BAB 4 baru.docx

17
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian 4.1.1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai dengan bulan Juli tahun 2015. 4.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru tahun 2015. Peneliti memilih melakukan penelitian di Puskesmas tersebut karena tingginya kasus ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru, kemudian cakupan wilayah kerjanya cukup luas, dan Peneliti juga telah mempertimbangkan waktu, tempat, serta tenaga yang dimiliki oleh peneliti. 4.2. Jenis dan Rancangan Penelitian 37

Transcript of BAB 4 baru.docx

Page 1: BAB 4 baru.docx

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Waktu dan Tempat Penelitian

4.1.1. Waktu Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai dengan

bulan Juli tahun 2015.

4.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru tahun 2015.

Peneliti memilih melakukan penelitian di Puskesmas tersebut karena

tingginya kasus ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru, kemudian cakupan

wilayah kerjanya cukup luas, dan Peneliti juga telah mempertimbangkan

waktu, tempat, serta tenaga yang dimiliki oleh peneliti.

4.2. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik komperatif, yaitu

peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara status gizi

dengan penyakit ISPA pada balita diwilayah kerja Puskesmas

Marabatauan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru tahun 2015.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan lingkup

inferensial. Berdasarkan tempat penelitian termasuk penelitian lapangan.

37

Page 2: BAB 4 baru.docx

38

Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatanm case control

(retrospektif study).

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 538 balita yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Kotabaru tahun 2015.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang berkunjung di

Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru,

yang termasuk dalam karetria Inkusi sebagai berikut:

a. Kretria Inklusi

1) Balita yang datang berobat ke Puskesmas Marabatuan Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru saat penelitian dan

terdiagnosa ISPA oleh dokter

2) Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru.

3) Orang tua bersedia balitanya sebagai responden.

b. Kretria Inklusi Kontrol.

1) Balita (usia 0 -5 tahun) yang tidak sakit (sehat)

2) Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru.

3) Orang tua bersedia balitanya sebagai responden.

Page 3: BAB 4 baru.docx

39

c. Kriteria Eksklusi :

1) Balita yang saat dilakukan penelitian tidak sedang berada di

wilayah kerja Puskemas Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Kotabaru.

2) Balita yang sedang sakit.

3) Batita yang memiliki penyakit penyerta lain seperti diare, TBC,

Malaria dan HIV/AIDS

4.3.3. Besar Sampel

Agar penelitian ini menjadi lebih valid, tentu dibutuhkan jumlah

sampel yang cukup dan memenuhi nilai minimal sampel. Perhitungan

besar sampel penelitian case control dalam penelitian ini, penulis

menggunakan rumus menurut Isgiyanto (2009), yaitu :

n=¿¿

Keterangan :

n : besar sampel minimum

Z₁−α ¿₂ : nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung α

Z1−β : nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung β

P ₁ : prakiraan proporsi pada populasi 1

Q ₁=1−P ₁

P ₂ : prakiraan proporsi pada populasi 2

Q ₂=1−P ₂

P : P1+P ₂2

Besar sampelnya adalah,

Diketahui :

P ₁=0,85

P ₂=0,15

Q1=1−0,85=0,15

Page 4: BAB 4 baru.docx

40

Q2=1−0,15=0,85

Z ₁−α /₂= 1,96

Z ₁−β=0,842

P=¿ P ₁+P ₂

2=0,85+0,15

2 =

12=0,5

Q=1−P=1−0,5=0,5

n=¿¿

n=¿¿

n=¿¿

n=¿¿

n=[1,96 x 0,70+0,842 x 0,1272] ²

0,049

n=[1,372+0,1071 ]2

0,049

n=[1,4791 ]2

0,049

n=2,18770,049

=44,64=45

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sampel kasus = 45 responden.

b. Sampel kontrol = 45 responden.

4.3.4. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini termasuk

dalam teknik non-probability sampling dengan menggunakan teknik yang

sudah ditentukan. Adapun cara yang di gunakan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mencari sampel kasus (ISPA) menggunakan accidental

sampling, yaitu peneliti menunggu responden (balita) yang berobat ke

Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten

Kotabaru selama waktu penelitian yang sesuai kriteria Inklusi.

Page 5: BAB 4 baru.docx

41

b. Kemudian untuk mencari sampel kontrol menggunakan teknik Qouta

sampling, yaitu peneliti akan melakukan dengan metode boot

distribution (pos) atau door to door (rumah ke rumah) diwilayah kerja

Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten

Kotabaru sesuai kritria inklusi kontrol sampai quota sampel terpenuhi.

4.4. Variabel Penelitian

4.4.1. Variabel Bebas

Variabel Bebas atau variabel independen adalah variabel yang

memberikan pengaruh. Adapun variabel independen dalam penelitian ini

adalah Status Gizi.

4.4.2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang

ingin di-evaluasi atau diteliti akibat dari pengaruh yang disebabkan oleh

variabel bebas. Adapun yang dijadikan variabel dependen pada penelitian

ini adalah kejadian ISPA pada pada balita di wilayah kerja Puskesmas

Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru tahun 2015.

Page 6: BAB 4 baru.docx

4.5. Defenisi Operasional

Tabel 4.1 Defenisi Operasional hubungan antara status gizi dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada balita di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan Kabupaten Kotabaru tahun 2015

No. Variabel Defenisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur

1Variabel Bebas (Indipendent Variable)Status Gizi

Suatu keadaan atau konsekuensi yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan dll.

Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

dengan ambang batas memakai standar

deviasi unit (SD) memakai rumus Z-Skor,

kemuadian hasilnya dibandingkan dengan

Klasifikasi Status Gizi Anak ( KepMenkes

RI No. 920/Menkes/SK/VII/2012):

a. Normal = + 2 SD Sampai - 2 SDb. Tidak Normal:

1) Kurus = < -2 SD2) Gemuk = > + 2 SD3) Kurus sekali = < -3 SD

Lembar Observasi

Ordinal a. Normal = 2b. Tidak Normal = 1(KepMenkes RI No.

920/Menkes/SK/VII/2012)

2 Variabel Terikat (Dependent Variable)Kejadian ISPA

Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli termasuk adneksa-nya, seperti sinus, rongga telinga dan pleura

Balita (usia 0 -5 tahun) yang datang berobat ke Puskesmas saat penelitian dan ter-diagnosa ISPA oleh dokter,

Rekam Medik

Nominal a. Negative = 2b. Positif = 1

(Nelson , 2007)

42

Page 7: BAB 4 baru.docx

43

4.6. Instrumen Penelitian

4.6.1. Instrumen Status Gizi

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar

observasi dengan bantuan alat Timbangan anak (untuk mengukur berat

badan), dan Mikrotoise ( untuk mengukur Tinggi / panjang badan balita).

4.6.1. Instrumen Kejadian ISPA

Rekam Medik bedasarkan diagnosa dokter yang diambil dari data

status pasien.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1. Jenis Data yang Dikumpulkan

a. Data primer

Dalam penelitian ini data primer diperoleh pada sampel kasus

maupun sampel kontrol yaitu dengan mengukur tinggi badan dan berat

balita yang menjadi responden.

b. Data sekunder

Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh diagnosa dokter

dalam status rekam medik balita yang berobat di Puskesmas

Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Kotabaru tahun

2015 selama waktu penelitian.

4.7.2. Cara pengumpulan data

Balita yang menjadi sampel kasus maupun sampel kontrol akan di

ukur status gizi-nya memakai standar deviasi unit (SD) berdasarkan berat

badan menurut tinggi badan (BB/TB), dengan menggunakan rumus Z-

Skor, kemudian nilai nya dibandingkan dengan klasifikasi status gizi balita

Page 8: BAB 4 baru.docx

44

sesuai (KepMenKes RI No. 920/Menkes/SK/VII/2012) tentang Rencana

Pengolahan Data, yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

4.8. Rencana Pengolahan Data

4.8.1. Editing

Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

(TB/BB) responden di ukur, pada tahap ini peneliti akan memeriksa

kembali kebenaran data (TB/BB) tersebut. Kemudian data tersebut akan di

ukur menggunakan rumus Z-Skor, dan nilainya akan dibandingkan dengan

baku satandar rujukan WHO-NCHS

4.8.2. Coding

Pada tahap ini peneliti akan memberi kode numerik (angka)

terhadap data berdasarkan variabel bebas (Independen Variable) yaitu

Status Gizi, yang terdiri atas kategori Normal dan Tidak Normal (gemuk,

kurus, sangat kurus).

Maka pemberian kode adalah sebagai berikut :

a. Normal : 2

b. Tidak Normal : 1

4.8.3. Scoring

Pada tahap ini peneliti akan memberi kode numerik (angka)

terhadap data berdasarkan variabel terikat (Dependen Variable) yaitu

ISPA, maka pemberian skor adalah sebagai berikut:

a. Negative ISPA = 2

b. Positif ISPA = 1

Page 9: BAB 4 baru.docx

45

4.8.4. Processing

Setelah tahap editing dan scoring, peneliti akan memproses data

status gizi dan kejadian infeksi saluran pernafasan akut tersebut melalui

software Statistical Package for The Social Science (SPSS) for Windows.

4.9. Teknik Analisis Data

4.9.1 Analisa Univariat

Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah secara manual,

dan memasukan data ke dalam tabel. Kemudian penulis akan

menggunakan analisa univariat untuk menjelaskan karakteristik setiap

variable dalam bentuk narasi. Dengan membagi frekuensi kejadian (F)

dengan populasi (N) dan dikalikan 100% dengan rumus sebagai berikut :

F

P = x 100 %

N

Keterangan :

F : frekuensi kejadian

N : populasi penelitian

P : Persentase distribusi

Hasil pengolahan data dibuata dalam bentuk persentasi dan di

interpretasikan dalam skala sebagai berikut:

100 % : Seluruhnya

76 - 99% : Hampir Seluruhnya

51 – 75 % : Sebagian Besar

50 % : Setengahnya

Page 10: BAB 4 baru.docx

46

26 – 49% :Hampir Setengahnya

1 – 25 % :Sebagian Kecil

0 % : Tidak Satu Pun (Sugiyono, 2012).

4.9.2 Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dilakukan untuk mencari hubungan antara status

gizi dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada balita di wilayah

kerja Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten

Kotabaru tahun 2015.

Data di-analisis dengan menggunakan uji statistic Chi Square (x2)

untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen dengan α = 0,05.

Rumus Uji Chi-Square :

X 2=∑ ( Oi-Ei )2

E

Keterangan :

X2 : Nilai chi Square

Oi : Frekuensi yang diperoleh data (pengamatan)

Ei : Frekuensi yang diharapkan

E : Nilai expected (nilai harapan)

Melalui uji statistik Chi-Square akan diperoleh nilai p, dimana

dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan 0.05. Penelitian antara

dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0.05 yang

berarti Hipotesa diterima.

Page 11: BAB 4 baru.docx

47

Aturan pengambilan keputusan dari hasil analisis yang dilakukan

adalah:

a. Jika nilai p value ≤ a (0,05), maka Ho ditolak atau H1 diterima.

Artinya variabel tersebut memiliki pengaruh yang bermakna antara

status gizi dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada balita

di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Kotabaru tahun 2015.

b. Jika p value > a (0,05), maka Ho diterima atau H1 ditolak.

Artinya variable tersebut tidak memiliki pengaruh yang bermakna

antara status gizi dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Marabatuan Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Kotabaru tahun 2015.