Acara I Destilasi

26
ACARA I DESTILASI A. Tujuan Praktikum Praktikum Teknologi Rempah dan Minyak Atsiri acara I Destilasi ini bertujuan untuk : 1. Mempelajari dan mengenal distilasi rempah untuk mendapatkan minyak atsiri. 2. Mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan pendahuluan terhadap hasil dari minyak atsiri 3. Menghitung debit tetesan, kadar minyak dalam tetesan dan rendemen minyak. 4. Mengamati visualisasi fisik minyak atsiri yang meliputi warna, aroma, dan massa jenis. B. Tinjauan Pustaka Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang memiliki banyak manfaat. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri utama minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukkan bahwa konsumsi minyak atsiri dan turunannya naik sekitar 8 - 10% dari tahun ke tahun (Effendi dan Simon, 2014).

Transcript of Acara I Destilasi

ACARA I

ACARA IDESTILASI

A. Tujuan PraktikumPraktikum Teknologi Rempah dan Minyak Atsiri acara I Destilasi ini bertujuan untuk :1. Mempelajari dan mengenal distilasi rempah untuk mendapatkan minyak atsiri. 2. Mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan pendahuluan terhadap hasil dari minyak atsiri3. Menghitung debit tetesan, kadar minyak dalam tetesan dan rendemen minyak.4. Mengamati visualisasi fisik minyak atsiri yang meliputi warna, aroma, dan massa jenis.B. Tinjauan PustakaMinyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang memiliki banyak manfaat. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri utama minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukkan bahwa konsumsi minyak atsiri dan turunannya naik sekitar 8 - 10% dari tahun ke tahun (Effendi dan Simon, 2014).Minyak atsiri adalah campuran yang sangat kompleks dari senyawa volatil, dan banyak mengandung sekitar 20-60 senyawa, meskipun beberapa mungkin mengandung lebih dari 100 komponen berbeda, seperti melati , lemon dan minyak esensial kayu manis. Konstituen volatil utama adalah hidrokarbon (misalnya pinen, limonen, bisabolen), alkohol (misalnya linalol, santalol), asam (misalnya asam benzoat, asam geranik), aldehid (misalnya sitral), aldehida siklik (misalnya cuminal), keton (misalnya kamphor). Semua senyawa ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori utama yaitu terpenoid dan phenylpropanoid atau juga menjadi hidrokarbon dan senyawa oksigen. Keharuman dan komposisi kimia minyak esensial dapat bervariasi sesuai dengan letak geografis, iklim dan kondisi pertumbuhan (jenis tanah, iklim, ketinggian dan jumlah air yang tersedia), musim (misalnya sebelum atau setelah berbunga), dan waktu hari ketika panen dicapai. Selain itu, ada faktor penting yang mempengaruhi komposisi kimia minyak esensial, yaitu komposisi genetik tanaman (Kamal, 2011). Komposisi minyak jeruk bervariasi untuk beberapa alasan. Daerah dan perubahan musim sama seperti penggunaan metode ekstraksi menimbulkan variasi ini. Beberapa komponen minyak jeruk telah diidentifkasi menggunakan GCMS. Tiga komponen terbanyak di dalam minyak atsiri kulit jeruk adalah D-limonene (54,15%), pulegone (11,65%), dan L-carvone (2-cyclohexen-1-one) (5,46%). Berat jenis minyak atsiri kulit jeruk adalah 0,84 g/ml (Njoku dan Evboumwan, 2014). Rendemen minyak kulit jeruk bervariasi antara 0,2 0,5% (Baser dan Buchbauer, 2010). Total minyak atsiri dalam jeruk manis 0,80%. Namun hasil ini dipengaruhi oleh kondisi klimakterik dengan rata-rata hasil 0,5%. Kelarutan dalam alkohol minyak atsiri jeruk manis adalah 1:2-3 dalam alkohol 90% (Weiss, 1997 dalam Ahmad, dkk, 2006). Kelarutan dalam alkohol 90%, 85%, dan 80% minyak jeruk vietnam berturut-turut adalah 1:9 (minyak atsiri : alkohol) ; 1:12 ; 1:23 (Tan, dkk, 2011). Minyak volatil yang diperoleh dari jeruk segar (Citrus auntarium Linne) memiliki kandungan primer berupa d-limonene. Minyak kuning pucat