BAB 4. BENC.GEMP.YEK.

104
BAB 4. MANAJEMEN GEMPA TEKTONIK Tampaknya Indonesia saat ini sedang mengalami cobaan yang berat dalam bentuk gempa tektonik. Namun demikian, itulah yang terjadi, dan manusia tidak dapat menghindar. Namun demikian, anda tidak perlu sedih berkepanjangan karena gempa tektonik yang maha hebat dengan korban manusia yang jumlahnya ribuan tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal serupa juga terjadi di Negara-negara Indonesia antara lain di Filipina, India, Jepang dan China. Dua gempa tektonik dengan korban yang cukup besar paling tidak telah terjadi di Indonesia. Negara-negara di dunia dapat melihat demikian hebat kerusakan yang terjadi melalui satelit yang ditayangkan di televise. Demikian terharunya mereka, segala macam bantuan dating, dan sekaligus mereka belajar tentang bencana yang tiada duanya di dunia ini, paling tidak apada awal abad 2i. Berikut sepintas bencana tektonik yang telah “menggemparkan” dunia. Gempa tektonik yang terjadi di Aceh dan diikuti tsunami pada hari Minggu pagi, tanggal 26 Desember 2004, merupakan gempa tektonik yang sangat menakutkan akibatnya, paling tidak pada tahun 2004. Kerusakan fisik dalam bentuk hancurnya bangunan bertingkat, jalan-jalan putus diikuti penurunan permukaan tanah.Jembatan kerangka baja dan jembatan beton pun ikut hancur, Yang paling menyedihkan hampir semua permukiman di pinggir pantai dan daerah yang terkena getaran gempa tektonik hancur tidak berbentuk lagi. Demikian kuatnya tsunami sebagai akibat gempa tektonik itu yang telah menghasilkkan gelombang laut ang dahsyat yang mampu “mendaratkan kapal besar terdampar di pinggir bangunan bertingkat. Korban bergelimpangan tanpa daya sedikitpun. Korban manusia kebanyakan sebagai akibat tertindih oleh bangunan fisik yang hancur berantakan. Dengan mengandalkan skala kekuatan gempa skala Mercalli saja anda sudah dapat membayangkan berapa besar kekuatan gempa tektonik itu. Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila jumlah korban ratusan ribu mulai dari yang tewas hingga yang luka riingan dan luka berat. Pencarian korbanpun juga tidak

description

err

Transcript of BAB 4. BENC.GEMP.YEK.

BAB 4. MANAJEMEN GEMPA TEKTONIKTampaknya Indonesia saat ini sedang mengalami cobaan yang berat dalam bentuk gempa tektonik. Namun demikian, itulah yang terjadi, dan manusia tidak dapat menghindar. Namun demikian, anda tidak perlu sedih berkepanjangan karena gempa tektonik yang maha hebat dengan korban manusia yang jumlahnya ribuan tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal serupa juga terjadi di Negara-negara Indonesia antara lain di Filipina, India, Jepang dan China. Dua gempa tektonik dengan korban yang cukup besar paling tidak telah terjadi di Indonesia. Negara-negara di dunia dapat melihat demikian hebat kerusakan yang terjadi melalui satelit yang ditayangkan di televise. Demikian terharunya mereka, segala macam bantuan dating, dan sekaligus mereka belajar tentang bencana yang tiada duanya di dunia ini, paling tidak apada awal abad 2i. Berikut sepintas bencana tektonik yang telah “menggemparkan” dunia.

Gempa tektonik yang terjadi di Aceh dan diikuti tsunami pada hari Minggu pagi, tanggal 26 Desember 2004, merupakan gempa tektonik yang sangat menakutkan akibatnya, paling tidak pada tahun 2004. Kerusakan fisik dalam bentuk hancurnya bangunan bertingkat, jalan-jalan putus diikuti penurunan permukaan tanah.Jembatan kerangka baja dan jembatan beton pun ikut hancur, Yang paling menyedihkan hampir semua permukiman di pinggir pantai dan daerah yang terkena getaran gempa tektonik hancur tidak berbentuk lagi. Demikian kuatnya tsunami sebagai akibat gempa tektonik itu yang telah menghasilkkan gelombang laut ang dahsyat yang mampu “mendaratkan kapal besar terdampar di pinggir bangunan bertingkat. Korban bergelimpangan tanpa daya sedikitpun. Korban manusia kebanyakan sebagai akibat tertindih oleh bangunan fisik yang hancur berantakan. Dengan mengandalkan skala kekuatan gempa skala Mercalli saja anda sudah dapat membayangkan berapa besar kekuatan gempa tektonik itu. Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila jumlah korban ratusan ribu mulai dari yang tewas hingga yang luka riingan dan luka berat. Pencarian korbanpun juga tidak mudah, sampai-sampai “minta bantuan” anjing pelacak untuk mengendus korban yang tidak terlihat karena tertutup lumpur laut dan bangunan. Alat-alat berat juga kewalahan, sehingga binatang yang kuat, yaitu gajah dengan pawangnya juga diminta untuk berperan menyisihkan puing-puing bangunan. Kejadian gempa dan tsunami pada Minggu pagi tanpa diduga telah menyebabkan para nelayan dan wisatawan yang kebetulan sedang menikmati indahnya pantai barat Aceh itu hilang terseret ombak balik yang terjadinya sangat cepat dan sangat kuat, yang sampai hari ini tidak diketahui lagi dimana mayat-mayat manusia tersebut berada. Korban yang masih dapat diselamatkan jiwanya dikirim kerumah sakit yang masih dapat berfungsi, yang jumlahnya juga sangat terbatas dan berada jauh dari daerah bencana. Rumah sakit darurat dengan memanfaatkan tenda-tenda segera didirikan, sedang yang masih selamat perlu ditampung di barak-barak pengungsian yang jumlahnya ribuan. Bantuan dari luar daerah datangnya terhambat karena hampir semua jalan rusak dan tidak dapat dimanfaatkan. Keadaan ini membuat korban menjadi bertambah banyak. Korban yang meninggal dikubur secara massal dengan upacara lazimnya mengubur orang meninggal di pemakaman umum, seadanya. Tidak ada yang sempat meratap menangis karena kehilangan anggota keluarga yang sudah tidak dapat dikenal lagi. Sungguh keadaan sangat menakutkan dan menyedihkan. Solidaritas dunia

segera muncul, Negara-negara yang kenal dengan Indonesia mengirim bantuan logistik dan tenaga medis, tanpa melihat perbedaan suku, agama ataupun kepercayaan. Pada saat seperti ini sekat-sekat politk hilang, solidaritas manusia muncul secara spontan. Itulah bukti tolernasi dunia pada Negara yang sedang terkena musibah. Berbagai disiplin ilmu keahlian dari negara-maju-pun ikut dikirim untuk belajar, mengapa sampai terjadi gempa dan tsunami yang maha hebat. Masalah yang paling berat adalah pada manusia yang masih dapat diselamatkan. Kondisi dalam keadaan daruratpun diberlakukan. Mereka perlu tempat bermukim, perlu makanan, dan perlu penghidupan dan lapangan kerja. Untuk itu Pemerintah perlu segera melakukan rekonstruksi. Manajemen bencana alam-pun mulai dimunculkan tanpa pengalaman dan persiapn matang. Kita bekerja berdasarkan atas pengalaman yang pahit ini. Suatu pekerjaan yang berat namun harus segera dilkukan demi kemanusian.

Perhatikan beberapa kerusakan yang terjadi akibat gempa tektonik dan tsunami Aceh tahun 2004.

Gambar 4.1. Kerusakan Gempa Aceh; bangunan (gr.kiri), jembatan hancur (gbr.kanan)

Gambar 4.2. Ada apa dengan masjid ini (gbr.kiri), jalan yang hancur (gbr.kanan).

Ganbar 4.3. Kerusakan akibat tsunami (gbr.kiri), bangunan hancur (gbr.kanan). tsumani Aceh 2004

Gambar 4.4. Korban manusia akibat tsunami dan gempa Aceh 2004

Gambar 4.5. Kapal dihempaskan oleh tsunami Aceh 2004

Gempa tektonik di Yogyakarta dan Klaten (yang lebih dikenal sebagai gempa tektonik Yogyakarta) terjadi pada Sabtu dini hari tanggal 27 Mei 2006, merupakan gempa tektonik yang tidak terlupakan oleh masyarakat Yogyakarta dan masyarakat dunia sepanjang masa. Gempa

Yogyakarta yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 sebagai bukti bahwa yang namanya bencana alam itu tidak mengenal batas wilayah administrasi. Sebagai bukti daerah Klaten yang terletak di sebelah timur wilayah Daerah Istimewa Ngajogjakarta Hadiningrat juga terkena imbas dari gempa tektonik Yogyakarta.

a. Gempa Tektonik Yogyakarta ini demikian hebat akibatnya, mengapa ?. Jalan-jalan pecah tidak beraturan disertai dengan penurunan permukaan.

b. Landasan pacu Bandara Adisucipto juga pecah sehingga untuk sementara waktu bandara tidak dapat difungsikan.

c. Di beberapa tempat rel kereta api juga bengkok sehingga tidak dapat difungsikan sementara sebelum dibetulkan. Untuk sementara transportasi kereta api juga mengalami hambatan.

d. Beberapa tebing sungai atau bukit terjadi longsor. Tidak hanya itu, banyak rumah penduduk yang roboh dan hancur, apalagi rumah-rumah penduduk dibangun seadanya tanpa persyaratan teknik yang telah ditentukan.

e. Bangunan gedung kampus pun juga tidak terhindar dari kerusakan, bahkan ada yang terpaksa tidak dapat direnovasi dan harus dihancurkan terlebih dahulu sebelum dibangun kembali.

f. Tembok-tembok bangunan kuno seperti lingkungan kraton Ngayogyakarta juga ada yang pecah-pecah.

Memang semua bangunan tersebut dibuat tidak mempertimbangkan syarat bangunan tahan gempa. Ya karena saat itu peraturan syarat bangunan tahan gempa belum ada. Kita belum punya pengalaman dengan bencana alam dalam bentuk gempa tektonik seperti ini. Menurut catatan, di Yogyakarta pada masa lampau juga pernah terjadi gempa tektonik yang hebat bahkan lebih hebat dari yang sekarang. Mengapa itu tidak dipergunakan sebagai pengalaman untuk membuat aturan yang berkaiatn dengan bangunan tahan gempa ?.

Memang, kita sering lupa atau melupakan kejadian-kejadian yang membuat kita harus lebih hati-hati. Disamping itu, waktu itu pengembangan IPTEK juga belum maju seperti sekarang ini.

Jumlah rumah juga masih sedikit dan demikian juga jumlah manusia juga masih sedikit, dan masih menerima nasib apa adanya saja.

Hingga sekarang Jogyakarta terkenal sebagai kota pendidikan dengan ribuan sekolah dan ratusan kampus yang mencerdaskan anak bangsa. Semuanya itu tinggal bersama dirumah keluarga dan pondokan yang jumlahnya puluhan ribu rumah, yang sebagian besar juga rusak atau hancur akibat gempa tektonik Yogyakarta. Oleh sebab itu tidak heran apabila:

Jumlah kerugian bangunan fisik mencapai milyaran. Korban jiwa manusia baik yang meninggal, luka-luka jumlahnya ribuan. Rumah sakit

yang ada di Yogyakarta tidak dapat menampung semuanya sehingga diperlukan rumah sakit darurat.

Korban kebanyakan terjadi akibat tertimpa atau tertindih bangunan yang rusak, roboh dan tidak dapat menghindarkan diri.

Gempanya sendiri tidak berbahaya, hanya berlangsung beberapa detik saja secara serentak dan cepat. Justru akibat gempa dalam bentuk merusak bangunan fisik itu yang mengakibatkan jatuhnya korban manusia. Yogyakarta terkenal diseluruh dunia, bahkan tidak ada yang tidak tahu tentang kota Yogyakarta. Melihat dari satelit yang ditayangkan di media elektronik

(televisi) ke seluruh penjuru dunia, Yogyakarta “dikoyak-koyak oleh gempa tektonik” menumbuhkan panggilan jiwa sebagai manusia yang bijak.

Bantuan dalam berbagai bentuk datang dari hampir semua Negara dari berbagai penjuru dunia, termasuk bantuan medis.

Tenaga ahli yang berkaitan dengan bencana alam juga berdatangan dan berperan serta. Mereka berbuat demi kemanusiaan dan ingin belajar lebih lanjut untuk kasus-kasus gempa.

Tanggap darurat-pun segera diberlakukan. Pemerintah segera menindaklanjuti dengan bantuan rekonstruksi rumah dan perbaikan

sarana prasarana secepatnya. Suatu bencana yang maha hebat, telah menelan milyaran rupiah. Itulah risiko hidup di daerah rawan bencana alam. Manajemen bencana alam-pun segera dimunculkan. Demikian sempurna dan terstrukturnya rencana dan implementasi rekonstruksi, sampai-sampai daerah Yogyakarta dipakai sebagai acuan untuk manajemen bencana alam. Akankah manajemen bencana alam yang “dilahirkan” di Yogyakarta, dapat diaplikasikan sepenuhnya di daerah lain. Jawabannya sangat sederhana, yaitu tentu tidak, harus ada penyesuaian seirama dengan situasi dan kondisi setempat.

Sejarah berdirinya kota Ngayogyakarta Hadiningrat juga mempunyai andil besar sehingga dunia juga ikut menolong.

Bandara Udara Adisucipto yang segera diperbaiki dan dapat difungsikan juga ikut ambil bagian.

Jalan kereta api segera dibenahi yang salah satunya dimanfaatkan untuk mengirim bantuan, mempunyai peranan yang tidak dapat diabaikan.

Kehidupan bersama dan gotong royong masyarakat Jogyakarta yang telah dibawa oleh para pemimpin bangsa dan masyarakat serta lembaga pemerintah dan lembaga swasta yang pernah bertempat tinggal, dibesarkan dan menempuh pendidikan di Yogyakarta juga mempunyai peran yang sangat besar dalam meringankan penderitaan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya akibat gempa.

Keadaan seperti ini belum tentu dimiliki oleh daerah yang lain. Ini adalah suatu kenyataan, sehingga manajemen bencana yang telah “digariskan pemerintah” bersifat sebagai rujukan dengan penyesuaian dengan kondisi setempat.Ternyata bencana tektonik muncul silih berganti, tidak hanya di Sumatera, Jawa, namun juga dipulau-pulau lain Indonesia, bahkan di Negara-negara yang lain juga bermunculan.

Bencana alam tidak ada kaitannya dengan carut-marutnya politik, perebutan kekuasaan, korupsi yang oleh sementara orang dikatakan sebagai kutukan Tuhan.

Bencana alam timbul karena dinamika bumi yang selalu berputar sepanjang masa. Oleh sebab itu, muncul pertanayaan mendasar, mengapa terjadi gempa tektonik mulai dari yang sangat ringan hingga yang sangat berat, menimbulkan berbagai jenis kerusakan, kerugian dan korban jiwa. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita cermati hasil kajian para ilmuwan yang selalu memberi dan ingin tahu penyebab gempa tektonik itu. Sebelum membahas hasil kajian ilmiah tersebut, mari kita cermati rekaman gempa tektonik Yogyakarta 27 Mei 2006 yang lalu. Cermati dan perhatikan, ambil manfaatnya.

Gambar 4.6. Kerusakan akibat gempa tektonik di Yogyakarta 2006

Gambar 4.7. Kerusakan gempa Jogya 2006

Gambar 4.8. Contoh rumah tahan gempa (rumah kubah) dibangun sesudah gempa (gbr.kiri), monumen tugu Jogyakarta tetap berdiri tegak (gbr.kanan)

4.1. TEKTONIK LEMPENG

Orang awam beranggapan bahwa bumi ini bentuknya bulat. Percayakah anda ?. Uraian berikut akan menjawab pertanyaan itu. Namun, sebelumnya kecerdikan manusia mengeksplor bumi demikian teliti yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk bola dunia (globe) yang diperkenalkan di sekolah-sekolah.

Gambar 4.9. Bola dunia (gbr.kiri), kedudukan kepulauan Indonesia di bola dunia (gbr.kanan)

(1). Bentuk BumiSampai saat ini ilmuwan astronomi berpendapat bahwa sistem tata surya dimana bumi sebagai salah satu anggotanya, dianggap terjadi dari cakram debu dan gas yang berputar. Bahan yang lebih rapat terpisah dari inti cakram (akhirnya membentuk planet batuan seperti Merkurius, Venus, Bumi dan Mars), sementara bahan yang lebih ringan berada di tepi cakram (menjadi planet gas seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus). Ilmuwan yakin bahwa saat planet terbentuk, semua bahan disatukan oleh gravitasi dan terpisah menjadi berbagai lapisan. Bumi berbentuk sebagai bola berisi logam dan bahan yang kaya akan silika. Besi dan nikel membentuk inti, dan bahan yang lain yang lebih ringan di permukaan menjadi kerak. Terdapat dua macam kerak, yaitu: (a). Kerak benua dan (b). Kerak samudra. (a). Kerak benua

Kerak benua adalah lapisan luar bumi yang membentuk daratan. Kerak benua lebih tua dan lebih tebal daripada kerak samudra. Beberapa daratan ada yang telah tenggelam dan ada yang muncul. Perjalanan sejarah benua yang cukup kompleks terlihat dari strukturnya dan jenis kandungan batuan yang berbeda. Kerak benua terutama tersusun dari silika dan alumina (disingkat SIAL)

(b). Kerak samudraKerak samudra adalah lapisan terluar bumi yang berada di bawah samodra. Bagian

tertua kerak samudra berumur 200 juta tahun. Kerak ini terus terbentuk pada daratan di samudra oleh gunung api yang mengeluarkan batuan cair. Kerak samudra hancur saat ditarik ke palung laut yang dalam. Kerak samudra terutama tersusun dari silika dan magnesium (disngkat SIMA).

Bumi berputar pada garis semu yang disebut poros, yang memanjang dari Kutub Utara hingga Kutub Selatan. Garis poros ini dapat dicermati pada globe (bola dunia) yang merupakan hasil rekayasa manusia. Kedudukan poros ini tidak vertikal, tetapi agak miring, sehingga bumi mengorbit matahari dalam suatu sudut. Putaran bumi yang miring ini sangat mempengaruhi kehidupan yang ada di bumi; pada waktu tertentu dalam setahun, Kutub Utara membelakangi matahari dan pada saat yang lain, Kutub Utara menghadap ke matahari. Ini menimbulkan perubahan iklim yang disebut musim. Daerah dekat katulistiwa (equator) tidak begitu dipengaruhi oleh kemiringan ini sehingga memiliki iklim yang lebih konstan, yaitu musim kering/kemarau dan musim basah/hujan. Bagaimana dengan di daerah Kutub ? Musim panas di belahan bumi utara adalah saat kutub utara condong ke matahari. Di kutub

utara terjadi siang terus. Sementara itu, di belahan bumi selatan mengalami musim dingin. Pada musim gugur di belahan bumi utara, dan terjadilah musim semi di belahan bumi

selatan. Panjang hari di kedua tempat sama. Musim dingin di belahan bumi utara adalah pada saat kutub utara menjauh dari matahari

dan selalu gelap. Pada saat yang sama terjadi musim panas di belahan bumi selatan. Pada musim semi di belahan bumi utara, kutub utara dan kutub selatan menerima jumlah

sinar matahari yang sama, jadi panjang hari dikedua tempat itu sama.Dengan demikian berdasarkan atas kedudukan bumi terhadap matahari, untuk daerah tropika (yaitu wilayah antara 23,5o Lintang Utara (LU) hingga 23,5o Lintang Selatan (LS) hanya terjadi dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan, yang silih berganti, artinya pada saat wilayah 0o (garis katulistiwa) hingga 23,5o LS sedang mengalami musim kemarau, pada waktu yang sama di wilayah 0o (garis Katulistiwa) hingga 23,5o LU sedang mengalami musim hujan. Demikian pula sebaliknya. Untuk wilayah subtropika (23,5o LU hingga 90o LU (Kutub Utara) dan wilayah 23,5o LS hingga 90o LS (Kutub Selatan) secara silih berganti mengalami empat musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi.Bumi tidak berbentuk bulat sempurna, tetapi sedikit menonjol di tengah. Saat bumi berputar, daerah di equator (katulistiwa) berputar jauh lebih cepat daripada di kutub. Makin cepat putarannya makin kuat gayanya, yang disebut gaya sentrifugal, yang mendorong materi keluar dari pusat rotasi. Gejala ini diartikan bahwa bumi terdorong keluar pada bagian tengahnya.

Seperti diketahui, diameter bumi dari kutub ke kutub adalah 12.714 km (7.900 mil). Diameter di equator 43 km (27 mil) lebih panjang. Di kutub, lingkarnya (keliling bumi) adalah 40.008 km (24.860 mila), sedang lingkar di equator lebih panjang 67 km (42 mil).

(2). Susunan lapisan kulit BumiPada tahun 1990 lubang terdalam yang pernah dibuat oleh manusia ada di Semenanjung Kola, bekas teritorial Uni Soviet, mencapai kedalaman 12 km (7 mil), dan direncanakan hingga 15 km

(9 mil). Jika ingin mencapai inti bumi, pengeboran harus terus dilakukan hingga 6.355 km (3.947 mil). Karena ukuran bumi yang sangat besar, pengeboran sedalam 15 km belum cukup untuk menampilkan apa yang sebenarnya ada di bawah. Oleh sebab itu dipakai pendekatan dengan metode lain untuk mengetahui apa yang ada di dalam bumi. Kebanyakan pengetahuan yang dipergunakan dengan cara pendekatan studi getaran gempa bumi yang mampu menembus bumi. Getaran yang disebabkan oleh gempa bumi disebut gelombang seismik, dan dapat direkam oleh peralatan yang sensitif. Dua jenis gelombang merambat di bagian dalam (interior) bumi: gelombang primer (P) yang cepat, dan gelombang sekunder (S) yang lambat. Waktu tunda di antaranya dapat memberikan informasi yang berharga bagi geologist tentang dari mana asalnya. Gelombang terbiaskan saat melewati bahan yang berbeda, menunjukkan perubahan di dalam interior bumi. Mengacu pada konsep Suess-Wiechert kulit bumi mulai dari bagian terluar hingga yang paling dalam adalah sebagai berikut:Bumi tersusun dari 3 lapisan utama, yaitu (1). Kerak (lithosfera) , (2). Lapisan antara (chalkosfera), dan (3). Inti (barysfera). Kerak adalah lapisan yang tipis dan keras yang terdiri atas batuan. Panas dari bumi menyebabkan beberapa batuan pada mantel meleleh, sementara tekanan internal yang lebih besar di lapisan bawahnya menekan batuan ini hingga menjadi padat. Pusat bumi, inti, memiliki lapisan luar berupa logam cair dan lapisan dalam logam padat.

(1). Lapisan lithosfera (kerak bumi) , yang merupakan lapisan paling luar dengan tebal 30 km-70 km tersusun dari batuan beku basa dan batuan beku asam. Dibawah kerak bumi yang merupakan lapisan lithosfera bagian dalam terdapat lapisan silikat dengan tebal kira-kira 1200 km. Berat jenis lapisan ini antara 3,4 hingga 4. Dengan demikian lapisan lithosfera terdiri dari 2 lapisan besar tersebut. Sekitar 6 km (4 mil) di bawah laut, dan sekitar 35 km (22 mil) dibawah benua.

(2). Lapisan antara yang disebut sebagai lapisan chalkosfera tersusun dari senyawa oksida dan sulfida. Ketebalan lapisan ini diperkirakan 1700 km-2.900 km, dengan berat jenis kira-kira 6,4.

(3). Lapisan barysfera, satu-satunya lapisan cair bumi, inti luar, tebalnya sekitar 2.000 km (1.240 mil), tersusun dari besi, nikel, dan mungkin zat lain. Inti padat bagian dalam berada 1.370 km (850 mil) dari permukaan, tersusun dari besi dan nikel, dengan berat jenis 9,6.

Kerak bumi (lithosfera) yang merupakan kulit bumi terluar yang masih dan dapat terjangkau “kemampuan manusia” terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

(a). Bagian atas dengan tebal 15 km, mempunyai berat jenis kira-kira 2,7 merupakan tipe magma granit.

(b). Bagian tengah dengan tebal 25 km, mempunyai berat jenis kira-kira 3,5 merupakan tipe magma basalt

(c). Bagian bawah dengan tebal 20 km, mempunyai berat jenis 3,5, merupakan tipe magma peridotit dan eklogit.

Dari penelitian – penelitian yang dilakukan secara sistematis, telah berhasil diketahui bahwa di dalam bumi ditemukan lapisan kulit bumi yang dibatasi oleh bidang yang tidak menerus (bidang

discontinue), Bidang discontinue pertama ditemukan pada kedalaman kira-kira berjarak 60 km dari permukaan bumi. Bidang discontinue ini disebut bidang discontinue Mohorovicic atau Moho. Bidang discontinue berikutnya ditemukan lagi pada kedalaman 1200 km, pada kedalaman 2900 km. Dari kedalaman 2900 km terdapat bola dengan jari-jari 3.500 km sampai ke “pusat bumi”. Bola ini disebut inti bumi.CatatanNama Moho diambilkan dari Andrija Mohorovicic (1857-1936), yang menemukannya pada tahun 1909. Mohorovicic lahir di Kroasia, dan ia adalah professor di Zagreb University. Ia menyatakan bahwa gelombang gempa bergerak dengan kecepatan berbeda di dua lapisan.

Gambar 4. 10. Sketsa susunan lapisan kulit bumi

Kemampuan para ahli kebumian memprediksi tentang bagian dalam dari bumi utamanya didasarkan pada pengamatan langsung, dan baru pada bagian-bagian atas dari kerak bumi, dan secara tak langsung dari hasil aktivitas magma yang mencapai permukaan melalui gejala vulkanisme. Kemampuan manusia juga sangat terbatas, pemboran terdalam telah dilakukan hingga mencapai 25.000 feet (di Gulf Coast Amerika Serikat), sedang tambang terdalam di dunia baru mencapai 11.000 feet dengan suhu batuan di dalam tambang mencapai 60 oC. Penelitian terus berlanjut, Amerika Serikat telah melakukan pemboran untuk mencapai bidang discontinue Mohorovicic. Proyek ini disebut dengan nama Mohole Proyect, dilakukan di pulau Guadaloupe yang letaknya disebelah barat Meksiko. Dipilih ditempat ini karena diduga tebal lapisan kerak bumi kecil, dan diharapkan suhu pada dasar lubang tersebut tidak lebih dari 180 o

C. Hasil pemboran diharapkan memberi informasi perihal “rahasia bumi bagian dalam”.

Kerak bumi yang paling atas adalah lapisan lithosfera. Pada lapisan ini manusia bertempat tinggal dan menggantungkan hidupnya pada alam. Kerak bumi tidak lain lempeng bumi yang dikelompokan menjadi dua bagian besar, yaitu lempeng dan lempeng benua (seperti telah diuraikan seperti tersebut diatas). Karena bumi itu berputar terus tanpa henti maka lempeng menjadi pecah dan bergerak dengan arah yang tidak sama. Di dunia ini paling tidak terdapat delapan lempeng aktif utama. Lempeng-lempeng tersebut adalah:

1. Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara2. Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat3. Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah barat laut4. Lempeng Amerika Selatan yang bergerak ke arah barat5. Lempeng Antartika yang bergerak ke arah barat6. Lempeng Nazca yang bergerak ke arah timur7. Lempeng Eurasia yang bergerak ke arah tenggara, dan8. Lempeng Afrika yang bergerak ke arah timur

Akibat gerakan lempeng yang yang tidak sama cepatnya, ada gerakan lempeng yang saling menjauh atau saling bertubrukan, terjadilah patahan besar yang pada suatu saat dimungkinkan aktif kembali. Tempat dimana terjadi tabrak sehingga antara lempeng yang satu masuk/menunjam ke lempeng yang lain dsebut sebagai daerah tunjaman (subduction). Pada daerah ini merupakan daerah yang rentan bergerak. Pada saat lempeng-lempeng bergerak aktif kembali itu timbul gempa tektonik. Pada patahan-patahan yang merupakan bidang lemah tersebut dimungkinkan sebagai jalan keluarnya magma, dan pada tempat itulah muncul gunung api. Kapan patahan-patahan dan gunung api menggeliat yang dapat menimbulkan bencana tidak seorangpun dapat meramalkan. Uraian tersebut sekaligus menjelaskan pengertian tentang lempeng, lempeng samudra dan lempeng benua. Tektonik yang dihasilkan akibat gerakan lempeng dikenal dengan istilah tektonik lempeng.

