BAB I Meningitis

23
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Daerah " sabuk meningitis" di Afrika terbentang dari Senegal di barat ke Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia. Pada 1996 terjadi wabah meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban jiwa. Oleh karena itu dalam Makalah ini kami akan membahas secara detail tentang Meningitis. Tujuannya agar pembaca Mengerti dan Waspada terhadap penyakit meningitis. Selain itu, harapan kami , Dengan Mengetahui Meningitis, kasus meningitis di Indonesia dapat menurun. II. RUMUSAN MASALAH

Transcript of BAB I Meningitis

Page 1: BAB I Meningitis

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit

ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan

tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang

belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan

kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti

virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

Daerah " sabuk meningitis" di Afrika terbentang dari Senegal di barat ke Ethiopia

di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia. Pada 1996 terjadi

wabah meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000

korban jiwa. Oleh karena itu dalam Makalah ini kami akan membahas secara

detail tentang Meningitis. Tujuannya agar pembaca Mengerti dan Waspada

terhadap penyakit meningitis. Selain itu, harapan kami , Dengan Mengetahui

Meningitis, kasus meningitis di Indonesia dapat menurun.

II. RUMUSAN MASALAH

o Apa itu meningitis ?

o Bagaimana Anatomi dan Fisiologi selaput otak?

o Bagaimana Patofisiologi meningitis

o Apa Penyebab meningitis ?

o Apa saja Jenis meningitis ?

o Bagaimana Manifestasi Klinis dari meningitis ?

o Apa saja Perumusan Diagnostic dari meningitis?

o Bagaimana Cara Pencegahan Meningitis ?

o Bagaimana Cara Penatalaksanaan meningitis ?

o Bagaimana prognosa dari meningitis?

o Komplikasi apa saja yang ditimbulkan?

Page 2: BAB I Meningitis

o Diagnose keperawatan apa saja yang muncul dari meningitis?

III. TUJUAN

o Mengetahui definisi meningitis

o Mengetahui Penyebab Meningitis

o Mengetahui patofisiologi meningitis

o Mengetahui jenis-jenis/ tipe dari meningitis

o Mengetahui manifestasi klinis yang ditimbulkan dari meningitis

o Mengetahui cara pencegahan meningitis

o Mengetahui cara penatalaksaan meningitis

o Dan yang paling terpenting mengetahui diagnose keperawatan apa

saja yang muncul

IV. MANFAAT

o Pembaca Mengetahui definisi Meningitis

o Pembaca mengetahui anatomi dan fisiologi Meningitis

o Pembaca Mengetahui penyebab Meningitis

o Pembaca mengetahui, dimana letak meningitis Menyerang

o Pembaca memahami jenis-jenis atau tipe-tipe meningitis

o Pembaca mengetahui manifestasi klinis yang di timbulkan dari

meningitis

o Pembaca mengetahui prognosa dari Meningitis

o Pembaca menjadi tahu cara pencegahan meningitis

o Pembaca Mengetahui pengobatan pada meningitis

o Pembaca mengetahui komplikasi apa saja yang timbul

o Pembaca mengetahui diagnose apa saj yang muncul pada

meningitis

Page 3: BAB I Meningitis

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Miningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau semua

lapisan selaput yang menghubungkan jaringan otak dan sumsum tulang belakang,

yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa, disebabkan oleh bakteri

spesifik / non spesifik atau virus.

Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater).

Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.

B. ANATOMI & FISIOLOGI SELAPUT OTAK.

Selaput otak terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam yaitu Durameter,

Aranoid, Piameter.

Durameter terdiri dari lapisan yang berfungsi kecuali didalam tulang

tengkorak, dimana lapisan terluarnya melekat pada tulang dan terdapat sinus

venosus. Falx serebri adalah lapisan vertikal durameter yang memisahkan kedua

hemisfer serebri pada garis tengah. Tentorium serebri adalah ruang horizontal dari

Durameter yang memisahkan lobus oksipitalis dari serebelum.

Araknoid merupakan membran lembut yang bersatu ditempatnya dengan

parameter, diantaranya terdapat ruang subarnoid dimana terdapat arteri dan vena

serebral dan dipenuhi oleh cairan serebrospinal. Sisterna magna adalah bagian

terbesar dari ruang subaranoid disebelah belakang otak belakang, memenuhi celah

diantara serebelum dan medulla oblongata.

