BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI...

44
7 BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1 TINJAUAN TPA 2.1.1 Pengertian Tempat Penitipan Anak (TPA) dikenal juga dengan sebutan Daycare Centre (DCC). Ada beberapa pengertian TPA dari para ahli yaitu sebagai berikut. a. TPA adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. TPA merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Dalam hal ini, pengertian TPA hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua (Perserikatan Bangsa-bangsa, 1990), b. TPA sebagai suatu wahana yang merupakan lembaga sosial melaksanakan usaha kesejahteraan anak melalui kegiatan sosialisasi, rawatan, asuhan dan pendidikan anak khususnya balita, sebagai upaya yang menunjang keluarga dalam melaksanakan sebagian fungsinya untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anaknya, (Direktorat Bina Kesejahteraan Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, 1995 : 4-5) c. Panti Sosial Tempat Penitipan Anak (PSTPA) adalah wahana kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan (bekerja, mencari nafkah atau halangan lain) sehingga tidak berkesempatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya melalui penyelenggaraan sosialisasi dan pendidikan prasekolah bagi anak usia 3 bulan sampai memasuki pendidikan dasar. (Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial – RI. 1998:3) Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa : TPA adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak yang memberikan pelayanan kepada para ibu-ibu bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki anak dalam

Transcript of BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

7

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 TINJAUAN TPA

2.1.1 Pengertian

Tempat Penitipan Anak (TPA) dikenal juga dengan sebutan Daycare Centre

(DCC). Ada beberapa pengertian TPA dari para ahli yaitu sebagai berikut.

a. TPA adalah sarana pengasuhan anak dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat

jam kerja. TPA merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar

rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang

dapat dilaksanakan secara lengkap. Dalam hal ini, pengertian TPA hanya sebagai

pelengkap terhadap asuhan orang tua dan bukan sebagai pengganti asuhan orang tua

(Perserikatan Bangsa-bangsa, 1990),

b. TPA sebagai suatu wahana yang merupakan lembaga sosial melaksanakan usaha

kesejahteraan anak melalui kegiatan sosialisasi, rawatan, asuhan dan pendidikan anak

khususnya balita, sebagai upaya yang menunjang keluarga dalam melaksanakan

sebagian fungsinya untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anaknya,

(Direktorat Bina Kesejahteraan Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, 1995 : 4-5)

c. Panti Sosial Tempat Penitipan Anak (PSTPA) adalah wahana kesejahteraan sosial yang

berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya

berhalangan (bekerja, mencari nafkah atau halangan lain) sehingga tidak berkesempatan

memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya melalui penyelenggaraan sosialisasi

dan pendidikan prasekolah bagi anak usia 3 bulan sampai memasuki pendidikan dasar.

(Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial – RI. 1998:3)

Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :

TPA adalah suatu wadah pembinaan kesejahteraan anak yang memberikan

pelayanan kepada para ibu-ibu bekerja atau orang tua bekerja, yang memiliki anak dalam

Page 2: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

8

usia balita sampai usia prasekolah yang mencakup pertumbuhan dan kesejahteraan anak

baik jasmani maupun rohani dan sosialnya.

Dari hasil rapat koordinasi "usaha kesejahteraan anak" departemen sosial Republik

Indonesia, dikemukakan pengertian TPA yaitu: lembaga sosial yang memberikan pelayanan

kepada anak-anak balita yang dikhawatirkan akan mengalami hambatan dalam

pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini

diberikan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial.

Sarana TPA ini biasanya dirancang secara khusus baik program, pelayanan staf,

maupun penyediaan alat-alatnya. Semula sarana TPA diperuntukkan bagi ibu dari kalangan

keluarga kurang beruntung, sedangkan sekarang sarana ini lebih banyak diminati oleh

keluarga tingkat menengah dan atas yang umumnya disebabkan kedua orang tuanya

bekerja.

Pada kenyataannya di lapangan ada beberapa alasan dari para ibu yang

menyerahkan anaknya kepada TPA, antara lain:

� Kebutuhan untuk melepaskan diri sejenak dari tanggung jawab dalam hal mengasuh

anak secara rutin,

� Keinginan untuk menyediakan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dengan teman

seusianya dan tokoh pengasuh lain,

� Agar anak mendapat stimulasi kognitif secara baik,

� Agar anak mendapat pengasuhan pengganti sementara ibu bekerja.

2.1.2 SEJARAH

TPA pertama kali terbentuk karena adanya desakan ekonomi yang terjadi pada saat

revolusi industri dan perang berkepanjangan yang melanda dunia barat (Eropa dan

Amerika), sehingga terjadi kemiskinan, pengangguran dan kelaparan dimana-mana. Oleh

karena itu ibu-ibu yang baru melahirkan terpaksa meninggalkan bayinya untuk ikut

membantu suami dalam mencari nafkah.

Page 3: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

9

Pada mulanya penitipan anak diselenggarakan secara sosial dan tidak ada wadah

khusus yang tetap, hanya berupa persetujuan antara ibu-ibu di satu lingkungan tempat

tinggal untuk secara bergiliran menjaga anak-anak mereka selagi yang lain sibuk bekerja.

Menjamurnya TPA sejenis di Amerika menarik perhatian pemerintahnya, sehingga

dimulai suatu wadah resmi pemerintah untuk TPA yang diberi nama Head Start Project

pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan fisik,

spontanitas, keingintahuan, disiplin diri, mempertinggi kemampuan untuk mengerti dan

mengkomunikasikan konsep dengan orang lain, kepercayaan diri, hubungan personal yang

lebih baik, serta mempertinggi perasaan harga diri dan nilai diri. Proyek ini menekankan

diri pada pendidikan, kesehatan, keterlibatan orang tua, serta pelayanan sosial. Dengan

program ini, diharapkan keuntungan jangka panjang berupa semakin sedikitnya anak putus

sekolah, pengangguran dan menuntun individu dalam hidup yang lebih berguna dan positif

(Pepalia, 1989).

Dengan suksesnya, Head Start Project maka makin berkembang proyek-proyek

serupa dengan berbagai macam nama dan tujuan, misalnya Village Children’s Centre

Seattle, Sand Point Child Development Center Seattle, Vincent Massey Child Care Centre

Ontario, dll.

Secara umum alasan menitipkan anak di luar rumah adalah salah satu dari sebab-

sebab berikut.

� Peningkatan jumlah ibu yang bekerja dengan anak usia sekolah,

� Adanya penyakit di dalam keluarga,

� Rumah yang kumuh,

� Terlalu sempitnya ruang gerak dalam rumah,

� Orang tua tunggal (Gordon, 1956).

Di Indonesia berdirinya TPA disebabkan karena banyak karyawati yang bekerja di

lembaga Pemerintahan maupun Swasta yang mempunyai masalah tentang pengasuhan anak

makin mendorong segera dibentuknya Lembaga Kesejahteraan Anak. Sehingga pada tahun

1963 Departemen Sosial mulai mengembangkan TPA sebagai Lembaga Kesejahteraan

Page 4: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

10

Sosial Anak. Dengan terbitnya peraturan pemerintah No.27 tahun 1990 tentang pendidikan

prasekolah serta peraturan pemerintah No.73 tahun 1991 tentang pendidikan luar sekolah.

Memperkuat fungsi TPA sebagai Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (Daycare

Centre) yang melaksanakan usaha kesejahteraan sosial khususnya kesejahteraan anak

dibawah lima tahun. TPA akhirnya berkembang sampai sekarang dengan berbagai nama

yang berbeda-beda. (Direktorat Bina Kesejahteraan Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia,

1995)

2.1.3 FUNGSI TPA

TPA sebagai lembaga kesejahterahan untuk anak, mempunyai peranan sebagai

berikut.

a. Pelayanan Kesejahterahan Anak

Sebagai tempat pelayanan kesejahterahan anak, TPA berfungsi dalam keempat strategi

pembinaan anak, yaitu:

� Survival : pemenuhan kebutuhan kelangsungan hidup dan pertumbuhan anak,

� Development : pengembangan potensi, daya cipta, kreatifitas dan inisiatif serta

pembentukan kepribadian anak,

� Protection : perlindungan anak dari keterlantaran dan perlakuan kasar,

� Preventif : mencegah tumbuh kembang yang menyimpang dan kesalahan dalam

pembentukan pribadi anak (Henrietta, 1956).

b. Tempat konsultasi orang tua dalam melaksanakan usaha kesejahterahan anak di

keluarganya dan membantu memantapkan orang tua untuk melaksanakan ke delapan fungsi

keluarga, yaitu:

� Fungsi Keagamaan

Keluarga mempunyai fungsi untuk mendorong anggotanya menjadi unsur beragama

dengan penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Page 5: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

11

� Fungsi Sosial Budaya

Keluarga merupakan transformator nilai-nilai budaya antar generasi sehingga mampu

melestarikan nilai-nilai sosial budaya yang bermutu,

� Fungsi Cinta Kasih

Keluarga merupakan landasan untuk mengikat batin anggota-anggotanya sehingga

saling mencintai, menghargai baik dengan penciptaannya, sesama maupun dengan

lingkungan,

� Fungsi Reproduksi

Keluarga merupakan wadah untuk melanjutkan kehidupan manusia dari generasi ke

generasi dan merawatnya menjadi manusia yang berkualitas,

� Fungsi Pendidikan dan Sosialisasi

Keluarga merupakan tempat untuk mendidik anak keturunannya agar dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan social dan alam sekitar dan mengembangkan

potensinya secara optimal,

� Fungsi Ekonomi

Keluarga menjadi sumber pendukung dan pemenuhan kebutuhan anggota-anggotanya

untuk dapat mandiri dan mengarahkan kehidupannya,

� Fungsi Melindungi

Keluarga merupakan tempat perlindungan/unit sosial yang dapat mengayomi, memberi

rasa damai, aman dan bahagia,

� Fungsi Pembina Lingkungan

Keluarga merupakan tempat mendidik anggota-anggotanya untuk memelihara keserasian

lingkungan dengan factor penyangga kehidupan (Henrietta, 1956).

2.1.4 JENIS-JENIS TPA

Memilih pengaturan perawatan anak adalah keputusan yang sangat pribadi bagi

orang tua. Ini adalah salah satu keputusan yang paling penting orang tua dapat membuat

sejak perawatan anak-anak menerima mempengaruhi perkembangan masa depan mereka.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

12

Secara keseluruhan, TPA dapat dibagi beberapa jenis berdasarkan beberapa

kategori. Adapun pembagiannya sebagai berikut.

a. Berdasarkan tujuan dan maksud pendirian.

Berdasarkan tujuan dan maksud pendiriannya, TPA dibagi menjadi nursery centre

(temporer) dan daycare centre (sehari penuh). Keduanya sama-sama melayani anak

prasekolah dan mempunyai program-program aktivitas yang sama. Perbedaannya

adalah:

� Tujuan nursery adalah meningkatkan perkembangan sosial anak prasekolah.

Nursery ditujukan untuk anak yang siap secara emosional untuk aktivitas-aktivitas

sosial tersebut selama beberapa jam dengan anak-anak seumurnya. Kurikulumnya

didesain untuk membantu mereka belajar bekerja dan bermain bersama dalam

jangka waktu kurang lebih 3 (tiga) jam,

� Tujuan utama daycare adalah menyediakan pengasuhan bagi anak-anak

sewaktu orang tua mereka bekerja dengan menyediakan wadah khusus, atau untuk

anak yang tidak diawasi dalam waktu yang cukup lama. Daycare menyediakan

penggantian pengasuhan orang tua (Henrietta, 1956).

b. Berdasarkan tempat/wadah

Berdasarkan tempat/wadahnya, TPA terdiri dari dua tipe yaitu dalam rumah

(home/family) daycare atau di tempat tertentu (group). Perbedaannya adalah:

� Home/family daycare adalah program dalam menempatkan anak dalam

pengasuhan keluarga lain (tetangga/kenalan) dalam waktu sehari penuh. Program ini

paling baik untuk anak berusia di bawah 3 tahun karena anak-anak tersebut masih

harus mendapat perhatian dan kasih sayang penuh oleh seseorang yang merupakan

pengganti ibunya sementara waktu, walaupun sebaiknya anak berusia di bawah 2

tahun belum boleh dititipkan karena kasih sayang emosional ibu-anak sangat

penting dan sebaiknya rasa aman anak tidak terganggu,

� Group daycare diperuntukkan bagi anak-anak berusia di atas 3 tahun untuk

meningkatkan kemampuan mereka dan mengurangi beban akibat perpisahan dengan

Page 7: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

13

orang tua mereka selama bekerja. Mereka juga dapat menikmati aktivitas kelompok

yang sesuai dengan umur mereka, seperti klub, perjalanan pendidikan khusus (ke

museum, dll) dan program rekreasi (Henrietta L, 1956).

c. Berdasarkan penyandang dana/pendiri

Berdasarkan siapa penyandang dana atau pendiri, TPA dibagi berdasarkan hal-hal

berikut.

� TPA yang dibiayai oleh dana dan sumbangan dari komunitas (masyarakat).

Jumlah uang sekolah didasari oleh ukuran keluarga, pendapatan, dan kemampuan

membayar. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan lingkungan yang

menyenangkan dan sehat. Ditujukan pada masyarakat berpenghasilan rendah,

� TPA yang dibantu oleh negara (2/3) dan uang sekolah (1/3). Tujuannya untuk

masyarakat berpenghasilan rendah,

� TPA swasta, privat dan bergabung dengan Taman Kanak-kanak. Ditujukan

pada keluarga menengah ke atas, dibiayai sepenuhnya oleh individu.

Memungkinkan ibu untuk mempunyai pekerjaan, mengikuti klub dan aktivitas

sosial,

� Kelompok yang disponsori oleh tempat ibadah. Non profit, biasanya setengah

hari, selama 2-3 kali seminggu. Membantu anak untuk berkembang secara rohani,

� TPA yang diafiliasi oleh sekolah. Didesain untuk mempersiapkan keluarga

yang setia pada yayasan pendidikan tersebut,

� Kelompok kerjasama orang tua. Setiap ibu bergiliran menjaga anak-anak

kelompoknya bersama beberapa guru sementara yang lain bekerja,

� Penitipan anak setempat (Back yard group), menitipkan anak secara bersama-

sama pada seorang tetangga untuk bermain secara reguler (Todd & Heffernan,

1964).

d. Berdasarkan lokasi TPA dibedakan menjadi:

� TPA kantor yaitu TPA yang berlokasi di perkantoran ataupun sekitar

lingkungan kantor untuk melayani orang tua/ibu-ibu yang bekerja di kantor,

Page 8: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

14

� TPA pasar yaitu TPA yang berlokasi di pasar,

� TPA lingkungan yaitu TPA yang berlokasi di daerah pemukiman penduduk,

apartemen atau tempat lainnya.

e. Berdasarkan status kepemilikan, jenis TPA dibagi atas:

� Sistem pelayanan terbuka, dimana TPA yang dimaksud memberikan pelayanan

untuk masyarakat luas,

� Sistem pelayanan tertutup, dimana TPA yang hanya memberikan pelayanan

untuk kalangan terbatas, misalnya TPA kantor yang hanya melayani karyawan

perusahaan saja.

2.1.5 FASILITAS

TPA mempunyai standart kelengkapan ruangan yang diperlukan di TPA (Direktorat

Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial RI, 1998:31-33), yaitu:

1. Ruang pengasuhan anak

� Ruang makan anak

� Ruang pemeriksaan kesehatan

� Ruang tidur anak

� Ruang isolasi/sementara (bagi anak yang mendadak sakit)

� Ruangan orang tua untuk memberi ASI

2. Ruang bimbingan belajar/pendidikan prasekolah

� Ruangan belajar membaca, menulis dan berhitung

� Ruangan bermain musik, melukis, kreatifitas

� Ruangan perpustakaan anak dan orang tua

� Ruangan pendidikan agama/bimbingan rohani

Page 9: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

15

3. Ruangan bermain/sosiodramatik (bermain sesuatu peran dengan cara berpura-

pura/sandiwara) terdiri dari:

� Ruangan bermain dilantai

� Ruangan bermain “pura-pura” (sosiodramatik/panggung sandiwara)

� Ruangan tempat penyimpanan peralatan bermain

4. Halaman/tempat bermain diluar ruangan (outdoor)

5. Ruangan administrasi perkantoran terdiri dari:

� Ruangan pimpinan

� Ruangan untuk pembahasan

� Ruangan konsultasi

� Ruangan tamu/ruangan tunggu orang tua

� Ruangan tata usaha

� Ruangan data dan informasi

� Ruangan serbaguna

6. Ruangan penunjang lainnya

� Ruangan dapur

� Ruangan cuci/setrika

� WC/kamar mandi petugas

� WC/kamar mandi/toilet anak

� Ruangan penjaga/satpam

2.1.6 PRO KONTRA TPA

Ada beberapa keuntungan yang bisa dirasakan orang tua dengan menitipkan anak di

TPA. Kebanyakan TPA memiliki program yang mengajarkan berbagai pendidikan dan

keterampilan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan belajar anak, bukan hanya

Page 10: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

16

bermain sepanjang hari. Selain itu, dengan berkumpul bersama teman-teman sebayanya di

tempat tersebut, anak-anak juga menjadi terbiasa dan terpacu untuk bisa bersosialisasi.

Meskipun demikian, menitipkan anak di TPA juga memiliki beberapa kelemahan.

Anak biasanya tidak mendapatkan perhatian penuh, seperti yang biasa anak dapatkan dari

orangtuanya, karena petugas di tempat tersebut harus memperhatikan anak-anak lainnya.

Selain itu, anak juga lebih mudah terserang sakit karena tertular oleh anak lain yang sedang

sakit.

Belum lagi jika bicara masalah peraturan yang terlalu ketat atau biaya yang cukup mahal

dan memberatkan orangtua.

