Bab i Proposal
-
Upload
fadhilsyafei -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
Transcript of Bab i Proposal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke didefinisikan sebagai sindrom klinik yang berkembang secara cepat berupa
gangguan fokal atau global, dengan gejala yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian tanpa sebab yang jelas selain penyebab vaskuler.1 Stroke telah diakui sebagai salah satu
penyebab morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Di Amerika serikat, ditemukan sekitar
795.000 orang mengalami serangan stroke setiap tahunnya, dimana 610 orang mengalami
serangan pertama, dan 6,4 juta orang pernah mengalami stroke. Stroke diperkirakam
mengakibatkan 134.000 kematian setiap tahuunya dan merupakan penyebab kematian ke 3
setelah penyakit jantung dan kanker.2 Di samping itu stroke merupakan penyebab kecacatan fisik
menahun, telah dilaporkan bahwa seperempat sampai dua pertiga penderita stroke menyandang
cacat permanen. Untuk menghindari keadaan tersebut kita perlu mengetahui penyakit ini sedini
mungkin terutama gejala kliniknya.2,3
Keputusan dalam pengelolaan pasien stroke memerlukan diagnosis yang cepat dan benar.
Hal ini dikarenakan toleransi jaringan otak yang iskemik lebih rendah daripada jaringan normal
lainnya. Penegakkan diagnosis, penentuan jenis stroke dan pengobatan yang tepat berperan
menurunkan angka mortalitas stroke. Penelitian membuktikan bahwa pasien yang segera datang
ke rumah sakit dengan diagnosis jenis patologik stroke yang segera ditegakkan dalam waktu
yang singkat, dengan pemberian terapi yang tepat dapat menyelamatkan penderita stroke dari
kematian dan cacat tubuh.4,5
Pengetahuan jenis patologik stroke dalam membedakan perdarahan dan iskemik
merupakan hal yang penting terhadap penanganan dan penentuan kasus stroke. Dengan
dilakukannnya pemeriksaan CT Scan atau MRI kepala pada penderita stroke dengan mudah dan
aman ,dapat dibedakan jenis patologik stroke dengan cepat dan akurat. Pemeriksaan CT Scan
dan MRI merupakan baku emas (gold standar) dalam membedakan jenis stroke perdarahan dan
iskemik. MRI lebih sensitif daripada CT scan dalam mendeteksi infark serebri dini dan infark
1
batang otak. Akan tetapi, di Indonesia hanya sebagian kecil saja rumah sakit yang mempunyai
peralatan CT scan dan terbatas pada kota-kota besar. Keadaan tersebut tentu saja sangat
merugikan penderita stroke karena jenis patologik stroke tidak dapat ditegakkan dengan tepat
dan pengobatan yang dini tak dapat dilakukan. Oleh karena itu, sebuah metoda klinik yang
akurat sangatlah dibutuhkan dalam membedakan stroke perdarahan dan iskemik sebagai
penggganti CT scan.1,6,7
Pada saat ini, terdapat beberapa skor yang dapat membantu dalam membedakan stroke
perdarahan dan iskemik secara klinis seperti Siriraj Stroke Score, Guys Hospital Scoring System
(Allen Score), Greek Stroke Score dan Algoritma Stroke Gajah Mada. Skor ini merupakan alat
skreening diagnostik yang simpel yang dapat digunakan pada rumah sakit daerah. Siriraj Stroke
Score dan algoritma Stroke Gajah mada merupakan skor yang digunakan pada RS. Dr. M.Djamil
Padang. Siriraj Stroke Score dapat dipakai secara mudah dan lebih aplikabel dalam penilaian
jenis patologik stroke. Siriraj Stroke Score telah digunakan sejak tahun 1986 di Thailand dan
mempunyai predictive value 90,3%. Wadhwani Jyoti dkk, India (2002) menilai Siriraj Stroke
Score dengan hasil sensitivitas 92,54% untuk stroke infark dan 87% untuk stroke hemorragik.
