2. PERANCANGAN TAPAK 2.1 Kriteria Pemilihan Tapak · 2.3 Analisa Tapak Tapak terpilih berada di...
Transcript of 2. PERANCANGAN TAPAK 2.1 Kriteria Pemilihan Tapak · 2.3 Analisa Tapak Tapak terpilih berada di...
6 Universitas Kristen Petra
2. PERANCANGAN TAPAK
2.1 Kriteria Pemilihan Tapak
Pemilihan tapak adalah hal yang sangat mempengaruhi keberadaan
proyek “Hotel Resor Agrowisata di Ubud - Bali”. Diharapakan tapak dan
proyek bisa saling mendukung antara keberadaan tapak dan desain yang
ingin dirancang. Berikut adalah beberapa kriteria pemilihan tapak yang
ada:
• Tapak memiliki pemandangan alam yang indah, dan juga akses yang
bagus dalam pencapaiannya ke tempat wisata yang lain.
• Tapak memiliki beberapa varian tumbuhan buah yang tumbuh secara
alami dan berkembang dengan baik, sehingga dengan perawatan yang
lebih intensif dapat menghasilkan buah yang bagus dan diolah untuk
menjadi sebuah produk yang dapat dipasarkan.
• Tapak sudah ditunjang dengan jaringan air bersih, telepon, listrik yang
memadai.
2.2 Peraturan Daerah
Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan – Desa Bresela,
Kecamatan Payangan, Pemerintah Kabupaten Gianyar, maka wilayah
tapak ini termasuk ke dalam wilayah untuk Akomodasi Wisata dan
Perdagangan dan Jasa. Sumber :
• Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gianyar, 2002
• BPN 1999
• Bakorsurnatal 1992
Berdasarkan Perda Propinsi Dati I Bali No. 2, 3, 4 tahun 1974 &
Permen Dagri No. 2 tahun 1987, maka Koefisien Dasar Bangunan untuk
Kawasan Pemukiman di Luar Pusat Kota adalah 30 – 50%.
Berdasarkan Perda Propinsi Dati I Bali, No. 2, 3, 4 tahun 1974 &
Perda Propinsi Dati Bali No. 4 tahun 1996 tentang RTRWP Dati I Bali,
maka peraturan tentang Rencana Ketinggian Bangunan adalah:
7 Universitas Kristen Petra
• Ketinggian Bangunan diatas permukaan bumi dibatasi maksimal 15
meter
• Pada kawasan di luar pusat kota, Ketinggian Bangunan maksimal 3
lantai atau KLB maksimal = 3 KDB.
Peraturan tentang KDB, KLB dan sempadan bangunan, adalah:
• KDB : maksimal 40%
• KLB : maksimal 3 kdb
• GSB depan : minimal 6 meter
• GSB belakang : minimal 4 meter
• GSB samping : minimal 3 meter
2.3 Analisa Tapak
Tapak terpilih berada di kawasan Ubud, Bali. Dengan data makro
sebagai berikut:
Latitude : 8° 3’ 40” – 8° 50’ 48” LS
Longitude : 114° 25’ 33” – 115° 42’ 40” BT
Temperatur : 24° – 27,7° C
Curah Hujan : 1500 – 2000 mm
Kelembaban : 77,77 – 82,4 %
Kecepatan Angin : 4 – 9 Knot
Arah Angin : Bulan Desember – Februari Barat / Barat Laut
Bulan Agustus Timur / Tenggara
Karakteristik tapak adalah lahan berkontur dengan pemandangan
terasering, pepohonan, sungai dan bukit di sebelah sungai yang sangat
indah. Terdapat juga banyak jenis pepohonan yang secara alami tumbuh
disana, diantaranya adalah durian, nangka, kelapa muda, kayu albasia,
cempaka, bambu, cengkeh, enau, mangga, wani dan pinang.
8 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.1 View di sekitar tapak
Data mikro dari tapak ini adalah:
Latitude : 8° 25’ 8” – 8° 25’ 11” LS
Longitude : 115° 16’ 27” – 115° 16’ 29” BT
Alamat : Jalan Raya Bresela – Payangan
Kecamatan : Payangan
Kabupaten : Gianyar
Propinsi : Bali
Batas : Utara Hutan & Terasering
Selatan Hutan & Terasering
Timur Sungai Yeh Yos, Hutan & Terasering
Barat Jln. Raya Bresela – Payangan, Hutan &
Terasering
9 Universitas Kristen Petra
• Matahari
Matahari akan terbit di sisi timur yang merupakan view yang
indah pada pagi hari, karena akan menyinari tapak yang ada.
Sedangkan untuk matahari sore di sisi barat, merupakan potensi view
yang dapat dinikmati. Persoalan mengenai teriknya sinar matahari akan
diselesaikan dengan sosoran atap yang mencapai 1,5 meter. Hal ini
dipandang cukup karena teriknya matahari ini adalah salah satu hal
yang menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Gambar 2.2 Analisa Matahari
Gambar 2.3 Sosoran atap pada Bangunan
10 Universitas Kristen Petra
• Angin
Karena tidak ada bangunan yang banyak di sekitar tapak, maka
tidak ada pengaruh terhadap arah angin makro yang terjadi. Oleh
karena itu, aliran angin yang masih alamiah ini tidak perlu dibelokkan
atau dihilangkan, yang juga akan sangat membantu dalam proses
penghawaan pada bangunan-bangunan yang ada.
