Proposal - BAB I

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut informasi yang diperoleh melalui Majalah Akuntan Indonesia (edisi Juni-Juli 2012), Tahun 2015 Indonesia akan banyak kedatangan para akuntan yang berasal dari negara ASEAN. IAI menilai tantangan yang dihadapi profesi akuntan menghadap AFTA (ASEAN Free Trade Area) terbilang sangat berat, karena kualitas dan kesiapan kompetitor dari negara-negara di belahan ASEAN cukup memadai. Tidak hanya para akuntan yang mendapatkan ancaman, namun para calon sarjana akuntansi juga dibayangi ketakutan akan persaingan yang kian ketat. Mengingat bahwa gelar yang diperoleh mahasiswa akuntansi setelah menyelesaikan pendidikan strata satu hanyalah Sarjana Ekonomi (SE). Salah satu alternatif agar seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi tidak terpental bila gerbang persiangan dibuka adalah meningkatkan kompetensinya secara optimal dengan mengikuti pendidikan profesi akuntansi. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan tambahan bagi lulusan Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi yang berhak menyandang sebutan profesi “Akuntan” (Ak) berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001. Tujuan PPAk dinyatakan dalam SK tersebut untuk menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang

Transcript of Proposal - BAB I

Page 1: Proposal - BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut informasi yang diperoleh melalui Majalah Akuntan Indonesia (edisi

Juni-Juli 2012), Tahun 2015 Indonesia akan banyak kedatangan para akuntan yang

berasal dari negara ASEAN. IAI menilai tantangan yang dihadapi profesi akuntan

menghadap AFTA (ASEAN Free Trade Area) terbilang sangat berat, karena kualitas

dan kesiapan kompetitor dari negara-negara di belahan ASEAN cukup memadai.

Tidak hanya para akuntan yang mendapatkan ancaman, namun para calon sarjana

akuntansi juga dibayangi ketakutan akan persaingan yang kian ketat. Mengingat

bahwa gelar yang diperoleh mahasiswa akuntansi setelah menyelesaikan pendidikan

strata satu hanyalah Sarjana Ekonomi (SE). Salah satu alternatif agar seorang lulusan

Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi tidak terpental bila gerbang persiangan dibuka

adalah meningkatkan kompetensinya secara optimal dengan mengikuti pendidikan

profesi akuntansi.

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan tambahan bagi

lulusan Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi yang berhak menyandang sebutan profesi

“Akuntan” (Ak) berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001.

Tujuan PPAk dinyatakan dalam SK tersebut untuk menghasilkan lulusan yang

menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian

akuntansi.

Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) juga akan berhak untuk

mendapatkan nomor register akuntan dari Departemen Keuangan dan boleh mengikuti

Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), sebagai syarat penting untuk mendapatkan

ijin praktik sebagai Akuntan Publik. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

diharapkan mempunyai daya saing yang lebih tinggi sebagai akuntan dibandingkan

dengan para sarjana yang tidak mempunyai predikat akuntan (setyaningrum, 2007).

Berkaitan dengan hal tersebut seorang akuntan yang telah memiliki gelar akuntan

harus dapat menerapkan ilmu dan skill yang dimilikinya untuk memecahkan berbagai

masalah yang harus diselesaikan baik di organisasi maupun perusahaan sehubungan

dengan masalah ekonomi.

Dengan demikian, bisa diharapkan para Akuntan Indonesia di masa akan datang,

khususnya dalam era globalisasi ekonomi abad 21, akan menjadi akuntan yang

Page 2: Proposal - BAB I

berkompeten, profesional dan siap menghadapi persaingan global dengan akuntan

belahan dunia lain. Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian Widyastuti, dkk (2004)

mengenai pengaruh motivasi (motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi)

terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk di enam Universitas Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi karir merupakan faktor yang signifikan

mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk antara mahasiswa tingkat

awal dan tingkat akhir.

Hasil penelitian Ellya Benny dan Yuskar (2006) yang melakukan penelitian yang

sama menunjukkan bahwa faktor karir dan kualitas mempunyai pengaruh signifikan

terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk sedangkan faktor ekonomi (penghargaan

finansial) tidak mempunyai pengaruh signifikan.

Berdasarkan referensi penelitian terdahulu, peniliti akan melakukan pengujian

kembali mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Penelitian ini akan meneliti

persepsi mahasiswa akuntansi IBII terhadap minat Pendidikan Profesi Akuntansi

(PPAk) dilihat dari variabel penelitian yaitu, biaya pedidikan, waktu pendidiakan,

karir, dan penghargaan finansial.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Bagaimana persepsi mahasiswa IBII program studi akuntansi terhadap Pendidikan

Profesi Akuntansi (PPAk)?

2. Apakah biaya pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi

akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?

3. Apakah waktu pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi

akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?

4. Apakah karir mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?

5. Apakah penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa program studi

akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?

6. Faktor apa yang paling dominan dalam mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi

IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?

7. Bagaimana pengaruh penyelenggaraan PPAk dalam persiapan menghadapi

persaingan global?

Page 3: Proposal - BAB I

8. Apa yang menjadi landasan mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi

Akuntansi?

C. Batasan Masalah

Penulis menyadari akan keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki, maka

untuk lebih dapat mengarahkan penelitian ini ditetapkan batasan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah biaya pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi

akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?

