BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1...

26
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1. Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart & Sundeen, 1998). Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi.Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwadisebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005). 2.1.2. Penyebab Gangguan Jiwa Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis1994). Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gangguan Jiwa

2.1.1. Pengertian Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi

jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,

proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera).Gangguan jiwa ini

menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart &

Sundeen, 1998).

Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras,

agama, maupun status sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh

kelemahan pribadi.Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah

mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa gangguan jiwadisebabkan oleh

gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan

atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan

penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat

pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).

2.1.2. Penyebab Gangguan Jiwa

Gejala utama atau gejala yang menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada

unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (somatogenik), di

lingkungan sosial (sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis1994). Biasanya

tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu

timbulah gangguan badan ataupun jiwa.

2.1.3. Macam-Macam Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang

psikologik dari unsur psikis (Maramis, 1994). Macam-macam gangguan jiwa (Rusdi

Maslim, 1998): Gangguan jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan

skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik,

gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan

fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi

mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional

dengan onset masa kanak dan remaja.

a. Skizofrenia.

Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan

disorganisasi personalitas yang terbesar.Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk

psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala.Meskipun demikian

pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang (Maramis,

1994).Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga

pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan

menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi

pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan

personalitas yang rusak ” cacat ” (Ingram et al.,1995).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

b. Depresi

Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan

alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola

tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak

berdaya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan, 1998).Depresi juga dapat diartikan

sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai

dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna,

putus asa dan lain sebagainya (Hawari, 1997).Depresi adalah suatu perasaan sedih

dan yang berhubungan dengan penderitaan.Dapat berupa serangan yang ditujukan

pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam (Nugroho, 2000). Depresi

adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa

bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup

menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah,

harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai

kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul sebagai akibat dari situasi

tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai ganti rasa ketidaktahuan

akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan menunjukkan kesedihan

dengan tanda depresi (Rawlins et al., 1993). Individu yang menderita suasana

perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat dan kegembiraan, dan

berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktifitas

(Depkes, 1993). Depresi dianggap normal terhadap banyak stress kehidupan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan peristiwa penyebabnya dan terus

berlangsung sampai titik dimana sebagian besar orang mulai pulih (Atkinson, 2000).

c. Kecemasan

Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh

setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi

sebaik-baiknya, Maslim (1991).Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut

sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik (Rawlins 1993).Penyebabnya

maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak dikenali.Intensitas kecemasan

dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.Menurut Sundeen

(1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam empat tingkatan yang

meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan kecemasan panik.

d. Gangguan Kepribadian

Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (psikopatia)

dan gejala-gejala nerosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan intelegensi

tinggi ataupun rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan

gangguan intelegensi sebagaian besar tidak tergantung pada satu dan lain atau tidak

berkorelasi. Klasifikasi gangguan kepribadian: kepribadian paranoid, kepribadian

afektif atau siklotemik, kepribadian skizoid, kepribadian axplosif, kepribadian

anankastik atau obsesif-konpulsif, kepribadian histerik, kepribadian astenik,

kepribadian antisosial, Kepribadian pasif agresif, kepribadian inadequate.(

Maslim,1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

e. Gangguan Mental Organik

Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan

oleh gangguan fungsi jaringan otak (Maramis,1994). Gangguan fungsi jaringan otak

ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang

terutama diluar otak. Bila bagian otak yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar

mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang

menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang terganggu,

maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang

menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan

kepada berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu daripada pembagian akut

dan menahun.

f. Gangguan Psikosomatik

Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi badaniah

(Maramis, 1994).Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan

sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang

dikuasai oleh susunan saraf vegetatif. Gangguan psikosomatik dapat disamakan

dengan apa yang dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi

faaliah yang terganggu, maka sering disebut juga gangguan psikofisiologik.

g. Retardasi Mental

Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau

tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama

masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial

(Maslim,1998).

h. Gangguan Perilaku Masa Anak dan Remaja.

Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai

dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat (Maramis, 1994).Anak

dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan

pendidikan. Gangguan perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin dari

lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling memengaruhi. Diketahui

bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum dapat

diturunkan dari orang tua kepada anaknya.Pada gangguan otak seperti trauma kepala,

ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan perubahan kepribadian.Faktor

lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku anak, dan sering lebih menentukan

oleh karena lingkungan itu dapat diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku

itu dapat dipengaruhi atau dicegah.

2.1.4. Pencegahan Kekambuhan Gangguan Jiwa

Pencegahan Kekambuhan adalah mencegah terjadinya peristiwa timbulnya

kembali gejala-gejala yang sebelumnya sudah memperoleh kemajuan (Stiart dan

Laraia, 2001). Pada gangguan jiwa kronis diperkirakan mengalami kekambuhan 50%

pada tahun pertama, dan 79% pada tahun ke dua (Yosep, 2006). Kekambuhan biasa

terjadi karena adanya kejadian-kejadian buruk sebelum mereka kambuh (Wiramis

harja, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

Empat faktor penyebab klien kambuh dan perlu dirawat di rumah sakit,

menurut Sullinger (1988) :

1. Klien: Sudah umum diketahui bahwa klien yang gagal memakan obat secara

teratur mempunyai kecenderungan untuk kambuh. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan 25% sampai 50% klien yang pulang dari rumah sakit tidak

memakan obat secara teratur.

2. Dokter (pemberi resep): Makan obat yang teratur dapat mengurangi kambuh,

namun pemakaian obat neuroleptic yang lama dapat menimbulkan efek samping

Tardive Diskinesia yang dapat mengganggu hubungan sosial seperti gerakan

yang tidak terkontrol.

3. Penanggung jawab klien: Setelah klien pulang ke rumah maka perawat

puskesmas tetap bertanggung jawab atas program adaptasi klien di rumah.

4. Keluarga: Berdasarkan penelitian di Inggris dan Amerika keluarga dengan

ekspresi emosi yang tinggi (bermusuhan, mengkritik, tidak ramah, banyak

menekan dan menyalahkan), hasilnya 57% kembali dirawat dari keluarga dengan

ekspresi emosi yang tinggi dan 17% kembali dirawat dari keluarga dengan

ekspresi emosi keluarga yang rendah. Selain itu klien juga mudah dipengaruhi

oleh stress yang menyenangkan (naik pangkat, menikah) maupun yang

menyedihkan (kematian/kecelakaan). Dengan terapi keluarga klien dan keluarga

dapat mengatasi dan mengurangi stress.Cara terapi bisanya:Mengumpulkan

semua anggota keluarga dan memberi kesempatan menyampaikan perasaan-

perasaannya. Memberi kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan baru

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

kepada klien ganguan jiwa, memfasilitasi untuk hijrah menemukan situasi dan

pengalaman baru.

Beberapa gejala kambuh yang perlu diidentifikasi oleh klien dan keluarganya

yaitu :

1. Menjadi ragu-ragu dan serba takut (nervous)

2. Tidak nafsu makan

3. Sukar konsentrasi

4. Sulit tidur

5. Depresi

6. Tidak ada minat

7. Menarik diri

Setelah klien pulang ke rumah, sebaiknya klien melakukan perawatan lanjutan

pada puskesmas di wilayahnya yang mempunyai program kesehatan jiwa. Perawat

komuniti yang menangani klien dapat menganggap rumah klien sebagai “ruangan

perawatan”. Perawat, klien dan keluarga besar sama untuk membantu proses adaptasi

klien di dalam keluarga dan masyarakat. Perawat dapat membuat kontrak dengan

keluarga tentang jadwal kunjungan rumah dan after care di puskesmas.

Keluarga merupakan unit yang paling dekat dengan klien dan merupakan

“perawat utama” bagi klien. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau asuhan

yang diperlukan klien di rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit dapat sia-sia

jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan klien harus dirawat

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak awal asuhan di RS akan meningkatkan

kemampuan keluarga merawat klien di rumah sehingga kemungkinan dapat dicegah.

Pentingnya peran serta keluarga dalam klien gangguan jiwa dapat dipandang

dari berbagai segi. Pertama, keluarga merupakan tempat dimana individu memulai

hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Keluarga merupakan “institusi”

pendidikan utama bagi individu untuk belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan,

sikap dan perilaku (Clement dan Buchanan, 1982). Individu menguji coba

perilakunya di dalam keluarga, dan umpan balik keluarga mempengaruhi individu

dalam mengadopsi perilaku tertentu. Semua ini merupakan persiapan individu untuk

berperan di masyarakat.

Jika keluarga dipandang sebagai suatu sistem maka gangguan yang terjadi

pada salah satu anggota merupakan dapat mempengaruhi seluruh sistem, sebaliknya

disfungsi keluarga merupakan salah satu penyebab gangguan pada anggota. Bila ayah

sakit maka akan mempengaruhi perilaku anak, dan istrinya, termasuk keluarga

lainnya. Salah satu faktor penyebab kambuh gangguan jiwa adalah; keluarga yang

tidak tahu cara menangani perilaku klien di rumah (Sullinger, 1988). Klien dengan

diagnosa skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun pertama, 70% pada

tahun kedua dan 100% pada tahun kelima setelah pulang dari rumah sakit karena

perlakuan yang salah selama di rumah atau di masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

2.2. Keluarga

2.2.1. Konsep Keluarga

Menurut Depkes RI (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu

tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Bailon

(1989), keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam

suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-

masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :

a. Unit terkecil masyarakat

b. Terdiri atas dua orang atau lebih

c. Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah

d. Hidup dalam satu rumah tangga

e. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga

f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga

g. Setiap anggota memiliki perannya masing-masing

h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan (Effendy, 1997).

2.2.2. Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri atas bermacam-macam, diantaranya adalah :

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

a. Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ayah.

b. Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.2.3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga

Menurut Carter (1988), ciri-ciri struktur keluarga adalah :

a. Terorganisasi; saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga.

b. Ada keterbatasan; setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-

masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan; setiap anggota keluarga mempunyai peranan

dan fungsinya masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

2.2.4. Tipe/Bentuk Keluarga

Tipe dan bentuk keluarga terdiri atas :

a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan

anak-anak.

b. Keluarga besar (Exstended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan

sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,

bibi dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri atas wanita dan

pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

d. Keluarga duda atau janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

f. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

Keluarga di Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar, karena

masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa hidup dalam suatu

komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Effendy, 1997).

2.2.5. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga

Adapun pemegang kekuasaan dalam keluarga, yaitu :

a. Patriakal; yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dari

pihak ayah.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

b. Matriakal ; yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah

dari pihak ibu.

c. Equalitarion; yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan

ibu.

2.2.6. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan

individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,

kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah

sebagai berikut :

a. Peranan ayah; ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya.

b. Peranan ibu; sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan

untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

c. Peranan anak; anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan

tingkatan perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual (Effendy,

1997).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

2.2.7. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :

1. Fungsi Biologis

a. Untuk meneruskan keturunan

b. Memelihara dan membesarkan anak

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi Sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak

b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

c. Menentukan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga

b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa

yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan

sebagainya.

5. Fungsi Pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

memenuhi perannya sebagai orang dewasa

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

Ahli lain juga mengelompokkan fungsi pokok keluarga menjadi 3, yaitu :

a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan

kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan

berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.

b. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar

kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka

anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak, sehingga siap

menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa

depannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

2.2.8. Tugas-Tugas Keluarga

Pada dasarnya tugas pokok keluarga ada delapan, yaitu :

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing.

4. Sosialisasi antar anggota keluarga.

5. Pengaturan jumlah anggota rumah tangga.

6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga (Effendy,

1997).

2.2.9. Prinsip-Prinsip Perawatan Keluarga

Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan

asuhan keperawatan kesehatan keluarga, adalah :

a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.

b. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai

tujuan utama.

c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai

peningkatan kesehatan keluarga.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

d. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat

melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan

kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.

e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif

dan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

f. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga memanfaatkan

sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan

keluarga.

g. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara

keseluruhan.

h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan perawatan

kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan

menggunakan proses keperawatan.

i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga

adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan

dasar/perawatan di rumah.

j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

2.3. Dukungan sosial keluarga

2.3.1. Pengertian Dukungan Sosial Keluarga

Menurut Sarwono dalam Yusuf (2007), dukungan adalah suatu upaya yang

diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Sistem dukungan untuk mempromosikan

perubahan perilaku ada 3, yaitu : (1) dukungn material adalah menyediakan fasilitas

latihan, (2) dukungan informasi adalah untuk memberiakan contoh nyata keberhasilan

seseorang dalam melaksanakan diet dan latihan, dan (3) dukungan emosional atau

semangat adalah member pujian atas keberhasilan proses latihan.

Menurut Friedman (1998), dukungan sosial keluarga adalah sikap, tindakan

dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Anggota keluarga

memenadang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Friedman dalam Sudiharto (2007), menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga

antara lain adalah fungsi efektif, yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial, saling mengasuh memberikan kasih sayang serta menerima

dan mendukung. Menurut Friedman (2003) dukungan sosial keluarga adalah bagian

integral dari dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan sosial keluarga adalah

meningkatkan penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam

kehidupan.

Studi tentang dukungan sosial keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan

sosial sebagai koping keluarga. Menurut Sheridan dan Radmacher (1992), Sarafino

(1998) serta Taylor (1999), keluarga memiliki dukungan, yaitu : (1) dukungan

emosional, (2) dukungan penghargaan, (3) dukungan instrumental, dan (4) dukungan

informatif.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

2.3.2. Jenis Dukungan Sosial Keluarga

Kaplan (1976) dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwakeluarga memiliki

4 jenis dukungan, yaitu :

a. Dukungan Emosional

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian

terhadap orang yang bersangkutan.Bentuk dukungan ini membuat individu

memiliki perasaan nyaman, yakin, diperlukan dan dicintai oleh sumber dukungan

sosial, sehingga dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.

b. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif

untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan

individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orangorang lain, contohnya

dengan membandingkannya dengan orang lain yang lebih buruk keadaannya.

c. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung, seperti kalau orang

memberi pinjaman uang kepada orang itu.Bentuk dukungan ini dapat

mengurangi beban individu karena individu dapat langsung memecahkan

masalahnya yang berhubungan dengan materi.

d. Dukungan Informatif

Dukungan informatif mencakup memberikan nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-

saran atau umpan balik.Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk

mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

2.3.3. Sumber Dukungan Sosial Keluarga

Menurut Root & Dooley (1985) dalam Kuncoro (2002) ada 2 sumber

dukungan sosial keluarga yaitu natural dan artifisial. Dukungan sosial keluarga yang

natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupan secara spontan

dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dukungan sosial keluarga ini bersifat

formal sedangkan dukungan sosial keluarga artifisial adalah dukungan yang

dirancang kedalam kebutuhan primer seseorang misalnya dukungan sosial keluarga

akibat bencana alam melalui berbagai sumbangn sehingga sumber dukungan sosial

keluarga natural mempunyai berbagai perbedaan jika dibandingkan dengan dukungan

sosial keluarga artifisial. Perbedaan itu terletak pada:

a. Keberadaan sumber dukungan sosial keluarga natural bersifat apa adanya tanpa di

buat-buat sehingga mudah diperoleh dan bersifat spontan

b. Sumber dukungan sosial keluarga yang natural mempunyai kesesuaian dengan

nama yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan

c. Sumber dukungan sosial keluarga natural berakar dari hubungan yang berakar

lama

d. Sumber dukungan natural mempunyai keragaman dalam penyampaian dukungan,

mulai dari pemberian barang yang nyata hanya sekedar menemui seseorang

dengan menyampaikan salam

e. Sumber dukungan sosial keluarga natural terbatas dari beban dan label psikologis.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

2.3.4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Dukungan sosial keluarga

Sarafino (2006) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi apakah seseorang akan menerima dukungan sosial keluarga atau

tidak.Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :

a. Faktor dari penerima dukungan (recipient)

Seseorang tidak akan menerima dukungan sosial dari orang lain jika ia tidak

suka bersosial, tidak suka menolong orang lain, dan tidak ingin orang lain tahu

bahwa ia membutuhkan bantuan. Beberapa orang terkadang tidak cukup asertif

untuk memahami bahwa ia sebenarnya membutuhkan bantuan dari orang lain,

atau merasa bahwa ia seharusnya mandiri dan tidak mengganggu orang lain, atau

merasa tidak nyaman saat orang lain menolongnya, atau tidak tahu kepada siapa

dia harus meminta pertolongan.

b. Faktor dari pemberi dukungan (providers)

Seseorang terkadang tidak memberikan dukungan sosial kepada orang lain

ketika ia sendiri tidak memiliki sumberdaya untuk menolong orang lain, atau

tengah menghadapi stres, harus menolong dirinya sendiri, atau kurang sensitif

terhadap sekitarnya sehingga tidak menyadari bahwa orang lain membutuhkan

dukungan darinya.

Menurut Friedman (1998), faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial

keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini

meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan orang

tua.Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan lebih demokratis dan adil

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih

otoritas atau otokrasi.Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai

tingkat dukungan, efeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi dari pada orang tua

dengan kelas sosial bawah.

2.3.5. Indikator Dukungan Sosial Keluarga

Indikator rendahnya dukungan sosial keluarga secara realita yang di dapati di

puskesmas Susoh diantaranya:

a. Keluarga belum dapat memantau penderita gangguan jiwa dalam pemberian

obat sesuai dengan anjuran petugas kesehatan.

b. Keluarga belum bisa memenuhi kebutuhan makan penderita di sebabkan

adanya kegiatan lain.

c. Keluarga belum bisa menjaga kebersihan diri penderita gangguan jiwa.

d. Keluarga masih melakukan pengasingan pada penderita gangguan jiwa.

e. Keluarga masih merasa malu dengan adanya penderita gangguan jiwa di

rumahnya karena dianggap aib keluarga.

f. Keluarga juga tidak mempunyai kreativitas dalam cara pemberian obat pada

penderita gangguan jiwa.

g. Keluarga tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan penderita gangguan

jiwa.

h. Keluarga belum mampu memberikan informasi dan motivasi pada penderita

gangguan jiwa.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

i. Keluarga masih beranggapan bahwa penderita gangguan jiwa tidak dapat di

sembuhkan lagi.

2.3.6. Indikator Pencegahan Kekambuhan pada Penderita Gangguan Jiwa

Indikator Pencegahan Kekambuhan Penderita Gangguan Jiwa secara realita

didapati di Puskesmas Susoh

a. Tidak terjadinya prilaku penyimpangan pada penderita seperti prilaku

kekerasan

b. Tidak terjadinya prilaku penyimpangan pada penderita seperti Histeris

c. Tidak Terjadi prilaku penyimpangan seperti tidak mau minum obat, tidak mau

makan, tidak mau minum, tidak mau tidur, tidak mau keluar rumah, tidak mau

bicara, tidak mau mandi.

d. Tidak terjadinya prilaku seperti bicara sendiri

e. Tidak terjadinya prilaku ketawa sendiri, bicara gaur, berdiam diri, BAB dan

BAK sembarangan.

2.4. Landasan Teori

Caplan (1964) dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki

beberapa fungsi dukungan yaitu:

a. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)

informasi tentang dunia.Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi

yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.Manfaat dari dukungan ini

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan

dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu.Aspek-aspek

dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian

informasi.

b. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan

menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota

keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,

diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum,

istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

d. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan

serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan

emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya

kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku ke dalam

3 domain (ranah), meskipun ranah tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan

tegas tetapi pembagian tersebut dilakukan untuk tujuan suatu pendidikan adalah

mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain (ranah) perilaku tersebut, yang

terdiri dari ranah kognitif (coognitif domain) dan ranah afektif (affective domain) dan

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

ranah psikomotor (psychomotor domain). Dalam perkembangan selanjutnya dan

untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari

pengetahuan (Knowledge), Sikap dan tanggapan (attitude), praktek dan tindakan

(Practice).

Penderita gangguan jiwa tidak mungkin mampu mengatasi masalah

kejiwaanya sendiri. Individu tersebut membutuhkan peran orang lain di sekitarnya,

khususnya keluarganya. Peran keluarga dalam kesembuhan dan kekambuhan

penderita gangguan jiwa sangat penting, karena keluargalah orang yang paling dekat

dengan penderita gangguan jiwa.Pencegahan kekambuhan atau mempertahankan

penderita gangguan jiwa di lingkungan keluarga dapat terlaksana dengan persiapan

pulang yang adekuat serta mobilisasi fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di

masyarakat khususnya peran serta keluarga. (Sarafino, 2006)

2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep dalam peneltian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut

ini.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Pencegahan Kekambuhan

Penderita Gangguan Jiwa

Dukungan Sosial Keluarga : a. Dukungan Informasional b. Dukungan Penilaian c. Dukungan Instrumental d. Dukungan Emosional

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter II.pdf · Pengertian Gangguan Jiwa . ... psikomotor, konsentrasi, kelelahan,

Berdasarkan Gambar 2.1 di atas, diketahui variabel independen dalam

penelitian ini yaitu dukungan sosial keluarga pasien gangguan jiwa yang terdiri atas

dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan

emosional. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pencegahan kekambuhan

penderita gangguan jiwa.

Universitas Sumatera Utara