2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai...

22
25 Universitas Kristen Petra 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi yang tepat bagi Fasilitas Wisata Edukasi, Pembudidayaan, dan Penelitian Lebah Madu di Trawas, Mojokerto ini. Pertimbangan memilih lokasi tidak hanya memperhatikan kenyamanan pengunjung, tetapi juga lokasi yang ideal untuk kehidupan lebah (memiliki karakter-karakter yang sesuai dengan lokasi peternakan lebah). Lokasi tersebut juga diharapkan mempunyai potensi-potensi positif yang dapat menunjang perkembangan dan eksistensi Fasilitas Wisata Edukasi, Pembudidayaan, dan Penelitian Lebah Madu di Trawas, Mojokerto ini. Terdapat 2 hal yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih dan menentukan lokasi, yaitu: a. Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak bising, tidak berangin kencang, dekat aliran air, dan cukup sinar matahari. Lokasi peternakan lebah tidak boleh terlalu dingin maupun terlalu panas karena dapat mempengaruhi produksi madu. Jarak lokasi dengan sumber air minimal 200-300 meter agar mempermudah lebah mendinginkan sarangnya pada musim kemarau. Lokasi harus mempunyai suhu antara 26°-35°C, ketinggian di bawah 1000 meter dari permukaan laut, dengan kelembaban sekitar 80%, jauh dari bau dan asap yang menyengat, tersedianya pakan lebah berupa nektar dan tepung sari dengan jarak radius terbang 1.5 - 2 km, mengetahui jenis tanaman pakan, jenis bunga yang disukai, dan masa pembungaan tanaman. (“Hubungan Lebah Madu dan Iklim” par.1) b. Potensi positif lokasi di sektor ekonomi dan wisata Diperlukan lokasi yang sedang berkembang di sektor ekonomi dan pariwisata namun mempunyai daya dukung wisata yang kuat, memiliki pemandangan alam yang masih asri, tingkat polusi rendah, serta mempunyai penataan lingkungan yang masih baik dengan penghijauan atau dekat dengan hutan yang masih lebat. Dari 2 kriteria di atas, maka dipilihlah lokasi di Trawas, karena Trawas merupakan daerah wisata yang sedang berkembang. Selain sebagai daerah wisata,

Transcript of 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai...

Page 1: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

25 Universitas Kristen Petra

2. PERANCANGAN TAPAK

2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak

Terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan

lokasi yang tepat bagi Fasilitas Wisata Edukasi, Pembudidayaan, dan Penelitian

Lebah Madu di Trawas, Mojokerto ini. Pertimbangan memilih lokasi tidak hanya

memperhatikan kenyamanan pengunjung, tetapi juga lokasi yang ideal untuk

kehidupan lebah (memiliki karakter-karakter yang sesuai dengan lokasi

peternakan lebah). Lokasi tersebut juga diharapkan mempunyai potensi-potensi

positif yang dapat menunjang perkembangan dan eksistensi Fasilitas Wisata

Edukasi, Pembudidayaan, dan Penelitian Lebah Madu di Trawas, Mojokerto ini.

Terdapat 2 hal yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih dan menentukan

lokasi, yaitu:

a. Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan

Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak bising, tidak berangin

kencang, dekat aliran air, dan cukup sinar matahari. Lokasi peternakan lebah tidak

boleh terlalu dingin maupun terlalu panas karena dapat mempengaruhi produksi

madu. Jarak lokasi dengan sumber air minimal 200-300 meter agar mempermudah

lebah mendinginkan sarangnya pada musim kemarau. Lokasi harus mempunyai

suhu antara 26°-35°C, ketinggian di bawah 1000 meter dari permukaan laut,

dengan kelembaban sekitar 80%, jauh dari bau dan asap yang menyengat,

tersedianya pakan lebah berupa nektar dan tepung sari dengan jarak radius terbang

1.5 - 2 km, mengetahui jenis tanaman pakan, jenis bunga yang disukai, dan masa

pembungaan tanaman. (“Hubungan Lebah Madu dan Iklim” par.1)

b. Potensi positif lokasi di sektor ekonomi dan wisata

Diperlukan lokasi yang sedang berkembang di sektor ekonomi dan pariwisata

namun mempunyai daya dukung wisata yang kuat, memiliki pemandangan alam

yang masih asri, tingkat polusi rendah, serta mempunyai penataan lingkungan

yang masih baik dengan penghijauan atau dekat dengan hutan yang masih lebat.

