BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter...

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini mengkaji mengenai perilaku masyarakat 1 perkotaan yang tinggal bantaran sungai, khususnya di kota Medan. Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan pada masa lalu, Medan telah tumbuh dan berkembang menjadi kota besar, memberikan banyak alternatif bagi siapapun yang berani, mau bekerja keras untuk meraih kesuksesan di kota terbuka ini (opened city) 2 Pada umumnya kota-kota di Indonesia memiliki sistem drainase . Sebuah kota harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana, agar penduduknya dapat hidup layak dan nyaman. Prasarana kota berfungsi untuk mendistribusikan sumber daya perkotaan dan merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini, kualitas dan efisiensi dari prasarana ini akan menjaga kesehatan dan kestabilan sistem sosial kota, menjamin kelangsungan perekonomian dan aktivitas bisnis serta menentukan kualitas hidup masyarakat kota. 3 1 Secara sederhana masyarakat dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas peranan-peranan dan kelompok-kelompok yang saling berkaitan dan saling pengaruh-mempengaruhi, yang dalam mana kelakuan dan tindakan-tindakan manusia diwujudkan. yang buruk. Akibatnya sering terjadi banjir dan genangan-genangan yang menyebabkan penduduk 2 Piolina. Banjir di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971 – 1990-an. Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009. 3 Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng., drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. http://id.wikipedia.org/wiki/Drainase (diakses 21 April 2013, pukul 09.35 WIB) Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian ini mengkaji mengenai perilaku masyarakat1 perkotaan yang tinggal

bantaran sungai, khususnya di kota Medan. Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan

pada masa lalu, Medan telah tumbuh dan berkembang menjadi kota besar, memberikan

banyak alternatif bagi siapapun yang berani, mau bekerja keras untuk meraih

kesuksesan di kota terbuka ini (opened city)2

Pada umumnya kota-kota di Indonesia memiliki sistem drainase

. Sebuah kota harus dilengkapi dengan

sarana dan prasarana, agar penduduknya dapat hidup layak dan nyaman. Prasarana kota

berfungsi untuk mendistribusikan sumber daya perkotaan dan merupakan pelayanan

mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini, kualitas dan efisiensi dari

prasarana ini akan menjaga kesehatan dan kestabilan sistem sosial kota, menjamin

kelangsungan perekonomian dan aktivitas bisnis serta menentukan kualitas hidup

masyarakat kota.

3

1 Secara sederhana masyarakat dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas peranan-peranan dan kelompok-kelompok yang saling berkaitan dan saling pengaruh-mempengaruhi, yang dalam mana kelakuan dan tindakan-tindakan manusia diwujudkan.

yang buruk.

Akibatnya sering terjadi banjir dan genangan-genangan yang menyebabkan penduduk

2 Piolina. Banjir di Kota Medan : Suatu Tinjauan Historis 1971 – 1990-an. Skripsi, Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009.

3 Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng., drainase adalah mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. http://id.wikipedia.org/wiki/Drainase (diakses 21 April 2013, pukul 09.35 WIB)

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

merasa tidak nyaman dan tidak aman untuk menjalankan kehidupannya. Banjir

merupakan suatu fenomena alam yang dapat terjadi baik pada sungai yang memiliki

aliran sepanjang tahun (sungai permanen) maupun pada sungai yang memiliki aliran

hanya pada musim hujan saja (sungai intermiten). Indonesia memiliki 5.590 sungai

induk, yang sebagian diantaranya memiliki potensi menimbulkan banjir.4

Banjir adakalanya terjadi dengan waktu yang cepat dengan waktu genangan

yang cepat pula, tetapi adakalanya banjir terjadi dengan waktu yang lama dengan waktu

genangan yang lama pula. Banjir bisa terjadi karena curah hujan yang tinggi, luapan

dari sungai, tanggul sungai yang jebol, luapan air laut pasang, tersumbatnya saluran

drainase atau bendungan yang runtuh. Banjir berkembang menjadi bencana jika sudah

menimbulkan korban jiwa dan kerusakan properti dan fasilitas infrastruktur.

Banjir dapat disebabkan oleh faktor alam, meliputi curah hujan yang tinggi,

kapasitas alur sungai yang tidak mencukupi, aliran anak sungai yang tertahan oleh aliran

induk sungai, terjadinya akumulasi debit puncak sungai induk dan anak sungai di

pertemuan sungai pada waktu yang sama, terjadi pembendungan air sungai di muara

akibat pasang dari laut, adanya penyempitan alur sungai atau ambang alam, adanya

hambatan aliran oleh faktor geometri alur sungai berupa belokan-belokan sungai,

endapan material di alur sungai dan kemiringan dasar sungai yang landai, yang

memungkinkan terjadinya agradasi dasar sungai juga penyebab alamiah yang

menimbulkan banjir.

4 Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengurangan Resiko Bencana Banjir. Surakarta, Desember 2011. (halaman 1)

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan bervariasi, antara 1.000 -

4.000 mm setahun dengan angka penguapan antara 1.200 - 1.400 mm per tahun. Sekitar

25% - 35% air hujan yang jatuh menjadi aliran mantap berupa base flow. Sisanya

menjadi aliran tidak mantap mengalir dalam bentuk banjir dan aliran permukaaan.5

Seperti yang diketahui, bencana

banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya pada

pertengahan Januari 2013 menyebabkan Jakarta dinyatakan dalam keadaan darurat.

