BAB II KONSEP DASAR Pengertian -...

32
6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Carsinoma adalah pertumbuhan yang ganas terdiri dari sel-sel epitel yang cenderung mempengaruhi jaringan sekitar dan menimbulkan metastasis (Kamus Saku Kedokteran Dorland, 1998). Carsinoma cervik adalah adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada servik, dimana jaringan itu tumbuh meluas dan ganas, kanker servik merupakan karsinoma gynekologi yang masih menduduki urutan pertama di Indonesia (Wiknjasastro, Hanifa 1999, 380). Kanker servik adalah kondisi yang jarang terjadi dibanding sebelumnya akibat deteksi dini dengan pap smear (Smeltzer, Suzanne C. : 2001). Dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan yang ganas atau jaringan abnormal pada servik yang masih menduduki urutan pertama yang dapat dicegah lebih dini dengan adanya pap smear.

Transcript of BAB II KONSEP DASAR Pengertian -...

Page 1: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

6

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Carsinoma adalah pertumbuhan yang ganas terdiri dari sel-sel epitel

yang cenderung mempengaruhi jaringan sekitar dan menimbulkan metastasis

(Kamus Saku Kedokteran Dorland, 1998).

Carsinoma cervik adalah adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada

servik, dimana jaringan itu tumbuh meluas dan ganas, kanker servik

merupakan karsinoma gynekologi yang masih menduduki urutan pertama di

Indonesia (Wiknjasastro, Hanifa 1999, 380).

Kanker servik adalah kondisi yang jarang terjadi dibanding

sebelumnya akibat deteksi dini dengan pap smear (Smeltzer, Suzanne C. :

2001).

Dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan yang ganas atau jaringan

abnormal pada servik yang masih menduduki urutan pertama yang dapat

dicegah lebih dini dengan adanya pap smear.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

7

B. Anatomi Fisiologi

Anatomi alat kandungan dibedakan menjadi 2 yaitu genetalia ekterna

dan genetalia interna.

(Sobotta, 2006)

1. Genitalia Eksterna

a. Monsveneris

Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari

jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.

b. Vulva

Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva

dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi

Page 3: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

8

satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam. Di bawah

kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di mons veneris.

c. Labio mayora

Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi

vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat

pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada sisi lateral.

d. Labio minora

Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio

mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora

adalah vestibulum.

e. Vestibulum

Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio

minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam

vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus

vagina uretra, kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan).

f. Himen (selaput dara)

Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama

ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir

keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda

ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang

lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu

jari.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

9

g. Perineum

Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul

yang ditutupi oleh kulit perineum.

(Sobotta, 2006)

2. Genetalia Interna

a. Vagina

Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris,

khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya

dari vestibulum sampai uterus 7½ cm. Merupakan penghubung antara

introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama (vagina) 9

cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah

dalam berlipat-lipat disebut rugae.

b. Uterus

Organ yang tebal, berotot berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis

antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya

disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan

Page 5: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

10

ikat dan ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar ± 5 cm, tebal ± 2 cm.

Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr.

Uterus terdiri dari :

1) Fundus uteri (dasar rahim)

Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada

pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat

memperkirakan usia kehamilan.

2) Korpus uteri

Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi

sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada

korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.

3) Servix uteri

Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan

antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri

internum.

Lapisan-lapisan uterus, meliputi :

1) Endometrium

2) Myometrium

3) Parametium

Page 6: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

11

c. Ovarium

Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus di

bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum

latum uterus.

d. Tuba Fallopi

Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak

lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus.

Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memberikan

nutrisi pada ovum.

Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan

kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada

ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi

agar masuk ke dalam tuba (Tambayong, 2002).

C. Etiologi

1. Endogen (berasal dari dalam tubuh)

a. Hormon penunda kehamilan

Sering disebut estrogen, salah satu faktor yang biasa mempermudah

terjadi kanker adalah wanita yang terpapar dengan hormon estrogen.

Jadi semakin lama wanita terpapar estrogen semakin tinggi risiko

terjadi kanker.

Page 7: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

12

b. Faktor genetik

Di dalam keluarga yang pernah menderita kanker serviks ataupun jenis

kanker yang lain lebih berpengaruh untuk terjadi kanker pada anggota

keluarga yang lain atau turun temurunnya sangat besar.

2. Eksogen (berasal dari luar tubuh)

a. Karsinoma kimiawi

Contohnya : alkohol, obat (pil KB)

b. Fisika

Contohnya : radiasi ionisasi, sinar X

c. Makanan yang mengandung bahan pengawet, formalin, termasuk

bahan karsinogenik

Contohnya : bakso, makanan kaleng dan sebagainya.

(Bagus, Ida, 2002)

3. Gaya hidup

a. Kehidupan seksual dengan ganti-ganti pasangan

Dengan seringnya berganti-ganti pasangan, virus herpes tipe 2 yang

merupakan salah satu faktor penyebab kanker serviks dapat ditularkan

melalui hubungan kelamin, jadi kehidupan dengan ganti-ganti

pasangan sangat berisiko terjadi kanker serviks.

b. Tidak Sirkumsisi

Hubungan seksual dengan pria belum sunat berisiko terkena kanker

serviks. Hal ini disebabkan smegma pada laki-laki yang belum disunat

akan menumpuk yang mengkibatkan tempat kuman bersarang.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

13

c. Kawin/senggama pada usia kurang dari 17 tahun

Uterus perempuan usia kurang 20 tahun belum sempurna, sehingga

sperma yang pertama kali mengenai leher rahim pada usia kurang dari

20 tahun mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadi kanker

rahim.

d. Persalinan yang berulang/banyak anak

Semakin sering melahirkan, semakin sering terjadi disstres, tekanan,

menimbulkan luka pada organ reproduksi terutama uterus, servik, dan

vagina. Hal tersebut yang menyebabkan karsinoma serviks.

4. Penyakit

Peradangan Ca. Servix yang menahun dan hygiene yang kurang baik.

Contoh peradangan disebabkan oleh :

a. Streptococcus

b. Neisseria Genorhoe

c. Virus herpes simpleks tipe 2

d. Human Pappiloma Virus/HPV

5. Lingkungan

Adanya pencemaran lingkungan yang mengandung karsinoma. Contoh :

pembangkit tenaga nuklir dan lingkungan bahan kimia tertentu.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

14

D. Pathofisiologi

Faktor risiko mayor ungtuk kanker serviksal adalah infeksi dengan

virus papilloma manusia (HPV) yang ditularkan secara seksual.Penelitian

epidemiologi diseluruh dunia menegaskan bahwa infeksi HPV adalah faktor

penting dalam perkembangan kanker servikal.Lebih dari 20 tipe HPV yang

berbeda mempunyai hubungan dengan kanker servikal.Faktor resiko lain yang

dapat menyenbabkan kanker servikal aktivitas seksual pada usia muda, paritas

tinggi, jumlah pasangan seksual yang meningkat, status sosek yang rendah,

dan merokok.Karsinoma sel skuomosa biasanya muncul pada taut epitel kubus

mukosa endoserviks (persambungan skuamnokulomar atau zona

informasi.Bentuk displasia servikal prainfasif termasuk karsinoma disitu dapat

diangkat seluruhnya dengan biopsi kerucut atau eradikasi menggunakan laser,

kauter, atau bedah mikro.Karsinoma serviks invasif terjadi bila tumor

menginvasi epitalium masuk kedalam stroma serviks.Kanker servikal

menyebar luas secara langsung kedalam jaringan paraservikal.Pertumbuhan

yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih

progresif pada jaringa servikal.Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi

atau meluas kediniding vagina, ligamentum kardinale, dan rongga

endometrium, invasi kekelenjar getah bening dan pembuluh darah dapat

mengakibatkan metastase kebagian tubuh yang jauh.

Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker

servik.Karesinoma ser vikal prainvasnsif tidak memiliki gejala, namun

karsinoma servikal yang dini dapat menyebabkan perdarahan

Page 10: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

15

vagina.Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan perdarahan tidak

selalu muncul pada saat-saat awal sehingga kanker dapat sudah dalam

keadaan lanjt pada saat didiagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling

sering adalah pascakoitus atau bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan

tumbuhnya kanker, gejala yang muncul kemudian adalah nyeri pumggung

bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan sareaf lumbrosakraliis,

frekuensi berkemih yang seriing dan mendesak, hematuria atau perdarahan

rektum.enyebab radang pada serviks adalah infeksi dari virus yang

diakibatkan karena hygiene yang kurang baik. Hubungan seksual pada usia

dini, paritas tinggi, jumlah pasangan seksual yang meningkat, status

sosioekonomi yang rendah, dan merokok dengan frekuensi sering. Dapat juga

dikarenakan jumlah kelahiran yang banyak.

Karsinoma servik inpasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding

vagina, dan ke dalam jaringan paraservikal. Dan invasi ke kelenjar getah

bening dan pembuluh darah menyebabkan metastasis ke bagian tubuh yang

jauh.

Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker serviks.

Namun pada karsinoma invasive dapat menyebabkan secret vagina atau

perdarahan vagina. Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan,

perdarahan tidak selalu muncul saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam

keadaan lanjut pada saat diagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling

sering adalah pascacoitus atau bercak antara menstruasi.

Page 11: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

16

Bersamaan dengan tumbuhnya tumor, gejala yang muncul kemudian

adalah nyeri punggung bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan

saraf lumbalsakralis, frekuensi berkemih yang sering dan mendesak,

hematuria dan perdarahan rectum (Sylvia A, 2005).

Pembagian tingkat keganasan menurut klasifikasi IFGO (International

Federation of Obsetrics and Ginecology), 1978 (Wiknjosastro, 1999).

Tingkat Kriteria 0 I

Ia

Ib

II

II a

II b

III

III a

III b

IV

IV a

IV b

: : : : : : : : : : : : :

Karsinoma In Situ (KIS) atau karsinoma intra epitel membran basalis masih utuh. Proses terbatas pada cervix walaupun ada perluasan ke korpus uteri Karsinoma mikro invasive bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma tetapi sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfa atau pembuluh darah. Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang menunjukkan invasi ke dalam stome serviks uteri. Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3 bagian atas vagina, tetapi tidak sampai ke dinding panggul Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor Penyebararn ke parametrium, tetapi belum sampai ke dinding panggul Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau ke parametrium sampai ke dinding panggul Penyebaran sampai ke 1/3 bagian distal vagina tetapi tidak sampai ke dinding panggul Penyebaran sampai ke dinding panggul, tidak ditemukan infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul Proses keganasan telah keluar dari panggul dan telah melibatkan kandung kemih/rectum & terjadi metastasis ke tempat yang jauh Proses keganasan keluar dari panggul dan menginfiltrasi mukosa rectum dan kandung kemih Proses keganasan sampai penyebaran ke tempat jauh

Page 12: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

17

Sedangkan pembagian tingkat keganasan menurut sistem Tumor Nodule

Metastase

T T1 T1S

T1a

T1b T2

T2a T2b T3

T4

T4a

T4b Nx

N0 N1

N2

M0 M1

: : : : : : : : : : : : : : : : : :

tak ditemukan tumor primer karsinoma pra-invasif, ialah KIS (karsinoma insitu) karsinoma terbatas pada serviks (walaupun adanya perluasan ke korpus uteri) pra-klinik adalah karsinoma yang invasive dibuktikan dengan pemeriksaan histologik secara klinis jelas karsinoma yang invasive karsinoma telah meluas sampai di luar serviks, tetapi belum sampai dinding panggul, atau karsinoma telah men jalar ke vagina, tetapi belum sampai 1/3 bagian distal karsinoma belum menginfiltrasi parametrium karsinoma telah menginfiltrasi parametrium karsinoma telah melibatkan 1/3 bagian distal vagina atau telah mencapai dinding panggul karsinoma telah menginfiltrasi mukosa rectum atau kandung kemih atau meluas sampai di luar panggul karsinoma melibatkan kandung kemih atau rektum saja dan dibuktikan secara histologik karsinoma telah meluas sampai di luar panggul bila tidak memungkinkan untuk menilai kelenjar limfe regional. Tanda -/+ ditambahkan untuk ada/tidaknya informasi mengenai pemeriksaan histologik, jadi : NZ+ atau NX- tidak ada deformite kelenjar limfe pada limfografi kelenjar limfe regional berubah bentuk sebagaimana ditunjukkan oleh cara-cara diagnostik yang tersedia (misal : limfografi, CT-Scan panggul) teron massa padat dan melekat pada dinding panggul dengan celah bebas infiltrat dan diantara masa ini dengan tumor. tidak ada metastase berjarak jauh terdapat metastase berjarak jauh, termasuk kelenjar limfe di atas biforkasia arteri iliaka komunis.

E. Manifestasi Klinis

Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang

keluar dari vagina makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis

Page 13: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

18

jaringan. Perdarahan yang dialami setelah senggama (perdarahan kontak)

merupakan gejala karsinoma serviks (75-80%).

Perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin

lama akan sering terjadi, juga di luar senggama (perdarahan kontak), pada usia

wanita lanjut atau sudah menopause sering terlambat memeriksakan diri ke

dokter. Perdarahan spontan saat defekasi perlu dicurigai adanya karsinoma

serviks tingkat lanjut. Adanya bau busuk yang khas memperkuat adanya

karsinoma.

Anemia akan menyertai sebagai akibat perdarahan per vagina yang

yang berulang. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf. Gejala

lain yang timbul adalah gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum

tingkat akhir, penderita meninggal akibat perdarahan yang eksesif, kegagalan

faal ginjal akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum masuk kandung kemih,

yang menyebabkan obstruksi total.

(Wiknjosastro, 1999)

F. Penatalaksanaan

Terapi karsinoma serviks dilakukan bilamana diagnosa telah

dipastikan secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang

matang oleh tim kanker / tim onkologi.

1. Pada Tingkat Klinis (KIS) tidak dibenarkan dilakukan elektrokoagulasi,

elektrofugeresi, bedah krio atau dengan sinar laser, kecuali bila yang

menangani seorang ahli dalam kolkoskopi dan penderita masih muda atau

belum mempunyai anak. Jika penderitanya telah punya anak dan cukup

Page 14: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

19

tua dilakukan histerektomi sederhana. Jika operasi merupakan suatu

kontraindikasi aplikasi radium dengan dosis 6500 – 7000 rads/c by di titik

A tanpa penambahan penyinaran luar.

2. Pada tingkat klinik Ia penanganannya seperti pada KIS

3. Pada tingkat klinik Ib, Ib GCC dan IIa dilakukan histerektomi medical

dengan limfatenektomi panggul, pasca bedah biasanya dilanjutkan dengan

penyinaran, tergantung ada/tidaknya sel tumor dalam kelenjar limfe

regional yang diangkat.

4. Pada tingkat IIb, III dan IV tidak dibenarkan melakukan tindakan bedah,

tindakan primer adalah radioterapi.

5. Pada tingkat klinik IVa dan IVb penyinaran hanya bersifat paliatif,

pemberian kemoterapi dapat dipertimbangkan.

(Wiknjosastro, 1999)

G. Pengkajian Fokus

1. Demografi

a. Usia

Paling sering terjadi pada usia 45 – 50 tahun, tetapi juga dapat terjadi

pada usia dini yaitu 18 tahun.

b. Lingkungan

Lingkungan bahan kimia tertentu, sosial ekonomi rendah (hygiene

seksual yang jelek), hubungan seksual pada usia dini. Kebiasaan

Page 15: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

20

seseorang yang sering ganti-ganti pasangan berisiko terkena kanker

serviks.

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit sekarang

Apakah klien mengeluh nyeri, perdarahan yang berlebihan dan apakah

mengeluarkan cairan putih dari vagina (keputihan).

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Wanita dengan kehamilan dini, pemberian DES/estrogen stefoid

lainnya dapat menimbulkan berkembangnya masalah fungsional

genital pada keturunan.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga ada yang pernah menderita kanker servik atau tidak.

d. Riwayat Obstetri

Gravida Partus Abortus (GPA), infeksi masa nifas, operasi kandungan

tumor.

e. Pemeriksaan Fisik

f. Pemeriksaan Penunjang

1) Kemotherapi (sitostatika) pada karsinoma serviks

2) Radiotherapi pada karsinoma serviks

3) Enzim test

4) Biopsy pada serviks

5) MRI/CT scan abdomen atau pelvis

Page 16: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

21

H. Pathway Keperawatan Sosial ekonomi rendah

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Imunitas kurang

Terinfeksi virus (papiloma, herpes, simplek, dll)

Faktor etiologi

Hub. Seksual

Laki-laki tidak sunat, usia dini, frekuensi sering

Perubahan sel serviks

Radang

Jumlah partus

Perubahan parsio

Perubahan serrviks

Ca. Serviks

Metastase

Paru

Sekresi jar. Paru

Gg. Pertukaran gas

Colap paru

Ginjal Pielo nefritis

Gg. Pola eliminasi urine (produksi urine

berkurang)

Laju infiltrasi glumerulus (GFR)

Hidronefrosia

Peningkatan tekanan intra abdomen

Nusea vomitus

Gg. Pemenuhan kebutuhan nutrisi :

kurang dari kebutuhan

Terapi

Radiologi

Efek radioterapi

Integumen

Puritus

Gg. Integritas kulit

Histerektomi

Gastrointestinal

Peristaltik usus ↑

Diare

Kemoterapi

Alopesia

Harga diri rendah

Mual muntah

Pembesaran massa

Penipisan sel

Pemb. Darah terbuka

Perdarahan

Anemia Syok hipovolemik

Penurunan imunitas

Rentan infeksi

Resiko tinggi infeksi

Penurunan suplai O2

Intoleransi aktivitas

Suplai syaraf

Nyeri

Sumber : Doengoes, Boback, 2001

Page 17: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

22

I. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.

2. Harga diri rendah berhubungan dengan kecacatan, penghinaan oleh orang

lain dan ansietas.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan hipermetaholik berkenaan dengan kanker.

4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan perforasi terhadap kanker.

5. Risiko tinggi integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan radiasi dan

kemoterapi.

6. Risiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan colaps paru

sekunder terhadap kanker.

7. Perubahan kebutuhan seksual berhubungan dengan proses penyakit,

perdarahan pasca coitus, perubahan anatomis pada alat genetalia, efek

pengobatan kanker.

8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia, keletihan, malnutrisi.

9. Diare berhubungan dengan peristaltik usus meningkat akibat kemoterapi,

histerektomi

10. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

dengan penurunan Glumerulus Filtrasi Rate sekunder terhadap kanker.

11. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan retensi urin,

inkontinensia , proses penyakit atau intervensi pembedahan.

12. Gangguan pola napas tidak yang berhubungan dengan edema pulmonal.

Page 18: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

23

13. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja

miokardial, dan tahanan vaskuler sisitemik.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

24

J. Intervensi

1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri berkurang.

Kriteria Hasil, pasien akan :

a. Mengekspresikan penurunan nyeri/ketidaknyamanan

b. Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat

Intervensi :

a. Kaji keluh nyeri, perhatikan lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10)

perhatikan petunjuk verbal dan non verbal.

Rasional : Membantu dalam mengindikasi derajat ketidaknyamanan

dan kebutuhan untuk menaikkan keefektifan analgetik.

b. Bantu pasien menemukan posisi nyaman

Rasional : Untuk menghilangkan ketidaknyamanan akibat distensi

abdomen, dapat dipasang gelang NGT (Naso Gastro Tube).

c. Berikan tindakan kenyamanan dasar (contoh, perubahan posisi pada

punggung, atau sisi yang tidak sakit, pijatan punggung dan aktivitas

terapeutik)

Rasional : Menaikkan relaksasi, membantu untuk memfokuskan

perhatian dan dapat menaikkan kemampuan koping.

d. Kolaborasi pemberian obat analgetik berisi indikasi

Rasional : Memberikan penghilangan ketidaknyamanan / nyeri dan

memfasilitasi tidur, partisipasi pada terapi pasca operasi.

Page 20: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

25

2. Harga diri rendah berhubungan dengan kecacatan, penghinaan oleh orang

lain dan ansietas

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidak timbul harga diri

rendah.

Kriteria Hasil, pasien akan :

a. Mengabaikan masalah dan menunjukkan cara sehat untuk

menghadapinya

b. Menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasi terhadap

perubahan pada citra tubuh.

Intervensi :

a. Berikan waktu untuk mendengar masalah dan ketakutan pasien dan

orang terdekat

Rasional : Memberikan nasihat dan perhatian

b. Kaji stress emosi pasien identifikasi kehilangan pada pasien atau orang

terdekat, dorong pasien untuk mengekspresikan dengan tepat.

Rasional : Perawat perlu menyadari apakah tindakan kurang hati-hati

atau menyendiri tergantung pada alasan pembedahan.

c. Berikan info akurat, kuatkan informasi yang diberikan sebelumnya.

Rasional : Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya dan

mengasimilasi informasi.

d. Berikan lingkungan terbuka pada pasien untuk mendiskusikan masalah

sexsualitas

Page 21: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

26

Rasional : Meningkatkan saling berbagi keyakinan atau nilai tentang

subyek sensitif dan mengidentifikasi kesalahan konsep /

mitos yang dapat mempengaruhi penilaian situasi.

e. Rujuk ke konseling profesional berisi kebutuhan

Rasional : Mungkin memerlukan bantuan tambahan untuk mengatasi

perasaan kehilangan.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan nutrisi

terpenuhi.

Kriteria Hasil :

a. Mendemontrasikan berat badan ideal, penambahan berat badan secara

progresif.

b. Pengungkapan pemahaman pengaruh individual.

c. Berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk meransang nafsu makan.

Intervensi:

a. Pantau masukan makanan setiap hari

Rasional : Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi

b. Ukur tinggi badan, berat badan dan tebal kelipatan kulit trisep

Rasional : Membantu dalam identifikasi saat nutrisi, protein-kalori

khususnya bila BB dan pengukuran antropometrik kurang

dari normal.

Page 22: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

27

c. Dorong klien untuk makan diit tinggi kalori kaya nutrient dengan

masukan cairan adekuat

Rasional : Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga

cairan.

d. Kontrol faktor lingkungan hindari terlalu manis, berlemak atau

makanan pedas

Rasional : Dapat merespon mual muntah

e. Berikan antimetik sesuai indikasi

Rasional : Mual / muntah paling menurunkan kemampuan dan efek

samping psikologis kemoterapi dengan menimbulkan

stress.

4. Resti infeksi (peritonitis) berhubungan dengan perforasi terhadap kanker

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil, klien akan :

a. Mengidentitikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan risiko

infeksi

b. Tidak mengalami tanda/gejaia infeksi

Intervensi :

a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan

pengunjung. Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan

pada isolasi sesuai indikator

Rasional : Lindungi pasien dari sumber-sumber infeksi

Page 23: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

28

b. Tekankan hygiene personal

Rasional : Membantu potensi sumber infeksi dan atau pertumbuhan

sekunder

c. Pantau suhu

Rasional : Peningkatan suhu terjadi karena berbagai faktor. Misal efek

samping kemoterapi, proses penyakit atau infeksi

identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang

tepat untuk dimulai dengan segera.

d. Hindari/batasi prosedur invasif. Taati tekhnik aseptic

Rasional : Menurunkan risiko kontaminasi, membatasi entri portal

terhadap agen infeksius.

e. Kolaborasi dapatkan kultur sesuai indikasi

Rasional : Mengidentifikasi organisme penyebab dan terapi yang tepat

f. Berikan antibiotik sesuai indikasi

Rasional : Mungkin digunakan untuk mengidentitikasi infeksi atau

diberikan secara protilaktik pada pasien imunisupresi.

g. Dikompresi kandung kemih dengan perlahan.

Rasional : Bila jumlah besar urine terakumulasi, dekompresi kandung

kemih cepat menghilangkan tekanan pembuluh pelvis.

h. Periksa residu volume urine setelah berkemih bila diindikasikan.

Rasional : Tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap,

retensi urine meningkatkan kemampuan untuk infeksi dan

ketidaknyamanan atau nyeri.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

29

5. Risiko tinggi integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan efek

radiasi dan kemoterapi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidak terjadinya iritasi.

Kriteria hasil :

a. Mengidentifiksi intervensi yang tepat untuk kondisi khusus.

b. Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah komplikasi.

Intervensi :

a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker.

Rasional : Efek kemerahan dan atau kulit samak dapat terjadi pada

area radiasi

b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.

Rasional : Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk

Rasional : Membantu mencegah truma kulit.

d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun

Rasional : Dapat meningkatkan iritasi/reaksi yang nyata.

e. Anjurkan memakai pakaian yang lembut dan longgar

Rasional : Kulit sangat sensitive selama pengobatan dan setelahnya,

dan semua iritasi harus dihindari untuk mencegah cidera

dermal.

f. Kolaborasi pemberian salep topical

Rasional : Mungkin digunakan untuk mencegah infeksi atau

memudahkan penyembuhan bila terjadi luka bakar kimia.

Page 25: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

30

6. Risiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan colaps paru

sekunder terhadap kanker.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, jalan nafas menjadi

efektif.

Kriteria Hasil :

a. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dan

bebas gejala distress pernapasan.

b. Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat

kemampuan/situasi.

Intervensi :

a. Kaji frekuensi kedalaman pernapasan, cabut penggunaan otot aksesori,

napas bibir, ketidakmampuan bicara / berbincang.

Rasonal : Berguna dalam evaluasi derajat pernapasan dan atau proses

penyakit

b. Tinggikan kepala bila tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang

mudah bernapas. Dorong dengan perlahan atau napas bibir sesuai

toleransi individu.

Rasional : Pengiriman O2 dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi

dan latihan naeas, dispnea dan kerja napas.

c. Dorong mengeluarkan sputum : penghisapan bila diindikasikan.

Rasional : Kental, tebal dan banyak sekresi adalah sumber utama

gangguan pertukaran gas pada jalan nafas kecil.

Penghisapan dibutuhkan bila batuk efektif.

Page 26: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

31

d. Awasi tanda vital dan irama jantung.

Rasional : Takikardi, disritmia dan perubahan tidak dapat menunjukan

efek hipoksemia sistemik pada pemeriksaan jantung.

e. Kolaborasi pemberian O2 tambahan

Rasional : Dapat memperbaiki / mencegah hipoksia.

f. Berikan penakan SSP (Sistem Saraf Pusat), misal, antiarsietus, sedatif

dengan hati-hati sesuai dengan indikasi.

Rasional : digunakan untuk mengontrol ansietas/gelisah yang

menaikkan konsumsi O2/kebutuhan. Eksaserbi dispnea

dipantau kebutuhan karena dapat terjadi gagal napas.

7. Perubahan kebutuhan seksual berhubungan dengan proses penyakit

kanker, perdarahan pasca coitus, perubahan anatomis pada alat genetalia,

efek dari pengobatan kanker.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24

jam perubahan pola seksual dapat diatasi

Kriteria Hasil : klien dan pasangan akan kembali mendapatkan kepuasan

dalam hubungan seksual.

a. Diskusikan dengan pasien atau orang terdekat klien tentang sifat

seksualitas dan reaksi bila ini berubah atau terancam.

Rasional : Klien dapat memberikan pengakuan tentang masalah

seksual yang dialaminya.

b. Anjurkan klien tentang efek pengobatan kanker yang mempengaruhi

seksualitas.

Page 27: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

32

Rasional : Pedoman antisipasi dapat membantu klien dan orang

terdekat mulai proses adaptasi pada keadaan baru.

c. Berikan waktu pada pasien untuk menenangkan tentang keadaan

psikologisnya yang berhubungan dengan kebutuhan seksualitas.

Rasional : Kebutuhan seksualitas tidak berakhir karena klien dirawat di

RS.

8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia, keletihan, malnutrisi

Tujuan : Klien dapat beraktivitas secara bertahap

Kriteria hasil :

a. Tidak terjadi hipoksia

b. Aktivitas klien terpenuhi

Intervensi :

a. Observasi keadaan umum klien

Rasional : Untuk mengetahui tingkat aktivitas klien.

b. Ukur tanda-tanda vital, kaji tanda hipoksia (vertigo)

Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda hipoksia atau vertigo.

c. Anjurkan klien untuk istirahat

Rasional : Untuk memberikan rasa segar setelah bangun tidur.

d. Ajarkan aktivitas secara bertahap

Rasional : Untuk mengembalikan aktivitas klien.

e. Anjurkan keluarga untuk menemani klien

Rasional : untuk memberikan rasa aman saat klien beraktivitas.

Page 28: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

33

9. Diare berhubungan dengan peristaltik usus meningkat akibat kemoterapi,

histerektomi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, tidak terjadi diare

Kriteria hasil : Klien diare berkurang.

Intervensi :

a. Kaji penyebab diare

Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi.

b. Hindari produk susu, lemak, serat tinggi

Rasional : Untuk mengurangi absorbsi secara berlebih.

c. Secara bertahap makanan semi padat dan padat (krakers, pisang, apel,

nasi)

Rasional : Untuk meningkatkan nafsu makan klien secara bertahap.

d. Tingkatkan masukan oral untuk mempertahanan berat jenis normal

urine

Rasional : Untuk mengembalikan cairan yang hilang.

e. Konsultasikan dengan dokter, efek obat.

Rasional : Untuk mengetahui efek obat yang diminum klien.

10. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

dengan penurunan Glumerulus Filtrasi Rate sekunder terhadap kanker.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, volume cairan adekuat.

Kriteria hasil : Pasien akan menunjukan haluan urin tepat dengan berat

jenis/hasil laboratorium. Mendekati normal, berat badan stabil, tidak ada

edema.

Page 29: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

34

Intervensi :

a. Awasi tekanan darah dan Cardiac Ventral Pulse

Rasional : Pengawasan invasif diperlukan untuk mengkaji volume

intravaskuler.

b. Catat pemasukan dan pengeluaran akurat. Teknik cairan tersembunyi

saeoerti aditif anti biotik, dan perkiraan kehilangan tekanan kasat

mata, contoh berkeringat

Rasional : Perlu menentukan fungsi ginjal, kebutuhan pengganti

cairan dan penurunan risiko kelebihan cairan.

c. Awasi berat jenis urin

Rasional : Mengukur kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan

urine.

d. Timbang berat badan tiap hari dengan alat dan pakaian yang sama

Rasional : Penimbangan berat badan harian adalah pengawasan status

cairan terbaik, peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/hari diduga

ada retansi cairan.

e. Auskultasi paru dan bunyi jantung

Rasional : Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema paru

dibuktikan oleh terjadinya bunyi napas tambahan, bunyi jantung ekstra

f. Awasi pemeriksaan laboratorium misalnya Natrium dan kreatinin

urine, Na serum, Hemoglobin/Hematokrit

g. Berikan/batasi cairan sesuai indikasi.

Page 30: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

35

11. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan retensi urin,

inkontinensia berhubungan dengan proses penyakit atau intervensi

pembedahan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam pola

eliminasi BAK klien kembali normal

Kriteria Hasil : Klien mampu mengendalikan BAK, mendemonstrasikan

penatalaksanaan pengeluaran urin normal.

Intervensi :

a. Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konnsistensi, bau, volume,

dan warna.

Rasional : Mengetahui karakteristik urin dan pola berkemih.

b. Pantau tanda dan dan gejala retensi urin meliputi tidak berkemih dan

adanya distensi abdomen bawah.

Rasional : Mencegah distensi kandung kemih.

c. Beritahu klien atau keluarga tentang tanda ISK, meliputi: demam,

nyeri sekitar panggul, disuria, dan hematuria.

Rasional : Memberikan informasi pada keluarga tentang ISK.

d. Anjurkan klien untuk minum cairan sesuai advis dokter.

Rasional : Meningkatkan aliran urin yang adekuat.

12. Gangguan pola napas tidak yang berhubungan dengan edema pulmonal.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pola napas klien efektif.

Kriteri hasil : Klien dapat bernafas dengan normal, tanpa menggunakan

alat bantu dan RR 18-24x / menit.

Intervensi :

a. Kaji frekuensi kedalaman, ekspansi dada.

Rasional : Biasanya frekuensi pernapasan mengalami peningkatan.

Page 31: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

36

b. Berikan posisi yang nyaman semi fowler / tinggikan kepala.

Rasional : Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan

mempermudah untuk pernapasan.

c. Auskultasi adanya bunyi tambahan

Rasional : Bunyi npas biasanya mengalami penurunan atau tidak ada

bila jalan nafas obstruksi skunder terhadap perdarahan.

d. Kolaborasi untuk pemberian O2.

Rasional : Memaksimalkan untuk bernafas dan menurunkan kerja paru

untuk bernafas.

13. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja

miokardial, dan tahanan vaskuler sisitemik.

Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung,

Kriteria: tekanan darah dalam batas normal, nadi dalam batas normal, nadi

perifer yang kuat, capilary refill time yang baik.

Intervensi :

a. Awasi denyut jantung, tekanan darah, auskultasi suara jantung dan

paru.

Rasional : Takikardi dan hipertensi terjadi karena kegagalan ginjal

mengeluarkan urine, pembatasan cairan berlebihan, terjadi udema

paru, kongesti vaskuler dan keluhan dispnea menunjukkan adanya

renal failure.

b. Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk terjadinya udema

Page 32: BAB II KONSEP DASAR Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-putrirahay... · Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan . 10 ikat

37

Rasional : Udema biasanya terjadi pada area tergantung seperti kaki

dan tangan..

c. Kaji tingkat kesadaran : adanya gelisah

Rasional : Dapat menujukkan perpindahan cairan akumulasi toksin ,

asidosis, hipoksia.

d. Kolaborasi dalam:

Pemeriksaan laboratorium (Na, K), BUN, Serum kreatinin, Kreatinin

klirens, pemeriksaan thoraks foto.

Rasional : Untuk mengetahui penyakit lain, tindakan selanjutnya dan

penanganan disfungsi atau gagal ginjal.