Dari 2 kriteria di atas, maka dipilihlah lokasi di Trawas, karena Trawas

merupakan daerah wisata yang sedang berkembang. Selain sebagai daerah wisata,

Page 2: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

26 Universitas Kristen Petra

Trawas merupakan daerah pertanian, perkebunan, dan hutan yang subur karena

terlatak di antara 3 gunung berapi.

2.2. Lokasi dan Kondisi Tapak

2.2.1. Lokasi Proyek

Lokasi yang dipilih untuk proyek Fasilitas Wisata Edukasi,

Pembudidayaan, dan Penelitian Lebah Madu di Trawas, Mojokerto ini berada di

Trawas, Kabupaten Mojokerto. Trawas terletak di daerah pegunungan dengan

kondisi alam yang masih hijau dan pemandangan alam yang masih asri, udaranya

segar, dan belum tercemar banyak polusi. Trawas merupakan daerah wisata yang

sedang berkembang dan mempunyai potensi positif yang dapat menunjang

perkembangan wisata. Selain itu, Trawas juga mempunyai daya dukung wisata

yang kuat dan mempunyai penataan lingkungan yang masih baik dengan

penghijauan atau dekat dengan hutan yang masih lebat

Selain sebagai daerah wisata, Trawas merupakan daerah pertanian,

perkebunan, dan hutan yang subur karena terlatak di antara 3 gunung berapi.

Kondisi ini sesuai dengan karakteristik dan persyaratan yang diperlukan untuk

membuat wisata edukasi lebah yang di dalamnya terdapat peternakan serta tempat

budidaya lebah madu.

Gambar 2.1. Peta Surabaya menuju Pacet

Sumber : http://id.wikipedia.org

Page 3: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

27 Universitas Kristen Petra

2.2.2. Keadaan Lokasi

Ketinggian : ±850 m di atas permukaan laut

Curah hujan : 2835 mm/tahun

Suhu rata-rata : 24-26 °C

Kelembaban : ± 75%

Topografi : berbukit dan pegunungan

Kemiringan lahan :15%

2.2.3. Kondisi secara Makro

Kabupaten Mojokerto mempunyai bentangan lahan yang bervariasi, yang

terdiri dari (Departemen Pariwisata Pemkab Dati II Mojokerto, 2007) :

a. Daerah landai sampai bergelombang dengan kemiringan 0% -sampai 2%

meliputi 67,98 % dari luas wilayah, merupakan daerah yang baik untuk

usaha pertanian tanaman musiman.

b. Daerah berbukit dengan kemiringan 2% sampai 15% meliputi 9,24 % dari

luas wilayah, baik untuk usaha pertanian dan perkebunan. Tapak termasuk

dalam daerah ini.

c. Daerah pegunungan dengan kemiringan antara 15 - 40 % meliputi 9,24 %

dari luas wilayah, cocok untuk usaha tanaman tahunan dan perkebunan.

Tabel 2. 1. Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Di Kabupaten Mojokerto

Sumber: BPN Kabupaten Mojokerto

d. Curah hujan rata-rata tahunan (annual) yang terjadi di wilayah Kabupaten

Mojokerto tergolong tinggi, berkisar antara 1500 – 2500 mm / tahun. Curah

hujan di wilayah dataran, meliputi bagian tengah Kabupaten dan Kota

Mojokerto, berkisar antara 1500 – 2000 mm / tahun. Curah hujan tertinggi

berada dibagian selatan, yaitu di wilayah perbukitan-pegunungan.

No. Kemiringan Luas (Ha) Prosentase (%)

1.

0 - 2 %

46.219

47,68

2.

2 - 15%

21 .427

22,10

3.

15 - 40%

8.957

9,24

4.

> 40 %

20.337

20,98

Jumlah

96.936

100,00

Page 4: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

28 Universitas Kristen Petra

2.2.4. Kondisi secara Mikro

Lokasi ini termasuk dalam iklim tropis yang memiliki udara sejuk serta

kondisi tanah yang relatif masih hijau dan asri, berbatasan dengan hutan budidaya,

subur, dan tenang, sehingga sangat cocok untuk proyek wisata edukasi dan

pembudidayaan lebah madu.

2.2.4.1. Faktor Pencapaian

Pencapaian relatif dekat dan mudah dicapai, yaitu ±2 jam dari Surabaya

dan ±2 jam dari Surabaya, ±1½ jam dari kota Malang, 40 km di sebelah Tenggara

ibukota Dati II Mojokerto. Tapak dapat dicapai melalui Jalan Arca sekitar 1,5 km

dari jalan kolektor primer Trawas. Lokasinya terletak di kawasan wisata sejarah

budaya dan cottage serta kompleks vila milik dokter, sehingga memudahkan

untuk mengundang pengunjung datang ke fasilitas wisata edukasi,

pembudidayaan, dan penelitian lebah madu ini.

2.2.4.2. Faktor Potensi

Gambar 2.2. Peta Lokasi

Sumber : Mojokerto, Pemerintah Kabupaten Dati II

a. Lokasi didominasi oleh lahan hijau yang masih asri, kebun pisang, sawah, dan

hutan(tidak tercemar polusi). Terletak di lereng gunung yang mempunyai

pemandangan alam yang hijau dan asri, suasana yang tenang, serta berhawa

sejuk. View di bagian utara adalah gunung dan selat Madura.

Page 5: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

29 Universitas Kristen Petra

b. Merupakan kawasan hijau, budidaya dan wisata sejarah dan budaya Mojopahit

(Reco Lanang, Air Terjun Dlundung, dan Reco Wedok).

Gambar 2.3. Objek Wisata Reco Lanang, Air Terjun Dlundung, dan Reco Wedok

c. Terdapat Arca hotel dan cottage yang cukup ramai dikunjungi wisatawan lokal

dan mancanegara sehingga pada fasilitas ini tidak diperlukan penginapan. Arca

Hotel dan cottage mempunyai 22 kamar hotel dan 7 villa, dengan fasilitas

lapangan basket dan tenis, kolam renang, dan spa.

Gambar 2.4. Kawasan Arca Hotel dan Cottage

d. Terdapat kawasan vila Arca Medika milik komunitas dokter. Hal ini

merupakan potensi positif, hubungannya dengan fasilitas penelitian,

pengobatan, dan perawatan).

Gambar 2.5. Kompleks Vila Arca Medika

Page 6: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

30 Universitas Kristen Petra

e. Berbatasan dengan hutan Perhutani yang lebat dan terdiri atas tanaman

pakan lebah, serta dikelilingi kebun pisang dan sawah tadah hujan (sumber

pakan). Hutan ini termasuk dalam program reboisasi dan budidaya.

f. Dekat dengan sumber air (aliran sungai) yang mengalir sepanjang tahun.

g. Letaknya dekat kantor polisi sehingga merupakan daerah yang aman.

h. Tapak berada di wilayah pegunungan dengan suhu 24-26ºC sesuai dengan

karakteristik pemilihan lokasi untuk wisata dan pembudidayaan lebah

madu. Selain itu, tanahnya subur dan iklimnya yang baik untuk semua

jenis tanaman pertanian, perkebunan, dan kehutanan, yang akan menjadi

sumber pakan lebah.

