Slide Persentasi Sidang Proposal Bab I-III

download Slide Persentasi Sidang Proposal Bab I-III

of 59

description

Slide Persentasi Sidang Proposal Bab I-III

Transcript of Slide Persentasi Sidang Proposal Bab I-III

HUBUNGAN NILAI PLATELET DISTRIBUTION WIDTH (PDW) DAN MEAN PLATELET VOLUME (MPV) TERHADAP KADAR HEMATOKRIT PADA PASIEN DBD DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

HUBUNGAN STROKE DENGAN ANGKA KEJADIAN EPILEPSI DI RSUD DR. A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014OLEH GALANG KHARISMA PUTRA11310139PROPOSALPROGRAM STUDI KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS MALAHAYATI 2014PENDAHULUANLATAR BELAKANGStroke merupakan salah satu penyakit pembuluh darah otak yang hingga saat ini dikategorikan sebagai penyebab kematian ketiga disamping sebagai penyebab kecacatan jangka panjang nomor satu di dunia. Untuk negara berkembang atau Asia kejadian stroke hemoragik sekitar 30% dan stroke iskemik 70%.

Stroke mencapai 0.5 per 1000 pada usia 40 tahun, dan meningkat menjadi 70 per 1000 pada usia 70 tahun. Angka kematian stroke mencapai 20% pada 3 hari pertama dan 25% pada tahun pertama.

Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan angka kejadian stroke menurut data dasar rumah sakit sekitar 63 per 100.000 penduduk usia diatas 65 tahun terserang stroke. Sedangkan Jumlah penderita yang meninggal dunia lebih dari 125.000 jiwa per tahun.

Berdasarkan WHO pada tahun 2010, 15 juta orang di dunia mengalami stroke setiap tahunnya. Dan dari 15 juta orang tersebut, 5 juta orang meninggal dan 5 juta orang lagi mengalami kecacatan permanen.

Hasil dari riset kesehatan dasar (Riskesdas) di Indonesia pervalensi stroke mencapai angka 8,3 per 1.000 populasi penduduk pada tahun 2008.Di propinsi lampung, pada tahun 2012 dari data dinas kesehatan provinsi lampung terdapat 617 jiwa yang mengalami Stroke yang terdiri dari 323 (48,14%) kasus dialami oleh laki-laki dan 348 (51,86%) kasus dialami oleh wanita.CARI PETA LAMPUNGEPIDEMIOLOGI

Stroke merupakan faktor resiko epilepsi yang penting khususnya pada kelompok lanjut usia. Pada saat onset, sekitar 2% penderita stroke mengalami serangan. Selama 5 tahun pasca stroke maka 11,5% dari penderita stroke mengalami serangan tunggal atau berulang. Penderita stroke memiliki kemungkinan 20 kali lebih besar mengalami epilepsi daripada populasi umum.Bahwa di seluruh dunia diperkirakan ada 42 juta penderita epilepsi. Insidensi epilepsi di negara maju adalah 50/100.000 dan di negara berkembang 100/100.000. Di seluruh dunia kasus baru setiap tahun diperkirakan sekitar 3,5 juta dengan proporsi sebagai berikut: 40% golongan anak, 40% golongan dewasa, 20% golongan lanjut usia. Di negara maju faktor penyebab epilepsi nonidiopatik yang paling menonjol adalah stroke, meliputi 1114% dari seluruh kasus. Sementara itu 50% dari seluruh kasus epilepsi di seluruh dunia bersifat idiopatik.

Apakah ada hubungan antara stroke dengan angka kejadian epilepsi di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung periode oktober sampai dengan desember tahun 2014 ?