Menurut Newman (1975) keuntungan TPA, adalah:

� Lingkungan lebih memberikan rangsangan terhadap panca indera,

� Anak-anak akan memiliki ruang bermain (baik di dalam maupun diluar ruang) yang

relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka sendiri,

� Anak-anak lebih memiliki kesempatan berinteraksi atau berhubungan dengan teman

sebaya yang akan membantu perkembangan kerja sama dan ketrampilan berbahasa,

� Para orang tua dari anak-anak mempunyai kesempatan saling berinteraksi dengan staf

TPA yang memungkinkan terjadi peningkatan ketrampilan dan pengetahuan dan tata

cara pengasuhan anak,

� Anak akan mendapat pengawasan dari pengasuh yang bertugas,

� Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih,

� Tersedianya beragam peralatan rumah tangga, alat permainan, program pendidikan dan

pengasuh serta kegiatan yang terencana,

� Tersedianya komponen pendidikan seperti anak belajar mandiri, berteman dan

mendapat kesempatan mempelajari berbagai ketrampilan.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

17

Adapun Papousek (1970) dan Newman (1975) mengemukakan bahwa kelemahan

TPA adalah sebagai berikut.

� Pengasuhan yang rutin di TPA kurang bervariasi dan sifatnya kurang memperhatikan

pemenuhan kebutuhan masing-masing anak secara pribadi karena pengasuh kurang

memiliki waktu yang cukup,

� Anak-anak ternyata seringkali kurang memperoleh kesempatan untuk mandiri atau

berpisah dari kelompok,

� Sosialisasi lebih mengarah pada kepatuhan daripada otonom,

� Para orang tua cenderung melepaskan tanggung jawab mereka sebagai pengasuh

kepada TPA,

� Kurang diperhatikan kebutuhan anak secara individual,

� Berganti-gantinya pengasuh yang seringkali menimbulkan kesulitan pada anak untuk

menyesuaikan diri dengan pengasuh,

� Anak mudah tertular penyakit dari orang lain.

Bagi orang tua, pemilihan TPA juga harus menjadi bahan pertimbangan penting

karena harus melihat kualitas dari pengasuhan dan fasilitas yang tersedia. Oleh karena itu,

banyak ahli berpandangan memasukkan anak dalam TPA akan banyak menghabiskan

biaya, namun tidak seimbang dengan kualitasnya. Selain itu, sulit menemukan TPA yang

benar-benar sesuai dengan kebutuhan setiap anak yang punya problem berbeda-beda pada

masanya dan yang menuntut penanganan yang spesifik pula.

Faktor kebersihan dan kesehatan lingkungan juga perlu menjadi bahan

pertimbangan, karena di situ berkumpul banyak anak-anak yang mungkin saja mempunyai

penyakit tertentu yang mudah menular pada anak lain, seperti flu, hepatitis, diare, distentri,

dll. Kemungkinan besar, tidak semua pengasuh ataupun pekerja di TPA tersebut dibekali

dengan latihan dan pengetahuan yang memadai tentang kesehatan, kebersihan, penyakit dan

penanganannya. Kondisi tersebut masih ditambah lagi dengan pola perilaku anak yang

masih tidak karuan dan masih belum bisa diatur. Jadi, dalam TPA, akan besar

kemungkinannya bagi setiap anak untuk terkena atau tertular penyakit.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

18

Penelitian yang dilakukan oleh Laurence D. Steinberg dan Jay Belsky pada tahun

1984, menemukan bahwa ternyata pengalaman ataupun bimbingan yang diberikan selama

berlangsungnya TPA, tidak menghambat ataupun mendorong perkembangan intelektual

anak. Namun, memang TPA terbukti dapat menolong anak-anak dari golongan ekonomi

lemah ataupun lingkungan yang beresiko tinggi dari penurunan IQ akibat dari

penanganan/pendidikan yang tidak memadai. Lebih lanjut penemuan mereka juga

membawa fakta, bahwa anak-anak yang ikut serta dalam program TPA, akan

memperlihatkan peningkatan interaksi, baik dalam bentuk positif maupun negatif dengan

teman-teman mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Belsky di tahun 1984 menemukan bahwa bayi yang

menghabiskan rata-rata sebanyak 20 jam seminggunya dalam program pengasuhan non-

maternal (seperti halnya daycare) selama tahun pertama kehidupannya, beresiko tinggi

mengalami insecure attachment terhadap sang ibu dan peningkatan agresivitas,

ketidaktaatan, atau bahkan kecenderungan menarik diri dari lingkungan sosial pada saat

mereka memasuki tahap preschool dan sekolah dasar. Namun perlu ditekankan, bahwa

situasi demikian tidak berlaku bagi anak yang usianya 1 tahun ke atas. Belsky

berpandangan, bagaimana pun juga, preschool yang benar-benar berkualitas memang

memberikan kontribusi secara positif pada perkembangan anak.

Salah satu penelitian yang dilakukan di Amerika menampilkan salah satu faktanya,

bahwa anak-anak yang diikutsertakan dalam program TPA dalam rentang waktu yang

cukup lama menunjukkan peningkatan agresivitas terhadap sesama dan terhadap orang

dewasa, dan menunjukkan penurunan sikap kooperatif terhadap orang dewasa.

Dari berbagai pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan peneliti

masih berpendapat bahwa TPA yang benar-benar berkualitas memang dapat menjadi

alternatif program pengasuhan terhadap anak-anak. Adapun pengaruh dari TPA tergantung

dari kualitas, lamanya waktu keikutsertaan, serta kualitas yang sebenarnya terjalin antara

anak dengan orang tua di luar waktu TPA.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

19

2.1.7 KETENTUAN / SYARAT

Di Indonesia, pendirian TPA merupakan salah satu perwujudan dari UU RI no 4

tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, dimana yang dimaksud dengan kesejahteraan anak

menurut pasal 1 ayat 1a adalah suatu kehidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan

dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial.

Selain itu, di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1993 dan buku Repelita

VI serta Surat Keputusan Menteri Sosial RI nomor 14 tahun 1993, TPA disebut juga

sebagai Sasana Bina Balita, dimana tempat ini tidak hanya sekedar sarana yang disediakan

untuk menitipkan anak, tetapi juga sebagai sarana untuk membina anak dalam

mempersiapkan diri memasuki dunia pendidikan dan mengembangkan seluruh kemampuan

untuk membentuk manusia yang berkualitas.

Salah satu dasar TPA adalah karena anak sebagai bagian dari generasi muda dan

merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa serta sumber daya manusia dalam

pembangunan nasional. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya harus dilakukan

secara terarah, menyeluruh dan terpadu, karena pada hakekatnya pembinaan dan

pengembangan generasi muda adalah tanggungjawab semua pihak. Generasi muda

diharapkan dapat tumbuh menjadi manusia pembangunan yang mampu mandiri dan

mengembangkan serta mewujudkan kreativitas mereka secara bebas, konstruktif dan

bertanggungjawab (Citra Anak Indonesia, 1987).

Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembinaan anak usia 0-6 tahun melalui TPA

yang belum memadai ini mungkin didasari pada anggapan bahwa:

� Sebelum usia 7 tahun, anak dipandang belum siap ikut pendidikan formal,

� Pendidikan formal yang diberikan sebelum usia 7 tahun tidak ada pengaruhnya

terhadap pendidikan selanjutnya,

� Biaya terlalu mahal untuk menyelenggarakan pendidikan sebelum 7 tahun ditinjau dari

cost benefit, karena dipandang kurang menguntungkan (Citra Anak Indonesia, 1987).

Page 14: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

20

Peraturan dan perundangan mengenai pelaksanaan TPA tidak boleh menyimpang

dari Deklarasi Hak-Hak Anak telah ditetapkan secara internasional oleh Perserikatan

Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 November 1959, yang juga mengatur tentang

kesejahteraan anak, antara lain yang berkaitan dengan pendirian TPA:

� Anak berhak memperoleh perlindungan khusus, dan diberi kesempatan dan kemudahan

melalui hukum dan cara-cara lain yang memungkinkannya berkembang – fisik, mental,

moral, spiritual dan sosial – secara sehat dan wajar serta dalam kondisi kebebasan dan

diakui martabatnya,

� Anak berhak memperoleh jaminan sosial: ia harus dimungkinkan tumbuh kembang

dengan sehat. Untuk tujuan ini perawatan dan perlindungan khusus perlu diberikan

baik terhadap dirinya maupun terhadap ibunya, termasuk perawatan yang sesuai

sebelum dan sesudah bayi lahir. Begitu pula anak berhak mendapat pelayanan gizi,

kesehatan, perumahan dan rekreasi,

� Demi perkembangan secara utuh dan serasi dari kepribadiannya, seorang anak

memerlukan cinta dan pengertian. Sedapat mungkin ia tumbuh dalam asuhan dan

tanggungjawab orang tuanya, dan dalam suasana afeksi dan keamanan moral dan

material (psikis dan fisik): anak dalam usia rawan seharusnya tidak, kecuali dalam

keadaan luar biasa, dipisahkan dari ibunya. Perhatian khusus perlu diberikan kepada

anak-anak tanpa keluarga dan kepada mereka yang tidak mempunyai jaminan

tunjangan yang cukup. Bantuan perlu diberikan pula bagi pemeliharaan anak-anak dari

keluarga besar.

