BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan...

download BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-widyalaeli... · h Uji Iodin Caranya : Larutan contoh diasamkan dengan HCl.

If you can't read please download the document

Transcript of BAB II A. Apel yang menurut sejarahnya merupakan...

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Apel

    1. Sejarah apel di Indonesia

    Apel pertama kali ditanam di Asia Tengah, kemudian berkembang luas

    di wilayah yang lebih dingin. Apel yang dibudidayakan memiliki nama ilmiah

    Malus domestica yang menurut sejarahnya merupakan keturunan dari Malus

    sieversii dengan sebagian genom dari Malus sylvestris (apel hutan/apel liar)

    yang ditemui hidup secara liar di pegunungan Asia Tengah, di Kazakhstan,

    Kirgiztan, Tajikistan, dan Xinjiang, Cina.

    Tanaman ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930-an dibawa oleh

    orang Belanda bernama Kreben kemudian menanamnya di daerah

    Nongkojajar (Kabupaten Pasuruan). Pada tahun 1953, Bagian Perkebunan

    Rakyat (sekarang bernama Lembaga Penelitian Hortikultura) mendatangkan

    beberapa jenis apel dari luar negeri, termasuk Rome Beauty dan Princess

    Noble. Selanjutnya, sejak tahun 1960 tanaman apel sudah banyak ditanam di

    Batu, Malang untuk mengganti tanaman jeruk yang mati diserang penyakit.

    Sejak saat itu tanaman apel terus berkembang hingga sekarang di dataran

    tinggi Kota Batu, Poncokusumo (Malang) dan Nongkojajar (Pasuruan) dan

    masa kejayaannya pada sekitar tahun 1970 (http://kpricitrus.wordpress.com,

    28 November 2011 jam 11.40).

    5

    http://kpricitrus.wordpress.com

  • 6

    Sekarang apel telah tersebar luas di seluruh Indonesia, disukai banyak

    orang, dan harganya relatif terjangkau. Adanya globalisasi perdagangan

    menyebabkan kita di Indonesia dapat mengkonsumsi apel dari Amerika,

    Australia, Cina, ataupun Taiwan disamping apel lokal dari Malang.

    Ketersediaannya melimpah di pasaran dan nyaris tidak tergantung musim.

    Jadi,setiap saat kita dapat mengkonsumsi apel.

    2. Sistematika Tanaman

    Menurut sistematika, tanaman apel termasuk dalam :

    Kingdom : Plantae

    Divisio : Spermatophyta

    Subdivisio : Angiospermae

    Klas : Dicotyledonae

    Ordo : Rosales

    Famili : Rosaceae

    Genus : Malus

    Spesies : Malus Sylvestris Mill

    (http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/apel.pdf, 2011).

    3. Morfologi apel

    a. Batang

    Pohon apel berkayu cukup keras dan kuat, cabang-cabang yang dibiarkan

    atau tidak dipangkas pertumbuhannya lurus dan tidak beranting. Kulit

    kayunya cukup tebal, warna kulit batang muda , cokelat muda sampai

    cokelat kekuning-kuningan dan setelah tua berwarna hijau kekuning-

    http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/apel.pdf

  • 7

    kuningan sampai kuning keabu-abuan. Karena dilakukan pemangkasan

    pemeliharaan, maka tajuk pohon berbentuk perdu seperti payung atau

    meja.

    Gambar 1. Batang Apel

    b. Daun

    Bentuk daun apel dipilah dalam enam kategori , yaitu oval, broadly oval,

    narrow oval, acute, broadly acute, dan narrow acute. Permukaan daun bisa

    datar atau bergelombang. Sisi daun ada yang melipat ke bawah, ada juga

    yang melipat ke atas. Bagian bawah daun umumnya diselimuti bulu-bulu

    halus.

    Gambar 2. Berbagai bentuk daun apel

    7

    kuningan sampai kuning keabu-abuan. Karena dilakukan pemangkasan

    pemeliharaan, maka tajuk pohon berbentuk perdu seperti payung atau

    meja.

