2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak
Transcript of 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak
8 Universitas Kristen Petra
2. PERENCANAAN TAPAK
2.1. Kriteria Tapak
Mengingat proyek yang direncanakan merupakan bangunan yang
berfungsi sebagai sarana komersial yang diperuntukkan bagi masyarakat kota
Surabaya, maka beberapa kriteria yang diperhatikan dalam menentukan lokasi
proyek, antara lain:
• Lahan memiliki luasan yang cukup luas untuk proyek dan pengembangannya.
Kurang lebih 15.000 m² - 20.000 m².
• Proyek merupakan bangunan umum, maka diperlukan lahan yang memiliki
pencapaian langsung sehingga dapat diketahui oleh masyarakat luas. Dengan
adanya akses pencapaian langsung dari jalan utama yang banyak dilalui orang,
maka orang-orang akan tertarik untuk mengetahui aktifitas dan manfaat
proyek.
• Kondisi fisik bangunan sekitar perlu diperhatikan. Sehingga nantinya
lingkungan dapat menjadi serasi dan mendukung bangunan proyek.
• Fasilitas penunjang lahan yang memadai, seperti: listrik, air, telepon, jalan
raya, dan drainase.
• Tata Guna lahan sebagai fasilitas komersial.
Dari kriteria pemilihan tapak di atas, tapak yang terpilih terletak di
Surabaya Selatan yang langsung berbatasan dengan Surabaya Barat, yaitu di Unit
Distrik Jajar Tunggal, Jalan Lingkar Dalam. Peta lokasi terlampir. Adapun
kelebihan-kelebihan lahan yang sesuai dengan kebutuhan proyek antara lain:
• Lahan memiliki luasan yang cukup luas untuk proyek dan pengembangannya.
Kurang lebih 15.000 m².
• Daerah sekitar site merupakan daerah perumahan kalangan menengah ke atas
yang mana akan lebih mudah dalam menarik minat masyarakat sekitar.
• Dekat dengan salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya sehingga semakin
memperluas pangsa pasar.
Universitas Kristen Petra
9
• Dekat dengan universitas – universitas, yang mana dapat menarik pangsa pasar
dari kawula muda yang merupakan pangsa pasar terbesar dari e-Sport.
• Berada di daerah yang mudah dicapai, dengan ketersediaan jaringan jalan dan
transportasi umum yang lengkap sehingga memudahkan pencapaian.
• Karakteristik Fungsi lahan dalam RDTRK sesuai dengan proyek yaitu
perdagangan dan jasa komersil.
• Dengan adanya akses pencapaian langsung dari jalan utama yang banyak
dilalui orang, maka orang-orang akan tertarik untuk mengetahui aktifitas dan
manfaat proyek.
Gambar 2.1. Peta Rencana Tata Ruang Kota Surabaya – U.D. Jajar Tunggal Sumber: Pemerintah Kota Surabaya
Gambar 2.2. Peta lokasi proyek
Sumber: Google Earth
Universitas Kristen Petra
10
2.2. Data Fisik Tapak dan Bangunan
2.2.1. Lokasi Geografis dan Orientasi Wilayah Perencanaan Site
Arahan penggunaan lahan yaitu untuk fasilitas perdagangan dan jasa
komersil. Dan arahan penggunaan lahan untuk UD. Jajar Tunggal meliputi
pengembangan permukiman, fasilitas umum, perdagangan dan kawasan
konservasi.
2.2.2. Kondisi Fisik Dasar Site
Topografi
Kawasan perencanaan merupakan kawasan yang memiliki karakteristik
dataran rendah dengan ketinggian 6-8 meter di atas permukaan laut dan
keterangan 0-2% sehingga pada wilayah perencanaan ini tidak pernah terjadi
erosi.
Hidrologi
Kondisi curah hujan di wilayah perencanaan hampir sama dengan curah
hujan di wilayah Kota Surabaya secara keseluruhan, yang berkisar antara 1.700-
1.850 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 90 hari tiap tahunnya. Pengamatan
terhadap hidrologi wilayah perencanaan U.D. Jajar Tunggal menunjukkan bahwa
kawasan perencanaan dilewati oleh dua saluran utama, yaitu Kali Makmur yang
memiliki arah aliran Utara-Selatan dan Kali Brantas.
