BAB I ISK

download BAB I ISK

of 4

description

Infeksi Saluran Kemih

Transcript of BAB I ISK

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berpenduduk keempat terbesar dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Penduduk Indonesia diketahui sebanyak 222 juta jiwa (BPSI, 2010). Dan saat ini, tidak banyak penelitian epidemiologi tentang prevalensi infeksi saluran kemih pada penyakit ginjal kronik di Indonesia. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun (NKUDIC). Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki, pada wanita dapat terjadi pada semua tingkat umur, sedangkan pada laki-laki kasus di bawah umur 50 tahun jarang terjadi. Pada umumnya infeksi saluran kemih pada wanita terbatas pada saluran kemih bagian bawah yaitu uretra dan kandung kemih, akan tetapi dapat pula menyebar ke saluran kemih bagian atas sampai ke ginjal. Sebaliknya infeksi yang terjadi pada saluran kemih bagian atas hampir selalu disertai dengan infeksi saluran kemih bagian bawah (Junizaf, 1994). Hampir semua penelitian mengemukakan bahwa penyebab utama dari infeksi saluran kemih adalah E. Coli yang diperkirakan 50% dari bakteriuria nosokomial. Sedangkan Klebsiella-Enterobacter diperkirakan 3-13% dan Pseudomonas Aerogenosa, Serratia, Entero Cocci, Staphylococcus dan jamur sebagai penyebab lain. E.Coli dan Klebsiella-Enterobacter sering sebagai penyebab terjadinya infeksi pada pasien yang tidak mendapat pengobatan antimikroba (Junizaf, 1994).Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal akibat berbagai penyakit ginjal yang kronik, yang berkembang secara progresif dan irreversible. Gagal ginjal kronik dinyatakan apabila nilai tes klirens kreatinin (TKK) sama atau kurang dari 25 ml/menit (Prodjosudjadi, 2001). Menurut Price (1992) gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. Selain itu, akibat penyakit yang menahun ini, menimbulkan gejala klinis yang merugikan pada keseluruhan sistem tubuh yang lain dan antaranya adalah terkait penurunan fungsi imun tubuh dan leukosit. Sistem imunologi tubuh manusia berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari serangan patogen (mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus dan bakteri) dan kekurangan fungsi tersebut akibat kelainan pada proses metabolisme tubuh pada pasien penyakit ginjal kronik akan meningkatkan resiko terkenanya infeksi (Kato et al, 2008). Sehingga pasien-pasien dengan Gagal ginjal kronis cenderung lebih rentan untuk terkena infeksi saluran kemih dikarenakan menurunnya fungsi imun tubuh. Hal ini dapat juga diperparah apabila terjadi pada pasien perempuan, dikarenakan struktur anatomis dari saluran kemih yang berbeda dengan laki-laki, dimana ukuran uretra yang lebih pendek pada perempuan. Resiko ini dapat juga ditingkatkan oleh faktor penyakit, misalnya: nekrosis papiler, nefrolitiasis, neurogenic kandung kemih dan pengelolaan penyerta dari penggunaan Foley kateter dan infus. Selain itu dapat juga meningkat pada wanita dengan diabetes (Nicole, 2005). Bakteriuria asimptomatik di wanita dengan diabetes adalah sekitar tiga kali lipat lebih besar daripada pada wanita tanpa diabetes, terlepas dari tingkat kontrol hiperglikemia (Gilbert, 2006). Wanita dengan diabetes lebih rentan terhadap cystitis parah, pyelonephritis ascending, dan bentuk parah dari pyelonephritis (misalnya, abses perinefrik, nekrosis papiler) (Gilbert, 2006).

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya sebagai peneliti ingin mengetahui adakah hubungan insiden infeksi saluran kemih (ISK) pada penderita gagal ginjal kronik (GGK) ?1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan infeksi saluran kemih (ISK) pada penderita gagal ginjal kronik (GGK).1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui hubungan ISK pada penderita GGK. 2. Mengetahui faktor yang menyebabkan ISK terjadi juga pada penderita GGK3. Mengetahui resiko pasien yang berjenis kelamin perempuan dan juga menderita Diabetes Mellitus terhadap Gagal ginjal kronis

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Indonesia, 2010. Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995 dan 2000. Diperoleh dari: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=1 [Diakses pada 13 Agustus 2015].

Junizaf, H. 1994. Infeksi Saluran Kemih Pada Wanita. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kato S., Chmielewski M., Honda H., Pecoits-Filho R, Matsuo S., Yuzawa Y., Tranaeus A., Stenvinkel P., Lindholm B., 2008. Aspects of Immune Dysfunction in End-stage Renal Disease.American Society of Nephrology.

Price, S.A., Lorraine M.W., 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 867-912.

Prodjosudjadi, W., 2001. Gagal Ginjal Kronik Akibat Penyakit Glomerular: Peran Pendidikan Dan Profesionalisme Dokter Dalam Upaya Pencegahannya. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Nicolle LE: Urinary tract infection in diabetes. Curr Opin Infect Dis 18: 4953, 2005

Gilbert DN, 2005. Urinary Tract Infections in Patients with Chronic Renal Insufficiency: Oregon Health Sciences University, Portland, Oregon