BAB II LANDASAN TEORI A. Media Pembelajaranrepository.stitradenwijaya.ac.id/370/3/bab 2.pdf2 Ega...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Media Pembelajaranrepository.stitradenwijaya.ac.id/370/3/bab 2.pdf2 Ega...
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin Medium yang
memiliki arti perantara atau pengantar. Media adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. media ada
yang tinggal dimanfaatkan oleh Guru (by utilization) dalam kegiatan
pembelajarannya, artinya media tersebut dibuat oleh pihak tertentu
(produsen media) dan guru tinggal menggunakan secara langsung dalam
kegiatan pembelajaran, begitu juga media yang sifatnya alamiah yang
tersedia di lingkungan sekolah juga termasuk yang dapat langsung
digunakan. Selain itu, kita juga dapat merancang dan membuat media
sendiri (by desain) sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Media
merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan sesuatu
dalam pekerjaan. media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan
pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dilakukan dapat
diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. media
merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.1
Menurut Ega Rima Wati media pembelajaran adalah alat bantu
yang dapat digunakan sebagai penyampai pesan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. media pembelajaran merupakan sesuatu yang bersifat
1Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung : Alfabeta, 2012), 46
17
meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan
audiens atau siswa.Media pembelajaran juga merupakan bagian yang
melekat atau tidak terpisahkan dari proses pembelajaran serta berperan
mengatur hubungan efektif antara guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.2
Rusman mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan
suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran dan media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk
menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar yang termasuk
teknologi perangkat keras.3
Dina Indriana menjelaskan media pembelajaran merupakan salah
satu alat komunikasi dalam proses pembelajaran.4 Adapun media pengajaran
menurut Ibrahim dan Syaodih diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong
proses pembelajaran.5
Menurut sukiman media pembelajaran adalah media yang
memungkinkan terwujudnya hubungan langsung antara karya seseorang
pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Secara umum wajarlah
2 Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Jakarta : Kata Pena, 2016),2-3
3Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2012), 170
4Dina Irdiana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta : Diva Press, 2011), 15
5Nana Syaodih .S. dan R. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta. 2003), 112
18
bilaperanan guru yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda
dari peranan seorang guru biasa.6
Sedangkan menurut Husniyatus Salamah Zainiyati media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif.7
Dari berbagai definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
media pembelajaran adalah suatu alat perantara komunikasi antara guru dan
siswa sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta
kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif serta materi
dapat diterima siswa dengan baik dan semaksimal mungkin.
2. Nilai Media Pembelajaran
Media pembelajaran dinilai dapat mempertinggi proses belajar
siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat mempertinggi pencapaian hasil
belajar siswa. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai menjelaskan Alasan
mengapa penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan
juga hasil pembelajaran adalah berkenaan dengan taraf berfikir siswa.8
6 Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, (Yogyakarta : Pedajogja, 2012), 28
7Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembanagan Media Pembelajaran Berbasis ICT Konsep dan
Aplikasi Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kencana, 2017), 63 8Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algesindo Offset,
2013), 3
19
Taraf berfikir manusia mengikuti dari tahap perkembangan dimulai
dari berfikir konkret menuju ke berfikir abstrak, berfikir sederhana menuju
ke berfikir kompleks. Penggunaan media pembelajaran erat kaitanya dengan
tahap berfikir tersebut sebab melalui media pembelajaran hal-hal yang
abstrak dapat dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat
disederhanakan.
Sebagai contoh pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
materi Sejarah Nabi Muhammad SAW, dengan menggunakan media
pembelajaran audio visual power point, pada dasarnya merupakan
penyederhanaan dan pengkongkretan sebuah konsep yang banyak menjadi
sederhana, sehingga dapat lebih mudah menarik perhatian siswa dan materi
dapat tersampaikan dengan lebih maksimal.
Dari contoh di atas dapat ditarik garis besar bahwasanya media
pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat dianjurkan untuk
mempertinggi kualitas proses dan hasil pembelajaran.
3. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Ega Rima Wati fungsi media pembelajaran adalah sebagai
berikut:9
a. Fungsi Atensi
Seringkali pada awal pembelajaran siswa tidak tertarik atau
tidak bersemangat dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan,
fungsi atensi di sini maksudnya yaitu menarik dan mengarahkan
9Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Jakarta : Kata Pena, 2016), 10-11
20
perhatian siswa untuk terkonsentrasi kepada materi pembelajaran yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran.
b. Fungsi Afektif
Afektif di sini maksudnya media pembelajaran yang dapat
dilihat dari tingkat kenyamanan siswa ketika belajar atau membaca teks
yang bergambar.
c. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif disini maksudnya yaitu media pembelajaran
yang terlihat dari tampilanya. Tampilan materi pembelajaran tersebut
memperlancar pencapaian tujuan ntuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam materi pembelajaran.
d. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris disini maksudnya yaitu media
pembelajaran yang dapat dilhat dari hasil penelitian. Dengan kata lain
media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang
lemah atau lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau secara verbal.
