BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA -...

28
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Pada bagian ini akan membahas teori-teori dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan basis data. Teori umum ini akan menjadi landasan utama yang menjadi dasar penelitian basis data. 2.1.1 Pengertian Data Menurut Indrajani (2011, p2), data adalah fakta mentah dari observasi yang biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis. 2.1.2 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p65). Basis data adalah kumpulan data yang memiliki relasi dan deksripsi dari data tersebut dan disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi pada suatu organisasi. Menurut Ema (2012, p2). Basis data adalah kumpulan data yang umumnya menggambarkan aktivitas-aktivitas dan pelakunya dalam suatu organisasi. Jadi basis data dapat dikatakan sebagai sekumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan informasi oleh suatu organisasi yang disusun dengan rapi dan diterapkan secara sistematis. 2.1.3 Arsitektur Basis data Menurut Connolly dan Begg (2010, p86). Terdapat 3 level arsitektur basis data (Three-Level ANSI-SPARC Architecture), yaitu: a. Internal Level (Physical Level) Level ini menjelaskan tentang penyimpanan data dan bagaimana data itu disimpan ke dalam basis data. b. External Level (User Logical Level)

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Pada bagian ini akan membahas teori-teori dasar yang dibutuhkan dalam

pengembangan basis data. Teori umum ini akan menjadi landasan utama yang

menjadi dasar penelitian basis data.

2.1.1 Pengertian Data

Menurut Indrajani (2011, p2), data adalah fakta mentah dari observasi

yang biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis.

2.1.2 Pengertian Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p65). Basis data adalah kumpulan

data yang memiliki relasi dan deksripsi dari data tersebut dan disusun untuk

memenuhi kebutuhan informasi pada suatu organisasi.

Menurut Ema (2012, p2). Basis data adalah kumpulan data yang

umumnya menggambarkan aktivitas-aktivitas dan pelakunya dalam suatu

organisasi.

Jadi basis data dapat dikatakan sebagai sekumpulan data yang saling

berhubungan yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan informasi oleh

suatu organisasi yang disusun dengan rapi dan diterapkan secara sistematis.

2.1.3 Arsitektur Basis data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p86). Terdapat 3 level arsitektur

basis data (Three-Level ANSI-SPARC Architecture), yaitu:

a. Internal Level (Physical Level)

Level ini menjelaskan tentang penyimpanan data dan bagaimana

data itu disimpan ke dalam basis data.

b. External Level (User Logical Level)

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

7

Level ini menjelaskan tentang bagian dari basis data yang relevan

terhadap user.

c. Conceptual Level(Community Logical Level)

Level ini merepresentasikan data yang disimpan pada basis data

dan relasi antara data-data tersebut.

Tujuan utama dari 3 level ini adalah guna menciptakan basis data yang

independent, yaitu tanpa mempengaruhi aplikasi-aplikasi yang ada pada

basis data tersebut.

2.1.4 Sistem Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p.65), basis data adalah

sekumpulan data yang terhubung secara logis beserta deskripsinya,

dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi di dalam sebuah organisasi.

Menurut Ema (2012, p3) basis data adalah kumpulan data yang saling

berhubungan, dalam bentuk sedemikian rupa, dan tanpa redundansi yang

tidak perlu supaya dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah

untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Sistem adalah kumpulan sejumlah

komponen fungsional yang saling berhubungan yang bertujuan untuk

memenuhi proses tertentu.

Jadi sistem basis data dapat dikatakan sebagai kumpulan dari sejumlah

komponen fungsional yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi

di dalam sebuah organisasi dalam menyediakan kumpulan data yang saling

berhubungan supaya dapat dimanfaatkan dengan cepat dan mudah.

2.1.5 Database Management System (DBMS)

Menurut Yvette (2012, p72). Database Management System (DBMS)

merupakan kumpulan software yang berguna untuk mengontrol pembuatan,

maintenance, dan penggunaan dari suatu basis data.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p66). Database Management

System (DBMS) diibaratkan sebagai software yang memungkinkan user

untuk mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengontrol akses data ke

dalam suatu basis data.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p68). Terdapat 5 komponen

penting dalam DBMS, yaitu:

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

8

Gambar 2.1 Lingkungan Basis data

(Sumber: Connolly dan Begg, 2010)

a. Hardware

Diperlukan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi-aplikasinya.

Hardware dapat berupa personal computer, mainframe hingga

networks of computers.

b. Software

Terdiri dari software DBMS, software aplikasi, sistem operasi dan

software jaringan jika DBMS-nya menggunakan jaringan.

c. Data

Merupakan komponen terpenting yang dapat menghubungkan

komponen mesin (hardware dan software) dan komponen human

(procedure dan people).

d. Procedure

Merupakan petunjuk dan peraturan yang mengatur design dan

penggunaan basis data.

e. People

Orang-orang yang terlibat dalam sistem, seperti basis data

administrator, basis data designers, application developers, end-

users.