Banjir ini sudah dimulai sejak Desember 2012, dan baru mencapai puncaknya pada

Januari 2013. Selain curah hujan yang tinggi sejak Desember 2012, sistem drainase

yang buruk, dan jebolnya berbagai tanggul di wilayah Jakarta, telah menyebabkan

meningkatnya volume aliran air di 13 sungai yang melintasi Jakarta; Bogor, Bekasi,

Depok, dan Tangerang juga mengalami hal yang sama. Hingga pertengahan Januari

2013, Jakarta tercatat mencapai rekor curah hujan hingga 250 - 300 mm, melebihi

kondisi banjir Jakarta 2002 yang mencapai 200 mm, namun masih di bawah kondisi

banjir Jakarta 2007 yang mencapai 340 mm.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Jakarta_2013 diakses 4 April 2013, pukul 10.00

WIB)

Kepala BPPT, Tri Handoko Seto menyatakan bahwa gelombang atmosfer, angin

muson6 osilasi diurnal dan adalah penyebab tingginya curah hujan. Massa udara dari

laut China selatan dan India bergerak ke selatan menuju pusat tekanan rendah di

5 Sabo Technical Centre. Tt. Tinjauan Bencana Alam Sedimen di Indonesia. Tidak diterbitkan. 6 Angin muson atau angin musim, adalah angin periodik yang terjadi terutama di Samudra

Hindia dan sebelah selatan Asia. Kata ini juga digunakan untuk menyebut musim di saat angin ini bertiup dari arah barat daya di India dan wilayah-wilayah di sekitarnya yang ditandai dengan curah hujan yang besar serta hujan yang dikaitkan dengan angin jenis ini. http://id.wikipedia.org/wiki/Muson (diakses 8 Mei 2013, pukul 13.00 WIB)

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

Australia. Massa udara ini kemudian mengalami pembelokan di sekitar Jakarta, akibat

tekanan rendah di Samudera Indonesia, di sebelah barat daya Jakarta.

Banjir juga dapat disebabkan oleh perilaku manusia. Misalnya aktifitas manusia

mengembangkan daerah pemukiman di sepanjang tepi alur sungai, adanya perubahan

tata guna lahan di Daerah Pengaliran Sungai (DPS)7

Kota-kota besar di Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk karena

laju pertumbuhan penduduk dan migrasi yang cukup besar. Lahan-lahan yang

sebelumnya menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dijadikan area permukiman dan

berbagai fasilitas lain. Letak geografis juga sangat mempengaruhi keadaan lingkungan

suatu daerah. Faktor ini menyebabkan keuntungan dan kerugian bagi penduduk yang

bertempat tinggal pada daerah tersebut. Salah satunya yang banyak merugikan manusia

pada saat ini adalah bencana banjir yang secara matematis tidak dapat terelakkan.

yang menyebabkan meningkatnya

aliran permukaan. Bantaran sungai yang dimanfaatkan sebagai tempat permukiman dan

ditanami tanaman keras dapat pula menjadi faktor penyebab banjir.

Begitu juga dengan masalah banjir di kota Medan agaknya tidak terlepas dari

kondisi geografis kota ini yang memang dilalui sejumlah sungai besar dan sungai kecil

beserta beberapa anak sungai lainnya. Sungai besar yang membelah kota Medan adalah

Sungai Belawan, Sungai Deli, Sungai Percut, Sungai Kera dan Sungai Babura.

Persoalan banjir di kota Medan ternyata kini sudah menjadi kronis dan berulang

setiap tahun. Sebenarnya berbagai upaya telah dilakukan, dan tidak terhitung dana yang

telah dikeluarkan melalui berbagai proyek penanggulangan banjir di kota ini, namun

7 DPS adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah tempat air meresap ke dalam tanah dan atau mengalir melalui sungai dan anak-anak sungai yang bersangkutan. DPS sering juga disebut dengan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

sampai sekarang banjir masih saja menghantui masyarakat kota Medan. Hal ini

disebabkan karena banjir yang terjadi sekarang tidak hanya disebabkan karena jika

hujan turun di hulu sungai Deli, hujan di kota Medan pun bisa menyebabkan banjir dan

genangan-genangan air di mana-mana. Begitu pula sejumlah kawasan permukiman

padat penduduk yang menjadi langganan rendaman banjir, terutama kalau hujan deras

mengguyur di bagian hulu sungai-sungai yang melintas kota Medan.

Untuk menuntaskan banjir, pihak Pemerintah Kota Medan pernah memakai jasa

tim konsultan dari Belanda untuk menemukan jalan keluar untuk air yang selama ini

membanjiri kota Medan. Dari penelitian tersebut, antara lain diidentifikasi masalah

sedimentasi8

Penelitian ini lebih difokuskan pada banjir di daerah Kampung Aur. Kampung

Aur yang terletak di jalan Brigjen Katamso dan bisa juga di akses melalui jalan Letjen

Suprapto. Kampung Aur tepatnya berada di bantaran Sungai Deli seringkali mengalami

banjir, paling tidak sebulan sekali air pasti naik menggenangi rumah masyarakat,

walaupun hanya sebatas lutut orang dewasa dan banjir tersebut diakibatkan oleh hujan

gunung di Berastagi.

atas drainase serta kecenderungan warga masyarakat yang selalu terbiasa

membuang sampah ke sungai dan parit, hingga menyebabkan banjir selalu terjadi di

Medan.

9 Dari hasil observasi, Kampung Aur ini termasuk ke dalam

kategori permukiman kumuh10

8 Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditransport oleh media

, karena kualitas bangunan rumah tidak permanen,

air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. http://id.wikipedia.org/wiki/Sedimentasi (diakses 5 April 2013, pukul 20.15 WIB)

9 Hasil wawancara dengan Pak Angkasa Silalahi pada tanggal 1 April 2013, pukul 11.00 WIB. 10 KUMUH dan KEKUMUHAN didefinisikan oleh program NUSSP adalah suatu lingkungan

perumahan dan pemukiman yang kotor, tidak teratur, dimana banyak terdapat rumah tinggal warga yang

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

kerapatan bangunan tinggi dan tidak teratur, prasarana jalan sangat terbatas (sempit),

tidak ada saluran drainase dan tempat pembuangan sampah sehingga masyarakat yang

ada disana pada umumnya membuang sampah ke sungai.

