PROPOSAL BAB I, II, III.docx
-
Author
evi-noviana-dewi -
Category
Documents
-
view
191 -
download
20
Embed Size (px)
Transcript of PROPOSAL BAB I, II, III.docx

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi tumbuh dengan pesat. Hampir setiap
kegiatan manusia memanfaatkan adanya teknologi. Hal ini dikarenakan aktivitas manusia
yang semakin padat dan semakin rumit. Dengan adanya teknologi modern yang ada saat ini,
akan sangat membantu memudahkan manusia dalam melakukan semua aktivitasnya.
Dalam dunia perpajakan, perkembangan teknologi sangat dibutuhkan guna
meningkatkan peran wajib pajak dalam membayar pajak. Karena salah satu faktor penyebab
kurangnya kesadaran Wajib Pajak membayar pajak adalah proses administrasi yang cukup
rumit dan tidak efisien. Sehingga dibutuhkan pemanfaatan teknologi modern untuk efektifitas
pelayanan pajak. Terlebih lagi, semakin tahun pertumbuhan penduduk juga semakin
meningkat. Dimana pajak sebagai fungsi budgeter memiliki peran sebagai sumber peneriman
negara yang memiliki peran dominan dan pasti dalam memberikan kontribusi kepada negara.
Hal ini dikarenakan kepentingan pembangunan dan pengeluarkan pemerintah bergantung
kepada besar kecilnya pajak. Selain itu, fungsi pajak sebagai reguler memiliki peran untuk
mengatur dan melaksanakan kegiatan sosial dan ekonomi. Sebagai contoh untuk mengurangi
penggunaan barang mewah serta menekan konsumsi minuman keras, maka pemerintah
memberikan tarif pajak yang tinggi.
Melihat pentingnya peranan pajak bagi negara serta pesatnya perkembangan teknologi
yang pesat saat ini, membuat Direktorat Jenderal Pajak menyadari untuk melakukan
terobosan baru dalam memberikan peningkatan pelayanan pajak. Salah satu contoh terobasan
tersebut adalah dengan membuat program aplikasi pelaporan pajak online atau biasa disebut
dengan e-filling. Program aplikasi e-filling ini tertulis dalam peraturan Direktorat Jenderal
Pajak nomor 47/PJ/2008 yaitu tentang “Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan
Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik
(e-filling) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)” yang ditetapkan pada tanggal
16 Desember 2008.
Tujuan dari pembuatan program e-filling adalah sebagai salah satu usaha moderenisasi.
Program ini juga merupakan upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan tahunan Direktorat
1

Jenderal Pajak . Selain itu, juga untuk memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan pelaporan
pajak yang dapat dilakukan dirumah maupun di kantor. Menurut Novarina (2005), sistem
layanan e-filling bertujuan untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara elektronik (via
internet) kepada wajib pajak, sehingga wajib pajak orang pribadi dapat melakukannya dari
rumah atau tempatnya bekerja, sedangkan wajib pajak badan dapat melakukannya dari lokasi
kantor atau usahanya. Hal ini akan dapat membantu memangkas biaya dan waktu yang
dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses dan melaporkan SPT ke
Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu (Dewi, 2009).
Dengan adanya program aplikasi e-filling, Wajib Pajak sebenarnya dapat merasakan
beberapa manfaat. Di antara manfaat tersebut antara lain adalah pelaporan pajak yang
menghemat biaya dan waktu. Dimana, Wajib Pajak tidak perlu lagi untuk datang ke kantor
pajak dalam hal melaporkan SPT-nya. Sehingga pelaporan pajak dapat dilakukan secara
cepat, mudah, dan efisien. Dengan menggunakan program aplikasi e-filling, keamanan serta
kerahasiaan data bisa terjaga. Faisal (2009) bahwa mengatakan bahwa untuk dapat
menggunakan e-Filing wajib pajak harus mengajukan permohonan ke kantor pajak dan akan
diberikan Electronic Filing Indentification Number (e-FIN) yaitu semacam indentitas online.
Untuk memperoleh Electronic Filing Indentification Number (e-FIN) wajib pajak perlu
melayangkan permohonan yang dilengkapi dengan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), SKT dan surat pengukuhan PKP (untuk SPT PPN). Selain Electronic Filing
Indentification Number (e-FIN), wajib pajak juga mendapatkan sertifikat digital dari website
ASP yang berfungsi sebagai pengaman data SPT. Selain itu, Wajib Pajak akan mendapatkan
media pendukung dari Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang akan membantu selama 24 jam
dalam sehari.
Namun disamping manfaat penerapan e-filling tersebut, juga terdapat kelemahannya.
Salah satunya yaitu ketika terjadi kekeliruan dalam memasukkan data, maka Wajib Pajak
harus mengembalikan bukti e-filling yang telah dicetak. Hal ini dikarenakan bukti pelaporan
menggunakan e-filling hanya berupa database tanpa dilengkapi dengan print out. Sehingga
setiap wajib pajak harus memeriksa kembali bukti yang telah dicetak untuk menghindari
kekeliruan dalam pengisian data. Selain itu, wajib pajak juga harus menyiapkan biaya
tambahan untuk internet kepada Penyedia Jasa Aplikasi dikarenakan pelaporan pajak online
menggunakan media internet.
2

