BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
-
Upload
thenmust-andy-prasetio -
Category
Documents
-
view
717 -
download
61
description
Transcript of BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 1/18
BAB II
DESTILASI DENGAN SATU TAHAP KESETIMBANGAN
( SINGLE STAGE OPERATION )
2.1 Pendahuluan
Distilasi adalah operasi atau metode yang digunakan utnuk memisahkan
komponen-komponen dari larutan yang tergantung pada distribusi berbagai
komponen-komponen tersebut antara fase cair dan fase uap (kesetimbangan), dimana
seluruh komponen ada dalam kedua phase tersebut. Fase baru tersebut dihasilkan
dengan penguapan atau pendinginan larutan awal.
Ada dua beberpa metode distilasi untuk pemisahan, yang sering digunakan
dalam industri. Metode yang pertama, berdasarkan pada pembentukan uap dan
dikondensasi tanpa diberikan kesempatan adanya kontak antar destilat dan uap yang
baru terbentuk, atau dengan kata lain tanpa adanya rekluks. Metode seperti dikenal
sebagai pemisahan hanya dengan satu tahap kesetimbangan (single stage equibrilium
operation). Yang termasuk dalam metode ni adalah :
1. Distilasi kilat ( Flash distillation) & Kondensasi parsial
2. Distilasi sederhana (Simple distillation)
3. Distilasi uap (Steam distillation)
2.2 Distilasi Flash (Kilat) atau Pemisahan Kilat & Kondensasi Parsial
Distilasi kilat ( flash) terdiri dari penguapan sebagian tertentu zat cair, sehingga
uap yang keluar berda dalam kesetimbangan dengan zat cair yang tersisa. Uap ini lalu
dipisahkan dari zat cair dan dikendensasikan. Gambar 2.1 menunjukkan peralatan
sederhana yang digunakan untuk operasi pemisahan flash maupun kondensasi parsial.
Peralatan terdiri suatu heat exchanger (atau kadang-kadang ketel pipa untuk
komponen-komponen dengan titik didih tinggi) dan satu tangki pemisah ( flash drum).
Pada proses flashing, suatu umpan yang volatil dialirkan melalui pemanas, kemudian
dilewati ke keran penurun tekanan (choke valve), lalu masuk ke tangki pemisah. Fase
uap dan fase cair yang meninggalkan tangki pemisah dianggap berada dalam
kesetimbangan. Asumsi ini diperlukan apabila pemisahan flash dianggap sebagai
suatu stage tunggal yang ideal.
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 1
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 2/18
Gambar 2.1 Peralatan untuk Distilasi flash dan Kondensasi parsial
Satuan yang digunakan biasanya dalam mol atau mol/jam. Fraksi mol untuk
menyatakan konsentrasi. D adalah uap yang terbentuk (pada flashing ) atau atau
tersisa pada (pada kondensasi parsial). W adalah cairan yang diambil atau produk
bawah (residu). Rasio D/F adalah fraksi dari umpan yang teruapkan pada proses
pemisahan flashing . Untuk basis satu mol umpan yang masuk, dapat disusun neraca
massa untuk komponen i adalah :
iW iDiF x F D y F D z )/1()/( −+= (2-1)
Pada sistem dua komponen (biner) neraca massa disusun untuk komponen
yang paling volatil, dan subskrip i dapat dihilangkan.
2.2.1 Perhitungan Destilasi Flash (Kilat)
Persamaan (2-1) dapat dituliskan untuk komponen yang lebih volatil dalam
campuran biner sebagai berikut :
F W D z D F x DW y )/()/( +−= (2-2)
atau,
)//()]//()/1[( F D z x F D F D y F W D +−−=
(2-3)
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 2
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 3/18
Di mana y D dan xW adalah komposisi pada kesetimbangan. Pada diagram x-y
untuk campuran biner persamaan ini berupa suatu garis lurus. Garis ini disebut
sebagai garis operasi untuk pemisahan flash. Garis operasi tersebut memiliki
kemiringan (slope) sebesar,
ψ ψ /)1()/)(/1( −=− F D F D
(2-4)
di mana Ψ = D/F adalah fraksi umpan yang teruapkan.
Neraca massa total dan neraca komponen diperlukan untuk menghitung
komposisi dari campuran dua fase yang terbentuk. Apabila z i melambangkan fraksi
mol komponen i dalam arus umpan untuk campuran multi komponen. Neraca massa total : F = D + W (2-5)
Neraca komponen i adalah :
W x D y F z iii +=
(2-6)
iii wd f +=
Dengan memasukkan hubungan kesetimbangan yi = K i xi dan menyusun ulang
persamaan (4-1), untuk memperoleh xi maka,
)]/1)(/1[( W D K W D z x iii ++=
(2-7)
Persamaan (2-7) memungkinkan kita menghitung komposisi cairan residu jika suhu
flash, tekanan total, komposisi umpan, dan rasio D/W yang tertentu.
Komposisi fase uapnya adalah,
)]/1(/)/1[( D K W W D z y iii ++=
(2-8)
Persamaan-persamaan tersebut dapat digunakan untuk menghitung komposisi tiap
fase, dengan syarat;
0,1=∑ i y dan 0,1=∑ i x
Untuk penyelesaian dengan grafis (sistem biner), persamaan dapat dituliskan :
F W D z D F x DW y )/()/( +−=
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 3
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 4/18
)/(/)]//()/1[( F D z x F D F D y F W D +−−=
(2-9)
atau
)/1()]/()1[( ψ ψ ψ F W D z x y +−−= , dimana Ψ = D/F
(2-10)
Suku [- (W/D)] dengan tanda negatif menunjukkan kemiringan ( slope) dari
garis operasi untuk proses stage (tahap) tunggal. Hanya campuran biner yang dapat
ditampilkan dalam diagram x-y.
Gambar 2.2 Distilasi flash dalam plot kurva diagram x-y
Adanya slope berguna karena :
• Kondisi D/F = 0, besarnya kemiringan garis operasi adalah tak terhingga. Hal
ini menunjukkan bahwa suhu flash sama dengan suhu bubble point umpan.
Pada kondisi ini tidak akan diperoleh produk uap, namun seandainya
terbentuk uap maka komposisi uap ( yi) yang diperoleh adalah kompoisi
maksimum yang mungkin diperoleh.
• Kondisi D/F =1, suhu flash sama dengan suhu dew point umpan. Pada kondisi
ini kemiringan garis operasi adalah nol, tidak produk cair yang diperoleh (W
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 4
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 5/18
= 0) dan tidak terjadi pemisahan komponen. Komposisi kesetimbangan fase
cair ( xi) adalah yang terendah yang mungkin dicapai pada proses flash.
Contoh Soal 2.1 :
Perhitungan Distilasi Flash untuk Sistem Biner
Suatu larutan mengandung 50 %mol n-heptane(A) dan 50 %mol n-oktana(B),
pada suhu 30 oC dilakukan pemisahan flash secara kontinyu pada tekanan 1 atm
standar. Diinginkan 60 %mol dari umpan masuk menjadi produk atas. Tentukanlahkomposisi fase uap dan liquid dan suhu kolom pemisah pada komposisi
kesetimbangan tersebut?
Penyelesaian :
Basis perhitungan :
Umpan ( F ) = 100 mol, z F = 0,50
Destilat ( D) = 60 mol
Residu (W ) = 40 mol
Rasio - (W/D) = - 40/60 = - 0,667
Dari data contoh soal 1.1 dapat dibuat diagram kesetimbangan x-y untuk n-
heptana-n-oktana. Slope garis sebesar – 0,667, dapat dibuat memotong titik umpan .
Perpotongan dengan garis kesetimbangan pada titik T, diperoleh komposisi fase uap
y D = 0,575 fraksi mol n-heptana dan fase cair xW = 0,387 fraksi mol n-heptana.
Para titik kesetimbangan tersebut diketahui suhunya adalah 113 oC.
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 5
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 6/18
Gambar 2.3 Kurva untuk penyelesaian contoh soal 2.1
Contoh Soal 2.2 :
Perhitungan Distilasi Flash untuk Sistem Multi Komponen
Suatu campuran yang mengandung 0,40 fraksi mol metanol, 0,35 etanol dan
0,25 propanol, diuapkan secara flash hingga 60 % mol dari umpan teruapkan.
Tentukan komposisi dari produk cair (W) dan destilat (D) yang diperoleh dan suhukesetimbangan, jika kolom dioperasikan pada 1 atm standar. Data tekanan uap dapat
dilihat pada plot grafik gambar 2.5
Gambar 2.4 Sistem pemisah flash contoh soal 2.2
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 6
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 7/18
Gambar 2.5 Plot data tekanan uap beberapa komponen hidrokarbon.
Penyelesaian :
Basis perhitungan : Umapan (F) = 100 mol/jam
Asumsi campuran adalah larutan ideal.
Diketahui rasio (W/D) = 40/60 = 0,667
Sehingga persamaan (2-8) dapat digunakan untuk soal ini menjadi :)/6667,01(/6667,1 iii K z y +=
Perkiraan awal nilai tebakan (trial) suhu operasi flash dengan menentukan kisaran
suhu pada tekanan 1 atm
Komponen Titik didih normal, oC
A (metanol)
B (etanol)C (n-propanol)
64,7
78,497,8
Oleh karena itu suhu flash harus berada antara kisaran 64,7 oC ≤ Tflash ≤ 97,8 oC.
Suhu flash yang benar apabila memenuhi syarat, 0,1=∑ i y
Trial 1:
Asumsi Tflash = 78 oC = 351 K
Dari data tekanan uap Gambar 2.5 dapat dibaca tekanan uap zat murni ( P io), sehingga
dapat dihitung K i , yiD , dan xiW .
Komponen P io, mmHg K i = P i
o / P t yiD xiW
A (metanol)B (etanol)
C (n-propanol)
1210640
320
1,5920,842
0,412
0,4700,326
0,159
0,2900,387
0,386
95,0=∑ iD y 06,1=∑ iW x
Hasil perhitungan ∑ iW x > 1,0. trial SALAH, oleh karena Tflash harus dinaikkan.
Trial 2 :
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 7
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 8/18
Asumsi T flash = 81 oC = 354 K
Dari data tekanan uap Gambar 2.5 dapat dibaca tekanan uap zat murni ( P io), sehingga
dapat dihitung K i , yiD , dan xiW .
Komponen P io, mmHg K i = P io / P t yiD xiW
A (metanol)
B (etanol)
C (n-propanol)
1350
800
365
1,776
1,053
0,480
0,485
0,357
0,1744
0,273
0,387
0,386
016,1=∑ iD y 975,0=∑ iW x
Hasil perhitungan ∑ iW x < 1,0 trial masih SALAH, oleh karena Tflash harus lebih
rendah dari 81 oC atau 354 K.
Dengan cara interpolasi dari dua hasil di atas, dapat ditentukan Tflash yang
cukup mendekati nilai yang sebenarnya.
Gambar 2.6 Kurva interpolasi linier penyelesaian metode trial dan error.
Sebagai pembuktian dapat dilakukan perhitungan kembali dengan nilai T flash
asumsi 80,3
o
C. Dengan data tekanan uap Gambar 2.5 dapat dibaca tekanan uap zatmurni ( P i
o), sehingga dapat dihitung K i , yiD , dan xiW .
Komponen P io, mmHg K i = P i
o / P t yiD xiW
A (metanol)
B (etanol)C (n-propanol)
1250
740340
1,684
0,9470,447
0,478
0,3460,167
0,284
0,3560,374
99,0=∑ iD y 01,1=∑ iW x
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 8
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 9/18
Nilai ∑ iW x sudah cukup dekat dengan 1,00 untuk perhitungan manual. Oleh
karena itu, Tflash = 80,3 oC memenuhi syarat kesetimbangan. Jadi suhu operasi kolom
pemisah adalah 80,3 oC.
2.2.2 Perhitungan Kondensasi Parsial ( Partial Condensation)
Prinsip pemisahan secara kondensasi parsial sama dengan pemisahan flash.
Operasi kondensasi parsial adalah kebalikan dari pemisahan flash. Metodanya adalah
melewatkan campuran uap di atas suatu permukaan yang dingin, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi.
Ganbar 2.1 menggambarkan proses kondensasi parsial. Pada kondensasi
parsial, umpan yang berupa uap akan didinginkan dalam heat exchanger, biasadisebut sebagai kondenser, hingga mencapai suhu dew point -nya. Dengan
pendinginan lebih lanjut akan terjadi pengembunan. Campuran uap-cair yang
diperoleh setelah pendinginan dimasukkan ke dalam suatu tangki pemisah di mana
cairan akan terkumpul dan diambil melalui suatu saluran pengeluaran. Fase uap dan
cair yang meninggalkan tangki pemisah berada dalam kesetimbangan. Operasi
kondensasi parsial adalah suatu pemisahan stage tunggal ( single stage equibrilium).
Contoh Soal 2.3
Perhitungan Kondensasi Parsial
Suatu campuran uap yang terdiri dari metanol(A), etanol(B) dan propanol(C)
dialirkan melalui suatu kondensor seperti terlihat pada gambar di bawah,
Penyelesaian :
Basis perhitungan : F = 100 mol/jam
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 9
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 10/18
Rentang suhu kondensasi akan sama dengan contoh 2.2, yaitu 64,7 oC < T <
97,8 oC. Rata-rata tengah dari rentang tersebut adalah 81 oC. Nilai ini akan diambil
sebagai trial pertama. Data tekanan uap diambil dari Gambar 2.5.
Pada soal ini, rasio W/D = 0,2/0,8 = 0,25, dan D/W = 4,0 sehingga hubungan
neraca massa, persamaan (2-7) dan (2-8) menjadi :
)]/25,01(/25,1 iii K z y +=
dan
)]41/(5 iii K z x +=
Trial 1:
Ambil Tkondensasi = 81 oC
Komponen (i) z i P io
, mmHg K i = P io
/ P t yiD xiW
AB
C
0,250,50
0,25
1350800
365
1,7761,053
0,480
0,2740,505
0,205
0,1540,480
0,428
98,0=∑ iD y 062,1=∑ iW x
062,1=∑ iW x > 1 , berarti nilai Ki terlalu kecil → Trial SALAH !!!
Trial 2 :
Ambil Tkondensasi = 85
o
CKomponen (i) z i P i
o, mmHg K i = P io / P t yiD xiW
A
B
C
0,25
0,50
0,25
1650
980
420
2,17
1,289
0,55
0,280
0,523
0,215
0,129
0,406
0,391
01,1=∑ iD y 926,0=∑ iW x
926,0=∑ iW x < 1 , berarti → Trial SALAH !!!
Trial 3 :
Ambil Tkondensasi pada suhu rata-rata = ( 81 + 85)/2 = 83 oC
Komponen (i) z i P io, mmHg K i = P i
o / P t yiD xiW
A
BC
0,25
0,500,25
1500
910400
1,974
1,1970,526
0,277
0,5170,212
0,140
0,4320,403
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 10
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 11/18
00,1=∑ iD y 975,0=∑ iW x
Hasil ini sudah dapat diterima, maka Tkondensasi = 83
o
C dan komposisi produk atas dan bawah adalah : yA = 0,277, yB = 517, yC = 0,212, xA = 0,140, xB = 0,432, dan xC =
0,403.
Jadi perhitungan untuk kondensasi parsial pada contoh soal 2.3 adalah sama
dengan perhitungan untuk distilasi flash pada contoh 2.2.
2.3 Distilasi Sederhana ( Differential / Simple Distillation )
Distilasi sederhana atau biasa dikenal sebagai distilasi batch adalah proses yang
digunakan untuk memisahkan campuran larutan binar ataupun multikomponen.
Contoh operasi distrilasi sederhanan adalah peralatan distilasi di laboratorium.
Larutan diisikan ke dalam labu distilasi, dipanaskan untuk menjaga cairan tetap
mendidih dan uap yang terbentuk diambil secara kontinyu dan kemudian
diembunkan.
Pembahasan distilasi sederhana untuk sistem biner dapat dijelaskan dengan
diagram kesetimbangan x-y. Apabila x dan y menyatakan komposisi komponen yang
lebih volatil dalam campuran. Seiring dengan waktu berlangsungnya distilasi, x(t) dan
y*(t) akan semakin menurun. Perubahan ini dapat dipahami dengan melihat diagram
T-x-y seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7. Distilasi sederhana (batch) biasanya
sebagai suatu proses isobaris. Dengan semakin meningkatnya komponen yang kurang
volatil dalam ketel distilasi, suhu dalam ketel akan naik seperti terlihat pada Gambar
2.7.
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 11
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 12/18
Gambar 2.7 Diagram T-x-y untuk Distilasi Sederhana ( Batch)
Di dalam industri hasil dari suatu distilasi batch sering diambil dalam bentuk
fraksi-fraksi yang terpisah, sehingga ketel distilasi atau kondenser totalnya seringkali
dilengkapi dengan lebih dari satu tangki pengumpul distilat. Dewasa ini banyak unit-
unit distilasi batch di industri menggunakan suhu atau indeks bias sebagai indikator
pemindahan fraksi dari tangki penampung satu ke tangki lainnya.
Gambar 2.8 Gambar unit Distilasi Batch dengan dua penampung
2.3.1 Persamaan Rayleigh
Persamaan ini menjelaskan hubungan antara jumlah yang terdestilasi dan yang
tertinggal di ketel. Apabila kita tinjau suatu ketel distilasi batch sederhana, pada
setiap t, mengandung sejumlah cairan L. Misalkan jumlah mol cairan dalam bejana
pada suatu saat adalah L dengan komposisi x dan sejumlah cairan yang diuapkan
sejumlah dL, dengan komposisi y, maka konsentrasi yang tinggal dalam ketel
berubah menjadi ( x – dx) dan jumlah molnya ( L – dL).
Neraca massa untuk komponen A adalah :
Komponen A tatal = komponen A dalam cairan + komponen A dalam uap
dL ydL Ldx x x L .)(.)(. +−−=
(2-11)
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 12
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 13/18
dL ydxdLdx LdL x x L x L .. ++−−=
Karena dxdL sangat kecil sehingga dapat diabaikan, maka persamaan dapat
dituliskan menjadi :
dL ydx LdL x .0 +−−=
atau,
)( x y
dx
L
dL
−
=
(2-12)
Dengan integrasi antara kondisi umpan pada t = 0, dimana L = F dan pada
saat t = t , di mana dalam ketel terdapat residu sejumlah W, dengan komposisi xW
maka bentuk integrasi dari persamaan (2-12) adalah,
∫ ∫ −=
iW
iW
z
x ii
i
F
W x y
dx
W
dW
)((2-13)
Di mana F adalah jumlah mol mula-mula dari umpan, z iF adalah fraksi mol
komponen i dalam umpan, dan z iW fraksi mol komponen i dalam residu pada saat t.
Integrasi persamaan (2-13) akan memberikan,
∫ −=
iW
iW
z
x ii
i
x y
dx
W
F
)(ln (2-14)
Persamaan (2-14) di atas dikenal dengan Persamaan Rayleigh. Karena yi = K i xi ,
bentuk lain dari persamaan Rayleigh adalah;
∫ −=
iW
iW
z
x ii
i
K x
dx
W
F
)1(ln (2-15)
Jika hanya ada satu tangki yang digunakan sebagai penampung distilat,
komposisi rata-rata distilat dapat dihitung dari neraca massa sepanjang interval waktu
distilasi. Neraca massa untuk komponen i adalah,
D yW x F z avg iDiW iF .)(. *+=
sehingga,
W F
W x F z D y iW iF
avg iD−
−=.)( *
(2-16)
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 13
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 14/18
Untuk menghitung z iW diperlukan prosedur trial dan error . Jika diagram T-x-y
tersedia untuk suatu campuran biner. Wilayah dibawah kurva )(/1 i
o
i x y − vs xi
untuk rentang xi = z iF hingga xi = xiW adalah sama dengan ln (F/W). Oleh karena itu,
jika jumlah umpan F, dan perubahan komposisi xi = z iF menjadi xi = xiW ditentukan,
jumlah residu yang tersisa dalam ketel (W) dapat dihitung dari hubungan ;
)(exp Area F W −=
di mana besaran Area menunjukkan wilayah yang terletak di bawah kurva seperti
ditunjukkan dalam Gambar 2.9.
)/(ln)(
W F x y
dx Area
iW
iW
z
x ii
i =−
= ∫
Gambar 2.9 Integrasi Grafis Persamaan Rayleigh
Contoh Soal 2.4
Penggunaan Persamaan Rayleigh untuk Penyelesaian Soal Distilasi Difrensial
Campuran Etanol-air yang mengandung 20% mol etanol(A) dan air(B)
diumpankan ke suatu ketel distilasi batch dan didistilasi hingga dalam residu tersisa
2% mol etanol. Berapa fraksi dari umpan yang tersisa dalam ketel? Distilasi
dijalankan pada tekanan 1 bar. Data hasil komposisi eksperimen diberikan di bawah
ini.
xA y*A xA y*A
0
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 14
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 15/18
2.4 Distilasi Uap ( Steam Distillation)
Pada kasus dimana ingin dipisahkan komponen volatil A yang terdapat pada
suatu campuran organik biner terdiri dari komponen A dan komponen non-volatil B.
Pemisahan dapat dilakukan menggunakan distilasi uap ( steam). Komponen A dan B
tidak saling melarut, demikian juga komponen A dan B tidak larut dalam air.
Kasus-kasus seperti ini banyak ditemui, contohnya pada pengambilan hidrokarbon
ringan dari minyak-minyak berat (yang non volatil), pengambilan komponen yang
sensitif terhadap suhu (minyak atsiri, parfum, vitamin) dari campuran fase organik.
Titik didih campuran A dan B ditentukan oleh tekanan uap komponen A dankonsentrasinya, xA dalam campuran. Hubungan dengan tekanan total dengan tekanan
total adalah :
)1(.. A
o
B A
o
At X P X P P −+=
(2-11)
Pada distilasi uap, yang melibatkan komponen volatil A dalam campuran A dan
komponen non-volatil B, tekanan total pada titik didih dihubungkan dengan tekanan
parsial dari kedua fase cairan yang tak terlarut sebagai berikut :
A
o
A
o
W t X P P P .. += (2-12)
Tekanan uap .oW P dano
A P ditentukan olah T, yaitu suhu bubble point dari operasi
distilasi uap. Untuk operasi pada tekanan konstan, dengan turunnya fraksi mol
komponen A dalam fase organik selama operasi akan menyebabkan suhu distilasi
akan naik. Suhu maksimum dari distilasi uap adalah suhu didih air pada tekanan
sistem P t . Oleh sebab itu, kisaran suhu operasi distilasi uap tergantung pada nilai P t ,
x A, tekanan uap.o
W
P dan
o
A
P
.
Contoh Soal 2.5
Pengambilan Heksana dari Campuran Minyak dengan Distilasi Uap
Suatu campuran minyak nabati nonvolatil mengandung 10% mol n-
heksana(A). Perkirakan suhu distilasi; a) saat proses distilasi dimulai dan b) saat
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 15
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 16/18
fraksi mol x A = 0,01. Hitung kecepatan produksi n-heksana (kg n-heksana terambil per
kg steam yang mengembun). P t = 1 atm = 760 mmHg.
Penyelesaian :
Basis perhitungan : 1 kg uap air
Persamaan tekanan uap, dengan tekanan uap dalam mmHg dan T dalam oC
adalah :
)228/(21,166896681,7log T P o
W +−=
)336,224/(53,117187776,6log T P o
A+−=
Pada awal distilasi, suhu distilasi dapat diketahui dengan menetapkan harga x A = 0,1
sehingga
T o AT
o At
oW P mmHg P P P )(1,0760).(1,0 −=−=
Dengan substitusi nilai-nilai untuk beberapa suhu, diperoleh :
T oC 90 95 93,5 93,8 93,7
P ow
P o A)(1,0760
o
A P mmHg −
525,86
1415,65
618,43
633,98
1619,2
598
599,76
1555,93
604
606,5
1568,43
603,2
604,2
1564,3
603,6
Diperoleh suhu distilasi, T = 93,7 oC
Saat x A= 0,01 , suhu distilasi dapat diketahui dengan menyelesaikan persamaan,
).(01,0o
At
o
W P P P −= . Dengan memasukkan nilai-nilaio
A P dan .oW P secara trial
dan error, akan diperoleh nilai yang tepat pada suhu distilasi, T = 99,5 oC.
Kecepatan produksi heksana per kg steam dapat dihitung dari hubungan :
o
W
o
A AW A P P xnn // =
Untuk x A= 0, 1 maka
26,0)2,604/()3,1564)(1,0(// ===o
W
o
A AW AP P xnn mol
heksana per mol uap air.
Nilai rasio massa diperoleh dengan memasukkan nilai berat molekul :
kg A/kg W = W W A AW A BM n BM nmm // = = 0,26 (96) / 1 (18)
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 16
7/16/2019 BAB II Destilasi Satu Tahap Kesetimbanganmmm
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-destilasi-satu-tahap-kesetimbanganmmm 17/18
= 1,387 kg heksana/kg uap air.
2.5 Penutup
Beberapa point penting yang dapat disimpulkan dari bahasan diatas antara lain :
• Pemisahan atau distilasi secara kilat (flash), kondensasi parsial, dan distilasi uap
( steam) merupakan operasi pemisahan dengan stage kestimbangan tunggal.
• Pada pemisahan flash dan kondensasi parsial, tekanan sistem biasanya telah
tertentu (konstan). Sehingga penyelesaian soalnya biasanya memerlukan metode
trial dan error , yang mengambil asumsi operasi pada nilai T, yang dikuti
perhitungan berulang hingga diperoleh syarat; ∑P i = P t atau ∑ xi = 1,0.
• Komposisi fase cair dan fase uap diperoleh dari penyelesaian persamaan neraca
massa stage tunggal yang dikombinasikan dengan hubungan kesetimbangan :
•
Bab II. Distilasi dengan Satu Tahap Kesetimbangan 17