2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan...

14
9 Universitas Kristen Petra 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak Mengingat bahwa proyek yang direncanakan adalah bangunan fasilitas umum dengan fasilitas galeri sebagai fasilitas utama, maka kriteria – kriteria yang sebaiknya dipertimbangkan saat menentukan lokasi adalah : Lokasi tapak sebaiknya berada di atau dekat dengan pusat kota , selain pencapaiannya mudah juga diharapkan lebih berpotensi menarik pengunjung. Lokasi tapak sebaiknya strategis dengan melihat fungsi bangunan – bangunan lain di sekitarnya yang sekiranya dapat menunjang hidupnya fasilitas – fasilitas dalam rencana proyek. Adanya fasilitas sanggar seni dan perpustakaan yang membutuhkan ketenangan untuk kenyamanan aktivitas di dalamnya, maka meskipun tapak berada di atau dekat dengan pusat kota, harus dipertimbangkan pula batas – batas yang melingkupi tapak. Tapak membutuhkan view dan suasana ruang luar yang asri dan bernuansa alami, sehingga dapat menunjang fasilitas sanggar seni dimana pengguna dan pelakunya dapat lebih mudah memperoleh inspirasi dari ruang luar yang asri dalam menciptakan kreasinya. Dengan mempertimbangkan kriteria - kriteria di atas, maka lokasi tapak yang direncanakan untuk proyek adalah : di jl. Taman Apsari ( sebelah selatan Taman Apsari ). Potensi dari lokasi tapak : Jl. Gubernur Suryo sebagai akses masuk untuk mencapai tapak merupakan jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah dan letaknya di dekat pusat kota sangat potensial untuk menarik pengunjung. Taman Apsari dan patung Gubernur Suryo sebagai landmark minor dalam kawasan sehingga akses pencapaian dari Jl. Gubernur Suryo ke lokasi tapak lebih mudah dikenali.

Transcript of 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan...

Page 1: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

9 Universitas Kristen Petra

2. PERANCANGAN TAPAK

2.1. Lokasi Tapak

Mengingat bahwa proyek yang direncanakan adalah bangunan fasilitas

umum dengan fasilitas galeri sebagai fasilitas utama, maka kriteria – kriteria yang

sebaiknya dipertimbangkan saat menentukan lokasi adalah :

• Lokasi tapak sebaiknya berada di atau dekat dengan pusat kota , selain

pencapaiannya mudah juga diharapkan lebih berpotensi menarik pengunjung.

• Lokasi tapak sebaiknya strategis dengan melihat fungsi bangunan – bangunan

lain di sekitarnya yang sekiranya dapat menunjang hidupnya fasilitas –

fasilitas dalam rencana proyek.

• Adanya fasilitas sanggar seni dan perpustakaan yang membutuhkan

ketenangan untuk kenyamanan aktivitas di dalamnya, maka meskipun tapak

berada di atau dekat dengan pusat kota, harus dipertimbangkan pula batas –

batas yang melingkupi tapak.

• Tapak membutuhkan view dan suasana ruang luar yang asri dan bernuansa

alami, sehingga dapat menunjang fasilitas sanggar seni dimana pengguna dan

pelakunya dapat lebih mudah memperoleh inspirasi dari ruang luar yang asri

dalam menciptakan kreasinya.

Dengan mempertimbangkan kriteria - kriteria di atas, maka lokasi tapak

yang direncanakan untuk proyek adalah : di jl. Taman Apsari ( sebelah selatan

Taman Apsari ). Potensi dari lokasi tapak :

• Jl. Gubernur Suryo sebagai akses masuk untuk mencapai tapak merupakan

jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas

yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah dan letaknya di

dekat pusat kota sangat potensial untuk menarik pengunjung.

• Taman Apsari dan patung Gubernur Suryo sebagai landmark minor dalam

kawasan sehingga akses pencapaian dari Jl. Gubernur Suryo ke lokasi tapak

lebih mudah dikenali.

Page 2: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

10

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.1. Peta Lokasi Tapak

Keterangan lokasi tapak :

• Kecamatan : Genteng

• Kelurahan : Embong Kaliasin

• Batas lahan :

− Sebelah Utara : Taman Apsari

− Sebelah Selatan : Jl. Embong Wungu

− Sebelah Barat : bangunan 2 lt

− Sebelah Timur : Jl. Joko Dolog

• Ketentuan lahan :

− Rencana Guna Lahan RDTRK: fasilitas umum

− Arahan Rencana Guna Lahan RTRK Embong Kaliasin : fasilitas umum

− KDB : 50 %

− KLB : maks 2 lantai

− GSB :

Jl. Gubernur Suryo : 10 m

Jalan lokal : 10 m

Page 3: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

11

Universitas Kristen Petra

• Kemampuan Tanah dan Jenis Tanah:

− Lereng : mempunyai kemiringan 0 – 2 %

− Kedalaman efektif tanah : lebih dari 90 cm

− Tekstur tanah : halus

− Drainase : tidak pernah tergenang

− Erosi : tidak pernah erosi

− Faktor pembatas : air tanah asin

− Jenis tanah : aluvial kelabu

• Klimatologi :

− Rata – rata kelembaban udara : 72,8 %

− Tekanan udara : 1010,8 Mbs

− Temperatur : 28,3º C

− Curah hujan : 187 mm

2.2. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Tapak

Lingkungan sekitar kawasan Taman Apsari umumnya berupa bangunan 2

lantai yang berfungsi untuk fasilitas umum dan perumahan. Tidak ada langgam

tertentu yang menonjol pada kawasan, tetapi yang paling menonjol dalam

kawasan adalah keberadaan Taman Apsari dan cagar budaya Joko Dolog.

• Taman Apsari dan patung Gubernur Suryo sebagai landmark minor di koridor

jl. Pemuda menuju jl. Taman Apsari menjadi fokal point yang yang penting

dalam kawasan, sebagai titik awal akses menuju kawasan. Oleh sebab itu

orientasi bangunan pada tapak diarahkan menghadap ke arah Taman Apsari

sebagai akses utama menuju kawasan. Sedangkan di sebelah timur tapak,

terdapat patung Joko Dolog sebagai cagar budaya dengan kesan tradisional

yang kuat. Hal ini nantinya akan mempengaruhi pilihan desain bangunan

secara kontras dan bukan laras dalam menciptakan kesatuan (unity) dalam

kawasan supaya keberadaan bangunan yang direncanakan nantinya juga

menonjol.

Page 4: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

12

Universitas Kristen Petra

Gambar 2. 2. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Tapak

• Sirkulasi kendaraan dalam kawasan tapak terdiri atas dua jalur dengan lebar

jalan 7,5 m. Banyak akses tembusan ke jalan – jalan lokal lainnya seperti ke Jl.

Embong Trengguli, Jl. Embong Wungu. Di sisi timur tapak terdapat pertigaan

dari Jl. Taman Apsari ke Jl. Joko Dolog dan Jl. Embong Wungu. Tapak hanya

berbatasan dengan jalan pada sisi utara dan timur sedangkan melihat kondisi

sirkulasi kendaraan yang diuraikan di atas maka dipertimbangkan

kemungkinan membuka satu akses masuk ke dalam tapak saja, yaitu pada

orientasi arah utara. Sedangkan untuk akses keluar dari tapak diarahkan

kembali ke Jl. Gubernur Suryo dan keluar ke Jl. Embong Wungu.

• Selain itu dengan batasan jalan yang tidak terlalu lebar 7,5 m pada sisi utara

dan timur tapak, maka nantinya perancangan tapak pada sisi utara dan timur

perlu di beri space berupa ruang luar yang cukup jauh dari jalan sehingga ada

jarak yang cukup bagi pengguna kendaraan untuk menikmati tampilan

bangunan dalam tapak.

Page 5: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

13

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.3. Pengaruh Sirkulasi Dalam Kawasan Terhadap Tapak

2.3. Analisis Tapak

2.3.1. Analisa Tapak Terhadap Iklim

• Angin

Arah angin dari timur, dimanfaatkan untuk penghawaan pasif. Peletakan

bangunan tidak memanjang ke arah timur-barat, sehingga kecepatan angin

yang masuk ke dalam ruang makin lama tidak berkurang karena panjangnya

ruangan.

• Matahari

Potensi cahaya matahari optimal pada sisi utara, timur, dan barat. Untuk

menghindari radiasi panas matahari yang langsung masuk ke dalam ruangan,

maka posisi bangunan dalam tapak tidak langsung berhadapan dengan

matahari barat, tetapi agak dimiringkan 30-40˚ sesuai dengan orientasinya

yang menghadap ke arah Taman Apsari.

Page 6: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

14

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.4. Analisis Tapak Terhadap Angin dan Matahari

2.3.2. Analisa Tapak Terhadap Kebisingan

Kebisingan terbesar pada tapak berada pada sisi utara dan timur yang

berbatasan dengan jalan. Oleh sebab itu untuk peletakan fasilitas yang

membutuhkan ketenangan, dihindari peletakan pada sisi ini. Juga digunakan

tanaman untuk mengurangi kebisingan yang masuk ke dalam tapak.

Gambar 2.5. Analisis Tapak Terhadap Kebisingan

2.3.3. Analisa Tapak Terhadap View

Untuk view keluar tapak yang paling baik adalah menghadap ke arah

Taman Apsari, sehingga fasilitas yang membutuhkan view untuk kenyamanan

pengguna dalam beraktivitas diarahkan pada orientasi tersebut.

Gambar 3.6. Analisis Tapak Terhadap View

Page 7: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

15

Universitas Kristen Petra

2.4. Pencapaian Tapak

2.4.1. Penentuan jalan masuk utama (main entrance)

Karena orientasi bangunan diarahkan menghadap ke utara- timur laut, ke

arah Taman Apsari, sesuai pertimbangan yang telah diuraikan di atas, maka letak

main entrance yang dipilih adalah di sebalah utara tapak. Dengan kriteria mudah

terlihat dan mudah dicapai, peletakan main entrance di sisi utara dinilai paling

efektif. Kendaraan yang berada di Jl. Taman Apsari sebagai akses utama menuju

tapak mudah melihat main entrance dan mudah mencapainya karena arah

sirkulasi kendaraan dapat langsung masuk ke dalam tapak.

Selain itu dari segi sirkulasi kendaraan secara umum dalam kawasan,

jalur Jl. Taman Apsari yang paling tidak padat karena sirkulasi kendaraan satu

arah saja sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan kepadatan jumlah

pengunjung yang terjadi dalam waktu tertentu.

Gambar 2.7. Penentuan Jalan Masuk Utama ( Main Entrance)

Page 8: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

16

Universitas Kristen Petra

2.4.2. Penentuan jalan masuk samping (side entrance)

Dengan penentuan main entrance pada sisi utara, maka hanya tersisa satu

kemungkinan untuk memberi bukaan untuk akses masuk ke dalam tapak, yaitu

pada sisi timur. Tetapi melihat kondisi sirkulasai kendaraan yang cukup padat

pada sisi timur, arus kendaraan dua arah dan dekat pertigaan Jl. Taman Apsari –

Jl. Joko Dolog – Jl. Embong Trengguli, bila dibuatkan akses masuk pada sisi ini

maka sirkulasi kendaraan akan semakin padat. Oleh sebab itu tidak dibuat side

entrance. Untuk akses masuk ke tapak, semua sirkulasi diarahkan pada sisi utara,

kemudian baru dilakukan pemisahan sirkulasi untuk pengunjung, karyawan dan

service di dalam tapak.

2.5. Sistem Sirkulasi Dalam Tapak

Sistem sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi sirkulasi kendaraan,

sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi service.

2.5.1. Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi kendaraan terdiri atas mobil dan sepeda motor, baik untuk

pengunjung maupun karyawan. Karena akses masuk kendaraan ke dalam tapak

hanya dari sisi utara, maka baik mobil maupun motor masuk pada jalur yang

sama, kemudian baru dipisahkan sirkulasinya dalam basement. Sistem sirkulasi

kendaraan pada tapak dibuat linier berhubung terbatasnya akses bukaan pada

tapak.

Untuk sirkulasi pengunjung, kendaraan masuk dari sisi utara, kemudian

menurunkan penumpang di main entrance. Setelah menurunkan penumpang,

kendaraan dapat langsung keluar menuju Jl. Gubernur Suryo atau parkir terlebih

dahulu dan keluar melalui bukaan alternatif pada sisi timur tapak menuju Jl.

Embong Wungu. Untuk sirkulasi kendaraan menuju basement, akses keluar

diarahkan pada sisi utara ( bersebelahan dengan akses masuk ), sehingga

kendaraan dapat menjemput penumpang terlebih dahulu lewat bundaran putar

balik, kemudian keluar menuju ke Jl. Gubernur Suryo.

Page 9: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

17

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.8. Sirkulasi Kendaraan Dalam Tapak

2.5.2. Sirkulasi Pejalan Kaki

Sirkulasi pejalan kaki diarahkan pada sisi utara tapak sehingga mudah

mencapai main entrance dan semua akses masuk untuk pejalan kaki diarahkan

melalui main entrance, baik yang datang langsung tanpa kendaraan maupun untuk

pengguna kendaraan yang diparkir di luar. Kecuali untuk kendaraan yang diparkir

di basement, sirkulasi pengunjung dapat langsung menuju lobby.

2.5.3. Sirkulasi Service

Sirkulasi service juga diarahkan dari sisi utara tapak, sama dengan

sirkulasi pengunjung karena keterbatasan pembukaan untuk akses masuk ke tapak

(seperti yang telah diuraikan dalam sub bab 2.2.) dan dengan mempertimbangkan

pula frekuensi sirkulasi service yang jarang. Sirkulasi service dalam proyek yang

direncanakan meliputi sirkulasi service untuk mechanical, loading cafe dan art

loading untuk keperluan pameran.

Untuk art loading, karena muatannya jauh lebih besar (berupa lukisan

dan patung maupun bentuk karya seni lainnya) dan frekuensi kebutuhannya lebih

sering daripada kebutuhan service yang lain (event pameran umumnya berskala 2

– 3 minggu sekali), maka sirkulasinya harus mudah mencapai fasilitas service

Page 10: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

18

Universitas Kristen Petra

yang disediakan dalam bangunan. Untuk itu sirkulasi service untuk art loading

diarahkan linier, dengan akses masuk dari sisi utara tapak kemudian menurunkan

muatan, dan keluar melalui bukaan pada sisi timur tapak. Bukaan keluar untuk

sirkulasi art loading dibedakan dengan bukaan keluar untuk sirkulasi kendaraan

pengunjung supaya tidak terjadi penumpukan kendaraan pengunjung dan

kendaraan service yang akan keluar.

Untuk mechanical area, fasilitasnya diletakkan di basement sehingga

sirkulasi untuk loadingnya juga melalui basement dan keluar melalui sisi utara

tapak. Sedangkan untuk fasilitas cafe yang letaknya pada sisi barat tapak yang

berbatasan dengan bangunan tetangga dan tidak dibuat jalur sirkulasi pada sisi ini

( semua jalur sirkulasi dalam tapak diarahkan pada sisi utara dan timur tapak ),

maka sirkulasi untuk loadingnya dilewatkan dari basement kemudian keluar

melalui sisi utara tapak menuju Jl. Gubernur Suryo.

Gambar 2.9. Sirkulasi Service dan Pejalan Kaki Dalam Tapak

2.6. Pendaerahan / Zoning

Pendaerahan / zoning pada perancangan tapak dilakukan berdasarkan

pengelompokan fasilitas- fasilitas bangunan yang terdiri atas fasilitas utama dan

fasilitas penunjang. Fasilitas utama terdiri atas galeri, sedangkan fasilitas

Page 11: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

19

Universitas Kristen Petra

penunjang terdiri atas kantor pengelola, cafe, perpustakaan, sanggar seni,

auditorium dan fasilitas service.

Untuk cafe, galeri dan kantor pengelola, yang tingkatannya paling umum

bagi pengunjung diletakkan di area paling depan dari tapak sehingga mudah

terlihat dan mudah dicapai. Sedangkan untuk auditorium yang hanya dikunjungi

bila ada seminar atau event lainnya dan membutuhkan ketenangan, diletakkan

lebih ke dalam. Sanggar seni dan perpustakaan yang membutuhkan ketenangan,

diletakkan pada sisi tapak yang tidak berbatasan dengan jalan untuk menghindari

kebisingan dari kendaraan. Dan untuk fasilitas service, diletakkan pada area

paling belakang tapak dekat dengan side entrance untuk keperluan loading.

Gambar 2.10. Pendaerahan / Zoning

2.7. Penataan Ruang Luar

Penataan ruang luar pada perancangan tapak dilakukan dengan

mempertimbangkan batas – batas tapak, jalur sirkulasi serta kebutuhan fasilitas –

fasilitas yang direncanakan dalam proyek. Pada sisi utara tapak, karena berbatasan

dengan jalan yang tidak terlalu lebar (7,5 m), adanya peletakan main entrance,

Page 12: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

20

Universitas Kristen Petra

maka diberikan space berupa ruang luar yang cukup luas sehingga ada jarak yang

cukup bagi pengunjung yang akan memasuki tapak untuk menikmati tampilan

bangunan, memberi ruang yang cukup untuk menegaskan keberadaan main

entrance sebagai titik awal perjalanan pengunjung memasuki bangunan.

Sama halnya untuk sisi timur tapak diberikan space berupa ruang luar

untuk menikmati tampilan bangunan. Tetapi sesuai dengan kebutuhan sirkulasi

kendaraan melalui akses sisi utara dan sisi timur tapak, maka ruang luar pada sisi

ini dimanfaakan untuk kebutuhan parkir mobil. Sedangkan untuk sisi barat dan

sisi selatan tapak yang berbatasan dengan tetangga, tidak diperlukan ruang luar

tertentu, ruang luar yang terjadi hanya karena kebutuhan untuk garis sempadan

bangunan dengan bangunan tetangga dengan jarak 6m.

Penataan pohon selain diperlukan untuk melingkupi tapak dengan batas –

batas yang bersebelahan dengannya, juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

tertentu. Untuk penataan pohon pada sisi kiri dan kanan pedestrian menuju main

entrance, pohon berfungsi sebagai pengarah. Sedangkan di sekitar fasilitas

auditorium diberikan pepohonan sebagai barrier sound dari lingkungan

sekitarnya. Untuk penataan pohon lainnya, baik pada sisi timur, barat dan selatan,

difungsikan sebagai pelingkup (enclosure) dari tapak terhadap lingkungan

sekitarnya.

Gambar 2.11. Penataan Ruang Luar Dalam Tapak

Page 13: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

21

Universitas Kristen Petra

2.8. Pengaruh Perancangan Tapak Terhadap Lingkungan Sekitar

Perancangan tapak akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan,

antara lain sebagai berikut :

• Sirkulasi kendaraan dalam kawasan tapak umumnya tidak akan berubah

karena pembukaan akses masuk dan keluar tapak diarahkan satu arah dengan

arah sirkulasi kendaraan dalam kawasan. Yang mengalami perubahan adalah

kepadatan sirkulasi kendaraan dalam kawasan yang akan terjadi bila secara

temporer ada kegiatan ( dalam hal ini pameran ) atau event–event tertentu

yang digelar proyek bangunan yang direncanakan. Dengan makin padatnya

sirkulasi kendaraan dalam kawasan tersebut, maka dampak lain yang

ditimbulkan yaitu kawasan Taman Apsari dapat menjadi lebih hidup dan cagar

budaya Joko Dolog yang berada di dalamnya, sebagai salah satu penanda

kawasan menjadi lebih kuat eksistensinya.

Gambar 2.12. Pengaruh Perancangan Tapak terhadap Lingkungan

Page 14: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Lokasi Tapak · jalan arteri sekunder, sebagai poros Utara – Selatan dengan arus lalu lintas yang padat. Hal ini berarti pencapaian ke lokasi tapak mudah

22

Universitas Kristen Petra

• Sesuai dengan peraturan RTRK Embong Kaliasin, tinggi bangunan yang

direncanakan dalam tapak maksimal 2 lantai, oleh sebab itu skyline yang

terbentuk pada kawasan adalah :

Gambar 2.13. Skyline Pada Kawasan Tapak