Piamater merupakan membran halus yang kaya akan pembuluh darah kecil

yang mensuplai darah keotak dalam jumlah yang banyak. Piameter adalah lapisan

yang langsung melekat dengan permukaan otak dan seluruh medula spinalis.

Miningitis dapat disebabkan oleh berbagai organisme yang bervariasi,

tetapi ada tiga tipe utama yakni:

Page 4: BAB I Meningitis

1. Infeksi bakteri, piogenik yang disebabkan oleh

bakteri pembentuk pus, terutama meningokokus,

pneumokokus, dan basil influenza.

2. Tuberkulosis, yang disebabkan oleh basil tuberkel

(Mycobacterium tuberculose).

3. Infeksi virus, yang disebabkan oleh agen-agen virus

yang sangat bervariasi.

C. PATOFISIOLOGI

Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater.

Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir

melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum

tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-

jari di dalam lapisan subarachnoid.

Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis,

memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan

hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang

tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan

otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan

ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang

patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak

dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke

saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan

eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat

menyebabkan hydrocephalus.

D. ETIOLOGI

Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi

kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti

fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang.

Page 5: BAB I Meningitis

Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri,

maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan

meningitis serosa.

E. FAKTOR PREDISPOSISI

Laki-laki > perempuan

Faktor maternal

- ketuban pecah dini

- Infeksi maternal pada akhir kehamilan à meningitis pada neonatus

Penurunan mekanisme immune dan penurunan leukosit à meningitis pada

BBL

Anak dengan kekurangan imunoglobulin dan anak yang minum obat

imunosupresant 

Infeksi

 Pembuluh darah Penetrasi Luka  CSS  Seluruh rongga sub arachnoid  Eksudat Tuberkel

 Kelainan pembuluh darah Obstruksi sisterna basalis

(Arthritis-phlebitis)

 Infark Otak Hidrocephalus

 Pelunakan Otak

1. MENINGITIS BAKTERI

Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus

influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus

Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon

terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan

Page 6: BAB I Meningitis

dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari

bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di

dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi

tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial.

Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.

2. MENINGITIS VIRUS

Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya

disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti;

gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada

meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan

organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri

dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus

bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.

F. MANIFESTASI KLINIK.

Neonatus :

Gejala tidak khas

Panas ±

Anak tampak malas, lemah, tidak mau minum, muntah dan kesadaran menurun.

Ubun-ubun besar kadang-kadang cembung.

Pernafasan tidak teratur.

Anak umur 2 bulan - > 2 tahun :

o Gambaran klasik (-)

o Hanya panas, muntah, gelisah, kejang berulang.

o Kadang-kadang “ high pitched cry “.

Anak umur > 2 tahun :

Page 7: BAB I Meningitis

Panas , menggigil, muntah, nyeri kepala.

Kejang

Gangguan kesadaran.

Tanda-tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, tanda Brudzinski dan

Kering.

Gejala yang sering terlihat :

o Keluhan penderita mula-mula nyeri kepala yang menjalar

ketengkuk dan punggung

o Kesadaran menurun

o Kaku kuduk, disebabkan mengejangnya otot-otot ekstensor

tengkuk ;

o Terdapat tanda kernig dan Brundzinski yang positif.

Tanda kernig yang positif adalah bila paha ditekuk 90° keventral, tungkai dapat

diluruskan pada sendi lutut.

G. PERUMUSAN DIAGNOSTIK.

Diagnostik miningitis akut bakteri tidak dapat dibuat berdasarkan gejala

klinis. Diagnosis pasti hanya dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan cairan

serebrospinal melalui lumbal pungsi. Tekanan cairan diukur dan cairannya

diambil untuk kultur, pewarnaan gram, hitung jenis, serta menentukan kadar

glukosa dan protein. Penemuan ini umumnya diagnostik Kultur dan pewarnaan

gram dibutuhkan untuk menentukan kuman penyebab. Tekanan cairan

serebrospinal biasanya meningkat, tetapi interpretasinya seringkali sulit bila anak

sedang menangis.

