BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01212-KA...

39
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 EVALUASI SISTEM 2.1.1 Konsep Dasar Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monotoring dan evaluasi.Tanpa evaluasi, makan tidak akan diketahuin bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata sarapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran .Sedangkan menurut istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intsrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Arikunto (2010:1). Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan utnuk mendukung tercapainya tujuan. Menurut Husni (2010 : 971), evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas permasalahan yang ditemukan.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01212-KA...

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 EVALUASI SISTEM

2.1.1 Konsep Dasar Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,

organisasi, pelaksanaan, monotoring dan evaluasi.Tanpa evaluasi, makan tidak

akan diketahuin bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan,

pelaksanaan serta hasilnya.Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam

bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata sarapan dari bahasa Inggris

yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran .Sedangkan menurut

istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan

sesuatu obyek dengan menggunakan intsrumen dan hasilnya dibandingkan

dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Menurut Arikunto (2010:1). Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan

hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan utnuk mendukung

tercapainya tujuan.

Menurut Husni (2010 : 971), evaluasi adalah suatu proses untuk

menyediakan informasi mengenai hasil penilaian atas permasalahan yang

ditemukan.

10

Menurut Arifin (2010: 5-6). Menyatakan evaluasi adalah suatu proses

bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah

kualitas ,sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan

kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.

Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan

beberapa ahli diatas , dapat ditarik benang merah tentang evaluasi yakni evaluasi

merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh

mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat

dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Karenanya,

dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas

dan efisiensi. “Efektifitas merupakan perbandingan antara output dan inputnya

sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan

output lewat suatu proses. Jadi evaluasi bukan merupakan hal baru dalam

kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan

seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan

menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya

semula.

11

2.1.2 Audit

2.1.2.1 Definisi Audit

Definisi secara umum tentang audit adalah bahwa “Auditing is

an independent investigation of some particular activity”. Sebetulnya kata

audit itu sendiri berasal dari bahasa latin Audire yang dalam Bahasa Inggris

berarti to hear. Makna yang dimaksud disini adalah “hearing abaut the

account’s balances” oleh para pihak terkait terhadap pihak ketiga yang

netral (tidak ada vested interest) mengenai catatan keuangan perusahaan

yang dikelola oleh orang-orang tertentu yang bukan sekaligus

pemiliknya.

Pada dasarnya istilah Audit artinya mengumpulkan bukti-bukti

tentang kegiatan ekonomi atau bukti tentang tata laksana secara sistematis

dalam rangka memberikan pendapat apakah pelaksanaan hal tersebut telah

sesuai dengan standar yang berlaku. (Audit system / Teknologi Informasi,

April 27, 2008).

Dapat disimpulkan pengertian Audit adalah proses pengumpulan

dan evaluasi sejumlah data/kondisi untuk menentukan apakah sebuah sistem

informasi itu aman, terjaga integritas datanya, dan mendukung pencapaian

tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

12

2.1.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.3.1 Definisi Sistem

Definisi sistem berkembang dengan konteks dimana pengertian

sistem itu digunakan. Berikut akan dijelaskan beberapa definisi sistem secara

umum:

1. Menurut Gelinas dan Dull (2010 :11), a system is a set of

interdependent elements that together accomplish specific objectives.

Diterjemahkan menjadi, sistem adalah serangkaian elemen terkait yang

bersama – sama mencapai tujuan tertentu.

2. Menurut Jogiyanto (2009 :20-21) Sistem diartikan sebagai suatu jaringan

kerja dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-

sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

sasaran tertentu.

3. Menurut Santo (2012 :1) Sistem merupakan komponen yang terdiri dari

manusia, teknologi informasi dan prosedur kerja yang memproses,

menyimpan, menganalisis , dan menyebarkan informasi untuk mencapai

suatu tujuan.

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem

adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan dan memiliki satu

tujuan.

13

2.1.3.2 Definisi Sistem secara khusus

Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan

dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling

berinteraksi, dan saling bergantung satu sama lain. Dari beberapa

pengertian sistem tersebut maka pengertian sistem ini akan mempunyai

peranan yang sangat penting dalam melakukan pendekatan sistem yang

akan dianalisis, pendekatan sistem akan lebih mendekatkan pada

komponen sistem.

Masukan

(input)

Pengolahan

(processing)

Keluaran

(output)

Gambar 2.1 Bentuk dasar suatu sistem

2.1.4 Pengertian Data dan Informasi

2.1.4.1 Data dan Informasi

Menurut bin Ladjamudin (2005 :8) Data dapat didefinisikan sebagai

deskripsi dari suatu dan kejadian yang kita hadapi. Data dapat berupa catatan-

catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan sebagai file dalam database. Data

14

akan menjadi bahan dalam suatu proses pengolahan data. Oleh karena itu, suatu

dara belum dapat berbicara banyak sebelum diolah lebih lanjut.

Menurut Jogiyanto (2009 :3) Data adalah kumpulan kejadian yang

diangkat dari suatu kenyataan yang dapat berupa angka-angka, huruf-huruf,

simbol-simbol khusus atau gabungan darinya.

2.1.4.2 Informasi

Menurut Romney (2008 :11), “Informasi adalah data yang telah diatur

dan diproses untuk memberikan arti”.

Menurut Sarosa (2009 :12), “Informasi adalah data yang sudah

mengalami pemrosesan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh

penggunanya dalam mengambil keputusan”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi

adalah output pengolahan data yang telah diproses dan berguna bagi yang

menerimanya.

2.1.4.3 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Gondodiyoto (2007 :112), menyatakan bahwa sistem

informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen-elemen atau sumber

daya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi

15

dalam hubungan hierarki tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi

informasi.

Menurut Jogiyanto (2009 :33) Sistem informasi diartikan sebagai suatu

sistem yang tujuannya menghasilkan informasi, sebagai suatu sistem untuk

dapat memahami sistem informasi, juga sebagai sistem penghasil informasi.

Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (Information System)

atau disebut juga dengan processing system atau information generating system.

Dari uraian diatas maka sistem informasi dapat diartikan sebagai berikut

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen

dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu yaitu menyajikan informasi.

2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan

memberikan informasi bagi pengambil keputusan atau untuk mengendalikan

organisasi.

Sistem informasi sendiri memiliki sejumlah komponen tertentu, yang

terdiri dari beberapa komponen yang berbeda yaitu, manusia,data, hardware, dan

software. Sebagai suatu sistem, setiap komponen tersebut berinteraksi satu

dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. Berikut

beberapa komponen dapat dilihat pada gambar 2.2

16

Hardware

System

software

Data

User

Gambar 2.2 Komponen Sistem Informasi

2.1.5 Visi dan Misi

2.1.5.1 Pengertian visi

Menurut Sarwoto (2008 : 68), Visi adalah suatu pernyataan tentang

gambaran keadaan dan karakterisitik yang ingin di capai oleh suatu lembaga

pada jauh di masa yang akan datang.

Menurut Wibisono (2006 :43), Visi merupakan rangkaian kalimat yang

menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin

dicapai di masa depan.

17

Jadi dapat disimpulkan bahwa visi adalah penyatuan tujuan, arah dan

sasaran perusahaan untuk pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta

pengendaliannya.

2.1.5.2 Pengertian Misi

Menurut Sarwoto (2008 : 69), misi adalah pernyataan tentang apa yang

harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi.

Menurut Wibisono (2006 :44), pada dasarnya misi merupakan

alasan mendasar eksistensi suatu organisasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa misi adalah sebuah petunjuk yang

membantu untuk menemukan arah dan menunjukan jalan yang tepat bagi

perusahaan saat ini.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Pengertian Sistem informasi pembayaran rekening

Sistem informasi pembayaran rekening adalah suatu sistem informasi

yang bertujuan untuk menata administrasi rekening pelanggan PDAM. Sehingga

tercapai tertib administrasi dibidang pembayaran rekening yang meliputi

pencatatan pelanggan baru, stand meter, piutang dan pembayaran rekening.

18

Sistem pembayaran adalah seperangkat komponen yang secara bersama-

sama membentuk satu kesatuan yang diperlukan dalam perpindahan nilai uang

dari satu pihak ke pihak lain. Pihak yang dimaksud di sini bisa berupa

perorangan, perusahaan maupun bank. Adapun komponen yang lazim terdapat

dalam sebuah sistem pembayaran adalah alat-alat pembayaran, institusi

penyelenggara, infrastruktur, kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat, ada

aturan main, mekanisme operasional hingga perangkat hukum.

2.2.2 Pengertian Rekonsiliasi

Menurut Bachrudin (2008), rekonsiliasi adalah proses pencocokan data

transaksi keuangan yang diproses dengan sistem yang berbeda berdasarkan

dokumen sumber yang sama.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, rekonsiliasi adalah ikhtisar yg

memuat rincian perbedaan antara dua akun atau lebih.

Sedangkan menurut PAM JAYA, rekonsiliasi adalah proses

pencocokkan antara besaran tagihan dengan besaran pembayaran rekening

pelanggan sesuai dengan ketentuan berlaku untuk meyakini PAM JAYA dalam

melakukan pembayaran imbalan kepada pihak mitra swasta.

19

2.2.3 Overview Activity Diagram

Menurut Jones (2006 :61), overview activity diagram adalah diagram

yang menampilkan gambaran level tertinggi dari proses bisnis dengan

mendokumentasikan event-event yang penting, urutan event-event tersebut, dan

aliran informasi yang menyertai event tersebut.

Menurut Jones (2006 :65), dalam menyiapkan overview activity diagram

terdapat langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membaca narasi dan mengidentifikasikan event-event yang penting.

b. Mencatat narasi secara jelas untuk mengidentifikasi event-event yang terlibat

di dalamnya.

c. Menggambarkan agent (aktor) yang terlibat dalam proses bisnis yang terjadi.

d. Membuat masing-masing diagram event dan menunjukan urutan event yang

terjadi.

e. Menggambarkan dokumen yang di buat dan digunakan dalam proses bisnis,

serta menggambarkan aliran informasi dari dokumen tersebut.

f. Menggambarkan table files yang dibuat dan digunakan dalam proses bisnis,

serta menggambarkan aliran informasi dari files tersebut.

20

2.2.4 COBIT

2.2.4.1 Pengertian COBIT

Control Objectives for Information and Related Technology

(COBIT) dapat definisikan sebagai alat pengendalian untuk informasi

dan teknologi terkait dan merupakan standar terbuka untuk pengendalian

terhadap teknologi informasi yang dikembangkan oleh Information

System Audit and Control Association (ISACA) melalui lembaga yang

dibentuknya yaitu Information and Technology Governance Institute

(ITGI) pada tahun 1992.

Cobit yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1996,

mengalami perubahan berupa perhatian lebih kepada dokumen

sumber,revisi pada tingkat lebih lanjut serta tujuan pengendalian rinci

dan tambahan seperangkat alat implementasi (implementation tool set)

pada edisi keduanya yang dipublikasikan pada tahun 1998. Cobit pada

edisi ketiga ditandai dengan masuknya penerbit utama baru COBIT yaitu

ITGI. COBIT edisi keempat merupakan versi terakhir dari tujuan

pengendalian untuk informasi dan teknologi terkait.

Menurut Sarno (2009: 19) . COBIT mendefinisikan tujuan bisnis

terkait dengan aktivitas teknologi informasi yang umumnya ada di

perusahaan. Pada kerangka kerja COBIT hanya menjelaskan tujuan-

tujuan bisnis yang berkaitan dengan proses teknologi informasi. Demi

21

memudahkan proses kontrol, COBIT mengelompokkan tujuan tersebut

ke dalam perspektif kinerja Balanced Scorecard seperti terlihat dalam

tabel 2.1 (ITGI, COBIT 4.1, 2007). Perusahaan/organisasi mungkin tidak

memiliki semua tujuan bisnis seperti yang dikelompokkan dalam tabel

tersebut. Dalam penyusunan tujuan bisnis, perusahaan dapat memilih

yang sesuai dengan karakteristik organisasinya masing-masing.

Pemilihan tujuan bisnis dapat dilakukan dengan mendefinisikan proses

bisnis utama maupun bisnis pendukung organisasi terlebih dahulu.

Tabel 2.1 Tujuan Bisnis dalam COBIT

Perspektif Kinerja No. Tujuan Bisnis

Perspektif

Keuangan

1. Penyediaan pengembalian investasi yang baik dari

bisnis yang dibangkitkan teknologi informasi.

2. Pengelolaan resiko bisnis yang terkait dengan

teknologi informasi.

3. Peningkatan transparansi dan tata kelola perusahaan.

Perspektif

Pelanggan 4.

Peningkatan layanan dan orientasi terhadap

pelanggan.

5. Penawaran produk dan jasa yang kompetitif.

22

6. Penentuan ketersediaan dan kelancaran layanan.

7. Penciptaan ketangkasan (agility) untuk menjawab

permintaan bisnis yang berubah.

8. Pencapaian optimasi biaya dari penyampaian

layanan.

9. Perolehan informasi yang bermanfaat dan handal

untuk pembuatan keputusan strategis.

Perspektif

Proses Bisnis/

Internal

10. Peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas proses

bisnis.

11. Penurunan biaya proses.

12. Penyediaan kepatutan terhadap hukum eksternal,

regulasi dan kontrak.

13. Penyediaan kepatutan terhadap kebijakan internal.

14. Pengelolaan perubahan bisnis.

15. Peningkatan dan pengelolaan produktivitas

operasional dan staf.

Perspektif 16. Pengelolaan inovasi produk dan bisnis.

23

Pembelajaran &

Pertumbuhan 17.

Perolehan dan pemeliharaan karyawan yang cakap

dan termotivasi.

2.2.4.2 Tujuan Teknologi Informasi

Tujuan diluncurkan COBIT adalah untuk mengembangkan, melakukan

riset dan mempublikasikan suatu standar teknologi informasi yang diterima

umum dan selalu up to date untuk digunakan dalam kegiatan bisnis sehari-hari.

Dengan bahasa lain, COBIT dapat pula dikatakan sebagai sekumpulan

dokumentasi best practices untuk IT governance yang dapat membantu auditor,

manajemen and pengguna (user) untuk menjembatani gap antara risiko bisnis,

kebutuhan kontrol dan permasalahan-permasalahan teknis melalui

pengendalian terhadap masing-masing dari 34 proses IT, meningkatkan

tingkatan kemapanan proses dalam IT dan memenuhi ekspektasi bisnis dari IT.

COBIT mampu menyediakan bahasa yang umum sehingga dapat dipahami

oleh semua pihak. Adopsi yang cepat dari COBIT di seluruh dunia dapat

dikaitkan dengan semakin besarnya perhatian yang diberikan terhadap

corporate governance dan kebutuhan perusahaan agar mampu berbuat lebih

dengan sumber daya yang sedikit meskipun ketika terjadi kondisi ekonomi

yang sulit.

24

Fokus utama COBIT adalah harapan bahwa melalui adopsi COBIT ini

perusahaan akan mampu meningkatkan nilai tambah melalui penggunaan TI

dan mengurangi resiko-resiko inheren yang teridentifikasi didalamnya.

Untuk mengetahui keterkaitan antara tujuan bisnis dengan tujuan teknologi

informasi, maka perlu dipahami terlebih dahulu keseluruhan tujuan teknologi

informasi yang telah didefinisikan dan diklasifikasikan pada kerangka kerja

COBIT seperti yang terlihat pada tabel 2.2 (ITGI, COBIT 4.1, 2007). Pemetaan

tujuan teknologi informasi tersebut dapat dijadikan acuan bagi perusahaan/

organisasi dalam menerjemahkan kebutuhan bisnis akan ketersediaan teknologi

informasi. Perlu diketahui bahwa tujuan bisnis yang dipaparkan hanya

merupakan tujuan yang terkait atau yang dapat membangkitkan bisnis.

Tabel 2.2 Tujuan Teknologi Informasi dalam COBIT

No. Tujuan Teknologi Informasi

1. Respon terhadap kebutuhan bisnis yang selaras dengan strategi bisnis.

2. Respon terhadap kebutuhan tata kelola yang sesuai dengan arahan direksi.

3. Kepastian akan kepuasan pengguna akhir dengan penawaran dan tingkatan

layanan.

4. Pengoptimasian dari penggunaan informasi.

25

No. Tujuan Teknologi Informasi

5. Penciptaan teknologi informasi yang tangkas (IT Agility).

6. Pendefinisian bagaimana kebutuhan fungsional bisnis dan kontrol

diterjemahkan dalam solusi otomatis yang efektif dan efisien.

7. Perolehan dan pemeliharaan sistem aplikasi yang standar dan terintegrasi.

8. Perolehan dan pemeliharaan infrastruktur teknologi informasi yang strandar

dan terintegrasi.

9. Perolehan dan pemeliharaan kemampuran teknologi informasi sebagai

respon terhadap strategi teknologi informasi.

10. Jaminan akan kepuasan yang saling menguntungkan dengan pihak ketiga.

11. Jaminan akan konsistensi terhadap integrasi aplikasi ke dalam proses bisnis.

12. Jaminan transparansi dan pemahaman terhadap biaya teknologi informasi,

keuntungan, strategi, kebijakan dan tingkatan layanan.

13. Jaminan akan penggunaan dan kinerja dari aplikasi serta solusi teknologi

yang sesuai.

14. Kemampuan memberikan penjelasan dan perlindungan terhadap aset-aset

teknologi informasi.

26

No. Tujuan Teknologi Informasi

15. Pengoptimasian infrastruktur, sumber daya dan kemampuan teknologi

informasi.

16. Pengurangan terhadap ketidaklengkapan dan pengolahan kembali dari solusi

dan penyampaian layanan.

17. Perlindungan terhadap pencapaian sasaran teknologi informasi.

18. Penentuan kejelasan mengenai resiko dari dampak bisnis terhadap sasaran

dan sumber daya teknologi informasi.

19. Jaminan bahwa informasi yang kritis dan rahasia disembunyikan dari pihak-

pihak yang tidak berkepentingan.

20. Kepastian bahwa transaksi bisnis yang secara otomatis dan pertukaran

informasi dapat dipercaya.

21. Jaminan bahwa layanan dan infrastruktur teknologi informasi dapat

sepatutnya mengatasi dan memulihkan kegagalan karena eror, serangan

yang disengaja maupun bencana alam.

22. Kepastian akan minimnya dampak bisnis dalam kejadian gangguan layanan

atau perubahan teknologi informasi.

27

No. Tujuan Teknologi Informasi

23. Jaminan bahwa layanan teknologi informasi yang tersedia sesuai dengan

yang dibutuhkan.

24. Peningkatan terhadap efisiensi biaya teknologi informasi dan kontribusinya

terhadap keuntungan bisnis.

25. Penyampaian rencangan tepat waku dan sesuai dengan kualitas standar

maupun anggaran biaya.

26. Pemeliharaan terhadap integritas informasi dan pemrosesan infrastruktur.

27. Kepastian bahwa teknologi informasi selaras degan regulasi dan hukum

yang berlaku.

28. Jaminan bahwa teknologi informasi dapat menunjukkan kualitas layanan

yang efisien dalam hal biaya, perbaikan yang berkelanjutan dan kesiapan

terhadap perubahan di masa mendatang.

COBIT (Control Objectives for Information and related Technology)

Menurut Alindita (2008). IT Governance adalah sistem yang mengatur

dan mengendalikan seluruh proses teknologi informasi perusahaan/organisasi

yang strukturnya akan menetapkan pendistribusian hak dan tanggung jawab

28

antara pihak-pihak yang terlibat juga berisikan peraturan serta strategi yang

ditetapkan perusahaan/ organisasi

Menurut Indrajit (2004). Information System Audit and Control

Association (ISACA) memperkenalkan sebuah kerangka untuk mengelola IT

Governance di sebuah perusahaan yang dikenal dengan nama COBIT .

Menurut Putra (2009). Pada dasarnya COBIT dikembangkan untuk

membantu memenuhi berbagai kebutuhan manajemen terhadap informasi

dengan menjembatani kesenjangan antara resiko bisnis, kontrol dan masalah

teknik

Menurut Surendro (2004: 243) karakteristik utama kerangka kerja

COBIT adalah pengelompokkan aktivitas teknologi informasi dalam empat

domain, yaitu Plan and Organise (PO), Acquire and Implement (AI), Deliver

and Support (DS) serta Monitor and Evaluate (ME). Domain PO menyediakan

arahan untuk mewujudkan solusi penyampaian (AI) dan penyampaian jasa (DS).

AI menyediakan solusi dan menyalurkannya untuk dapat diubah menjadi jasa.

Sementara DS menerima solusi tersebut dan membuatnya lebih bermanfaat bagi

pengguna akhir. Sedangkan ME memonitor seluruh proses untuk kepastian

bahwa arahan yang diberikan telah diikuti. Keterkaitan keempat domain COBIT

dapat dilihat dalam gambar 2.1 (ITGI, COBIT 4.1, 2007).

29

Gambar 2.3 Keterkaitan Domain dalam COBIT

Menurut Sarno (2009: 31-42). Secara jelas, COBIT membagi proses

pengelolaan teknologi informasi menjadi empat domain utama dengan total tiga

puluh empat proses teknologi informasi. Masing-masing domain dalam COBIT

mempunyai beberapa rincian sebagai berikut :

1. Plan and Oganise (PO)

Membahas mengenai strategi, taktik, dan pengidentifikasian

teknologi informasi dalam mendukung tercapainya tujuan bisnis.

Domain PO ini terdiri dari 10 (sepuluh) proses teknologi informasi

seperti terlihat pada tabel 2.3.

30

Tabel 2.3 Proses Teknologi Informasi dalam Domain PO

PO1 Mendefinisikan rencana strategis TI

PO2 Mendefinisikan arsitektur informasi

PO3 Menentukan arahan teknologi

PO4 Mendefinisikan proses TI, organisasi dan keterhubungannya

PO5 Mengelola investasi TI

PO6 Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen

PO7 Mengelola sumber daya TI

PO8 Mengelola kualitas

PO9 Menaksir dan mengelola resiko TI

PO10 Mengelola proyek

2. Acquire and Implement (AI)

Pada domain Acquire and Implement sebuah solusi teknologi

informasi perlu diidentifikasikan, dikembangkan, diimplementasikan dan

diintegrasikan ke dalam proses bisnis. Domain AI ini terdiri dari 7

(tujuh) proses teknologi informasi seperti terlihat pada tabel 2.4.

31

Tabel 2.4 Proses Teknologi Informasi dalam Domain AI

AI1 Mengidentifikasi solusi otomatis

AI2 Memperoleh dan memelihara software aplikasi

AI3 Memperoleh dan memelihara infrastruktur teknologi

AI4 Memungkinkan operasional dan penggunaan

AI5 Memenuhi sumber daya TI

AI6 Mengelola perubahan

AI7 Instalasi dan akreditasi solusi beserta perubahaannya

3. Deliver and Support (DS)

Domain ini fokus pada aspek penyampaian teknologi informasi

terhadap dukungan dan layanan teknologi informasi mencakup dukungan

dan layanan teknologi informasi pada bisnis, mulai dari penanganan

keamanan dan kesinambungan, dukungan bagi pengguna serta

manajemen data. Domain DS ini terdiri dari 13 (tiga belas) proses

teknologi informasi seperti terlihat pada tabel 2.5.

32

Tabel 2.5 Proses Teknologi Informasi dalam Domain DS

DS1 Mendefinisikan dan mengelola tingkat layanan

DS2 Mengelola layanan pihak ketiga

DS3 Mengelola kinerja dan kapasitas

DS4 Memastikan layanan yang berkelanjutan

DS5 Memastikan keamanan sistem

DS6 Mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya

DS7 Mendidik dan melatih pengguna

DS8 Mengelola service desk dan insiden

DS9 Mengelola konfigurasi

DS10 Mengelola permasalahan

DS11 Mengelola data

DS12 Mengelola lingkungan fisik

DS13 Mengelola operasi

33

4. Monitor and Evaluate (ME)

Pada domain ini akan ditekankan kepada pentingnya semua

proses teknologi informasi perlu diakses secara berkala untuk menjaga

kualitas dan kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan. Domain

ME ini terdiri dari 4 (empat) proses teknologi informasi seperti terlihat

pada tabel 2.6.

Tabel 2.6 Proses Teknologi Informasi dalam Domain ME

ME1 Mengawasi dan mengevaluasi kinerja TI

ME2 Mengawasi dan mengevaluasi kontrol internal

ME3 Memastikan pemenuhan terhadap kebutuhan eksternal

ME4 Menyediakan tata kelola TI

COBIT memberikan satu langkah praktis melalui domain dan framework

yang menggambarkan aktivitas teknologi informasi dalam suatu struktur

dan proses yang disesuaikan. Gambaran kerangka kerja (framework) COBIT

secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut :

34

Gambar 2.4 Kerangka Kerja COBIT 4.1

(Sumber: Information Technology Governace Institute, 2007)

35

ITGI (Information Technology Governance Institue, 2007) memberikan

pemetaan tujuan teknologi informasi dan tujuan bisnis berdasarkan standar

COBIT menjadi 28 tujuan teknologi informasi dan 17 tujuan bisnis.

Tabel 2.7 Pemetaan Tujuan Bisnis dan Tujuan Teknologi Informasi

berdasarkan COBIT

No. Tujuan Bisnis Tujuan Teknologi

Informasi

1.

Penyediaan pengembalian investasi yang baik

dari bisnis yang dibangkitkan teknologi

informasi.

24

2. Pengelolaan resiko bisnis yang terkait dengan

teknologi informasi.

2 14 17 18 19 21 22

3. Peningkatan transparansi dan tata kelola

perusahaan.

2 18

4. Peningkatan layanan dan orientasi terhadap

pelanggan.

3 23

5. Penawaran produk dan jasa yang kompetitif. 5 24

36

6. Penentuan ketersediaan dan kelancaran

layanan.

10 16 22 23

7. Penciptaan ketangkasan (agility) untuk

menjawab permintaan bisnis yang berubah.

1 5 25

8. Pencapaian optimasi biaya dari penyampaian

layanan.

7 8 10 24

9. Perolehan informasi yang bermanfaat dan

handal untuk pembuatan keputusan strategis.

2 4 12 20 26

10. Peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas

proses bisnis.

6 7 11

11. Penurunan biaya proses. 7 8 13 15 24

12. Penyediaan kepatutan terhadap hukum

eksternal, regulasi dan kontrak.

2 19 20 21 22 26 27

13. Penyediaan kepatutan terhadap kebijakan

internal.

2 13

14. Pengelolaan perubahan bisnis. 1 5 6 11 28

15. Peningkatan dan pengelolaan produktivitas 7 8 11 13

37

operasional dan staf.

16

.

Pengelolaan inovasi produk dan bisnis. 5 25 28

17

.

Perolehan dan pemeliharaan karyawan yang

cakap dan termotivasi.

9

Sumber: Sarno, 2009: 57-59

Menurut (Gondodiyoto, 2007). Suatu organisasi dapat dianggap sukses

membangun teknologi informasi dalam suatu kerangka sistem informasi

yang lengkap apabila telah memenuhi kriteria ukuran informasi Kriteria

ukuran informasi berdasarkan kerangka kerja COBIT dapat dilihat pada

tabel 2.8

Tabel 2.8 Kriteria Ukuran Informasi berdasarkan COBIT

Efektif Jika sistem informasi sesuai dengan kebutuhan pemakai.

Efisien Jika penggunaan sumberdaya optimal.

Kerahasiaan Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang penting dari

orang yang tidak memiliki hak otoritas.

Integritas Berhubungan dengan akurasi dan kelengkapan informasi.

38

Ketersediaan Berkaitan dengan informasi yang tersedia pada saat yang

diperlukan dalam proses bisnis.

Pemenuhan Sesuai kebijakan organisasi, aturan hokum dan peraturan yang

berlaku.

Keandalan Terkait dengan ketentuan kecocokan informasi untuk

mengoperasikan perusahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban.

Menurut Sarno (2009: 147-163). Pengukuran informasi melalui audit teknologi

informasi dengan mengacu pada contoh yang baik (best prastice) berdasarkan kerangka

kerja COBIT.

2.2.4.3 Stakeholder

COBIT dirancang untuk digunakan oleh tiga pengguna berbeda yaitu :

a. Manajemen

Dengan penerapan COBIT ,manajemen dapat terbantu dalam proses

penyeimbangan resiko dan pengendalian investasi dalam lingkungan IT yang tidak

dapat diprediksi.

39

b. User

Pengguna dapat menggunakan COBIT untuk memperoleh keyakinan atas

layanan keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal atau pihak

ketiga.

c. Auditor

Dengan penerapan COBIT, auditor dapat memeproleh dukungan dalam opini

yang dihasilkan dan/atau untuk memberikan saran kepda manajemen atas pengendalian

internal yang ada.

2.2.4.4 Overview COBIT

Secara singkat dapat COBIT memiliki kerangka kerja yang terdiri atas beberapa

arahan (guindelines), yakni :

I. Control Objectives

COBIT terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level

control objectives), yaitu :

1. Planning and Organization

Mencakup strategi, taktik dan perhatian atas identifikasi

bagaimana IT secara maksimal dapat berkontribusi dalam pencapaian

tujuan bisnis.Selain itu, realisasi dari visi strategis perlu direncanakan,

dikomunikasikan, dan dikelola untuk berbagi perspektif ynag

berbeda.Terakhir, sebuah pengorganisasian yang baik serta infrastruktur

40

teknologi harus ditempatkan di tempat yang semestinya.Proses dalam

domain ini adalah :

1. Menetapkan rencana strategi IT

2. Menetapkan susunan informasi

3. Menetapkan kebijakan teknologi

4. Menetapkan hubungan dan organisasi IT

5. Mengelola investasi IT

6. Mengkomunikasikan arah dan tujuan manajemen

7. Mengelola sumberdaya manusia

8. Memastikan pemenuhan keperluan pihak eksternal

9. Menaksir risiko

10. Mengelola proyek

11. Mengelola kualitas

2. Acqusition and Implementation

Untuk merealisasikan stategi IT, solusi TI perlu

diidentifikasi, dikembangkan atau diperoleh, serta diimplementasikan,

dan terintegrasi ke dalam proses bisnis. Selain itu, perubahan serta

pemeliharaan sistem yang ada harus di cakup dalam domain ini untuk

memastikan bahwa siklus hidup akan terus berlangsung untuk sistem-

sistem ini.Langkah-langkah domain ini adalah :

41

1. Mengidentifikasi solusi terotomatisasi

2. Mendapatkan dan memelihara software aplikasi

3. Mengembangkan dan memelihara prosedur

4. Memasang dan mengakui sistem

5. Mengelola perubahan

3. Delivery and Support

Domain ini berfokus utama pada aspek

penyampaian/pengiriman dari IT.Domain ini mencakup area-area

seperti pengoperasian aplikasi-aplikasi dalam sistem IT dan hasilnya,

dan juga proses dukungan yang memungkinkan pengoperasian sistem

IT tersebut dengan efektif dan efisien. Proses dukungan ini termasuk

isu/masalah keamanan dan juga pelatihan. Proses dalam domain ini

adalah :

a. Menetapkan dan mengelola tingkat pelayaran

b. Mengelola pelayanan kepada pihak lain

c. Mengelola kinerja dan kapasitas

d. Memastikan pelayanan yang kontinyu

e. Memastikan keamanan sistem

f. Melakukan identifikasi terhadap atribut biaya

g. Memberi pelatihan kepada user

h. Melayani konsumen IT

42

i. Mengelola konfigurasi/susunan

j. Mengelola masalah dan kecelakaan

k. Mengelola data

l. Mengelola fasilitas

m. Mengelola operasi

4. Monitoring and Evaluating

Semua proses IT perlu dinilai secara teratur sepanjang waktu

untuk menjaga kualitas dan pemenuhan atas syarat pendendalian.

Domain ini menunjuk pada perlunya pengawasan manajemen atas

proses pengendalian dalam organisasi serta penilaian independen yang

dilakukan baik auditor internal maupun eksternal atau diperoleh dari

sumber-sumber alternatif lainnya. Proses dalam domain ini sebagai

berikut :

1. Memonitor proses

2. Menaksir kecukupan pengendalian internal

3. Mendapatkan kepastian yang independen

II. Auditor Guidelines COBIT

Berisi sebanyak 318 tujuan – tujuan pengendalian yang bersifat rinci

(detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan

management assurance dan/atau saran perbaikan.

43

III. Management Guidelines COBIT

Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik , mengenai apa saja

yang mesti dilakukan.

Kerangka kerja COBIT juga memasukkan hal-hal-berikut ini :

1. Maturity Models : untuk memetakan status maturity proses-proses TI

(dalam 0-5) dibandingkan dengan “the best in the class in the industry”dan juga

international besr practices.

2. Critical Success Factors (CSFs) : arahan implementasi bagi manajemen

agar dapat melakukan kontrol atas proses Ti.

3. Key Goal Indicators (KGIs) : kinerja proses-proses TI sehubungan

dengan business requirements.

4. Key Performance Indicators (KPIs) : kinerja proses-proses TI

sehubungan dengan process goal.

IV. Konsep Pengendalian

COBIT mengadopsi definisi pengendalian dari COSO yaitu : ‘kebijakan,

prosedur, dan praktik, dan struktur organisasi yang dirancang untuk

memberikan keyakinan yang wajar bahwa tujuan organisasi dapat dicapai dan

hal-hal yang tidak diinginkan dapat dicegah atau dideteksi dan diperbaiki”.

Sedangkan dalam tujuan pengendalian, COBIT mendefinisikannya sebagai :

“Suatu pernyataan atas hasil yang diinginkan atau tujuan yang ingin dicapai

44

dengan mengimplementasikan prosedur pengendalian dalam aktivitas TI

tertentu”.

COBIT melihat pengendalian dala tiga dimensi berbeda yaitu sumber IT,

proses IT, dan kriteria informasi IT. Dimensi pertama mencakup semua asset

IT suatu perusahaan, yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Data

b. Sistem aplikasi

c. Teknologi

d. Fasilitas

e. Manusia

Proses IT sebagai dimensi kedua dari COBIT terdiri dari tiga segmen,

yaitu : domains, proses, dan aktivitas. Sedangkan dalam dimensi ketiganya

COBIT menetapkan kriteria informasi yang berguna dalam mendukung

tercapainya tujuan organisasi dengan merujuk pada kebutuhan informasi di

organisasi atau perusahaan. COBIT mengkombinasikan beberapa prinsip

penyusunan informasi berdasarkan model-model yang sudah ada, dan

merumuskan kedalam tiga kategori utama, yaitu : quality, fiduciary

responsibility dan security. Tiga kategori ini kemudian diuraikan lebih lanjut

dalam kriteria-kriteria sebagai berikut :

a. Efektifitas

b. Efisiensi

45

c. Kerahasiaan

d. Integritas

e. Ketersediaan

f. Kepatuhan

g. Keandalan

2.2.4.5 Maturity Models

Maturity model adalah suatu cara untuk mengukur bagaimana suatu proses

manajemen telah dilakukan. Secara umum, maturity model berguna untuk

memampukan perusahaan melakukan branch marking dan identifikasi pembaharuan

yang dilakukan. Keuntungan dari pendekatan maturity model ini adalah kemudahan

bagi manajemen untuk menempatkan dirinya pada skala tertentu dan menghargai apa

yang perlu diikutsertakan jika peningkatan performa diperlukan. Model akan membantu

para profesional untuk menjelaskan kepada para manajer dimana manajemen proses TI

muncul dan menetapkan target dimana perusahaan harus ada. Maturity yang dapat

dipengaruhi oleh business objective perusahaan, lingkungan operasional, dan praktik

industri. Setiap proses pada CobIT terdapat skala penilaian berdasarkan deskripsi

maturity model secara umum dibawah ini :

46

1) Level 0 – Non Existent

Benar-benar kurang proses yang sepenuhnya diketahui perusahaan.

Perusahaan bahkan belum mengenali isu yang harus dihadapi.

2) Level 1 – Initial

Ada bukti bahwa perusahaan telah menganalisa isu-isu yang ada dan harus

diselesaikan. Namun tidak ada proses yang terstandarisasi dan ada beberapa

pendekatan yang bersifat ad-hoc yang cenderung diaplikasikan pada kasus

individual atau kasus per kasus.

3) Level 2 – Repeatable

Proses telah dikembangkan pada tahap dimana prosedur yang sama diikuti

oleh beberapa orang yang berbeda pada saat melakukan tugas yang sama.

Tidak ada pelatihan formal atau komunikasi setiap individu. Ada

kecenderungan untuk bertumpu pada pengetahuan individu sehingga

kesalahan cenderung terjadi.

4) Level 3 – Defined Process

Prosedur telah distandarisasi dan didokumentasi serta dikomunikasikan

melalui pelatihan. Namun hal ini diserahkan pelaksanaannya kepada

masing-masing individu untuk mengikutinya atau tidak, dan penyimpangan

sulit untuk dideteksi.

47

5) Level 4 – Managed

Adalah mungkin untuk memonitor dan mengukur kepatuhan terhadap

prosedur-prosedur dan melakukan suatu tindakan ketika suatu proses tidak

sesuai.

6) Level 5 – Optimised

Proses telah diperbaiki pada tingkat best practice berdasarkan pada hasil

dari peningkatan yang berkelanjutan dan maturity modelling dengan

perusahaan lain. TI digunakan pada cara yang terintegrasi ke arus kerja yang

telah terotomatisasi, menyediakan perangkat untuk meningkatkan kualitas

dan efektivitas sehingga membuat perusahaan cepat beradaptasi.

Gambar 2.5 Skala Penilaian proses pada CobIT