Ozeren dkk, Turki (2006) melaporkan bahwa sensitivitas Siriraj Stroke Score untuk stroke
iskemik sebesar 90,5% dan stroke perdarahan 71,2% dengan nilai prediktif 84,1%. Penelitian
Nyandaiti dkk, Nigeria (2008) menunjukkan sensitivitas 81,3% untuk stroke infark dan 94,4
untuk stroke perdarahan.4 Sementara itu Salawu dkk, Nigeria (2010) mendapatkan hasil yang
lebih rendah, dengan sensitivitas 31,3% untuk stroke perdarahan dan 66,7 untuk stroke infark.5
Algoritma Stroke gajah mada juga telah lama dipakai sebagai alat dignostik stroke di Rumah
sakit kami. Algoritma stroke gajah mada dibuat oleh Lamsuddin (1997), dengan sensitivitas
95%. Algoritma ini menggunakan penilaian penurunan kesadaran, nyeri kepala dan refleks
babinsky sebagai variable yang telah diuji reliabilitas dan validitasnya.4,6,7 Oleh karena itu,
berdasarkan latar belakang diatas, kami perlu melakukan penelitian ketepatan penentuan jenis
stroke perdarahan dan iskemik melalui skoryang ditetapkan , dalam hal ini kami memilih Siriraj
Stroke Score dan Algoritma Stroke Gajah Mada dalam penelitian kami.
2
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami ingin mengetahui bagaimana ketepatan
Algoritma Stroke Majah Mada dan Siriraj Stroke Score dalam menentukan jenis patologik stroke
pada pasien yang dirawat di bangsal saraf RS. Dr. M. Djamil Padang dengan CT scan sebagai
gold standar.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui ketepatan Algoritma Stroke Gajah Mada dan Siriraj stroke Score dalam menentukan
jenis patologik stroke pada pasien yang dirawat di bangsal saraf RS. Dr. M. Djamil Padang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui ketepatan jenis patologik stroke berdasarkan Algoritma Stroke Gajah Mada
2. Mengetahui ketepatan jenis patologik stroke berdasarkan Siriraj Stroke Score.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat menghasilkan data baru tentang ketepatan Algoritma Stroke Gajah Mada dan
Siriraj Stroke Score dalam menentukan jenis patologik stroke pada pasien stroke yang
dirawat di bangsal Saraf Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk penelitian lain yang lebih
lanjut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Stroke
Stroke adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan gejala dan atau tanda klinis
yang berkembang dengan cepat berupa gangguan fungsional otak fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah.1
2.2 Klasifikasi Stroke
Berdasarkan jenis patologik stroke dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu stroke
perdarahan dan stroke iskemik.
1. Stroke perdarahan
Stroke perdarahan merupakan 20% dari total seluruh stroke. Stroke perdarahan dapat
dibagi menjadi 2 subtipe yaitu perdarahan intraserebral (perdarahan pada parenkim otak) dan
perdarahan subarachnoid (perdarahan di ruang subarachnoid).1,8
2. Stroke iskemik
Sekitar 85% dari semua stroke disebabkan oleh stroke iskemik. Perjalanan klinis pasien
dengan stroke iskemik sebanding dengan tingkat penurunan aliran darah ke jaringan otak.
Perjalanan klinis ini dapat mengklasifikasikan iskemik serebral menjadi 4, yaitu:
a. Transient ischemic attack (TIA), adalah suatu gangguan akut dari fungsi fokal serebral
yang gejalanya berlangsung kuragdar 24 jam.
b. Reversible ischemic neurological deficit (RIND). Seperti juga pada TIA, gejala
neurologis jug akan menghilang, namaun waktu berlangsungnya lebih lama yaitu lebih
dari 24 jam.
c. Stroke in evolution. Pada bentuk inigejala dan tanda neurologis fokal terus memburuk
setelah 48 jam. Kelainan atau deficit neurologis yang timbul berlangsung secara bertahap
dari yang lebih ringan menjadi lebih berat.
4
d. Complete stroke
Complete stroke diartikan bahwa bahwa kelainan neurologis ang ada sifatnya sudah
menetap.1,9
2.3 Diagnosis Stroke
Diagnosis klinis stroke dapat ditetapkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis
neurologis, dimana didapatkan gejala-gejala yang sesuai dengan waktu perjalanan penyakit dan
daerah pendarahan pembuluh darah.10,11,12
Berdasarkan waktu perjalanannya, stoke dapat dibagi menjadi TIA (Transient ischemic
Attack), RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit), Progressing Stroke, Completed
Stroke. Berdasarkan lokasi pendarahan otak, terdapat 2 sistem stroke yaitu stroke sistem karotis
dan stroke sistem vertebrobasiler.1,9 Gangguan system karotis menimbulkan gangguan
pengliohatan (amurosis fugax atau hemianopsia homonym), gangguan bicara (disfasia, atau
afasia), gangguan motorik (hemiplegic/hemiparesis kontralateral), gangguan sensorik.
