PROPOSAL BAB I, II, III.docx

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi tumbuh dengan pesat. Hampir setiap kegiatan manusia memanfaatkan adanya teknologi. Hal ini dikarenakan aktivitas manusia yang semakin padat dan semakin rumit. Dengan adanya teknologi modern yang ada saat ini, akan sangat membantu memudahkan manusia dalam melakukan semua aktivitasnya. Dalam dunia perpajakan, perkembangan teknologi sangat dibutuhkan guna meningkatkan peran wajib pajak dalam membayar pajak. Karena salah satu faktor penyebab kurangnya kesadaran Wajib Pajak membayar pajak adalah proses administrasi yang cukup rumit dan tidak efisien. Sehingga dibutuhkan pemanfaatan teknologi modern untuk efektifitas pelayanan pajak. Terlebih lagi, semakin tahun pertumbuhan penduduk juga semakin meningkat. Dimana pajak sebagai fungsi budgeter memiliki peran sebagai sumber peneriman negara yang memiliki peran dominan dan pasti dalam memberikan kontribusi kepada negara. Hal ini dikarenakan kepentingan pembangunan dan pengeluarkan pemerintah bergantung kepada besar kecilnya pajak. Selain itu, fungsi pajak sebagai reguler memiliki peran untuk mengatur dan melaksanakan kegiatan sosial dan ekonomi. Sebagai contoh untuk mengurangi penggunaan barang mewah serta menekan konsumsi minuman keras, maka pemerintah memberikan tarif pajak yang tinggi. 1

Transcript of PROPOSAL BAB I, II, III.docx

Page 1: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi tumbuh dengan pesat. Hampir setiap

kegiatan manusia memanfaatkan adanya teknologi. Hal ini dikarenakan aktivitas manusia

yang semakin padat dan semakin rumit. Dengan adanya teknologi modern yang ada saat ini,

akan sangat membantu memudahkan manusia dalam melakukan semua aktivitasnya.

Dalam dunia perpajakan, perkembangan teknologi sangat dibutuhkan guna

meningkatkan peran wajib pajak dalam membayar pajak. Karena salah satu faktor penyebab

kurangnya kesadaran Wajib Pajak membayar pajak adalah proses administrasi yang cukup

rumit dan tidak efisien. Sehingga dibutuhkan pemanfaatan teknologi modern untuk efektifitas

pelayanan pajak. Terlebih lagi, semakin tahun pertumbuhan penduduk juga semakin

meningkat. Dimana pajak sebagai fungsi budgeter memiliki peran sebagai sumber peneriman

negara yang memiliki peran dominan dan pasti dalam memberikan kontribusi kepada negara.

Hal ini dikarenakan kepentingan pembangunan dan pengeluarkan pemerintah bergantung

kepada besar kecilnya pajak. Selain itu, fungsi pajak sebagai reguler memiliki peran untuk

mengatur dan melaksanakan kegiatan sosial dan ekonomi. Sebagai contoh untuk mengurangi

penggunaan barang mewah serta menekan konsumsi minuman keras, maka pemerintah

memberikan tarif pajak yang tinggi.

Melihat pentingnya peranan pajak bagi negara serta pesatnya perkembangan teknologi

yang pesat saat ini, membuat Direktorat Jenderal Pajak menyadari untuk melakukan

terobosan baru dalam memberikan peningkatan pelayanan pajak. Salah satu contoh terobasan

tersebut adalah dengan membuat program aplikasi pelaporan pajak online atau biasa disebut

dengan e-filling. Program aplikasi e-filling ini tertulis dalam peraturan Direktorat Jenderal

Pajak nomor 47/PJ/2008 yaitu tentang “Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan

Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik

(e-filling) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)” yang ditetapkan pada tanggal

16 Desember 2008.

Tujuan dari pembuatan program e-filling adalah sebagai salah satu usaha moderenisasi.

Program ini juga merupakan upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan tahunan Direktorat

1

Page 2: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

Jenderal Pajak . Selain itu, juga untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan pelaporan

pajak yang dapat dilakukan dirumah maupun di kantor. Menurut Novarina (2005), sistem

layanan e-filling bertujuan untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara elektronik (via

internet) kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak orang pribadi dapat melakukannya dari

rumah atau tempatnya bekerja, sedangkan wajib pajak badan dapat melakukannya dari lokasi

kantor atau usahanya. Hal ini akan dapat membantu memangkas biaya dan waktu yang

dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses dan melaporkan SPT ke

Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu (Dewi, 2009).

Dengan adanya program aplikasi e-filling, Wajib Pajak sebenarnya dapat merasakan

beberapa manfaat. Di antara manfaat tersebut antara lain adalah pelaporan pajak yang

menghemat biaya dan waktu. Dimana, Wajib Pajak tidak perlu lagi untuk datang ke kantor

pajak dalam hal melaporkan SPT-nya. Sehingga pelaporan pajak dapat dilakukan secara

cepat, mudah, dan efisien. Dengan menggunakan program aplikasi e-filling, keamanan serta

kerahasiaan data bisa terjaga. Faisal (2009) bahwa mengatakan bahwa untuk dapat

menggunakan e-Filing wajib pajak harus mengajukan permohonan ke kantor pajak dan akan

diberikan Electronic Filing Indentification Number (e-FIN) yaitu semacam indentitas online.