2. Apakah waktu pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi

akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?

3. Apakah karir mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk

mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?

4. Apakah penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa program studi

akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?

D. Batasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terbatas pada hal-hal berikut :

1. Periode penelitian adalah bulan november-desember 2012

2. Objek penelitian adalah mahasiswa program studi akuntansi Institut Bisnis dan

Informatika Indonesia (IBII) yang berada pada semester V (angkatan 2010) dan

semester V ke atas.

3. Data penelitian diperoleh data primer dengan membagikan kuisioner kepada

mahasiswa program studi akuntansi IBII.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah

diatas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah “Apakah biaya pendidikan,

waktu pendidikan, karir dan penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa

program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”

Page 4: Proposal - BAB I

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah biaya pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa

program studi akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)

2. Untuk mengetahui apakah waktu pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa

program studi akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)

3. Untuk mengetahui apakah karir mempengaruhi minat mahasiswa program studi

akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)

4. Untuk mengetahui apakah penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa

program studi akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu :

1. Bagi Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII)

Untuk mengetahui persepsi mahasiswa IBII terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi

(PPAk) yang mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti PPAk sehingga dalam

proses belajar dapat lebih memotivasi mahasiswa dan lebih mensosialisasikan

PPAk kepada mahasiswa sehingga tercipta persepsi positif terhadap PPAk.

2. Bagi Mahasiswa program studi Akuntansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada

mahasiswa mengenai PPAk dan pentingnya PPAk bagi mereka yang ingin

mendapatkan gelar akuntan. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengetahui faktor

apa saja yang dapat mempengaruhi mereka untuk mengikuti PPAk, khususnya di

IBII.

3. Bagi pihak lainnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak lain yang membutuhkan

serta dapat berguna sebagai bahan studi dan referesnsi penelitian yang lebih lanjut

sehubungan dengan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Page 5: Proposal - BAB I

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Landasan Teori

1. Profesi Akuntan

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan definisi profesi sebagai suatu

bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan, keadilan tertentu seperti

keterampilan, kejujuran dan sebagainya.

Ciri dari suatu profesi menurut J.L Carey dalam Moenaf (2003) antara lain,

adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan

yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang

diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang

keahlian tersebut.

Comission in Standards of Education and Experience for Certified Public

Accountant (Duska, 2003:65) memberikan tujuh karakteristik profesi yaitu :

(1) A Specialized body of knowledge

(2) A recognized formal education process for acquiring the requicite specialized

knowledge

(3) A standard of professional qualification governing admission to the profession

(4) A standard of conduct governing the relationship of the practitioner with

client, colleagues and the public

(5) Recognition of status

(6) An Acceptance of social responsibility inherent in an occupation endowed

with the public interest

(7) An organization devoted to the advancement of the social obligation of the

group

Masyarakat memandang profesi akuntan adalah sebagai komunikator

perkembangan bisnis. Melalui siklus akuntansi yang tertata dengan baik

masyarakat berharap dapat menerima dan memahami informasi perkembangan

usaha secara objektif dan baik. Sedangkan definisi akuntan berdasarkan PMK No.

17/KMK 01/2008 adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan

Page 6: Proposal - BAB I

akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu mereka

yang telah mengikuti pendidikan profesi.

International Federation of Accountant dalam Regar, (2003) memberikan

pengertian profesi akuntan sebagai semua bidang pekerjaan yang mempergunakan

keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan

intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan

yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit,

profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai

akuntan publik yang umumnya terdiri dari audit, akuntansi, pajak dan konsultasi

manajemen.

Sesuai dengan definisi yang diberikan oleh PMK No.17/KMK 01/2001,

untuk mendapatkan sebutan akuntan seorang sarjana ekonomi harus mengikuti

pendidikan profesi. Setelah memperoleh gelar akuntan, akuntan akan

mendapatkan nomor register akuntan dari Departemen Keuangan. Seorang

akuntan yang mempunyai nomor register dapat memilih profesi antara lain :

(1) Akuntan Publik (External Auditor) : auditor external sering juga disebut

auditor independen atau akuntan publik. Disebut auditor eksternal/independen

karena mereka tidak bekerja pada entitas yang diaudit melainkan dengan

memiliki KAP atau bekerja di KAP.

(2) Pemeriksaan Intern (Internal Auditor) : dengan bekerja di Bagian Pemeriksaan

Intern (Internal Audit Department) suatu perusahaan swasta atau Badan Usaha

Milik Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas Intern

(SPI). Auditor internal berkewajiban memberi informasi kepada manajemen

untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan operasi usahanya.

Biasanya pihak eksternal jarang menggunakan informasi dari auditor internal

karena terbatasnya independensi mereka.

