udara dengan baik, kamar atau ruang harus

dilengkapi dengan penghawaan buatan/mekanis, Penggunaan

ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan peruntukkan

ruangan.

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

17

Langit-langit

� Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah

dibersihkan.dengan ketinggian minimal 2,70 meter dari lantai.

Fasilitas Pemadam Kebakaran

� Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam

kebakaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku meliputi Hydran

dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan).

Lalu Lintas Antar Ruangan

� Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus didisain

sedemikian rupa dan dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan,

sehingga memudahkan hubungan dan komunikasi antar ruangan

serta menghindari risiko terjadinya kecelakaan dan kontaminasi

� Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi dengan

sarana pencegahan kecelakaan seperti alarm suara dan petunjuk

penggunaan yang mudah dipahami oleh pemakainya atau untuk

lift 4 (empat) lantai harus dilengkapi ARD (Automatic Rexserve

Divide) yaitu alat yang dapat mencari lantai terdekat bila listrik

mati.

� Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat dijangkau dengan

mudah bila terjadi kebakaran atau kejadian darurat lainnya dan

dilengkapi ram untuk brankar.

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

18

II.2 Tinjauan Khusus

II.2.1 Arsitektur Berkelanjutan

Arsitektur berkelanjutan atau sustainable architecture merupakan

pendekatan desain arsitektur yang bertujuan untuk menjawab masalah

pemanasan global yang timbul di era moderen ini, sebagai salah satu

dampak yang timbul dari rusaknya lingkungan hidup, serta menjaga

keberlanjutan lingkungan tempat tinggal manusia, termasuk sumber daya

alam baik yang dapat diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui.

Pengertian arsitektur berkelanjutan seperti yang dikutip dari buku

James Steele, Sustainable Architecture adalah, ”Arsitektur yang

memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan

generasi mendatang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, dari satu

kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh

masyarakat terkait...”

Sustainable atau berkelanjutan pada dasarnya tidak saja

berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan, namun mencakup aspek yang

lebih luas, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan

(KTT dunia 2005) yaitu: aspek ekonomi, aspek sosial, aspek lingkungan.

Gambar3 . Skema Pembangunan Berkelanjutan

Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi ditinjau dari potensi pertumbuhan (growth

potential) yang mengukur batas pertumbuhan ekonomi dalam jangka

panjang. Pembangunan berkelanjutan dilakukan sebagai salah satu upaya

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

19

menjaga agar potensi pertumbuhan selalu meningkat seiring dengan

jumlah penduduk yang juga meningkat. hal-hal yang menentukan batas

pertumbuhan adalah: kualitas institusi, kualitas sumber daya manusia,

sumber kekayaan alam, teknologi.

Era globalisasi, yang membawa dampak terhadap perekonomian,

dimana setiap fenomena/perubahan di salah satu bagian dunia atau pada

bidang tertentu akan dengan cepat berpengaruh pada fenomena lain, atau

meluas ke bagian dunia yang lain. Sistem perekonomian pasar sekarang

sedang meluas menjadi sistem pasar global, sehingga tidak ada satu

negarapun yang dapat mengisolasikan diri dari dunia luar, namun

perubahan ini juga memberikan peluang pada pembangunan ekonomi

nasional jika dapat dikelola dengan baik.

Ketahanan ekonomi nasional menjadi bagian penting dalam

menghadapi globalisasi yang dapat berddampak positif maupun negatif.

Ketahanan ekonomi suatu negara ditunjukan dari kemampuan suatu

negara dalam memberi kesejahteraan yang meningkat kepada rakyatnya

melalui pembangunan.

Aspek Sosial

Sosial berkelanjutan sangatlah diperlukan sekali dalam

membentuk sebuah tatanan bangsa yang baik. Penerapan nilai-nilai

sosial (adat istiadat) yang baik dalam masyarakat perlu dipertahankan

demi kelangsungan hidup masyarakat umum. Tindakan solidaritas antar

sesama dapat meningkatkan aspek sosial berkelanjutan dimana pada

aspek tersebut juga ditunjang oleh aspek ekonomi dan aspek lingkungan.

Aspek Lingkungan

Pemanasan global (global warming) menjadi permasalahan yang

terjadi dalam era modern sekarang ini, dan dipandang serius oleh

berbagai pihak. Permasalahan lingkungan dan isu lingkungan terkait

dengan kondisi iklim yang terus mengalami perubahan dan anomali, dan

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

20

membawa dampak buruk bagi kelestarian lingkungan dan mengancam

keberlanjutan kehidupan manusia.

Manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup memerlukan sumber

daya alam, baik berupa tanah, air dan udara dan sumber daya alam yang

lain yang termasuk ke dalam sumber daya alam yang terbarukan maupun

yang tak terbarukan. Namun demikian harus disadari bahwa sumber daya

alam yang kita perlukan mempunyai keterbatasan di dalam banyak hal,

yaitu keterbatasan tentang ketersediaan menurut kuantitas dan

kualitasnya.

Sumber daya alam tertentu juga memiliki keterbatasan menurut

ruang dan waktu. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan sumber daya

alam yang baik dan bijaksana. Keberadaan sumber daya alam, air, tanah

dan sumber daya memiliki hubungan timbal balik dengan aktifitas

manusia.

Kerusakan sumber daya alam banyak disebabkan oleh aktivitas

manusia, kerusakan lingkungan sebagai dampak aktivitas manusia

berupa pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta

kerusakan hutan, yang akhirnya menyebabkan kerugian bagi manusia itu

sendiri.

Pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumber daya alam,

namun eksploitasi sumber daya alam yang ada tanpa memperhatikan

kemampuan serta daya dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya

kualitas lingkungan.

Pembangunan sektor properti sebagai salah satu sektor yang

memiliki keterkaitan erat terhadap isu lingkungan kini berupaya untuk

mengantisipasi efek kerusakan lingkungan akibat pembangunan, salah

satunya dengan menerapkan konsep hemat energi yang mengacu pada

pemanfaatan potensi alam.

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

21

II.2.2 Arsitektur Hemat Energi & Energi Listrik

Definisi Energi Listrik:

� Menurut Prasasto Satwiko (2005) energi adalah kemampuan untuk

mengerjakan sesuatu. Energi dapat ditemukan dalam beragam bentuk,

seperti energi kimia, energi listrik, energi cahaya, energi panas, energi

mekanik, dan energi nuklir. Hukum kekekalan energi menyebutkan

bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan diciptakan. Dia hanya

dapat berubah-ubah bentuk.

� Listrik adalah energi yang saat ini kita anggap sebagai energi yang

paling luwes. Listrik disebut sebagai sumber energi sekunder. Kita

memperoleh energi listrik dengan mengkonversi sumber energi lain

(batubara, air, minyak, nuklir, dll) menjadi listrik.

Definisi Arsitektur Hemat Energi

� Desain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk

meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan

maupun kenyamanan atau produktivitas penghuninya. “Designing

building to minimize the usage of energy without constraining the

building function nor the comfort of productivity of occupants..”

(Hawkes Dean, 2002)

� Arsitektur Hemat energi menurut, Tri Harso Karyono (2007), adalah:

Kondisi dimana energi dikonsumsi secara hemat (minimal), tanpa

harus mengorbankan kenyamanan fisik manusia.

Perancangan sebuah bangunan yang hemat energi merupakan

salah satu aspek dalam mewujudkan arsitektur berkelanjutan, menurut

Ken Yeang (2006) “Ecological design, is bioclimatic design, design with

the climate of the locality, and low energy design.” yang menekankan

perancangan pasif yang berbasis pada integrasi kondisi ekologi setempat,

iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program bangunan, konsep design

dan sistem yang tanggap pada iklim, penggunan energi yang rendah.

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

22

Perancangan pasif menekankan pada kondisi iklim setempat,

dengan mempertimbangkan: Konfigurasi bentuk bangunan dan

perencanaan tapak, Orientasi bentuk bangunan (fasad utama dan

bukaan), Desain fasade (termasuk jendela, lokasi, ukuran dan detail),

Perangkat penahan radiasi matahari (misalkan sunshading pada fasad

dan jendela), Perangkat pasif siang hari, Warna dan bentuk selubung

bangunan, Tanaman vertikal, serta Angin dan ventilasi alami.

Menurut sebuah artikel di Alpensteel.com Perancangan pasif

merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi

matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari

menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan

arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu

“mengantisipasi” permasalahan iklim luar, dengan mengandalkan

kemampuan perancang untuk mengantasi fluktuasi iklim luar melalui

solusi arsitektural.

Perancangan suatu bangunan yang sadar energi, menurut Ken

Yeang dalam bukunya. The Green Skyscraper (Yeang, 2000),

menyatakan bahwa terdapat beberapa parameter yang menjadi konsep

dasar desain sadar energi, yaitu:

1. Kenyamanan Thermal

Bagaimana bangunan dapat mengontrol perolehan sinar

matahari sesuai dengan kebutuhannya. Bangunan yang berada pada

iklim dingin harus mampu menerima radiasi matahari yang cukup

untuk pemanasan, sedangkan bangunan yang berada pada iklim

panas, harus mampu mencegah radiasi matahari secukupnya untuk

pendinginan.

2. Kenyamanan Visual

Membahas mengenai bagaimana bangunan dapat mengontrol

perolehan cahaya matahari (penerangan) sesuai dengan

kebutuhannya.

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

23

3. Kontrol Lingkungan Pasif

Dilakukan untuk mencapai kenyamanan thermal maupun

visual dengan memanfaatkan seluruh potensi iklim setempat yang

dikontrol dengan elemen – elemen bangunan (atap, dinding, lantai,

pintu, jendela, aksesoris, lansekap) yang dirancang tanpa

menggunakan energi (listrik).

4. Kontrol Lingkungan Aktif

Dilakukan untuk mencapai kenyamanan thermal dan visual

dengan memanfaatkan potensi iklim yang ada dan dirancang dengan

bantuan teknologi maupun instrumen yang menggunakan energi

(listrik).

5. Kontrol Lingkungan Hibrid

Dilakukan untuk mencapai kenyamanan thermal maupun

visual dengan kombinasi pasif dan aktif untuk memperoleh kinerja

bangunan yang maksimal.

II.2.3 Iklim dan Kenyamanan Thermal

Kondisi iklim setempat menjadi tantangan dalam perancangan

bangunan, Wilayah DKI Jakarta termasuk daerah tropis lembab, menurut

hasil pengamatan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika) sepanjang tahun 2009 menyebutkan secara umum suhu Kota

Jakarta, beriklim panas dengan rata rata suhu maksimum 34.2°C pada

siang hari dan suhu minimum udara berkisar 23.7°C pada malam hari

dengan suhu udara rata-rata berkisar 28.5°C seperti terlihat dalam tabel.

Pada perancangan di daerah beriklim tropis, yang memanfaatkan

potensi iklim seperti di Jakarta terdapat 4 faktor yang mempengaruhi

perancangan yang yaitu:

� Radiasi panas matahari

� Kecepatan Angin

� Kelembaban

� Curah Hujan

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

24

Tabel4. Kondisi suhu udara Jakarta (JDA 2010)

Perancangan sebuah bangunan bertujuan untuk menciptakan

kenyamanan maksimum bagi manusia, sayangnya tidak terdapat tolak

ukur yang objektif untuk mengukur suatu kenyamanan. Kekurangannya

adalah fisiologi manusia memang dapat dinyatakan dengan angka-angka,

tapi jiwanya tidak. Sedangkan kenyamanan timbul akibat kedua faktor

tersebut. (Tri Harso Karyono. Arsitektur Kemapanan, Pendidikan,

Kenyamanan, dan Penghematan Energi. PT. Catur Libra Optima,

Jakarta. 1999)

Pada dasarnya ada dua aspek dalam kenyamanan yang perlu

dipenuhi dalam suatu karya arsitektur, yakni kenyamanan psikis dan

kenyamanan fisik. Pada kenyamanan psikis bersifat personal dan tidak

terukur secara kuantitatif. Sedangkan kenyamanan fisik lebih bersifat

universal. Kenyamanan fisik terdiri dari :

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

25

1. Kenyamanan ruang (spatial comfort)

2. Kenyamanan penglihatan (visual comfort)

3. Kenyamanan pendengaran ( audial comfort)

4. Kenyamanan suhu (thermal comfort)

Berdasarkan hasil penelitian kenyamanan suhu yang dilakukan

oleh Tri Harso, suhu nyaman untuk kota Jakarta adalah 26,5°C.

Sedangkan suhu udara kota Jakarta pada siang hari berkisar 34.2°C.

Sehingga untuk mencapai kenyamanan thermal dapat dicapai dengan2

cara yaitu:

� Mekanis, yaitu pencapaian suhu udara nyaman dengan menggunakan

peralatan mekanis, seperti AC

� Natural, yaitu pencapaian suhu udara nyaman yang dilakukan dengan

cara alamiah.

Kenyamanan suhu thermis dalam perancangan sebuah bangunan,

khususnya unit rawat inap rumah sakit berkaitan erat dengan

kesembuhan pasien, suhu udara ruang perawatan yang ideal berkisar

antara 22°C-24°C, sehingga diperlukan pengunaan pendingin ruangan

(AC) untuk mencapai kenyamanan termal di dalam ruang perawatan,

apabila penghawaan alami tidak dapat menunjang kebutuhan.

Tabel5. Persyaratan Suhu Udara Rumah Sakit (Permenkes/No.1204/2004 )

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

26

Kenyamanan thermal yang dicapai melalui pengkondisian udara

buatan (AC) perlu diimbangi dengan penghijauan dilingkungan

sekitarnya, selain bertujuan untuk membantu menurunkan suhu udara di

dalam ruangan, namun juga agar udara panas yang dihasilkan oleh AC di

luar ruangan dapat dinetralisir oleh pepohonan atau penghijauan.