Gambar 2.3. Kondisi Hidrologi pada tapak
Sumber: Rencana Teknik Ruang Kota Unit Distrik Jajar Tunggal
Universitas Kristen Petra
11
Geologi Tanah
Kondisi dan jenis tanah pada wilayah perencanaan secara umum tidak
berbeda jauh dengan wilayah sekitarnya. Menurut Data Pokok Kota Surabaya
Tahun 1992, wilayah perencanaan memiliki jenis tanah Aluvial Hidromorf
dengan tekstur tanah halus dan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm.
Klimatologi
Kondisi klimatologi pada wilayah perencanaan umumnya tidak berbeda
dengan kondisi Kota Surabaya, sehingga data-data mengenai klimatologi Kota
Surabaya dapat dianggap berlaku untuk wilayah perencanaan. Pembahasan
tentang klimatologi ini akan terkait dengan masalah temperatur, curah hujan,
kelembaban dan tekanan udara. Masing-masing akan dijabarkan sebagai berikut:
• Temperatur udara minimum adalah 27,3ºC pada bulan Juni, maksimum 29,9ºC
pada bulan September, sedangkan temperatur rata-rata sebesar 28,3ºC.
• Pada bulan Desember sampai bulan Juni adalah musim penghujan, sedangkan
bulan lainnya adalah musim kemarau. Curah hujan tertinggi pada bulan Januari
sebesar 485 mm, sedangkan curah hujan rata-rata sebesar 187 mm.
• Kelembaban udara maksimum menunjukkan angka 79,9% pada bulan Januari,
sedangkan kelembaban minimum sebesar 62,3% pada bulan September.
Kelembaban udara rata-rata sebesar 72,8%.
• Tekanan udara maksimum menunjukkan angka 1013,8 mbs pada bulan
Agustus, sedangkan tekanan udara minimum menunjukkan angka 1006,7 mbs
pada Febuari. Dan tekanan udara rata-rata sebesar 1.010,8 mbs.
Peraturan Tapak
Menurut Perda No.3/2007 tentang RTRW Surabaya tahun 2013, aturan-
aturan yang berlaku pada U.D. Jajar Tunggal, diantaranya:
• Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Penggunaan lahan untuk perdagangan dan jasa memiliki pola tersebar
dan mengelompok. Pada kegiatan perdagangan dan jasa yang menyatu di
antara kelompok permukiman penduduk KDB yang dimiliki sama dengan
bangunan permukiman, yaitu 70-90%.
Universitas Kristen Petra
12
• Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Ketinggian bangunan di wilayah perencanaan dinyatakan dalam jumlah
lantai. Jumlah lantai ini sendiri pada umumnya dipengaruhi oleh unsur
pemenuhan kebutuhan ruang. Di wilayah perencanaan, pola lantai bangunan
yang ada memiliki variasi antara 1 hingga 2 lantai. Pada kawasan perumahan
kampung, dominasi jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai untuk bangunan
yang berada di pinggir jalan dan rata-rata 1 lantai untuk bangunan yang ada di
tengah-tengah perkampungan (tidak mempunyai akses langsung ke jalan
utama).
Berdasarkan jenis penggunaan lahan, KLB untuk fasilitas perdagangan
dan jasa di kawasan permukiman adalah 1-2 lantai. Untuk penggunaan lahan
pendidikan, KLB nya 1-3 lantai.
• Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Kondisi Sempadan Bangunan atau disebut juga kemunduran bangunan
merupakan jarak antara dinding bangunan terluar dengan pagar atau batas
kapling muka bangunan. Kemunduran bangunan sendiri terkait erat dengan
dimensi atau penampang ruas jalan, dimana sempadan tersebut merupakan
bagian dari ruang pengawasan jalan.
Nilai sempadan atau kemunduran bangunan dapat digambarkan sebagai
berikut: Nilai rata-rata 0-3 meter terdapat pada koridor Jln. Babadan, Jln.
Kramat, dan jalan-jalan lain dalam kawasan perumahan, nilai rata-rata 3-10
meter terdapat di perumahan real estate.