Dalam kenyataannya, program pelaporan pajak online ini belum dapat berjalan secara
efektif. Dengan sistem yang cepat dan efisien seharusnya penerapan program e-filling ini bisa
berjalan secara maksimal. Jika melihat dari hasil penelitian sebelumnya, ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi minat wajb pajak untung menggunakan layanan e-filling. Diantara
faktor-faktor tersebut antara lain adalah ekspetasi kinerja, ekspetasi usaha, faktor sosial,
kondisi yang memfasilitasi pemakai, kenyamanan aksesibilitas, ketersediaan fitur,
manajemen dan citra bank, keamanan kerahasiaan, desain, isi, kecepatan, biaya bank,
persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, sikap menggunakan e-filling,
kompleksitas, kesukarelaan, pengalaman, dan jenis kelamin. Sehingga dengan adanya faktor-
faktor tersebut, sistem pelayanan e-filling dapat dikembangkan sesuai apa yang masyarakat
atau wajib pajak butuhkan.
Berdasarkan penjelasan serta motivasi yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengambil judul “Pengaruh Keamanan Kerahasiaan, Kecepatan, dan Kemudahan
Terhadap Minat Wajib Pajak Orang Pribadi Untuk Menggunakan Sistem Pelaporan Pajak
Online (E-Filling) Di Kabupaten Gresik”.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apakah keamanan dan kerahasiaan berpengaruh terhadap minat wajib pajak orang
pribadi untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)?
2. Apakah kecepatan berpengaruh terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk
menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)?
3. Apakah kemudahan berpengaruh terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk
menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh keamanan dan kerahasiaan terhadap minat wajib pajak
orang pribadi untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)
2. Untuk mengetahui pengaruh kecepatan terhadap minat wajib pajak orang pribadi
untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)
3. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan terhadap minat wajib pajak orang pribadi
untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)
3

1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Direktorat Jenderal Pajak
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan imbal balik untuk meningkatkan
pelayanan pajak dalam bidang teknologi informasi. Sehingga sistem pelayanan pajak
dapat menyesuaikan dengan perkembangan jaman di era modern sekarang ini.
b. Bagi Wajib Pajak
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada para pelaku wajib
pajak untuk meningkatkan kepatuhannya dalam membayar pajak.
c. Bagi Application Service Provider (ASP)
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sedikit kontribusi dalam
mengembangkan sistem pelayanan pajak online. Sehingga nantinya mampu
memberikan palayanan yang lebih mudah kepada wajib pajak.
1.5. Kontribusi Penelitian
Sugihanti (2011) melakukan penelitian berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling”. Hasil dari
penelitian ini adalah ekspektasi kinerja, usaha, kesukarelaan berpengaruh signifikan
terhadap minat perilaku penggunaan e-filling. Sedangkan ekspektasi kompleksitas,
pengalaman, keamanan kerahasiaan dan kecepatan tidak berpengaruh signifikan terhadap
minat perilaku penggunaan e-filling. Persamaan dengan penelitian ini adalah metode
analisis. Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel independen dimana penelitian
ini hanya menggunakan tiga variabel yakni keamanan kerahasiaan, kecepatan, dan
kemudahan. Selain itu perbedaan penelitian ini terletak pada populasi dan sampel yang
digunakan.
4

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu mengenai sistem pelaporan pajak online (e-filling) di
antaranya adalah:
Venkatesh dan Moris (2000 dan 2003) dalam penelitiannya yang berjudul User
Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View, MIS Querterly
mengemukakan bahwa ekspetasi kinerja, ekspetasi usaha, faktor sosial berpengaruh
signifikan positif terhadap minat pemakaian SI. Sedangkan minat pemakaian SI dan
kondisi yang memfasilitasi pemakai berpengaruh signifikan positif terhadap penggunaan
SI.
Amroso & Gardner (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Development of an
Instrument to Measure the Acceptance of Internet Technology by Consumer menemukan
bahwa Experience berpengaruh signifikan positif terhadap perceived usefulness dan
behavioral intention, Voluntariness berpengaruh signifikan positif terhadap behavioral
intention penggunaan internet, Complexity berpengaruh signifikan terhadap penggunaan
sistem, Gender berperan atau berpengaruh terhadap penggunaan system
Poon, et al. (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Users’ adoption of e-banking
services: the Malaysian perspective menyebutkan bahwa kenyamanan, aksesibilitas,
ketersediaan fitur, manajemen dan citra bank, keamanan, kerahasiaan, isi, kecepatan,
biaya bank berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat penggunaan ebanking.
Sedangkan desain tidak berpengaruh terhadap penggunaan ebankni.
Wiyono (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Evaluasi Prilaku Penerimaan
Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-filling Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara
Online dan Realtime menyatakan bahwa hubungan antar konstruk TAM berpengaruh
signifikan terhadap penggunaan senyatanya kecuali minat perilaku sedangkan dari
konstruk eksternal TAM hanya signifikan pada hubungan kerumitan pada penggunaan
senyatanya serta jenis kelamin terhadap persepsi kemudahan.
5