(3) Auditor Pemerintah (Goverment Auditor) : dengan bekerja di BPKP (Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa

Keuangan) atau Inspektorat di suatu Departemen Pemerintah. Sebagian tugas

BPKP tidak berbeda dengan tugas kantor akuntan publik. Sebagian besar

informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai badan pemerintah telah diaudit

oleh BPKP. Di samping audit laporan keuangan, pada masa sekarang BPKP

sering melakukan evaluasi efisiensi dan efektifitas operasi berbagai program

pemerintah dan BUMN, misalnya evaluasi pelaksanaan komputerisasi suatu

Page 7: Proposal - BAB I

badan pemerintah. Dalam hal ini auditor bertugas meninjau dan menganalisis

segala aspek sistem komputerisasi tersebut, tetapi penekanan utama adalah

pada penilaian terhadap kelayakan peralatan, efisiensi operasi, kecukupan dan

kegunaan keluaran serta hal-hal lain guna melihat kemungkinan perolehan

layanan yang sama dengan biaya yang lebih rendah

(4) Financial Accountant : dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu

perusahaan. Akuntan keuangan menghasilkan laporan keuangan, menyajikan

informasi yang akan digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan,

perencanaan dan evaluasi, serta pertanggungjawaban keuangan kepada

pemegang saham (http://en.wikipedia.org./wiki/Financial_accountancy)

(5) Cost Accountant : dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu perusahaan.

Pekerjaan utamanya adalah mengukur, mengumpulkan, menganalisis dan

mengendalikan biaya khususnya biaya produksi.

(6) Management Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi manajemen

suatu perusahaan. Akuntan manajemen berperan dalam membuat strategi dan

informasi dalam pengambilan keputusan. Tugas akuntan manajemen adalah

membuat peramalan dan perencanaan, analisis varians, review dan memonitor

biaya dalam bisnis organisasi.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Management_accounting)

(7) Tax Accountant : dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau

Direktorat Jenderal Pajak (DJP). DJP berada di bawah Departemen Keuangan

RI bertanggungjawab atas penerimaan Negara dari sektor perpajakan dan

penegakan hukum dalam pelaksanaan ketentuan pajak. Aparat pelaksana DJP

di lapangan adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan

dan Penyidikan Pajak (Karipka). Karipka mempunyai audtor-auditor khusus.

Tanggungjawab Karipka adalah melakukan audit terhadap para wajib pajak

tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan perundangan

perpajakan.

(8) Akuntan Pendidik : dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi

Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Menurut Niswonger, et al. (1999:9), profesi akuntan dapat digolongkan

menjadi 2 yaitu akuntan swasta dan akuntan publik. Akuntan swasta (private

accountant) adalah akuntan yang bekerja pada perusahaan dan organisasi nirlaba,

Page 8: Proposal - BAB I

sedangkan akuntan publik (public accountant) adalah akuntan yang memberikan

jasa akuntansi berdasarkan honor. Ruang lingkup akuntansi kegiatan dan tugas

akuntansi swasta bervariasi. Akuntan swasta sering juga disebut akuntan

manajemen. Akuntan publik dapat bekerja selaku perorangan atau sebagai

anggota di kantor akuntan publik.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) membagi akuntan menjadi 4 yaitu,

akuntan manajemen, akuntan publik, akuntan sektor publik dan akuntan pendidik

(Regar, 2003)

(1) Akuntan Manajemen

Merupakan akuntan yang bekerja pada perusahaan swasta dan BUMN.

Akuntan dalam suatu perusahan berperan penting dalam fungsi auditor

internal

(2) Akuntan Publik

Akuntan publik memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat

sebagai pemilik kantor akuntan atau secara tidak langsung sebagai pegawai

yang bekerja di kantor akuntan publik

(3) Akuntan Sektor Publik

Akuntan sektor publik adalah akuntan yang bekerja pada pemerintah,

umumnya terdiri dari akuntan yang bekerja pada BPKP (Badan Pengawas

Keuangan dan Pembangunan) sebagai instansi pemeriksa keuangan

pemerintah

(4) Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik merupakan akuntan yang aktif dalam biang pendidikan

Masing-masing akuntan tergabung dalam kompartemen yang diberi

wewenang untuk mengelola kegiatan akuntan yang masih dalam lingkup

akuntansi. Akuntan publik dalam Kompartemen Akuntan Publik, akuntan

pendidik dalam Kompartemen Akuntan Pendidik, akuntan manajemen dalam

Kompartemen Akuntan Manajemen dan akuntan sektor publik dalam

Kompartemen Akuntan Sektor Publik

2. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan Pendidikan Profesi

Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program

sarjana Ilmu Ekonomi pada program studi akuntansi. Lulusan pendidikan profesi

Page 9: Proposal - BAB I

akuntansi berhak menyandang sebutan profesi akuntansi yang selanjutnya

disingkat Ak. Dengan penyelenggaraan PPAk semua lulusan perguruan tinggi

jurusan akuntansi akan memperoleh perlakuan yang sama dalam memperoleh

gelar akuntan.

Latar belakang penyelenggaraan program PPAk adalah adanya diskriminasi

terhadap perguruan tinggi swasta. Pemberian gelar akuntan pertama kali diatur

berdasarkan Undang-undang No. 34 tahun 1954. Berdasarkan Undang-Undang

No. 34 tahun 1954, gelar akuntan diberikan kepada lulusan perguruan tinggi

negeri yang ditunjuk pemerintah dan atau perguruan tinggi negeri yang memenuhi

syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikannya. Sarjana Ekonomi

lulusan perguruan tinggi negeri berhak menyandang sebutan akuntan hanya

dengan mengajukan permohonan tertulis akan mendapat nomor register negara.

Sedangkan bagi sarjana lulusan perguruan tinggi swasta harus menempuh

beberapa tahap ujian lagi untuk dapat menyandang sebutan akuntan.

Sistem ini dipandang merupakan diskriminasi terhadap perguruan tinggi

swasta, bahkan tidak menjamin standarisasi profesi akuntan karena tidak ada

suatu standar dan proses yang seragam untuk menghasilkan seorang akuntan

sehingga kualitas akuntan yang dihasilkan dari perolehan secara otomatis dengan

yang harus menempuh ujian akan berbeda. Oleh karena itu, berdasarkan SK

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 179/U/2001 memutuskan gelar akuntan

hanya bisa diperoleh melalui program PPAk. Setiap lulusan program studi

akuntansi tidak secara otomatis mendapatkan gelar akuntan (Ak) terhitung sejak

31 Agustus 2004.

Kurikulim PPAk didesain sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dari

seorang akuntan. Menurut Siddharta Utama (2003), kompetensi yang perlu

dimiliki oleh seorang akuntan berkaitan dengan pengetahuan adalah :

a. Pengetahuan mendalam mengenai akuntansi bukan hanya dalam mencatat

transaksi dan menyiapkan laporan keuangan, tetapi juga menganalisis,

mengevaluasi, menginterpretasi dan menggunakan laporan keuangan

b. Pengetahuan mengenai bagaimana bisnis bekerja dan dikelola, dimulai dari

penguasaan atas manajemen dan fungsi-fungsinya (keuangan, pemasaran,

operasi, sumber daya manusia), manajemen strategi dan corporate

governance.

Page 10: Proposal - BAB I

c. Pengetahuan mengenai peran teknologi informasi dalam bisnis serta mampu

mengevaluasi sistem informasi

d. Pengetahuan yang luas mengenai ekonomi, sosial dan budaya serta

mempunyai perspektif global

e. Mampu melihat keterkaitan antara bidang ilmu, khususnya bagaimana praktik

akuntansi mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya

Menurut Munawir (1991) dalam Widyastuti, dkk (2004), kompetensi

seorang auditor dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pendidikan formal tingkat

universitas, pelatihan teknis dan pengalaman di bidang auditin dan pendidikan

professional yang berkelanjutan (continuing professional education) seperti

seminar-seminar.

PPAk sebagai salah satu bagian dari pendidikan formal bertujuan

menghasilkan lulusan yang kompeten dan menguasai keahlian bidang profesi

akuntansi. PPAk berbeda dengan pendidikan akademik. PPAk lebih menekankan

pada peningkatan profesionalisme para calon akuntan. Kurikulum PPAk didesain

untuk memenuhi persyaratan untuk menjadi akuntan professional dan berkualitas.

Untuk dapat menyesuaikan kompetensi akuntan dengan kebutuhan

perusahaan/pemberi kerja, kurikulum PPAk dibuat sedemikian rupa agar dapat

menghasilkan akuntan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan para

pengguna jasanya. International Educational Standard for Professional

Accountants membuat standard kurikulum untuk memenuhi kebutuhan

kompetensi akuntan yang profesional dan berkualitas.

International Education standard for Professional Accountants memberikan

pernyataan

”Professional accouting study should be part of the pre-qualification

program. This study should be long enough and intensive enough to permit

candidates to gain the proffesional knowledge for required professional

competence. The content of professional accounting education should consist of

accounting, finance and realted knowledge; organizational and business

knowledge; and information technology knowledge and competence”

Kurikulum dan silabus PPAk sebagian besar berisi materi yang tidak atau

belum diberikan pada jenjang strata satu atau berupa aplikasi suatu konsep atau

teori. Sesuai dengan surat keputusan KERPRA Nomor :

Page 11: Proposal - BAB I

KEP-003/SK/KERPRA/IAI/II/2006 tanggal 14 Februari 2006 tentang

pemuktahiran silabus dan kurikulim PPAk, pengelenggaraan PPAk meliputi

paling sedikit 21 SKS dan paling banyak 40 SKS yang ditempuh selama 2 sampai

6 semester. Penyelenggara PPAk dapat menambah mata kuliah di luar kurikulum

inti PPAk selama tidak melampaui batas waktu penyelenggaraan PPAk yaitu

paling banyak 40 SKS dan paling lama 6 semester.

Kurikulum PPAk berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Profesi

Akuntansi oleh IAI adalah :

(1) Etika Bisnis dan Profesi

(2) Perpajakan

(3) Praktik Audit

(4) Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersil

(5) Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

(6) Pelaporan dan Akuntansi Keuangan

(7) Akuntansi Manajemen dan Biaya

Pendidikan sangat berperan dalam memberikan pengetahuan dan keahlian

yang dibutuhkan akuntan dalam menjalankan profesinya. Wahista melakukan

penelitian terhadap pemberi kerja di Indonesia untuk mengetahui bagaimana

kualifikasi akuntan yang diharapkan pemberi kerja serta bagaimana pendidikan

dapat memberikan kualifikasi tersebut (Siddharta Utama, 2003). Hasil yang

diperoleh adalah pada umumnya pemberi kerja mengukur kualitas seorang

akuntan dari kemampuan memahami konsep akuntansi, mengaplikasikan teknik-

teknik akuntansi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan melakukan presentasi,

kemahiran berbahasa inggris dan mengaplikasikan komputer. Mereka juga

berharap akuntan memiliki motivasi yang tinggi, mampu belajar hal-hal baru

dengan cepat, mau mengembangkan diri terus-menerus, berdedikasi terhadap

tugas yang diberikan dan memiliki wawasan yang luas. Akuntan dituntut memiliki

pemahaman atas pengetahuan manajemen, perpajakan, teknologi informasi,

hukum, etika, bisnis internasional dan akuntansi pemerintahan.