Gambar 2.6. Potensi sekitar

2.2.5. Tapak

Berdasarkan kriteria pemilihan tapak, maka lokasi yang tepat untuk proyek

Fasilitas Wisata Edukasi, Pembudidayaan, dan Penelitian Lebah Madu di Trawas,

Mojokerto ini berada di lereng Gunung Butak (±40 km dari Mojokerto), yang

merupakan daerah pegunungan dengan pemandangan alam yang indah, asri, dan

berhawa sejuk. Selain itu, tapak jauh dari polusi dan tidak dekat dengan jalan

primer. Tapak berbatasan dengan hutan milik Perhutani di sisi selatan, dengan

keanekaragaman tanaman yang cocok untuk pakan lebah. Hutan ini

dikembangkan untuk budidaya dan termasuk dalam program reboisasi yang

dilakukan oleh Pemkab Mojokerto karena banyaknya lahan hijau di Trawas yang

dipakai untuk pembangunan hotel dan villa. Tapak juga dekat dengan wisata

sejarah-budaya peninggalan kerajaan Mojopahit dan penunjang / daya dukung

wisata berupa cottage. Selain letaknya dekat dengan cottage, tapak juga dekat

Page 7: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

31 Universitas Kristen Petra

dengan wisata sejarah budaya Kerajaan Mojopahit yaitu Reco Lanang dan Reco

Wedok serta wisata alam Air Terjun Dlundung.

Gambar 2.7. Peta Wisata Mojokerto dan letak site

Sumber: RoyalCampTrawas.com

Gambar 2.8. Tapak

Page 8: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

32 Universitas Kristen Petra

2.2.6. Data Tapak

Kabupaten : Mojokerto

Kecamatan : Trawas

Desa : Kemloko Gede

Jalan : Arca

Luas : ±2.1 ha

Koordinat lokasi :7°40’5.73”S - 7°40’10.94”S dan 112°35’6.78”T-

112°35’14.18”T

Gambar 2.9. Batas-batas Site

2.2.7. Tata Ruang Kota (RDTRK) Tapak

Berdasarkan RDTRK kabupaten Dati II Mojokerto, yang mengatur

penataan kawasan dan pengendalian kawasan Trawas, tapak termasuk dalam

kawasan budidaya. Tapak terletak pada BWK II.1 yang penggunaan tanahnya

difokuskan pada pengembangan perdagangan, pemukiman ideal, fasilitas sosial/

umum serta industri dan gudang.

Page 9: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

33 Universitas Kristen Petra

Tapak terletak pada lahan berkontur yang memiliki tingkat kepadatan

penduduk tinggi-sedang (menurut cluster perhitungan). Hal ini menjadi pedoman

untuk menentukan GSB, KDB, dan KLB.

Menurut RDTRK kota Trawas, tapak termasuk dalam sub Satuan Wilayah

Pengembangan IV (Sub SWP IV). Pusat pengembangannya di Pacet, meliputi

kecamatan Pacet, Trawas, dan Gondang. Kegiatan utama perdagangan dan jasa,

perkebunan, pariwisata, pertanian, peternakan, kehutanan dan lingkungan hidup.

Gambar 2.10. Rencana Sistem Unit Lingkungan

Sumber : Mojokerto, Pemerintah Kabupaten Dati II ( 1995)

Gambar 2.11. Rencana Penggunaan Lahan

Sumber : Mojokerto, Pemerintah Kabupaten Dati II ( 1995)

Page 10: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

34 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.12. Analisis Fisik Kota

Sumber : Mojokerto, Pemerintah Kabupaten Dati II ( 1995)

Gambar 2.13. Rencana Ketentuan Tata Bangunan

Sumber : Mojokerto, Pemerintah Kabupaten Dati II ( 1995)

Page 11: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

35 Universitas Kristen Petra

a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah 60-80%

b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah 60-120%

KLB max adalah 2x sisa luas persil (luas tanah - KDB), jika KDB 60%

maka KLB max =0.8.

c. Garis Sempadan Bangunan (GSB)

GSB depan: 8m

GSB samping dan belakang: 3m

d. Lebar ruas jalan utama : 7 meter

e. Lebar jalan sekunder : 5 meter

Gambar 2.14. Tapak tidak berada pada kawasan rawan bencana

Sumber : Mojokerto, Pemerintah Kabupaten Dati II ( 2007)