II.2.4 Energi Listrik dan Kenyamanan Thermal

Penggunaan energi pada office buildings di Jakarta antara tahun

1999 – 2000 ( Bahri, 2001) dapat dikatakan cukup tinggi, terutama pada

penggunaan sistem pendinginan (AC).

Gambar4 . Diagram JSX Building In Jakarta (T.H.Karyono dan G.Bahri)

Perancangan bangunan rawat inap rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan 24jam non-stop membutuhkan konsumsi enregi

listrik lebih tinggi dibandingkan bangunan lain seperti kantor yang hanya

digunakan pada jam tertentu.

Salah satu faktor penyebab tingginya beban energi listrik untuk

pengkondisian udara disebabkan oleh radiasi panas matahari yang masuk

kedalam bangunan, sehingga perancangan yang dapat memiminalisasi

radiasi panas yang masuk kedalam bangunan dapat membantu

penghematan beban energi listrik untuk pengkondisian udara.

Perancangan bangunan yang menggunakan pendingin udara

buatan perlu memperhatikan matahari, selain berpotesni sebagai

pencahayaan alami, ciri yang paling nampak dari gejala iklim tropis

adalah intensitas dan pantulan matahari yang kuat. Kondisi seperti ini

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

27

menyebabkan dapat menyebabkan panas yang berlebihan pada ruangan.

Selain itu juga cahaya yang terlalu kuat, juga yang memiliki kontras

yang terlalu besar dirasakan tidak menyenangkan. Oleh karena itu perlu

dihindari masuknya sinar matahari sore kedalam ruangan. Dan pada pagi

hari sinar matahari diusahakan dapat masuk ke dalam ruangan karena

sinar matahari pagi mengandung sinar ultra violet yang baik bagi tubuh

dan juga mampu mematikan kuman.

Radiasi panas matahari yang masuk ke dalam bangunan

berpotensi menyebabkan semakin tingginya beban penggunaan AC .

Menurut Lippsmeier,1997. dalam bukunya yang berjudul Bangunan

Tropis, Orientasi bangunan dan perlindungan terhadap cahaya matahari,

berlaku aturan-aturan dasar sebagai berikut:

� Sebaiknya fasade terbuka menghadap selatan atau utara agar

meniadakan radiasi langsung dari cahaya matahari rendah, dan

konsentrasi tertentu yang menimbulkan pertambahan panas.

� Di iklim tropika basah diperlukan pelindung untuk semua lubang

bangunan terhadap cahaya langsung dan tidak langsung. Bahkan bila

perlu untuk semua bidang bangunan. Karena bila langit tertutup awan,

seluruh bidang langit merupakan sumber cahaya.

Penanaman pohon pelindung akan menghalangi radiasi matahari

langsung pada material keras seperti halnya atap, dinding, halaman

parkir, atau halaman yang ditutup dengan material keras (beton, aspal)

akan membantu menurunkan suhu lingkungan. Dari berbagai penelitian

memperlihatkan bahwa penurunan suhu hingga 3ºC bukan merupakan

hal yang mustahil dapat dicapai dengan cara penanaman pohon lindung

disekitar bangunan.

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

28

Gambar5. Pembayangan bangunan oleh pohon

Simulasi pendinginan malam hari yang dilakukan oleh

Cambridge Architectural Research Limited memperlihatkan bahwa

penurunan suhu hingga 3º pada siang hari dapat dicapai pada bangunan

yang menggunakan material dengan massa berat (beton,bata) apabila

perbedaan suhu antara siang dan malam tidak kurang dari 8ºC

(perbedaan siang dan malam di Indonesia umumnya berkisar sekitar

10ºC)

Gambar6 . Penurunan Suhu dalam Ruangan

Sistem penghawaan alami dengan ventilasi silang, baik secara

horisontal maupun vertikal bertujuan untuk mengendalikan akumulasi

panas dan lembab di dalam ruangan.

Angin adalah udara yang bergerak. Udara yang bergerak

berpotensi baik untuk bangunan, sebagai penghawaan alami dalam

ruangan. Secara umum ventilasi diperlukan untuk pertukaran udara di

dalam ruangan. Angin berhembus dari daerah bertekanan tinggi ke

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

29

rendah. Untuk membuat udara dalam ruangan bergerak digunakan sistem

cross ventilation

Gambar7 . Sketsa Cross Ventilation

Dalam perancangan sebuah rumah sakit, ventilasi udara alami

harus menjamin aliran udara dalam ruangan dengan baik. Bila ventilasi

alami tidak dapat menjamin adanya pergantian udara dengan baik,

ruangan harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster).

Pemilihan material yang tepat menjadi salah satu upaya dalam

meminimalisasi radiasi panas, selain dengan desain bukaan dan

penggunaan sunshading. Material beton ringan memiliki nilai tahanan

terhadap radiasi panas matahari (Thermal Ressistance) yang lebih baik

dibandingkan batu bata.

Contoh perhitungan yang dilakukan, antara batubata dan beton

aerasi menunjukan penghematan energi yang signifikan untuk

pemakaian listrik, perbandingan dilakukan pada ruang berukuran 3m x

4m x 3m. Ruang pertama menggunakan plat atap beton ringan dan

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

30

dinding blok beton aerasi (Autoclaved Aerated Concrete). Sedang ruang

kedua yang sama ukurannya menggunakan plat beton konvensional dan

dinding batu bata dengan plesteran semen-pasir. Pengukuran dilakukan

terhadap radiasi panas yang melalui material dinding dan plat atap.

Dimana energi panas dari luar akan ditahan oleh material, sehingga

ruang dalam menjadi berkurang panasnya. Berkurangnya panas ini,

tergantung dari kemampuan material menahan panas.

Tabel6. Thermal Ressistance dan Pemakaian Listrik (Produsen Beton Aerasi)

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

31

II.3 Tinjauan Tapak

II.3.1 Latar Belakang Tapak

Proyek Gedung Rawat Inap ini merupakan milik swasta, yang

bekerja sama dengan pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat yang berlokasi

kawasan Puri Indah – Jakarta Barat. Kawasan Puri Indah sendiri tengah

dikembangkan menjadi kawasan CBD (Central Bussines District) di

Jakarta Barat, sehinga pembangunan sarana kesehatan diperlukan untuk

menunjang pertumbuhan penduduk di sekitar kawasan.

Gambar8. Kondisi tapak (google earth)

Pengembangan kawasan Rumah Sakit Puri Indah melalui

perluasan area rumah sakit yang telah ada untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan dengan menambah jumlah tempat tidur, dengan

perancangan gedung rawat inap baru yang berlokasi tepat bersebelahan

dengan gedung yang lama.

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

32

II.3.2 Rumah Sakit Puri Indah

Rumah Sakit Puri Indah, didirikan di atas tanah seluas 7000 m²

dengan luas bangunan +/- 29.000 m², bergaya arsitektur modern

rancangan arsitek ternama Australia, Peter Thomas, yang telah

berpengalaman di bidang arsitektur rumah sakit.

Foto1. Foto Rumah Sakit Puri Indah (google)

Massa bangunan memiliki 10 lapis lantai dengan 2 basement dan

3podium, basement digunakan untuk area parkir mobil dan motor, serta

fasilitas penunjang berupa, Ruang Panel, Ruang STP, Area Gas Medik.

Pada lantai pertama, terdapat fasilitas berupa ruang administrasi,

farmasi rawat jalan, area tunggu pengunjung, cafetaria, salon, radiologi,

dan UGD. Sedangkan pada lantai 2 terdapat ruang poli klinik, serta

fasilitas penunjang medis lain seperti fisioterapi dan diagnostik. Lantai 3

rumah sakit memiliki fasilitas berupa kamar operasi, kamar bersalin,

CSSD dan fasilitas penunjang lainnya.

Ruang perawatan terletak di lantai 6 dan lantai 7, sedangkan

lantai5 digunakan untuk keperluan operasional rumahsakit (office).

Akses vertikal tiap lantai menggunakan lift (elevator), yang terpisah

antara lift pasien, lift pengunjung dan lift barang. Serta terdapat tangga

darurat untuk jalur evakuasi bila terjadi keadaan darurat.

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

33

II.3.3 Lokasi Tapak

Tapak berada di Jalan Puri Wangi, Kecamatan Kembangan,

Jakarta Barat. Lokasi ini berada di sebelah Timur Rumah Sakit eksisting,

merupakan lokasi yang strategis karena dikelilingi oleh akses jalan dan

tidak berbatasan langsung dengan bangunan lain.

Kondisi sekitar tapak

Utara : Perumahan Warga

Timur : Kantor Walikota Jakrta Barat

Selatan : Kawasan Niaga

Barat : RS.Puri Indah & Apartemen Puri Mediterania

Gambar9. Lokasi tapak (google earth)

Infrastruktur yang memadai di lokasi ini juga menjadi

pertimbangan dalam pemilihan lokasi, berada di dekat pintu Tol

Kembangan, memberikan kemudahan akses pencapaian lokasi dan

memberi kemudahan bagi pasien yang ingin mencapai lokasi rumah

sakit, disamping itu jalan di sekitar tapak juga merupakan jalan yang

dilalui kendaraan umum (angkot ).

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

34

II.3.4 Peraturan Membangun

Gambar10. RUTRK Tapak (tatakota)

Luas Lahan : 15.824m2

KDB : 40% (Luas lantai dasar yg dapat dibangun)

: 40% x 15.824m2 = 6329.6 m2

KLB : 5 (Luas total lantai yang boleh di bangun)

: 5 x 6329.6m2 = 31648 m2

Ketinggian Max : 32 lapis

Peruntukan Lahan : Kkt /Kpd (Karya Perkantoran/Perdagangan)

GSB : 10m (sekeliling tapak)

Lebar Jalan

� Utara 12m

� Timur 20m

� Barat 20m

� Selatan 26m

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

35

II.3.5 Kondisi Sekitar Tapak

Foto2. Kondisi sekitar Tapak (tatakota-dokumentasi pribadi)

Kondisi eksisiting tapak bagian Utara merupakan kawasan pemukiman

warga, namun menurut Rencana Umum Tata Ruang Kota, kawasan pemukiman

tersebut merupakan akses jalan raya.

Bagian Timur tapak merupakan kawasan kantor walikota Jakarta Barat,

tepatnya berupa gedung parkir, dengan penghijauan yang memadai pada area

kantor walikota. Kebisingan dari arah ini juga relatif sangat sedikit.

Bagian Selatan tapak merupakan kawasan perkantoran/Ruko Niaga,

dengan jalur lalu lintas 2arah yang dilalui kendaraan umum dan Feder Busway.

Jalan ini merupakan jalur utama untuk mencapai lokasi tapak dengan dengan

arus kendaraan yang relatif lancar, dan ramai pada jam kantor.

Bagian Barat merupakan gedung RS.Puri Indah, tepatnya merupakan

enterance pengunjung dan emergency enterance. Kondisi eksisting di lokasi

sekarang tidak terdapat akses untuk menuju jalan di utara tapak (dead end),

karena tertutup oleh perumahan. Kebisingan dari arah ini juga relatif sedikit.

: view

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

36

II.3.6 Potensi Tapak dan Kendala Tapak

Potensi Tapak:

� Berada di kawasan pemukiman

� Berada dekat dengan tol JORR

� Dapat diakses melalui berbagai arah

� Kebisingan relatif rendah, ditambah lebar jalan yang memadai.

� Lokasi tapak dilalui kendaraam umum dan dekat dengan Feder

Busway

Kendala Tapak

� Area tapak yang merupakan perluasan RS.Puri Indah terisah oleh

jalan raya

� Jarak antara tapak dan Gedung RS cukup jauh

� Tapak memanjang cenderung Timur dan Barat

� Kurangnya penghijauan di sekitar tapak

II.4 Studi Banding Studi Kasus dan Literatur

II.4.1 Studi Banding

Studi banding dilakukan terhadap 3 rumah sakit di Jakarta Barat dan

Tangerang, meliputi aspek yang tekait dengan perancangan , menurut buku:

“ DESIGN JURIES ON TRIAL, The RENAISSANCE OF The DESIGN STUDIO”

(Katharina H Anthony, Penerbit: Van Nostrand Reinhold, New York, Th 1991).

Data studi banding diperoleh melalui pengamatan langsung (survei) dan

browsing melalui internet terhadap ke 3 rumah sakit dan dibuat dalam bentuk

tabel perbandingan:

� Rs. Royal Taruma – Jakarta Barat

� Rs. Puri Indah – Jakarta Barat

� Rs. Eka BSD – Tangerang

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

37

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

38

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

39

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

40

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

41

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

42

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

43

II.4.2 Studi Literatur

Studi Literatur dilakukan terhadap beberapa rumah sakit Rumah

Sakit, khususnya terhadap kamar rawat inap kelas III meliputi aspek-

aspek perancangan arsitektural yang dapat membantu proses

perancangan.

1. Tan Tock Seng Hospital

Klien : Departemen Kesehatan

Luas Lahan : 171.000 meter persegi

Biaya Proyek : S.$ 411,000,000

Pembangunan : 1998

Jasa : Architectural Design & Consultancy, Mechanical

& Electrical Engineering, Civil & Structural

Engineering, Quantity Surveying, Project

Management (CPG Corportion)

Lokasi : Jalan Tan Tock Seng 11

Singapore – 308433

Foto3. Tan Tock Seng Hospital (google)

Pembangunan kembali RS Tan Tock Seng terdiri dari

blok menara 9lantai diatas podium block 4lantai dengan 4

basement yang diapit oleh blok berbentuk L. Sekarang rumah

sakit 1200-tempat tidur dengan 28 ruang operasi modular, 34

bangsal, 4 Unit Perawatan Intensif, Pusat Neuroscience dan rawat

spesialis klinik untuk Kedokteran Respirasi, Rheumatology &

Imunologi dan Kedokteran Geriatrik.

