koyorad baru.docx

77
Laporan Praktek Kerja Nyata di PT PAL Indonesia 201 5

Transcript of koyorad baru.docx

Laporan Praktek Kerja Nyata di PT PAL IndonesiaLaporan Praktek Kerja Nyata di PT PAL Indonesia2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan izinNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Nyata hingga penyusunan laporan Kuliah Kerja Lapang di PT .PAL INDONESIA dengan baik.

Adapun tujuan kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN) ini adalah memperkenalkan dan memberikan pengalaman kerja bagi mahasiswa serta mengaplikasi apa yang telah diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja. Maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah guna memenuhi syarat sebagai kelengkapan memperoleh gelar sarjana (S1) Jurusan Mesin,Fakultas Teknik,Universitas Brawijaya.Laporan ini disusun berdasarkan pada pengamatan dan observasi yang dilakukan selama 10 Maret-10 April 2015 di PT.PAL INDONESIA

Selesainya Laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Drs.Poendjoel Karjono selaku Kepala Departemen Diklat PT.PAL INDONESIA yang telah memberikan fasilitas dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan

2. Bapak Drs.Sutono kepala bengkel Mesin di Divisi Kapal Perang selaku pembimbing lapangan yang membimbing dan memberikan arahan dalam melaksanakan praktik kerja lapangan

3. Bapak Nanang Kurniawan kepala bengkel Pipa di Divisi Kapal Perang selaku pembimbing lapangan yang membimbing dan memberikan arahan dalam melaksanakan praktik kerja lapangan.

4. Bapak Nurkholis Hamidi,ST.,M.Eng.,Dr.Eng selaku ketua jurusan Mesin Universitas Brawijaya

5. Bapak Khairul AnamST.,M.Sc selaku dosen pembimbing yang memberikan pengarahan berupa ilmu maupun pengalaman dalam melaksanakan praktik kerja nyata

6. Seluruh Staf beserta karyawan PT PAL INDONESIA yang telah membantu dan memberikan ilmu dalam penyusunan laporan .

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dalam memaparkan yang lebih rinci.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang dapat sempurna

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis pada khusunya dan bagi pembaca pada umunya.

Malang,Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiv

DAFTAR GAMBARviii

BAB 1 PENDAHULUAN1

1.1. Latar Belakang KKN-P1

1.2. Tujuan KKN-P2

1.2.1 Tujuan Umum2

1.2.2 Tujuan bagi Mahasiswa2

1.2.3 Tujuan bagi Universitas2

1.2.4 Tujuan bagi PT PAL Indonesia3

1.2.5 Tujuan Khusus3

1.3. Fokus Kerja3

1.4. Metode Praktik3

1.4.1 Metode Praktik Kepustakaan(Library Practice)3

1.4.2 Metode Praktik Lapangan(Field Practice)4

1.5. Manfaat Penulisan4

1.5.1 Bagi Mahasiswa4

1.5.2 Bagi Perusahaan yang Ditempati4

1.6. Waktu Pelaksanaan5

1.7. Tempat Pelaksanaan5

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT PAL INDONESIA6

2.2. Visi dan Misi7

2.2.1 Visi8

2.2.2 Misi8

2.3. Satuan Perusahaan8

2.3.1 Naval Shipbuilding8

2.3.2 Merchant Shipbuilding8

2.3.3 General Engineering9

2.3.4 Offshore9

2.3.5 Repair and Maintenance9

2.4. Pengabdian Masyarakat9

2.5. Budaya Perusahaan10

2.6. Produk dan Jasa10

2.7. Struktur organisasi11

2.7.1 Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha11

2.7.2 Direktorat Desain dan Teknologi12

2.7.3 Direktorat Produksi12

2.7.4 Direktorat Keuangan14

2.7.5 Direktorat SDM dan Umum15

2.7.6 Sekretariat Perusahaan (di bawah 5 dewan direksi)15

2.7.7 Satuan Pengawasan Internal (Langsung di Bawah Direktorat Utama)16

2.7.8 Divisi Kualitas dan Standarisasi (di bawah Drektorat Utama)16

BAB III BENGKEL MESIN,SHIP FITTER,BENGKEL PIPA17

3.1 Bengkel Mesin17

3.2 Fungsi-fungsi komponen pada kapal 17

3.2.1Diesel Generator17

3.2.2 Steering Gear18

3.2.3 Propeler (baling-baling)18

3.2.4 HVAC (Heating, ventilation, and Air Conditioning)19

3.3 Bengkel Ship Fitter19

3.3.1 Pemasangan Tangga20

3.3.2 Pembuatan Manhole20

3.3.3 Pembuatan Rak dan Pintu21

3.3.4Pemasangan komponen pada lambung21

3.4 Bengkel Pipa21

3.4.1 Proses Fabrikasi22

3.4.2 Proses Instalisasi24

BAB IV PENGELASAN PADA KAPAL26

4.1 Pengertian Pengelasan pada kapal26

4.2 Macam Macam Pengelasan27

4.2.1Pengelasan SAW27

4.2.2 Kelebihan dan kekurangan SAW28

4.2.3 Pengelasan SMAW29

4.2.4 Kelebihan dan kekurangan SMAW30

4.2.5 Pengelasan GMAW30

4.2.5.1 Proses Las MAG31

4.2.5.2 Proses Las MIG31

4.2.6 Kelebihan dan kekurangan GMAW32

4.3 Posisi pengelasan33

4.3.1 Posisi di Bawah Tangan33

4.3.2 Posisi Datar (Horisontal)33

4.3.3 Posisi Tegak (Vertikal)34

4.3.4 Posisi di Atas Kepala (Over Head)34

4.4Cacat Pengelasan35

4.5 Jenis Jenis Cacat Pada Pengelasan35

4.5.1 Spatters / Percikan Las35

4.5.2 Porosity / Gelembung Gas36

4.5.3 Surface Concavitu/Lajur cekung36

4.5.4 Pin Hole/Lubang Jarum37

4.5.5 Surface Cold Lap37

4.5.6 Surface Undercut38

4.5.7 Surface Crack/Retak39

4.5.8 Excessive Reinforcement/Jalur las terlalu menonjol39

4.5.9 Stop Start/Salah penggatian elektroda40

4.6 Analisa Cacat Pada Pengelasan41

4.6.1Penyebab terjadinya kacacatan42

BAB V PENUTUP43

5.1 Kesimpulan Saran43

5.2 Saran43

DAFTAR PUSTAKA44

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijayav

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diesel Generator17

Gambar 3.2 Steering Gear Kapal PKR-1.18

Gambar 3.3 Propeler.19

Gambar 3.4 Tangga Pada Kapal PKR-120

Gambar 3.5 Manhole Pada Kapal PKR-120

Gambar 3.6 pintu dan rak Pada Kapal PKR-1 21

Gambar 3.7 Alur Diagram Proses fabrikasi22

Gambar 3.8 Mesin Beding Manual23

Gambar 3.9 Alur Diagram Proses Instalasi Pipa24

Gambar 4.1 Mesin Las Saw27

Gambar 4.2 Pengelasan SMAW29

Gambar 4.3 Pengelasan GMAW31

Gambar 4.4 Posisi pengelasan bawah tangan33

Gambar 4.5 Posisi pengelasan datar33

Gambar 4.6 Pengelasan posisi tegak34

Gambar 4.7 Pengelasan posisi di atas kepala34

Gambar 4.8 Cacat las Spatters35

Gambar 4.9 Cacat las Porosity36

Gambar 4.10 Cacat las Surface Concavitu37

Gambar 4.11 Cacat las Pin Hole37

Gambar 4.12 Cacat las Surface Cold Lap38

Gambar 4.13 Cacat las Surface Undercut38

Gambar 4.14 Cacat las Surface Crack39

Gambar 4.15 Cacat las Excessive Reinforcement40

Gambar 4.16 Stop Start/Salah penggatian elektroda40

Gambar 4.16 Cacat Las Pada Plat41

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijayaix

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di negara kita saat ini telah banyak berdiri dan berkembang beberapa sektor industry manufaktur baik yang berskala kecil, menengah, maupun besar yang bertujuan untuk memajukan aspek perekonomian negara. PT. PALIndonesia (Persero) merupakan salah satu industri perkapalan berskala besar yang turut berperan dalam memajukan industri perkapalan di Indonesia.

Meningkatnya pembangunan dunia industri di Indonesia saat ini sangatlah diharapkan. Hal tersebut ditujukan untuk dapat mengatasi masalah-masalah perekonomian yang terjadi di Indonesia seperti kurangnya lapangan pekerjaan, masih kecilnya pendapatan perkapita Indonesia, serta masih besarnya ketergantungan Indonesia terhadap komoditi impor dari luar negeri. Sehingga dengan semakin maju dan bertambahnya sektor industri dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas, meningkatkan pendapatan perkapita Indonesia, dan Indonesia mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus tergantung dari komoditi impor dari negara lain.

Keberhasilan dalam bidang indusrialisasi dapat tercapai jika dilakukan suatu penelitian, perencanaan serta pengembangan dan dukungan dari berbagai instansi terkait yang saling menunjang.

Salah satu faktor yang menunjang adalah departemen pendidikan yang merupakan bagian dalam menyediakan tenaga-tenaga ahli, sehingga secara aktif dan kreatif turut memikirkan guna mencari terobosan-terobosan baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi industri di Indonesia.

Program pendidikan S-1 diarahkan untuk dibekali kemampuan teoritis yang mencukupi kepada mahasiswa, namun kurang dalam pelaksanaan aplikatif dan praktik khususnya di lapangan sehingga timbul kesenjangan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dirumuskan dalam program pendidikan terpadu (link and match) antar perguruan tinggi dan perusahaan.

Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang menjalankan program ini dengan mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata-Praktik (KKN-P) pada perusahaan yang sesuai dengan bidang kajian yang dipilih mahasiswa sehingga mahasiswa mengetahui gambaran nyata dari aplikasi ilmu yang telah dipelajarinya di bangku kuliah dalam dunia kerja. Ini sesuai dengan misi jurusan teknik mesin sendiri sebagai salah satu ujung tombak pelaksana proses pendidikan akademik unggulan berketetapan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi terwujudnya keluaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan sarjana teknik mesin tingkat nasional maupun internasional.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Kegiatan kerja praktek ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja dan pengetahuan praktis sehingga bisa lebih memahami dunia kerja secara umum dan industri radiator secara khusus beserta komponen pendukungnya baik sarana maupun prasarananya. Dengan kegiatan ini ilmu pengetahuan yang didapatkan bisa disosialisasikan kepada khalayak umum dan akademis di kampus asal sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kerja sama antara dengan civitas akademika tiap mahasiswa. Pada sisi lain kegiatan ini ditunjukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh tugas akhir.

1.2.2 Tujuan bagi mahasiswa

A. Meningkatkan, memperluas, dan memantapkan keterampilan yang akan membentuk kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan bidangnya, sekaligus sebagai proses penyerapan informasi baru dari lapangan kerja bagi mahasiswa.

B. Menumbuhkan dan memantapkan sikap profesional yang diperlukan bagi mahasiswa untuk memasuki dunia kerja.

C. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memasyaratkan diri pada suasana dan iklim lingkungan kerja yang sebenarnya terutama berkenaan dengan disiplin.

D. Dapat mengamati, mengembangkan, dan menggunakan ilmu yang telah didapat dari bangku kuliah.

1.2.3 Tujuan bagi Universitas Brawijaya

A. Diharapkan mampu meningkatkan hubungan baik dan kerjasama dengan Kantor PT. PAL INDONESIA (PERSERO) Surabaya, Jawa Timur.

B. Mendapatkan umpan balik dari lapangan mengenai isi materi yang telah diberikan di bangku kuliah.

C. Memperoleh masukan tentang masalah-masalah di tempat Kuliah Kerja Lapang

D. Dapat mengembangkan badan penelitian yang ada di kampus dengan permasalahan yang ada di tempat praktek kerja.

E. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu.

1.2.4 Tujuan bagi kantor PT. PAL INDONESIA (PERSERO)

A. Terjalin hubungan yang baik dengan pihak Universitas Brawijaya, terutama Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik sebagai salah satu instansi pendidikan bagi calon tenaga ahli bidang fisikawan yang sangat dibutuhkan.

B. Sebagai sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja yang diharapkan.

C. Memperoleh masukan yang dapat membantu penyelesaian studi kasus di lapangan sesuai dengan konsentrasinya.

1.2.5 Tujuan Khusus

Dalam pembuatan laporan laporan ini sangat terbatas pada pokok bahasan tentang fungsi-fungsi alat bantu dalam pembuatan kapal dan proses pengenalan pengelasan pada kapal yang ada didivsi kapal perang Terbatasnya laporan ini dikarenakan adanya beberapa hal yang bersifat rahasia antara pihak PT. PAL Indonesia dan pihak lain yang yang harus tetap dijaga. Dan juga karena keterbatasan waktu dalam penyusunan laporan

1.3. Fokus Kerja

Fokus kerja yang dilakukan penulis di dalam Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini adalah hanya dalam tentang fungsi-fungsi alat bantu dalam pembuatan kapal dan proses pengenalan pengelasan pada kapal yang ada di divsi kapal perang .

1.4. Metode Praktik

Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini digunakan dua metode dalam pengumpulan data. Adapun metode yang digunakan ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Metode Praktik Kepustakaan (Library Practice)

Adalah suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan bertanya secara langsung pada saat perusahaan mengadakan kegiatan sehari terhadap masalah yang dianggap penting. Kemudian juga dengan membaca sumber-sumber data informasi lainnya yang berhubungan dengan pembahasan. Sehingga dengan penelitian kepustakaan ini diperoleh secara teori mengenai permasalahan yang dibahas.

1.4.2 Metode Praktik Lapangan (Field Practice)

Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana penyelidik secara langsung terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Research ini adalah:

A. Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara langsung pada saat perusahaan mengadakan suatu kegiatan.

B. Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data, dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan.

C. Kuesioner, yaitu suatu metode dalam memperoleh data dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada para pihak-pihak yang dianggap memiliki informasi yang dibutuhkan.

1.5. Manfaat Penulisan

1.5.1 Bagi Mahasiswa

A. Dapat mengenal lebih jauh ilmu yang telah diterima di bangku kuliah melalui kenyataan yang berada di lapangan.

B. Dapat menguji kemampuan pribadi dalam berkreasi pada bidang ilmu yang dimiliki serta dalam tata cara hubungan masyarakat di lingkungan kerjanya di masa mendatang.

C. Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya di masa mendatang.

D. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku generasi yang terdidik untuk siap terjun langsung di masyarakat khususnya di lingkungan kerjanya.

1.5.2 Bagi Perusahaan yang Ditempati

A. Merupakan sarana untuk alih teknologi bidang Teknik Mesin khususnya dan bidang lainnya bagi kemajuan perusahaan yang bersangkutan.

B. Merupakan sarana penghubung antara perusahaan dengan lembaga pendidikan tinggi

C. Sebagai sarana untuk memberikan penilaian kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

1.6. Waktu Pelaksanaan

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dilaksanakan pada tanggal 10 maret-10 April 2014 dengan rentang waktu lebih kurang 5 minggu atau sesuai dengan kebijakan dari pihak instansi.

1.7. Tempat Pelaksanaan

Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini akan dilaksanakan di PT.PAL INDONESIA (PERSERO), yang bertempat di JL Ujung 134. Ujung, Semampir. Surabaya 60155 Jawa Timur Indonesia.

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT. PAL INDONESIA (PERSERO)

Pada tahun 1822 Gubernur Jendral Van De Capellen membentuk suatu komisi penyelidik tempat dan sarana, guna keperluan pendirian Marine Establishment di bagian timur pulau Jawa, tetapi sasaran tersebut tidak terlaksana.

Pada tahun 1837 dibentuk komisi baru yang tugasnya sama, komisi menghasilkan kesimpulan yang menyatakan bahwa daerah Ujung Surabaya adalah daerah yang memiliki syarat untuk tempat mendirikan daerah tempat industri perkapalan. Pada tahun 1846 dimulai pembangunan dock apung kayu yang dipasang di Surabaya. Pekerjaan selesai pada tahun 1849, setelah itu rencananya bertahap dibangunlah bengkel khusus yang berkaitan dengan pekerjaan kayu. Demikian pula pembangunan perumahan untuk personalia.

Fasilitas bagi perbaikan mesin-mesin kapal yang dinamakan Ve Der Marine Screemwezen, pabrik tersebut terletak di sebelah selatan kota Surabaya. Kemudian sejak 1884, pabrik tersebut pindah ke jalan Ujung Surabaya dan selesai tahun 1891. Sarana tersebut diresmikan menjadi milik perintah Hindia Belanda dengan nama Marine Establishment (ME) dengan lembar nomor 22/1939 pada tahun 1939.

Tugas ME adalah melaksanakan semua pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan kapal-kapal lalut yang digunakan sebagai armada angkatan laut Belanda yang menjadi kepentingan-kepentingan kolonialnya. Karena selama perang Pasifik berlangsung, kapal-kapal sekutu mengalami kerusakan akibat perang. Pada tahun 1942, pemerintah Hindia Belanda takluk menyerah kepada tentara Jepang (Dai Nippon), setelah itu ME berubah menjadi KAIGUNSE 21-24 BUTAI, dimana mempunyai tugas tetap seperti ME, namun perbaikan-perbaikan kapal milik Jepang.

Ketika perang dunia II, KAIGUNSE 21-24 BUTAI, diambil alih oleh pemerintah Belanda. Mulai 1 Maret1947, ME menjadi Admiralteis Bendrifj yang dipakai oleh direktur di bawah koordinasi Admiralteis Dien Santen di Belanda. Pada tahun 1949 setelah penyerahan kedaulatan pada pemerintah RI, ME dijadikan PENATARAN ANGKATAN LAUT (PAL) di mana PAL di bawah pemerintah RI khususnya kementrian perhubungan. Pada tahun 1961, presiden Ir. Sokarno memberi Surat Keputusan nomor 370 tertanggal 1 Juli 1961 yang selanjutnya Penataran Angkatan Laut dipergunakan oleh AL RI yang diatur Menteri Pertahanan dan Keamanan Nasional.

Tugas dan peranan PAL tetap yaitu mendukung pemeliharaan dan perbaikan kapal. PAL terus berperan dan berkembang sesuai dengan irama perkembangan teknologi dan mengalami perubahan pengelolaan seirama dengan perubahan politik pemerintah saat itu. Jumlah karyawan PT. PAL pernah mencapai 12.000 orang, yaitu ketika berstatus sebagai Komando Penataran Angkatan Laut (KONATAL) atau sebelum berstatus sebagai PERUMPAL pada tahun 1978.

Pada tanggal 15 April 1980, pemerintah mengubah status Perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan akta no.12, yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro, SH., PAL berubah menjadi PT. PAL Indonesia (Persero) hingga sekarang. Lokasi Perusahaan di Ujung, Surabaya dengan kegiatan utama memproduksi kapal perang dan kapal niaga, memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu sesuai pemesanan.

Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PT. PAL Indonesia (Persero) telah memasuki pasaran Internasional dan kualitasnya telah diakui oleh pasaran internasional.

2.2 VISI DAN MISI

PT. PAL Indonesia (Persero) mempunyai reputasi sebagai kekuatan utama untuk pengembangan industri maritim nasional. Sebagai usaha untuk mendukung pondasi bagi industry maritim, PT. PAL Indonesia (Persero) bekerja keras untuk menyampaikan pengetahuan, ketrampilan dan teknologi untuk masyarakat luas industri maritim nasional. Usaha ini telah menjadi relevan sebagai pemegang kunci untuk meningkatkan industry maritim nasional. Pengenalan lebih luas di pasar global telah menjadi inspirasi PT. PAL Indonesia (Persero) untuk melihat produk yang berkualitas dan jasa yang sempurna.

2.2.1. Visi

Menjadi perusahaan perkapalan dan rekayasa berkelas dunia yang dihormati, berkelas dunia maksudnya yaitu dalam lingkup SDM, produk, pelayanan, organisasi dan metodenya. Dan dihormati artinya bersungguh sungguh memberikan nilai tambah pada produk dan pelayanan untuk mencapai antusiasme pelanggan dan bersungguh-sungguh menjaga kehormatan dan integritas perusahaan.

2.2.2. Misi

Ada pun misi dari PT. PAL Indonesia (Persero) yakni Meningkatkan kesejahteraan bangsa melalui pemuasan pelanggan dan insane PT. PAL Indonesia (Persero) para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, para Karyawan dan Rekan Kerja.Menjadi bagian penting dalam mendukung pertahanan dan keamanan nasional

2.3 Satuan Usaha

2.3.1 Naval Shipbuilding

PT. PAL Indonesia (Persero) memproduksi berbagai tipe kapal perang, meliputi :

Kapal Patroli Cepat 57 meter (KPC 57m)

Kapal Patroli Cepat 28 meter (KPC 28m)

Kapal Patroli Cepat 14 meter (KPC 14m)

Selain memproduksi PT. PAL Indonesia (Persero) juga telah mengembangkan desain untuk kapal korvet 1300 ton dan 1500 ton termasuk Kapal Pemburu Ranjau 600 ton.

2.3.2 Merchant Shipbuilding

PT. PAL Indonesia (Persero) memiliki pengalaman selama lebih dari 27 tahun, dalam merancang, merekayasa dan memproduksi berbagai macam jenis kapal niaga, kapal perang dan kapal cepat, diantara Kapal Pengangkut Muatan Curah sampai dengan 50.000 DWT, Kapal Penumpang 500, kapal Tanker 30.000 LTDW, kapal Kontainer 1.600 TEUS dan kapal Patroli Cepat 57 meter, kapal Tunda 3.200 HP, Kapal Ikan 60 Gross Ton dan lain-lain.

2.3.3 General Engineering

Divisi rekayasa umum di PT. PAL Indonesia (Persero) dikembangkan pada teknologi terkini dan insinyur yang berkualitas. PT. PAL Indonesia (Persero) dapat membuat komponen power plant, modus tri kimia dan penyulingan minyak, konstruksi off shore, mesin diesel, crane, turbin, jembatan, frame, bejana tekan, Barge Mounted Power Plant (BMPP), pendingin dan alat-alat berat untuk proyek off shore.

2.3.4 Offshore

PT. PAL Indonesia (Persero) mempunyai kemampuan untuk memproduksi produk rekayasa umum seperti misalnya : merakit turbin uap sampai dengan 600 Megawatt, Kompresor modul 40 Megawatt, Barge Mounted Power Plant 30 Megawatt, bejana tekan, pendingin dan generator, stator frame sampai dengan 600 Megawatt. Produk rekayasa lainnya yang sedang dalam proses pembangunan adalah pembangkit listrik tenaga uap, struktur jacket sampai dengan 1000 ton dan Monopold, platform sampai dengan 1000 ton.

2.3.5 Repair and Maintenance

Berbagai macam pelayanan yang ditawarkan mulai dari perawatan dan perbaikan untuk lambung kapal, mesin, system pendorong, elektronik dan peralatan-peralatan untuk perbaikan industry. Pengalaman PT. PAL Indonesia (Persero) di bidang perawatan dan perbaikan untuk industry maritim adalah kunci sukses dari PT. PAL Indonesia (Persero) sendiri di mana dari segi efisiensi waktu yang terealisasi mengurangi waktu docking.

2.4 Pengebdian Masyarakat

PT. PAL Indonesia (Persero) menyadari posisinya sebagai sebuah perusahaan besar di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang majemuk dan tugasnya dalam melestaraikan alam sekitarnya. Kepedulian PT. PAL Indonesia (Persero) terhadap masyarakat dan lingkungannya tersebut terwujud dalam berbagai kegiatan di antaranya kegiatan amal dan gerakan pelestarian lingkungan.

Perusahaan menerapkan standar manajemen lingkungan ISO 14001 dan juga memberikan bantuan korban bencana alam, pendidikan (beasiswa), fasilitas sekolah, sarana ibadah (mushola, masjid, gereja), pembangunan prasarana umum, peningkatan kesehatan masyarakat dan peningkatan prestasi olahraga masyarakat.

Bentuk-bentuk kemitraan yang telah dikembangkan oleh perusahaan meliputi pemberian pinjaman lunak untuk modal kerja dan investasi kepada para pengusaha berskala kecil di wilayah Jawa Timur dan juga program pelatihan untuk mitra binaan yang saat ini mencapai 880 usaha kecil.

2.5 Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan PT. PAL Indonesia (Persero) dijargonkan sebagai 5R, yakni :

1. Ringkas, Memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan di tempat kerja.

2. Rapi, Menyimpan/menempatkan barang sesuai tempatnya.

3. Resik, Membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan barang-barang agar terhindar dari debu/kotoran.

4. Rawat, mempertahankan hasil yang telah dicapai pada 3R sebelumnya dengan membakukannya/menstandarisasi.

5. Rajin, terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa yang telah dicapai.

2.6 Produk dan jasa

a. Produk1.Naval Shipbuilding Development :

Kapal Patroli Cepat 57 meter (KPC 57 M)

Kapal Patroli Cepat 28 meter (KPC 28 M)

Kapal Patroli Cepat 14 meter (KPC 14 M)

2. Merchant Shipbuilding :

Tanker 6500

Container Vessel 3.500 DWT

Cargo Vessel 3.500 DWT

3. General Engineering :

Steam Power Plant

Stator Frame 1

Combined Cycle 1

4.Offshore :

Turbine Compressor Module

Monopod Well Head Platform

b. Jasa

Jasa yang ditawarkan PT. PAL Indonesia (Persero) berupa jasa perbaikan dan pemeliharaan.

2.7 Struktur organisasi

Struktur organisasi PT. PAL Indonesia (Persero) terdiri dari Direktorat Utama dan 5 (lima) Direktorat, 14 (empat belas) Divisi dan 4 (empat) unit lain.

Secara umum gambar struktur organisasi PT. PAL Indonesia sebagai berikut.

2.7.1 Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha

a. Divisi Pengadaan

Divisi Pengadaan memiliki tugas antara lalin :

Merencanakan kebutuhan material baik untuk mendukung proyek maupun untuk kebutuhan operasional.

Mengkoordinir pelaksanaan pengadaan material sesuai dengan kebutuhan material.

Mengkoordinir pengelolaan material pada lokasi penyimpanan.

Membuat perencanaan kebutuhan dana untuk menunjang kebutuhan material.

Mengelola system informasi material untuk menunjang unit kerja lain.

b. Divisi Bisnis dan Pemasaran

Divisi Bisnis dan Pemasaran memiliki tugas antara lain :

Melaksanakan perencanaan pemasaran jangka panjang dan jangka pendek produk kapal maupun non kapal.

Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar dan studi kelayakan terhadap produk kapal.

Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal maupun non kapal.

Melaksanakan pengembangan produk dan pengembangan pasar untuk mendukung produk baru.

Melaksanakan pengawasan terhadap proyek dalam aspek biaya da kepuasan pelanggan.

c. Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan

Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan memiliki tugas yaitu melaksanakan perencanaan strategi sesuai dengan visi perusahaan.

2.7.2 Direktorat Desain dan Teknologi

a. Divisi Teknologi

Divisi Teknologi memiliki tugas antara lain :

Melaksanakan perencanaan desain san engineering untuk proyek-proyek yang sedang berlangsung.

Melaksanakan penelitian dan pengembangan pada bidang rancang bangun dan proses produksi.

Merancang dan mengembangkan system informasi untuk menunjang kegiatan yang berhubungan dengan rancang bangun penilitian.

Melaksanakan strategi pada bidang-bidang lainnya sesuai dengan pengarahan dan ketentuan direksi.

Melaksanakan kegiatan Integrated Logistic Support untuk kapal-kapal yang diproduksi.

2.7.3 Direktorat Produksi

a. Divisi Kapal Niaga

Divisi Kapal Niaga memiliki tugas antara lain :

Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal niaga maupun kapal perang sesuai kebijakan Direktur Pembangunan Kapal.

Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas idle capacity.

Merinci IPP (Intruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat Pembangunan Kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang terperinci.

Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek quality cost delivery (QCD).

Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar mendapat hasil yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.

b. Divisi Kapal Perang

Divisi Kapal Perang memiliki tugas antara lain :

Melaksanakan pembangunan kapal-kapal sesuai dengan kebijakan Direktut Pembangunan Kapal.

Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk jasa bagi fasilitas yang idle capacity.

Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat Pembangunan Kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang terperinci.

Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan seifisien mungkin sesuai aspek QCD.

Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar mencapai hasil yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.

c. Divisi Rekayasa Umum

Divisi Rekayasa Umum memiliki tugas antara lain :

Melaksanakan pembangunan kapal-kapal sesuai dengan kebijakan Direktur Pembangunan Kapal.

Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk jasa bagi fasilitas yang idle capacity.

Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat Pembangunan Kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang terperinci.

Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek QCD.

Mengdalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar mencapai hasil hasil yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.

d. Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan

Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan memiliki tugas antara lain :

Melaksanakan pembangunan kapal-kapal sesuai dengan kebijakan Direktur Pembangunan Kapal.

Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk jasa bagi fasilitas yang idle capacity.

Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat Pembangunan Kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya yang terperinci.

Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek QCD.

Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar mendapat hasil yang memenuhi standar kualitas dengan penggunaan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.

2.7.4 Direktorat Keuangan

a. Divisi Akuntansi

Divisi Akuntansi memiliki tugas antara lain :

Melakukan dan mempersiapkan kebijakan akuntansi perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Melaksanakan perencanaan dan pengendalian serta pengawasan atas biaya-biaya dan investasi perusahaan.

Menyusun rencana jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dalam bidang akuntansi dan keuangan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Melaksanakan evaluasi dan analisis terhadap pengelolaan asset liabilities serta kinerja anak perusahaan dan kerja sama perusahaan lainnya.

Melaksanakan implementasi dan pengembangan software aplikasi bisnis perusahaan.

b. Divisi Perbendaharaan

Divisi Perbendaharaan memiliki tugas antara lain :

Melaksanakan kebijakan pendanaan perusahaan sesuai dengan prinsip pengelolaan pendanaan dan perbankan yang berlaku.

Melaksanakan strategi optimasi return kinerja keuangan dan likuiditas perusahaan.

Melakukan analisa pasar keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan rangka mengurangi resiko pasar keuangan.

Melaksanakan studi kelayakan kinerja keuangna proyek atau bidang usaha mandiri.

Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya untuk menunjang optimasi caseflow perusahaan.

2.7.5 Direktorat SDM dan Umum

a. Divisi Pembinaan Organisasi dan SDM

Divisi pembinaan Organisasi dan SDM memiliki tugas antara lain :

Merencanakan dan mengevaluasi organisasi sesuai dengan perkembangan bisnis perusahaan.

Merencanakan kebutuhan SDM baik jangka pendek maupun jangka panjang beserta perkembangannya.

Melaksanakan proses administrasi, murasi, promosi dan rotasi dalam rangka peningkatan diri sendiri dan penyegaran penugasan.

Merencanakan, mengelola dan mengembangkan system pelatihan diri baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Merencanakan dan mengembangkan system informasi untuk menunjang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan SDM.

b. Divisi K3LH dan Fasum

Divisi K3LH dan Fasum memiliki tugas antara lain :

Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan bangunan dan infrastruktur beserta anggarannya.

Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan utilitas dan lingkungan hidup.

Merencanakan dan mengendalikan pengelolaan keamanan dan ketertiban.

Membina pengelolaan aset perusahaan.

2.7.6 Sekretariat Perusahaan (di bawah 5 dewan direksi)

Sekretasiat Perusahaan memiliki tugas antara lain :

Mengadakan pembinaan, pengelolaan dan penyempurnaan system administrasi yang ada dengan mengacu pada prinsip manajemen keadministrasian.

Melaksanakan pembinaan hubungan baik dengan Stake Holder (public relation) guna menumbuhkan citra positif terhadap perusahaan (komunikasi, publikasi dan penyebaran informasi mengenai kebijakan maupun aktifitas perusahaan).

Memberikan pelayanan hokum serta memperiapkan dokumen yang mengandung aspek hokum yang diperlukan perusahaan.

2.7.7 Satuan Pengawasan Internal (Langsung di Bawah Direktorat Utama)

Satuan pengawasan internal memiliki tugas antara lain :

Menyelenggarakan pengawasan, pengamatan, analisa dan evaluasi terhadap penyelenggaraan operasi dan pengelolaan keuangan perusahaan.

Mencegah kemungkinan penyimpangan Operasional perusahaan melalui peembinaan sumber daya dan sumber dana.

Meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya dan sumber dana dalam rangka mendukung profitisasi perusahaan.

Menyusun dan menentukan standar ekonomi, teknis, hokum dan manajemen sebagai tolak ukur dan penilaian atas pelaksanaan tugas pokok setiap lini perusahaan.

2.7.8 Divisi Kualitas dan Standarisasi (di bawah Drektorat Utama)

Divisi Jaminan Kualitas dan Standarisasi memiliki tugas antara lain :

Melaksanakan perencanaan pemeriksaan dan pengujian proyek-proyek yang sedang diproduksi.

Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian guna pengendalian dan jaminan mutu seluruh hasil produksi perusahaan .

Mengkoordinir kegiatan purna jual hasil produksi perusahaan selama masa garansi.

Menganalisis dan mengevaluasi hasil pencapaian mutu produksi perusahaan.

Melaksanakan pengujian baik merusak maupun tidak merusak untuk material dan hasil produksi.

BAB III

BENGKEL MESIN, BENGKEL SHIP FITTER,BENGKEL PIPA

3.1 Bengkel Mesin

Bengkel mesin adalah salah satu bengkel yang ada di Departemen machinery outfitting and hull outfitting atau biasa disingkat Departemen MO & HO.

Departemen MO & HO sendiri adalah salah satu departemen yang ada di Divisi

Kapal Perang PT.PAL Indonesia (Persero). Pada bagian bengkel mesin mempelajari

atau fokus pada kegiatan berikut ini:

3.2 Fungsi-fungsi komponen pada kapal

3.2.1 Diesel Generator

Generator (Generator Engine), suatu instalasi mesin / unit penggerak generator atau pembangkit tenaga listrik, merupakan salah satu yang paling penting dikapal untuk menghasilkan tenaga / energi listrik. Pada perencanaan kapal PKR-1 digunaka tiga generator pendukung, tiga Generator ini sebagian besar yang menjadi sumber utama listrik ketika berlayar dan terletak pada Diesel Generator Room Jenis mesin ini biasanya mesin Diesel Dan Ketika Tiga Generator tidak berfungsi maka Emergancy Generator yang terletak pada main deck dapat digunakan untuk menghidupkan komponen atau alat yang sangat penting seperti pompa emergency, steering gear panel, lampu-lampu dan lain-lain.

Gambar 3.1 :Diesel Generator

Sumber : Dokumen Pribadi

3.2.2 Steering Gear

kemudi kapal merupakan suatu alat kapal yang digunakan untuk mengubah dan menentukan arah gerak kapal, baik arah lurus maupun belok kapal, Kemudi kapal ditempatkan diujung belakang lambung kapal Ukuran kemudi kapal harus direncanakan sedemikian rupa bila terlalu besar mengakibatkan hambatan tetapi kalau terlalu kecil mengakibatkan kapal kehilangan kendali khususnya pada kecepatan rendah. Besarnya disesuaikan dengan ukuran kapal, jenis kapal, kecepatan kapal, bentuk lambung kapal serta penempatan kemudi. Penempatan kemudi biasanya di belakang propeler, sehingga arus yang ditimbulkan propeler dapat dimanfaatkan oleh kemudi untuk mengubah gaya yang bekerja pada kapal dengan lebih baik.

Gambar :3.2 Steering Gear Kapal PKR-1

Sumber : Dokumen pribadi berdasarkan pengamatan

3.2.3 Propeler (baling-baling)

Balingbaling atau propeller adalah salah satu bagian kapal yang digerakkan oleh mesin, dengan mengkonversi gerakan rotasi menjadi daya dorong untuk menggerakkan sebuah kapal yang mempunyai fungsi untuk mendapatkan gaya dorong bagi laju kapal. Dengan gaya dorong yang dihasilkan balingbaling ini, kapal dapat bergerak maju ataupun mundur.

Gambar : 3.3 Propeler

Sumber : Bengkel mesin kapal perang PT PAL

3.2.4 HVAC (Heating, ventilation, and Air Conditioning)

merupakan salah satu system yang ada di kapal, yang mana menyediakan ketersediaan kebutuhan udara, serta pengkondisian udara pada suhu dan kelembaban yang diinginkan. Karena Kapal perang jenis korvet ini diopresikan pada wilayah perairan Indonesia, yang memiliki suhu relatif panas.

Heat Ventilating

Supply & exhause udara yang terpenting dalam kapal adalah pada engine room untuk memenuhi kebutuhan udara yang tidak sedikit sehingga terdapat dua lubang blower besar yang terdapat pada Engine room.

Air Condition (AC)

Jalur AC dinamakan dengan ducting. Sistem AC menggunakan air laut sebagai media pendingin gas panas yang ada pada kompressor yang nantinya akan tersambung dalam pipa pipa yang nantinya akan sampai kedalam ruang ruang. Sistem tersebut disebut Air Headling Unit (AHU) berada disebelah ruang kendali mesin dengan dua compressor yang satu sebagai compressor cadangan. Sistem AC ini sama dengan kebanyakan AC pada umumnya yakni dengan mengabutkan freon.

3.3 Bengekel Ship Fitter

Bengkel ship fitter merupakan bagian dari Departemen (MO & HO) di Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (persero). Bengkel ship fitter fokus pada, proses fabrikasi sampai instalasi pada kapal setelah proses penggabungan blok selesai . Komponen yang dikerjakan oleh bengkel ship fitter antara lain seperti pemasangan tangga, Pembuatan Lubang Penghubung atau manhole dan pondasi kapal yang menyangkut permesinan yang ada di atas geladak dan mesin yang ada pada ruang mesin seperti pondasi mesin pokok, mesin bantu, gearbox, pompa dan kompresor

3.3.1 Pemasangan Tangga

pembuatan dan pemasangan tangga penghubung yang terdapat pada kapal perang yang seluruhnya pengerjaanya dikerjakan oleh bengkel ship fitter department MO& HO di Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (persero)

Gambar :3.4 Tangga Pada Kapal PKR-1

Sumber : Dokumen Pribadi berdasarkan pengamatan

3.3.2 Pembuatan Manhole

Manholeadalahlubangyang terdapat pada kapal ,berfungsi untuk menghubungkan dari ruangan ke ruangan lain atau juga sebagai penghubung pada pengisian tangki air tawar,tangki air laut dan bahan bakar, misalnyamanholepada tangki airbalas dan tangkibahan bakar.posisi manhole terletak pada atap lambung kapal yang seluruhnya dikerjakan oleh bengkel ship fitter

Gambar 3.5 Manhole Pada Kapal PKR-1

Sumber: Dokumen Pribadi berdasarkan pengamatan

3.3.3 Pembuatan Rak dan Pintu

Pemasangan dan pembuatan rak dan pintu pada kapal yang berfungsi untuk meletakkan barang-barang pada penumpang yang terdapat pada kapal perang seluruhnya dikerjakan oleh bengkel ship fitter

Gambar 3.6 pintu dan rak Pada Kapal PKR-1

Sumber: Dokumen Pribadi berdasarkan pengamatan

3.3.4 Pemasangan komponen pada lambung

komponen-komponen yang dipasang pada lambung di bawah draft

seperti echo sounder untuk mengetahui kedalaman, speedlog untuk mengetahui

kecepatan kapal

3.4 Bengkel Pipa

Bengkel Pipa adalah salah satu bengkel yang ada di yang ada di departemen MO dan HO fokus pada pengerjakanan Instalasi Perpipaan pada kapal. sistem perpipaan yang dikerjakan di bengkel pipa antara lain

Bilge, ballast, fire

Fuel oil transfer & service

Lubrication oil

Fresh water & sea water service

Compressed air

Cooling

3.4.1 Proses Fabrikasi

Proses fabrikasi yang dikerjakan bengkel pipa adalah semua kegiatan yang dilakukan di dalam bengkel.Proses dimulai dari gambar pengerjaan dari divisi desain.Untuk lebih jelasnya terdapat pada diagram alur berikut

Gambar 3.7 : Alur Diagram Proses fabrikasi

Sumber : Dokumen Pribadi

A. Working Drawing

Pada working drawing dimana pipa yang akan dikerjakan didesain dari divisi desain melalui proses ini pipa yang akan dikerjakan di desain terlebih dahulu Mulai dari panjang pipa, diameter pipa dan material yang digunakan pada pipa

B. Raw Material

Setelah desain gambar diterima,selanjutnya proses pengadaan pipa. Pemilihan bahan pada pipa haruslah disesuaikan dengan pembuatan teknik perpipaan yang biasanya mengacu pada ASTM (American Society for Testing and Materials) dan JIS JIS(Japan Industrial Standars) seperti yang dipakai pada PT.PAL Indonesia (Persero).Pada ASTM diatur diameter, ketebalan dan schedule. Diameter luar (outside of Testing Materials) ditetapkan sama walaupun ketebalan (thickness) berbeda. Diameter dalam (inside diameter) ditetapkan berbeda untuk tiap schedule. Ketebalan pipa tergantung dari schedule pipa.

Schedule pipa dapat dikelompokkan berikut :

1. Schedule: 5, 10, 20, 30, 40, 50, 80, 120, 160

2. Schedule standard

3. Schedule extra strong (XS)

4. Schedule double extra strong (XXS)

C. Marking

Marking adalah proses penandaan komponen berdasarkan data dari gambar, sebelum dilakukan pemotongan (cutting) terhadap komponen.

D. Cutting

Cutting merupakan tahapan fabrikasi setelah penandaan di mana pemotongan dilakukan mengikuti kontur garis marking. Untuk memotong pipa digunakan alat yang menggunakan gas oksigen dan asitilen sebagai bahannya

E. Bending

Tahapan dimana pipa dibengkokkan sesuai sudutyang diinginkan. Terdapat dua mesin, manual dan otomatis dengan menggunakan sebuah motor. Tidak semua pipa melaluitahap bending.

Gambar 3.8 : Mesin Beding Manual

Sumber : Bengkel Pipa divisi Kapal Perang PT PAL

F. Fitting

Pemasangan pipa yang telah melewati proses cutting dan bending selanjutnya dilakukan penyambungan dengan pengelesan

G. Welding Check

Yaitu proses prosespengelasan dilakukan pengecekanterhadap lassambungan antar pipatersebut apakah pipa tersebut sudah benar dilas.Pengecekkan dilakukan oleh quality control dai PT.PAL

H. Pressure Test

Selanjutnya dilakukan pressure test untuk melihat kebocoran dimana biasanya digunakan ukuran tekanan sebesar 1.5 kali lebih besar dari tekanan kerja biasa pada pipa tersebut. Pengujian tekanan menggunakan udara atau gas nitrogen yang disuplai oleh kompresor. Kemudian sambungan pipa disemprotkan dengan cairan yang dapat berbusa dari luar. Indikator kebocoran adalah jika terjadi kebocoran, maka akan terlihat gelembung pada bagian pipa yang bocor

I. Treatment

Pipa dibersihkan darikotoran dan korosi caranya Pipa direndam dengan durasi waktu tertentu pengelolaan (treatment) terhadap air dingin dalam pipa sirkulasi bertujuan untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran akibat korosi dan pengotor.Treatmentdilakukan dengan cara mencampurkan zat kimia yang disebutScale and CorrosionInhibitorke dalam sistem aliran air dingin sehingga terjadi reaksi kimia yang dapat mengikat unsur unsur pemicu terjadinya korosi pada pipa aliran serta membentuk fouling dan scaling yang sekaligus melapisi permukaan dalam pipa

J. Palletizing

Palletizingyaitu mengelompokkan jenis jenis pipapada palet palet.Pengelompokan ini berdasarkan pada pipa yang akan dipasang

3.4.2 Proses Instalisasi

Setelah melalui proses fabrikasi yang diakhiri dengan pengelompokan pipa pada palet-palet, selanjutnya pipa siap untuk dipasang pada kapal.Proses selanjutnya lebih jelasnya pada diagram alur berikut

Gambar 3.9 : Alur Diagram Proses Instalasi Pipa

Sumber : Dokumen Pribadi

A. Palletizing

Palletizingyaitu mengelompokkan jenis jenis pipapada palet palet.Pengelompokan ini berdasarkan pada pipa yang akan dipasang

B. Install

Proses instalasi dilakukan di kapal yang meliputi penyambungan jalur yang menghubungkan antara pipa dengan tangki bahan bakar tangki air laut pompa dengan kompresor

C. Line Check

Setelah semua pipa dan komponen dipasang, dilakukan line check atau pemeriksaan terhadap alur kerja sistem. Apakah pipa sudah terpasang pada komponen dan letak yang sesuai dengan sistem, dan sesuai pada alur suction dan discharge.

D. Pressure Test

Selanjutnya dilakukan pressure test untuk melihat kebocoran dimana biasanya digunakan ukuran tekanan sebesar 1.5 kali lebih besar dari tekanan kerja biasa pada pipa tersebut. Pengujian tekanan menggunakan udara atau gas nitrogen yang disuplai oleh kompresor. Kemudian sambungan pipa disemprotkan dengan cairan yang dapat berbusa dari luar. Indikator kebocoran adalah jika terjadi kebocoran, maka akan terlihat gelembung pada bagian pipa yang bocor

E. Flushing

Proses Flushing yaitu membersihkan saluran pipa .flushing dilakukan dengan cara menggunakan fluida bisa dengan menggunakan nitrogen kemudian disalurkan melalui kompresor kemudian di semprotkan pada pipa yang akan di flushing

F. Function Test

Uji fungsi adalah tahap terakhir dari pekerjaan bengkel pipa. Pada uji fungsi sistem dijalankan dengan kondisi sebenarnya. Misalkan pengujian pompa pemadam dan general service. Mulai dari pembukaan katup pada seachest sampai air keluar pada nozzle. Function test dihadiri oleh pihak quality assurance dari PT.PAL, class yang dipakai yaitu BKI dan owner surveyor yang ditunjuk TNI-AL sebagai pemilik kapal yaitu Satgas.

BAB IV

PENGELASAN PADA KAPAL

4.1 Pengertian Pengelasan pada kapal

konstruksi las membutuhkan perencanaan yang sesuai dengan urutan pengelasan (seperti pemeriksaan ukuran alur, pemilihan bahan las, dll). Pelaksanaan pengelasan harus sesuai dengan diameter elektroda dan posisinya, dan harus diperhatikan cara menggerakkan elektroda sehingga tidak menimbulkan cacat las seperti takik las, lubang halus dan penembusan yang tidak sempurna dimana hal-hal ini biasa terjadi pada proses pengerjaan pembuatan kapal di PT.PAL Indonesia sehingga terjadi pengerjaan ulang (rework) dan akibatnya akan menambah biaya(cost)pembangunan suatu kapal baru. Kualitas sambungan las sangat tergantung pada ketrampilan juru las yang melakukan, jadi Biro Klasifikasi sekarang ini biasanya meminta persyaratan atau kualifikasi tertentu untuk juru las yang akan melaksanakan pengerjaan las untuk kapal. Oleh karena itu mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam pengelasan untuk penciptaan kualitas produk menjadi penting

Dari berbagai jenis pengelasan yang telah dikenal, pengelasan pada kapal mempunyai suatu persyaratan dari Badan Klasifikasi yang mengawasi dan memberikan kelayakan tentang kekuatan konstruksi kapal. Hal ini karena kapal selain berada pada media cair yang selalu mendapat gaya gaya hidrostatik gelombang air dari luar badan kapal juga mendapatkan beban berat sehingga kapal sebagai sarana pengangkutan perlu mendapatkan perhatian khusus tentang kekuatan dan faktor keselamatannya.

Untuk memenuhi persyaratan yang dituntut dari pemilik kapal dan badan klasifikasi maka peran juru las sangatlah besar, dan untuk itu teknik teknik pengelasan pada kapal harus diikuti agar mendapatkan mutu las yang baik dan dapat diterima oleh pemilik kapal maupun badan klasifikasi. Seperti diketahui bahwa peran dan volume pekerjaan pengelasan pada kapal sangatlah besar, dimana ketrampilan seorang juru las dituntut mempunyai kompetensi secara mandiri (individual skill).

Dengan demikian seorang juru las perlu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang matang agar proses pengelasan yang dilakukan mempunyai mutu dan kecepatan yang tinggi, sehingga diharapkan dapat diterima oleh Badan Klasifikasi dan pemilik kapal. Teknologi Las Kapal merupakan metode penyambungan baja pada kapal dengan mengikuti standar yang berlaku untuk pembangunan kapal.

4.2 Macam-macam pengelasan

Divisi kapal perang memiliki dua bengkel las, bengkel las satu menangani hull construction, dan bengkel las dua menangani outfitting.Pengerjaan pada bengkel ship fitter sangat berkaitan dengan adanya bengkel las dua karena banyak pekerjaan yang dilakukan dengan las Dalam proses pengelasan, PT PAL Indonesia menggunakan tiga macam proses pengelasan, yaitu

4.2.1. Pengelasan SAW

Las busur listrik terendam adalah salah satu jenis proses pengelasan yang termasuk jenis las busur listrik elektrode terumpan yang dalam prosesnya berlangsung logam cair ditutup dengan Fluks yang diatur melalui suatu penampungan Fluks dan logam pengisi yang berupa kawat pejal diumpankan secara terus menerus . Memperhatikan proses kerjanya busur listriknya terendam dalam Fluks, untuk itu proses ini dinamakan las busur terendam.Penggunaan proses SAW ini semakin berkembang, karena hasilnya bermutu tinggi juga kecepatan pelaksanaannya paling cepat bila dibanding dengan proses pengelasan yang lainnya.

Gambar: 4.1Mesi Las Saw

Sumber : Dokumen Pribadi

4.2.2 Kelebihan dan kekurangan SAW

A.Kelebihan SAW :

Sambungan dapat dipersiapkan dengan alur V yang dangkal, sehingga tidak terlalu banyak memerlukan logam pengisi, bahkan sering tidak diperlukan alur.

Karena proses terjadi di bawah timbunan flux, maka tidak ada percikan logam (spatter) dan sinar busur yang keluar.

Kecepatan pengelasan tinggi, baik untuk pengelasan pelat datar, silinder maupun pipa, bahkan baik sekali untk pendepositan/pelapisan permukaan (surfacing)

Flux yang bekerja sebagai pembersih dan deoksidator untuk menghilangkan kontaminan yang tidak diinginkan berada pada kawah las cair, dan dapat menghasilkan las yang baik . Jika diinginkan flux dapat dipakai sebagai penambah unsur paduan pada las.

Pada pengelasan baja karbon rendah dapat dipergunakan elektroda yang tidak mahal, yang biasanya dilapisi dengan tembaga tipis agar tidak berkarat dalam penyimpanan.

Pengelasan dapat dilakukan pada tempat terbuka, dengan tiupan angin yang kencang,

Dapat dihasilkan las degan rendah hidrogen.

B.Kekurangan SAW :

Proses sedikit rumit, karena selain diperlukan flux dan penahan flux, juga diperlukan fixtures lainnya, dan penahan cairan.

Flux dapat mengkontaminasi, yang dapat menyebabkan terjadinya ketaksempurnaan.

Untuk dapat menghasilkan lasan yang baik logam induk harus homogen, dan bebas dari scale maupun kontaminan-kontaminan lainnya.

Untuk pengelasan berlapis banyak, yang memerlukan pembersihan terak yang baik sering mengalami kesulitan.

Bahan induk dengan ketebalan kurang dari 5 mm sulit dilas dengan proses ini, walaupun dengan menggunakan backing.

Posisi pengelasan yang dapat dilakukan terbatas pada posisi datar dan horizontal.

4.2.3. Pengelasan SMAW

SMAW adalah suatu jenis pengelasan yang paling tua, sederhana dan baik dalam proses penyambungan. Sekitar 50% proses pengelasan industry meniggunakan proses ini karena terhitung lebih murah, material/elektroda tersedia banyak dalam berbagai ukuran dan lebih mudah diaplikasikan.

Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual Metal Arc Welding (MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam induk/benda kerja (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin las.Elektroda yang dipakai berupa kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag), seperti gambar berikut

Gambar 4.2 : Pengelasan SMAW

Sumber : Dokumen Pribadi

4.2.4 Kelebihan dan kekurangan SMAW

A.Kelebihan SMAW :

Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air

Dapat mengelas berbagai macam tipe dari material

Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur

Dapat dipakai mengelas semua posisi

Elektroda mudah didapat dalam banyak ukuran dan diameter

Perlatan yang digunakan sederhana,murah dan mudah dibawa kemana-mana

Kebisingan rendah (rectifier)

Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk

B.Kekurangan SMAW :

Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan penyambungan.

Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.

Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non- ferrous

Mudah terjadi oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari fluks

Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan.

4.2.5. Pengelasan GMAW

Pengelasan GMAW (Gas Metal Arc Welding) adalah pengelasan yang menggunakan shielding gas. Shielding gas berfungsi sebagai pelindung logam las saat prosespengelasanberlangsung agar tidak terkontaminasi dari udara lingkungan sekitar logam lasan, karena logam lasan sangat rentan terhadap difusi hidrogen yang dapat menyebabkan cacat Porosity. Pengelasan GMAW dapat menggunakan gas Argon (Ar) yang biasa disebut MAG ataupun gas Karbondioksida (CO2) yang biasa disebut MIG

Gambar 4.3 : Pengelasan GMAW

Sumber : Dokumen Pribadi

4.2.5.1 Proses Las MAG (Metal Active Gas)

Pada proses pengelasan ini gas CO2 digunakan sebagai gas pelindung dan menggunakan kawat las pejal sebagai logam pengisi dan digulung dalam rol kemudian diumpankan secara terus menerus selama proses pengelasan berlangsung. Karena menggunakan gas pelindung CO2 yang bersifat oksidator maka pengelasan ini bagus untuk pengelasan pada konstruksi. Selain itu biaya operasi pada pengelasan ini lebih murah daripada pengelasan yang menggukan gas pelindung lainnya seperti Argon (Ar).Dalam penggunaan gas CO2 sebagai gas pelindung berpengaruh pada pemindahan logam cair dari elektroda ke material induk berbentuk bola bola yang relatif besar. Hal ini dikarenakan logam yang mencair tetap melekat pada ujung elektroda karena busur yang kurang bagus. Pada proses GMAW juga sering terjadi banyak spater atau percikan percikan, tetapi spater ini dapat dikurangi dengan cara memperpendek jarak busur las sehingga ujung elektroda seperti logam yang mencair

4.2.5.2 Proses Las MIG (Metal Iner Gas)

Pada proses pengelasan MIG ini tidak berbeda jauh dengan proses pengelasan pada GMAW, yang membedakan kedua pengelasan ini terdapat pada gas pelindung. Sesuai dengan namanya Metal Inert Gas, maka pada pengelasan MIG ini gas pelindung yang digunakan adalah inert gas atau gas Mulia seperti Argon (Ar), Helium atau Helium dicampur dengan Argon, tetapi juga dapat menggunakan gas CO2 sebagai gas Pelindung. Untuk proses pengelasan MIG ini biasanya digunakan untuk mengelas material yang terbuat dari alumunium atau baja tahan karat.

PadaProses pengelasan GMAWdapat dikerjakan secara semi-otomatis atau otomatis. Asap dan percikan las yang terjadi pada proses GMAW lebih sedikit dibandingkan dengan SMAW, juga tidak ada slag atau terak yang harus dibersihkan setelah pengelasan selesai. Kecepatan pengelasan dan laju pengisian sama atau lebih besar dari pada SMAW. Tetapi penetrasi pada GMAW lebih dangkal dibandingkan pada proses pengelasan SMAW.

4.2.6 Kelebihan dan kekurangan GMAW

A.Kelebihan GMAW :

Sangat efisien dan proses pengerjaan yang cepat

Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan (welding positif)

Tidak menghasilkan slag atau terak,layaknya terjadi pada las SMAW

Memiliki angka deposisi (deposition rates) yang lebih tinggi dibandingkan SMAW

Membutuhkan kemampuan operator yang baik

Proses pengelasan GMAW sangat cocok untuk pekerjaan konstruksi

Membutuhkan sedikit pembersihan post-weld

B.Kekurangan GMAW :

Wire-feeder yang memerlukan pengontrolan yang kontinou

Sewaktu waktu dapat terjadi Burnback

Cacat las porositi sering terjadi akibat pengunaan kualitas gas pelindung yang tidak baik.

Busur yang tidak stabil, akibat ketrampilan operator yang kurang baik.

Pada awalnya set-up pengelasan merupakan permulaan yang sulit

4.3 Posisi pengelasan

Posisi pengelasan atau sikap pengelasan adalah pengaturan posisi dan gerakan arah dari pada elektroda sewaktu mengelas. Adapun pisisi mengelas terdiri dari empat macam yaitu:

4.3.1 Posisi di Bawah Tangan

Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang dilakukan pada permukaan rata/datar dan dilakukan dibawah tangan. Kemiringan elektroda las sekitar 10 - 20 terhada garis vertikal dan 70 - 80 terhadap benda kerja

Gambar 4.4 : Posisi pengelasan bawah tangan

Sumber : anonymous 3

4.3.2 Posisi Datar (Horisontal),

Mengelas dengan horisontal biasa disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 - 10 terhada garis vertikal dan 70 - 80 kearah benda kerja.

Gambar 4.5 : Posisi pengelasan datar

Sumber : anonymous 4

4.3.3 Posisi Tegak (Vertikal),

Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau kebawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10 - 15 terhada garis vertikal dan 70 - 85 terhadap benda kerja

Gambar 4.6 : Pengelasan posisi tegak

Sumber : Anonymous 5

4.3.4 Posisi di Atas Kepala (Over Head),

Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap antara lain: Baju las, sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 - 20 terhada garis vertikal dan 75 - 85 terhadap benda kerja.

Gambar 4.7 : Pengelasan posisi di atas kepala

Sumber : Anonymous 6

4.4 Cacat Pengelasan

Cacat las (defect weld) adalah suatu keadaan hasil pengelasan dimana terjadi penurunan kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud adalah berupa turunnya kekuatan dibandingkan dengan kekuatan bahan dasar base metal, tidak baiknya performa / tampilan dari suatu hasil las atau dapat juga berupa terlalu tingginya kekuatan hasil lasan sehingga tidak sesuai dengan tuntutan kekuatan suatu konstruksi. Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan banyak hal yang tidak diinginkan dan mengarah pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik keselamatan alat, pekerja, lingkungan dan perusahaan. Di samping itu juga secara ekonomi akan mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan akan mengakibatkan kerugian. Menurut American Socety Mechanical Engineers ( ASME ), penyebab cacat lasan dapat dibagi menjadi beberapa faktor antara lain

1. Kurang mendukungnya lokasi pengerjaan

2. Kesalahan operator

3.Kesalahan teknik pengelasan

4. Kesalahan material

4.5 Jenis Jenis Cacat Pada Pengelasan

4.5.1Spatters / Percikan Las

Akibat dari cacat las iniadalah buruk rupa dan mengawali karat permukaan

Gambar 4.8 : Cacat las Spatters

Sumber : Anonymous 7

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal

Lingkungan yang basah atau lembab

Elektroda yang lembab

Angin masuk ke kolam las

Busur terlalu panjang

Arus Capping terlalu tinggi

Lapisan Galvaniiza belum digerinda

Cara Menanggulangi

yakni cukup dengan dichip atau pahat saja atau dikikir kasar, namun tidak boleh digerinda karena akan memakan permukaan base metalnya.

4.5.2 Porosity / Gelembung Gas

Bentuk tampak jelek,melemahkan sambungan dan mengawali karat permukaan

Gambar 4.9 : Cacat las Porosity

Sumber : Anonymous 8

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal

Lingkungan Basah atau lembab

Elektroda lembab

Amper Capping terlalu tinggi

Timbul gas sewatu pengelasan

Lapisan Galvanize digerinda

Masuk udara ke dealam kolam las

Cara Menanggulangi

Cara penanggulangannya yakni Gerinda atau gouging hingga cacat hilang dan las ulang sesuai ketentuan WPS Repair.

4.5.3 Surface Concavitu/Lajur cekung

Melemahkan sambungan ,Timbul Displasment Stress ( tegangan geser ) yang berpotensi menimbulkan retak dan mengawali karat permukaan

Gambar 4.10 : Cacat las Surface Concavitu

Sumber : Anonymous 9

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal

Sudut bukaan kampuh terlalu besar

Elektroda terlalu kecil

Amper Capping tinggi

Lajur Capping belum selesai

Speed Capping terlalu tinggi

4.5.4 Pin Hole/Lubang Jarum

Akibat dari cacat las iniadalah kemungkinan bocor sangat tinggi

Gambar 4.11 : Cacat las Pin Hole

Sumber : Anonymous 10

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal

Terbentuk gas selamapengelasan seperti : CO2, CO, NO2, SO2

Udara merasuk kedalam kolam las.

Cara Menanggulangi

Cara penanggulangannya yakni cacat digouging hingga akar las , kemudian diisi las sesuai WPS Repair.

4.5.5 Surface Cold Lap

Terjadi incomplete fusion ( fusi tidak sempurna ) yang berpotensi retak. Timbul kecurigaan bahwa seluruh lajur las dilaksanakan dengan amper rendah sehingga dapat meng akibatkan fusi antar bahan dasar dengan bahan las atau antar lajur tidak sempurna

Gambar 4.12 : Cacat las Surface Cold Lap

Sumber : Anonymous 11

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal

Amper capping rendah

Suhu metal rendah

Ayunan (sway) tidak tetap

Permukaan bahan kotor

Cara Menanggulangi

Jika kecurigaan tidak terbukti , maka cold lap cukup digerinda saja drhing gs sisi jalur uniform.

Jika kecurigaan terbukti maka seluruh jalur yang bermasalah dibongkar, dikampuh ulang dan dilas kembali sesuai WPS Asli. Juru las yang bermasalah diganti dengan yang lebih qualified ( baik ).

4.5.6 Surface Undercut

Melemahkan sambungan .Menghawali karat permukaanMenimbulkan tegangan geser ( Displacement Stress ) yang berpotensi retak

Gambar 4.13 : Cacat las Surface Undercut

Sumber : Anonymous 12

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal

Suhu metal terlalu tinggi.

Amper capping tinggi.

Speed capping terlalu rendah.

Cara Menanggulangi

Cara penanggulangannya yakni cukup membersihkannya dengan wire brush sikat kawat dan mengisinya dengan stringer pengelasan lajur tunggal tanpa digoyang sesuai WPS Repair .

4.5.7 Surface Crack/Retak

Akibat dari cacat las iniadalah fatal dapat terdeformasi secara cepat

Gambar 4.14 : Cacat las Surface Crack

Sumber : Anonymous 13

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal

Takik / notch

Pertumbuhan kristal ( crystal growth )

Kandungan ferrite < 5% dan > 12 % ( untuk stainless steel )

Ketidak sesuaian material ( reheat crack )

Shrinkage ( pengkerutan )

Cara Menanggulangi

Jika retak berada didalam jalur las , digaouging , di kampuh ulang . distel dan dilas sesuai wps repair

jika retak keluar kampuh, maka seluruh material ( base metal ) diganti baru, weld repair disesuaikan dengan hasil F.A.

4.5.8 Excessive Reinforcement/Jalur las terlalu menonjol

Menimbulkan kecurigaan bahwa seluruh lajur dilas dengan amper rendah Mungkin kondisi internal jalur las cukup baik namun perlu di selidiki lebih lanjut.

Gambar 4.15 : Cacat las Excessive Reinforcement

Sumber : Anonymous 14

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal

Suhu metal terlalu rendah

Amper capping rendah

Speed capping rendah

Suhu lingkungan dingin

busur terlalu pendek

Cara Menanggulangi

Diadakan pengujian NDT baik dengan RT maupun UT ( straight atau angle probe ). jika hasilnya membuktikan bahwa kecurigaan benar , maka seluruh jalur yang bermasalah dibongkar dan dikampuh, distel dan dilas sesuai WPS Asli. juru las diganti yang qualified.

Jika hasil uji ndt menunjukkan kondisi internal jalur las baik , maka jalur menonjol cukup digerinda hingga uniform dan sesuai standard

4.5.9 Stop Start/Salah penggatian elektroda

Yang menonjol tampak buruk dan tidak efisien. Yang kosong menimbulkan notch yang berpotensi retak

Gambar 4.16 : Cacat las Stop start

Sumber : Anonymous 15

Cacat las ini biasanya terjadi karena beberapa hal

Tonjolan berulang disebabkan oleh penggantian elektroda terlalu mundur sehingga terjadi overlapping yang menonjol.

Bagian yang kosong tanpa capping secara berulang disebabkan oleh penggantian elektroda yang terlalu maju.

Cara Menanggulangi

Yang menonjol cukup digerinda kebentuk standard.Yang kosong harus digerinda hingga sisa slag hilang, kemudian didisi las sesuai WPS Repair

4.6 Analisa Cacat Pada Pengelasan

Dalam setiap proses pengelasan sering kali terjadi cacat pada benda kerja

berikut ini terdapat analisa kecacatan pada Plat Baja

Gambar 4.17 :Cacat Las Pada Plat

Sumber Dokumen Pribadi

4.6.1 Penyebab terjadinya kacacatan

Mengelas dengan kondisi logam pengisi terkontaminasi dengan air, cat, lemak, minyak, dan lem yang dapat menyebabkan terbentuknya dan melepaskan gas bila terjadi pengelasan

Kampuh Las yang kotor oleh air, minyak, cat dan kotoran-kotoran yang lain yang dapat menyebabkan terbentuknya gas bila terjadi pengelasan

Selang gas yang terjepit atau rusak sehingga tidak memberikan suplay shielding gas yang cukup

Hembusan angin/udara yang dapat mengganggu aliran shielding gas selama proses pengelasan. Aliran udara ini jika melebihi dari 4 sampai 5 mil per jam, dapat mempengaruhi proses pengelasan

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Proses pembuatan kapal, harus dilakukan dengan teliti. Mulai dari proses instalasi pemasangan alat-alat bantu di machinery outfitting. harus sesuai dengan prosedur yang diterbitkan oleh PT PAL Indonesia itu sendiri

Proses yang terpenting dalam pembuatan kapal adalah pengelasan. Dalam pengelasan banyak teknik yang bisa digunakan, terutama yang dipakai dalam perusahaan ini yaitu SAW, SMAW, dan GMAW.

Dalam melaksanakan proses pengelasan harus mematuhi prosedur-prosedur yang berlaku guna mengindari kecelakaan kerja

5.2 Saran

Penulis Berharap Untuk pelaksanaan Praktik Kerja Nyata akan datang bagi para mahasiswa yang ingin melakukan kegiatan praktik kerja nyata di PT. PAL Indonesia mendapatkan bimbingan maksimal dan memberikan pekerjaan yang sesuai pada bidangnya sehingga ilmu yang di serap dapat diterapkan di kampusnya masing-masing , untuk kedepannya diharapkan disediakan modul baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy supaya dapat dengan mudah mempelajari materi yang disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Syafriansyah,Laporan Kerja Praktik I PT.PalTeknik Sistem Perkapalan,ITS,2014

http://operator-it.blogspot.com/2014/03/cacat-las-visual.html

:Diakses pada 8 April 2015 15:00

http://ayaniputra.blogspot.com/2011/09/posisi-pengelasan-1g-4g-plat.html

:Diakses pada 8 April 2015 15:00

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

44