Melihat kebutuhan kualifikasi yang harus dimiliki seorang akuntan, PPAk

menjadi sangat penting karena kurikulum PPAk didesain agar dapat memenuhi

kualifikasi yang dibutuhkan seseorang akuntan dalam menjalani profesinya.

Populasi perguruan tinggi yang menyelenggarakan PPAk relatif sedikit.

Hanya ada 39 PPAk di seluruh Indonesia, 17 di antaranya milik PTN

Page 12: Proposal - BAB I

(www.iaiglobal.or.id). IAI membagi kriteria penilaian perguruan tinggi agar dapat

menyelenggarakan PPAk menjadi tiga yaitu :

(1) Prasyarat

Prasyarat merupakan kondisi yang harus dipenuhi suatu perguruan tinggi

untuk dapat menyelenggarakan PPAk. Prasyarat tersebut adalah lamanya

program studi jurusan akuntansi telah berdiri dan akreditas yang diberikan

oleh Badan Akreditas Nasional (BAN).

(2) Kriteria Utama

Kriteria utama adalah syarat utama yang harus dipenuhi perguruan tinggi agar

dapat menyelenggarakan PPAk. Lima syarat yang harus dipenuhi adalah rasio

jumlah dosen tetap akuntansi dengan jumlah mahasiswa, rencana kurikulum

dan silabus PPAk, jumlah judul buku dalam perpustakaan, jumlah judul

jurnal/majalah akuntansi berlangganan yang terdapat dalam perpustakaan dan

rasio jumlah komputer dengan jumlah mahasiswa

(3) Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah nilai tambah yang akan diberikan kepada perguruan

tinggi apabila memenuhi kondisi tertentu. Faktor pendukung tidak diwajibkan

tetapi merupakan nilai tambahan. Faktor pendukung adalah bebas UNA atau

telah meluluskan 15 orang, aktivitas dosen tetap akuntansi di profesi (IAI dan

praktisi), dan menyelenggarakan program pendidikan pascasarjana akuntansi

yang telah diakreditasi oleh BAN (memiliki izin dari Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi)

3. Persepsi terhadap Program PPAk

a. Pengertian Persepsi

Schiffman dan Kanuk (2004:158) memberikan definisi persepsi sebagai

“the process by which an individual selects, organizes, and interprets stimuli

into a meaningful and coherent picture of the world”. Persepsi dapat

didefinisikan sebagaimana seseorang melihat dunia sekitarnya (how we see the

world around us).

Persepsi merupakan hasil dari suatu proses dimana seseorang memilih,

mengatur dan menginterprestasi stimuli. Stimuli adalah setiap bentuk fisik,

visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu

(Sutisna, 2001:63). Contoh dari stimuli adalah produk, nama merek,

Page 13: Proposal - BAB I

pengemasan, pengiklanan dan komersial. Stimuli akan diterima oleh sensory

receptor yaitu indera pada manusia (mata, telinga, hidung, dll). Dua orang

yang dihadapkan pada suatu stimuli yang sama dan dalam kondisi yang sama

akan mengenali, memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimuli

berdasarkan kebutuhan, nilai dan harapan masing-masing individu.

Persepsi atau cara seseorang memandang sesuatu akan berbeda dengan

orang lain karena itu persepsi bersifat subjektif. Jadi, persepsi tidak

berhubungan dengan sesuatu yang benar atau salah, tetapi persepsi

menjelaskan cara pandang individu terhadap suatu objek. Persepsi timbul

karena adanya suatu respon terhadap stimulus. Persepsi yang dibentuk oleh

seseorang dipengaruhi oleh memori seseorang. Salah satu elemen yang

mempengaruhi proses persepsi seseorang adalah sensasi. Sensasi merupakan

respon langsung dari organ sensori terhadap suatu stimuli. Stimuli yang

ditangkap oleh indera kemudian diproses menjadi persepsi.

b. Keberadaan dan Prospek PPAk

Institusi penyelenggara program PPAk berharap masyarakat memiliki

persepsi positif terhadap program PPAk misalnya persepsi bahwa lulusan

PPAk akan memiliki kualitas yang baik dan memiliki daya saing dalam dunia

kerja sehingga karir cepat berkembang. Dengan persepsi positif dari

masyarakat diharapkan masyarakat akan mengikuti program PPAk Karena itu

diperlukan beberapa upaya untuk membentuk persepsi yang positif dari

masyarakat terhadap program PPAk.

Beberapa upaya institusi pendidikan yang dilakukan institusi dalam

membentuk persepsi yang baik terhadap program PPAk antara lain dengan

mendesain kurikulum PPAk, fasilitas tenaga pengajar yang ahli dibidangnya

serta metode belajar sehingga dapat memberikan gambaran kepada masyarakat

bahwa lulusan PPAk adalah akuntan yang berkualitas.

Kurikulum PPAk disusun dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan

pengguna jasa akuntan. Materi yang tidak diberikan pada jenjang strata satu

akan meningkatkan kompetensi sehingga para lulusan PPAk memiliki

komptensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, institus

berusaha meyakinkan masyarakat bahwa PPAk akan menghasilkan lulusan

yang berkualitas dengan menyediakan tenaga pengajar yang bukan hanya

Page 14: Proposal - BAB I

memahami konsep akuntansi secara teori tetapi pengajar yang merupakan

praktisi yang ahli dan berpengalaman di bidangnya. Metode belajar PPAk

dirancang untuk mengembangkan kemampuan agar peserta dapat belajar secara

berkelanjutan. Metode belajar PPAk menekankan pada aplikasi atas konsep

serta teori yang diperoleh melalui studi kasus, presentasi dan diskusi sehingga

lulusan diharapkan akan terbiasa menggunakan konsep dan teori untuk

menghadapi kasus-kasus yang terjadi saat bekerja.

Peraturan pemerintah mengenai penyelenggaraan PPAk juga dapat

membentuk anggaran masyarakat bahwa profesi akuntan merupakan profesi

yang memiliki peranan penting. Karena itu dibutuhkan suatu pendidikan

khusus untuk menghasilkan akuntan yang profesional dan berkualitas agar

dapat menjalankan perannya dengan baik.

Upaya yang dilakukan institusi untuk membentuk persepsi positif

masyarakat serta adanya peraturan pemerintah tentang perolehan gelar akuntan

mennjadikan program PPAk memiliki prospek yang baik untuk diminati

masyarakat.

c. Persepsi Mahasiswa terhadap program PPAk

Persepsi mahasiswa terhadap lulusan program PPAk dapat dilihat dari 3

hal yaitu :

(1) Biaya Pendidikan

(a) Definisi

Didalam terminologi administrasi keuangan, khususnya

administrasi keuangan bidang pendidikan, dibedakan antara biaya (cost)

dan pembelanjaan (expenditure). Biaya (cost) adalah nilai besar dana

yang diperkirakan perlu disediakan untuk membiayai kegiatan tertentu,

misalnya kegiatan akademik, kegiatan kemahasiswaan, dan sebagainya.

Sedangkan pembelanjaan (expenditure) adalah besar dana riil yang

dikeluarkan untuk membiayai unit kegiatan tertentu, misalnya kegiatan

praktikum mahasiswa. Oleh karena itu, seringkali muncul adanya

perbedaan antara biaya yang dianggarkan dengan pembelanjaan riil.

(b) Klasifikasi Biaya

Secara umum, pembiayaan pendidikan dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu :

Page 15: Proposal - BAB I

1. Biaya Rutin (Reccuring Cost)

Mencakup keseluruhan biaya operasional penyelenggaraan

pendidikan, seperti biaya administrasi, pemeliharaan fasilitas,

pengawasan, gaji, biaya untuk kesejahteraan, dan lain-lain.

2. Biaya Modal (Capital cost)

Mencakup biaya untuk pembangunan fisik, pembelian tanah, dan

pengadaan barang-barang lainnya yang didanai melalui anggaran

pembangunan.

Akumulasi biaya dibagi jumlah mahasiswa akan diketahui besarnya

biaya satuan (unit cost). Unit cost yang dimaksud adalah unit cost per

mahasiswa. Unit cost per mahasiswa memiliki makna yaitu :

Unit cost per mahasiswa dilihat dari aspek recurring cost

Unit cost per mahasiswa dilihat dari aspek capital cost

Unit cost per mahasiswa dilihat dari akumulasi atau penjumlahan

dari recurring cost dengan capital cost

Unit cost per mahasiswa dilihat dari recurring cost, capital cost,

dan seluruh biaya yang dikelarkan langsung oleh mahasiswa untuk

keperluan pendidikannya.

Dengan demikian, secara sederhana biaya satuan per mahasiswa

yang belajar penuh (unit cost per full time student) tidak sulit dihitung.

Perhitungannya dilakukan dengan menambahkan seluruh belanja atau

dana yang dikeluarkan oleh institusi (total institution expenditure)

dalam pelaksanaan tugas-tugas kependididkan dibagi dengan jumlah

siswa reguler (full time student) dalam tahun tertentu, termasuk biaya

yang mereka keluarkan untuk keperluannya sendiri dalam menjalani

pendidikan.

Biaya pendidikan yang terus melambung setiap tahun menjadi

masalah yang sulit terpecahkan. Sebaliknya, upaya pemerintah untuk

meningkatkan anggaran pendidikan nasional sebesar 20 persen dari

jumlah APBN yang diamanatkan UUD 1945 sampai sekarang belum

dapat diwujudkan (www.wikipedia.com).

Tabel 2.1

Page 16: Proposal - BAB I

Biaya dan Hari Perkuliahan PPAk iBii (kelas Malam)Uraian Alumni Non-Alumni

- SKS: 25 sks x Rp.

550.000.000

- BTTP: 2 smt x Rp.

2.025.000

Rp. 13. 750.000

Rp. 4.050.000

Rp. 13.750.000

Rp. 4.050.000

Discount Alumni

(10%)

(Rp. 1.780.000)

Jumlah Biaya Rp. 16.020.000 Rp. 17.800.000

Hari Kuliah Senin-Jumat : Pk. 18.30 – 21.30

Sabtu : Pk. 09.00 – 12.00 (Sesi 1)

: Pk. 13.00 – 16.00 (Sesi 2)

Sumber : Sekretariat Pasca Sarjana ibii

Tabel 2.2Biaya dan Hari Perkuliahan PPAk ibii (Kelas Pagi)

Uraian Alumni Non-Alumni

- SKS: 25 sks x Rp.

450.000.000

- BTTP: 2 smt x Rp.

2.025.000

Rp. 11. 250.000

Rp. 4.050.000

Rp. 11.250.000

Rp. 4.050.000

Discount Alumni

(10%)

(Rp. 1.530.000)

Jumlah Biaya Rp. 13.770.000 Rp. 15.300.000

Hari Kuliah Senin-Jumat

Pk. 08.00 – 16.00

Sumber : Sekretariat Pasca Sarjana ibii

(2) Waktu Pendidikan

Dengan beragamnya kegiatan, maka seseorang yang telah lulus sebagai

sarjana S1 memiliki pertimbangan apakah hendak melanjutkan studi atau

bekerja secara full time. Begitupula bagi mereka yang telah dipenuhi dengan

kesibukan bekerja dikantor. Karena masalah yang muncul adalah waktu.

Berdasarkan waktu yang dimiliki, maka dibutuhkan pembagian yang tepat

Page 17: Proposal - BAB I

sesuai proporsinya agar dapat lebih mengembangkan diri dan kemampuan

yang dimiliki.

Bagi mereka yang sudah bekerja, tentunya waktu yang dimiliki untuk

melanjutkan studi adalah pada saat malam hari. Dimana kondisi tubuh sudah

lelah. Sehingga pemilihan waktu untuk Pendidikan Profesi Akuntansi

(PPAk) harus tepat, hal ini dapat dilakukan pada hari jumat, sabtu dan

minggu.

Lamanya pendidikan diukur dengan SKS (Satuan Kredit Semester)

yang diselesaikan dalam jangka waktu semester. SKS digunakan sebagai

ukuran :

a. Besarnya beban studi mahasiswa

b. Besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha belajar mahasiswa

c. Besarnya usaha belajar yang diperlukan mahasiswa untuk

menyelesaikan suatu program, baik program semesteran maupun

program lengkap

d. Besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga pengajar

(www.wikipedia.com)

Peserta yang diterima di Program Pendidikan Profesi Akuntansi ibii

wajib menempuh 9 mata kuliah (25 SKS) yang diselesaikan dalam 2

semester.

Tabel 2.3Kurikulim PPAk ibii

Mata Kuliah SKS Jumlah Pertemuan

Semester 1

1 Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial

3 14 x 2,5 jam

2 Pasar Modal dan Manajemen Keuangan 3 14 x 2,5 jam

3 Etika Bisnis dan Profesi 2 14 x 2,5 jam

4 Sistem Informasi Akuntansi 2 10 x 2,5 jam

5 Risk Manajemen dan Risk Based Audit 2 10 x 2,5 jam

6 Perpajakan 3 14 x 2,5 jam

7 Pelaporan dan Akuntansi 3 14 x 2,5 jam

8 Akuntansi Manajemen dan Biaya 3 14 x 2,5 jam

9 Praktik Audit 3 14 x 2,5 jam

Sumber : www.ibii.ac.id

Page 18: Proposal - BAB I

(3) Karir

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian karir sebagai

perkembangan dan kemajuan di kehidupan, pekerjaan, jabatan dan

sebagainya. Menurut Triton (2005:128) adalah kronologi kegiatan-kegiatan

dan perilaku-perilaku yang terkait dengan kerja dan sikap, nilai dan aspirasi

seseorang atau semua pekerjaan atau jabatan seseorang baik yang telah

maupun sedang dikerjakan.

Dalam pengembangan karir terdapat dua proses utama yaitu

perencanaan dan manajemen. Perencanaan berkaitan dengan bagaimana

seseorang merencanakan dan mewujudkan tujuan karirnya sendiri. Hal ini

merupakan usaha yang sengaja dilakukan seseorang untuk menjadi lebih

sadar dan tahu akan keterampilan dirinya. Sedangkan manajemen karir

berkaitan dengan organisasi yang mendesain dan melaksanakan program

pengembangan karir agar mencapai keseimbangan antara keinginan karir

individu dan persyaratan tenaga kerja organisasi (Triton, 2005:130)

PPAk mempunyai kaitan yang erat dengan perkembangan karir

seseorang saat bekerja dan mempunyai daya saing yang lebih kuat dalam

dunia kerja yang berhubungan dengan bidang akuntansi. Persepsi bahwa

pendidikan mempengaruhi karir seseorang terbukti dari survey yang

dilakukan SWA terhadap 50 orang yang mengikuti program MBA/MM

menyatakan setelah mengikuti program MBA/MM pengaruh yang

dirasakan adalah kemudahan mencari pekerjaan baru, mendapat jaringan

bisnis dan peningkatan jabatan (Swa, 30 oktober 2003).

Pernyataan di atas juga sejalan dengan penelitian Sieder, Blank, dan

Rigsby (1991) dalam Widyastuti, dkk (2004) yang dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat hubungan antara struktur organisasi institusi

pendidikan akuntansi dengan perkembangan profesi auditor. Hasil

penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara struktur

organisasi institusi pendidikan akuntansi dengan perkembangan profesi

seorang auditor. Auditor yang memliki latar belakang pendidikan

profesional akuntansi akan membutuhkan waktu lebih sedikit untuk

dipromosikan menjadi auditor senior atau manajer.

Page 19: Proposal - BAB I

Salah satu identifikasi kriteria yang akan dipertimbangkan untuk

evaluasi kinerja personel dan keahlian yang diharapkan adalah kepemilikan

sertifikasi akuntan publik yang dikeluarkan pihak berwenang untuk

promosi ke posisi supervisor. Berdasarkan pernyataan tersebut, program

PPAk menjadi penting bagi seseorang yang akan menjalani karir sebagai

akuntan publik karena salah satu syarat mengikuti ujian sertifikasi adalah

memiliki gelar akuntan yang diperoleh melalui program PPAk.

Daya saing kuat yang dimiliki oleh lulusan PPAk ditunjukan dalam hal

pendirian KAP yang hanya boleh dilakukan oleh sesorang yang memiliki

izin sebagai akuntan publik. Untuk memperoleh izin akuntan publik

seseorang harus memiliki nomor register akuntan. Nomor register akuntan

hanya dapat diperoleh bila seseorang telah mengikuti program PPAk.

Persyaratan yang ditetapkan oleh Standar Pengendalian Mutu KAP

dapat mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap program PPAk bahwa

PPAk dibutuhkan untuk menunjang perkembangan karir dan menjadi daya

saing seseorang. Persepsi bahwa pendidikan dapat mempengaruhi karir

seseorang dapat mendorong minat mahasiswa mengikuti program PPAk.

(4) Penghargaan Finansial

Manajemen memberikan balas jasa atau reward terhadap hasil kerja

karyawan dalam berbagai bentuk, termasuk di dalamnya financial reward.

Penghargaan finansial merupakan salah satu bentuk sistem pengendalian

manajemen untuk memastikan bahwa segenap elemen karyawan dapat

mengarahkan tindakannya terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Secara

umum penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung dan tidak

langsung. Penghargaan langsung dapat berupa pembayaran dari upah dasar

atau gaji pokok, gaji dari lembur, pembagian dari laba. Sedangkan

penghargaan tidak langsung meliputi asuransi, tunjangan biaya sakit,

program pensiun.

Daya saing akuntan dapat terletak pada jumlahnya yang masih relatif

sedikit di Indonesia. Menurut data, jumlah akuntan beregistrasi saat ini

tercatat 50.879 (www.akuntanonline.com, 16 Mei 2012). Jumlah yang

relatif sedikit dibandingkan dengan kebutuhan dapat menimbulkan

persepsi bahwa tenaga akuntan akan mendapatkan imbalan atau balas jasa

yang lebih besar atas jasa yang diberikan. Salah satu hal yang

Page 20: Proposal - BAB I

menyebabkannya adalah adanya biaya dan waktu tambahan yang harus

dikeluarkan seseorang untuk menempuh pendidikan guna mendapatkan

sebutan/gelar akuntan. Dalam penelitian oleh Bierstaker, et al (2004)

dinyatakan mahasiswa merasa mereka seharusnya memperoleh

kompensasi tambahan karena telah mengikuti pendidikan tambahan berupa

gaji yang lebih tinggi.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan

dipersepsikan berhubungan dengan penghargaan finansial yang diperoleh

seseorang. Persepsi bahwa PPAk akan meningkatkan penghargaan

finansial seseorang dapat mempengaruhi minat mahasiswa untuk

mengikuti program PPAk.

4. Minat

Menurut Widyastuti, dkk (2004) minat adalah keinginan yang didorong oleh

suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta

mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkan.

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadapt sesuatu. Selanjutnya

Kamus Umum Bahasa Indonesia (1991:656) mendefinisikan minat sebagai

keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu.

Benny dan Yuskar (2006) menyimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan pada minat ini, yaitu :

a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai

dampak pada suatu perilaku.

b. Minat menunjukan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan

sesuatu.

c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang

untuk melakukan sesuatu.

5. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Widyastuti (2004) mengenai pengaruh motivasi

kualitas, karir dan ekonomi terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk

menyatakan karir berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti

PPAk dan terdapat perbedaan minat antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat

akhir untuk mengikuti PPAk. Penelitian oleh Victor (2007) juga menyatakan

faktor karir berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk.

Page 21: Proposal - BAB I

Penelitian yang sama mengenai pengaruh kualitas, karir dan ekonomi

terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk juga dilakukan oleh

penelitian Ellya Benny dan Yuskar (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kualitas dan karir berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti

PPAK Karena mahasiswa terdorong untuk meningkatkan dalam menjalankan

profesi.

B. Kerangka Pemikiran

Variabel yang mempengaruhi mahasiswa terhadap PPAk yang akan digunakan

dalam penelitian ini ada empat persepsi yaitu biaya pendidikan, lama pendididikan,

karir dan penghargaan finansial. Hubungan antara persepsi yang mempengaruhi

mahasiswa program studi akuntansi IBII untuk mengikuti PPAk digambarkan dibawah

ini

C. Hipotesis Penelitian

Ha1 : Biaya Pendidikan berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa program studi

akuntansi IBII mengikuti PPAk

Ha2 : Lama Pendidikan berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa program studi

akuntansi IBII mengikuti PPAk

Ha3 : Karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa program studi akuntansi

IBII mengikuti PPAk

Ha4 : Penghargaan finansial berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa program

studi akuntansi IBII mengikuti PPAk

BiayaPendidikan

Minat mahasiswa akuntansi mengikuti

PPAk

WaktuPendidikan

Karir

Penghargaanfinansial