Untuk memperoleh Electronic Filing Indentification Number (e-FIN) wajib pajak perlu

melayangkan permohonan yang dilengkapi dengan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), SKT dan surat pengukuhan PKP (untuk SPT PPN). Selain Electronic Filing

Indentification Number (e-FIN), wajib pajak juga mendapatkan sertifikat digital dari website

ASP yang berfungsi sebagai pengaman data SPT. Selain itu, Wajib Pajak akan mendapatkan

media pendukung dari Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang akan membantu selama 24 jam

dalam sehari.

Namun disamping manfaat penerapan e-filling tersebut, juga terdapat kelemahannya.

Salah satunya yaitu ketika terjadi kekeliruan dalam memasukkan data, maka Wajib Pajak

harus mengembalikan bukti e-filling yang telah dicetak. Hal ini dikarenakan bukti pelaporan

menggunakan e-filling hanya berupa database tanpa dilengkapi dengan print out. Sehingga

setiap wajib pajak harus memeriksa kembali bukti yang telah dicetak untuk menghindari

kekeliruan dalam pengisian data. Selain itu, wajib pajak juga harus menyiapkan biaya

tambahan untuk internet kepada Penyedia Jasa Aplikasi dikarenakan pelaporan pajak online

menggunakan media internet.

2

Page 3: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

Dalam kenyataannya, program pelaporan pajak online ini belum dapat berjalan secara

efektif. Dengan sistem yang cepat dan efisien seharusnya penerapan program e-filling ini bisa

berjalan secara maksimal. Jika melihat dari hasil penelitian sebelumnya, ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi minat wajb pajak untung menggunakan layanan e-filling. Diantara

faktor-faktor tersebut antara lain adalah ekspetasi kinerja, ekspetasi usaha, faktor sosial,

kondisi yang memfasilitasi pemakai, kenyamanan aksesibilitas, ketersediaan fitur,

manajemen dan citra bank, keamanan kerahasiaan, desain, isi, kecepatan, biaya bank,

persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, sikap menggunakan e-filling,

kompleksitas, kesukarelaan, pengalaman, dan jenis kelamin. Sehingga dengan adanya faktor-

faktor tersebut, sistem pelayanan e-filling dapat dikembangkan sesuai apa yang masyarakat

atau wajib pajak butuhkan.

Berdasarkan penjelasan serta motivasi yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik

untuk mengambil judul “Pengaruh Keamanan Kerahasiaan, Kecepatan, dan Kemudahan

Terhadap Minat Wajib Pajak Orang Pribadi Untuk Menggunakan Sistem Pelaporan Pajak

Online (E-Filling) Di Kabupaten Gresik”.

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak orang

pribadi untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)?

2. Apakah kecepatan berpengaruh terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk

menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)?

3. Apakah kemudahan berpengaruh terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk

menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh keamanan dan kerahasiaan terhadap minat wajib pajak

orang pribadi untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)

2. Untuk mengetahui pengaruh kecepatan terhadap minat wajib pajak orang pribadi

untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)

3. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan terhadap minat wajib pajak orang pribadi

untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)

3

Page 4: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

1.4. Manfaat Penelitian

a. Bagi Direktorat Jenderal Pajak

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan imbal balik untuk meningkatkan

pelayanan pajak dalam bidang teknologi informasi. Sehingga sistem pelayanan pajak

dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman di era modern sekarang ini.

b. Bagi Wajib Pajak

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada para pelaku wajib

pajak untuk meningkatkan kepatuhannya dalam membayar pajak.

c. Bagi Application Service Provider (ASP)

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sedikit kontribusi dalam

mengembangkan sistem pelayanan pajak online. Sehingga nantinya mampu

memberikan palayanan yang lebih mudah kepada wajib pajak.

1.5. Kontribusi Penelitian

Sugihanti (2011) melakukan penelitian berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling”. Hasil dari

penelitian ini adalah ekspektasi kinerja, usaha, kesukarelaan berpengaruh signifikan

terhadap minat perilaku penggunaan e-filling. Sedangkan ekspektasi kompleksitas,

pengalaman, keamanan kerahasiaan dan kecepatan tidak berpengaruh signifikan terhadap

minat perilaku penggunaan e-filling. Persamaan dengan penelitian ini adalah metode

analisis. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel independen dimana penelitian

ini hanya menggunakan tiga variabel yakni keamanan kerahasiaan, kecepatan, dan

kemudahan. Selain itu perbedaan penelitian ini terletak pada populasi dan sampel yang

digunakan.

4

Page 5: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu mengenai sistem pelaporan pajak online (e-filling) di

antaranya adalah:

Venkatesh dan Moris (2000 dan 2003) dalam penelitiannya yang berjudul User

Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View, MIS Querterly

mengemukakan bahwa ekspetasi kinerja, ekspetasi usaha, faktor sosial berpengaruh

signifikan positif terhadap minat pemakaian SI. Sedangkan minat pemakaian SI dan

kondisi yang memfasilitasi pemakai berpengaruh signifikan positif terhadap penggunaan

SI.

Amroso & Gardner (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Development of an

Instrument to Measure the Acceptance of Internet Technology by Consumer menemukan

bahwa Experience berpengaruh signifikan positif terhadap perceived usefulness dan

behavioral intention, Voluntariness berpengaruh signifikan positif terhadap behavioral

intention penggunaan internet, Complexity berpengaruh signifikan terhadap penggunaan

sistem, Gender berperan atau berpengaruh terhadap penggunaan system

Poon, et al. (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Users’ adoption of e-banking

services: the Malaysian perspective menyebutkan bahwa kenyamanan, aksesibilitas,

ketersediaan fitur, manajemen dan citra bank, keamanan, kerahasiaan, isi, kecepatan,

biaya bank berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat penggunaan ebanking.

Sedangkan desain tidak berpengaruh terhadap penggunaan ebankni.

Wiyono (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Evaluasi Prilaku Penerimaan

Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-filling Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara

Online dan Realtime menyatakan bahwa hubungan antar konstruk TAM berpengaruh

signifikan terhadap penggunaan senyatanya kecuali minat perilaku sedangkan dari

konstruk eksternal TAM hanya signifikan pada hubungan kerumitan pada penggunaan

senyatanya serta jenis kelamin terhadap persepsi kemudahan.

5

Page 6: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

2.2. Landasan Teori

a. Pengertian Pajak

Menurut UU No. 28 tahun 2007 tentang KUP, yang dimaksud dengan pajak

adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

imbalan secara langsung dan digunkan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Menurut Rochmat Soemitro (2009), pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak

rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya

digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai

public investment.

b. Pengertian Wajib Pajak

Menurut Undang – undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan atas

Undang – undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketrntuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,

pemungut pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan.

c. Pengertian Wajib Pajak Orang Pribadi

Wajib Pajak Orang Pribadi adalah setiap orang yang mempunyai penghasilan

neto dalam satu tahun pajak diatas Penghasilan Tidak Kena pajak (PTKP). Untuk

mendaftarkan diri Wajib Pajak orang pribadi datang langsung pada Kantor Pelayanan

Pajak dengan mengisi formulir dan melampirkan persyaratan administrasi.

d. Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi

Secara umum efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih

tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan

pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai

pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang

sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. Tujuan Penggunaan

Teknologi Informasi dalam perpajakan adalah menghemat waktu, mudah, akurat, dan

paperless.Dengan penggunaan Teknologi Informasi dalam Perpajakan diharapkan

6

Page 7: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

dapat meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak, baik dari segi kualitasmaupun

waktu sehingga lebih efektif.

e. E-system Perpajakan

E-sytem Perpajakan merupakan Modernisasi perpajakan dengan menggunakan

teknologi informasi yang diharapkan dengan e-system dapat mempermudah wajib

pajak untuk melaporkan pajak. E-System perpajakan dibagi menjadi e-registration, e-

filling, e- SPT , e-NJOP dan e NPWP. Esystem perpajakan ini dibuat dengan harapan

dapat mempermudah wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Seperti e-registration yang mempermudah pendaftaran NPWP dan pengukuhan

pengusaha kena pajak untuk berkonsultasi mengenai pajak melalui on-line.

f. E-filling

E-filling merupakan suatu cara penyampaian SPT atau penyampaian

pemberitahuan perpanjangan SPT tahunan secara elektronik yang dilakukan secara

on-line yang real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id)

atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP).

g. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)

Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) menurut undang-undang No.16 tahun

2009 mengenai KUP Pasal 1 angka 11 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

152/PMK.03/2009 adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan

perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak,

dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Menurut Pudyatmoko (2009: 50) salah satu perwujudan pelaksanaan sistem self

assessment dibidang perpajakan adalah pelaporan Surat Pemberitahuan pajak (SPT)

terutang kepada pemerintah yang secara langsung disampaikan oleh Wajib Pajak yang

bersangkutan. SPT ini harus disampaikan oleh Wajib Pajak dengan benar kepada

Ditjen Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Artinya jumlah pajak terutang yang tercantum dalam SPT tersebut harus sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya tanpa adanya kecurangan yang dilakukan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan.