Gambar 2.4 Analisa Angin Timur / Tenggara
Gambar 2.5 Analisa Angin Barat / Barat Laut
11 Universitas Kristen Petra
• Drainase
Berikut adalah gambar analisa drainase yang ada, di dalam
tapak terdapat sungai kecil yang dapat membantu pengaliran air ke
sungai besar di dalam tapak. Sungai ini adalah sungai alami yang
memang ada di tapak terpilih, sehingga dengan adanya sungai kecil ini
akan sangat membantu dalam proses pengalirang air hujan maupun air
lainnya pada tapak yang ada.
Gambar 2.6 Analisa Drainase
• Kebisingan
Jalan raya Bresela – Payangan adalah jalan raya yang
menghubungkan beberapa kecamatan di kawasan Ubud, namun
aktivitas kendaraan bermotor di jalan ini masih sangat minim, sehingga
tidak terlalu mengganggu dari segi kebisingannya.
12 Universitas Kristen Petra
Berikut adalah gambar analisa dari kebisingan yang dikategorikan
sebagai kebisingan tingkat rendah.
Gambar 2.7 Analisa Kebisingan
• View
View berupa terasering, pepohononan, sungai dan bukit di
sebelah adalah daya jual yang sangat potensial untuk hotel resor ini.
Berikut adalah beberapa view yang dapat dilihat dari tapak.
Gambar 2.8 View dari jalan di dalam tapak menghadap timur
Gambar 2.9 View dari tapak menghadap timur
13 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.10 View dari tapak menghadap timur
Gambar 2.11 View dari tapak menghadap timur laut
Gambar 2.12 View dari tapak menghadap barat laut
• Land Use
Di sekitar tapak tidak terdapat banyak bangunan, karena
kawasan ini masih mayoritas berupa hutan alami. Hanya terdapat
beberapa rumah warga yang mayoritas adalah pengrajin kerajinan
ukiran yang berbahan dasar kayu albasia. Selain itu juga terdapat
workshop tempat pengolahan kayu albasia yang selanjutnya akan
dijual kepada konsumen. Potensi yang timbul adalah kegiatan
pengenalan akan aktivitas di workshop penduduk dengan para
pendatang yang berminat ingin tahu atau belajar mengenai kerajinan
yang sangat terkenal dari Ubud.
14 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.13 Analisa Land Use
• Activity Support
Di sekitar tapak tidak terdapat banyak bangunan, karena
kawasan ini masih mayoritas berupa hutan alami. Hanya terdapat
beberapa rumah warga yang mayoritas adalah pengrajin kerajinan
ukiran yang berbahan dasar kayu albasia. Keberadaan rumah warga ini
mampu meningkatkan perekonomian di sekitar tapak, karena ada
proses jual beli antara pemilik pohon albasia maupun dengan
konsumen pembeli hasil kerajinan olahan tersebut. Potensi yang akan
muncul adalah perputaran roda ekonomi yang semakin giat apabila ada
banyak konsumen yang berminat terhadap karya senin dari Ubud ini.
Masalah yang diperkirakan akan timbul adalah adanya persaingan
ekonomi antara para pedagang, terutama bagi yang mengolah karya
seni yang serupa variannya.
15 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.14 Analisa Activity Support
• Parkir dan Pedestrian
Tidak ada fasilitas parkir dan pedestrian di sisi Jalan Raya
Bresela – Payangan ini, maka jika ada pejalan kaki atau kendaraan
yang akan parkir maka hal itu dilakukan di sisi jalan. Masalah yang
akan timbul adalah ketidaklancaran dari arus lalu lintas, karena
sebagian jalan akan digunakan untuk parkir dan yang lebih
membahayakan lagi adalah, tanpa adanya fasilitas pedestrian, maka
keselamatan para pejalan kaki tidak sepenuhnya aman. Berikut adalah
foto kondisi Jalan Raya Bresela – Payangan.
16 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.15 Analisa Parkir dan Pedestrian
• Pencapaian
Pencapaian ke tapak dapat melalui akses jalan utara dan juga
selatan, berikut adalah detail kecamatan di sekitar kawasan dan juga
jarak tempuhnya dalam km.
Utara: Taro = 5,2 km
Payangan = 3 km
Selatan: Tegallalang = 4,4 km
Kedewatan = 6,8 km
Ubud = 8,6 km
Sayan = 10,5 km
Untuk fasilitas kendaraan yang dapat digunakan adalah kendaraan
pribadi saja, karena tidak ada angkutan umum yang melintasi tapak ini.
17 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.16 Analisa Pencapaian
18 Universitas Kristen Petra
Kesimpulan
• Potensi
Potensi tapak yang sangat menarik adalah view yang indah berupa
terasering, pepohonan, bukit di sebelah tapak, dan sungai. Selain itu juga
ada pepohonan yang dapat dimanfaatkan untuk agrowisata di tapak ini.