2.1.6 Keuntungan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p77). Keuntungan-keuntungan

yang ada pada DBMS, yaitu:

a. Mengendalikan redundansi data

DBMS membantu dalam menghilangkan redundansi dengan

mengintegrasikan file sehingga salinan data yang sama tidak akan

disimpan.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

9

b. Konsistensi data

Basis data membantu dalam menghilangkan atau mengontrol

redundansi data, sehingga mengurangi terjadinya data yang tidak

konsisten.

c. Mendapatkan informasi lebih lanjut dari data yang sama

Dengan mengintegrasi data operasional, hal ini akan

memungkinkan suatu perusahaan mendapatkan informasi

tambahan dari data yang sama.

d. Penggunaan data bersama

Seluruh organisasi memiliki basis data dan dapat dibagi oleh

semua user yang memiliki hak akses. Dengan demikian, semakin

banyak user maka semakin banyak juga data yang dibagikan.

e. Meningkatkan integritas data

Integritas basis data yang mengacu pada keabsahan dan

konsistensi dari data yang disimpan. Dalam hal ini, integritas

pada umumnya disampaikan dalam bentuk constraints.

f. Meningkatkan keamanan

Basis data harus bisa melindungi data dari user yang tidak

memiliki hak akses. Basis data administrator (DBA) dapat

menentukan dan DBMS dapat mengatur hak akses dan tingkat

keamanan pada basis data.

g. Standarisasi

Integrasi memungkinkan Basis data administrator (DBA) untuk

menentukan dan menegakkan standar yang diperlukan. Seperti

prosedur update, aturan akses, dokumentasi standar, dan format

data untuk memfasilitasi pertukaran data antar sistem.

h. Skala ekonomi kecil

Menggabungkan seluruh data operasional suatu perusahaan

kedalam satu basis data, dan membuat suatu aplikasi yang bekerja

pada satu sumber data, dapat menghemat pengeluaran suatu

perusahaan.

i. Menyeimbangkan kebutuhan user

Setiap user atau departemen mempunyai kebutuhan yang berbeda

dengan kebutuhan user yang lain. Karena basis data dikontrol oleh

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

10

Database Administrator (DBA), maka Database administrator

(DBA) dapat membuat keputusan tentang perancangan dan

operasional dari basis data sesuai dengan kebutuhan user.

j. Meningkatkan tingkat akses dan respon data

Meningkatkan akses dan responsivitas basis data untuk digunakan

oleh end-user. Pada umumnya, DBMS akan menyediakan daftar-

daftar query yang dapat digunakan pada aplikasi yang digunakan

dalam sistem aplikasinya sehingga para end-user dapat mengerti

cara mengoperasionalkan basis data.

k. Meningkatkan produktivitas

DBMS menyediakan fourth-generation language yang terdiri dari

kumpulan query dan tools untuk mempermudah pengoperasian

basis data. Dengan demikian akan dapat meningkatkan

produktivitas programmer agar dapat fokus untuk menjalankan

operasional yang lebih spesifik dan membutuhkan keahlian

khusus.

l. Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi

DBMS memiliki keuntungan data independence. Aplikasi basis

data yang data independence atau tidak bergantung pada data

akan memudahkan perawatan basis data tersebut seperti pada saat

melakukan perubahan dan penghapusan data.

m. Meningkatkan konkurensi

DBMS akan mengatur akses basis data dan memastikan agar tidak

terjadi kehilangan informasi ketika beberapa user mengakses file

dalam waktu yang bersamaan.

n. Meningkatkan fasilitas backup dan recovery data

DBMS memberikan fasilitas untuk mem-backup dan

mengembalikan data ke kondisi awal sebelum dilakukan

perubahan yang salah.

2.1.7 Kelemahan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p80). Kelemahan-kelemahan yang

ada pada DBMS, yaitu:

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

11

a. Kompleksitas

Ketentuan dan fungsionalitas dari sebuah DBMS yang baik,

membuat DBMS menjadi software yang sangat rumit.

b. Ukuran

Kompleksitas dan fungsionalitas yang di miliki oleh DBMS

menjadikan DBMS sebagai bagian software yang besar, yang

menempati banyak megabyte dari kapasitas disk dan

membutuhkan memory yang besar untuk berjalan dengan efisien.

c. Biaya DBMS

Biaya suatu DBMS berubah-ubah secara signifikan, sesuai dengan

lingkungan dan fungsionalitas yang tersedia.

d. Biaya hardware tambahan

Kebutuhan akan tempat penyimpanan DBMS dan basis data

mengharuskan untuk membeli tempat penyimpanan tambahan.