dengan karakteritik aroma dari jeruk Seville memiliki indeks bias 1,4725 sampai 1,4755 pada 200C. Hal ini sedikit berbeda dengan minyak jeruk yang diperoleh dari botanikal. Bercampur dengan alkohol anhidrat dengan atau sekitar 4 kali volume alkohol (Troy dan Beringer, 2006).Destilasi adalah suatu proses penguapan dan pengembunan kembali yang dimaksudkan untuk memisahkan campuran dua atau lebih zat cair ke dalam fraksi fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada umumnya, pemisahan hasil fermentasi glukosa/dekstrosa menggunakan sistem uap cairan, terdiri dari komponen komponen tertentu yang mudah tercampur. Campuran campuran tersebut dapat memiliki titik didih yang tidak tetap atau dapat pula dengan titik didih yang tetap dan minimum (Tjokrohadikoesoemo, 1985).Destilasi dilaksanakan dalam praktek menurut salah satu dari dua metode utama. Metode pertama didasarkan atas pembuatan uap dengan mendidihkan campuran zat cair yang akan dipisahkan dan mengembunkan (kondensasi) uap tanpa ada zat cair yang kembali ke dalam bejana didih. Jadi tidak ada refluks. Metode kedua didasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat ke bejana didih dalam suatu kondisi tertentu sehingga zat cair yang dikembalikan ini mengalami kontak akrab dengan uap yang mengalir ke atas menuju kondensor. Masing-masing metode ini dapat dilaksanakan dalam proses kontinyu (sinambung) maupun dalam proses tumpak (batch). Destilasi kilat terdiri dari penguapan sebagian tertentu zat cair, sedemikian rupa, sehingga uap yang keluar berada dalam keseimbangan dengan zat cair yang tersisa, uap itu lalu dipisahkan dari zat cair, dan dikondensasikan (McCabe, 1999).Pada destilasi sederhana, yang paling sering dilakukan adalah operasi tak kontinyu. Dalam hal ini campuran yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam alat penguap (labu) dan dididihkan. Pendidihan terus dilangsungkan hingga sejumlah komponen tertentu yang mudah menguap terpisahkan. Selama pendidihan, fraksi komponen yang sukar menguap dalam cairan bertambah besar, sehingga komponen destilat yang dihasilkan juga berubah terus. Peralatan destilasi yang paling sederhana terdiri atas penguap (labu, pipa, atau lapisan tipis), pipa uap, siklon bila perlu, kondensor, pendingin, penampung (Bernasconi, 1999).Metode destilasi yang umum digunakan dalam produksi minyak atsiri adalah destilasi air dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut merupakan metode yang sederhana dan membutuhkan biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan destilasi uap. Namun belum ada penelitian tentang pengaruh kedua metode destilasi tersebut terhadap minyak atsiri yang dihasilkan. Minyak atsiri dalam tanaman aromatik diselubungi oleh kelenjar minyak, pembuluhpembuluh, kantung minyak atau rambut granular. Sebelum diproses, sebaiknya bahan tanaman dirajang (dikecilkan ukurannya) terlebih dahulu. Namun dalam proses destilasi tradisional pada umumnya ukuran bahan yang digunakan tidak seragam, karena proses pengecilan ukurannya hanya melalui proses penghancuran sederhana. Untuk metode destilasi air, bahan dimasukkan dalam ketel suling kemudian ditambahkan air sampai bahan tersebut terendam, tetapi tidak sampai memenuhi ketel suling. Sedangkan untuk metode destilasi uap air, bahan diletakkan diatas air dengan penahan (sangsang) dan diatur sedemikian rupa agar ruang antar bahan tidak longgar. Ketel tersebut dipanaskan dengan menggunakan kompor listrik. Waktu destilasi selama 4 jam diukur mulai dari tetesan kondensat pertama. Menurut (Guenther, 1987) minyak atsiri dalam tanaman aromatik dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantung minyak atau rambut granular. Apabila bahan dibiarkan utuh, minyak atsiri hanya dapat diekstraksi apabila uap air berhasil melalui jaringan tanaman dan mendesaknya ke