Page 12: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

36 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.15. Tapak berada pada topografi dengan kemiringan 0-15%

Sumber : Mojokerto, Pemerintah Kabupaten Dati II ( 2007)

Gambar 2.16. Perhitungan kontur

2.2.8. Jaringan Jalan Sekitar Tapak

Pada sisi barat laut terdapat Jalan Arca yang merupakan satu-satunya akses

jalan menuju tapak. Jalan ini merupakan jalan sekunder atau jalan lingkungan 2

arah dengan lebar 5 meter. Kondisi jalan ini baik dan sudah beraspal. Terdapat

bahu jalan di kanan kirinya selebar 1 meter, yang berfungsi sebagai trotoar, tetapi

kondisinya masih berupa tanah dan vegetasi. Tingkat kebisingan pada jalan ini

Page 13: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

37 Universitas Kristen Petra

sangat rendah karena lokasinya yang cukup jauh dari jalan utama Trawas dan

dekat dengan hutan, sehingga suasana di sekitar tapak ini masih asri dan tenang.

Selain itu terdapat jalan di sisi utara dan barat selebar 5 meter.

2.2.9. Keadaan Tanah

Tapak terletak dalam zona dengan kondisi batuan penyusun terdiri dari

breksi, batupasir dan lava yang berasal dari letusan gunung api muda. Tanah

lapukan batuan ini umumnya tebal dan subur, sehingga sangat baik untuk usaha

pertanian, perkebunan dan kehutanan. Sebagian besar wilayah di Kabupaten

Mojokerto merupakan endapan aluvium. Endapan aluvium memiliki kondisi tanah

yang subur atau berpotensi bagi kegiatan pertanian.

2.2.10. Sarana Utilitas

Jaringan listrik, telepon, air bersih, sampah, dan drainase telah tersedia di

sepanjang Jalan Arca dan jalan kecil di sisi utara tapak.

Gambar 2.17. Jaringan listrik

Page 14: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

38 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.18. Jaringan air bersih

Gambar 2.19. Saluran drainase

Gambar 2.20. Jaringan telepon

Sumber : Mojokerto, Pemerintah Kabupaten Dati II ( 1995)

Page 15: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

39 Universitas Kristen Petra

2.2.11. Problem Tapak

a. Tapak hanya memiliki satu sisi yang menghadap jalan yaitu utara sehingga

perlu dipertimbangkan sirkulasi kendaraan yang masuk dan keluar tapak agar

tidak terjadi kemacetan dan kebisingan yang ditimbulakan. Selain itu, sisi

tapak yang berbatasan dengan jalan utama sangat sempit, sehingga tapak

cenderung terkesan tersembunyi dari jalan utama, sehingga harus

dipertimbangkan desain yang dapat menarik orang dari jalan utama.

b. Pada malam hari, daerah sekitar site sepi namun tetap aman.

c. Jalan masuk ke site (Jalan Arca) merupakan jalan lokal sekunder atau

lingkungan, dengan lebar jalan ± 7 - 8 meter (cukup sempit), dengan sirkulasi

kendaraan 2 arah.

d. Tidak terdapat jalur pedestrian khusus, padahal banyak pengunjung wisata

setempat/ tamu hotel yang terlihat berjalan kaki (menikmati alam).

e. Wisata lokal mengalami kemerosotan pengunjung dengan daya tarik wisata

yang rendah.

f. Jaringan listrik tenaga rendah.

g. Tapak berupa tanah berkontur sehingga perlu diperhatikan titik-titik pada

tapak yang memiliki kemiringan curam. Hal ini dapat mempengaruhi desain,

kenyamanan sirkulasi di dalam tapak, dan sistem drainase setiap bangunan

yang ada pada fasilitas ini.

h. Lokasinya dekat dengan alam yang masih hijau sehingga perlu

dipertimbangkan sistem pembuangan air kotor dan sampah sehingga tidak

merusak lingkungan sekitarnya.