Selanjutnya untuk mencapai kinerja yang dibutuhkan, diperlukan

alat yang lebih besar, bahkan diperlukan alat khusus hanya untuk

menjalankan DBMS.

e. Biaya konversi

Biaya ini termasuk biaya pelatihan staff dalam penggunaan sistem

yang baru dan biaya staff ahli untuk membantu dalam konversi

dan menjalankan sistem.

f. Performa

Beberapa aplikasi akan menjadi lambat saat dijalankan ketika

menggunakan DBMS, hal ini disebabkan DBMS memenuhi semua

kebutuhan data dari berbagai aplikasi.

g. Dampak kegagalan yang besar

Pemusatan sumber meningkatkan kemungkinan sistem mudah

diserang. Karena semua user dan aplikasi bergantung pada DBMS.

Operasi dapat berhenti ketika terjadi kegagalan pada beberapa

komponen.

2.1.8 Siklus Basis data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p314). Ketika basis data dianalisis

dan dirancang berdasarkan pada gambar berikut:

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

12

Gambar 2.2 Database Lifecycle

(Sumber: Connolly dan Begg, 2010)

Terdapat 11 tahapan dalam Database lifecycle, yaitu:

a. Database planning

Merupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan

dari basis data lifecycle direalisasikan se-efektif dan se-effisien

mungkin. Perencanaan basis data harus terintegrasi secara

keseluruhan dengan strategi system informasi dari suatu

organisasi. Ada 3 masalah utama yang berkaitan dengan strategi

system informasi, yaitu:

• Mengidentifikasi rencana dan tujuan dari perusahaan

termasuk sistem informasi yang akan dibutuhkan.

• Mengevaluasi sistem informasi untuk mengetahui kelebihan

dan kekurangan yang dimiliki.

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

13

• Penilaian peluang teknologi informasi yang memberikan

keuntungan kompetitif.

Metodologi untuk mengatasi permasalahan diatas, yaitu:

• Mission statement

Mendefinisikan tujuan utama dari aplikasi basis data,

membantu menjelaskan kegunaan dari basis data project dan

meyediakan alur yang efektif dan efisien dalam pembuatan

suatu aplikasi basis data yang diinginkan.

• Mission objectives

Mengidentifikasi tugas khusus yang harus di dukung oleh

basis data. Dapat disertai dengan informasi tambahan,

sumber daya yang digunakan dan biaya untuk membayar

keseluruhan.

b. System definition

Menjelaskan ruang lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi basis

data dan dari sudut pandang user (user view). User view

mendefinisikan suatu aplikasi basis data dari perspektif aturan

kerja khusus (seperti Manager atau Suppervisor) atau area

aplikasi perusahaan (seperti Marketing, Personnel atau Stock

control). User view juga membantu dalam pengembangan aplikasi

basis data yang rumit memungkinkan permintaan dipecah

kedalam bagian-bagian yang lebih sederhana.

c. Requirements collection and analysis

Proses pengumpulan dan analisis informasi pada bagian

organisasi yang didukung oleh aplikasi basis data, dan

menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi

kebutuhan user akan sistem yang baru. Informasi dikumpulkan

untuk user view utama, meliputi:

• Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.

• Rincian bagaimana data itu akan digunakan atau dihasilkan.

• Persyaratan tambahan untuk sistem basis data yang baru.

Untuk mengumpulkan informasi, terdapat teknik yang disebut

fact-finding techniques.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

14

Menurut Connolly dan Begg (2010, p344) terdapat berbagai

contoh fact-finding techniques, yaitu :

• Dokumentasi

Mengumpulkan informasi dengan memeriksa dokumen –

dokumen yang memiliki informasi terkait yang mendukung

dalam proses pembuatan sistem basis data.

• Interview

Merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk

mengumpulkan data. Penggunaan teknik ini adalah dengan

bertatap muka dengan orang – orang yang memiliki

interaksi langsung dengan sistem dan mencari tahu fakta,

kebutuhan, dan mengumpulkan ide serta opini.

• Observasi

Observasi merupakan teknik fact-finding sangat efektif

untuk mengerti sebuah sistem. Teknik ini memungkinkan

observan untuk melihat secara langsung aktivitas sebuah

sistem dan mempelajarinya.

• Studi Pustaka

Merupakan teknik berguna untuk meneliti sebuah aplikasi

atau permasalahan yang serupa. Jurnal, buku referensi, dan

internet adalah sumber informasi yang baik dan dapat

memberikan informasi yang berguna tentang bagaimana

cara orang lain menyelesaikan sebuah permasalahan yang

sama.

• Kuesioner

Kuesioner merupakan dokumen dengan tujuan khusus yang

digunakan untuk mendapatkan fakta dari orang – orang

dengan jumlah yang cukup banyak. Dengan banyaknya

informasi yang didapat, maka peneliti akan membuat sebuah

kesimpulan secara umum dari hasil kuesioner tersebut.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

15

d. Database design

Proses pembuatan design basis data yang akan mendukung tujuan

dan operasi dari suatu perusahaan. Pada tahap ini dilakukan

perancangan basis data secara konseptual, logikal dan fisikal.

e. DBMS selection (optional)

Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data.

Langkah utama dalam memilih DBMS yang tepat, yaitu:

• Define terms of reference of study

Persyaratan untuk seleksi DBMS adalah berdiri sendiri,

menyatakan tujuan dan ruang lingkup penelitian, dan tugas-

tugas yang perlu dilakukan.

• Shortlist two or three products

Kriteria yang dianggap penting untuk implementasi yang

sukses dapat digunakan untuk menghasilkan daftar awal

barang DBMS sebagai evaluasi.

• Evaluate products

Ada berbagai fitur yang digunakan untuk mengevaluasi

barang DBMS. Untuk tujuan evaluasi, fitur ini dapat dinilai

sebagai kelompok (seperti data definition) atau secara

individu (seperti data type available).

• Recommend selection and produce report

Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah untuk

mendokumentasikan proses, memberikan pernyataan

penemuan dan rekomendasi untuk barang DBMS tertentu.

f. Application design

Perancangan interface bagi user dan program aplikasi yang

menggunakan dan memproses basis data. Terdapat dua aspek

dalam design aplikasi, yaitu:

• Transaction design

Tindakan yang dilakukan oleh user dan program aplikasi

untuk mengakses dan merubah isi dari basis data. Tiga tipe

utama dari transaction design, yaitu:

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

16

o Retrieval transaction

Digunakan untuk mengambil data yang akan

ditampilkan pada layar atau dalam laporan barang.

o Update transaction

Digunakan untuk memasukkan catatan baru,

menghapus catatan lama, dan memodifikasi catatan

yang sudah ada dalam basis data.

o Mixed transaction

Gabungan dari kedua transaction design diatas.

• User interface design

Petunjuk dalam merancang interface bagi user, yaitu:

o Judul harus mempunyai arti

o Instruksi mudah dipahami oleh user

o Pengelompokan secara logis dan pengurutan sesuai

bidangnya

o Secara visual memiliki tata ruang atau laporan yang

menarik

o Penamaan bidang yang mudah dipahami oleh user

o Konsisten dalam penggunaan istilah dan singkatan

o Konsisten dalam penggunaan warna

o Terdapat ruang dan batas-batas untuk bidang data-

entry

o Gerakan kursor yang nyaman

o Menampilkan pesan error untuk value yang tidak

diterima

g. Prototyping

Membangun prototype dari aplikasi basis data. Hasil dari

prototype ini akan memvisualisasikan dan mengevaluasi

bagaimana bentuk fungsionalitas sistem akhir.

h. Implementation

Realisasi fisik dari basis data dan design aplikasi.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

17

i. Data conversion and loading

Memindahkan data yang ada ke basis data yang baru dan

mengubah setiap aplikasi yang ada untuk menjalankan pada basis

data yang baru.

j. Testing

Menjalankan proses pada sistem basis data dengan tujuan untuk

mencari error pada aplikasi dan dilakukan validasi aplikasi atas

kebutuhan user.

k. Operational maintenance

Implementasi basis data dilakukan secara sepenuhnya. Proses

pengawasan dan pemeliharaan terhadap sistem harus dilakukan

secara berkelanjutan. Bila perlu, fitur-fitur baru dimasukkan

dalam aplikasi basis data melalui tahapan basis data terlebih

dahulu.

2.1.9 Tahapan Perancangan Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p466). Terdapat 3 tahapan

perancangan basis data, yaitu:

a. Conceptual database design

Proses membangun model data yang digunakan dalam suatu

perusahaan, independen dari semua pertimbangan fisik. Model

data konseptual merupakan sumber informasi untuk fase design

logikal.

• Langkah 1 pembuatan model data konseptual untuk setiap

user view.

1. Mengidentifikasi tipe entity.

2. Mengidentifikasi tipe relationship.

3. Mengidentifikasi dan menghubungkan attribute

dengan tipe entity atau relationship.

4. Menentukan domain attribute.

5. Menentukan attribute candidate key, primary key dan

alternate key.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

18

6. Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan

tingkat tinggi (enhanced modeling) (optional).

7. Memeriksa model terhadap redundansi.

8. Validasikan model konseptual terhadap transaksi user.

9. Melakukan review pada model konseptual dengan

user.

b. Logical database design

Proses membangun model data yang digunakan dalam suatu

perusahaan berdasarkan model data tertentu (seperti relational

model), tetapi independen dari DBMS tertentu dan semua

pertimbangan fisik lainnya. Model data konseptual yang telah

dibuat, diperbaiki dan dipetakan kedalam logical design.

• Langkah 2 pembuatan dan validasi untuk setiap user view.

1. Membuat tabel relasi untuk logical design.

2. Validasikan relasi menggunakan normalisasi

3. Validasikan kembali relasi terhadap transaksi user.

4. Memeriksa batasan integritas.

5. Meninjau kembali logical design dengan user.

6. Menggabungkan model data logical menjadi model

global (optional).

