LAPORAN LARUTAN SEJATI EPHEDRINE HCL

48
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA “Sediaan Larutan Sejati” Disusun oleh: Indah Putri P17335114049 Kelompok 6

Transcript of LAPORAN LARUTAN SEJATI EPHEDRINE HCL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDASediaan Larutan Sejati

Disusun oleh:

Indah PutriP17335114049

Kelompok 6

POLTEKKES KEMENKES BANDUNGJURUSAN FARMASI2015SEDIAAN LARUTAN SEJATI EPHEDRINE HCL

I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan formulasi yang tepat pada sediaan larutan sejati dengan bahan aktif Ephedrine HCl Mampu membuat sediaan larutan sejati dengan bahan aktif Ephedrine HCl Mampu mengevaluasi sediaan larutan sejati dengan bahan aktif Ephedrine HCl

II. LATAR BELAKANGPada zaman sekarang ini perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin berkembang dengan pesat, salah satunya di bidang Kefarmasian. Hal ini dapat dilihat dari sediaan obat yang bermacam-macam yang dibuat oleh tenaga farmasis, diantaranya yaitu ada sediaan padat (solid), setengah padat (semisolid), dan cair (liquid). Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995). Dibuat sediaan larutan karena larutan mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya lebih mudah ditelan untuk anak-anak atau orang dewasa yang sulit menelan tablet, mengurangi resiko iritasi pada lambung, dan segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan. Larutan sejati adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid terbesar merata dalam zat lain. Sediaan yang akan dibuat berupa larutan sejati dengan bahan aktif Ephedrine HCl dengan dosis untuk dewasa yaitu 3 x 1 sendok takar @5-7 ml. Sedangkan khasiat dari Ephedrine HCl yaitu untuk mengobati bronkhitis. Ephedrine HCl kontraindikasi untuk penderita yang hipersensitif terhadap ephedrine dan untuk penderita tukak lambung hipertiroid, penyakit jantung, diabetes dan hipertensi. Efek samping dari Ephedrine HCl yaitu timbul kecemasan, kegelisahan, insomnia, gangguan denyut jantung, dan mulut kering (Obat-Obat Penting edisi VI, 2007).Bahan aktif berkhasiat sebagai obat bronchitis (Obat-Obat Penting edisi VI, 2007) dan dipakai secara oral, maka dibuat sediaan berupa larutan. Bahan aktif mempunyai rasa yang pahit (Farmakope Indonesia edisi V, 2014) sehingga akan menurukan akseptabilitas terhadap pasien, maka dari itu dalam sediaan ditambahkan pemanis (sweetening agent) yaitu sirupus simplex (HOPE 6th Edition, 2009) untuk menghilangkan rasa pahit pada sediaan dan meningkatkan akseptabilitas terhadap pasien. Bahan aktif tidak ditemukan pH oleh karena itu pH ditentukan sendiri sesuai dengan pengawet yang digunakan yaitu Natrium benzoat yang memiliki rentang pH 2-5 (HOPE 6th Edition, 2009), maka diambil pH rentang 4-5. Bahan aktif tidak stabil dari cahaya (Martindale 36, 2009), maka sediaan disimpan pada botol coklat.

III. TINJAUAN PUSTAKA1. Bahan aktifZat AktifEphedrini Hydrochloridum(Farmakope Indonesia edisi IV hal 350)

Struktur kimia(British Pharmacopoeia 2009 hal 2219)

Rumus molekulC10H15NO.HCl(Farmakope Indonesia edisi IV hal 350)

Titik lebur Melebur pada sekitar 219 C(Martindale 36 hal 1558)

PemerianSerbuk atau hablur halus, putih; tidak berbau. (Farmakope Indonesia edisi IV hal 350)

KelarutanMudah larut dalam air; larut dalam etanol; tidak larut dalam eter.(Farmakope Indonesia edisi IV hal 350)

StabilitasCahaya: Lindungi dari cahaya.(Martindale 36 hal 1558)Panas, Air, pH: Tidak ditemukan di pustaka Journal Penelitian, Obat-Obat Penting, Materia Medika Indonesia edisi 1, Martindale 36, Farmakope Indonesia edisi IV, Farmakope Indonesia edisi V, British Pharmacopoeia 2009, Japanese Pharmacopoeia 15th Ed, USP NF 2009 (United States Pharmacopoeia 32 - National Formulary 27), dan European Pharmacopoeia 5th Ed.

Inkompatibilitas Tidak ditemukan di pustaka Journal Penelitian, Obat-Obat Penting, Materia Medika Indonesia edisi 1, Martindale 36, Farmakope Indonesia edisi IV, Farmakope Indonesia edisi V, British Pharmacopoeia 2009, Japanese Pharmacopoeia 15th Ed, USP NF 2009 (United States Pharmacopoeia 32 - National Formulary 27), dan European Pharmacopoeia 5th Ed.

Keterangan lainEfedrin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% C10H15NO.HCI, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. (Farmakope Indonesia Edisi IV halaman 350)

PenyimpananDalam wadah tertutup baik.(Farmakope Indonesia edisi IV hal 350)

Kadar penggunaanTidak ditemukan di pustaka Journal Penelitian, Obat-Obat Penting, Materia Medika Indonesia edisi 1, Martindale 36, Farmakope Indonesia edisi IV, Farmakope Indonesia edisi V, British Pharmacopoeia 2009, Japanese Pharmacopoeia 15th Ed, USP NF 2009 (United States Pharmacopoeia 32 - National Formulary 27), dan European Pharmacopoeia 5th Ed.

2. Natrium BenzoatZat Natrium benzoat(FI IV Hlm 584)

SinonimBenzoic acid sodium salt, benzoate of soda, natrii benzoate, natrium benzoicum, sobenate, sodii benzoas, sodium benzoic acid(HOPE 6th Ed hlm 627)

Struktur (HOPE 6th Ed hlm 627)

Rumus molekulC7H5NaO2 BM 144.11 (HOPE 6th Ed hlm 627)

Titik lebur 0.24oC (1.0% w/v) (HOPE 6th Edition page 627 )

PemerianNatrium benzoat berbentuk granul putih atau kristal, serbuk sedikit hygroskopi, tidak berbau atau praktis tidak berbau memiliki rasa manis dan sedikit asin(FI IV Hlm 584)

KelarutanMudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%(FI IV Hlm 584)

StabilitasLarutan dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi, pH aktivitas antimikroba 2-5(HOPE 6th Ed Hlm 627)

KegunaanTerutama digunakan sebagai pengawet anti mikroba dalam kosmetik, makanan dan obat-obatan digunakan sebagai persepsi untuk asam benzoat dalam beberapa keadaan karena kelarutannya lebih besar juga sebagai pelumas tablet(HOPE 6th Ed Hlm 627)

Inkompabilitas Inkompartibel dengan senyawa kuartener, gelatin, garam besi, garam kalsium dan logam berat termasuk perak, timah dan air raksa. Pengawetan dapat dikurangi dengan interaksi dengan kaolin/ surfaktan non ionit(HOPE 6th Ed Hlm 628)

Keterangan lainKegunaan natrium benzoate adalah sebagai pengawet dalam film polimer dan kemasan makanan (HOPE 6th Ed hlm 629)

PenyimpananDisimpan dalam wadah tertutup baik, dalam suhu dingin dan kering(HOPE 6th Ed hlm 628)

Kadar penggunaanUntuk oral 0.02-0.5 % produk parenteral 0.5%Cosmetik 0.1-0.5% (HOPE 6th Ed hlm 628)

3. EtanolZat Alkohol (HOPE 6th Edition page 17)

SinonimEthanolum (96%); ethyl alcohol; ethyl hydroxide; grain alcohol; methyl carbinol. (HOPE 6th Edition page 17)

Struktur

(HOPE 6th Edition page 17)

Rumus molekulC2H6O (BM=46.07) (HOPE 6th Edition page 17)

Titik lebur -1120 C(HOPE 6th Edition page 18)

PemerianCairan bening, tidak berwarna, mudah menguap, bau yang khas, dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah(HOPE 6th Edition page 17)

KelarutanLarut dalam kloroform, eter, gliserin, dan dalam air. (HOPE 6th Edition page 17)

StabilitasLarutan etanol dapat disterilisasi dengan autoklaf atau dengan filtrasi(HOPE 6th Edition page 17)

Inkompabilitas Dalam keadaan asam, larutan etanol dapat bereaksi dengan bahan oksidasi. Campuran dengan alkali dapat berubah menjadi hitam karena reaksi dari aldehid. Larutan etanol juga inkompatibel dengan wadah alumunium dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat. (HOPE 6th Edition page 17)

Keterangan lainAlkohol digunakan sebagai antimikroba, pelarut, desinfektan. Digunakan dalam formulasi farmasi dan dalam kosmetik.(HOPE 6th Edition page 17)

PenyimpananDalam wadah kedap udara dan di tempat sejuk.(HOPE 6th Edition page 17)

Kadar penggunaanPengawet antimikroba= >=10% Desinfektan= 6090%Extracting solvent in galenical manufacture= sampai 85% Solvent in film coating= Variable Pelarut di larutan injeksi= Variable Pelarut di larutan oral= Variable Pelarut di produk topikal= 6090%(HOPE 6th Edition page 17)

4. SukrosaZat Sukrosa / Sucrose ( F.I. V halaman 762 )

SinonimBeet sugar; cane sugar; a-D-glucopyranosyl-b-D-fructofuranoside; refined sugar; saccharose; saccharum; sugar.(HOPE 6th Edition page 703 )

Struktur

Rumus molekulC12H22O11 (BM = 342,30)(HOPE 6th Edition page 703 )

Titik lebur 160186oC (with decomposition)(HOPE 6th Edition page 704)

PemerianHablur putih atau tidak berwarna ; massa hablur atau berbentuk kubus atau serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus( FI. IV halaman 762 )

KelarutanSangat mudah larut dalam air ; lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dam dalam eter.(FI. IV halaman 762 )

