BAB I Praktikum Pemeriksaan BOD dan DO
-
Upload
ana-safitrii -
Category
Documents
-
view
42 -
download
9
description
Transcript of BAB I Praktikum Pemeriksaan BOD dan DO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan sehingga
merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Air merupakan
komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya (Manihuruk, 2012). Manusia berupaya mengadakan air
yang cukup bagi dirinya. Akan tetapi banyak kejadian, air yang dipergunakan
tidak sesuai dengan syarat kesehatan (Sari dkk, 2014).
Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan mempengaruhi kualitas
lingkungan. Aktivitas manusia yang semakin banyak akan menimbulkan
peningkatan konsumsi dan dengan sendirinya volume, jenis, dan karakteristik
limbah yang dihasilkan juga akan semakin banyak. Limbah yang dihasilkan
sering dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Bila
hal ini terus dilakukan dan jumlah limbah terakumulasi di lingkungan maka akan
terjadi pencemaran lingkungan dan penurunan kualitas lingkungan. Semakin
tinggi tingkat kepadatan penduduk maka aktivitas penduduk semakin tinggi
sehingga memicu timbulnya pencemaran lingkungan (Simamora, 2014).
Dalam PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai
1
2
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen
lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
Air limbah Kantin Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
adalah salah satu air buangan yang berkontribusi menimbulkan pencemaran jika
tidak diolah terlebih dahulu. Sumber pencemar yang terkandung di dalam air
limbah Kantin Fakultas Kedokteran Gigi, diantaranya minyak / lemak, deterjen,
bakteri patogen, dan padatan organik dan anorganik.
Limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cair, gas, dan padat
yang mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya
sehingga air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak
membahayakan kesehatan lingkungan. Jenis limbah cair pada dasarnya ada 2
yaitu limbah industri dan limbah rumah tangga. Limbah cair yang termasuk
limbah rumah tangga pada dasarnya hanya mengandung zat-zat organik yang
dengan pengolahan yang sederhana atau secara biologi dapat menghilangkan
polutan yang terdapat di dalamnya (Ginting, 1992 dalam Nurmitha, 2013).
Perairan sering menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga karena
dianggap cepat, murah, dan tidak merepotkan. Tekanan terhadap lingkungan
perairan berdasarkan variasi jumlah penduduk dikaitkan dengan intensitas
kegiatannya sehari-hari dan perilaku yang telah berlangsung akan mempengaruhi
3
jumlah limbah domestik yang diproduksi dan dibuang ke lingkungan perairan
sehingga menurunkan kualitas perairan (Simamora, 2014).
Dissolved Oxygen (DO) dan Biochemical Oxygen Demand (BOD)
merupakan ukuran bagi tingkat pencemaran air oleh bahan organik. Apabila nilai
BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD tinggi, maka oksigen terlarut
dalam air tersebut kecil, sehingga mikroorganisme yang berada ditempat tersebut
akan berkurang dan menyebabkan zat yang harusnya terurai menjadi menumpuk
yang akan mengakibatkan air tercemar. Apabila air terus digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai
macam penyakit, mulai yang ringan sampai yang berat, mengandung seperti
disentri, kolera, tipes, dan penyakit saluran pencernaan yang lain (Setiari, 2012).
Kadar oksigen terlarut dimana oksigen memegang peranan penting
sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam proses
oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Kecepatan difusi oksigen dari
udara tergantung dari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, pergerakan massa
air dan udara seperti arus, gelombang, dan pasang surut. Kadar oksigen terlarut
pada suatu perairan juga dipengaruhi oleh tingginya suhu dan semakin tinggi
salinitas. Jika suhu suatu peariran meningkat maka nilai DO akan menurun dan
jika salinitas suatu perairan meningkat maka nilai DO juga akan turun
(Wulandari, 2010).
Nilai BOD menunjukkan banyaknya oksigen yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk metabolisme. Jika nilai BOD tinggi, maka jumlah
4
mikroorganisme dekomposer yang ada didalam perairan tersebut juga tinggi. Hal
ini menunjukkan tingginya kadar bahan organik pada perairan tersebut.
Sebaliknya jika nilai BOD rendah maka jumlah mikroorganisme dan kadar bahan
organik pada perairan tersebut juga rendah (Wulandari, 2010).
Kualitas air ditentukan oleh kandungan gas oksigen yang terurai dalam
air, dimana kandungan oksigen mempengaruhi proses kimiawi dan biologis
dalam air. Konsentrasi kandungan gas oksigen dalam air ditentukan oleh
besarnya suhu perairan, tekanan, dan aktifitas biologis yang terjadi dalam air.
Kandungan gas oksigen dalam air adalah salah satu penentu karakteristik kualitas
air yang terpenting dalam kehidupan akuatis. Konsentrasi oksigen dalam air
mewakili status kualitas air pada tempat dan waktu tertentu (Nurmitha, 2013).
Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan kandungan oksigen terlarut
atau Dissolved Oxygen (DO) dalam air limbah dan banyaknya oksigen yang
dibutuhkan mikroorganisme atau Biochemical Oxygen Demand (BOD) dalam air
limbah khususnya yang terdapat di Kantin Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin.
B. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui kadar Dissolved Oxygen (DO) pada air limbah di Kantin
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
2. Untuk mengetahui kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD) pada air
limbah di Kantin Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
5
C. Prinsip Percobaan
1. Pada pengambilan sampel, botol sampel diisi penuh hingga tidak ada rongga
udara pada botol sampel.
2. Selama pemeriksaan DO dan BOD sampel yang diperiksa harus bebas dari
udara luar untuk mencegah kontaminasi dengan yang ada di udara bebas.
3. Waktu pengambilan dan pemeriksaan sampel dilakukan kurang dari 6 jam
untuk menghindari pengurangan mikroorganisme.
4. Sampel yang telah dicampur bahan kimia harus dihomogenkan dengan cara
dibolak-balik.
5. Pada saat melakukan titrasi tidak boleh ada gelembung udara pada buret.