BAB II- referat methylon

13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Methylone Defenisi narkotika di dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan dalam golongan-golongan di dalam undang-undang ini. Yang termasuk dalam kategori narkotika alam atau dari tanaman adalah berbagai jenis candu, morphine, heroin, ganja, kodein dan kokaine. Sedangkan salah satu yang termasuk di dalam narkotika sintetis yaitu methylone. Methylone sebagaimana yang telah diketahui merupakan derivat atau turunan dari zat katinone yang keberadaannya masih menimbulkan pro dan kontra dikalangan ahli farmasi karena mempunyai kandungan zat dan efek yang mirip

description

file ini berisi tentang penjelasan mengenai methylon

Transcript of BAB II- referat methylon

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi MethyloneDefenisi narkotika di dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan dalam golongan-golongan di dalam undang-undang ini. Yang termasuk dalam kategori narkotika alam atau dari tanaman adalah berbagai jenis candu, morphine, heroin, ganja, kodein dan kokaine. Sedangkan salah satu yang termasuk di dalam narkotika sintetis yaitu methylone. Methylone sebagaimana yang telah diketahui merupakan derivat atau turunan dari zat katinone yang keberadaannya masih menimbulkan pro dan kontra dikalangan ahli farmasi karena mempunyai kandungan zat dan efek yang mirip dengan ekstasi. Secara hukum methylone juga belum dicantumkan dalam perundang-undangan narkotika.1,3,4,6Methylone merupakan hasil sintetis dari katinone. Turunan narkotika jenis katinone ini memiliki semua kriteria zat adiktif. Sebelumnya methylone dipakai untuk pengobatan penyakit parkinson dan depresi. Namun sekarang tidak lagi diperbolehkan pemakaiannya. Efek terapi methylone mirip dengan efek terapi MDMA dan kokain yang bersifat stimulant yaitu menyebabkan stimulasi euphoria atau dysphoria, dan anxilosis atau anxiogenesis tergantung pada individu.1,5,7B. Sejarah Methylone

Kath merupakan sebutan untuk daun dan pucuk daun dari tanaman spesies Catha forsk, family dari celastraseae, pada abad ke 18 di daerah Afrika Timur dan Benua Arab. kebiasaan memakai kath sudah lama tercantum dalam literatur tua bangsa arab dari perjalanan Charten Riehbuhrath penggunaan kath ini dalam kehidupan sosial sehari-hari untuk penghilang capek dan menjaga kewaspadaan.6,7.

Pohonya setinggi 3 meter, bentuk daunnya menyerupai daun sirih dan berbau harum. Daun kath ini mengandung alkaloid cathinone dan cathine (katinona), sejenis zat kimia yang dapat menghasilkan ekstrak dari kandungan kimia Metilene dioxymethamphetamine. Jika mengkonsumsi daun ini, pengguna akan merasa kecanduan, tumbuhan Khat secara tradisional digunakan oleh masyarakat Afrika Timur sebagai obat. Daun Khat biasanya dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Komponen utama dalam Khat adalah cathinone dan cathine (norpseudoephedrine). Ketika dikunyah, daun Khat akan mengeluarkan zat ke dalam air liur. Zat tersebut dengan cepat diserap dan kemudian hilang.6,7Di Indonesia tumbuhan Khat atau Cathinone memang tidak popular, tapi tumbuhan Khat atau Cathinone yang nama aslinya Catha edulis ini tumbuh subur di daerah Afrika Timur dan dataran Arab.5,7Berdasarkan penelitian European Monitoring Center For Drugs dan Drug Adikxion pada tahun 2010 dari pusat pengawasan zat dan kecanduan eropa menemukan 15 jenis zat baru dari 40 jenis yang sudah ada sebelumnya. Jenis-jenis derivate katinone yang populer adalah Mephedrone (4-Methyl Methkatinone), Methylone (3,4-Methylene dioxy methkatinone), dan MDPV (3-4 Methylene-dioxypyrofalerone).6,7Pada tahun 1996 methylone pertama kali dipatenkan oleh Jacob Peyton dan Alexander Shulgin sebagai zat anti depresan. Namun zat ini tidak memperoleh izin untuk dipakai sebagai zat terapi diluar penelitian.7,9,10C. Struktur Kimiaa. Nama Kimia (IUPAC) : RS)- 2-methylamino-1-(3,4-methylenedioxyphenyl)propan-1-one.7b. Nama CA Index : methylone. 7c. Struktur kimia : 7 Gambar 2.2 Struktur Kimia Methylone7Rumus molekul : C11H13NO3Berat molekul : 207.23 g/molD. Farmakologi Methylone

Methylone tersedia dalam berbagai bentuk yaitu serbuk, kristal, larutan, tablet dan kapsul dan sediaan yaitu oral, intranasal, intravena, sublingual, dan perektal. Namun, kebanyakan methylone tersedia dalam bentuk kristal murni dalam larutan sehingga banyak dipakai peroral. Dosis methylone yaitu antara lain 7,9 Dosis awal : 60 120 mg

Dosis ringan : 100 150 mg

Dosis lazim : 100 250 mg

Dosis kuat : 160 270 mg

Dosis tinggi : > 250 mg

Peningkatan dosis methylone sebanyak 100 180 mg akan meningkatkan efek fisik. Secara farmakokinetik, methylone memiliki onset selama 15 sampai 60 menit, sedangkan durasi methylone dalam sistemik yaitu selama 2 sampai 3.5 jam. Efek-efek yang ditimbulkan methylone akan menghilang dalam 6 sampai 24 jam. Farmakodinamik methylone dan MDMA mirip dengan kokain dan methamphetamine, yakni secara in vitro menghambat monoamine, dopamine, dan serotonin ke dalam saraf, serta meniingkatkan monoamine pada celah sinaptik. Mirip dengan methamp`hetamine, methylone dan MDMA secara neuronal meningkatkan pelepasan monoamine.6,7,9,10Karena secara stuktural dan farmakologi terdapat persamaan antara methylone dan MDMA, yang mempunyai efek psikoaktif, risiko kesehatan yang merugikan, maka tanda-tanda keracunan akibat penyalahgunaan methylone juga cenderung mirip dengan MDMA.7-10E. Efek Penggunaan MethylonePara pecandu pada umumnya menggunakan obatan ini dengan mencoba coba yang pada akhirnya mengalami ketergantungan. Pada awalnya obat-obatan ini akan menyebabkan efek menyegarkan tubuh, menghilangkan rasa lelah, menambah stamina dan menambah kerpercayaan diri. Dan pada umunya mereka sadar akan dampak negatif yang ditimbulkan dengan menggunakan obat-obatan ini. Berbagai artikel ilmiah menunjukan bahwa penggunan kation sintesis secara akut maupun kronik ini dapat berakibat buruk bahkan membahayakan kesehatan. Penggunaan secara akut dalam dosis efektif bisa mengakibatkan gejala palpitasi jantung, kejang, muntah, sakit kepala, perubahan warna (discolorisation) pada kulit, hipertensi, hiper-refleksia, euphoria dan halusinasi, bahkan pada dosis yang sangat besar bisa menyebabkan kematian.4,6,7Penggunaan Methylone dapat menyebabkan euphoria dan peningkatan energi, mirip dengan stimulant seperti amfetamin, MDMA, dan kokain. Pengguna juga merasa cuek dan lebih percaya diri jika mengkonsumsi methylone. Methylone dapat memaksa tubuh bekerja lebih cepat, denyut jantung lebih meningkat ke titik yang bisa membuat penggunanya mengalami palpitasi, bahkan setelah ia berhenti minum obat.6-8Penggunaan zat ini seperti alkohol, dapat menyebabkan penglihatan kabur dan mual. Begitu juga dengan ekstasi, yang bisa menyebabkan penggunanya mengepalkan rahang atau mengiling geligi, methylone juga menyebabkan jari tangan dan kaki berubah menjadi kebiruan. Terjadi penurunan nafsu makan sehingga dapat menyebabkan anoreksia.4,6-8Pada pengunaan jangka panjang pengguna methylone memiliki energi dan vitalitas yang meningkat yang bisa beranjak ke masalah sirkulasi, paranoidal dan insomnia. Halusinasi dan delusi dapat menyertai para pengguna methylone. Jika obat itu dihirup, saluran mulut dan hidung bisa meradang sehingga mengakibatkan mimisan.4,7Belum diketahui apakah efek methylone dapat membuat efek adiktif secara fisik, meskipun bukti telah menunjukkan pengguna methylone dapat membuat efek ediktif secara psikologis.6-8Dalam situs National Institute on Drug Abuse dilaporkan, efek cathinone mirip amfetamin dan kokain. Zat itu merangsang peningkatan kadar neurotransmitter (zat pengantar implus saraf) dopamin yang menimbulkan rasa gembira dan meningkatkan tenaga. Efek lain adalah peningkatan kadar norepinefrin meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Namun, pengguna bisa mengalami halusinasi akibat peningkatan kadar serotonin. Akibat buruk lain adalah dehidrasi, kerusakan jaringan otot, dan gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian. Seperti pada umumnya obat-obatan yang dapat menyebabkan ketergantungan, katinon sintesis ini bekerja dengan meningkatkan kadar neurotransmitter dopamine dan serotonin. Jika amfetamin dan turunannya lebih dominan meningkatkan kadar dopamine dibandingkan dengan serotonin atau MDMA/ekstasi lebih dominan meningkatkan kadar kedua neurotransmitter tersebut dalam jumlah yang sangat besar. Sehingga beberapa penelitian menunjukkan efek farmakologis turunan katinon ini merupakan kombinasi antara methamphetamine (sabu) dan MDMA (ekstasi). Bahkan beberapa kasus kematian yang disebabkan oleh katinon sintesis ini dikarenakan oleh sebuah sindroma yang dinamakan sindroma serotonin, dimana terjadi peningkatan kadar serotonin dalam jumlah yang besar diotak dan seluruh tubuh, menyebabkan gangguan jantung, pembuluh darah, system saraf dan organ-organ penting lainnya.4,6-8Berdasarkan efek farmakologi dan bahaya kesehatan yang ditimbulkan tersebut Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dalam konvensi substansi psikotropika tahun 1971 memasukkan katinon kedalam daftar narkotika golongan 1, suatu narkotikan atau psikotropika yang hanya boleh digunakan untuk penelitian, tidak boleh digunakan untuk pengobatan. Seperti halnya dalam undang-undang kesehatan no 35 tahun 2009 tentang narkotika, dalam tabel konvensi tahun 1971 tersebut hanya terdapat 2 buah katinon yang masuk dalam golongan 1, yaitu katinon dan meth-katinon, sedangkan turunan lainnya tidak dimasukkan/belum dalam daftar golongan 1 ini. Negara-negara lain seperti Amerika serikat melalui rekomendasi dari DEA (Drug enforcement administration, BNNnya Amerika serikat) telah memasukkan turunan lainnya terutama MPDV, Mephedrone dan methylone kedalam golongan 1 psikotropika. Dan pada tahun 2011 kembali DEA kembali menegaskan bahwa ketiga katinon sintetik tersebut termasuk dalam narkotika yang illegal dan sangat membahayakan.6,8,9F. Pemeriksaan MethylonePemeriksaan kandungan methylone dalam tubuh manusia, pada umumnya sama dengan pemeriksaan narkotika lainnya. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya kandungan obat (narkoba) di dalam urine. Berdasarkan prinsip immunocrhomatografhy test dimana urine yang mengandung obat (narkoba) akan memberikan tanda garis berwarna sebanyak satu garis pada strip, sedangkan urine yang tidak mengandung obat atau negative akan memberikan 2 garis pada strip.