StabilitasSukrosa memiliki stabilitas yang baik pada suhu ruangan dan pada kelembaban yang relatif kecil. Menyerap 1% uap air yang mana dilepaskan pada pemanasan 90oC . Sukrosa mengkaramel pada suhu 160oC. Larutan sukrosa dapat berfermentasi oleh mikroorganisme tapi dapat resisten pada konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi 50-67% (HOPE 6th halaman 704 )

Inkompabilitas Sukrosa bisa mengandung logam ringan, yang mana dapat menjadi inkompatibilitas dengan bahan lain. Sukrosa juga dapat mengandung sulfit dari proses penyulingan. Dengan kadar sulfit yang tinggi akan mengakibatkan perubahan warna pada larutan.(HOPE 6th, 2009. Halaman 706 )

Keterangan lainSebagai bahan dasar gula, coating agent (penyalut), membantu proses granulasi, suspending agent, pemanis, pengikat, tablet, pengencer, tablet dan kapsul, tablet filler, pengental, theurapeutic agent. Sebagai sweetening agent = 67 %(HOPE 6th Edition page 703)

PenyimpananDalam wadah yang tertutup, sejuk dan kering(HOPE 6th Edition page 628)

Kadar penggunaanFormulasi sirup oral : 67 %Sweetening agent : 67 %Tablet binder (dry granulation) : 220 %Tablet binder (wet granulation) : 5067 %Tablet coating (syrup) : 5067 %

5. Propilen GlikolZat Propylene Glycol ( HOPE 6th Edition Page 592 )

Sinonim1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethyleneglycol; methyl glycol; propane-1,2-diol;propylenglycolum.(HOPE 6th Edition page 592)

Struktur

( HOPE 6th Edition Page 592 )

Rumus molekulC3H8O2 (BM= 76.09)(HOPE 6th Edition page 592)

Titik lebur 590C( HOPE 6th Edition Page 592 )

PemerianCairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab. (FI IV hal 712 )

KelarutanDapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%),gliserin, dan air; larut pada 1 pada 6 bagian eter; tidak larutdengan minyak minyak atau mineral tetap ringan, tetapi akan larut beberapaminyak esensial.( HOPE 6th Edition Page 592 )

StabilitasPada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam tertutup kontainer, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka, ia cenderung untuk mengoksidasi,sehingga menimbulkan produk seperti propionaldehida, asam laktat, piruvatasam, dan asam asetat. Propylene glycol stabil secara kimiawi saatdicampur dengan etanol (95%), gliserin, atau air; larutan airdapat disterilkan dengan autoklaf.(HOPE 6th halaman 593)

Inkompabilitas Propylene glycol tidak kompatibel dengan reagen pengoksidasi sepertikalium permanganat.(HOPE 6th halaman 593)

Keterangan lainPropylene glycol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan,dan pengawet. Propylene glycol umumnya digunakan sebagai plasticizer dalam air. Propylene glycol juga digunakan dalam kosmetik dan makananindustri sebagai pembawa untuk emulsifier, sebagai kendaraan untuk rasa dipreferensi untuk etanol, pengawet antimikroba; desinfektan; humektan; plasticizer;pelarut; penstabil agen; air-larut cosolvent.(HOPE 6th halaman 592)

PenyimpananDalam wadah yang tertutup rapat(FI IV hal 712 )

Kadar penggunaanHumektan topikal 15%Solusi pengawet, semisolids 15-30%Solvent atau cosolvent solusi Aerosol 10-30%Larutan oral 10-25%Parenteral 10-60%Topikal 5-80%(HOPE 6th halaman 592)

6. AquadestZat Water / Aquadest

SinonimAqua; aqua purificata; hydrogen oxide.(HOPE 6th Edition page 766 )

Struktur(HOPE 6th Edition page 766 )

Rumus molekulH2O(HOPE 6th Edition page 766 )

Titik lebur 0oC(HOPE 6th Edition page 766 )

PemerianAir adalah cairan bening, berwarna tidak berbau, tidak berasa.(HOPE 6th Edition page 766 )

KelarutanLarut dengan sebagian besar pelarut polar(HOPE 6th Edition page 766 )

StabilitasSecara kimia air stabil di semua bentuk fisikanya yaitu (uap, air, cairan)(HOPE 6th Edition page 766 )

Inkompabilitas Dalam formula farmasi, air dapat bereaksi dengan obat obatan dan eksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis pada saat suhu ditinggikan. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan alkali tanah dengan oksidasinya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam tidak hidrat menjadi garam hidrat dengan berbagai komposisi dan bahan organic dan kalsium karbida.(HOPE 6th halaman 768)

Keterangan lainAir sebagai bahan mentah, bahan dan pelarut pada suatu proses, formula dan pembuatan dari produk kefarmasian, bahan aktif farmasi, perantara analisis bahan reaksi.(HOPE 6th Edition page 766 )

PenyimpananDalam wadah tertutup rapat.(HOPE 6th Edition page 768 )

Kadar penggunaanNilai khusus air yang digunakan untuk aplikasi tertentu dalam konsentrasi hingga 100%(HOPE 6th Edition page 766 )

IV. TINJAUAN PUSTAKA LARUTAN SEJATILarutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. Larutan sejati adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid terbesar merata dalam zat lain (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995). Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup. Larutan oral dimaksudkan untuk pemberian oral, mengandung flavouring agent dan pewarna (untuk membuat obat lebih menarik dan enak bagi pasien), stabilisator (untuk mencegah pertumbuhan jasad renik dalam larutan). Sudah diformulakan sehingga pasien dapat langsung mengkonsumsinya. Dengan dosis lazim obat dalam suatu pemberian yang menyenangkan, seperti 5 ml (satu sendok teh) atau 15ml (satu sendok makan). Selain itu juga tersedia dalam bentuk larutan oral tetes, yang digunakan untuk pasien anak-anak yang memerlukan konsumsi dalam dosis kecil, dengan menggunakan alat penetes yang sudah disediakan.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan larutan:1. Kelarutan zat aktif2. Kestabilan zat aktif dalam larutan3. Dosis takaran4. Penyimpanan5. Penampilan menarik (rasa, warna, viskositas)Keuntungan bentuk sediaan sirup:1. Lebih mudah ditelan disbanding bentuk padat sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-anak, dan usia lanjut2. Segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan (tidak mengalami proses disintegrasi dan pelarutan)3. Obat secara homogen terdistribusi ke seluruh sediaan4. Mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (ex. Aspirin, KCl), karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambungKerugian bentuk sediaan sirup:1. Larutan bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut dan disimpan. Apabila kemasan rusak, keseluruhan sediaan tidak dapat dipergunakan.2. Stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan bentuk sediaan tablet atau kapsul, terutama jika bahan mudah terhidrolisis.3. Larutan merupakan media ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme, oleh karena itu memerlukan penambahan pengawet.4. Ketepatan dosis tergantung kepada kemampuan pasien untuk menakar5. Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam bentuk larutan dibandingkan dalam bentuk padat. Walaupun demikian, larutan dapat diberi pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih nyaman.

V. PENDEKATAN FORMULANo.Nama BahanJumlahKegunaan

1Ephedrine HCl0,1% b/vZat aktif

2Sirupus simplex25% b/vPemanis dan pengental(HOPE 6th Edition page 703)

3Natrium Benzoat0,2%b/vPengawet(HOPE 6th Edition page 629)

4Propilen Glikol10% b/vAnti cap-locking agent(HOPE 6th halaman 592)

5Pasta Rose PinkQsPewarna

6HCl 0,1 NQsAdjust pH

7AquadestAd 100% v/vPelarut(HOPE 6th Edition page 766 )

Spesifikasi 1. Bentuk sediaan: Sirup larutan sejati dengan bahan aktif Ephedrine HCl2. Warna: Merah3. Rasa: Manis dengan bau khas zat aktif4. pH: 4,0-5,05. Kadar: 0,1 %6. Volume: 60 ml/ botol7. Viskositas: 0,89 mPa s (o,89 cP) pada suhu 25oC (mengikuti viskositas air) (HOPE 6th Edition page 766 )

VI. PENIMBANGANDibuat sediaan 4 botol (@ 60 ml)= 240 mlTiap botol dilebihkan 2%= 60 ml + (2% x 60 ml)= 61,2 mlTotal 4 botol= 4 x 61,2 ml = 244,8mlTotal 4 botol dilebihkan 10%= 244,8 ml + ( 10% x 244,8 ml )= 269,28ml 270 ml

No.Nama BahanJumlah yang Ditimbang

1Ephedrine HCl x 270 ml= 0,27 g

2Sirupus simplex x 270 ml= 67,5 g

3Natrium Benzoat x 270 ml= 0,54 g

4Propilen Glikol x 270 ml= 27 g

5Pasta Rose Pinkqs

6HCl 0,1 Nqs

7AquadestAd 270 ml(HOPE 6th Edition page 766 )

Perhitungan ADI Natrium Benzoat ADI= 5 mg/kgBB (HOPE 6th Edition page 592)Rata-rata BB dewasa= 70 kg5 mg/kgBB x 70 kg= 350 mg= 0,35 gNatrium benzoat yang digunakan untuk sediaan 270ml= 0,2%Natrium benzoat untuk 60ml (per botol) = x= x= 0,12 g Natrium benzoat yang digunakan per botol (60ml)Dosis sehari= 15 mlNatrium benzoat yang digunakan tiap 15 ml = x= x= 0,02 gdalam 10ml mengandung 0,02 g Natrium benzoatADI= = x= x= 0,0002 g= 0,2 mgJadi, penggunaan Natrium benzoat tidak melampaui kadar ADI

Perhitungan ADI Propilen Glikol ADI= 25 mg/kgBB (HOPE 6th Edition page 592)Rata-rata BB dewasa= 70 kg25 mg/kgBB x 70 kg= 1750 mg= 1,75 gPropilen glikol yang digunakan untuk sediaan 280ml= 10%Propilen glikol untuk 60ml (per botol) = x= x= 6 g Propilen glikol yang digunakan per botol (60ml)Dosis sehari= 15 mlPropilen glikol yang digunakan tiap 15 ml = x= x= 1,5 gdalam 15ml mengandung 1,5 g propilen glikolADI= = x= x= 0,02g= 20mgJadi, penggunaan propilen glikol melampaui kadar ADI

VII. PROSEDUR PEMBUATANA. Pembuatan aqua bebas CO21.Ambil 1 L air ke dalam beaker glass 1 L2.Masukkan ke dalam Erlenmeyer 1 L, lalu panaskan di atas hot plate3.Setelah air mendidih, kemudian tunggu sampai 5 menit atau lebih4.Setelah mencapai waktu yang ditentukan, erlemeyer 1 L ditutup menggunakan gumpalan kapas5.Jika sudah tertutup rapat, matikan api, dinginkan

B. Kalibrasi Kalibrasi botol coklat 60 ml1. Masukkan air keran sebanyak 62 ml ke dalam gelas ukur 100 ml2. Tuangkan air dalam gelas ukur ke dalam botol coklat 60 ml3. Tandai batas kalibrasi dan buang air, keringkan, botol siap dipakai

Kalibrasi beaker glass utama 1. Masukkan air keran sebanyak 270 ml ke dalam gelas ukur 500 ml2. Tuangkan air dalam gelas ukur ke dalam beaker glass 500 ml3. Tandai batas kalibrasi dan buang air, keringkan, beaker glass siap dipakai

Kalibrasi beaker glass untuk sirupus simplex 1. Masukkan air keran sebanyak 100 ml ke dalam gelas ukur 100 ml2. Tuangkan air dalam gelas ukur ke dalam beaker glass 250 ml3. Tandai batas kalibrasi dan buang air, keringkan, beaker glass siap dipakai

C. Penimbangan bahan1. Timbang Ephedrine HCl sebanyak 0,27 g dengan menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.2. Timbang Sukrosa sebanyak 65 g dengan menggunakan kertas perkamen besar di atas timbangan analitik.3. Timbang Natrium benzoat sebanyak 0,54 g dengan menggunakan kertas perkamen di atas timbangan analitik.4. Timbang Propilen glikol sebanyak 27 g menggunakan beaker glass 100 ml dengan menggunakan timbangan analitik.

D. Pembuatan sirupus simplex1. Masukkan sukrosa yang telah ditimbang (65 g) ke dalam beaker glass yang telah dikalibrasi (250 ml).2. Tambahkan aquadest hingga batas kalibrasi.3. Panaskan dalam hot plate hingga sukrosa melarut dengan sempurna sambil sesekali diaduk.4. Serkai larutan selagi panas dengan kain batis, sisihkan hingga dingin.5. Timbang larutan sirupus simplex sebanyak 67,5 g dengan beaker glass 250 ml di atas timbangan analitik.

E. Pembuatan larutan sejati Ephedrine HCl 0,1%1. Larutkan Ephedrine HCl yang telah ditimbang (0,27 g) dengan 5 ml aquadest di dalam beaker glass 100 ml, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga larut. Masukkan ke dalam beaker glass utama, bilas beaker glass yang digunakan dengan aquadest sebanyak 2x2 ml, hasil bilasan dimasukkan ke beaker glass utama.2. Encerkan Sirupus simplex yang telah ditimbang (67,5 g) dengan 5 ml aquadest, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen, masukkan ke dalam beaker glass utama, bilas beaker glass yang digunakan dengan aquadest sebanyak 2x2 ml, hasil bilasan dimasukkan ke beaker glass utama.3. Encerkan Propilen glikol yang telah ditimbang (27 g) dengan 5 ml aquadest, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen, masukkan ke dalam beaker glass utama, bilas beaker glass yang digunakan dengan aquadest sebanyak 2x2 ml, hasil bilasan dimasukkan ke beaker glass utama.4. Larutkan Natrium benzoat yang telah ditimbang (0,54 g) dengan 1 ml aquadest di dalam beaker glass 50 ml, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga larut. Masukkan ke dalam beaker glass utama, bilas beaker glass yang digunakan dengan aquadest sebanyak 2x2 ml, hasil bilasan dimasukkan ke beaker glass utama.5. Tambahkan aquadest ke dalam beaker glass utama hingga 80% batas kalibrasi, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen.6. Lakukan pengujian pH larutan, apakah sudah sesuai dengan pH sediaan yang diinginkan, jika belum tambahkan adjust pH (NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N) secukupnya hingga mencapai pH sediaanyang diinginkan7. Tambahkan pewarna Pasta Rose Pink secukupnya sampai warna larutan menjadi merah8. Tambahkan aquadest ke dalam beaker glass utama hingga batas kalibrasi, aduk dengan menggunakan batang pengaduk hingga homogen9. Masukkan ke dalam botol-botol yang telah dikalibrasi hingga batas kalibrasi (62ml), tutup botol, beri etiket lalu masukkan ke dalam kemasan sekunder beserta brosur dan sendok takar.

VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAANNoJenis evaluasiPrinsip evaluasiJumlah sampelHasil pengamatanSyarat

1.

FISIKA

1.1 OrganoleptikEvaluasi meliputi uji bau,rasa dan warna3 botolBau= khas zat aktifRasa= sedikit manisWarna= merahBau= khas zat aktifRasa= manisWarna= merah

1.2Pengukuran p

Pengukuran pH dilakukan menggunakan indikator.3 botol5,0pH rentang 4,0-5,0

1.3Kejernihan larutan(FI V hal 154)Bandingkan larutan uji dengan larutan suspense padanan yang dibuat segar.3 botolLarutan jernih tidak ada partikel melayangSuatu cairan dinyatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan

1.4Volume terpindahkanTuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering dan telah dikalibrasi secara hati-hati(FI V halaman 1614)3 botol61,7mlVolume rata-rata tidak kurang dari 100% dan tidak ada satu wadah pun volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera pada etiket ( FI V halaman 1615)

1.5Bobot jenisGunakan piknometer yang bersih dan kering, timbang piknometer kosong (W1) lalu isi dengan air suling dan timbang (W2). Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan yang akan diukur BJ nya dan timbang (W3). Hitung dengan rumus :dt = 3 botol1,05

Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air dalam piknometer.(FI V hal 1553)

1.6Viskositas (FI V hal 1562)Pengujian dilakukan menggunakan viscometer kapiler. Pengukuran kekentalan meliputi penetapan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu untuk mengalir melalui kapiler. Hitung dengan rumus : = (FI V hal 1562)3 botol0,03

Viskositas sediaan mendekati viskositas air (0,89 mPa s )

1.7Penentuan stabilitas sediaanDengan menyimpan retained sample pada temperature kamar3 botol

2.KIMIA

2.1Identifikasi sediaanDengan cara titrasi pengendapan (argentometri)3 botol

2.2Penetapan kadar zat aktif sediaanDengan cara tiitasi dengan asam perklorat 0,1 N3 botolLarutan berwarna hijau zamrud setelah dititrasi

3.BIOLOGI

3.1Jumlah cemaran mikrobaPengujian dilakukan dengan metode penyaringan membrane atau salah satu metode lempeng yang sesuai (FI V hal 1343)3 botolKurang dari 10 mikroba per gram atau ml specimen (FI V hal 1343)

3.2Uji efektivitas pengawet(FI V hal 1355)Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji mikroba uji3 botolKoloni tidak mengikat dari jumlah hitung awal sampai hari ke-4 dan ke-28

Perhitungan Volume TerpindahkanVolume botol 1= 62mlVolume botol 2= 61,8mlVolume botol 3= 61,5mlRata-rata= = 61,7ml

Perhitungan Bobot JenisW1= 30,359 gW2= 39,934 gW3= 40,5 gdt= = 1,05 Perhitungan viskositasn1= 0,89 mPas (250C)n2= ?1= 39,934 2= 1,05t1= 8,35 st2= 11,13 = = 0,03

IX. PEMBAHASANPada praktikum kali ini dibuat sediaan larutan sejati dengan bahan aktif Ephedrine HCl. Formula yang digunakan yaitu Ephedrine HCl sebanyak 0,1%, Sirupus simplex sebanyak 25% , Natrium Benzoat sebanyak 0,2%, Propilen Glikol sebanyak 10%, Pasta Rose Pink secukupnya, HCl 0,1 N secukupnya, dan Aquadest sebanyak Ad 100% Sediaan yang dibuat berupa larutan sejati dengan bahan aktif Ephedrine HCl dengan dosis untuk dewasa yaitu 3 x 1 sendok takar @5-7 ml. Sedangkan khasiat dari Ephedrine HCl yaitu untuk mengobati bronkhitis. Ephedrine HCl kontraindikasi untuk penderita yang hipersensitif terhadap ephedrine dan untuk penderita tukak lambung hipertiroid, penyakit jantung, diabetes dan hipertensi. Efek samping dari Ephedrine HCl yaitu timbul kecemasan, kegelisahan, insomnia, gangguan denyut jantung, dan mulut kering (Obat-Obat Penting edisi VI hlm 650)Derivat-adrenalin ini memiliki efek sentral lebih kuat dengan efek bronchodilatasi lebih ringan dan bertahan lebih lama (4 jam). Efedrin dapat diberikan secara oral, maka banyak digunakan sebagai obat asma (bebas terbatas, tanpa resep) dalam berbagai sediaan populer, walaupun efek sampingnya dapat membahayakan. Resorpsinya baik dan dalam waktu -1 jam sudah terjadi bronchodilatasi. Di dalam hati sebagian zat dirombak; ekskresinya terutama lewat urin secara utuh. Plasma-t-nya 3-6 jam (Obat-Obat Penting edisi VI hlm 650)Bahan aktif dari Ephedrine HCl mempunyai rasa yang pahit (Farmakope Indonesia edisi IV hlm 350) sehingga akan menurunkan akseptabilitas terhadap pasien, maka pembuatan sirup ditambahkan sweetening agent yaitu sirupus simplex (HOPE 6th Edition page 703) untuk menghilangkan rasa pahit pada sediaan dan meningkatkan akseptabilitas terhadap pasien. Sirupus simplex dibuat dari sukrosa 65g+aquadest ad 100ml yang dipanaskan hingga sukrosa melarut dengan sempurna. Sirupus simplex dapat menimbulkan terjadinya kristalisasi gula pada daerah leher botol (cap locking), maka dari itu pada pembuatan sediaan ditambahkan propilen glikol (HOPE 6th halaman 592) sebagai anti caplocking agent untuk mencegah adanya kristalisasi gula pada daerah leher botol. Propilen glikol juga bisa sebagai pemanis (HOPE 6th halaman 592). Sediaan disimpan dalam jangka waktu lama sebagai multiple dose, dan sediaan terkandung sukrosa dan air sebagai nutrisi dan medium pertumbuhan mikroba, dengan demikian akan rentan terkontaminasi mikroba, maka sediaan ditambahkan pengawet, pengawet yang digunakan yaitu Natrium benzoat (HOPE 6th Edition page 629) dengan pH aktivitas antimikroba yaitu 2-5. Bahan aktif tidak ditemukan pH di pustaka Journal Penelitian, Obat-Obat Penting, Materia Medika Indonesia edisi 1, Martindale 36, Farmakope Indonesia edisi IV, Farmakope Indonesia edisi V, British Pharmacopoeia 2009, Japanese Pharmacopoeia 15th Ed, USP NF 2009 (United States Pharmacopoeia 32 - National Formulary 27), dan European Pharmacopoeia 5th Ed, oleh karena itu pH ditentukan sendiri sesuai dengan pengawet yang digunakan yaitu Natrium benzoat yang memiliki rentang pH 2-5, maka diambil pH rentang 4-5. CO2 dapat mempengaruhi pH sediaan karena dapat terlarut ke dalam air dan membentuk ion H+ sehingga dapat mengubah pH sediaan, maka digunakanlah pelarut air bebas CO2 (HOPE 6th Edition page 766 ). Bahan aktif harus terlindung dari cahaya (Martindale 36 hal 1558), maka sediaan disimpan pada botol coklat. Agar warna sirup lebih menarik, ditambahkan flavouring agent Pasta Rose Pink agar warna sirup lebih menarik dan meningkatkan akseptabilitas terhadap pasien. Pada pembuatan sediaan tiap botol dilebihkan 2% yaitu menjadi 62ml, ini dilakukan untuk menjamin kehilangan volume pada setiap botol sesuai yang tertera pada label dan etiket dan memenuhi syarat volume terpindahkan. Untuk volume total juga dilebihkan sebanyak 10% untuk menjamin agar tidak terjadi kehilangan volume total sediaan. Eksipien yang digunakan yaitu Sirupus simplex sebanyak 25% , Natrium Benzoat sebanyak 0,2%, Propilen Glikol sebanyak 10%, Pasta Rose Pink secukupnya, HCl 0,1 N secukupnya, dan Aquadest sebanyak Ad 100%.Sediaan dibuat secara berurutan mulai dari pembuatan air bebas CO2, kalibrasi, penimbangan, pembuatan sirupus simplex, dan pembuatan larutan sejati Ephedrine HCl 0,1%. Selama praktikum saya melakukan kalibrasi botol kaca berwarna coklat sebanyak 62 ml, kalibrasi beaker glass utama, kalibrasi beaker glass untuk membuat sirupus simplex, dan pembuatan larutan larutan sejati Ephedrine HCl 0,1%.Setelah sediaan dibuat dan dimasukkan ke masing-masing botol yang telah dikalibrasi sebelumnya dan ditutup rapat dilakukan evaluasi, diantaranya ada evaluasi organoleptik, yaitu meliputi evaluasi bau, rasa dan warna. Sediaan yang telah jadi memiliki bau khas zat aktif, rasa yang sedikit manis, dan warna merah muda. Yang kedua yaitu evaluasi evaluasi pH sediaan. Sediaan diukur pHnya menggunakan pH indikator dengan cara mencelupkan indikator ke dalam sediaan yang telah dibuat 80% dari volume keseluruhan dan disamakan warnanya dengan pH yang tersedia, pH yang didapat yaitu 5. Yang ketiga yaitu evaluasi kejernihan larutan. Sediaan diamati di tempat terang dan dinyatakan sudah jernih terbebas dari partikel-partikel melayang, kejernihannya sama dengan pelarut yang digunakan (air).Yang keempat yaitu evaluasi volume terpindahkan. 3 botol masing-masing dipindahkan ke dalam gelas ukur 500 ml, ditutup dengan kertas perkamen, dan dibiarkan selama 30 menit. Setelah 30 menit, ukur masing-masing volume dalam gelas ukur, dijumlahkan lalu dirata-ratakan. Didapatkan volume rata-rata yaitu 61,7ml. Yang kelima yaitu evaluasi bobot jenis. Piknometer yang bersih dan kering ditimbang di atas timbangan analitik saat kosong sebagai W1, saat diisi aquadest sebagai W2, dan saat diisi sediaan sebagai W3. Lalu dihitung dengan menggunakan rumus, diperoleh bobot jenis sediaan yaitu 1,058 g/ml. Yang keenam yaitu evaluasi viskositas. Pengujian dilakukan menggunakan viscometer kapiler. Ukur 10 ml aquadest lalu masukkan ke dalam pipa kecil viscometer. Pipet dengan karet penghisap hingga melewati batas. Lepaskan karet penghisap perlahan biarkan air turun sampai tanda batas. Kemudian buka lubang pipa, biarkan aquadest turun hingga mencapai batas yang dibawah, hitung lamanya waktu selama aquadest mengalir. Lakukan hal yang sama pada ketiga sediaan masing-masing botol dan hitung rata-rata waktu sediaan. Kemudiaan hitung viskositas sediaan dengan menggunakan rumus, viskositas sediaan yang didapatkan yaitu 1,253 cp. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan sediaan dinyatakan memenuhi syarat yang ditentukan walaupun terdapat hasil evaluasi yang tidak memenuhi persyaratan namun merupakan parameter kritis.

X. KESIMPULANFormulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.No.Nama BahanJumlahKegunaan

1Ephedrine HCl0,1% b/vZat aktif

2Sirupus simplex25% b/vPemanis dan pengental(HOPE 6th Edition page 703)

3Natrium Benzoat0,2%b/vPengawet(HOPE 6th Edition page 629)

4Propilen Glikol10% b/vAnti cap-locking agent(HOPE 6th halaman 592)

5Pasta Rose PinkQsPewarna

6HCl 0,1 NQsAdjust pH

7AquadestAd 100% v/vPelarut(HOPE 6th Edition page 766 )

Dari hasil sediaan yang didapat sediaan memiliki bau khas zat aktif, rasa yang sedikit manis, dan warna merah muda. Pada pengujian pH didapatkan pH 5. Sediaan memiliki dosis untuk dewasa yaitu 3 x 1 sendok takar @5-7 ml. Sedangkan khasiat dari Ephedrine HCl yaitu untuk mengobati bronkhitis. Ephedrine HCl kontraindikasi untuk penderita yang hipersensitif terhadap ephedrine dan untuk penderita tukak lambung hipertiroid, penyakit jantung, diabetes dan hipertensi. Efek samping dari Ephedrine HCl yaitu timbul kecemasan, kegelisahan, insomnia, gangguan denyut jantung, dan mulut kering (Obat-Obat Penting edisi VI, 2007).

XI. DAFTAR PUSTAKAAgoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida. Bandung: Penerbit ITB

BMJ Group. 2009. British National Formulary (BNF). London: BMJ Group and the Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.

Council of Europe. 2001. European Pharmacopoeia, Fifth Edition. Europe: Directorate for The Quality of Medicines of The Council of Europe (EDQM)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia,edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia,edisi V, Jakarta: Departemen Kesehatan.

Lawrence. 2007. United States Pharmacopeia 30 - National Formulary 25. United States:

Rowe, Raymond C.2006.Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6thed.,London : Pharmaceutical Press.

Sweetman, S.C. 2009. Martindale 36 The Complete Drug Reference. London: Pharmaceutical Press.

Syarif, Amir, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

The Council of The Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 1994. The Pharmaceutical Codex, 12th ed, Principles and Practice of Pharmaceutik. London: Pharmaceutical Press.

The Departemen of Health, Social Service and Public Safety. 2009. British Pharmacopoeia. London: Pharmaceutical Press.

The Minister and Health. 2006. The Japanese Pharmacopoeia fifteenth. Japan: Ministry of Health.

Tjay Tan , dan Tahardha Kirana. 2007. Obat-Obat Penting (Khasiat, Cara, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya) Edisi keenam. Jakarta: PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO.

XII. LAMPIRAN

KEMASAN

ETIKET

BROSURLaferin Ephedrine HCl

KOMPOSISITiap 5ml mengandung :Ephedrine HCl. 5mg

FARMAKOLOGILaferin mengandung Ephedrine HCl yang berkhasiat sebagai obat bronchitis. Derivat-adrenalin ini memiliki efek sentral lebih kuat dengan efek bronchodilatasi lebih ringan dan bertahan lebih lama (4 jam). Efedrin dapat diberikan secara oral, maka banyak digunakan sebagai obat asma (bebas terbatas, tanpa resep) dalam berbagai sediaan populer, walaupun efek sampingnya dapat membahayakan. Resorpsinya baik dan dalam waktu -1 jam sudah terjadi bronchodilatasi. Di dalam hati sebagian zat dirombak; ekskresinya terutama lewat urin secara utuh. Plasma-t-nya 3-6 jam.

INDIKASIMengobati bronkhitis

CARA PAKAIUntuk Dewasa:Sehari 3 x 1 sendok takar @5-7ml

KONTRAINDIKASI- Penderita yang hipersensitif terhadap ephedrine-Penderita tukak lambung hipertiroid, penyakit jantung, diabetes dan hipertensi.

EFEK SAMPINGKecemasan, kegelisahan, insomnia, gangguan denyut jantung, mulut kering.

SIMPAN DI BAWAH SUHU 250C DALAM BOTOL TERTUTUP RAPAT. LINDUNGI DARI CAHAYA.

No. Reg. DBL 1500600237A1

PT. PHARAFAM FARMABANDUNG - INDONESIA

8