    Gambar 1. Batang Apel

    b. Daun

    Bentuk daun apel dipilah dalam enam kategori , yaitu oval, broadly oval,

    narrow oval, acute, broadly acute, dan narrow acute. Permukaan daun bisa

    datar atau bergelombang. Sisi daun ada yang melipat ke bawah, ada juga

    yang melipat ke atas. Bagian bawah daun umumnya diselimuti bulu-bulu

    halus.

    Gambar 2. Berbagai bentuk daun apel

    7

    kuningan sampai kuning keabu-abuan. Karena dilakukan pemangkasan

    pemeliharaan, maka tajuk pohon berbentuk perdu seperti payung atau

    meja.

    Gambar 1. Batang Apel

    b. Daun

    Bentuk daun apel dipilah dalam enam kategori , yaitu oval, broadly oval,

    narrow oval, acute, broadly acute, dan narrow acute. Permukaan daun bisa

    datar atau bergelombang. Sisi daun ada yang melipat ke bawah, ada juga

    yang melipat ke atas. Bagian bawah daun umumnya diselimuti bulu-bulu

    halus.

    Gambar 2. Berbagai bentuk daun apel

  • 8

    c. Akar

    Pohon apel yang berasal dari biji dan anakan membentuk akar tunggang,

    yaitu akar yang arah tumbuhnya lurus atau vertikal ke dalam tanah. Akar

    ini berfungsi sebagai penegak tanaman, penghisap air, dan unsur hara

    dalam tanah, serta menembus lapisan tanah yang keras. Sedangkan batang

    bawah yang berasal dari stek dan rundukan tunas akar, yang berkembang

    baik adalah akar serabut dan tidak mempunyai akar tunggang, sehingga

    batangnya kurang kuat dan rentan terhadap kekurangan air.

    Gambar 3. Bentuk perakaran apel

    d. Bunga

    Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan, dan pada

    tiap tandan terdapat 7-9 bunga. Bunga tumbuh pada ketiak daun, mahkota

    bunga berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai,

    menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengah-tengah bunga

    terdapat putik atau bakal buah.

    8

    c. Akar

    Pohon apel yang berasal dari biji dan anakan membentuk akar tunggang,

    yaitu akar yang arah tumbuhnya lurus atau vertikal ke dalam tanah. Akar

    ini berfungsi sebagai penegak tanaman, penghisap air, dan unsur hara

    dalam tanah, serta menembus lapisan tanah yang keras. Sedangkan batang

    bawah yang berasal dari stek dan rundukan tunas akar, yang berkembang

    baik adalah akar serabut dan tidak mempunyai akar tunggang, sehingga

    batangnya kurang kuat dan rentan terhadap kekurangan air.

    Gambar 3. Bentuk perakaran apel

    d. Bunga

    Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan, dan pada

    tiap tandan terdapat 7-9 bunga. Bunga tumbuh pada ketiak daun, mahkota

    bunga berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai,

    menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengah-tengah bunga

    terdapat putik atau bakal buah.

    8

    c. Akar

    Pohon apel yang berasal dari biji dan anakan membentuk akar tunggang,

    yaitu akar yang arah tumbuhnya lurus atau vertikal ke dalam tanah. Akar

    ini berfungsi sebagai penegak tanaman, penghisap air, dan unsur hara

    dalam tanah, serta menembus lapisan tanah yang keras. Sedangkan batang

    bawah yang berasal dari stek dan rundukan tunas akar, yang berkembang

    baik adalah akar serabut dan tidak mempunyai akar tunggang, sehingga

    batangnya kurang kuat dan rentan terhadap kekurangan air.

    Gambar 3. Bentuk perakaran apel

    d. Bunga

    Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, bertandan, dan pada

    tiap tandan terdapat 7-9 bunga. Bunga tumbuh pada ketiak daun, mahkota

    bunga berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai,

    menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengah-tengah bunga

    terdapat putik atau bakal buah.

  • 9

    Gambar 4. Bagian-bagian bunga apel

    e. Buah

    Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong , bagian pucuk buah

    berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan

    renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah

    hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua, dan

    sebagainya sesuai dengan varietasnya.

    Gambar 5. Bagian-bagian dari buah apel

    9

    Gambar 4. Bagian-bagian bunga apel

    e. Buah

    Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong , bagian pucuk buah

    berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan

    renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah

    hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua, dan

    sebagainya sesuai dengan varietasnya.

    Gambar 5. Bagian-bagian dari buah apel

    9

    Gambar 4. Bagian-bagian bunga apel

    e. Buah

    Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong , bagian pucuk buah

    berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan

    renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah

    hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua, dan

    sebagainya sesuai dengan varietasnya.

    Gambar 5. Bagian-bagian dari buah apel

  • 10

    f. Biji

    Biji buah apel ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing, ada

    yang berbentuk bulat berujung tumpul , ada pula yang bentuknya antara

    bentuk pertama dan kedua.

    Gambar 6. Biji Buah Apel

    (Bambang Soelarso, 1997).

    1. Varietas apel

    Jenis buah apel dari kabupaten Malang yaitu:

    a. Apel Manalagi

    Apel ini adalah jenis dari apel Malang.Walaupun masih muda, kemanisan

    buah apel manalagi disukai. Daging buah liat, kurang berair, berwarna

    keputihan. Penampilan buahnya tergolong mungil dibandingkan dengan

    jenis apel lainnya. Bentuk buahnya bulat yang merupakan ciri utamanya.

    Kulitnya hijau kekuningan. Diameter buah sekitar 4-7 cm dengan berat 75-

    160 g per buah. Apel ini beraroma wangi. Setiap pohon dapat

    menghasilkan 7,5 kg buah setiap musim berbuah. Apel ini dianggap sudah

    merupakan jenis lokal Indonesia dan merajai pasaran apel lokal.

    10

    f. Biji

    Biji buah apel ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing, ada

    yang berbentuk bulat berujung tumpul , ada pula yang bentuknya antara

    bentuk pertama dan kedua.

    Gambar 6. Biji Buah Apel

    (Bambang Soelarso, 1997).

    1. Varietas apel

    Jenis buah apel dari kabupaten Malang yaitu:

    a. Apel Manalagi

    Apel ini adalah jenis dari apel Malang.Walaupun masih muda, kemanisan

    buah apel manalagi disukai. Daging buah liat, kurang berair, berwarna

    keputihan. Penampilan buahnya tergolong mungil dibandingkan dengan

    jenis apel lainnya. Bentuk buahnya bulat yang merupakan ciri utamanya.

    Kulitnya hijau kekuningan. Diameter buah sekitar 4-7 cm dengan berat 75-

    160 g per buah. Apel ini beraroma wangi. Setiap pohon dapat

    menghasilkan 7,5 kg buah setiap musim berbuah. Apel ini dianggap sudah

    merupakan jenis lokal Indonesia dan merajai pasaran apel lokal.

    10

    f. Biji

    Biji buah apel ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing, ada

    yang berbentuk bulat berujung tumpul , ada pula yang bentuknya antara

    bentuk pertama dan kedua.

    Gambar 6. Biji Buah Apel

    (Bambang Soelarso, 1997).

    1. Varietas apel

    Jenis buah apel dari kabupaten Malang yaitu:

    a. Apel Manalagi

    Apel ini adalah jenis dari apel Malang.Walaupun masih muda, kemanisan

    buah apel manalagi disukai. Daging buah liat, kurang berair, berwarna

    keputihan. Penampilan buahnya tergolong mungil dibandingkan dengan

    jenis apel lainnya. Bentuk buahnya bulat yang merupakan ciri utamanya.

    Kulitnya hijau kekuningan. Diameter buah sekitar 4-7 cm dengan berat 75-

    160 g per buah. Apel ini beraroma wangi. Setiap pohon dapat

    menghasilkan 7,5 kg buah setiap musim berbuah. Apel ini dianggap sudah

    merupakan jenis lokal Indonesia dan merajai pasaran apel lokal.

  • 11

    Gambar 7. Apel Manalagi

    b. Apel Rome Beauty

    Jenis ini sudah begitu memasyarakat di Indonesia, termasuk jenis dari apel

    Malang. Buahnya berwarna hijau merah. Warna merah ini hanya terdapat

    pada bagian yang terkena sinar matahari, sedangkan warna hijau terdapat

    pada bagian yang tidak terkena sinar matahari. Kulitnya berpori kasar dan

    agak tebal. Ukuran buahnya dapat mencapai 300 g. Daging buah berwarna

    kekuningan dan bertekstur agak keras. Rasanya segar, manis-asam.

    Bentuk buah bulat hingga jorong. Sebuah pohon dalam setiap musimnya

    mampu berbuah sebanyak 15 kg. Pohonnya sendiri tidak terlalu besar,

    hanya 2-4 m.

    Gambar 8. Apel Rhome Beauty

    (Nazzarudin dan Fauziah Muchlisah,1996).

    11

    Gambar 7. Apel Manalagi

    b. Apel Rome Beauty

    Jenis ini sudah begitu memasyarakat di Indonesia, termasuk jenis dari apel

    Malang. Buahnya berwarna hijau merah. Warna merah ini hanya terdapat

    pada bagian yang terkena sinar matahari, sedangkan warna hijau terdapat

    pada bagian yang tidak terkena sinar matahari. Kulitnya berpori kasar dan

    agak tebal. Ukuran buahnya dapat mencapai 300 g. Daging buah berwarna

    kekuningan dan bertekstur agak keras. Rasanya segar, manis-asam.

    Bentuk buah bulat hingga jorong. Sebuah pohon dalam setiap musimnya

    mampu berbuah sebanyak 15 kg. Pohonnya sendiri tidak terlalu besar,

    hanya 2-4 m.

    Gambar 8. Apel Rhome Beauty

    (Nazzarudin dan Fauziah Muchlisah,1996).

    11

    Gambar 7. Apel Manalagi

    b. Apel Rome Beauty

    Jenis ini sudah begitu memasyarakat di Indonesia, termasuk jenis dari apel

    Malang. Buahnya berwarna hijau merah. Warna merah ini hanya terdapat

    pada bagian yang terkena sinar matahari, sedangkan warna hijau terdapat

    pada bagian yang tidak terkena sinar matahari. Kulitnya berpori kasar dan

    agak tebal. Ukuran buahnya dapat mencapai 300 g. Daging buah berwarna

    kekuningan dan bertekstur agak keras. Rasanya segar, manis-asam.

    Bentuk buah bulat hingga jorong. Sebuah pohon dalam setiap musimnya

    mampu berbuah sebanyak 15 kg. Pohonnya sendiri tidak terlalu besar,

    hanya 2-4 m.

    Gambar 8. Apel Rhome Beauty

    (Nazzarudin dan Fauziah Muchlisah,1996).

  • 12

    2. Kandungan gizi apel

    Kandungan gizi buah apel per 100g tertera pada tabel 1.

    Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Apel

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Apel:jam 08.38)

    Gizi Nilai per 100g

    Energi 52 kkal

    Air 85,56 %

    Karbohidrat 13, 81 g

    Protein 0, 26 g

    Lemak 0, 17 g

    Gula 10, 39 g

    Serat pangan 2, 4 g

    Vitamin A 3 g

    Vitamin C 4, 6 mg

    Vitamin B1 (Thiamine) 0,017 mg

    Vitamin B2 ( Riboflavin ) 0, 026 mg

    Vitamin B3 ( Niacin ) 0, 091 mg

    Vitamin B5 0, 061 mg

    Vitamin B6 0, 5 mg

    Asam folat 3 g

    Vitamin E 0, 5 mg

    Kalsium 6 mg

    Iron 0, 12 mg

    Magnesium 5 mg

    Phosphorus 11 mg

    Pottasium 107 mg

    Zinc 0, 04 mg

    http://id.wikipedia.org/wiki/Apel:jam

  • 13

    3. Manfaat buah Apel bagi Kesehatan

    Apel mengandung serat, flavonoids, dan fruktosa. Dalam 100 g apel

    terdapat 2,1 g serat. Apabila kulitnya dikupas, maka kandungan serat apel

    masih tetap tinggi yakni 1,9 g. Serat apel mampu menurunkan kadar kolesterol

    darah dan resiko penyakit jantung koroner. Serat tak larut dalam apel

    berfungsi untuk mengikat kolesterol LDL dalam saluran cerna dan kemudian

    menyingkirkannya dari tubuh. Sementara itu, serat larutnya (pektin) akan

    mengurangi produksi kolesterol LDL di hati, menurunkan kolesterol, dan

    bermanfaat untuk mengatasi diare karena kemampuannya membentuk agar

    tetap lunak serta tidak cair.

    Kulit apel mengandung flavonoid yang disebut quercitin. Quercitin ini

    mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Fungsinya adalah mencegah

    serangan radikal bebas sehingga dapat melindungi tubuh dari kemungkinan

    serangan kanker. (Ali Khomsan, 2006).

    B. Glukosa

    1. Pengertian Glukosa

    Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat

    terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi manusia. Glukosa

    merupakan salah satu hasil utama fotosintesis. Bentuk alami (D-glukosa)

    disebut juga dekstrosa.

  • 14

    2. Struktur Glukosa

    Nama kimia : D Glukosa

    Rumus empiris : C6H12O6

    BM : 180, 18

    BJ :1, 54

    Struktur :

    Gambar 9. Struktur Glukosa

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa,glukose_Haworrth.png(-D-

    glukopinosa)

    3. Sifat Glukosa

    Sifat glukosa adalah mempunyai rasa manis, larut dalam air karena

    struktur glukosa mengandung kumpulan hidroksil (-OH) yang bersifat

    hidrofilik ( mudah bergabung dengan molekul air). Glukosa juga bersifat larut

    dalam etanol tetapi tidak larut dalam pelarut organik seperti eter, benzena dan

    kloroform, dan berbentuk kristal.

    4. Sumber Glukosa

    Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat di alam

    dalam sayur, buah, sirup jagung,sari pohon. Glukosa merupakan hasil akhir

    pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia

    dengan bantuan enzim atau asam (Sunita Almatsier, 2001).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa

  • 15

    5. Fungsi Glukosa

    Glukosa digunakan sebagai sumber energi untuk sel-sel otak, sel saraf

    lain, dan sel darah. Fungsi lain glukosa di dalam tubuh adalah mempermudah

    sistem biokimia primitif, mudah bereaksi secara non spesifik dengan gugus

    amino suatu protein, sebagai metabolisme karbohidrat, membantu produksi

    protein, dan merupakan bahan bakar sel otak (Sunita Almatsier,2002).

    C. Analisis Glukosa

    1. Analisis Kualitatif

    a Uji Molish

    Prinsip : Bahan yang mengandung monosakarida bila direaksikan dengan

    H2SO4 pekat akan terhidrolisa membentuk furfural. Furfural ini

    membentuk persenyawaan dengan naftol ditandai dengan terbentuknya

    cincin warna violet. Oleh karena H2SO4 dapat menghidrolisa oligosakarida

    dan polisakarida.

    Caranya : 2 mL larutan contoh dalam tabung reaksi ditambah 2 tetes

    pereaksi -naftol 10% (baru dibuat) dan dikocok hati-hati. Ditambahkan 2

    mL H2SO4 pekat, sehingga timbul dua lapisan cairan dalam tabung reaksi

    dimana larutan contoh akan berada di lapisan atas. Cincin berwarna merah

    ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya karbohidrat dalam

    contoh.

  • 16

    b Uji Benedict

    Prinsip : Larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direduksi oleh gula

    yang mempunyai gugus aldehid sehingga cupri (CuO) tereduksi menjadi

    Cu2O yang berwarna merah bata.

    Caranya : Pereaksi terdiri dari kupri sulfat, natrium sitrat, natrium karbonat

    ke dalam 5 mL pereaksi dalam tabung reaksi, ditambahkan 8 tetes larutan

    contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 5

    menit. Timbulnya endapan warna hijau, kuning, atau merah oranye

    menunjukkan adanya gula pereduksi dalam contoh.

    c Uji Barfoed

    Prinsip : Monosakarida akan mereduksi reagen barfoed yang bersifat asam

    sehingga kekuatan hidrolisa menurun dan mengakibatkan tidak dapat

    mereduksi disakarida.

    Caranya : Pereaksi terdiri dari kupri asetat dan asam asetat. 5 mL pereaksi

    dalam tabung reaksi ditambah 1 mL larutan contoh, kemudian tabung

    reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit. Endapan berwarna

    merah oranye menunjukkan adanya monosakarida dalam contoh.

    d Uji Seliwanoff

    Prinsip : Fruktosa dengan asam kuat akan mengalami dehidrasi

    membentuk 4 hidroksi metyl furfural . Bila ditambahkan recorsinol akan

    berkondensasi membentuk persenyawaan yang berwarna merah.

    Caranya : Pereaksi dibuat segera sebelum uji dimulai. Pereaksi ini dibuat

    dengan mencampurkan 3,5 mL recorsinol 0,5% dengan 12 ml HCl pekat ,

  • 17

    kemudian diencerkan menjadi 35 mL dengan air suling. Uji dilakukan

    dengan menambahkan 1 mL larutan contoh ke dalam 5 mL pereaksi,

    Kemudian ditambahkan dalam air mendidih selama 10 menit. Warna

    merah cherry menunjukkan adanya fruktosa dalam contoh,bila tetap berarti

    glukosa atau galaktosa.

    e Uji Antron

    Caranya : 0,2 mL larutan contoh di dalam tabung reaksi ditambahkan ke

    dalam larutan antron (0,2% dalam H2SO4 pekat) . Timbulnya warna hijau

    atau warna kebiruan menandakan adanya karbohidrat dalam larutan

    contoh. Uji ini sangat sensitif sehingga dapat juga memberikan hasil

    positif jika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Uji

    antron ini telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara colorimetric

    bagi glikogen, inulin, dan gula dalam darah.

    f Uji Orsinol Bial-HCl

    Caranya : 5 mL pereaksi ditambahkan 2-3 ml larutan contoh, kemudian

    dipanaskan sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan

    larutan. Timbulnya endapan dan larutan berwarna hijau menandakan

    adanya pentosa dalam contoh.

    g Uji Hayati

    Pereaksi terdiri dari garam Rochelle atau kalium natrium tartrat, gliserol,

    dan kupri sulfat. Uji dan tanda-tanda sama seperti uji benedict.

  • 18

    h Uji Iodin

    Caranya : Larutan contoh diasamkan dengan HCl. Sementara itu dibuat

    larutan iodin dalam larutan KI. Larutan contoh sebanyak satu tetes

    ditambahkan ke dalam larutan iodin. Timbulnya warna biru menunjukkan

    adanya pati dalam contoh, sedangkan warna merah menunjukkan adanya

    glikogen dan eritrodekstrin.

    i Uji Tauber

    Caranya : Sebanyak dua tetes larutan contoh ditambahkan ke dalam 1 ml

    larutan benzidina, dididihkan, dan didinginkan cepat-cepat, Timbulnya

    warna ungu menunjukkan adanya pentosa dalam contoh (Winarno, F.G,

    2004).

    2. Analisis Kuantitatif

    a. Uji Luff schoorl

    Prinsip : Gugus aldehid dalam karbohidrat dioksidasi oleh garam Cu

    (komplek) menjadi gugus karboksil. Kelebihan Cu ditetapkan secara

    yodometri.

    Pereaksi luff schoorl : Na karbonat, Asam sitrat, CuSO4 .

    Persamaan Reaksi :

    O O

    R C + CuO R C + Cu2O

    H OH

    H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O+ CO2

    CuSO4 + 2KI CuI2 + K2SO4

  • 19

    2CuI2 Cu2I2 + I2

    I2 + 2Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI

    (http://www.scribd.com/doc/31590543/Karbohidrat,2011).

    b. Uji Polarografi

    Prinsip : Karbohidrat mempunyai sifat memutar bidang polarisasi ke

    kanan dan ke kiri, karena adanya atom asimetris dalam molekul setiap gula

    mempunyai sudut putar yang khas dan berbeda.

    Cara : Larutan gula dimasukkan ke dalam tabung polariskop yang tertentu

    panjangnya, kemudian dilihat sudut putarnya. Dari rumus yang ada maka

    dapat dihitung konsentrasi larutan tersebut.

    Rumus :

    () D20 =

    Keterangan :

    ()D20 = sudut putaran spesifik pada 200C dan menggunakan D-line

    dari sumber cahaya sinar natrium.

    a = sudut putar yang diamati

    I = panjang gelombang polarimeter dalam desimeter

    c = berat gula dalam gram per 100 ml larutan

    ( F.G. Winarno, 2004).

    http://www.scribd.com/doc/31590543/Karbohidrat