2. PERENCANAAN TAPAK 2.1 Kriteria Pemilihan Tapak · berada di dalam luar lahan kurang sehingga...
Transcript of 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1 Kriteria Pemilihan Tapak · berada di dalam luar lahan kurang sehingga...
-
12 Universitas Kristen Petra
2. PERENCANAAN TAPAK
2.1 Kriteria Pemilihan Tapak
Bangunan yang direncanakan merupakan fasilitas umum yang terjun di
bidang kesehatan yang berfungsi memberikan perawatan wajah dan tubuh yang
lengkap dengan spesialisasinya yaitu operasi plastik yang terdiri dari rekonstruksi
dan kosmetik.
Walaupun kebanyakan pengunjung merupakan masyarakat kalangan
menengah keatas namun tidak ditutup kemungkinan untuk kalangan menengah
kebawah untuk mendapatkan jasa dan pelayanan yang sama. Maka dibutuhkan
kriteria lahan sebagai berikut:
• Lahan seluas ±15.520 m2 yang cukup luas untuk proyek.
• Proyek merupakan fasilitas umum, maka diperlukan lahan yang memiliki
pencapaian langsung sehingga dapat diketahui oleh masyarakat luas. Dengan
adanya akses pencapaian langsung dari jalan utama yang banyak dilalui orang,
maka orang-orang akan tertarik untuk mengetahui aktivitas dan manfaat
proyek.
• Harus ada fasilitas penunjang lahan, seperti: listrik, air, telepon, jalan raya,
dan drainase.
• Mengingat fungsi sebagai fasilitas kesehatan, lokasi harus berada di daerah
yang tidak terlalu bising
• Lokasi harus mudah dicapai oleh masyarakat.
• Guna lahan sebagai fasilitas umum.
2.2 Kriteria Pemilihan Lahan
• Tata guna lahan di dalam RDTRK sesuai dengan proyek yaitu Fasilitas
Umum.
• Aksesibilitas lahan sangat baik dikarenakan jalan MERR Kalijudan masuk ke
dalam salah satu “Pathways” di Surabaya.
• Tapak terletak dekat dengan daerah pemukiman sehingga kebisingan tidak
tinggi.
http://www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html
-
13 Universitas Kristen Petra
• Tapak memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
• Termasuk kawasan elit di Surabaya Timur sehingga memiliki standar
kebersihan dan keamanan yang terjamin.
• Lahan terletak pada ujung dari persimpangan jalan sehingga berpotensi
memiliki beberapa akses keluar-masuk untuk mencegah kepadatan jalan.
• Tidak ada sumber kebisingan yang cukup besar sehingga membantu untuk
mencapai ketenangan yang dibutuhkan dalam perencanaan.
2.3 Kondisi Lahan
Gambar 2.1. Letak Proyek
Sumber : Wikimapia ensiklopedia bebas
Lokasi : Jalan MERR Kalijudan
Rencana tata guna lahan : Fasilitas umum & Fasilitas Perniagaan
Kelurahan : Kalijudan
Kecamatan : Mulyorejo
Unit pengembangan : Kertajaya
Kota : Surabaya
-
14 Universitas Kristen Petra
Propinsi : Jawa Timur
Luas lahan : ± 15.000 m²
KDB Maksimum : 50 %
KLB Maksimum : 120% - 240%
Ketinggian Bangunan : 2 - 4 lantai
GSB : 10 – 15 meter
Batas lahan
• Utara : Lahan kosong
• Timur : Jalan MERR Kalijudan
• Selatan : Jalan Kalikepiting
• Barat : Distrik Perumahan Kalijudan Indah
Klimatologi
• Curah hujan Minimal : 9 mm
• Curah hujan Maksimal : 414 mm
• Suhu rata-rata : 26,2ºC - 31,1ºC
• Kelembaban relatif : 30% - 100%
• Tekanan udara : 1014,8 mb
-
15 Universitas Kristen Petra
2.3.1 Rencana Tata Guna Lahan
Gambar 2.2. RDTRK 2008 – Tata Guna Lahan
-
16 Universitas Kristen Petra
2.3.2 Koefisien Dasar Bangunan
Gambar 2.3. RDTRK 2008 – KDB
-
17 Universitas Kristen Petra
2.3.3 Koefisien Luas Bangunan & Maksimum Ketinggian Bangunan
Gambar 2.4. RDTRK 2008 – KLB & Jumlah Lantai
-
18 Universitas Kristen Petra
2.3.4 Garis Sempadan Bangunan
Gambar 2.5. RDTRK 2008 – GSB
-
19 Universitas Kristen Petra
2.3.5 Koefisien Tutupan Basement
Gambar 2.6. RDTRK 2008 – KTB
-
20 Universitas Kristen Petra
2.3.6 Lokasi Pathways
Gambar 2.7. RDTRK 2008 – Lokasi Pathways
-
21 Universitas Kristen Petra
2.4 Analisa Lahan
2.4.1 Tata Guna Lahan
Lahan yang diambil berada di Jalan MERR Kalijudan, Surabaya, Jawa
Timur, yang memiliki tata guna lahan sebagai fasilitas umum, disesuaikan dengan
proyek yang bergerak di bidang kesehatan dan fasilitas umum.