permukaan. Proses ekstraksi dalam keadaan tersebut hanya terjadi karena peristiwa hidrodifusi, tetapi proses ini berlangsung sangat lambat bila bahan dalam keadaan utuh. Sehingga rendemen yang dihasilkan dengan bahan kulit kayu manis gulungan rendah, hal ini disebabkan karena kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam kulit kayu manis masih tetap tertahan di dalam jaringan, sulit untuk terekstrak dengan baik. Namun bukan berarti semakin kecil ukuran bahan akan menghasilkan rendemen yang semakin tinggi, justru ukuran yang terlalu kecil akan menurunkan rendemen minyak atsiri, yaitu karena sifat bubuk kulit kayu manis akan menjadi kental bila kontak dengan air (pada destilasi air) dan menurut Sundari (2002) bubuk kulit kayu manis bersifat kompak sehingga kontak antara uap dan bahan tidak sempurna (pada destilasi uap dan destilasi uap-air) (Yuliarto dkk, 2012).Proses pengecilan ukuran dan pengeringan bahan berminyak permeabel (mudah ditembus zat cair dan uap) dilakukan dengan tujuan mengekstraksi minyak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebelum bahan diekstraksi sebaiknya dirajang dahulu menjadi potongan kecil-kecil. Proses perajangan ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga pada proses ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari bahan cukup cepat. Perlakuan pendahuluan dengan cara pengeringan bahan akan mempercepat proses ekstraksi, memperbaiki mutu minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung di dalam bahan, akan tetapi selama pengeringan kemungkinan sebagian minyak akan hilang karena penguapan dan oksidasi oleh oksigen udara (Munawaroh dan Handayani, 2010).Destilasi didefinisikan sebagai sebuah proses dimana campuran dua atau lebih zat liquid atau vapor dipisahkan menjadi komponen fraksi murni dengan pengaplikasian dari perpindahan panas. Pemisahan campuran liquid dengan destilasi bergantung pada perbedaan bolatilitas antar kmponen. Komponen yang memiliki relative volatility yang lebih besar akan lebih mudah pemisahannya. Uap akan mengalir menuju puncak kolon sedangkan liquid akan terpisah pada plate atau packing. Sebagian kondensar dari kondensor dikembalikan ke puncak kolom sebagai liquid untuk dipisahkan lagi dan sebagian di dasar kolom untuk diuapkan pada reboiler dan dikembalikan sebagai uap. Distilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu : Distilasi kontinyu dan Distilasi batch. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu : Distilasi atmosferis (0,4-5,5 atm mutlak), Distilasi vakum ( 300 mmHg pada bagian atas kolom) dan Distilasi tekanan ( 80 psia pada bagian atas kolom). Berdasarkan komponen penyusunnya : Distilasi sistem biner dan Distilasi sitem multi komponen. Berdasarkan sistem operasinya terbagi dua, yaitu : Single-stage Distillation dan Multi stage Distillation. Umumnya destilasi juga dapat dibedakan sebagai Destilasi Kilat (Flash Destilation) dan destilasi Continue dengan Refluks (Rektifikasi) (Komariah dkk, 2009).Ada 3 tipe metode destilasi yaitu water distillation, water and steam distillation, dan direct steam distillation. Pada metode water distillation bahan secara langsung dikontakkan dengan air mendidih. Pada metode water and steam distillation bahan diletakkan di atas grid dan dibawah grid terdapat air yang dipanaskan, sehingga menghasilkan saturated steam yang akan berkontak dengan bahan tersebut. Untuk metode direct steam distillation, bahan diletakkan di atas grid dan kemudian dari bawah grid langsung dialirkan saturated steam atau superheated steam (Atti-Santos dkk, 2005).C. Metodologi1. Alata. Seperangkat alat destilasi uapb. Piknometerc. Tabung reaksid. Neraca analitike. Botol vial f. Pipet tetesg. Pipet volumeh. Propipet2. Bahana. Kulit jeruk manis basah/segarb. Kulit jeruk manis keringc. Alkohold. Air3. Cara Kerja

