BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Lokasi tapak ada pada …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-2-01230-AR...
Transcript of BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Lokasi tapak ada pada …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/2012-2-01230-AR...
63
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Lokasi proyek
Lokasi tapak ada pada wilayah DKI Jakarta yaitu di Jakarta selatan,
kecamatan Jagakarsa. Wilayah DKI Jakarta memiliki iklim tropis dengan suhu
rata-rata 27°C-40° dan curah hujan tertinggi ada pada bulan januari dan febuari.
4.1.1 Kecamatan Jagakarsa
Gambar 4.1 Peta lokasi proyek. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Jagakarsa,_Jakarta_Selatan,
diakses tanggal 20 maret 2013
Kecamatan Jagakarsa terletak di bagian selatan provinsi DKI Jakarta
dengan luas 25.025 km². Dalam kecamatan Jagakarsa, ada 6 kelurahan dengan
luas wilayah kelurahan terbesar yaitu Srengseng Sawah dengan luas wilayah
6.747 km² dan yang terkecil adalah kelurahan Lenteng Agung dengan luas 2.277
km². Kelurahan lainnya adalah Tanjung Barat, Jagakarsa, Ciganjur, dan Cipedak.
Kecamatan Jagakarsa memiliki 54 RW serta 538 RT dengan batas wilayah
kecamatan adalah sebagai berikut:
• Utara: JL. Margasatwa, JL.Pintu Kb Binatang, Jl.Kav polri, Jl.Jati
Padang, Jl.H.Musrid, dan Jl. TB Simatupang
Jagakarsa
64
• Timur: Kali Ciliwung
• Selatan: Pilar batas Desa Pondok Cina Kota Depok dan kecamatan
Sawangan kabupaten Bogor
• Barat: Kali Krukut
Jumlah penduduk di kecamatan Jagakarsa adalah sebanyak 222.691
jiwa dengan kepadatan penduduk 8.899 penduduk/ km². Fasilitas kesehatan yang
paling banyak di wilayah kecamatan Jagakarsa yaitu Posyandu dengan jumlah
174, sedangkan fasilitas yang paling sedikit yaitu puskesmas dengan jumlah
7.Fasilitas lainnya adalah praktek dokter umum sebanyak 27 buah, dokter gigi 11
buah dan dokter spesialis sebanyak 3 buah. (sumber: profil kesehatan puskesmas
kecamatan jagakarsa tahun 2007)
4.1.2 Analisa tapak
Tapak berlokasi di JL.Mohammad Kahfi II, Kecamatan Jagakarsa kelurahan
Srengseng Sawah, dekat dengan kampus Institut Sains dan Teknologi/ ISTN serta
lahan milik Dinas Perhubungan yang dipergunakan untuk uji coba kendaraan
bermotor.
Data Tapak: Gambar 4.2 Tapak Proyek. Sumber:
Google ma, , diakses tanggal 20 maret
2013
Gambar 4.3 Peta RTRW tapak proyek. Sumber:
Dinas tata kota DKI jakart, , diakses tanggal 20
maret 2013
U U
65
• Alamat
: JL.Mohammad Kahfi II, Kecamatan Jagakarsa
Kelurahan Srengseng Sawah
• Luas : ± 9400 m²
• Peruntukan lahan : SSK (Suka Sarana Kesehatan)
• KDB : 20%
maka, luas lantai dasar bangunan: ±1880 m²
• KLB : 1.6. maka, luas seluruh bangunan yang
diperbolehkan: ±15040 m²
• GSB
: 10 m dari jalan Mohammad Kahfi II, 12 m dari
sebelah SDI AL.Bayyinah
• Jumlah Massa bangun : Tunggal
• Ketinggian Maksimal : 8 lantai
Batas tapak:
• Utara: JL.Kavling Kompleks DKI
• Selatan: Jalan dan tapak milik dinas perhubungan
• Timur: JL. Mohammad Kahfi II
• Barat: Pemukiman penduduk
Gambar 4.4 Batas utara tapak, JL.Kavling kompleks DKI. Sumber: dokumentasi
pribadi
Gambar 4.5 Batas selatan tapak, lahan dan jalan milik dinas perhubungan. Sumber:
dokumentasi pribadi
66
Tapak berada dekat dengan area pemukiman penduduk dan dekat dengan
sarana pendidikan seperti kampus, sekolah serta madrasah yang banyak terletak di
sepanjang jalan Mohammad Kahfi II yang merupakan jalur 2 arah. Sarana
pendidikan seperti sekolah dan kampus menyebabkan jalan Mohammad Kahfi II
sangat padat khususnya ketika anak-anak mulai masuk sekolah ketika anak-anak
pulang sekolah.
Penduduk yang bermukim disekitar tapak berwirausaha dengan
memanfaatkan ruko-ruko di sepanjang jalan mohammad kahfi II sebagai tempat
usaha mereka.
Fasilitas-fasilitas yang terdapat disekitar lokasi tapak dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:
Gambar 4.6 Batas timur tapak, JL.Mohammad Kahfi II. Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.7 Kepadatan kendaraan didepan kampus ISTN. Sumber: dokumentasi pribadi
67
Gambar 4.8 Lokasi fasilitas di sekitar tapak. Sumber: Google map, diakses tanggal 20 maret 2013dan
hasil olahan data pribadi
Keterangan:
: Makam Haji Ansar Warung Silah, MTS islam dan SMK AL Makmur
: Akademi Pemimpin Perusahaan dan SD 03 Cipedak
: Kampus Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN)
: Lahan dan jalan milik dinas perhubungan DKI
: SD, SMP, SMK Teladan
: MTS Muhammadiyah 1 dan Klinik Aras
: Klinik Ananda
: Lokasi Tapak dan SDI AL-Bayyinah
68
Tabel 4.1 Analisa Site
ASPEK YANG
DIANALISA KONDISI EKSISTING ANALISA KESIMPULAN
Cahaya
Matahari/
penyinaran
Gambar 4.9 Penyinaran matahari pada tapak.
Sumber: google map, , diakses tanggal 20 maret 2013 dan dokumentasi pribadi
Disekitar tapak, tidak ada bangunan tinggi
yang menghalangi penyinaran matahari.
Bangunan tertinggi yang ada disekitar tapak
hanya berupa bangunan 3 lantai. Namun,
disekitar tapak cukup banyak pohon-pohon
tinggi yang menghalangi sinar matahari
Gambar 4.10 Penyinaran matahari dan vegetasi pada
tapak. Sumber: hasil olahan data
Sinar matahari yang datang dari arah timur dan
barat akan cukup banyak terhalang oleh pohon
yang ada di sepanjang jalan Mohammad Kahfi
pada arah timur dan pohon pada lahan hijau
pada arah barat dengan ketinggian pohon sekitar
7-8 m
Banyaknya vegetasi dengan ketinggian
7-8 m dapat membantu menghalangi
masuknya cahaya matahari secara
langsung terutama cahaya matahari dari
arah barat yang menyebabkan
pemanasan pada ruang disore hari
sehingga kamar pasien dilantai 1 masih
mungkin diletakkan diarah barat
sedangkan untuk lantai 2 ke atas
penempatan kamar diarah barat harus
dilengkapi dengan teritisan yang cukup
lebar dan sun shadding
U
B T
U
B T
Vegetasi di sekeliling tapak
69
Gambar 4.11 Perkiraan ketinggian vegetasi pada
tapak. Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 4.12 Kondisi vegetasi pada JL.Mohammad
Kahfi 2. Sumber: dokumentasi pribadi Angin dan
Penghawaan
Gambar 4.13 Arah angin pada tapak. Sumber: google map , diakses tanggal 20 maret 2013
dan hasil olahan data
Di arah barat dan selatan terdapat cukup banyak
vegetasi yang dapat mengurangi kecepatan
hembusan angin yang masuk ke tapak.
Hembusan angin yang cukup kuat dari arah barat
membantu mendinginkan lokasi tapak terutama
pada sore hari sekitar pukul tiga sampai dengan
pukul lima. namun, hembusan angin dari arah
selatan membawa banyak debu yang masuk ke
tapak meskipun debu tersebut sedikit tersaring
oleh adanya vegetasi di arah selatan
Angin yang berhembus dari arah barat
dan selatan telah diperlambat dengan
adanya vegetasi memungkinkan
diterapkannya sistem cross ventilation
pada bangunan namun, debu yang
dibawa oleh angin tersebut
membutuhkan perhatian lebih lanjut
misalnya dengan menambah vegetasi di
arah selatan dan barat untuk menyaring
debu.
U
70
Angin yang berhembus menuju tapak datang
dari arah selatan dan barat dengan hembusan
paling kuat datang dari arah barat.
Kebisingan dan
kepadatan
sirkulasi
Gambar 4.14 Level kepadatan sirkulasi pada tapak.
Sumber: google map , diakses tanggal 20 maret 2013 dan hasil olahan data
Jalan Mohammad kahfi di arah timur
merupakan jalan dengan tingkat sirkulasi yang
sangat padat, ditandai dengan warna merah
karena merupakan salah jalur dilalui oleh
warga sekitar dan siswa sekolah untuk menuju
tempat aktivitas masing-masing. Jalan yang
tidak terlalu lebar menambah padatnya
sirkulasi.
Jalan mohammad kahfi II dengan tingkat
sirkulasi yang sangat padat khususnya di pagi
hari pukul 6-9 dan siang hari pukul 13-14 pada
jam masuk dan pulang sekolah menyebabkan
kebisingan dan kemacetan yang cukup parah
pada arah timur tapak.
Jalan kavling kompleks DKI di arah utara dan
jalan serta tapak milik dinas perhubungan DKI
tidak memiliki sirkulasi yang terlalu padat dan
jarang dilewati kendaraan bermotor sehingga
hampir tidak menyebabkan kemacetan dan
kebisingan sangat rendah
Pemukiman penduduk serta lahan hijau diarah
barat tapak tidak dilaui kendaraan bermotor
sehingga kemacetan tidak ada dan kesingan
sangat rendah.
Dengan tingginya tingkat kebisingan di
arah timur tapak akibat padatnya
sirkulasi pada jalan mohammad kahfi 2,
penempatan kamar pasien pada arah
tersebut akan dihindari jika
memungkinkan. Tangga serta Ruang
service dapat ditempatkan dilokasi
tersebut untuk meredam kebisingan.
vegetasi pada area tersebut juga harus
ditambah untuk meredam kebisingan.
Entrance dapat diletakkkan pada arah
selatan dekat jalan dan lahan milik
dinas perhubungan DKI yang cukup
lebar dan JL kavling kompleks DKI
diarah utara dapat dimanfaatkan sebagai
jalan keluar. Jalur masuk dan keluar
dibedakan agar jalur masuk yang juga
digunakan oleh kendaraan Dinas
U
71
Jalan Kavling Kompleks DKI di arah utara dan
jalan serta tapak milik Dinas Perhubungan
DKI tidak memiliki sirkulasi yang terlalu padat
ditandai dengan warna kuning dan sirkulasi di
pemukiman penduduk serta lahan hijau diarah
barat tapak hanya berupa penduduk yang lalu
lalang tanpa kendaraan bermotor ditandai
dengan warna biru
Lebar jalan:
JL.Mohammad Kahfi 2: ±7m
Jalan milik Dinas Perhubungan: ±10m
JL.Kavling Kompleks DKI: ±7m
Gambar 4.15 Tingkat kebisingan dalam tapak
sumber: hasil olahan data
Gambar 4.16 sirkulasi dalam tapak. sumber: hasil olahan data
Penempatan entrance menuju bangunan pada JL
Mohammad Kahfi II harus dihindari agar tidak
memperparah kemacetan.
Perhubungan tidak terlalu padat akibat
kendaraan yang keluar masuk pada
jalur yang sama.
Kebisingan tinggi
kepadatan rendah
Kebisingan sangat rendah
ENTRANCE
KELUAR
72
View/
pemandangan
lokasi tapak masih memiliki banyak
penghijauan sehingga lingkungan sekitar
masih terlihat asri sehingga tidak ada view
yang buruk diarah manapun
View di sekitar tapak cukup baik. view yang
paling baik ada pada arah barat (pemukiman
penduduk) karena masih luasnya lahan hijau dan
pemukiman penduduk belum terlalu padat.
Arah barat dapat dimanfaatkan sebagai
view bagi pasien dan staff dan
pengunjung rumah sakit
Sumber: dokumentasi pribadi
73
4.2 Jenis Pelayanan, Program Ruang dan Fungsi Ruang
Sampai pada saat ini, belum ada peraturan yang secara khusus
mengatur mengenai pelayanan-pelayanan yang harus disediakan dalam rumah
sakit yang dikhususkan hanya untuk anak. Peraturan seperti kemenkes no.340
serta pedoman teknis penyediaan sarana dan prasarana RS kelas C yang
digunakan sebagai acuan penyediaan pelayanan dan besaran ruang dalam
laporan ini membahas mengenai pelayanan yang harus disediakan untuk anak
namun juga bercampur dengan pelayanan lain yang dikhususkan untuk ibu.
Besaran ruang yang dibutuhkan dalam suatu rumah sakit menurut
acuan pedoman teknis penyediaan sarana dan prasarana RS kelas C juga tidak
secara spesifik menyatakan kalau besaran ruang tersebut hanya untuk anak dan
hanya menyebutkan bahwa tinggi untuk perabot disesuaikan dengan pengguna.
Sehingga, untuk menentukan pelayanan-pelayanan yang harus disediakan dalam
proyek rumah sakit ini, kemenkes no.340 tetap digunakan sebagai acuan untuk
menentukan pelayanan namun, pelayanan untuk ibu dipisahkan dan yang
diambil hanya pelayanan untuk anak. Sedangkan untuk besaran ruang, pedoman
teknis penyediaan sarana dan prasarana RS kelas C tetap digunakan sebagai
acuan namun,dalam tahap perancangan nanti, tinggi perabot seperti wastafel,
ranjang, kursi, meja dan lain-lain disesuaikan dengan pengguna yang merupakan
anak-anak usia 10-19 tahun sesuai dengan ketentuan.
Daftar pelayanan yang harus disediakan rumah sakit berdasarkan
kemenkes no.340 tahun 2010 mengenai pelayanan yang harus disediakan dalam
rumah sakit khusus ibu dan anak dan pelayanan minimal yang harus dimiliki
rumah sakit berdasarkan kemenkes no.129 tahun 2008 memiliki sedikit
perbedaan karena ada beberapa pelayanan minimal yang menurut kemenkes
74
no.129 harus ada namun, pada kemenkes no 340, pelayanan tersebut dianggap
tidak perlu diadakan sehingga, kedua acuan pelayanan tersebut dibandingkan
untuk menentukan pelayanan apa saja yang harus disediakan dalam proyek
rumah sakit khusus anak yang dirancang.
Perbedaan dan persamaan daftar pelayanan yang harus disediakan
berdasarkan kedua acuan tersebut serta pelayanan yang akan diadakan dalam
proyek rumah sakit khusus anak yang dirancang dan pertimbangan diadakan
atau tidaknya suatu pelayanan dapat dilihat pada tabel berikut:
Keterangan:
√ : Diadakan (perlu) X : Ditiadakan (tidak perlu)
Tabel 4.2 Daftar perbedaan dan persamaan pengadaan pelayanan berdasarkan 2
acuan serta pelayanan yang akan diadakan dalam proyek yang dirancang berikut
pertimbanganya:
Pelayanan Kemenkes
no 340
kemenkes
no 129
Pengadaan pada proyek yang
dirancang serta pertimbanagan
pengadaan
1. Pelayanan gawat darurat
2. Pelayanan rawat jalan
3. Pelayanan rawat inap
4. Pelayanan bedah
5. Pelayanan persalinan dan
perinatologi
6. Pelayanan intensif
7. Pelayanan radiologi
8. Pelayanan laboratorium
patologi klinik
9. Pelayanan rehabilitasi
medik
√
√
√
√
X
√
√
√
X
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Tidak diadakan karena proyek
ditujukan khusus untuk anak
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
untuk mendukung proses
75
10. Pelayanan farmasi
11. Pelayanan gizi
12. Pelayanan transfusi darah
13. Pelayanan rekam medis
14. Pengelolaan limbah
15. Pelayanan administrasi
manajemen
16. Pelayanan ambulans
17. Pelayanan pemusalaraan
jenazah
18. Pelayanan laundry
19. Pelayanan pemeliharaan
sarana rumah sakit
20. Pelayanan spesialis anak
umum
21. Pelayanan rawat intensif
(ICU dan HCU)
√
√
X
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
X
penyembuhan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Tidak diadakan sesuai
ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Diadakan sesuai ketentuan
Sumber: kemenkes 340 tahun 2010, kemenkes no.129 tahun 2008 dan hasil olahan data
Dengan diketahuinya pelayanan-pelayanan yang akan diadakan dalam
rumah sakit khusus anak yang dirancang, ruang yang dibutuhkan sesuai dengan
pelayanan tersebut adalah sebagai berikut.
76
Tabel 4.3 Program Ruang
No Nama Ruang Fungsi Standart luas Kapasitas luasan
Pelayanan Gawat Darurat
1 Ruang Tunggu Pengantar
Pasien
Ruang di mana keluarga/ pengantar pasien menunggu. Ruang ini perlu disediakan tempat duduk dengan
jumlah yang sesuai aktivitas pelayanan
Min. 16 m2 20 orang 60 m2
2 Administrasi Pendataan dan pendaftaran pasien min. 16 m2 4 orang 30 m2
3 Ruang Triase
Ruang tempat memilah-milah tingkat kegawatdaruratan pasien dalam rangka menentukan tindakan
selanjutnya terhadap pasien, dapat berfungsi sekaligus sebagai ruang tindakan.
Min. 16 m2 6 orang 50 m2
4 R. Resusitasi Ruangan yang dipergunakan untuk melakukan tindakan resusitasi terhadap pasien. 12 m2 2 orang 35 m2
5 R. Tindakan Bedah Ruang untuk melakukan tindakan bedah ringan pada pasien. Min. 16 m2 5 orang 24 m2
6 R. Tindakan Non Bedah Ruang untuk melakukan tindakan non bedah pada pasien. 12 m2 5 orang 24 m2
7 R. Tindakan Anak Ruang untuk melakukan tindakan medis pada pasien anak. 12 m2 5 orang 24 m2
8 Gudang Bersih Tempat penyimpanan alat medik dan linen steril serta obat-obatan yang diperlukan. Min. 4 m2 2 orang 18 m2
9 Gudang kotor
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek
berupa bak atau kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal), tempat penyimpanan
sementara linen kotor dan alat medik yang telah digunakan
Min. 6 m2 2 orang 12 m2
11 Laboratorium Standar Ruang pemeriksaan laboratorium yang bersifat segera/cito, tapi untuk beberapa jenis pemeriksaan
tertentu.
Min. 4 m2 2 orang 12 m2
12 Toilet KM/WC @ KM/WC pria/wanita
luas 2 m2
3 orang/ toilet,
jumlah 2 toilet,
1 toilet: 12 m2
2 toilet x 12 m2=24
m2
Total luasan: 313m2x 20% sirkulasi= 376 m2
Pelayanan Rawat Jalan
1 Ruang Tunggu Utama/ Lobby Rumah sakit Ruang tunggu pasien (dan pengantar pasien) saat melakukan pendaftaran 1m2/ orang 250 orang 350 m2
2 Pusat administrasi dan rekam medis Pusat pendataan dan pendaftaran pasien min. 16 m2 12 orang 100 m2
3 Ruang Periksa & Konsultasi Dokter
Spesialis
Ruang tempat dokter spesialis melakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan pasien 12m2/ poli 6 poli, 22 m2 /
poli
6 poli x 22 m2=132
m2
4 Ruang Laktasi Ruang khusus bagi ibu yang menyusui anaknya. 6 m2 8 orang 10 m2
5 Toilet KM/ WC @ KM/WC pria/wanita
luas 2 m2
3 orang/ toilet,
jumlah 2 toilet,
2 toilet x 17 m2=34
m2
77
1 toilet: 17 m2
Total luasan: 626 m2x 20% sirkulasi= 751 m2
Pelayanan Rawat Inap
1 Ruang Perawatan Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara
berkesinambungan lebih dari 24 jam.
25 m2per
tempat tidur
Kelas III: 6 ruang
Luas 1 ruang: 86 m2
Kelas II: 12 ruang
Luas 1 ruang: 68 m2
Kelas I: 3 ruang
Luas 1 ruang: 68 m2
Kelas VIP: 3 ruang
Luas 1 ruang: 68 m2
86m2 x 6 ruang kelas
III= 516 m2
68m2 x 12 ruang kelas
II= 816 m2
68m2 x 3 ruang kelas I=
204 m2
68m2 x 3 ruang kelas
VIP= 204 m2
2 Ruang Konsultasi dan Ruang
tindakan
Ruang untuk melakukan konsultasi oleh profesi kesehatan kepada pasien dan keluarganya dan
Ruangan untuk melakukan tindakan pada pasien baik berupa tindakan invasive ringan maupun non-
invasive
12 m2 4 ruang, 16 m2 /
ruang
16m2 x 4 ruang = 64 m2
3 Nurse station R. untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, asuhan dan pelayanan keperawatan (pre dan post
conference, pengaturan jadwal), dokumentasi s/d evaluasi pasien.Pos perawat harus terletak di pusat
blok yang dilayani agar perawat dpt mengawasi pasiennya secara efektif.
Min. 4 m2
4 pos, 60 m2 / pos 60m2 x 4 pos = 240 m2
5 Gudang Bersih Tempat penyimpanan alat medik dan linen steril serta obat-obatan yang diperlukan. Min. 4 m2 4 ruang, 24 m2 /
ruang
24m2 x 4 ruang = 96 m2
6 Gudang kotor Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek
berupa bak atau kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal), tempat penyimpanan
sementara linen kotor dan alat medik yang telah digunakan
Min. 4 m2 4 ruang, 16 m2 /
ruang
16m2 x 4 ruang = 64 m2
7 Ruang jaga Ruang untuk istirahat perawat/ petugas lainnya setelah melakukan kegiatan pembedahan atau tugas
jaga. Ruang jaga harus berada di bagian depan shg mempermudah semua pihak yang memerlukan
pelayanan bedah.
9 m2 -16 m2 4 ruang, 24 m2 /
ruang
24m2 x 4 ruang = 96 m2
8 Ruang tunggu pengunjung Ruang tunggu pengunjung sebelum jam besuk 1m2/ orang 4 ruang, 60 m2 /
ruang
60m2 x 4 pos = 240 m2
9 Toilet pengunjung+petugas KM/ WC @ KM/WC
pria/wanita
luas 2 m2
6 orang/ toilet,
jumlah 4 toilet, 1
toilet: 24 m2
24m2 x 4 ruang = 96 m2
Total luasan: 2637m2x 20% sirkulasi= 3165 m2
78
Pelayanan Bedah
1 Ruang untuk cuci
tangan (scrub station)
Ruang untuk cuci tangan dokter ahli bedah, asisten dan semua petugas yang akan mengikuti kegiatan dalam
kamar bedah.
Min. 3 m2 3 ruangan, 1
ruangan 3.6 m2
3 orang/ruang
3 ruang x3.6 m2
10.8 m2
2 Ruang persiapan
(;Preparation room)
dan Ruang anaestesi
(Induction room)
Ruang yang digunakan untuk mempersiapkan pasien sebelum memasuki kamar bedah dan Ruang yang
digunakan untuk persiapan anaestesi/pembiusan. Kegiatan yang dilakukan di kamar ini adalah mengukur
tekanan darah pasien, pemasangan infus, memberikan kesempatan kepada pasien untuk menenangkan diri
dan memberikan penjelasan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilaksanakan,
Min. 9 m2
5 orang 24 m2
5 Ruang bedah (minimal
2 ruang)
Ruang untuk melakukan kegiatan pembedahan Min. 36 m2 8 orang 42 m2x 3 ruang=
84m2
6 Ruang Pemulihan/
PACU (Post
Anesthetic CareUnit)
Ruang pemulihan pasien pasca operasi yang memerlukan perawatan kualitas tinggi dan pemantauan terus
menerus.
Min. 7,2 m2/ tempat
tidur
4 tempat tidur 4x7,2 m2 =30 m2
7 Ruang Diskusi Medis Ruang untuk diskusi para operator kamar operasi sebelum melakukan tindakan pembedahan. 9m2 5 orang 14 m2
8 Gudang alat operasi Gudang alat-alat untuk operasi (sudah steril) Min. 9 m2
2 orang 18 m2
9 Gudang kotor Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa
bak atau kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal), tempat penyimpanan sementara linen kotor
dan alat medik yang telah digunakan
Min. 4-6 m2
3 ruangan, 1
ruangan 6 m2
3 orang/ruang
3 ruang x6 m2
18 m2
11 Loker petugas Ruang ganti petugas @ loker 6 m2 2 loker, 1
loker=16 m2
16m2x 2 ruang=
32m2
Total luasan: 230 m2x 20% sirkulasi= 276 m2
Pelayanan Intensif
1 Daerah rawat pasien non
isolasi
Ruang tempat tidur berfungsi untuk merawat pasien lebih dari 24 jam, dalam keadaan yang membutuhkan
pemantauan khusus dan terus menerus.
Min. 12 m2/tt 4 tempat tidur 12 m2x4=48 m2
Daerah rawat pasien
isolasi
Kamar yang mempunyai kekhususan teknis sebagai ruang perawatan intensif yang memiliki batas fisik modular
per pasien, dinding serta bukaan pintu dan jendela dengan ruangan ICU lainnya.
Min. 16 m2 /tt 1 tempat tidur 16 m2x1=16 m2
2 Gudang Bersih Tempat penyimpanan alat medik dan linen steril serta obat-obatan yang diperlukan. Min. 4 m2 1 ruang, 7 m2 / ruang 7 m2
3 Gudang Kotor Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khususnya yang berupa cairan. Spoolhoek berupa bak
atau kloset yang dilengkapi dengan leher angsa (water seal), tempat penyimpanan sementara linen kotor dan alat
medik yang telah digunakan
Min. 4 m2 1 ruang, 7 m2 / ruang 7 m2
79
4 Ruang jaga Ruang untuk istirahat perawat/ petugas lainnya setelah melakukan kegiatan pembedahan atau tugas jaga. Ruang
jaga harus berada di bagian depan shg mempermudah semua pihak yang memerlukan pelayanan bedah.
9 m2 -16 m2 1 ruang, 9 m2 / ruang 9m2
5 Ruang staff Ruang istirahat staff ICU - 1 ruang, 22 m2 /
ruang
22 m2
6 Loker pengunjung Ruang tempat pengunjung berganti pakaian dan menitipkan barang @ loker 6 m2 1 loker =20 m2 20 m2
7 Nurse station R. untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, asuhan dan pelayanan keperawatan (pre dan post conference,
pengaturan jadwal), dokumentasi s/d evaluasi pasien.Pos perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar
perawat dpt mengawasi pasiennya secara efektif.
Min. 4 m2
1 pos, 30m2 / pos 30m2
Total luasan: 160m2x 20% sirkulasi= 192 m2
Pelayanan radiologi
1 Ruang Konsultasi Dokter Ruangan tempat membaca film hasil diagnosa pasien dan tempat pasien konsultasi medis dengan Dokter spesialis
radiologi.
9 m2 3 orang 9 m2
2 Ruang ahli fisika medis Ruangan kerja dan penyimpanan alat ahli fisika medis 9 m2 1 orang 9 m2
3 Ruang Pemeriksaan
Ruang tempat melaksanakan kegiatan diagnostik umum ,tempat melaksanakan kegiatan diagnostik tomografi (jaringan
lunak) dan ruang tempat melaksanakan kegiatan diagnostik fluoroskopi
36 m2 2 orang 48 m2
4 Ruang operator Ruang tempat mengendalikan/ mengkontrol pesawat X-Ray Min. 4 m2 2 orang 12 m2
5 Ruang Mesin Ruang tempat meletakkan transformator/genetaor/CPU Min. 4 m2 2 orang 6 m2
6 Ruang ganti pasien Ruang tempat pasien berganti pakaian dan menyimpan barang milik pribadi. Min. 4 m2 Jumlah ruang 2,
2 orang/ ruang,
1 ruang: 12 m2
12 m2x2=24
m2
7 Ruang Jaga Radiografer Ruang tempat istirahat radiografer cito Min. 6 m2 2 orang 6 m2
8 Gudang penyimpanan
berkas
Ruang tempat penyimpanan berkas hasil pemeriksaan Min. 8 m2 2 orang 8 m2
Total luasan: 122m2x 20% sirkulasi= 147 m2
Pelayanan laboratorium patologi klinik
1 Ruang Pengambilan Sample Ruang tempat pengambilan sample darah, pengumpulan sample urin, dll Min. 6 m2 3 orang 12 m2
2 Bank Darah Ruang tempat pengambilan dan penyimpanan persediaan darah. Min. 6 m2 2 orang 20 m2
3 Laboratorium Patologi Klinik Ruang pemeriksaan/ analilsis patologi klinik. Min. 16 m2 2 orang 22 m2
4 Laboratorium Kimia Klinik Ruang pemeriksaan/ analilsis kimia klinik. Min. 16 m2 2 orang 22 m2
5 Laboratorium Hematologi dan Uranalisis Ruang pemeriksaan/ analilsis hematologi dan urin. Min. 16 m2 2 orang 22 m2
6 Gudang Regensia dan Bahan Habis Pakai Ruang tempat penyimpanan regensia bersih dan bahan habis pakai. 6 m2 2 orang 6 m2
80
7 Ruang Cuci Ruang tempat pencucian regensia bekas pakai. 6 m2 2 orang 6 m2
8 Ruang Diskusi dan Istirahat Personil. Ruang tempat diskusi dan istirahat personil/ petugas lab. 20 m2 8 orang 20 m2
9 Ruang Kepala Laboratorium Ruang tempat kepala laboratorium bekerja Min. 6 m2 1 orang 12 m2
Total luasan: 142m2x 20% sirkulasi= 170 m2
Pelayanana Rehabilitasi Medik
1 Ruang Pemeriksaan/ Penilaian Dokter Ruangan tempat Dokter melakukan pemeriksaan (seperti: anamesa, pemeriksaan dan asesmen
fisik), diagnosis maupun prognosis terhadap pasiennya dan tempat pasien melakukan konsultasi
medis dengan Dokter
12 m2
2 ruang, 20 m2 /
ruang
20 m2x 2 ruang=
40m2
2 RUANG FISIOTERAPI
Ruang Fisioterapi Pasif
Ruang Fisioterapi Aktif
Ruang Senam
(Gymnasium)
Ruang untuk memberikan pelayanan berupa suatu intervensi radiasi/ gelombang elektromagnet
dan traksi, maupun latihan manipulasi yang diberikan pada pasien yang bersifat individu.
Ruang tempat pasien melakukan kegiatan senam (misalnya senam stroke, senam jantung, senam
diabetes, senam pernafasan, senam asma, senam osteoporosis, dan lain-lain)
Min. 20 m2
Min. 36 m2
8 orang
10 orang
147 m2
3 Ruang Terapi Okupasi dan Terapi
Vokasional
Ruang tempat terapis okupasi melakukan terapi kepada pasien @ jenis okupasi
6 m2
2 ruang okupasi,
42 m2 / ruang
2 ruang x 42 m2=84
m2
4 Gudang Peralatan RM Ruang tempat penyimpanan peralatan RM yang belum terpakai atau sedang tidak digunakan. 6 m2 2 orang 9 m2
5 Ruang Staf f Ruang kerja dan istirahat staff. - 7 orang 20 m2
6 Loker petugas Ruang ganti petugas @ loker 6 m2 2 loker, 1
loker=12 m2
12m2x 2 ruang=
24m2
7 Indoor playroom Ruang bermain anak - 1 ruang 135 m2
8 Ruang Baca Ruang baca untuk pasien anak - 1 ruang 25 m2
8 Janitor Ruang tempat penyimpanan alat-alat kebersihan (cleaning service) dan alat-alat berkebun untuk
mengurus taman terapi
8 m2
10 orang 12 m2
9 Taman terapi Taman tempat dilaksanakannya aktivitas terapi - 80 orang 750 m2
Total luasan: 496 m2x 20% sirkulasi= 595 m2
Pelayanan Farmasi
1 Ruang Peracikan Obat Ruang tempat melaksanakan peracikan obat oleh apoteker. min.24 m2 2 apoteker 27 m2
2 Depo Bahan Baku Obat Ruang tempat penyimpanan bahan baku obat. Min. 6 m2 1 orang 8 m2
3 Depo Obat Jadi Ruang tempat penyimpanan obat jadi Min. 6 m2 1 orang 8 m2
4 Gudang Perbekalan dan Alat Ruang tempat penyimpanan perbekalan dan alat kesehatan Min. 10 m2 1 orang 12 m2
81
Kesehatan
5 Depo Obat Khusus Ruang tempat penyimpanan obat khusus seperti untuk obat yang termolabil, narkotika dan obat psikotropika, dan obat
berbahaya.
Min. 10 m2 1 orang 8 m2
6 Konter Apotik Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan penerimaan resep pasien, penyiapan obat, pembayaran, dan pengambilan obat Min. 16 m2 1 orang 18 m2
9 Ruang Kepala Instalasi Farmasi Ruang kerja dan istirahat kepala Instalasi Farmasi. Di gabung dengan ruang kepala
instalasi laboratorium
10 Ruang Staf f Ruang kerja dan istirahat staff. Di gabung dengan ruang staff
laboratorium
Total luasan: 81 m2x 20% sirkulasi= 100 m2
Pelayanan Gizi: 2.5-3 m2 per tempat tidur. 2.5 m2x93 tempat tidur= 233 m2+20%sirkulasi=
280 m2
Pelayanan Laundri: 1-1.5 m2 per tempat tidur 1 m2 x93=93 m2= 93 m2+20%sirkulasi= 112 m2
Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit: 5-6 m2 per tempat tidur (ruang genset, pompa, gudang, penampungan limbah sementara,AHU, dan lain-lain) 5 m2 x 93=465 m2= 465 m2+20%sirkulasi= 560 m2
Pelayanan Administrasi Manajemen
1 Ruang Direksi Ruang kerja direktur RS, tempat melaksanakan perencanaan program dan
manajemen RS.
Min. 16 m2 1 orang 16 m2
2 Ruang Sekretaris Direktur Ruang kerja sekretaris direktur. Min. 6 m2 1 orang 6 m2
3 Ruang Rapat dan Diskusi Ruang pertemuan/ rapat/ diskusi. Min. 16 m2 10 orang 16 m2
4 Ruang Kepala Komite Medis Ruang kerja kepala komite medis 6 m2 1 orang 6 m2
5 Ruang Komite Medis Ruang kerja staf komite medis 12 m2 2 orang 12 m2
6 Ruang Kepala Bagian Keperawatan Ruang kerja kepala bagian keperawatan 6 m2 1 orang 6 m2
7 Ruang Bagian Keperawatan Ruang kerja staf bagian keperawatan 12 m2 2 orang 12 m2
8 Ruang Kepala Bagian Pelayanan Ruang kerja kepala bagian Pelayanan 6 m2 1 orang 6 m2
9 Ruang Kepala Bagian Keuangan dan Program Ruang kerja kepala bagian keuangan dan program 6 m2 1 orang 6 m2
10 Ruang Bagian Keuangan dan Program Ruang kerja staf bagian keuangan dan program 12 m2 2 orang 12 m2
11 Ruang Kepala Bagian Kesekretariatan dan Rekam Medis Ruang kerja kepala bagian kesekretariatan dan rekam medis 6 m2 1 orang 6 m2
12 Ruang Bagian Kesekretariatan dan Rekam Medis Ruang kerja staf bagian Kesekretariatan dan Rekam Medis 12 m2 2 orang 12 m2
13 Ruang SPI (Satuan Pengawasan Internal) Ruang kerja Satuan Pengawasan Internal 12 m2 2 orang 12 m2
14 Ruang Arsip/ file Ruang tempat penyimpanan Arsip RS. Min. 20 m2 2 orang 20 m2
15 R. tunggu Ruang tunggu untuk tamu Min. 16 m2 10 orang 80 m2
82
16 Pantry Sebagai tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi petugas. Min. 6 m2 8 orang 28 m2
17 R. serba guna Ruang seminar staff rumah sakit untuk informasi-informasi kesehatan - 80 orang 200 m2
18 Toilet KM/ WC @ KM/WC pria/wanita luas
2 m2
3 orang/ toilet,
jumlah 2 toilet,
1 toilet: 12 m2
2 toilet x 12
m2=24 m2
Total luasan: 480m2x 20% sirkulasi= 576 m2
Pemusalaraan Jenazah
1 Ruang tunggu Keluarga Jenazah Ruangan keluarga jenazah menunggu min. 12 m2 8 orang 20 m2
3 Administrasi Pendataan dan pendaftaran pasien min. 16 m2 2 orang 16 m2
2 Ruang Duka Ruang tempat menyemayamkan jenazah sementara sebelum dibawa pulang. Min. 30 m2 15 orang 30 m2
3 Ruang Dekontaminasi dan Pemulasaraan
Jenazah
Ruang tempat memandikan/ dekontaminasi serta pemulasaraan jenazah (pengkafanan untuk
jenazah muslim/ pembalseman & pemulasaraan lainnya untuk jenazah non-muslim) .
Min. 18 m2
6 orang 25 m2
6 Loker petugas Ruang ganti petugas min. 6 m2
2 loker, 1
loker=16 m2
16m2x 2
ruang=
32m2
Total luasan: 123 m2x 20% sirkulasi= 150 m2
CSSD (sterilisasi pusat)
1 Ruang administrasi Ruangan tempat melakukan kegiatan Adminstrasi dan pencatatan, penerimaan, penyortiran
barang/bahan/ linen yang akan disterilkan.
8 m2 -25 m2 3 orang 15 m2
2 Ruang dekontaminasi Ruang tempat perendaman, pencucian dan pengeringan instrumen atau linen bekas pakai.
Min. 30 m2 5 orang 32 m2
3 Ruang Pengemasan Alat
Ruang tempat melaksanakan kegiatan membungkus, mengemas dan menampung alat-alat
yang dipakai untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian.
min. 16 m2 3 orang 12 m2
4 Ruang Prosesing / Produksi
Ruang tempat melaksanakan kegiatan pemeriksaan linen, dilipat dan dikemas untuk
persiapan sterilisasi. Selain itu di ruang ini jg dilaksanakan kegiatan persiapan bahan seperti
kassa, kapas, cotton swabs, dll.
min. 9 m2
3 orang 12 m2
5 Ruang Sterilisasi Ruang tempat melaksanakan kegiatan sterilisasi instrumen, linen dan bahan perbekalan
baru.
9 m2 -16 m2 3 orang 12 m2
6 Gudang Steril Ruang tempat penyimpanan Instrumen, linen dan bahan perbekalan baru yang telah
disterilisasi.
12 m2 -25 m2 3 orang 30 m2
7 Gudang Barang/Linen/ Bahan Perbekalan Ruang tempat penyimpanan (depo) sementara Barang, linen dan bahan perbekalan baru 4 m2 -16 m2 3 orang 12 m2
83
Sumber: hasil olahan data pedoman teknis fasilitas RS kelas C dan kemenkes no 340 tahun 2010, standart luas bersumber pada pedoman teknis fasilitas RS kelas C
Baru sebelum disterilisasi.
8 Ruang Dekontaminasi Kereta/Troli Ruang tempat mendekontaminasi kereta/troli untuk mengangkut barang-barang dari dan ke
CSSD.
Min. 6 m2 3 orang 12 m2
Total luasan: 137 m2x 20% sirkulasi= 165 m2
Ruang-ruang lain:
1 Ruang tunggu pelayanan bedah dan radiologi Ruang tunggu pasien (dan pengantar pasien) saat melakukan
pendaftaran
min. 12 m2 24 orang 60 m2
2 Ruang arsip pelayanan bedah dan radiologi Pendataan dan pendaftaran pasien min. 16 m2 2 orang 16 m2
3 Toilet ruang tunggu pelayanan bedah dan radiologi KM/ WC @ KM/WC
pria/wanita luas 2 m2
3 orang/ toilet, jumlah 2 toilet, 1
toilet: 12 m2
2 toilet x 12
m2=24 m2
6 Pos Perawat (nurse station)
(pelayanan gawat darurat, dan pelayanan bedah)
R. untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, asuhan dan
pelayanan keperawatan (pre dan post conference, pengaturan jadwal),
dokumentasi s/d evaluasi pasien.Pos perawat harus terletak di pusat
blok yang dilayani agar perawat dpt mengawasi pasiennya secara
efektif.
Min. 4 m2
2 pos, 25 m2 / pos 25m2 x 2
pos = 50 m2
11 R. Gas medis ( pelayanan gawat darurat dan intensif) R. Tempat menyimpan gas medis. Min. 3 m2 2 orang 9 m2
12 Parkir brankar dan troli ( pelayanan gawat darurat,
intensif dan bedah)
Tempat meletakkan tempat tidur pasien selama tidak diperlukan. Min. 3 m2
2 orang 3 m2
13 Toilet basement KM/WC
@ KM/WC
pria/wanita luas 2 m2
3 orang/ toilet, jumlah 2 toilet, 1
toilet: 12 m2
2 toilet x 12
m2=24 m2
16 Janitor (pelayanan bedah) Ruang tempat penyimpanan alat-alat kebersihan (cleaning service) 8 m2
10 orang 8 m2
17 Ruang rekreasi petugas Kantin dan ruang rekreasi bagi staff rumah sakit - 40 orang 220 m2
18 Parkir basement Fasilitas parkir 15 m2/mobil 24 mobil 360 m2
19 R, istirahat supir R istirahat untuk supir - 15 orang 24 m2
Total luasan: 800 m2x 20% sirkulasi= 960 m2
Total luasan lantai dasar: 1065 m2
Total seluruh luasan= 8575 m2
84
4.3 Analisa karakteristik jenis-jenis terapi
Jenis-jenis terapi yang harus disediakan sebagai pelayanan rehabilitasi
medik suatu rumah sakit terdiri dari fisioterapi, terapi okupasi dan terapi wicara
sesuai dengan kemenkes no.029 tahun 2012 sehingga ketiga jenis terapi tersebut
harus dihadirkan dalam rumah sakit yang dirancang sesuai dengan ketentuan.
Berikut adalah analisa dan pembahasan serta kesimpulan dari
karakteristik berbagai jenis terapi yang akan menentukan warna serta aroma dan
jenis tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan terapi tersebut.
4.3.1 Analisa dan kesimpulan karakteristik fisioterapi
Analisa karakteristik fisioterapi serta karakteristik material dan fasilitas taman
terapi adalah sebagai berikut:
1. Fisioterapi Cardiovaskular &pulmonary:
a. Karakteristik terapi:
• Kegiatan terapi meliputi kegiatan olahraga ringan dan secara
keseluruhan kegiatan olahraga mengakibatkan kelelahan.
• Kegiatan terapi tahap pertama berupa kegiatan-kegiatan tes yang
memiliki efek samping sesak nafas khususnya pada pasien dengan
gangguan paru-paru dan kelelahan serta rasa tegang, cemas, ketakutan
dan stress.
• Terapi tahap kedua berupa kegiatan olahraga ringan di luar ruangan
berupa jogging atau senam dalam grup kecil. Pada tahap ini, rasa cemas,
tegang, ketakutan dan stress mulai berkurang.
• Tahap terakhir yang dilakukan berupa kegiatan olahraga yang lebih
berat dengan melibatkan alat-alat fitness.
85
Dengan diketahuinya karakteristik terapi maka, karakteristik material taman
dan fasilitas yang harus disediakan adalah:
• Untuk mendukung kegiatan fisioterapi cardiovaskular dan pulmonary
tahap kedua dan ketiga di taman, taman terapi membutuhkan jalur
padestrian yang terancang dengan baik, bisa dengan sistem loop agar
pasien bisa berolahraga mengelilingi taman dan dengan material
perkerasan yang tidak terlalu kasar untuk mencegah cidera akibat jatuh
ketika jogging serta membutuhkan fasilitas/ alat olahraga diluar ruangan.
Gambar 4.17 Fasilitas untuk kegiatan olahraga diluar ruangan dan Perkerasan dengan tekstur yang tidak terlalu kasar untuk mencegah cedera . Sumber:http://www.panindiaplay.com,http://www.selfbuild.ie dan
http://pathwaycafe.com, diakses tanggal 26 maret 2013
2. Fisioterapi orthopedic
a. Karakteristik terapi
• Kegiatan terapi berupa kegiatan fisik sehingga akan menyebabkan rasa
lelah terutama bagi pasien pasca operasi.
• Kegiatan terapi dapat menyakitkan karena cedera yang masih diderita
pasien dan rasa sakit, stress dan putus asa menyebabkan pasien sulit
berkonsenterasi pada dalam kegiatan terapi.
• Pada awal kegiatan terapi umumnya pasien akan merasa tegang karena
fisioterapi orthopedic identik dengan rasa sakit dan hal ini akan
menimbulkan perasaan cemas dan ketakutan pada pasien khususnya
pasien anak.
86
• Terjatuh, dan tidak mampu berdiri sendiri ketika latihan berjalan serta
latihan-latihan lain dimana pasien masih sangat bergantung pada terapis
dapat menyebabkan stress, depresi dan putus asa.
• Fisioterapi orthopedic dapat dilakukan baik diluar ruang ataupun
didalam ruang. Fisioterapi orthopedic memerlukan beberapa alat bantu
seperti railing, ramp, tangga serta papan keseimbangan untuk membantu
kegiatan terapi.
Dengan diketahuinya karakteristik terapi maka, karakteristik material taman
dan fasilitas yang harus disediakan adalah:
• Taman terapi harus memiliki beberapa fasilitas seperti railing paralel sebagai
pendukung untuk latihan berjalan, ramp, tangga, serta papan keseimbangan.
Gambar 4.18 Railing paralel dan papan keseimbangan untuk kegiatan terapi dan Kegiatan fisioterapi
orthopedic pada area berumput untuk mencegah cedera Sumber: http://www.mobilitysmart.cc dan http://www.operationmilitarykids.org dan
http://www.worldhealthdesign.com, diakses tanggal 26 maret 2013
• Kegiatan terapi memberikan resiko terjatuh bagi pasien sehingga material
pada taman pada lokasi dilakukannya terapi tidak boleh keras dan kasar
karena akan mengakibatkan cedera. Oleh karena itu, pada beberapa healing
garden, kegiatan fisioterapi orthopedic dilakukan pada area berumput.
• Pasien akan didampingi oleh terapis yang akan membantu mereka dan
pasien juga akan menggunakan alat-alat seperti kursi roda dan tongkat
sehingga, lebar jalur untuk berjalan harus memadai.
3. Fisioterapi neurologis
87
Kegiatan terapi yang diberikan dalam fisioterapi neurologis selain
ditentukan dari hasil diagnosa dokter dan hasil diskusi antara ahli fisioterapi
neurologis dengan ahli terapi lain seperti ahli fisioterapi orthopedic, ahli terapi
okupasi dan ahli terapi wicara sehingga kegiatan yang diberikan merupakan
hasil gabungan dari ketiga jenis terapi tersebut dan karakteristik material taman
dan jenis taman yang dbutuhkan dianggap sama dengan ketiga jenis terapi
tersebut.
4.3.2 Analisa dan kesimpulan karakteristik terapi okupasi
Analisa karakteristik terapi okupasi serta karakteristik material dan fasilitas
taman adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik terapi:
• Dalam terapi okupasi, semua indra anak distimulasi agar dapat
berfungsi dengan baik dan hal ini menuntut taman terapi untuk
memiliki keanekaragaman baik dari segi tekstur, jenis tanaman, satwa
dan lain-lain yang dapat menstimulasi semua indera anak sekaligus
menstimulasi kreativitas dan mengembangkan pola pikir
• Kegiatan bermain merupakan salah satu metode untuk terapi okupasi
Dengan diketahuinya karakteristik terapi maka, karakteristik material taman
dan fasilitas yang harus disediakan adalah:
• Material taman harus terdiri dari berbagai tekstur yaitu kasar dan halus,
keras dan empuk untuk menstimulasi indera peraba anak-anak. Material
kasar dapat ditempatkan pada lokasi dimana anak-anak tidak banyak lalu
lalang untuk mencegah cedera akibat terjatuh. Rumput sebagai ground cover
selain perkerasan juga menambah keanekaragaman tekstur pada taman.
furniture taman juga harus beranekaragam khususnya pada alat bermain
88
untuk anak karena bermain adalah salah satu kegiatan terapi okupasi dan
untuk mencegah rasa bosan pada anak
4.3.3 Analisis dan kesimpulan karakteristik terapi wicara
Terapi wicara dapat dilakukan baik di dalam ruang maupun di luar
ruang. Terapi wicara dilakukan dengan posisi saling berhadapan antara pasien
dengan terapis dan biasanya memerlukan fasilitas meja dan kursi.
a. Karakteristik terapi:
• Terapi wicara membutuhkan konsentrasi yang tinggi karena pasien
harus bisa mengikuti semua arahan dari terapis.
• Terapi wicara dapat menyebabkan stress, cemas dan kelelahan bagi
pasien karena mereka dituntut untuk berkonsentrasi.
Dengan diketahuinya karakteristik terapi maka, karakteristik material dan
fasilitas taman yang harus disediakan adalah:
• Kegiatan terapi wicara ditaman dapat difasilitasi dengan kehadiran meja dan
kursi taman serta gazebo sehingga pasien dan terapis bisa duduk disana dan
melakukan terapi.
4.4 Analisa fungsi dan kebutuhan suasana ruang di rumah sakit
Ruang-ruang dalam rumah sakit seperti lobby dan ruang tunggu
digunakan baik oleh pasien, staff rumah sakit dan pengantar pasien (pengunjung)
dengan kebutuhan beragam. Dalam satu lingkungan rumah sakit, ada beberapa
ruang tertentu yang membutuhkan perhatian lebih karena aktivitas yang
ditampung dalam ruang tersebut memberikan dampak psikologis tertentu bagi
penggunanya dan membutuhkan manfaat terapi tertentu untuk mengurangi
dampak psikologis yang bersifat negatif seperti tegang, cemas, ketakutan dan
lain-lain.Analisis fungsi dan kebutuhan suasana ruang yang akan menentukan
89
warna dan aroma dari jenis tanaman yang dapat memberikan manfaat terapi pada
ruang tertentu adalah sebagai berikut.
1. Ruang tidur/ kamar pasien
• Fungsi: Istirahat setelah beraktivitas, relaksasi, tempat pemeriksaan serta
kunjungan staff rumah sakit (dokter dan perawat) untuk upaya kesehatan
pasien, tempat kunjungan pihak keluarga.
• Kebutuhan suasana: tenang, dapat membantu pasien untuk istirahat.
2. Ruang tunggu perawatan intensif dan penanganan gawat darurat
• Fungsi: ruang untuk menunggu dan istirahat bagi keluarga dan pengantar
pasien.
• Kebutuhan suasana: kegiatan menunggu kabar dari staff rumah sakit
mengenai kondisi keluarga yang dirawat mengakibatkan rasa cemas, stress
serta lelah, sehingga dibutuhkan suasana yang lebih relaks dan tenang.
3. Ruang tunggu jenazah/ ruang duka
• Fungsi: ruang untuk menunggu dan istirahat bagi keluarga dalam suasana
berduka.
• Kebutuhan suasana: keluarga pasien dalam kondisi berduka, stress dan
depresi karena kehilangan anggota keluarga sehingga dibutuhkan warna
cerah dan aroma yang dapat membantu mengatasi emosi negatif tersebut.
4. Corridor menuju ruang operasi dan Ruang persiapan (untuk dokter dan pasien
sebelum operasi)
• Fungsi: ruang dan jalur bagi dokter dan staff lainnya termasuk pasien untuk
menuju ruang operasi dan untuk mempersiapkan diri sebelum melakukan
operasi.
90
• Kebutuhan suasana: melakukan operasi berhubungan dengan
menyelamatkan nyawa pasien dapat menyebabkan rasa gugup dan cemas
serta stress pada dokter, perawat dan staff lainnya, pasien juga akan merasa
gugup dan cemas sehingga dibutuhkan warna dan aroma yang mengatasi
emosi negatif tersebut namun, tetap meningkatkan konsentrasi dan fokus
dokter serta staff lainnya.
5. Lobby-administrasi
• Fungsi: ruang yang digunakan oleh pasien, keluarga pasien dan staff rumah
sakit untuk sekedar duduk, menunggu proses administrasi, tempat bertemu
dengan pengunjung lain yang memiliki keperluan dengan staff rumah sakit
ataupun pasien dan keluarganya serta kegiatan-kegiatan lainnya.
• Kebutuhan suasana: nyaman, memberi kesan santai/ relaks namun tidak
membosankan sehingga dibutuhkan banyak variasi jenis tanaman yang
berbeda warna, bentuk dan ketinggian.
4.5 Analisis dan kesimpulan warna tanaman yang dibutuhkan
Karakteristik dari jenis-jenis terapi serta kebutuhan suasana pada
ruang-ruang tertentu di dalam rumah sakit menentukan warna-warna dari jenis
tanaman yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan terapi serta memenuhi
kebutuhan ruang yang memerlukan manfaat terapi.
Warna-warna dari tanaman yang dibutuhkan untuk mendukung
kegiatan terapi dan memenuhi kebutuhan ruang tertentu serta memecahkan
berbagai masalah berupa emosi negatif yang ada pada karakteristik kegiatan
terapi dan kebutuhan suasana ruang dapat diuraikan dalam tabel sebagai
berikut::
91
Tabel 4.4 Tabel kebutuhan warna untuk mendukung kegiatan dalam rumah sakit dan taman terapi
Jenis Terapi/ ruang
Warna
Biru orange Kuning Pink Merah Ungu
Fisioterapi
cardiovaskular&pulmonary √ √ √ X X X
Fisioterapi orthopedic √ √ X √ √ X
Terapi okupasi √ √ √ √ √ √
Terapi wicara X √ √ X X X
Kamar Pasien √ X √ X X √
Ruang tunggu UGD/ICU √ X X √ X X
Ruang persiapan operasi √ X X X X X
92
Jenis Terapi/ ruang
Warna
Biru orange Kuning Pink Merah Ungu
Corridor menuju ruang
operasi X √ √ X X X
Ruang tunggu jenazah/
ruang duka √ √ √ √ X X
Lobby rumah sakit √ √ √ √ √ √
Sumber: hasil olahan data dengan mencocokkan karakteristik terapi berupa emosi negatif dengan manfaat warna. Manfaat warna bersumber pada buku. Colour Therapy (2007)
Keterangan:
Fungsi lengkap dari setiap warna untuk mendukung kegiatan setiap jenis terapi dan memenuhi kebutuhan ruang yang memerlukan manfaat
terapi serta memecahkan berbagai masalah berupa emosi-emosi negatif seperti rasa cemas, ketakutan stress, tegang dan lain-lain yang ada pada
karakteristik kegiatan terapi dan kebutuhan suasana ruang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.2 Efek warna pada kondisi psikologis dan
fisik yang bersumber dari buku Color Theraphy karya Azeemi, S Khwaha pada Bab.2 landasan teori halaman 33. Warna-warna dalam tabel
merupakan hasil akhir setelah mencocokkan karakteristik terapi dan kebutuhan ruang dengan fungsi warna.
93
Kesimpulan manfaat dari berbagai jenis warna yang dibutuhkan dalam terapi dan
ruang tertentu dengan mencocokkan efek negatif yang timbul dari kegiatan terapi
yang merupakan karakteristik terapi dan kebutuhan suasana ruang dengan fungsi
warna adalah sebagai berikut:
1. Biru: warna biru diutamakan dalam fisioterapi cardiovaskular dan pulmonary
tahap pertama dan awal fisioterapi orthopedik dimana rasa cemas, tegang,
ketakutan, stress dan rasa sakit masih sangat dirasakan pasien serta ruang
persiapan operasi dan kamar pasien karena warna biru digunakan untuk
mereduksi efek negatif tersebut dan mengatasi insomnia.
2. Orange: warna orange di utamakan untuk terapi wicara serta corridor menuju
ruang operasi sementara untuk fisioterapi dan ruang lain jumlahnya tidak terlalu
banyak karena memiliki efek negatif yang memperparah emosi negatif yang ada
dalam karakteristik kegiatan terapi diantaranya mengakibatkan rasa gugup dan
gelisah. Warna orange digunakan untuk meningkatkan fokus dan konsentrasi serta
menambah kesan ceria (untuk ruang duka). Warna orange dan biru dapat
digabungkan pada beberapa ruang dan jenis terapi karena saling menetralkan efek
negatif masing-masing
3. Kuning: warna kuning diutamakan dalam fisioterapi cardiovaskular dan
pulmonary tahap pertama untuk mengatasi sesak nafas serta terapi wicara dan
corridor menuju ruang operasi untuk meningkatkan fokus serta ruang-ruang lain
untuk menambah kesan ceria (untuk ruang duka) dan melegakan pernafasan
(kamar pasien). Warna kuning tidak digunakan dalam fisioterapi orthopedik
karena memiliki efek negatif membuat anak mudah tersinggung sehingga
ditakutkan akan memperparah kemarahan anak ketika terjatuh dalam terapi
94
4. Pink: warna pink diutamakan untuk awal fisioterapi orthopedik dan ruang tunggu
UGD/ ICU dimana rasa cemas, ketakutan dan tegang sangat tinggi karena warna
pink dapat mengatasi emosi negatif tersebut dan membuat anak merasa dicintai.
5. Merah: warna merah digunakan sebagai variasi warna untuk mencegah kebosanan
dan digunakan untuk meningkatkan antusiasme pada beberapa jenis terapi namun
jumlahnya tidak boleh terlalu banyak karena memiliki beberapa efek negatif
khususnya bagi pasien dengan masalah cardiovaskular dan pulmonary.
6. Ungu: warna ungu digunkan sebagai variasi warna untuk mencegah kebosanan
dan jumlahnya tidak boleh terlalu banyak karena akan mengakibatkan depresi dan
terlalu banyak berpikir pada anak.
7. Penggunaan aneka warna pada terapi okupasi dan pada ruang lobby ditujukan
untuk mencegah kebosanan dan memberikan efek stimulasi yang berbeda untuk
indera penglihatan khususnya untuk anak.
8. Semua jenis tanaman yang digunakan mengandung warna hijau untuk memberi
kesan segar dan asri.
9. Jenis-jenis tanaman dengan bunga warna putih memberikan aroma tertentu untuk
mendukung kegiatan terapi dan memenuhi kebutuhan ruang yang memerlukan
manfaat terapi serta memecahkan berbagai masalah yang ada pada karakteristik
kegiatan terapi dan kebutuhan suasana ruang sehingga yang diutamakan adalah
fungsi dari aroma tanaman tersebut.
Fungsi dari aroma bunga dapat dilihat pada bab.2 landasan teori halaman 36
mengenai fungsi aroma tanaman.
95
Tabel 4.5 Jenis bunga warna biru dan keberadaannya pada jenis terapi dan ruang tertentu
JENIS TERAPI DAN RUANG
YANG MEMBUTUHKAN FUNGSI TERAPI
KARAKTERISTIK/KEBUTUHAN RUANG
JENIS TANAMAN Geranium Pratense
Iris reticulata
Agapanthus africanus
Hydrangea Macropylla
FUNGSI WARNA DAN AROMA TANAMAN Warna biru mereduksi rasa cemas, tegang, stress, membantu istirahat dan mengurangi insomnia serta
menenangkan detak jantung dan pernafasan. Aroma bunga geranium meringankan rasa cemas, stress dan depresi
Fisioterapi cardiovaskular&
pulmonary
Terapi khususnya pada tahap pertama mengakibatkan rasa
tegang, cemas, ketakutan dan stress
√
√
√
√
fungsi warna tanaman mengurangi efek negative terapi yaitu rasa tegang, cemas, stress dan depresi. khusus untuk bunga Geranium Pratense, aromanya juga mengurangi efek negative terapi
Fisioterapi orthopedic
Terapi mengakibatkan rasa cemas, stress, tegang dan depresi dan
ketakutan karena rasa sakit yang ditimbulkan
Terapi okupasi Menuntut keanekaraganan warna,
ketinggian dan bentuk untuk menstimulasi panca indera anak
√ √ √ √
4 jenis tanaman memiliki aneka bentuk dan ketinggian sehingga sesuai dengan tuntutan terapi okupasi yang menuntut keanekaragaman
Terapi wicara
Menuntut anak untuk dapat fokus mengikuti arahan terapis
X
X X X
fungsi warna dan aroma tanaman tidak sesuai karena dalam terapi wicara lebih dituntut fokus
Gambar 4.19 Geranium Pratense
Gambar 4.21 Agapanthus africanus
Gambar 4.22 Hydragea macropylla
Gambar 4.20 Iris reticulata.
96
JENIS TERAPI DAN RUANG
YANG MEMBUTUHKAN FUNGSI TERAPI
KARAKTERISTIK/KEBUTUHAN RUANG
JENIS TANAMAN
Geranium Pratense Iris reticulata Agapanthus africanus Hydrangea Macropylla
FUNGSI WARNA DAN AROMA TANAMAN Warna biru mereduksi rasa cemas, tegang, stress, membantu istirahat dan mengurangi insomnia serta
menenangkan detak jantung dan pernafasan. Aroma bunga geranium meringankan rasa cemas, stress dan depresi
Kamar Pasien Tenang, dapat membantu pasien
untuk istirahat
√ fungsi warna dan aroma tanaman sesuai dengan kebutuhan ruang yaitu
untuk membantu pasien istirahat
√
√
X fungsi warna tanaman sesuai
dengan kebutuhan ruang namun, tanaman terlalu tinggi
untuk diletakkan dalam ruangan
fungsi warna tanaman sesuai dengan kebutuhan ruang yaitu untuk membantu pasien istirahat
Ruang tunggu UGD/ICU
Kegiatan menunggu mengakibatkan rasa cemas dan stress
√ fungsi warna dan aroma tanaman sesuai dengan kebutuhan ruang untuk mengurangi rasa cemas
dan stress
√
√
X fungsi warna tanaman sesuai
dengan kebutuhan ruang namun, tanaman terlalu tinggi
untuk diletakkan dalam ruangan
fungsi warna tanaman sesuai dengan kebutuhan ruang untuk mengurangi rasa cemas dan stress
Ruang persiapan operasi
Kegiatan operasi mengakibatkan rasa cemas dan gugup pada pasien
dan staff rumah sakit dan stress khususnya pada staff rumah sakit
√ fungsi warna dan aroma tanaman sesuai dengan kebutuhan ruang untuk mengurangi rasa cemas,
gugup dan stress
√
√
X fungsi warna tanaman sesuai
dengan kebutuhan ruang namun, tanaman terlalu tinggi
untuk diletakkan dalam ruangan
fungsi warna tanaman sesuai dengan kebutuhan ruang untuk mengurangi rasa cemas, gugup dan
stress
Corridor menuju ruang operas
Suasana ruang dapat meningkatkan fokus para staff rumah sakit
X X X X
fungsi warna tanaman tidak sesuai dengan kebutuhan ruang
Ruang tunggu jenazah/ ruang duka
keluarga dalam suasana berduka mengalami stress dan depresi
√
√
√
X fungsi warna tanaman sesuai
97
fungsi warna dan aroma tanaman sesuai dengan kebutuhan ruang yaitu untuk mengurangi rasa stress dan depresi
dengan kebutuhan ruang namun, tanaman terlalu tinggi
untuk diletakkan dalam ruangan
Lobby rumah sakit Memberikan suasana relaks dan
mencegah rasa bosan dari kegiatan menunggu
√
√ √
X warna tanaman, bentuk dan ketinggian sesuai dengan kebutuhan ruang namun,
tanaman terlalu tinggi untuk diletakkan dalam ruangan
3 jenis tanaman memiliki bentuk serta ketinggian yang beraneka ragam untuk mencegah kebosanan
Sumber: hasil olahan data dengan cara mencocokkan warna dan aroma yang dibutuhkan dalam kegiatan terapi dan kebutuhan suasana dalam ruang tertentu dengan jenis tanaman yang memiliki warna biru dan beraroma dari buku Edible and Medicinal Flower karya margareth J robert dan The Complete Book of Flowers karya denise
diamond serta website royal horticultural society (RHS)
Keterangan:
Geranium pratense diutamakan karena memiliki aroma, tanaman jenis lain, ditujukan sebagai variasi untuk memberikan efek stimulasi yang
berbeda dan mencegah kebosanan. Bunga Hydrangea Macropylla tidak diletakkan dalam ruagan karena ketinggiannya mencapai 1-1.5m
98
Tabel 4.6 Jenis bunga warna orange dan keberadaannya pada jenis terapi dan ruang tertentu
JENIS TERAPI DAN RUANG
YANG MEMBUTUHKAN FUNGSI TERAPI
KARAKTERISTIK/KEBUTUHAN RUANG
JENIS TANAMAN Celendula officinalis
Cosmos sulphureus
Kembang sepatu
Spathodea campanulata
FUNGSI WARNA TANAMAN Meredakan ashtma, sesak nafas, serta masalah pernafasan lainnya serta membantu meningkatkan fokus/
konsenterasi, warna orange merupakan warna cerah yang memberikan kesan ceria
Fisioterapi cardiovaskular&
pulmonary
Terapi khususnya pada tahap pertama mengakibatkan rasa tegang, cemas,
ketakutan, stress yang mengakibatkan hilangnya fokus dan sesak nafas.
√ √ √ √
fungsi warna tanaman mengurangi efek negative terapi yaitu sesak nafas dan membantu meningkatkan fokus Fisioterapi orthopedic
Terapi mengakibatkan rasa cemas, stress, tegang dan depresi dan
ketakutan serta hilangknya fokus/ konsentrasi karena rasa sakit
Terapi okupasi Menuntut keanekaragaman warna, ketinggian dan bentuk untuk
menstimulasi panca indera anak
√ √ √ √
4 jenis tanaman memiliki aneka bentuk dan ketinggian sehingga sesuai dengan tuntutan terapi okupasi yang menuntut keanekaragaman
Terapi wicara Menuntut anak untuk dapat fokus mengikuti arahan terapis
√ √ √ √
fungsi warna membantu meningkatkan fokus
Gambar 4.24 Kembang sepatu Gambar 4.23 marigold Gambar 4.25 Cosmos
sulphureus
Gambar 4.26 Spathodea
99
Kamar Pasien Tenang, dapat membantu pasien
untuk istirahat X X X X
fungsi warna tanaman tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang
Ruang tunggu UGD/ICU
Kegiatan menunggu mengakibatkan rasa cemas dan stress
Ruang persiapan operasi
Kegiatan operasi mengakibatkan rasa cemas dan gugup pada pasien dan
staff rumah sakit dan stress khususnya pada staff rumah sakit
Corridor menuju ruang operasi
Suasana ruang dapat meningkatkan fokus para staff rumah sakit
√ √ X X
fungsi warna dan aroma tanaman sesuai dengan kebutuhan suasana ruang yaitu untuk menambah
kesan ceria
fungsi warna tanaman sesuai dengan kebutuhan suasana ruang namun, tanaman terlalu tinggi untuk
diletakkan dalam ruangan Ruang tunggu
jenazah/ ruang duka
keluarga dalam suasana berduka mengalami stress dan depresi, dibutuhkan warna cerah untuk
menambah kesan ceria Lobby rumah sakit Memberikan suasana relaks dan
mencegah rasa bosan dari kegiatan menunggu
√ √
X
X
jenis tanaman memiliki bentuk serta ketinggian yang beraneka ragam untuk mencegah kebosanan
warna tanaman, bentuk dan ketinggian sesuai dengan kebutuhan suasana ruang namun, tanaman
terlalu tinggi untuk diletakkan dalam ruangan Sumber: hasil olahan data dengan cara mencocokkan warna yang dibutuhkan dalam kegiatan terapi dan kebutuhan suasana dalam ruang tertentu dengan jenis tanaman
yang memiliki warna orange dari buku Edible and Medicinal Flower karya margareth J robert dan The Complete Book of Flowers karya denise diamond serta website royal horticultural society (RHS)
Keterangan:
Kembang sepatu dapat mencapai ketinggian 1.5m-2.5m dan bunga Spathodea campanulata dapat mencapai ketinggian 7m-25m sehingga tidak
memungkinkan untuk ditanam dalam ruangan.. Variasi jenis tanaman dari segi bentuk dan ketinggian untuk memberikan efek stimulasi yang
berbeda (berkaitan dengan tuntutan terapi okupasi) dan mencegah kebosanan.
100
Tabel 4.7 Jenis bunga warna kuning dan keberadaannya pada jenis terapi dan ruang tertentu
JENIS TERAPI DAN RUANG
YANG MEMBUTUHKAN FUNGSI TERAPI
KARAKTERISTIK/KEBUTUHAN RUANG
JENIS TANAMAN Chrysanthemum
Cosmos Caudatus
Alamanda Cathartica
Bunga Matahari
FUNGSI WARNA TANAMAN Meredakan ashtma serta membantu meningkatkan konsenterasi, serta menstimulasi kreativitas warna kuning merupakan warna cerah yang memberikan kesan ceria. Aroma bunga chrysanthemum dapat
meringankan sesak nafas dan menenangkan sistem saraf
Fisioterapi cardiovaskular&
pulmonary
Terapi khususnya pada tahap pertama mengakibatkan rasa tegang, cemas,
ketakutan dan stress yang mengakibatkan hilangnya fokus dan sesak nafas
√
√ √ √
fungsi warna tanaman mengurangi efek negative terapi yaitu hilangnya fokus dan sesak nafas. Aroma bunga chrysanthemum juga membantu melegakan pernafasan
Fisioterapi orthopedic
Terapi mengakibatkan rasa cemas, stress, tegang dan depresi dan ketakutan serta hilangknya fokus/ konsentrasi karena
rasa sakit
X X X X
Bunga warna kuning tidak ada pada lokasi fisioterapi orthopedic efek negative warna kuning yaitu mudah tersinggung dikhawatirkan dapat memperparah kemarahan anak ketika terjatuh
Terapi okupasi Menuntut keanekaragaman warna,
ketinggian dan bentuk untuk menstimulasi panca indera anak
√ √ √ √
4 jenis tanaman memiliki aneka bentuk dan ketinggian sehingga sesuai dengan tuntutan terapi okupasi yang menuntut keanekaragaman
Gambar 4.27 Chrysanthemum
Gambar 4.28 Cosmos caudatus
Gambar 4.29 Alamanda cathartica
Gambar 4.30 Bunga matahari
101
Terapi wicara Menuntut anak untuk dapat fokus mengikuti arahan terapis
√ √ √ √ fungsi warna tanaman membantu meningkatkan fokus
Kamar Pasien Tenang, dapat membantu pasien untuk
istirahat X X X X
fungsi warna tanaman tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang
Ruang tunggu UGD/ICU
Kegiatan menunggu mengakibatkan rasa cemas dan stress
X X X X fungsi warna tanaman tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang
Ruang persiapan operasi
Kegiatan operasi mengakibatkan rasa cemas dan gugup pada pasien dan staff rumah sakit dan stress khususnya pada
staff rumah sakit
X X X X
fungsi warna tanaman tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang
Corridor menuju ruang operasi
Suasana ruang dapat meningkatkan fokus para staff rumah sakit
√ √ √ X fungsi warna tanaman sesuai dengan kebutuhan suasana ruang yaitu untuk
meningkatkan fokus fungsi warna tanaman sesuai dengan kebutuhan
suasana ruang namun, tanaman terlalu tinggi
untuk diletakkan dalam ruangan
Ruang tunggu jenazah/ ruang duka
keluarga dalam suasana berduka mengalami stress dan depresi, dibutuhkan warna cerah untuk menambah kesan ceria
√ √ √
fungsi warna tanaman sesuai dengan kebutuhan suasana ruang yaitu untuk menambah kesan ceria
Lobby rumah sakit Memberikan suasana relaks dan
mencegah rasa bosan dari kegiatan menunggu
√ √ √
(3 jenis tanaman memiliki bentuk serta ketinggian yang beraneka ragam untuk mencegah kebosanan)
Sumber: hasil olahan data dengan cara mencocokkan warna dan aroma yang dibutuhkan dalam kegiatan terapi dan kebutuhan suasana dalam ruang tertentu dengan jenis tanaman yang memiliki warna kuning dan beraroma dari buku Edible and Medicinal Flower karya margareth J robert dan The Complete Book of Flowers karya denise
diamond serta website royal horticultural society (RHS)
Keterangan:
Chrysanthemum diutamakan karena memiliki aroma, tanaman jenis lain, ditujukan sebagai variasi dari segi bentuk dan ketinggian untuk
memberikan efek stimulasi yang berbeda (berkaitan dengan tuntutan terapi okupasi) dan mencegah kebosanan. Bunga matahari mengundang
kedatangan ulat bulu dan siput sehingga tidak diletakkan dalam ruangan.
102
Tabel 4.8 Jenis bunga warna pink dan keberadaannya pada jenis terapi dan ruang tertentu
JENIS TERAPI DAN RUANG
YANG MEMBUTUHKAN FUNGSI TERAPI
KARAKTERISTIK/KEBUTUHAN RUANG
JENIS TANAMAN Carnation
Hollyhock
Kembang sepatu
Bunga Teratai
FUNGSI WARNA DAN AROMA TANAMAN Warna pink meredakan rasa takut ,cemas dan meredam kemarahan anak serta memberikan kesan dicintai
aroma bunga carnation dapat menenangkan sistem saraf dan meringankan rasa cemas Fisioterapi
cardiovaskular& pulmonary
Terapi khususnya pada tahap pertama mengakibatkan rasa tegang, cemas, ketakutan dan stress dan sesak nafas
X X X X
fungsi warna tanaman lebih dibutuhkan untuk fisioterapi orthopedic
Fisioterapi orthopedic
Terapi mengakibatkan rasa cemas, stress, tegang dan depresi dan ketakutan serta hilangknya fokus/ konsentrasi karena
rasa sakit dan kemarahan akibat terjatuh
√ √ √ √
fungsi warna tanaman dapat meradam efek negative terapi terutama rasa takut, cemas dan kemarahan
Terapi okupasi Menuntut keanekaragaman warna,
ketinggian dan bentuk untuk menstimulasi panca indera anak
√ √ √ √ 4 jenis tanaman memiliki aneka bentuk dan ketinggian sehingga sesuai dengan tuntutan terapi okupasi
yang menuntut keanekaragaman
Terapi wicara
Menuntut anak untuk dapat fokus mengikuti arahan terapis
X X X X fungsi warna tidak sesuai dengan karakteristik terapi wicara yang lebih menuntut fokus
Gambar 4.31 carnation
Gambar 4.32 Kembang sepatu
Gambar 4.33 Hollyhock
Gambar 4.34 Water lily
103
Kamar Pasien
Tenang, dapat membantu pasien untuk istirahat
X X X X fungsi warna tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang untuk membantu pasien istirahat
Ruang tunggu UGD/ICU
Kegiatan menunggu mengakibatkan rasa cemas dan stress
√ √ X X fungsi warna sesuai dengan kebutuhan
suasana ruang untuk mengurangi rasa cemas fungsi warna sesuai dengan kebutuhan suasana ruang
namun, ketinggian tanaman bunga kembang sepatu dan media tanam teratai berupa air tidak memungkinkan
untuk ditanam dalam ruangan Ruang persiapan
operasi Kegiatan operasi mengakibatkan rasa
cemas dan gugup pada pasien dan staff rumah sakit dan stress khususnya pada
staff rumah sakit
X X X X fungsi warna dapat meredam rasa cemas namun, tidak dapat meredam rasa stress dan gugup
Corridor menuju ruang operasi
Suasana ruang dapat meningkatkan fokus para staff rumah sakit
X X X X
fungsi warna tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang yang lebih menuntut fokus
Ruang tunggu jenazah/ ruang duka
keluarga dalam suasana berduka mengalami stress dan depresi, dibutuhkan warna cerah untuk
menambah kesan ceria
√ √ X X fungsi warna sesuai dengan kebutuhan
suasana ruang untuk menambah kesan ceria fungsi warna sesuai dengan kebutuhan suasana ruang
namun, ketinggian tanaman bunga kembang sepatu dan media tanam teratai berupa air tidak memungkinkan
untuk ditanam dalam ruangan Lobby rumah sakit Memberikan suasana relaks dan
mencegah rasa bosan dari kegiatan menunggu
√ √ X X 2 jenis tanaman memiliki bentuk serta ketinggian yang beraneka ragam untuk
mencegah kebosanan
warna, bentuk dan ketinggian sesuai dengan kebutuhan suasana ruang namun, ketinggian tanaman bunga
kembang sepatu dan media tanam teratai berupa air tidak memungkinkan untuk ditanam dalam ruangan
Sumber: hasil olahan data dengan cara mencocokkan warna dan aroma yang dibutuhkan dalam kegiatan terapi dan kebutuhan suasana dalam ruang tertentu dengan jenis tanaman yang memiliki warna pink dan beraroma dari buku Edible and Medicinal Flower karya margareth J robert dan The Complete Book of Flowers karya denise
diamond serta website royal horticultural society (RHS) Keterangan: Carnation diutamakan karena memiliki aroma, tanaman jenis lain, ditujukan sebagai variasi dari segi bentuk dan ketinggian untuk memberikan
efek stimulasi yang berbeda (berkaitan dengan tuntutan terapi okupasi) dan mencegah kebosanan. Tanaman kembang sepatu dapat mencapai
ketinggian 1.5m-2.5m dan bunga teratai harus ditanam dengan media air sehingga tidak diletakkan dalam ruangan.
104
Tabel 4.9 Jenis bunga warna merah dan keberadaannya pada jenis terapi dan ruang tertentu
JENIS TERAPI DAN RUANG YANG
MEMBUTUHKAN FUNGSI TERAPI
KARAKTERISTIK/KEBUTUHAN RUANG
JENIS TANAMAN Asoka
Kembang Sepatu
Paeonia cv Shima-nishiki
Dahlia‘Bishop of llandalff’
FUNGSI WARNA TANAMAN Warna merahdigunakan untuk meningkatkan antusiasme dan semangat dalam menjalani terapi namun, terpapar warna merah berlebihan mengakibatkan hipertensi, meningkatkan tekanan darah, kecepatan
pernafasan dan detak jantung
Fisioterapi cardiovaskular&
pulmonary
Terapi khususnya pada tahap pertama mengakibatkan rasa
tegang, cemas, ketakutan dan stress dan sesak nafas
X X X X
Terpapar warna merah berlebih sehingga tidak baik bagi pasien mengakibatkan meningkatnya tekanan darah dan kecepatan pernafasan sehingga tidak baik bagi pasien dengan gangguan jantung dan paru-paru sehingga
penggunaan tanaman dengan warna merah untuk terapi ini dihindari
Fisioterapi orthopedic
Terapi mengakibatkan rasa cemas, stress, tegang dan depresi dan
ketakutan serta hilangknya fokus/ konsentrasi karena rasa sakit
√ √ √ √
Fungsi warna tanaman mendukung terapi dalam meningkatkan antusiasme namun, jumlah tanaman tidak banyak karena warna merah dapat mengakibatkan gangguan emosional
Terapi okupasi
Menuntut keanekaragaman warna, ketinggian dan bentuk untuk
menstimulasi panca indera anak
√ √ √ √ 4 jenis tanaman memiliki aneka bentuk dan ketinggian sehingga sesuai dengan tuntutan terapi okupasi yang
menuntut keanekaragaman
Gambar 4.35 Asoka
Gambar 4.36 Kembang sepatu
Gambar 4.38 Dahlia‘Bishop of llandalff’
Gambar 4.37 Paeonia cv Shima-nishiki
105
Terapi wicara Menuntut anak untuk dapat fokus mengikuti arahan terapis
X X X X fungsi warna dan aroma tidak sesuai dengankarakteristik terapi wicara yang lebih menuntut fokus
Kamar Pasien Tenang, dapat membantu pasien
untuk istirahat X X X X
fungsi warna dan aroma tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang untuk membantu pasein istirahat
Ruang tunggu UGD/ICU
Kegiatan menunggu mengakibatkan rasa cemas dan stress
X X X X fungsi warna dan aroma tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang untuk menguragi rasa cemas dan
stress
Ruang persiapan operasi
Kegiatan operasi mengakibatkan rasa cemas dan gugup pada pasien
dan staff rumah sakit dan stress khususnya pada staff rumah sakit
X X X X fungsi warna dan aroma tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang untuk mengurangi rasa cemas dan
gugup
Corridor menuju ruang operasi
Suasana ruang dapat meningkatkan fokus para staff rumah sakit
X X X X
fungsi warna dan aroma tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang yang lebih menuntut fokus
Ruang tunggu jenazah/ ruang duka
keluarga dalam suasana berduka mengalami stress dan depresi, dibutuhkan warna cerah untuk
menambah kesan ceria
X X X X fungsi warna dan aroma tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang untuk mengurangi rasa stress dan
depresi selain itu, terpapar warna merah berlebihan warna merah dapat mengakibatkan gangguan emosional yang dikhawatirkan akan memperparah tingkat stress dan depresi
Lobby rumah sakit
Memberikan suasana relaks dan mencegah rasa bosan dari kegiatan
menunggu
X X √ √ warna, bentuk dan ketinggian sesuai dengan kebutuhan suasana ruang namun, ketinggian
tanaman bunga kembang sepatu dan asoka tidak memungkinkan utuk ditanam dalam ruangan
2 jenis tanaman memiliki bentuk serta ketinggian yang beraneka ragam untuk mencegah kebosanan
Sumber: hasil olahan data dengan cara mencocokkan warna yang dibutuhkan dalam kegiatan terapi dan kebutuhan suasana dalam ruang tertentu dengan jenis tanaman yang memiliki warna merah dari buku Edible and Medicinal Flower karya margareth J robert dan The Complete Book of Flowers karya denise diamond serta website royal
horticultural society (RHS)
106
Tabel 4.10 Jenis bunga warna ungu dan keberadaannya pada jenis terapi dan ruang tertentu
JENIS TERAPI DAN RUANG
YANG MEMBUTUHKAN FUNGSI TERAPI
KARAKTERISTIK/KEBUTUHAN RUANG
JENIS TANAMAN Geranium Incanum
Rosemary
Lavender
Bugenvillea
FUNGSI WARNA DAN AROMA TANAMAN Warna ungu memberikan efek menenangkan namun, terpapar berlebihan mengakibatkan depresi. Aroma geranium meringankan rasa cemas, stress dan depresi, aroma rosemary meringankan sakit kepala, serta
melancarkan sirkulasi darah. Aroma lavender membantu meringankan insomnia
Fisioterapi cardiovaskular&
pulmonary
Terapi khususnya pada tahap pertama mengakibatkan rasa tegang, cemas, ketakutan dan stress dan sesak nafas
X X X X
Aroma geranium dapat meredam efek negatif karakteristik terapi namun terpapar, warna ungu berlebihan dapat mengakibatkan depresi pada anak sehingga tanaman dengan warna ungu tidak digunakan Fisioterapi
orthopedic
Terapi mengakibatkan rasa cemas, stress, tegang dan depresi dan ketakutan serta hilangknya fokus/ konsentrasi karena
rasa sakit
Terapi okupasi
Menuntut keanekaragaman warna, ketinggian dan bentuk untuk
menstimulasi panca indera anak
√ √ √ √ 4 jenis tanaman memiliki aneka bentuk dan ketinggian sehingga sesuai dengan tuntutan terapi okupasi
yang menuntut keanekaragaman
Terapi wicara Menuntut anak untuk dapat fokus
mengikuti arahan terapis X X X X
Fungsi warna dan aroma tanaman tidak sesuai dengan dengan karakteristik terapi wicara yang lebih menuntut fokus
Gambar 4.39 Geranium incanum
Gambar 4.40 rosemary
Gambar 4.41 Lavender campanulata
Gambar 4.42 Bougainvillea
107
Kamar Pasien Tenang, dapat membantu pasien untuk
istirahat
√ √ √ X Fungsi warna dan aroma tanaman khususnya lavender sesuai denagan kebutuhan suasana
ruang untuk membantu pasien istirahat
Fungsi warna tanaman sesuai dengan kebutuhan suasana ruang namun ketinggian tanaman tidak
memungkinkan untuk ditanam dalam ruangan karena mencapai 4-8m
Ruang tunggu UGD/ICU
Kegiatan menunggu mengakibatkan rasa cemas dan stress
X X X X Aroma geranium dapat meredam rasa cemas dan stress namun terpapar, warna ungu berlebihan dapat
mengakibatkan depresi sehingga tanaman dengan warna ungu tidak digunakan
Ruang persiapan operasi
Kegiatan operasi mengakibatkan rasa cemas dan gugup pada pasien dan staff rumah sakit dan stress khususnya pada
staff rumah sakit
Corridor menuju ruang operasi
Suasana ruang dapat meningkatkan fokus para staff rumah sakit
X X X X Fungsi warna dan aroma tanaman tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang yang lebih menuntut
fokus Ruang tunggu
jenazah/ ruang duka
keluarga dalam suasana berduka mengalami stress dan depresi, dibutuhkan warna cerah untuk
menambah kesan ceria
X X X X Efek negative warna ungu adalah mengakibatkan depresi apabila terpapar secara berlebihan sehingga
tanaman dengan warna ungu tidak digunakan
Lobby rumah sakit Memberikan suasana relaks dan mencegah rasa bosan dari kegiatan
menunggu
√ √ √ X 3 jenis tanaman memiliki aroma, bentuk serta
ketinggian yang beraneka ragam untuk mencegah kebosanan
warna tanaman, bentuk dan ketinggian sesuai dengan kebutuhan suasana ruang namun ketinggian tanaman tidak memungkinkan untuk ditanam dalam ruangan
karena mencapai 4-8m Sumber: hasil olahan data dengan cara mencocokkan warna dan aroma yang dibutuhkan dalam kegiatan terapi dan kebutuhan suasana dalam ruang tertentu dengan jenis
tanaman yang memiliki warna ungu dan beraroma dari buku Edible and Medicinal Flower karya margareth J robert dan The Complete Book of Flowers karya denise diamond serta website royal horticultural society (RHS)
Keterangan: Geranium incanum, rosemary dan lavender diutamakan karena memiliki aroma, tanaman jenis lain, ditujukan sebagai variasi dari segi bentuk
dan ketinggian untuk memberikan efek stimulasi yang berbeda (berkaitan dengan tuntutan terapi okupasi) dan mencegah kebosanan. Bugenvillea
dapat mencapai ketinggian 4m-8m sehingga tidak diletakkan dalam ruangan.
108
Tabel 4.11 Jenis bunga warna putih (diutamakan untuk aroma) dan keberadaannya pada jenis terapi dan ruang tertentu
JENIS TERAPI DAN RUANG
YANG MEMBUTUHKAN FUNGSI TERAPI
KARAKTERISTIK/KEBUTUHAN RUANG
JENIS TANAMAN Chamomile
Gardenia
Orange Blossom
Melati
FUNGSI AROMA TANAMAN • Aroma chamomile membantu mengurangi rasa cemas, stress dan depresi serta melegakan pernafasan dan
meringankan nyeri otot • Aroma gardenia meringankan ashtma, menenangkan detak jantung, menurunkan tekanan darah,
meringkan stress, cemas dan ketakutan • Aroma orange blossom meringankan insomnia, meringankan rasa stress, cemas dan ketakutan serta
meringankan rasa lelah • Aroma melati meringankan stress dan meringankan kelelahan otot
Fisioterapi cardiovaskular&
pulmonary
Terapi khususnya pada tahap pertama mengakibatkan rasa tegang, cemas, ketakutan dan stress dan sesak nafas
dan secara keseluruhan, olahraga menyebabkan kelelahan otot
√ √ √ √
Aroma tanaman-tanaman tersebut dapat meredam efek negative dari terapi khususnya gardenia yang menenangkan detak jatung
Fisioterapi orthopedic
Terapi mengakibatkan rasa cemas, stress, tegang dan depresi dan ketakutan
serta hilangnya fokus/ konsentrasi karena rasa sakit
√ X √ √ Aroma tanaman-tanaman tersebut dapat meredam efek negative dari terapi namun khusus untuk gardenia lebih diperlukan oleh fisioterapi cardiovaskular dan pulmonary dibanding sisioterapi orthopedic karena
fungsinya yang berhubungan dengan jantung dan sistem pernafasan
Gambar 4.43 chamomile
Gambar 4.44 Gardenia Gambar 4.45 Orange blossom
Gambar 4.46 melati
109
Terapi okupasi Menuntut keanekaragaman warna,
ketinggian dan bentuk untuk menstimulasi panca indera anak
√ √ √ √ 4 jenis tanaman memiliki aneka bentuk dan ketinggian sehingga sesuai dengan tuntutan terapi okupasi yang
menuntut keanekaragaman
Terapi wicara Menuntut anak untuk dapat fokus mengikuti arahan terapis
X X X X Fungsi aroma tanaman tidak sesuai dengan karakteristik terapi wicara yang lebih menuntut fokus
Kamar Pasien
Tenang, dapat membantu pasien untuk istirahat
√ X X X Fungsi aroma tanaman sesuai
dengan kebutuhan suasana ruang untuk membantu pasien istirahat
Fungsi aroma tanaman selain orange blossom tidak sesuai dengan kebutuhan suasana ruang. Fungsi aroma orange blossom sesuai namun ketinggian tanaman tidak memungkinkan untuk ditanam dalam ruangan
Ruang tunggu UGD/ICU
Kegiatan menunggu mengakibatkan rasa cemas dan stress
√ X X X Fungsi aroma tanaman sesuai
dengan kebutuhan suasana ruang untuk mengurangi rasa cemas,
gugup dan stress
Fungsi aroma tanaman sesuai dengan kebutuhan suasan ruang. namun ketinggian tanaman tidak memungkinkan untuk ditanam dalam ruangan
Ruang persiapan operasi
Kegiatan operasi mengakibatkan rasa cemas dan gugup pada pasien dan staff rumah sakit dan stress khususnya pada
staff rumah sakit Corridor menuju
ruang operasi
Suasana ruang dapat meningkatkan fokus para staff rumah sakit
√ X X X
tanaman mengandung sedikit warna kuning yang dapat
meningkatkan fokus Fungsi aroma tanaman tidak sesuai dengan kebutuhan suasan ruang.
Ruang tunggu jenazah/ ruang
duka
keluarga dalam suasana berduka mengalami stress dan depresi, dibutuhkan warna cerah untuk
menambah kesan ceria
√ X X X Fungsi aroma tanaman sesuai
dengan kebutuhan suasana ruang Fungsi aroma tanaman sesuai dengan kebutuhan suasan ruang. namun
ketinggian tanaman tidak memungkinkan untuk ditanam dalam ruangan
Lobby rumah sakit
Memberikan suasana relaks dan mencegah rasa bosan dari kegiatan
menunggu
√ X X X Warna,bentuk, aroma dan ketinggian tanaman sesuai
dengan kebutuhan suasana ruang
Warna,bentuk, aroma dan ketinggian tanaman sesuai dengan kebutuhan suasana ruang namun ketinggian tanaman tidak memungkinkan untuk
ditanam dalam ruangan Sumber: hasil olahan data dengan cara mencocokkan warna dan aroma yang dibutuhkan dalam kegiatan terapi dan kebutuhan suasana dalam ruang tertentu dengan jenis
tanaman yang memiliki warna putih dan beraroma dari buku Edible and Medicinal Flower karya margareth J robert dan The Complete Book of Flowers karya denise diamond serta website royal horticultural society (RHS)
110
Keterangan:
Berbagai variasi dari segi bentuk dan ketinggian untuk memberikan efek stimulasi yang berbeda (berkaitan dengan tuntutan terapi okupasi) dan
mencegah kebosanan. Orange blossom dapat mencapai ketinggian 1.5m-2.5m sehingga tidak diletakkan dalam ruangan
111
4.6 Zoning tapak, Bubble diagram dan gubahan massa
Zoning tapak, bubble diagram dan gubahan massa, didapat dengan
mempertimbangkan hasil analisa site, serta hubungan antar jenis pelayanan dalam
rumah sakit. Hasil keseluruhan dari analisa site adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Gambar 4.47 hasil analisa tapak secara keseluruhan. Sumber: hasil olahan data tapak
ENTRANCE
KELUAR
U
: Arah angin
: Jalur sirkulasi masuk dan keluar tapak
: Kepadatan sirkulasi tinggi
: Kepadatan sirkulasi rendah
: Kepadatan sirkulasi sangat rendah
: Kebisingan tinggi
: Kebisingan rendah
: Kebisingan sangat
rendah
112
Bubble diagram dibuat dengan mempertimbangkan hubungan antar jenis pelayanan
dalam rumah sakit dengan acuan hubungan antar pelayanan sesuai dengan pedoman
teknis sarana dan prasarana rumah sakit kelas C sebagai berikut:
1. Letak pelayanan rawat jalan berdekatan dengan jalan utama, mudah dicapai dari
bagian administrasi dan berhubungan dekat dengan apotek (pelayanan farmasi),
bagian radiologi dan laboratorium.
2. Area UGD harus terletak pada area depan atau muka dari tapak RS dan harus
mudah dilihat serta mudah dicapai dari luar tapak rumah sakit (jalan raya),
memiliki pintu masuk kendaraan yang berbeda dengan pintu masuk kendaraan ke
area rawat jalan, rawat inap serta zona servis rumah sakit. Letak bangunan UGD
juga disarankan berdekatan dengan pelayanan bedah, perawatan intensif,
laboratorium, dan pelayanan radiologi serta bank darah.
3. Bangunan ruang rawat inap harus terletak pada tempat yang tenang tetapi tetap
memiliki kemudahan aksesibilitas dari sarana penunjang rawat inap dan sinar
matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
4. Lokasi ruang radiologi mudah dicapai, berdekatan dengan instalasi gawat darurat,
laboratorium, ICU, dan instalasi bedah sentral.
5. Pelayanan rehabilitasi medik harus mudah dicapai oleh pasien, disarankan
letaknya dekat dengan instalasi rawat jalan/ poliklinik dan rawat inap.
6. Penempatan Administrasi sedapat mungkin mudah dicapai dan dapat berhubungan
langsung dengan Pelayanan rawat jalan
7. Ruang jenazah disarankan mempunyai akses langsung dengan instalasi gawat
darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral, dan Instalasi ICU dan
merupakan area tertutup, yang tidak dapat diakses oleh orang yang tidak
berkepentingan.
113
8. Pelayanan gizi Mudah dicapai, dekat dengan Instalasi Rawat Inap sehingga waktu
pendistribusian makanan bisa merata untuk semua pasien dan letak dapur diatur
sedemikian rupa sehingga kegaduhan dari dapur tidak mengganggu ruangan
disekitarnya dan juga tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah dan kamar
jenazah serta mempunyai jalan dan pintu masuk sendiri.
9. Bengkel dan sarana perawatan bangunan lain terletak jauh dari daerah perawatan
dan gedung penunjang medik, sebaiknya diletakan di daerah servis karena
banyak menimbulkan kebisingan.
Hasil bubble diagram dengan mempertimbangan hubungan antar pelayanan tersebut
adalah sebagai berikut:
114
Gambar 4.48 Bubble diagram secara keseluruhan. Sumber: hasil olahan data
115
Bubble diagram perpelayanan:
1. Bubble diagram pelayanan rawat jalan:
Gambar 4.49 Bubble diagram pelayanan rawat jalan. Sumber: hasil olahan data
2. Bubble diagram pelayanan farmasi:
Gambar 4.50 Bubble diagram pelayanan farmasi. Sumber: hasil olahan data
Keterangan:
:alur khusus staff
: alur untuk staff dan pengunjung
116
3. Bubble diagram pelayanan radiologi dan laboratorium:
Gambar 4.51 Bubble diagram radiologi dan laboratorium. Sumber: hasil olahan data
4. Bubble diagram pelayanan rehabilitasi medik:
Gambar 4.52 Bubble diagram pelayanan rehabilitasi medik. Sumber: hasil olahan data
Keterangan:
:alur khusus staff
: alur untuk staff dan pengunjung
117
5. Bubble diagram pelayanan UGD:
Gambar 4.53 Bubble diagram pelayanan UGD. Sumber: hasil olahan data
6. Bubble diagram pelayanan bedah:
Gambar 4.54 Bubble diagram pelayanan bedah. Sumber: hasil olahan data
Keterangan:
:alur khusus staff/ service
: alur untuk staff dan pengunjung
: alur khusus pasien dan staff
118
7. Bubble diagram pelayanan ICU
Gambar 4.55 Bubble diagram pelayanan ICU. Sumber: hasil olahan data
8. Bubble diagram pelayanan rawat inap:
Gambar 4.56 Bubble diagram pelayanan rawat inap. Sumber: hasil olahan data
Keterangan:
:alur khusus staff
: alur untuk staff dan pengunjung
119
9. Pelayanan pemusalaraan jenazah:
Gambar 4.57 Bubble diagram pelayanan pemusalaraan jenazah. Sumber: hasil olahan data
Keterangan:
:alur khusus staff
: alur untuk staff dan pengunjung
: alur untuk pihak keluarga yang berkepentingan
Pelayanan dalam rumah sakit terbagi menjadi beberapa zona yaitu:
1. Zona pelayanan pasien: zona pelayanan pasien terdiri dari pelayanan rawat
jalan, pelayanan radiologi, pelayanan laboratorium, pelayanan farmasi dan
pelayanan rehabilitasi medik.
2. Zona kritis: zona kritis terdiri pelayanan UGD, bedah dan ICU
3. Zona pelayanan umum: zona pelayanan umum terdiri dari pelayanan rawat
inap dan pelayanan pemusalaraan jenazah
4. Zona service: Zona service terdiri dari pelayanan gizi (dapur),laundry dan
pemeliharaan sarana rumah sakit berupa gudang, ruang strerilisasi, ruang
generator, ruang pembuangan dan sterilisasi limbah medis dan lain-lain
120
Tabel 4.12 Analisa peletakan pelayanan pada tapak berdarkan bubble diagram
dan ketentuan teknis:
Pelayanan lokasi Alasan penempatan Pelayanan UGD
Lantai dasar Pasien yang masuk ke UGD membutuhkan pelayanan medis yang sifatnya segera dan darurat sehingga dengan peletakan dilantai dasar, pasien dapat langsung ditangani tanpa adanya waktu yang terbuang karena pemindahan pasien dari entrance UGD di lantai dasar menuju level selanjutnya
Pelayanan bedah
Lantai dasar Pelayanan bedah harus dapat dengan mudah di akses oleh pelayanan UGD sehingga diletakkan pada level yang sama dengan pelayanan UGD agar pasien yang membutuhkan pelayanan bedah dan bersifat darurat dapat langsung ditangani pada level yang sama
Pemusalaraan jenazah
Lantai dasar Pemusalaraan jenazah harus dapat dengan mudah diakses oleh pelayanan UGD dan bedah sehingga diletakkan pada level yang sama
Pelayanan radiologi
Lantai dasar Pelayanan radiologi harus dapat dengan mudah diakses oleh pelayanan rawat jalan serta pasien dari UGD dan bedah sehingga diletakkan dilantai dasar karena pasien yang sifatnya darurat lebih diutamakan
Pelayanan CSSD (sterilisasi pusat)
Lantai dasar Pelayanan CSSD harus dekat dengan UGD dan pelayanan bedah sehingga diletakkan pada level yang sama dengan pelayanan UGD dan bedah
Pelayanan rawat jalan
Lantai dua Pelayanan rawat jalan berupa poliklinik dengan ketentuan dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat umum dan dapat dengan mudah diakses dari entrance utama. Pelayanan rawat jalan diletakkan di lantai 2 dengan pertimbangan bahwa keadaan pasien rawat jalan tidak darurat sehingga lantai dasar lebih diutamakan untuk pelayanan yang sifatnya darurat. Selain itu, penempatan poliklinik di lantai 2 juga karena adanya keterbatasan lahan yang bisa dibangun di lantai dasar
Pelayanan farmasi
Lantai dua
Pasien yang menjalani rawat jalan membutuhkan pelayanan farmasi untuk menukar resep obat yang mereka dapat dari dokter sehingga, karena pelayanan rawat jalan ada pada lantai 2, pelayanan farmasi juga diletakkan di lantai 2 agar
121
aksesnya mudah dan kegiatan para pasien rawat jalan dapat dipusatkan di lantai 2 sehingga level-level selanjutnya dapat ditujukan untuk pelayanan yang lebih membutuhkan ketenangan
Pelayanan ICU
Lantai 2 Pelayanan ICU harus dapat diakses dari pelayanan bedah, UGD dan rawat inap dan diletakkan di lantai 2 karena adanya keterbatasan lahan yang bisa dibangun dilantai dasar namun, pelayanan ICU tetap mudah dicapai dari UGD dan bedah dengan menggunakan lift khusus pasien dan ramp
Pelayanan laboratorium
Lantai2 Pelayanan laboratorium harus dapat dengan mudah diakses oleh pelayanan rawat jalan dan rawat inap dan dilokasikan di lantai 2 sehingga dapat dengan mudah diakses oleh pasien dari pelayanan rawat jalan tanpa mengganggu ketenangan pasien rawat inap
Pelayanan rehabilitasi medik
Lantai 3 Pelayanan rehabilitasi medik harus dapat dengan mudah diakses oleh pelayanan rawat jalan dan rawat inap sehingga dipusatkan di lantai 3 sehingga dapat dengan mudah diakses oleh pasien dari pelayanan rawat jalan tanpa mengganggu ketenangan pasein rawat inap
Sekretariat rumah sakit
Lantai 8 Lantai 8 dipusatkan sebagai kantor para pengurus RS dimana rapat-rapat pengurus diadakan sehingga kegiatan sekretariat RS tidak mengganggu ketenangan pelayanan–pelayanan lain yang membutuhkan ketenangan
Pemeliharaan sarana rumah sakit
Basement Pemeliharaan sarana rumah sakit diletakkan di lantai basement karena adanya keterbatasan lahan yang dapat dibangun di lantai dasar dimana sisa lahan yang ada lebih ditujukan untuk fasilitas parkir
Dapur dan laundry
Basement Dapur dan laundry dapat mengakibatkan kebisingan sehingga diletakkan di basement agar tidak menganggu pelayanan lain yang membutuhkan suasana tenang
Rawat inap Lantai 4-7 Pelayanan rawat inap membutuhkan ketenangan karena merupakan tempat pasien istirahat sehingga dipusatkan pada lantai 4-7
Sumber: hasil analisa data
Dari hasil bubble diagram dan zoning tapak maka, zoning per pelayanan pada lantai
dasar dan lantai dua serta zoning vertikal adalah sebagai berikut:
122
Gambar 4.58 Zoning LT. Dasar. Sumber: hasil olahan data
Pelayanan
radiologi
Pelayanan
UGD
Pelayanan
bedah
Pelayanan
CSSD
Pemusalaraan
jenazah
Entrance
UGD
Exit UGD
Entrance rawat jalan
(pasien rawat jalan
harus memanfaatkan
ramp untuk naik ke
lantai 2 )
Entrance
Service
Exit Service dan
rawat jalan
123
Gambar 4.59 Zoning LT. 2. Sumber: hasil olahan data
Entrance
rawat jalan
Rekam
medis dan
pusat
administrasi
Poliklinik
(pelayanan rawat
jalan)
Laboratorium
dan farmasi ICU
Area
service
untuk
karyawan
124
Zoning vertikal:
Gambar 4.60 Zoning Vertical. Sumber: hasil olahan data
4.6.1 Sirkulasi dan pembagian area dalam tapak
Pada bangunan rumah sakit yang di rancang, terdapat 3 entrance yaitu
entrance khusus UGD, entrance khusus rawat jalan dan entrance khusus untuk
kendaraan service.
Entrance untuk UGD terletak pada jalan utama yaitu jalan
Mohammad kahfi II sementara entrance untuk pelayanan rawat jalan dan
kendaraan service terletak pada jalan milik dinas perhubungan. Exit dari
pelayanan UGD, rawat jalan dan kendaraan service terletak di JL.Kavling
Kompleks DKI.
LT.3 Pelayanan rehabilitasi medik
LT.2 Pelayanan rawat jalan, laboratorium, farmasi dan ICU
LT.1 UGD, bedah,radiologi, pemusalaraan jenazah dan CSSD
LT.8 Sekretariat RS
LT.6 Pelayanan rawat inap
LT.5 Pelayanan rawat inap
LT.4 Pelayanan rawat inap
LT.7 Pelayanan rawat inap
BASEMENT. Dapur, Laundry, sarana pemeliharaan RS
125
Gambar 4.61 Alur sirkulasi pada tapak dan pembagian area pada lantai dasar . Sumber: hasil olahan data
Keterangan gambar:
A: Pelayanan UGD
B: Pelayanan Radiologi
C: Ruang tunggu pelayanan radiologi dan pelayanan bedah
D: Pelayanan bedah
E: Pemusalaraan jenazah
Entrance UGD
Entrance
Service
Entrance
Rawat
jalan
Exit Service dan
rawat jalan
ExitUGD
Parkir
Ambulance
Ramp menuju unit
rawat jalan di LT.2
Ramp untuk
turun dari unit
rawat jalan di
LT.2
Area parkir mobil
pengunjung
G
H
I J
Area parkir
mobil ruang
duka
A
B
C
D
E
F
126
F: CSSD (pusat sterilisasi alat medik)
G: Jalur bagi pengunjung untuk menuju rumah duka
H: Jalur bagi kedaraan non ambulance untuk menuju tempat parkir setelah drop off
penumpang di area UGD
I: Ramp naik dan turun menuju basement bagi kendaraan pengunjung dan staff
J: ramp naik dan turun menuju basement bagi kendaraan service
Area parkir terletak di bagian belakang bangunan rumah sakit serta
basement dan bagi kendaraan non ambulance yang telah melakukan drop off di area
UGD dapat menggunakan jalur H untuk mencapai area parkir tersebut, Pelayanan
rawat jalan terletak di lantai 2 rumah sakit, sehingga, dari entrance pengunjung harus
memanfaatkan ramp untuk naik ke lantai 2.
Bagi pengunjung yang akan menuju rumah duka, dapat masuk dari entrance
rawat jalan dan menggunakan jalur G untuk menuju drop off dan parkir pada area
yang telah tersedia.
127
Gambar 4.62 Alur sirkulasi menuju pelayanan rawat jalan dan pembagian area pada lantai 2. Sumber: hasil olahan data
Keterangan gambar:
K: Lobby utama
L: Pusat administrasi dan rekam medis
M: Pelayanan laboratorium dan farmasi
N: Poliklinik
O: Pelayanan ICU
P: Area service (khusus pegawai) berupa
ruang rekreasi dan kantin
Entrance
Rawat
jalan
Ramp menuju unit
rawat jalan di LT.2
Ramp untuk
turun dari unit
rawat jalan di
LT.2
M K
P L
N
O
128
4.7 Analisa Bangunan
Gambar 4.63 Gambar sirkulasi pada lantai dasar bangunan. Sumber: hasil olahan data
Keterangan gambar:
: alur bagi pasien UGD dari drop off menuju ruang triase dan alur bagi
pasien UGD untuk menuju pelayanan bedah serta pelayanan radiologi
A: Lift khusus untuk pengunjung dan staff serta pasien yang melayani sirkulasi
vertikal dari lantai basement sampai lantai 8 bangunan rumah sakit
B: Lift khusus pasien untuk mengangkut pasien dari pelayanan bedah dan UGD
menuju ICU di lantai 2 serta ruang rawat inap di lantai 4-7
UGD
Pelayanan
radiologi
Pelayanan
bedah
CSSD
Pemusalaraan
jenazah
Corridor untuk pasien dan staff
pada area pelayanan bedah
menuju ruang bedah
Corridor untuk limbah dan jenazah
pada area pelayanan bedah menuju
pemusalaraan jenazah dan CSSD
C
B
A
D
129
C: Ramp untuk evakuasi pasien dalam kondisi darurat khusus digunakan untuk
evakuasi pasien yang tidak dapat menggunakan tangga (special needs)
D: tangga darurat untuk evakuasi dalam keadaan darurat, dapat dipergunakan oleh
staff, pengunjung, ataupun pasien non-special needs
Pada lantai dasar bangunan, terdapat 2 tuang tunggu yaitu ruang tunggu untuk
pelayanan radiologi dan pelayanan bedah yang terletak dekat dengan tangga utama
dan lift A, ruang tunggu kedua merupakan ruang tunggu yang khusus digunakan
untuk pelayanan UGD yang terletak dekat dengan drop off UGD.
Pada pelayanan bedah, ruang persiapan dan ruang anastesi digabung dan
setelah proses persiapan bedah serta anastesi selesai, pasien bisa langsung menuju
ruang bedah dengan melalui corridor khusus pasien. Semua limbah operasi, alat
bekas operasi dan jenazah, keluar dari area pelayanan bedah dengan menggunakan
corridor khusus yang terpisah dari corridor pasien dan langsung menuju
pemusalaraan jenazah ataupun CSSD.
Pada lantai 2 bangunan, terdapat lobby utama dan pusat administrasi dan
rekam medis serta klinik-klinik yang juga berada dekat dengan pelayanan farmasi
untuk memudahkan pembelian obat bagi pasien rawat jalan.
Lantai 3 bangunan dimanfaatkan sebagai pusat pelayanan rehabilitasi medik
dimana pada lantai ini terdapat taman terapi dan indoor playroom yang bisa
dimanfaatkan untuk melaksanakan terapi okupasi dan ruang rekreasi bagi pasien
anak ketika sedang tidak dapat bermain diluar.
130
Gambar 4.64 Gambar sirkulasi pada lantai 2 bangunan. Sumber: hasil olahan data
Keterangan gambar:
: alur bagi pasien UGD dan pelayanan bedah dari lantai 1 menuju ICU
: alur bagi pasien rawat jalan, dari drop off menuju administrasi pusat
Lobby
utama
Administrasi
pusat
Laboratrium-
farmasi
Poliklinik
ICU
C
B
A
D
Loket obat
131
Gambar 4.65 pembagian area pada lantai 3bangunan. Sumber: hasil olahan data
Ruang rawat inap pada Rumah sakit terdiri dari ruang rawat inap kelas III,
kelas II, kelas I dan keals VIP dimana ruang rawat inap kelas III terletak pada lantai
4, ruang rawat inap kelas II terletak pada lantai 5-6 dan ruang rawat kelas I dan VIP
terletak pada lantai 7.
Area nurse station di lantai 4-7, terbagi menjadi 2 area, yaitu didekat ruang
duduk untuk pengunjung dan pada bagian tengah dari area lantai ruang rawat inap
berada. Tanaman-tanaman yang dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan istirahat
pasien, ditanam pada balkon ruang rawat inap
Gambar 4.66 Pembagian area pada lantai 4 bangunan. Sumber: hasil olahan data
Indoor
playroom
R.Fisioterapi
Lounge
taman
terapi
R.terapi okupasi
R.terapi wicara
C
B
A
D
C
B
A
D
Nurse
station 2
R.duduk
Nurse
station 1 RUANG RAWAT
Area tanam
pada balkon
132
Ruang rawat inap kelas II,I dan VIP berukuran lebih kecil dibandingkan
dengan ruang rawat kelas III. Perbedaan besaran ruang tersebut dimanfaatkan
sebagai balkon pada ruang rawat kelas II di lantai 5.
Gambar 4.67 Gambar perbedaan panjang kamar kelas III dan II. Sumber: hasil olahan data
Dengan adanya perbedaan panjang ruang, maka, terdapat perbedaaan letak
titik kolom sehingga dibutuhkan transfer beam untuk membantu penyaluran beban
mulai dari lantai 6 sampai dengan lantai 8 bangunan.
Gambar 4.68 Gambar perbedaan letak titik kolom. Sumber: hasil olahan data
Balkon Perbedaan panjang
ruang rawat kelas III
dan II
Kolom 1:
menerus dari
basement-LT.5
Kolom 1’:
menerus dari -
LT.6-LT.8
133
Gambar 4.69 Gambar skema struktur bangunan. Sumber: hasil olahan data
4.8 Analisa area pembayangan pada taman terapi dan hasil zoning pelatakan
tanaman
Taman terapi terletak pada lantai 3 bangunan dengan memanfaatkan roof
garden sebagai area tanam.
Gambar 4.70 Letak taman terapi pada model dan taman terapi pada denah. Sumber: hasil olahan data
Area terluar taman terapi dimanfaatkan sebagai area tanam tanaman-tanaman
peneduh dan memiliki level permukaan tanah yang lebih tinggi dari area yang ada di
belakangnya.
Taman
Terapi
Taman
Terapi
+10.00
+11.80
Area terluar taman terapi yang dimanfaatkan
sebagai area tanam pohon peneduh
Balkon
Taman terapi
Balkon
Balkon
Balkon
Kolom 1:
menerus dari
basement-LT.5
Kolom 1’:
menerus dari -
LT.6-LT.8
Transfer beam
134
Beberapa tanaman yang akan digunakan pada taman terapi terbagi menjadi 2
kategori yaitu jenis tanaman full sun dan partial shade yang memiliki kebutuhan
lama penyinaran yang berbeda yaitu minimal 6 jam penyinaran untuk jenis full sun
dan minimal 3 jam penyinaran untuk jenis partial shade. Data-data mengenai
kebutuhan lama penyinaran jenis-jenis tanaman yang digunakan yaitu:
Tabel 4.13 Kebutuhan lama penyinaran tanaman
Tanaman Pencahayaan Lokasi Geranium pratense Full sun/ partial shade-Exposed/sheltered Indoor-outdoor Agapanthus africanus Full sun-sheltered Indoor-outdoor Hydragea macropylla Full sun/partial shade- Exposed/sheltered Indoor-outdoor Celendula officinalis Full sun/partial shade-Exposed/sheltered Outdoor Cosmos sulphureus Full sun-Exposed/sheltered Indoor-outdoor Kembang sepatu (orange)
Full sun- sheltered Indoor-outdoor
Chrysanthemum Full sun/partial shade-Sheltered Indoor-outdoor Cosmos Caudatus Full sun-Exposed/sheltered Indoor-outdoor Alamanda Cathartica Full sun-sheltered outdoor Bunga Matahari Full sun-Exposed outdoor Carnation Full sun-Exposed/sheltered Indoor-outdoor Hollyhock Full sun-Exposed/sheltered Indoor-outdoor Kembang sepatu (pink)
Full sun-sheltered Indoor-outdoor
Asoka Full sun/partial shade-Exposed outdoor Kembang Sepatu (merah)
Full sun-sheltered Indoor-outdoor
Paeonia cv Shima-nishiki
Full sun/ partial shade-sheltered Indoor-outdoor
Dahlia‘Bishop of llandalff’
Full sun-sheltered outdoor
Geranium Incanum Full sun/partial shade- Exposed/sheltered Indoor-outdoor Rosemary Full sun-sheltered Indoor-outdoor Lavender Full sun/partial shade-Exposed Indoor-outdoor Bugenvillea Full sun-sheltered Indoor-outdoor Chamomile Full sun/partial shade-Exposed/sheltered Indoor-outdoor Gardenia partial shade- sheltered outdoor Orange Blossom Full sun-Exposed/sheltered Indoor-outdoor Melati Full sun/partial shade- sheltered Indoor-outdoor
Sumber: RHS (Royal Horticultural Society)
135
Tabel 4.14 Zoning tanaman jenis full sun dan partial shade pada taman terapi
Jam Area pembayangan
06:00
Gambar 4.71 Pembayangan pada taman terapi pukul 06:00. Sumber: simulasi pembayangan
eco-tech Pada pukul 6 pagi, semua area taman terapi tidak mendapatkan sinar
matahari sama sekali kecuali area taman terapi paling luar
07:00
Gambar 4.72 Pembayangan pada taman terapi pukul 07:00. Sumber: simulasi pembayangan
eco-tech Pada pukul 7 pagi, area taman terapi yang ditandai dengan kotak warna
merah dan mulai mendapatkan sinar matahari
08:00
Gambar 4.73 Pembayangan pada taman terapi pukul 08:00. Sumber: simulasi pembayangan
eco-tech
Area terluar
taman terapi
Area terdalam
masih
terbayangi
136
Pada pukul 8 pagi, area taman terapi yang mendapatkan sinar matahari
semakin meluas namun, area terdalam dari taman yang berada dekat dengan
ruang terapi belum mendapat cahaya sama sekali
09:00
Gambar 4.74 Pembayangan pada taman terapi pukul 09:00. Sumber: simulasi pembayangan
eco-tech Pada pukul 9 pagi, hampir semua area taman terapi mendapatkan sinar
matahari
10:00
-
12:00
Gambar 4.75 Pembayangan pada taman terapi pukul 10:00-12:00. Sumber: simulasi
pembayangan eco-tech Pada pukul 10:00- 11:00, semua area taman terapi tersinari cahaya matahari
secara merata namun, pada pukul 12 siang, area taman terapi bagian
terdalam yang dekat dengan ruang-ruang terapi mulai terbayangi
Area terluar
masih
terbayangi
137
13:00
Gambar 4.76 Pembayangan pada taman terapi pukul 13:00. Sumber: simulasi pembayangan
eco-tech Pada pukul 13:00, area bagian dalam taman terapi dekat dengan ruang-ruang
terapi terbayangi.
14:00
Gambar 4.77 Pembayangan pada taman terapi pukul 14:00. Sumber: simulasi pembayangan
eco-tech Pada pukul 14:00, area taman terapi yang terbayangi semakin luas.
15:00
Gambar 4.78 Pembayangan pada taman terapi pukul 15:00. Sumber: simulasi pembayangan
eco-tech Pada pukul 15:00, area taman terapi yang masih mendapatkan sinar
matahari, hanya area terluar dari taman terapi.
Area bagian
dalam taman
mulai
terbayangi
138
16:00
-
18:00
Gambar 4.79 Pembayangan pada taman terapi pukul 16:00-18:00. Sumber: simulasi
pembayangan eco-tech Pada pukul 16:00-18:00, hampir semua area pada taman terapi tidak
mendapatkan sinar matahari
Sumber: simulasi software eco-tect
Hasil zoning peletakan tanaman pada taman terapi berdasarkan kriteria penyinaran
full sun dan partial shade:
Gambar 4.80 Hasil penzoningan jenis tanaman full sun dan partial shade pada model bangunan. Sumber: hasil olahan data
139
Gambar 4.81 Hasil penzoningan jenis tanaman full sun dan partial shade pada denah taman terapi. Sumber: hasil olahan data
Peletakan tanaman akan disesuaikan dengan warna-warna yang dibutuhkan
oleh jenis-jenis kegiatan terapi dan kebutuhan tanaman akan lama penyinaran
sehingga, hasil analisis dari lokasi peletakan tanaman adalah sebagai berikut:
1. Tanaman untuk area 3 jam (partial shade)
Area yang disinari selama 3 jam (partial shade) terletak dekat dengan ruang
fisioterapi dan terapi wicara dimana warna yang dibutuhkan oleh fisioterapi
terutama adalah biru dan pink sementara warna yang dibutuhkan oleh terapi
wicara yaitu orange dan kuning sehingga, tanaman yang akan berada di area
ini sesuai dengan warna yang dibutuhkan dan kebutuhan akan lama
penyinaran adalah:
• Geranium Pratense
• Hydragea Macropylla
• Celendula Oficinalis
• Chrysanthemum
3 jam (partial shade)
6 jam (full sun)
7 jam (full sun)
5 jam (partial shade)
8-9 jam (full sun)
140
2. Tanaman untuk area 8-9 jam (full sun)
Area yang disinari selama 8-9 jam (full sun) merupakan area terluar dari
taman terapi yang akan dimanfaatkan sebagai lokasi penanaman tanaman
peneduh. Tanaman yang akan berada di area ini khususnya yang berada
didepan ruang fisioterapi dan ruang terapi wicara sesuai dengan warna yang
dibutuhkan dan kebutuhan akan lama penyinaran adalah:
• Agapanthus africanus
• Cosmos sulphureus
• Cosmos Caudatus
• Alamanda Cathartica
• Bunga Matahari
• Carnation
• Hollyhock
• Orange Blossom (sebagai
pohon peneduh)
3. Tanaman untuk area 5 jam (partial shade)
Area yang disinari selama 5 jam (partial shade) merupakan area yang berada
dekat dengan area terluar dari taman terapi. Tanaman yang akan berada di
area ini sesuai dengan kebutuhan akan lama penyinaran adalah:
• Geranium pratense
• Hydragea macropylla
• Celendula officinalis
• Chrysanthemum
• Asoka
• Paeonia cv Shima-nishiki
• Geranium Incanum
• Lavender
• Chamomile
• Gardenia
• Melati
4. Tanaman untuk area 7 jam (Full sun) dan area 6 jam (full sun)
Area yang disinari selama 7 jam (full sun) merupakan area yang berada di
tengah taman terapi. Sementara Area yang disinari selama 6 jam (full sun)
141
terletak dekat dengan ruang terapi wicara, terapi okupasi dan lounge taman
terapi dimana warna yang dibutuhkan oleh terapi wicara yaitu orange dan
kuning sedangkan terapi okupasi dan lounge untuk taman terapi menuntut
aneka ragam warna untuk stimulasi panca indera anak dan untuk mencegah
kebosanan sehingga, tanaman yang akan berada di area ini sesuai dengan
warna yang dibutuhkan dan kebutuhan akan lama penyinaran adalah:
• Geranium pratense
• Agapanthus africanus
• Hydragea macropylla
• Celendula officinalis
• Cosmos sulphureus
• Kembang sepatu
• Chrysanthemum
• Cosmos Caudatus
• Alamanda Cathartica
• Bunga Matahari
• Carnation
• Hollyhock
• Asoka
• Paeonia cv Shima-nishiki
• Dahlia‘Bishop of llandalff’
• Geranium Incanum
• Rosemary
• Lavender
• Bugenvillea
• Chamomile
• Orange Blossom
• Melati
4.9 Design Taman Terapi (Konseptual) dan Peletakan Tanaman Sesuai dengan
Kebutuhan Terapi dan Zoning Jenis Tanaman Full sun dan Partial shade
Area taman terapi terbagi menjadi 2 area yaitu area khusus untuk
fisioterapi dan area khusus untuk terapi okupasi. Area khusus untuk fisioterapi
dilengkapi dengan jalur jogging dan area khusus untuk latihan berjalan yang
akan dilengkapi dengan railing paralel dan tangga sebagai alat bantu latihan.
142
Sementara, area khusus untuk terapi okupasi akan dilengkapi dengan alat-alat
bermain. Sesuai dengan warna-warna yang dibutuhkan oleh berbagai jenis
kegiatan terapi dan hasil penzoningan lokasi tanaman berdasarkan jenis full sun
dan partial shade maka, design taman terapi dan peletakan tanaman secara
konseptual adalah sebagai berikut:
Gambar 4.81 Design konseptual denah taman terapi. Sumber: hasil olahan data
Keterangan:
• A: Area A merupakan area yang disinari matahari selama 3 jam (partial
shade). Selain itu, area ini terletak didepan ruang fisioterapi dengan warna
tanaman yang utamakan adalah biru, pink dan beberapa tanaman bunga
dengan aroma yang dapat mengurangi efek negative terapi. sehingga,
tanaman yang sesuai untuk area ini adalah:
1. Geranium Pratense
2. Hydragea Macropylla
3. Chamomile
4. Melati
Tanaman-tanaman dengan bunga warna pink merupakan jenis tanaman full
sun sehingga pada area ini tanaman tersebut terletak pada pot-pot terluar dari
Area terapi okupasi Area Fisioterapi
Flower bed area
Area latihan
berjalan
Jalur Jogging
A B C
D
E
F
Pot terluar untuk menanam
tanaman peneduh
143
taman terapi yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman-tanaman peneduh
dengan jenis tanaman yang digunakan adalah:
1. Carnation
2. Kembang sepatu (warna pink)
3. Hollyhock
4. Orange blossom (sebagai
tanaman peneduh)
• B: area B merupakan area yang disinari matahari selama 3 jam (partial
shade). Selain itu, area ini terletak didepan ruang tearpi wicara dengan warna
tanaman yang utamakan adalah pink dan orange sehingga, tanaman yang
sesuai untuk area ini adalah:
1. Celendula Oficinalis 2. Chrysanthemum
Tanaman-tanaman dengan bunga warna orange dan kuning yang merupakan
jenis tanaman full sun pada area ini juga terletak pada pot-pot terluar dari
taman terapi dengan jenis tanaman yang digunakan adalah:
1. Cosmos sulphureus
2. Cosmos Caudatus
3. Alamanda Cathartica
4. Bunga Matahari
• Area C dan F: area C merupakan area yang disinari matahari selama 6 jam
dan area F merupakan area yang disinari matahari mulai dari 5 jam (partial
shade) sampai 6 dan 7 jam (full sun). Selain itu, area C terletak didepan
ruang terapi okupasi dan lounge taman terapi dan area F merupakan area
untuk terapi okupasi yang menuntut adanya aneka ragam jenis tanaman.
sehingga, tanaman yang ada pada area ini adalah:
1. Geranium pratense
2. Agapanthus africanus
3. Hydragea macropylla
4. Celendula officinalis
5. Cosmos sulphureus
6. Kembang sepatu (pink, orange
dan merah)
7. Chrysanthemum
144
8. Cosmos Caudatus
9. Alamanda Cathartica
10. Bunga Matahari
11. Carnation
12. Hollyhock
13. Asoka
14. Paeonia cv Shima-nishiki
15. Dahlia‘Bishop of llandalff’
16. Geranium Incanum
17. Rosemary
18. Lavender
19. Bugenvillea
20. Chamomile
21. Orange Blossom
22. Melati
23. Gardenia
• Area D: area D merupakan area yang disinari matahari selama 7 jam (full
sun) serta dimanfaatkan sebagai area untuk latihan berjalan dalam fisioterapi
orthopedic. sehingga, tanaman-tanaman yang ada pada area ini sesuai dengan
warna yang dibutuhkan dan merupakan jenis tanaman full sun adalah:
1. Agapanthus africanus
2. Carnation
3. Hollyhock
4. Chamomile
5. Orange Blossom
6. Melati
7. Asoka
8. Paeonia cv Shima-nishiki
9. Dahlia‘Bishop of llandalff’
10. Kembang sepatu (warna
orange, merah dan pink)
11. Celendula officinalis
12. Cosmos sulphureus
• Area E: area E merupakan area flower bed tempat ditanamnya berbagai
macam bunga dengan berbagai warna dan ketinggian sebagai media
pembelajaran bagi anak dan area ini disinari matahari selama 7 jam (full sun)
dan 5 jam (partial shade) sehingga, tanaman yang ada pada area ini adalah:
1. Geranium pratense 2. Agapanthus africanus
145
3. Hydragea macropylla
4. Celendula officinalis
5. Cosmos sulphureus
6. Kembang sepatu
7. Chrysanthemum
8. Cosmos Caudatus
9. Alamanda Cathartica
10. Carnation
11. Hollyhock
12. Asoka
13. Paeonia cv Shima-nishiki
14. Dahlia‘Bishop of llandalff’
15. Geranium Incanum
16. Rosemary
17. Lavender
18. Bugenvillea
19. Chamomile
20. Gardenia
21. Orange Blossom
22. Melati