Umumnya dijumpai leukositosis dengan predominan leukosit PMN, tapi

bisa sangat bervariasi. Warna cairan biasanya opalesen sampai keruh, reaksi

nonne dan pandy akan positif. Kadar khlorida akan menurun tapi ini tidak selalu

terjadi. Kadar glukosa berkurang, umunya sesuai perbandingan lamanya dan

beratnya infeksi. Hubungan antara glukosa dalam cairan serebrospinal dengan

Page 8: BAB I Meningitis

glukosa darah sangat penting dalam mengevaluasi kadar glukosa dalam cairan

serebrospinal, oleh karena itu sampel glukosa darah diambil kira-kira 30 menit

sebelum lumbal fungsi. Konsentrasi protein biasanya meningkat.

Kultur darah dianjurkan pada anak-anak yang dicurigai menderita

meningitis. Dijumpai leukositosis, pergeseran ke kiri, dan anemia megaloblastik.

H. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan

otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan

tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan

konsentrasi glukosa.

Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat

diatas nilai normal.

Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya

ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.

Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya

kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien

meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.

I. PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau

penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang

sudah sangat parah.

J. PENCEGAHAN

Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan

baik faktor presdisposisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti

TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling

penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi

tersebut telah hilang.

Page 9: BAB I Meningitis

Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi.

Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat

memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi

komplikasi yang serius.

K. PENATALAKSANAAN

Farmakologis :

= Obat anti infeksi

* Miningitis tuberkuosa :

- Isoniazid 10 –20 mg/kg/24 jam oral, 2 x sehari maksimal 500 mg, selama 1½

tahun.

- Rifampisin 10 –15 mg/kg/24 jam oral, 1 x sehari selama 1 tahun.

- Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24 jam (IM) 1-2 x sehari, selama 3

bulan.

* Miningitis bakterial, umur < - 2 bulan:

- Sefalosporin Generasi ke 3

- Ampisilina 150 – 200 mg (400mg)/kg/24 jam IV, 4-6 x sehari, dan

- Kloramfenikol 50 mg/kg BB/24 jam IV 4 x / hari.

* Miningitis bakterial umur > bulan:

- Ampisilina 150 – 200 mg (400mg)/ kg/24 jam IV, 4-6 sehari .

- Kloramfenikol 100 mg/kg/24 jam IV, 4 x sehari atau

- Sefalosporin Generasi ke 3.

= Pengobatan Simtomatis.

* Diazepam IV; 0,2 – 0,5 mg / kg/dosis, atau rektal : 0,4 – 0,6 mg/kg/ dosis.

Kemudian dilanjutkan dengan:

- Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 x sehari atau

- Fenobarbital 5 – 7 mg /kg/24 jam, 3 kali sehari.

* Turunkan panas:

- Antipiretik: parasetamol/salisilat 10 mg/kg/dosis.

- Kompres air PAM / es

= Pengobatan Suportif

Page 10: BAB I Meningitis

* Cairan intravena

* Zat asam.

L. PROGNOSA

Usia anak, kecepatan diagnosa setelah timbulnya gejala dan terapi yang

adekwat penting dalam prognosa meningitis bakteri. Mortalitas miningitis

neonatus kira-kira 50 % meskipun gejala yang timbul terlambat, sedangkan

meningitis streptokokus β hemolitikus menimbulkan 15 – 20 % kasus fatal. Bila

penyebabnya hemofilus influensya dan miningitis meningokokus, angka

mortalitas 5 – 10 % sedangkan meningitis pneumokokus pada bayi dan anak-anak

kira-kira 20 %.

Gejala sisa miningitis bacteri paling sering terjadi pada anak-anak usia 2

tahun pertama dan sangat sedikit pada anak-anak dengan miningitis

meningokokus. Gejala sisa pada bayi terutama disebabkan oleh hidrosefalus

komunikasi dan efek-efek yang lebih besar berupa cerebritis pada otak yang

belum matang. Pada anak-anak yang lebih besar gajala sisa dihubungkan dengan

proses peradangan itu sendiri atau akibat dari vaskulitis (radang pembuluh darah)

yang menyertai penyakit ini. Evaluasi saraf N VIII penting atau sekurang-

kurangnya follow up 6 bulan untuk mengkaji kemungkinan hilangnya

pendengaran.