Kawasan bantaran Sungai Deli merupakan kawasan yang dikenal sebagai daerah

banjir jika hujan deras mengguyur Kota Medan. Namun, hingga kini banyak warga yang

masih bertahan untuk tetap tinggal di daerah tersebut, termasuk masyarakat Kampung

Aur. Apalagi, tidak berfungsinya kanal dan proyek pembangunan perumahan di daerah

itu merupakan sumber banjir. Penyempitan dan pendangkalan sungai, membuat air

dengan cepat meluap. Bahkan, banjir diperparah dengan adanya banjir kiriman dari

daerah dataran tinggi di Kabupaten Tanah Karo serta buruknya sistem drainase yang tak

sanggup menampung debit air. (http://harianandalas.com/Medan-Kita/Banjir-Genangi-

Rumah-Warga-di-Kampung-Aur, diakses 1 April 2013, pukul 18.55 WIB)

Diawal tahun 2013 yang lalu, hujan deras yang terjadi pada Kamis 2 Januari

2013 malam mengakibatkan rumah warga di Kampung Aur bantaran Sungai Deli, Jalan

Letjen Suprapto, Medan Maimun kembali mengalami banjir. Banjir ini merupakan yang

pertama di tahun 2013 ini dan hingga siang air baru mulai surut yang sempat mencapai

hampir dua meter. Hujan deras pada Kamis malam menyebabkan Sungai Deli meluap

dan menggenangi rumah. Banjir yang terjadi karena kiriman dari hulu. Warga yang

sudah terbiasa menghadapi banjir ini, sudah bersiap menyelamatkan barang atau

perabotan rumah tangga mereka ke tempat yang aman

tidak layak huni yang disebabkan oleh ketidak mampuan warga akibat penghasilan rendah dan kepadatan penduduk, yang banyak terdapat di daerah perkotaan ( http://www.nussp.or.id/dialogdetil.asp?mid=127&catid=1& , diakses 3 April 2013 pukul 20.40 WIB)

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

(http://www.aktual.co/nusantara/133242kampung-aur-medan-terendam-banjir diakses 1

April 2013, pukul 17.30 WIB)

Sejak ada program PNPM Mandiri tahun 2012 yang lalu, pinggir Sungai Deli

Kampung Aur yang dulu tidak tertata kini sudah cantik dan rapi. Pinggiran Sungai Deli

sekarang sudah dibeton, sehingga masyarakat disana lebih mudah memanfaatkan

pinggiran sungai untuk MCK.

Rencananya Pemerintah Kota Medan di tahun 2013 ini akan melakukan

pelebaran Sungai Deli dan pembetonan pinggir sungai, di Kampung Aur. Seandainya itu

terjadi, maka rumah warga yang berada 20 meter dari bibir sungai akan tergusur.

Menurut informasi yang beredar Pemko Medan sedang melakukan pendataan kepada

penduduk, terutama yang berada di pinggiran sungai. Hal ini terkait dengan rencana

Pemerintah Kota Medan yang ingin menjadikan Kampung Aur menjadi taman kota.

Sebelum rencana ini dicanangkan, Pemerintah Kota Medan sudah menawarkan

masyarakat untuk pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Namun,

masyarakat di Kampung Aur menolak Rusunawa tersebut, dengan berbagai macam

alasan dan pertimbangan. Mayoritas mata pencaharian masyarakat disana adalah

pedagang, sehingga dengan pembangunan rusunawa itu dianggap dapat mengurangi

income masyarakat Kampung Aur. Ditambah lagi rumah yang mereka huni sekarang

pada umumnya adalah milik turun temurun, sehingga akhirnya masyarakat Kampung

Aur lebih memilih untuk tetap tinggal disana dan melakukan adaptasi, misalnya dengan

mendirikan rumah panggung atau rumah sebatas dua lantai saja untuk mengantisipasi

jika terjadi banjir.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

1.2 Tinjauan Pustaka

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 Tahun 1993 tentang Garis

Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas

Sungai disebutkan bahwa sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan

pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya

sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. Garis sempadan sungai adalah garis

batas luar pengamanan sungai. Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang

sungai dihitung dari tepi sungai sampai dengan kaki tanggung sebelah dalam. Daerah

sempadan adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatan, yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Dataran

banjir (flood plain) adalah lahan atau dataran di kanan kiri sungai yang sewaktu-waktu

bisa tergenang banjir. Sedangkan daerah dataran banjir (flood plain area) menurut

Dirjen SDA PU adalah daerah dataran rendah di kiri dan kanan alur sungai, yang elevasi

muka tanahnya sangat landai dan relatif datar, sehingga aliran air menuju sungai sangat

lambat, yang mengakibatkan daerah tersebut rawan terhadap banjir, baik oleh luapan air

sungai maupun karena hujan lokal di daerah tersebut.

Banjir adalah suatu peristiwa meluapnya air dari sungai atau saluran drainase

karena tidak mampu menampung besarnya debit air (Dirjen SDA PU). Kawasan rawan

bencana banjir adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana

banjir (Dirjen SDA PU). Dilihat dari aspek penyebabnya, jenis banjir yang ada dapat

diklasifikasikan menjadi 4 jenis (Dirjen SDA DPU)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

(http://bebasbanjir2025.wordpress.com/konsep-pemerintah/ditjen-penataan-ruang-dept-

pu/ diakses 2 April 2013, pukul 15.00 WIB), yaitu:

1. Banjir yang disebabkan oleh hujan yang lama, dengan intensitas rendah (hujan

siklonik atau frontal) selama beberapa hari. Dengan kapasitas penyimpanan air

yang dimiliki oleh masing-masing Satuan Wilayah Sungai (SWS) yang akhirnya

terlampaui, maka air hujan yang terjadi akan menjadi limpasan yang selanjutnya

akan mengalir secara cepat ke sungai-sungai terdekat, dan meluap menggenangi

areal dataran rendah di kiri-kanan sungai. Jenis banjir ini termasuk yang paling

sering terjadi di Indonesia.

2. Banjir karena salju yang mengalir, terjadi karena mengalirnya tumpukan salju

dan kenaikan suhu udara yang cepat di atas lapisan salju. Aliran salju ini akan

mengalir dengan cepat bila disertai dengan hujan. Jenis banjir ini hanya terjadi

di daerah yang bersalju.

3. Banjir bandang (flash flood), disebabkan oleh tipe hujan konvensional dengan

intensitas yang tinggi dan terjadi pada tempat-tempat dengan topografi yang

curam di bagian hulu sungai. Aliran air banjir dengan kecepatan tinggi akan

memiliki daya rusak yang besar, dan akan lebih berbahaya bila disertai dengan

longsoran, yang dapat mempertinggi daya rusak terhadap yang dilaluinya.

4. Banjir yang disebabkan oleh pasang surut atau air balik (back water) pada muara

sungai atau pada pertemuan dua sungai. Kondisi ini akan menimbulkan dampak

besar, bila secara bersamaan terjadi hujan besar di daerah hulu sungai yang

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

mengakibatkan meluapnya air sungai di bagian hilirnya, serta disertai badai yang

terjadi di lautan atau pantai.