Pencatatan waktu pada tetesan pertama dan dipastikan tidak ada kebocoran uapPenyalaan sumber panas dan pompa air serta pencatatan waktuPengaturan dan pengecekan semua bagian unit destilasiPemasukkan bahan baku ke dalam ketel destilatorPenimbangan bahan sebanyak 3 kgPemotongan bahan baku dengan ketebalan 1 cmPengamatan fisiknya (warna dan aroma) serta perhitungan rendemen, massa jenis, dan kelarutan dalam alkohol (70%)Pengambilan minyak atsiri diambil serta pengukuran volume dan massa minyak atsiriPenghentian pemasakan dan pencatatan waktu

Gambar 1.1 Cara kerja penyulingan minyak kulit jerukD. Hasil dan PembahasanTabel 1.1 Sifat Fisik Minyak Atsiri Kulit JerukNoSifatKulit Jeruk BasahKulit Jeruk Kering

1.PenampilanCairCair

2.WarnaKuning beningKuning bening

3.AromaKhas kulit jerukKhas kulit jeruk

4.Rendemen0,0587%0,0170%

5.Kelarutan dalam alkohol 70%1:5 putih keruh-

Sumber : Laporan SementaraMinyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang memiliki banyak manfaat. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri utama minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukkan bahwa konsumsi minyak atsiri dan turunannya naik sekitar 8 - 10% dari tahun ke tahun (Effendi dan Simon, 2014). Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah kulit jeruk baby dengan beda berlakuan yaitu kulit jeruk yang segar dan kulit jeruk yang telah dikeringkan. Kedua perlakukan ini kulit jeruk sama-sama dirajang atau dipotong dadu dengan ukuran kurang lebih 1cm x 1cm. Tujuan dari pengecilan ukuran ini adalah membantu mempercepat proses destilasi. Karena menurut Guenther (1987) dalam Yuliarto, dkk (2012), minyak atsiri dalam tanaman aromatik dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantung minyak atau rambut granular. Apabila bahan dibiarkan utuh, minyak atsiri hanya dapat diekstraksi apabila uap air berhasil melalui jaringan tanaman dan mendesaknya ke permukaan. Proses ekstraksi dalam keadaan tersebut hanya terjadi karena peristiwa hidrodifusi, tetapi proses ini berlangsung sangat lambat bila bahan dalam keadaan utuh.Destilasi merupakan proses pemisahan komponen komponen antara dua atau lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu campuran. Prinsip destilasi adalah memisahkan komponen dari campurannya berdasarkan perbedaan volatilitas atau kecepatan menguap masing masing komponen. Semakin rendah titik didih suatu komponen maka semakin mudah komponen tersebut terpisah dari campurannya sebagai uap. Proses destilasi ini ada dua tahap yaitu proses penguapan dan pendinginan. Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondensor yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.Ada 3 tipe metode destilasi yaitu water distillation, water and steam distillation, dan direct steam distillation. Pada metode water distillation bahan secara langsung dikontakkan dengan air mendidih. Pada metode water and steam distillation bahan diletakkan di atas grid dan dibawah grid terdapat air yang dipanaskan, sehingga menghasilkan saturated steam yang akan berkontak dengan bahan tersebut. Untuk metode direct steam distillation, bahan diletakkan di atas grid dan kemudian dari bawah grid langsung dialirkan saturated steam atau superheated steam (Atti-Santos dkk, 2005).Pada praktikum ini menggunakan teknik destilasi kukus atau destilaku uap air. Menurut Hendartomo (2005) dalam Jayanudin (2011), pada penyulingan ini, bahan yang akan disuling diletakkan dalam penyangga berlubang, kemudian diisi dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan. Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah, jenuh, dan tidak terlalu panas. Berdasarkan hasil pengamatan, penampilan minyak atsiri kulit jeruk basah dan kulit jeruk kering adalah cair. Warna kedua minyak atsiri sama yakni kuning bening. Hasil praktikum telah sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Troy dan Bringer (2006) bahwa minyak jeruk segar memiliki warna kuning pucat. Aroma kedua minyak atsiri sama yakni khas kulit jeruk. Ada pun senyawa volatil terbesar pada minyak atsiri kulit jeruk adalah D-limonene (Njoku dan Evboumwan, 2014). Rendemen minyak atsiri kulit jeruk basah adalah 0,0587% sedangkan kulit jeruk kering adalah 0,0170%. Kelarutan dalam alkohol 70% minyak atsiri kulit jeruk basah adalah 1:5 sedangkan minyak atsiri kulit jeruk kering tidak dilakukan analisa ini karena jumlah minyak terlalu sedikit. Pada penambahan alkohol 70% dengan perbandingan 1:5, warna campuran minyak atsiri belum bening. Weiss, (1997) dalam Ahmad, dkk, (2006), mengungkapkan bahwa kelarutan dalam alkohol minyak atsiri jeruk manis adalah 1:2-3 dalam alkohol 90%. Teori ini diperkuat oleh hasil penelitian Tan, dkk (2011) yang menunjukkan bahwa kelarutan dalam alkohol 90%, 85%, dan 80% minyak jeruk vietnam berturut-turut adalah 1:9 (minyak atsiri : alkohol) ; 1:12 ; 1:23. Dengan demikian, hasil praktikum tidak sesuai teori karena alkohol 70% yang ditambahkan seharusnya lebih dari 5 kali volume minyak atsiri kulit jeruk agar diperoleh kelarutan minyak atsiri dalam alkohol yang maksimum yakni ditandai dengan warna bening. Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Destilasi Minyak Atsiri Kulit JerukNoPengamatanSampel