2.4.2 Ukuran Lahan :
• Utara : ± 72,87 meter
• Timur : ± 152,83 meter
• Selatan : ± 119,22 meter
• Barat : ± 192,53 meter
• Keliling lahan : ± 537,45 meter
• Luas Total : ± 15.000 m2
Gambar 2.8. Lokasi lahan
-
22 Universitas Kristen Petra
2.4.3 KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
Fasilitas Umum memiliki KDB maksimum 50 %, sehingga pada
bangunan KDB maksimum kurang lebih 7500 m2. Namun total luas pada
bangunan lantai dasar hanya mencapai 4230 m2 dikarenakan pemandangan yang
berada di dalam luar lahan kurang sehingga dibutuhkan pemandangan tambahan
di dalam lahan.
2.4.4 KLB ( Koefisien Lantai Bangunan)
Batasan KLB pada lahan yang diperbolehkan adalah 120% - 240%,
sehingga luas total bangunan kurang lebih 17.000 m2 – 36.000 m2 dengan
ketinggian maksimal 3 – 4 lantai. Pada bangunan memiliki luas total bangunan
14000 m2 dengan ketinggian 3 lantai masih memenuhi syarat batasan KLB yang
ditentukan.
2.4.5 GSB (Garis Sepadan Bangunan)
Menurut RDTRK 2008, batas minimum untuk GSB di dalam lahan
adalah sebesar 10-15 meter. Oleh karena itu untuk mengimbangi massa proyek
yang besar, sebaiknya GSB di bagian selatan dan timur lahan diperlebar.
GSB pada tiap-tiap sisi site :
• Utara : 5 meter
• Timur : 15 meter
• Selatan : 15 meter
• Barat : 5 meter
2.4.6 Kemiringan Tanah
Kemiringan tanah pada lahan sebesar 0 – 2% sehingga bisa di katakan
datar. Oleh sebab itu terdapat banyak lahan yang difungsikan sebagai perumahan.
Terdapat sedikit penurunan ketinggian dari jalan raya menuju ke lahan. Adapun
perbedaan ketinggian terdapat pada lahan-lahan kosong yang masih berupa
padang rumput dengan rumah sekitar seperti terlihat pada gambar di bawah.
-
23 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.9. Kontur
2.4.7 Pengolahan Air
Sistem pengolahan air pada lahan cukup baik karena pada bagian depan
dan samping kiri terdapat sungai yang mengalir namun kondisinya yang tidak
terawat sehingga terdapat banyak sampah di dalamnya membuat keadaan sekitar
lahan rawan terhadap masalah banjir.
Gambar 2.10. Jalur Sungai Pada Lahan
Gambar 2.11. Sistem air
-
24 Universitas Kristen Petra
Sistem pengolahan air yang digunakan menggunakan sistem long
storage, sehingga air kotor yang ada di dalam bangunan diolah dan dapat
digunakan kembali sehingga tidak menambah limbah di sekitar lahan.
2.4.8 Penghijauan
Disepanjang lahan terlihat vegetasi yang cukup tertata walaupun tidak
banyak, dapat dilihat pula pada bagian trotoar pemisah antara jalan terdapat
pepohonan dan tanaman perdu dengan jarak tertentu.
Vegetasi ini dapat digunakan sebagai penanda sekaligus pembatas lahan.
Selain itu juga dapat digunakan sebagai pembayangan bagi para pejalan kaki
maupun kendaraan yang melewatinya sehingga tidak kepanasan.
Gambar 2.12. Pepohonan di Sekitar Lahan
Vegetasi juga terdapat di dalam lahan sehingga dapat disimpulkan bahwa
lahan memiliki keadaan tanah yang subur.
Ruang Luar :
Pengolahan ruang luar pada “Fasilitas perawatan Dermatologi dan Bedah Plastik”
ini bertujuan untuk:
- Sebagai ruang penerima dan perantara dari luar ke dalam. Pengolahan ruang
luar dapat membantu menyatukan bangunan dengan lingkungan sekitar.
-
25 Universitas Kristen Petra
- Sebagai perantara untuk masalah kebisingan dan polusi udara, serta sebagai
pembatas dengan lingkungan luar.
- Memberikan jarak pandang terhadap massa bangunan, sehingga dapat
menunjang tampilan sebagai daya tarik.
Ruang Perantara
- Karena pada bangunan ini memiliki orientasi memusat ke dalam maka
penggunaan ruang perantara dari lahan ke bangunan merupakan suatu elemen
penting
- Sebagai pemisah atara bangunan satu dengan bangunan lain dengan fungsi
yang berbeda.
Ruang Terbuka Hijau
- Berupa penghijauan sebagai pembatas terhadap polusi udara, cahaya matahari
dan kebisingan dari luar tapak
- Menambah nilai estetika bangunan dalam segi visual
- Memberikan kenyamanan dan kesejukan
2.5 Analiasa Sirkulasi
2.5.1 Pencapaian ke Tapak
Gambar 2.13. Situasi
-
26 Universitas Kristen Petra
Tapak berbentuk trapesium yang terletak di persimpangan jalan antara
jalan MERR Kalijudan yang merupakan jalan utama dan jalan Kalikepiting.
Kekurangan :
- Letaknya di jalan utama MERR Kalijudan sehingga cukup ramai dan
memungkinkan terjadi kemacetan di waktu-waktu tertentu di kemudian hari.
- Jalan di Kalikepiting sempit dan jarang digunakan karena lebarnya tidak cukup
untuk sirkulasi kendaraan.
Kelebihan :
- Karena letaknya di jalan utama maka menjadi lebih menonjol dan mudah
dilihat, maka dalam segi pencapaiannya pun akan lebih mudah.
Solusi :
- Memasukkan pintu masuk utama kedalam tapak agar tidak menimbulkan
kemacetan
- Memanfaatkan sebagian lahan untuk sirkulasi servis
Tabel 2.1. Pencapaian Tapak
NO PENGGUNA KRITERIA PENCAPAIAN ALT 1 ALT 21 Kendaraan Mudah dicapai dari segala arah
Tidak menimbulkan kemacetan Terletak di jalan utama Informatif dan jelas
2 Pejalan Kaki Dilalui angkutan umum Dekat dengan blok pemukiman Informatif dan jelas
3 Servis Tidak terlihat secara umum Tidak berada di jalan utama
Keterangan
Alt 1 : MERR Kalijudan
Alt 2 : Jl. Kalikepiting
Dari hasil tabel diatas maka main entrance lebih baik diletakkan pada
alternatif 1 yaitu di jalan MERR Kalijudan sedangkan pada servis dapat di
gunakan pada alternatif 2 yaitu di jalan Kalikepiting.
-
27 Universitas Kristen Petra
Analisa Sirkulasi dalam Tapak
Pengguna : Dokter, Karyawan, Pasien, Pengunjung
Sirkulasi kendaraan, kriterianya adalah :
- Kendaraan, pejalan kaki dan unit gawat darurat memiliki jalur tersendiri.
- Adanya jarak antara jalan, tempat parkir dan bangunan sehingga tidak
menimbulkan kebisingan serta polusi yang berlebih
- Lokasi parkir harus terlihat jelas dari pintu masuk ke tapak dan pintu masuk ke
bangunan
- Lokasi parkir harus terpisah dari pengunjung
Sirkulasi Pejalan Kaki
- Terintegrasi dengan pedestrian lingkungan sekitar dan memiliki simpul
pertemuan antara pejalan kaki dan pengguna yang berkendaraan
- Jalur pedestrian sudah baik, lebar 2,5 m dengan 1 m sebagai tempat untuk
penghijauan yang membuat sirkulasi cukup nyaman bagi para pejalan kaki
hanya saja belum cukup terawat dalam segi pemeliharaanya.
Gambar 2.14. Jalur Pejalan Kaki
Pintu Masuk Utama
Servis
Pejalan Kaki
-
28 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.15. Jalur Kendaraan
2.5.2 Analisa Kebisingan Faktor kebisingan dapat mempengaruhi perletakan massa bangunan dan
zona kegiatan tapak.
Tingkat kebisingaan dari:
Utara : Tingkat ke bisingan rendah karena berbatasan dengan lahan kosong
yang menurut pemerintah kota akan direncanakan sebagai kawasan
pemukiman.
Timur : Tingkat kebisingan paling tinggi karena berbatasan dengan jalan
utama yaitu jalan MERR Kalijudan.
Selatan : Tingkat kebisingan sedang karena terletak di jalan Kalikepiting yang
merupakan jalan kecil yang tidak begitu ramai.
Barat : Tingkat kebisingan rendah karena berbatasan dengan kawasan
pemukiman penduduk.
Gambar 2.16. Kebisingan
-
29 Universitas Kristen Petra
Masalah :
- Bagaimana mendesain bangunan supaya fungsi di dalamnya tidak terganggu
oleh kebisingan yang ada.
Solusi :
- Bangunan dapat menjorok agak kedalam sehingga tidak terkena bising secara
langsung.
- Menggunakan barrier untuk membantu meredam kebisingan berupa
pepohonan dan penempatan ruang perantara sehingga dapat memberi jarak
yang cukup untuk mengatasi kebisingan.
2.5.3 Pemandangan Karena pemandangan yang ada pada site ini kurang begitu bagus dan
pada fungsi bangunan kurang begitu penting melihat fungsinya yang sebagai
fasilitas kesehatan dan kecantikan namun memiliki privasi yang tinggi sehingga
dialihkan kedalam lahan.
Gambar 2.17.Pemandangan Sekitar
Gambar 2.18. Pemandangan dari Dalam
2.5.4 Analisa zona Zoning horisontal
Pembagian ruang privat dan semi privat berdasarkan boleh tidaknya
pengunjung masuk kedalam ruangan tersebut.
-
30 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.19. Peletakan Zoning
Privat dan Semi Privat
Publikk
Service
-
31 Universitas Kristen Petra
Ruang privat dan semi privat terletak berdekatan karena ruang ini bersifat
saling melengkapi satu dengan yang lain, ruang ini boleh berdekatan namun
memiliki sistem sirkulasi yang berbeda antara pengunjung dan staf, sehingga
kenyamanannya terjaga.
Zoning Vertikal
Ketinggian maksimal pada bangunan adalah 3 lantai, maka pembagian
tiap lantainya adalah :
Lantai satu : Berisi ruang publik, servis dan parkir kendaraan
Lantai dua : Berisi ruang semi privat yang berhubungan dengan perawatan
kulit (dermatologi)
Lantai tiga : Berisi ruang privat yaitu bagian rawat inap dan bagian bedah
plastik
Gambar 2.20. Peletakan Zoning Vertikal
2.5.5 Analisa Orientasi Massa Bangunan
-
32 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.21. Orientasi Massa
Orientasi massa bangunan ke arah timur / timur laut karena sisi tersebut
merupakan sisi yang mudah dijangkau pandangan mata dari jalan sehingga
bangunan dapat terlihat dengan jelas, orientasi keseluruhan memusat kedalam
untuk menjaga kenyamanan dan privasi pengunjung.
Letaknya di bagian pojok atas merupakan sisi yang paling tepat dalam
mengatasi masalah kebisingan.
master index: help: back to toc: ukp: