BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA -...
Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA -...
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Pada bagian ini akan membahas teori-teori dasar yang dibutuhkan dalam
pengembangan basis data. Teori umum ini akan menjadi landasan utama yang
menjadi dasar penelitian basis data.
2.1.1 Pengertian Data
Menurut Indrajani (2011, p2), data adalah fakta mentah dari observasi
yang biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis.
2.1.2 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010, p65). Basis data adalah kumpulan
data yang memiliki relasi dan deksripsi dari data tersebut dan disusun untuk
memenuhi kebutuhan informasi pada suatu organisasi.
Menurut Ema (2012, p2). Basis data adalah kumpulan data yang
umumnya menggambarkan aktivitas-aktivitas dan pelakunya dalam suatu
organisasi.
Jadi basis data dapat dikatakan sebagai sekumpulan data yang saling
berhubungan yang disimpan untuk memenuhi kebutuhan informasi oleh
suatu organisasi yang disusun dengan rapi dan diterapkan secara sistematis.
2.1.3 Arsitektur Basis data
Menurut Connolly dan Begg (2010, p86). Terdapat 3 level arsitektur
basis data (Three-Level ANSI-SPARC Architecture), yaitu:
a. Internal Level (Physical Level)
Level ini menjelaskan tentang penyimpanan data dan bagaimana
data itu disimpan ke dalam basis data.
b. External Level (User Logical Level)
7
Level ini menjelaskan tentang bagian dari basis data yang relevan
terhadap user.
c. Conceptual Level(Community Logical Level)
Level ini merepresentasikan data yang disimpan pada basis data
dan relasi antara data-data tersebut.
Tujuan utama dari 3 level ini adalah guna menciptakan basis data yang
independent, yaitu tanpa mempengaruhi aplikasi-aplikasi yang ada pada
basis data tersebut.
2.1.4 Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010, p.65), basis data adalah
sekumpulan data yang terhubung secara logis beserta deskripsinya,
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi di dalam sebuah organisasi.
Menurut Ema (2012, p3) basis data adalah kumpulan data yang saling
berhubungan, dalam bentuk sedemikian rupa, dan tanpa redundansi yang
tidak perlu supaya dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah
untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Sistem adalah kumpulan sejumlah
komponen fungsional yang saling berhubungan yang bertujuan untuk
memenuhi proses tertentu.
Jadi sistem basis data dapat dikatakan sebagai kumpulan dari sejumlah
komponen fungsional yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi
di dalam sebuah organisasi dalam menyediakan kumpulan data yang saling
berhubungan supaya dapat dimanfaatkan dengan cepat dan mudah.
2.1.5 Database Management System (DBMS)
Menurut Yvette (2012, p72). Database Management System (DBMS)
merupakan kumpulan software yang berguna untuk mengontrol pembuatan,
maintenance, dan penggunaan dari suatu basis data.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p66). Database Management
System (DBMS) diibaratkan sebagai software yang memungkinkan user
untuk mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengontrol akses data ke
dalam suatu basis data.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p68). Terdapat 5 komponen
penting dalam DBMS, yaitu:
8
Gambar 2.1 Lingkungan Basis data
(Sumber: Connolly dan Begg, 2010)
a. Hardware
Diperlukan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi-aplikasinya.
Hardware dapat berupa personal computer, mainframe hingga
networks of computers.
b. Software
Terdiri dari software DBMS, software aplikasi, sistem operasi dan
software jaringan jika DBMS-nya menggunakan jaringan.
c. Data
Merupakan komponen terpenting yang dapat menghubungkan
komponen mesin (hardware dan software) dan komponen human
(procedure dan people).
d. Procedure
Merupakan petunjuk dan peraturan yang mengatur design dan
penggunaan basis data.
e. People
Orang-orang yang terlibat dalam sistem, seperti basis data
administrator, basis data designers, application developers, end-
users.
2.1.6 Keuntungan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010, p77). Keuntungan-keuntungan
yang ada pada DBMS, yaitu:
a. Mengendalikan redundansi data
DBMS membantu dalam menghilangkan redundansi dengan
mengintegrasikan file sehingga salinan data yang sama tidak akan
disimpan.
9
b. Konsistensi data
Basis data membantu dalam menghilangkan atau mengontrol
redundansi data, sehingga mengurangi terjadinya data yang tidak
konsisten.
c. Mendapatkan informasi lebih lanjut dari data yang sama
Dengan mengintegrasi data operasional, hal ini akan
memungkinkan suatu perusahaan mendapatkan informasi
tambahan dari data yang sama.
d. Penggunaan data bersama
Seluruh organisasi memiliki basis data dan dapat dibagi oleh
semua user yang memiliki hak akses. Dengan demikian, semakin
banyak user maka semakin banyak juga data yang dibagikan.
e. Meningkatkan integritas data
Integritas basis data yang mengacu pada keabsahan dan
konsistensi dari data yang disimpan. Dalam hal ini, integritas
pada umumnya disampaikan dalam bentuk constraints.
f. Meningkatkan keamanan
Basis data harus bisa melindungi data dari user yang tidak
memiliki hak akses. Basis data administrator (DBA) dapat
menentukan dan DBMS dapat mengatur hak akses dan tingkat
keamanan pada basis data.
g. Standarisasi
Integrasi memungkinkan Basis data administrator (DBA) untuk
menentukan dan menegakkan standar yang diperlukan. Seperti
prosedur update, aturan akses, dokumentasi standar, dan format
data untuk memfasilitasi pertukaran data antar sistem.
h. Skala ekonomi kecil
Menggabungkan seluruh data operasional suatu perusahaan
kedalam satu basis data, dan membuat suatu aplikasi yang bekerja
pada satu sumber data, dapat menghemat pengeluaran suatu
perusahaan.
i. Menyeimbangkan kebutuhan user
Setiap user atau departemen mempunyai kebutuhan yang berbeda
dengan kebutuhan user yang lain. Karena basis data dikontrol oleh
10
Database Administrator (DBA), maka Database administrator
(DBA) dapat membuat keputusan tentang perancangan dan
operasional dari basis data sesuai dengan kebutuhan user.
j. Meningkatkan tingkat akses dan respon data
Meningkatkan akses dan responsivitas basis data untuk digunakan
oleh end-user. Pada umumnya, DBMS akan menyediakan daftar-
daftar query yang dapat digunakan pada aplikasi yang digunakan
dalam sistem aplikasinya sehingga para end-user dapat mengerti
cara mengoperasionalkan basis data.
k. Meningkatkan produktivitas
DBMS menyediakan fourth-generation language yang terdiri dari
kumpulan query dan tools untuk mempermudah pengoperasian
basis data. Dengan demikian akan dapat meningkatkan
produktivitas programmer agar dapat fokus untuk menjalankan
operasional yang lebih spesifik dan membutuhkan keahlian
khusus.
l. Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi
DBMS memiliki keuntungan data independence. Aplikasi basis
data yang data independence atau tidak bergantung pada data
akan memudahkan perawatan basis data tersebut seperti pada saat
melakukan perubahan dan penghapusan data.
m. Meningkatkan konkurensi
DBMS akan mengatur akses basis data dan memastikan agar tidak
terjadi kehilangan informasi ketika beberapa user mengakses file
dalam waktu yang bersamaan.
n. Meningkatkan fasilitas backup dan recovery data
DBMS memberikan fasilitas untuk mem-backup dan
mengembalikan data ke kondisi awal sebelum dilakukan
perubahan yang salah.
2.1.7 Kelemahan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010, p80). Kelemahan-kelemahan yang
ada pada DBMS, yaitu:
11
a. Kompleksitas
Ketentuan dan fungsionalitas dari sebuah DBMS yang baik,
membuat DBMS menjadi software yang sangat rumit.
b. Ukuran
Kompleksitas dan fungsionalitas yang di miliki oleh DBMS
menjadikan DBMS sebagai bagian software yang besar, yang
menempati banyak megabyte dari kapasitas disk dan
membutuhkan memory yang besar untuk berjalan dengan efisien.
c. Biaya DBMS
Biaya suatu DBMS berubah-ubah secara signifikan, sesuai dengan
lingkungan dan fungsionalitas yang tersedia.
d. Biaya hardware tambahan
Kebutuhan akan tempat penyimpanan DBMS dan basis data
mengharuskan untuk membeli tempat penyimpanan tambahan.
Selanjutnya untuk mencapai kinerja yang dibutuhkan, diperlukan
alat yang lebih besar, bahkan diperlukan alat khusus hanya untuk
menjalankan DBMS.
e. Biaya konversi
Biaya ini termasuk biaya pelatihan staff dalam penggunaan sistem
yang baru dan biaya staff ahli untuk membantu dalam konversi
dan menjalankan sistem.
f. Performa
Beberapa aplikasi akan menjadi lambat saat dijalankan ketika
menggunakan DBMS, hal ini disebabkan DBMS memenuhi semua
kebutuhan data dari berbagai aplikasi.
g. Dampak kegagalan yang besar
Pemusatan sumber meningkatkan kemungkinan sistem mudah
diserang. Karena semua user dan aplikasi bergantung pada DBMS.
Operasi dapat berhenti ketika terjadi kegagalan pada beberapa
komponen.
2.1.8 Siklus Basis data
Menurut Connolly dan Begg (2010, p314). Ketika basis data dianalisis
dan dirancang berdasarkan pada gambar berikut:
12
Gambar 2.2 Database Lifecycle
(Sumber: Connolly dan Begg, 2010)
Terdapat 11 tahapan dalam Database lifecycle, yaitu:
a. Database planning
Merupakan aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan
dari basis data lifecycle direalisasikan se-efektif dan se-effisien
mungkin. Perencanaan basis data harus terintegrasi secara
keseluruhan dengan strategi system informasi dari suatu
organisasi. Ada 3 masalah utama yang berkaitan dengan strategi
system informasi, yaitu:
• Mengidentifikasi rencana dan tujuan dari perusahaan
termasuk sistem informasi yang akan dibutuhkan.
• Mengevaluasi sistem informasi untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki.
13
• Penilaian peluang teknologi informasi yang memberikan
keuntungan kompetitif.
Metodologi untuk mengatasi permasalahan diatas, yaitu:
• Mission statement
Mendefinisikan tujuan utama dari aplikasi basis data,
membantu menjelaskan kegunaan dari basis data project dan
meyediakan alur yang efektif dan efisien dalam pembuatan
suatu aplikasi basis data yang diinginkan.
• Mission objectives
Mengidentifikasi tugas khusus yang harus di dukung oleh
basis data. Dapat disertai dengan informasi tambahan,
sumber daya yang digunakan dan biaya untuk membayar
keseluruhan.
b. System definition
Menjelaskan ruang lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi basis
data dan dari sudut pandang user (user view). User view
mendefinisikan suatu aplikasi basis data dari perspektif aturan
kerja khusus (seperti Manager atau Suppervisor) atau area
aplikasi perusahaan (seperti Marketing, Personnel atau Stock
control). User view juga membantu dalam pengembangan aplikasi
basis data yang rumit memungkinkan permintaan dipecah
kedalam bagian-bagian yang lebih sederhana.
c. Requirements collection and analysis
Proses pengumpulan dan analisis informasi pada bagian
organisasi yang didukung oleh aplikasi basis data, dan
menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi
kebutuhan user akan sistem yang baru. Informasi dikumpulkan
untuk user view utama, meliputi:
• Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.
• Rincian bagaimana data itu akan digunakan atau dihasilkan.
• Persyaratan tambahan untuk sistem basis data yang baru.
Untuk mengumpulkan informasi, terdapat teknik yang disebut
fact-finding techniques.
14
Menurut Connolly dan Begg (2010, p344) terdapat berbagai
contoh fact-finding techniques, yaitu :
• Dokumentasi
Mengumpulkan informasi dengan memeriksa dokumen –
dokumen yang memiliki informasi terkait yang mendukung
dalam proses pembuatan sistem basis data.
• Interview
Merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk
mengumpulkan data. Penggunaan teknik ini adalah dengan
bertatap muka dengan orang – orang yang memiliki
interaksi langsung dengan sistem dan mencari tahu fakta,
kebutuhan, dan mengumpulkan ide serta opini.
• Observasi
Observasi merupakan teknik fact-finding sangat efektif
untuk mengerti sebuah sistem. Teknik ini memungkinkan
observan untuk melihat secara langsung aktivitas sebuah
sistem dan mempelajarinya.
• Studi Pustaka
Merupakan teknik berguna untuk meneliti sebuah aplikasi
atau permasalahan yang serupa. Jurnal, buku referensi, dan
internet adalah sumber informasi yang baik dan dapat
memberikan informasi yang berguna tentang bagaimana
cara orang lain menyelesaikan sebuah permasalahan yang
sama.
• Kuesioner
Kuesioner merupakan dokumen dengan tujuan khusus yang
digunakan untuk mendapatkan fakta dari orang – orang
dengan jumlah yang cukup banyak. Dengan banyaknya
informasi yang didapat, maka peneliti akan membuat sebuah
kesimpulan secara umum dari hasil kuesioner tersebut.
15
d. Database design
Proses pembuatan design basis data yang akan mendukung tujuan
dan operasi dari suatu perusahaan. Pada tahap ini dilakukan
perancangan basis data secara konseptual, logikal dan fisikal.
e. DBMS selection (optional)
Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data.
Langkah utama dalam memilih DBMS yang tepat, yaitu:
• Define terms of reference of study
Persyaratan untuk seleksi DBMS adalah berdiri sendiri,
menyatakan tujuan dan ruang lingkup penelitian, dan tugas-
tugas yang perlu dilakukan.
• Shortlist two or three products
Kriteria yang dianggap penting untuk implementasi yang
sukses dapat digunakan untuk menghasilkan daftar awal
barang DBMS sebagai evaluasi.
• Evaluate products
Ada berbagai fitur yang digunakan untuk mengevaluasi
barang DBMS. Untuk tujuan evaluasi, fitur ini dapat dinilai
sebagai kelompok (seperti data definition) atau secara
individu (seperti data type available).
• Recommend selection and produce report
Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah untuk
mendokumentasikan proses, memberikan pernyataan
penemuan dan rekomendasi untuk barang DBMS tertentu.
f. Application design
Perancangan interface bagi user dan program aplikasi yang
menggunakan dan memproses basis data. Terdapat dua aspek
dalam design aplikasi, yaitu:
• Transaction design
Tindakan yang dilakukan oleh user dan program aplikasi
untuk mengakses dan merubah isi dari basis data. Tiga tipe
utama dari transaction design, yaitu:
16
o Retrieval transaction
Digunakan untuk mengambil data yang akan
ditampilkan pada layar atau dalam laporan barang.
o Update transaction
Digunakan untuk memasukkan catatan baru,
menghapus catatan lama, dan memodifikasi catatan
yang sudah ada dalam basis data.
o Mixed transaction
Gabungan dari kedua transaction design diatas.
• User interface design
Petunjuk dalam merancang interface bagi user, yaitu:
o Judul harus mempunyai arti
o Instruksi mudah dipahami oleh user
o Pengelompokan secara logis dan pengurutan sesuai
bidangnya
o Secara visual memiliki tata ruang atau laporan yang
menarik
o Penamaan bidang yang mudah dipahami oleh user
o Konsisten dalam penggunaan istilah dan singkatan
o Konsisten dalam penggunaan warna
o Terdapat ruang dan batas-batas untuk bidang data-
entry
o Gerakan kursor yang nyaman
o Menampilkan pesan error untuk value yang tidak
diterima
g. Prototyping
Membangun prototype dari aplikasi basis data. Hasil dari
prototype ini akan memvisualisasikan dan mengevaluasi
bagaimana bentuk fungsionalitas sistem akhir.
h. Implementation
Realisasi fisik dari basis data dan design aplikasi.
17
i. Data conversion and loading
Memindahkan data yang ada ke basis data yang baru dan
mengubah setiap aplikasi yang ada untuk menjalankan pada basis
data yang baru.
j. Testing
Menjalankan proses pada sistem basis data dengan tujuan untuk
mencari error pada aplikasi dan dilakukan validasi aplikasi atas
kebutuhan user.
k. Operational maintenance
Implementasi basis data dilakukan secara sepenuhnya. Proses
pengawasan dan pemeliharaan terhadap sistem harus dilakukan
secara berkelanjutan. Bila perlu, fitur-fitur baru dimasukkan
dalam aplikasi basis data melalui tahapan basis data terlebih
dahulu.
2.1.9 Tahapan Perancangan Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010, p466). Terdapat 3 tahapan
perancangan basis data, yaitu:
a. Conceptual database design
Proses membangun model data yang digunakan dalam suatu
perusahaan, independen dari semua pertimbangan fisik. Model
data konseptual merupakan sumber informasi untuk fase design
logikal.
• Langkah 1 pembuatan model data konseptual untuk setiap
user view.
1. Mengidentifikasi tipe entity.
2. Mengidentifikasi tipe relationship.
3. Mengidentifikasi dan menghubungkan attribute
dengan tipe entity atau relationship.
4. Menentukan domain attribute.
5. Menentukan attribute candidate key, primary key dan
alternate key.
18
6. Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan
tingkat tinggi (enhanced modeling) (optional).
7. Memeriksa model terhadap redundansi.
8. Validasikan model konseptual terhadap transaksi user.
9. Melakukan review pada model konseptual dengan
user.
b. Logical database design
Proses membangun model data yang digunakan dalam suatu
perusahaan berdasarkan model data tertentu (seperti relational
model), tetapi independen dari DBMS tertentu dan semua
pertimbangan fisik lainnya. Model data konseptual yang telah
dibuat, diperbaiki dan dipetakan kedalam logical design.
• Langkah 2 pembuatan dan validasi untuk setiap user view.
1. Membuat tabel relasi untuk logical design.
2. Validasikan relasi menggunakan normalisasi
3. Validasikan kembali relasi terhadap transaksi user.
4. Memeriksa batasan integritas.
5. Meninjau kembali logical design dengan user.
6. Menggabungkan model data logical menjadi model
global (optional).
7. Memeriksa untuk pengembangan selanjutnya.
c. Physical database design
Proses menghasilkan sebuah deskripsi pelaksanaan basis data
pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan hubungan dasar
(base relation), organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk
mencapai efisiensi akses ke data, dan terkait dengan integritas dan
tindakan pengamanan.
• Langkah 3 menerjemahkan logical design untuk target
DBMS.
1. Design Base Relation
2. Design Representation of Derived Data
19
3. Design General Constraints
• Langkah 4 design organisasi file dan indeks.
1. Menganalisis transaksi
2. Memilih organisasi file
3. Memilih indeks
4. Memperkirakan kebutuhan tempat penyimpanan (disk
space)
• Langkah 5 design user view.
• Langkah 6 design mekanisme keamanan.
• Langkah 7 melakukan review redundansi data.
• Langkah 8 melakukan review sistem operasional.
2.1.10 Entity Relationship Modelling
Menururt Connolly dan Begg (2010, p.371). Salah satu aspek yang
sulit dalam perancangan basis data adalah bahwa perancang, programmer
dan end-user cenderung melihat data dan penggunaannya dengan cara yang
berbeda. Berikut ini adalah notasi Entity Relationship Modelling :
Gambar 2.3 Notasi Entity Relationship Modelling
(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)
a. Entity Type
Merupakan kumpulan objek-objek dengan properti
yang sama, didefinisikan oleh organisasi yang tidak
bergantung keberadaannya. Sebuah tipe entity memiliki
keberadaan yang bebas, dan bisa menjadi objek dengan
keberadaan fisik maupun objek dengan keberadaan
20
konseptual. Dengan perancangan yang berbeda
memungkinkan mengidentifikasi entity yang berbeda juga.
Entity Occurrence adalah objek dan tipe entity yang dapat
diidentifikasi secara unik.
b. Relationship Type
Merupakan gabungan antara tipe entity yang
mempunyai arti. Setiap tipe relationship diberi nama sesuai
dengan fungsinya. Relationship Occurrence adalah suatu
gabungan antara tipe entity yang dapat diidentifikasi secara
unik, meliputi setiap tipe entity yang berpartisipasi.
Entity yang berkaitan dalam sebuah tipe relationship
disebut participant dan jumlah participant dalam relationship
disebut sebagai derajat dari relationship. Sebuah relationship
berderajat dua disebut binary, sedangkan relationship
berderajat tiga disebut ternary, dan relationship berderajat
empat disebut quarternary.
c. Attribute
Merupakan sebuah sifat dari entity atau tipe
relationship. Attribute menyimpan sebuah nilai dari setiap
entity occurrence dan mewakili bagian utama dari data yang
akan disimpan dalam basis data. Terdapat macam-macam
attribute, yaitu:
• Simple attribute
Attribute yang terdiri dari satu komponen tunggal
dengan keberadaan yang bebas.
• Composite attribute
Attribute yang terdiri dari beberapa komponen dengan
keberadaan yang bebas. Attribute dapat dipisahkan
menjadi beberapa komponen yang lebih kecil lagi
dengan keberadaan yang bebas.
• Single Value Attribute
Attribute yang memiliki nilai tunggal untuk masing-
masing kejadian dari entity. Multi Value Attribute
21
adalah attribute yang memiliki banyak nilai untuk
masing-masing kejadian dari entity.
• Derived Attribute
Attribute menggantikan sebuah nilai yang diturunkan
dari nilai sebuah attribute yang berhubungan, tidak
perlu pada entity yang sama.
d. Strong and Weak Entity Type
Strong entity type adalah tipe entity yang
keberadaannya tidak bergantung pada tipe entity yang
lainnya. Entity-nya secara unik mampu diidentifikasi
menggunakan attribute primary key pada entity-nya. Weak
entity type adalah tipe entity yang bergantung pada tipe entity
yang lainnya. Entity-nya tidak bisa diidentifikasi secara unik
menggunakan attribute yang bergantung pada entity-nya.
e. Structural Constraint
Tipe utama dari batasan hubungan di dalam
relationship disebut multiplicity. Multiplicity adalah sejumlah
kemungkinan kejadian-kejadian dari sebuah tipe entity di
dalam sebuah hubungan (n) ketika nilai-nilai yang lain (n-1)
ditentukan. Multiplicity terdiri dari dua batasan terpisah,
yaitu:
• Cardinality
Mendeskripsikan jumlah maksimum dari kemungkinan
kejadian-kejadian yang saling berhubungan untuk
sebuah partisipasi entity pada proses penentuan tipe
relationship.
• Participation
Menentukan apakah semua kejadian-kejadian entity
akan ikut berpartisipasi dalam sebuah relationship atau
hanya beberapa saja.
Jenis-jenis multiplicity menurut Connolly dan Begg (2010, p.386-
388), yaitu:
22
• One-to-one (1:1) Relationship
Gambar 2.4 One-to-one Relationship
(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)
Pada gambar 2.4 dapat dilihat bahwa A hanya
terhubung one-to-one (1:1) dengan C, dan B hanya
terhubung one-to-one (1:1) dengan D. Sehingga dapat
dibuat notasi multiplicity-nya dengan gambar 2.5 dibawah
ini:
Gambar 2.5 Notasi One-to-one Relationship
(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)
• One-to-many (1:*) Relationship
Gambar 2.6 One-to-many Relationship
(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)
23
Pada gambar 2.6 dapat dilihat bahwa B terhubung
one-to-many (1:*) dengan D dan E. Sehingga dapat dibuat
notasi multiplicity-nya dengan gambar 2.7 dibawah ini:
Gambar 2.7 Notasi One-to-many Relationship
(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)
• Many-to-many (*:*) Relationship
Gambar 2.8 Many-to-many (*:*) Relationship
(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)
Pada gambar 2.8 dapat dilihat bahwa A terhubung
one-to-many (1:*) dengan D dan E, sedangkan E terhubung
one-to-many (1:*) dengan A dan B. jadi dari entity Group 1
(value-nya A dari gambar diatas) dan Group 2 (value-nya E
dari gambar diatas) many-to-many (*:*). Jadi dapat dibuat
notasi multiplicity-nya dengan gambar 2.9 dibawah ini:
24
Gambar 2.9 Notasi Many-to-many Relationship
(Sumber : Connolly dan Begg, 2010)
Masalah yang akan timbul dari Entity Types Model adalah:
• Fan traps
Terjadi karena sebuah model merepresentasikan sebuah
relasi antara tipe-tipe dari entity, tetapi jalur yang terdapat
diantara kejadian-kejadian entity masih ambigu.
• Chasin traps
Terjadi ketika sebuah model menganjurkan keberadaan
sebuah relasi diantara tipe-tipe dari entity, tetapi tidak
terdapat jalur diantara kejadian-kejadian entity tersebut.
2.1.11 Keys
Keys memiliki peran penting dalam menghubungkan satu objek
dengan objek yang lain. Diletakkan pada suatu attribute yang telah
ditentukan kedudukannya, agar dapat dihubungkan dengan attribute pada
entity lain. Jenis-jenis keys yang biasa digunakan antara lain:
a. Candidate key
Himpunan attribute minimal yang secara unik mengidentifikasi
keberadaan suatu entity.
b. Primary key
Candidate key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasi
keberadaan suatu entity.
c. Foreign key
Himpunan attribute dalam suatu relasi yang cocok dengan
candidate key dari beberapa relasi.
25
d. Alternate key
Candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key.
2.1.12 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010, p.415). Normalisasi adalah proses
untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu kedalam dua
buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang
dimaksud sering disebut dengan anomali.
a. Bentuk Normalisasi
Normalisasi dieksekusi sebagai langkah-langkah yang berangkai.
Bentuk normal adalah suatu aturan harus dilakukan oleh relasi-
relasi dalam basis data dan harus dipenuhi oleh relasi-relasi
tersebut pada tingkatan normalisasi. Suatu relasi dikatakan berada
dalam bentuk normal jika memenuhi kondisi-kondisi tertentu.
Beberapa tingkatan yang digunakan pada normalisasi adalah:
• UNF (UnNormalized Form)
Merupakan sebuah table yang berisi satu atau lebih grup yang
berulang.
• 1NF
Merupakan hubungan dimana persimpangan dari baris dan kolom
berisi satu dan hanya satu nilai.
• 2NF
Merupakan sebuah relasi antara bentuk normal pertama dan setiap
attribute bukan primary key atau secara fungsional bergantung
pada primary key. Bentuk normal ini didefinisikan berdasarkan
ketergantungan fungsionalitas yang penuh (Full Functional
Depedency). Full functional dependency menandai bahwa jika A
dan B adalah attribute dari sebuah relasi, B adalah penuh secara
fungsional tergantung pada A.
• 3NF
Merupakan relasi antara bentuk pertama dan bentuk kedua, dan
dimana tidak ada attribute yang bukan primary key secara transitif
bergantung pada primary key. Bentuk normal ini didefinisikan
26
berdasarkan ketergantungan transitif (Trancitive Dependency).
Trancitive dependency adalah sebuah kondisi dimana A, B dan C
merupakan attribute-attribute dari relasi seperti jika A→B dan
B→C, kemudian C secara transitif bergantung pada A melalui B
(dengan ketentuan bahwa A tidak bergantung secara fungsional
dengan B atau C).
2.1.13 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten (2007, p317), DFD adalah sebuah model proses
yang menggambarkan tentang aliran data pada sistem dan proses yang
dilakukan oleh sistem tersebut.
Terdapat simbol-simbol yang digunakan dalam DFD antara lain:
• External Agent mendefinisikan orang, unit, sistem, atau organisasi
yang berinteraksi dengan sistem.
Gambar 2.10 External Agent
(Sumber : Whitten, 2007)
• Data Store adalah penyimpanan data yang bertujuan untuk
penggunaan selanjutnya.
Gambar 2.11 Data Store
(Sumber : Whitten, 2007)
• Process adalah aktivitas yang dikerjakan oleh sistem sebagai
respon dari data yang masuk atau beberapa kondisi.
Gambar 2.12 Process
27
(Sumber : Whitten, 2007)
• Data Flow adalah data input ataupun output yang bertujuan atau
berasal dari suatu proses.
Gambar 2.13 Data Flow
(Sumber : Whitten, 2007)
2.1.14 Delapan Aturan Emas
Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010, p88-89), terdapat delapan
aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk dasar untuk merancang suatu
User interface. Delapan aturan ini biasanya disebut dengan Eight Golden
Rules of Interface Design, yang terdiri dari:
1. Konsistensi
Konsistensi lebih banyak ditujukan pada urutan tindakan,
perintah dan istilah yang digunakan pada menu, simbol dan layar
bantuan.
2. Memenuhi kebutuhan universal
Kenali kebutuhan pengguna yang beragam dengan
memberikan penjelasan kepada pemula dan penggunaan
singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi dan fasilitas makro
bagi pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan
interaksi.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap aksi dari pengguna sebaiknya disediakan suatu
sistem umpan balik. Untuk aksi yang jarang dilakukan atau tidak
terlalu penting, respon boleh sederhana. Sedangkan aksi yang
sering dilakukan memerlukan respon yang lebih banyak.
4. Dialog untuk keadaan akhir
Suatu tindakan sebaiknya disusun dan diorganisir dalam suatu
kelompok dengan bagian awal, tengah dan akhir. Umpan balik
yang informatif memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan
sudah benar dan memberikan kepuasan pengguna.
28
5. Penanganan kesalahan
Sebaik mungkin merancang sistem agar pengguna tidak
melakukan kesalahan yang serius. Bila masih terjadi kesalahan,
sistem harus dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat,
memberikan kemudahan bagi pengguna dan petunjuk
memperbaiki kesalahan.
6. Memudahkan kembali ke tindakan sebelumnya
Jika terjadi kesalahan oleh pengguna, tindakan dapat
dibatalkan dan dikembalikan ke saat sebelum dilakukan. Hal ini
dapat mengurangi kecemasan karena pengguna tahu kesalahan
yang dilakukan dapat dibatalkan.
7. Mendukung pengendali internal
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan
merespon tindakan yang dilakukan oleh pengguna daripada
pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Manusia mempunyai keterbatasan ingatan jangka pendek
yang dapat diatasi dengan pembuatan tampilan yang sederhana.
2.1.15 Lima Faktor Manusia Terukur
Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010, p32), dalam merancang
sistem yang user friendly harus memperhatikan lima faktor berikut:
1. Waktu belajar
Waktu yang dibutuhkan oleh seorang user dalam belajar
menggunakan berbagai aksi yang relevan dengan pekerjaannya.
2. Kecepatan kinerja
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
3. Tingkat kesalahan user
Berapa banyak dan apa saja kesalahan yang dilakukan oleh user.
4. Daya ingat
Kemampuan user dalam mempertahankan pengetahuannya dalam
jangka waktu tertentu.
29
5. Kepuasan subjektif
Seberapa besar ketertarikan user terhadap aspek-aspek yang ada
dalam interface.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pendekatan Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan barang atau jasa yang
terjadi pada pelaku perdagangan yang melewati batas wilayah Negara.
Perdagangan internasional memiliki fondasi dasar yaitu ekspor dan
impor. Kegiatan menjual barang atau jasa ke Negara lain disebut ekspor,
sedangkan kegiatan membeli barang atau jasa dari Negara lain
disebut impor, kedua kegiatan di atas akan menghasilkan devisa bagi
Negara. Devisa merupakan masuknya uang asing ke Negara dapat
digunakan untuk membayar pembelian atas impor dan jasa dari luar Negeri.
Kegiatan impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Barang
impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau Negara
yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat.
i. Pelaku Perdagangan Internasional
Menurut Amir (2006, p73) pelaku perdagangan
internasional adalah sebagai berikut :
Gambar 2.14 Pelaku International Trading
(Sumber : Amir, 2006)
30
Menurut Amir (2006, p119). Kegiatan pelaku perdagangan
internasional diantaranya sebagai berikut:
• Exporter ( Eksportir )
Tugas eksportir antara lain adalah:
o Mencari client dari luar negeri
o Mempromosikan barang kepada client
o Mengikuti prosedur ekspor
o Menagih pelunasan pembayaran kepada client
o Mengirim dokumen asli ekspor barang kepada client
apabila pembayaran telah sepenuhnya lunas.
• Importer ( Importir )
Tugas importir antara lain adalah:
o Mencari dan menghubungi perusahaan di luar negeri
yang menjual barang yang diinginkan importir
o Melakukan pembelian barang
o Melunasi biaya pembelian barang melalui bank
devisa
o Mengikuti prosedur impor
• Bank
Tugas bank antara lain adalah:
o Menjembatani proses transaksi pembayaran antara
eksportir dan importir
o Memberi dokumen pembayaran kepada eksportir
dan importir
• Forwarding agent
Tugas forwarding agent antara lain adalah:
o Membantu eksportir dan importir melakukan
transaksi
o Membuat dokumentasi dari transaksi yang
dilakukan
• Shipper
Tugas shipper antara lain adalah:
31
o Menerima dan menyimpan barang ke gudang
o Melakukan packing dan shipping-mark
o Membuat dokumentasi pengiriman
o Menerima dokumen asuransi
o Menyerahkan barang ke pelabuhan tujuan
o Mengamankan barang apabila ada penolakan di
pelabuhan tujuan
• Insurance
Tugas insurance antara lain adalah:
o Membuat kontrak terhadap barang yang dikirimkan
o Membuat dokumentasi kontrak
• Customs ( Bea Cukai )
Tugas bea cukai antara lain adalah:
o Mengelola pajak barang yang dikirimkan
o Mengawasi barang yang dikirimkan dan
mencocokkannya dengan peraturan Negara
• Embassy ( Kedutaan)
Tugas kedutaan antara lain adalah:
o Mengawasi pengiriman barang antar Negara
o Menjaga kesinambungan perdagangan internasional
antar Negara
• Surveyor
Tugas surveyor antara lain adalah:
o Mengecek dan mengawasi barang yang dikirimkan
o Menentukan jalur pengiriman barang
ii. Proses Perdagangan Internasional
Menurut Belay (2009, p126), proses perdagangan
internasional terdiri dari 5 langkah utama, yaitu :
• Langkah 1
Eksportir dan importir harus menyelesaikan keperluan
dan mengikuti prosedur pengiriman barang termasuk
dokumen-dokumennya.
Prosedur yang harus dilakukan eksportir antara lain:
32
o Menyiapkan Shipping instruction dilengkapi dengan
invoice dan packing list
o Menerima Delivery order dari shipper yang berisi
tentang container, feeder, dan lain-lain.
o Setelah mendapatkan DO, kemudian mengurus PEB
( Pemberitahuan Ekspor Barang ) ke bea cukai
dan mendapatkan COO ( Certificate of origin)
o Mendapatkan BL ( Bill of lading ) dari shipper
setelah container berangkat
o Menagih pelunasan biaya barang kepada client
dengan mengirimkan fax dokumen : BL, Packing
list, Invoice, dan COO
o Mengirimkan dokumen asli kepada client apabila
biaya pengiriman barang sudah dilunasi
Prosedur yang harus dilakukan importir antara lain:
o Melakukan pelunasan biaya barang ke bank devisa,
pembayaran bisa dilakukan dengan TT (
Telegraphic transfers ) atau LC ( Letter of credit)
o Melampirkan PO ( Purchase order ) ke bank devisa
pada saat melakukan pembayaran agar bank
devisa dapat berkoordinasi dengan ank
koresponden di Negara tujuan
o Menunggu fax dokumen asli dari eksportir
o Membuat PIB ( Pemberitahuan Impor Barang ) di
bea cukai untuk mengetahui biaya pajak barang
o Setelah melunasi pajak, importir membawa
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
pengiriman barang ke bea cukai untuk diteliti
o Menerima SPPB ( Surat Persetujuan Pengeluaran
Barang ) apabila dokumen tidak bermasalah dan
menerima PJM ( Pemberitahuan Jalur Merah )
apabila dokumen bermasalah meurut bea cukai
o Dengan membawa SPPB dari bea cukai, importir
dapat mengambil barang dari Bonded Warehouse.
33
• Langkah 2
Forwarding agent akan membuat kesepakatan dengan
carrier untuk pengiriman barang seperti pemilihan
transportasi, jalur, dan lain-lain. Setelah itu akan
didapat dokumentasi tentang pengiriman barang dari
carrier. Dokumen tersebut kemudian diberikan oleh
agent kepada eksportir dan importir sebagai bentuk
notifikasi.
• Langkah 3
Carrier melakukan pengiriman barang. Dalam hal ini,
pengirim barang harus disertai dokumen-dokumen
pelengkap seperti INV, PL, BL, AWB, COO yang
diberikan pada carrier untuk memasukkan barang ke
dalam gudang pelabuhan tujuan.
• Langkah 4
Penghitungan pajak oleh bea cukai Negara tujuan
yang harus dibayar oleh client terlebih dahulu untuk
mengambil dan melakukan pengepakan barang di
pelabuhan. Dokumen pelunasan pajak kemudian
diserahkan kepada forwarding agent.
• Langkah 5
Forwarding agent kemudian membawa dokumen dari
bea cukai ke pelabuhan untuk mengambil barang
kemudian mengantarkan barang kepada client dan
mengirimkan tanda terima kepada penjualnya.