2.3. Analisa Tapak

2.3.1. Radiasi Sinar Matahari, Pembayangan, dan Angin

Orientasi entrance utama tapak berada pada sisi utara. Bangunan

sekitarnya setinggi 1 – 2 lantai, dan jarak antar bangunannya relatif jauh sehingga

tidak mencukupi untuk membayangi tapak. Pembayangan tapak diperoleh dari

vegetasi yang rapat, yang mengelilingi tapak. Sisi yang paling panas dialami oleh

sisi barat dan utara.

Page 16: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

40 Universitas Kristen Petra

Tapak berada pada lereng gunung yang dilalui angin lembah dan angin

gunung. Sehingga penataan massanya harus didesain menahan dan mengarahkan

angin untuk kenyamanan pengunjung, khususnya kenyamanan pada outdoor area.

Matahari dan angin adalah dua faktor utama yang harus diperhatikan

dalam perancangan zona pembudidayaan lebah agar sarang-sarang lebah dalam

stup tidak lembab.

Gambar 2.21. Jalur radiasi matahari dan angin pada tapak

Gambar 2.22. Analisa tapak berdasarkan radiasi sinar matahari dan angin

Page 17: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

41 Universitas Kristen Petra

2.3.2. Vegetasi, Polusi, dan Kebisingan

Pada tapak eksisting terdapat banyak pohon pisang, ilalang, rumput liar,

dan pohon peneduh dengan tinggi 5-7 meter. Tapak berbatasan langsung dengan

hutan Perhutani di sisi selatan. Hutan Perhutani mempunyai keanekaragaman

hayati. Beberapa jenis tanaman yang tumbuh alami adalah Casuarina, Tutup,

Anggrung, Kaliandra, Musa, Klerek, Gondang, Pasang, semak, alang-alang, dan

pisang.

Tapak berada pada lokasi dengan vegetasi yang lebat sebagai pakan lebah,

dengan tingkat kebisingan rendah, dan jauh dari polusi, sehingga tapak

mempunyai karakteristik yang tepat untuk habitat hidup lebah madu.

Gambar 2.23. Analisa tapak berdasarkan vegetasi, polusi, dan tingkat kebisingan

Page 18: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

42 Universitas Kristen Petra

Dalam perancangan bangunan, sebaiknya mengoptimalkan vegetasi untuk

menggantikan ruang terbuka hijau yang digunakan, khususnya di area peternakan

sebagai pakan lebah, dan pembentuk suasana yang lebih nyaman, teduh, serta

sejuk. Peternakan dan tempat terapi kesehatan diletakkan pada area yang tingkat

kebisingannya paling rendah. Perkerasan dalam tapak menggunakan material

perkerasan yang memungkinkan peresapan air tanah, seperti grassblock dan

pavingstone.

2.3.3. View, Kontur, dan Drainase

View sekitar tapak berupa vegetasi yang lebat dan hijau. Tapak mempunyai

kontur yang meninggi ke arah selatan (hutan Perhutani), sehingga tapak

mempunyai view gunung di sisi utara dan Selat Madura di timur laut. View terbaik

berada di sisi utara, sehingga penataan massa dan lansekap dalam tapak

dioptimalkan sebagai view bagi pengunjung restoran serta kolam renang. Orientasi

bangunan lebih diarahkan ke dalam sehingga menciptakan ruang luar yang

terlindung.

Gambar 2.24. Analisa tapak berdasarkan kontur dan view

Gambar 2.25. View ke dalam dan ke luar tapak

Page 19: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

43 Universitas Kristen Petra

Gambar 2.26. Analisa drainase site

2.4. Pencapaian Tapak

Keterangan:

Gambar 2.27. Pencapaian ke Tapak

Tapak dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum dan kendaraan

pribadi. Terdapat sub terminal dengan 360-390 kendaraan per hari. Adapun

Page 20: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

44 Universitas Kristen Petra

angkutan umum dengan rute Mojosari – Pacet – Trawas, Mojokerto – Pacet,

Mojosari – Pungging – Trawas dan Mojosari – Ngoro – Trawas.