kerjanya mudah yaitu celupkan stipnkedalam wadah yang berisi urine segar dan dibiarkan selama 5 menit sambil di perhatikan tanda berwarna merah pada strip.

G. Aspek Hukum Pada Penyalahgunaan Methylone

Di Indonesia tindak pidana narkotika dalam UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dimana proses penegakan hukum didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UU Narkotika tersebut. Methylonedioxy Methchatinone (MDMC) atau methylone adalah salah satu jenis zat yang memiliki efek seperti ekstasi dan penggunaannya masih tergolong asing di Indonesia.1,3Menurut pengakuan Internasional di dalam peraturan perundang-undangan di Negara AS, Inggris, Finlandia, Swedia, Belanda, Denmark, Jerman dan Israel disebutkan bahwa zat methylone (MDMC) merupakan zat yang illegal dalam peredaran maupun penggunaannya.3,4Meskipun bertentangan dengan azaz legalitas yang menjadi dasar untuk kepastian hukum tetapi dengan memperhatikan 3 cita hukum yaitu keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan yang harus lebih melihat kepada tujuan daripada kegunaan dari hukum kepada masyarakat. Jadi, menurut penulis dengan beberapa pertimbangan di atas dapat disimpulkan bahwa zat methylone dapat dikategorikan sebagai narkotika golongan I bukan tanaman menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika, sehingga pengguna zat tersebut dapat ditindak sesuai hukum yang berlaku.6,8,9Gambar 2.1 Daun Kath6