Page 34: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

44

Singapura adalah negara khatulistiwa dengan suhu dan

kelembaban dan curah hujan tinggi. Energi mahal karena negara

ini tidak memiliki sumber daya alam. Rumah sakit dirancang

untuk menjaga penggunaan energi.

Fitur desain utama dari bangsal rawat inap adalah

triangular layout bangunan dengan stasiun perawat terletak di

pusat sehingga memungkinkan perawat yang bertugas untuk

melihat seluruh bangsal. Bangunan ini juga mmemiliki fasilitas

ventilasi silang untuk bangsal non-AC.

Ventilasi alami digunakan dimanapun yang

memungkinkan, pada bangsal umum 65% dari bangsal

menggunakan ventilasi alami, dengan hanya bangsal swasta

sepenuhnya ber-AC. Tan Tock Seng Hospital memiliki ventilasi

yang baik di seluruh bangsal.

Bentuk bangsal rawat inap persegi panjang. Dengan

ketinggian dari plat lantai cukup sempit dan sistem single koridor

lebih di pilih, daripada racetrack style system koridor dengan

kamar ditengah.

Page 35: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

45

Sebuah helipad terletak di atap blok menara dengan akses

langsung ke bagian gawat darurat. Proyek ini telah memenangkan

American Institute of Architects / Kesehatan Keunggulan Desain

Modern (Honour Award) dan The Building and Construction

Authority Construction Excellence Award (Certificate of Merit).

Terdapat jembatan penghubung, yang menghubungkan

Tan Tock Seng Hospital dengan Novena Square. (Foto: google)

Gambar11 . Layout Tan Tock Seng Hospital (website)

Page 36: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

46

2. Ng Teng Fong Hospital

Klien : Jurong Pelayanan Kesehatan

Luas Lahan : 169.000 meter persegi

Biaya Proyek : S $ 700 Juta

Pembangunan : 2014

Jasa : Desain Arsitektur & Konsultasi Sipil &

Rekayasa Struktural, Transportasi Teknik

Gambar12. Ng Teng FongHospital (google)

Ng Teng Fong Rumah Sakit Umum (NTFGH) dan Jurong

Community Hospital (JCH) adalah fasilitas kesehatan publik

skala besar berikutnya di Singapura setelah berhasil

menyelesaikan Teck Khoo Puat Hospital. Konsultan CPG

mendapat kehormatan untuk menjadi Arsitek dan Perencana

Medis (bekerja sama dengan HOK dan Studio 505), Sipil &

Struktur insinyur dan insinyur Transportasi untuk pengembangan

setelah memenangkan kompetisi desain internasional pada bulan

Agustus 2009.

Perkembangan 5,4-hektar terdiri dari 8 tingkat klinik

spesialis, rumah sakit 700 tempat tidur rumah sakit umum dan

masyarakat 286 tempat tidur, yang akan berlokasi di Jurong Lake

Page 37: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

47

District, dekat stasiun MRT Jurong East. Dengan investasi lebih

dari 1miliar $S, NTFGH JCH dijadwalkan untuk menjadi

generasi berikutnya dari dokter yang memperkenalkan sebuah

kontinum terpadu perawatan dari akut ke langkah-down

perawatan.

Konsep desain Konsultan CPG untuk NTFGH, adalah "

Every Patient Has a Window", yang bertujuan untuk menurunkan

kemungkinan infeksi silang dan memberikan lebih banyak ruang

untuk staf rumah sakit untuk melakukan prosedur dan perawatan

samping tempat tidur.

Rumah sakit ditargetkan lebih efisien minimal 30%

dibandingkan rumah sakit yang ada dan 40% lebih efisien

daripada kode bangunan yang ada. Sasaran indeks efisiensi

energi untuk rumah sakit akan dicapai melalui:

Page 38: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

48

Energi terbarukan melalui “Harvesting (Heat + Light)”

Thermal Solar Sistem akan memanen energi surya untuk

memanaskan air, memenuhi 100% kebutuhan air panas domestik

rumah sakit, 2000m2 luas atap akan dilengkapi dengan panel

Photovoltaic Solar yang akan melengkapi kebutuhan listrik

rumah sakit.