7

Page 8: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

h. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Elektronik

Menurut Pandiangan (2008:35) yang dimaksud dengan e-SPT adalah

penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan

menggunakan media komputer, sedangkan pengertian e-SPT menurut DJP adalah

Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan

dilaporkan secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer yang

digunakan untuk membantu wajib pajak dalam melaporkan perhitungan dan

pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Aplikasi e-SPT merupakan aplikasi yang diberikan secara

cuma-cuma oleh DJP kepada wajib pajak. Dengan menggunakan aplikasi e-SPT,

wajib pajak dapat merekam, memelihara dan men-generate data digital SPT serta

mencetak SPT beserta lampirannya.

i. Electronic Filing Identification Number (e-FIN)

Electronic Filing Identification Number atau e-FIN adalah Nomor Identitas yang

diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib

Pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan

secara elektronik (e-filing). Untuk memperoleh e-FIN Wajib Pajak dapat

memperolehnya di Kantor Pajak terdekat. Wajib Pajak atau kuasanya dapat

mengajukan permohonan e-FIN dengan cara mengisi dan menyampaikan formulir

permohonan e-FIN secara langsung ke KPP terdekat dengan menggunakan formulir

sesuai Lampiran PER-1/PJ/2014.

KPP harus menerbitkan e-FIN paling lama 1 (satu) hari kerja sejak permohonan

diterima dengan lengkap dan benar diatur dalam Peraturan Direktorat Jendral Pajak

Nomor 36 Tahun 2013. Kemudian e-FIN disampaikan kepada Wajib Pajak atau

kuasanya disampaikan secara langsung.

e-FIN tidak dapat digunakan lagi maka Wajib Pajak harus meminta kembali

nomor baru begitu pula apabila terjadi kehilangan. Wajib Pajak maupun kuasanya

dapat mengajukan kembali permintaan e-FIN.

j. Technology Acceptance Model (TAM)

Teori ini dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989. Davis menyatakan bahwa

TAM merupakan model yang digunakan untuk memprediksi penerimaan penggunaan

terhadap teknologi berdasarkan dua variabel yaitu persepsi kebermanfaatan dan

8

Page 9: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

persepsi kemudahan (Davis, 1989 dalam Laihad, 2013). Laihad (2013) menyatakan

bahwa persepsi kemudahan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna

bahwa sistem dapat digunakan dengan mudah dan dapat diperlajari sendiri, sementara

itu persepsi kebermanfaatan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna

bahwa dengan menggunakan suatu item, maka akan dapat meningkatkan kinerja

pengguna tersebut.

k. Theory of Reasoned Action (TRA)

Menurut Pratama (2008), Theory of Reasoned Action (TRA) merupakan model

khusus yang telah terbukti berhasil untuk memprediksi dan menjelaskan tentang

perilaku seseorang dalam memanfaatkan suatu teknologi dengan beragam bidang.

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), teori tindakan beralasan menjelaskan

tahapan manusia melakukan perilaku. Pada tahap awal, perilaku diasumsikan

ditentukan oleh minat. Pada tahap berikutnya minat dapat dijelaskan dalam bentuk

sikapterhadap perilaku norma-norma subyektif. Tahap ketiga mempertimbangkan

sikap dan norma subyektif dalam bentuk kepercayaan-kepercayaan tentang

konsekuensi melakukan perilakunya dan tentang ekspektasi-ekspektasi normatif dari

orang yang direferensi (referent) yang relevan. Sehingga melalui hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan

kepercayaan-kepercayaannya.

l. Theory of Planned Behavior (TPB)

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut dari

Theory of Reasoned Action (TRA). Ajzen (1988) menambahkan konstruk yang belum

ada dalam TRA, yaitu persepsi kontrol keperilakuan (perceived behavioral control).

Dimana menurut Chau dan Hu (2002) konstruk ini ditambahkan dalam upaya

memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku

tertentu. Model Theory of Planned Behavior (TPB) terdiri dari tiga faktor utama yaitu

keyakinan perilaku (behavioral beliefs), keyakinan normatif (normative beliefs), dan

keyakinan bahwa perilaku dapat dilaksanakan (control beliefs). Kemudian ketiga

faktor tersebut menimbulkan adanya minat (Intention) yang selanjutnya akan

menentukan apakah individu akan menggunakan sistem tersebut atau tidak

(Behavior).

9

Page 10: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

m.UTAUT

UTAUT merupakan contoh model penerimaan teknologi terbaru yang

dikembangkan oleh vankatesh, dkk. Model ini disususn berdasar teori-teori dasar

mengenai perilaku pengguna teknologi dan model penerimaan teknologi. UTAUT

menggabungkan fitur-fitur yang berhasil dari delapan teori penerimaan teknologi

terkemuka menjadi satu teori yaitu TRA, TAM, TPB, Motivational Model, Model

Pemanfaatan Personal Computer, Teori Difusi Inovasi, dan SCT.

n. Task Technology Fit (TTF)

Task Technology Fit (TTF) dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson (1995).

Task Technology Fit (TTF) menjelaskan bagaimana teknologi berdampak dalam

membantu individu mengerjakan tugas. Secara langsung teori ini berpegang bahwa

teknologi memiliki dampak positif terhadap kinerja individu dan dapat digunakan jika

kemampuan teknologi tersebut cocok dengan tugastugas yang harus dihasilkan oleh

pengguna.

Menurut Goodhue dan Thomson (1995) keberhasilan sistem informasi suatu

perusahaan bergantung pada pelaksanaan sistem tersebut, kemudahan bagi pemakai,

dan pemanfaatan teknologi yang digunakan.

Task Technology Fit (TTF) juga digunakan sebagai dasar hipotesis keempat

bahwa tingkat keamanan dan kerahasiaan merupakan manfaat positif yang diberikan

e-filling sehinggga berpengaruh terhadap perilaku Wajib Pajak untuk menggunakan

sistem e-filling tersebut bahkan secara berkelanjutan (intensitas).

o. Minat Membayar Pajak

Menurut Vannesa dan Hari (2009), konsep kemauan membayar pajak

(willingness to pay tax) diartikan suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang

(yang ditetapkan dengan peraturan) digunakan untuk membiayai pengeluaran umum

Negara dengan tidak mendapat jasa timbal (kontrasepsi) secara langsung.

Selain itu, menurut Devano dan Rahayu (2006), kamauan membayar pajak

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu

negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, dan tarif pajak.

10

Page 11: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

p. Keamanan dan Kerahasiaan

Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Menurut G. J. Simons keamanan

informasi adalah bagaimana kita dapat mencegah penipuan (cheating) atau, paling

tidak mendeteksi adanyapenipuan di sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana

informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.

Keamanan sistem informasi bisa diartikan sebagai kebijakan, prosedur, dan

pengukuran teknis yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah, perubahan

program, pencurian, atau kerusakan fisik terhadap sistem informasi.

Kerahasiaan adalah praktik pertukaran informasi antara sekelompok orang, bisa

hanya sebanyak satu orang, dan menyembunyikannya terhadap orang lain yang bukan

anggota kelompok tersebut.

Sedangkan kerahasiaan data atau Data Confidentialty adalah sifat data yang

menyatakan bahwa data tersebut tidak boleh diketahui atau diakses pihak lain yang

tidah berwenang. Data Confidentialty merupakan salah satu dari 8 aspek keamanan

yang tertuang dalam rekomendasi ITU –T nomor X.800.

q. Kecepatan

Abdul Kadir Ateng (1967:67), menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan

individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ilang dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya.

r. Kemudahan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, arti kata kemudahan adalah (1) hal

(sifat) mudah; keadaan mudah (2) Sesuatu yang dapat mempermudah dan

memperlancar usaha. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemudahan

adalah suatu keadaan dimana segala hal yang dilakukan dapat berjalan dengan mudah

dan lancar. Artinya kerumitan yang ditimbulkan sangat sedikit.

2.3. Perumusan Hipotesis

Dalam hal penggunaan e-filling, kebanyakan pengguna (user) tidak memahami betul

resiko keamanan dan kerahasiaan dari e-filling. Pengguna beranggapan bahwa pihak

ASP telah memperhatikan keamanan dan kerahasiaan mereka, padahal pengguna tidak

mengetahui seberapa kuatnya perangkat teknologi untuk keamanan dan kerahasiaan SI

dari e-filling. Dalam hal penggunaan e-filling, Keamanan dan Kerahasiaan mempunyai

11

Page 12: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

pengaruh yang positif terhadap minat perilaku. Oleh karena itu, untuk hipotesis keenam

dinyatakan:

H1: Keamanan dan Kerahasiaan (Security and Privacy) berpengaruh terhadap

minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan sistem pelaporan pajak

online (e-filling)

Salah satu alasan mengapa para Wajib Pajak menggunakan e-filling untuk

melaporkan pajaknya adalah alasan ekonomis waktu. Tingkat kecepatan sangat

berpengaruh terhadap keinginan seseorang untuk menggunakan Sistem Informasi.

Seseorang akan timbul minat untuk menggunakan sistem informasi baru apabila sistem

tersebut bersifat ekonomis dan praktis. Dengan menggunakan e-filling, Wajib Pajak tidak

perlu datang ke KPP, cukup dengan mengakses website e-filling yang dapat dilakukan

kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu, untuk hipotesis keenam dinyatakan:

H2: Kecepatan berpengaruh terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk

menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)

Sama halnya seperti faktor kecepatan, faktor kemudahan juga merupakan alasan

para Wajib Pajak menggunakan e-filling untuk melaporkan pajakny. Faktor kemudahan

memiliki pengaruh terhadap keinginan seseorang untuk menggunakan Sistem Informasi.

Minat seseorang akan timbul minat untuk menggunakan sistem informasi baru jika

sistem tersebut bersifat mudah dan efisien. Dengan menggunakan e-filling, maka wajib

pajak tidak perlu menjalani sistem yang rumit. Oleh karena itu, untuk hipotesis keenam

dinyatakan:

H2: Kemudahan berpengaruh terhadap minat wajib pajak orang pribadi

untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)

12

Page 13: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

2.4. Kerangka Pikir

Berdasarkan pengembangan hipotesis di atas, maka kerangka pikir yang dapat dibuat

adalah sebagai berikut:

13

Keamanan Kerahasiaan(X1)

Kecepatan(X2)

Minat wajib pajak orang pribadi untuk

menggunakan sistem pelaporan pajak online

(e-filling)(Y)

Kemudahan(X3)

Page 14: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,

karena dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistika dan data yang disajikan

berupa data nominal. Indiantoro dan Supomo (2002:12) menyatakan penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui

pengukuran variabel-variabel penelitian dengan menggunakan angka dan melakukan

analisis data dengan prosedur statistik.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian digunakan untuk mengetahui letak penelitian dilakukan. Lokasi

peelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah di Indonesia, tepatnya di Provinsi

Jawa Timur, kabupaten Gresik.

3.3. Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang

diteliti. Variabel tersebut bisa berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu lain yang

akan dilakukan penelitian (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh wajib pajak orang pribadi di Kabupaten Gresik.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan di

anggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2003). Sampel dalam penelitian ini

adalah wajib pajak orang pribadi di Kabupaten Gresik yang telah menggunakan

sistem e-filling.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara

non probabilitas yaitu convenience sampling. convenience sampling merupakan

metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel secara bebas

sekehendak peneliti. Metode pengambilan sample ini dipilih untuk memudahkan

pelaksanaan riset dengan alasan bahwa jumlah populasi yang diteliti tidak diketahui

sehingga terdapat kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah.

14

Page 15: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

3.4. Sumber Data

Sumber data menurut Kuncoro (2009:138) terbagi atas 2 bagian, yaitu:

a. Data Primer Data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua

metode pengumpulan data original.

b. Data Sekunder Data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data yang di

publikasikan kepada masyarakat pengguna data.

Sumber data dari penelitian ini adalah sumber data primer. Hal ini dikarenakan

sumber data diperoleh secara langsung dari responden yakni pelaku wajib pajak orang

pribadi di Kabupaten Gresik.

3.5. Jenis Data

Data adalah keterangan-keterangan mengenai sesuatu yang diperoleh dalam satu

penelitian untuk menjelaskan, menerangkan, dan memecahkan masalah-masalah sesuai

dengan konteks judul yang diambil dengan maksud tujuan tersebut (Kuncoro. 2009:136).

Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek. Data subjek yaitu jenis data penelitian

yang berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik dari responden.

3.6. Teknik Pengambilan Data

Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah metode kuesioner. Menurut

Arikunto (2006: 151), angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal

yang ia ketahui.

Sedangkan meurut Sugiyono (2008: 199) angket atau kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

3.7. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

a. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat wajib pajak

orang pribadi untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling). Minat

wajib pajak orang pribadi menunjukkan adanya kemauan wajib pajak untuk

menerapkan sistem pembayaran pajak online. Teknik pengukuran data variabel

dependen dalam penelitian ini menggunakan 3 item pertanyaan yang menggunakan

skala likert lima poin (5 point likert scale). Menurut Djaali dan Muljono (2007) Skala

15

Page 16: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

Likert yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang gejala atau fenomena dalam hal ini tentang

e-Filing.

b. Variabel Independen

Sedangkan untuk variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas:

1.) Keamanan dan kerahasiaan

Keamanan sistem informasi bisa diartikan sebagai kebijakan, prosedur, dan

pengukuran teknis yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah,

perubahan program, pencurian, atau kerusakan fisik terhadap sistem informasi.

Sedangkan kerahasiaan adalah praktik pertukaran informasi antara

sekelompok orang, bisa hanya sebanyak satu orang, dan menyembunyikannya

terhadap orang lain yang bukan anggota kelompok tersebut.

Faktor keamanan dan kerahasiaan menjadi faktor yang paling diperhatikan

oleh pengguna dalam penggunaan sistem informasi. Variabel keamanan dan

kerahasiaan diukur dengan 4 pertanyaaan yang menggunakan skala likert 5 poin

(5-poin likert scale). dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak

setuju (TS), poin 3 netral (N), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS).

2.) Kecepatan

Menurut Abdul Kadir Ateng (1967:67), menyatakan bahwa kecepatan secara

umum adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama

berulang-ilang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan didefinisikan

sebagai sejauh mana atau seberapa lama waktu yang digunakan dalam mengakses

sesuatu sistem/ hal. Variabel kecepatan diukur dengan 10 pertanyaaan yang

menggunakan skala likert 5 poin (5-poin likert scale). dimulai dari poin 1 sangat

tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 netral (N), poin 4 setuju (S),

poin 5 sangat setuju (SS).

3.) Kemudahan

Kemudahan dapat diartikan sebagai seberapa minim kerumitan yang

dihasilkan dalam menggunakan sesuatu sistem/ hal. Dalam kamus besar Bahasa

Indonesia, kemudahan berarti (1) hal (sifat) mudah; keadaan mudah (2) Sesuatu

yang dapat mempermudah dan memperlancar usaha. Variabel kemudahan diukur

dengan 10 pertanyaaan yang menggunakan skala likert 5 poin (5-poin likert scale).

16

Page 17: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

Dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3

netral (N), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS).

