BAB I Meningitis
-
Upload
arwienda-swastiti -
Category
Documents
-
view
60 -
download
0
Transcript of BAB I Meningitis
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit
ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan
tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang
belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan
kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti
virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.
Daerah " sabuk meningitis" di Afrika terbentang dari Senegal di barat ke Ethiopia
di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia. Pada 1996 terjadi
wabah meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000
korban jiwa. Oleh karena itu dalam Makalah ini kami akan membahas secara
detail tentang Meningitis. Tujuannya agar pembaca Mengerti dan Waspada
terhadap penyakit meningitis. Selain itu, harapan kami , Dengan Mengetahui
Meningitis, kasus meningitis di Indonesia dapat menurun.
II. RUMUSAN MASALAH
o Apa itu meningitis ?
o Bagaimana Anatomi dan Fisiologi selaput otak?
o Bagaimana Patofisiologi meningitis
o Apa Penyebab meningitis ?
o Apa saja Jenis meningitis ?
o Bagaimana Manifestasi Klinis dari meningitis ?
o Apa saja Perumusan Diagnostic dari meningitis?
o Bagaimana Cara Pencegahan Meningitis ?
o Bagaimana Cara Penatalaksanaan meningitis ?
o Bagaimana prognosa dari meningitis?
o Komplikasi apa saja yang ditimbulkan?
o Diagnose keperawatan apa saja yang muncul dari meningitis?
III. TUJUAN
o Mengetahui definisi meningitis
o Mengetahui Penyebab Meningitis
o Mengetahui patofisiologi meningitis
o Mengetahui jenis-jenis/ tipe dari meningitis
o Mengetahui manifestasi klinis yang ditimbulkan dari meningitis
o Mengetahui cara pencegahan meningitis
o Mengetahui cara penatalaksaan meningitis
o Dan yang paling terpenting mengetahui diagnose keperawatan apa
saja yang muncul
IV. MANFAAT
o Pembaca Mengetahui definisi Meningitis
o Pembaca mengetahui anatomi dan fisiologi Meningitis
o Pembaca Mengetahui penyebab Meningitis
o Pembaca mengetahui, dimana letak meningitis Menyerang
o Pembaca memahami jenis-jenis atau tipe-tipe meningitis
o Pembaca mengetahui manifestasi klinis yang di timbulkan dari
meningitis
o Pembaca mengetahui prognosa dari Meningitis
o Pembaca menjadi tahu cara pencegahan meningitis
o Pembaca Mengetahui pengobatan pada meningitis
o Pembaca mengetahui komplikasi apa saja yang timbul
o Pembaca mengetahui diagnose apa saj yang muncul pada
meningitis
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Miningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau semua
lapisan selaput yang menghubungkan jaringan otak dan sumsum tulang belakang,
yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa, disebabkan oleh bakteri
spesifik / non spesifik atau virus.
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater).
Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
B. ANATOMI & FISIOLOGI SELAPUT OTAK.
Selaput otak terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam yaitu Durameter,
Aranoid, Piameter.
Durameter terdiri dari lapisan yang berfungsi kecuali didalam tulang
tengkorak, dimana lapisan terluarnya melekat pada tulang dan terdapat sinus
venosus. Falx serebri adalah lapisan vertikal durameter yang memisahkan kedua
hemisfer serebri pada garis tengah. Tentorium serebri adalah ruang horizontal dari
Durameter yang memisahkan lobus oksipitalis dari serebelum.
Araknoid merupakan membran lembut yang bersatu ditempatnya dengan
parameter, diantaranya terdapat ruang subarnoid dimana terdapat arteri dan vena
serebral dan dipenuhi oleh cairan serebrospinal. Sisterna magna adalah bagian
terbesar dari ruang subaranoid disebelah belakang otak belakang, memenuhi celah
diantara serebelum dan medulla oblongata.
Piamater merupakan membran halus yang kaya akan pembuluh darah kecil
yang mensuplai darah keotak dalam jumlah yang banyak. Piameter adalah lapisan
yang langsung melekat dengan permukaan otak dan seluruh medula spinalis.
Miningitis dapat disebabkan oleh berbagai organisme yang bervariasi,
tetapi ada tiga tipe utama yakni:
1. Infeksi bakteri, piogenik yang disebabkan oleh
bakteri pembentuk pus, terutama meningokokus,
pneumokokus, dan basil influenza.
2. Tuberkulosis, yang disebabkan oleh basil tuberkel
(Mycobacterium tuberculose).
3. Infeksi virus, yang disebabkan oleh agen-agen virus
yang sangat bervariasi.
C. PATOFISIOLOGI
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater.
Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir
melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum
tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-
jari di dalam lapisan subarachnoid.
Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis,
memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan
hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang
tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan
otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan
ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang
patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak
dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke
saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan
eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat
menyebabkan hydrocephalus.
D. ETIOLOGI
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi
kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti
fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang.
Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri,
maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan
meningitis serosa.
E. FAKTOR PREDISPOSISI
Laki-laki > perempuan
Faktor maternal
- ketuban pecah dini
- Infeksi maternal pada akhir kehamilan à meningitis pada neonatus
Penurunan mekanisme immune dan penurunan leukosit à meningitis pada
BBL
Anak dengan kekurangan imunoglobulin dan anak yang minum obat
imunosupresant
Infeksi
Pembuluh darah Penetrasi Luka CSS Seluruh rongga sub arachnoid Eksudat Tuberkel
Kelainan pembuluh darah Obstruksi sisterna basalis
(Arthritis-phlebitis)
Infark Otak Hidrocephalus
Pelunakan Otak
1. MENINGITIS BAKTERI
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus
influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus
Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon
terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan
dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari
bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di
dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi
tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial.
Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.
2. MENINGITIS VIRUS
Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti;
gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada
meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan
organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri
dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus
bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.
F. MANIFESTASI KLINIK.
Neonatus :
Gejala tidak khas
Panas ±
Anak tampak malas, lemah, tidak mau minum, muntah dan kesadaran menurun.
Ubun-ubun besar kadang-kadang cembung.
Pernafasan tidak teratur.
Anak umur 2 bulan - > 2 tahun :
o Gambaran klasik (-)
o Hanya panas, muntah, gelisah, kejang berulang.
o Kadang-kadang “ high pitched cry “.
Anak umur > 2 tahun :
Panas , menggigil, muntah, nyeri kepala.
Kejang
Gangguan kesadaran.
Tanda-tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, tanda Brudzinski dan
Kering.
Gejala yang sering terlihat :
o Keluhan penderita mula-mula nyeri kepala yang menjalar
ketengkuk dan punggung
o Kesadaran menurun
o Kaku kuduk, disebabkan mengejangnya otot-otot ekstensor
tengkuk ;
o Terdapat tanda kernig dan Brundzinski yang positif.
Tanda kernig yang positif adalah bila paha ditekuk 90° keventral, tungkai dapat
diluruskan pada sendi lutut.
G. PERUMUSAN DIAGNOSTIK.
Diagnostik miningitis akut bakteri tidak dapat dibuat berdasarkan gejala
klinis. Diagnosis pasti hanya dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan cairan
serebrospinal melalui lumbal pungsi. Tekanan cairan diukur dan cairannya
diambil untuk kultur, pewarnaan gram, hitung jenis, serta menentukan kadar
glukosa dan protein. Penemuan ini umumnya diagnostik Kultur dan pewarnaan
gram dibutuhkan untuk menentukan kuman penyebab. Tekanan cairan
serebrospinal biasanya meningkat, tetapi interpretasinya seringkali sulit bila anak
sedang menangis.
