BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00951-IF...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00951-IF...
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Umum
Untuk menganalisis dan merancang sistem basis data administrasi dalam
suatu sistem diperlukan beberapa pertimbangan yang didasari oleh berbagai
landasan teori yang dikenal secara umum. Beberapa landasan teori umum
tersebut dapat diuraikan seperti dibawah ini.
2.1.1 Data
Data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS, berasal dari
sudut pandang end-user. Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan
antara mesin dengan pengguna (Connolly, 2005, p20).
2.1.2 Basis Data
Basis Data adalah sekumpulan data yang terhubung Secara logical, dan
deskripsi dari data tersebut, yang dapat digunakan oleh banyak user, dan
dibentuk untuk dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi
(Connolly, 2005,p15).
2.1.3 Database Language
2.1.3.1 Data Definition Language (DDL)
DDL adalah sebuah deskripsi bahasa yang memungkinkan
seorang Database Administrator (DBA) ataupun seorang pemakai untuk
10
menjabarkan dan memberi nama suatu entitas yang dibutuhkan untuk
suatu aplikasi dan hubungan yang mungkin berada diantara entitas-entitas
yang berbeda (Connolly dan Begg, 2005, p40).
2.1.3.2 Data Manipulation Language (DML)
DML adalah suatu bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi
yang mendukung suatu basis data untuk memanipulasi operasi pada data
yang berada dalam basis data (Connolly, 2005, p41). Manipulasi data
dapat berupa menyisipkan, merubah, dan pencarian data dalam suatu
basis data yang memungkinkan untuk membuat suatu data akses yang
lebih efisien.
2.1.4 Entity Relationship Modelling (ER Modelling)
2.1.4.1 Entity Types
Konsep dasar dari Model ER adalah entity types adalah kumpulan
dari objek-objek dengan sifat (property) yang sama, yang diidentifikasi
oleh perusahaan yang mempunyai eksistensi yang independen.
Keberadaannya dapat berupa fisik maupun abstrak (Connolly, 2005,
p343).
Entity occurence adalah pengidentifikasian objek yang unik dari
sebuah tipe entitas. Setiap entitas diidentifikasikan dan disertakan
propertinya (Connolly, 2005, p345).
2.1.4.2 Relationship Types
Relationship type adalah kumpulan keterhubungan yang
mempunyai arti (meaningful associations) antara tipe entitas yang ada.
11
Relationship occurrence adalah keterhubungan yang diidentifikasi secara
unik yang meliputi keberadaan tiap tipe entitas yang berpartisipasi
(Connolly, 2005, p346).
2.1.4.3 Atribut
Atribut adalah sifat tertentu dari jenis entitas yang memiliki tipe
yang bisa digambarkan oleh staffNO, posisi nama dan atribut gaji. Atribut
memegang nilai-nilai jenis hubungan yang mengaitkan entitas (Connolly,
2005, p350). Pada atribut ini meliputi :
a. Key adalah atribut yang digunakan untuk menentukan suatu
entity secara unik.
b. Atribut Simple adalah atribut yang bernilai tunggal.
c. Atribut Multivalue adalah atribut yang memiliki sekelompok
nilai untuk setiap instan entity.
d. Atribut Composite adalah Suatu atribut yang terdiri dari
beberapa atribut yang lebih kecil yang mempunyai arti
tertentu.
e. Atribut Derivatif adalah Suatu atribut yang dihasilkan dari
atribut yang lain.
2.1.4.4 Structural Constraint
Batasan utama pada relationship disebut multiplicity, yaitu jumlah
(atau range) dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang
12
terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui
suatu relationship (Connolly, 2005, p356).
Relationship yang paling umum adalah binary relationship.
Macam-macam binary relationship, yaitu:
1. one-to-one (1:1)
2. one-to-many (1:*)
3. many-to-many (*:*)
2.1.4.5 Cardinality and Participation Constraint
Cardinality adalah suatu angka minimum atau maksimum dari
kejadian satu entitas yang mungkin hubungan dengan kejadian entitas
yang lainnya. Karena semua relationship adalah dua arah, cardinality
harus didefinisikan dalam dua arah untuk setiap relationship (Connolly,
2005, p363). Pada Gambar 2.1 terdapat gambar-gambar notasi
cardinality.
Constraint terhadap kardinalitas dapat digambar baik dengan (→),
untuk “one,” atau garis tanpa arah (—), untuk “many,” antara himpunan
relasi dan himpunan entitas.
13
Gambar 2.1 Contoh Notasi Cardinality
(Sumber : Whitten, 2007, p299)
14
2.1.5 Database System Development Lifecycle
Database system adalah komponen dasar dari sistem infomasi organisasi
yang lebih besar dan luas. Siklus sistem basis data diperlukan tahapan - tahapan
terstruktur yang harus diikuti yang dinamakan dengan Siklus Hidup Aplikasi
Basis Data (Connolly, 2005, p283).
G
a
m
Gambar 2.2 Contoh Database Application Life Cycle
(Sumber : Connolly, 2005, p284)
15
2.1.5.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Perencanaan basis data merupakan kegiatan manajemen yang
memungkinkan tahapan dari siklus hidup sistem database pengembangan
untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin (Connolly, 2005, p285).
Perencanaan database harus terintegrasi dengan keseluruhan IS (information
system) strategi organisasi. ada tiga isu utama yang terlibat dalam
merumuskan sebuah strategi IS (information system), yaitu:
1. Identifikasi rencana perusahaan dan tujuan dengan penentuan berikutnya
dari sistem informasi perlu.
2. Evaluasi sistem informasi saat ini untuk menentukan kekuatan dan
kelemahan yang ada:
3. Information technology appraisal merupakan peluang yang mungkin
menghasilkan keunggulan kompetitif.
2.1.5.2 Pendefinisian Sistem (System Definition)
Pendefinisian sistem (System Definition) menggambarkan ruang
lingkup dan batasan aplikasi basis data dan pandangan pengguna (user view)
(Connolly, 2005, p286). Hal ini sangat penting dilakukan dalam proses
perancangan basis data agar lebih terfokus pada proyek basisdata yang
dibuat.
Pandangan diperlukan untuk mengidentifikasi informasi-informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna. Pandangan pengguna menggambarkan apa
yang dibutuhkan oleh aplikasi basis data dari sudut pandang jabatan tertentu,
16
seperti manajer atau pengawas, maupun dari sudut pandang area aplikasi
perusahaan, pengawasan persediaan, dalam seperti pemasaran, personalia,
atau hubungannya dengan data yang akan disimpan dan transaksi yang akan
dijalankan terhadap data itu (Connolly dan Begg, 2005, p275).
2.1.5.3 Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan (Requirements Collection and Analysis)
Pengumpulan dan analisis kebutuhan merupakan proses pengumpulan
dan analisis informasi mengenai bagian organisasi yang akan didukung oleh
aplikasi basis data dan menggunakan informasi tersebut untuk identifikasi
kebutuhan pengguna akan sistem yang baru (Connolly, 2005, p288).
Informasi dikumpulkan untuk setiap user view utama, meliputi:
1. Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan.
2. Detail mengenai bagaimana data digunakan atau dihasilkan.
3. Beberapa kebutuhan tambahan untuk aplikasi basis data yang baru.
Informasi dianalisis untuk identifikasi kebutuhan agar disertakan
dalam aplikasi basis data yang baru, meliputi
1. Pendekatan Terpusat (Centralized Approach)
Kebutuhan untuk setiap user view digabungkan menjadi sekumpulan
kebutuhan tunggal untuk sistem basis data baru. Sebuah global data
model dibuat berdasarkan atas penggabungan kebutuhan (dimana
merepresentasikan seluruh user view) (Connolly, 2005, p289).
17
2.1.5.4 Perancangan Basis Data (Database Design)
Perancangan basis data merupakan suatu proses pembuatan sebuah
desain basis data yang akan mendukung tujuan dan operasi suatu enterprise
(Connolly, 2005, p291).
Tujuan utamanya adalah :
1. Merepresentasikan data dan relationship antar data yang dibutuhkan
seluruh area aplikasi utama dan user group
2. Menyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang
diperlukan pada data.
3. Menspesifikasikan desain minimal yang secara tepat disusun untuk
memenuhi kebutuhan performa yang ditetapkan pada sistem.
2.1.5.4.1 Perancangan Konseptual (Conceptual Design)
Perancangan basis data konseptual adalah proses pembuatan
suatu model dari data yang digunakan dalam suatu organisasi, yang tidak
tergantung pada segala pertimbangan fisikal (Connolly, 2005, p439).
Langkah pertama : Membuat model data konseptual. Bertujuan
untuk memecah rancangan menjadi tugas-tugas yang dapat diatur dengan
memeriksa sudut pandang yang berbeda dari pengguna di dalam suatu
organisasi.
Pada tahap membuat model data konseptual lokal, langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
18
a. Mengidentifikasi tipe entitas
Bertujuan untuk menentukan tipe entitas utama yang dibutuhkan.
Menentukan entitas dapat dilakukan dengan memeriksa user’s
requirements specifications. Setelah terdefinisi, entitas diberikan nama
yang tepat dan jelas, misal mahasiswa, dosen, atau mata kuliah.
b. Mengidentifikasi tipe relasi atau hubungan
Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu relationship yang penting
yang ada antar entitas yang telah diidentifikasi. Nama dari suatu
relationship menggunakan kata kerja ( verb ), misal mempelajari,
memiliki, mempunyai, dan lain - lain.
c. Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan tipe entitas atau
relationship
Bertujuan untuk menghubungkan atribut dengan entitas atau
relationship yang tepat. Atribut yang dimiliki setiap entitas atau
relationship memiliki identitas atau karakteristik yang sesuai dengan
memperhatikan atribut berikut:
simple attribute, composite attribute, single-valued attribute, multi-
valued attribute dan derived attribute.
d. Menentukan domain atribut
Bertujuan untuk menentukan domain atribut pada model data
konseptual.
19
e. Menentukan atribut candidate key dan primary key
Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada setiap
entitas dan memilih primary key jika ada lebih dari satu candidate key.
Pemilihan primary key didasari pada panjang dari atribut dan keunikan
key di masa datang.
f. Mempertimbangkan penggunaan Enhance Modelling Concepts
(opsional)
Pada langkah ini bertujuan untuk menentukan specialization,
generalization, aggregation, composition. Di mana masing-masing
pendekatan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Specialization adalah proses memaksimalkan perbedaan antara
anggota-anggota dari sebuah entitas dengan mengidentifikasikan fitur
yang membedakannya (Connolly, 2005, p374). Generalization adalah
proses meminimalkan perbedaan antar entitas dengan
mengidentifikasikan fitur umumnya (Connolly, 2005, p375).
Aggregation merepresentasikan sebuah hubungan has-a atau is-part-of
antara tipe entitas, di mana salah satu di antaranya merepresentasikan
sebagai whole dan yang lain merepresentasikan part (Connolly, 2005,
p383).
20
g. Mengecek model untuk redudansi
Bertujuan untuk memeriksa conceptual model untuk menghindari
dari adanya informasi yang redundan. Yang dilakukan pada langkah ini
adalah :
1. Memeriksa kembali one-to-one relationship (1:1)
Setelah entitas diidentifikasikan maka kemungkinan ada
dua entitas yang mewakili satu objek. Untuk itu, dua entitas
tersebut harus di-merger bersama. Dan jika primary key-nya
berbeda maka harus dipilih salah satu dan yang lainnya dijadikan
alternate key.
2. Menghilangkan relasi yang mengalami redundansi
Untuk menekan jumlah model data, maka relationship data
yang redundan harus dihilangkan.
h. Melakukan validasi model konseptual lokal dengan transaksi pengguna
Bertujuan untuk menjamin bahwa conceptual data model
mendukung kebutuhan transaksi. Dengan menggunakan model yang
telah divalidasi tersebut, dapat digunakan untuk melaksanakan operasi
secara manual. Ada dua pendekatan yang mungkin untuk menjamin
bahwa local conceptual data model mendukung kebutuhan transaksi,
yaitu :
21
1. Mendeskripsikan Transaksi
Memeriksa seluruh informasi (entities, relationship, dan
attribute) yang diperlukan pada setiap transaksi yang
disediakan oleh model dengan mendokumentasikan
penggambaran dari tiap kebutuhan transaksi.
2. Menggunakan Transaksi Pathways
Pendekatan kedua, untuk memvalidasi data model
dengan keperluan transaksi yang melibatkan diagram yang
mewakili pathways diambil dari tiap transaksi secara langsung
yang terdapat pada E-R diagram. E-R diagram dapat
menyatakan keseluruhan struktur logikal dari basis data dengan
menggunakan bagan (Silberschatz, 2002, p42).
i. Meninjau kembali model data konseptual dengan pengguna.
Bertujuan untuk melihat kembali conceptual model dan
memastikan bahwa data model tersebut sudah benar.
2.1.5.4.2 Perancangan Logikal (Logical Design)
Perancangan basis data logikal adalah proses pembuatan suatu
model dari data yang digunakan di dalam suatu organisasi berdasarkan
model data yang spesifik tetapi tidak tergantung pada suatu DBMS
tertentu dan perangkat keras lainnya (Connolly, 2005, p439).
22
Langkah kedua : Membuat dan memvalidasi model data logika
lokal untuk setiap view. Bertujuan untuk membuat model data logikal
lokal dari model data konseptual lokal yang merepresentasikan
pandangan khusus dari perusahaan dan memvalidasi model tersebut
untuk menjamin kebenaran strukturnya (dengan menggunakan teknik
normalisasi) dan menjamin bahwa model tersebut mendukung kebutuhan
transaksi. Pada perancangan model data logikal langkah kedua, tahapan-
tahapannya adalah:
a. Menurukan relasi untuk model data logikal
Tahapan ini bertujuan untuk membentuk relasi dari model data
logikal untuk merepresentasikan relasi antar entitas dengan atribut
yang telah diidentifikasikan. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk
mendapatkan relasi dari data model yang ada adalah sebagai berikut :
tipe entitas kuat, tipe entitas lemah, relasi binary one to one, relasi
binary one to many, relasi rekursif, tipe relasi superclass/subclass,
relasi binary many-yo-many, tipe relasi kompleks, atribut multi-valued.
b. Validasi relasi-relasi menggunakan normalisasi
Normalisasi digunakan untuk meningkatkan model yang telah
terbentuk agar duplikasi data yang tidak diperlukan dapat dihindari.
Proses normalisasi terdiri dari UNF, 1NF, 2NF,3NF.
23
c. Validasi relasi-relasi dengan transaksi user
Memeriksa relasi yang telah mendukung transaksi bagi view,
untuk sebelumnya apakah mendukung transaksi bagi view, untuk
memastikan tidak ada kesalahan yang dibuat selama membuat relasi-
relasi. Validasi transaksi seperti ini sudah dilakukan pada tahap 1,
namun dilakukan kembali untuk memeriksa relasi-relasi yang
diciptakan pada rencangan logikal.
d. Memeriksa Integrity Constraint
Integrity constraint adalah batasan-batasan yang harus ditentukan
untuk melindungi basis data agar tetap konsisten (Connolly, 2005,
p474), Ada 6 tipe integrity constraint, yaitu :
1. Required data (Data atau nilai yang valid).
2. Batasan domain atribut.
3. Multiplicity.
4. Entity integrity.
5. Integritas referensial, adalah jika foreign key berisi sebuah
nilai yang nilainya harus menunjukkan baris yang ada pada
relasi induknya.
6. General Constraint.
24
e. Meninjau kembali model data logikal dengan user
Tahapan ini memastikan bahwa model data logikal lokal yang
terbentuk merupakan representasi dari user view.
f. Menggabungkan model data logikal ke dalam model global (optional
step)
Tahapan ini bertujuan untuk menggabungkan model data logikal
ke dalam single global logical data model yang menampilkan semua
user views dari basis data.
Langkah ini memiliki tiga tahapan, yaitu :
a. Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model
global.
b. Validasi model data logikal global.
c. Memeriksa kembali model data logikal global dengan user.
g. Memeriksa perkembangan di masa depan
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menentukan apakah ada
perubahan yang berarti di masa depan dan untuk memperkirakan
apakah model data logikal bisa mengakomodasi perubahan tersebut.
25
2.1.5.4.3 Perancangan Fisikal (Physical Design)
Perancangan basis data fisikal adalah proses untuk menghasilkan
suatu deskripsi pengimplementasian dari suatu basis data pada secondary
storage, yang juga akan mendeskripsikan dasar dari suatu relasi,
organisasi file, dan juga index yang digunakan untuk mencapai suatu
efisiensi pengaksesan data dan batasan-batasan integritas serta ukuran
keamanan (Connolly, 2005, p439).
Langkah ketiga : Menerjemahkan model data logikal global untuk
target DBMS. Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relasional
dalam model data logikal global yang dapat diimplementasikan ke
DBMS. Pada perancangan model fisikal langkah-langkahnya adalah :
a. Merancang relasi dasar physical design.
Dalam memulai merancang diperlukan untuk
mengumpulkan dan memahami informasi tentang relasi yang
dihasilkan dari perancangan basis data logikal. Informasi yang
penting bisa didapatkan dari kamus data dari DDL.
b. Merancang representasi dari data yang diperoleh.
Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data yang
diperoleh mewakili model data logikal global ke dalam DBMS.
26
c. Merancang batasan perusahaan.
Pada langkah ini bertujuan untuk merancang batasan -
batasan yang ada pada perusahaan.
Langkah keempat : Merancang organisasi file dan index.
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang
digunakan untuk penyimpanan dan menentukan indeks yang
dibutuhkan untuk meningkatkan performa.
Langkah-langkah dalam langkah keempat ini adalah:
a. Menganalisis transaksi
Bertujuan untuk memahami fungsi dari transaksi yang
dijalankan pada basis data dan menganalisis transaksi yang penting.
Kriteria kemampuan yang harus diidentifikasi dalam menganalisis
transaksi adalah :
1. Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan mempunyai
dampak yang signifikan pada performa.
2. Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis.
3. Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan ada
permintaan yang tinggi pada saat basis data dibuat.
27
b. Memilih organisasi file.
Bertujuan untuk menentukan organisasi file untuk setiap
relasi dasar, jika DBMS yang digunakan memungkinkan. Dalam
banyak kasus, DBMS mungkin tidak memberikan pilihan untuk
memilih organisasi file.
c. Memilih indeks.
Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu
sistem basis data. Salah satu pendekatan untuk memilih organisasi
file yang cocok untuk relasi adalah untuk menyimpan tuples yang
tidak disimpan dan dibuat sebanyak secondary indexes
sebagaimana diperlukan. Oleh karena itu, pilih atribut yang
digunakan adalah :
1. Atribut yang sering digunakan untuk join operations
untuk membuat lebih efisien.
2. Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples
pada suatu relasi di dalam urutan yang menunjukkan
atribut.
d. Memperkirakan kebutuhan kapasitas disk
Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang
penyimpanan yang akan diperlukan dalam basis data.
Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel dalam suatu relasi.
28
Contohnya, dalam lima tahun mendatang berapa kapasitas hard
disk yang dibutuhkan untuk menampung data.
Langkah kelima : Merancang user view.
Bertujuan untuk merancang user view yang telah
diidentifikasikan selama mengumpulkan kebutuhan dan
menganalisis langkah dalam siklus hidup aplikasi basis data.
Contohnya pada branch terdiri dari interface direktur dan manajer.
Langkah keenam : Merancang keamanan.
Dalam sebuah sistem basis data, keamanan adalah elemen
yang sangat penting mengingat isi dari basis data berupa informasi
yang sangat penting.
2.1.6 Database Management System (DBMS)
DBMS adalah suatu sistem software yang memungkinkan user
untuk mendefinisikan, menciptakan, memelihara, dan mengontrol akses
ke basis data (Connolly, 2005, p16).
2.1.6.1 Keuntungan dan Kerugian DBMS
Keuntungan DBMS (Connolly, 2005, p26), antara lain:
1. Kontrol terhadap pengulangan data.
2. Data yang konsisten.
3. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama.
29
4. Data yang dibagikan (sharing data).
5. Menambah integritas data.
6. Menambah keamanan data.
7. Penetapan standarisasi.
8. Pengurangan biaya.
9. Menyeimbangkan konflik kebutuhan.
10. Menambah pengaksesan data dan hasilnya.
11. Menambah produktivitas.
12. Menambah pemeliharaan data melalui independensi data.
13. Menambah konkurensi.
14. Menambah backup dan recovery.
Kerugian DBMS (Connolly, 2005, p29), antara lain:
1. Kompleksitas.
2. Ukuran yang besar.
3. Biaya dari suatu DBMS.
4. Biaya penambahan perangkat keras.
5. Biaya konversi.
30
6. Kinerja.
7. Efek yang besar dari kegagalan.
2.1.7 Unified Modelling Language (UML)
UML adalah seperangkat konvensi pemodelan yang digunakan untuk
menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak dalam hal
objek (Whitten, 2007, p371). Model UML yang dipakai antara lain Use Case
Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, sequence Diagram.
2.1.7.1 Klasifikasi Diagram pada UML
UML mempunyai beberapa atau sejumlah elemen grafis yang
bisa dikombinasikan menjadi diagram. Diagram tersebut akan
menggambarkan atau mendokumentasikan beberapa aspek dari sebuah
sistem. Abstraksi konsep dasar UML terdiri dari structural classification,
dynamic behavior, dan model management. Berikut adalah diagram yang
ada pada UML :
2.1.7.1.1 Use-Case Diagram
Use Case Diagram adalah diagram yang menggambarkan
interaksi antara sistem, sistem eksternal dan pengguna, secara grafis
menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam
cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem.
narasi use case digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis
31
tunggal (Whitten, 2007, p246). Pada use case diagram terdapat
beberapa simbol yang biasa digunakan :
= Aktor, menggambarkan user yang berperan
= System boundary
= Use case, merupakan even yang terjadi
= Association, penghubung antara aktor dan use case
Gambar 2.3 Contoh Simbol Use Case Diagram
(Sumber : Whitten, 2007, p256)
32
Gambar 2.4 Contoh Use Case Diagram
(Sumber : Whitten, 2007, p256)
33
2.1.7.1.2 Class Diagram
Diagram kelas menggambarkan struktur objek sistem. Itu
menunjukkan kelas obyek yang sistemnya terdiri dari hubungan
antara kelas-kelas objek (Whitten, 2007 ,p382).
Gambar 2.5 Contoh Class Diagram
(Sumber : Whitten, 2007, p406)
34
2.1.7.1.3 Sequence Diagram
Sequence Diagram adalah diagram urutan yang
menggambarkan grafis bagaimana objek berinteraksi satu sama
lain melalui pesan dalam pelaksanaan kasus penggunaan atau
operasi. ini menggambarkan bagaimana pesan dikirim dan
diterima antara objek. (Whitten, 2007 ,p382).
Gambar 2.6 Contoh Sequence Diagram
(Sumber : Whitten, 2007, p396)
35
2.1.7.1.4 Activity Diagram
Activity Diagram adalah diagram aktifitas yang
menggambarkan kegiatan aliran berurutan kasus penggunaan atau
proses bussines juga dapat digunakan untuk logika model dengan
system. (Whitten, 2007, p382).
Gambar 2.7 Contoh Activity Diagram
(Sumber : Whitten, 2007, p392)
36
2.1.8 Interaksi Manusia dan Komputer
Interaksi manusia dan komputer adalah adalah ilmu yang mempelajari
bagaimana manusia berinteraksi dengan komputer dan pengaruh dari interaksi
antara manusia dan komputer. Fokus dari interaksi manusia dan komputer
adalah perancangan dan evaluasi antarmuka pemakai (user interface)
(Shneiderman, Plaisant, 2005, p10).
2.1.8.1 Delapan Aturan Emas Perancangan User Interface
Ada delapan aturan emas yang digunakan dalam merancang
antarmuka (Shneiderman, 2010, p88-p89), yaitu :
1. Berusaha untuk konsisten.
Dalam merancang antarmuka aturan ini yang paling sering
dilanggar, konsistensi harus dijaga dalam melakukan tugas yang serupa
dan juga dalam tampilan (penggunaan istilah, urutan aksi, warna, layout,
menu, bantuan, jenis huruf, kapitalisasi, dan lain-lain. Dengan tampilan
yang konsisten akan membantu user untuk merasa tetap berada dalam
aplikasi yang sama walaupun telah berpindah halaman.
2. Memenuhi kegunaan yang universal.
Mengenali kebutuhan user yang beragam dan membuat desain
fleksibel yang mendukung perubahan dalam konten. Dan juga perbedaan
Novice-Expert, kecacatan fisik, umur, serta beragam teknologi masing-
37
masing merupakan syarat yang harus menjadi pertimbangan dalam
desain.
3. Menawarkan umpan balik yang informatif.
Umpan balik (feedback) harus ada dalam setiap aksi user. Untuk
aksi kecil yang sering dilakukan, tanggapan dibuat dengan sederhana.
Sedangkan untuk aksi besar dan jarang dilakukan, respon dibuat lebih
tegas dan informatif agar user dapat mengerti dengan jelas.
4. Dialog untuk keadaan akhir.
Harus terdapat tanda dan disusun menjadi kategori awal, tengah,
dan akhir. Kemudian terdapat penjelasan yang informatif pada setiap
perpindahan proses.
5. Mencegah kesalahan.
Sistem harus dirancang sedemikian rupa agar user tidak dapat
membuat kesalahan yang serius. Contohnya tidak memperbolehkan
karakter alfabet pada kotak entry nomor. Interface harus dapat
mendeteksi kesalahan dan memberikan instruksi yang mudah dimengerti,
membangun, dan jelas untuk memperbaikinya, jika user membuat
kesalahan.
38
6. Pembalikan aksi yang mudah.
Pada setiap aksi harus terdapat pembalikan aksi, sehingga user
tidak takut melakukan kesalahan. Fitur ini dapat memperkecil kesalahan,
karena user tahu bahwa aksi bisa dibatalkan. Pembalikan bisa saja atas
satu aksi seperti saat memasukkan data, atau serangkaian aksi.
7. Mendukung pusat kendali internal.
User yang telah terbiasa dengan suatu aplikasi, biasanya ingin
memiliki kendali atas antarmuka dan tanggapan pada aksinya. Aksi
antarmuka yang tidak seperti biasanya, tidak bisa atau sulit mendapatkan
informasi yang dibutuhkan, dan ketidakmampuan sistem menghasilkan
aksi yang diinginkan dapat menimbulkan ketidakpuasan user.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.
Karena keterbatasan manusia dalam memproses informasi dalam
jangka pendek, sehingga diusahakan agar tampilan dibuat sesederhana
mungkin. Dan dibutuhkan tampilan yang ringan, penggabungan halaman-
halaman, pengurangan frekuensi pergerakan antar jendela sehingga
mengurangi beban ingatan jangka pendek.
39
2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
2.2.1 Internet
Internet adalah nama yang diberikan pada koleksi jaringan komputer
terbesar di dunia, masing-masing terdiri dari jaringan-jaringan yang lebih kecil.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa internet memiliki kemampuan transmisi
data dalam bentuk paket dari komputer ke komputer lain dan memungkinkan
menghubungkan berbagai macam jaringan (McLeod dan P. Schell, 2007, p70).
2.2.2 Hypertext Manipulation Language (HTML)
HTML adalah standar informasi yang berbasis hypertext yang dipakai pada
web. Berdasarkan standar inilah web browser dapat memahami isi suatu
dokumen yang berasal dari web server. HTML bekerja dengan menggunakan
HTTP, yaitu protokol komunikasi yang memungkinkan web server
berkomunikasi dengan web browser. (Kadir, 2004, p12).
2.2.3 Hypertext Transfer Protocol (HTTP)
Hypertext Transfer Protocol (HTTP) adalah suatu protokol yang
digunakan untuk komunikasi atau mengirim informasi oleh World Wide Web
(WWW). HTTP mendefinisikan bagaimana suatu pesan dapat diformat dan
dikirimkan dari server ke client. Client membuat suatu HTTP request
sedangkan server berguna untuk menyimpan dan membuat resources
(Pressman dan Lowe, 2009, p268).
40
2.2.4 Personal Home Page (PHP)
PHP adalah bahasa pemrograman yang berbentuk script yang diletakkan
didalam web server. PHP dapat diartikan sebagai Hypertext Preeprocessor. Ini
merupakan bahasa yang hanya dapat berjalan pada server yang hasilnya dapat
ditampilkan pada klien. Interpreter PHP dalam mengeksekusi kode PHP pada
sisi server disebut serverside, berbeda dengan mesin maya Java yang
mengeksekusi program pada sisi klien (client-server) (Kasiman Peranginangin,
2009, p2).
2.2.4.1 Keunggulan PHP
Beberapa keunggulan penting PHP dibandingkan dengan bahasa
scripting lainnya adalah sebagai berikut:
1. PHP mendukung banyak sistem basis data, seperti MySQL,
PostgreSQL, Oracle, Informix, Interbase, dan lain-lain.
2. PHP bersifat cross platform, artinya dapat dipakai di hampir
semua web server seperti Apache, AOL Server, dan Microsoft
Internet Information Service. Selain itu, PHP juga dapat
dijalankan pada berbagai sistem operasi, seperti LINUX,
UNIX, maupun di berbagai versi dari Microsoft Windows.
3. PHP adalah program yang bersifat open source sehingga
siapapun dapat mengubah maupun menambahkan fungsi-
fungsi baru secara bebas. Oleh karena itu, PHP memiliki
41
siklus hidup yang sangat singkat (selalu up to date) mengikuti
perkembangan teknologi internet.
2.2.5 Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan
hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat
(1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi
berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dalam system perekonomian nasional. Sebagai salah
satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha
menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan
anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam
mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota, maka
koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip prinsip
koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi (Anonim 2, 2011).
2.2.6 Sistem Administrasi
Sistem Administrasi merupakan suatu aplikasi sistem yang bisa
membantu merapikan dan mempercepat kinerja administrasi sekolah serta yang
dapat memberikan contoh langsung ke siswa, guru atau user.
Institusi sekolah merupakan tempat untuk membentuk serta mendidik generasi
muda, tetapi kebanyakan permasalahan institusi sekolah kesulitan dalam
42
memberikan contoh penggunaan dari ilmu yang dipelajari khususnya bidang
Teknologi Informasi. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain :
1. Dapat memberikan contoh langsung salah satu penerapan dan manfaat
Teknologi Informasi di kehidupan sehari-hari.
2. Menyederhanakan dan mempermudah administrasi sekolah.
3. Mempercepat pelayanan terhadap siswa maupun pihak – pihak yang
terkait.
4. Biaya relatif murah (software bisa gratis)
( Anonim 3, 2011).