TUJUAN PENELITIANTUJUAN UMUMTUJUAN KHUSUSMengetahui angka kejadian stroke terhadap terjadinya angka kejadian epilepsi pada pasien Poli Saraf di Rumah Sakit Umum Daerah A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung periode okt s/d des thn 2014. Mengetahui epilepsi paling besar terhadap riwayat penyakit stroke terhadap terjadinya epilepsi pada pasien Poli Saraf di Rumah Sakit Umum Daerah A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung periode okt s/d des 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara stroke dengan angka kejadian epilepsi di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung periode oktober sampai dengan desember 2014.MANFAAT PENELITITEORITISAPLIKATIFLingkup Waktu : Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 hingga selesai.Lingkup Tempat : Penelitian ini dilakukan di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.Lingkup Masalah : Mengetahui hubungan stroke dengan angka kejadian epilepsi pada pasien Poli Saraf di Rumah Sakit Umum Daerah A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.Lingkup Sasaran : Semua pasien syaraf.RUANG LINGKUPTINJAUAN PUSTAKAAnatomi2/3 otak bagian depan diperdarahi oleh sistem karotis dan 1/3 bagian belakang (batang otak, bagian oksipital dan bagian dalam otak) diperdarahi oleh sistem vertebro basiler. Normal tiap 100 gr jaringan otak harus mendapat darah 50 55 cc/menit = 1/5 dari kardiak output. AnatomiKe2 sistem arteri dihubungkan oleh sepasang arteri komunikan posterior, menghubungkan arteri karotis interna dengan arteri serebri posterior dan arteri komunikan anterior yang menghubungkan kedua arteri serebri anterior membentuk arteri.

Vaskularisasi Serebral

Dari BawahPotongan Mendatar14STROKE = Brain AttackKematian no 3Kecacatan no 1(Stroke is the champion)Stroke adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak

Apa yang terjadi pada strokeO T A KPERLU MAKANAN YANG CUKUPDAN TERATUR

TIAP MENIT : 800 CC OKSIGEN100 MGR GLUKOSATERHENTI30 DETIKTERHENTI3 MENITTERHENTI8 MENITSEL TERGANGGUKECACATANMENINGGALSEL MATIBERAT :1.200 - 1.400 GRAM(2 % BB)Klasifikasi Stroke

Klasifikasi StrokeStroke Hemoragik Dibagi lagi sebagai berikut :1. Perdarahan subarachnoid (PSA). 2. Perdarahan Intraserebral (PIS).

Stroke Non HemoragikBerdasarkan perjalanan klinisnya dikelompokan sebagai berikut :1. Transient Ischemic Attack (TIA) 2. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) 3. Progressing stroke atau stroke in evolution

Etiologi StrokeStroke Hemoragik :1. Hemoragik ekstradural (hemoragik epidural)2. Hemoragik subdural (termasuk subdural akut) 3. Hemoragik subaraknoid (hemoragik yang terjadi di ruang subaraknoid4. Hemoragik interaserebral

Stroke Iskemik :1. Thrombosis2. Embolisme3. Infeksi4. Obat - obatan5. Hipotensi

Stroke Perdarahan / Hemoragik dan Perdarahan Sub Arachnoid

Stroke Penyumbatan / Ischemic / Infark

Stroke Perdarahan / Hemoragik

Stroke Penyumbatan / Ischemic / Infark

HYPERTENSION OTHERAV-MALFORMATIONANEURYSMOther causes: bleeding into tumor, hypocoagulable state,hemorrhagic infarction, iatrogenic, and traumaINTRACEREBRAL HEMORRHAGENON TRAUMATIC

INTRACEREBRAL HEMORRHAGE

27Pembentukan Plak Aterosklerotik

Sumbatan aliran darah oleh ateroma, emboli, trombus(Aterosklerosis)

Cerebral Embolism Formation Faktor ResikoUnmodifieableUmurRas/suku bangsaJenis kelaminRiwayat keluargaModifieableHipertensiTransient Ishemic attack (TIA)Pasca strokePerokok AlkoholikObesitasKurang aktifitas fisik

Gejala Dan Manifestasi KlinisDefisit NeurologisKehilangan KomunikasiGangguan PersepsiKerusakan pada lobus frontalDisfungsi kandung kemih, inkontinensiaHilangnya Keseimbangan/koordinasi Gangguan Kesadaraan, pinsan sampai tidak sadarkan diri (koma).DiagnosisAnamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

PenatalaksanaanAtasi kegawat daruratan bila ada (Resusitasi)Pemeriksaan laboratorium (DL, Fungsi Ginjal, Gula darah, asam urat, lipid profile, fungsi liver, analisa gas darah, elektrolit, dan pemeriksaan lainnya sesuai indikasi)Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan Jantung (EKG dan echo cardiografi sesuai indikasi)

Jaga jalan nafas tetap baik bila perlu berikan oksigen (nasal, sungkup, endotrakeal) Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit Nutrisi : jaga jangan sampai terjadi under nutrisi (katabolisme)Pencegahan StrokePrimer Ditujukan pada orang yang belum kena stroke tapi mempunyai faktor resiko

Sekunder Pada Orang yang pernah mengalami TIA dan strokeDefinisi EpilepsiEpilepsi adalah Cetusan listrik lokal pada substansia grisea otak yang terjadi sewaktu-waktu, mendadak, dan sangat cepat yang dapat mengakibatkan serangan penurunan kesadaran, perubahan fungsi motorik atau sensorik, perilaku atau emosional yang intermiten dan stereotipik. Pelepasan aktifitas listrik abnormal dari sel-sel neuron di otak terjadi karena fungsi sel neuron terganggu.Etiologi EpilepsiIdiopatik : penyebab tidak diketahui, umumnya mempunyai predisposisi geneticKriptogenik : dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum diketahui Sindrom West, Sindrom Lennox Gestaut, epilepsi mioklonikSimtomatik : disebabkan kelainan/lesi pada SSP ex: Stroke, trauma kepala, infeksi SSP, kelainan kongenital, toksik, metabolik, neurodegeneratif

Klasifikasi EpilepsiILAE (Internasional League Against Epilepsy)Bangkitan Parsial - Bangkitan parsial sederhana- Bangkitan parsial kompleks - Bangkitan parsial yg menjadi umum sekunderBangkitan Umum : lena, mioklonik, klonik, tonik, tonik klonik, atonikTak tergolongkan

Diagnosis EpilepsiDitegakkan berdasarkan adanya gejala & tanda klinik dlm bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimal 2X) yg ditunjang oleh gambaran epileptiform pada EEG.

Indikasi EEGMembantu menegakkan diagnosis epilepsiMenetukan prognosis pada kasus tertentuPertimbangan dalam penghentian OAEMembantu dlm menentukan letak fokusBila ada perubahan bentuk bangkitan

40Indikasi Brain ImagingSemua kasus bangkitan pertama yang diduga ada kelainan strukturalAdanya perubahan bentuk bangkitanTerdapat defisit neurologik fokalEpilepsi dgn bangkitan parsialBangkitan pertama di atas usia 25 thnUntuk persiapan tindakan pembedahan

Gambaran Klinik EpilepsiBangitan Umum Lena Gangguan kesadaran secara mendadak, berlangsung beberapa detikSelama bangkitan kegiatan motorik terhenti & pasien diam tanpa reaksiMata memandang jauh ke depanMungkin terdapat automatismePemulihan kesadaran segera terjadi tanpa rasa bingungSesudah itu pasien melakukan aktivitas semulaBangkitan Umum Tonik KlonikDapat didahului prodromal seperti jeritan, sentakanPasien kehilangan kesadaran , kaku 10-30`` diikuti kejang kelojotan pada kedua lengan & tungkai selama 30-60`` dapat disertai mulut berbusaSelesai bangkitan pasien lemas & bingungPasien sering tidur setelah bangkitan