Batas – Batas Site
Gambar 2.4. Peta lokasi Site Sumber: Google Earth
Universitas Kristen Petra
13
• Utara: Jln. Graha Famili Selatan, rencana proyek Rumah Sakit, lahan kosong
milik Perumahan Graha Famili, Melandas Furniture, dan D`Cost Seafood
Restaurant.
Gambar 2.5. Batas-batas Utara Site
• Barat: Jln. Lingkar Barat Dalam, UNESA, boesem.
Gambar 2.6. Batas-batas Barat Site
• Selatan: Lahan kosong, permukiman penduduk/perkampungan.
Gambar 2.7. Batas-batas Selatan Site
Universitas Kristen Petra
14
• Timur: Lahan perumahan Graha Famili.
Gambar 2.8. Batas-batas Timur Site
2.3. Analisa Urban
Land Use
Dilihat dari Peta Surabaya, site terletak di daerah Surabaya Barat. Site
dilalui jalan Lingkar Dalam yang bercabang menuju ke jalan Wiyung, HR.
Muhammad, dan Citraland.
Gambar 2.9. Tata Guna Lahan
• Potensi Site :
Site berada di pinggir jalan raya yaitu jalan Lingkar Dalam yang
merupakan akses menuju ke daerah Wiyung dan Citraland dari jalan
HR.Muhammad – Mayjend Sungkono. Hal ini membuat site tersebut dapat
diakses dari berbagai penjuru dengan dilalui banyak kendaraan.
Site berada di daerah Barat yang sedang berkembang dan merupakan
distrik perdagangan dan komersial yang sangat menunjang.
Universitas Kristen Petra
15
Terletak di daerah perumahan kelas menengah ke atas yang membantu
menarik pangsa pasar, karena fasilitas ini lebih mengarah ke teknologi hi-tech
dan diperuntukkan bagi segala umur.
• Problem Site :
Karena terletak di pinggir jalan utama yang menghubungkan banyak
akses, maka pada jam-jam tertentu akan menimbulkan kemacetan akibat
padatnya kendaraan bermotor yang melintas.
Dilihat dari kawasan sekitar site:
• Ekonomi : Terdapat banyak bangunan yang bernilai komersial tinggi
(Supermall, Pakuwon Trade Centre, Lenmarc) sehingga dapat meningkatkan
nilai perekonomian pada daerah Surabaya Barat.
• Sosial : Site sebagian besar dikelilingi oleh kawasan perumahan menengah ke
atas yaitu Graha Famili, Pakuwon, dan Citraland.
Potensi bagi kawasan sekitar site :
• Dapat menjadi Central Business District (CBD) karena pada kawasan ini
banyak terdapat bangunan yang bernilai komersial tinggi.
• Dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar.
• Menunjang pangsa pasar karena dikelilingi perumahan-perumahan kelas
menengah ke atas serta kawasan komersial.
Bentuk dan massa bangunan
Bangunan yang berdiri di sepanjang jalan Lingkar Dalam seperti D’Cost,
Melandas, Plasa Graha Famili, SMA Kristen Petra 1, Supermall mayoritas
bergaya arsitektur modern.
Gambar 2.10. Bentuk dan massa bangunan sekitar
Universitas Kristen Petra
16
Dilihat dari segi geometris, mayoritas massa bangunan berbentuk kotak.
Dilihat dari segi komposisi, terdapat permainan massa kotak yang dinamis. Jadi
bangunan yang direncanakan adalah dengan konsep Hi-tech dan dinamis yang
sesuai untuk dihadirkan dalam kawasan karena disekitar kawasan terdapat banyak
bangunan modern.
Sirkulasi Dan Parkir
Jalan Lingkar Dalam dapat dilalui dari 2 arah, yaitu dari Jalan Wiyung -
Jalan Darmo Boulevard. Jalan ini cukup lebar, yaitu terdiri atas total 4 lajur yang
masing-masing arah memilik 2 lajur. Kepadatan kendaraan hanya terjadi pada
jam-jam tertentu, yaitu pada waktu pagi jam masuk kerja dan pada waktu sore jam
pulang kerja. Pada sisi sebelah Utara site, terdapat jalan masuk menuju ke
perumahan Graha Famili dimana jalur ini tidak terjadi kepadatan karena hanya
merupakan akses masuk menuju perumahan.
Masukan dalam desain : Sirkulasi ke dalam site bisa dipakai pada sisi
jalan Lingkar Dalam agar dapat mengurangi kepadatan kendaraan pada Jalan
Lingkar Dalam, kemudian pada sisi jalan Graha Famili Selatan dipakai sebagai
sirkulasi keluar bangunan karena intensitas kendaraan tidak terlalu padat.
Open Space
Gambar 2.11. Open Space di sekitar kawasan site
Kawasan sekitar site memiliki open space yang cukup banyak dan luas,
yaitu pada sebelah utara, selatan, dan barat site. Hal ini dikarenakan pada kawasan
sekitar lahan masih belum didirikan bangunan, sehingga masih berupa ruang
Universitas Kristen Petra
17
terbuka hijau. Banyak terdapatnya ruang terbuka hijau dapat memberikan nilai-
nilai positif ke dalam site seperti menambah daerah resapan air hujan, paru-paru
kota, menangkap view bangunan dari jalan, menghadirkan kesan lega.
Jalur Pejalan Kaki dan Vegetasi
Gambar 2.12. Pedestrian Ways dan Vegetasi di sekitar kawasan site
Jalur Pedestrian sudah tertata rapi di sepanjang jalan Lingkar Dalam. Hal
ini ditunjukkan pada perkerasan trotoar yang memiliki lebar ±1,5 meter sepanjang
jalan tersebut. Selain itu juga terdapat saluran air dengan lebar ±1 meter, dan tiang
listrik dengan jarak antar tiang ±10 meter. Vegetasi terdapat pada trotoar di
sepanjang sisi jalan Lingkar Dalam sehingga membuat suasana pedestrian ways di
site ini terlihat rindang dan enak dipandang. Selain itu juga terdapat vegetasi
berupa trotoar yang membelah di tengah-tengah jalan sepanjang jalan Lingkar
Dalam.
Masukan dalam desain : Dalam perancangan bangunan tidak boleh
merusak pedestrian yang sudah ada, tetapi arsitek harus dapat mengolah
pedestrian yang sudah ada tersebut menjadi lebih indah dan menarik.
Activity Support
Gambar 2.13. Bangunan komersial yang mendukung Activity Support
Universitas Kristen Petra
18
Supermall : Merupakan salah satu pusat perbelanjaan dan tempat komersial
terbesar di Surabaya sehingga dapat menarik pengunjung.
Pakuwon Trade Centre : Merupakan sentra bisnis perdagangan / trade centre di
daerah Surabaya Barat.
Lenmarc : Merupakan sebuah bangunan mix-use yang berfungsi sebagai
mall / pusat perbelanjaan, dan apartmen yang berada di atas mall tersebut.
Gambar 2.14. Kawasan perumahan yang mendukung Activity Support
Lingkungan Perumahan : Lingkungan perumahan yang juga merupakan salah
satu pangsa pasar dari masyarakat menengah ke atas.
Signage
Landmark : Supermall dan Pakuwon Trade Centre dan Gerbang pintu
masuk Unesa.
Teori Figure and Ground
Suatu alat yang baik untuk mengidentifikasi pola / tata ruang perkotaan
(membedakan antara Massa dengan Ruang Luar).
Gambar 2.15. Figure and Ground
Universitas Kristen Petra
19
Susunan massa bersifat homogen, pola penataan massa mengikuti grid
yang sudah tertata rapi. Sistem kavling pada perumahan membuat susunan massa
menjadi teratur.
Pada gambar diatas terlihat bahwa masih banyak lahan disekitar kawasan
yang masih belum terbangun, sehingga banyak terdapat open space di sekeliling
site.
Susunan massa pada sisi Timur site lebih terlihat padat daripada sisa
utara dan Barat site. Hal ini dikarenakan pada sisi Timur site terdapat perumahan
Graha Famili yang sudah tertata rapi berdasarkan grid / kavling, sedangkan pada
sisi lainnya hanya terdapat beberapa buah bangunan yang berdiri sendiri-sendiri.
Potensi : Banyaknya lahan yang masih belum terbangun dapat dijadikan
ruang luar yang bagus dan tertata rapi apabila dalam perancangannya sudah
dipikirkan matang-matang.
Problem : Tidak seimbangnya antara figure and ground yaitu pada sisi
Timur yang terlihat padat daripada sisi-sisi lainnya memberikan kesan ruang luar
pada kota belum tertata dengan baik.
Masukan dalam desain : Dalam perancangan bangunan harus dapat
menyeimbangkan komposisi penataan massa bangunan dengan ruang luar
sekitarnya sehingga pola penataan massa dalam skala tata ruang kota dapat
menjadi rapi dan teratur.
Teori Place
Suatu tempat yang memiliki ciri khas yang menjadi dominan sehingga
menjadikan tempat itu berbeda dengan tempat lainnya.
Pada kawasan site, terdapat 2 ciri khas yang berbeda. Di sepanjang jalan
Lingkar Dalam banyak terdapat bangunan komersial yang berciri khas modern,
sedangkan pada sisi Timur site terdapat kawasan perumahan Graha Famili yang
berfungsi sebagai rumah tinggal.
Potensi : Place identity yang sudah dikenal oleh masyarakat yaitu
perumahan Graha Famili dan jalan Lingkar Dalam, dimana pada daerah ini
merupakan kawasan komersial yang sedang berkembang serta merupakan jalan
Universitas Kristen Petra
20
raya yang dapat diakses ke berbagai arah sehingga menjadikan site ini mudah
ditemukan dan diingat karena lokasi site yang strategis.
Dua ciri khas yang berbeda tersebut dapat menarik dua pangsa pasar
yang berbeda, yaitu dari bangunan komersial di sepanjang jalan lingkar dalam dan
kawasan perumahan Graha Famili.
Masukan dalam desain : Karena terdapat 2 ciri khas yang berbeda, maka
kita harus bisa menyesuaikan bangunan dengan kawasan komersial yang berciri
khas modern dengan kawasan perumahan yang tersusun rapi berdasarkan grid.
Teori Linkage / Tautan
Suatu kota harus saling berkaitan ( jangan ada jalan buntu ) sehingga
suatu tempat harus bisa diakses dari segala arah dengan baik.
Gambar 2.16. Linkage kawasan sekitar site
Data Linkage Visual :
Kawasan site memiliki linkage dengan sumbu axis dari node satu menuju
ke node lainnya. Sumbu axis tersebut terletak di jalan Lingkar Dalam, jalan masuk
ke perumahan Graha Famili, dan Jalan menuju Citraland.
Linkage Linear terlihat pada :
1. jalan Darmo Boulevard menuju ke jalan Lingkar Dalam.
2. Jalan Lingkar Dalam menuju ke jalan masuk kawasan perumahan Graha
Famili.
Universitas Kristen Petra
21
3. Jalan Lingkar Dalam menuju ke Kawasan Citraland.
Masukan dalam desain : Site terletak pada pertemuan linkage tiga buah
jalan raya, hal ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan cara
menampilkan fasade eksterior bangunan semenarik mungkin sehingga dapat
menarik pengguna jalan raya yang melintasi site tersebut.
2.4. Analisa Tapak
View
Potensi view pada site terletak pada sisi Barat dan Selatan site. Pada sisi
Barat site terdapat 2 view menarik yaitu Gerbang Unesa dan Danau / Boesem
milik Ciputra, sedangkan pada sisi Selatan site terdapat lahan kosong yang
nantinya akan direncanakan untuk pembuatan Ruang Terbuka Hijau.
View negatif berada pada sisi Utara dan Timur site. Pada sisi Utara site,
terdapat jalan masuk menuju kawasan perumahan Graha Famili dan lahan kosong
yang telah dipagari, sedangkan pada sisi Timur site merupakan lahan kosong yang
akan dibuat perumahan.
Solusi : Memaksimalkan view yang ada pada tapak yaitu dengan cara
meletakkan ruang-ruang yang membutuhkan view pada bangunan diletakkan pada
sisi Barat dan Selatan site, sedangkan pada sisi Utara dan Timur diletakkan ruang-
ruang yang tidak membutuhkan orientasi keluar.
Gambar 2.17. View ke luar tapak
Universitas Kristen Petra
22
Iklim dan Cuaca
• Matahari
Gambar 2.18. Arah sinar matahari pada site
Pada sisi Timur site sebagian besar didominasi oleh lahan kosong yang
minim vegetasi, sedangkan sebelah Barat site terdapat jalan yang lebar dan
danau. Hal ini membuat sisi Timur dan Barat site ter-ekspos langsung oleh
sinar matahari pagi dan sore, sehingga dalam perencanaan desain bangunan
harus memikirkan shading yang efektif dan mencukupi untuk sisi Timur dan
Barat bangunan.
Solusi : Membuat shading untuk blocking radiasi matahari dengan cara
melakukan perhitungan dengan solar chart agar dapat menghindari sinar
matahari langsung masuk ke dalam bangunan.
• Angin
Kota Surabaya merupakan kota yang beriklim tropis lembab dengan
tingkat kelembaban yang cukup tinggi yaitu 80-100% dengan kecepatan angin
yang sangat rendah serta suhu yang tinggi. Hal ini dikarenakan letak kota
Surabaya yang dekat dengan garis khatulistiwa, serta posisinya yang terletak
pada 7˚LS. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan dan arah angin
disekitar site adalah bangunan-bangunan besar yang dapat membelokkan dan
menghalangi angin. Terdapat boesem di sekitar site juga dapat menambah
tingkat kelembaban di sekitar site.
Universitas Kristen Petra
23
Gambar 2.19. Arah hembusan angin pada site
Arah mata angin diatas dapat memberikan banyak manfaat dalam
perancangan bangunan. Bangunan terkena hembusan angin pada 2 sisi, yaitu
sisi Timur dan sisi Selatan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
tingkat kelembaban yang tinggi serta kecepatan angin yang rendah dengan cara
mengorientasikan bangunan terhadap arah mata angin sehingga dapat
menangkap dan membelokkan angin ke dalam bangunan.
Solusi : Memanfaatkan arah angin yang melewati tapak dengan cara
mendesain bangunan yang dapat menangkap hembusan angin tersebut dan
membelokkannya kedalam tapak sehingga bangunan cukup mendapatkan udara
segar.
• Topografi
Gambar 2.20. Keadaan topografi di sekitar site
Keadaan Topografi pada masing-masing sisi site berbeda-beda. Gambar
diatas merupakan jalan masuk menuju kawasan perumahan Graha Famili yang
memiliki perbedaan lebih tinggi ±50 cm dari jalan raya, sedangkan sisi utara
keadaan Topografinya lebih tinggi daripada sisi Selatan site.
Universitas Kristen Petra
24
Karena keadaan Topografi yang berbeda-beda pada beberapa sisi site,
maka perlu dipikirkan dan direncanakan kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi, seperti pengendapan dan penggenangan air hujan pada sisi yang
lebih rendah.
Solusi : Pembuatan saluran-saluran air yang banyak pada sisi yang lebih
tinggi agar tidak mengalir ke tempat yang lebih rendah, serta pembuatan
saluran resapan di sekitar bangunan agar air dapat mengalir ke saluran kota.
Gambar 2.21. Perencanaan model saluran pembuangan
Sumber: Rencana Teknik Ruang Kota Unit Distrik Jajar Tunggal
Kebisingan
Site memiliki tingkat kebisingan yang berbeda-beda pada tiap sisinya,
Hal ini sangat berpengaruh bagi perancangan proyek arena permainan dan
pertandingan, karena hampir semua alat elektronik yang berperan menghasilkan
media suara. Jadi, apabila kebisingan dari luar site sampai masuk ke dalam site,
maka akan sangat mengganggu para pemain dan atlet game yang sedang bermain
Keterangan :
• Tingkat kebisingan tinggi
• Tingkat kebisingan sedang
• Tingkat kebisingan rendah
• Tingkat kebisingan paling rendah
Gambar 2.22. tingkat kebisingan pada site
Tingkat kebisingan paling tinggi terletak pada sisi Barat site yaitu pada
Jalan Lingkar Dalam dimana jalan ini merupakan tampungan dari beberapa
kawasan yaitu jalan Putat Gede, kawasan perumahan Graha Famili, kawasan
Pakuwon, kawasan Ciputra, dan kawasan Wiyung.
Universitas Kristen Petra
25
Tingkat kebisingan sedang terletak pada sisi Utara site, yaitu pada sisi
jalan masuk menuju ke perumahan Graha Famili. Jalur ini tidak terlalu padat
karena lebih menuju ke privasi warga pemilik rumah.
Tingkat kebisingan rendah terletak pada sisi Timur site yaitu masih
berupa lahan kosong untuk rencana pembangunan perumahan Graha Famili.
Tingkat kebisingan sangat rendah terletak pada sisi Selatan site yang
masih berupa lahan kosong. Untuk rencana kedepannya, lahan ini akan digunakan
sebagai Ruang Terbuka Hijau.
Solusi : Membuat barrier pada tapak untuk mengurangi kebisingan yang
terdapat di pinggir jalan raya yaitu bisa dengan cara menggunakan vegetasi dan
juga dengan menarik bangunan tersebut agar lebih menjorok masuk ke dalam
Tapak.
Sirkulasi
Gambar 2.23. Tingkat kepadatan kendaraan di sekitar site
Gambar 2.24. Arah sirkulasi kendaraan di sekitar site
Universitas Kristen Petra
26
Solusi : Berdasarkan analisa, pencapaian ke dalam site dari jalan Lingkar
Dalam dirasa paling sesuai karena jalan tersebut merupakan jalan raya utama yang
padat dan mudah dijangkau dari berbagai penjuru. Hal ini dapat menarik banyak
pengunjung dan mengurangi kepadatan dari jalan raya.
2.5. Zoning
Berdasarkan pendekatan perancangan dan analisa site, zona pada
bangunan dibagi menjadi beberapa massa sehingga menyerupai sebuah rangkaian
elektronik yang terdiri dari 4 bagian bangunan, ditinjau dari nilai komersialnya.
Gambar 2.25. Pembagian Zona
Potensi Site :
Zona bermain dan bertanding diletakkan di bagian depan yang bertujuan
untuk menarik perhatian pengunjung dan juga sebagai vokal point pada bangunan.
Zona penunjang berupa food court & café diletakkan pada sisi utara site
di pinggir jalan Graha Famili karena bertujuan menarik pengunjung dan
mempunyai nilai jual yang cukup tinggi.
Universitas Kristen Petra
27
Zona Service diletakkan pada bagian belakang bangunan dikarenakan
zona tersebut tidak diperuntukkan untuk umum dan tidak memiliki nilai jual.
Space di tengah yang berfungsi sebagai plaza, dan tempat berkumpul
yang mengikat keempat massa pada lantai 2 membuat suatu kesan space / ruang
yang melayang pada tampak vertikal bangunan.
2.6. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Perancangan Tapak
Ditinjau dari segi ekonomi, site terletak pada daerah yang sedang
berkembang dengan dikelilingi bangunan-bangunan komersial yang modern
dengan penggunanya sebagian besar dari kalangan menengah ke atas.
Ditinjau dari segi sosial budaya, site dikelilingi oleh banyak kawasan
perumahan yang dihuni oleh orang-orang berstatus ekonomi menengah ke atas.
Potensi ini sangat bermanfaat bagi perancangan proyek ini mengingat pangsa
pasar yang dicari yaitu masyarakat dari kalangan menengah ke atas.
Ditinjau dari segi lingkungan, site terletak di kawasan lingkungan
menengah ke atas dengan tiap sisi site berbatasan dengan fungsi lahan yang
berbeda-beda. Pada sebelah Barat site yang bersebelahan dengan jalan raya, dapat
dimanfaatkan untuk zona yang ditangkap untuk publik untuk memberikan suatu
kesan dari bangunan. Sebelah Timur site merupakan bagian belakang dari site,
bisa dimanfaatkan untuk daerah service dan fasilitas penunjang lainnya karena
tidak terlalu butuh view dan tidak terlalu butuh perhatian publik. Sebelah Selatan
site terdapat lahan kosong dan sebuah danau dengan rencana pengembangan
kedepannya akan dibuat Ruang Terbuka Hijau, sehingga pada sisi sebelah Selatan
dapat dimanfaatkan untuk fungsi ruang yang paling banyak membutuhkan view.
2.7. Pengaruh Perancangan Tapak Terhadap Lingkungan Sekitar
Site yang terletak di kawasan yang sedang berkembang dan bergaya
modern, tentu akan memberikan harga jual yang cukup mahal. Dengan ditunjang
oleh banyak pusat perbelanjaan, mall, dan kawasan perekonomian, perancangan
bangunan ini akan menjadi sebuah kawasan hiburan yang menyediakan fasilitas
bagi pecinta Olahraga Elektronik yang memang diperuntukkan bagi masyarakat
kelas menengah ke atas.
Universitas Kristen Petra
28
Vegetasi yang banyak terdapat di site dan di sekitar site, harus bisa
dipertahankan dalam perancangan bangunan ini. Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah dengan merencanakan pembangunan yang berkelanjutan dengan
memikirkan faktor vegetasi tersebut. Perancangan tapak juga harus
memperhatikan faktor sirkulasi kedalam site agar tidak mengganggu pengunna
jalan mengingat jalan raya Lingkar Dalam yang cukup padat pada jam-jam
tertentu.
2.8. Pencapaian Tapak
• Dari Pusat Kota (Gedung Walikota):
Jln. Walikota Mustajab Jln. Pemuda (Plaza Surabaya) Jln. Panglima
Sudirman Jln. Urip Sumoharjo Jln. Raya Darmo Jln. Indragiri Jln.
Mayjend Sungkono Jln. HR Muhammad Jln. Darmo Boulevard Jln.
Lingkar Barat Dalam SITE
• Dari daerah Kertajaya:
Daerah Kertajaya Jln. Raya Gubeng Jln. Sulawesi Jln. Keputran
Jln. Polisi Istimewa (Sekolah Katholik St.Louis) Jln. Raya Darmo Jln.
Indragiri Jln. Mayjend Sungkono Jln. HR Muhammad Jln. Darmo
Boulevard Jln. Lingkar Barat Dalam SITE
• Dari Universitas Kristen Petra Surabaya:
Jln. Ahmad Yani Jln. Diponegoro Jln. Ciliwung Jln. Adityawarman
Jln. Mayjend Sungkono Jln. HR Muhammad Jln. Darmo Boulevard
Jln. Lingkar Barat Dalam SITE
• Dari Jalan TOL Surabaya - Malang:
Jln. Tol Surabaya-Malang Gerbang Satelit Jln. Mayjend Sungkono
Jln. HR Muhammad Jln. Darmo Boulevard Jln. Lingkar Barat Dalam
SITE
Arahan sistem transportasi yang terkait dengan wilayah U.D. Jajar
Tunggal meliputi:
• Untuk skenario jangka panjang pengembangan Jalan Tol Surabaya – Gresik
yang pada saat ini merupakan jalur lalu lintas regional (eksisting).
Universitas Kristen Petra
29
• Untuk skenario jangka menengah adalah pengembangan Jalan menganti –
Wiyung dengan ROW 40m.
• Untuk skenario Jangka Pendek pengembangan jalan lingkar barat dengan ROW
35m.
• Peningkatan dan pengembangan jalan-jalan yang menghubungkan dengan
struktur jaringan utama kawasan untuk memacu perkembangan wilayah Barat.
Gambar 2.26. Pencapaian ke Dalam Tapak
Pencapaian ke dalam site diletakkan pada sisi jalan Lingkar Dalam
karena merupakan jalan raya yang ramai sehingga dapat mengurangi kepadatan
pada jalan Lingkar Dalam tersebut, serta dapat menarik banyak pengunjung dan
mudah dalam pencapaiannya.
Pintu keluar terletak pada sisi jalan Graha Famili karena jalan tersebut
memiliki kepadatan kendaraan yang sedang dan tidak terlalu ramai sehingga tidak
menimbulkan kemacetan
Universitas Kristen Petra
30
2.9. Sirkulasi Dalam Tapak
Gambar 2.27. Sirkulasi Dalam Tapak