Gangguan pada system vertebrobasiler menimbulkan gangguan penglihatan (pandangan kabur
atau buta), gangguan saraf kranial, gangguan motorik, gangguan koordinasi, drop attack,
gangguan sensorik, gangguan kesadaran dll.9,10,11,12
Berdasarkan jenis patologik stroke dapat dibedakan menjadi stroke perdarahan dan stroke
iskemik. Berikut ini ditampilkan perbedaan keduanya secara garis besar :9
Gejala Stroke Perdarahan Stroke Iskemik
Permulaan serangan
Waktu serangan
TIA sebelumnya
Nyeri kepala
Muntah
Kejang
Kesadaran menurun
Rangsangan meningeal
Lokasi
Akut
Aktif
-
+
+
+
+
+
Subkortikal
Subakut
Bangun pagi
+
-
-
-
-
-
Kortikal, subkortikal
5
Stroke perdarahan merupakan gambaran klinis akibat akumulasi darah dalam parenkim
otak. Stroke perdarahan khususnya perdarahan intraserebral khas terjadi saat beraktivitas, onset
saat tidur jarang terjadi. Perjalanan penyakit sebagian besar terjadi secara akut disertai dengan
penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran ini bervariasi frekuensi dan derajatnyatergantung
dari lokasi dan besarnya ukuran perdarahan. Sekitar 2/3 pasien mengalami koma, yang
dihubungkan dengan adanya perluasan perdarahan ke dalam ventrokel, ukuran hematom, dan
prognosis yang jelek.11,12,13
Nyeri kepala dan muntah yang merupakan tanda peningkatan tekanan intracranial
dijumpai pada perdarahan intraserebral dengan frekuensi yang bervariasi. Nyeri kepala pada
perdarahan intraserebral mempunyai awitan yang mendadak, seringkali terjadi saat pasien
berakitivitas. Lokasi nyeri kepala berdasarkan lokasi perdarahan dalam kepala. Lokasi berada di
sisi kepala ipsilateral terhadap perdarahnnya, pada perdarahan di atas tentorium, nyeri berada di
belakang kepala. Lokasi nyeri kepala yang awalnya ipsilateral dapat berkembang menjadi umum
akibat kenaikaan tekaanaan intracranial atau perdarahan subarachnoid. Nyeri kepala dirasakan
sebagai nyeri yang luar biasa sakitnya, dan prograsif, intensitasnya berat. Gejala penyerta
biasanya adanya muntah, penurunan kesadaran, kaku kuduk dan kejang.11,13
Mekanisme nyeri kepala dapat berlangsung melalui :9
1. Darah dari parenkim otak masuk ke dalam system ventrikel, kemudian darah masuk ke ruang
subarachnoid menyebabkan iritasi meningeal sehingga terjadi nyeri kepala.
2. Hematom intraparenkim yang membesar dengan cepat, sehingga menyebabkan efek massa
yang berakibat pergeseran struktur peka nyeri intracranial dan menghasilkan nyeri kepala.
Perdarahan intraserebral yang kecil yang tidak rupture ke system ventrikel tidaak
menyebabkan nyeri kepala. Dalam hal ini, stroke iskemik sulit dibedakan dengan stroke
perdarahan , sehingga permeriksaan CT Scan diperlukan.9
Hipertensi arterial dijumpai pada 91% kasus perdarahan intraserebral. Hipertensi
lama akan menimbulkan hipohialinosis dan nekrosis fibrinoid yang memperlemah didnding
pembuluh darah yang kemudian menyebabkan rupture intima dan menimbulkan aneurisma.
Selanjutnya dapat terjadi mikrohematom dan edem. Hipertensi kronik dapat juga menimbulkan
6
aneurisma-aneurisma kecil (diameter < 1 mm) yang tersebar di sepanjang pembuluh darah,
aneurisma ini dikenal sebagai aneurisma Charchot Bouchard. Diabetes dan hiperkolesterolemia
merupakan faktroe nresiko yang bermakna pada stroke iskemik, meskipun tidak menutup
kemungkinan meningkatnya resiko untuk stroke hemorragik.9,11,12,13
CT scan memberikan pengaruh yang besar pada beberapa aspek diagnosis perdarahan
intraserebral. CT scan merupakan metode yang akurat dan dapatdipercaya untuk mendiagnosis
hematom intraserebral. Pemeriksaan non invasif ini tidak saja memberikan informasi lokalisasi
yang tepat dari perdarahan tetapi juga dapat dengan cepat mendiagnosis perdarahan kecil yang
sering salah diagnosis debagai infark.11,12,13
Bekuan darah akibat perdarahan dalam parenkim otak dapat segera tampak. Daerah
hematom akut umumnya dikelilingi oleh hematom akut yang tipis, yang merupakan daerah
edem. Setelah 7-10 hari, nilai atenuasi yang tinggi dari hematom akan menurun dari perifer ke
arah sentral. Tergantung dari ukurannya, maka seluruh hematom akan menjadi isodensedalam
kurun waktu 2-3 minggu (bila kecil), dan 2 bulan (bila besar). Setelah 2-3 bulan, daerah tersebut
merupakan daerah dengan densitas rendah menunjukkna pembentukan kavitas.9
2.4 Algorima Skor gajah Mada dan Siriraj Stroke Skor
2.4.1 Algoritma Skor Gajah Mada
Algoritma skor gajah mada merupakan suatu strategi klinik untuk membedakan stroke
perdarahan dengan stroke iskemik akut atau stroke infark. Algoritma ini dikembangkan oleh
Lamsuddin (1997) dengan sensitivitas 95%. Penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan refleks
babinsky adalah variabel-variabel yang telah diuji reabilitas dan variabilitasnya. Berikut ini
adalah gambar algoritma yang digunakan :1,8
7
2.4.2 Siriraj Stroke Score
Siriraj Stroke Score telah lama diterima dan digunakan sebagai metode yang
simpel dan realibel dalam mendiagnosis stroke akut. Skor ini pertama kali dikembangkan oleh
Siriraj hospital, Thailand sejak tahun 1986, dengan sensitivitas untuk stroke perdarahan 89,3%
dan untuk iskemik 93,2% dengan nilai prediktif value sebesar 90,3%. Siriraj Stroke Score
dihitung dari variabel-variabel berikut ini :4,10,14
8
Skor dengan nilai >1 menunjukkan perdarahan intraserebral supratentorial, sementara itu
skor <1 menunjukkan adanya stroke infark. Skor diantara -1 dan 1 menandakan ragu-ragu dan
membutuhkan CT scan.
9
2.5 Kerangka penelitian
10
Pasien dugaan Stroke
Kriteria Stroke WHO
Onset < 72 jam
Algoritma Stroke Gajah Mada, Siriraj Stroke Score dan CT Scan
Stroke Perdarahan Stroke Infark
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian dilakukan secara retrospektif,
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di bangsal saraf RS. Dr. M. Djamil Padang dari bulan Agustus –
September 2011
3.3 Populasi Penelitian
Semua pasien stroke yang dirawat di bangsal saraf RS. Dr. M. Djamil Padang periode
Juli 2010-Juli 2011
3.4 Sampel Penelitian
Kriteria inklusi :
- Semua pasien stroke akut yang didiagnosis berdasarkan kriteria WHO yaitu sindrom
klinik yang berkembang secara cepat berupa gangguan fokal atau global, dengan gejala
yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian tanpa sebab yang jelas
selain penyebab vaskuler.
- Pasien yang dirawat < 72 jam dari onset stroke.
Kriteria eklusi :
- Semua pasien perdarahan subarachnoid
- Pasien yang dirawat > 72 jam dari onset stroke.
- Pasien yang mengalami stroke berulang (recurrent stroke)
- Pasien dengan defisit fokal dengan penyebab lainnya seperti Space occupying lesion
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data diambil dari catatan rekam medis penderita stroke yang dirawat mulai Juli 2010 –
Juli 2011. Variabel klinik yang dicatat adalah usia, jenis kelamin, kesadaran, GCS, adanya sakit
11
kepala, muntah, tekanan darah, respon refleks plantar, marker aterom, riwayat stroke
sebelumnya.
3.6. Analisis Data
Data dianalisis dengan metode statistk kappa sebagai tes perbandingan.
3.7. Definisi Operasional
1. Algoritma Stroke Gajah Mada : algoritma yang dipakai untuk membedakan stroke perdarahan
dan infark dengan menggunakan variabel penurunan kesadaran, nyeri kepala dan refleks
babinsky. Stroke infark dinilai jika pasien tidak menunjukkan ke 3 gejala/tanda tesebut, atau
hanya ditemukan refleks babinsky. Stroke perdarahan dinilai jika pasien menunjukkan ke 3
gejala/tanda tersebut, atau penurunan kesadaran saja atau nyeri kepala saja atau penurunan
kesadaran dengan nyeri kepala atau penrunan kesadaran dengan refleks babinsky atau nyeri
kepala dengan refleks babinsky.
2. Siriraj Stroke Score : (2,5 x kesadaran)+(2 x nyeri kepala)+(2 x muntah)+(0,1 x diastolik)-(3 x
penanda atheroma)-12. Skor >1 menandakan perdarahan intraserebral, -1 s/d 1 menandakan
ragu-ragu, <-1 menandakan stroke infark
3. Brain CT Scan : alat radiodiagnostik yang dipakai sebagai gold standar dalam membedakan
stroke perdarahan dengan infark.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul Gofir. Definisi, Klasifikasi, dan Patofisiologi Stroke. Manajemen Stroke. Pustaka
Cendikia Press. 2009. Hal 19-52
2. Goldstein et al. Guidelines for the Primary Prevention of Stroke : A Guideline for Healthcare
Professionals From The American Hearth Association/American Stroke Association. In
Journal of American Hearth Association, 2011
3. Efstathiou et al. A new Classification Tool for Clinical Differentiation between haemorragic
and Ischaemic Stroke. In Journal Internal Medicine, Ethena, 2002
4. Nyandaiti YW, Bwala SA. Validation Study of The Siriraj Stroke Score in North-East Nigeria.
In Nigerian Journal of Vlinical Practice, 2008
5. Salawu S et al. Comparison of Greek stroke Score with Siriraj stroke Score ang Guys Score in
Clinical Diagnosis of Stroke Subtype among Nigerians. In Journal of Medicine and Medical
Science vol 1, 2010.
6. Soman A et al. Greek Stroke Score, Siriraj Stroke Score an Allen Score in Clinical Diagnosis
of Intracerebral Haemorrage and Infart : validation and Comparison Study.
7. Ozeren A et al. Accuracy of bedside Diagnosis versus Allen and Siriraj Score in Turkish
patients. In Europian Journal of neurology, 2006
8. Lamsuddin R. Algoritma Stroke Gajah Mada Penyusunan dan Validasi untuk membedakan
Stroke perdarahan Intraserebral dengan Stroke iskemik Akut atau Stroke Infark. Dalam
majalah Berkala Ilmu Kedokteran vol 28, 1996.
9. Noerjanto M. Stroke pengelolaaan Mutakhir. Badan penerbit Universitas Diponegoro, 1992.
hal 29-45
10. Poungvarin N et al. Siriraj Stroke Score and Validation Study to Disteinguish Supratentorial
Intracerebral haemorrhage from Infartion. In BMJ Journal vol 302, 1991.
11. Adams HP. Clinical Manifestations of Hemorragic stroke. In : Principles of Cerebrovascular
Disease, 2007.
12. Rowland P, Pedley TA. Vascular Disease. In : Merrit's Neurology 12ed. Lippincott Williams
and Wilkins, 2010, 276-280.
13. Adams RD, Victor M. Principles of Neurology 9ed. Allan H Ropper-Martina Sanuels,
New York, 2009
13
14. Badam P. Poor accuracy of the Siriraj and Guy’s hospital stroke scores in distinguishing
haemorrhagic from ischaemic stroke in a rural, tertiary care hospital. In The national medical
Journal fo India vol 16, 2003
14