Program Tapak

32
BAB IV PROGRAM TAPAK 4.1 ANALISA ASPEK SOSIOKULTUR Perkembangan daerah sekitar tapak di Kecamatan Lowokwaru, Kelurahan Tunggulwulung yang terletak di Jalan Jetis Bawang memiliki kepadatan penduduk yang sedang. Hal ini terlihat dari banyaknya tanah - tanah kosong yang difungsikan sebagai area persawahan disekitar tapak. Sehingga banyak penduduk di sekitar tapak yang berprofesi sebagai petani. Lokasi tapak ini diprediksikan akan berkembang karena banyak akses menuju ke fasilitas umum seperti minimarket, gedung olahraga dan fasilitas pendidikan seperti kampus Universitas Brawijaya, STT Teknik Malang, kampus ITN 2, dan yang paling dekat dengan tapak adalah kampus Universitas Muhammadiyah Malang. 4.2 PERATURAN DAERAH SETEMPAT (RDTRK LOWOKWARU 1990-2013) PERUNTUKAN BANGUNAN Peruntukan bangunan di wilayah Kecamatan Lowokwaru adalah perumahan, pendidikan tinggi, pelayanan umum, serta industri kecil. Selanjutnya, untuk mengisi lahan-lahan yang kosong serta menjadi satu bagian yang integral dengan sistem dan pola pembangunan di wilayah Kota Malang, maka kegiatan-kegiatan yang dikembangkan di wilayah Kecamatan Lowokwaru adalah:

description

analisis program tapak desain arsitektur

Transcript of Program Tapak

BAB IVPROGRAM TAPAK

4.1ANALISA ASPEK SOSIOKULTUR

Perkembangan daerah sekitar tapak di Kecamatan Lowokwaru, Kelurahan Tunggulwulung yang terletak di Jalan Jetis Bawang memiliki kepadatan penduduk yang sedang. Hal ini terlihat dari banyaknya tanah - tanah kosong yang difungsikan sebagai area persawahan disekitar tapak. Sehingga banyak penduduk di sekitar tapak yang berprofesi sebagai petani. Lokasi tapak ini diprediksikan akan berkembang karena banyak akses menuju ke fasilitas umum seperti minimarket, gedung olahraga dan fasilitas pendidikan seperti kampus Universitas Brawijaya, STT Teknik Malang, kampus ITN 2, dan yang paling dekat dengan tapak adalah kampus Universitas Muhammadiyah Malang.

4.2PERATURAN DAERAH SETEMPAT (RDTRK LOWOKWARU 1990-2013)

PERUNTUKAN BANGUNANPeruntukan bangunan di wilayah Kecamatan Lowokwaru adalah perumahan, pendidikan tinggi, pelayanan umum, serta industri kecil. Selanjutnya, untuk mengisi lahan-lahan yang kosong serta menjadi satu bagian yang integral dengan sistem dan pola pembangunan di wilayah Kota Malang, maka kegiatan-kegiatan yang dikembangkan di wilayah Kecamatan Lowokwaru adalah:

a. Kegiatan permukiman yang terdapat pada wilayah Lowokwaru terbagi atas, permukiman kepadatan tinggi, permukiman kepadatan sedang, dan permukiman kepadatan rendah. Permukiman kepadatan tinggi terletak pada Kelurahan Dinoyo, Desa Tlogomas, Kelurahan Lowokwaru, sebagian Jatimulyo, Tulusrejo, sebagian Mojolangu, dan Kelurahan Tunjungsekar. Permukiman kepadatan sedang diarahkan pada areal di sebelah "dalam", yaitu di sekitar Desa Merjosari, Tlogomas, Kelurahan Jatimulyo, Mojolangu, dan Desa Tunggulwulung. Permukiman kepadatan rendah diarahkan pada bagian Barat Laut dan Barat kecamatan yang termasuk wilayah Desa Merjosari, Tunggulwulung, dan Tasikmadu.b. Kegiatan pendidikan tinggi, kegiatan ini diarahkan pada suatu lokasi khusus yang relatif dekat satu sama lain, sehingga dapat melokalisasi kegiatan-kegiatan ikutan yang menunjang seperti pelayanan umum dan pelayanan perumahan mahasiswa. Kegiatan ini diarahkan di sekitar Kelurahan Ketawanggede, Kelurahan Sumbersari dan Desa Merjosari yang pada saat ini merupakan lahan kosong. c. Kegiatan pelayanan umum pada Kelurahan Lowokwaru tersebar di kawasan sepanjang Jalan Letjen Sutoyo, Jalan MT Mayjen Haryono dan jalan Sumbersari. Pada tiap pusat sub bagian wilayah kota dapat dikembangkan kegiatan pelayanan umum yang meliputi perdagangan, jasa, dan pelayanan sosial dengan skala pelayanan lingkup sub bagian wilayah kota.d. Kegiatan industri kecil, yang dikembangkan secara trend oriented tanpa perlu menyediakan lahan khusus karena skala usaha dari industri ini tidak memungkinkan untuk membentuk suatu lingkungan industri kecil. Kegiatan industri kecil dikembangkan secara konvensional pada dua kawasan yang telah berkembang dan diarahkan untuk berkembang secara linear di sepanjang jalan Ikan Piranha dan di sepanjang jalan Merjosari.

GARIS SEMPADAN BANGUNAN ( GSB )

Aturan garis sempadan bangunan di Kecamatan Lowokwaru sebagai berikut : Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan Kota Malang di sepanjang jalan Letjen Sutoyo diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan garis sempadan bangunan selebar 15-20 meter Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan meliputi Kecamatan Lowokwaru di sepanjang jalan Mayjen Haryono diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan garis sempadan bangunan selebar 10-15 meter Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan sub bagian wilayah kota sepanjang jalan Sumbersari dan pada sub bagian wilayah kota lainnya yang umumnya terletak di tepi jalan kolektor sekunder diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan garis sempadan bangunan selebar 8-10 meter Jenis peruntukan lahan yang menggunakan lahan di sepanjang jalan local sekunder yang umumnya merupakan kawasan permukiman kepadatan tinggi diarahkan menggunakan lahan dengan garis sempadan bangunan selebar 3-5 meter

KOEFISIEN DASAR BANGUNAN ( KDB )KDB (Koefisien Dasar Bangunan), merupakan perbandingan luas lahan yang tertutup bangunan dan bangunan-bangunan dalam tiap petak peruntukan dibanding dengan luas petak peruntukan. Di Kecamatan Lowokwaru, aturan koefisien dasar bangunan pada komponen-komponen guna lahan ditetapkan sebagai berikut : 1. Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan Kota Malang di sepanjang jalan Letjen Sutoyo dan kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan meliputi Kecamatan Lowokwaru di sepanjang jalan Mayjen Haryono MT diarahkan untuk pemanfaatan lahan paling intensif, yaitu dengan KDB 70 80%2. Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan sub bagian wilayah kota diarahkan untuk menggunakan lahan dengan KDB 60 70%3. Kawasan perumahan kepadatan tinggi dan industri kecil diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KDB 50 60%4. Kawasan perumahan kepadatan sedang diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KDB 40 - 50%5. Kawasan perumahan kepadatan rendah dan pendidikan tinggi diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KDB 30 40%6. Kawasan ruang terbuka hijau sepanjang kali Brantas dapat diarahkan untuk daerah terbangun sepanjang KDB-nya tidak melebihi 30%

KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN ( KLB )

KLB (Koefisien Lantai Bangunan), merupakan perbandingan jumlah luas lantai bangunan dibanding luas kavling rumah. Di Kecamatan Lowokwaru, KLB diatur dengan ketentuan sebagai berikut :1. Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan Kota Malang di sepanjang jalan Letjen Sutoyo diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KLB 70-800%2. Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan meliputi Kecamatan Lowokwaru di sepanjang jalan Mayjen Haryono MT diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KLB 70-320%3. Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan sub bagian wilayah kota disepanjang jalan Sumbersari yang menunjang kegiatan pendidikan tinggi diarahkan untuk menggunakan lahan dengan KLB 70-250%4. Kawasan perdagangan dan jasa dengan lingkup pelayanan sub bagian wilayah kota lainnya diarahkan untuk menggunakan lahan dengan KLB 60-200%5. Kawasan pendidikan tinggi diarahkan menggunakan lahan dengan KLB 30-160%6. Kawasan perumahan kepadatan tinggi dan industri kecil diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KLB 50-120%7. Kawasan perumahan kepadatan sedang diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KLB 40-50%8. Kawasan perumahan kepadatan rendah dan pendidikan tinggi diarahkan untuk memanfaatkan lahan dengan KLB 30-40%9. Kawasan ruang terbuka hijau sepanjang kali Brantas dapat diarahkan untuk daerah terbangun sepanjang KLB-nya tidak melebihi 30%

STRUKTUR PELAYANAN KOTA

Kota Malang direncanakan sesuai dengan penempatan kegiatan fungsional Kota Malang yaitu sebelumnya dengan menetapkan pusat kota dan Bagian Wilayah Kota (BWK). Tingkat pelayanan yang ada di Kota Malang berdasarkan pada Bagian Wilayah Kota diarahkan sebagain berikut : (RDTRK Lowokwaru 1990-2013)1. BWK Malang Tengah, diarahkan tingkat pelayanannya kota sampai tingkat regional.2. BWK Malang Barat Daya (Kecamatan Sukun) diarahkan tingkat pelayanannya skala kota dan regional. 3. BWK Malang Timur Laut (Kecamatan Blimbing) diarahkan tingkat pelayanannya skala pelayanan BWK sampai dengan nasional.4. BWK Malang Barat Laut (Kecamatan Lowokwaru) diarahkan tingkat pelayanannya adalah skala BWK sampai nasional.5. BWK Malang Tenggara (Kecamatan Kedungkandang) diarahkan sebagai pusat pelayanan dengan adanya pengembangan di sekitar kawasan Gunung Buring diharapkan nantinya BWK ini akan memiliki tingkat pelayanan skala kota dan kalau memungkinkan sampai pada skala regional.

Sedangkan untuk fungsi Bagian Wilayah Kota Malang (BWK) sesuai dengan struktur fungsional beserta pelayanannya diarahkan sebagai berikut:

1. Fungsi atau kegiatan utama di BWK Malang Tengah (Kecamatan Klojen) selain sebagai pusat kota juga berfungsi untuk kegiatan perdagangan, olahraga, jasa, pariwisata, pemerintahan dan perkantoran.2. Fungsi atau kegiatan utama di BWK Malang Timur Laut (Kecamatan Blimbing) adalah industri, perdagangan, jasa, transportasi, perumahan, perkantoran dan pemerintahan.3. Fungsi atau kegiatan utama di BWK Malang Tenggara (Kecamatan Kedungkandang) adalah pendidikan, olahraga, perkantoran, industri menengah/besar, transportasi, dan pertanian.4. Fungsi atau kegiatan utama di BWK Malang Barat Daya (Kecamatan Sukun) adalah pendidikan, perdagangan, industri besar/menengah dan kecil, pergudangan dan pertanian.5. Fungsi atau kegiatan utama di BWK Barat Laut (Kecamatan Lowokwaru) adalah pendidikan tinggi, perdagangan , transportasi, dan pertanian.

4.3ANALISA KONDISI EKSISTING

Luas Tapak keseluruhan adalah 19.078,16 m2

Area yang dapat dibangun merupakan area yang sudah dibatasi oleh GSB (Garis Sempadan Bangunan) yang menurut RTDRK Kecamatan Lowokwaru berjarak 5 meter dari jalan utama. Luas area yang dapat dibangun (setelah dikurangi GSB) 9.539,08 m2. Berikut merupakan kondisi ketinggian tanah yang ada pada eksisting tapak.

Tanggapan Analisa Kontur :

Berdasarkan data yang diperoleh dari eksisting tapak, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Menanggapi kondisi tapak dengan kontur yang memiliki ketinggian bervariasi, maka alas bangunan akan menggunakan sistem deck dengan kolom sehingga bagian pondasi bangunan dari luar terlihat seperti panggung. Jumlah massa terdiri dari dua buah massa utama, dan maksimal dua buah massa pendukung (mengikuti konsep program bangunan). Bentuk dan susunan massa pada tapak menyesuaikan bentuk tapak dan kontur tapak. Massa dibuat linier memanjang mengikuti tapak dan menyesuaikan arah sinar matahari.

4.4BATAS BATAS TAPAK

Utara : Jalan Jetis BawangSelatan : Sungai BrantasTimur : Area PersawahanBarat : Area Persawahan

4.5ANALISA LINGKUNGAN

Tapak Berada di posisi barat daya Kota Malang, Tepatnya di kecamatan Lowokwaru, di jalan Jetis Bawang. Pada Kecamatan ini banyak sekali fasilitas fasilitas yang menunjang untuk dijadikan rumah susun, ditambah pada kecamatan lowokwaru ini memiliki fungsi kegiatan utama, yaitu pendidikan tinggi, perdagangan, transportasi, dan pertanian. Kawasan pendidikan di Kecamatan ini mempunyai skala nasional regional - Kota Malang sampai lokal. Fasilitas pendidikan tinggi skala regional, yaitu: Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, ITN Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Malang, Universitas Gajayana, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Malang, ITP Malang, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Malang, Universitas Tribuana Malang, dsb. Selain adanya fasilitas pendidikan tinggi, juga terdapat beberapa fasilitas pendidikan menengah skala lokal dan skala kota yang cukup favorit, misalnya SMAN 8 Malang, SMAN 7 Malang, MI Jendral Sudirman Malang dan lain-lain. Berkembangnya kawasan pendidikan skala nasional/regional (perguruan tinggi, SMA, SMK) memberikan dampak (multiplier effect) yang besar terhadap perkembangan kota secara spasial maupun secara sosial ekonomi.Pada kecamatan Lowokwaru secara struktural, tiap sub bagian wilayah kota dibagi atas zona-zona atau blok-blok yang lebih kecil dari ukuran sub bagian wilayah kota. Pembagian atas beberapa zona ini dilakukan untuk pemerataan distribusi fasilitas pelayanan lingkup sub bagian wilayah kota menuju fasilitas pelayanan lingkup blok. Sehingga nantinya tiap blok dapat memiliki fasilitas pelayanan yang dapat melayani kebutuhan penduduk dalam kawasan zona tersebut, seperti kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, dan peribadatan. Dalam wilayah Kecamatan Lowokwaru, dibentuk dua belas wilayah pengembangan dalam bentuk sub bagian wilayah kota yang sekaligus berfungsi sebagai unit lingkungan dengan fungsi dan peranan sebagai berikut:

A. Sub bagian wilayah/unit lingkungan A yang meliputi sebagian Desa Tasikmadu dan sebagian Desa Tunggulwulung dengan fungsi sebagai areal pertanian dan permukiman kepadatan rendah.B. Sub bagian wilayah/unit lingkungan B yang meliputi sebagian Desa Tasikmadu dan sebagian Kelurahan Tunjungsekar dengan fungsi sebagai areal pertanian dan permukiman kepadatan sedang.C. Sub bagian wilayah/ unit lingkungan C yang meliputi sebagian Kelurahan Tunjungsekar dengan fungsi sebagai areal permukiman kepadatan tinggi dan industri kecil.D. Sub bagian wilayah/unit lingkungan D yang meliputi sebagian Desa Tunggulwulung dan sebagian Kelurahan Jatimulyo dengan fungsi sebagai areal pertanian dan permukiman kepadatan rendah.E. Sub bagian wilayah/unit lingkungan E yang meliputi sebagian Kelurahan Mojolangu dan sebagian Kelurahan Jatimulyo dengan fungsi sebagai area permukiman kepadatan sedang.F. Sub bagian wilayah/unit lingkungan F yang meliputi sebagian Kelurahan Mojolangu dengan fungsi sebagai areal permukiman kepadatan tinggi.G. Sub bagian wilayah/unit lingkungan G yang meliputi sebagian Kelurahan Tulusrejo dengan fungsi sebagai areal permukiman kepadatan tinggi.H. Sub bagian wilayah/unit lingkungan H yang meliputi sebagian Kelurahan Lowokwaru dengan fungsi sebagai areal pusat pelayanan lingkup kota dan permukiman kepadatan tinggi.I. Sub bagian wilayah/unit lingkungan I yang meliputi sebagian Kelurahan Dinoyo, sebagian Kelurahan Ketawanggede dan sebagian Desa Tlogomas dengan fungsi sebagai area pusat pelayanan lingkup Kecamatan Lowokwaru, permukiman kepadatan sedang, dan permukiman kepadatan tinggi.J. Sub bagian wilayah/unit lingkungan J yang meliputi Kelurahan Ketawanggede dan Kelurahan Sumbersari dengan fungsi sebagai areal pendidikan tinggi dan permukiman kepadatan tinggi.K. Sub bagian wilayah/ unit lingkungan K yang meliputi sebagian Desa Tlogomas dan Desa Merjosari dengan fungsi sebagai areal permukiman kepadatan sedang dan industri kecil.L. Sub bagian wilayah/ unit lingkungan L yang meliputi sebagian Desa Merjosari dengan fungsi sebagai areal permukiman kepadatan rendah dan permukiman kepadatan sedang

Kecamatan Lowokwaru juga memiliki beberapa sungai besar yaitu antara lain: Sungai Brantas, Kali Metro dan Kali Mewek. Selain sungai besar diatas, ada juga sungai/kali kecil yang melintasi kawasan permukiman yaitu Kali Kasin dan Kali Kutuk, serta anak-anak sungai lainnya. Kondisi eksisting di sekitar DAS terutama di sepanjang Sungai Brantas dan Kali Kasin telah banyak dimanfaatkan untuk kawasan terbangun sepeti: adanya kegiatan permukiman, fasilitas pendidikan (Unmuh, Politeknik Brawijaya, dsb). Adanya kegiatan-kegiatan tersebut di sekitar bantaran sungai dapat mengganggu kualitas dan fungsi ekologis sungai tersebut, antara lain: limbah rumah tangga (cair dan sampah) yang langsung dibuang ke sungai. Sepetti yang diketahui, bahwa sungai mempunyai fungsi ekologis sebagai daerah tangkapan sungai bagi aliran air permukaan. Selain itu, sungai juga dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan irigasi lahan pertanian atau bahkan sebagai sumber bahan baku air untuk penyediaan air bersih kota. Oleh karena itu, daerah aliran sungai beserta daerah sekitarnya harus dipelihara kelestariannya dengan tujuan menjaga kelestarian fungsi sungai dan menjamin keamanan penduduk di kawasan yang berada di tepian sungai. Terlambatnya pengendalian kegiatan di sekitar daerah aliran sungai akan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan di sekitar DAS.Salah satu upaya untuk memelihara kelestarian fungsi sungai ini adalah kegiatan penataan daerah di sepanjang DAS ini yang dilakukan dengan pembatasan dan pengendalian seluruh bentuk peruntukan lahan yang dapat menyebabkan timbulnya kerusakan lingkungan. Berikut ini langkah-langkah dalam kegiatan penataan sekitar daerah aliran sungai:

a. Penetapan daerah konservasi sungaiUntuk dapat menetapkan daerah konservasi sungai, maka harus ditetapkan garis sempadan sungainya. Garis sempadan sungai ini dibedakan menjadi: Sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. Sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai 20 (dua puluh) meter, garis sempadan sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. Penanganan daerah konservasi sungaib.Pada kawasan yang termasuk daerah konservasi sungai, dilakukan penanganan sebagai berikut: Daerah konservasi sungai yang sudah berkembang menjadi kawasan terbangun dilakukan relokasi ke tempat lain yang aman, Daerah konservasi sungai yang belum terbangun dilakukan pembatasan secara fisik agar tidak berkembang menjadi kawasan terbangun, yakni dengan cara mengembangkan jalan lingkungan pada batas sempadan sungai.c. Pemanfaatan daerah konservasi sungai ini adalah untuk ruang terbuka hijau yang berupa taman kota, hutan kota, taman rekreasi dsb.

Tanggapan Lingkungan :

Lingkungan yang mendukung dimana dekat dengan banyaknya lembaga pendidikan dan terletak di tengah kota membuat akses menuju tapak yang mudah ditunjang dengan fasilitas yang lengkap di sekitar tapak.

4.6 ANALISA IKLIM

Kondisi klimatologi di wilayah Kota Malang berdasarkan sistem Schimdt dan Ferguson memiliki tipe iklim C. Sedangkan untuk suhu udara Kota Malang adalah 23,4 0C, maksimum rata-rata dalam satu tahun adalah 32,4 0C dan suhu udara minimum rata-rata dalam satu tahun sebesar 15,2 0C. Untuk lembab nisbi rata-rata dalam satu tahun adalah 72 % dan penyinaran matahari rata-rata dalam satu tahun adalah 73 %. Sedangkan untuk curah hujan rata-rata pada tahun 2001 yaitu 2.344 mm dan pada tahun 2002 adalah 472 mm. Suhu udara secara umum kota Malang merupakan udara sejuk, untuk Kecamatan Lowokwaru rata-rata suhu udara terendah adalah 26o Celcius. Kondisi klimatologi wilayah Kecamatan Lowokwaru sangat mendukung pengembangan kegiatan perkotaan di wilayah ini, terutama pada bagian Barat kawasan (Kelurahan Merjosari dan Kelurahan Tlogomas) yang mempunyai hawa lebih sejuk dibanding bagian lainnya di wilayah Kecamatan Lowokwaru, sehingga sangat menunjang untuk pengembangan kawasan perumahan terutama untuk perumahan yang dibangun oleh pengembang (developer). Radiasi MatahariKota Malang terletak pada 112,06 Bujur Timur dan 7,06 - 8,02 Lintang Selatan yang beriklim tropis dengan musim hujan dan kemarau disertai penyinaran matahari sepanjang tahun. Matahari mulai terasa menyengat pukul 10 pagi, dan berada pada radiasi maksimum pada pukul 11.30-12.30. Malang yang terletak pada dataran tinggi dan di kelilingi oleh beberapa gunung, memiliki hawa udara yang sejuk. Pada pagi hari udara terasa dingin dan lembab akibat suhu lingkungan yang masih rendah. Pergerakan Udara Kecepatan angin disekitar kawasan tapak daerah Lowokwaru (kota Malang) berkisar antara 6,5 0,7 m/s. Kecepatan terendah terjadi pada bulan Oktober, yaitu sekitar 0,7 m/s. Pada bulan April-Mei kecepatan angin berkisar pada 3,3 m/s, sedangkan pada bulan September mencapai 6,5 m/s. Keadaan udara pada lokasi tapak masih ukup segar karena terletak di jalan lingkar sehingga polusi udara masih sangat minim dengan jumlah kendaraan bermotor yang melewati tapak masih sangat minim.

Tanggapan Analisa Iklim :

Iklim yang sejuk pada kota Malang, terutama pada daerah lowokwaru, cocok untuk dijadikan tempat peristirahatan, ditambah pada bagian siang yang tidak terlalu panas pada tapak membuat pemakai rusun nantinya nyaman beraktifitas di siang hari.

4.7ANALISA VIEW TAPAK

View ke Dalam Tapak

View ke Luar TapakRata-rata semua arah memiliki view yang baik, namun satu view yang menghadap ke utara memiliki view yang kurang baik karena menghadap ke pemakaman. Oleh karena itu diperlukan tanggapan secara khusus untuk mengolah view yang menghadap ke utara tersebut.

Tanggapan view ke dalam tapak :Karena tapak menghadap jalan utama, maka sisi yang menghadap jalan tersebut harus dapat dioptimalkan dan dimaksimalkan agar menarik perhatian pengunjung. Pengolahan fasade dan tampilan bangunan seperti pemakaian enclosure yang memiliki nilai estetik, pemakaian variasi bahan bangunan, penempatan vegetasi, dan lain-lain juga diperlukan untuk mengoptimalkan view.

Tanggapan view ke luar tapak :Kawasan sekitar tapak merupakan daerah persawahan dan dekat dengan gunung sehingga hamper semua arah memiliki view yang baik kecuali view kearah utara yang merupakan pemakaman. View yang baik dapat dioptimalkan pada bangunan dengan membuat banyak bukaan atau memakai balkon namun tetap mempertimbangkan aspek cahaya matahari. Sedangkan view berupa pemakaman dapat dialihkan dengan memasang vegetasi yang mengarahkan pandangan pengunjung / penghuni pada area yang memiliki estetik dan fungsi tertentu, seperti taman atau jalan.

4.8ANALISA PENCAHAYAAN

Sumber : diolah dari Google EarthDi sekitar tapak tidak ada bangunan tinggi dan di dalam tapak tidak ada pohon peneduh sehingga berpotensi mendapat cahaya yang secara maksimal pada saat pagi hari hingga sore hari. Namun sunlight yang berlebihan dapat mengganggu penglihatan. Oleh karena itu diperlukan penambahan vegetasi peneduh di sebelah timur dan barat di dalam tapak untuk mengurangi sunlight yang berlebihan. Selain itu, perletakan bukaan yang terdapat pada bangunan dapat dipakai sebagai pertimbangan yang berkaitan dengan arah datang dan terbenamnya matahari. Untuk pencahayaan buatan di sekitar tapak berupa lampu penerangan untuk jalan umum, namun jumlahnya masih kurang memadai dan ada beberapa lampu yang kondisinya sudah rusak.Tanggapan Analisa Pencahayaan :

Untuk menanggapi ruangan-ruangan yang nantinya akan menghadap kea arah timur dan barat, digunakan shading device serta tirai / krei pada bukaan jendela. Shading device ini bisa berupa kanopi maupun balkon untuk unit rumah susun mahasiswa nantinya. Bukaan-bukaan sebaiknya tidak dihadapkan langsung ke arah terbit dan terbenamnya matahari sehingga yang masuk ke dalam bangunan hanya berupa daylight saja. Material bahan bangunan dan bukaan juga mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke dalam bangunan sehingga dipilih bahan bukaan yang dapat menyaring sinar matahari seperti kaca yang di beri pelapis film. Sedangkan untuk bahan bangunan dapat memakai batu bata merah dengan tambahan pelapis untuk pelingkup bangunan.

4.9ANALISA ANGIN

Sumber : diolah dari Google Earth

Kecepatan angin disekitar kawasan tapak daerah Lowokwaru (kota Malang) berkisar antara 0,7 - 6,5 m/s. Kecepatan terendah terjadi pada bulan Oktober, yaitu sekitar 0,7 m/s. Pada bulan April-Mei kecepatan angin berkisar pada 3,3 m/s, sedangkan pada bulan September mencapai 6,5 m/s. Keadaan udara di lokasi tapak cukup segar karena terletak di jalan lingkar sehingga polusi udara masih sangat minim dengan intensitas kendaraan bermotor yang melewati tapak rendah. Di sekitar tapak kurang terdapat bangunan sehingga menimbulkan angin yang cukup besar melewati tapak terutama dari arah selatan ke utara.

Tanggapan Analisa Angin :

Angin dapat ditangkap dari segala arah bangunan dan dialirkan menuju ke dalam bangunan. Dibutuhkan konstruksi yang kuat untuk bangunan bertingkat agar bangunan dapat menerima kekuatan angin dengan baik. Pemilihan tatanan massa dan bentukan bangunan juga dapat dipakai sebagai pertimbangan terhadap arah angin. Sehingga bangunan dapat mengoptimalkan penghawaan alami dan sirkulasi udara terutama yang masuk ke bangunan. Pada lantai-lantai tingkat atas juga tetap diusahakan adanya pemecah angin.

4.10ANALISA CURAH HUJAN

Sumber : diolah dari Google EarthTapak berada di kota Malang, sehingga curah hujan yang berada di tapak cukup tinggi . Hal ini akan berpengaruh dengan drainase dan kemiringan kontur dalam tapak terkait terutama terkait dengan aliran air hujan. Pemasangan saluran drainase air hujan yang lebar sangat diperlukan untuk menanggapi curah hujan yang tinggi di sekitar tapak sehingga tapak terhindar dari banjir atau genangan air.

Tanggapan Analisa Curah Hujan :

Untuk mengatasi tingkat curah hujan yang tinggi dapat dilakukan pemasangan saluran drainase air hujan yang lebar di sekitar tapak yang mengarah ke Sungai Brantas sehingga tapak terhindar dari banjir atau genangan airMengarah ke Sungai BrantasAir Hujan

4.11ANALISA VEGETASI

Vegetasi yang ada pada daerah tapak kurang memadai dan kurang mendukung untuk pembangunan rusun. Di sekitar tapak ada pohon flamboyant, kelapa, pohon kapuk, dan pohon pisang. Pohon kelapa dan pohon kapuk kurang bisa menjadi peneduh yang baik, karena ukuran pohon yang cukup tinggi dan jarak antar pohon yang cukup jauh. Pada tapak masih kurang vegetasi, hanya pada titik tertentu terdapat tumbuhan tumbuhan. Hal ini dikarenakan tapak merupakan daerah persawahan dan pertanian, sehingga vegetasi yang ada juga minim. Sedangkan pada tepian Jalan Saxophone hanya ada tanaman pendek atau perdu.

Tanggapan analisa vegetasi :

Untuk mengatasi minimnya vegetasi pada tapak dapat dipilih alternatif beberapa jenis vegetasi peneduh yang cocok untuk daerah tropis yang bisa ditempatkan pada tapak nantinya. Penambahan tanaman perdu juga diperlukan di dalam tapak. Vegetasi peneduh ini misalnya berupa pohon cemara, bungur, ketapang, flamboyan dan lain lain.

Tanaman PeneduhTanaman untuk Mereduksi Sunlight yang BerlebihanTanaman Penguat TanahTanaman untuk Mereduksi Sunlight yang BerlebihanU Posisi vegetasi di sekitar tapak juga perlu mendapat perhatian. Vegetasi sebaiknya ditempatkan di sepanjang bantaran Sungai Brantas, di tepi jalan, di arah timur dan barat tapak. Karena pada bantaran Sungai Brantas dan tepi jalan sangat minim vegetasi sehingga perlu ditambahkan vegetasi yang bersifat mengikat struktur tanah agar tanah terhindar dari longsor dan pada tepi jalan serta sisi sebelah timur dan barat tapak perlu ditanam pohon untuk menyaring polusi, menjadi peneduh, dan membantu mengurangi masuknya sunlight yang berlebihan ke dalam bangunan.

Penempatan Vegetasi pada Tapak

4.12ANALISA SISTEM DRAINASE Sistem drainase pada tapak merupakan system drainase buatan berupa 2 saluran selokan. Kedua selokan ini berada di antara Jalan raya utama. Selokan tersebut berfungsi sebagai saluran drainase yang mengalirkan air yang berasal dari jalan raya. Sedangkan aliran air pada tapak mengarah ke belakang tapak, turun menuju Sungai Brantas, karena tapak berkontur dengan titik rendah berada berdekatan dengan Sungai Brantas sehingga nantinya dibutuhkan system pengolahan air buangan pada tapak.

Tanggapan Analisa Drainase :

Pada tapak sebaiknya juga dibuat saluran drainase air hujan tambahan yang mengarah ke sumur resapan atau Sungai Brantas karena tingkat curah hujan yang tinggi di sekitar tapak. Air hujan yang menuju ke sumur resapan dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan lain, misalnya untuk menyiram tanaman. Hal ini bertujuan untuk melakukan efisiensi dalam penggunaan air sehari hari.AIR HUJANSALURAN DRAINASE AIR HUJANBAK KONTROL AIR HUJANPENGGUNAAN KEMBALISUMUR RESAPANSUNGAI BRANTAS

4.13ANALISA KEBISINGAN

Tapak yang terletak di Jalan Jetis Bawang memiliki intensitas kendaraan bermotor yang cukup tinggi karena merupakan salah satu jalan alternatif yang menghubungkan kota Malang dan kota Batu. Sehingga pada tapak mempunyai tingkat kebisingan yang cukup tinggi pada bagian yang menghadap langsung ke jalan. Kebisingan tersebut sedikit dapat direduksi karena adanya pohon peneduh di seberang jalan, namun jumlah pohon tersebut masih minim. Sedangkan kebisingan di belakang tapak ( bagian selatan tapak ) berasal dari aliran air Sungai Brantas, akan tetapi tingkat kebisingannya lebih rendah daripada kebisingan di Jalan Jetis Bawang. Diperlukan material-material peredam kebisingan untuk membantu mendukung aktivitas utama pembangunan rusun. Pemakaian material massif dan kedap suara seperti kaca dan batu bata dapat dapat diterapkan pada bangunan untuk mengurangi kebisingan. Penambahan elemen air seperti kolam juga dapat membantu mengurangi tingkat kebisingan.

Tanggapan Analisa Kebisingan :

Untuk mengurangi kebisisingan di sekitar tapak agar sesuai dengan fungsi dan aktivitas pembangunan rumah susun, diperlukan penambahan beberapa vegetasi untuk yang mampu mereduksi kebisingan dari jalan utama dan Sungai Brantas. Selain itu penggunaan material pelingkup bangunan dan bukaan yang kedap suara juga berpengaruh terhadap sumber kebisingan.

Tanaman Peredam Kebisingan dari Jalan RayaTanaman Peredam Kebisingan dari Sungai Brantas

4.14ANALISIS SIRKULASI DI SEKITAR TAPAK

A. JalanJalan di sekitar tapak yaitu jalan saxophone dan Jalan Jetis Bawang yang mempunyai lebar kurang lebih 4 - 5 m. Akan tetapi terdapat pengembangan jalan lingkar selatan yang melewati Jalan Saxophone dan Jalan Jetis Bawang sehingga jalan berpotensi untuk dilebarkan. Dengan adanya pelebaran jalan maka Jalan Saxophone dan Jalan Jetis Bawang akan menjadi lebih ramai sehingga dibutuhkan pengaturan sirkulasi lebih lanjut khususnya sirkulasi kendaraan bermotor. Berkaitan dengan pelebaran jalan di masa mendatang, harus diperhatikan garis sempadan bangunan ( GSB ) pada tapak agar tidak melanggar peraturan yang ada.

Sumber : diolah dari Google EarthB. PedestrianTidak terdapat pedestrian disekitar tapak dan intensitas pengguna pedestrian atau penjalan kaki rendah. Namun setelah ada pengembangan jalan lingkar selatan akan terealisasi pedestrian untuk pejalan kaki.

4.15ANALISIS AKSESIBILITAS TAPAK

Aksesbilitas menuju tapak dari arah kampus UMM dapat menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum, sepeda maupun dengan berjalan kaki karena jarak dari kampus UMM menuju ke tapak cukup dekat (kurang lebih 250 meter). Dari Soekarno Hatta aksesbilitas tapak dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum dan sepeda karena jarak yang cukup jauh. Lalu lintas utama dua arah ini (dari kampus UMM dan Soekarno Hatta) membuat daerah di sekitar tapak cukup ramai.

NONAMA JALANLEBAR JALAN EFEKTIF PER JALUR (METER)LEBAR JALAN BERHENTI PER JALUR (METER)JUMLAH JALUR

1.Jalan Saxophone 3 1,252

2.Jalan Jetis Bawang 3 1,252

3.Jalan Sasando 3 1,002

4.13ANALISIS UTILITAS TAPAKA. Sistem Penyediaan AirWilayah sekitar tapak mendapatkan air bersih dari PDAM sumur pompa dan sumur artesis. Adapun dari sumur pompa adalah daerah Karang Besuki, Sumbersari 1, Sumbersari 2, Juwed, dan Kebonsari. Sedangkan daerah sumber air dengan sumur artesis adalah daerah Supit Urang dan Istana Dieng. Dengan adanya kedua sumber air tersebut maka penyediaan fasilitas air bersih cukup memadai.

B. Sistem Saluran ListrikJaringan listrik yang berada di sekitar tapak sudah baik dengan adanya tiang-tiang listrik yang melalui tapak dan pelayanan listrik menggunakan pelayanan listrik Kota Malang sudah melayani hampir semua bagian wilayah kota.

Sumber : diolah dari Google Earth

C.Sistem Saluran TeleponJaringan telepon di sekitar tapak sudah memadai yang dapat dilihat dari adanya tiang-tiang telepon yang melalui tapak. Selain itu juga tersedia telepon umum, warung telepon (wartel) yang penyebarannya merata di wilayah sekitar tapak

D.Sistem PersampahanSampah-sampah yang paling banyak dalam hal kuantitas adalah sampah dari rumah tangga seperti plastik, botol minuman, bungkus makanan, sisa daun dan ranting tumbuhan serta sampah dari pasar seperti sisa-sisa buah buahan, sayur sayuran dan barang dagangan lain yang dibuang di tempat sampah dan ada yang sedikit berserakan di tepi jalan serta di dalam selokan

4.14 ANALISA KEAMANANDaerah sekitar tapak terlihat lebih sepi pada malam hari ditambah kurangnya penerangan di sekitar jalan utama dan lebar jalan yang kurang memadai. Hal ini akan sedikit membahayakan pengguna kendaraan bermotor ketika melintasi jalan utama tersebut.

4.15GAGASAN PENZONINGANa. Gagasan Zoning Tapak1. Alternatif 1

No.KelebihanKekurangan

1.2.3. Privasi hunian lebih terjagaZona privat jauh dari kebisinganSemua zona bisa memperoleh view dari arah barat laut. Ruang public pada tapak relative lebih kecil

2. Alternatif 2

No.KelebihanKekurangan

1.2.

Privasi hunian lebih terjaga.Zona semi public lebih luas. Privasi penghuni kurang karena zona privat lebih terbuka

3. Alternatif 3

No.KelebihanKekurangan

1.2.

Zona public lebih luas. Jarak tempuh dari zona public ke zona semi publik maupun ke zona privat dekat karena semi public berada di tengah-tengah yang berfungsi sebagai penghubung

Privasi penghuni kurang karena letak zona public dan zona semi public berdekatan langsung dengan zona privat

b. Gagasan Zoning Vertikal

HUNIAN

HUNIAN

HUNIAN

HUNIANFASILITAS PENUNJANGFASILITAS PENUNJANG

FASILITAS BERSAMARUANG LUAR

Zoning Vertikal secara Teori