� Anak berhak mendapat pendidikan, yang pada tingkat dasar seharusnya bebas dan

wajib (wajib belajar Bahasa Indonesia). Anak perlu diberi pendidikan yang akan

mengembangkan kebudayaannya, dan memungkinkan atas dasar kesempatan yang

sama untuk mengembangkan kemampuan, pertimbangan pribadi, serta rasa

tanggungjawab moral dan sosial, dan menjadi anggota masyarakat yang berguna,

� Dalam asas ini ditekankan pentingnya untuk mendapat kesempatan penuh untuk

bermain dan rekreasi yang harus diarahkan kepada tujuan yang sama seperti

pendidikan. Hak-Hak Psikologis Anak (yang ditetapkan di York 1979) menambahkan

Page 15: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

21

bahwa seorang perlu diberi kesempatan untuk berkhayal (menggunakan daya

imajinasinya), karena bermain dan berkhayal adalah kebutuhan inheren dari anak, dan

melalui bermain dan berkhayal kreativitasnya dipupuk,

� Anak berhak dilindungi dari praktek-praktek yang dapat memupuk diskriminasi rasial,

agama atau setiap bentuk diskriminasi lainnya. Ia harus diasuh dan dibesarkan dalam

jiwa/semangat saling pengertian, tenggang rasa dan persahabatan antar manusia,

perdamaian dan persaudaraan universal dan dalam kesadaran penuh bahwa tenaga dan

bakat-bakatnya harus diabdikan untuk pelayanan sesama manusia (UNICEF/6601)

2.2 TINJAUAN KELOMPOK BERMAIN (KB)

Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan

sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan

perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan

dasar-dasar perkembangan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni, moral dan

nilai-nilai agama, sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus

dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.

Salah satu bentuk program pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan

nonformal yang ada di masyarakat adalah Kelompok Bermain atau biasa disebut dengan

Play Group. Kelompok Bermain/Play Group adalah salah satu bentuk program pendidikan

prasekolah pada jalur pendidikan luar sekolah yang bertujuan untuk meletakkan dasar

kearah perkembangan, sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan

oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan

serta perkembangan selanjutnya.

Pada umunya usia anak Kelompok Bermain/Play Group adalah 3-5 tahun atau

sebelum anak memasuki masa pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK). Bahkan ada

tempat pendidikan yang menerima usia Kelompok Bermain/Play Group jauh lebih muda

yaitu 2 tahun. Ini tergantung dari kebijakan dan tujuan pendidikan yang ditawarkan. Karena

Page 16: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

22

sifatnya adalah preschool, jadi Kelompok Bermain/Play Group ini bertujuan hanya untuk

mengarahkan anak-anak dalam bermain dan bersosialisasi dengan teman-temannya.

Pada usia Kelompok Bermain/Play Group pada umumnya tidak diberi materi yang

terlalu memberatkan seperti membaca atau menulis selayaknya pada umur anak di Taman

Kanak-kanak (TK). Pengenalan dasar seperti angka dan huruf dapat diberikan lewat

bermain sambil belajar yang menyenangkan. Selain itu waktu sekolah yang baik untuk usia

Kelompok Bermain/Play Group ini juga tidak terlalu padat misalnya hanya hanya sekitar 1

- 1,5 jam/hari.

Biasanya jenis Kelompok Bermain/Play Group ini tidak hanya menawarkan

pendidikan dan bermain saja, tetapi lebih kepada kebutuhan penitipan anak. Banyak tempat

yang menyediakan Kelompok Bermain/Play Group sekaligus tempat penitipan dan

pengasuhan anak selagi kedua orangtuanya bekerja.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Kelompok Bermain mempunyai pengertian wadah

anak-anak usia dini atau prasekolah melakukan kegiatan bermain dengan tujuan

mengarahkan, membimbing dan mengembangkan kepribadian, kecerdasan, bakat,

kemampuan, prestasi, dan minat serta ketrampilan mereka bersama pembimbing belajarnya

dengan tujuan untuk diarahkan pada pemahaman terhadap sesuatu yang ingin dimengerti

oleh anak.

2.3 PERBEDAAN TPA DAN KB

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

mengamanatkan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) dapat diselenggarakan melalui

jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal (Pasal 28 ayat 2). Pendidikan anak

usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Tempat

Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Bentuk lain yang sederajad yang

selanjutnya dikategorikan sebagai satuan PAUD sejenis dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan layanan PAUD lainnya.

Page 17: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

23

1. Tempat Penitipan Anak (TPA) adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan

non formal (PAUD Non Formal dan Informal). TPA selain sebagai wahana

kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu

bagi anak yang orangtuanya bekerja, juga sekaligus menyelenggarakan program

pendidikan (termasuk pengasuhan) terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun (dengan prioritas anak usia empat tahun ke bawah)

2. Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal

(PAUD non formal) yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program

kesejahteraan bagi anak usia dua tahun sampai dengan usia enam tahun (dengan prioritas

anak usia dua tahun sampai usia empat tahun).

2.4 TINJAUAN ANAK

2.4.1 Psikologi Perkembangan Anak

Psikologi perkembangan anak adalah psikologi yang diterapkan dalam proses

perkembangan anak. Tiap pendidik bertugas untuk membimbing dan mengarahkan

perkembangan pribadi, perkembangan mental dan perkembangan moral anak didiknya.

Agar dapat melakukan tugas dengan baik, tiap pendidik diharuskan memahami psikologi

anak dalam fase-fase perkembangannya (Eksiklopedia, 1989:427).

Pendidik tidak hanya perlu mengetahui prinsip-prinsip yang berguna untuk

mencapai tujuan akhir pendidikan, tetapi juga harus mengetahui prinsip-prinsip yang

diperlukan pada tiap tahap perkembangan anak didik. Seorang anak didik yang akhir proses

pendidikan tidak menyadari kalau dirinya sedang mengalami proses perkembangan menuju

kedewasaan, padahal setiap aktifitasnya mempunyai arti tersendiri dan sangat

mempengaruhi proses perkembangan selanjutnya. Pendidik yang berada diluarnya

mempunyai tugas sedapat mungkin mengarahkan perkembangan itu, jadi selama masih

berhadapan dengan anak didik, pendidik selalu memperhatikan psikologi perkembangan.

Page 18: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

24

2.4.2 Pembagian Usia Anak dan Karakteristik

Menurut buku seperti G. Kaluger dan M.F. Kaluger tahun 1974 membagi usia anak

dalam beberapa tahap sesuai perkembangannya yaitu:

a. Usia 0-1 tahun disebut sebagai bayi (Infancy)

b. Usia 1-3 tahun disebut batita

c. Usia 3-5 tahun disebut sebagai masa kanak dini (Early Chilhood) atau balita

d. Usia 6-8 tahun disebut masa anak-anak pertengahan

e. Usia 9-11 tahun disebut masa menjelang remaja

f. Usia 12-15 tahun disebut masa remaja permulaaan

g. Usia 16-18 tahun disebut remaja

h. Usia 19 tahun disebut dewasa

Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan

perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu

usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase

kehidupan yang unik. Secara lebih rinci akan diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai

berikut :

a. Usia 0 – 1 tahun

Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat

dibanding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari anak

pada usia ini. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain :

1. Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri

dan berjalan.

2. Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati,

meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke

mulutnya.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

25

3. Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontrak

sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa akan

mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi.

Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut merupakan modal penting bagi

anak untuk menjalani proses perkembangan selanjutnya.

b. Usia 2 – 3 tahun

Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa

sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa

karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain :

1. Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki

kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang

dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses

belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati

grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.

2. Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh,

kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar

dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan

isi hati dan pikiran.

3. Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan

pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditemukan oleh

bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.

b.1. Perkembangan Fisik

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Keseimbangan ke depan Jika jatuh mengenai dahi

Pengendalian otot sesuai

kemauan sendiri

Belajar memakai kamar mandi,

menyayangi permainan air

Berlari, menyeret Mendorong, membawa barang-barang

Page 20: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

26

Mendorong, menarik Senang mencocokkan bagian-bagian

Memutar pergelangan tangan Dapat membuka pintu, mengisi dan

mengosongkan

Mengelus, menepuk Senang bermain boneka

Dapat menendang sesuatu Menendang bola besar

Menginjak di tempat

seharusnya Mendaki dengan menginjak kembali

Sumber : Tood & Herffernan, 1964

b.2. Perkembangan Sosial

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Rasa memiliki kuat Memegang, menimbun dan tidak

mau membagi kepunyaannya

Tidak cepat akrab dengan

orang dewasa yang baru

ditemui

Menginginkan orang dewasa

yang dikenal

Tidak dapat bekerja sama

dalam bermain

Memilih bermain sendiri, melihat

orang lain

Sumber : Tood & Heffernan, 1964

Tabel 2.1 Perkembangan Fisik Anak 2-3 tahun

Tabel 2.2 Perkembangan Sosial Anak 2-3 tahun

Page 21: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

27

b.3. Perkembangan Emosional

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Senang menyentuh Senang berpindah ke tempat yang

masih asing

Menyenangi orang-orang

Menonton orang lain, meniru,

mengerti bahwa orang lain

memerlukan sesuatu

Bergantung pada ibu Bermain dengan boneka bayi,

rumah-rumahan

Sumber : Tood & Heffernan, 1964

b.4. Perkembangan Intelektual

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Peningkatan pengendalian

bahasa

Belajar kata-kata dengan mudah,

mengobrol sebagai bagian

bermain

Mempunyai konsentrasin

perhatian yang singkat

Menggunakan kesempatan yang

singkat untuk bermain

Memperhatikan beberapa kata

dalam satu kalimat panjang

Bereaksi terhadap perintah

singkat

Sumber : Tood & Heffernan, 1964

Tabel 2.3 Perkembangan Emosional Anak 2-3 tahun

Tabel 2.4 Perkembangan Intelektual Anak 2-3 tahun

Page 22: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

28

b.5. Perkembangan bermain pada umur 2-3 tahun : dunia pura-pura

Perubahan tekanan dari permainan sensorimotor menjadi permainan simbolis

karena perkembangan imajinasi. Permainan pura-pura berkembang dari pura-pura

yang sederhana sampai pada memainkan peranan utuh dan permainan

sosiodramatis.