Sedangkan penyebab banjir pada umumnya disebabkan curah hujan yang tinggi

di atas normal, namun banjir juga bisa terjadi akibat kiriman dari hulu, bila curah hujan

tinggi di hulu sungai dan sistem DAS dari sungai itu rusak maka luapan airnya akan

terjadi di hilir sungai. Pada daerah permukiman dengan tingkat bangunan padat dapat

mengakibatkan tingkat resapan air kedalam tanah berkurang, jika terjadi hujan dengan

curah hujan yang tinggi sebagian besar air akan menjadi aliran permukaan (run off)

yang berlangsung masuk kedalam sistem pengaliran air sehingga kapasitasnya

terlampaui yang pada akhirnya akan mengakibatkan terjadinya banjir.

Secara umum penyebab banjir dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu

banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang diakibatkan oleh

tindakan manusia (Kodoatie dan Sugiyanto, 2002:78-79). Yang termasuk sebab-sebab

alami antara lain:

1. Curah hujan

Pada musim penghujan curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di

sungai dan bilamana melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir atau

genangan.

2. Pengaruh fisiografi

Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan

daerah pengaliran sungai, kemiringan sungai, bentuk penampang seperti lebar,

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai, lokasi sungai,

merupakan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya banjir.

3. Erosi dan sedimentasi

Erosi di daerah pengaliran sungai akan berpengaruh terhadap pengurangan

kapasitas penampang sungai, besarnya sedimentasi akan mengurangi kapasitas

saluran, sehingga timbul genangan dan banjir di sungai.

4. Kapasitas sungai

Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh

pengendapan yang berasal dari erosi daerah pengaliran sungai dan erosi tanggul

sungai yang berlebihan serta sedimentasi di sungai karena tidak adanya vegetasi

penutup dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat.

5. Kapasitas drainase yang tidak memadai

Kondisi drainase yang tidak memadai apakah dari kapasitas tampungan ataupun

kondisi struktur yang rusak dapat menyebabkan terjadi genangan dan banjir.

6. Pengaruh air pasang

Air pasang laut memperlambat aliran sungai kelaut. Pada waktu banjir

bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka tinggi genangan atau banjir

menjadi besar karena terjadinya aliran balik (back water).

Yang termasuk sebab-sebab banjir karena tindakan manusia antara lain:

1. Perubahan kondisi daerah pengaliran sungai

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

Perubahan daerah pengaliran sungai seperti penggundulan hutan, usaha

pertanian yang kurang tepat, perluasan kota dan perubahan tata guna lainnya

dapat memperburuk masalah banjir karena aliran banjir.

2. Kawasan kumuh

Masalah kawasan kumuh dikenal sebagai faktor penting terhadap masalah banjir

daerah perkotaan. Perumahan kumuh yang terdapat di sepanjang sungai, dapat

menjadi penghambat aliran.

3. Sampah

Fenomena disiplin masyarakat yang kurang baik dengan membuang sampah

tidak pada tempatnya melainkan di sungai, akan dapat meninggikan muka air

banjir karena menghalangi aliran.

4. Drainase lahan

Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah bantaran banjir

akan mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit air yang tinggi.

5. Bendung dan bangunan air

Bendung dan bangunan lain seperti pilar jembatan dapat meningkatkan elevasi

muka air banjir karena efek aliran balik (back water).

6. Kerusakan bangunan pengendali banjir

Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan pengendali banjir sehingga

menimbulkan kerusakan dan akhirnya tidak berfungsi dapat meningkatkan

kuantitas banjir.

7. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

Beberapa sistem pengendalian banjir memang dapat mengurangi kerusakan

akibat banjir kecil sampai sedang, tetapi mungkin dapat menambah kerusakan

selama banjir-banjir besar. Sebagai contoh bangunan tanggul sungai yang tinggi.

Limpasan pada tanggul pada waktu terjadi banjir yang melebihi banjir rencana

dapat menyebabkan keruntuhan tanggul, menyebabkan kecepatan aliran yang

sangat besar yang melalui bobolnya tanggul sehingga menimbulkan banjir yang

besar.

Keberadaan kota11 dikenali dengan adanya berbagai macam kondisi dan hal-hal

yang membuat kota menjadi wilayah yang dinamis dan heterogen.12

Adanya ciri khas kota yang menunjukkan banyaknya penduduk dari

beranekaragam suku bangsa, agama, ras, adat-istiadat serta kelas sosial yakni dari yang

kaya sampai miskin, membuat kehidupan kota begitu kontras dengan perbedaan dan

Defenisi yang

mendukung keheterogenan kota juga dinyatakan oleh Louis Wirth (Menno dan

Mustamin Alwi dalam Antropologi Perkotaan ,1994) merumuskan kota sebagai “… a

relatively large, dense, and permanent settlement of socially heterogenous individuals.”

Kota ditentukan oleh ukurannya yang cukup besar, kepadatan penduduknya dan

heterogenitas masyarakatnya. Sejalan dengan kehidupan kota yang keadaannya begitu

kompleks serta beranekaragam, maka keberadaan kotapun dinamakan heterogen.

11 Menurut Yunus (2005) Kota adalah sebuah istilah atau kata yang sudah sangat popular dikalangan masyarakat baik masyarakat awam maupun masyarakat yang memperdalam studinya mengenai kota, karena hal inilah bagi masyarakat awam kata kota ini seolah-olah tidak memerlukan pembahasan lebih lanjut.

12 Heterogen (keadaan berbagai unsur yang berbeda sifat atau berlainan jenis); keanekaragaman: masyarakat di kota besar juga membuat perbedaan segala peristiwa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

mencoloknya kesenjangan para masyarakat, khususnya yang paling tampak adalah

menyangkut aspek ekonomi atau kemiskinan. Faktor ekonomi membawa dampak yang

besar bagi terciptanya strata sosial ekonomi sehingga membuat kesenjangan masyarakat

nampak nyata hadir dalam kehidupan kota, cara yang paling mudah untuk mengenalinya

dapat dilihat dari segi permukiman.