2.2. Landasan Teori
a. Pengertian Pajak
Menurut UU No. 28 tahun 2007 tentang KUP, yang dimaksud dengan pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunkan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Menurut Rochmat Soemitro (2009), pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya
digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public investment.
b. Pengertian Wajib Pajak
Menurut Undang – undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang perubahan atas
Undang – undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketrntuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemungut pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan.
c. Pengertian Wajib Pajak Orang Pribadi
Wajib Pajak Orang Pribadi adalah setiap orang yang mempunyai penghasilan
neto dalam satu tahun pajak diatas Penghasilan Tidak Kena pajak (PTKP). Untuk
mendaftarkan diri Wajib Pajak orang pribadi datang langsung pada Kantor Pelayanan
Pajak dengan mengisi formulir dan melampirkan persyaratan administrasi.
d. Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi
Secara umum efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih
tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan
pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai
pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang
sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. Tujuan Penggunaan
Teknologi Informasi dalam perpajakan adalah menghemat waktu, mudah, akurat, dan
paperless.Dengan penggunaan Teknologi Informasi dalam Perpajakan diharapkan
6

dapat meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak, baik dari segi kualitasmaupun
waktu sehingga lebih efektif.
e. E-system Perpajakan
E-sytem Perpajakan merupakan Modernisasi perpajakan dengan menggunakan
teknologi informasi yang diharapkan dengan e-system dapat mempermudah wajib
pajak untuk melaporkan pajak. E-System perpajakan dibagi menjadi e-registration, e-
filling, e- SPT , e-NJOP dan e NPWP. Esystem perpajakan ini dibuat dengan harapan
dapat mempermudah wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Seperti e-registration yang mempermudah pendaftaran NPWP dan pengukuhan
pengusaha kena pajak untuk berkonsultasi mengenai pajak melalui on-line.
f. E-filling
E-filling merupakan suatu cara penyampaian SPT atau penyampaian
pemberitahuan perpanjangan SPT tahunan secara elektronik yang dilakukan secara
on-line yang real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id)
atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP).
g. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) menurut undang-undang No.16 tahun
2009 mengenai KUP Pasal 1 angka 11 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
152/PMK.03/2009 adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Menurut Pudyatmoko (2009: 50) salah satu perwujudan pelaksanaan sistem self
assessment dibidang perpajakan adalah pelaporan Surat Pemberitahuan pajak (SPT)
terutang kepada pemerintah yang secara langsung disampaikan oleh Wajib Pajak yang
bersangkutan. SPT ini harus disampaikan oleh Wajib Pajak dengan benar kepada
Ditjen Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Artinya jumlah pajak terutang yang tercantum dalam SPT tersebut harus sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya tanpa adanya kecurangan yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
7

h. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Elektronik
Menurut Pandiangan (2008:35) yang dimaksud dengan e-SPT adalah
penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan
menggunakan media komputer, sedangkan pengertian e-SPT menurut DJP adalah
Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan
dilaporkan secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer yang
digunakan untuk membantu wajib pajak dalam melaporkan perhitungan dan
pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Aplikasi e-SPT merupakan aplikasi yang diberikan secara
cuma-cuma oleh DJP kepada wajib pajak. Dengan menggunakan aplikasi e-SPT,
wajib pajak dapat merekam, memelihara dan men-generate data digital SPT serta
mencetak SPT beserta lampirannya.
i. Electronic Filing Identification Number (e-FIN)
Electronic Filing Identification Number atau e-FIN adalah Nomor Identitas yang
diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib
Pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan
secara elektronik (e-filing). Untuk memperoleh e-FIN Wajib Pajak dapat
memperolehnya di Kantor Pajak terdekat. Wajib Pajak atau kuasanya dapat
mengajukan permohonan e-FIN dengan cara mengisi dan menyampaikan formulir
permohonan e-FIN secara langsung ke KPP terdekat dengan menggunakan formulir
sesuai Lampiran PER-1/PJ/2014.
KPP harus menerbitkan e-FIN paling lama 1 (satu) hari kerja sejak permohonan
diterima dengan lengkap dan benar diatur dalam Peraturan Direktorat Jendral Pajak
Nomor 36 Tahun 2013. Kemudian e-FIN disampaikan kepada Wajib Pajak atau
kuasanya disampaikan secara langsung.
e-FIN tidak dapat digunakan lagi maka Wajib Pajak harus meminta kembali
nomor baru begitu pula apabila terjadi kehilangan. Wajib Pajak maupun kuasanya
dapat mengajukan kembali permintaan e-FIN.
j. Technology Acceptance Model (TAM)
Teori ini dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989. Davis menyatakan bahwa
TAM merupakan model yang digunakan untuk memprediksi penerimaan penggunaan
terhadap teknologi berdasarkan dua variabel yaitu persepsi kebermanfaatan dan
8