Mulai terlihat permainan pararel, kemudian permainan sosial. Senang bermain

berdampingan, saling memperhatikan, tetapi masih kurangnya kemampuan untuk

mengkoordinasikan permainan mereka (Alexandria, 1987).

b.6. Perkembangan dan karakteristik permainan

� Berbicara lebih jelas, menggunakan banyak variasi kata, dan menggunakan

struktur kalimat yang lebih rumit,

� Lebih banyak berbicara pada diri sendiri sewaktu bermain atau menjelang tidur,

� Peningkatan kemampuan aktifitas fisik (mengangkat, membawa, mendaki,

melompat, berlari, bersepeda roti tiga),

� Mengorganisasikan permainan pura-pura sekitar aktifitas yang sering dilihat

(membersihkan rumah, mengendarai mobil, menyiapkan makanan,

menyampaikan surat),

� Memulai permainan sosiodramatik dengan meniru: bermain berbagai peran lebih

terorganisir dan diperpanjang,

� Dapat mengulang susunan kejadian sesuai waktunya, memberi makan, membuka

baju, meletakkan bayi ke dalam tempat tidurnya (Alexandria, 1987).

b.7 Permainan dengan alat

� Lebih memilih mainan yang mempunyai penampilan realistis untuk permainan

pura-pura,

� Menyenangi mainan yang dapat dirakit dan dilepaskan,

Page 23: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

29

� Dapat membangun menara dari balok-balok. Dapat meletakkan lingkaran

berwarna ke dalam tempatnya sesuai dengan susunannya,

� Menyenangi permainan puzzle sederhana,

� Memimpin fantasi dimana mainan dapat bereaksi satu sama lain,

� Mulai mengapresiasi mainan edukasi/mendidik (Alexandria, 1987).

b.8 Permainan social dan game

� Permainan paralel mendominasi (dimana setiap anak tidak berinteraksi satu sama

lain),

� Ingin menjadi pengendali permainan,

� Enggan berganti peran dari yang bersembunyi menjadi yang mencari (Alexandria,

1987).

b.9 Permainan ekspresif

� Menyenangi permainan menggunakan crayon,

� Menggambar freehand lingkaran berulang, menggunakan garis untuk menciptakan

bentuk, dapat memberi nama bentuk tersebut,

� Melukis seluruh area kertas,

� Dapat membentuk tanah liat menjadi bola, ular, pancake, kereta,

� Belajar menempelkan benda-benda ke dalam tanah liat sebagai detail (mata,

kancing),

� Suka mendengarkan lagu dan rekaman,

� Bersenandung, tetapi mungkin tidak dapat mengikuti nada yang tepat,

� Bernyanyi beberapa frasa dari satu lagu tanpa pengiring, mengenali beberapa

melodi,

� Mengikuti deklamasi dari sajak kanak-kanak,

� Senang dibacakan dan mendengarkan cerita,

� Senang menampilkan tarian dan berjungkir balik (Alexandria, 1987).

Page 24: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

30

b.10 Mainan untuk anak umur 2-3 tahun

Puzzle kayu 24 bagian, gunting tumpul, bola yang berbeda ukuran, lebih banyak

balok, truk yang dapat diisi, kereta mainan sederhana, rekaman musik rakyat dan anak

klasik, paku payung mainan beserta papannya, sepatu kayu, pemukul bola, alat lukis

tangan, sajak kanak-kanak, buku cerita bergambar dengan tema yang dikenal, boneka

yang dapat berbicara dengan cara menarik tali, baju-baju peran dengan topik, mainan

yang meniru kegiatan orang dewasa (alat rumah tangga, alat makan, alat minum teh,

kereta boneka, mobil-mobilan), perahu plastik kecil, kereta yang dapat diisi dan ditarik,

mainan pemotong rumput (Alexandria, 1987).

c. Usia 3-4 tahun

Perkembangan kehidupan khayalan, ketakutan yang tidak realistik, tertarik dengan

peranan orang dewasa, keras kepala, negatif, tetapi lebih baik dalam memperlakukan

saudara. Tanda awal orientasi produk dalam bermain. Imajinatif, takut kegelapan,

monster, suara keras. Menyukai permainan drama. Lebih baik dalam membagi dengan

orang lain, menunggu giliran, bekerja sama dengan orang dewasa dan saudara. Membuat

sesuatu untuk diperlihatkan pada orang lain (Hughes, 1979).

c.1 Perkembangan Fisik

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Keseimbangan lurus Jika jatuh dapat mematahkan gigi

Berganti kaki, berdiri dengan

satu kaki Dapat naik tangga, belajar melompat

Mengembangkan koordinasi

Melompat, berjalan dan berlari diiringi

musik, membuka dan mengancingkan,

menggelindingkan bola, melempar dengan

Page 25: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

31

Tabel 2.5 Perkembangan Fisik Anak 3-4 tahun

tangan dari bawah, merasa ingin ke toilet

sewaktu makan, bermain dan berbicara

c.2 Perkembangan Sosial

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Belajar membagi

Membagi mainan, tetapi tidak mau

membagi ruang bermain. Membawa

mainan untuk dibagi bersama

Lebih sensitif dengan

orang lain

Mencoba untuk membuat senang dan

mentaati. Merasa simpati, menyenangi

menebak-nebak, senang berdandan

Sumber : Todd & Heffernan, 1964

c.3 Perkembangan Emosional

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Memperlihatkan

pengendalian diri

Istirahat selama 10 menit, menunggu

giliran, menunggu waktu

Mengembangkan

kemandirian

Meninggalkan ibunya untuk pergi ke

sekolah bermain, bermain sendiri

Bangga dengan apa yang

telah dibuat

Senang untuk membawanya ke rumah

tetapi kadang kala melupakannya

Sumber : Todd & Heffernan, 1964

Tabel 2.6 Perkembangan Sosial Anak 3-4 tahun

Tabel 2.7 Perkembangan Emosional Anak 3-4 tahun

Sumber : Todd & Heffernan, 1964

Page 26: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

32

c.4 Perkembangan Intelektual

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Memulai perhatian terhadap

kata-kata

Bereaksi terhadap pertanyaan dan

saran orang dewasa, senang

berbicara dengan orang dewasa,

mendengarkan cerita lebih lama,

senang humor sederhana

Membandingkan dua objek

Membangun 3 balok jembatan

Penggunaan banyak kata-

kata, partisipasi dalam

merencanakan

Berbicara tentang perjalanan studi

mendatang, mencoba kata-kata

secara dramatis

Dapat menghitung sampai

tiga

Sumber : Todd & Heffernan, 1964

c.5 Perkembangan Bermain Umur 3-4 Tahun : Perkembangan Wawasan.

Sosialisasi yang cepat, perpindahan yang cepat ke tahap bermain yang asosiatif

atau kolaboratif dua orang atau lebih terlibat aktifitas yang sama tetapi melanjutkan

waktu senggang mereka dengan lebih atau kurang mandiri. Setiap orang

mengasumsikan peran mereka dan membentuk agenda tersendiri. Dapat pinjam

meminjam dengan bebas, tetapi mempunyai keinginan kecil untuk

mengkoordinasikan permainan mereka. Permainan asosiatif berkembang menjadi

simbolis dan lebih imajinatif (Alexandria, 1987).

Tabel 2.8 Perkembangan Intelektual Anak 3-4 tahun

Page 27: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

33

c.6 Perkembangan dan Karakteristik Permainan

� Memainkan kembali pengalaman mereka (baik dan buruk) dan mengganti hasilnya

sesuai dengan tujuan sendiri,

� Menyenangi aktifitas luar dan permainan konstruktif,

� Senang berdandan dan bermain pura-pura, memperlihatkan perasaan dan emosi

lebih banyak,

� Pura-pura sebagai pahlawan dan karakter TV,

� Mengorganisasikan permainan dalam tema umum (bermain rumah-rumahan,

penjaga toko),

� Dapat menirukan bermacam-macam karakter (orang tua, anak),

� Terlibat dalam percakapan telepon pura-pura,

� Menggunakan lebih banyak kata-kata dan komunikasi dengan gerakan isyarat serta

ekspresi muka untuk membantu penghayatan kata-kata,

� Jangka waktu konsentrasi yang lebih lama,

� Lebih tertarik dengan gerak fisik,

� Sangat ingin tahu tentang bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi (Alexandria,

1987).

c.7. Permainan dengan Alat

� Penggunaan mainan realistis dalam permainan pura-pura,

� Berpura-pura boneka sebagai orang biasa dengan keinginan masing-masing,

� Menyenangi permainan air,

� Menggunakan waktu lebih lama di tempat bermain fisik (gymnasium, luncuran,

ayunan, dan jungkat-jangkit),

� Menyenangi mainan konstruksi.

c.8. Permainan Sosial dan Game

� Kemampuan sosial dengan cepat dan mengembangkan lingkaran persahabatan,

Page 28: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

34

� Peningkatan permainan asosiatif mendominasi sewaktu anak-anak bermain

bersama, membagi mainan tetapi menempuh tujuan individu,

� Memperoleh simpati terhadap orang lain dan mampu mengendalikan emosinya

dengan lebih baik,

� Permainan partisipan (mengikuti pemimpin) dimana satu orang anak suatu saat

mendominasi aktifitas,

� Menyenangi memilih dan mencocokkan sesuatu (kancing dan koin) (Alexandria,

1987).

c.9 Permainan Ekspresif

� Lebih tertarik dengan lukisan sendiri sebagai karya yang selesai daripada hanya

menikmati proses penciptaan,

� Membangun cerita tentang serangkaian gambar dan mengikutsertakan bentuk

kasar orang dalam hasil karyanya,

� Melukis dengan konsentrasi dan ketepatan yang lebih baik, warna menjadi

penting,

� Menyenangi mewarnai buku dengan krayon dan mungkin mewarnai di dinding

dan furniture,

� Membentuk tanah liat ke dalam desain yang rata, kur dan garis,

� Mulai mengenal nada tetapi kadang tidak tepat, tidak malu-malu dalam menyanyi

bersama. Mengenali beberapa melodi dan mempunyai beberapa yang favorit,

� Bereksperimen dengan instrumen musik tetapi tidak dapat memproduksi melodi,

� Dapat naik kuda, berlari, melompat, berjalan dengan iringan musik,

� Mulai menggunakan gunting dan senang membuat bentuk hasil menggunting

(Alexandria, 1987).

c.10 Mainan untuk Anak 3-4 Tahun

Permainan imajinatif (pakaian emas), mainan miniature asli, teka-teki, papan

permainan sederhana, alat-alat seni (cat air, kuda-kuda kanvas, masker pen, krayon),

Page 29: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

35

kacamata plastik, seperangkat alat pencukur dari kayu atau plastik, permainan alat

dokter, make up, truk mainan, pom bensin, boneka, rumah boneka, kapal ruang

angkasa, balok structural (bangunan, jalan, terowongan) (Hughes, 1979).

Mainan kayu atau balik plastik yang dapat berkait, alat menjahit, buku

mewarnai dank rayon, manic-manik dan benang, kertas, gunting, lem, kanvas dan

cat air, boneka tangan, radio kaset dan rekaman, sepeda roti tiga, boneka dengan

baju yang dapat ditukar, simbal, tongkat ritme, bel, marakas (Alexandria, 1987).

d. Usia 4-5 tahun

Merasa aman, percaya diri, butuh perhatian orang tua dan izin dalam membesar-

besarkan diri, mengambil resiko, dan membuat diri sendiri lucu. Pengendalian motorik

halus yang sempurna dalam menggunting, melukis dan menjahit. Lebih imajinatif dalam

membangun balok-balok yang lebih kecil.

Keseimbangan yang lebih baik : berdiri dengan satu kaki, bersepatu roda,

mengendarai sepeda roda tiga. Kemampuan untuk mengancingkan baju dan tali sepatu,

menggambar, menggunting, melukis, mewarnai, menaruh perhatian pada perbedaan

maskulin dan feminism (panjang rambut, tipe berpakaian), mampu menyemangati orang

lain (Hugnes, 1979).

d.1 Perkembangan Fisik

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Memanjat dengan mudah Belajar menggunakan tangga pemadam

kebakaran

Melompat dan berlari secara

aktif Mampu berjalan lebih jauh

Mampu berjalan lebih jauh Belajar untuk melompat, menggergaji,

menggunting garis, melempar dari atas kepala

Page 30: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

36

Mempunyai koordinasi lebih

baik

Berbicara sambil makan, berbicara sambil

bermain

Sumber : Todd & Heffernan, 1964

d.2 Perkembangan Sosial

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Sensitivitas berkelanjutan

pada orang lain

Menganggap orang tua sebagai penguasa, tidak

menyenangi isolasi dari kelompok, belajar

mengekspresikan simpati, suka untuk

berdandan dan bermain drama. Berbicara

tentang mengundang atau tidak seseorang

untuk melakukan sesuatu

Bekerja sama lebih baik

Bermain dalam kelompok kecil dan mungkin

tidak akan mengajak orang lain dalam

kelompoknya

Sumber : Todd & Heffernan, 1964

d.3 Perkembangan Emosional

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Keluar dari ikatan tertentu Senang menyombongkan diri, dapat

menggambar bebas

Belajar tentang batas-batas Senang pergi keluar, berlari mendahului lalu

Tabel 2.9 Perkembangan Fisik Anak 4-5 tahun

Tabel 2.10 Perkembangan Sosial Anak 4-5 tahun

Page 31: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

37

menunggu di sudut, tertarik dengan peraturan,

merencanakan sesuatu dengan orang dewasa,

berkelakuan konyol hingga lelah

Sumber : Tood & Heffernan, 1964

d.4 Perkembangan Intelektual

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Bereksperimen dengan kata-

kata

Membentuk kata-kata dan pantun, menyenangi

kata-kata baru, mendengarkan cerita lebih lama

Bertanya tentang

“Mengapa”, “Bagaimana”

Berbicara tentang satu topik tertentu,

menyenangi penjelasan

Senang berkhayal Melakukan banyak permainan dramatik,

belajar membedakan fakta dan khayalan

Mempunyai cara pikir yang

bertahap

Tertarik dengan kematian, perubahan tema

dalam menggambar

Sumber : Tood & Heffernan, 1964

d.5 Perkembangan bermain pada usia 4-5 tahun, permainan pertama

Permainan sosial menjadi permainan kooperatif untuk tujuan umum. Dapat

mengikuti aturan, menunggu giliran, bergantung pada aktifitas, mengasumsikan

peranannya dan berbagi mainan, atmosfir yang terjadi adalah harmoni dan sebagai aksen

adalah kesenangan (Alexandria, 1987).

Tabel 2.11 Perkembangan Emosional Anak 4-5 tahun

Tabel 2.12 Perkembangan Intelektual Anak 4-5 tahun

Page 32: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

38

d.6 Perkembangan dan Karakteristik Permainan

� Terlibat dalam permainan rough and tumble (permainan berkelahi dengan maksud

bercanda/tidak serius), berpura-pura menjadi monster atau hantu,

� Memakai pakaian orang dewasa,

� Menemukan jalan imajinatif untuk mempertahankan permainan imajinatif. Berperan

secara utuh dalam permainan dramatik,

� Menetapkan peranan sebelum bermain. Menyenangi permainan dengan peran nyata

(astronot, koboi),

� Menyenangi permainan diluar ruangan secara aktif (berenang, bermain sepatu roda),

� Mengantisipasi kejadian akan datang (ulang tahun, liburan),

� Mengarang cerita (Alexandria, 1987).

d.7 Bermain dengan alat

� Penggunaan mainan dengan cara lebih rumit, menciptakan bagian cerita dengan

boneka

� Peningkatan ketertarikan terhadap TV, kadang-kadang bermain di depan TV

� Menyenangi mainan yang bervariasi (boneka, luncuran, domino, puzzle, permainan

kartu sederhana dan buku)

� Membangun struktur yang rumit dengan mainan konstruksi

� Senang menyembunyikan dan mengubur sesuatu di dalam pasir (Virginia, 1987).

d.8 Permainan Sosial dan Game

� Tampilnya permainan kooperatif dalam aktifitas kelompok

� Mengkategorikan yang mana teman dan yang mana tidak

� Peningkatan rasa kasihan dan tanggungjawab. Kadang-kadang mau menolong orang

lain tetapi juga bersaing

� Memperlihatkan keperdulian terhadap perbedaan peranan jenis kelamin

� Senang memilah-milah dan menyamakan warna, bentuk dan gambar

Page 33: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

39

� Mempunyai rahasia dan senang kejutan

� Mengganti peranan dengan sukarela

� Mulai bermain permainan papan sederhana dan aktifitas kooperatif lain

� Dapat memanggil nama atau mengancam secara fisik tanpa membahayakan

(Alexandria, 1987).

d.9. Permainan Ekspresif

� Perkembangan keakuratan dalam karya seni, menggambarkan figure garis-garis

� Membanggakan karya sendiri dan mencari kekaguman dari orang lain

� Lebih memilih menggambar bebas dalam bekerja di buku mewarnai

� Dapat memegang kuas seperti orang dewasa dan bekerja dalam waktu yang lebih

lama dalam menyelesaikan karyanya

� Bernyanyi keseluruhan lagu dengan benar dan dengan nada yang benar

� Menunggu giliran dalam bernyanyi secara kelompok

� Menyukai eksperimen kombinasi not di piano

� Terlibat dalam permainan kata-kata dan membuat kata-kata konyol sendiri

� Membuat objek umum dari tanah liat dan memberikannya pada orang lain sebagai

hadiah

� Menyenangi menari (Alexandria, 1987).

d.10 Mainan untuk anak usia 4-5 tahun

Figur dan pemandangan plastik atau kayu dengan skala kecil, truk dan mobil

kecil yang realistik, boneka tangan dan wayang, puzzle 20 bagian, balok nosaik plastik,

lego, rumah boneka dan mebelnya, permainan papan sederhana, domino, buku dengan

cerita yang lebih mendetail, cat air dan kuas, papan sketsa magnetic. Membuat

material, papan tulis, dapur mainan, peralatan dokter mainan, baju drama yang lebih

rumit, ayunan, jungkat-jangkit, papan keseimbangan, skuter, bola sepak, sepatu roda

(Alexandria, 1987).