Gambar 4.11. Kedudukan lempeng di belahan bumi bagian barat

Gambar 4.12. Kedudukan lempeng di belahan bumi bagian timur.

Gambar 4.13. Kedudukan Indonesia diantara lempeng

Gambar 4.14. Kedudukan patahan Semangko

Daerah patahan sebagai akibat tektonik lemepeng dapat berada di daratan ataupun berada di laut. Bila gerakan atif dari patahan berada di laut, kemungkinan gempa tektonik diikuti dengan tsunami.

Bencana primer yang berupa kerusakan yang timbul sebagai akibat gempa tektonik sangat ditentukan oleh besaran kekuatan gempa tektonik. Makin besar skala kekuatan gempa akan makin parah kerusakan terjadi, dan

Bencana sekunder yang mengikutinya tergantung dari kepadatan dan jumlah penduduk yang menjadi korban di daerah yang terkena gempa. Dengan kata lain, meskipun besaran skala gempa yang terjadi cukup kuat, namun di daerah tersebut tidak ada hunian manusia, maka bencana akibat gempa tektonik tidak akan timbul.

Kekuatan gempa dinyatakan dengan skala besaran gempa. Skala besaran kekuatan gempa diukur baik dengan besaran skala kekuatan gempa model Richter, Mercalli maupun Omori. Besarnya gelombang tsunami bila patahan tersebut berada di laut akan seirama dengan kekuatan gempa tektoniknya. Makin besar kekuatan gempa makin besar dan makin kuat gelombang tsunami terjadi. Kerusakan akibat gelombang tsunami juga sangat ditentukan oleh kedalaman sumber gempa (hypocentrum) dan kekuatan gelombang. Makin dalam sumber gempanya dapat menjadi lemah kekuatan gelombang tsunami yang terjadi. Sebaliknya makin dangkal sumber gempanya (hypocentrum) akan makin kuat pula gelombang tsunami yang timbul. Berikut adalah contoh kekuatan gelombang balik tsunami yang mampu mendaratkan dok kapal.

Tsunami hempaskan dok kapal ke Oregon Sebuah dermaga kapal yang panjangnya 21 meter dari Jepang terdampar di pantai rekreasi Oregon, Amerika Serikat, setelah mengarungi samudra sejauh lebih dari 8.000 kilometer. Dermaga yang sebagian besar terbuat dari beton dan besi ini terbawa ombak samudra, setelah terhempas bencana tsunami di Jepang setahun silam. Ini adalah benda pertama yang terdampar, dan uniknya ini berasal dari tsuami. Pada Rabu (6/6/2012) konsulat Jepang di Oregon mengonfirmasikan, berdasarkan label bertuliskan Jepang yang tertempel di salah satu dari empat dok dipastikan benda sebesar gerbong kereta barang tersebut adalah salah satu dari empat dok yang tersapu tsunami di Prefektur Aomori. Dermaga itu sebelumnya terpasang di pelabuhan Mizawa, di pantai timur laut Jepang. Dari empat dok yang tersapu tsunami, satu diantaranya ditemukan di sebuah pulau tak jauh dari Mizawa, beberapa pekan setelah tsunami. Tiga dok lainnya tak diketahui rimbanya sampai akhirnya dok kedua ini mendarat di pantai Agate, di utara Newport, Oregon, sekitar 177 kilometer barat daya Portland AS ini. Bersama dok, yang biasa menjadi tempat bersandar kapal untuk memuat ikan hasil tangkapan ke truck, ikut terbawa juga jutaan ton individu organism, termasuk diantaranya spesies kepiting kecil, sebuah spesies ganggang, serta jenis ikan kecil asli Jepang. Hewan dan organism itu dikhawatirkan para ahli bisa menjadi ancaman jika berkembang biak di pantai barat AS. Ancaman itu ibarat seperti jika Anda melemparkan bola boling ke sebuah toko China. Bisa

memecahkan porselen yang mahal ataupun kaca yang murah. Ada rencana untuk memusnahkan seluruh makhluk hidup yang terbawa dok yang terdampar itu, atau mengubur semuanya di bawah pasir pantai. Bencana tsunami Jepang tahun lalu menghempaskan berbagai puing seberat 5 ton ke laut. Sebagian besar tenggelam dan sebagian lainnya terbawa arus samudra, bersama sampah-sampah laut lainnya. Beberapa pekan setelah tsunami,misalnya ditemukan sebuah bola asal Jepang di Alaska dan motor Harley Davidson yang berada di sebuah kontainer di perairan British Columbia AS (Anonim, 2012. Tsunami hempaskan dok kapal ke Oregon, Kompas 8 Juni 2012)

4.2 MANAJEMEN GEMPA TEKTONIKGelombang gempa dapat dihasilkan oleh gempa vulkanik maupun gempa tektonik. Gelombang gempa merupakan visuliasai dari getaran yang terjadi pada kulit bumi. Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang nyata antara gelombang gempa yang dihasilkan sebagai akibat gempa vulkanik dan gempa tektonik yang terekam pada alat yang namanya seismograf. Oleh karenanya, rekaman seismograf yang dicatat di Pos Pengamatan Gunung api dan rekaman seismograf yang dipasang di daerah rentan gempa tektonik, keduanya saling melengkapi, khususnya bila di daerah itu terdapat gunung api dan terdapat patahan geologi yang masih aktif. Namun demikian, bila diperhatikan lebih lanjut kalau terjadi gempa tremor berulangkali besar kemungkinan itu sebagai akibat gempa vulkanik. Gempa tremor hampir tidak pernah terjadi pada gempa tektonik.

(1). Gempa vulkanik: pada umumnya timbul mengawali tanda gunung api akan meletus. Umumnya gempa vulkanik timbul bersama hembusan asap. Ke-sering-an timbulnya gempa vulkanik yang sering disebut sebagai gempa tremor merupakan tanda bahwa status gunung api perlu ditingkatkan. Namun demikian, ada juga gunung api yang meletus namun tidak diawali munculnya gempa yang terlalu sering. Salah satu contoh yang menarik adalah meletusnya Gunung api Mayon di Filipina yang tidak diawali dengan terjadinya gempa.

Gunung api Mayon meletus.Letusan gunung api Mayon di Filipina yang menewaskan lima pendaki, Selasa (7 Mei 2013) merupakan kejadian tak terduga. Letusan freatik kecil itu memuntahkan abu dan bebatuan selama 73 detik. Tak ada peringatan sebelumnya karena tak ada intensifikasi aktivitas vulkanik yang terpantau. Media lokal menyebutkan, saat terjadi letusan pada pukul 08.00 waktu setempat, sekitar 30 pendaki sedang mendaki gunung setinggi 2.463 meter diatas permukaan laut. Mereka terbagi dua regu. Empat pendaki Jerman dan satu pemandu asal Filipina tewas seketika. Lia orang tewas dan tujuh orang lain terluka. Seorang pemandu, Kenneth Jesalva, menataka kepada televisi lokal bahwa lioma rekannya tewas tertima bongkah batu sebesar kamar tidur, menyusul hujan abu. Letusan terjadi secara tiba-tiba membuat kami panik, kata Juan Marana, penduduk setempat. Institut Vulkanoogi dan Seismologi Filipina (Phivokcs menyebut letusan itu sebagai kejadian freatik kecil. Letusan selama 73 detik itu menyemburkan abu setinggi 500 meter. Tidak ada intensifikasi aktivitas vulkanik yang terpantau sehingga status

Siaga tidak dinaikkan. Phivokcs menyatakan, tak ada gempa vulkanik yang terdeteksi dalam periode observasi 24 jam terakhir. Parameter emisi seismik dan gas di ambang normal. Tak ada intensifikasi aktivitas vulkanik.Namun, lembaga itu menambahkan uap kecil dan letusan abu bisa saja terjadi dlam skala kecil atau tanpa peringatan. Radius Zona Permanen ditetapkan dala radius 6 km di sekitar gunung. Kepala Phivolcs Renato Solidum melukiskan, peristiwa itu adalah letusan yang dipicu uap air, sebuah proses normal, pada setiap gunung api.Letusan itu dipicu air hujan yang mengenai tumpukan abu panas di mulut kawah gunung api itu. Berdasarkan pengamatan letusan sejenis tidak akan terjadi dalam waktu dekat, dan kondisi gunung kni berada pada tingkat status Siaga Nol. Mayon merupakan salah satu gunung api paling aktif di Filipina. Dalam 400 tahun ini gunung itu sudah meletus 48 kali. Letusan paling mematikan terjadi tahun 1814 yang menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menghancurkan sejumlah kota. Letusan terakhir terjadi pada 2009 (Anonim, 2013. Mayon meletus tidak terduga. Kompas 8 Mei 2013).

Letusan gunung Mayon Gunung api paling aktif di Filipina Berbentuk kerucut sempurna Tinggi 2.463 meter di atas permukaan laut Selama 400 tahun tercatat meletus 48 kali Februari 1616 meletus pertama kali 1 Februari 1914 letusan terburuk, alran lava mengubur kota Cagsawa, korban tewas

1.200 orang 23 Juni 1897 meletus paling lama, menyemburkan hujan api selama 7 hari menubur

Desa Bacacay yang terletak sekitar 12 km dari pusat letusan. Abu terbawa dalam awan hitam legam sejauh 160 km mengakibatkan 600 orang tewas.

1993, awan piroklastik yang terjadi saat letusan menewaskan 77 orang 2006, 2008, 2009, 2010 puluhan ribu keluarga diungsikan. 7 Mei 2013 letusan denga awan panas setinggi 500 meter. Korban tewas 5 orang (4

pendaki warga negara Jerman dan 1 pemandu waga Filipina. Letusan ini tidak diawali dengan gempa tremor

Oleh sebab itu, akan terjadinya letusan gunung api menjadi lebih akurat bila beberapa tanda-tanda kelainan pada gunung api tersebut perlu diperhatikan. Untuk mengetahui terjadinya gempa vulkanik, pada tiap Pos Pengamatan gunung api dipasang alat pencatat gempa (seismograf). Bila tidak ada alat seismograf, pemantauan tidak dapat dilaksanakan, dan hanya mengandalkan pada perasaan. Pernah terjadi, seismograf telah dipasang oleh yang berkompeten, namun peralatan tersebut diambil (dicuri) orang yang tidak bertanggungjawab. Perhatikan contoh kejadian berikut:

Alat dicuri pemantauan terganggu Alat pengukur kegempaan beserta baterai pembangkit tenaga yang terpasang di sekitar Kawah Ratu, Gunung Tangkubanprahu hilang dicuri. Hal itu diketahui hari Selasa (21 Mei 2013) pukul

15.30. Akibatnya, aktivitas gunungapi itu nyaris tak terpantau. Pemantauan hanya secara visual. Hilangnya peralatan pemantau pernah terjadi di beberapa gunung api yang lain. Catatan Kompas baterai alat pemantau kegempaan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Gunung Sinabung, Sumatera Utara, hilang tahun 2009. PVMBG kehilangan alat pengukur deformasi bersensor global positioning system (GPS) di gunung yang sama pada April 2011. Dua bulan kemudian alat yang sama hilang di Gunung Dieng. Seperangkat alat pemantau kegempaan berharga Rp 200 juta-Rp 250 juta per unit. Bila dipreteli dan dijual ke pedagang besi tua, harganya tak sampai Rp 25.000, kata Pak Surono Kepala PVMBG, Rabu (22 Mei 2013) di Bandung. Menurut Surono di Tangkubanparahu telah terjadi 11 kali pencurian alat pengamatan sepanjang tahun 2010-2013. Barang yang dicuri antara lain alat pemantauan gempa, panel surya, baterai aki dan kabel kamera pemantau. Pencurian memicu tewasnya seorang pengamat gunung api. Pengamat Gunung Tangkubanparahu, Kuswardi meninggal akibat serangan jantung saat mengejar pencuri panel surya di sekitar kawah Ratu pada 30 Maret 2012. Menurut Surono, pencurian sangat menyulitkan pemantauan aktivitas Tangkubanparahu. Padahal, gunung itu adalah salah satu gunung api aktif di Barat. Tangkubanperahu meletus pada Februari- Maret 2013. Kawag Ratu yang menjadi pusat letusan, hingga kini masih dikunjungi banyak wisatawan dan tempat penghidupan bagi para penjual makanan dan suvenir. Pencurian sudah dilaporkan ke kepolisian. Kami berharap pencuran itu tidak terulang lagi. Ulah segelintir orang itu bisa membawa akibat buruk bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung. Sebelumnya, petugas Pos Pengamatan Gunung Guntur Ade Koswara bersyukur belum ada pencurian alat pemantau. Ia yakin, masyarakat Gunung Guntur relatif lebih paham tentang bahaya bla alat pemantau dicuri. Saat itu, ada enam alat pemantau seismik dipasang di Guntur, Masigit, Sodong, Legok Pulus dan Kiamis. Empat tiltmeter untuk mengukur kembang kempisnya badan gunung api dipasang di Timur Guntur, Puncak Guntur, Sodong, dan Cikael. Alat dilengkapi dengan GPS untuk kecepatan dan penyimpanan data melalui satelit (Anonim, 2013. Alat dicuri, pemantauan terganggu. Kompas 24 Mei 2013).

Alat pengukur gempa dimaksudkan untuk mengetahui secara dini bila gunung api akan meletus. Oleh sebab itu perbuatan mencuri seismograf dan perlengkapannya berarti membiarkan masyarakat menderita sebagai akibat bencana letusan gunung api. Petugas Pos pengamatan gunung api tidak mungkin mengawasi alat pemantu tersebut selama 24 jam secara terus-menerus. Masyarakat wajib sadar, ikut berperan serta menjaga instrument itu tetap berfungsi. Sekali lagi perlu diperhatikan hasil rekaman gempa vulkanik dan gempa tektonik oleh seismograf saling melengkapi. Alat-alat tersebut, bila telah dicuri dan dijual nilainya tidak seberapa. Namun, keberadaan alat itu telah menyelamatkan jiwa manusia serta kekayaan masyarakat. Semua warga masyarakat wajib ikut menjaga. Pengalaman yang lain: Sesaat sesudah terjadi gempa tektonik di Yogyakarta tahun 2006, dibeberapa tempat di Daerah Istimewa Yogyakarta, dipasang alat seismograf. Salah satu alat tersebut dipasang di wilayah Patuk, Wonosari. Hari pertama sesudah alat dipasang masih ada. Seminggu kemudian, alat tersebut masih ada pada tempatnya. Apa yang terjadi: pada minggu kedua, alat tersebut telah lenyap tidak berbekas. Siapa yang mencuri alat tersebut, hingga saat ini tidak pernah ada yang melaporkan.

Gambar 4.15. Seismograf alat pencatat gempa di darat (gbr.kiri), alat pendeteksi tsunami (gbr.kanan)

1. Gempa tektonik: terjadi sebagai akibat gerakan lempeng bumi. Gerakaan lempeng yang berjalan sangat lambat itu energinya akan tertumpuk. Bila kelentingan batuan sudah mendekati batasny, maka energy itu dilepaskan secara tiba-tiba dan terjadilah gempa tektonik. Perlu dicatat: gempa tektonik selalu dating tiba-tiba dengan skala kekuatan gempa yang cukup besar. Naun demikian, ada kalaunya gempa yang cukup besar diawali dengan gempa yang intensitasnya rendah. Hal itu hanya dapat dicermati pada alat seismograf. Celakanya: sudah terindikasi ada gempa dengan intensitas kecil namun tidak terjadi gempa dengan intensitas besar. Tetapi, gempa dengan intensitas kecil tidak muncul, tahu-tahu terjadi gempa dengan intensitas besar. Ini pernah terpantau pada saat terjadi gempa tektonik di Yogyakarta 27 Mei 2006. Semula masyarakat Yogyakarta menngira bahwa gempa tersebut akibat ulah Gunung Merapi, yang saat itu memang sedang sangat aktif.

Kejadian gempa tektonik tidak berbahaya, hanya berlangsung sesaat dan menimbulkan ke-terkejut-an sesaat, dan tidak akan menimbulkan korban secara fisik. Korban pada umumnya terjadi akibat keruntuah banguan rumah atau banguna fisik yang lain. Dalam usaha untuk mengantisipasi bencana gempa tektonik, beberapa tindakan dilakukan oleh instansi terkait dan masyarakat antara lain:

(1). Sebelum terjadi gempa tektonikPemerintah melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah membuat peta tematik potensial gempa tektonik. Belajar dari pengalaman Negara maju dan rawan gempa tektonik antara lain Jepang, dalam usaha masyarakat mempersiapkan diri menghadapi kemunginan gempa tektonik maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Memasang alat perekam gempa di daerah sekitar rawan gempa tektonik. Berdasarkan pengalaan daerah-daerah rawan gempa tektonik dapat dilhat pada peta geologi, yang digambarkan sebagai patahan geologi. Semula, geologist menganggap pataha-patahan yang sudah tergamar pada peta geologi itu sudah mati/tidak aktif lagi. Pengalaman lapangan menunjukkan patahan-patahan tersebut ternyata dapat melakukan reaktivasi (begerak kembali). Contoh yang nyata adalah patahan sungai Opak yang aktif kembali bergerak pada saat terjadi gempa Yogyakarta 27 Mei 2006. Dengan kejadian tersebut, muncul istilah: patahan geologi merupakan penyakit geologi yang kadang-kadang sembuh untuk sementara, namun dapat juga kambuh kembali. Hanya sayangnya, kapan penyakit geologi tersebut kambuh, tidak seorangpun dapat meramal dengan tepat.

2. Terjadinya gempa tektonik sering diikuti dengan munculnya, tsunami. Oleh sebab itu di daerah-daerah pantai sangat dianjurkan ditempatkan papan peringatan sebagai salah satu alat warning system bencana.

4.3. STUDI KASUSCermati berita berikut ini.

(1). Patahan Opak.Gempa bumi berskala 3 SR berpusat di 12 kilometer barat daya Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu (1701102011) pukul 21.36 terjadi aktivitas Sesar Opak diperbatasan Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul. Persisnya disebelah timur Imogiri, Bantul hingga wilayah Panggang, Gunung Kidul. Gempa semacam ini terus terjadi disekitar Sesar Opak sejak gempa bumi dahsyat di Yogyakarta pada 2006. Kepala BMKG Yogyakarta, Tonny Agus Wijaya menjelaskan, sejak tahun 2006, di sekitar sesar Opak sering terjadi gempa bumi berkekatan 2 SR hingga 4 SR. Meski kekuatan kecil, pusat gempa itu berada di daratan sehingga sebagaian masyarakat merasakan getarannya. Gempa-gempa kecil ini biasa dirasakan masyarakat sekitar Bantul karena jenis tanah di daerah ini adalah tanah endapan lunak. Sementara itu, gempa kurang terasa di Gunung Kidul karena dataran di sana berupa batu-batu keras, kata Tonny. Pantauan BMKG menunjukkan, pusat gempa berkekuatan 3 SR yang mengguncang kawasan Wonosari, Rabu malam berada di daratan dengan kedalaman 10 kilometer sehingga dirasakan sebagian masyarakat Bantul. Namun tidak ada laporan kerusakan bangunan.Gempa tektonik dengan kekuatan serupa sering kali terjadi di kawasan Bantul dan Gunung Kidul. Dalam sebulan rata-rata terjadi 5 kali gempa ringan. Aktivitas sesar Opak terjadi akibat pertemuandua lempeng besar Indo Australia dan sesar Eurasia di 300 kilometer sebelah selatan Yogyakarta. Daerah subduksi kedua lempeng itu merupakan dua sesar utama dunia yang bisa memicu timbulnya patahan-patahan kecil di daratan.

(2). Pusat gempa di patahan BateeGempa 6,7 skala Richter terjadi pada Selasa (6/9/2011) pukul oo.55:12 WIB. Pusat gempa berada pada koordinat 2,81 LU,87,85 Bujur Timur dengan kedalaman 78 km. Jarak pusat gempa sekitar 59 km timur laut Singkilbaru, Aceh, 75 km brat daya Kabanjahe, Sumatera Utara.Pusat gempa berada di daerah pertemuan patahan mikro Batee dan patahan makro atau sesar Sumatera, yaitu di utara Tarutung. Lebih lanjut disebutkan, sumber gempa berada dekat pertemuan patahan Batee dan Semangko. Pelepasan energy geologis ini merupakan salah satu

efek dari gempa Aceh 2004 dan Nias 2005.Gempa yang melanda daerah pantai barat perbatasan Aceh dan Sumut itu, menurut rekaman seismograf, terjadi pukul 00:55:12 WIB.Pusat gempa berada pada koordinat 2,81 LU-97,85 Bujur Timur dengan kedalaman 78 km. Episenter berada di daratan. Karena itu, gempa tektonik ini tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa ini berjarak 59 km timur laut Singkilbaru, Aceh,75 km tenggara Kutacane Aceh, 89 km tenggara Tapaktuan, Aceh dan 78 km barat daya Kabanjahe, Sumatera Utara. Selain di Singkil dan sekitarnya, gempa ini menimbulkan guncangan sekitar 5 detik di Medan, Sumut. Akibat gempa berintensitas sedang hingga kuat, terjadi kerusakan bangunan dalam jumlah besar di Subulussalam, Humbang Hasundutan, Dairi, Pakpak Brat, termasuk Serdang Bedagai. Menurut peta guncangan dari Badan Survey Geologis Amerika Serikat (USGS), beberapa kota yang terdampak guncangan berintensitas V MMI (Modified Mercally Intensity) adalah Medan, Binaje, Kabanjahe, dan Stabat. Luas kawasan terdampak karena pusat gempa relative dangkal dan arah guncangannya horizontal. Selain itu, daerah bebatuan rapuh di daerah sumber gempa cukup luas. Menurut Suhardjono,Kepala BMKG, gempa itu dipicu interaksi lempeng dipesisir barat Sumatera. Hal ini berpotensi menimbulkan gempa di tiga zona, yaitu zona pertemuan lempeng, didaerah ujung lempeng samudra yang menunjam ataupun dibagian punggung lempeng benua. Pusat gempa kali ini di bagian punggung lempeng. Beberapa ahli geologi meyakini bahwa gempa Singkil merupakan bagian dari proses segmen kegempaan di Simaulue dan Nias menuju keseimbangan baru, pasca gempa Aceh pada 26 Desember 2004 dan gempa Nias, Maret 2005. Pakar Geodesi Cecep Subarya melihat, akibat gempa Aceh sekitar 9 SR pada 26 Desember, terjadi deformasi batuan yang luas di utara Sumatera hingga ke Phuket, Thailand. Lepasnya energy diujung lempeng Benua Eurasia yang menahan tunjaman lempeng Samudra Indo-australia di segmen Simeulue di pesisir barat Aceh pada gempa 2004 itu menyebabkan masuknya lempeng samudra sejauh 20 meter ke dasar lempeng benua itu. Akibatnya pelepasan energy di segmen itu mengalami deformasi horizontal kearah barat daya. Kota Meulaboh yang paling dekat dengan pusat gempa bergeser 3 meter dari posisi semula ke arah barat daya atau sejajar dengan zona subduksi Lempeng Indo-australia. Pergeseran juga terjadi di Pulau Nias sejauh 3 meter, Pulau Simeulue 5 meter, dan kota Banda Aceh 1,5 meter. Perubahan struktur geologi yang massif akan mengusik struktur lain di sekitarnya, terutama di patahan mikro ataupun makro, yaitu sesar Sumatera atau Semangko. Proses mencari kesimbangan baru ini akan berlangsung dalam kurun waktu tahunan, Cecep yang kini menjadi konsultan dari German Research Center for Geosciences (GFZ) untuk BMKG dalam pemantauan deformasi lempeng dan pengurangan risiko bahaya seismic di Indonesia itu menguaraikan. Segmen Nias merupakan salah satu bagian ujung lempeng Eurasia di Sumtera yang mengalami tekanan lempeng Indo-australia sebesar 55 milimeter per tahun. Setelah bergeser 3 meter ke arah barat daya menjauhi Pulau Sumatera akibat gempa Aceh 2004, kini Nias berangsur kembali mendekat pulau utama ini, demikian Cecep yang juga mantan Kepala Bidang Geomatika Badan Koordinasi dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).Gempa Aceh 2004 dan Nias 2005 juga mengusik keseimbangan struktur batuan yang rapuh, terutama di zona patahan Sumatera. Adanya patahan Sumatera yang membelah pulau itu dari Aceh hingga Lampung telah menimbulkan gerakan sesar ke arah kanan, sejauh 20 hingga 30 mm per tahun. Mekanisme perrgerakan dan terjadinya dua gempa besar Aceh dan Nias perlu diwaspadai dampaknya. Gempa yang terjadi di daratan setelah itu tidak ada peringatan dini, seperti tsunami. Ancaman gempa pascagempa Aceh akan terjadi sepanjang Aceh hingga Pulau

Bali yang berhadapan dengan subduksi lempeng Indoaustralia. Setelah gempa Aceh terjadi gempa di Yogyakarta, Pangandaran, Padang, dan Bengkulu. Selain di kawasan pesisir itu gempa-gempa di sepanjang patahan Sumatera juga datang bertubi-tubi. Epicenter gempa Singkil hari Selasa lalu, berada di utara Tarutung, yang diguncang gempa pada awal 2011. Pada tahun-tahun sebelumnya, gempa juga menerjang Solok dan Bukit Tinggi. Semua wilayah itu berada di Sesar Sumatera. Gempa di Singkil berada dekat dengan patahan Betee yang memanjang dari utara Pulau Nias melintas Pulau Banyak hingga ke Kutacane. Lokasi gempa juga berdekatan dengan Sesar Sumatera. Gempa di kawasan Singkil, bukan pertama kali ini terjadi. Pada tahun 1916 dan 1921 terjadi gempa berkekuatan 6,8 SR, bahkan tahun 1936 kekuatan gempa 7,2 SR. Selain itu, tercatat ada gempa pada tahun 1987, tetapi hanya 5,5 SR. Untuk lebih memahami kontur intensitas gempa di kawasan itu, phak BMKG mengirim tim untuk memasang seismograf di lokasi tersebut. Selain itu, tim juga akan memberi penerangan kepada masyarakat setempat untuk bersiaga menghadapi gempa. Dengan mengeahui pola kegempaan, Cecep menyarankan perlu melakukan mitigasi bencana di zona Sesar Sumatera terutama di Krui Liwa yang kini dalam kondisi “terkunci” energinya. Langkah yang perlu dilakukan adalah mengacu pada peta kegempaan di tiap daerah, yang menunjukkan percepatan dan arah gempa. Dengan begitu dapat disusun building code (panduan untuk membangun). Kemudian dengan itu dilakukan perkuatan struktur bangunan yang ada sesuai dengan tingkat kegempaan (Yuni Ikawati, 2001. Pusat gempa di patahan Batee, Kompas 9 September 2011).

Gambar 4.16. Peringatan alam bahaya tsunami.

Gambar 4.17. Peringatan bahaya tsunami

Bencana ikutan yang sering muncul bersamaan dengan gencana tektonik adalah:1. Masyarakat secara sadar harus menghindarkan diri dari terjangan tsunami. Oleh sebeb

itu disepanjang pantai diberlakukan daerah sempadan pantai, yaitu daerah sepanjang pantai yang harus dibebaskan dari bangunan hunian ataupun perkantoran. Perkecualian diberikan untuk pelabuhan nelayan penangkap ikan dan dermaga (yang tidak dimanfaatkan sebagai hunian tetap. Daerah sempadan pantai dimanfaatkan sebagai daerah hutan lindung atau hutan mangrove. Yang tersebut terakhir ini sudah terbukti dapat meredam kekuatan gelombang yang merambah ke darat. Secara umum daerah sempadn pantai mempunyai lebar 200 meter, sedang untuk pantai yang curam menyesuaikan.

2. Daerah mura sungai merupakan daerah yang rentan deburan ombak. Oleh karenanya, di daerah sepanjang muara sungai diberlakukan aturan daerah sempadan sungai. Pada umumnya daerah sempadan sungai mempunyai lebar kurang lebih 200 meter untuk muara sungai yang landai, sedang untuk muara dengan tebing yang curam, agar menyesuaikan. Daerah sempadan sungai dimanfaatkan sebagai kawasan hutan lindung.

3. Tanah longsor juga sering mengikuti kejadian gempa tektonik. Dalam usaha untuk menghindarkan jatuhnya korban, masyarakat dilarang membagun permukiman di lereng tebing yang curam (bukit). Akan menjadi lebih bijaksana bila diberlakukan juga wilayah sempadan bukit. Jarak batas daerah sempadan bukit tidak kurang dari 100 meter.

Gambar 4.18 . Daerah sempadan pantai sebagai daerah rekreasi (gbr.kiri), daerah muara sungai sebagai daerah hutan lindung.

Gambar 4.19. Daerah pantai sebagai daerah hutan bakau.

4. Masyarakat diwajibkan membangun rumah tahan gempa dengan bahan bangunan yang ringan. Kearifan lokal sebetulnya sudah terbentuk dalam rangka meghadapi kemungkinan jatuhnya korban akibat gempa. Rumah yang bentuknya simetris dengan bahan dari kayu beratap ijuk atau kayu sirap telah terbukti merupakan bangunan rumah tahan gempa. Salah satu contoh bangunan tahan gempa adalah bentuk rumah joglo, yang merupakan rumah khas gaya Yogyakarta,

5. Saat ini telah dikembangkan kuda-kuda atap bangunan dengan konstruksi baja ringan. Kontruksi ini akan menjadi lebh baik bila dikombinasikan dengan atap seng aluminium ataupun kayu sirap atau ijuk. Tenampilan sebagai rumah tahan gempa menjadi berkurang bilamana dipakai atap beton atau atap keramik (genteng).

Gambar 4.20. Rumah tahan gempa bentuk kubah Yogyakarta,(gbr.kiri), rumah joglo gaya Yogyakarta yang dianggap tahan gempa (gbr.kanan).).

Berikut, diberikan kasus lapangan berkaitan dengan rumah tahan gempa.

(1). Robohnya rumah tembok.

Setidaknya 40 korban kewas akibat gempa yang mengguncang Gayo pada Selasa (2 Juni 2013) pekan lalu. Namun, bukan gempa yang mematikan. Kualitas bangunan yang buruk dan lokasi berhuni di zona rentan longsor yang menjadi sumber petaka. Risiko itu bisa dikurangi dengan mitigasi bencana. Mestinya kita tidak lagi terkejut dengan gempa yang melanda Bener Meriah dan Aceh Tengah, Aceh itu. Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter (SR) di kedalaman 10 km itu sudah pada tempatnya. Berada di jalur sesar besar Sumatera, wilayah itu telah dipetakan sebagai daerah gempa. Patahan yang membelah pulau Sumatera sebagai daerah merah yang rentan dilanda gempa. Patahan yang membelah Pulau Sumatera dari Lampung hingga Aceh sepanjang 1.650 km telah terbentuk pada Miosen Tengah, 13 juta tahun lampau. Menurut catatan ahli gempa LIPi, sejak 1890-an hingga 1990-an terjadi 21 gempa besar di sepanjang Patahan Besar Sumatera. Artinya, patahan berpotensi melepas 1-2 kali gempa besar tiap dekade. Beberapa gempa besar 20 tahun terakhir adalah gempa 7 SR di Liwa tahun 1994, gempa Kerinci 7 SR tahun 1995, gempa Singkarak –Solok 6,4 SR pada 6 Maret 2007, dan gempa Kerinci 7 SR tahun 2009. Di dataran tinggi Gayo terdapat tiga sesar utama yang aktif bergerak. Setiap 2-3 tahun selalu ada gempa ber-magnitude (M) 5, yang bermagnitude (M) 6 terjadi 15 tahun lalu. Sumber gempa sangat dekat dengan saat ini. Seperti lazimnya lokasi gempa lain di Nusantara, kebanyakan rumah yang ambruk di dataran Tinggi Gayo berbahan tembok batu bata. Menurut perhitungan gempa yang melanda dataran tinggi Gayo kali ini berkekutan M6, energi maksimumnya sekitar 0,4 G (gravitasi). Jadi kalau bangunan memiliki tulangan dan dibuat dengan benar, mestinya tidak roboh. Teknologi batubata menjadi delema bagi Indonesia. Sejak dipopulerkan bangsa barat ke Indonesia sekitar abad ke-18, batubata berkembang pesat menggantikan kayu. Walau batubata telah dipakai oleh beberapa kerajaan di Nusantara, seperti Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya penggunaannya secara masif baru dimulai sejak kedatangan Belanda. Masalahnya, penggunaan bata untuk bangunan rumah sebenarnya sejak awal dinilai tidak cocok. William Marsden (History of Sumatera, 1783) menyebutkan masyarakat Sumatera saat itu kebanyakan tinggal di rumah panggung dari kayu. Alasannya penggunaan material kayu karena sering terjadi gempa bumi, tulis Marsden. Saat itu batubata mulai dikenalkan Belanda di Sumatera. Namun kebanyakan warga tak mau menggunakan. Marsden menyebutkan: Bangunan kayu di Sumatera

tahan gempa, penduduk hanya sedikit merasakan gempa bahaya. Kesadaran ketidakcocokan rumah tembok juga digambarkan Muhamad Radjab dalam buku otobiografi: Semasa Kecil di Kampung, 1913-1928 terbitan Balai Pustaka tahun 1974. Dalam buku ini, dia menggambarkan gempa 28 Juni 1926. “Orangtua mengatakan kepada kami, bila gempa jangan bersembunyi di rumah, tetapi berlari ke lapangan supaya tak ada yang menimpa dan mengimpit, Radjab menulis. Radjab juga menyebutkan, sebagian warga mulai beralih ke tembok dan para penghuninya banyak yang celaka. Rumah bata semuanya roboh oleh gempa. Beratus-ratus orang mati tertimbun, Radjab menulis. Catatan Radjab dan Marsden menegaskan: masyarakat Sumatera dulu sadar ancaman gempa dan merespon dengan bangunan tahan gempa. Ketangguhan menghadapi gencangan gempa dipertontonkan rumah-rumah gadang di Sumatera Barat, rumah adat Karo dan Batak di Sumatera Utara, rumah Aceh, dan hampir semua rumah tradisional di Indonesia. Walau bentuknya beragam, rumah sepanjang zona patahan Sumatera memiliki kesamaan teknik: konstruksi rumah panggung berbahan kayu dengan tiang utama ditumpukan di atas batu, sambungan direkatkan dengan pasak atau ikatan, dan atap ringan sejenis ijuk. Intinya, struktur bangunan dibuat lentur, tetapi kokoh sehingga mampu meredam guncangan vertikal dan gaya horizontal gempa. Wujud bangunan tradisional ini membuktikan bahwa rumah masyarakat pada masa lalu atau dalam istilah arsitektur disebut rumah vernakuler merupakan respons lokal terhadap kondisi alam. Sebagaimana dijelaskan Amos Rapoport dalam bukunya, House, Form and Culture (1969), rumah vernakuler selalu merespons lingkungan dan merespons sumber daya lokal serta terbuka untuk berubah agar bisa bertahan.Material batubata sebenarnya boleh saja dipakai walau harus diberi perlakukan tambahan agar menjadi tahan gempa, misalnya dikombinasikan dengan tulangan besi. Kita sebenarnya memiliki standart Nasional (SNI) Bangunan Gedung Tahan Gempa 2002. Tahun 2006, Dep.Pekerjaan Umum menerbitkan buku pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa. Beberapa petunjuk dasar bangunan tahan gempa di antaranya denah rumah disarankan sederhana simetris. Struktur seperti ini dapat menahan daya gempa lebih baik karena kekuatannya lebih merata. Bahan bangunan yang ringan akan mengurangi pembebanan pada konstruksi bangunan. Contohnya, atap genteng diatas kuda kuda kayu menghasilkan beban gempa horizontal tiga kali beban gempa yang dihasilkan penyangga atap seng. Namun standar dan pedoman teknis ini belum tersiar dengan baik. Aspek tahan gempa juga belum menjadi prioritas dalam pembangunan (Ahmad`Arif, 2013. Robohnya rumah-rumah tembok. Kompas 19 Juli 2013).

Korban gempa tektonik, umumnya sebagai dampak kejadian pasca gempa. Timbul pertanyaan: jenis bencana apa saja yang timbul pasca gempa itu ?. Uraian berikut, kejadian yang muncul sebagai akibat gempa tektonik.

1. Terjadi retakan di dalam tanah dan dapat berlanjut di permukaan tanah, jalan retak-retak, landasan pacu pesawat di bandara juga dapat retak. Kejadan ini menjadi sangat membahayakan. Peristiwa tersebut sering dinamakan dengan istilah penyakit geologi. Pipa air ersih akan patah, supply air bersih untuk warga masyarakat dapat terganggu.

2. Bila terjadi retakan tanah di suatu daerah, sangat dimungkinkan akan mengganggu system muka air tanah. Sumur gali menjadi kering. Orang kesulitan membuat suur gali di daerah-daerah yang mengalami sakit geologi. Akibat selanjutnya, terjadi kekeringan di mana-mana,

3. Terjadi penurunan kekuatan tanah di daerah yang terjadi penyakit gelogi. Tanah menjadi berongga dan tidak layak dihuni.

4. Terjadi longsoran di daerah-daerah yang terjal atau bukit, atau tebing sungai. Longsoran yang besar mampu membendung sungai. Apabila longsoran menimpa jalan, jalan menjadi tertutup, dapat membuat transportasi terganggu. Berikut adalah salah satu aibat longsoran akibat gempa yang sempat membuat bendung alam kemudian tererosi dan mengakibatkan banjir bandang besar.

Gambar 4.21. Rumah modern yang roboh

(2). Sesaat sesudah terjadi gempaPemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), segera mengeluarkan prediksi kemungkinan terjadinya tsunami dan gempa susulan. United State Geological Survey (USGS) Amerika selalu lebih menyampaikan berita awal bila terjadi gempa tektonik di suatu daerah. Sesaat sesudh terjadi gempa, yang perlu dilakukan lagi oeh BPBD antara lain

1. Mendata dan monitoring kerusakan dan korban yang jatuh dan segera memberikan pertolongan pertama. Pada umumnya korban manusia terjadi karena terkena runtuhan bangunan yang terjadi secara tiba-tiba

2. Mengirim korban yang perlu perawatan lebih lanjut ke rumah sakit3. Pemerintah melalui BPBD menentukan waktu tanggap darurat4. Mengungsikan para korban yang rumahnya tidak layak dihuni ke tempat pegungsian

sementara dan membantu fasilitas, akomodasi dan bahan makanan minimal yang

diperlukan.5. Pemerintah mengkoordinir para relawan yang berpartisipasi dalam menyelamatkan dan

menyalurkan bantuan6. Pemerintah segera mendirikan posko kesehatan untuk melayani korban yang memerlukan

bantuan

(3). Pasca terjadinya gempa

1. Membantu / membiayai perawatan korban yang dirawat di rumah sakit2. Menyediakan hunian sementara (huntara) korban yang rumahnya sudah tidak layak huni3. Membantu membangun hunian tetap (huntap) para korban di tempat yang layak dan aman

gempa4. Pemerintah membantu supervisi membanngun rumah tahan gempa5. Untuk sementara membantu meringankan beban kehidupan sehari-hari6. Pemerintah segera memulihkan kondisi social ekonomi paa korban bencana

Perhatikan berita berikut ini.(1). Petaka-pun datang juga

Guyuran hujan tidak menghentikan langkah Nyai Soulisa (5). Mengenakan jas hujan dari plastik, dia terus berjalan sejauh satu kilometer dari lokasi pengungsian ke tempat tinggalnya di Negeri Lima, Leihita, Maluku. Ini kali pertama Nyai kembali pasca jebolnya bendung alam Wai Ela. Nyai mengungsi setelah sirene tanda peringatan bendung alam Wai Ela akan jebol bersama dengan sebagian besar warga Negeri Lima yang berjumlah total 5.233 orang. Mereka tinggal ditenda pengungsian yang sudah disiapkan pemerintah di Latang dan Patoi, Negeri Lima. Hanya sebagian kecil yang memilih tidak mengungsi karena yakin bendung alam tidak akan jebol. Kondisi bendung alam yang tebal mendasari keyakinan mereka. Bendung alam itu terbentuk akibat Bukit Ulukhatu longsor dan menutup Sungai Wai Ela, 13 Juli 2012. Struktur tubuh bendung memang tebal dengan panjang 1.100 meter, lebar 300 meter dan tinggi 215 meter. Namun ternyata ketebalan itubukan jaminan. Kamis (25 Juli 2013) pukul 02.00 WIT saat ketinggian air di bendung mencapai 195,42 meter, air meluber. Air masuk melalui jalur limpahan air yang belum tuntas dibangun oleh Balai Sungai Maluku. Air yang keluar itu menggerus tubuh bendung alam hingga akhirnya jebol pada pukul 12.25 WIT. Tidak sampai 5 menit, sekitar 19,8 juta meter kubik air yang ada di dalam bendung menghantam permukiman warga di Negeri Lima yang berjarak 2,25 kilometer dari bendung alam. Ketinggian air saat itu mencapai sekitar 10 meter. Itulah asal mula terjadinya banjir bandung Wai Ela (Anonim, 2013. Wai Ela sebuah impian. Kompas 28 Juli 2013). Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa curah hujan yang tinggi, pengaruh gempa dan struktur tanah yang tidak mendukung dapat menciptakan longsoran bukit. Longsoran bukit mampu membendung Sungai Wai Ela menjadi bending alam. Ketidakstabilan bending alam berakibat terjadi banjir bandang, dan bencana pun betul-betul datang.

5. Terjadi pergeseran lapisan tanah. Akibatnya jalan akan pecah dan rusak. Jembatan akan roboh, lalu lintas terganggu

6. Terjadi penurunan permukaan tanah. Akibatnya bangunan menjadi miring dan tidak layak

huni. Apabila kejadian ini menimpa tiang listrik saluran tegangan tinggi, kemungkinan akan terjadi hubungan pendek, dapat terjadi kebakaran dan aliran listrik padam. Kabel telepon putus, komunikasi untuk sementara terhenti

Gambar 4.22. Sumber gempa yang potensial

7. Dapat terjadi rongga-rongga dalam tanah, permukaan tanah menderita sakit geologi yang sulit untuk diperbaiki.

8. Terjadi korban manusia dan harta benda. Gempa tektonik dengan skala menengah dan tinggi mampu merobohkan banguan. Bangunan yang roboh mampu:

Menindih manusia yang belum sempat menyelamatkan diri. Pengalaman gempa tektonik Yogyakarta 27 Mei 2006, banyak korban tewas akibat tertimpa runtuhan bangunan.

Dapat mengakibatkan konsluiting listrik, berlanjut dengan kebakaran. Mengakibatkan kegiatan belajar mengajar terganggu, industry yang mengandalkan

daya listrik berhenti kerja yang berakibat banyak pengangguran, perputaran kegiatan ekonomi terhenti

9. Masyarakat menjadi trauma, semangat hidup kendur. Mengakibatkan terjadiya stress berat Muncul gangguan keamanan dalam berbagai bentuk, mulai dari pencurian hingga

perampokan.10. Putusnya hubungan transportasi akan berdampak pada:

Pengiriman bantua tidak segera dilakukan. Masyarakat dapat menderita kekurangan pangan atau kelaparan yang dapat berakibat dengan kematian. Satu-satunya cara mengirim bantuan dengan memakai transportasi udara, dengan biaya yang sangat mahal.

Terlambatnya pengiriman obat-obatan, berakibat korban fisuik tidak segera dapat

ditolong. Korban jiwa bertambah banyak.11. Banyaknya bangkai binatang yang tidak dapat ditemukan tetapi sudah membusuk

mengkibatkan timbulnya berbagai wabah penyakit, antara lain penyakit leptospirosis, diarea, dan TCD.

Gambar 4.23. Penanganan korban gempa (gbr.kiri), korban yang tewas akibat bencana gempa (gbr.kanan).

Timbul gagasan, manajemen bencana yang harus segera dilakukan, Apabila terjadi gempa yang mengakibatkan kerusakan bangunan fisik cukup berat, tindakan yang wajib segera dilakukan antara lain:

1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah berkolaborasi dengan instansi terkait harus segera bekerja, tanpa harus menuggu komndo dari pimpinan daerah.

2. Selamatkan para korban yang masih hidup segera ke tempat-tempat pengungsian dengan alat kendaraan yang paling cepat;

3. Angkut para korban ketempat pengungsian. Hampir tidak ada bangunan yang khusus disediakan untuk para pengungsi. Tempat pengungsian dipilih yang tidak berada di daerah pengaruh gempa. Hal ini biasa dilakukan dengan membuatkan tenda-tenda di tempat terbuka/lapangan olah raga.

4. Segera membentuk dapur umum sebagai penyedia makanan bagi para korban.5. Kirim korban yang luka parah ke rumah sakit terdekat.6. Persiapkan team logistic7. Bentuk team pengaman baik di barak pengungsian ataupun daerah yang ditinggalkan

korban agar terhindar dari bentuk criminal.8. Segera hubungi PMI untuk membantu pelayanan kesehatan pengungsi9. Pemerintah daerah setempat (paling rendah Bupati/walikota/ gubernur) menetapkan

“keadaan dalam keadaan darurat”.10. Lakukan pendataan jumlah pengungsi dan para korban.11. Buat kegiatan unuk para pengungsi yang bersifat produktif.

12. Sempurnakan organisasi pengelola para pengungsi sambil jalan dengan prosedur kerja yang jelas. Kegiatan ini dapat melibatkan relawan ataupun lembaga swadaya masyarakat.

13. Segera membentuk team rekonstruksi rumah untuk para korban gempa

Gambar 4.24. Suasana di barak pengungsian

4.3. STUDI KASUS GEMPA TEKTONIKDemikian kompleksnya kejadian gempa, membuktikan cara penangannya pun juga dapat berbeda. Uraian berikut merupakan contoh kasus yang terjadi di lapangan.A. Di dalam negeri(1). Gempa 7,1 SR warga Cilacap panic.Gempa berkekuatan 7,1 SR mengguncang Cilacap dan Wilayah Selatan Jawa, Senin (4 April 2011) sekitar pukul 03.06. Gempa yang berpusat di 293 kilometer barat daya Cilacap atau posisi 10.01 LS dan 107.69 BT dengan kedalaman 10 kilometer, terasa kuat gocangannya. Warga Cilacap yang sebagian besar tidur lalap, panik berhamburan keluar rumah. Dalam sekejap situasinya juga menjadi kacau, terkait dengan pernyataan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa gempa kuat itu berpotensi tsunami. Hampir seluruh warga Kota Cilacap berupaya keluar kabur meninggalkan rumahnya untuk menyelamatkan diri, mengungsi ke daerah yang lebih aman, diantaranya ke arah alun-alun dan Kantor Bupati Cilacap, Kampus Akademi Maritime Nusantara jalan Kendeng Cilacap. Situasi ini mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas di sejumlah titik. Akibat terjadi pengungsian secara besar-besaran sejumlah permukiman di sepanjang pantai Teluk Penyu Cilacap seakan menjadi kota mati Gempa Cilacap yang berkekuatan 7,1 SR yang membuat panik masyarakat karena semula diperkirakan akan muncul tsumai, memiliki keunikan dibandingkan gempa umumnya. Gempa bukan disebabkan pecahnya bidang kontak antar lempeng tektonik, melainkan lempeng laut pecah sendiri. Segmen-segmen lempeng tektonik di Palung Jawa itu berurut hingga ke Mentawai. Lempeng yang kemarin pecah setidaknya selisih tiga segmen dengan segmen Mentawai yang sejak gempa Aceh menjadi prioritas pengamatan para ahli gempa. Di selatan Pulau jawa terdapat Palung Jawa yang merupakan pertemuan lempeng darat Eurasia dan lempeng laut Indo-Australia. Lempeng Indo-Australia masuk ke bawah Lempeng Eurasia. Mekanisme yang terjadi adalah sesarnya turun bukan sesar naik. Tsunami terjadi apabila terjadi sesar naik seperti pada gempa di Aceh, Desember 2004. Pusat gempa Cilacap hanya berjarak sekitar 50 km

dari pusat gempa yang mengguncang Jogyakarta tahun 2006. Fakta ini penting sekali, apa yang sebenarnya terjadi disana. Mengenai panjang segmen yang pecah pada gempa Cilacap panjangnya sekitar 400 km. Sebagai bandingan, gempa Aceh disebabkan pecahnya segmen sepanjang sekitar 450 km dan pada gempa Nias segmen yang pecah sekitar 400 km. Terkait gempa yang akan datang, para ahli gempa mengingatkan yang perlu diwaspadai adalah daerah utara Mentawai, yaitu di daerah Pulau Pagai Utara, karena Mentawai, yaitu di daerah Pulau Pagai Utara, karena kerekatan seismic (coupling) di daerah tersebut.amat tinggi (Anonim, 2011. Gempa akibat segmen laut pecah, Kompas 5 April, 2011).(2). Gempa Tarutung Hingga Rabu (15 Juni 2011), warga Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, masih tetap bertahan di luar rumah karena khawatir muncul gempa susulan. Mereka tinggal ditenda-tenda darurat yang didirikan secara mandiri. Tidak kurang dari 600 warga mengungsi keluar rumah dengan mendirikan tenda terpal maupun kain. Sebagian berada di posko yang didirikan pemerintah Kab.Tapanuli Utara. Seperti diberiktakan, Selasa (14 Juni 2011) Taruntung diguncang dua kali gempa berkekuatan 5,5 SR. Gempa pertama terjadi pada pukul 07.08 yang berpusat di lokasi 30 km arah tenggara Tarutung, ibu kota Tapanuli Utara. Sekitar 3 jam kemudian gempa muncul lagi dengan kekuatan yang sama dan berpusat di 22 km arah tenggara Tarutung. Tidak ada korban jiwa, 90 orang terluka dan sedikitnya 200 rumah di Kecamatan Pahae Jae, Pahae Julu, dan Purbatua rusak. Sepanjang Rabu (14 Juni 2011) kemarin, dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00 terjadi tiga gempa susulan dengan kekuatan 3,1 SR hingga 3,3 SR.(Gempa Tarutung, Kompas 16 Juni 2011).

B. Di luar negeri(1). Gempa guncang TurkiGempa berkekuatan 6,0 SR di kedalaman sekitar 5 kilometer dirasakan di Elazig pukul 04.32 dini hari waktu setempat. Gempa berpusat di dekat Desa Basyurt. Kemudian ada 50 kali gempa susulan berkekuatan antara 5,3-5,5 SR. Observatorium Kandilli di Istambul menjelaskan dalam situsnya, sedikitnya 41 orang hilang di beberapa desa dekat pusat gempa. Sekitar 100 orang luka-luka, 9 di antaranya dalam kondisi kritis. Gempa itu juga mematikan puluhan ternak, sumber utama pendapatan warga desa di ketinggian sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut. Rumah-rumah di desa-desa itu hampir semua berdindingkan bahan dari lumpur dan rusak total. Namun, rumah-rumah yang dibangun dari semen atau batu mengalami kerusakan kecil. Gempa-gempa bumi mematikan sering terjadi di Turki. Ini disebabkan geografi Turki yang berada di persimpangan beberapa lempengan aktif, seperti lempengan Arab, lempengan Afrika, dan lempengan Eurasia. Dua gempa besar di kawasan berpenduduk padat dan kawasan industri di barat laut menewaskan sekitar 20.000 orang pada Agustus dan November 1999. Pada 2007, gempa berkekuatan 5,7 SR juga mengguncang Elazig, tetapi tidak menimbulkan korban. Gempa-gempa besar tahun 2010. (Anonim, 2010, Gempa kuat guncang Turki, 4 Maret 2010).

Waktu Tempat Magnitudo Kedalaman

3 Januari 2010 Kepulauan Solomon 7,1 25 km

26 Februari 2010 Ryuku, Jepang 7 22 km

1 Februari 2010 Bougainville, Papua 6,2 33 km

Nugini

4 Februari 2010 California AS 5,9 23,6 km

4 Maret 2010 Turki 5,9 10 km

4 Maret 2010 Taiwan 6,4 23,1 km

(2). Bantuan datang Teriakan Viva Cile, tertera pada badan mobil. Sebuah bendera besar tampak melambai-lambai dari jendela mobil. Mobil itu memimpin konvoi delapan mobil lainnya yang bermuatan berbagai macam bantuan bagi para korban. Para sukarelawan itu berasal dari sejumlah kota , seperti Santiago, Antofagasta, dan Temuco. Selain para sukarelawan juga tim ahli perlengkapan juga datang dari Iquique dan Arica di dekat perbatasan Peru. Tim pencari dan penyelamat tiba dari kota tambang Calama, begitu juga paramedik yang datang dari Valparaiso. Di kota seperti Constitucion, yang kehilangan ribuan bangunan tua bersejarah akibat gempa, truck-truck bermuatan bantuan berderet masuk kota bermuatan beras, gula, dan selimut dari sebuah perusahaan bus Santiago. Sebuah tim lain pergi ke penampungan di lereng-lereng bukit untuk memberikan bantuan kepada para korban. Polisi dan tentara yang menyandang senjata berjaga-jaga di sekitar pusat bantuan darurat. Meskipun kerumunan orang mengantre dengan tertib dan sabar, gambaran tentang penjarahan pasca gempa masih menghantui warga Cile, Hari Minggu (7/3/2010) para pejabat mendatangi kota-kota di dekat pusat gempa untuk memperingatkan penjarah agar mengembalikan barang jarahan jika tidak ingin ditangkap polisi. Hanya beberapa jam setelah gempa dahsyat berkekuatan 8,8 SR mengguncang Cile penjarahan pecah. Tidak hanya pemuda, nenek dan anak kecil juga ikut menjarah, begitu pula warga yang diketahui berkecukupan. Dan inilah yang dilakukan para penjarah, membuang semua barang yang telah mereka ambil sebelumnya. Diperlukan 35 trcuk untuk mengumpulkan semua barang yang dikembalikan. Nilai barang jarahan yang dikembalikan sebanyak 2 juta dollar. Sudah 20 penjarah yang ditangkap dan rupanya warga Cile tidak ingin citra mereka akibat penjarahan terus melekat. Selama ini Cile dikenal sebagai warga masyarakat yang tertib dan termasuk negara paling kaya di belahan Amerika Selatan. Gambaran penjarahan membuat kebanggaan mereka terluka. Banyak barang-barang yang tidak ada kaitannya dengan bertahan hidup. Ini merefleksikan kerusakan moral masyarakat, yaitu mereka yang datang hanya untuk menemukan barang-barang yang bisa menghasilkan uang. Beberapa pihak berdalih penjarahan itu akibat alami dari jurang kaya-miskin yang terpendam di Cile. Saat gempa merontokkan kaca-kaca jendela pertokoan, tak ayal lagi godaan untuk mengambil barang barang itu terlalu besar. Sebuah jajak pendapat pada hari Minggu menunjukkan 85% warga Cile menginginkan para penjarah diadili. Setelah semua yang kita lakukan bagi Negara lain, menampilkan diri kita kepada dunia sebagai penjarah sungguh menyakitkan (Anonim, 2010, Sukarelawan dating untuk membantu, Kompas 9 Maret 2010).

(2). Gempa 6,3 SR guncang Selandia Baru Gempa berkekuatan 6,3 SR mengguncang Christchurch, Selandia Baru, Selasa (22/2/2011). Bencana itu meruntuhkan bangunan dan menewaskan sedikitnya 65 orang. Sejumlah warga terperangkap di bawah reruntuhan bangunan. Ini merupakan gempa bumi kedua yang melanda Christchurch dalam lima bulan terakhir ini. Pusat gempa berada 10 kilometer di sebelah barat daya Chistchurch. Perdana Menteri Selandia Baru memperkirakan jumlah korban masih akan bertambah mengingat banyaknya warga yang terperangkap di reruntuhan bangunan. Gempa terjadi pada saat jam makan siang. Bangunan-bangunan bertingkat runtuh dan puing-puing memenuhi jalan. Cristchurch menjadi lautan puing-puing bangunan. Batu bata, dinding kaca, kusen, pntu dan puing-puing beton berserakan. Jalan-jalannya retak, warga yang kehilangan sanak keluarga dan harta benda termenung sedih. Di jalan-jalan terlihat warga masyarakat sedang mengobati luka. Walikota Christchurch menerapkan keadaan darurat dan memerintahkan warga mengungsi ke pusat kota. Tentara dikerahkan untuk membantu masyarakat korban gempa dan keamanan di kawasan gempa diperketat. Christchurch digambarkan seperti daerah perang. Kota berpenduduk 400.000 jiwa itu berduka.Lebih dari 100 orang termasuk belasan mahasiswa Jepang yang tengah berkunjung, diperkirakan masih terperangkap di bawah reruntuhan saat kegelapan dan hujan gerimis turun, Selasa malam waktu setempat gempa ini juga menyebabkan sejumlah bangunan terbakar Helikopter dikerahkan untuk mengguyur air di area kebakaran. Yang berada digedung-gedung bertingkat. Jalanan Christchurch digenangi air karena saluran air pecah. Dua bus yang sedang melintasi jalan tertimbun puing-puing. Gempa terjadi pada pukul 12,51 waktu setempat dengan kedalaman 4 kilometer. Dua gempa susulan besar berkekuatan 5,6 SR dan 5,5 SR mengguncang kota itu, dua jam setelah gempa utama. Gempa susulan itu dirasakan di sebagian besar Pulau Selatan dan menyebabkan kerusakan di kota-kota di dekatnya. Sejumlah gereja runtuh atau rusak berat. Dampak langsung gempa terasa pada nilai tukar uang. Dollar. Selandia Baru nilainya merosot hingga 1,2 persen. Seperti diketahui, September 2010, Christchurch dilanda gempa berkekuatan 7,1 SR tetapi tidak menimbulkan korban jiwa. James Goff dari Natural Hazards Reserch Laboratory New South Wales mengatakan bangunan yang selamat dari gempa tahun lalu kondisinya lemah dan sekarang runtuh (Anonim, 2011. Gempa 6.3 SR guncang Selandia Baru, KR 23/2/2011).

(3). Gempa Yunnan, 25 orang tewas Regu penyelamat di barat daya China berjuang keras menyelamatkan korban, setelah terjadi gempa susulan yang menggoyang beberapa bangunan. Hingga kini korban tewas sudah dikonfirmasi yakni 25 orang dan melukai 250 lainnya di dekat perbatasan Myanmar. Gempa bumi yang melanda wilayah Pegunungan Yunnan di Provinsi Yingjiang ini, terjadi Kamis (10 Maret 2011) siang, serta menyebabkan lebih dari 1.000 rumah, gedung apartemen, sebuah bagian supermarket dan hotel, mengalami kerusakan parah. Sekitar 127.000 dari 300.000 penduduk telah telantar akibat gempa berkekuatan 5,8 SR ini. Para polisi, pemadam kebakaran dan tentara bergegas ke lokasi bencana untuk menarik keluar orang-orang yang terjebak di antara puing-puing, termasuk seorang pria dan gadis yang terperangkap di lantai empat sebuah gedung. Team penyelamat dengan anjing pelacak terus melakukan pencarian sepanjang malam. Jin Guangwei, seorang pejabat dari pusat bantuan bencana Yunnan mengatakan pencarian dilanjutkan hari Jumat, namun kemungkinan untuk menemukan korban selamat sepertinya tidak terlalu besar. Banyak gedung-gedung di kawasan itu tidak dibangun untuk menahan gempa bumi,

sehingga mudah roboh (Anonim, 2011, Gempa Yunnan, 25 orang tewas, Kedaulatan rakyat 12 Maret 2011).

(4). Gempa Myanmar tewaskan 74 orang.Sedikitnya 74 orang Myanmar tewas akibat gempa bumi besar berkekuatan 6,8 SR yang menghantam negeri ini, Kamis (24 Maret 2011) malam. Lokasi titik pusat gempa dilaporkan berada di 111 km arah utara dari Chiang Rai, Thailand, dan berada pada kedalaman 10 km di bawah permukaan tanah. Salah satu daerah di Myanmar yang terkena dampak terburuk gempa adalah kota Tachilek, yang posisinya berada di kawasan perbukitan berpopulasi sedikit. Kawasan yang berbatasan dengan Laos dan Thailand itu dikenal dengan nama Segitiga Emas, yang banyak dijadikan ladang opium oleh kartel-kartel narkoba disana. Stasiun televisi pemerintah Myanmar, Jumat menginfornasikan secara resmi jumlah korban dan kerusakan akibat gempa, Kamis malam. Selain korban tewas 111 orang, sekitar 400 bangunan, termasuk kantor-kantor pemerintah, biara Budha, di empat desa dan kota yang terkena dampak terparah karena dekat titik episentrum rata dengan tanah. Empat pagoda di kota tua Chiang Saen, dekat perbatasan Thailand juga rusak. Gempa itu juga dirasakan di beberapa Negara seperti Thailand, Vietnam, dan Laos serta beberapa kawasan di China. Namun, dilaporkan tidak ada korban jiwa dan materiil besar. Otoritas di Vietnam dan Laos melaporkan hanya terasa guncangan kecil saat gempa terjadi. Namun, hal itu sempat memicu kepanikan dan mengakibatkan banyak warga yang berhamburan ke luar rumah. Sukarelawan mengaku khawatir jumlah korban akan meningkat mengingat lokasi yang terparah terkena dampak sulit dijangkau. Daerah itu terpencil dan berada di perbatasan dengan Thailand, seperti di kota Tachilek. Saksi mata menyebutkan, para korban selamat yang kehilangan rumah tinggal terpaksa berjalan kaki menuju perbatasan untuk mengungsi di tenda-tenda pengungsian besar yang didirikan pihak Thailand. Banyak dari mereka trauma, apalagi sebelumnya mereka melihat tayangan dampak gempa dan tsunami dua pekan lalu. Gempa itu diikuti gempa susulan berkekuatan 5,5 SR di Thailand, Jumat. Gempa susulan membuat seorang perempuan tewas tertimpa dinding rumahnya yang roboh, di Mae Sai (Anonim, 2011. Gempa Myanmar tewaskan 74 orang. Kompas 26 Maret 2011).

(5). Gempa Lorca Puluhan ribu warga kota Lorca Spanyol Kamis (12 Mei 2011) masih trauma setelah gempa bumi mengguncang negeri itu pada Rabu 11 Mei 2011 sebanyak dua kali. Mereka memilih tinggal di luar rumah atau bangunan, ada pula yang tidur di kendaraan. Dua gempa yang terjadi dengan kekuatan 4,4 dan 5,2 SR. Keduanya berselang sekitar dua jam. Walupun gempa relatif kecil, sembilan orang dilaporkan tewas`dan 30 orang lainnya terluka. Sembilan korban yang tewas tadi menjadikan gempa yang terjadi kali ini sebagai mematikan dalam kurun 55 tahun terkahir di negeri itu. Gempa berkekuatan sama pernah beberapa kali terjadi sebelumnya di Spanyol pada tahun 1999, dan 2005, namun gempa itu tidak sampai memakan korban. Setelah dua kali dihantam gempa, kota Lorca mirip zona perang. Banyak mobil hancur tertimpa reruntuhan, sementara banyak dinding gedung yang retak. Pusat gempa berada di kedalaman 1 kiometer. Energi yang ditimbulkan memicu kekuatan besar yang sangat merusak. Pusat gempa ada di semenanjung Iberian memang cenderung dekat dengan permukaan. Energi gempa muncul hanya beberapa kilometer di lapisan pertama kerak bumi (Anonim, 2011. Sembilan tewas korban gempa Lorca, Kedaulatan Rakyat 14 Mei 2011).

(6). Christchurch diguncang lagi Serangkaian gempa kembali mengguncang kota Christchurch, Selandia Baru, Senin (13 Juni 2011). Bencana itu meruntuhkan sejumlah gedung yang masih berdiri di pusat kota. Empat bulan sebelumnya sebuah gempa juga telah menewaskan 181 orang di kota itu. Batubata berjatuhan di pusat kota yang kini ditutup itu. Hanya pekerja penyelamat yang oleh masuk sejak bagian kota itu hancur oleh gempa besar bulan Februari 2011. Sekitar 200 orang berada di kawasan itu ketika gempa mengguncang lagi dan dua orang terperangkap sebentar di sebuah gereja. Di seluruh kota, orang-orang berlarian ke luar gedung karena panik ketika gempa berkekuatan 5,2 SR mengguncang pukul 13.00. Pada pukul 14.20, gempa berkekuatan 6.0 SR mengguncang lagi. Beberapa gempa susulan juga tercatat. Ribuan gempa susulan telah menyusul gempa berkekuatan 6,3 SR yang mengguncang 22 Februari. Gempa inti dan gempa susulan terjadi pada kedalaman yang sangat dangkal. Hal ini ditambah dengan kedekatan lokasi gempa dengan kota. Hal itu membuat gempa-gempa tersebut sangat destruktif. Gempa terbaru terjadi di kedalaman 10 kilometer, menurut survey geologist AS. Sekitar 4.000 rumah dipinggir timur kota tanpa aliran listrik saat suhu udara di bawah nol derajat. Batu-batu berjatuhan dari bukit di daerah yang merupakan salah satu paling parah terkena dampak gempa Februari. Endapan lumpur juga menggelembung keluar dari tanah akibat pergeseran permukaan bumi. Sementara itu,awan abu dari gunung api Puyehue di Cile yang meletus sejak 5 Juni tertiup angin. Awan abu itu terus mengarah ke angkasa Selandia Baru dan Australia hingga hari Senin (13 Juni 2011). Penerbangan antara Australia dan Selandia Baru dan beberapa rute domestik di kedua Negara itu telah terpengaruh oleh awan abu vulkanik itu yang tertiup angin sejauh 10.000 kilometer. Awan itu melintasi Samudra Atlantik bagian selatan dan Samudra India bagian selatan, lalu memasuki ruang udara kedua Negara itu. Awan itu telah bergerak ke posisi yang lebih tinggi, yakni di ketinggian 27.000 kaki (8.200 meter) dari sebelumnya 20.000 kaki (6.000 meter). Gunung di pegunungan Puyehue Cordon Caulle di Cile telah meletus lebih dari sepekan. Letusan itu juga turut mengacaukan penerbangan udara Amerika Selatan (Anonim, 2011. Christchurch diguncang lagi, Kompas 14 Juni 2011).

Gambar 4.25. Gempa di Selanddia Baru

(7). Gempa Jepang dan Mexico.Diberitakan lebih lanjut gempa bumi guncang Jepang dan Meksiko, Kamis (7 April 2011). Gempa dengan kekuatan 7,4 SR mengguncang Jepang dilepas pantai Prefektur Miyagi, tiga pekan setelah gempa berkekuatan 9 SR menghantam negeri itu. Sedikitnya empat orang tewas dan lebih dari 100 terluka dalam gempa susulan itu. Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan tsunami setinggi 2 meter di pesisir timur laut Jepang, dan menganggap goncangan tersebut sebagai gempa susulan terhebat dari gempa dahsyat 11 Mret 2011 lalu. Gempa terjadi pada pukul 11.32 waktu setempat. Pusat gempa di Prefektur Miyagi pada kedalaman sekitar 40 kilometer, namun peringatan tsunami dicabut sesaat sebelum pukul 01.00 Jumat. Menurut pekerja Tepco, gempa susulan itu tidak menyebabkan kerusakan lebih lanjut terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi Fukushima yang akhir-akhir ini mengalami masalah. Operasi pendinginan dilakukan setelah gempa terbaru itu. Pemadaman listrik terlihat di seluruh Prefektur Aomori, Iwate, dan Akita serta beberapa bagian dari Prefektur Miyagi dan Yamagata,. Operasi lima unit di tiga pabrik thermal di Prefektur Aomori dan Akita untuk sementara ditangguhkan.Getaran gempa terasa hingga Tokyo dan gedung-gedung bergetar sekitar 1 menit. Lembaga US Geological Survey mengatakan pusat gempa berada 60 km sebelah timur Sendai. Sementara itu, gempa berkekuatan 6,5 SR terasa di Meksiko. Wali Kota Mexico City Marcelo Ebrard mengatakan tak ada kerusakan yang terjadi. Gempa tersebut membuat orang-orang melarikan diri ke jalan-jalan. Gempa dikabarkan hanya menimbulkan kerusakan-kerusakan kecil. Pusat gempa terletak dekat Las Choapas, sebuah kota berpenduduk 83.000, sekitar 370 mil (600 km) tenggara Mexico City. Gempa ini sempat menggoyang bangunan di beberapa kota selama beberapa detik. Di pantai Teluk Veracruz, orang-orang melarikan diri dari rumah, sementara anak-anak sekolah berkumpul di taman

bermain. Goncangan juga terasa kuat di Negara bagian Cjoapas yang erbatasan dengan Guatemala serta Negara pantai Pasifik Guerrero. Di kedua tempat tersebut tidak ada laporan kerusakan atau cedera. Survey Geologi AS mengungkapkan, gempa melanda pada kedalaman 104 mil (167 km). (Anonim, 2011. Gempa bumi guncangkan Jepang dan Mexico, Kompas 8 April 2011).

(8). Bagi Jepang bencana kali ini berbeda Bahkan, di Jepang Negara yang terbiasa dengan gempa, goncangan besar hari Jumat (11 Maret 2011) dan tsunami yang ditimbulkannya menakutkan. Jutaan orang tak bisa pulang di Tokyo dan jalan di kota-kota pelabuhan berubah menjadi sungai hitam. Gempa bumi adalah hal yang biasa di Jepang, salah satu daerah yang paling sering dilanda gempa di dunia. Negara itu mengalami 20 persen dari total gempa bumi dunia berkekuatan 6 SR atau lebih besar. Ironisnya lagi, rata-rata sebuah gempa bumi terjadi setiap lima menit di dunia. Namun, gempa hari Jumat terjadi beberapa pekan setelah gempa di kota Christchurch, Selandia Baru, menakutkan. Belum pernah masyarakat mengalami gempa sebesar itu, berkekuatan 8,9 SR. Orang-orang sangat ketakutan, dan sangat jarang demikian karena orang di Jepang terbiasa dengan gempa bumi. Hari ini memang sangat berbeda. Asagi Machida, perancang situs berusia 27 tahun di Tokyo, sedang berjalan di dekat sebuah warung kopi ketika gempa terjadi.”Gambar-gambar akibat gempa dari Selandia Baru masih segar dalam ingatan saya sehingga saya sangat takut. Saya tidak bisa percaya gempa sebesar itu terjadi di Tokyo.”, ujarnya. Ratusan orang keluar ke jalan-jalan di Tokyo setelah gempa. Orang-orang berkumpul di depan televisi yang terletak di jendela-jendela toko untuk mengetahui rincian gempa. Jutaan orang di metropolitan Tokyo terdampar tak bisa pulang ke rumah hari Jumat malam. Gempa tersebut telah menyebabkan jaringan kereta bawah tanah di ibu kota Jepang itu dihentikan. Sirene berbunyi, helicopter-helicopter televisi melayang-layang dan orang-orang bergegas ke toko yang buka 24 jam. Warga menyerbu nasi kotak, roti, dan mie instan. Para karyawan, yang sebelumnya melarikan diri dari gedung-gedung perkantoran yang bergoyang, tak bisa pulang. Mereka juga tak bisa dihubungi keluarga mereka karena sistem telepon seluler kewalahan. Pemerintah menggunakan pengeras suara dan siaran televisi untuk mendesak orang agar tetap tinggal di dekat kantor mereka dan tidak berjalan pulang ke rumah dengan jarak yang cukup jauh. “Tolong jangan memaksakan diri pulang ke rumah jika tidak menggunakan kendaraan. Bertahan saja di kantor dan di tempat aman:, demikian peringatan yang disampaikan di NHK. Saat senja mulai datang, pembaca berita NHK semakin mengingatkan warga agar tidak berjalan pulang ke rumah.” Jika warga mencoba berjalan dan menempuh jarak yang jauh, kecelakaan jenis kedua kemungkinan besar akan terjadi”, kata pembaca berita itu. Metropolitan Tokyo, terentang dari Yokohama hingga permukiman di pinggiran di sekitar Kanto, adalah wilayah perkotaan terbesar di dunia dengan 30 juta penduduk itu memiliki mobilitas tinggi setiap hari. Akibat larangan itu, jalan-jalan raya keluar dari pusat kota pun macet total. Kamar-kamar hotel di Tokyo terisi penuh.

Gambar 4. 26. Gempa di Jepang

(9).Upaya Jepang mengurangi kerusakan dan korban jiwa. Menyusul gempa dahsyat, Jumat (11 Maret 2011) pukul 14.46, jutaan warga Tokyo, ibu kota Jepang tumpah ke jalan dan tanah lapang menjauhi gedung tinggi dan rumah. Meski sudah terbiasa dengan gempa, rasa takut itu menyergap juga, tetapi hebatnya tidak terdengar ada korban jiwa di kota ini. Hingga Jumat malam jutaan orang masih berkeliaran di jalan atau bergerombol di tanah lapang. Sebab, setelah terjadi guncangan hebat 8,9 SR, masih terjadi gempa susulan. Bahkan, dilaporkan ada sekitar 50 kali gempa susulan berkekuatan paling rendah 6,0 SR. Korban jiwa justru paling banyak disebabkan oleh sapuan gelombang tsunami di Jepang utara. Bangunan, baik rumah, gedung tinggi maupun jembatan juga roboh atau rusak akibat terjangan tsunami hebat itu. Boleh dikatakan setiap hari ada gempa di Jepang. Sekitar 20 persen gempa di dunia terjadi di Jepang dan kekuatan goncangannya umumnya lebih dari 6,0 SR. Hebatnya, belum ada laporan bangunan yang roboh akibat guncangan gempa hari Jumat (11 Maret 2011), gempa paling dahsyat dalam kurun waktu 140 tahun terakhir ini. Gedung-gedung pencakar langit di Tokyo dan kota-kota di Jepang lainnya tak ada yang roboh secara signifikan. Bandingkan dengan gempa 6,3 SR di Selandia Baru, tiga pekan lalu yang menghancurkan ratusan rumah dan gedung. Bayangkan juga dengan gempa dahsyat 7,0 SR yang memperorakporandakan Haiti, Januari 2010 serta membuat ratusan ribu hingga kini masih mendekam di tenda-tenda pengungsian. Pada Rabu pagi, 9 Maret 2011, Jepang juga dilanda gempa berkekuatan 7,2 SR. Gempa yang juga terjadi di Perfektur Miyagi, Jepang utara itu ada di peringkat lima dari skala tujuh skala intensitas seismic di Jepang. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu dan tidak ada bangunan yang roboh. Kali ini juga hanya tsunami yang menghancurkan kehidupan kota, bukan akibat guncangan gempa langsung. Selama ini Jepang memang selalu berusaha meminimilisasi jatuhnya korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa. Meski guncangan gempa begitu hebat, warganya sambil memakai helm berbaris rapi dan tertib, tidak panik, tidak berdesak-desakan keluar dari gedung. Mereka telah terlatih untuk menghadapi bencana gempa. Bagaimana dengan di Indonesia, pasti berdesak-desakan, lari

terburu-buru, panik kala terjadi gempa. Sadar bahwa negaranya selalu diguncang gempa, Pemerintah Jepang selalu memberikan pelatihan rutin bagi warga dalam menghadapi bencana itu. kita tidak dapat membayangkan apa yang terjadi jika gempa berkekuatan 8,9 SR itu terjadi di Negara lain. Negara lain mungkin hancur seperti Haiti dengan gempa sedahsyat itu. Masyarakat Jepang dari berbagai lapisan. memang rajin melakukan latihan menghadapi bencana gempa. Di dekat pintu, mereka mempersiapkan ransel yang berisi botol berisi air, makanan kering atau makanan kaleng, obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan, uang tunai, pakaian kering, radio, senter dan beberapa baterai pengganti. Warga juga bisa menambahkan suplemen, obat-obatan khusus atau makanan bayi dalam tas khusus mereka. Alat-alat penyelamatan gempa banyak dijual di toko swalayan. Pada setiap tanggal 1 September, misalnya, sekitar 795 orang termasuk perdana menteri ikut simulasi bencana. Pelatihan menghadapi bencana dilakukan secara rutin, bahkan dijadikan matapelajaran khusus di sekolah-sekolah dasar. Ketika terjadi gempa bumi berkekuatan 7,2 SR Rabu pagi, 9 Maret 2011 sekitar 120 warga kota Rikuzen-Takata di Perfektur Iwate memimpin evakuasi penyelamatan diri dan orang lain. Jepang memastikan pusat energi nuklir dan kereta listrik akan mati secara otomatis ketika bumi bergetar dalam batas tertentu. Keselamatan juga berkat beberapa kereta peluru super cepat Shinkasen. Kereta peluru tersebut secara otomatis berhenti jika terjadi gempa melanda, tetapi kemudian akan kembali beroperasi. Kali ini pun tidak ada yang tewas karena guncangan gempa, kecuali oleh tsunami. Jepang punya peringatan dini paling baik di dunia. Tindakan yang paling dikenal dan paling populer adalah Jepang membangun gedung, rumah dan jembatan tahan gempa. Rumah dan bangunan bertingkat di Jepang dibangun dengan material kayu, papan, aluminium, besi, dan perabot lain yang memiliki suspensi tiang bangunan yang bisa bergerak menyesuaikan dengan guncangan gempa. Kekayaan Jepang sebagian diinvestasikan untuk membangun gedung dan infrastruktur tahan gempa. Pejabatnya menghindari praktek korupsi dan jika ketahuan korupsi dengan cepat rasa malu muncul, lalu menarik diri dari jabatannya. Pemerintah Jepang menerapkan sistem antisipasi terhadap bencana dengan sangat baik. Mereka mengaktifkan peringatan gempa di telepon genggam para warga. Begitu pula anak-anak sekolah punya helm tahan api di meja masing-masing. Simulasi gempa canggih juga digunakan untuk membiasakan anak-anak mengetahui dan mendeteksi getaran gempa. (Anonim, 2011. Mengurangi kerusakan dan korban jiwa, Kompas 12 Maret 2011).

(10). Gempa 7,1 SR Guncang Jepang lagiFahruddin yang juga Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) wilayah Kanto, memberitakan dalam satu bulan belakangan ini sudah lebih 4.500 gempa susulan terjadi. Gempa yang terjadi Senin (11 April 2011) pusat gempanya kali ini berkekuatan 7,1 SR ada di Fukushima. Fukushima adalah wilayah yang paling parah terkena dampak gempa dan membuat kilang nuklir di sana terancam menyebarkan radiasi. Gempa tersebut merupakan gempa susulan. Akibat guncangan gempa itu, peringatan dini tsunamipun berbunyi. Tetapi tsunami yang tadinya diduga akan muncul setinggi satu meter tidak terjadi pasca gempa tersebut. Alat pencatat di National Earthquake Information Center US Geological Survey (USGS) merekam goyangan di daerah timur Pulau Honshu, Jepang. Pusat gempa diperkirakan 38 km dari Iwaki, Honshu, atau 163 km

dari Tokyo. Kedalaman gempa sekitar 13 km. Gempa ini cukup membuat panik warga yang tengah berkumpul di jalan-jalan Jepang memperingati satu bulan bencana gempa dan tsunami. Warga di Sendai terlihat berlarian menuju tanah lapang ketika gempa terjadi. Para ibu terlihat langsung menggendong anaknya dan berlarian ke tempat aman (Anonim, 2011. Gempa 7,1 SR guncang Jepang lagi, Kedaulatan Rakyat 12 April 2011)

(11). Gempa 6,7 SR melanda Jepang Gempa berkekuatan 6,7 SR melanda Jepang, Kamis (23/6/2011), akibatnya pemerintah mengeluarkannya peringatan dini tsunami. Gempa terjadi pada pukul 06.51 waktu Tokyo dengan pusat gempa berjarak 50 kilometer di lepas pantai timur Miyako, prefektur Iwate. Kedalaman gempa mencapai 20 mil atau 32 kilometer di bawah permukaan bumi. Peringatan dini tsunami membuat 8.000 keluarga mengungsi ketempat yang lebih tinggi. Satu jam kemudian peringatan tsunami dicabut. Saat gempa terjadi layanan kereta peluru Shinkasen dihentikan sementara. Belum ada laporan mengenai kerusakan baru di pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Onagawa di Miyagi, selatan Iwate. PLTN itu tidak beroperasi sejak gempa dan tsunami 11 Maret 2011. Sementara itu dari Wellington diperoleh kabar bahwa pemerintah Selandia Baru akan merelokasi 5.000 rumah di Christchurch setelah daerah itu dilanda gempa. Kota terbesar kedua di Selandia Baru itu hancur setelah dilanda dua gempa besar. Gempa pertama berkekuatan 6,3 SR berlangsung Februari 2011 dan menewaskan 181 orang. Pemerintah Selandia Baru memperkirakan biaya relokasi 5.000 rumah itu mencapai 500 juta dollar AS. Menurut rencana pada tahap berikutnya ada 10.000 rumah yang direlokasi. Rumah-rumah yang tinggal puing-puing di Christchurch akan diratakan dengan tanah. Warga tak diperkenankan membangun kembali rumah mereka, karena daerah itu tidak stabil. Perdana Menteri Selandia Baru Joh Key memperkirakan biaya untuk penanganan gempa dan rekonstruksi kemungkinan mencapai 15 miliar dollar AS atau meliputi 8 persen dari APBN selama setahun. Ini jauh lebih besar dari dampak Badai Katrina, dimana pemerintah AS menggelontorkan anggaran 1 persen dari APBN untukpenenganannya. Key menjelaskan adanya program relokasi ini tidak berarti pemerintah Selandia Baru tidak akan membangun Christchurch. Dikatakan kota ini akan dibagi menjadi 4 zona: merah, oranye, putih dan hijau. Merah mengindikasikan di tempat itu tidak boleh dibangun rumah. Oranye berarti rumah harus dirobohkan dan tanah diratakan. Putih berarti petugas belum selesai melakukan pemeriksaan. Hijau berarti masyarakat boleh memulai membangun rumah mereka (Anonim, 2011. Gempa 6,7 SR melanda Jepang, Kedaulatan Rakyat 24 Juni 2011).

4.4. STUDI KASUS GEMPA DENGAN TSUNAMI

Bila terjadinya gempa memicu munculnya tsunami, kerusakan parah pasti terjadi. Permukiman dan jalan dipastikan rusak, tranportasi macet total. Bantuan untuk para korban mengalami kesulitan.

Akibatnya evakuasi dilaksanakan dengan pesawat terbang/helicopter. Bagaimana bila bencana tersebut terjadi di Negara yang miskin ?. Dipastikan, bantuan, evakuasi terlambat, akibatnya korban bertambah.

A. Di luar negeri(1). Jepang lumpuh dihantam gempa dahsyat.Selain memicu tsunami setinggi 10 meter yang menyapu bersih sebagian Jepang utara, jaringan listrik telepon, dan transportasi di Tokyo, ibu kota Negara, pun putus total. Jumlah korban tewas sementara 1.700 orang dan 10.000 orang hilang. Survey Geologi AS melaporkan gempa terjadi pukul 14.46 waktu setempat. Gempa berpusat di kedalaman 15,1 kilometer, 130 kilometer di timur Sendai, ibukota Prefektur Miyagi, Jepang utara, di Pulau Honshu. Kota ini terletak sekitar 380 kilometer utara Tokyo. Badan Meteorologi Jepang mengatakan, gempa ini paling dahsyat di Negeri Sakura dalam 140 tahun terakhir. Kekuatannya melampaui gempa Great Kanto, 1 September 1923, ykni 7.9 SR yang menewaskan 140.000 warga Tokyo. Gempa utama diikuti 50 gempa susulan, umumnya lebih dari 6.0 SR. Puluhan kota dan desa di sepanjang 2.100 kilometer garis pantai dari utara hingga selatan Honshu, termasuk Tokyo, yang berjarak ratusan kilometer dari pusat gempa, terguncang gempa. Tak lama berselang, kebakaran terjadi di 11 tempat di Tokyo. Depot dan kilang minyak serta pabrik di sekitar ibu kota Negara ini terbakar hebat. Asap hitam pekat membubung di kawasan indutri Isogo, Yokohama. Pada saat bersamaan, gelombang tsunami setinggi 6 meter hingga 10 meter terjadi di beberapa wilayah di Jepang utara, terutama Sendai, kota terbesar di wilayah Tohoku dan kota Kaimachi, juga di Jepang utara. Sebuah jembatan di sebuah daerah yang tidak disebutkan namanya di Jepang utara roboh. Berdasarkan gambar dari udara yang dirilis televisi CNN,BBC, dan al-Jazeera, tusunami memporakporandakan semua bangunan, mobil, perahu, dan benda apasaja yang ada di depannya. Hanya ada satu atau dua bangunan tinggi yang luput dari terjangan air bah tersebut. Sebuah kompleks pabrik berskala besar dan bandar udara utama di Miyagi hancur. Puluhan orang yang berdiri di atap bangunan bandara tampak diliputi rasa takut yang luar biasa. Puluhan pengendara yang berusaha mencari jalan keluar dari kepungan air bah akhirnya terjebak dan hilang ditelan sapuan air. Seorang warga, yang terjebak di lantai atas rumahnya, melambaikan bendera warna putih berusaha mencari pertolongan. Bangunan di sekitar hilang tersapu gelombang tsunami. Akibat goncangan gempa dan tsunami, seluruh infrastruktur vital di Jepang utara hancur. Tidak hanya membuat jalan-jalan terbelah, retak panjang di banyak tempat dan memutuskan transportasi di banyak tempat, tetapi gempa dan tsunami juga membuat jaringan listrik dan telepon putus total. Areal pertanian dan tambak di Myagii dan Prfektu Iwate hancur. Jepang juga memastikan pusat energy nuklir dan kereta listrik akan mati secara otomatis ketika bumi bergetar dalam batas tertentu. Keselamatan juga berkat beberapa kereta peluru supercepat, Shinkansen, secara otomatis berhenti jika terjadi gempa melanda, tetapi kemudian akan kembali beroperasi. Tindakan yang paling popular adalah Jepang membangun gedung, rumah, dan jembatan tahan gempa. Rumah dan bangunan bertingkat di Jepang dibangun dengan material kayu, papan, aluminium, besi, dan perabot lain yang memiliki suspensi tiang bangunan yang bisa bergerak menyesuaikan dengan guncangan gempa. Pemerintah Jepang menerapkan system antisipasi terhadap bencana gempa dengan baik. Mereka mengaktifkan peringatan gempa di telepon genggam para warga. Begitu pula anak sekolah punya helm tahan api di meja masing-masing. Simulator gempa canggih juga digunakan untuk

membiasakan anak-anak mengetahui dan mendeteksi getaran gempa (Anonim, 2011, Jepang lumpuh dihantam gempa dahsyat, Kompas 12 Maret 2011). Ejarah kejadian gempa dan tsunami di Jepang.

Tahun Lokasi akibat korban1703 Awa Tsuami Lebih dari 100.000 orang

tewas1896 Sanriku Tsunami 27.000 orang dilaporkan

tewas1 Sept. 1923 Kanto (Kwanto) Gempa 7,9 SR 143.000 orang tewas28 Juni 1948 Dekat Fukui Gempa 7,1 SR 3.769 orang tewas12 Juli 1993 Pantai utara

JepangTsunami 60 orang tewas, dan 167

orang lainnya hilang17 Januari 1995

Di bagian barat Jepang, Kobe, Osaka dan Kyoto

Gempa 2.872 orang tewas, 870 orang dinyatakan hilang

23 Oktober 2004

Di dekat pantai timur Hnshu

Gempa 6,6 SR 40 orang meninggal

16 Juli 2007 Di dekat pantai barat Honshu

Gempa 6,6 SR 9 orang meninggal

13 Juni 2008 Di dekat pantai selatan Honshu

Gempa 6,9 SR 13 orang tewas

9 Maret 2011

Prefektur Miyagi Gempa, 7,2 SR Tak ada korban tewas

11 Mret 2011

Sendei, ibukota Prefektur Miyagi

8,9^ SR dan 50 kali gempa susulan dengan kekuatan minimal 6 SR

337 orang tewas dan 56 orang hilang, bangunan hancur

Gambar 4.27. Tsunami di Jepang

(2). Tsunami dan PLTN, tragedi terburuk.Gempa menghancurkan sejumlah wilayah daratan Jepang dan menyebabkan tsunami yang membuat 20 negara waspada pada hari Jumat. Gempa yang telah menyebabkan kebocoran pada bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Co (Tepco), Sabtu (12 Maret 2011). PLTN itu tidak jauh dari Sendai, kota terdekat dari lokasi gempa. Lokasi PLTN iti sekitar 250 kilometer di utara Tokyo. Kebocoran terjadi akibat atap PLTN retak karena guncangan gempa. Juru bicara pemerintah Jepang, Yukio Edano mengatakan kebocoran reaktor nuklir itu tidak mengakibatkan radiasi tingkat tinggi. Meski demikian, wilayah dalam radius 10 km dari Tepco sudah dikosongkan. Barikade dipasang untuk mencegah warga mendekat. Tak lama setelah itu pengosongan wilayah diperluas menjadi 20 km dari lokasi Tepco, yang terletak di Prefektur Fukushima. Kawasan dalam radius 20 km itu padat penduduk yang tersebar di sejumlah desa dan kota. Yaroskov Shtrombakh, pakar nuklir Rusia mengatakan kebocoran reaktor nuklir itu dipastikan tidak akan separah yang pernah terjadi di Chernobyl, Rusia, pada tahun 1986. Gempa di Jepang telah menyebabkan pergeseran sumbu (aksis) bumi di lokasi gempa sejauh 25 sentimeter dan menggeser posisi Pulau Honshu, pulau utama di Jepang sejauh 2,5 meter dari posisi sebelum gempa. Hal menyebabkan banyak bangunan retak, tetapi tidak hancur total sebagaimana terjadi di banyak negra yang mengalami gempa dan tidak memiliki kualitas bangunan yang tahan gempa seperti di Jepang. Meski demikian guncangan akibat gempa terasa sampai di Beijing, China yang berjarak 2.092 km dari Tokyo. Gempa susulan terus terjadi setiap beberapa menit yang sangat terasa di Bandara Narita. Gempa ini telah mengakibatkan 17.000 warga Jepang di dekat episentrum gempa tidak jauh dari lpas pantai kota Sendai. Meski demikian, di kota pelabuhan Minamisanriku, Prefektir Miyagi, ada 10.000 oarng yang tidak diketahui keberadaannya. Puing-puing termasuk rongsokan mobil dan reruntuhan bangunan, tidak saja menimpa pantai Sendai, kota yang paling parah terpukul gempa, tetapi di sepanjang pesisir pantai di timur laut Pulau Honshu juga bertumpukan puing-puing: Tsunami menerjang hingga 10 km ke daratan Pulau Honshu dari garis pantai. Tsunami membawa kapal-kapal yang terdampar, rumah-rumah yang roboh, mobil-mobil, pepohonan, dan apa saja ke daratan. Lebih dari 215.000 warga sekitar episentrum gempa kini tinggal di 1.350 lokasi penampungan sementara di lima prefektur. Gempa menyebabkan satu juta rumah tangga tidak mendapatkan aliran air, terutama di timur laut Jepang. Di wilyah itu sekitar empat juta bangunan juga tidak mendapatkan aliran listrik. Bala bantuan tenaga berdatangan dari sejumlah Negara dari AS hingga Indonesia. Sebagian dari team dunia itu akan melakukan pencarian orang-orang hilang, mengorganisasikan bantuan kemanusiaan, hingga pengadaan permukiman sementara bagi warga korban gempa. Jefferies International Ltd, sebuah bank investasi, memperkirakan kerugian akibat gempa itu bisa mencapai 10 milyar dollar AS. Namun, ini jauh di bawah kerugian akibat gempa berkekuatan 7,2 SR di Kobe, Jepang tahun 1995 yang menyebabkan kerugian 100 miliar dollar`AS.Korban gempa Jepang

Sendai, ratusan jenazah ditemukan, api melalap pesisir, 60.000-70.000 orang mengungsi. Iwanuma, SOS dituliskan di atap rumah sakit terlihat dari udara Kesenwuma, sepertiga bagian kota tenggelam, kebakaran meluas. Tokyo, transportasi umum lumpuh, lalu lintas macet. Bandar udara Narita semalam ditutup. Miyagi, satu KA tergelincir dan satu lainnya hilang. Kamaikhi, Kapal, mobil, dan truck hanyut terseret tsunami Fukushima, PLTN meledak, Sabtu (12 Maret 2011) sebanyak 1.800 rumah hancur di terjang

tsunami. Chiba, penyulingan minyak terbesar. PLTN Fukushima, ledakan Sabtu (12 Maret 2011) diduga telah menembus struktur bagian luar

bangunan penahan.

(3). Pelabuan Hokadate.Pelabuhan perikanan historis Jepang, Hakodate, menjadi kota hantu pada hari Jumat setelah tsunami setinggi 2 meter menghantam pusat kota. Pihak berwenang memerintahkan evakuasi terhadap 30.000 warga kota. Peti kemas berserakan di seluruh kota. Ribuan warga yang ketakutan melarikan diri dari kawasan pesisir karena khawatir tsunami lain akan menghantam pelabuhan di sebelah selatan Pulau Hokkaido itu. Gempa itu tidak saja merepotkan warga Jepang. Pihak Palang Merah Internasional mengatakan, sejumlah Negara yang terancam tsunami tak memiliki perlengkapan untuk menghadapi bencana itu. Warga di Negara-negara non Jepang harus dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi agar tidak tersapu. Tsunami yang mencapai ketinggian 4-10 meter berarti lebih tinggi dari sebagian wilayah Pulau Hokkaido. Kami khawatir mengenai Negara-negara berkembang di pesisir yang rentan terhadap ancaman tsunami dan yang mungkin tidak punya mekanisme nasional untuk merespons bencana. Filipina, Papua Nugini, dan pulau-pulau lain di Pasifik termasuk yang paling rentan. Negara-negara di pesisir Pasifik Benua Amerika menghadapi ancaman tsunami. Di Kolombia dan Peru, pihak berwenang juga membuat rencana evakuasi sebagai tindakan berjaga-jaga. Tsunami menghantam sekitar 20 negara Lingkar Pasifik (Anonim, 2011. Bagi Jepang, bencana kali ini berbeda, Kompas 12 Maret 2011).

(4). Bencana ini memang dahsyat Perdana Menteri Jepang Naoto Khan, Sabtu (12 Maret 2011) di Tokyo mengatakan gempa dengan kekuatan 8,9 SR pada Jumat (11 Maret 2011) mengakibatkan bencana besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Gempa tektonik ini menyebabkan tsunami dan bocornya reaktor nuklir. Gempa dan tsunami yang memporakporandakan wilayah timur laut Jepang mengejutkan dunia dan menyebabkan bencana alam nasional terbesar yang belum pernah terjadi sebelumnya, kata Khan. “Saya ingin warga bisa menghadapi semua ini, yang harus dijuluki sebagai bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mengharapkan peran anda semua disertai upaya maksimal pemerintah dan badan-badan terkait pemerintah”, demikian pernyataan PM Khan secara maksimal. Gempa menghancurkan sejumlah wilayah daratan Jepang dan menyebabkan tsunami yang membuat 20 negara waspada pada Jumat. Gempa yang telah menyebabkan kebocoran pada bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Co (Tepco), Sabtu (13 Maret 2011). PLTN tidak jauh dari lokasi gempa. Lokasi PLTN itu sekitar 250 kilometer di utara Tokyo. Kebocoran terjadi akibat atap PLTN retak karena guncangan gempa. Juru bicara Pemerintah Jepang, Yukio Edano mengatakan kebocoran reaktor nuklir itu tidak mengakibatkan radiasi tingkat tinggi. Meski demikian, wilayah dalam radius 10 kilometer dari Tepco sudah dikosongkan. Barikade dipasang untuk mencegah warga mendekat. Tak lama setelah itu, pengosongan wilayah diperluas menjadi 20 kilometer dari lokasi Tepco yang terletak di Perfektur Fukushima. Kawasan dalam radius 20 km itu padat penduduk yang tersebar di sejumlah desa dan kota. Yaroslov Shtrombakh, pakar nuklir Rusia, mengatakan kebocoran reaktor nuklir itu dipastikan tidak akan separah yang pernah terjadi di Chernobyl, Rusia pada tahun 1986.

Gempa di Jepang telah mengakibatkan pergeseran sumbu (aksis) bumi di lokasi gempa sejauh 25 sentimeter dan menggeser posisi Pulau Honshu, pulau utama di Jepang, sejauh 2,5 meter dari posisi sebelum gempa. Hal ini menyebabkan banyak bangunan retak, tetapi tidak

hancur total sebagaimana terjadi di banyak Negara yang mengalami gempa dan tidak memiliki kualitas bangunan yang tahan gempa seperti di Jepang. Meski demikian, guncangan akibat gempa terasa sampai Beijing, China yang berjarak 2.029 km dari Tokyo. Bandar Udara Internasional Narita di Tokyo sudah beroperasi kembali, Sabtu (12 Maret 2011) . Meski demikian, pelayanan bandara belum kembali pulih 100 persen. Bandara tersebut sempat ditutup semalaman setelah gempa. Tanda-tanda kerusakan akibat gempa terlihat di beberapa sudut Terminal 2 Bandara Narita. Jadwal penerbangan juga belum sepenuhnya pulih. Bahkan sebagian besar penerbangan yang dijadwalkan tiba di Narita, Sabtu pagi hingga siang dibatalkan atau ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Akibatnya, ratusan penumpang menginap dan tidur di bandara hingga Sabtu siang. Penumpang yang baru tiba juga menumpuk di bandara karena mereka tidak bisa segera meninggalkan bandara menuju pusat kota Tokyo dan Bandara Narita masih ditutup akibat gempa sehingga seluruh layanan bus transportasi bandara belum dioperasikan hingga Minggu ini. Kereta api satu-satunya andalan transportasi murah untuk menuju Tokyo yang berjarak 80 km dari Narita. Akan tetapi, antrean penumpang pun menjadi sangat panjang karena semua penumpang pindah ke moda transportasi ini. Bagi yang memiliki uang lebih, taksi menjadi pilihan satu-satunya meskipun ongkosnya mahal, yakni mencapai sekitar Rp 2 juta. Dibutuhkan waktu 3 jam untuk mencapai hotel di kawasan Akasaka di pusat kota Tokyo, yang biasanya ditempuh tidak lebih dari 2 jam. Jalan bebas hambatan masih ditutup sehingga taksi terpaksa mengambil jalan biasa yang diwarnai kemacetan parah di mana-mana. Gempa susulan masih terus terjadi setiap beberapa menit yang sangat terasa di Bandara Narita. Gempa tersebut telah menyebabkan kematian 1.700 warga Jepang di dekat episentrum gempa, tidak jauh dari lepas pantai kota Sendai. Meski demikian, di kota pelabuhan Minamisanriku Prefektur Miyagi, ada 10.000 orang yang tidak diketahui keberadaannya, menurut stasiun televisi NHK. Puing-puing termasuk rongsokan mobil dan reruntuhan bangunan, tidak saja menimpa pantai Sendai, kota yang paling parah terpukul gempa, tetapi di sepanjang pesisir pantai di timur laut Pulau Honshu juga bertumpukan puing-puing. Warga sama sekali tidak bisa berjalan karena terkepung puing-puing yang menutupi sebagian besar jalan di pantai pulau utama di Jepang itu. Tsunami menerjang hingga 10 km ke daratan Pulau Honshu dari garis pantai. Tsunami membawa kapal-kapal yang terdampar, rumah-rumah yang roboh, mobil-mobil, pepohonan, dan apa saja ke daratan. Terjangan tsunami begitu dahsyat dan cepat. Lebih dari 215.000 warga di sekitar episentrum gempa kini tinggal di 1.350 lokasi penampungan sementara di lima prefektur sebagaimana diutarakan Kepolisian Nasional Jepang. Gempa menyebabkan satu juta rumah tangga tidak mendapatkan aliran air, terutama di timur laut Jepang. Di wilayah itu sekitar empat juta bangunan juga tidak mendapatkan aliran listrik. Setiap orang ingin keluar dari area ini, tetapi jalan-jalan tertutup karena tumpukan puing-puing. Bala bantuan tenaga berdatangan dari sejumlah Negara, mulai dari AS hingga Indonesia. Sebagian dari team dunia itu akan melakukan pencarian orang-orang hilang, mengorganisasikan bantuan permukiman sementara bagi warga korban gempa. Jefferies International Ltd, sebuah bank investasi, memperkirakan kerugian akibat gempa itu bisa mencapai 10 miliar dollar AS. Namun, ini jauh di bawah kerugian akibat gempa berkekuatan 7,2 SR di Kobe, Jepang tahun 1995 yang menyebabkan kerugian 100 miliar dollar AS ( Dahono Fitrianto, 2011. PM Khan:Bencana ini dahsyat, Kompas 13 Maret 2011).

Korban gempa Jepang yang berhasil ditelusuri hingga 12 Maret 2011 adalah sebagai berikut:

Daerah Kamaichi, kapal, mobil dan truck hanyut terseret tsunami. Daerah Miyagi, satu kereta api tergelincir dan satu lainnya hilang. Daerah Sendai, ratusan jenazah ditemukan, api melalap pesisir, 60.000-70.000 orang tewas. Daerah Iwanuma, SOS dituliskan di atap rumah sakit terlihat dari udara. Daerah Kesennuma, sepertiga bagian kota tenggelam, kebakaran meluas Daerah Tokyo, transportasi umum lumpuh, lalulintas macet Daerah Fukushima, PLTN meledak, sebanyak 1.800 rumah hancur diterjang tsunami. Ledakan

pada Sabtu (12 Maret 2011) diduga telah menembus struktur bagian luar bangunan penahan. Total korban tewas sekitar 1.300 orang. Gempa bumi ini telah sedikit menggeser poros sumbu bumi dan posisi pulau utama Jepang.

Daerah Chiba, penyulingan minyak terbakar

(5). Jutaan orang tanpa pangan Jutaan korban tsunami di sepanjang pantai timur Pulau Honshu dan pulau lain di Jepang, Minggu (13 Maret 2011), dalam kondisi krisis pangan dan air bersih. Bencana yang telah menghancurkan kota dan sumber penghidupan warga itu membuat warga stress, putus asa, sedih, dan kehilangan kepercayaan diri untuk bertahan. Kondisi tersebut membuat beban penderitaan makin berat. Air mata duka akibat kehilangan orang-orang yang dikasihi, para korban terjebak lagi dalam situasi yang mengancam keselamatan mereka akibat ketiadaan pangan yang memadai. Mi instan dan makanan ringan sudah sangat terbatas karena banyak toko dan pasar swalayan yang hancur diterjang tsunami. Di sepanjang ratusan kilometer garis pantai timur Jepang setidaknya ada jutaan orang berkerumun di pusat-pusat bantuan darurat pangan. Jumlah pasokan pangan masih sangat terbatas. Sekitar 1,4 juta keluarga kesulitan air dan sekitar 2,5 juta keluarga lagi gelap tanpa pasokan listrik. NHK melporkan, ada sekitar 380.000 orang telah dievakuasi ke tempat penampungan darurat. Banyak dari mereka dalam kondisi lemas karena kurang makan. Di Kota Iwaki, warga juga cemas akibat terbatasnya makanan dan bahan bakar. Di kota ini belum ada listrik dan semua toko ditutup. Polisi setempat membantu 90 orang dan memberi mereka selimut dan makanan darurat, tetapi jumlahnya juga terbatas. Di kota kecil Tagajo, dekat kota pelabuhan Sendai, Miyagi, warga bingung melintasi jalan-jalan penuh dengan mobil hancur, rumah rusak dan rongsokan besi. Warga di sini pun kesulitan makanan dan air bersih. Di Chiba, ratusan korban harus antre di beberapa penampungan air di kota itu. Rembesan air mengenangi sebagian jalan. Beberapa bangunan dan jalanan di kota retak-retak. Sebagian diantaranya roboh dihantam tsunami. Sekolah diliburkan hingga waktu yang belum dipastikan. NHK melaporkan korban tewas khusus di Prefektur Miyagi mencapai sekitar 10.000 orang dan 10.000 lainnya hilang. Miyagi berpenduduk 2,3 juta orang dan merupakan salah satu dari tiga daerah paling terpukul akibat tsunami di wilayah Tohoku. Jumlah korban tewas` itu belum terhitung di prefektur lain seperti Iwate dan Fukushima, dan Prefektur Ibaraki dan Chibasi wilayah Kanto. Korban tewas diperkirakan telah jauh melampuai angka 10.000. NHK melaporkan, di kota pelabuhan Minamisariku, yang telah rata dengan tanah, sekitar 10.000 orang hilang. Laporan resmi Badan Kepolisian Nasional, Minggu, jumlah korban tewas 977 orang dan 739 orang hilang hampir 2.000 orang terluka. Angka ini tidak termasuk dengan 400-500 mayat yang ditemukan di Jepang timur laut. Jepang adalah Negara yang paling siap dan masyarakatnya pun terlatih menghadapi gempa. Namun, kali ini, gempa diikuti tsunami membuat Negara itu benar-benar

tidak berdaya. Komunitas internasional juga sudah mulai mengirimkan team bantuan bencana. Minggu, untuk membantu Jepang AS misalnya menyiagakan 8-10 kapal angkatan lautnya ke Jepang untuk mengangkut bantuan pangan dan obat-obatan. PBB mengirimkan team bantuannya untuk mengkoordinasikan bantuan. Kini muncul lagi ancaman bencana baru, yakni rusaknya reaktor nuklir pada pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang dioperasikan Tokyo Electric Power Co (Tepco). Publik Jepang bahkan mengkhawatirkan akan lebih buruk dari bencana Chernobyl. Sebanyak 180.000 warga Jepang tinggal dalam radius 20 kilometer dari PLTN Fukushima. Akibat kebocoran radiasi pada reaktor Unit 1, ada 160 orang diantaranya dilaporkan telah terkontaminasi. Setelah terjadi ledakan pada reaktor Unt 1, saat ini Unit 3 juga sangat mungkin bermasalah. Media melaporkan, reactor Unit 2 juga mengalami kebocoran. Televisi CNN melaporkan, atap bangunan pada PLTN itu roboh karena terjadi ledakan. Belum diketahui secara pasti seperti apa dampak ledakan dari rekator Unit 1. Amerika Serikat telah mengirim tenaga nuklir untuk membantu Jepang (Anonim, 2011. Jutaan orang tanpa pangan, Kompas 14 Maret 2011).

Indonesia, gempa dan tsunami Aceh 26 Desember. 2004

Parameter Jepang , gempa dan tsunami Sendai 11 Maret 2011

Gempa terbesar di dunia sejak 1900

Korban (orang)

9,1 SR Kekuatan gempa 8,9 SR (1).9,5 SR. 1960, Chile

5.000 tewas

10 km Kedalaman gempa 15,1 km (2). 9,2. 1964, Alaska, AS

125 tewas

10 meter Tinggi tsunami 10 meter (3). 9,1 SR. 2004, Aceh, Indonesia

297.000 tewas

700 km per jam Kecepatan tsunami

800 km per jam (4) 9,0. 1952, Kamchatka, Rusia

Tidak ada korban jiwa

9 km Jangkauan tsunami

24 km (5) 8,9 SR. 2011, Jepang

1.700 tewas

127.720 orang Korban tewas 1.700 orang (6). 8,8 SR. 2010, Chile

520 tewas

93,285 orang Korban hilang 10.000 orang (7). 8,8 SR. 1906, Ekuador

1.000 tewas

139.195 unit Rumah rusak Belum ada data (8). 8,7 SR. 1965, Alaska, AS

Tidak ada korban jiwa

(9). 8,6 SR. Sumatera, Indonesia

1.000 tewas

(1). 8,6 SR. Tibet dan India

1.500 tewas

(6). Jepang bersiaga di darat dan laut. Meski sempat tergagap akibat gempa berkekuatan 9 SR yang diiringi tsunami dan kebocoran reaktor nuklir pada 11 Maret 2011, Jepang tetap bangkit dan percaya diri. Segala kelemahan dianalisis ulang demi menghadapi gempa serupa. Belajar dari gempa Kobe 1995, Jepang

mendesain seluruh bangunan dan infrastrukturnya untuk bertahan menghadapi benturan antara lempeng bumi pada kekuatan masimal 8 SR. Namun, diluar perkiraan manusia, alam yang menyimpan misteri bagi kehidupan manusia mampu memberikan guncangan lebih besar. Akibat gempa dan tsunami setinggi 15 meter, sebagian besar pesisir timur Jepang porak poranda. Hingga pekan kemarin tercatat 15.850 orang tewas dan 3.281 orang hilang serta lebih dari 300.000 warga masih mengungsi. Di Aceh, tahun 2004, tsunami dahsyat sebagai ikutan gempa 9,1 SR menyebabkan labih dar 1.00.000 orang tewas. Di Jepang bencana ini ditambah kerusakan infrastruktur PLTN Fukushima. Ancaman radiasi membuat lebih dari 1.000 warga sekitar PLTN itu diungsikan. Sebagai Negara yang diselimuti ancaman bencana, Jepang menyiapkan diri. Mereka menyebor sensor di berbagai penjuru daerah, mulai dari laut, pesisir hingga sepanjang lintasan kereta cepat. Perusahaan East Japan Railway Company menyebar 97 seismograf di sepanjang rel (81) dan di garis pantai (6) yang dilintasi kereta api cepat Shinkasen. Getaran gempa awal terdeteksi di garis pantai Pulau Kinkasan, Miyagi. Seismograf mendeteksi 12-15 detik sebelum getaran utama terjadi. Ini memicu system kelistrikan otomatis di jalur Tohoku terputus. Kereta api supra cepat tipe Hyate yang melaju di jaur itu dengan kecepatan 270 km/jam terbhenti akibat listrik mati. Hal ini menyelamatkan ratusan penumpang Model peringatan dini dibangun sejak 1998. Inovasi terus dilakukan sehingga tahun 2006, dibuat system pemutusan tenaga lsitrik pada transmisi kelistrikan jalur kereta api saat terdeteksi gempa. Gempa Jepang 11 Maret 2011, ditambah gempa susulan 7 April 2011) mengakibatkan kerusakan 1.750 titik jalur Thoku Shinkasen dan 6.980 titik jalur konvensional. Dalam 49 hari, keretakan tiang pancang, robohnya tiap listrik, dan putusnya kabel listrik penghubung pada rel jalur kereta api bisa diperbaiki. Pemetaan tsunami-pun segera dimulai. Pemetaan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu mayor tsunami (lebih dari 3 meter), tsunami (1-2 m), dan tsunami advisory (0,5 m), ini didapatkan dengan menganalisis lebih dari 100.000 skenario tsunami untuk mendapatkan keakuratan informasi. Beberapa menit setelah deteksi tsunami, hasil kalkulasi didistribusikan kepada pemerintah, polisi/pemadam kebakaran, stasiun televisi, radio untuk disebarluaskan ke masyarakat. The Port and Airport Research Institute (PARI), institusi penelitian independen di Kurihama mengendalikan alat pengukur gelombang bawah laut (seabed wave gaugae) sebanyak 60 titik di kedalaman 20-50 meter. Ini ditambah 15 stasiun mengapung di barat Pulau Honshu, dari Aomori Timur hingga Fukushima dengan jarak 10-20 kilometer dari garis pantai. Stasiun mengapung yang dinamakan GPS mounted Buoys setinggi lebih dari 7 meter ini memberikan laporan kondisi perairan setiap detik sehingga dengan cepat mampu mendeteksi pantai. Kedua alat yang bersinergi deangan sebutan Nationwide Ocean Wave Information Network for Port and Harbours ini cukup ampuh mendeteksi tsunami. Empat menit setelah gempa terjadi, terdeteksi kedatangan tsunami yang diperkirakan datang di Iwate (3 m), Miyagi (6 m), dan Fukushima (3 m). Duapuluh menit kemudian peringatan tsunami disiarkan di Iwate (6 m), Miyagi (lebih dari 10 m) dan Fukushima (6 m). Pesisir Iwate (pusat gempa dan tsunami) termasuk perairan dalam, sekitar 200 m.

Biasanya tsunami hanya 1-3 m. Tetapi GPS mounted Buoys mendeteksi tingginya 6,7 m sebelum mencapai daratan. PARI kini mengembangkan pemecah gelombang tsunami fleksibel yang ditanam di dasar laut (Anonim, 2012. Jepang bersiaga di darat dan di laut, Kompas 7 Maret 2012).

Stasiun televisi NHK Jepang menyiarkan tsunami sejak gelombang pertama menyentuh pantai hingga merangsek jauh ke kota. Lepas dari kengeriannya, ini adalah dokumentasi terbaik tentang tsunami yang pernah dibuat. Juru kamera sepertinya telah menantikan momen untuk merekam hempasan gelombang air berkecepatan 800 kilometer per jam. Gambar itu tidak diperoleh secara kebetulan, mereka memang sangat siap. Deputi Direktur Pusat Pemberitaan Bencana dan Keselamatan Nippon Hoso Kyokai (NHK) Takeshi Tonoike yang berkunjung ke Kompas, pekan ini menuturkan, stasiun televisinya sangat siap menghadapi bencana. NHK memiliki 73 helicopter yang siap diterbangkan begitu gempa mengguncang. Bahkan mereka memiliki 73 alat pengukur seismic yang dipasang di seluruh wilayah Jepang. Begitu gempa besar terjadi seluruh siaran akan dihentikan untuk menayangkan peringatan dari JMA (Japan Meteorological Agency, semacam Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Helicopter dan wartawan akan dikerahkan.

(7). NHK berperan sertaKesiapan NHK adalah salah satu contoh bagaimana Jepang mempersiapkan diri menghadapi bencana. Dua jam setelah gempa, Perdana Menteri Jepang Naoto Khan langsung membentuk gugus tugas darurat. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana dan mengatasi secepatnya. Tak hanya pemerintah, masyarakat dan pihak swasta juga sangat siap. Setidaknya sebulan dua kali kelurahan di sini memperingatkan kami bahwa bencana besar akan datang. Masyarakat dipersiapkan dengan sangat baik. Saat gempa mengguncang sekitar pukul 14.46 waktu setempat, Junianto, warga Indonesia yang tinggal d Tokyo berada di lantai sembilan sebuah gedung tinggi di Tokyo. Namun, dia merasa aman karena konstruksi bangunan tahan gempa merupakan keharusan di Jepang. Pengelola gedung juga sangat professional menghadapi gempa. Detail pengumuman di-update terus, yang saat itu masih terjebak dalam gedung. Lift masih dimatikan, kami disuruh stay. Petugas gedung inspeksi ke tiap lantai. Padahal ini masih goyang-goyang. Jika dibandingkan kekuatan gempa dan besaran tsunami yang menerjang Aceh pada tahun 2004, gempa dan tsunami yang menerjang Prefektur Miyagi ini setara. Gempa Miyagi berkekuatan 8,9 SR, sama dengan kekuatan gempa di Aceh yang juga sebesar 8,9 SR. Demikian juga ketinggian tsunami nyaris sama, sekitar 10 meter. Bedanya tsunami dilaporkan menjangkau Kota Banda Aceh hingga sekitar 9 kilometer, sedang di Jepang masuk ke Kota Miyagi sejauh 24 kilometer. Masih banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan. Namun, terkait jumlah korban, bisa berbanding ribuan kali lipat. Bencana Aceh menewaskan lebih dari 200.000 jiwa, sedangkan korban tewas di Jepang baru sekitar 100 orang. Senior Coordinator for International Earthquake and Tsunami Information JMA, Takeshi Koizumi, yang ditemui di Jakarta baru-baru ini mengatakan, kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa tsunami harus memperhatikan paduan aspek teknologi deteksi dini dan kesiapsiagaan masyarakat. Jika Indonesia masih bergulat membangun deteksi dini tsunami, Jepang telah membangun sistem deteksi dini gempa (early earthquake warning /EEW) sejak tahun 2007. Dengan sistem ini, Jepang bisa menginformasikan ke masyarakat sebelum guncangan gempa

melanda mereka. Menurut Koizami gelombang gempa ada 2 jenis. Yang pertama gelombang-P (prelimary tremor) dan yang kedua gelombang-S (strong tremor) yang menyebabkan kerusakan bangunan. Begitu terjadi gempa, gelombang-P biasanya menjalar 5 km per detik atau hampir dua kali lipat lebih cepat daripada gelombang-S yang berkecepatan 3 km per detik. Dengan fokus mendeteksi gelombang S bisa dideteksi kapan dan berapa daya rusak gelombang S di suatu daerah. Semakin jauh lokasi daerah dari pusat gempa informasi yang diterima bisa lebih dini, bisa sampai 10-20 detik sebelum gempa mengguncang. Peringatan beberapa detik itu tak akan ada gunanya jika masyarakat tidak siap. Masyarakat Jepang sangat siap menghadapi gempa dan tsunami. Pendidikan bencana sudah masuk kurikulum di sekolah-sekolah. Secara routin warga melakukan simulasi menghadapi situasi terburuk (Ahmad Arif, 20011. Berpacu dengan kecepatan tsunami, 12 Maret 2011).Kronologis terjadinya tsunami diprediksi sebagai berikut:

Gempa bumi >>>> (2 menit)- informasi kekuatan gempa bumi (dirasakan di 3 tempat atau lebih) >>>> (3 menit) – informasi gempa bumi (lokasi/magnitudo gempa bumi) diikuti dengan informasi tsunami (perkiraan ketinggian dan kapan tiba) dilanjutkan dengan informasi tsunami (waktu tibanya tsunami dan tingginya gelombang) >>>> (5 menit)-informasi gempa bumi dan intensitas seismik (lokasi/magnitudo gempa bumi dan distribusi intensitas seismik di 3 wilayah atau lebih - informasi intensitas seismic di setiap lokasi (lokasi/magntudo gempa bumi dan distribusi intensitas seismik di semua stasiun observasi) diikuti dengan informasi tsunami (pengamatan tsunami secara langsung).

(8). Miyagi sering mengalami tsunami Gempa dan tsunami sudah berkali-kali menghantam Provinsi Miyagi di Pulau Honshu, Jepang. Gempa dan tsunami setinggi 10 meter, Jumat (11 Maret 2011) adalah yang kelima kali tercatat. Tsunami tersebut merambat ke sebagian wilayah timur Indonesia, tetapi tidak berdampak.,sebab ketinggian hanya sekitar 0,1 meter. Miyagi sudah beberapa kali mengalami tsunami, sekurang-kurangnya tercatat sejak tahun 1700. Setelah itu terjadi tsunami Meiji Sanriku tahun 1896, tsunami Showa Sanriku 1933, dan pada tahun 1968 terjadi tsunami akibat gempa bumi Tokachi-Oki. Semua tsunami near field (tsunami yang terjadi dekat pantai ). Tahun 1960 tsunami far field (jauh dari pantai) menghantam Miyagi akibat gempa besar Chili. Setelah tsunami tahun 1933 Dewan Pencegahan Gampa Bumi Jepang menerbitkan buku metode pencegahan tsunami. Selanjutnya terus dikembangkan teknologi prakiraan tsunami, juga ilmu pengetahuan dan teknologi sistem perlindungan pantai. Jepang juga membangun pemecah gelombang agar dapat meredam tsunami setinggi 6 meter. Pusat Gempa Nasional Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (PGN-BMKG), menyebutkan: ketika sampai di Omaizaki, sekitar dua jam kemudian, ketinggian air sudah menurun jadi 2,1 meter. Pusat Gempa Nasional-merupakan salah satu simpul dari jejaring PTWC (Pacific Tsunami Warning Center) yang memantau tsunami yang terjadi di kawasan Samudra Pasifik. Dalam jejaring PTWC, penjalaran tsunami Honshu sebelum sampai ke Papua akan terpantau oleh beberapa alat pengukur gelombang pasang (tide gauge) di Taiwan, dan Guam. Tide gauge di Indonesia ada di pesisir utara jayapura. Kerentanan tinggi justru dialami para nelayan yang sedang di tengah laut atau di tepi pantai karena mereka akan terbawa tsunami ke arah pantai. Dorongan gelombang tsunami dengan gelombang laut berbeda. Gelombang tsunami akan terus menerus

membawa perahu ke pantai, adapun gelombang laut biasa hanya membuat perhu nelayan berayun. Pergerakan Lempeng Pasifik di Selandia Baru dan Jepang tidak akan mempengaruhi pergerakan Lempeng Pasifik di Papua karena lokasinya sangat jauh. Setelah gempa 6,3 SR melanda Christchurch, Selandia Baru, 22 Februari, kemarin terjadi gempa 8.9 SR mengguncang Sanriku Oki, Jepang-keduanya berada disisi barat Lempeng Pasifik. Meski demikian, di wilayah Indonesia yang juga terdapat Lempeng Pasifik, seperti Papua dan Maluku Utara, tidak otomatis akan terjadi gempa. Kondisi berbeda terjadi pada gempa di Aceh, Nias, Mentawai dan Padang beberapa waktu lalu. Daerah-daerah itu terletak pada lempeng yang sama dan jaraknya sangat berdekatan. Aturan umumnya, makin jauh jarak antarsumber gempa, maka pengaruhnya akan semakin berkurang. Lempeng Pasifik terbentang dari Jepang dekat Kutub Utara hingga ke dekat Kutub Selatan bumi. Meski berada dalam satu lempeng, lempeng ini memiliki banyak bagian yang masing-masing bergerak sendiri-sendiri dengan arah berbeda-beda. Lempeng Pasifik di dekat Papua bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 12 sentimeter per tahun. Pergerakan Lempeng Pasifik di Selandia Baru atau Jepang tidak akan membuat pergerakan Lempeng Pasifik di Papua menjadi lebih cepat atau melambat. Bagaimana dengan wilayah Indonesia timur ?. Wilayah Papua menyimpan potensi gempa besar, sama seperti pesisir barat Sumatera. Namun, kapan waktu pasti terjadinya gempa belum dapat diprediksi dengan teknologi yang ada. Potensi gempa diprediksi sesuai dengan intensitas gempanya yang dinyatakan dengan skala Richter. Semakin tinggi skalanya, maka semakin kecil potensi terjadinya gempa karena energinya besar sehingga butuh waktu lebih lama untuk mengakumulasikan energi. Gempa yang diprediksi akan sering terjadi adalah yang berkekuatan 5 SR ke bawah .(Anonim, 2011. Miyagi sering mengalami tsunami, Kompas 12 Maret 2011).

(9). Selamat dari petaka Tsunami yang menyapu pesisir timur Pulau Honshu dan pulau lain di pantai Pasifik, Jepang telah meninggalkan sejuta kisah sedih bagi para korban yang selamat. Setelah berjuang melawan air bah berkecepatan 800 kilometer per jam itu, bahkan ada yang terseret hingga sejauh 15 kilometer ke laut lepas, mereka berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Hitachi, seperti kota lain di Jepang adalah kota modern. Siang itu, tidak lama setelah terjadi tsunami, Sakamoto merasa kehilangan kotanya. Ia seperti terlempar jauh dari kehidupan nyata yang modern ke sebuah padang sampah dan lumpur yang amat luas. Kehidupan kota yang riuh telah berubah sepi hening. Tsunami telah melumatkan kehidupannya. Kalau saja Sakamoto di Sendai, ibu kota Prefektur Miayagi, mungkin dia akan mengatakan ini adalah mimpi buruk yang panjang. Di sini, sebuah pesawat terbang hancur terseret gelombang dan terdampar di sebuah kompleks perumahan yang juga hancur. Sebuah mobil tertengger di bubungan rumah. Sebuah kapal terhempas sejauh belasan kilometer ke daratan. Otsuchi sebenarnya kota pantai yang cukup besar. Kampung itu telah menjadi kota mati. Bencana gempa dan tsunami telah meninggalkan kerusakan dan kebakaran, tidak ada yang tersisa. Penderitaan warga yang selamat tidak terkira. Mereka terguncang hebat karena kehilangan harta benda dan orang-orang yang dicintai. Wataru Fujimora (38), warga Miyagi, kehilangan rumahnya. Awalnya dia merasakan guncangan gempa yang kuat. Perabot rumah tangga berjatuhan. Dinding gedung apartemen rusak, jalanan terbelah. Gulungan ombak menyapu rumah, perahu, mobil, sampah dan puing-puing. Kotanya dalam sekejap berubah seperti kubangan rawa. Kisah lebih drastis diceriterakan Hiromitsu Shinkawa, kakek berusia 60 tahun, warga kota Minamisoma, Prefektur Miyagi di wilayah

Tohoku, Honshu, Jepang timur laut. Ia terseret sejauh 15 kilometer ke laut lepas. Namun, setelah dua hari, tepatnya hari Minggu, ia ditemukan dalam keadaan selamat dan sehat. Shinkawa menuturkan bahwa hari Jumat, sesaat setelah gempa dahsyat yang diikuti banyak gempa susulan itu, ia mendengar gemuruh hebat dari arah laut. Ternyata gelombang tinggi bergerak cepat menuju daratan. Saya berusaha melarikan diri keluar dari rumah setelah mengetahui tsunami datang. Setelah berhasil keluar rumah, Shinkawa malah balik lagi ke rumah untuk mengambil sesuatu. Pada saat itulah gelombang air bah menerjang rumah hingga roboh. Ia terseret jauh sesaat setelah meraih sepotong puing atas atap rumahnya . Meski terus terseret arus, di antara serakan puing-puing bangunan yang hanyut bersamanya, ia tetap berpegang kuat pada puing-puing atap rumahnya itu. Sebuah kapal penghancur milik Maritime Self Defence Force yang menyusuri laut di Perfektur Fukushima mencari korban tsunami, menemukannya dalam kondisi sehat, Minggu pukul 12.40. Tak seorangpun berpikir tsunami sedahsyat ini. Michiko Yamada (75) warga Rikuzentakata, desa yang bersih disapu tsunami di Iwate, saya selamat, yang lain hanyut di depan saya. Keajaiban alam, yang oleh orang beragama disebut “pertolongan Tuhan” menyelamatkan mereka (Anonim, 2011. Keajaiban, mereka bisa selamat, Kompas 14 Maret 2011).

(10). Peringatan tsunami dicabut Gelombang tsunami kecil pesisir Pasifik dari Jepang Utara, Minggu (10/7/01), setelah guncangan kuat menggoyang wilayah yang rusak parah oleh gempa bumi dan tsunami bulan Maret 2011). Badan Meteorologi jepang melaporkan, gelombang laut yang lebih besar dari umumnya mencapai kota pelabuhan Soma dan Ofunato. Gelombang ini terjadi setelah gempa bumi berkekuatan 7,3 SR mengguncang lepas pantai Pulau Honshu pada pukul 09.57 waktu setempat atau pukul 07.57 WIB. Tidak ada kerusakan yang dilaporkan dari tsunami dan gempa itu meski gempa terasa cukup kuat menggoyang pencakar langit di Tokyo, sekitar 400 km dari pusat gempa. Badan Meteorologi Jepang dan Survei Geologis Amerika Serikat (USGS) semula menaksir kekuatan gempa itu 7,1 SR. Gempa melanda daerah yang sama seperti berkekuatan 9,0 SR pada 11 Maret yang menimbulkan tsunami besar. Badab Meteorologi Jepang kemudian meningkatkan kekuatan gempa itu menjadi 7,3 SR sedangkan USGS merevisinya menjadi 7,0 SR. Pusat gempa disebutkan berada 21 km sebelah timur Kota Sendai, Prefektur Miyagi, pada kedalaman 34,9 km. Guncangan itu langsung diikuti peringatan tentang bahaya tsunami. Peringatan itu kemudian dicabut pada pukul 11.45. Perubahan pada tngkat permukaan laut bias terjadi beberapa jam mendatang. Harap hati-hati kala melakukan kegiatan dekat samudra, seperti berenang dan berlancar. Pada gempa disusul tsunami besar yang terjadi empat bulan lalu di daerah yang sama sedikitnya 21.000 orang tewas atau hilang. Bencana ganda itu melumpuhkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima dan menyebabkan radiasi terpapar ke lingkungan. Perusahaan Listrik Tokyo TEPCO mengatakan, karyawan yang paling dekat dengan pantai di PLTN Fukushima dievakuasi sebentar ke tempat yang lebih tinggi sebelum kembali bekerja. TEPCO mengatakan gempa paling akhir itu tak menimbulkan masalah baru pada PLTN Fukushima Daiichi (nomor 2) di dekatnya yang lumpuh. Gempa 11 Maret 2011 yang berkekuatan 9,0 SR itu menyebabkan gelombang tsunami sampai setinggi 14 meter di PLTN Fukushima. Kerusakan yang timbul karena terganggunya system pendinginan menyebabkan krisis nuklir dan sekitar 80.000 warga dievakuasi karena kekhawatiran akan radiasi. (Anonim, 2011. Gempa kembali landa Jepang, peringatan tsunami dicabut, Kompas 11 juni 2011).

(11). Mengkaji ulang tatakota Populasi warga Jepang terkonsentrasi di tepi pantai. Didaerah itu terlihat kemudahan akses pelabuan, bandara, jalur kereta api, serta sarana pendukung lainnya. Namun ancaman gempa termasuk tsunami 11 Maret 2011 menyadarkan warga bahwa ada yang “salah” dalam pembangunan kota mereka. Tsunami meluluhlantakkan kota-kota Prefektur Iwate, Miyagi dan Fukhusima.Bencana ini menjadi moment untuk mengkaji ulang penataan kota. Kota tak hanya butuh sarana penunjang ekonomi, tetapi juga kemanan yang berkelanjutan. Ketika sederet gempa mendera Japan tahun 1970-an mereka memperbaharui syarat keamanan bangunan (Code of building) semacam izin mendirikan bangunan. Kini Jepang mempersiapkan terobosan besar dalam penataan kota. Mereka mencari model yang tepat dalam membangun kota pesisir yang aman dari tsunami, nyaman dan berkelanjutan. JICA Tohoku bersama Universitas Miyagi membuat model percontohan di kota Higashi-Matsushima dan Minami Sanriku. Tempat itu dipilih karena mengalami kerusakan terberat 70% bangunan hancur dan tantangan mayoritas penduduknya orang yang berusia lanjut. Pemetaan area rawan bencana dilakukan pada tahap awal sebagai bekal.Pada area yang masuk pada daerah berbahaya penduduk disarankan untuk berpindah. Pemerintah akan mempersiapkan tempat tinggal, sewa terjangkau. Ini menjadi tantangan kami sangat sulit untuk membujuk orang-orang usia lanjut untuk pindah. Biasanya mereka memilih kembali ke tempatnya meski tahu itu berbahaya. Kami atau pemerintah tidak bisa memaksa karena pilhan mereka dilindungi undang-undang. Konsekuensi relokasi warga harus tinggal ditempat sementara. Untuk Higahi-Matsuhima ada 1.753 rumah sementara dan 1.250 rumah sewa selama 3-5 tahun. Jika warga mau direlokasi, tempat tinggal lama akan digunakan untuk areal pertanian, industry, wisata taman dan sabuk hijau. Dalam proses pendekatan JICa dan Universitas Miyagi merekrut tujuh fasilitator untuk melakukan pendekatan terhadap masyarakat. Selain berkutat di masalah relokasi, pendekatanpun dilakukan untuk mempersiapkan kota yang berkelanjutan. Pengalaman kerusakan PLTN Fukushima jadi pelajaran bagi Jepang bahwa perlu pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Dalam perencanaan, pasokan listrik didapatkan dari sel tenaga surya dan biomassa. Bangunan hijau bagi permukiman dan komersial juga diterapkan. Beberapa komentar dileparkan. Kuniyuki yang tinggal di Pulau Miyato mengatakan tsunami menyadarkan akan pentingnya relokasi. Sasaki Katsuya, warga Iwate tertekad membangun rumah di perbukitan, yang penting keluarga aman. Iwao Hatakeyama, warga Minami Sanriku bertekad tinggal dirumah lamanya (Anonim, 2013, Mekjai ulang tata kota, Kompas 7 Maret 2012).mengatan

(12). Sisa tsunami Jepang Masih ada kisah tersisa tentang tsunami di Jepang yang terjadi pada Maret 2011. Para ahli sedang mengamati bagaimana sekelompok ikan yang asli dari Jepang dapat elamat sepanjang perjalanan mereka melewati Samudra Pasifik. Kelompok ikan itu mengakhiri perjalanan mereka

di Negara Bagian Washington, Amerika erikat. Lima ikan tersebut ditemukan di dalam kapal Sai-Shou –Maru, yang terbalik yang sudah dikonfirmasikan berasal dari kawasan utara Jepang dan terbawa arus ketika terjadi gempa bumi disambung tsunami. Diperkirakan ikan-ikan itu menempuh perjalanan sepanjang 8.000 km. Perahu lain yang terbawa arus sebelumnya juga ditemukan di pantai barat laut AS dan Alaska. Demikian juga sampah dan reruntuhan rumah yang terbawa arus. Namun, ikan yang ditemukan di Sai-Shou-Maru merupakan hewan bertulang belakang pertama yang berhasil selamat dalam perjalanan panjang itu. Ahli biologi kelautan mempelajari fenomena itu dan terus mempelajari bagaimana ikan yang biasa hidup di laut yang lebih hangat, dapat tetap selamat di reruntuhan perahu. Bagaimana perjalanan mereka selama dua tahun melintasi lautan juga menjadi pertanyaan besar. Ini sangat luar biasa. Semua orang terperanjat ikan-ikan itu dapat selamat selama dua tahun, ujar Curt Hart juru bicara Depatemen Ekologi Negara Bagian Washington (Anonim, 2013. Seale ikan dari tsunami Jepang. Kompas 15 April 2013).

(13). Kan hidup di sampah tsunami Jepang Seekor ikan stripes beakfish (Oplegnathus fasciatus) mampu bertahan hidop di dalam perahu yang terdampar akibat tsunami Jepang 2011. Perahu sepanjang 5,5 meter ini terbawa sampai ke pantai Amerika Serikat, menyeberangi Samudra Pasifik. Ikan tersebut kini menghuni Seaside Aquarium di Oregon. Ikan-ikan ini bisa berasal dari perairan Jepang, hewan itu terangkut mendekati pantai Hawaii. Kata Allen Pleus, koordinator spesies laut invasif di Dinas Perikanan dan Hewan Liar Washington, dalam Livescience, Kamis (4 April 203. Ini adalah pertama kalinya vertebrata hidup ditemukan diantara sampah akibat tsunami. Saat tsunami Jepang pada 10 Maret 2011, ada 5 juta ton sampah yang terseret ke SamuderaPasifik. Sebagian besar langsung tenggelam ke dasar laut, sebagian terdampar hingga pesisir Alaska, British Columbia, dan sepanjang pantai barat AS serta kepulauan Hawaii. Ikan sepanjang 12 cm ini berada di kompartemen belakang perahu fiberglass kecil bernama Saisho-Maru yang ditemukan pada 22 Maret lalu dekat Long Beach, Washington. Perahu itu juga membawa alga, kepiting,cacing laut, timun laut dan kerang biru (Anonim, 2013. Ikan hidup di sampah tsunami Jepang. Kompas 11 April 2013).

(14). Gempa 7,4 SR goyang Alaska Gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang Pantai Pasifik yang berjarak lebih dari 1000 mil di barat Anchorage, Alaska. Kamis (23/6/2011) waktu AS. Gempa ini menyebabkan pihak berwenang mengeluarkan peringatan dini tsunami, namun akhirnya dicabut satu jama kemudian. Peringatan dini tsunami itu berlaku untuk rangkaian Kepulauan Aleutin, termasuk Amchitka Pass dan barat Pulau Adak. Gempa terjadi pukul 19.00 waktu setempat, Kamis (23/6/2011 atau Jumat WIB degan kedalaman 25 mil. Gempa susulan yang terbesar berkekuatan 7,2 SR. Gempa berkekuatan antara 7 sampai 8 SR merupakan hal yang lumrah terjadi di Kepulauan Aleutin, namun tidak membawa dampak serius karena pulau itu terpencil dan tak banyak penduduknya. Kawasan itu merupakan area yang aktif secara seismic.

Peringatan tsunami sempat menimbulkan kepanikan warga Ditch Harbor. Begitu mendengar sirine, ribuan warga bergegas lari ke bukit menjauhi pantai. Pada pkul 12.00 terjadi gempa susulan berkekuatan 5,2 SR. Gempa berpusat 50 mil barat daya Anchorage. Gempa tersebut berkedalaman 30 mil di bawah permukaan bumi (Anonim, 2011. Gempa goyang Alaska, Kedaulatan Rakyat 25 Juni 201).

(15). Radiasi tinggi ditemukan di kandungan air tanahDua hari setelah Tokyo resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Olimpiade 2020, operator pembangkit tenaga Nuklir Fukushima Daiichi di Jepang menemukan radiasi tinggi pada air tanah yang mengalir di bawah PLTN tersebut. Tokyo Elctric Power Co (TEPCO) perusahaan yang mengoperasikan PLTN Fukushima Daiichi, Senin 9 September 2013 mengumumnkan tingkat radiasi pada sampel air yang diambil dari salah satu sumur di kompleks PLTN itu mencapai 3.200 bacquerel per liter. Sebagai perbandingan tingkat kontaminasi radiaoaktif yang diizinkan di Jepang adalah 100 bacquerel per kilogram untuk bahan makanan dan 10 bacquerel per liter untuk air minum. Pada sampel air tanah itu juga ditemukn kandungan zat radioaktof stronsium yang jika masuk ke tubuh manusia akan terkonsentrasi di tulang dan bias menyebabkan kanker. Pihak TEPCO mengatakan penemuan ini memperkuat dugaan bahwa air radioaktif yang bocor dari tangki-tangki penampung sementara telah meresap ke dalam tanah dan mencemari sitem air tanah di bawah PLTN. Kabar ini muncul di saat Jepang tengah merayakan keberhasilan Tokyo mengalahkan Madrid, Spanyol, dan Istambul, Turki dalam pemilihan tuan rumah Olimpiade 2020. Perdana Menteri Jepang Shinto Abe hadir langsung di Boines Aires Argentina-tempat pemilihan itu digelar-untuk meyakinkan panitia pemilihan bahwa krisis nuklir di Fukushima telah dikendalikan dan tak akan berdampak pada penyelenggaraan Olimpiade di Tokyo. “Izinkan saya meyakinkan anda, situasinya aman terkendali. Krisis itu belum dan tidak akan berdampak negative pada penyelenggaraan Olimpiade di Tokyo”, kata Abe dalam pidato yng dipuji media Jepang sebagai kunci dipilihnya Tokyo. Abe menambahkan, air yang terkontaminasi zat radioaktif di PLTN Fukushima Daiichi hanya mencemari kawasan terbatas seluas 0,3 kilometer persegi di sekitar pelabuhan di PLTN itu. Namun para pakar menyayangkan pernyataan Abe yang terkesan meremehkan persoalan.”Masalah air yang terkontaminasi itu masih jauh dari selesai. Masalah itu sudah terjadi sejak reactor-reaktor nuklir (di PLTN itu) rusak. Sejak itu, air terkontaminasi it uterus mengalir ke laut.” Tutur Hiroaki Koide, salah satu peneliti di Institut Reaktor Riset Universitas Kyoto. Pihak TEPCO sendiri mengakui, jumlah air tanah terkontaminasi yang mengalir masuk ke laut mencapai rata-rata 300.000 liter per hari. Pemerintah Jepang pecan lalu mengumumnkan rencana proyek senilai 470 juta dollar AS untuk membekukan tanah di sekitar PLTN itu untuk mencegah air tanah masuk ke kompleks PLTN dan terkontaminasi. Namun, proyek itu diperkirakan sangat rumit. Rencana untuk membuang air bekas pendining reactor ke laut setelah didekontiminasi juga ditentang nelayan dan Negara-negara tetangga Jepang (Anonim, 2013. Radiasi tinggi ditemukan di kandungan air tanah. Kompas 11 September 2013).Berbagai kejadian yang perlu dicermati

Maret 2011: PLTN Fukushima Daiichi rusak parah akibat tsunami dan gempa bumi15 Maret 2013. Kandungan cesium tinggi pada ikan tangkapan di sekitar lokasi18 Maret 2013 mati litrik selama 29 jam5 April 2013. Mati listrik selama 3 jam6 April 2013. Sebanyak 120 ton air bocor dari tangki penampungan bawah tanah7 April 2013. Kebocoran pada tangki bawah tanah ke-222 April 2013. Tenaga dimatikan untuk pemeriksaan kolam bahan bakar unit nomor 2

Kemunduran FukushimaBerbagai masalah Pembangkit Listrik Tenga Nuklir Fukushima Daiichi yang dilaporkan Tepco sejak Januari. Kandungan strontium-90 tinggi ditentukan pada air tanah

18 Mei 2013. Uap terlihat mengepul dari reactor nomor 322 Mei 2013. Setelah menyangkal selama berbulan-bulan TEPCO akhirnya mengaku limbah telah mencemari laut7 Agustus 2013. Kementerian Ekonomi dan perdagangan menyatakan 300 ton air radioakatif mencemari laut tiap harinya. 13-19 Agustus 2013. Sebanyak 12 pekerja terkontaminasi radiasi20 Agustus 2013. Air berkadar radioaktif tinggi bocor dari tangki di permukaan tanah22 Agustus 2013. Dua titik radiasi ditemukan di dua tangki terpisah31 Agusrus 2013. Radiasi terindikasi melonjak mencapai 1.800 mSv per jam pada tangki penampungan3 September 2013. Jepang menyiapkan dna 500 juta dollar AS untuk penanggulangan kebocoran dan pencemaran radioaktif4 September 2013. Radiasi terindikasi melonjak hingga 2.200 mSv dari sebelumnya 1.800 mSv. Papaan kadar radioaktif tersebut selama satu jam dapat mematikan orang yang tidak mengenakan pelindung6 September 2013. Korea selatan, mengembargo produk perikanan impor dari Jepang yang berasal dari kawasan tertentu dengan alas an tercemar radiasi

B. Di dalam negeri (1). Tsunami capai Jayapura Satu orang tewas dan sejulah rumah rusak setelah tsunami Jepang menghantam pesisir utara Jayapura pada Jumat (11 Maret 2011) malam. Tsunami ini menghantam Kampung Enggros, Abepura, sekitar puul 21.00 WIT, dan Kampung Holtekamp di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, sekitar pukul 00.00 WIT. Tsunami di Kampung Holtekamp juga merusak sebuah jembatan, tiga rumah, serta menghanyutkan tiga rumah lainnya, dan sejumlah perahu nelayan. Di Kampung Enggros, tsunami merusak enam rumah warga dan menghanyutkan dua rumah. Kampung Enggros merupakan kampung nelayan yang berada di kawasan Teluk Youtefa. Rumah-rumah di kampung itu berupa rumah panggung dan didirikan di atas permukaan laut. Di Enggros pernah juga mengalami tsunami pada tahun 1960 dan 1961, sehingga bagi masyarakat Enggros tsunami kali ini merupakan yang ketiga kalinya. Kejadian tahun 1960 dan 1961 itu memberikan pelajaran bagi warga untuk waspada jika melihat air laut tiba-tiba surut, warga segera

menjauh dari pantai. Hingga kemarin warga mengungsi di rumah kerabat di Abepura. Dari Papua Barat dilaporkan meskipun tidak terkena tsunami, warga Kampung Borobudur, Kota Manokwari hingga Sabtu masih resah dengan kemungkinan dampak gempa Jepang. Kepanikan warga juga diakibatkan gelombang pasang yang terjadi sejak Sabtu sekitar pukul 09.00 WIT hingga sore hari. Gelombang pasang terjadi sejak Sabtu sekitar pukul 09.00 WIT hingga sore hari yang disertai angin kencang membuat warga terutama yang tinggal di pesisir, keluar rumah dan turun ke jalan (Anonim, 2011, Tsunam capai Jayapura, 13 Maret 2011).

Gambar 4.28. Tsumai di Jayapura

(2).Siaga hadapi tsunami Meski ancaman tsunami Jepang tak terjadi di wilayah Indonesia, kepanikan dan kesiapsiagaan terjadi pada Jumat (11 Maret 2011) petang di Manokwari, Jayapura, Ambon, Ternate, dan Manado mengantisipasi gempa besar 8,9 SR dan tsunami di Jepang, Jumat siang. Sebagian kecil warga pesisir kota Manokwari di Kampung Borobudur sekitar pukul 18.00 panik setelah perangkat kampung mengumumkan agar warga waspada dan mengungsi. Banyak warga yang mengemasi barang-barang mereka dan menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Di jayapura, kepanikan terjadi sekitar pukul 18.00 saat penduduk menyelamatkan diri dengan kendaraan umum dan kendaraan pribadi ke Entrop dan Abepura yang merupakan daerah perbukitan. Jalanan di jayapura yang biasanya meriah, menjelang malam mendadak jadi lenggang. Menurut Yulson Sinery, petugas pemantau meteorologi dari

BMKG Kelas III Manokwari di Papua Barat, ada enam daerah yang berpotensi tsunami, yakni Manokwari, Kota Sorong, Sorong Selatan dan utara, Raja Ampat, dan Teluk Wondama. Sedangkan di Propinsi Papua ada di delapan lokasi. Situasi Ambon (Maluku) dan Ternate (Maluku Utara) nyaris sama dengan Papua. Kepanikan warga terlihat sekitar pukul 17.00. Jalan-jalan ramai oleh hiruk pikuk orang yang hendak mengungsi ke perbukitan Gunung Gamalama. Transportasi laut dari Ternate ke Pulau Halmahera atau Pulau Tidore dihentikan sementara. Di Kota Ambon, sebagian warga pesisir Waihaong memilih mengungsi ke perbukitan Kebun Cengkeh. Jaringan telekomunikasi di Maluku dan Maluku Utara sekitar pukul 17.00 terganggu. Kepanikan luar biasa melanda sebagian warga Sulut. Sebagian penduduk bahkan mengungsi ke Kota Tomohon, kota pegunungan, 30 kilometer dari Manado. Pemerintah Provinsi Sulut memberikan pengumunan melalui pengeras suara di setiap kelurahan di Kota Manado. Sedangkan Gubernur Sulut melalui berita radio dan televisi lokal, meminta warga untuk mengungsi. Ia berharap warga tetap tenang dan tidak panik. Namun, situasi lalu lintas di jalan-jalan protokol kota Manado kacau balau. Warga berebut keluar meninggalkan Jalan Piere Tendean di Kawasan Boulevard di bibir pantai Manado. Jalan Bethesda dan Teling macet total. Di Kepulauan Talaud dan Kota Bitung, ribuan warga mengungsi ke kawasan perbukitan. Warga Gorontalo Utara memilih mengungsi sejak sore. Di Bali Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, menyatakan, tsunami di Jepang tidak berdampak besar terhadap Indonesia. Meski demikian, pemerintah daerah di wilayah rawan, seperti di Sulut, Papua, dan Maluku Utara yang berhadapan langsung dengan Laut Pasifik, harus tetap waspada (Anonim, 2011. Siaga hadapi tsunami, Kompas 12 Maret 2011).

4.5. GEMPA, TSUNAMI KAITAN DENGAN PLTN DI JEPANGGempa yang mengguncang Jepang, telah dapat diantisipasi dengan bangunan tahan gempa. Gempa yang terjadi di Fukushia tidak diduga telah menimbulkan bencana tsunami. Bencana ini membuat PLTN selalu mendapat sorotan tajam, Bagaimana sorotan tersebut ?. Cermati berita berikut:(1). Ledakan nuklir Ledakan kedua pada reaktor PLTN Fukushima, Jepang, Senin (14 Maret 2011), makin menakutkan warga akan bahaya nyata terkena radiasi nuklir. Terutama ledakan pertama, Sabtu, terbukti menyebabkan lebih dari 22 orang terkontaminasi. Ledakan kedua pada reaktor PLN Unit 3 Fukushima Daiichi terjadi Senin sekitar pukul 11.01. Televisi merilis gambar asap pekat membubung ke udara dan mengatakan telah terjadi ledakan di Unit 3 dan 11 pekerja terluka. Ledakan pada Unit 1 terjadi Sabtu, PLTN dioperasikan oleh Tokyo Electric Power Co (Tepco). Beberapa saat setelah ledakan kedua, Tepco mengatakan reaktor 2 pun terganggu. Takako Kitajima, pejabat Tepco mengatakan petugas memompakan air laut untuk mendinginkan reaktor Unit 2. Langkah itu oleh ahli nuklir As justru dinilai tindakan ceroboh dan panik karena justru dapat memicu ledakan baru di Unit 2. Ledakan pada Sabtu lalu melukai tujuh pekerja. Ledakan yang merusak pengungkung reaktor Unit 1 itu memicu kepanikan hebat di kalangan warga . Sekitar 180.000 orang yang berada di radius 20 km dari PLTN pun minta dievakuasi. Penyebab ledakan sama dengan ledakan Unit 1, yakni tingginya konsentrasi gas hidrogen di dalam reakator akibat gagalnya sistem pendingin reaktor. Warga bertambah panik

terutama akibat ledakan Unit 1 menyebabkan 22 orang terkontaminasi radiasi dan 190 orang terpapar. Opini publik Jepang, bencana nuklir terburuk di Chernobyl, April 1986 mungkin bisa terulang di Fukushima. Hal itu menimbulkan kepanikan baru warga korban tsunami. Khawatir akan terjadi hal yang lebih buruk, sejumlah Negara di Eropa meminta warganya mempertimbangkan untuk meninggalkan Jepang. Senin, tidak lama setelah ledakan di Unit 3. Beragam reaksi internasional menanggapi ledakan kedua yang juga disertai hilangnya kemampuan pendingin di Unit 2. Hal itu mengindikasikan bahwa bahaya nuklir semakin nyata mengancam keselamatan. AS telah menarik kapal induk USS Ronald Reagan dari lepas pantai Jepang karena takut terpapar reaksi nuklir. Kapal induk yang sedang berlabuh di 160 km lepas pantai Jepang itu mendeteksi adanya radiasi dari PLTN Fukushima. Petugas`AS mengatakan, paparannya mungkin setara dengan sebulan paparan radiasi alam. Karena itu kapal ditarik lebih jauh keluar. Pesawat AS yang sedang terbang mengangkut bahan bantuan ke daerah bencana di Jepang pun ditarik. Tidak lama setelah ledakan, Armada VII AS menarik kapal dan pesawat menjauh. Perancis bertindak lebih tegas lagi. Warganya dihimbau segera keluar dari Jepang dalam beberapa hari ke depan jika mereka tidak punya alasan khusus untuk bertahan. Perancis juga memperingatkan, jika reaktor nuklir meledak, debu radioaktif bisa mencapai Tokyo dalam beberapa jam. Austria juga memperingatkan warganya untuk meninggalkan Jepang. Sejumlah eksekutif perusahaan Jerman seperti Bosch, Daimler, dan BMW mengevakuasi warganya. NISA mengatakan, tidak ada kemungkinan krisis nuklir mirip Chernobyl di PLTN Fukushima menyusul ledakan hidrogen tersebut. Sekretaris Kabinet Yukio Edano mengatakan telah menerima laporan ledakan kedua itu, tetapi itu ledakan hidrogen dan tidak merusak reaktornya. Gangguan dalam PLTN masih dalam batas aman, tak berbahaya. Pihak NISA menegaskan, lapisan pelindung reaktor masih utuh, tidak ada bahaya radiasi, kontaminasi dan ledakan di dalam reaktor. Tidak ada risiko ledakan hidrogen karena tidak ada oksigen di dalam lapisan pelindung. Selama warga mengungsi seperti diperintahkan, tak akan ada efek terhadap kesehatan manusia. Tingkat radiasi yang diukur dekat reaktor, Senin pukul 13.12 sebesar 34,2 microsievert per jam. Sebagai perbandingan, tingkat radiasi pemeriksaan rontgen dengan sinar X di rumah sakit mencapai 600 microsievert. Seorang yang melakukan perjalanan pergi-pulang naik pesawat dari jepang ke Pantai Timur AS akan menerima radiasi sebesar 200 microsievert. Tingkat radiasi itu jauh dibawah radiasi yang terukur di reaktor Unit 1 yang meledak Sabtu pekan lalu. Pengukuran tingkat radiasi di pagar bangunan reaktor Senin dini hari menunjukkan angka 680 microsievert per jam. Menurut Perdana Menteri Jepang, Naoto Khan, situasi reaktor nuklir yang terganggu gempa masih mengkhawatirkan. Pihak berwenang masih malakukan upaya mencegah kerusakan meluas. Pejabat terkait menginformasikan, tiga reaktor nuklir di utara Tokyo overhaeating, menimbulkan kekhawatiran terjadi radiasi. Jepang menghadapi tiga bencana sekaligus: gempa, tsunami, dan kini ancaman nuklir (Anonim, 2011. Khawatirkan ledakan nuklir, Kompas 15 Maret 2011).

No Kota Jumlah reaktor Kapasitas (MW)1 Shika 2 1.8982 Kashiwazaki Kariwa 7 8.2123 Tomari 2 1.1584 Higashi Dori 1 1.1005 Onagawa 6 2.1746 Fikushima Daini 4 4.4007 Tokai Daini 1 1.1008 Hamaoka 5 4.8849 Ikata 3 2.02210 Sendai 2 1.78011 Genkai 4 3.47812 Shimane 2 1.28013 Takahama 4 3.39214 Mihama 3 6.37615 Obi 4 4.71016 Tsuruga 2 1.517

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di dunia beroperasi dan dalam pembangunan (*)

Negara Jumlah reaktor Kapasitas (MW)Amerika Serikat 104 (1) 100.747 (1.165)Perancis 58 (1) 63.130 (1.600)Korea Selatan 21 (5) 18.665 (5.560)Rusia 32 (11) 22.693 (9.153)India 20 (5) 4.391 (3.564)Lainnya 207 (42) 165.332 (41.820)Total 442 (65) 374.958 (62.862)

Catatan: dalam ( ) dalam pembangunan.

Skala INES (International Nuclear Event Scale)

Level 1 (anomaly) Paparan radiasi berada di atas ambang batas. Terdapat masalah dengan komponen pengamanan dan berdampak minimal

Level 2 (insiden) Paparan radiasi ke publik mencapai 10 mSv. Tingkat radiasi di daerah operasi lebih dari 50 mSv

Level 3 (insiden serius) Paparan radiasi sepuluh kali dari batas aman pekerja. Tidak mematikan, tetapi memberikan dampak pada kesehatan

Level 4 (kecelakaan dengan dampak lokal)

Terjadi kebocoran radioaktif dalam jumlah kecil. Setidaknya satu orang tewas akibat radiasi

Level 5 (kecelakaan dengan Kebocoran radioaktif dalam jumlah terbatas. Beberapa orang

dampak lebih luas) tewas akibat radiasiLevel 6 (kecelakaan serius) Terjadi kebocoran radioaktif dalam jumlah cukup besar yang

membutuhkan tindak penangananLevel 7 (kecelakaan besar) Kebocoran radioaktif dengan jumlah besar terjadi sehingga

berdampak luas bagi kesehatan dan lingkungan

Bencana nuklir Jepang

Lokasi Tahun Skala bencanaFukushima 2011 Level 4Onagawa 2011 -Tokaimura 1999 Level 4Tsuruga 1981 Level 2Ishikawa 1999 Level 2

Gambar 4.29. Ledakan nuklir akibat tsunami di Jepang(2). Nuklir Jepang lepas kendali Krisis nuklir Jepang makin tidak terkendali, Rabu (16 Mart 2011). Kebakaran terjadi lagi, yakni menimpa reaktor Unit 4 PLTN Fukushima Daiichi. Sekitar 180 pekerja dipaksa keluar dari lokasi akibat tingginya radiasi. Api menjilat bangunan reaktor unit 4 yang di dalamnya terdapat batang-batang bahan bakar pada Rabu 05.45. Saat itu petugas tengah berusaha memompakan air laut untuk mendinginkan reaktor, tetapi api semakin membesar. Asap putih dan awan uap membubung tinggi pada pukul 08.30 dan kondisi tersebut menambah kepanikan warga. Helicopter gagal meyiram air ke reaktor paling bermasalah. Kondisi tersebut membuat pekerja kewalahan. Sekitar 180 pekerja dipaksa keluar dari lokasi akibat tingginya paparan radiasi. Operator PLTN Tepco mengatakan bahwa saat itu terjadi kebocoran partikel radioaktif yang

cukup tinggi. Sekitar 30 menit kemudian dilaporkan tidak ada penguapan. Namun, para pekerja baru masuk kembali ke lokasi beberapa jam setelah kebakaran. Badan Keselamatan Nuklir dan Industri (NISA) Jepang menuturkan tingkat radiasi mencapai 10 milisievert per jam pada pukul 10.40. Ada kemungkinan partikel radioaktif menguap dari reaktor Unit 2 yang meledak. Para ahli mengatakan paparan radiasi bisa meningkat karena diduga terjadi lelehan parsial. Kebakaran pada Unit 4 merupakan peristiwa kelima sejak terjadi ledakan di Unit 1 pada Sabtu lalu dan ledakan di Unit 3 hari Senin. Ledakan ketiga terjadi di Unit 2 yang disertai kebakaran di kolam penyimpanan bahan bakar di Unit 4, Selasa. Sekretaris Kabinet Yukio Edano mengatakan, para pekerja yang sedang menyiram reaktor dengan air laut sempat panik ketika tiba-tiba muncul kebakaran di Unit 4. Tidak ada pilihan lain kecuali mengevakuasi mereka keluar dari lokasi berbahaya itu. Para pekerja tak bisa melakukan pekerjaan minimal saat itu karena kami sedang siaga risiko terpapar radiasi, Rabu pagi pada sat asap mengepul di PLTN Fukushima Daiichi. Juru bicara Tepco menuturkan, team pekerja sempat ditarik sejauh 500 meter dari kompleks PLTN. Sebuah helicopter dikerahkan untuk menuangkan air tetapi gagal karena partikel radioaktif lepas bersama asap dan awan uap yang membahayakan helicopter. Beberapa jam kemudian, para pekerja masuk kembali untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Tidak ada penjelasan apakah api di Unit 4 sudah padam. Hanya dikatakan para pekerja telah dilengkapi dengan pakaian antiradiasi. Mereka memompa air laut ke reaktor Unit 5 dan Unit 6 yang suhunya sudah meningkat semakin panas. PLTN Fukushima Daiichi yang berada di kota Okumamchi, Prefektur Fukushima mengoperasikan enam reaktor. Pada saat terjadi gempa dengan kekuatan 8,9 SR (lalu direvisi menjadi 9,0 SR) hanya reaktor Unit 1,2, dan 3 yang beroperasi. Reaktor Unit 4, 5 dan 6 sedang dalam perawatan. Menurut NISA, sekitar 70 persen batang bahan bakar Unit 1 rusak akibat ledakan, Kyodo News menambahkan 33 persen batang bahan bakar reaktor Unit 2 juga rusak akibat ledakan. Inti dua reaktor itu diyakini sudah meleleh. Para pejabat pemerintah di Perfektur Ibaraki, selatan Fukushima menyatakan paparan radiasi di sana sekitar 300 kali level normal, Rabu. Kondisi tersebut tidak baik bagi kesehatan jangka panjang tetapi tidak terlalu fatal. Pada awal kebakaran hari Rabu telah terdeteksi adanya paparan radiasi di Tokyo meski masih rendah Paparan berlangsung hingga 4 jam. Hal ini memicu kepanikan luar biasa pada publik Jepang dan munculnya peringatan internasional bagi kesehatan. Paparan radiasi di ibu kota hanya 10 kali dari paparan normal yang diterima manusia. Pada titik tersebut paparan radiasi tidak akan membahayakan kesehatan sekitar 13 juta penduduk Tokyo. Warga dipastikan tak akan terpapar jika keluar rumah. Saya ingin warga memahami hal ini, kata Edano dalam konferensi pers yang disiarkan luas melalui jaringan televisi internasional. Penjelasan Edano itu sebenarnya merujuk kepada warga yang mau menaati himbauan pemerintah, yaitu jika warga berada di luar radius peringatan baru, yakni 30 km dari PLTN. Sekitar 140.000 orang di dalam zona itu dilarang keluar rumah. Hal tersebut akan merepotkan warga beraktivitas. Komisaris Tepco mengatakan

musibah yang menimpa reaktor nuklir di PLTN Fukushima Daiichi berada di luar kendali (Anonim, 2011. Nuklir Jepang lepas kendali, KOmpas 17 Maret 2011). Reaktor

Batang bahan bakar memancarkan panas fisi nuklir untuk menghasilkan energi Air menjadi pendingin dan menjaga temperatur pada 270o C Jika sistem pendingin gagal, temperatur dapat meningkat hingga 1.200o C, melelhkan

selubung “zircon” pada batang bahan bakar dan menyebabkan kebocoran radioaktif.Kegagalan sistem pengaman

Kegagalan pertama: Batang kendali naik untuk menghentikan fisi nuklir, tetapi batang bahan bakar tetap panas. Sirkulasi air seharusnya dapat mendinginkan batang bahan bakar, tetapi kekuatan dahsyat yang disebabkan oleh gempa mengakibatkan kegagalan pada sistem.

Kegagalan kedua: Generator darurat bertenaga diesel menyemprot batang bahan bakar dengan air dingin, tetapi generator rusak satu jam kemudian. Para ahli memperkirakan kerusakan tersebut disebabkan oleh tsunami.

Kegagalan ketiga: sistem yang mengubah uap menjadi air mulai mendinginkan batang-batang tetapi muka air surut. Temperatur batang bahan bakar berasal dari peluruhan uranium meningkat.