Umumnya dijumpai leukositosis dengan predominan leukosit PMN, tapi
bisa sangat bervariasi. Warna cairan biasanya opalesen sampai keruh, reaksi
nonne dan pandy akan positif. Kadar khlorida akan menurun tapi ini tidak selalu
terjadi. Kadar glukosa berkurang, umunya sesuai perbandingan lamanya dan
beratnya infeksi. Hubungan antara glukosa dalam cairan serebrospinal dengan
glukosa darah sangat penting dalam mengevaluasi kadar glukosa dalam cairan
serebrospinal, oleh karena itu sampel glukosa darah diambil kira-kira 30 menit
sebelum lumbal fungsi. Konsentrasi protein biasanya meningkat.
Kultur darah dianjurkan pada anak-anak yang dicurigai menderita
meningitis. Dijumpai leukositosis, pergeseran ke kiri, dan anemia megaloblastik.
H. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan
otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan
tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan
konsentrasi glukosa.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat
diatas nilai normal.
Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya
ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya
kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien
meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.
I. PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau
penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang
sudah sangat parah.
J. PENCEGAHAN
Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan
baik faktor presdisposisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti
TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling
penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi
tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi.
Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat
memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi
komplikasi yang serius.
K. PENATALAKSANAAN
Farmakologis :
= Obat anti infeksi
* Miningitis tuberkuosa :
- Isoniazid 10 –20 mg/kg/24 jam oral, 2 x sehari maksimal 500 mg, selama 1½
tahun.
- Rifampisin 10 –15 mg/kg/24 jam oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
- Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24 jam (IM) 1-2 x sehari, selama 3
bulan.
* Miningitis bakterial, umur < - 2 bulan:
- Sefalosporin Generasi ke 3
- Ampisilina 150 – 200 mg (400mg)/kg/24 jam IV, 4-6 x sehari, dan
- Kloramfenikol 50 mg/kg BB/24 jam IV 4 x / hari.
* Miningitis bakterial umur > bulan:
- Ampisilina 150 – 200 mg (400mg)/ kg/24 jam IV, 4-6 sehari .
- Kloramfenikol 100 mg/kg/24 jam IV, 4 x sehari atau
- Sefalosporin Generasi ke 3.
= Pengobatan Simtomatis.
* Diazepam IV; 0,2 – 0,5 mg / kg/dosis, atau rektal : 0,4 – 0,6 mg/kg/ dosis.
Kemudian dilanjutkan dengan:
- Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 x sehari atau
- Fenobarbital 5 – 7 mg /kg/24 jam, 3 kali sehari.
* Turunkan panas:
- Antipiretik: parasetamol/salisilat 10 mg/kg/dosis.
- Kompres air PAM / es
= Pengobatan Suportif
* Cairan intravena
* Zat asam.
L. PROGNOSA
Usia anak, kecepatan diagnosa setelah timbulnya gejala dan terapi yang
adekwat penting dalam prognosa meningitis bakteri. Mortalitas miningitis
neonatus kira-kira 50 % meskipun gejala yang timbul terlambat, sedangkan
meningitis streptokokus β hemolitikus menimbulkan 15 – 20 % kasus fatal. Bila
penyebabnya hemofilus influensya dan miningitis meningokokus, angka
mortalitas 5 – 10 % sedangkan meningitis pneumokokus pada bayi dan anak-anak
kira-kira 20 %.
Gejala sisa miningitis bacteri paling sering terjadi pada anak-anak usia 2
tahun pertama dan sangat sedikit pada anak-anak dengan miningitis
meningokokus. Gejala sisa pada bayi terutama disebabkan oleh hidrosefalus
komunikasi dan efek-efek yang lebih besar berupa cerebritis pada otak yang
belum matang. Pada anak-anak yang lebih besar gajala sisa dihubungkan dengan
proses peradangan itu sendiri atau akibat dari vaskulitis (radang pembuluh darah)
yang menyertai penyakit ini. Evaluasi saraf N VIII penting atau sekurang-
kurangnya follow up 6 bulan untuk mengkaji kemungkinan hilangnya
pendengaran.