Tabel 2.2. Angkutan Umum Perdesaan di Kabupaten Mojokerto

No. Kode Jurusan Jumlah

SWP IV TP Trawas-Prigen-Pandaan 46

No. Kode Jurusan

Jenis kendaraan

Jumlah

MPU Mikrolet

SWP

III

MT1 Mojosari-Pacet-Trawas 15 43 58

MT2 Mojosari-pungging-

trawas 12 - 12

MT3 Mojosari-Ngoro-

Trawas - - -

SWP

IV

MT1 Mojosari-Pacet-Trawas 15 43 58

MT2 Mojosari-Pungging-

Trawas 12 - 12

MT3 Mojosari-Ngoro-

Trawas - - -

Sumber: Mojokerto, RTRW (1999/2000-2009/2010)

Dengan kendaraan pribadi:

a. Dari Surabaya:

1. Surabaya-Waru-Sidoarjo-Porong-Japanan-Pandaan-Prigen-Trawas (jalan

utama-jalan Arca-site)

2. Surabaya-Waru-Krian-Mojokerto-Mojosari- Pacet-Trawas

3. Surabaya-Waru-Sidoarjo-Porong-Japanan-Mojosari-Trawas

Page 21: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

45 Universitas Kristen Petra

b. Dari Mojokerto:

1.Mojokerto- Bangsal-Mojosari-Trawas

2.Mojokerto-Gondang-Pacet-Trawas

c. Dari Malang:

Malang-Singosari-Lawang-Purwodadi-Purwosari-Sukorejo-Pandaan- Prigen-

Trawas

d. Dari Pasuruan:

Pasuruan-Bangil-Pandaan –Prigen-Trawas

2.5. Sirkulasi dalam Tapak

Hanya terdapat tiga akses utama menuju ke dalam tapak yaitu dari Jalan Arca

dan jalan di sisi utara site yang dapat dilalui kendaraan dari 2 arah. Selain itu,

terdapat satu jalan buntu di sisi barat site. Frekuensi kendaraan yang melalui jalan

cukup rendah dan tidak terlalu padat. Untuk mempermudah sirkulasi dan agar

tidak terjadi penumpukan kendaraan di kemudian hari, maka sebaiknya entrance

site dan exit site berada di sisi jalan yang berbeda. Sirkulasi pengunjung dan dan

sirkulasi untuk area service serta area penelitian dibuat menyatu namun area

parkirnya dipisah agar tidak membingungkan pengunjung yang akan masuk ke

dalam sarana ini.

Bentuk tapak di sisi utara yang akan dijadikan lahan parkir termasuk unik

sehingga harus dipertimbangkan agar lahan dapat digunakan semaksimal mungkin

berdasarkan kebutuhan lahan parkir yang ada. Karena tapak adalah tanah

berkontur, maka sebaiknya dipilih bagian dengan kemiringan lahan yang landai

sebagai daerah parkir. Selain itu, dipilih area dengan kontur terendah, tempat

berkumpulnya air. Oleh karena itu, saluran drainase site pada area parkir ini perlu

diperhatikan agar air tidak tergenang di area ini dengan mempertimbangkan

material penutup area parkir yang masih dapat menyerap air, misalnya paving.

Pada fasilitas ini juga disediakan sirkulasi untuk pejalan kaki berupa

pedestrian selebar ± 1,5 m yang menerus sampai ke lobi penerima. Pedestrian di

dalam site didesain senyaman mungkin dan menarik dengan disambut gate dan

keberadaan kolam dan air mancur.

Page 22: 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi dan Tapak · Karakteristik lokasi yang sesuai dengan habitat lebah atau peternakan Lokasinya berada di daerah berhawa sejuk, tidak

46 Universitas Kristen Petra

Keterangan:

Gambar 2.28. Sirkulasi Tapak