Sedangkan menurut Husniyatus Salamah Zainiyati media
pembelajaran berfungsi untuk tujuan instruksi dimana infrmasi yang
terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik, baik dalam
benak atau mental maupun dalam aktivitas yang nyata sehingga dapat
terjadi, materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psiklogis
dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar menyiapkan instruksi yang
21
efektif, disamping menyenangkan Media pembelajaran harus memenuhi
kebutuhan perorangan peserta didik.
4. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana & Ahmad Rivai terdapat 4 manfaat media
Pembelajaran yaitu:10
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan lebih
dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran dengan lebih baik.
c. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Menurut Ega Rima Wati terdapat 2 manfaat media pembelajaran
yaitu:11
a. Manfaat umum
Manfaat umum di sini yaitu meliputi pembelajaran dikelas
menjadi Lebih menarik, Materi menjadi lebih jelas, Tidak mudah bosan
dan Siswa menjadi lebih aktif.
10
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algesindo Offset,
2013), 2 11
Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Jakarta : Kata Pena, 2016), 13-16
22
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis yang dimaksud adalah meningkatkan proses
belajar, memotivasi siswa, merangsang kepekaan siswa dan terjadi
interaksi secara langsung antara guru dan siswa.
Sedangkan menurut Husniyatus Salamah Zaniyati manfaat media
pembelajaran yaitu:12
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian peran dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar.
b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara peserta didik dan lingkuganya dan kemungkinan peserta
didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan
waktu
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya manfaat
media pembelajaran banyak sekali, diantaranya yaitu meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil pembelajaran siswa, tidak hanya itu akan tetapi juga
meringankan beban guru dalam mengajar, materi dapat tersampaikan dengan
lebih sederhana namun tetap maksimal, peserta didik dapat cenderung lebih
fokus dan lebih kondusif.
12
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembanagan mediaa Pembelajaran Berbasis ICT konsep dan
aplikasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kencana, 2017), 71
23
5. Jenis Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa jenis media
pembelajaran yang perlu untuk diketahui. Ada beberapa jenis media
pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai terdapat 4 jenis media pembelajaran yaitu:
a. Media grafis yaitu seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram,
poster, kartun, komik. Media grafis juga sering disebut media 2 dimensi
yakni media yang mempunyai panjang dan lebar.
b. Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid
model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama.
c. Media proyeksi yaitu seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP.
d. Penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.
Menurut Ega Rima Wati jenis media pembelajaran diklasifikasikan
menjadi 5 jenis yaitu:
a. Media Visual, merupakan sebuah media yang memiliki beberapa unsur
berupa garis, bentuk, warna dan tekstur. media visual dapat ditampilkan
dalam 2 bentuk yaitu visual yang menampilkan gambar diam dan visual
yang menampilkan gambar atau symbol bergerak. Contoh media visual
yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku, jurnal, peta, gambar
dan lain sebagainya.
b. Media audio visual, merupakan media yang menampilkan unsur gambar
dan suara secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan atau
informasi. media audio visual mengungkapkan objek dan peristiwa
24
seperti keadaan yang sesungguhnya. Perangkat yang digunakan media
auid visual ini adalah mesin proyektor film, tape recorder dan pryektor
visual yang lebar.
c. Media komputer, merupakan sebuah perangkat yang memiliki aplikasi-
aplikasi yang menarik yang dapat dimanfaatkan oleh guru atau siswa
dalam proses pembelajaran.
d. Microsoft Power Point, merupakan salah satu aplikasi atau perangkat
lunak yang diciptkan khusus untuk menangani perancangan presentasi
grafis dengan mudah dan cepat.
e. Internet, merupakan salah satu media komunikasi yang sangat menarik
minat siswa terhadap materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh
guru. Internet merupakan salah satu. Media yang memiliki
perkembangan yang luar biasa. Internet di sini berperan sebagai sumber
informasi yang memiliki jangkauan luas yaitu mulai dari antar kota
sampai lintas negara.
Sedangkan menurut Husniyatus Salamah Zaniyati jenis media
pembelajaran terbagi menjadi 4, yaitu:13
a. Media hasil teknologi cetak, merupakan suatu cara untuk menghasilkan
atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi statis terutama
melalui proses percetakan mekanis atau fotografis.
13
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembanagan mediaa Pembelajaran Berbasis ICT konsep dan
aplikasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kencana, 2017), 72-75
25
b. Media hasil teknologi audio visual, merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan
elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.
c. Media hasil teknologi yang berdasarkan computer, merupakan cara
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan
sumbersumber berbasis mikroprosesor. Perbedaan media ini dengan
media yang lain adalah materi atau informasi disimpan secara digital
bukan dalam bentuk cetak atau visual.
d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan computer, merupakan cara
untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan
pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh computer.
Dari berbagai uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis
media pembelajaran terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu media yang
telah digunakan sejak dahulu dan media yang mengikuti perkembangan
teknologi saat ini. Media yang digunakan sejak dahulu meliputi gambar,
grafik, Ohp, diagram, poster, komik. Media yang mengikuti perkembangan
teknologi meliputi computer, internet, power point, proyektor dan lain lain.
Penggunaan semua media ini tidak dilihat dari segi nilai dan kecanggihanya,
akan tetapi yang lebih penting adalah fungsi, perananya dan kesesuaian
dalam membantu proses pembelajaran.
Akan tetapi pada penelitian ini yang lebih difokuskan adalah Media
audio visual. Media audio visual merupakan media yang menampilkan
unsur gambar dan suara secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan
26
pesan atau informasi. Misalnya presentasi power point yang disajikan
melalui LCD/Proyektor, atau dapat pula sebuah video yang berkaitan
dengan materi dan ditayangkan melalui LCD/Proyektor sehingga peserta
didik dapat mengamati dan juga mendengar.
6. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran
a. Landasan Psikologis
Kondisi setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap
perkembanganya, latar belakang sosial budaya, juga karena perbedaan
faktor yang dibawa dari kelahiranya. Kondisi yang berbeda ini juga
bergantung pada konteks, peranan dan status individu itu sendri. Interaksi
yang tercipta dalam situasi pembelajaran harusnya sesuai dengan kondisi
psikologis para peserta didik maupun pendidiknya.
b. Landasan historis
Yang dimaksud dengan landasan historis media pembelajaran
adalah rasional penggunaan media pembelajaran yang ditinjau dari
sejarah dari dahulu hingga sekarang konsep istilah media yang digunakan
dalam pembelajaran.
c. Landasan teknologi
Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan
siswa untuk belajar, dalam upaya itu teknologi bekerja mulai dari
pengembangan dan pengujian teori tentang berbagai media pembelajaran
melalui penelitian ilmiah.
27
d. Landasan empirik
Berbagai temuan penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi
antara penggunaan media pembelajar dan karakteristik pembelajaran
dalam membentuk hasil belajar siswa. Artinya bahwa siswa akan
mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan
menggunakan media yang sesuai dengan karakteristiknya.
e. Landasan sosiologis
Dalam menggunakan media guru perlu mempertimbangkan latar
belakang sosial anak didik dalam sekolah. Sebab jika media yang
digunakan tidak sesuai dengan latar belakang sosial anak didik maka
materi pelajaran atau pesan yang dikirim tentunya tidak optimal. Bahkan
pembelajaran akan menjadi biasa saja karena media yang digunkan guru
tidak sesuai dengan kondisi sosial anak didik.
7. Kriteria Memilih Media Pembelajaran
Dalam memilih media untuk kepentingan pembelaja ran sebaiknya
memperhatikan kriteria sebagai berikut:14
a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran, artinya media pembelajaran
dipilih atas dasar tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan
instruksional ini berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
yang lebih memungkinkan digunakanya media pembelajaran.
14
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algesindo Offset,
2013), 4-5
28
b. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran, artinya bahan pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan
bantuan media agar leih mudah dipahami siswa,
c. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
d. Ketrampilan guru dalam menggunakanya, artinya apapun jenis media
yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakanya dalam
proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada
medianya, tetapi dampak dari penggunaan media tersebut kepada siswa.
e. Tersedia waktu untuk menggunakanya, sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsug.
f. Sesuai dengan taraf berfikir siswa, artinya guru memilih media untuk
pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna
yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
Sedangkan menurut Ega Rima Wati terdapat 4 prinsip dalam
memilih media pembelajaran, yakni:15
a. Pemilihan media pembelajaran, artinya guru harus pandai memilih
kesesuaian antara materi yang disampaikan dan media pembelajaran
yang akan dipakai.
b. Objektivitas media pembelajaran, media pembelajara digunakan bukan
hanya berdasarkan atas kesenangan guru atau sekedar selingan atau
hiburan. Pemilihan media harus benar-benar didasari dengan
15
Ega Rima Wati, Ragam mediaa Pembelajaran, (Jakarta : Kata Pena, 2016), 17-18
29
pertimbangan yang matang, karena hal tersebut yang akan digunakan
untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa.
c. Memahai setiap kelebihan media pembelajaran, artinya setiap media
memiliki kekurangan dan kelebihan. Untuk menggunakan media
pembelajaran haruslah dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan
media untuk mencapai tujuan yang maksimal.
d. Memahami karakteristik setiap media pembelajaran, artinya guru harus
mengenall ciri-ciri media pembelajaran yang akan dipakai karena hal
tersebut cukup menentukan dalam membentuk efektivitas kegiatan
pembelajaran.
Dari kriteria pemilihan media pembelajaran yang diuraiakan di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa guru dapat lebih mudah menggunakan
media yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugasnya
sebagai pendidik. Kehadiran media dalam proses pembelajaran jangan
dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru, akan tetapi harus sebaliknya
yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pembelajaran. Oleh
sebab itu media bukan keharusan akan tetapi sebagai pelengkap jika
dipandang perlu untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.
8. Prinsip Pengembangan Media Pembelajaran
Agar terwujudnya pembelajaran yang efektif membutuhkan
perencanaan yang cermat. Salah satu unsur yang diperhatikan dalam
perencanaan pembelajaran adalah pengembangan media pembelajaran.
30
Dibawah ini merupakan prinsip pengembangan media pembelajaran dengan
menggunakan model ASSURE yang dicetuskan oleh Heinick dkk.16
Tabel 2.1. Pengembangan Media Pembelajaran Model ASSURE
A Analize learner (menganalisis pembelajaran)
S State objectives (merumuskan tujuan pembelajaran)
S Select methods, media, material (memilih metode, materal dan bahan ajar)
U Utilize media and materiels (memanfaatkan media dan bahan ajar)
R Require learner participation (mengembangkan peran serta pembelajar)
E Evaluate and revice (menilai dan memperbaiki)
a. Analize learner (Menganalisis pembelajaran)
Dengan analisis pembelajaran guru dapat dengan strategis
merencaakan pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik
siswa. Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1) Karakteristik umum
Mencakup descriptor seperti usia, gender, kelas dan faktor budaya
atau sosial ekonomi
2) Kompetensi dasar spesifik
Merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki siswa atau
yang belum dimiliki. Ketrampilan ini meliputi ketrampian prasyarat,
target dan sikap.
3) Gaya belajar
Merujuk pada spectrum sifat-sifat psikologis yang mempengaruhi
bagaimana siswa merasakan dan merespons stimulus yang berbeda.
16
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembanagan media Pembelajaran Berbasis ICT konsep dan
aplikasi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Kencana, 2017, 77
31
Seperti kecerdasan jamak, prefensi dan kekuatan perseptual, kebiasaan
memproses informasi, motivasi dan faktor-faktor fisiologis.
b. State objectives (merumuskan tujuan pembelajaran)
Langkah kedua prinsip pengembangan media pembelajaran
yakni menyatakan standard dan tujuan belajar untuk mata pelajaran.Apa
hasil belajar yang ingin dicapai oleh siswa, kemampuan apa yang harus
siswa kuasai diakhir pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan
pernyataan dari apa yang akan dicapai oleh siswa bukan bagaimana mata
pelajaran diajarkan.
c. Select methods, media, material (memilih metode,material dan bahan
ajar)
Langkah ketiga dalam prinsip pengembangan media
pembelajaran ini adalahmemili strategi, media dan material. Strategi di
sini ada 2 macam yakni strategi yang berpusat pada guru dan strategi
yang berpusat pada siswa. Strategi guru adalah kegiatan yang akan
digunakan untuk mengajarkan mata pelajaran. Pertimbangan utama
ketika memilih strategi pembelajaran tersebut sebaiknya menyebabkan
siswa mencapai standar dan tujuan. media di sini maksudnya adalah
media yang ada harus disesuaikan dengan materi, media juga yang dapat
terjangkau oleh guru.
d. Utilize media and materiels (memanfaatkan media dan bahan ajar)
Prinsip keempat yakni memanfaatkan teknologi dan media,
dalam proses pembelajaran bukanya diharuskan untuk memakai media,
32
akan tetapi media merupakan sarana pendukung dalam pembelajaran
sehingga kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Ketika media yang
tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik, proses pembelajaran dan hasil
belajar juga akan semakn meningkat.
e. Require learner participation (mengembangkan peran serta pembelajar)
Artinya dalam proses pembelajaran ikutsertakan siswa atau
dengan kata lain siswa sebagai pusat belajar bukan guru. Guru harus
mampu menggugah semangat siswa untuk bisa aktif didalam kelas,
bukan hanya sebagai pendengar guru saja.
f. Evaluate and revice (menilai dan memperbaiki)
Artinya setelah pembelajaran diperlukan evaluasi yang meliputi
strategi, teknologi dan media. Apa strategi pembelajaran telah berjalan
efektif, apa teknlogi dan media telah membantu siswa dalam mencapai
tujuan belajar, apa teknologi dan media efektif dalam meningkatkan
minat siswa. Kalau sudah berjalan sesuai apakah perlu ditingkatkan lagi
atau tidak, dan kalau tidak sesuai apa yang perlu diperbaiki. Guru harus
faham akan hal seperti ini.
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip
pengembangan pembelajaran adalah guru harus menganalisis pembelajaran
serta tujuan pembelajaran yang akan disampaikan, guru harus mampu
memilih metode dan media yang paling sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, guru harus memanfaatkan media yang ada secara optimal,
33
evaluasi media pembelajaran sehingga mengetahui media pembelajaran
yang dapat di kembangkan dan tidak.