M. KOMPLIKASI

Dapat dikurangi dikurangi dengan diagnosis yang awal dan pemberian

terapi antimikrobial dengan cepat.

Bila infeksi meluas ke ventrikel, pus yang banyak (kental), adanya

penekatan pada bagian yang sempit à obstruksi cairan cerebrospinal à

hydrocephalus

Perubahan yang dekstruktif ada pada kortex serebral dan adanya abses

otak à infeksi langsung. Atau melalui penyebaran pembuluh darah.

Page 11: BAB I Meningitis

Ketulian, kebutaan, kelemahan/paralysis dari otot-otot wajah atau otot-otot

yang lain pada kepala dan leher à penyebaran infeksi pada daerah syaraf

cranial

Komplikasi yang serius biasanya diakibatkan oleh infeksi : meningococcal

sepsis atau meningococcemia

Syndrom water haouse-Friderichsen

o Overwhelming septic shock

o DIC

o Perdarahan

o Purpura

SIADH, subdural effusion, kejang-kejang, edema serebral, herniasi dan

hydrocephalus.

Komplikasi post meningitis pada neonatus:

Ventriculitis (yang menghasilkan kista, daerah yang dibatasi oleh

akumulasi cairan dan tekanan pada otak)

Gangguan yang menetap dan penglihatan, pendengaran dan kelemahan

nervus yang lain

Cerebral palsy, cacat mental, gangguan belajar, penurunan perhatian,

gangguan hiperaktivitas dan adanya kejang.

Hemiparesis dan quadriparesis à arthritis/thrombosis

L. PENGKAJIAN MININGITIS

1. Riwayat :

Mengalami infeksi saluran pernapasan atau infeksi telinga, kontak dengan pasien

rinitis.

Pneumonia dan otitis media seringkali mendahului pneumokokus dan hemofilus

miningitis.

2. Gejala subjektif :

Page 12: BAB I Meningitis

Sakit kepala yang hebat , nyeri otot, kaku kuduk , sakit punggung, dingin, ekspresi

rasa

takut. Tidak enak badandan mudah terangsang.

3. Suhu tubuh :

38– 41° C, dimulai pada fase sistemik, kemerahan, panas, kulit kering,berkeringat.

4. Tanda Vital :

Nadi lambat sehingga intra kranial meningkat dan Tekanan Darah meningkat.

5. Tingkat kesadaran :

Mula-mula sadar kemudian delirium dan akhirnya Koma.

6. Persarafan :

Perubahan reflex,Tidak adanya refleks dinding abdomen tidak ada reflek

kremasterik pada laki-laki, gangguan reflek tendon, kaku kuduk,ubun-ubun besar

menonjol.

7. Cairan & Elektrolit :

Turgor kulit jelek, berkurangnya output urin.

8. Muskuloskeletal :

Meningokoksemia kronik : bengkak dan nyeri pada sendi-sendi besar khusunya

pada lutut dan pergelangan kaki.

9. Kulit :

Meningokoksemia : ptekia dan lesipurpura yang didahului oleh ruam. Pada

penyakit yang beratdapat ditmukan ekimosis yang besar pada wajah dan

ekstremitas.

Diagnosa keperawatan yang muncul :

1. Risiko Infeksi factor risiko dengan adanya kuman patogen pada cairan

serebrospinal dan sekret saluran pernapasan.

2. Perfusi jaringan tidak efektif cerebral berhubungan dengan peradangan

dan edema pada otak dan selaput otak.

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.