Page 34: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

40

e. Usia 5 – 6 tahun

Anak usia 5 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :

1. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai

kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.

2. Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami

pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas

tertentu.

3. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu

anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak

menanyakan segala sesuatu yang dilihat.

4. Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial. Walaupun

aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.

e.1 Perkembangan Fisik

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Pengendalian motorik lebih

baik Mampu duduk tenang lebih lama

Dapat menyeberang jalan

dengan aman

Mulai mengeksplorasi lingkungan rumah,

melakukan acara bepergian sederhana

Memiliki pengendalian mata-

tangan lebih baik

Belajar untuk menalikan sepatu,

menggunakan tangga panjat, kiri dan kanan

Sumber : Todd & Heffernan, 1964

Tabel 2.13 Perkembangan Fisik Anak 5-6 tahun

Page 35: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

41

e.2 Perkembangan Sosial

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Lebih sosial

Bermain bersama lebih sering, menyenangi

permainan rumah-rumahan dengan boneka

bayi, dapat bersama-sama lebih baik dalam

kelompok kecil, mengerti ide-ide orang

dewasa, meminta pertolongan jika

dibutuhkan

Sumber : Todd & Heffernan, 1964

e.3 Perkembangan Emosional

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Pengendalian diri, bangga

dengan apa yang dilakukan

dan tidak, menyukai

peraturan

Belajar berpikir apa yang baik untuk

dilakukan dan mengatakannya

Sumber : Todd & Heffernan, 1964

Tabel 2.14 Perkembangan Sosial Anak 5-6 tahun

Tabel 2.15 Perkembangan Emosional Anak 5-6 tahun

Page 36: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

42

e.4 Perkembangan Intelektual

KEMAMPUAN IMPLIKASI

Ketertarikan bertambah

besar

Mengenali beberapa angka dan huruf, tertarik

dengan jam dan waktu

Berpikir dengan konsentrasi Bertanya “apa” dan “bagaimana”, belajar

tentang alamat dan telepon rumah

Mempunyai tujuan Menggambar ide dalam pikirannya pada saat

itu

Fleksibel Tidak mengkhawatirkan dengan inkonsistensi

Sumber : Todd & Heffernan, 1964

e.5 Perkembangan bermain pada usia 5-6 tahun : Permulaan Aturan

Pelajaran secara kumulatif dalam bermain membuat anak mempunyai

pengetahuan dan pengalaman, peralihan menjadi pemain yang imajinatif dan sosial

dengan tubuh yang terkoordinasi dengan baik. Senang bersama-sama dengan teman

bermain. Lebih mudah mengikuti peraturan dan senang dengan permainan dan tantangan

fisik, termasuk tujuan tujuan yang khusus. Secara keseluruhan menggambarkan

kesukarelaan bermain dengan orang lain dalam tingkah laku yang berstruktur

(Alexandria, 1987).

Tabel 2.16 Perkembangan Intelektual Anak 5-6 tahun

Page 37: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

43

e.6 Perkembangan dan Karakteristik Permainan

� Merencanakan aktifitas permainan peran yang melibatkan orang lain

� Terlibat dalam permainan dramatik nyata yang rumit (pemadam kebakaran, guru,

suster) dan tertarik pada karakter yang penuh khayalan (penjelajah angkasa, raja, ratu)

� Bergantung pada imajinasi untuk menciptakan suasana dan bagian cerita, tidak lagi

berdasarkan pendukung realistis

� Penggunaan bahasa secara efektif untuk mengatur permainan dan teman bermain

� Mempertahankan ketertarikan dalam bermain dalam waktu yang lebih lama.

Mengulangi aktifitas yang sama untuk beberapa hari

� Melanjutkan aktifitas luar ruang (bersepatu roda, berayun, melompat, berenang)

� Memerankan perasaan berkuasa atau takut dalam permainan dramatik

� Membedakan kanan dan kiri

� Memilih bermain dengan yang berjenis kelamin sama, tertarik dengan jenis kelamin

lain (Alexandria, 1987).

e.7. Bermain dengan alat

� Bermain dengan baju, rumah, benteng, puri, pertanian boneka

� Melakukan anyaman dan jahitan sederhana

� Terpesona dengan mainan ilmu pengetahuan (magnet, kompas)

� Siap untuk belajar bersepeda (Alexandria, 1987).

e.8. Permainan Sosial dan Game

� Permainan kooperatif meningkat

� Memainkan permainan yang mempunyai serangkaian peraturan

� Berlatih peran terkoordinasi dalam bermain pura-pura (guru-murid, dokter-pasien,

suami-istri)

� Mengatasi sesuatu dengan permainan yang melibatkan penerimaan dan penolakan

Page 38: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

44

� Menikmati permainan kejar-kejaran dan permainan lain yang bersifat perburuan

(polisi-penjahat, koboi-indian) dan permainan yang melibatkan penyerangan dan

ketergantungan

� Lebih sabar dan terorganisir dalam permainan papan (Alexandria, 1987).

e.9. Permainan Ekspresif

� Penggunaan alat sederhana untuk model tanah liat

� Peningkatan orientasi detail dalam karya seni. Menggambar tangan dengan lima jari,

serta lutut

� Menyukai menjiplak gambar

� Memulai gambar dengan ide terlebih dahulu. Tema seni : orang, rumah, perahu,

kereta api, mobil, dan lain-lain

� Dapat bertepuk tangan dan melompat sesuai dengan musik, melompat dengan satu

kaki dan menari sesuai irama

� Bernyanyi melodi pendek dengna nada yang tepat

� Menikmati lagu dan tarian yang didasari peraturan

� Senang membuat sesuatu dan menyukai kerajinan tangan (Alexandria, 1987).

e.10 Mainan untuk anak usia 5-6 tahun

Puzzle 100 bagian, tongkat untuk mengambil sesuatu, prajurit mainan beserta

bentengnya, magnet, kompas, mikroskop, stepler, pelubang kertas, perlengkapan

kantor, mesin kasir dan mesin tik (mainan atau asli), kapur berwarna, buku dengan

bagian-bagian, resep anak, permainan papan yang rumit, instrument musik udara

(harmonika, rekorder), walkie-talkie, kamera, computer, permainan panahan dengan

ujung karet, tali untuk melompat, tenda untuk kemping, layangan, sepatu roda, sepeda

(Alexandria, 1987).

Page 39: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

45

f. Usia 7 – 8 tahun

Karakteristik perkembangan anak usia 7 – 8 tahun antara lain :

1. Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi

kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per bagian. Artinya

anak sudah mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.

2. Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas orangtuanya. Hal

ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah

bergaul dengan teman sebaya.

3. Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang melibatkan banyak

orang dengan saling berinteraksi.

4. Perkembangan emosi anak sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari

kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun

pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan hasil.

2.4.3 Anak sebagai Kolektor

Anak-anak mempunyai karakteristik khusus sebagai kolektor, dimana mereka

mempunyai ketertarikan dasar terhadap objek yang menjadi koleksinya, antara lain : kartu

permen karet, buku, komik, stiker, perangko, batu, uang logam, boneka, daun, dll.

Koleksinya mungkin digunakan juga dalam bermain.

Manfaat menjadi kolektor sangat penting untuk perkembangan sosial, intelektual dan

kepribadian anak, yaitu:

� Nilai sosialnya dapat meningkatkan popularitas anak dalam Kelompok Bermainnya.

Selain itu anak seringkali membagi atau menukar miliknya. Pinjam-meminjam

mengajarkan anak untuk lebih bertanggungjawab dan menghargai milik orang lain.

Page 40: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

46

Tukar-menukar mengajarkan keahlian bernegosiasi sebagai konsep kesamaan dan

keadilan

� Nilai intelektual : belajar tentang material dalam koleksi mereka. Sebagai permulaan

koleksi, anak memerlukan pengetahuan dan informasi yang terus bertambah seiring

dengan koleksinya. Selain itu menambah kemampuan mereka untuk menghitung, konsep

yang matang tentang klarifikasi yang logis, serta pengertian bahwa koleksi mereka dapat

dipisah-pisahkan dalam kelompok dalam berbagai sudut pandang

� Nilai kepribadian : koleksi dapat menyempurnakan kepribadian dalam keyakinan diri

dengan memberikan mereka perasaan dapat mengolah (Fergus Hughes, 1979)

2.4.4 Pendidikan Anak Usia Dini

Penelitian mutakhir tentang otak memberikan informasi yang semakin akurat dan

kaya, juga pemahaman yang mendalam terkait dengan perkembangan otak manusia dan

cara-cara yang tepat untuk menumbuhkembangkannya. Informasi tersebut diperoleh berkat

pemanfaatan teknologi canggih pemindai otak yang dapat meneliti dengan cermat otak

manusia sejak dari dalam kandungan ibu dan perkembangan selanjutnya dengan kerincian

dan akurasi yang luar biasa.

Pemanfaatan teknologi cangih inilah yang membedakan pelelitian otak mutahir

dengan penelitian otak tempo dulu. Berkat teknologi cangih itu kini diketahui dengan rinci

perkembangan otak sekaligus mengoreksi berbagai pendapat yaitu sebagai berikut. Tempo

dulu, di rumah sakit bersalin kamar bayi biasanya diberi warna serba putih dan dijaga agar

tetap tenang, sedapat mungkin bebas dari suara. Kini keadaannya sama sekali berbeda.

Kamar-kamar bayi di rumah sakit bersalin atau rumah sakit ibu dan anak dihiasi dengan

warna warni cerah ceria dan diramaikan dengan musik, kebanyakan musik klasik.

Perubahan yang sangat ekstrem ini terjadi berkat temuan baru tentang tumbuh

kembang otak bayi. Otak bayi akan tumbuh kembang dengan baik jika dirangsang dengan

warna dan suara, terutama suara ibunya dan musik. Musik ternyata mempengaruhi

Page 41: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

47

pekembangan otak secara positif (Paul & Oliver, 2010: 78-80; 84-87; Sweeney, 2009: 112-

115; Djohan, 2009: 64 & 157; Musbikin, 2009: 6-8).

Banyak orang tua yang percaya bahwa “baby walker” (kereta yang digunakan

untuk berjalan) dapat membantu mempercepat bayi belajar berjalan. Penelitian terkini

tentang otak menunjukan bahwa pengunaan “baby walker” itu sangat buruk pengaruhnya

bagi pertumbuhan otak bayi. Bayi harus dibiarkan, bahkan mesti dirangsang untuk

merangkak.

Merangkak secara fisik terbukti memperkuat otot besar dan otot kecil, menguatkan

tangan dan leher, merangsang sensifitas sentuhan. Namun, yang lebih penting adalah

merangkak melatih dua belahan otak, merangsang dan mengingkatkan sambungan jaringan

saraf, dan meningkatkan peroduksi myelin. Anak yang tidak atau kurang merangkak

potensial mengalami gangguan keseimbangan, konsentrasi dan kesulitan belajar.

Ahli Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (Ibuka, 2009) menulis, studi psikologi

serebral pada satu sisi dan psikologi anak pada sisi yang lain menunjukan dengan jelas

bahwa kunci perkembangan intelegensia tergantung pengalaman saat anak berusia 3 tahun,

yakni selama masa perkembangan masa otak. Tidak ada seorang anak jenius atau bodoh

sesudah lahir. Semua tergantung pada rangsangan sel-sel otak selama masa krusial.

Otak anak usia dini secara structural dan fungsional berbeda. Seperti yang

disebutkan peneliti otak, Marian Diamond (Diamond & Hopson, 1998) bahwa energy yang

digunakan oleh otak kanan usia dua tahun setara dengan orang dewasa. Selanjutnya, hal ini

akan terus meningkat sampai usia 3 tahun, otak anak dua kali lebih aktif dari pada orang

dewasa. Kritik, kerja, dan nyala sel otak ini akan terus berkembang dengan kecepatan dua

kali orang dewasa sampai usia 9 atau 10 tahun; disaat itu, metabolism mulai turun dan

mencapai tahap dewasa di usai 18 tahun. Disaat bersamaan, anak usia dini memiliki banyak

dendrit (hubungan antar – neuron) yang mengalami proses pemangkasan bagian yang tidak

berguna, yakni hubungan neuron diperkuat atau di buang bergantung pada jenis rangsang

yang diterima anak atau tidak diterima dari lingkungannya (Chugani, 1998). Faktor social

dan emosional disekitar anak sangat penting bagi pekembangan otak (Siagel, 2001).

Page 42: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

48

Termasuk dalam kategori pengalaman dan perlakuan adalah pengasuhan, asupan

nutrisi, stimulus aktif dan penataan lingkungan. Di Baylor College of Medicine Houston

US, Para peneliti membuktikan anak yang kurang di stimulasi otaknya lebih kecil 30%

dibanding anak yang mendapat stimulasi maksimal.

Dalam konteks pentingnya menata lingkungan dan memberikan pendidikan pada

anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan sinapsis yang super cepat ini, Ibuka

menegaskan masa krusial adalah masa sejak anak lahir hingga berusia 3 tahun. Maka,

pendidikan TK sudah dinyatakan kadaluarsa untuk pendidikan anak usia dini (Ibuka, 2009).

Secara substansial ditekankan bahwa anak pada usia 0-5 tahun jika tidak

mendapatkan pengasuhan, perangsangan, intervensi, perhatian, dan aktivitas yang tepat dan

bermakna, maka akan terjadi banyak masalah pada tahap perkembangan selanjutnya.

Karena kemungkinan bagi tumbuh kembangnya berbagai keterampilan-keterampilan dasar

sebagai manusia normal seperti berbicara, berpikir, bersosialisasi, bahkan keterampilan

elementer yang sangat penting seperti melihat, mendengar dan merasa tidak dapat

berkembang maksimal jika tidak diasah pada usia tersebut.

2.4.5 Tujuan Pendidikan Anak

Tujuan pendidikan anak secara khusus adalah untuk mengembangkan hal hal

berikut.

� Perkembangan intelektual : meningkatkan penggunaan bahasa, membantu

mempelajari bagaimana cara belajar, menstimulasi keingintahuan dan meningkatkan

perkembangan kemampuan menggunakan konsep,

� Perkembangan sosial dan emosional : membantu membentuk hubungan antar

manusia yang stabil, meningkatkan rasa tanggungjawab, mempertimbangkan orang lain,

percaya diri, mandiri, dan mampu mengendalikan diri,

Page 43: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

49

� Perkembangan estetis: kesempatan untuk bereksperimen dengan bermacam-macam

material dalam seni dan musik, meningkatkan kreatifitas, dan menumbuhkan kesadaran

dan apreasiasi tentang keindahan

� Perkembangan fisik : membantu penggunaan tubuh secara efektif dengan

memberikan udara segar, tempat bermain dan tidur, makanan yang bergizi.

2.4.6 Kebutuhan Dasar Anak

Di luar negeri sendiri pada umumnya orang tua memasukkan anak mereka dalam

program Tempat Penitipan Anak dari usia 4 bulan ke atas, karena tuntutan bahwa ibunya

harus mulai bekerja setelah melahirkan. Namun di Indonesia kebanyakan anak-anak yang

mengikuti progam tersebut sudah pada usia yang cukup besar, sekitar 1 tahun ke atas.

Menurut salah seorang ahli psikologi perkembangan anak yaitu Erik Erikson,

kebutuhan dasar anak pada masa bayi (baru lahir) sampai dengan kurang lebih 1 tahun

adalah kebutuhan yang bersifat biologis dan psikologis. Kebutuhan biologis, seperti makan,

minum, pakaian, dan segala urusan pencernaan. Kebutuhan psikologis seperti kebutuhan

akan rasa aman, merasa diri dicintai dan diperhatikan, dan kebutuhan untuk dilindungi.

Untuk itu lanjut Erikson, diperlukan figur orang tua dan pola pengasuhan yang

konstan dan stabil sehingga sang anak bisa mempercayai dan meyakini bahwa orang tuanya

selalu siap menanggapi kebutuhannya. Jika ternyata dalam prosesnya terjadi hambatan

yang menyebabkan hubungan antara keduanya terganggu, misalnya karena orang tua

meninggal, terlalu sibuk, sakit, atau situasi yang menyebabkan terpisahnya hubungan antara

anak dengan orang tuanya, maka sang anak akan berpikir bahwa dirinya tidak lagi dicintai.

Anak berpikir begitu karena pola pikir mereka yang masih egosentris.

Masalahnya, anak yang tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang

konstan di tahun pertama kehidupannya, dalam diri anak tersebut akan tumbuh basic

mistrust. Ia akan merasa kurang percaya diri (karena dia menghadapi kenyataan

berdasarkan persepsinya bahwa dirinya ditolak atau pun diabaikan) dan kurang dicintai

Page 44: BAB 2 TINJAUAN UMUM - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01615-DI Bab2001.pdf · pada tahun 1965 dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan ...

50

oleh orang tuanya. Anak tersebut juga akan tumbuh menjadi orang yang sulit mempercayai

orang lain karena semasa kecilnya ia tidak menerima kehadiran orang tua yang konstan,

stabil dan predictable. Ketidakmampuan untuk mempercayai baik diri sendiri maupun

orang lain berpotensi menjadi masalah di kemudian hari jika persoalan ini tidak

diselesaikan sejak dini.

Sebagai contoh tanda-tanda anak yang tidak mengalami kedekatan yang stabil

dengan orang tua sehingga dalam dirinya tidak tumbuh basic trust seperti :

� Takut atau tidak mau ditinggal sendirian, harus selalu nempel orang tua,

� Lebih suka menyendiri dari pada bermain bersama teman-teman yang lain,

� Kurang percaya diri/minder,

� Tidak berani keluar rumah,

� Takut terhadap orang asing, jika didekati langsung menangis atau menarik diri,

� Bisa jadi tidak menunjukkan ekspresi apa-apa waktu ditinggal orang tua karena sudah

biasa ditinggal, atau bahkan tidak ingin dipeluk atau didekati ibunya sendiri,

� Terlalu sering menangis / cengeng, mudah ketakutan, mudah cemas,

� Dalam perkembangan usia selanjutnya, berpotensi mengalami masalah dalam pelajaran /

sekolah, entah karena kesulitan belajar, hambatan intelektual, atau pun hambatan

interaksi sosial dengan teman-temannya.