Efisiensi Energi melalui Optimalisasi

Wards dirancang dan dikonfigurasi untuk

mengoptimalkan pencahayaan dan ventilasi alami hari,

meminimalkan ketergantungan listrik intensif pada lampu dan

kipas di siang hari. Rumah sakit yang dirancang untuk

menggunakan air sekitar 40% lebih sedikit daripada sebuah

rumah sakit konvensional.

Irigasi untuk lanskap akan dominan disediakan oleh water

harvested dari air hujan, yang cukup untuk irigasi selama 3 hari.

Air hujan akan dikumpulkan dan selanjutnya digunakan untuk

mengairi berbagai taman. NTFGH ini diharapkan untuk dibuka

pada akhir tahun 2014, diikuti oleh JCH pada tahun 2015 awal.

Page 39: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

49

3. Khoo Teck Puat Hospital – Singapore

Klien : Alexandra Hospital

Lantai Lantai : 105.000 meter persegi

Biaya Proyek : $ 490M

Pembangunan : 2010

Jasa : Architectural Design & Consultancy, Mechanical

& Electrical Engineering, Civil & Structural

Engineering, Quantity Surveying, Project

Management (CPG Corportion)

Mencakup lebih dari 3,4 hektar, rumah sakit ini

550tempat tidur ini akan menawarkan berbagai layanan yang

komprehensif medis dan kesehatan dengan pendekatan terpadu

untuk kelestarian lingkungan & kontrol iklim, perawatan pasien,

dan penyakit & manajemen bencana.

Desain acute general care hospital ini terletak di Yishun

mendesain ulang, pesona dan suasana alami masa setelah perang,

Alexandra Hospital, dengan meningkatkan efisiensi staf kepada

pasien dengan lingkungan perawatan yang terpusat.

Untuk mencapai konsep "Hospital in a Garden",

landsacape tanaman tropis, mengalir melalui bangsal rawat inap

menuju taman luas sebagai pusat dari sirkulasi emergency, rawat

jalan dan rawat inap.

Page 40: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

50

Serangkaian ruang taman bertingkat terletak antar lantai

bangsal rawat inap untuk melengkapi pengalaman "Hospital in a

Garden".Desain hemat energi bertujuan untuk mengurangi biaya

energi hingga sebesar 50%, serta memberikan 70% dari luas

lantai kotor dengan menggunakan ventilasi alami.

KTP.Hospital telah dibangun dengan pemikiran terhadap

kenyamanan pasien. Façade dan denah internal dirancang untuk

meningkatkan pencahayaan alami sekaligus mengurangi silau,

untuk meningkatkan kenyamanan. Terdapat jembatan

penghubung antara Tower B dan C.

Page 41: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

51

Perletakan massa bangunan yang beradaptasi terhadap

lingkungan sekitar, baik dari pencahayaan, bukaan, view ke arah

waduk dan bentuk umum massa bangunan persegi panjang

terlihat dr penyusunan layout Rumah Sakit ini.

Gambar13. Khoo Teck Puat Hospital (website)

Page 42: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

52

4. Sakit Pendidikan Universitas Gadjah Mada

Luas lahan : 41.248.8m²

Luas bangunan : 37.026 m²

Lokasi : Yogyakarta

Jasa : Global Rancang Selaras

Gambar14. Rumah Sakit Pendidikan UGM ( google)

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Gadjah Mada

memiliki konsep umum memadukan tiga program utama yaitu

Medical Service, Research, dan Education.

Konsep khusus yang diangkat adalah “Healing” Rumah

sakit yang mampu mewadahi semua tuntutan desain, “Green”

bangunan harus secara ekonomis memadai, dan “Sustainable”

bagaimana untuk tetap beroperasi dalam berbagai fase potensi

yang ada.

Melalui penataan massa bangunan yang kompak dan

vertikal setinggi 6 lantai, permintakatan fungsi yang tepat, serta

pengaturan jalur sirkulasi yang efektif, dapat dijaga keterbukaan

lahan yang memadahi.

Page 43: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01142-AR Bab2001.… · Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit tentang Pengelolaan

53

II.4.3 Kesimpulan

Dari studi literatur yang dilakukan, terhadap beberapa rumah

sakit dapat terlihat, perancangan dengan penerapan konsep arsitektur

hemat energi, dan menekankan pada pemanfaatan potensi alam, dengan

penghawaan dan pencahayaan alami (di Singapore), serta penggunaan

vertical garden sebagai penahan radiasi sinar matahari. Dari seluruh

rumah sakit tersebut, bentuk massa bangunan umumnya berbentuk pipih

memanjang dengan, koridor double loadaed. Perancangan kamar rawat

inap kelas III, umumya berjumlah 6bed/kamar dengan pola linear.