M. KOMPLIKASI
Dapat dikurangi dikurangi dengan diagnosis yang awal dan pemberian
terapi antimikrobial dengan cepat.
Bila infeksi meluas ke ventrikel, pus yang banyak (kental), adanya
penekatan pada bagian yang sempit à obstruksi cairan cerebrospinal à
hydrocephalus
Perubahan yang dekstruktif ada pada kortex serebral dan adanya abses
otak à infeksi langsung. Atau melalui penyebaran pembuluh darah.
Ketulian, kebutaan, kelemahan/paralysis dari otot-otot wajah atau otot-otot
yang lain pada kepala dan leher à penyebaran infeksi pada daerah syaraf
cranial
Komplikasi yang serius biasanya diakibatkan oleh infeksi : meningococcal
sepsis atau meningococcemia
Syndrom water haouse-Friderichsen
o Overwhelming septic shock
o DIC
o Perdarahan
o Purpura
SIADH, subdural effusion, kejang-kejang, edema serebral, herniasi dan
hydrocephalus.
Komplikasi post meningitis pada neonatus:
Ventriculitis (yang menghasilkan kista, daerah yang dibatasi oleh
akumulasi cairan dan tekanan pada otak)
Gangguan yang menetap dan penglihatan, pendengaran dan kelemahan
nervus yang lain
Cerebral palsy, cacat mental, gangguan belajar, penurunan perhatian,
gangguan hiperaktivitas dan adanya kejang.
Hemiparesis dan quadriparesis à arthritis/thrombosis
L. PENGKAJIAN MININGITIS
1. Riwayat :
Mengalami infeksi saluran pernapasan atau infeksi telinga, kontak dengan pasien
rinitis.
Pneumonia dan otitis media seringkali mendahului pneumokokus dan hemofilus
miningitis.
2. Gejala subjektif :
Sakit kepala yang hebat , nyeri otot, kaku kuduk , sakit punggung, dingin, ekspresi
rasa
takut. Tidak enak badandan mudah terangsang.
3. Suhu tubuh :
38– 41° C, dimulai pada fase sistemik, kemerahan, panas, kulit kering,berkeringat.
4. Tanda Vital :
Nadi lambat sehingga intra kranial meningkat dan Tekanan Darah meningkat.
5. Tingkat kesadaran :
Mula-mula sadar kemudian delirium dan akhirnya Koma.
6. Persarafan :
Perubahan reflex,Tidak adanya refleks dinding abdomen tidak ada reflek
kremasterik pada laki-laki, gangguan reflek tendon, kaku kuduk,ubun-ubun besar
menonjol.
7. Cairan & Elektrolit :
Turgor kulit jelek, berkurangnya output urin.
8. Muskuloskeletal :
Meningokoksemia kronik : bengkak dan nyeri pada sendi-sendi besar khusunya
pada lutut dan pergelangan kaki.
9. Kulit :
Meningokoksemia : ptekia dan lesipurpura yang didahului oleh ruam. Pada
penyakit yang beratdapat ditmukan ekimosis yang besar pada wajah dan
ekstremitas.
Diagnosa keperawatan yang muncul :
1. Risiko Infeksi factor risiko dengan adanya kuman patogen pada cairan
serebrospinal dan sekret saluran pernapasan.