persepsi kemudahan (Davis, 1989 dalam Laihad, 2013). Laihad (2013) menyatakan
bahwa persepsi kemudahan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna
bahwa sistem dapat digunakan dengan mudah dan dapat diperlajari sendiri, sementara
itu persepsi kebermanfaatan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna
bahwa dengan menggunakan suatu item, maka akan dapat meningkatkan kinerja
pengguna tersebut.
k. Theory of Reasoned Action (TRA)
Menurut Pratama (2008), Theory of Reasoned Action (TRA) merupakan model
khusus yang telah terbukti berhasil untuk memprediksi dan menjelaskan tentang
perilaku seseorang dalam memanfaatkan suatu teknologi dengan beragam bidang.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), teori tindakan beralasan menjelaskan
tahapan manusia melakukan perilaku. Pada tahap awal, perilaku diasumsikan
ditentukan oleh minat. Pada tahap berikutnya minat dapat dijelaskan dalam bentuk
sikapterhadap perilaku norma-norma subyektif. Tahap ketiga mempertimbangkan
sikap dan norma subyektif dalam bentuk kepercayaan-kepercayaan tentang
konsekuensi melakukan perilakunya dan tentang ekspektasi-ekspektasi normatif dari
orang yang direferensi (referent) yang relevan. Sehingga melalui hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan
kepercayaan-kepercayaannya.
l. Theory of Planned Behavior (TPB)
Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih lanjut dari
Theory of Reasoned Action (TRA). Ajzen (1988) menambahkan konstruk yang belum
ada dalam TRA, yaitu persepsi kontrol keperilakuan (perceived behavioral control).
Dimana menurut Chau dan Hu (2002) konstruk ini ditambahkan dalam upaya
memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku
tertentu. Model Theory of Planned Behavior (TPB) terdiri dari tiga faktor utama yaitu
keyakinan perilaku (behavioral beliefs), keyakinan normatif (normative beliefs), dan
keyakinan bahwa perilaku dapat dilaksanakan (control beliefs). Kemudian ketiga
faktor tersebut menimbulkan adanya minat (Intention) yang selanjutnya akan
menentukan apakah individu akan menggunakan sistem tersebut atau tidak
(Behavior).
9

m.UTAUT
UTAUT merupakan contoh model penerimaan teknologi terbaru yang
dikembangkan oleh vankatesh, dkk. Model ini disususn berdasar teori-teori dasar
mengenai perilaku pengguna teknologi dan model penerimaan teknologi. UTAUT
menggabungkan fitur-fitur yang berhasil dari delapan teori penerimaan teknologi
terkemuka menjadi satu teori yaitu TRA, TAM, TPB, Motivational Model, Model
Pemanfaatan Personal Computer, Teori Difusi Inovasi, dan SCT.
n. Task Technology Fit (TTF)
Task Technology Fit (TTF) dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson (1995).
Task Technology Fit (TTF) menjelaskan bagaimana teknologi berdampak dalam
membantu individu mengerjakan tugas. Secara langsung teori ini berpegang bahwa
teknologi memiliki dampak positif terhadap kinerja individu dan dapat digunakan jika
kemampuan teknologi tersebut cocok dengan tugastugas yang harus dihasilkan oleh
pengguna.
Menurut Goodhue dan Thomson (1995) keberhasilan sistem informasi suatu
perusahaan bergantung pada pelaksanaan sistem tersebut, kemudahan bagi pemakai,
dan pemanfaatan teknologi yang digunakan.
Task Technology Fit (TTF) juga digunakan sebagai dasar hipotesis keempat
bahwa tingkat keamanan dan kerahasiaan merupakan manfaat positif yang diberikan
e-filling sehinggga berpengaruh terhadap perilaku Wajib Pajak untuk menggunakan
sistem e-filling tersebut bahkan secara berkelanjutan (intensitas).
o. Minat Membayar Pajak
Menurut Vannesa dan Hari (2009), konsep kemauan membayar pajak
(willingness to pay tax) diartikan suatu nilai yang rela dikontribusikan oleh seseorang
(yang ditetapkan dengan peraturan) digunakan untuk membiayai pengeluaran umum
Negara dengan tidak mendapat jasa timbal (kontrasepsi) secara langsung.
Selain itu, menurut Devano dan Rahayu (2006), kamauan membayar pajak
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu
negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, dan tarif pajak.
10

p. Keamanan dan Kerahasiaan
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Menurut G. J. Simons keamanan
informasi adalah bagaimana kita dapat mencegah penipuan (cheating) atau, paling
tidak mendeteksi adanyapenipuan di sebuah sistem yang berbasis informasi, dimana
informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.
Keamanan sistem informasi bisa diartikan sebagai kebijakan, prosedur, dan
pengukuran teknis yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah, perubahan
program, pencurian, atau kerusakan fisik terhadap sistem informasi.
Kerahasiaan adalah praktik pertukaran informasi antara sekelompok orang, bisa
hanya sebanyak satu orang, dan menyembunyikannya terhadap orang lain yang bukan
anggota kelompok tersebut.
Sedangkan kerahasiaan data atau Data Confidentialty adalah sifat data yang
menyatakan bahwa data tersebut tidak boleh diketahui atau diakses pihak lain yang
tidah berwenang. Data Confidentialty merupakan salah satu dari 8 aspek keamanan
yang tertuang dalam rekomendasi ITU –T nomor X.800.
q. Kecepatan
Abdul Kadir Ateng (1967:67), menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan
individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ilang dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
r. Kemudahan
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, arti kata kemudahan adalah (1) hal
(sifat) mudah; keadaan mudah (2) Sesuatu yang dapat mempermudah dan
memperlancar usaha. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemudahan
adalah suatu keadaan dimana segala hal yang dilakukan dapat berjalan dengan mudah
dan lancar. Artinya kerumitan yang ditimbulkan sangat sedikit.
2.3. Perumusan Hipotesis
Dalam hal penggunaan e-filling, kebanyakan pengguna (user) tidak memahami betul
resiko keamanan dan kerahasiaan dari e-filling. Pengguna beranggapan bahwa pihak
ASP telah memperhatikan keamanan dan kerahasiaan mereka, padahal pengguna tidak
mengetahui seberapa kuatnya perangkat teknologi untuk keamanan dan kerahasiaan SI
dari e-filling. Dalam hal penggunaan e-filling, Keamanan dan Kerahasiaan mempunyai
11

pengaruh yang positif terhadap minat perilaku. Oleh karena itu, untuk hipotesis keenam
dinyatakan:
H1: Keamanan dan Kerahasiaan (Security and Privacy) berpengaruh terhadap
minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan sistem pelaporan pajak
online (e-filling)
Salah satu alasan mengapa para Wajib Pajak menggunakan e-filling untuk
melaporkan pajaknya adalah alasan ekonomis waktu. Tingkat kecepatan sangat
berpengaruh terhadap keinginan seseorang untuk menggunakan Sistem Informasi.
Seseorang akan timbul minat untuk menggunakan sistem informasi baru apabila sistem
tersebut bersifat ekonomis dan praktis. Dengan menggunakan e-filling, Wajib Pajak tidak
perlu datang ke KPP, cukup dengan mengakses website e-filling yang dapat dilakukan
kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu, untuk hipotesis keenam dinyatakan:
H2: Kecepatan berpengaruh terhadap minat wajib pajak orang pribadi untuk
menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)
Sama halnya seperti faktor kecepatan, faktor kemudahan juga merupakan alasan
para Wajib Pajak menggunakan e-filling untuk melaporkan pajakny. Faktor kemudahan
memiliki pengaruh terhadap keinginan seseorang untuk menggunakan Sistem Informasi.
Minat seseorang akan timbul minat untuk menggunakan sistem informasi baru jika
sistem tersebut bersifat mudah dan efisien. Dengan menggunakan e-filling, maka wajib
pajak tidak perlu menjalani sistem yang rumit. Oleh karena itu, untuk hipotesis keenam
dinyatakan:
H2: Kemudahan berpengaruh terhadap minat wajib pajak orang pribadi
untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)
12

2.4. Kerangka Pikir
Berdasarkan pengembangan hipotesis di atas, maka kerangka pikir yang dapat dibuat
adalah sebagai berikut:
13
Keamanan Kerahasiaan(X1)
Kecepatan(X2)
Minat wajib pajak orang pribadi untuk
menggunakan sistem pelaporan pajak online
(e-filling)(Y)
Kemudahan(X3)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
karena dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistika dan data yang disajikan
berupa data nominal. Indiantoro dan Supomo (2002:12) menyatakan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui
pengukuran variabel-variabel penelitian dengan menggunakan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian digunakan untuk mengetahui letak penelitian dilakukan. Lokasi
peelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah di Indonesia, tepatnya di Provinsi
Jawa Timur, kabupaten Gresik.
3.3. Populasi Dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang
diteliti. Variabel tersebut bisa berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu lain yang
akan dilakukan penelitian (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh wajib pajak orang pribadi di Kabupaten Gresik.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan di
anggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2003). Sampel dalam penelitian ini
adalah wajib pajak orang pribadi di Kabupaten Gresik yang telah menggunakan
sistem e-filling.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara
non probabilitas yaitu convenience sampling. convenience sampling merupakan
metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel secara bebas
sekehendak peneliti. Metode pengambilan sample ini dipilih untuk memudahkan
pelaksanaan riset dengan alasan bahwa jumlah populasi yang diteliti tidak diketahui
sehingga terdapat kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah.
14

3.4. Sumber Data
Sumber data menurut Kuncoro (2009:138) terbagi atas 2 bagian, yaitu:
a. Data Primer Data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua
metode pengumpulan data original.
b. Data Sekunder Data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data yang di
publikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Sumber data dari penelitian ini adalah sumber data primer. Hal ini dikarenakan
sumber data diperoleh secara langsung dari responden yakni pelaku wajib pajak orang
pribadi di Kabupaten Gresik.
3.5. Jenis Data
Data adalah keterangan-keterangan mengenai sesuatu yang diperoleh dalam satu
penelitian untuk menjelaskan, menerangkan, dan memecahkan masalah-masalah sesuai
dengan konteks judul yang diambil dengan maksud tujuan tersebut (Kuncoro. 2009:136).
Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek. Data subjek yaitu jenis data penelitian
yang berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik dari responden.
3.6. Teknik Pengambilan Data
Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah metode kuesioner. Menurut
Arikunto (2006: 151), angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal
yang ia ketahui.
Sedangkan meurut Sugiyono (2008: 199) angket atau kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
3.7. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
a. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat wajib pajak
orang pribadi untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling). Minat
wajib pajak orang pribadi menunjukkan adanya kemauan wajib pajak untuk
menerapkan sistem pembayaran pajak online. Teknik pengukuran data variabel
dependen dalam penelitian ini menggunakan 3 item pertanyaan yang menggunakan
skala likert lima poin (5 point likert scale). Menurut Djaali dan Muljono (2007) Skala
15

Likert yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang gejala atau fenomena dalam hal ini tentang
e-Filing.
b. Variabel Independen
Sedangkan untuk variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas:
1.) Keamanan dan kerahasiaan
Keamanan sistem informasi bisa diartikan sebagai kebijakan, prosedur, dan
pengukuran teknis yang digunakan untuk mencegah akses yang tidak sah,
perubahan program, pencurian, atau kerusakan fisik terhadap sistem informasi.
Sedangkan kerahasiaan adalah praktik pertukaran informasi antara
sekelompok orang, bisa hanya sebanyak satu orang, dan menyembunyikannya
terhadap orang lain yang bukan anggota kelompok tersebut.
Faktor keamanan dan kerahasiaan menjadi faktor yang paling diperhatikan
oleh pengguna dalam penggunaan sistem informasi. Variabel keamanan dan
kerahasiaan diukur dengan 4 pertanyaaan yang menggunakan skala likert 5 poin
(5-poin likert scale). dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak
setuju (TS), poin 3 netral (N), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS).
2.) Kecepatan
Menurut Abdul Kadir Ateng (1967:67), menyatakan bahwa kecepatan secara
umum adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama
berulang-ilang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan didefinisikan
sebagai sejauh mana atau seberapa lama waktu yang digunakan dalam mengakses
sesuatu sistem/ hal. Variabel kecepatan diukur dengan 10 pertanyaaan yang
menggunakan skala likert 5 poin (5-poin likert scale). dimulai dari poin 1 sangat
tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3 netral (N), poin 4 setuju (S),
poin 5 sangat setuju (SS).
3.) Kemudahan
Kemudahan dapat diartikan sebagai seberapa minim kerumitan yang
dihasilkan dalam menggunakan sesuatu sistem/ hal. Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia, kemudahan berarti (1) hal (sifat) mudah; keadaan mudah (2) Sesuatu
yang dapat mempermudah dan memperlancar usaha. Variabel kemudahan diukur
dengan 10 pertanyaaan yang menggunakan skala likert 5 poin (5-poin likert scale).
16

Dimulai dari poin 1 sangat tidak setuju (STS), poin 2 tidak setuju (TS), poin 3
netral (N), poin 4 setuju (S), poin 5 sangat setuju (SS).
3.8. Teknik Analisis Data
Untuk menguji valid tidaknya data kuesioner yang didapatkan, maka penulis perlu
melakukan uji reliabilitas dan juga uji validitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat mengukur
variabel yang akan diukur. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen ini mampu
mengukur apa saja yang hendak diukurnya, mampu mengungkapkan apa yang ingin
diungkapkan.
b. Uji Reabilitas
Menurut Ghozali (2011), Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari varibael atau konstruk. Setiap alat pengukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif
konsisten dari waktu ke waktu, maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan variabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
diatas 0,70 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali 2011).Pengambilan keputusan reliabilitas
suatu variabel ditentukan dengan membandingkan nilai r alpha dengan nilai 0,60
apabila r alpha > 0,60 maka variabel yang diteliti adalah reliabel.
c. Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji model regresi yang digunakan, maka perlu dilakukan uji asumsi
klasik yang terdiri atas uji normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
1) Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen maupun independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal
(Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini digunakan cara analisis plot grafik
histogram dan uji kolmogorov-smirnov (uji K-S)
2) Multikolinearitas
Uji Multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
17

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah
dengan cara melihat nilai tolerance dan nilai variace inflation factor (VIF). Jika
nilai tolerance lebi kecil dari 0.10 dan nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi
multikolinieritas.
3) Heterokedastisitas
Tujuan dari uji heterokedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain.
Model Regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas/tidak terjadi
Heteroskesdatisitas (Ghozali, 2011).
d. Regresi
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis regresi linear berganda. Hal ini dikarenakan penelitian ini menguji antara
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Adapun model regresi
berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = + 1Х1 + 2Х2 + 3Х3
Keterangan:
Y : Minat wajib pajak orang pribadi untuk menggunakan sistem pelaporan pajak online (e-filling)
X1 : Keamanan dan Kerahasiaan
X2 : Kecepatan
X3 : Kemudahan
: Koefisien Regresi
: error
e. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh satu variabel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2009).
18

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan
nol, atau:
1.) H0: bi = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) adalah
parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
2.) H1: bi ≠ 0
Artinya, apakah semua variabel independen merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan a = 5%.
Kaidah pengambilan keputusan adalah:
Jika nilai probabilitas (sig.) < a = 5% maka hipotesis alternatif didukung.
Jika nilai probabilitas (sig.) > a = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung.
19

DAFTAR PUSTAKA
Amoroso, D.L. and Gardner, C., 2004, development of an Instrument to Measure the
Acceptance of Internet Technology by Consumer., Proceedings of the 37th Hawaii
International Conference on System Science.
Desmayanti, Esy. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas E-Filling
Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian Spt Masa Secara Online Dan
Realtime (Kajian Empiris Di Wilayah Kota Semarang). Skripsi Tidak
Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Dewi, A.A. Ratih Khomalyana. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-filling.” Skripsi Tidak
Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.
Laihad, R. C. (2013). Pengaruh Perilaku Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Wajib
Pajak di Kota Manado. EMBA, 44- 51
Lie, Ivana Dan Arja Sadjiarto. 2013. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku
Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filing. Tax & Accounting Review, Vol. 1, No. 2.
Maya Marisa Rais Sherly Pinatik. 2015. Pengaruh Manfaat Dan Kemudahan E-Spt Terhadap
Pelaporan E-Spt Oleh Wajib Pajak Pribadi Pada Kpp Pratama Bitung. Jurnal
EMBA Vol.3 No.1 Maret 2015, Hal.542-552
Mudrajat, Kuncoro. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Ketiga. Erlangga,
Jakarta.
20

Novarina, Ayu Ika. 2005. “ Implementasi Electronic Filling System (E-Filling) dalam Proses
Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) di Indonesia.” Thesis tidak
Dipublikasikan, Magister Kenotariatan, Universitas Diponegoro.
Nursalam. 2003. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktek. Jakarta.
Salemba Medika.
Poon, Wai Ching. 2008.”Users’ adoption of e-banking services: the Malaysian
perspective.”Journal of Business & Industrial Marketing, Vol.23, No. 1,hal. 59-
69.http://www.emeraldinsight.com
Pujiani, Melli dan Rizal Effendi. Analisis Efektivitas Penggunaan E-System Terhadap
Penerimaan Pajak Di Kpp Pratama Palembang Ilir Timur. Fakultas ekonomi, STIE
MDP
Sugihanti, Winna Titis. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Perilaku
Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan
Kota Semarang). Skripsi. http://eprits.ac.id/28634/1/skripsi01.pdf. Diakses 20
Januari 2015. Hal 86-88.
Sugihanti, Winna Titis. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib
Pajak Untuk Menggunakan E-Filling.
Vanessa Tatiana,Priyo Hari (2009) . Dampak sunset policy terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi kemauan membayar pajak. Makalah Simposium Nasional Indonesia
Perpajakan II.
Venkatesh and Moris, M.G., Davis, G.B., and Davis F.D., 2003, User Acceptance of
Information Technology: Toward a Unified View, MIS Querterly, Vol.27, No.3,
September, pp.425-475.
Venkatesh, V., dan Davis, F. D. 2000. “A Theoritical Extension of the Technoloy Acceptance
Model: Four Longitudinal Field Studies”. Management Science. Vol. 466, No. 2,
Februari, h. 186-204.http://www.emeraldinsight.com
21

Wiyono, Adrianto Sugiarto. 2008. “Evaluasi Prilaku Penerimaan Wajib Pajak Terhadap
Penggunaan E-filling Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara Online dan
Realtime.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.11, No.2, hal. 117-132.
22

LAMPIRAN
KUESIONER
Responden yang hormat,
Dengan ini saya memohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini. Harapan saya,
anda dapat mengisi kuesioner ini sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi, yang anda
rasakan dan alami selama ini. Kejujuran anda dalam mengisi kuesioner ini sangat saya
butuhkan demi kelancaran penelitian yang saya lakukan. Semua data dan kerahasiaan anda
dan para responden lain akan kami jaga. Atas waktu dan kerjasamanya, akhir kata saya
mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
DATA RESPONDEN
Nama :
Usia : tahun
Kelamin : Laki-laki/Perempuan
NPWP :
PETUNJUK PENGISIAN
1. Beri tanda chek ( √ ) untuk memberikan poin pada setiap nomor yang ada sesuai kolom
poin yang telah disediakan
2. Isi semua pernyataan tanpa ada yang terlewatkan
3. Isi sesuai apa yang anda alami dan rasakan
Keterangan :
STS : Sangat tidak setuju S : Setuju
KS : Kurang setuju SS : Sangat setuju
N : Netral
23

KEAMANAN DAN KERAHASIAAN
24

NO Pertanyaan STS TS N S SS
1Pengguna percaya bahwa e-filling dapat menjaga kerahasiaan data
2Pengguna tidak khawatir dengan keamanan sistem e-filling dalam menjaga data pengguna
3Pemanfaatan layanan pelaporan pajak dengan menggunakan e-filling dapat memberikan tingkat jamnan keamanan yang tinggi
4Permasalahan tingkat keamanan dan kerahasiaan dalam e-filling tidak mempengaruhi pengguna dalam memanfaatkan layanan pelaporan pajak
KECEPATAN
NO Pertanyaan STS TS N S SS
1e-filling system mempunyai fitur yang akan sangat membantu Wajib Pajak dalam proses pembayaran pajak.
2Menggunakan e-filling system proses pembayaran untuk pajak terhutang akan lebih jelas dan terperinci.
3Dengan e-filling system proses pembayaran pajak akan lebih mudah dan sederhana.
4e-filling system dapat menghemat waktu dalam melakukan proses pembayaran pajak.
5e-filling system akanmengurangi waktu yang saya habiskan untuk kegiatan yang tidak produktif (ex : mengantri di Bank atau KPP).
6Dengan e-filling system proses pembayaran pajak dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
7Dengan e-filling system proses pembayaran pajak dapat dilakukan dengan lebih cepat.
8Penerimaan bukti pembayaran pajak akan lebih mudah didapat dengan menggunakan e-filling system (ex : struk ATM atau Report dari Internet Banking ).
9e-filling system akan meningkatkan kualitas keamanan dalam melakukan transaksi pajak.
25

10Pengguna dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dari sistem e-filling dalam waktu yang tepat
KEMUDAHAN
NO Pertanyaan STS TS N S SS
1Belajar untuk mengoperasikan e-filling system akan mudah bagi saya.
2
Wajib Pajak tidak perlu berkonsultasi terus-menerus dengan Petugas Pajak untuk melakukan proses e-filling system.
3Wajib Pajak tidak akan merasa bingung ketika menggunakan e-filling system.
4Wajib Pajak tidak akan merasa rumit untuk menggunakan e-filling system.
5Wajib Pajak akan merasa mudah untuk mengingat bagaimana melakukan transaksi dengan menggunakan e-filling system.
6Wajib Pajak akan merasa mudah untuk beradaptasi dalam menggunakan e-filling system untuk proses pembayaran pajak.
7 Secara keseluruhan saya menemukan proses pembayaran pajak yang mudah digunakan yaitu dengan e-filling system
8 Saya menggunakan e-filling saya dapat mengoperasikannya sesuai dengan kebutuhan saya
9 Saya tidak melakukan kesalahan berlanjut ketika mengoperasikan e-filling
10 Akses ke server (Jasa Penyedia Aplikasi) dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan nyaman
MINAT WAJIB PAJAK
NO Pertanyaan STS TS N S SS
1 Wajib Pajak akan merasa senang dan nyaman melakukan proses pembayaran pajak dengan menggunakan e-filling
26

system.
2 Wajib Pajak berencana menggunakan e-filling system dalam melakukan transaksi pajaknya.
3 Berkehendak akan merekomendasikan penggunaan e-filling system kepada Wajib Pajak lainnya.
27