7. Memeriksa untuk pengembangan selanjutnya.

c. Physical database design

Proses menghasilkan sebuah deskripsi pelaksanaan basis data

pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan hubungan dasar

(base relation), organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk

mencapai efisiensi akses ke data, dan terkait dengan integritas dan

tindakan pengamanan.

• Langkah 3 menerjemahkan logical design untuk target

DBMS.

1. Design Base Relation

2. Design Representation of Derived Data

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

19

3. Design General Constraints

• Langkah 4 design organisasi file dan indeks.

1. Menganalisis transaksi

2. Memilih organisasi file

3. Memilih indeks

4. Memperkirakan kebutuhan tempat penyimpanan (disk

space)

• Langkah 5 design user view.

• Langkah 6 design mekanisme keamanan.

• Langkah 7 melakukan review redundansi data.

• Langkah 8 melakukan review sistem operasional.

2.1.10 Entity Relationship Modelling

Menururt Connolly dan Begg (2010, p.371). Salah satu aspek yang

sulit dalam perancangan basis data adalah bahwa perancang, programmer

dan end-user cenderung melihat data dan penggunaannya dengan cara yang

berbeda. Berikut ini adalah notasi Entity Relationship Modelling :

Gambar 2.3 Notasi Entity Relationship Modelling

(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)

a. Entity Type

Merupakan kumpulan objek-objek dengan properti

yang sama, didefinisikan oleh organisasi yang tidak

bergantung keberadaannya. Sebuah tipe entity memiliki

keberadaan yang bebas, dan bisa menjadi objek dengan

keberadaan fisik maupun objek dengan keberadaan

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

20

konseptual. Dengan perancangan yang berbeda

memungkinkan mengidentifikasi entity yang berbeda juga.

Entity Occurrence adalah objek dan tipe entity yang dapat

diidentifikasi secara unik.

b. Relationship Type

Merupakan gabungan antara tipe entity yang

mempunyai arti. Setiap tipe relationship diberi nama sesuai

dengan fungsinya. Relationship Occurrence adalah suatu

gabungan antara tipe entity yang dapat diidentifikasi secara

unik, meliputi setiap tipe entity yang berpartisipasi.

Entity yang berkaitan dalam sebuah tipe relationship

disebut participant dan jumlah participant dalam relationship

disebut sebagai derajat dari relationship. Sebuah relationship

berderajat dua disebut binary, sedangkan relationship

berderajat tiga disebut ternary, dan relationship berderajat

empat disebut quarternary.

c. Attribute

Merupakan sebuah sifat dari entity atau tipe

relationship. Attribute menyimpan sebuah nilai dari setiap

entity occurrence dan mewakili bagian utama dari data yang

akan disimpan dalam basis data. Terdapat macam-macam

attribute, yaitu:

• Simple attribute

Attribute yang terdiri dari satu komponen tunggal

dengan keberadaan yang bebas.

• Composite attribute

Attribute yang terdiri dari beberapa komponen dengan

keberadaan yang bebas. Attribute dapat dipisahkan

menjadi beberapa komponen yang lebih kecil lagi

dengan keberadaan yang bebas.

• Single Value Attribute

Attribute yang memiliki nilai tunggal untuk masing-

masing kejadian dari entity. Multi Value Attribute

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

21

adalah attribute yang memiliki banyak nilai untuk

masing-masing kejadian dari entity.

• Derived Attribute

Attribute menggantikan sebuah nilai yang diturunkan

dari nilai sebuah attribute yang berhubungan, tidak

perlu pada entity yang sama.

d. Strong and Weak Entity Type

Strong entity type adalah tipe entity yang

keberadaannya tidak bergantung pada tipe entity yang

lainnya. Entity-nya secara unik mampu diidentifikasi

menggunakan attribute primary key pada entity-nya. Weak

entity type adalah tipe entity yang bergantung pada tipe entity

yang lainnya. Entity-nya tidak bisa diidentifikasi secara unik

menggunakan attribute yang bergantung pada entity-nya.

e. Structural Constraint

Tipe utama dari batasan hubungan di dalam

relationship disebut multiplicity. Multiplicity adalah sejumlah

kemungkinan kejadian-kejadian dari sebuah tipe entity di

dalam sebuah hubungan (n) ketika nilai-nilai yang lain (n-1)

ditentukan. Multiplicity terdiri dari dua batasan terpisah,

yaitu:

• Cardinality

Mendeskripsikan jumlah maksimum dari kemungkinan

kejadian-kejadian yang saling berhubungan untuk

sebuah partisipasi entity pada proses penentuan tipe

relationship.

• Participation

Menentukan apakah semua kejadian-kejadian entity

akan ikut berpartisipasi dalam sebuah relationship atau

hanya beberapa saja.