2. Perfusi jaringan tidak efektif cerebral berhubungan dengan peradangan
dan edema pada otak dan selaput otak.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN (NOC) DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI (NIC)
Setelah dilakukan tindakn keperawatan selama...x.. pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteri hasil: Risk Control
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Menunjukan perilaku hidup sehat Jumlah leukosit dalam rentang
normal
Risk Control
Monitor tanda dan gejala infeksi siatemik dan local
Kaji suhu tubuh pada pasien neutroper setiap 4 jam
Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
Tingkatkan intake nutrisi Pertahankan teknik aseptif Batasi pengunjung bila perlu Dorong untuk istirahat Dorong masukan cairan Ajarkan pasien dan keluarga pasien
tanda dan gejala infeksi Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat antibiotik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x..ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi dengan criteria hasil :Tissue Prefusion: Cerebral
Tekana systole dan diastole dalam rentang normal
Komunikasi jelas Menunjukan konsentrasi dan
orientasi Tidak mengalami nyeri kepala Bebas dari aktivitas kejang
Circulation Status
Monitor TTV Monitor AGD, ukuran pupil,
ketajaman, kesimetrisan dan reaksi Monitor tonus otot pergerkan Monitor adanya diplopia,
pandangan kabur, nyeri kepala Monitor level kebingungan dan
orientassi Monitor tekanan tekanan
intracranial dan respon neurologis Berikan cairan sesuai kebutuhan Prtahankan parameter hemodinamik Tinggikan kepala 0-45 derajat
tergantung pada kondisi pasien
Catat perubahan dalam merespon stimulus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam ...x..nyeri pasien dapat berkurang dengan kreiteri hasil Pain Control
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri(skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Tidak mengalami gangguan tidur
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi.
Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Monitor vital sign sebelum dan sesudah diberikan analgesic pertama kali
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyaman dari prosedur
Kurangi factor presipitasi nyeri Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan Control lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Tingkatkan istirahat Ajarkan teknik non farmakakologi:
nafas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik
BAB IIIPENUTUP
1. KESIMPULAN
Meningitis merupakan Radang umum pada arakhnoid dan piamater ,
disebabkan oleh bakteri , virus ,riketsia atau protozoa yang dapat terjadi secara
akut dan kronis.
Miningitis dapat disebabkan oleh berbagai organisme yang bervariasi,
tetapi ada tiga tipe utama yakni:
Infeksi bakteri, piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus,
terutama meningokokus, pneumokokus, dan basil influenza.
Tuberkulosis, yang disebabkan oleh basil tuberkel (Mycobacterium
tuberculose).
Infeksi virus, yang disebabkan oleh agen-agen virus yang sangat
bervariasi.
Diagnosa keperawatan yang muncul :
Risiko Infeksi factor risiko dengan adanya kuman patogen pada cairan
serebrospinal dan sekret saluran pernapasan.
Perfusi jaringan tidak efektif cerebral berhubungan dengan peradangan
dan edema pada otak dan selaput otak.
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
2. SARAN
Sebaiknya kita harus menjaga kebersihan dari sekarang karena kebersihan
menjadi kunci utama proses pencegahan berkembang biakan virus atau bakteri
penyebab meningitis. Marilah kita bersama-sama mengajari anak-anak dan Orang
dewasa, serta masyarakat untuk selalu menjaga personal hygiene, kebersihan
lingkungan, serta mencuci tangan saat melakukan aktivitas terutama sebelum
makan dan setelah dari kamar mandi. Menghindari makanan yang sudah
terkontaminasi virus ataupun bakteri meningitis dengan tidak mengkonsumsi
makan secara sembarangan. Usahakan pula untuk tidak berbagi makanan,
minuman atau alat makan, untuk membantu mencegah penyebaran virus. Selain
itu lengkapi juga imunisasi si kecil, termasuk vaksin-vaksin seperti HiB, MMR,
dan IPD.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Donnad, Medical Surgical Nursing, WB Saunders, 1991
Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Media Aesculapius, 1982
Brunner / Suddarth, Medical Surgical Nursing, JB Lippincot Company, Philadelphia, 1984
Hidayat, A.Aziz Alimul.2006.Pengantar ilmu keperawatan Anak.Salemba Medika:Jakart
Mansjoer, Arif Dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran.Media Aesculapius: Jakarta
Arvin, Behrman Kliegaman.1999. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. EGC:Jakarta
Biddulpn John.1999.Kesehatan Anak.Gadjah Mada University: Jogjakarta
Askep Meningitis ditulis oleh Hidayat2 : http://hidayat2.wordpress.com/2009/03