Untuk kota yang sudah padat bangunannya, semakin berkembangnya penduduk

yang tinggal di wilayah tersebut dengan segala aspek kehidupannya, yang berlangsung

terus menerus akan mengakibatkan kota tidak lagi dapat menampung kegiatan

penduduk. Oleh karena wilayah kota secara administratif terbatas, maka harus

mengalihkan perhatiannya ke daerah pinggiran. Selanjutnya akan mengakibatkan

terjadinya perluasan permukiman di daerah pinggiran kota sebagai dampaknya.

Kawasan pinggiran juga berfungsi sebagai kawasan lindung untuk melindungi kawasan.

Seperti kawasan resapan air dimana dapat bermanfaat bagi penyediaan air tanah

maupun melindungi kawasan dari erosi dan juga banjir. Namun pada kenyataannya

wilayah yang pada awalnya diperuntukkan untuk ruang terbuka atau kawasan lindung

kemudian beralih fungsi menjadi kawasan perumahan dan permukiman. Dampak yang

timbul adalah sarana untuk menetralisir polusi udara yang timbul semakin berkurang

sehingga kualitas udara dikawasan perkotaan menjadi semakin menurun seiring dengan

semakin sesaknya bangunan-bangunan yang telah berdiri kokoh. Fungsi sebagai

kawasan lindung serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang melindungi daerah sekitar

pada khususnya dan kota pada umumnya juga akan berkurang. Akibat yang dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

dilihat secara langsung adalah terjadinya banjir. Air hujan yang turun lebih banyak yang

mengalami run off dibandingkan dengan yang mengalami infiltrasi. Dampak tersebut

tentu saja pada akhirnya juga akan dirasakan oleh masyarakat perkotaan sendiri.

(http://fauziasp.tumblr.com/ diakses 4 April 2013 pukul 16.25 WIB)

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,

dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

pengertian lingkungan hidup tersebut sesuai dengan penjelasan tentang lingkungan

hidup yang tertulis pada UU No. 2 tahun 1997. Lingkungan hidup merupakan bagian

yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Aktivitas manusia mempengaruhi

lingkungannya dan sebaliknya kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungannya.

Hubungan antara manusia dan lingkungan semakin diperkuat dengan pendapat

Rambo (1981) yang menggambarkan hubungan antara manusia dan lingkungan secara

spesifik lagi dalam bentuk hubungan fungsional yang kemudian dikenalkan sebagai

pendekatan sosio-biofisik. Hubungan fungsional tersebut dapat digambarkan dalam

bentuk hubungan interaksi dan interpendensi antara sistem alam (natural system) dan

sistem sosial (social system). Kedua sistem tersebut di alam tumpang tindih karena

setiap dinamika dalam sistem sosial akan mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh

sistem alamnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

Otto Soemarwoto (1979) mengemukakan bahwa di dalam hubungan fungsional

antara lingkungan alam dan lingkungan manusia terdapat dua aliran yaitu:

1. Aliran imanen, manusia dalam lingkungan sosial digambarkan terpisah dari

lingkungan alamnya (biofisik), manusia merasa terlepas dari sistem alamnya

karena merasa mempunyai kemampuan untuk menguasainya

2. Aliran transenden, manusia dengan sistem sosialnya membentuk satu

kesatuan, merupakan bagian integral dari sistem alamnya; manusia secara

arif bijaksana merasa mempunyai kepentingan yang sama dengan

lingkungan hidupnya.

Selanjutnya Totok Gunawan (1983) mengemukakan bahwa Clifford Geertz

(1979) melihat perkembangan kebudayaan manusia dari cara strategi manusia dalam

menghadapi kondisi dan situasi lingkungan alamnya dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

1. Pendekatan deterministic, disini dalam menghadapi lingkungan alam sekitar,

kebudayaan manusia masih dipengaruhi dan ditentukan atau tergantung

kepada kondisi lingkungan alamnya.

2. Pendekatan posibilisme, manusia dengan peningkatan kebudayaannya

mampu melakukan seleksi dan adaptasi terhadap kondisi lingkungan alam

yang dihadapi, disesuaikan dengan kehendaknya.

Kelemahan pendekatan deterministic kebudayaan lambat untuk berkembang,

sedangkan kelemahan pendekatan posibilisme keserakahan manusia dapat menyebabkan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

terjadinya tekanan-tekanan terhadap ekosistem yang menjurus kepada degradasi kualitas

lingkungan.

Ada dua pengertian persepsi manusia terhadap lingkungannya (environment

perception). Pertama adalah proses manusia memperoleh pengetahuan lingkungan

(objective environment) melalui rangsangan-rangsangan yang diterimanya. Kedua

tanggapan manusia terhadap lingkungan (image of the environment) yang terdapat

dalam pikirannya. Proses manusia memperoleh pengetahuan lingkungan ditentukan oleh

pandangan yang sifatnya individual terhadap lingkungan, sesuai dengan kebudayaan

yang dianutnya. Sebaliknya pandangan hidup, motivasi ekonomi dan tradisi yang dianut

masing-masing individu merupakan pertimbangan yang menentukan bagaimana

eksistensi kebudayaan itu mampu melakukan seleksi atau menyaring rangsangan dari

luar (objective environment). Dalam hal ini kebudayaan lebih bersifat menyaring

rangsangan-rangsangan dari lingkungannya. Hal ini kemudian dipelajari manusia yang

memungkinkan kebudayaan itu membentuk respon terhadap lingkungan yang lebih

bersifat kultural dan kemudian disosialisasikan kepada individu warga masyarakat yang

lain, akhirnya menjadi pola perilaku yang diterima dan diakui oleh masyarakat.

(Ahimsa, 1994).

Wujud dari kebudayaan yang disebut sistem sosial, mengenai sistem berpola dari

manusia itu sendiri. Dimana sistem sosial terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang

berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu sama lain dari detik ke detik, dari hari hari

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

ke hari dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat

tata kelakuan.(Koentjaraningrat 2000:186-187)

Spradley (1997:10) menyatakan bahwa kebudayaan sebagai sistem pengetahuan

yang diperoleh manusia melalui proses belajar, yang mereka gunakan untuk

menginterpretasikan dunia sekeliling mereka, dan sekaligus untuk menyusun strategi

perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Dengan pengalaman masyarakat

Kampung Aur yang telah berkali-kali merasakan banjir, mereka belajar bagaimana

keadaan sungai ketika hendak datangnya banjir, mereka interpretasikan dan mereka

dapat menyusun strategi untuk menghadapi banjir yaitu dengan melakukan

penyelamatan seluruh anggota keluarga dan perabotan-perabotan, sehingga tidak

menimbulkan korban jiwa.

1.3 Perumusan Masalah dan Pembatasan Penelitian

Kampung Aur yang tepatnya berada di Kelurahan Aur yang terletak di

Kecamatan Medan Maimun Kota Medan merupakan salah satu kelurahan yang rawan

banjir terutama pada saat musim penghujan. Banjir yang terjadi dapat meliputi hampir

keseluruhan wilayah Kelurahan Aur, terutama Kampung Aur. Selain faktor alam yang

menjadi penyebab banjir, perilaku masyarakat Kampung Aur juga berpengaruh terhadap

penyebab banjir. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka secara secara spesifik

permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Perilaku masyarakat

Kampung Aur di bantaran Sungai Deli.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

Pokok permasalahan tersebut akan dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana perilaku masyarakat Kampung Aur di bantaran Sungai.

2. Bagaimana peran pemerintah Kota Medan terhadap banjir di Kampung Aur.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan tulisan yang digunakan sebagai

tugas akhir pada Departemen Antropologi Sosial FISIP USU. Secara teoritis penelitian

ini juga bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas bagaimana pengaruh perilaku

masyarakat yang tinggal di bantaran sungai melalui kasus-kasus yang sering terjadi.

Lebih lanjut, tujuan penelitian akan diuraikan sebagai berikut:

1. Memberikan gambaran mengenai perilaku masyarakat bantaran Sungai Deli

baik dalam memanfaatkan sungai dan perilaku masyarakat sebagai faktor

penyebab banjir yang terjadi di lingkungan Kampung Aur Kecamatan Medan

Maimun Kota Medan.

2. Memberikan gambaran mengenai pengaruh banjir terhadap kehidupan

masyarakat Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

3. Memberikan gambaran mengenai peran Pemerintah Kota Medan terhadap

banjir yang terjadi di Kota Medan khususnya di lingkungan Kampung Aur,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Menambah wawasan serta menjadi referensi dalam khasanah ilmu pengetahuan

khususnya dalam bidang Antropologi mengenai masalah banjir di perkotaan

yang terjadi di lingkungan masyarakat bantaran Sungai Deli.

2. Sebagai bahan acuan, pertimbangan dan pembanding bagi pihak-pihak yang

ingin mengangkat atau mengembangkan gambaran program penanggulangan

masalah banjir yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat kota dan

masyarakat pinggiran sungai

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Aur Lingkungan IV Kecamatan Medan

Maimun Kota Medan. Oleh masyarakat setempat, Lingkungan IV lebih dikenal dengan

nama Kampung Aur. Dipilihnya lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan:

1. Keberadaan Kampung Aur berada di pusat kota dan permukiman di bantaran

Sungai Deli.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

2. Tingginya frekuensi banjir di lingkungan Kampung Aur semenjak beberapa

tahun terakhir ini.

3. Jalur akses dari tempat tinggal peneliti ke Kampung Aur mudah dan tidak

memakan waktu lama.

4. Lokasi penelitian merupakan saran dan masukan dari dosen matakuliah

Etnosains, dan setelah membaca berita-berita melalui internet tentang

Kampung Aur, lokasi ini menarik untuk diteliti.

1.5.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif13

Dengan tahapan penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan

diakhiri dengan tahap penulisan laporan penelitian peneliti akan mengumpulkan data

kualitatif sebanyak mungkin yang akan dirumuskan menjadi beberapa kasus-kasus yang

akan dianalisa dan dikonsultasikan dengan bantuan informan kunci. Prosedur penelitian

kualitatif lebih bersifat sirkuler, artinya dalam hal-hal tertentu, langkah atau tahapan

.

Metode ini digunakan untuk menghasilkan data-data etnografis serta deskriptif

mengenai kehidupan masyarakat yang bermukim di pinggiran Sungai Deli. Selain itu

penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang tentu saja bersifat etnografis yang

bermaksud mendeskripsikan mengenai kehidupan dan perilaku masyarakat Kampung

Aur di pinggiran Sungai Deli.

13 Menurut Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang terjadi dan dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

penelitian dapat diulang satu atau beberapa kali sampai diperoleh data yang lengkap

untuk membangun teori dasar. (Berutu, dkk.2001)

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah

studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki

pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi.

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa

program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

Penelitian ini akan dilakukan di Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun Kota

Medan. Kampung Aur terpilih menjadi tempat penelitian karena frekuensi banjir yang

dialami oleh masyarakat cukup tinggi dan tingginya daya tahan masyarakat terhadap

serangan banjir.

1.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data, maka diperlukan beberapa metode pengumpulan data

dan teknik analisis data dalam penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan

mencari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh

dari lapangan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder

merupakan data yang diperoleh dari kepustakaan, dalam hal ini dapat diperoleh melalui

buku-buku, literature, jurnal, tesis, laporan penelitian, media elektronik serta bahan-

bahan bacaan yang relevan dengan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data

peneliti rangkum dan bagi ke dalam studi lapangan, studi kepustakaan dan bahan visual.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

1.5.3.1 Studi Lapangan

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data lapangan ini adalah:

1. Observasi14

Untuk mendukung kelengkapan data yang dapat diperoleh dengan cara

pengamatan maka observasi menjadi pilihan yang tepat dalam penelitian ini. Observasi

digunakan juga untuk melakukan pendekatan awal dengan objek pengamatan, hal ini

tentunya penting untuk memberikan kemudahan pada awal penelitian, sebelum kegiatan

wawancara dilakukan dan tentu saja untuk menggambarkan kondisi awal penelitian di

lapangan. Observasi berguna untuk menjaring informasi-informasi empiris yang detail

dan aktual dari unit analisis penelitian (Bungin, 2007:230).

Oleh sebab itu peneliti akan melakukan dan menjalankan observasi tanpa

partisipasi terkait fokus penelitian dengan mengamati dan melihat kondisi pemukiman

di kawasan Jalan Brigjen Katamso serta mengamati dari atas jembatan HVA (Holland

Vereniging Amsterdam). Sebelum memulai penelitian lebih mendalam, peneliti

melakukan observasi pra penelitian, hal ini peneliti perlukan guna mengetahui lebih

dalam dan lebih dekat lokasi / lapangan. Selain itu pra survei yang peneliti lakukan

14 Observasi adalah suatu tindakan untuk meneliti suatu gejala (tindakan, peristiwa, peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian dengan cara mengamati).

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

penting bagi peneliti untuk menjaring dan mengenali orang-orang / masyarakat di lokasi

penelitian guna dijadikan informan.

Untuk pertama kalinya peneliti mengunjungi Kampung Aur di awal bulan

Januari 2013, pada saat itu banjir setinggi 3 meter baru saja surut, masyarakat masih

sibuk menyedot air yang masih tergenang dan membersihkan sampah-sampah yang di

bawa arus. Peneliti mulai menelusuri Kampung Aur di mulai dari Kampung Aur atas

hingga ke Kampung Aur lembah dan pinggir sungai Deli. Ketika mulai masuk ke

lingkungan Kampung Aur, tercium aroma yang tidak enak. Bau busuk, bau sampah.

Terasa menjijikkan, namun sebagai seorang peneliti hal yang seperti itu tidak boleh

diperlihatkan. Ada berpuluh pasang mata yang memperhatikan kedatangan peneliti,

sempat berfikir dalam hati “ada yang salahkah dengan penampilanku ke tempat ini?”

Dengan memakai kaos Inisiasi Antropologi 2011, celana jeans hitam, kets All Stars tak

lupa ransel berwarna coklat mendampingi observasi non partisipasi hari ini. Peneliti

santai saja terus berjalan, masa bodoh dengan apa yang ada dipikiran masyarakat.

Sesekali peneliti senyum ketika berpapasan dengan sepasang bola mata yang

memperhatikan kedatangan peneliti.

Perasaan takut terus menghantui, mengingat beberapa kali mendengar cerita

dari teman-teman bahwa Kampung Aur tempat yang rawan kejahatan dan banyak para

pemuda disana yang “usil” dan memakai obat terlarang. Namun demi sebuah tekad,

yaitu untuk segera menyelesaikan studi, peneliti memberanikan diri dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

bermodalkan positive thinking, “apabila datang ke tempat ini dengan maksud dan tujuan

yang baik, maka saya juga akan disambut dengan baik”.

Dan akhirnya peneliti temukan seorang pria paruh baya sedang duduk santai di

kedainya yang baru saja dibersihkannya, peneliti senyum dan beliau pun membalas

senyum peneliti. Tergerak hati ingin mengobrol sebentar dengan Bapak itu. Namanya

pak Angkasa Silalahi. Dengan ramah peneliti menyapa dan menanyakan ketersediaan

beliau untuk diwawancarai. Ternyata beliau bersedia, bahkan beliau berinisiatif sendiri

menceritakan apa yang baru saja terjadi dan bagaimana kehidupan sehari-hari

masyarakat Kampung Aur. Saya mendengarkan serta sekali-kali mengangguk paham,

terkadang kami tertawa karena ada hal yang diceritakan menggelitik perut. Setelah 20

menit bercakap-cakap, Pak Silalahi menanyakan ingin minum atau tidak, peneliti

berusaha menolak dengan halus namun beliau segera pergi ke rumahnya yang

bersebelahan dengan kedainya dan kembali lagi membawa botol Aqua dingin yang

sudah diisi dengan air biasa. Kemudian beliau berikan kepada saya, tapi tidak saya

sentuh. Ntah kenapa, tiba-tiba Pak Silalahi berkata “mari diminum dek, hanya itu yang

kami punya. Tidak usah takut, tidak dimasukkan racun kedalam botol air itu.

Masyarakat disini tidak ada yang berani berbuat demikian”. Sontak peneliti terkejut

karna beliau tahu apa yang sedang saya pikirkan mengenai botol air itu. Karena segan

dan takut dianggap tidak menghargai, saya minum air tersebut dan berharap saya bisa

keluar dengan selamat dari tempat ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

Dan setelah selesai berbincang-bincang dengan Pak Silalahi dan menelusuri

Kampung Aur, peneliti segera pulang dan mengambil kesimpulan dari hasil wawancara

bahwa lokasi cocok untuk menjadi tempat penelitian dan mengangkat topik

permasalahan mengenai perilaku masyarakat pinggir Sungai Deli, khususnya sebagai

faktor penyebab banjir.

2. Wawancara

Wawancara mendalam (indepth interview) merupakan metode pengumpulan

data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara mendalam secara

umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (interview guide),

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan

demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan

informan.

Peneliti berusaha untuk menjalin rapport15

15 Rapport adalah hubungan antara peneliti dan subjek yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya.

dengan informan. Pengembangan

rapport dilakukan dengan cara hidup beradaptasi dan mengikuti kegiatan sehari-hari

masyarakat di Kampung Aur dan menjalin hubungan yang baik dengan penduduk

setempat sehingga ketika melakukan wawancara, data yang diperoleh benar-benar atau

mendekati fakta yang sesungguhnya. Hasil-hasil wawancara akan dicatat dalam catatan

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

lapangan untuk memudahkan pemahaman akan disertakan foto, rekaman suara dan

video yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam melakukan wawancara peneliti

tidak membedakan mana informan pangkal, informan kunci ataupun informan biasa.

Dari observasi awal peneliti dilapangan, maka peneliti sudah menemukan

informan meskipun untuk tahap awal peneliti masih melakukan wawancara sambil lalu.

Kunjungan ke Kampung Aur yang selanjutnya ketika judul peneliti telah di ACC oleh

Ketua Jurusan Departemen Antropologi FISIP USU. Saat itu peneliti berniat akan

menjumpai Kepala Lingkungan IV (Kampung Aur). Berdasarkan informasi Pak Silalahi

Kepala Lingkungan IV (Kampung Aur) bernama Sabil, usianya masih sangat muda

tetapi sudah dipercayakan masyarakat untuk menjadi kepala lingkungan Kampung Aur.

