BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1...

20
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisi Ventilasi merupakan proses perpindahan udara dari lingkungan luar tubuh ke dalam paru-paru. Respirasi merupakan proses pertukaran gas O 2 dan CO 2 yang terjadi di alveolus dalam paru-paru. Alveolus merupakan kantong udara di ujung percabangan bronkus dalam paru-paru. O 2 berdifusi melalui dinding alveolus menembus pembuluh darah dan CO 2 berdifusi ke luar pembuluh darah.. Diafragma adalah otot utama untuk inspirasi, bersama dengan otot interkosta. Ketika otot-otot pernapasan mengalami paralisis, bernapas menjadi sulit bahkan tidak mungkin. Ventilasi mekanik mengambil alih proses ventilasi dan memudahkan pernapasan dengan membantu otot pernapasan yang mengalami paralisis. Otot abdomen juga penting dalam proses ekspirasi dan batuk. Otot ekspirasi pernapasan yang lemah menghasilkan batuk yang lemah juga ketidakmampuan pengeluaran sekret yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan penumonia (International Ventilator Users Network, 2014). Ventilator, dikenal juga dengan istilah respirator, merupakan alat bantu mekanik yang mempertahankan udara dapat mengalir ke dalam paru-paru. Banyak orang mengenal penggunaaan ventilator pada rumah sakit, sepeti di ICU, dimana penggunaan ventilator akut dan kompleks banyak dijumpai. Ventilasi mekanik rutin diperlukan pada pasien dewasa kritis di unit perawatan intensif. Tujuan utama penggunaan ventilator mekanik adalah untuk menormalkan kadar gas darah arteri dan keseimbangan asam basa dengan memberi ventilasi adekuat dan oksigenasi. (Grossbach, 2011). Ventilasi mekanik memiliki prinsip yang berlawanan dengan fisiologi ventilasi, yaitu dengan menghasilkan tekanan positif sebagai pengganti tekanan negatif untuk mengembangkan paru-paru. Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Ventilasi Mekanik

2. 1. 1 Defenisi

Ventilasi merupakan proses perpindahan udara dari lingkungan luar tubuh

ke dalam paru-paru. Respirasi merupakan proses pertukaran gas O2 dan CO2 yang

terjadi di alveolus dalam paru-paru. Alveolus merupakan kantong udara di ujung

percabangan bronkus dalam paru-paru. O2 berdifusi melalui dinding alveolus

menembus pembuluh darah dan CO2 berdifusi ke luar pembuluh darah..

Diafragma adalah otot utama untuk inspirasi, bersama dengan otot

interkosta. Ketika otot-otot pernapasan mengalami paralisis, bernapas menjadi

sulit bahkan tidak mungkin. Ventilasi mekanik mengambil alih proses ventilasi

dan memudahkan pernapasan dengan membantu otot pernapasan yang mengalami

paralisis. Otot abdomen juga penting dalam proses ekspirasi dan batuk. Otot

ekspirasi pernapasan yang lemah menghasilkan batuk yang lemah juga

ketidakmampuan pengeluaran sekret yang dapat menyebabkan infeksi saluran

pernapasan dan penumonia (International Ventilator Users Network, 2014).

Ventilator, dikenal juga dengan istilah respirator, merupakan alat bantu

mekanik yang mempertahankan udara dapat mengalir ke dalam paru-paru. Banyak

orang mengenal penggunaaan ventilator pada rumah sakit, sepeti di ICU, dimana

penggunaan ventilator akut dan kompleks banyak dijumpai.

Ventilasi mekanik rutin diperlukan pada pasien dewasa kritis di unit

perawatan intensif. Tujuan utama penggunaan ventilator mekanik adalah untuk

menormalkan kadar gas darah arteri dan keseimbangan asam basa dengan

memberi ventilasi adekuat dan oksigenasi. (Grossbach, 2011).

Ventilasi mekanik memiliki prinsip yang berlawanan dengan fisiologi

ventilasi, yaitu dengan menghasilkan tekanan positif sebagai pengganti tekanan

negatif untuk mengembangkan paru-paru.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

2. 1. 2 Tipe Ventilator

Menurut West (2003), ventilator dibagi atas tiga jenis:

( 1 ) Ventilator Volume-Konstan

Ventilator ini memberikan gas dalam volume yang diatur

sebelumnya kepada pasien, biasanya melalui piston pengatur bermotor

dalam sebuah silinder atau peniup bermotor. Curah dan frekuensi pompa

dapat disesuaikan untuk memberi ventilasi yang diperlukan. Rasio

inspirasi terhadap waktu ekspirasi dapat dikendalikan oleh mekanisme

kenop khusus. Oksigen dapat ditambahkan ke udara inspirasi sesuai

keperluan, dan sebuah pelembab dimasukkan dalam sirkuit.

Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat diandalkan

yang cocok untuk ventilasi jangka lama. Alat ini banyak digunakan dalam

anestesia. Alat ini memiliki keuntungan dapat mengetahui volume yang

diberikan ke pasien walaupun terjadi perubahan sifat elastik paru atau

dinding dada maupun peningkatan resistensi jalan napas. Kekurangannya

adalah dapat terjadi tekanan tinggi. Akan tetapi, dalam praktik sebuah

katup pengaman aliran mencegah tekanan mencapai tingkat berbahaya.

Memperkirakan ventilasi pasien dari volume stroke dan frekuensi pompa

dapat menyebabkan kesalahan penting karena kompresibilitas gas dan

kebocoran, dan lebih baik mengukur ventilasi ekspirasi dengan spirometer.

( 2 ) Ventilator Tekanan-Konstan

Ventilator ini memberi gas pada tekanan yang diatur sebelumnya

dan merupakan mesin yang kecil dan relatif tidak mahal. Alat ini tidak

memerlukan tenaga listrik, tetapi bekerja dari sumber gas terkompresi

bertekanan minimal 50 pon/inci persegi. Kekurangan utamanya, yaitu jika

digunakan sebagai metode tunggal ventilasi, volume gas yang diberikan

dipengaruhi perubahan komplians paru atau dinding dada. Peningkatan

resistensi jalan napas juga dapat mengurangi ventilasi karena mungkin

tidak cukup waktu untuk menyeimbangkan tekanan yang terjadi antara

mesin dan alveoli. Oleh karena itu, volume ekspirasi harus dipantau. Ini

sulit pada beberapa ventilator. Kekurangan lain ventilator tekanan-konstan

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

adalah konsentrasi oksigen inspirasinya bervariasi sesuai kecepatan aliran

inspirasi.

Ventilator tekanan-konstan kini terutama digunakan untuk

“ventilasi bantuan-tekanan”, yaitu membantu pasien yang diintubasi

mengatasi peningkatan kerja napas yang terjadi karena slang endotrakeal

yang relatif sempit. Pemakaian dengan cara ini berguna untuk melepaskan

pasien dari ventilator, yaitu peralihan dari ventilasi mekanik ke ventilasi

spontan.

( 3 ) Ventilator Tangki

Ventilator tipe (1) dan (2) adalah ventilator tekanan-positif karena

memberi tekanan positif ke jalan napas. Sebaliknya, respirator tangki

memberi tekanan negatif (kurang dari atmosferik) ke luar dada dan tubuh

lain, kecuali kepala. Ventilator tangki terdiri dari sebuah kotak kaku (“paru

besi”) yang dihubungkan dengan pompa bervolume besar, bertekanan

rendah yang mengendalikan siklus pernapasan.

Ventilator tangki tdak lagi digunakan dalam penanganan gagal

napas akut karena membatasi akses ke pasien, ukuran besar, dan tidak

nyaman. Alat ini dipergunakan secara luas untuk ventilasi pasien dengan

penyakit neuromuskular kronik yang perlu diventilasi selama berbulan-

bulan atau bertahun-tahun. Sebuah modifikasi ventilator tangki adalah

perisai yang pas di atas toraks dan abdomen serta menghasilkan tekanan

negatif. Ini biasanya dicadangkan bagi pasien yang sudah sembuh parsial

dari gagal napas neuromuskular.

( 4 ) Patient-Cycled Ventilators

Pada ventilator ini, fase inspirasi dapat dipicu oleh pasien ketika ia

melakukan upaya inspirasi. Istilah “ventilasi bantuan” terkadang diberikan

untuk cara kerja ini. Banyak ventilasi tekanan-konstan memiliki

kemampuan ini. Ventilator ini berguna pada terapi pasien yang sembuh

dari gagal napas dan sedang dilepas dari penggunaan ventilasi terkendali.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

2. 1. 3 Pola Ventilasi

Menurut West (2003), pola ventilasi dibagi menjadi:

( 1 ) Intermittent Posiive Pressure Ventilation (IPPV)

Intermittent Posiive Pressure Ventilation (IPPV) terkadang

disebut pernapasan tekanan positif intermiten (Intermitten Positive

Pressure Breathing/IPPB) dan merupakan pola umum berupa

pengembangan paru oleh penerapan tekanan positif ke jalan napas dan

dapat mengempis secara pasif pada FRC. Dengan ventilator modern,

variabel utama yang dapat dikendalikan meliputi volume tidal, frekuensi

napas, durasi inspirasi versus ekspirasi, kecepatan aliran inspirasi, dan

konsentrasi oksigen inspirasi.

Pada pasien dengan obstrksi jalan napas, perpanjangan waktu

ekspirasi memiliki keuntungan karena daerah paru dengan konstan waktu

yang lama akan memiliki waktu untuk mengosongkan diri. Di sisi lain,

tekanan jalan napas positif yang lama dapat mengganggu aliran balik vena

ke toraks. Umumnya, dipilih frekuensi yang relatif rendah dan waktu

ekspirasi yang lebih besar dari inspirasi, tetapi setiap pasien memerlukan

perhatian yang berbeda-beda.

( 2 ) Positive End-Expiratory Pressure (PEEP)

Pada pasien ARDS, perbaikan PO2 arterial yang besar sering kali

dapat dicapai dengan mempertahankan tekanan jalan napas positif yang

kecil pada akhir ekspirasi. Nilai sekecil 5 cm H2O sering kali bermanfaat.

Akan tetapi, tekanan setinggi 20 cm H2O atau lebih kadang kala

digunakan. Katup khusus tersedia untuk memberi tekanan. Keuntungan

PEEP adalah alat ini memungkinkan konsentrasi oksigen inspirasi

diturunkan sehingga mengurangi risiko toksisitas oksigen.

Beberapa mekanisme mungkin berperan pada peningkatan PO2

arterial yang dihasilkan dari PEEP. Tekanan positif meningkatkan FRC,

yang tipikalnya kecil pada pasien ini karena pengingkatan rekoil elastik

paru. Volume paru yang kecil menyebaban penutupan jalan napas dan

ventilasi intermiten (atau tidak ada ventilasi sama sekali) di beberapa

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

daerah, terutama di daerah dependen, dan absorpsi atelektasis. PEEP

cenderung membalikkan perubahan ini. Pasien dengan edema jalan

napasnya juga mendapat keuntungan, mungkin karena cairan bregeser ke

dalam jalan napas perifer kecil atau alveoli, memungkinkan beberapa

daerah paru diventilasi ulang.

(Sumber: Patofisiologi Paru Esensial Edisi 6, 2003)

Terkadang, penambahan PEEP yang terlalu besar menurunkan PO2

arteri, bukan meningkatkannya. Mekanisme yang mungkin meliputi: 1)

curah jantung sangat menurun, yang menurunkan PO2 dalam darah vena

campuran dan PO2; 2) penurunan ventilasi daerah berperfusi baik (karena

peningkatan ruang mati dan ventilasi ke daerah berperfusi buruk); 3)

peningkatan aliran darah dari daerah berventilasi ke tidak berventilasi oleh

peningkatan tekanan jalan napas. Akan tetapi, efek PEEP membahayakan

ini pada PO2 ini jarang terjadi.

PEEP cenderung menurunkan curah jantung dengan menghambat

aliran balik vena ke toraks, terutama jika volume darah yang bersirkulasi

menurun karena perdarahan atau syok. Oleh karena itu, nilainya tidak

boleh diukur dari efeknya pada PO2 arteri saja, tetapi bersamaan dengan

jumlah total oksigen yang dikirim ke jaringan. Hasil dari konsentrasi

oksigen arterial dan curah jantung merupakan indeks yang berguna karena

perubahan padanya akan mengubah PO2 darah vena campuran dan

Tabel 2.1 Positive End-Expiratory Pressure (PEEP)

Sering berguna untuk meningkatkan PO2 arterial pada pasien dengan

gagal napas

Nilai 5-20 cm H2 lazim dipakai

Memungkinkan konsentrasi O2 inspirasi menurun

Dapat menurunkan curah jantung dengan menghambat aliran balik

vena

PEEP tingkat tinggi dapat merusak kapiler paru

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

kemudia PO2 banyak jaringan. Beberapa dokter menggunakan kadar PO2

dalam darah vena campuran sebagai panduan untuk tingkat optimal PEEP.

Dalam keadaan tertentu, pemasangan PEEP menyebabkan

penurunan seluruh konsumsi oksigen pasien. Konsumsi oksigen menurun

karena perfusi di beberapa jaringan sangat marginal sehingga jika aliran

darahnya menurun lagi, jaringan tidak dapat mengambil oksigen dan

mungkin mati perlahan.

Bahaya PEEP tingkat tinggi yang lain adalah kerusakan pada

kapiler paru akibat regangan tinggi pada dinding alveolar. Dinding

alveolar dapat dianggap sebagai benang kapiler. Tegangan tingkat tinggi

meningkatkan stres pada dinding kapiler yang menyebabkan robekan pada

epitel alveolar, endotel kapiler, atau semua lapisan dinding.

( 3 ) Continious Positive Airway Pressure (CPAP)

Beberapa pasien yang sedang disapih dari ventilator bernapas

spontan, tetapi masih diintubasi. Pasien demikian mendapat keuntungan

dari tekanan positif yang diberikan kontinu ke jalan napas melalui sistem

katup pada ventilator. Perbaikan oksigenasi dihasilkan dari mekanisme

yang sama seperti PEEP. Suatu bentuk CPAP telah digunakan secara

sukses dalam ARDS. CPAP bentuk lain berguna untuk menangani

gangguan pernapasan saat tidur yang disebabkan oleh obstruksi jalan

napas atas. Di sini, peningkatan tekanan diberikan melalui masker wajah

yang dipakai sepanjang malam.

( 4 ) Intermittent Mandatory Ventilation (IMV)

Ini merupakan modifikasi IPPV, yaitu pemberian volume tidal

besar pada interval yang relatif jarang kepada pasien diintubasi yang

bernapas spontan. IMV sering dikombinasi dengan PEEP atau CPAP. Pola

ini berguna untuk menyapih ventilator dari pasien, dan mencegah oklusi

jalan napas atas pada apnea tidur obstruktif dengan menggunakan CPAP

nasal pada malam hari.

( 5 ) Ventilasi Frekuensi Tinggi

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

Gas darah dapat dipertahankan normal dengan ventilasi tekanan

positif berfrekuensi tinggi (sekitar 20 siklus/detik) dengan volume

sekuncup yang rendah (50-100 ml). Paru digetarkan bukan dikembangkan

seperti cara konvensional, dan transpor gas terjadi melalui kombinasi

difusi dan konveksi. Salah satu pemakaiannya adalah pada pasien yang

mengalami kebocoran gas dari paru melalui fistula bronkopleura.

2. 1. 4 Efek Fisiologik pada Ventilasi Mekanik

( 1 ) Penurunan PCO2 Arteri

Hubungan antara PCO2 arterial dan ventilasi alveolar pada paru

normal dinyatalkan dalam persamaan berikut:

PCO2 =

. K

dengan K sebagai konstanta. Pada paru berpenyakit, penyebut VA dalam

persamaan ini kurang dari ventilasi yang masuk ke alveoli karena adanya

ruang mati alveolar, yaitu alveoli tidak berperfusi atau alveoli dengan rasio

ventilasi-perfusi tinggi.

Ada beberapa alasan mengapa ventilasi tekanan-positif

meningkatkan ruang mati. Pertama, volume paru biasanya meningkat,

terutama jika ditambah dengan PEEP, dan traksi radial pada jalan napas

yang dihasilkan meningkatkan ruang mati anatomik. Kemudian, tekanan

jalan napas yang meningkat itu cenderung mengalihkan aliran darah dari

daerah yang berventilasi sehingga menyebabkan daerah dengan rasio

ventilasi-perfusi tinggi atau bahkan daerah tidak berperfusi. Ini khususnya

terjadi di daerah paru paling atas yang memiliki tekanan arteri pulmonal

yang relatif rendah karena efek hidrostatik. Tentu, jika tekanan dalam

kapiler turun di bawah tekanan jalan napas, kapiler dapat kolaps

seluruhnya, menyebabkan paru tidak berperfusi. Kolaps ini didukung oleh

dua faktor: 1) tekanan jalan napas yang abnormal tinggi dan 2) penurunan

aliran balik vena dan diikuti oleh hipoperfusi paru. Faktor yang terakhir

lebih mungkin jika terjadi penurunan volume darah yang bersirkulasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

Kecenderungan PCO2 arterial meningkat akibat peningkatan ruang

mati dapat diatasi dengan mengatur ulang ventilator untuk meningkatkan

ventilasi total. Dalam praktik, banyak pasien yang diventilasi secara

mekanik mengalami PCO2 arteri abnormal rendah karena diventilasi

berlebihan. PCO2 arteri yang terlalu rendah perlu dihindari karena hal ini

mengurangi aliran darah serebral sehingga menyebabkan hipoksia

serebral.

Bahaya lain ventilasi berlebihan pada pasien dengan retensi CO2

adalah kalium serum yang rendah, yang mencetuskan irama jantung

abnormal. Ketika CO2 ditahan, kalium bergerak keluar sel ke dalam

plasma dan diekskresi oleh ginjal. Jika PCO2 berkurang dengan cepat,

kalium kembali masuk ke dalam sel sehingga mengurangi plasma.

( 2 ) Peningkatan PO2 Arteri

Pada beberapa pasien gagal napas, PCO2 arterinya sering tidak

meningkat dan tujuan ventilasi mekanik adalah meningkatkan PO2. Dalam

praktik, pasien seperti ini selalu diventilasi dengan yang diperkaya

oksigen, dan kombinasi ini biasanya efektif untuk mengurangi hipoksemia.

Konsentrasi oksigen inspirasi idealnya harus cukup untuk meningkatkan

PO2 arteri paling tidak menjadi 60 mmHg, tetapi konsenrasi inspirasi yang

terlalu tinggi perlu dihindari karena bahaya toksisitas oksigen dan

atelektasis.

( 3 ) Efek pada Aliran Balik Vena

Ventilasi mekanik cenderung mengganggu kembalinya darah ke

dalam toraks sehingga mengurangi curah jatung. Pada pasien yang

terlentang relaks, kembalinya darah ke toraks bergantung pada perbedaan

antara tekanan vena perifer dan tekanan intratoraks rata-rata. Jika tekanan

jalan napas ditingkatkan oleh ventilator, tekanan intratoraks rata-rata

meningkat dan menghambat aliran balik vena. Bahkan, jika tekanan jalan

napas tetap sesuai atmosfer, aliran balik vena cenderung turun karena

tekanan vena prifer dikurangi oleh tekanan negatid. Aliran balik vena

hampir tidak terpengaruh hanya pada respirator perisai (cuirass).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

Efek ventilasi tekanan-positif pada aliran balik vena bergantung

pada besar dan durasi tekanan inspirasi dan khususnya, penambahan

PEEP. Pola ideal dari titik tolak ini adalah fase inspirasi pendek dengan

tekanan yang relatif rendah diikuti oleh fase ekspirasi yang panjang serta

tekanan ekspirasi akhir menjadi nol. Namun, pola seperti itu mendukung

volume paru yang rendah dan mengakibatkan hipoksemua sehingga

umumnya perlu dipertimbangkan.

Determinan penting pada aliran balik vena adalah besarnya volume

darah yang bersirkulasi. Jika hal ini berkurang, misalnya karena

perdarahan atau syok, ventilasi tekanan-positif sering menyebabkan curah

jantung sangat menurun dan terjadi hipotensi sistemik. Oleh karena itu,

deplesi volume harus dikoreksi dengan penggantian cairan yang sesuai.

Tekanan vena sentral sering dipantau sebagai panduan, tetapi sebaiknya

berdasarkan dengan tekanan jalan napas. Tekanan jalan napas positif

sendiri meningkatkan tekanan vena sentral. Faktor lain yang sering

menyebabkan turunnya curah jantung selama ventilasi mekanik adalah

hipokapnia yang disebabkan ventilasi berlebihan.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

2. 1. 5 Indikasi Pemasangan Ventilasi Mekanik

Adapun indikasi pemasangan ventilasi mekanik dibagi atas:

Tabel 2. 2 Indikasi untuk ventilasi atau bantuan mekanis pada orang dewasa

Pembedahan

Anestesi umum dengan blokade

neuromuskular

Penatalaksanaan pascaoperasi bedah

mayor

Kerusakan pada spinalis servikal di

atas C4

Fraktur leher

Depresi pusat respirasi

PaCO2 >7-8 kPa (50-60 mmHg)

Cedera kepala

Overdosis obat (opiat, barbiturat)

Peningkatan tekanan intrakranial:

perdarahan

serebral/tumor/meningitis/ensefalitis

Status epileptikus

Gangguan neuromuskular – bila vc

<20-30 ml/kg

Guillain-Barré

Miastenia gravis

Poliomielitis

Polineuritis

Penyakit paru

Pneumonia

Sindrom gawat napas akut (ARDS)

Serangan asma berat

Eksaserbasi akut PPOK, fibrosis

kistik

Trauma-kontusio paru

Edema paru

Gangguan dinding dada

Kifoskoliosis

Trauma: terutama flail

segment (fraktur banyak iga

→ potongan dinding dada

yang tidak menempel)

Lain-lain

Henti jantung

Syok sirkulasi berat

Hipoksia resisten pada gagal

napas tipe 1 (berkurangnya

oksigen)

(Sumber: At a Glance Sistem Respirasi, 2008)

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

2. 1. 6 Komplikasi

Tabel 2. 3 Komplikasi Pemasangan Ventilasi Mekanis

Risiko selama intubasi endotrakeal

atau trakeostomi

Depresi miokardial akibat anestetik

Aspirasi isi lambung

Penurunan PaO2 selama apnea

Bronkokonstriksi refleks dan

laringospasme

Risiko yang dihubungkan dengan sendi

dan paralisis

Depresi jantung

Depresi dorongan respirasi (menunda

pelepasan)

Meningkatkan bahaya kegagalan

diskoneksi/ventilator

Risiko intubasi endotrakeal dan

trakeostomi

Intubasi esofagus

Intubasi bronkus

Blokade/ekstubasi yang tidak disengaja

Kerusaka/stenosis trakea/laring

Infeksi

Risiko yang dihubungkan dengan

ventilasi mekanis

Tekanan jalan napas tinggi →

barotrauma

Overdistensi alveolar → volutrauma:

Pneumotoraks,

pneumomediastinum

Emfisema subkutan (= udara di

kulit)

Kerusakan struktural pada paru,

jalan napas, dan kapiler

Displasia bronkopulmonal

Risiko yang dihubungkan dengan

oksigen inspirasi yang tinggi

(Sumber: At a Glance Sistem Respirasi, 2008)

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

2. 2 Ventilator Associated Pneumonia

2. 2. 1 Defenisi

Ventilator associated pneumonia didefenisikan sebagai pneumonia yang

terjadi pada pasien yang ≥ 48 jam diintubasi dan dipasang ventilasi mekanik. VAP

diklasifikasikan berdasarkan onsetnya yaitu onset dini (terjadi dalam 96 jam

pertama sejak dipasang ventilasi mekanik) atau onset lambat (terjadi ≥ 96 jam

sejak dipasang ventilasi mekanik) (Hunter, 2005).

2. 2. 2 Epidemiologi

Insidensi bervariasi antara 5 - 10 episode per 1000 orang yang keluar dari

rumah sakit dan paling tinggi terjadi di bangsal pembedahan, ICU, dan rumah

sakit pendidikan. Hal ini memperpanjang masa rawat inap pasien di rumah sakit

yang mencapai 3 - 14 hari per pasien. Ventilator associated pneumonia terjadi

sampai 80% dari total kejadian hospital associated pneumonia dan 9 sampai 27%

pada pasien yang diintubasi.

Angka kematian VAP mencapai 30% - 70%. VAP onset dini (<4 hari di

rumah sakit) banyak disebabkan oleh bakteri yang sensitif antibiotik, sehingga

prognosis menjadi lebih baik daripada VAP onset lambat (>4 hari di rumah sakit)

yang banyak disebabkan multi drug resistent pathogen (patogen MDR).

Namun, VAP onset dini, pasien mendapat terapi antibiotik sebelumnya,

atau perawatan di rumah sakit menjadi predisposisi terhadap patogen MDR yang

akhirnya ditatalaksana seperti VAP onset lambat (Ward et al., 2006)

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

2. 2. 3 Etiologi

Ward et al (2006) membagi dua klasifikasi patogen yang menyebabkan

VAP yaitu:

VAP

Gambar 2. 1 Patogen penyebab VAP

(Sumber: Ward et al., 2006)

Chastre (2003) dalam Marino (2014) memaparkan frekuensi kejadian VAP

berdasarkan patogen penyebab yang ditampilkan pada tabel 2. 4.

Tabel 2. 4 Isolasi Patogen pada Ventilator Associated Pneumonia

Organisme Frekuensi

Basil Gram-negatif

Pseudomonas auruginosa

Escheria coli

Hemophilus spp

Enterobacter spp

Preoteus

Klebsiella pneumoniae

Lain

56,5%

18,9%

9,2%

7,1%

3,8%

3,8%

3,2%

10,5%

Onset dini (<4 hari di

rumah sakit) +

Tidak ada faktor risiko

untuk patogen MDR

Onset lambat (> 4 hari

di rumah sakit) +

faktor risiko untuk

patogen MDR

Streptococcus pneumonia

Haemophilus influenza

S. aureus (sensitif metisilin)

Basil Gram-negatif sensitif

antibiotik (E. Coli, Proteus

spp., Klebsiella pneumonia,

Serratia)

Semua onset dini patogen

VAP + Patogen MDR

(Pseudomonas aeruginosa,

Klebsiella pneumonia,

Acinobacter spp., MRS,

Legionella pneumophilia)

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

Kokus Gram-positif

Staphylococcus aureus

Streptococcus pneumniae

Hemophilus spp

Lain

42,1%

18,9%

13,2%

1,4%

8,6%

Jamur 1,3%

2. 2. 4 Faktor Risiko

Meskipun pasien dengan pemasangan endotrachel tube ≥ 48 jam menjadi

salah satu risiko terjadinya VAP, beberapa pasien juga memiliki risiko yang lebih

tinggi. Faktor risiko terjadinya VAP dapat dibagi menjadi tiga faktor utama, yaitu

faktor pejamu, faktor terkait peralatan, dan faktor individu. (Augustyn, 2007).

Ward et al (2006) membagi faktor risiko terjadinya VAP menjadi:

Tabel 2. 5 Faktor Risiko yang Dapat dan Tidak Dapat Dimodifikasi dari VAP

Faktor risiko yang tidak dapat

dimodifikasi

Faktor risiko yang dapat dimodifikas

1. Terkait Pejamu

Malnutrisi

Usia >65 tahun, <5 tahun

Penyakit kronik (misalnya

ginjal)

Diabetes

Supresi imun (misalnya SLE)

Ketergantungan alkohol

Aspirasi (misalnya epilepsi)

Penyakit virus yang baru terjadi

Obesitas

merokok

1. Terkait Pejamu

nutrisi (misalnya pemberian

makanan secara enteral)

kontrol nyeri, fisioterapi

membatasi terapi imunosupresif

postur, tempat tidur kinetik

berhenti merokok sebelum

operasi

2. Terkait Terapi

Ventilasi mekanis

2. Terkait Terapi

Posisi setengah telentang

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

Pascaoperasi (kepala naik 30)

Pencabutan dini jalur IV, selang

NT, dan NG

Minimalisasi penggunaan

sedatif

Hindari overdistensi lambung

Hindari intubasi dan reintubasi

Pertahankan tekanan manset ET

> 20 cm H2O

Aspirasi subglotik selama

intubasi

Ubah dan drain sirkuit ventilator

Sucralfate untuk profilaksis

ulkus akibat stress (masih

dipertanyakan)

3. Faktor Epidemiologis

Lingkungan (misalnya

psitakosis)

Pekerjaan (misalnya demam Q)

Bepergian ke luar negeri

(paragonomiasis)

Pendingin ruangan (misalnya

Legionella)

3. Kontrol Infeksi

Mencuci tangan, teknik steril

Isolasi pasien

Surveilans mikrobiologis

(Sumber: Ward et al., 2006)

Adapun menurut Kollef (2003) dalam Rozaliyani dan Swidharmoko

(2010), faktor risiko yang berkaitan dengan VAP yaitu:

Tabel 2. 6 Faktor Risiko yang Berkaitan dengan VAP

Faktor Pejamu Faktor Intervensi Faktor Lain

Albumin serum < 2,2

g/dL

Antagonis H2 antasid Musim dingin

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

Usia > 60 tahun Obat paralitik, sedasi

intravena

Musim panas

Acute Respiratory

Distress Syndrome

(ARDS)

Menerima > 4 unit

produk darah

PPOK dan atau penyakit

paru

Penilaian tekanan

intrakranial

Koma atau penurunan

kesadaran

Ventilasi mekanis > 2

hari

Luka bakar dan trauma Positive end-expiratory

pressure

Gagal organ Reintubasi

Keparahan penyakit Pipa nasogastric

Aspirasi volume lambung Posisi terlentang

Kolonisasi lambung dan

pH

Transpor keluar dari ICU

Kolonisasi saluran napas

atas

Antibiotik sebelumnya

atau tanpa antibiotik

Sinusitis

(Sumber: Rozaliyani dan Swidharmoko, 2010)

2. 2. 5 Patogenesis

Kolonisasi orofaringeal oleh bakteri Gram-negatif enterik terjadi di

sebagian besar rumah sakit karena imobilisasi, gangguan kesadaran, selang

nasogastrik, higiene buruk, inhibisi sekresi asam lambung. Kolonisasi tersebut

akan berlanjut pada aspirasi sekresi nasofaringeal yang menyebabkan terjadinya

VAP (Ward et al., 2006)

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

Faktor pejamu

Pemberian awal antibiotik

Alat invasif Kolonisasi saluran cerna

Obat-obat yang berpengaruh terhadap

pengosongan lambung dan pH Aspirasi

Air yang terkontaminasi, obat-obat cair,

Alat terapi pernapasan

Inhalasi

Infeksi transtorak

Bakterimia primer Bronkiolitis

Translokasi gastrointestinal

Bronkopneumonia fokal/multifokal

Bakterimia sekunder Bronkopneumonia berat

Systemic inflammatory

response syndrome

Disfungsi organ nonpulmoner Abses paru

Sistemik penjamu dan

mekanisme pertahanan

saluran napas atas

Gambar 2. 2 Skema Patogenesis VAP

(Sumber: Kollef, 1999)

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

2. 2. 6 Diagnosis VAP

Uji diagnostik dilakukan untuk dua tujuan yaitu: 1) menegakkan diagnosis

pneumonia dari kumpulan tanda dan gejala, 2) menentukan patogen penyebab

pneumonia.

Beberapa penelitian menyimpulkan gambaran radiografi berupa infiltrat

dan minimal satu dari gejala demam, leukositosis, atau sekret trakea yang purulen,

menjadi kriteria diagnostik yang memiliki sensitivitas tinggi tetapi spesifisitas

rendah.

Semua pasien yang dicurigai VAP harus dilakukan kultur darah untuk

mengenal indikasi pneumonia atau infeksi ekstrapulmoner (American Thoracic

Society dan Infectious Disease Society of America, 2004).

Johansen et al., (1972) dalam Kalanuria et al., (2014) menjelaskan kriteria

klinis untuk diagnosis VAP terdapat pada The Clinical Pulmonary Infection Score

(CPIS) yang dibagi atas gejala klinis, fisiologis, mikrobiologi, dan gambaran

radiografi yang memenuhi angka prediksi ada atau tidak VAP. Skor total dapat

berada di antara 0 – 12 dengan skor ≥ 6 menunjukkan korelasi tegaknya VAP.

Tabel 2. 7 The Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS)

Parameter Hasil Skor

Temperatur (C) 36,5 – 38,4 C

38,5 – 38,9 C

36 atau ≥ 39 C

0

1

1

Leukosit per mm3

4000 – 11000/mm3

< 4000 atau > 11000/ mm3

0

1

Sekret trakea Tidak ada atau sedikit

Ada, tidak purulent

Purulent

0

1

2

Oksigenasi (PaO2 / FiO2) > 240 atau ARDS

240 dan non ARDS

0

2

Foto torak Tidak ada infiltrat

Infiltrat difus

Infiltrat lokal

0

1

2

(Sumber: Kalanuria, 2014)

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

2. 2. 7 Terapi Antibiotik

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial di

Indonesia (2003) menyebutkan beberapa klasifikasi terapi antibiotik untuk VAP

sebagai berikut:

Tabel 2. 8 Terapi Antibiotik Awal Secara Empirik untuk VAP pada Pasien Tanpa

Faktor Risiko Patogen MDR, Onset Dini dan Semua Derajat Penyakit (Mengacu

ATS/IDSA 2004)

(Sumber: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003)

Tabel 2. 9 Terapi Antibiotik Awal Secara Empirik untuk VAP untuk Semua

Derajat Penyakit pada Pasien Dengan Onset Lanjut atau Terdapat Faktor Risiko

Patogen MDR (Mengacu ATS/IDSA 2004)

Patogen potensial Terapi antibiotik kombinasi

Patogen MDR tanpa atau

dengan patogen pada Tabel 2. 8

- Pseudomonas aeuruginosa

- Klebsiella pneumoniae

(ESBL)

Sefalosporin antipseudomonal

(Sefepim, seftasidim, sefpirom) atau

Karbapenem antipseudomonal

(Meropenem, imipenem) atau ß-

laktam/penghambat ß laktamase

Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan

Streptococcus pneumoniae

Haemophilus influenzae

Metisilin-sensitif

Staphylococcus aureus

Antibiotik sensitif basil Gram

negatif enterik

- Escheria coli

- Klebsiella pneumoniae

- Enterobacter spp

- Proteus spp

- Serratia marcescens

Betalaktam + antibetalaktamase

(Amoksisilin klavunalat) atau

Sefalosporin G3 nonpseudomonal

(Seftriakson, sefotaksim) atau Kuinolon

respirasi (Levofloksasin,

Moksifloksasin)

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Ventilasi Mekanik 2. 1. 1 Defenisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/56204/4/Chapter II.pdf · Ventilator volume-konstan adalah mesin kuat dan dapat

- Acinobacter sp

- Methicilin resisten

staphylococcus aureus

(MRSA)

(Piperasilin-tasobaktam)

ditambah

Fluorokuinolon antipseudomonal

(Siprofloksasin atau levofloksasin) atau

Aminoglikosida (Amikasin, gentamisin,

atau tobramisin)

ditambah

Linesolid atau vankomisin atau

teikoplanin

(Sumber: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003)

2. 2. 8 Pencegahan

Munro dan Ruggiero (2014) menyebutkan beberapa intervensi yang dapat

mencegah terjadinya VAP yaitu:

( 1 ) Elevasi kepala tempat tidur

( 2 ) Hentikan sedasi harian dan nilai kesiapan ekstubasi

( 3 ) Berikan profilaksis ulkus peptikum

( 4 ) Berikan profilaksis deep vein thrombosis (DVT)

( 5 ) Perawatan mulut dengan chlorhexidine

Lima langkah di atas menjadi intervensi berdasarkan-bukti yang dapat mencegah

terjadinya VAP.

Universitas Sumatera Utara