Oleh karena itu, potensi view akan dimanfaatkan untuk fasilitas hotel resor
agar menjual dari segi komersilnya. Begitu juga dengan potensi
pepohonan yang akan diolah untuk menjadi hasil agrowisata yang akan
dijual.
• Masalah
Keberadaan tapak yang berkontur ekstrim adalah masalah utama
untuk diselesaikan, agar sirkulasi kendaraan dan orang dapat diatasi,
begitu juga dengan penataan massa yang harus dipecahkan agar sesedikit
mungkin dilakukan cut and fill.
2.4 Pendaerahan
Penataan ruang-ruang yang ada ditentukan dengan analisa zoning
yang dilakukan, dengan meninjau beberapa pertimbangan, seperti analisa
matahari, analisa kebisingan dan analisa view yang akhirnya
menghasilkan adanya 2 daerah yang terpisah, yaitu area fasilitas &
aktivitas hotel resor dan area fasilitas & aktivitas agrowisata, agar kedua
fasilitas ini tidak saling mengganggu satu sama lain. Berikut adalah pola
hubungan ruang dalam fasilitas & aktivitas agrowisata yang tercipta.
19 Universitas Kristen Petra
Entrance Parkir Agrowisata
Kantor Agrowisata
Pabrik Agrowisata (Durian, Nangka, Kelapa Muda)
Restaurant
Workshop Kayu Albasia
Café
Gambar 2.17 Skema Pendaerahan Agrowisata
Berikut adalah pola hubungan ruang dalam fasilitas & aktivitas
hotel resor.
Entrance Area Mechanical & Electrical Fasilitas Agrowisata
Hillside Cottage (1-10) Area Lobby President Suite Cottage
Spa, Sauna & Yoga Area Rental Restaurant
Cafe Area Sport
Area Restaurant
Hillside Cottage (11-14) Area Office Suite Cottage (15-22)
Area Servis
Area Parkir
Gambar 2.18 Skema Pendaerahan Hotel Resor
20 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.19 Pendaerahan
Daerah Hotel Resor
Daerah Agrowisata
21 Universitas Kristen Petra
2.5 Jalan Masuk dan Jalan Keluar
Sesuai dengan gambar dibawah, maka terlihat bahwa jalan masuk
dan jalan keluar merupakan satu jalur saja. Hal ini untuk mempermudah
dalam menjaga keamanan dari “Hotel Resor Agrowisata di Ubud – Bali”
ini, mengingat luas dari tapak adalah 6,5 Ha. Lebar jalan utama adalah 8
meter, jalan di dalam site adalah 6 meter dan jalan akses ke dalam
bangunan adalah 4 meter.
Gambar 2.20 Jalan Masuk dan Jalan Keluar
22 Universitas Kristen Petra
2.6 Sirkulasi dalam Tapak
Pola sirkulasi di dalam tapak mengikuti dari kemiringan kontur
yang ada, sehingga sesedikit mungkin dilakukan cut and fill, sebagai
reaksi dari kepedulian terhadap tapak. Mayoritas sirkulasi di dalam tapak
adalah ramp, dengan kemiringan yang masih bisa ditoleransi, baik oleh
kendaraan pribadi maupun fasilitas caddy car yang disediakan dari pihak
hotel untuk mempermudah akses bagi tamu. Selain penggunaan ramp,
juga digunakan pengurugan untuk tanah datar, ada juga jembatan yang
menyeberangi lembah. Pola sirkulasi ini juga dibuat mengikuti
pendaerahan dari massa bangunan yang ada, sehingga ada akses khusus
untuk ke tiap pendaerahan yang ada. Contoh: Pendaerahan President Suite
Cottage adalah khusus, sehingga harus dibuat satu akses jalan khusus ke
daerah ini. Berikut adalah gambar yang memperlihatkan kemiringan ramp
yang ada.
Gambar 2.21 Sirkulasi dalam Tapak dengan Ramp
2.7 Sistem Parkir dalam Tapak
Sistem parkir dalam tapak di bagi menjadi 2, area agrowisata
meliputi parkir mobil khusus kantor, parkir mobil umum, dan parkir motor
kantor dan umum yang dicampur. Sedangkan untuk sistem parkir hotel
dikhususkan parkir mobil, parkir motor karyawan dan parkir caddy car.
Berikut adalah gambar yang menjelaskan posisi tempat parkir dalam
tapak.
23 Universitas Kristen Petra
Gambar 2.22 Tempat Parkir
24 Universitas Kristen Petra
2.8 Pola Penataan Ruang Luar
Sebagaimana sirkulasi didesain mengikuti pola kemiringan kontur
yang ada, maka akan menciptakan pola jalan, maka ruang luar yang ada
pun mengikuti pola jalan ini, dimana disepanjang jalan akan ada
pepohonan untuk merindangi dan juga sebagai view. Sebagai elemen
desain di depan lobby ada sebuah air mancur yang merupakan signage
yang memberi tanda bahwa bangunan itu adalah bangunan lobby.