Bangkitan parsial sederhanaTdk terjadi perubahan kesadaranBangkitan dimulai dari tangan, kaki atau muka (unilateral/fokal) kemudian menyebar pada sisi yang sama (Jacksonian march)Kepala mungkin berpaling ke arah bagian tubuh yang mengalami kejangBangkitan Parsial kompleks bangkitan fokal disertai terganggunya kesadaranSering diikuti automatisme yang stereotipik seperti mengunyah, menelan, tertawa tanpa tujuan yang jelasKepala mungkin berpaling ke arah bagian tubuh yang mengalami kejangBangkitan Umum sekunderBerkembang dari bangkitan parsial sederhana atau kompleks yang dalam waktu singkat menjadi bangkitan umumBangkitan parsial dapat berupa auraBangkitan umum yg terjadi biasanya tonik klonik

Prinsip Pengobatan EpilepsiMengurangi dan menghilangkan seranganTerapi dimulai sedini mungkinPilihan obat sesuai jenis epilepsiObat diupayakan tunggalDosis minimal yang efektif Efek samping minimalBiaya terjangkauTerapi harus berdasarkan evidence-based clinical practice

Status EpileptikusBangkitan yg berlangsung lebih dari 30 menit atau adanya 2 bangkitan atau lebih di mana diantara bangkitan-bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran

Kerangka TeoriHemoragikNon HemoragikPecahanya Pembuluh DarahLesi IritatifStrokeKerusakan Otak yang BeratSel otak melepaskan muatan listrik abnormal di luar kehendakTerdapat Sumbatan di Pembuluh Darah IskemiaEpilepsiGenetikUsiaJenis KelaminKejang FokalKejang UmumFase akut/kronik

Kerangka KonsepStroke Epilepsi

HipotesisHo :Tidak ada hubungan antara stroke dengan angka kejadian epilepsi di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Periode oktober sampai dengan desember Bandar Lampung tahun 2014.Ha :Ada hubungan antara stroke dengan angka kejadian epilepsi di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Periode oktober sampai dengan desember Bandar Lampung tahun 2014.METODELOGI PENELITIAN Metodelogi Penelitian1. Jenis dan Rancangan PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

2. Waktu dan Tempat PenelitianBulan April 2015 di RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.

3. Subjek PenelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien syaraf di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Periode oktober sampai dengan desember Bandar Lampung Tahun 2014.Karena sampel dalam penelitian ini menggunakan total populasi yang berarti seluruh pasien syaraf di RSUD A. Dadi Tjokrodipo periode oktober sampai dengan desember Bandar Lampung tahun 2014 sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang dijadikan subjek penelitian.4. Kriteria Inklusi5. Kriteria EkslusiPasien penyakit saraf di RSUD A. Dadi Tjokrodipo Bandar LampungPasien memiliki data rekam medik lengkap.Pasien laki-laki atau perempuan berusia >40 tahun.Pasien mengalami stroke >1 tahunMenderita epilepsi sejak lahir (idiopatik).6. Definisi OperasionalNoVariabel DefendenDefinisi OperasionalCara ukurAlat ukurHasil ukurSkala ukur1.EpilepsiSuatu gangguan sistem saraf diotak yang disebabkan oleh terjadinya aktivitas yang berlebihan dari sekelompok neuron pada otak sehingga menyebabkan berbagai reaksi Rekam MedikObservasi0=Epilepsi1=Tidak EpilepsiOrdinalNoVariabel IndependenDefinisi operasionalCara ukurAlat ukurHasil ukurSkala ukur2.StrokeSuatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan manifestasi klinis sesuai dengan daerah otak yang terganggu Rekam MedikObservasi0=Stroke1=Tidak StrokeOrdinal7. Analisa DataAnalisa univariat untuk menjelaskan/mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Analisa univariat menggunakan bantuan program komputer Analisa yang digunakan untuk menguji hubungan 2 variabel kategorik digunakan uji statistik (chi square) 8. Pengolahan DataEditing Koding Prosesing Cleaning Terima Kasih