(3). Radiasi ada disekitar kita Saat banyak orang mengkhawatirkan paparan radiasi dari ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi, Jepang tanpa disadari tubuh kita terpapar radiasi setiap hari. Sumber radiasi itu berasal dari alam dan teknologi untuk membantu manusia. Sumber radiasi dari alam itu berasal dari radiasi kosmik, sinar matahari, kulit bumi, gas radioaktif radon, serta makanan dan minuman yang kita konsumsi. Tubuh manusia. Tubuh manusia juga mengandung zat radioaktif, yaitu karbon-14, potassium-40, dan polonioum-210. Total radiasi dari alam yang tak bias dihindari ini mencapai 2,4 milisieverts (mSv). Radiasi paling tinggi berasal dari radon yang berasal dari peluruhan uranium di kulit bumi sebesar 1,3 mSv. Adapun sumber radiasi yang berasal dari penggunaan radiasi untuk dunia medik, sisa uji coba bom atom dan PLTN, hasil pembakaran batubara hingga penggunaan produk-produk yang memancarkan radiasi. Jumlah paparan radiasi non alami berbeda pada tiap orang, tergantung interaksinya dengan tempat, jenis pekerjaan, hingga penggunaan benda-benda yang bersifat radiatif. Paparan yang diderita pilot, ppetugas radiologi rumah sakit hingga petugas di reaktor nuklir tentu jauh lebih tinggi dibandingkan masyarakat biasa. Tingkat radiasi penggunaan produk teknologi ini umumnya rendah. Untuk sumber radiasi non alami, paparan tertinggi berasal dari penggunaan alat-alat medik, sebesar 0,4 mSv per tahun. Salah satu teknologi yang menggunakan zat radioaktif adalah detektor logam dan mesin pemindai barang yang ada di terminal bandar udara. Meski dirancang dengan radioaktif minim, jika terpapar radiasi dari alat itu cukup lama,

tetap akan berbahaya. Ketika melintasi detektor logam, disarankan segera beranjak dari bawahnya. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menetapkan dosis radiasi bagi masyarakat umum adalah 1 mSV setahun. Hal itu untuk keamanan manusia. Dalam kondisi darurat, dosis ini bisa ditingkatkan menjadi 20-50 mSV sesuai standar bagi pekerja di reaktor nuklir. Di Indonesia, paparan radioaktif di atas 20 mSV pernah ditemukan pada peneliti radioisotope yang bekerja terlalu lama di dekat reaktor riset di Bandung. Untuk sementara peneliti tersebut tidak boleh berada di dekat reaktor. Tingkat radiasi akibat ledakan hidrogen yang disertai pelepasan sejumlah zat radioaktif di PLTN Fukushima Daiichi mencapai 3,1 MSV per jam pada Senin (14 Maret 2011) dan meningkatkan menjadi 400 mSv per jam pada Rabu pagi. Pada hari yang sama, tingkat radiasi zat radioaktif ini saat tiba di Tokyo yang berjarak sekitar 250 kilometer tinggal 0,000809 mSv per jam. Paparan radiasi sebesar 0,000809 mSv per jam itu tidak dapat diartikan setara dengan 7,1 mSv dalam setahun. Penyebabnya, tingkat radiasi sumber terus berubah arah angin yang membawa udara yang tercemar zat radioaktif juga tidak sama. Selain itu manusia tidak mungkin terpapar 24 jam dan 365 hari terus menerus dengan zat radioaktif. Saat di dalam rumah, potensi manusia terpapar radiasi sangat kecil karena sebagian zat radioaktif tidak mampu menembus tembok. Untuk kepentingan medik yang menggunakan cobalt-60 dinding kamar tempat penggunaan radioaktif jenis ini harus memiliki ketebalan khusus. Itu sebabnya, warga yang berada pada jarak 20-30 km dari PLTN Fukushima Daiichi diminta tinggal dirumah. Tingkat konsentrasi zat radioaktif akan semakin kecil jika daerah yang terpapar makin luas. Walau zat radioaktif terbawa angin, gerak angin tidak selamanya lurus. Jika gerak angin turun, zat radioaktif pun ikut turun. Hujan juga membuat zat radioaktif tersebut jatuh ke tanah. Oleh karena itu, masyarakat tak perlu khawatir berlebihan dengan dampak radiasi dari PLTN Fukushima Daiichi. Selain letak Indonesia jauh alam memiliki sejumlah mekanisme untuk mengurangi tingkat radiasi dari ledakan di PLTN itu (Zaid Wahyudi, 2011. Radiasi ada di sekitar kita, Kompas 17 Maret 2011).

(4). Ancaman nuklir naik ke level 5.Jepang memasuki darurat nuklir, Jumat (18 Maret 2011), dengan memburuknya kondisi tiga reaktor nuklir pada PLTN Fukushima Daiichi. Tingkat ancaman dinaikkan ke level 5. Dokter spesialis juga dikerahkan ke Fukushima untuk membantu korban. Kenaikan ancaman itu disampaikan Badan Keselamatan Nuklir dan Industri (NISA) Jepang. Sementara Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) baru memulai pengukuran, Jumat. Level ancaman merujuk Skala Kejadian Radiologi dan Nuklir Internasional (INES) yang diperkenalkan IAEA pada tahun 1990. IAEA menetapkan 7 skala kejadian radiologi dan nuklir. Kejadian level 1-3 termasuk insiden dan level 4-7 disebut kecelakaan. Level 7 terburuk pernah terjadi di Chernobyl, April 1986. NISA mengatakan, krisis nuklir di PLTN Fukushima Daiichi naik dari level 4 ke level 5. Itu artinya berpotensi membawa kecelakaan dengan dampak luas Ada kerusakan pada inti reaktor dan kebocoran radioaktif parsial. Paparan radiasinya bisa membawa kematian. Agar tidak

berdampak luas harus dicegah dengan penanganan terencana. Insiden itu pernah terjadi di Windscale Pile, Inggris tahun 1957. Waktu itu zat radioaktif bocor ke lingkungan akibat kebakaran inti reaktor. Kasus serupa terjadi juga di Three Mile Island dekat Harrisburg AS tahun 1979. Badan otorita keselamatan nuklir di Perancis bahkan , sejak Selasa mengatakan krisis nuklir Jepang harus digolongkan ke level 6. Peningkatan status itu semakin membuat publik Jepang panick Ribuan ekspatriat, Jumat masih memadati terminal keberangkatan Bandara Narita, Tokyo. Lebih dari 300 teknisi Tepco, Jumat berusaha keras mengendalikan kerusakan pada reaktor Unit 1, 2, dan 3. Truck dan helicopter dikerahkan untuk menyiramkan air ke reaktor yang kehilangan sistem pendinginannya itu. “Bukan hanya Jepang, seluruh dunia tergantung pada mereka”, kata Norie Igarashi (44) pekerja di Tokyo. Ia mengatakan team darurat bekerja di tengah meningkatnya radiasi dalam kompleks PLTN. Jika tidak bertindak hati-hati, mereka akan menjadi korban pertama. Air di kolam penampung bahan bakar bekas di reaktor Unit 3 dan 4 dilaporkan telah habis.”Prioritas kami adalah mengatasi problem di Unit 3”, kata Sekretaris Kabinet Yukio Edano. Ia menambahkan Jepang minta bantuan AS untuk ikut mengatasi krisis agar tak berdampak luas. Jika semua upaya itu tak berhasil, Tepco berencana menimbun ketiga reaktor dengan pasir dan beton. Meski demikian, tetap ada kekhawatiran akan mengganggu lingkungan sekitarnya. Dokter spesialis dari seluruh Jepang didatangkan ke Fukushima untuk memantau efek radiasi terhadap masyarakat dan petugas di sekitar lokasi. Pemerintah Prefektur Nagasaki yang berjarak lebih dari 1.600 kilometer dari pusat bencana, mengirimkan sedikitnya tiga team medis sehari setelah letusan pertama terjadi, Sabtu lalu. Sekolah Kedokteran Universitas Nagasaki yang berpengalaman puluhan tahun menangani bom atom, mengirimkan sedikitnya tiga dokter spesialis. Seiring dengan makin panasnya situasi di Fukushima, makin banyak pakar yang dikirimkan Universitas Nagasaki, termasuk dua professor pakar penyakit radiasi, yakni Noboru Takamura dari Departemen Epidemiologi radiasi dan Shunichi Yamashita, Ketua Sekolah Pascasarjana Ilmu Biomedis Universitas Nagasaki. Selain dari Nagasaki, team medis dari pusat penelitian penyakit radiasi dari kota lain, seperti Hiroshima dan Tokyo, juga dikirimkan ke Fukushima. Japan Atomic Industrial Forum (JAIF), lembaga independen yang memantau pemanfaatan energi nuklir di Jepang, mengkhawatirkan lapisan pelindung (CV) reaktor Unit 2 dan 3 rusak. Reaktor di PLTN Fukushima Daiichi memiliki tiga lapis pelindung, yakni lapisan bertenkanan (RPV), CV dan sungkup beton pelindung reaktor. Meski kondisi demikian mengkhawatirkan, Institut Proteksi Radiologi dan Keselamatan Nuklir Peranis (IRSN) memperkirakan, kebocoran radiasi tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan warga Tokyo, yang terletak 250 km di tenggara. Untuk memantau kemungkinan penyebaran awan radioaktif, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang mulai mengukur tingkat radiasi di seluruh Jepang. Dua unsur radioaktif utama yang keluar dari reaktor itu adalah isotop Iodine-131 (waktu paruh delapan hari) dan Cesium-137 (waktu paruh 30 tahun). Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan isotop itu untuk memancarkan radiasi separuh dari nilai awalnya. Kontaminasi iodine-131 dapat diatasi dengan pemberian pil

“antiradiasi” yang mengandung zat aktif potassium iodide. Pengukuran FAIF menyebutkan tingkat paparan radiasi di-pagar PLTN mencapai 646,2 mikrosievert per jam pada pukul 11.10 Kamis. Adapun pengukuran NISA terhadap seorang pekerja menunjukkan angka 106,3 milisievert. Level paparan radiasi baru berbahaya bagi tubuh manusia saat sudah mencapai tahap fatal apabila sudah mencapai 10-12 sievert atau 10.000 milisievert (Dahono Fitrianto, 2011. Ancaman nuklir naik ke level 5, Kompa 19 Maret 2011).Tingkat paparan radiasi

1 50-100 mSv Perubahan kimia darah2 500 mSv Mual (dalam hitunga jam)3 700 mSv Muntah4 750 mSv Rambut rontok (2-3 minggu)5 900 mSv Diarea6 1.000 mSv Pendarahan7 4.000 mSv Kemungkinan meninggal dalam 2 bulan (tanpa perawatan)8 10.000 mSv Kerusakan lapisan usus, pendarahan dalam, dan meninggal dalam 1-

2 minggu9 20.000 mSv Kerusakan system syaraf puast dan hilang kesadaran, meninggal

dalam hitungan jam atau hari

Kronologi paparan radiasi (dalam waktu)

Selasa (15/3/2011) Rabu (16/3/2011) Kamis (17/3/2011) Jumat (18/3/2011)

Pukul 09.00 (11.930 mSv)

Pukul 12.30 (10.850 mSv)

Pukul 05.00 (338 mSv) (PLTN Fukushima Daiichi)

Pukul 13.32 (150 mSv) (30 km dari PLTN Fukushima Daiichi)

Pukul 15.30 (596,4 mSv)(PLTN Fukushima Daiichi)

Pukul 13.30 (2.331 mSv)(PLTN Fukushima Daiichi)

Pukul 17.53 Skala bencana level 5 (PLTN Fukushima)

(5). Krisis nuklir di Jepang Para pekerja yang berjuang mengatasi kebocoran di PLTN Fukushima Daiichi mencatat kemajuan berarti, Rabu (6 April 2011). Mereka berhasil menyumbat retakan yang menyebabkan kebocoran air terkontaminasi radioaktif ke laut. Retakan itu diduga kuat sebagai penyebab meningkatnya tingkat radiasi di laut. Hal itu mendorong Pemerintah Jepang menetapkan batas aman radiasi untuk makanan laut menyusul ditemukannya ikan yang terkontaminasi iodine radiaoaktif. Para pekerja menambal retakan dengan menyuntikkan natrium silikat, zat kimia yang dikenal dengan nama “kaca air”. Zat itu berfungsi memadatkan tanah di sekitar retakan di

ruang pemeliharaan yang menyebabkan air terkontaminasi lolos ke Samudera Pasifik. Ruang pemeliharaan itu, yang di dindingnya terdapat retakan sepanjang 20 sentimeter berhubungan dengan reaktor Unit 2, satu dari enam reactor yang mengalami kerusakan sistem pendingin akibat gempa bumi. Para pekerja menginformasikan pukul 05.38, kebocoran dapat dihentikan. Sebelumnya, sejumlah usaha gagal menutup kebocoran yang ditemukan akhir pekan lalu, termasuk menambal retakan dengan semen. Namun, keberhasilan itu diiringi kekhawatiran akan kembali terjadi ledakan karena penumpukan jumlah gas hydrogen di dalam reaktor. Gas hydrogen terbentuk akibat zirconium dalam pembungkus bahan bakar yang bersuhu tinggi tidak lagi terendam air pendingin. Gas ini bisa meledak jika bereaksi dengan oksigen dalam udara, seperti yang terjadi di reaktor Unit 1, 2 dan 3 sehari setelah gempa dan tsunami mengguncang Jepang timur laut, 11 Maret 2011. Pejabat Tepco mengatakan gas hydrogen yang terbentuk di teras reactor Unit 1 cukup mengkhawatirkan. Merekapun berencana menggunakan hydrogen untuk mendorong oksigen keluar dari reaktor. Dipertimbangkan untuk menyuntikan nitrogen ke reaktor Unit 1 karena kemungkinan terjadi akumulasi gas hydrogen. Tepco mulai menyuntikkan nitrogen ke reaktor Unit 1 pada Rabu malam diikuti tindakan serupa di rekator Unit 2 dan Unit 3. Tepco juga melanjutkan pengosongan kolam penampung dengan melepaskan 11.500 ton air radioakatif rendah ke laut. Kolam penampung dikosongkan untuk memberikan tempat pada air radioaktif tinggi-limpahan air yang disiram untuk mendinginkan reactor- yang menggenang di sekeliling reaktor dan menghambat pekerja memulihkan sistem pendingin. Krisis nuklir yang disertai gempa bumi dan tsunami benar-benar memukul perekonomian Jepang, termasuk sektor pariwisata. Angka terbaru yang dikeluarkan Pemerintah Jepang memperlihatkan jumlah orang asing yang masuk ke Jepang lewat Bandara Udara utama anjlog rata-rata 5.000 orang per hari sebelum terjadi. Guncangan gempa bumi yang berkekuatan 9 SR ini juga menyebabkan dasar laut di dekat episentrum bergeser hingga 24 meter. Sensor memperlihatkan pergeseran satu bagian di dasar laut ke arah tenggara, 24 meter dari tempat semula sebelum terjadi gempa. Pergeseran di dasar laut ini empat kali lebih besar dari daratan. Wilayah Semenanjung Oshika di Prefektur Miyagi tercatat bergeser 5,3 meter, sedangkan Pulau Honshu bergeser 2,4 meter (Anonim, 2011. Pekerja sumbat retakan penyebab kebocoran, Kompas 7 April 2011).

(6). Belajar dari Chernobyl hingga Fukushima Kota Udomlya yang berjarak sekitar 400 kilometer barat laut ibu kota Moskwa berdiri sebuah PLTN Kalininskaya yang memasok listrik untuk kawasan tengah Rusia termasuk Moskwa. PLTN dibangun di daerah terpencil tetapi aman. Lokasi PLTN tidak berjarak sampai 4 kilometer dari permukiman penduduk di Udomlya. Banyak dari PLTN di Rusia berdiri di dekat danau-danau alam. Penduduk Udomlya saat ini (201) mencapai 4.000 jiwa. Keberadaan PLTN menjadi urat nadi perekonomian daerah yang semula mengandalkan perekonomian dari pertanian itu. PLTN yang dirintis pembangunannya tahun 1975 itu sudah dirancang sejak jauh hari, yakni pada

decade 1960-an semasa pemerintahan Nikita Khruschev. Pembangunan dilakukan dengan saksama. PLTN yang memiliki tiga unit reaktor itu dibangun di atas rawa-rawa yang dikeringkan. Satu per satuan unit pendingin, turbin hingga ruang kontrol selesai dibangun. Akhirnya Unnit Kalininskaya beroperasi tahun 1984. Pembangunan lanjutan sempat terhenti pasca Glasnost dan Perestroika tahun 1989. Pembangunan tahap kedua akhirnya selesai tahun 2006 dengan menggunakan reaktor generasi ketiga yang diklaim pihak Rusia sangat aman. Setiap Unit reakator Kalininskaya disebut menghasilkan 1.000 mewawatt lstrik yang dialirkan ke wilayah tengah Rusia dari Moskwa hingga Saint Petersburg. Uranium dioxide digunakan sebagai bahan bakar reactor nuklir. Bahan bakar dimasukkan dalam bentuk pellet butiran berbobot 4,5 gram. Bahan bakar tersebut dapat digunakan dalam jangka 4 hingga 5 tahun. Setelah itu sisa bahan bakar harus didaur ulang untuk PLTN reactor cepat. Sisa dari bahan bakar disimpan dalam fasilitas khusus yang aman dan terpencil. Bahan bakar nuklir dengan berat 4,5 gram setara dengan setemgah ton batubara dan 600 liter bahan bakar minyak untuk menghasilkan jumlah listrik yang sama. Reaktor Kalininskaya dilindungi beton setebal 1,1 meter dengan ketinggian 76 meter dan radius lingkaran 41 meter. Struktur bangunan dirancang untuk dapat menghadapi gempa skala 6 SR. Kondisi Rusia memang diuntungkan sebagai negeri dratan yang jarang didera gempa dan bencana alam seperti Jepang dan Indonesia. Sejak pintu masuk awal dan bagian dalam, terdapat tempat untuk memantau tingkat radiasi sehingga pekerja dan pngunjung juga termonitor. Pengamanan dilakukan berlapis-lapis sejak pintu masuk. Perlengkapan helm, sarung tangan, dan penutup telinga diberikan kepada tamu. Selama beroperasi tidak pernah terjadi keadaan darurat di lokasi tersebut. Kami banyak belajar dari kejadian Chernobyl. Pada ruang control utama, pengujung bisa melihat para teknisi bekerja 24 jam memastikan tidak ada kesalahan dalam operasional, keseimbangan suku, dan semua sarana tanggap darurat jika ada masalah. Selain itu setiap PLTN juga memiliki ruang latihan yang dibuat sama persis dengan reactor dan ruang kendali utama. Banyak orang yang ingin bekerja di PLTN di Rusia karena menjadi profesi bergengsi. Mreka tdak merasa takut karena tahu ada prosedur keamanan yang tinngi dalam operasional sebuah PLTN. Teknologi PLTN saat ini telah dirancang agar mampu menghadapi gempa 9 SR, serangan bom, tubrukan pesawat, hingga berbagai scenario terburuk. Teknologi yang di pakai PLTN di Rusia adalah teknologi generasi keempat, jauh lebih aman daripada reactor Chernobyl dan Fukushima yang merupakan generasi pertaman PLTN. (Anonim, 2011. Belajar dari Chernobyl hingga Fukushima, Kompas 1 Juni 2011).

Gambar 4.30. Ledakan PLTN Chernobyl 1986

Gambar 4.31. Petaka Chernobyl

(7). Uap muncul lagi dari PLTN Fukushima

Uap air kembali terlihat keluar dari bangunan reactor nomor 3 di PLTN Fukushima Daiichi di Fukushima Jepang Rabu (24 Juli 2013). Ini adalah kejadian ketiga dalam sepekan terakhir dan terjadi di tengah pengakuan operator PLTN itu bahwa air tanah yang terkontaminasi unsure radioaktif telah bocor ke lautan lepas. Tokyo Electric Power Co (TEPCO), perusahaan yang mengoperasikan PLTN itu menyatakan uap air kembali terlihat keluar lantai bangunan reactor 3, Rabu (24 Juli 2013). Uap air juga keluar dari titik yang sama Selasa (16 Juli 2013) dan Kamis (18 Juli 2013) yang lalu. TEPCO menyatakan tidak tahu dari mana uap air tersebut berasal. Perusahaan itu menembahkan, bangunan yang rusak diterjang tsunami 11 Maret 2011 tersebut masih terlalu berbahaya untuk didekati dan hanya dipantau dari jarak jauh. Namun menurut koresponden BBC di Tokyo, keluarnya uap itu menandakan ada air yang mendidih di suatu tempat d dalam bangunan reakstor tersebut. Hal itu memicu kekhawatiran mengingat reactor-reaktor di PLTN Fukushima Daiichi seharusnya dalam keadaan pemadaman dingin (cool shutdown) dan suhu air pendingin dibawahnya seharusnya berada jauh di bawah titik didih. Pihak TEPCO menduga, uap air itu bias dinimbulkan dari air hujan yng masuk kebangunan reactor. Juru bicara TEPCO menegaskan, tidak terjadi peningkatan radiasi terkait keluarnya uap air itu dan operasi penyaluran air pendingin kedalam reaktor terus berlangsung. Maret 2011, PLTN Fukushima Daiichi menjadi pusat bencana nuklir sipil terburuk kedua setelah Chernobyl. Sistem pendingin reaktor-reaktor nuklir di PLTN itu rusak diterjang tsunami yang kemudian menyebabkan pelelehan teras reaktor. Akibat insiden yang menyebabkan kebocoran radiasi berbahaya tersebut, ribuan warga yang tinggal di kawasan sekitar PLTN itu dievakuasi dan belum diizinkan pulang hingga saat ini. Sementara itu Pemerintah Jepang menyeslkan langkah TEPCO yang dianggap menunda-nunda pengumunan soal kebocoran air tanah yang terkontaminasi unsure radioaktif ke lautan lepas di sekitar PLTN Fukushima. TEPCO baru mengumunkan hal tersebut dari Senin (22 Juli 2013) pada hal sudah mengetahuinya beberapa hari sebelumnya. Data seperti ini harus diumumkan secepatnya, dan pemerintah telah memerintahkan untuk mencegah kebocoran air tanah ini meluas. Para ahli lingkungan sudah lama menduga air tanah terkontaminasi itu bocor ke laut. Unsur-unsur radioaktif ini bias mengkontaminasi berbagai biota laut dan ditakutkan bisa masuk ke manusia yang memakan bahan-bahan pangan dari laut. Berbagai jenis ikan yang ditangkap di sekitar PLTN itu memiliki kandungan isotop cesium yang sangat tinggi (Anonim, 2013. Uap muncul lagi dari PLTN Fukushima,. Kompas 25 Juli 2013).

(8). Jepang mencari lagi ribuan korban tsunamiPolisi dan Satuan Penjaga Pantai Jepang, Rabu (11 September 2013) kembali menggelar operasi pencarian besar-besaran untuk berusaha menemukan lebih dari 2.500 korban bencana gempa dan tsunami tahun 2011 yang masih hilang hingga kini. Hingga 2,5 tahun sejak gempa bumi bermagnitudo 9,0 dan tsunami raksasa menerjang kawasan pesisir timur laut Jepang, 11 Maret 2011, sebanyak 2.654 orang masih dinyatakan hilang. Mereka diyakini telah tewas. Sekitar 90

pencari menyisir pesisir dan kawasan perairan dekat pantai di Distrik Onahama, Prefektur Fukushima, Rabu (11 September 2013). Pencarian juga dilakukan di dua prefektur lain yang dihantam langsung bencana tersebut, yakni Miyagi dan Iwate. “Membayangkan perasan keluarga orang-orang yang masih hilang itu rasanya sedih. Kami ingin mencari mereka atau paling tidak barng-barang mereka”, tutur Hiroshi Kuno, Kepala Kepolisian Iwaki Higashi di Fukushima. Kawasan disepanjang pesisir timur laut Jepang itu, termasuk sungai-sungai yang bermuara di sana, sudah berulangkali disisir sebelum ini. Namun, para pejabat Jepang menyatakan, mereka ingin memastikan tidak ada titik yang terlewatkan pada pencarian sebelumnya. Menurut data resmi, sebanyak 15.883 orang tewas terkena dampak langsung bencana alam itu. Tsunami tersebut juga menerjang kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi merusak eksistem pendingin reactor-reaktor nuklirnya. Akibat rusaknya system pendngin itu, teras reactor di tiga reactor nuklir PLTN itu meleleh mengakibatkan penyebaran material radioaktif di wilayah yang luas. Hal itu memicu evakuasi puluhan ribu warga di sekitar PLTN. Tak ada orang yang tewas terkena dampak langsung bencana nuklir ini. Namun, Pemerintah Jepang menyebut 2.688 orang meninggal karena stress dan komplikasi lain yang berhubngan dengan evakuasi tersebut. Hingga kini krisis di PLTN Fukushima Daiichi itu belum usai. Saat ini, Pemerintah Jepang dan operator PLTN itu, TEPCO dipusingkan dengan kebocoran air bekas pendingin yang terkontaminasi material radioaktif. Julah ait terkontaminasi itu telah mencapai jutaan liter dan terus bertambah setiap hari karena proses pendinginan inti reactor yang meleleh ters dilakukan. Air tersebt untuk sementara ditampung di sekitar 1.000 tangki baja yang dibuat secara tergesa-gesa. Hari Rabu (11 September 2013) pihak TEPCO mengatakan, air terkontaminasi yang bocor dari sebagian tangki penampung itu dikhawatirkan telah mencemari air tanah di bawah PLTN. TEPCO menyataan, kandungan isotop radioaktif tritium pada sampel air tanah dari lokasi dekat dekat tangki yang bocor meningkat lebih dari 15 kali lipat dalam waktu tiga hari. Tingkat radiasi yang dipancarkan tritium dalam sampel air tanah itu mencapai 64.00 becquerel per liter pada pengukuran Selasa (10 September 2013). Padahal, pengukuran pada hari Minggu (8 September 2013) lalu untuk sampel air tanah dari titik yang sama hanya menunjukkan tingkat radiasi 4.200 becquerel per liter. Batas maksimum kontaminasi pada air minum yang diizinkan di Jepang hanya 10 becquerel per liter (Anonim, 2013. Jepang mencari lagi ribuan korban tsunami. Kopas 12 September 2013).

KESIMPULAN

1. Gempa tektonik terjadi dan datangnya tiba-tiba dengan waktu yang sangat cepat. Korban manusia terjadi bukan sebagai akibat gempa, namun karena tertindih bangunan yang runtuh. Oleh sebab itu bila teasa terjadi gempa cepat-cepat kelaur dari rumah menuju daerah kosong atau tanah lapang

2. Pemerintah melalui BPBD segera menentukan tanggap darurat dan memberikan pertolongan awal para korban

3. Pemerintah membangunkan hunian sementara (huntara) bagi korban yang rumahnya tidak layak

huni4. Pemerintah membantu membangun rumah hunian tetap (huntap) bagi masyarakat yang

memerlukan5. Pemerintah membantu para korban menyediakan bahan makanan bagi yang membutuhkan6. Pemerintah segera memulihkan keadaan social ekonomi masyarakat Koran bencana7. Bencana-bencana ikutan sering muncul sesudah terjadi gempa tektonik. Oleh sebab itu masyarakat

diminta tetap waspada. Bencana ikutan sifatnya kasualistik

CATATAN KERJA