BasahKering

AApi menyala, jam08.40 WIB12.05 WIB

BMulai keluar tetesan, jam08.55 WIB12.27 WIB

CApi dimatikan14.00 WIB16.35 WIB

DTotal waktu pengapian (C-A)5,2 jam ; 100%4,30 jam ; 100%

EWaktu mulai keluar tetesan (B-A; E/D*100%)0,25 jam ; 4,81%0,37 jam ; 9,37%

FWaktu berlangsungnya tetesan (C-B; F/D*100%)5,15 jam ; 99%4,08 jam ; 94,88%

GVolume minyak atsiri yang didapat2 ml0,62 ml

HDebit rata-rata minyak atsiri yang didapat (G/F)0,388 ml/jam0,152 ml/jam

IBerat minyak atsiri yang didapat1,762 gr0,596 gr

JBerat bahan yang didistilasi3000 gr3500 gr

KRendemen minyak atsiri (RMA) (I/J*100%)0,0587 %0.0170 %

LMassa jenis minyak atsiri (MA) (I/G)0,88 gr/ml0,961 gr/ml

MWarnaKuning bening Kuning bening

Bandingkan dengan warna bahan bakunya Orange kecoklatanOrange kecoklatan

NAromaKhas kulit jeruk dan lebih harumKhas kulit jeruk dan lebih harum

Bandingkan dengan aroma bahan bakunya HarumHarum

Sumber: Laporan sementaraBerdasarkan hasil praktikum, total waktu pengapian sampel kulit jeruk basah adalah 5,2 jam sedangkan kulit jeruk keringadalah 4,30 jam. Waktu mulai keluar tetesan sampel kulit jeruk basah adalah 0,25 jam sedangkan kulit jeruk kering adalah 0,37 jam. Waktu berlangsungnya tetesan sampel kulit jeruk basah adalah 5,15 jam sedangkan kulit jeruk kering adalah 4,08 jam. Ada pun volume minyak atsiri yang diperoleh dari sampel kulit jeruk basah adalah 2 ml sedangkan sampel kulit jeruk kering adalah 0,62 ml. Berat minyak atsiri yang didapat dari sampel kulit jeruk basah adalah 1,762 gram sedangkan sampel kulit jeruk kering adalah 0,596 gram. Hasil praktikum sesuai dengan teori. Menurut Munawaroh dan Handayani (2010), perlakuan pendahuluan pengeringan pada bahan akan mempercepat proses ekstraksi, memperbaiki mutu minyak dan mengurangi kadar air dalam bahan. Namun, selama pengeringan kemungkinan sebagian minyak akan hilang karena penguapan dan oksidasi oleh udara. Rendemen minyak atsiri yang didapatkan dari sampel minyak kulit jeruk basah adalah 0,0587% sedangkan dari sampel minyak kulit jeruk kering adalah 0,0170%. Hasil ini tidak sesuai dengan teori. Menurut Baser dan Buchbauer (2010), rendemen minyak kulit jeruk antara 0,2 0,5%. Massa jenis minyak atsiri dari sampel kulit jeruk basah adalah 0,88 gram/ml sedangkan dari sampel kulit jeruk kering adalah 0,961 gram/ml. Hasil ini pun tidak sesuai dengan terori. Menurut Njoku dan Evboumwan (2014), berat jernis minyak atsiri kulit jeruk manis adalah 0,84 g/ml. E. KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan acara 1 Destilasi maka dapat disimpulkan beberapa poin kesimpulan sebagai berikut:1. Destilasi yang digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri kulit jeruk adalah destilasi kukus,2. Perlakuan sampe basah dan kering mempengaruhi waktu proses minyak atsiri serta debit minyak atsiri yang didapat,3. Debit tetesan minyak atsiri dari sampel kulit jeruk basah adalah 0,388 ml/jam sedangkan dari sampel kulit jeruk kering adalah 0,152 ml/jam,4. Volume minyak atsiri dari sampel kulit jeruk basah adalah 2 ml sedangkan dari sampel kulit jeruk kering adalah 0,62 ml,5. Rendemen minyak atsiri dari sampel kulit jeruk basah adalah 0,0587% sedangkan dari sampel kulit jeruk kering adalah 0.0170 %,6. Warna kedua minyak atsiri sama yakni kuning bening,7. Aroma kedua minyak atsiri sama yakni khas kulit jeruk,8. Massa jenis minyak atsiri dari sampel kulit jeruk basah adalah 0,88 gram/ml sedangkan dari sampel kulit jeruk kering adalah 0,961 gram/ml.Pengertian minyak atsiriPenegrtian n macam destilasiPrinsip destilasi kukusYijiam dari pengecilan ukuranDari dua perlakuan mana yang lebih baik (berdasarkan karakteristik yang ditabel)? Bandingkan dengan teori

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhammad Mushtaq, Salim-Ur-Rehman, Faqir Muhammad Anjum, dan Ehsan Elahi Bajwa. 2006. Comparative Physical Examination of Various Citrus Peel Essential Oil. International Journal of Agriculture and Technology Vol. 8 No.2Atti-Santos, Ana Christina, dkk. 2005. Extraction of Essential Oils from Lime (Citrus Latifolia Tanaka) By Hydrodestilaltion and Super Critical Carbondioxide. Brazilian Archive of Biology and Technology International Journal Vol. 48 No. 1.Baser, K. Husnu Can, dan Gerhard Buchbauer. 2010. Handbook of Essential Oils Science, Technology, and Applications. CRC Press. USA.Bernasconi, G. 1999. Teknologi Kimia. Jakarta: PT Pradnya Paramitha. Effendi, Violetta Prisca dan Simon Bambang Widjanarko. 2014. Distilasi dan Karakteristik Minyak Atsiri Rimpang Jeringau (Acorus calamus) dengan Kajian Lama Waktu Distilasi dan Rasio Bahan : Pelarut. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 No. 2 hal : 1-8.Jayanudin. 2011. Komposisi Kimia Minyak Atsiri Daun Cengkeh dari Proses Penyulingan Uap. Jurnal Teknik Kimia Indonesia vol.10 no.1 Kamal, G.M. 2011. Yield and Chemical Composition of Citrus Essential Oils as Affected by Drying Pretreatment of Peels. International Food Research Journal Vol. 18 No. 4Komariah, Leily Nurul, A. F Ramdja dan Nicky Leonard. 2009. Tinjau Teoritis Perancangan Kolom Distilasi untuk Pra-Rencana Pabrik Skala Industri. Jurnal Teknik Kimia Vol 16 No 4 hal : 19-26.McCabe, Warren L., dkk. 1999. Operasi Teknik Kimia Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: ErlanggaMunawaroh, Safaatul, dan Prima Astuti Handayani. 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystix D.C) Menggunakan Pelarut Etanol dan n-Heksana. Jurnal Kompetensi Teknik Vol.2 No. 1.Njoku, V.I., dan B.O. Evboumwan. 2014. Analysis and Comparative Study of Essential Oil Extracted from Nigerian Orange, Lemon, and Lime Peels. Greener Journal of Chemical Science and Technology Vol.1.Tan, Quoc Le Pham, My Vo Ai, dan Nguyet Trinh Thi Minh. 2011. Volatile Constituents of Essential Oil from Citrus sinensis Grown in Tien Giang Province, Vietnam. Asian Journal of Food and Agro-Industry Vol.4 No. 3Tjokrohadikoesoemo, Soebiyanto. 1985. Operasi Teknik Kimia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Troy, David B., dan Paul Beringer. 2006. Remington The Science and Practice of Pharmacy. Lippinicott Williams and Willkins. USA.Yuliarto, Fuki Tri, Lia Umi Khasanah dan R. Baskara Katri Anandito. 2012. Pengaruh Ukuran Bahan dan Metode Destilasi (Destilasi Air Dan Destilasi Uap-Air) terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii). Jurnal Teknosains Pangan. 1. 1. 1

LAMPIRAN

Analisis Perhitungan : Total waktu pengapian = api dimatikan api menyala Sampel basahTotal waktu pengapian = 14.00 08.40 = 5,2 jam Sampel keringTotal waktu pengapian = 16.35 12.05 = 4,30 jam Waktu mulai keluar tetesan = mulai keluar tetesan (jam) api menyala= (waktu mulai keluar tetesan / total waktu pengapian) x 100% Sampel basahWaktu mulai keluar tetesan = 08.55 08.40 = 0,25 jam= (0,25 / 5,2) x 100% = 4,81% Sampel keringWaktu mulai keluar tetesan = 12.27 12.05 = 0,37 jam= (0,37 / 4,30) x 100% = 9,37% Waktu berlangsungnya tetesan = api dimatikan mulai keluar tetesan = (waktu berlangsungnya tetesan / total waktu pengapian) x 100% Sampel basahWaktu berlangsungnya tetesan = 14.00 08.55 = 5,15 jam = (5,15 / 5,2) x 100% = 99% Sampel keringWaktu mulai keluar tetesan = 16.35 12.27 = 4,08 jam= (4,08 / 4,30) x 100% = 94,88% Debit rata-rata minyak atsiri yang didapat = volume minyak atsiri yang didapat/waktu berlangsungnya tetesan Sampel basahDebit rata-rata minyak atsiri yang didapat = 2/5,15 = 0,388 ml/jam Sampel keringDebit rata-rata minyak atsiri yang didapat = 0,62/4,08 = 0,152 ml/jam Rendemen minyak atsiri = (berat minyak atsiri yang didapat/berat bahan yang didestilasi) x 100% Sampel bsahRendemen minyak atsiri = (1,762/3000) x 100% = 0,0587% Sampel keringRendemen minyak atsiri = (0,596/3500) x 100% = 0,0170% Massa jenis minyak atsiri = berat minyak atsiri yang didapat/volume minyak atsiri yang didapat Sampel basahMassa jenis minyak atsiri = 1,762/2 = 0,88 gram/ml Sampel keringMassa jenis minyak atsiri = 0,596/0,62 = 0,962 gram/ml