B. Profesionalitas Guru
1. Pengertian Profesionalitas Guru
Profesionalitas berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Menurut webstar
yang di kutib dalam buku kunandar Profesi diartikan sebagai suatu jabatan
atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. 17
Jadi profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi
tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan
melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Menurut UU Nomor 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen yang dimaksud professional adalah
pekerjaan ata kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Dengan demikian profesi guru adalah keahlian dan kewenagan
khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang ditekuni
untuk menjadi mata pencahariandalam memenuhi kebutuhan hidup yang
bersangkutan. Sementara itu, guru yang professional adalah guru yang
17
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan sukses
dalam Sertifiksi Guru, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012, 45
34
memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pengajaran.18
Sedangkan surya berpendapat bahwa profesionalisme guru
mempunyai makna dan arti yang luas yakni,19
Profesionalisme memberikan
jaminan perlidungan kepada kesejahteraan masyarakat umum,
profesionalisme merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi
pendidikan yang selama ini diaggap oleh sebagian masyarakat rendah,
profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan
diri yang memungkinkan gru dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin
dan memaksimalkan kompetensinya.
Menurut Aminatul zahroh profesionalisme guru kualitas guru yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga
ia mampu melakukan tgas dan fungsinya sebagai guru dengan baikyang
didukung dengan adanya kemampuan yang maksimal, sebagai guru
profesional ia harus mampu melaksanakan tugasnya secara professional dan
harus memiliki kemampuan yang professional pula.20
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalitas
guru merupakan suatu tingkatan kemampuan dan keahlian guru dalam
bidangnya yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, sehingga guru
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru dapat dikatakan
18
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan sukses
dalam Sertifiksi Guru, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012,46 19
Muhammad Surya, Membangun Manusia Unggul Perlu Profesionalisme Dan Kesejahteraan
Guru, Jakarta : Majalah Gema Widyakarya PGRI, 1999, kolom 8. 20
Aminatul Zahroh,Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi Profesionalisme Guru,
(Bandung : Yrama Widya, 2016), 43
35
professional apabila memiliki kemampuan standar baik yang berkenaan
dengan bidang akademik, pedagogik, kualifikasi dan sosial. Disamping itu
guru yang profesional adalah guru yang mampu mengaplikasikan
kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial.
2. Syarat Guru Professional
Guru merupakan jabatan professional yang memerlukan berbagai
keahlian dan kecakapan khusus. Adapun syarat guru profesionl meliputi
syarat fisik, mental atau kepribadian, keilmiahan atau pengetahuan dan
ketrampilan.21
Adapun rincian dari masing-masing syarat di atas adalah sebagai
berikut:
a. Fisik
1) Sehat jasmani
2) Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan atau
cemoohan atau rasa kasihan dalam diri peserta didik.
b. Mental
1) Berkeprbadian dan berjiwa pancasila
2) Mencintai bangsa dan sesama manusia serta rasa kasih sayang kepada
peserta didik.
3) Berbudi pekerti luhur
21
Aminatul Zahroh,Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi Profesionalisme Guru,
(Bandung : Yrama Widya, 2016), 43-44
36
4) Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara
maksimal
5) Mampu meyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa.
6) Mampu mengembangkan kreatifitas dan tanggungjawab yang besar
akan tugasnya
7) Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi
8) Bersifat terbuka, peka dan inovatif
9) Menunjukkan rasa cinta kepada profesinya
10) Ketaatanya akan disiplin
11) Memiliki sense of humor
12) Keilmiahan atau pengetahuan
13) Memahami ilmu pendidikan dan keguruan serta mampu
menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik
14) Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan
diajarkanya.
15) Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain.
16) Senang membaca buku-buku ilmiah
17) Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang
berhubungan dengan bidang studi.
18) Memahami prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran.
c. Ketrampilan
1) Mampu berperan sebagai organisator proses pembelajaran.
37
2) Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang
baik dalam mencapai tujuan pendidikan
3) Mampu merencanakan serta melaksanakan kegiatan dan pendidikan
luar sekolah.22
3. Karakteristik guru professional
Menurut Aminatul Zahroh karakteristik guru professional adalah
sebagai berikut:23
a. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan, artinya
pendidikan yang dimaksud adalah jenjang pendidikan tinggi. Syarat
minimal untuk menjadi guru secara akademik adalah S1.
b. Memiliki pengetahuan spesialisasi, artinya sebuah kekhususan
penguasaan bidang keilmuan tertentu. Siapa saja bisa menjadi guru tetapi
tidak semua orang bisa menjadi guru yang professional. Guru yang
sesungguhnya adalah guru yang meiliki spesialisasi bidang studi dan
penguasaan metodologi pembelajaran secara benar.
c. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau
communicable, artinya seorang guru harus mampu berkomunikasi
dengan baik seyogyanya seorang guruprofesional. Komunikasi yang
disampaikan guru haruslah komunikasi yang memiliki makna, padat
isi dan jelas sehingga dari pesan tersebut dapat dipahami oleh peserta
didik.
22
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2002), 36 23
Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi Profesionalisme Guru,
(Bandung : Yrama Widya, 2016), 45-46
38
d. Memiliki kode etik, kode etik ini merupakan norma-norma yang
mengikat dan mengatur guru dalam bekerja.
e. Budaya professional, maksudnya dalah budaya yang terbentuk dari
adanya budaya yang dihasilkan suatu profesi. Untuk menghasilkan
budaya professional diperlukan adanya pembiasaan yang
mencerminkan professional itu sendiri.
4. Kompetensi guru professional
Menurut Usman yang dikutip dalam buku kunandar kompetensi
adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan
seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif, dari pengertian ini
mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan dalam dua
konteks yakni indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan
yang diamati dan konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan
perbuatan serta tahap pelaksanaanya secara utuh.24
Sedangkan menurut janawi kompetensi professional seorang guru
meliputi: 25
a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola piker, artinya guru tidak
cukup menguasai materi saja akan tetapi guru harus memahami struktur
materi, konsep-konsep yang dikembangkan materi tersebut dan pola
piker keilmuanya.
b. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam meningkatkan
efektivitas pembelajaran, seiring perkembangan teknologi informasi dan
24
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan sukses
dalam Sertifiksi Guru,(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), 52 25
Janawi, Kompetensi Guru Citra Guru Profesional, (Bandung : Alfabeta, 2012), 99-120
39
komunikasi proses pembelajaran pun seemakin berkembang seiring
perkembangan dan perubahan nilai dalam masyarakat.disamping itu saat
ini dunia pendidikan berada pada era teknologi sehingga keberhasilan
proses pembelajaran dikuatkan oleh penggunaan teknologi.
c. Memanfaatkan tujuan untukmeningkatkan kualitas pembelajaran.
d. Menguasai filosofi, metodologi, teknis dan praktis.
e. Mengembangkan diri dan kinerja professional
Sedangkan menurut direktorat tenaga kependidikan Depdiknas
tahun 2003 standar kompetensi guru meliputi 7 komponen yaitu penyusunan
rencana pembelajaran, pelaksanaan interaksi pembelajaran, penilaian
prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian
prestasi belajar peserta didik, pengembangan profesi, pemahaman wawasan
pendidikan dan penguasaan bahan kajian akademik.
Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru, bahwasanya standar kompetensi guru adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.2.Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
No. KOMPETENSI INTI
GURU
KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
Kompetensi Profesional
1.
Menguasai materi,
struktur, konsep, dan pola
pikir keilmuan yang
mendukung mata
pelajaran yang diampu.
20.1 Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-
ilmu yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
20.2 Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu
yang relevan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2
Menguasai standar
kompetensi dan
kompetensi dasar mata
21.1 Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu.
21.2 Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
40
pelajaran yang diampu. 21.3 Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.
3
Mengembangkan materi
pembelajaran yang
diampu secara kreatif.
22.1 Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
22.2 Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
4
Mengembangkan
keprofesi-onalan secara
berkelanjutan dengan
melakukan tindakan
reflektif.
23.1 Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.
23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
5
Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk mengembangkan
diri.
24.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya standar
kompetensi guru meliputi 4 yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial
dan Profesional. Adapun kompetensi guru professional meliputi 5
komponen yaitu pertama Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Kedua Menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
Ketiga Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
Keempat Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif. Dan yang terakhir Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
5. Dimensi Profesionalitas Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
Implementasi profesionalisme guru diwujudkan melalui kegiatan
pengelolaan. Kegiatan pengelolaan diaplikasikan guru melalui
pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan peserta
didik melalui transfer of knowledge dan transfer of value. Kegiatan tersebut
akan berjalan manakala guru berperan sebagai pendidik.
41
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang khusus
untuk mendukung proses belajar peserta didik. Didalam pembelajaran
terdapat proses belajar. Dengan belajar kita akan memperoleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman dimana dalam belajar juga terdapat
perubahan penampilan sebagai hasil praktik yang bersifat terus menerus.
Suksesnya pembelajaran ditentukan oleh banyak hal, antara lain
sarana prasarana, jumlah peserta didik dalam satu kelas, latar belakang IQ
peserta didik, gaji guru dan manajemen sekolah. Dengan kata lain
pembelajaran harus mampu mengantarkan peserta didik mencapai
perwujudan diri. Dimensi profesionalitas guru dalam pengelolaan
pembelajaran akan terwujud dengan sempurna manakala guru mampu
mengelola kelas, peserta didik, media dan metode pembelajaran dengan baik
dan tepat.
a. Profesionalitas guru dalam pengelolaan kelas, artinya guru harus
berusaha menciptakan kondisi kelas yang optimal, sehingga dapat
terlaksana kegiatan pembelajaran sesuai harapan. Terciptanya lingkungan
kelas yang kondusif lagi baik akan membuat suasana belajar menjadi
tenang dan nyaman sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
b. Profesionalitas guru dalam pengelolaan peserta didik, maksudnya peserta
didik adalah objek pembelajaran, sebagai objek guru harusnya
memperlakukanya dengan baik serta memfungsikan keberadaanya dalam
kegiatan pembelajaran, peserta didik jangan sampai ditinggalkan
peranya.
42
c. Profesionalitas guru dalam pengelolaan media pembelajaran, maksudnya
bahan atau materi yang kurang jelas akan dapat disampaikan dengan
menghadirkan media. Penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan
untuk mengarahkan perubahan pada diri peserta didik.
d. Profesionalitas guru dalam pengelolaan metode pembelajaran, artinya
guru harus pandai mengelola metode pembelajaran dengan baik. Baik itu
kesesuaian materi dengan metode yang digunakan maupun bergonta
ganti metode supaya metode yang dipakai tidak tetap itu saja.
6. Bentuk peningkatan profesionalitas guru
Peningkatan profesionalitas guru merupakan upaya untuk
membantu guru yang belum memiliki kualifikasi professional menjadi
professional. Upaya pemerintah supaya professionalitas guru meningkat
adalah dengan adanya Program peningkatan kualifikasi guru dan juga
tunjangan profesi guru.
a. Program peningkatan kualifikasi guru, artinya dalam mupaya
meningkatkan mutu guru yang professional, guru dalam jabatan
direncanakan mendapat fasilitas pembiayaan atau beasiswa dalam rangka
memenuhi kualifikasi akademiknya.
b. Tunjangan Profesi guru, maksudnya adalah tunjangan yang diberika
pemerintah kepada guru yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
43
C. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar siswa
Mulyono Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar.menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.26
Menurut Usman hasil belajar adalah Perubahan tingkah laku pada
diri individu berkat adanya interaksi antara satu individu dengan individu
lainnya dan antara individu dengan lingkungan.27
Sedangkan Subrata mendefenisikan Hasil belajar adalah membawa
kepada perubahan, Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah
didapatkanya kecakapan baru dan perubahan itu terjadi karena usaha dengan
sengaja.28
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu
setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan
tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa
sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.29
Hasil belajar merupakan
salah satu indikator dari proses belajar. Hasil belajar adalah perubahan
perilaku uyang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar.30
26
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta,
1999), 38 27
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2000), 5 28
Sumadi Surya Subrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), 249. 29
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), 82. 30
Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: IKIP Semarang Press, 2004), 4.
44
Menurut Dimyati dan Mudjiono Hasil belajar merupakan tingkat
penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program
pembelajaran, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dapat dipahami bahwa
yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan suatu proses untuk melihat
sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti
kegiatan proses pembelajaran, atau keberhasilan yang dicapai seorang
peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan
bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak
penyelenggara pendidikan.31
Dari uraian di atas tentang pengertian hasil belajar, maka hasil
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yaitu tingkat
penguasaan yang dicapai oleh siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik
setelah selesai melaksanakan proses pembelajaran yang berupa nilai siswa
didalam raport.
2. Faktor yang mempengarui hasil belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang
berasal dari dalam peserta didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula
yang berasal dari luar peserta didik yang belajar (faktor eksternal).Menurut
Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:32
a. Faktor internal, terdiri dari Faktor jasmaniah dan faktor psikologis
31
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 3. 32
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2003),3
45
b. Faktor eksternal, terdiri dari Faktor keluarga, Faktor sekolah, Faktor
masyarakat
Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
peserta didik yaitu:33
a. Faktor internal meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis dan aspek
psikologis
b. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan
non sosial
Muhibbin syah juga menjelaskan Faktor utama yang
mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: 34
a. Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar peserta didik misalnya faktor lingkungan.
c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pembelajaran.
Menurut Chalijah Hasan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas belajar antara lain:35
a. Faktor yang terjadi pada diri organisme itu sendiri disebut dengan
faktor individual adalah faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan,
latihan, motivasi dan faktor pribadi.
33
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,(Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009), 155 34
ibid, 145 35
Chalijah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1994), 94.
46
b. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut dengan faktor sosial,
faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,
alat-alat yang digunakan atau media pengajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran, lingkungan dan kesempatan yang tersedia
dan motivasi sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa
menurut Alisuf Sabri secara garis besar terbagi dua bagian, yaitu faktor
internal dan eksternal.36
a. Faktor internal siswa
1) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran
fisik, serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan
pendengaran.
2) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi,
dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi,
ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
b. Faktor-faktor eksternal siswa
1) Faktor lingkungan siswa
Faktor ini terbagi dua, yaitu pertama, faktor lingkungan alam atau
non sosial seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi,
siang, sore, malam), letak madrasah, dan sebagainya. Kedua, faktor
lingkungan sosial seperti manusia dan budayanya.
2) Faktor instrumental
36
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010), 59-60.
47
Yang termasuk faktor instrumental antara lain gedung atau sarana
fisik kelas, sarana atau alat pembelajaran, media pembelajaran,
guru, dan kurikulum atau materi pelajaran serta strategi
pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Tinggi
rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi banyak faktor-
faktor yang ada, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi upaya pencapaian
hasil belajar siswa dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan
proses pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.
3. Jenis Hasil Belajar
Menurut Blomm dalam buku Nana Sudjana membagi jenis hasil
belajar menjadi 3 ranah yakni:37
a. Ranah kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari 6 aspek, yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
dan evaluasi.
b. Ranah afektif Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek, yakni
penerima, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotor Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan
kemampuan bertindak.