Setelah bertanya dengan beberapa warga, akhirnya peneliti mendapatkan rumah

Pak Sabil. Namun agak sedikit kecewa ketika mendapati bahwa Pak Sabil sedang tidak

berada di rumah. Akhirnya peneliti putuskan untuk menunggu, siapa tahu Pak Sabil

tidak lama lagi akan pulang. Peneliti menunggu disebuah beranda yang ada di pinggir

Sungai Deli, disana ada seorang Ibu Muda sedang menjagai anaknya yang masih balita,

yang sedang bermain. Peneliti hanya meminta izin untuk menumpang duduk di beranda

tersebut. Ibu tersebut bertanya kepada peneliti “mau cari siapa dek?” kemudian peneliti

mengenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan peneliti ke Kampung Aur. Tidak

lama kemudian turun seorang pria dari lantai dua beranda, bertelanjang dada dan hanya

memakai celana ponggol. Di punggungnya penuh dengan tato, di tangan kanan juga

demikian dan terlihat ada bekas luka jahit. Peneliti sempat takut dan berfikir

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

“premankah abang ini?”. Pertanyaan yang sama dilontarkan oleh pria tersebut, “mau

cari siapa dek?”

Pria tersebut bernama Budi Bahar, beliau merupakan saudara Pak Sabil, satu

nenek katanya. Bang Budi memberikan peneliti nomor HP Pak Sabil, segera peneliti

menghubungi Pak Sabil dan menjelaskan maksud peneliti. Setelah berbincang sebentar

dengan Pak Sabil melalui telefon, beliau meminta harus ada surat izin penelitian dari

kampus dan sudah melapor ke Kantor Lurah Kampung Aur. Namun peneliti

menjelaskan ini hanya pra penelitian, jadi pihak kampus belum mengeluarkan surat izin.

Namun akhirnya Pak Sabil mengerti dan mengizinkan peneliti untuk melakukan

wawancara.

Bang Budi sendiri bersedia untuk di wawancarai, beliau kemudian menghubungi

rekannya yang bernama Syafri Icap. Mereka berdua merupakan orang yang cukup di

segani oleh masyarakat Kampung Aur. Bang Budi mengenalkan dirinya beserta

keluarganya, ternyata Ibu Muda tadi adalah isterinya, bernama Indah. Beranda tersebut

adalah miliknya, yang biasanya dijadikan untuk tempat kumpul masyarakat di Kampung

Aur apabila hendak bersantai atau mengobrol. Tempat tinggalnya berada di lantai dua,

keluarga Bang Budi tinggal bersama Ibu dan adiknya.

Pak Icap adalah seseorang yang biasa mendampingi mahasiswa yang melakukan

penelitian. Beliau juga bersedia untuk meluangkan waktu jika saya membutuhkan data

dan informasi mengenai Kampung Aur. Bahkan kami bertiga bertukaran nomor HP

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

untuk membuat janji jika peneliti akan mewawancarai mereka. Terjadi percakapan yang

seru diantara kami bertiga, setiap pertanyaan-pertanyaan yang saya lontarkan mereka

jawab dengan jelas. Dimulai dari awal berdirinya Kampung Aur ini, sampai akhirnya

Kampung Aur tetap ada sampai sekarang, perjuangan yang cukup panjang.

Pak Icap memberikan kepada saya nama-nama yang patut untuk di wawancarai,

beliau mengingatkan hati-hati dalam memilih informan, karena tidak semua masyarakat

yang di Kampung Aur mau terbuka untuk diwawancarai. Akhirnya peneliti pamit dan

bejanji akan segera kembali setelah ujian proposal dan mendapatkan surat izin

penelitian lapangan dari Fakultas.

1.5.3.2 Studi Kepustakaan

Literatur dipakai dalam studi kepustakaan. Literatur digunakan untuk

melengkapi data yang berhubungan dengan penelitian ini. penelusuran literatur (studi

pustaka) yang berhubungan dengan data-data tentang pemukiman kumuh dan banjir di

Kampung Aur, baik dalam hal sejarah, kehidupan masyarakat, informasi pemukiman,

administratif penduduk, teori-teori yang mejelaskan tentang antropologi perkotaan,

antropologi ekologi, masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku masyarakat yang

hidup di pinggir sungai dan banjir, dan literatur mengenai metode penelitian sosial yang

akan menghasilkan keterangan yang dapat membantu mempertajam analisis dan

melengkapi data. Jenis literatur dapat berupa buku-buku teori, laporan penelitian;

skripsi, tesis, disertasi, artikel, opini dari surat kabar atau majalah. Perkembangan

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

teknologi yang begitu pesat juga membantu dalam pencarian informasi melalui media

online16

seperti internet.

1.5.3.3 Bahan Visual

Tidak luput juga untuk menggunakan dokumentasi visual untuk lebih

menguatkan data yang telah didapat baik dari hasil observasi maupun wawancara.

Bahan atau peralatan yang digunakan untuk mendukung dokumen visual ini disajikan

dalam bentuk foto. Bahan fotografi bentuknya seperti: foto, grafis, film, video, kartun,

microfilm, slide dan sebagainya sehingga semuanya disebut sebagai bahan visual

(Bungin, 2007:123).

1.5.4 Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa secara

kualitatif. Data yang terkumpul akan dianalisa, dikategorisasikan, dibandingkan dan

dihubungkan (dicari hubungan-hubungan yang saling terkait satu dengan yang lainnya),

untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan masalah penelitian. Melalui cara

penganalisaan data tersebut diharapkan dapat ditemukan konsep dan kesimpulan yang

menjelaskan laporan atau hasil penelitian yang disusun secara sistematis untuk

mendeskripsikan secara objektif keberadaan kehidupan masyarakat pemukiman kumuh

Kampung Aur yang tinggal di pinggiran Sungai Deli terkhusus mengenai perilaku

16 Lihat Bungin (2007:115)

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41468/5/Chapter I.pdf · Sebagai kota yang memiliki masa kejayaan ... Kata ini juga digunakan

mereka dalam memanfaatkan sungai dan sebagai faktor penyebab banjir. Pendeskripsian

yang objektif menunjuk hasil pada hasil yang betul-betul ada dan terjadi di lapangan.

Subjektif menunjuk guna terjalinya hubungan yang baik (rapport) dengan para

informan karena informanlah yang menjadi guru bagi sumber data dari skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara