2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Lokasi dan Pemilihan Tapak
Transcript of 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Lokasi dan Pemilihan Tapak
8 Universitas Kristen Petra
2. PERENCANAAN TAPAK
2.1. Lokasi dan Pemilihan Tapak
Lokasi tapak terpilih yang akan dirancang untuk kantor sewa berada di sisi
selatan Jl. H.R. Muhammad. Tapak tersebut telah memenuhi kriteria-kriteria
pemilihan tapak, yaitu :
• Lokasi tapak berada pada Central Business District Surabaya Barat
Dimaksudkan untuk menambah nilai jual kantor sewa serta memajukan
perkembangan kegiatan bisnis pada pusat distrik.
Menurut RTRK Distrik Putat Gede tahun 2005, perencanaan guna lahan
untuk kawasan perdagangan, jasa dan fasilitas umum dikonsentrasikan di
sepanjang koridor Jalan HR. Muhammad.
Gambar 2.1. Lokasi pusat Distrik Putat Gede
Sumber : RTRK Putat Gede Tahun 2002
• Dekat dengan fasilitas-fasilitas umum dan perdagangan.
Adanya fasilitas umum dan perdagangan di sekitar tapak juga menambah
nilai jual kantor sewa. Selain itu, pengguna kantor sewa dapat mengakses
Jl. HR. Muhammad
tapak
9
Universitas Kristen Petra
fasilitas-fasilitas tersebut dengan lebih mudah dan cepat, begitu juga
sebaliknya.
Selain itu, adanya peluang bagi pemilik, pengelola, dan penyewa fasilitas-
fasilitas tersebut untuk menyewa unit kantor atau retail. Misalnya sebagai
kantor cabang suatu bank, kantor pusat untuk wilayah Surabaya Barat
suatu retail store, atau kantor yang dipakai untuk memberikan fasilitas
pelayanan konsumen suatu operator jaringan telepon selular.
Fasilitas-fasilitas umum dan perdagangan yang ada pada dan di sekitar
CBD Surabaya Barat umumnya berupa pusat-pusat perbelanjaan/shopping
mall, seperti Supermall Pakuwon Indah, Surabaya Town Square, dan
Golden City Mall, serta berbagai pusat pertokoan.
Gambar 2.2. Fasilitas umum dan perdagangan di Surabaya Barat
• Kemudahan akses ke bagian Surabaya lainnya
Pengguna kantor sewa bisa saja berasal dari berbagai daerah Surabaya dan
kota-kota sekitar. Oleh karena itu, lokasi tapak sebisa mungkin berada
jalur/akses yang dapat mencapai kawasan CBD Surabaya Barat dengan
cepat dan mudah.
Jl. HR. Muhammad memiliki akses langsung dengan Jl. Mayjend
Sungkono yang menghubungkan pusat kota Surabaya dan jalan tol
Surabaya – Gempol yang menghubungkan bagian selatan Surabaya serta
kota-kota sekitar, seperti Sidoarjo, Mojokerto, dan Gresik.
10
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.3. Akses menuju tapak dari luar wilayah Surabaya Barat
2.2. Rencana Penataan Bangunan
Lokasi tapak yang berada di Jalan HR. Muhammad ini termasuk dalam
wilayah unit Distrik Putat Gede. Berikut data-data ketentuan lahan yang tercantum
dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota Unit Distrik Putat Gede, Pemerintah
Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Tahun 2002 :
2.2.1. Tata Guna Lahan / Land Use
Berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan dalam RTRK yang
melingkupi koridor Jalan Raya Mayjend Sungkono – Mayjend H.R. Muhammad –
Bukit Darmo Boulevard, guna lahan di sisi tepi kanan dan kiri koridor
perencanaan ini ditetapkan serta dibatasi untuk pengembangan kegiatan sosial
ekonomi dengan skala primer dan sekunder.
Dengan batasan tersebut di atas, guna lahan pada sisi koridor perencanaan
ini sampai tahun 2010 ditetapkan untuk :
• Fasilitas Umum (Pemerintahan dan atau Sosial Kemasyarakatan).
• Perdagangan Jasa skala kota dan regional.
• Perdagangan Niaga skala kota dan regional.
• Perumahan minimum rumah susun.
Dari pusat kota
Dari Surabaya selatan
11
Universitas Kristen Petra
2.2.2. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Pengaturan KDB bertujuan untuk membatasi pemakaian permukaan lahan,
sehingga fungsi resapan dan ekologis (penempatan vegetasi) tetap diperhatikan.
Koefisien Dasar Bangunan untuk masing-masing perpetakan di sepanjang
tepian sisi kanan-kiri Jalan Raya Mayjend Sungkono – Mayjend H.R. Muhammad
– Bukit Darmo Boulevard diatur sebagai berikut :
• Persil yang luasnya > 1 ha; dikembangkan dengan KDB maksimum 50%.
• Ruang terbuka hijau dikendalikan dengan KDB maksimum 10%
2.2.3. Koefisien Luas Bangunan (KLB)
Pengaturan KLB bertujuan untuk mengendalikan kapasitas tampung
bangunan, karena akan memicu intensitas tarikan serta bangkitan lalu-lintas pada
jalur transportasi di sekitar tapak.
Berdasarkan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) 2002 mengarahkan
dengan KLB maksimum 300% (setara dengan 5 lantai) untuk sistem biasa dan
1200% (setara dengan 24 lantai) untuk sistem blok.
Oleh karena tapak yang dipilih ini merupakan sebagian persil dari sebuah
blok, maka KLB yang berlaku adalah maksimum 300%.
2.2.4. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Pengaturan GSB bertujuan untuk membentuk ruang luar secara 3 dimensi
sehingga terbentuk pengolahan irama maju-mundur dan tinggi-rendah yang
terlihat dinamis di antara deretan bangunan pada sebuah koridor jalan.
Berdasarkan Perda Bangunan no. 7 tahun 1992, GSB ditentukan sebagai
berikut :
12
Universitas Kristen Petra
Tabel Data Garis Sempadan Bangunan
Sumber : RTRK Putat Gede Pemerintah Kotamadya Derah Tingkat II
Surabaya, Tahun 2003
Lokasi tapak terpilih berada di sebelah selatan Jl. HR. Muhammad dan
lebar persilnya sebesar 109.7 meter, maka GSB ke Jl. HR Muhammad minimal 15
meter dan GSB ke jalan lingkungan minimal 5 meter.
2.2.5. Ketinggian Bangunan
Berdasarkan Perda no. 7 tahun 1992, ketinggian maksimum untuk sistem
biasa adalah 6 lantai dan untuk sistem blok maksimal 24 lantai.
Sistem yang ditetapkan pada tapak yang terpilih adalah sistem biasa
dengan ketinggian maksimum 6 lantai.
2.2.6. Jarak Antar Bangunan
Jarak antar bangunan diatur sebagai berikut :
• Jarak antar bangunan dalam satu persil untuk semua klasifikasi bangunan
yang tingginya maksimum 8 meter ditetapkan sekurang-kurangnya 3
meter.
• Jarak antar bangunan suatu persil yang sama tingginya untuk semua
klasifikasi bangunan ditetapkan sekurang-kurangnya setengah tinggi
bangunan (H) dikurangi 1 meter.
• Bila bangunan yang berdampingan itu tidak sama tingginya, jarak antar
bangunan tersebut ditetapkan sekurang-kurangnya setengah tinggi
bangunan A ditambah setengah tinggi bangunan B dibagi 2 dikurangi 1
meter.
Ke JL.HR Ke Jalan(meter) Muhammad Lingkungan
Utara Jl.HR < 40 > 8 > 3 (atau ½ lebar damija)Muhammad > 40 > 10 > 3 (atau ½ lebar damija)
Selatan Jl. HR < 40 > 10 > 3 (atau ½ lebar damija)Muhammad >40 > 15 > 5 (atau ½ lebar damija)
GSB (meter)LOKASI
LEBAR PERSIL
13
Universitas Kristen Petra
Ketinggian bangunan rumah-toko yang berada di sebelah timur dan barat
tapak rata-rata setinggi 12 meter (3 lantai). Di sisi selatan / belakang tapak
terdapat permukiman Putat Gede yang ketinggian bangunannya bervariasi 1-2
lantai (3-6 meter).
Gambar 2.4. Bangunan-bangunan di sisi timur dan barat tapak
Sedangkan bangunan di seberang tapak terdapat bermacam-macam
bangunan, seperti rumah tinggal, gereja, showroom, dan pertokoan, dengan
ketinggian bervariasi antara 1-3 meter.
Gambar 2.5. Bangunan-bangunan di seberang tapak
14
Universitas Kristen Petra
2.3. Data-data tapak
2.3.1. Batas-batas tapak
Gambar 2.6. Lokasi Tapak
Sumber : Citra Satelit Google Earth
Batas Utara : Jl. HR Muhammad, perumahan kelas menengah atas
(kepadatan rendah), dan pertokoan/ruko.
Batas Timur : pertokoan, Bank BCA, permukiman Putat Gede (kepadatan
tinggi)
Batas Selatan : Permukiman Putat Gede (kepadatan tinggi)
Batas Barat : Tanah kosong, pertokoan, gedung Halim Perkasa (Bank BRI)
Gambar 2.7. Foto Lokasi Sekitar
Pertokoan Pertokoan Perumahan Kelas Atas
15
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.7. Foto Lokasi Sekitar (sambungan)
Lokasi tapak terpilih berada di kawasan perniagaan Surabaya barat, yaitu
di Jalan Mayjend H.R. Muhammad, yang dapat menambah nilai jual dari kantor
sewa yang akan dirancang nantinya.
Selain itu, lokasi tapak dekat dengan akses ke jalan tol dan ke Jalan
Mayjend Sungkono yang merupakan jalan penghubung utama ke daerah Surabaya
Pusat. Jalan Mayjend H.R. Muhammad ini juga dekat dengan pusat perbelanjaan.
Lokasi yang strategis ini sangat mendukung tren bekerja dan mengadakan
rapat informal dengan kolega dan klien di tempat-tempat hang out seperti pusat
perbelanjaan yang akhir-akhir ini digandrungi oleh para eksekutif muda.
2.4. Zoning / Pendaerahan
Ada dua macam zoning/pendaerahan, yaitu zoning tapak dan zoning
konsep. Kedua zoning tersebut kemudian digabungkan hingga didapat zoning
akhir/final.
Zoning tapak didapat dari analisis tapak yang merupakan tanggapan
terhadap kondisi-kondisi eksisting tapak :
• Sirkulasi
Ada tiga akses yang untuk mencapai tapak, yaitu Jl. HR. Muhammad
(utara tapak), Jl. Putat Gede I Jl. Putat Gede IV (selatan tapak) Jl.
Putat Gede III (timur tapak). Akses dari Putat Gede tidak memadai untuk
dilewati kendaraan roda empat, sehigga akses menuju tapak hanya dari Jl.
HR. Muhammad.
Bank BRI Bank BCA Pertokoan
16
Universitas Kristen Petra
Akses dari Jl. HR. Muhammad berupa jalan kembar, di depan tapak
terdapat akses untuk putar balik, tapi jaraknya tidak memenuhi untuk
mencapai tapak.
Gambar 2.8. Sirkulasi kendaraan sekitar tapak
Kepadatan pada Jl. HR. Muhammad juga cukup tinggi, terutama pada
bagian yang berhubungan dengan Jl. Mayjend Sungkono, karena terdapat
traffic light dan penambahan volume kendaraan dari tol.
Bagian di sekitar putar balik juga ikut menambah kepadatan. Maka,
peletakan entrance dan exit tapak diletakkan sedemikian rupa supaya tidak
memperparah kepadatan di Jl. HR. Muhammad.
Entrance diletakkan di kanan atas, sebelum putar balik. Sehingga
kendaraan langsung masuk ke tapak melalui jalur kiri dan tidak
mengganggu jalur kanan yang antri untuk putar balik.
area padat kendaraan
putar balik
traffic light
exit tol
17
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.9. Peletakan entrance dan exit tapak
• Vegetasi
Vegetasi di sekitar tapak terdapat di median jalan dan trotoar di depan
tapak. Vegetasi di median jalan berupa pohon peneduh dan perdu hias,
sedangkan vegetasi di trotoar berupa pohon peneduh. Vegetasi tersebut
berfungsi sebagai peneduh, pengendali polusi, dan elemen estetika kota.
Gambar 2.10. Vegetasi
A
B
KELUAR
MASUK
18
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.10. Vegetasi (sambungan)
Di median jalan A, pohon peneduhnya tidak begitu tinggi tetapi cukup
menghalangi view dari skala manusia. Sedangkan di median jalan B,
pohon peneduhnya tinggi, sehingga menghalangi view bangunan dari
jalan.
• Arah radiasi matahari dan arah pergerakan angin
Tapak yang dipilih memiliki orientasi utara timur laut – selatan barat daya.
Dengan orientasi seperti ini, sisi yang menghadap barat akan banyak
terkena radiasi panas sinar matahari. Akan tetapi, orientasi tapak ini
memiliki keuntungan pada arah angin yang dapat dimanfaatkan untuk
penghawaan alami pada area servis yang umumnya menghasilkan panas,
misalnya ruang mesin genset.
Gambar 2.11. Lintasan Matahari dan Angin
arah angin pada bulan des - jan
arah angin pada bulan feb - nov
di trotoar di median jalan A di median jalan B
19
Universitas Kristen Petra
Dari ketiga data di atas, maka diperoleh zoning tapak seperti berikut :
Gambar 2.12. Zoning tapak
2.5. Pengaruh Lingkungan Terhadap Tapak dan Pengaruh Tapak
Terhadap Lingkungan
2.5.1. Guna lahan / land use
Guna lahan tapak yang dipilih ini mengikuti peraturan yang melingkupi
koridor Jl. Mayjend Sungkono – Jl. HR Muhammad – Bukit Darmo Boulevard. Di
mana guna lahan untuk kawasan di sepanjang koridor jalan tersebut adalah untuk
campuran kegiatan ekonomi (perdagangan jasa dan niaga) dan sosial.
Peruntukan lahan sudah sesuai dengan jenis proyek kantor sewa yang
bersifat komersial. Dan proyek kantor sewa ini juga turut menunjang kegiatan
perniagaan yang telah ada di sepanjang koridor kawasan.
zoning exit zoning
entrance
zoning massa penangkap
20
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.13. Arahan Tata Guna Lahan Distrik Putat Gede
Sumber : RTRK Unit Distrik Putat Gede Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat
II Surabaya, Tahun 2002
2.5.2. Bentuk dan massa bangunan
Bentuk massa di sekitar tapak didominasi oleh bentukan kotak, seperti
bentukan kantor Bank BCA, kantor Bank BRI dan ruko-ruko.
Gambar 2.14. Bentuk dan Massa Bangunan
Gaya bangunan di sekitar tapak umumnya mengadopsi gaya internasional
(Gedung Halim Perkasa dan kantor Bank BCA), dan gaya klasik pada kebanyakan
ruko.
Bentuk, massa dan gaya bangunan proyek kantor sewa nantinya harus bisa
terlihat cukup mencolok supaya bisa dikenali dengan mudah tetapi tetap
memperhatikan keserasian dengan bangunan di sekitar tapak.
Pertokoan di sisi timur Pertokoan di sisi barat Pertokoan di depan tapak
21
Universitas Kristen Petra
2.5.3. Sirkulasi dan parkir
Sirkulasi kendaraan yang utama adalah melalui Jl. Mayjend Sungkono,
karena sirkulasi dari Jl. Raya Darmo – Adityawarman, Jl. Kupang Indah dan dari
tol akan bermuara di Jl. Mayjend Sungkono.
Gambar 2.15. Sirkulasi kendaraan menuju tapak
Akses alternatif adalah dari jalan perumahan Darmo Permai dan dari Jl.
Bukit Darmo Boulevard. Tetapi akses dari arah ini harus putar balik dahulu di
bundaran Mayjend Sungkono.
Sarana perpakiran kendaraan di Jl. HR Muhammad umumnya
memanfaatkan satu jalur dari badan jalan. Bangunan-bangunan yang memiliki
luas cukup besar umumnya menyediakan area parkir di bagian depan.
2.5.4. Ruang terbuka / Open space
Ruang terbuka di sekitar tapak terdapat di bundaran Jl. Mayjend Sungkono
saja. Sebagian besar lahan di sepanjang Jl. HR Muhammad telah dipakai untuk
berbagai bangunan. Lahan di luar GSB bisa diolah untuk menambah ruang
terbuka supaya ada variasi pada sequence jalan dan tidak terasa sesak/penuh.
dari kupang indah
dari mayjend sungkono
dari tol
dari darmo permai
dari bukit darmo raya
22
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.16. Ruang terbuka di sekitar tapak
2.5.5. Jalur pejalan kaki / Pedestrian ways
Jalur untuk pejalan kaki di depan dan sekitar tapak masih belum memadai.
Kondisi trotoar saat ini, yang berupa paving beton di atas saluran drainase, juga
banyak yang rusak dan lebarnya terlalu sempit untuk dilewati dua orang.
Gambar 2.17. Jalur untuk pejalan kaki di depan tapak
Namun, masyarakat sekitar juga jarang yang memanfaatkan jalur pejalan
kaki. Hal ini terlihat dari rendahnya intensitas orang yang berlalu-lalang di jalur
pedestrian.
Jalur pejalan kaki seharusnya diperbaiki untuk mengurangi kepadatan arus
kendaraan. Hal ini bertujuan untuk membantu konektivitas antar fasilitas
perniagaan di sepanjang Jl. HR Muhammad.
23
Universitas Kristen Petra
Jalur pejalan kaki ini juga masih perlu didukung oleh sarana
penyeberangan yang aman dan peningkatan suasana pedestrian yang nyaman.
2.5.6. Aktivitas pendukung / activity support
Aktivitas yang terdapat di sekitar tapak antara lain aktivitas perdagangan
di ruko-ruko, aktivitas transaksi dana di kantor-kantor bank, serta aktivitas sehari-
hari di Apartemen Taman Beverly dan Puri Matahari, perumahan Darmo Permai
dan permukiman Putat Gede.
Aktivitas-aktivitas tersebut akan mempengaruhi aktivitas kantor sewa.
Aktivitas perdagangan akan semakin ramai dengan adanya kantor sewa, dan
penghuni di perumahan sekitar juga bisa mendapatkan pekerjaan.
2.5.7. Penanda / Signage
Penanda di Jl Mayjend Sungkono antara lain Hotel Shangri-la, kantor
stasiun televisi TVRI, dan taman makam pahlawan. Sedangkan penanda di Jl. HR
Muhammad antara lain SD-SMP Petra 1, apartemen Puri Matahari dan monumen
patung kuda. Ketiganya berada di ujung Jl. HR. Muhammad yang berbatasan
dengan Jl. Bukit Darmo Boulevard dan Jl. Raya Darmo Permai. Bangunan-
bangunan yang berada di ujung satunya kurang bisa menjadi penanda karena
terhalang rerimbunan pohon peneduh di median jalan dan trotoar.
Lokasi tapak sendiri berada pada bagian Jl. HR Muhammad yang minim
penanda. Selain itu, faktor posisi tapak yang berada di sisi jalan, memang kurang
mendukung untuk didesain sebagai landmark kawasan.
2.6. Pencapaian Tapak
Ada beberapa rute untuk menuju tapak yang berada di Jl. HR. Muhammad,
antara lain :
• Dari Surabaya Barat
Alternatif 1 : Jl. Lingkar Dalam Jl. Bukit Darmo Boulevard Jl. HR.
Muhammad Jl. Mayjend Sungkono (bundaran) Jl. HR. Muhammad.
Alternatif 2 : Jl. Raya Tandes Jl. Raya Darmo Indah Jl. Raya Darmo
Indah Selatan Jl. Darmo Harapan IX Jl. Darmo Harapan I Jl.
24
Universitas Kristen Petra
Raya Darmo Permai II Jl. HR. Muhammad Jl. Mayjend Sungkono
(bundaran) Jl. HR. Muhammad.
Alternatif 3 : Jl. Raya Sukomanunggal Jaya Jl. Raya Kupang Jaya
Jl. Raya Kupang Indah Jl. Mayjend Sungkono (bundaran) Jl. HR.
Muhammad.
• Dari Surabaya Timur
Jl. Manyar Kertoarjo Jl. Kertajaya Jl. Sulawesi Jl. Ngagel Jl.
Dinoyo Jl. Polisi Istimewa Jl. Dr. Sutomo Jl. Indragiri Jl.
Mayjend Sungkono Jl. HR. Muhammad
• Dari Surabaya Selatan
Alternatif 1 : Jl. Jemur Andayani Jl. Jemur Sari Jl. Raya Jend.
Ahmad Yani Jl. Wonokromo Jl. Diponegoro Jl. Ciliwung Jl.
Adityawarman Jl. Mayjend Sungkono Jl. HR. Muhammad.
Alternatif 2 : Jl. Jemur Andayani Jl. Jemur Sari Jl. Raya Jend.
Ahmad Yani Tol Waru – Kota Satelit Jl. Mayjend Sungkono Jl.
HR. Muhammad.
• Dari Surabaya Utara
Jl. Kenjeran Jl. Kapasari Jl. Kalianyar Jl. Jagalan Jl. Tembaan
Jl. Bubutan Jl. Blauran Jl. Kedungdoro Jl. Pasar Kembang
Jl. Diponegoro Jl. Indragiri Jl. Mayjend Sungkono Jl. HR.
Muhammad
• Dari Surabaya Pusat
Jl. Basuki Rahmat Jl. Gubernur Soerjo Jl. Panglima Sudirman Jl.
Urip Sumoharjo Jl. Dr. Sutomo Jl. Indragiri Jl. Mayjend
Sungkono Jl. HR. Muhammad
25
Universitas Kristen Petra
2.7. Sistem Sirkulasi Dalam Tapak
Untuk sirkulasi kendaraan, dibagi lagi menjadi sirkulasi kendaraan biasa
yang tidak berkepentingan dengan kegiatan servis dan sirkulasi kendaraan servis
yang memiliki sifat insidentil.
Gambar 2.18. Sirkulasi kendaraan dalam tapak
Sirkulasi kendaraan biasa adalah untuk sirkulasi kendaraan baik roda empat
dan roda dua. Untuk sirkulasi kendaraan roda empat, setelah masuk ke dalam
tapak, kendaraan melewati lobby depan, menurunkan penumpang di depan pintu
masuk bangunan. Setelah itu kendaraan bisa langsung keluar dari kompleks
gedung atau mencari tempat parkir di halaman gedung atau di semi basement.
Keluar dari area parkir, baik halaman dan semi basement, kendaraan kembali
menuju ke depan lobby lagi.
Sedangkan untuk sirkulasi kendaraan roda dua, begitu masuk ke dalam
kompleks gedung, para pengunjung kantor sewa dapat langsung parkir di halaman
IN OUT
Drop
P
sirkulasi kendaraan biasa sirkulasi kendaraan servis
26
Universitas Kristen Petra
gedung. Dan untuk karyawan yang naik sepeda motor, masuk ke kompleks,
melewati lobby dan parkir di semi basement.
Gambar 2.19. Akses masuk untuk pengunjung dan kegiatan servis
Akses masuk ke dalam bangunan, berupa dropping area dibuat menembus
bangunan. Dengan demikian, pengunjung yang turun di sini dapat terlindungi dari
panas dan air hujan.
Untuk sirkulasi kendaraan servis, disediakan jalur khusus supaya tidak
terlihat langsung oleh umum. Lebar jalannya pun dibuat lebih lebar karena
kendaraan servis umumnya memiliki ukuran yang besar.
Supaya lebih efektif dan menghemat tempat, jalur untuk putar balik
kendaraan servis dibuat seperti huruf T. Sehingga, bagian belakang truk bisa
masuk ke dalam bangunan dan melakukan bongkar muat barang.
Penyediaan sirkulasi untuk kendaraan pemadam kebakaran dengan
membuat jalur sirkulasi kendaraan roda empat selebar 7 meter dan
menyederhanakan tikungan-tikungan yang ada supaya nantinya tindakan
pemadaman bisa berjalan dengan lancar.
DROPPING AREA
SERVIS
27
Universitas Kristen Petra
2.8. Lansekap
Gambar 2.20. Penataan lansekap pada tapak
Penataan lansekap pada proyek kantor sewa adalah sebagai bentuk
penyesuaian desain ruang luar bangunan kantor sewa dengan bentuk tapak yang
ada. Dengan pembedaan material dan ketinggian yang sesuai, maka dapat tercipta
batas-batas, baik perbatasan pengguna (kendaraan atau pejalan kaki), juga
perbatasan area / zona.
Penataan tapak yaitu pada penataan perkerasan untuk kendaraan,
pedestrian dan tempat untuk vegetasi, sehingga secara tidak langsung dapat
mengatur jalur sirkulasi dalam tapak.
Pememisahan jalur kendaraan dengan dinding bangunan maupun dinding
batas dengan tetangga juga dengan pengaturan lansekap. Di depan dinding batas
dan bangunan diberi perkerasan atau jalur vegetasi dengan ketinggian di atas
Penataan lansekap untuk servis
Penataan lansekap untuk parkir
28
Universitas Kristen Petra
jalan. Dengan demikian, dapat dibedakan yang mana jalur untuk kendaraan dan
yang tidak.
Selain itu, penataan lansekap juga untuk penataan parkir di halaman
gedung, supaya bisa lebih teratur dan menyatu dengan bentuk massa bangunan
gedung.