Jenis-jenis multiplicity menurut Connolly dan Begg (2010, p.386-

388), yaitu:

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

22

• One-to-one (1:1) Relationship

Gambar 2.4 One-to-one Relationship

(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)

Pada gambar 2.4 dapat dilihat bahwa A hanya

terhubung one-to-one (1:1) dengan C, dan B hanya

terhubung one-to-one (1:1) dengan D. Sehingga dapat

dibuat notasi multiplicity-nya dengan gambar 2.5 dibawah

ini:

Gambar 2.5 Notasi One-to-one Relationship

(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)

• One-to-many (1:*) Relationship

Gambar 2.6 One-to-many Relationship

(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

23

Pada gambar 2.6 dapat dilihat bahwa B terhubung

one-to-many (1:*) dengan D dan E. Sehingga dapat dibuat

notasi multiplicity-nya dengan gambar 2.7 dibawah ini:

Gambar 2.7 Notasi One-to-many Relationship

(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)

• Many-to-many (*:*) Relationship

Gambar 2.8 Many-to-many (*:*) Relationship

(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)

Pada gambar 2.8 dapat dilihat bahwa A terhubung

one-to-many (1:*) dengan D dan E, sedangkan E terhubung

one-to-many (1:*) dengan A dan B. jadi dari entity Group 1

(value-nya A dari gambar diatas) dan Group 2 (value-nya E

dari gambar diatas) many-to-many (*:*). Jadi dapat dibuat

notasi multiplicity-nya dengan gambar 2.9 dibawah ini:

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

24

Gambar 2.9 Notasi Many-to-many Relationship

(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)

Masalah yang akan timbul dari Entity Types Model adalah:

• Fan traps

Terjadi karena sebuah model merepresentasikan sebuah

relasi antara tipe-tipe dari entity, tetapi jalur yang terdapat

diantara kejadian-kejadian entity masih ambigu.

• Chasin traps

Terjadi ketika sebuah model menganjurkan keberadaan

sebuah relasi diantara tipe-tipe dari entity, tetapi tidak

terdapat jalur diantara kejadian-kejadian entity tersebut.

2.1.11 Keys

Keys memiliki peran penting dalam menghubungkan satu objek

dengan objek yang lain. Diletakkan pada suatu attribute yang telah

ditentukan kedudukannya, agar dapat dihubungkan dengan attribute pada

entity lain. Jenis-jenis keys yang biasa digunakan antara lain:

a. Candidate key

Himpunan attribute minimal yang secara unik mengidentifikasi

keberadaan suatu entity.

b. Primary key

Candidate key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasi

keberadaan suatu entity.

c. Foreign key

Himpunan attribute dalam suatu relasi yang cocok dengan

candidate key dari beberapa relasi.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

25

d. Alternate key

Candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.

2.1.12 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010, p.415). Normalisasi adalah proses

untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu kedalam dua

buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang

dimaksud sering disebut dengan anomali.

a. Bentuk Normalisasi

Normalisasi dieksekusi sebagai langkah-langkah yang berangkai.

Bentuk normal adalah suatu aturan harus dilakukan oleh relasi-

relasi dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi-relasi

tersebut pada tingkatan normalisasi. Suatu relasi dikatakan berada

dalam bentuk normal jika memenuhi kondisi-kondisi tertentu.

Beberapa tingkatan yang digunakan pada normalisasi adalah:

• UNF (UnNormalized Form)

Merupakan sebuah table yang berisi satu atau lebih grup yang

berulang.

• 1NF

Merupakan hubungan dimana persimpangan dari baris dan kolom

berisi satu dan hanya satu nilai.

• 2NF

Merupakan sebuah relasi antara bentuk normal pertama dan setiap

attribute bukan primary key atau secara fungsional bergantung

pada primary key. Bentuk normal ini didefinisikan berdasarkan

ketergantungan fungsionalitas yang penuh (Full Functional

Depedency). Full functional dependency menandai bahwa jika A

dan B adalah attribute dari sebuah relasi, B adalah penuh secara

fungsional tergantung pada A.

• 3NF

Merupakan relasi antara bentuk pertama dan bentuk kedua, dan

dimana tidak ada attribute yang bukan primary key secara transitif

bergantung pada primary key. Bentuk normal ini didefinisikan

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

26

berdasarkan ketergantungan transitif (Trancitive Dependency).

Trancitive dependency adalah sebuah kondisi dimana A, B dan C

merupakan attribute-attribute dari relasi seperti jika A→B dan

B→C, kemudian C secara transitif bergantung pada A melalui B

(dengan ketentuan bahwa A tidak bergantung secara fungsional

dengan B atau C).

2.1.13 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Whitten (2007, p317), DFD adalah sebuah model proses

yang menggambarkan tentang aliran data pada sistem dan proses yang

dilakukan oleh sistem tersebut.

Terdapat simbol-simbol yang digunakan dalam DFD antara lain:

• External Agent mendefinisikan orang, unit, sistem, atau organisasi

yang berinteraksi dengan sistem.

Gambar 2.10 External Agent

(Sumber : Whitten, 2007)

• Data Store adalah penyimpanan data yang bertujuan untuk

penggunaan selanjutnya.

Gambar 2.11 Data Store

(Sumber : Whitten, 2007)

• Process adalah aktivitas yang dikerjakan oleh sistem sebagai

respon dari data yang masuk atau beberapa kondisi.

Gambar 2.12 Process

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

27

(Sumber : Whitten, 2007)

• Data Flow adalah data input ataupun output yang bertujuan atau

berasal dari suatu proses.

Gambar 2.13 Data Flow

(Sumber : Whitten, 2007)

2.1.14 Delapan Aturan Emas

Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010, p88-89), terdapat delapan

aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar untuk merancang suatu

User interface. Delapan aturan ini biasanya disebut dengan Eight Golden

Rules of Interface Design, yang terdiri dari:

1. Konsistensi

Konsistensi lebih banyak ditujukan pada urutan tindakan,

perintah dan istilah yang digunakan pada menu, simbol dan layar

bantuan.

2. Memenuhi kebutuhan universal

Kenali kebutuhan pengguna yang beragam dengan

memberikan penjelasan kepada pemula dan penggunaan

singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi dan fasilitas makro

bagi pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan

interaksi.

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap aksi dari pengguna sebaiknya disediakan suatu

sistem umpan balik. Untuk aksi yang jarang dilakukan atau tidak

terlalu penting, respon boleh sederhana. Sedangkan aksi yang

sering dilakukan memerlukan respon yang lebih banyak.

4. Dialog untuk keadaan akhir

Suatu tindakan sebaiknya disusun dan diorganisir dalam suatu

kelompok dengan bagian awal, tengah dan akhir. Umpan balik

yang informatif memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan

sudah benar dan memberikan kepuasan pengguna.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

28

5. Penanganan kesalahan

Sebaik mungkin merancang sistem agar pengguna tidak

melakukan kesalahan yang serius. Bila masih terjadi kesalahan,

sistem harus dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat,

memberikan kemudahan bagi pengguna dan petunjuk

memperbaiki kesalahan.

6. Memudahkan kembali ke tindakan sebelumnya

Jika terjadi kesalahan oleh pengguna, tindakan dapat

dibatalkan dan dikembalikan ke saat sebelum dilakukan. Hal ini

dapat mengurangi kecemasan karena pengguna tahu kesalahan

yang dilakukan dapat dibatalkan.

7. Mendukung pengendali internal

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan

merespon tindakan yang dilakukan oleh pengguna daripada

pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Manusia mempunyai keterbatasan ingatan jangka pendek

yang dapat diatasi dengan pembuatan tampilan yang sederhana.

2.1.15 Lima Faktor Manusia Terukur

Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010, p32), dalam merancang

sistem yang user friendly harus memperhatikan lima faktor berikut:

1. Waktu belajar

Waktu yang dibutuhkan oleh seorang user dalam belajar

menggunakan berbagai aksi yang relevan dengan pekerjaannya.

2. Kecepatan kinerja

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Tingkat kesalahan user

Berapa banyak dan apa saja kesalahan yang dilakukan oleh user.

4. Daya ingat

Kemampuan user dalam mempertahankan pengetahuannya dalam

jangka waktu tertentu.

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

29

5. Kepuasan subjektif

Seberapa besar ketertarikan user terhadap aspek-aspek yang ada

dalam interface.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Pendekatan Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan barang atau jasa yang

terjadi pada pelaku perdagangan yang melewati batas wilayah Negara.

Perdagangan internasional memiliki fondasi dasar yaitu ekspor dan

impor. Kegiatan menjual barang atau jasa ke Negara lain disebut ekspor,

sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari Negara lain

disebut impor, kedua kegiatan di atas akan menghasilkan devisa bagi

Negara. Devisa merupakan masuknya uang asing ke Negara dapat

digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar Negeri.

Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Barang

impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau Negara

yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat.

i. Pelaku Perdagangan Internasional

Menurut Amir (2006, p73) pelaku perdagangan

internasional adalah sebagai berikut :

Gambar 2.14 Pelaku International Trading

(Sumber : Amir, 2006)

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

30

Menurut Amir (2006, p119). Kegiatan pelaku perdagangan

internasional diantaranya sebagai berikut:

• Exporter ( Eksportir )

Tugas eksportir antara lain adalah:

o Mencari client dari luar negeri

o Mempromosikan barang kepada client

o Mengikuti prosedur ekspor

o Menagih pelunasan pembayaran kepada client

o Mengirim dokumen asli ekspor barang kepada client

apabila pembayaran telah sepenuhnya lunas.

• Importer ( Importir )

Tugas importir antara lain adalah:

o Mencari dan menghubungi perusahaan di luar negeri

yang menjual barang yang diinginkan importir

o Melakukan pembelian barang

o Melunasi biaya pembelian barang melalui bank

devisa

o Mengikuti prosedur impor

• Bank

Tugas bank antara lain adalah:

o Menjembatani proses transaksi pembayaran antara

eksportir dan importir

o Memberi dokumen pembayaran kepada eksportir

dan importir

• Forwarding agent

Tugas forwarding agent antara lain adalah:

o Membantu eksportir dan importir melakukan

transaksi

o Membuat dokumentasi dari transaksi yang

dilakukan

• Shipper

Tugas shipper antara lain adalah:

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

31

o Menerima dan menyimpan barang ke gudang

o Melakukan packing dan shipping-mark

o Membuat dokumentasi pengiriman

o Menerima dokumen asuransi

o Menyerahkan barang ke pelabuhan tujuan

o Mengamankan barang apabila ada penolakan di

pelabuhan tujuan

• Insurance

Tugas insurance antara lain adalah:

o Membuat kontrak terhadap barang yang dikirimkan

o Membuat dokumentasi kontrak

• Customs ( Bea Cukai )

Tugas bea cukai antara lain adalah:

o Mengelola pajak barang yang dikirimkan

o Mengawasi barang yang dikirimkan dan

mencocokkannya dengan peraturan Negara

• Embassy ( Kedutaan)

Tugas kedutaan antara lain adalah:

o Mengawasi pengiriman barang antar Negara

o Menjaga kesinambungan perdagangan internasional

antar Negara

• Surveyor

Tugas surveyor antara lain adalah:

o Mengecek dan mengawasi barang yang dikirimkan

o Menentukan jalur pengiriman barang

ii. Proses Perdagangan Internasional

Menurut Belay (2009, p126), proses perdagangan

internasional terdiri dari 5 langkah utama, yaitu :

• Langkah 1

Eksportir dan importir harus menyelesaikan keperluan

dan mengikuti prosedur pengiriman barang termasuk

dokumen-dokumennya.

Prosedur yang harus dilakukan eksportir antara lain:

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

32

o Menyiapkan Shipping instruction dilengkapi dengan

invoice dan packing list

o Menerima Delivery order dari shipper yang berisi

tentang container, feeder, dan lain-lain.

o Setelah mendapatkan DO, kemudian mengurus PEB

( Pemberitahuan Ekspor Barang ) ke bea cukai

dan mendapatkan COO ( Certificate of origin)

o Mendapatkan BL ( Bill of lading ) dari shipper

setelah container berangkat

o Menagih pelunasan biaya barang kepada client

dengan mengirimkan fax dokumen : BL, Packing

list, Invoice, dan COO

o Mengirimkan dokumen asli kepada client apabila

biaya pengiriman barang sudah dilunasi

Prosedur yang harus dilakukan importir antara lain:

o Melakukan pelunasan biaya barang ke bank devisa,

pembayaran bisa dilakukan dengan TT (

Telegraphic transfers ) atau LC ( Letter of credit)

o Melampirkan PO ( Purchase order ) ke bank devisa

pada saat melakukan pembayaran agar bank

devisa dapat berkoordinasi dengan ank

koresponden di Negara tujuan

o Menunggu fax dokumen asli dari eksportir

o Membuat PIB ( Pemberitahuan Impor Barang ) di

bea cukai untuk mengetahui biaya pajak barang

o Setelah melunasi pajak, importir membawa

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

pengiriman barang ke bea cukai untuk diteliti

o Menerima SPPB ( Surat Persetujuan Pengeluaran

Barang ) apabila dokumen tidak bermasalah dan

menerima PJM ( Pemberitahuan Jalur Merah )

apabila dokumen bermasalah meurut bea cukai

o Dengan membawa SPPB dari bea cukai, importir

dapat mengambil barang dari Bonded Warehouse.

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01065-IF Bab2001.pdfDatabase Management System (DBMS ) diibaratkan sebagai software yang

33

• Langkah 2

Forwarding agent akan membuat kesepakatan dengan

carrier untuk pengiriman barang seperti pemilihan

transportasi, jalur, dan lain-lain. Setelah itu akan

didapat dokumentasi tentang pengiriman barang dari

carrier. Dokumen tersebut kemudian diberikan oleh

agent kepada eksportir dan importir sebagai bentuk

notifikasi.

• Langkah 3

Carrier melakukan pengiriman barang. Dalam hal ini,

pengirim barang harus disertai dokumen-dokumen

pelengkap seperti INV, PL, BL, AWB, COO yang

diberikan pada carrier untuk memasukkan barang ke

dalam gudang pelabuhan tujuan.

• Langkah 4

Penghitungan pajak oleh bea cukai Negara tujuan

yang harus dibayar oleh client terlebih dahulu untuk

mengambil dan melakukan pengepakan barang di

pelabuhan. Dokumen pelunasan pajak kemudian

diserahkan kepada forwarding agent.

• Langkah 5

Forwarding agent kemudian membawa dokumen dari

bea cukai ke pelabuhan untuk mengambil barang

kemudian mengantarkan barang kepada client dan

mengirimkan tanda terima kepada penjualnya.