3.8. Teknik Analisis Data

Untuk menguji valid tidaknya data kuesioner yang didapatkan, maka penulis perlu

melakukan uji reliabilitas dan juga uji validitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat mengukur

variabel yang akan diukur. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen ini mampu

mengukur apa saja yang hendak diukurnya, mampu mengungkapkan apa yang ingin

diungkapkan.

b. Uji Reabilitas

Menurut Ghozali (2011), Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari varibael atau konstruk. Setiap alat pengukur

seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif

konsisten dari waktu ke waktu, maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel. Suatu

konstruk atau variabel dikatakan variabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

diatas 0,70 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali 2011).Pengambilan keputusan reliabilitas

suatu variabel ditentukan dengan membandingkan nilai r alpha dengan nilai 0,60

apabila r alpha > 0,60 maka variabel yang diteliti adalah reliabel.

c. Uji Asumsi Klasik

Untuk menguji model regresi yang digunakan, maka perlu dilakukan uji asumsi

klasik yang terdiri atas uji normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

1) Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

dependen maupun independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal

(Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini digunakan cara analisis plot grafik

histogram dan uji kolmogorov-smirnov (uji K-S)

2) Multikolinearitas

Uji Multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

17

Page 18: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah

dengan cara melihat nilai tolerance dan nilai variace inflation factor (VIF). Jika

nilai tolerance lebi kecil dari 0.10 dan nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi

multikolinieritas.

3) Heterokedastisitas

Tujuan dari uji heterokedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain.

Model Regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas/tidak terjadi

Heteroskesdatisitas (Ghozali, 2011).

d. Regresi

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis regresi linear berganda. Hal ini dikarenakan penelitian ini menguji antara

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Adapun model regresi

berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = + 1Х1 + 2Х2 + 3Х3

Keterangan:

Y : Minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)

X1 : Keamanan dan Kerahasiaan

X2 : Kecepatan

X3 : Kemudahan

: Koefisien Regresi

: error

e. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel

independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2009).

18

Page 19: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan

nol, atau:

1.) H0: bi = 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) adalah

parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

2.) H1: bi ≠ 0

Artinya, apakah semua variabel independen merupakan penjelas yang signifikan

terhadap variabel dependen.

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan a = 5%.

Kaidah pengambilan keputusan adalah:

Jika nilai probabilitas (sig.) < a = 5% maka hipotesis alternatif didukung.

Jika nilai probabilitas (sig.) > a = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung.

19

Page 20: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

DAFTAR PUSTAKA

Amoroso, D.L. and Gardner, C., 2004, development of an Instrument to Measure the

Acceptance of Internet Technology by Consumer., Proceedings of the 37th Hawaii

International Conference on System Science.

Desmayanti, Esy. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas E-Filling

Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian Spt Masa Secara Online Dan

Realtime (Kajian Empiris Di Wilayah Kota Semarang). Skripsi Tidak

Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Dewi, A.A. Ratih Khomalyana. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penerimaan Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-filling.” Skripsi Tidak

Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Laihad, R. C. (2013). Pengaruh Perilaku Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Wajib

Pajak di Kota Manado. EMBA, 44- 51

Lie, Ivana Dan Arja Sadjiarto. 2013. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku

Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filing. Tax & Accounting Review, Vol. 1, No. 2.

Maya Marisa Rais Sherly Pinatik. 2015. Pengaruh Manfaat Dan Kemudahan E-Spt Terhadap

Pelaporan E-Spt Oleh Wajib Pajak Pribadi Pada Kpp Pratama Bitung. Jurnal

EMBA Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal.542-552

Mudrajat, Kuncoro. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Ketiga. Erlangga,

Jakarta.

20

Page 21: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

Novarina, Ayu Ika. 2005. “ Implementasi Electronic Filling System (E-Filling) dalam Proses

Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) di Indonesia.” Thesis tidak

Dipublikasikan, Magister Kenotariatan, Universitas Diponegoro.

Nursalam. 2003. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek. Jakarta.

Salemba Medika.

Poon, Wai Ching. 2008.”Users’ adoption of e-banking services: the Malaysian

perspective.”Journal of Business & Industrial Marketing, Vol.23, No. 1,hal. 59-

69.http://www.emeraldinsight.com

Pujiani, Melli dan Rizal Effendi. Analisis Efektivitas Penggunaan E-System Terhadap

Penerimaan Pajak Di Kpp Pratama Palembang Ilir Timur. Fakultas ekonomi, STIE

MDP

Sugihanti, Winna Titis. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Perilaku

Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan

Kota Semarang). Skripsi. http://eprits.ac.id/28634/1/skripsi01.pdf. Diakses 20

Januari 2015. Hal 86-88.

Sugihanti, Winna Titis. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib

Pajak Untuk Menggunakan E-Filling.

Vanessa Tatiana,Priyo Hari (2009) . Dampak sunset policy terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi kemauan membayar pajak. Makalah Simposium Nasional Indonesia

Perpajakan II.

Venkatesh and Moris, M.G., Davis, G.B., and Davis F.D., 2003, User Acceptance of

Information Technology: Toward a Unified View, MIS Querterly, Vol.27, No.3,

September, pp.425-475.

Venkatesh, V., dan Davis, F. D. 2000. “A Theoritical Extension of the Technoloy Acceptance

Model: Four Longitudinal Field Studies”. Management Science. Vol. 466, No. 2,

Februari, h. 186-204.http://www.emeraldinsight.com

21

Page 22: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

Wiyono, Adrianto Sugiarto. 2008. “Evaluasi Prilaku Penerimaan Wajib Pajak Terhadap

Penggunaan E-filling Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara Online dan

Realtime.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.11, No.2, hal. 117-132.

22

Page 23: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

LAMPIRAN

KUESIONER

Responden yang hormat,

Dengan ini saya memohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini. Harapan saya,

anda dapat mengisi kuesioner ini sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi, yang anda

rasakan dan alami selama ini. Kejujuran anda dalam mengisi kuesioner ini sangat saya

butuhkan demi kelancaran penelitian yang saya lakukan. Semua data dan kerahasiaan anda

dan para responden lain akan kami jaga. Atas waktu dan kerjasamanya, akhir kata saya

mengucapkan banyak terima kasih.

Penulis

DATA RESPONDEN

Nama :

Usia : tahun

Kelamin : Laki-laki/Perempuan

NPWP :

PETUNJUK PENGISIAN

1. Beri tanda chek ( √ ) untuk memberikan poin pada setiap nomor yang ada sesuai kolom

poin yang telah disediakan

2. Isi semua pernyataan tanpa ada yang terlewatkan

3. Isi sesuai apa yang anda alami dan rasakan

Keterangan :

STS : Sangat tidak setuju S : Setuju

KS : Kurang setuju SS : Sangat setuju

N : Netral

23

Page 24: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

KEAMANAN DAN KERAHASIAAN

24

Page 25: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

NO Pertanyaan STS TS N S SS

1Pengguna percaya bahwa e-filling dapat menjaga kerahasiaan data

2Pengguna tidak khawatir dengan keamanan sistem e-filling dalam menjaga data pengguna

3Pemanfaatan layanan pelaporan pajak dengan menggunakan e-filling dapat memberikan tingkat jamnan keamanan yang tinggi

4Permasalahan tingkat keamanan dan kerahasiaan dalam e-filling tidak mempengaruhi pengguna dalam memanfaatkan layanan pelaporan pajak

KECEPATAN

NO Pertanyaan STS TS N S SS

1e-filling system mempunyai fitur yang akan sangat membantu Wajib Pajak dalam proses pembayaran pajak.

2Menggunakan e-filling system proses pembayaran untuk pajak terhutang akan lebih jelas dan terperinci.

3Dengan e-filling system proses pembayaran pajak akan lebih mudah dan sederhana.

4e-filling system dapat menghemat waktu dalam melakukan proses pembayaran pajak.

5e-filling system akanmengurangi waktu yang saya habiskan untuk kegiatan yang tidak produktif (ex : mengantri di Bank atau KPP).

6Dengan e-filling system proses pembayaran pajak dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

7Dengan e-filling system proses pembayaran pajak dapat dilakukan dengan lebih cepat.

8Penerimaan bukti pembayaran pajak akan lebih mudah didapat dengan menggunakan e-filling system (ex : struk ATM atau Report dari Internet Banking ).

9e-filling system akan meningkatkan kualitas keamanan dalam melakukan transaksi pajak.

25

Page 26: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

10Pengguna dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dari sistem e-filling dalam waktu yang tepat

KEMUDAHAN

NO Pertanyaan STS TS N S SS

1Belajar untuk mengoperasikan e-filling system akan mudah bagi saya.

2

Wajib Pajak tidak perlu berkonsultasi terus-menerus dengan Petugas Pajak untuk melakukan proses e-filling system.

3Wajib Pajak tidak akan merasa bingung ketika menggunakan e-filling system.

4Wajib Pajak tidak akan merasa rumit untuk menggunakan e-filling system.

5Wajib Pajak akan merasa mudah untuk mengingat bagaimana melakukan transaksi dengan menggunakan e-filling system.

6Wajib Pajak akan merasa mudah untuk beradaptasi dalam menggunakan e-filling system untuk proses pembayaran pajak.

7 Secara keseluruhan saya menemukan proses pembayaran pajak yang mudah digunakan yaitu dengan e-filling system

8 Saya menggunakan e-filling saya dapat mengoperasikannya sesuai dengan kebutuhan saya

9 Saya tidak melakukan kesalahan berlanjut ketika mengoperasikan e-filling

10 Akses ke server (Jasa Penyedia Aplikasi) dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan nyaman

MINAT WAJIB PAJAK

NO Pertanyaan STS TS N S SS

1 Wajib Pajak akan merasa senang dan nyaman melakukan proses pembayaran pajak dengan menggunakan e-filling

26

Page 27: PROPOSAL BAB I, II, III.docx

system.

2 Wajib Pajak berencana menggunakan e-filling system dalam melakukan transaksi pajaknya.

3 Berkehendak akan merekomendasikan penggunaan e-filling system kepada Wajib Pajak lainnya.

27