Ketiga ranah yang dikemukakan tersebut bukan merupakan bagian-
bagian yang terpisahkan, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang saling
37
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009),
22-23
48
terkait. Untuk mencapai perubahan yang diharapkan, baik aspek kognitif,
afektif maupun psikomotorik perlu memperhatikan sungguh-sungguh
terhadap prinsip-prinsip belajar.
4. Indikator Hasil Belajar
Setiap kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik akan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya.38
Hasil belajar atau
bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan meliputi tiga aspek, yaitu
pertama; aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi
penguasaan pengetahuan dan perkembangan ketrampilan atau kemampuan
yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua; aspek
afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi aspek mental, perasaan
dan kesadaran. Ketiga; aspekpsikomotorik, meliputi perubahan-perubahan
dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.39
Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan
diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga
domain: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah,
pengubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku dapat digambarkan
sebagai berikut:40
38
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), 91 39
Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
197 40
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), 48-49
49
Tabel 2.3 Domain Hasil Belajar
Input Proses Hasil
Siswa :
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotorik
Proses pembelajaran
Siswa :
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotorik
Potensi perilaku yang
dapat diubah
Usaha untuk
mengubah perilaku
Perilaku yang telah
diubah :
1. Efek pengajaran
2. Efek pengiring
Sedangkan Sardiman menyebutkan tiga macam hasil belajar
sebagai berikut: 41
a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif)
b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)
c. Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik)
Ketiga hasil belajar tersebut menurut Sardiman AM, merupakan
tiga hal yang secara perencanaan dan programatik terpisah, namun pada
kenyataannya dalam diri siswa akan merupakan satu kesatuan yang utuh.
Ketiga hasil belajar tersebut menyarankan, bahkan mensyaratkan kondisi-
kondisi belajar tertentu sehingga dari padanya dapat dijabarkan strategi
pembelajaran yang sesuai.Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwasanya indikator hasil belajar meliputi 3 komponen yakni kognitif,
afektif dan psikomotor.
D. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran merupakan proses yang dilakukan oleh peserta
didik atau siswa dalam rangka mencapai perubahan untuk menjadi lebih baik,
41
Sardiman Am, Interaksi Dan Motivasi Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004),
28
50
dari tidak tau menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, sehingga terbentuk
pribadi yang berguna bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Proses
tersebut dipengaruhi oleh faktor yang meliputi mata pelajaran, guru, media,
penyampaian materi, sarana penunjang, serta lingkungan sekitarnya.
Guru sebagai pemegang peranan utama dalam pembelajaran
diharapkan dapat memilih baik metode maupun media pembelajaran yang tepat
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Selain guru sebagai
sumber belajar, media pembelajaran memberikan sumbangan yang signifikan
terhadap kesuksesan pembelajaran.Antara guru dengan media sama-sama
menunjang pembelajaran secara efektif dan efisien.
Media sebagai alat bantu mengajar, berkembang sedemikian pesatnya
sesuai dengan kemajuan teknologi ragam dan jenis media pun cukup banyak
sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun
materi yang akan disampaikan. Seorang guru dituntut untuk mampu memilih
dan terampil mengunakan media. Dalam kenyataan pemanfaatan media
pembelajaran disekolah-sekolah masih dirasakan kurang bahkan sering
terlupakan. Hal ini disebabkan salah satunya karena kurang profesionalnya
guru dalam pengunaan media pembelajaran.
Ketiganya ini saling berkaitan, apabila di dalam suatu proses
pembelajaran terdapat guru yang professional maka akan menunjang
penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran tersebut. Guru
yang professional akan mampu memilih dari beragam media pembelajaran
yang telah ada dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Ketika
51
guru professional dan media pembelajaran diterapkan dengan maksimal maka
hasil belajar siswa dapat diperkirakan seperti yang kita harapkan. Adapun
kerangka berfikir peneliti adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Dari paparan gambar di atas, dalam penelitian ini hubungan antar
Variabel penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Paradigma Pengaruh Penggunaan Variabel X1 (MediaPembelajaran)
dan Variabel X2 (Profesionalitas Guru) terhadap Variabel Y (hasil belajar)
Variabel Bebas (X1)
Profesionalitas Guru
Proses Pembelajaran
Media Pembelajaran
Variabel Terikat (Y)
Hasil Belajar
Guru
Profesionalitas Guru
Hasil Belajar Siswa
Variabel Bebas (X2)
mediaa Pembelajaran
52
E. Hipotesis
Sugiyono Menyebutkan bahwa hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan belum pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data.42
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Tamansiswa Mojokerto Tahun 2018.
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara profesionalitas guru terhadap
hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Tamansiswa Mojokerto Tahun 2018.
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran
dan Profesionalitas guru terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Tamansiswa Mojokerto Tahun
2018.
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung : Alfabeta, 2015), 99