Page 13: BAB I Meningitis

RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN (NOC) DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI (NIC)

Setelah dilakukan tindakn keperawatan selama...x.. pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteri hasil: Risk Control

Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

Menunjukan perilaku hidup sehat Jumlah leukosit dalam rentang

normal

Risk Control

Monitor tanda dan gejala infeksi siatemik dan local

Kaji suhu tubuh pada pasien neutroper setiap 4 jam

Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase

Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung

Tingkatkan intake nutrisi Pertahankan teknik aseptif Batasi pengunjung bila perlu Dorong untuk istirahat Dorong masukan cairan Ajarkan pasien dan keluarga pasien

tanda dan gejala infeksi Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat antibiotik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x..ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi dengan criteria hasil :Tissue Prefusion: Cerebral

Tekana systole dan diastole dalam rentang normal

Komunikasi jelas Menunjukan konsentrasi dan

orientasi Tidak mengalami nyeri kepala Bebas dari aktivitas kejang

Circulation Status

Monitor TTV Monitor AGD, ukuran pupil,

ketajaman, kesimetrisan dan reaksi Monitor tonus otot pergerkan Monitor adanya diplopia,

pandangan kabur, nyeri kepala Monitor level kebingungan dan

orientassi Monitor tekanan tekanan

intracranial dan respon neurologis Berikan cairan sesuai kebutuhan Prtahankan parameter hemodinamik Tinggikan kepala 0-45 derajat

tergantung pada kondisi pasien

Page 14: BAB I Meningitis

Catat perubahan dalam merespon stimulus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam ...x..nyeri pasien dapat berkurang dengan kreiteri hasil Pain Control

Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri(skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda-tanda vital dalam rentang normal

Tidak mengalami gangguan tidur

Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi.

Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

Monitor vital sign sebelum dan sesudah diberikan analgesic pertama kali

Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyaman dari prosedur

Kurangi factor presipitasi nyeri Bantu pasien dan keluarga untuk

mencari dan menemukan dukungan Control lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

Tingkatkan istirahat Ajarkan teknik non farmakakologi:

nafas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik

BAB IIIPENUTUP

1. KESIMPULAN

Page 15: BAB I Meningitis

Meningitis merupakan Radang umum pada arakhnoid dan piamater ,

disebabkan oleh bakteri , virus ,riketsia atau protozoa yang dapat terjadi secara

akut dan kronis.

Miningitis dapat disebabkan oleh berbagai organisme yang bervariasi,

tetapi ada tiga tipe utama yakni:

Infeksi bakteri, piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus,

terutama meningokokus, pneumokokus, dan basil influenza.

Tuberkulosis, yang disebabkan oleh basil tuberkel (Mycobacterium

tuberculose).

Infeksi virus, yang disebabkan oleh agen-agen virus yang sangat

bervariasi.

Diagnosa keperawatan yang muncul :

Risiko Infeksi factor risiko dengan adanya kuman patogen pada cairan

serebrospinal dan sekret saluran pernapasan.

Perfusi jaringan tidak efektif cerebral berhubungan dengan peradangan

dan edema pada otak dan selaput otak.

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.

2. SARAN

Sebaiknya kita harus menjaga kebersihan dari sekarang karena kebersihan

menjadi kunci utama proses pencegahan berkembang biakan virus atau bakteri

penyebab meningitis. Marilah kita bersama-sama mengajari anak-anak dan Orang

dewasa, serta masyarakat untuk selalu menjaga personal hygiene, kebersihan

lingkungan, serta mencuci tangan saat melakukan aktivitas terutama sebelum

makan dan setelah dari kamar mandi. Menghindari makanan yang sudah

terkontaminasi virus ataupun bakteri meningitis dengan tidak mengkonsumsi

makan secara sembarangan. Usahakan pula untuk tidak berbagi makanan,

minuman atau alat makan, untuk membantu mencegah penyebaran virus. Selain

Page 16: BAB I Meningitis

itu lengkapi juga imunisasi si kecil, termasuk vaksin-vaksin seperti HiB, MMR,

dan IPD.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Donnad, Medical Surgical Nursing, WB Saunders, 1991

Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Media Aesculapius, 1982

Brunner / Suddarth, Medical Surgical Nursing, JB Lippincot Company, Philadelphia, 1984

Hidayat, A.Aziz Alimul.2006.Pengantar ilmu keperawatan Anak.Salemba Medika:Jakart

Mansjoer, Arif Dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran.Media Aesculapius: Jakarta

Arvin, Behrman Kliegaman.1999. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. EGC:Jakarta

Biddulpn John.1999.Kesehatan Anak.Gadjah Mada University: Jogjakarta

Askep Meningitis ditulis oleh Hidayat2 : http://hidayat2.wordpress.com/2009/03