BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC...

57
15 BAB 2 KERANGKA TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Pada hakikatnya sebagai makhluk sosial, manusia yang hidup dan bersosialisasi tidak pernah lepas dari peranan komunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Komunikasi sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani kehidupan. Komunikasi merupakan suatu proses adanya pengiriman informasi dan penerimaan informasi oleh satu individu dengan individu lain hingga terjalin sebuah aktivitas yang terjadi dalam satu waktu secara bersamaan. Manusia saling membutuhkan komunikasi baik itu secara verbal dan non verbal kepada penerima yang menjadi target komunikasi oleh komunikator. Komunikasi verbal yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang. Simbol-simbol yang digunakan selain sudah ada yang diterima menurut konvensi internasional seperti simbol lalu-lintas, alfabet latin, simbol matematika, juga .terdapat simbol-simbol lokal yang hanya bisa dimengerti oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Sedangkan komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dengan menggunakan kode non verbal. Kode non verbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language), maupun bahasa tubuh (body language) (Yasin, 2012). Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang

Transcript of BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC...

Page 1: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

15

BAB 2

KERANGKA TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Komunikasi

Pada hakikatnya sebagai makhluk sosial, manusia yang hidup dan

bersosialisasi tidak pernah lepas dari peranan komunikasi dengan lingkungan

sekitarnya. Komunikasi sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani kehidupan.

Komunikasi merupakan suatu proses adanya pengiriman informasi dan penerimaan

informasi oleh satu individu dengan individu lain hingga terjalin sebuah aktivitas

yang terjadi dalam satu waktu secara bersamaan.

Manusia saling membutuhkan komunikasi baik itu secara verbal dan non

verbal kepada penerima yang menjadi target komunikasi oleh komunikator.

Komunikasi verbal yaitu suatu proses komunikasi dengan menggunakan simbol atau

lambang-lambang. Simbol-simbol yang digunakan selain sudah ada yang diterima

menurut konvensi internasional seperti simbol lalu-lintas, alfabet latin, simbol

matematika, juga .terdapat simbol-simbol lokal yang hanya bisa dimengerti oleh

kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Sedangkan komunikasi non verbal adalah

proses komunikasi dengan menggunakan kode non verbal. Kode non verbal biasa

disebut bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language), maupun bahasa tubuh

(body language) (Yasin, 2012).

Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas yang juga

menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang

Page 2: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

16

berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi

makna dan sikap. Tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunikasi

bergantung pada pengalaman dan emosi bersama, dan komunikasi berperan dan

menjelaskan kebersamaan itu. (Mulyana, 2008).

Dalam penelitian ini, program religi “Kata Ustadz Solmed” ingin

menyampaikan informasi mengenai syariat agama yang belum diketahui oleh

masyarakat melalui media televisi. Informasi yang dikemas dalam bentuk program

religi ini menjadi media komunikasi seorang ustadz dalam pengiriman informasi dan

pendidikan yang memiliki kaidah agama islam agar dapat mengajak masyarakat

untuk bersama-sama menjalani kehidupan yang sesuai dengan pedoman agama.

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata

Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare

yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communics)

paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-

kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu

makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi

kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal

tersebut, seperti dalam kalimat “Kita berbagi pikiran,” “Kita mendiskusikan makna,”

dan “Kita mengirimkan pesan.”

Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman.” Sampai

batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam

pengertian berbagi pengalaman. (Mulyana, 2008:46). Definisi John B. Hoben,

Page 3: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

17

mengasumsikan bahwa komunikasi itu (harus) berhasil: “Komunikasi adalah

pertukaran verbal pikiran atau gagasan.” Asumsi di balik definisi tersebut adalah

bahwa suatu pikiran atau gagasan secara berhasil dipertukarkan.

2.1.1.2 Konseptualisasi Komunikasi

Sebagaimana dikemukakan John R. Wenburg dan William W. Wilmot juga

Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken dalam Buku Ilmu Komunikasi Suatu

Pengantar yang ditulis oleh Deddy Mulyana (2008:67), setidaknya ada tiga kerangka

pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu-arah,

komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.

a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi

yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu

lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara

langsung (tatap-muka) ataupun melalui media seperti media cetak dan media

elektronik.

Konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu-arah menyoroti

penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan

komunikasi bersifat instrumental dan persuasif. Beberapa definisi oleh para

Ahli yang sesuai dengan konsep ini adalah sebagai berikut :

Carl I. Howland:

“Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)

menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk

mengubah perilaku orang lain (komunikan).”

Page 4: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

18

Gerald R. Miller:

“Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada

penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku manusia.”

Everett M. Rogers:

“Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada

suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku

mereka.”

Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante:

“(Komunikasi adalah) transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi

khalayak.”

Harold Lasswell:

“(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel

To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran

Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?”

b. Komunikasi sebagai interaksi

Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan

proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang

menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi

dengan memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala, kemudian orang

pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang

kedua, dan begitu seterusnya.

Dalam penelitian ini, program religi Kata Ustadz Solmed menciptakan

komunikasi sebagai interaksi dengan para penonton yang hadir di dalam studio

untuk menyaksikan secara langsung isi dari program tersebut. Penonton yang

Page 5: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

19

berada di dalam studio dapat melakukan interaksi dengan komunikator yang

dalam hal ini adalah Ustadz Solmed dengan memberikan pertanyaan sesuai

dengan tema dari materi agama yang disampaikan oleh Ustadz Solmed.

Kemudian komunikator yaitu Ustadz Solmed akan memberikan reaksi berupa

jawaban dari setiap pertanyaan yang diberikan oleh penonton di dalam studio.

c. Komunikasi sebagai transaksi

Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena makna atau

pemahaman yang diperoleh pada dasarnya bersifat pribadi. Dalam komunikasi

transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah

menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku

nonverbalnya. Pemahaman ini mirip dengan “definisi berorientasi-penerima”

seperti yang dikemukakan Burgoon, yang menekankan variabel-variabel yang

berbeda, yakni penerima dan makna pesan bagi penerima, hanya saja penerimaan

pesan itu juga berlangsung dua-arah, bukan satu-arah.

Maka jika dikaitkan dalam penelitian ini, dalam program religi Kata Ustadz

Solmed ketika sang komunikator memberikan tausyiah dan dakwah mengenai

materi agama, komunikasi terjadi bukan saja berdasarkan fakta bahwa penonton

menafsirkan isi materi mengenai dakwah agama, tetapi juga komunikator yaitu

Ustadz Solmed menafsirkan perilaku penonton, misalnya ketika penonton

menganggukkan kepalanya, maka dalam hal itu mengisyaratkan bahwa

tampaknya mereka mengerti atau setuju dengan apa yang disampaikan oleh

Ustadz Solmed.

Page 6: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

20

2.1.1.3 Unsur Komunikasi

Komunikasi memiliki unsur-unsur yang sangat penting. Lasswell

mengemukakan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu

sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), dan efek

(effect). (Mulyana, 2008)

Gambar 2.1 Unsur Komunikasi

a. Sumber

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. Sumber bisa merupakan seorang individu, kelompok,

organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa

yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber

harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol

verbal dan atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan.

Proses inilah yang disebut penyandian (encoding).

Sumber yang terdapat dalam penelitian ini adalah Ustadz Solmed, yang

kemudian menjadi pihak yang sangat penting untuk melakukan komunikasi

kepada penonton dengan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang

diubah menjadi sebuah pesan yang akan dipahami secara mudah oleh

penonton.

Page 7: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

21

b. Pesan

Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan

merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili

perasaan, nilai, gagasan dan maksud sumber. Pesan mempunyai tiga

komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan

bentuk atau organisasi pesan. Dalam penelitian ini, pesan yang disampaikan

oleh sumber yaitu Ustadz Solmed adalah pesan berupa informasi mengenai

kaidah agama yang memiliki makna positif untuk menuntun penonton kepada

perilaku baik dan lurus di jalan agama.

c. Saluran atau Media

Saluran atau media yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran dapat merujuk pada

bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau

saluran nonverbal. Saluran juga merujuk pada cara penyajian pesan secara

langsung (tatap-muka) atau melalui media massa. Saluran yang terdapat

dalam penelitian ini adalah media televisi, karena program “Kata Ustadz

Solmed” ditayangkan melalui stasiun televisi swasta yaitu SCTV.

d. Penerima

Penerima sering juga disebut sebagai audiens yang menerima pesan dari

sumber. Penerima pesan menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat

simbol verbal dan atau nonverbal yang diterima menjadi gagasan yang dapat

dipahami. Proses ini disebut penyandian balik (encoding).

Penerima pesan dari penelitian yang dilakukan ini adalah penonton program

“Kata Ustadz Solmed” yang hadir di studio 10 SCTV.

Page 8: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

22

e. Efek

Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan dari

sumber. Efek ini dapat muncul ketika pengetahuan penerima menjadi

bertambah, menjadi terhibur atau muncul perubahan sikap berdasarkan pesan

yang diterima dari sumber.

Jika dikaitkan dalam penelitian ini, maka seorang pembawa acara dalam

program religi Kata Ustadz Solmed merupakan sumber yang akan menyampaikan

pesan kepada penerima yaitu penonton yang hadir dalam proses produksi program

Kata Ustadz Solmed di studio 10 SCTV. Pesan yang disampaikan oleh Ustadz

Solmed adalah informasi mengenai tausyiah dan dakwah agama Islam sesuai dengan

materi atau tema yang didasarkan pada problematika kehidupan masyarakat di setiap

episodenya. Pesan berupa kaidah keagamaan ini juga akan disampaikan melalui

jawaban atas pertanyaan yang akan diberikan oleh penonton di dalam studio 10

SCTV.

Informasi yang disampaikan oleh Ustadz Solmed dalam Program religi Kata

Ustadz Solmed di SCTV ini diharapkan dapat memberikan efek kepada penerima

agar dapat berperilaku sesuai dengan pedoman agama Islam yang disampaikan oleh

Ustadz Solmed dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Saluran yang digunakan

dalam penyampaian informasi ini menggunakan media televisi yaitu stasiun televisi

swasta SCTV, untuk mendapatkan efek yang lebih luas lagi bagi audiens secara luas

yang tidak menyaksikan program religi ini secara langsung dari dalam studio.

Page 9: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

23

2.1.2 Komunikasi Massa

Manusia yang hidup dalam satu kesatuan unsur duniawi tidak pernah lepas

dari adanya peranan komunikasi yang dilakukan dalam suatu kehidupan. Komunikasi

dilakukan untuk saling menjaga hubungan satu sama lain, serta memahami isi pesan

yang disampaikan oleh seorang komunikator kepada komunikan, yang tentunya

komunikan itu adalah manusia. Terlepas dari adanya interaksi antara komunikator

dengan komunikan, komunikasi juga tidak hanya dilakukan oleh beberapa manusia

dalam ruang lingkup yang kecil, tetapi juga telah mencakup dalam ruang lingkup dan

melibatkan khalayak yang lebih luas yang disebut dengan komunikasi massa.

Pada dasarnya komunikasi massa (Nurudin, 2009:3) adalah komunikasi

massa melalui media massa (media cetak dan elektronik). Komunikasi massa berasal

dari pengembangan kata media of mass comunication (media komunikasi massa).

Media yang diartikan sebagai media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern.

Sehingga dijelaskan bahwa media massa menunjuk pada hasil produk teknologi

modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.

Tayangan program religi Kata Ustadz Solmed dalam penelitian ini

merupakan sebuah hasil produk teknologi modern yang diciptakan oleh stasiun

televisi sebagai saluran dalam komunikasi massa.

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Josep A. Devito pernah mengemukakan dua definisi mengenai komunikasi

massa, yang pertama adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada

khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi

seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang

Page 10: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

24

menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada

umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah

komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan atau visual.

Komunikasi massa akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut

bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita) (Nurudin,

2009:12).

Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988)

disebutkan, “Komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang

diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima

pesan yang luas, antonim, dan heterogen. Large di sini berarti lebih luas dari sekadar

kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonymous berarti bahwa

individu yang menerima pesan cenderung menjadi asing satu sam alain atau tidak

saling mengenal satu sama lain, dan heterogenous berarti bahwa pesan yang dikirim

to whom it may concern (kepada orang yang berkepentingan) yakni kepada orang-

orang dari berbagai macam atribut, status, pekerjaan, dan jabatan dengan

karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen”

(Nurudin, 2009:12).

Massa (Nurudin, 2009:4) dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada

penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang

dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu,

massa di sini menunjuk kepada khalayak, audiens, penonton, pemirsa, atau pembaca.

Komunikasi massa tidak akan bisa lepas dari proses dan peran media massanya. Jadi,

keduanya saling mendukung satu sama lain.

Banyaknya definisi mengenai komunikasi massa dari para ahli memberikan

kesimpulan bahwa komunikasi massa merupakan sebuah proses di mana suatu media

Page 11: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

25

massa memberikan informasi secara luas kepada khalayak dalam jumlah yang besar

sesuai dengan target dari yang dimaksudkan oleh media massa itu sendiri.

Setiap media massa yang memenuhi kebutuhan informasi kepada khalayak

akan ditujukan kepada khalayak tertentu yang sesuai dengan isi dari pesan yang

disampaikan oleh media, meskipun khalayak dalam arti massa di sini bersifat

heterogen dan luas, namun program yang ditayangkan oleh media massa, khususnya

dalam media televisi hanya akan diterima oleh target audiens yang telah ditetapkan

oleh media massa.

Seperti yang ada dalam penelitian ini, program religi Kata Ustadz Solmed di

SCTV memiliki isi informasi khusus berisi dakwah agama Islam yang dikirimkan

melalui media televisi untuk target audiens secara spesifik yang sama-sama

menganut agama Islam, namun dalam jangkauan khalayak yang lebih luas dari

berbagai tempat.

2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki beberapa fungsi dalam peranannya sebagai

media komunikasi untuk massa. Fungsi komunikasi massa seperti yang dituliskan

oleh Nurudin dalam bukunya berjudul Pengantar Komunikasi Massa, antara lain

sebagai berikut :

a. Informasi

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam

komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi

ini adalah berita-berita yang disajikan. Sebuah program televisi selalu memiliki

tujuan sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Informasi

Page 12: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

26

yang disampaikan dalam program televisi pun beragam sesuai dengan isi

program dan sasaran audiens yang dijadikan target oleh program televisi tersebut.

Dalam penelitian ini, terlihat bahwa program religi Kata Ustadz Solmed di

SCTV menyampaikan informasi seputar keagamaan kepada khalayak secara luas.

b. Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi

dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masyarakat masih menjadikan

televisi sebagai media hiburan. Televisi dapat menjadi sarana untuk merekatkan

kedekatan hubungan keluarga di dalam rumah. Masyarakat sering menjadikan

televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama

keluarga. Hal ini mendudukkan televisi sebagai alat utama hiburan bagi massa.

c. Persuasi

Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi

informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas

hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat

fungsi persuasi. Banyak hal yang dibaca, didengar, dan dilihat khalayak penuh

dengan kepentingan persuasif ini.

Bagi Josep A. Devito (1997) seperti yang dikutip dalam buku Pengantar

Komunikasi Massa oleh Nurudin, fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang

paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam

bentuk: (1) mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai

seseorang; (2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; (3)

menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan (4) memperkenalkan

etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu.

Page 13: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

27

Media massa sering kali membuat atau mengukuhkan nilai-nilai yang sudah

kita yakini sebelumnya. Orang religius memiliki kecenderungan mendengarkan

acara-acara televisi yang berbau religius. Dalam posisi ini, media mampu

mengukuhkan nilai yang diyakini seseorang.

d. Transmisi Budaya

Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang

paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak dapat

dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai

dampak pada penerimaan individu. Demikian juga, beberapa bentuk komunikasi

menjadi bagian dari pengalaman dan pengetahuan individu.

Melalui individu, komunikasi menjadi bagian dari pengalaman kolektif

kelompok, publik, audience berbagai jenis, dan individu bagian dari suatu massa.

Hal ini merupakan pengalaman kolektif yang direfleksikan kembali melalui

bentuk komunikasi.

e. Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa

mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain, media massa

merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai-berai bukan

keadaan yang baik bagi kehidupan mereka. Media massa yang memberitakan arti

pentingnya kerukunan hidup umat beragama, sama saja media massa itu

mendorong kohesi sosial.

Dalam penelitian ini, apabila dikaitkan dengan fungsi kohesi sosial, maka

program religi Kata Ustadz Solmed di SCTV mampu mendorong masyarakat

untuk hidup dan berperilaku sesuai dengan pedoman agama Islam berdasarkan

Page 14: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

28

pada dakwah yang disampaikan oleh Ustadz Solmed dalam program yang

dibawakannya.

f. Pengawasan

Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya,

menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-

kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua,

yakni warning or beware surveillance atau pengawasan peringatan dan

instrumental surveillance atau peringatan instrumental.

Fungsi pengawasan peringatan merupakan informasi mengenai sesuatu yang

berbahaya yang disampaikan untuk memberikan peringatan kepada masyarakat

dan pihak terkait untuk lebih waspada terhadap sesuatu yang akan atau sedang

terjadi. Sementara fungsi pengawasan instrumental adalah penyebaran informasi

yang berguna bagi masyarakat.

g. Korelasi

Fungsi korelasi yang dimaksud adalah fungsi yang menghubungkan bagian-

bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan

fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antara berbagai

komponen masyarakat.

Sebuah program religi Kata Ustadz Solmed di SCTV yang disajikan oleh

seorang pemberi tausyiah akan menghubungkan antara dua orang bintang tamu

(salah satu unsur bagian masyarakat) dengan audiens atau penonton di dalam

studio (unsur bagian masyarakat yang lain). Antar unsur dalam masyarakat ini

bisa saling berkomunikasi satu sama lain melalui media massa.

Page 15: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

29

h. Pewarisan Sosial

Media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut

pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan

suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke

generasi selanjutnya. Bagi Black dan Whitney, transmisi budaya media massa

bisa memperkuat kesepakatan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Di

samping itu, media juga berperan untuk selalu memperkenalkan ide-ide

perubahan yang perlu dilakukan masyarakat secara terus menerus. Televisi,

misalnya, tidak hanya menjadi cermin masyarakat, tetapi juga pembentuk sikap

dan perilaku audiens.

Program religi menjadi salah satu program televisi yang mewariskan nilai dan

norma agama kepada masyarakat secara menyeluruh dari satu generasi ke

generasi selanjutnya. (Nurudin, 2009:66-88).

2.1.2.3 Komponen Komunikasi Massa

Hiebert, Ungurait, dan Bohn, yang sering disingkat menjadi HUB (1975)

seperti yang dikutip dari Ardianto, Komala dan Karlinah dalam buku Komunikasi

Massa Suatu Pengantar, mengemukakan komponen-komponen komunikasi

massa meliputi :communicators, codes and contents, gatekeepers, media,

regulators, filters, audiences dan feedback.

a. Communicator (komunikator)

Proses komunikasi massa diawali oleh komunikator. Komunikator

komunikasi massa pada media elektronik adalah para pengisi program, pemasok

Page 16: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

30

program (rumah peoduksi), penulis naskah, produser, aktor, presenter, dan lain-

lain. Komunikator dalam media massa berbeda dengan komunikator dalam

komunikasi antar pesona. Pengirim pesan dalam komunikasi massa bukan

seorang individu melainkan suatu institusi, gabungan dari berbagai pihak.

Ketika seorang Ustadz Solmed memandu sebuah program religi Kata Ustadz

Solmed, maka ia tidak bekerja sendirian, melainkan bekerjasama dengan

berbagai pihak yang ada pada media televisi. Ustadz Solmed harus patuh kepada

segala ketentuan yang berlaku di stasiun SCTV, artinya Ustadz Solmed

terlembagakan oleh lembaga media SCTV.

b. Codes and Content

Codes dan content dapat dibedakan sebagai berikut: Codes adalah sistem

simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi, misalnya: kata-

kata lisan, tulisan, foto, musik, dan film. Content atau isi media merujuk pada

makna dari sebuah pesan, bisa berupa informasi mengenai isi program seperti

dalam program religi Kata Ustadz Solmed yang memberikan informasi mengenai

dakwah agama Islam.

Codes adalah simbol yang digunakan untuk membawa pesan tersebut,

misalnya kata-kata yang diucapkan atau ditulis, foto, maupun gambar bergerak.

Dalan komunikasi massa, codes dan content berinteraksi sehingga codes yang

berbeda dari jenis media yang berbeda, dapat memodifikasi persepsi khalayak

atas pesan, walaupun contentnya sama.

Media televisi menggunakan codes yang termasuk di dalamnya komposisi

warna, gambar bergerak, teknik pencahayaan, dan tata suara.

Page 17: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

31

d. Gatekeeper

Gatekeeper seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai

penjaga gawang. Gawang yang dimaksud dalam hal ini adalah gawang dari

sebuah media massa, agar media massa tersebut tidak "kebobolan". Kebobolan

dalam pengertian media massa tersebut tidak diajukan ke pengadilan oleh

pembacanya karena menyampaikan berita yang tidak akurat, menyinggung

reputasi seseorang, mencemarkan nama baik seseorang, dan lain-lain. Sehingga

gatekeeper pada media massa menentukan penilaian apakah suatu informasi

penting atau tidak. (Ardianto, Komala, Karlinah, 2009:36).

Gatekeeper dalam program “Kata Ustadz Solmed” berfungsi sebagai penjaga

gawang agar program religi yang bernuansa islami dan sangat agamis tidak

keluar dari nilai agama yang sebenarnya, serta diperlukan untuk menjaga agar

tidak menjelekkan agama-agama lain selain agama Islam yang menjadi dasar dari

program religi tersebut.

e. Regulator

Dalam proses komunikasi massa, regulasi media massa adalah suatu proses

yang rumit dan melibatkan banyak pihak. Peran regulator hampir sama dengan

gatekeeper, namun regulator bekerja di luar institusi media yang menghasilkan

berita. Regulator bisa menghentikan aliran berita atau menghapus suatu

informasi, tapi ia tidak dapat menambah atau memulai informasi, dan bentuknya

lebih seperti sensor.

f. Media

Media massa terdiri dari media cetak, yaitu surat kabar dan majalah, media

elektronik, yaitu radio siaran, televisi, dan media online (internet).

Page 18: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

32

g. Audiens

Marshall McLuhan menjabarkan audiens sebagai sentral komunikasi massa

yang secara konstan dibombardir oleh media. Media mendistribusikan informasi

yang merasuk pada masing-masing individu. Audiens hampir tidak bisa

menghindar dari media massa, sehingga beberapa individu menjadi anggota

audiens yang besar, yang menerima ribuan pesan media massa.

h. Filter

Filter adalah kerangka pikir melalui mana audiens menerima pesan. Filter

ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audiens bisa melihat dunia. Hal ini berarti

dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut.

(Nurudin, 2009:134).

i. Feedback (Umpan Balik)

Komunikasi adalah proses dua arah antara pengirim dan penerima pesan.

Proses komunikasi belum lengkap apabila audiens tidak mengirimkan respons

atau tanggapan kepada komunikator terhadap pesan yang disampaikan. Respons

atau tanggapan ini disebut feedback. (Ardianto, Komala, Karlinah, 2009:32-46).

2.1.2.4 Efek Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat

menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu. Efek komunikasi merupakan suatu perubahan yang terjadi di dalam diri

penerima, karena menerima pesan-pesan komunikasi dari suatu sumber.

Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku nyata.

Page 19: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

33

Efek komunikasi massa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana,

Keith R. Stamm dan John E.Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar. Pertama,

Efek Primer yaitu meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua, Efek

Sekunder yaitu meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan, pengetahuan dan

sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih) (Lamintang, 2013:10).

a. Efek Primer

Dalam komunikasi massa, terdapat efek komunikasi yang nyata dan jelas.

Jika dalam kehidupan manusia sehari-hari tidak bisa lepas dari media

massa, berarti efek yang ditimbulkan telah nyata terjadi. Secara sederhana,

efek primer terjadi jika dua orang mengatakan telah terjadi proses

komunikasi terhadap objek yang dilihatnya. Jadi, terpaan media massa

yang mengenai audiens menjadi salah satu bentuk efek primer.

b. Efek Sekunder

Secara tradisional, ada beberapa jenis “efek” yang disebabkan media

massa. Salah satunya adalah efek uses and gratifications (kegunaan dan

kepuasan). Sebenarnya, ada banyak efek yang ditimbulkan oleh saluran

komunikasi massa, tetapi dalam efek sekunder, akan mencoba membahas

efek kegunaan dan kepuasan tersebut.

Swanson (1979) mengatakan bahwa ide dasar yang melatarbelakangi efek

ini adalah bahwa audiens aktif di dalam memanfaatkan media massa.

Individu tidak secara spontan dan otomatis merespons pesan-pesan media

massa, namun individu menggunakan isi media tersebut untuk memenuhi

tujuan mereka di dalam usaha menikmati media massa.

Page 20: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

34

Sementara menurut John R. Bittner (1996), fokus utama efek ini adalah

tidak hanya bagaimana media memengaruhi audiens, tetapi juga

bagaimana audiens mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada

dirinya. Faktor interaksi yang terjadi antar individu akan ikut

memengaruhi pesan yang diterima (Nurudin, 2009:210-211).

2.2 Media Massa

2.2.1 Definisi Media Massa

Media massa (mass media) merupakan berbagai macam media atau wahana

komunikasi massa seperti pers (secara sempit diartikan sebagai surat kabarm

sedangkan secara luas sebagai media pemberitahuan), media-media cetak pada

umumnya (majalah dan jurnal), dan berbagai media elektronik seperti radio,

bioskop dan televisi yang mampu menjangkau masyarakat luas (Lamintang,

2013:21).

Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan masyarakat,

digunakan untuk berhubungan dengan khalayak (masyarakat) secara umum,

dikelola secara profesional dan bertujuan mencari keuntungan. Media massa

yang kini digunakan masyarakat semakin beragam seperti media cetak dan media

elektronik, serta sudah menjadi kebutuhan hidup oleh masyarakat secara luas

mulai dari kota hingga pedesaaan. Melalui media massa, masyarakat minimal

mendaoatkan beragam hiburan dan informasi terbaru tentang berbagai hal yang

terjadi di berbagai belahan dunia (Mondry, 2008:12).

Page 21: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

35

2.2.2 Jenis-jenis Media Massa

Seperti yang ditulis oleh Mondry dalam bukunya yang berjudul Pemahaman

Teori dan Praktik Jurnalistik, Media massa pada masyarakat luas saat ini dapat

dibedakan atas tiga kelompok, meliputi media cetak, media elektronik, dan media

online.

a. Media Cetak

Media cetak merupakan media tertua yang ada di muka bumi. Media

cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diurna dan Acta

Senatus di kerajaan Romawi, kemudian berkembang pesat setelah

Johannes Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah

beragam bentuknya, seperti surat kabar (koran), tabloid, dan majalah

(Mondry, 2008:13).

Media cetak adalah suatu media yang statis yang mengutamakan pesan-

pesan visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media penyampaian

informasi, maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata,

gambar atau foto dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi

utama adalah memberikan informasi atau menghibur (Lamintang,

2013:22).

b. Media Elektronik

Media elektronik muncul karena perkembangan teknologi modern yang

berhasil memadukan konsep media cetak, berupa penulisan naskah

dengan suara (radio), bahkan kemudian dengan gambar, melalui layar

televisi. Sehingga kemudian, yang disebut dengan media massa elektronik

Page 22: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

36

adalah radio dan televisi (Mondry, 2008:13). Media elektronik

(Lamintang, 2013:22) merupakan media komunikasi atau media massa

yang menggunakan alat-alat elektronik (mekanis), media elektronik

terdiri dari:

1. Radio

Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling luwes.

Keunggulan radio siaran ini adalah berada di mana saja dan dapat

didengarkan sambil melakukan aktivitas lain. Apabila surat kabar

memperoleh julukan sebagai kekuatan ke empat, maka radio

mendapat julukan kekuatan ke lima atau the fifth estate. Hal ini

disebabkan radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial

seperti surat kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni memberi

informasi, menghibur, mendidik dan melakukan persuasi.

2. Televisi

Televisi (TV) adalah media massa yang menggunakan alat-alat

elektronis dengan memadukan audio dan visual. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, televisi adalah “Sistem penyiaran gambar yang

disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa

dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi

(suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi

berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat di dengar”

(Lamintang, 2013:23).

Page 23: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

37

3. Media Online

Media online merupakan media yang menggunakan internet. Sepintas

lalu orang akan menilai media online merupakan media elektronik,

tetapi para pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri.

Alasannya, media online menggunakan gabungan proses media cetak

dengan menulis informasi yang disalurkan melalui sarana elektronik,

tetapi juga berhubungan dengan komunikasi personal yang terkesan

perorangan (Mondry, 2008:13).

2.3 Televisi

Televisi (TV) adalah media massa yang menggunakan alat-alat elektronis

dengan memadukan audio dan visual. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

televisi adalah “Sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui

kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya

(gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali

menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat di dengar”

(Lamintang, 2013:23).

Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang

menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum,

baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan

(Riswandi, 2009:1-2).

Page 24: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

38

2.3.1 Karakteristik Televisi

Peran media massa penyiaran amat menonjol, hal ini karena media massa

penyiaran, khususnya media massa televisi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Keserempakan

Yang dimaksud keserempakan (simultaneusness) ialah dalam waktu yang

relatif sama, khalayak di mana pun berada dapat menerima informasi dari

media yang bersangkutan. Untuk ini hanya berlaku bagi media massa

elektronik, sedangkan media cetak, masalah teknis, keserempakan tidak

dapat terjadi. Salah satu ciri media massa adalah kemampuannya

menyampaikan informasi sedini mungkin kepada khalayak. Itulah salah

satu penyebab mengapa radio dan televisi sejak ditemukan pertama kali,

dapat dengan cepat siarannya berkembang.

b. Mampu meliput daerah yang tidak terbatas

Media massa elektronik dapat meliput dan mampu menembus belahan

bumi manapun tanpa gangguan yang berarti, terkecuali daerah pelosok

yang masih asing dari adanya siaran media massa elektronik.

c. Bisa dimengerti oleh yang buta huruf

Kelebihan lain dari media massa elektronik adalah bisa dimengerti oleh

mereka yang buta huruf, mereka hanya dapat menggunakan daya

fantasinya saja, karena itu mereka tidak mengalami kesulitan saat

menonton program siarannya, sebab televisi di dalam susunan gambarnya

telah mengubah bahasa verbal menjadi bahasa gambar.

Page 25: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

39

d. Bisa diterima oleh mereka yang mengalami cacat fisik

Media massa televisi masih dapat diterima dan dinikmati oleh khalayak

yang mengalami cacat fisik seperti cacat tubuh pendengaran maupun

penglihatan, sebab media televisi disiarkan secara suara dan gambar

sehingga masih memungkinkan dapat dinikmati oleh mereka (Lamintang,

2013:24).

2.3.2 Jenis Program Televisi

Pada prinsipnya penyelenggaraan siaran stasiun televisi umum terbagi

menjadi dua, yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik. Siaran karya jurnalistik

merupakan produksi acara televisi dengan pendekatan jurnalistik yang

mengutamakan kecepatan penyampaian informasi dari sumber pendapat, realitas atau

peristiwa yang terjadi (Baksin, 2009:79-82).

a. Program Jurnalistik yaitu program yang diproduksi melalui pendekatan

jurnalistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan,

termasuk ke dalam proses penyajian kepada khalayak. Menurut Roland E.

Wolesly dan Lawrence R. Campbell di dalam exploring journalism, yang

dikutip oleh Askurifai Baksin (Baksin, 2009:81) dalam bukunya

Jurnalistik Televisi, “jurnalistik ialah tindakan diseminasi informasi, opini

dan hiburan untuk orang ramai yang sistematik dan dapat dipercaya

kebenarannya melalui media komunikasi massa modern”. Program

jurnalistik antara lain :

1) Berita aktual (news bulletin) yang bersifat timeconcern

2) Berita non-aktual (news magazine) yang bersifat timeless.

Page 26: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

40

3) Penjelasan masalah hangat (current affairs), seperti :

a) Dialog (wawancara, talkshow, diskusi panel)

b) Monolog (pidato, pengumuman, khutbah dan lain-lain)

c) Laporan.

b. Program Artistik

Program artistik yaitu program yang di produksi melalui pendekatan

artistik atau rasa keartistikan, yaitu proses produksi yang mengutamakan

segi keindahan. Yang tergolong ke dalam karya artistik adalah:

1) Film

2) Sinetron (sinema elektronik)

3) Acara keagamaan : jenis program yang memiliki isi atau konten religi

(agama). Program ini merupakan rangkaian dari program artistik yang

memiliki konten agama (ceramah agama).

4) Variety Show

5) Features

6) Dokumenter

7) Seni dan Budaya

8) Hiburan (musik, lawak, akrobat, sinetron dan lain-lain)

9) Iklan

10) Ilmu Pengetahuan dan Teknilogi, Penerangan Umum.

Page 27: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

41

2.4 Program Religi “Kata Ustadz Solmed”

Program religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV termasuk dalam program

artistik yang memiliki konten agama atau termasuk ke dalam golongan acara

keagaaman seperti yang dijelaskan oleh Baksin (2009:80). Program Kata Ustadz

Solmed merupakan sebuah program acara religi islami yang akan menghadirkan

beragam tausiyah dari Ustadz Sholeh Mahmoed atau yang lebih dikenal dengan

panggilan Ustadz Solmed. Dalam acara ini, audiens akan diberikan berbagai

pengetahuan dan wawasan tentang Islam melalui dakwah yang disampaikan

secara lugas dan jelas. Kata Ustadz Solmed juga akan menghadirkan bintang

tamu yang akan menceritakan problematika kehidupan yang sedang dihadapinya.

Program religi Kata Ustadz Solmed tayang setiap hari Selasa-Minggu pada

pukul 04.00 – 04.30 WIB. Ustadz Solmed akan memberikan tausiyah-tausiyah

sebagai bentuk pencerahan dari problematika kehidupan umat manusia. Kata

Ustadz Solmed merupakan sebuah program acara rohani yang akan menjadi

penyejuk iman bagi umat muslim sebelum memulai segala aktivitas di pagi hari.

(Kata Ustadz Solmed, 2013)

Dalam program berdurasi 30 menit ini Ustadz Solmed akan memberikan

pencerahan kepada pemirsa setia SCTV melalui dakwah yang disampaikan

secara lugas dan jelas. Beragam persoalan akan dibahas di sini dengan tujuan

untuk memberikan pengetahuan dan menambah keimanan pemirsa SCTV. Gaya

khas Ustadz Solmed dalam menyampaikan dakwah kepada pemirsa akan

memberikan ilmu mengenai agama yang sangat bermanfaat dan menjadi

penyejuk hati bagi audiens. (Kata Ustadz Solmed, 2013)

Program Kata Ustadz Solmed disajikan dengan menghadirkan bintang tamu

yang beragam dengan peran yang berbeda setiap episodenya sesuai dengan tema

Page 28: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

42

program berdasarkan pada permasalahan kehidupan yang sering dialami oleh

manusia. Program religi yang biasanya terkesan kaku dan sangat agamis tidak

berlaku dalam program religi Kata Ustadz Solmed di SCTV. Karena program ini

dikemas secara menarik dengan menghadirkan sisi becandaan untuk menghibur,

serta pembawaan bintang tamu yang lucu dan dipandu oleh pembawa acara yaitu

Ustadz Solmed yang santai dalam bahasanya.

Program Kata Ustadz Solmed diproduksi oleh SCTV secara tapping sebanyak

6 episode dalam satu hari setiap satu kali dalam satu minggu, atau diproduksi

setiap 2 kali (12 Episode) dalam satu bulan, tergantung jumlah stok video yang

tersisa dan tenggat waktu penayangan. Proses produksi tapping hingga mencapai

6 episode dalam satu hari yang dilakukan ini bertujuan untuk mengumpulkan

stok Video, sehingga mengurangi beban masa tenggat untuk penayangan di

televisi. Program ini tayang sebanyak 6 hari berturut-turut dalam satu minggu

yaitu setiap hari Selasa-Minggu, sehingga proses syutingnya pun dilakukan

sekaligus dalam 1 hari sebanyak 6 Episode untuk tayang selama satu minggu (6

hari penayangan program).

2.5 Teori Khusus

2.5.1 Teori Sosial Kognitif

Teori sosial kognitif awalnya disebut teori pembelajaran sosial, teori sosial

kognitif berakar pada behaviorisme dan dengan demikian juga membahas pengaruh-

pengaruh penguatan dan hukuman dalam batas tertentu. Meski demikian, selama

beberapa dekade terakhir, teori ini memasukkan proses-proses kognitif sosial dan

Page 29: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

43

sekarang teori ini juga memasukkan paduan gagasan dari behaviorisme dan psikologi

kognitif.

Teori kognitif sosial telah berkembang sebagian besar melalui usaha-usaha

penelitian Albert Bandura di Stanford University. Salah satu asumsi dasar teori

kognitif sosial adalah bahwa orang dapat belajar dengan mengamati orang lain.

Asumsi ini dan asumsi lain akan dijelaskan sebagai berikut (Ormrod, 2008:4-7) :

a. Orang dapat belajar dengan mengamati orang lain

Dari perspektif kondisioning operant, belajar seringkali

merupakan proses trial and error. Orang mencoba banyak respons

yang berbeda, dengan meningkatkan respons-respons yang

menghasilkan konsekuensi-konsekuensi yang dinginkan dan

membuang yang tidak produktif. Teori kognitif sosial menyatakan

bahwa para pembelajar tidak harus “bereksperimen” dengan cara

trial and error semacam itu. Alih-alihnya adalah mereka dapat

menguasai banyak respons baru hanya dengan mengamati perilaku

orang lain, atau model.

b. Belajar merupakan suatu proses internal yang mungkin atau

mungkin juga tidak menghasilkan perubahan perilaku.

Beberapa dari hal-hal yang dipelajari orang muncul dalam

perilaku mereka dengan segera, yang lain mempengaruhi perilaku

mereka di kemudian hari, dan yang lain lagi tidak mempengaruhi

perilaku mereka sama sekali.

c. Manusia dan lingkungannya saling mempengaruhi.

Masyarakat sebagian besar berfokus pada bagaimana lingkungan

(media) dapat mempengaruhi mereka. Proses-proses kognitif

Page 30: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

44

internal, karakteristik kepribadian, dan lain-lain yang dalam cara

tertentu terletak dalam diri pembelajar (masyarakat) (para ahli

kognitif sosial menyebut hal-hal ini sebagai variabel-variabel

individu.

d. Perilaku terarah pada tujuan-tujuan tertentu.

Para ahli teori kognitif sosial mengemukakan bahwa orang

seringkali menetapkan tujuan bagi diri mereka sendiri dan

mengarahkan perilaku mereka berdasarkan tujuan itu; pada

dasarnya, masyarakat termotivasi untuk mencapai tujuan mereka.

e. Perilaku menjadi semakin bisa diatur-sendiri (self-regulated).

Seiring banyaknya terpaan media massa yang disampaikan,

masyarakat harus semakin mampu mengontrol dan mengarahkan

sendiri hidupnya, tidak hanya membuat keputusan-keputusan

mengenai tujuan-tujuan yang ingin dilakukan atau dikejar, tetapi

juga mengarahkan dan memonitor perilaku dan proses-proses

pikiran mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Dari sudut

pandang teori kognitif sosial, setiap orang seringkali menetapkan

bagi diri mereka sendiri standar perilaku yang dapat diterima dan

tidak dapat diterima (Ormrod, 2008:4-7).

2.5.2 Pemodelan

Sebagai manusia, kita memiliki kemampuan untuk mampu meniru orang lain

hampir sejak kita lahir. Dalam kenyataan, otak tampaknya dilengkapi secara khusus

bagi imitasi. Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah menemukan bahwa

Page 31: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

45

neuron-neuron tertentu di otak menjadi aktif baik ketika pembelajar mengamati

orang lain terlibat dalam perilaku tertentu ataupun ketika pembelajar sendiri terlibat

dalam perilaku yang sama.

Banyak model tempat kita belajar merupakan model hidup yaitu manusia

nyata yang kita amati melakukan sesuatu. Tetapi kita juga dipengaruhi oleh model

simbolik yaitu karakter nyata atau fiksi yang digambarkan dalam buku, film, Televisi,

dan melalui berbagai media lain.

Gambar 2.2 Proses Pembelajaran Pemerhatian atau Pemodelan

Ketika dikaitkan dalam penelitian ini, tampak bahwa Ustadz Solmed menjadi

salah satu model pemimpin agama yang diamati perilakunya oleh masyarakat

terutama audiens dalam media televisi. Ustadz Solmed menjadi model yang dapat

memberikan pengaruh kepada masyarakat khususnya dalam perilaku beragama yang

sesuai dengan isi pesan yang disampaikan dalam program religi yang dibawakan oleh

Ustadz Solmed.

Page 32: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

46

2.5.2.1 Cara Model Mempengaruhi Perilaku

Seperti yang ditulis oleh Ormrod (2008:14-17) dalam buku Psikologi

Pendidikan, para pendukung teori kognitif sosial (Bandura, 1977, 1986: T. L.

Rosenthal & Zimmerman, 1978) menyatakan bahwa pemodelan memiliki empat

kemungkinan efek terhadap perilaku pembelajar, yaitu sebagai berikut :

1. Efek pembelajaran observasional (observational learning effect).

Pengamat memperoleh sebuah perilaku baru yang diperagakan oleh

model.

Ketika audiens dihadapkan pada program “Kata Ustadz Solmed” yang

dibawakan oleh seorang Ustadz Solmed, maka audiens akan mengamati

sebuah perilaku baru yang dalam hal ini adalah perilaku beribadah, serta

perilaku positif yang mengajak audiens untuk secara bersama-sama

mengikuti apa yang disampaikan dan disarankan oleh Ustadz Solmed

dalam berperilaku sehari-hari yang sesuai dengan syariat agama.

2. Efek pemfasilitasi respons (respons facilitation effect).

Pengamat menunjukkan perilaku yang telah dipelajari sebelumnya lebih

sering setelah melihat seorang model diberi penguatan karena

menampilkan perilaku tersebut.

Audiens yang sebelumnya telah melakukan ibadah seperti Sholat 5 waktu,

dan bersedekah kepada orang yang membutuhkan akan lebih rajin lagi

dalam melakukan ibadah-ibadah tersebut dan menambahkan ibadah

lainnya seperti puasa sunah, melakukan Umroh dan Haji (bagi yang

mampu), dan menyelesaikan Al-Qur’an setelah melihat Ustadz Solmed

menampilkan perilaku tersebut.

Page 33: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

47

3. Efek penghambat respons (response inhibition effect).

Pengamat mengurangi frekuensi perilaku yang telah dipelajari setelah

melihat seorang model dihukum karena perilaku tersebut.

Audiens yang melihat dan mendengarkan ceramah dari Ustadz Solmed

yang mengatakan bahwa menyakiti orang tua, melalaikan ibadah sholat,

mengaji dan puasa, serta banyak berbohong akan mendapatkan hukum

karma dan dosa yang besar akan membuat audiens mengurangi dan

menghindari perilaku tersebut.

4. Response disinhibition effect.

Pengamat menunjukkan perilaku yang dilarang atau dihukum lebih sering

setelah melihat seorang model menunjukkan perilaku tersebut tanpa

mendapatkan konsekuensi yang merugikan.

Audiens terkadang masih tetap melakukan perilaku yang dilarang oleh

Agama (Al-Quran) dalam memarahi sesama kaumnya, berbohong atau

bahkan lupa makan dan minum ketika sedang berpuasa setelah melihat

dan mendengarkan pengalaman yang disampaikan oleh Ustadz Solmed

yang kemudian dari pengalaman tersebut dikatakan bahwa tidak ada

konsekuensi yang merugikan.

Page 34: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

48

2.5.2.2 Karakteristik-karakteristik Model yang Efektif

Seperti yang dituliskan oleh Ormrod dalam bukunya, terdapat tiga

karakteristik model yang efektif mempengaruhi orang lain, diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi

Masyarakat biasanya mencoba meniru orang-orang yang

melakukan sesuatu dengan baik, bukan sebaliknya. Masyarakat

mendapatkan manfaat tidak hanya dari mengamati apa yang

dilakukan oleh model yang kompeten, melainkan juga dari melihat

hasil akhir yang telah diciptakan oleh model yang kompeten

tersebut.

2. Prestise dan Kekuasaan

Masyarakat yang diterpa media massa lebih mudah terpengaruh

oleh tokoh-tokoh atau artis yang terkenal. Dalam hal ini, seorang

Ustadz Solmed merupakan salah satu tokoh agama yang terkenal

di kalangan masyarakat karena seringnya muncul di media televisi,

sehingga massa lebih mudah terpengaruh oleh model ustadz

Solmed.

3. Perilaku yang Relevan dengan Situasi Pembelajar Sendiri

Pembelajar paling mungkin mengadopsi perilaku yang mereka

yakini akan membantu mereka dalam situasi mereka. Masyarakat

kurang mungkin merasakan relevansi dari perilaku yang

dicontohkan ketika model tersebut jelas-jelas berbeda dari mereka.

Seperti dalam penelitian ini, perilaku dan isi materi dakwah yang

disampaikan oleh sang model yaitu Ustadz Solmed sangat relevan

Page 35: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

49

dengan situasi audiens yang menonton program religi Kata Ustadz

Solmed, sehingga audiens dapat mengadopsi perilaku agama yang

mereka yakini. Audiens yang beragama islam akan lebih mudah

terpengaruh dibandingkan dengan audiens yang beragama non-

islam (Ormrod, 2008:14-17).

2.5.3 Self-Efficacy

Secara umum, seperti yang dikutip dalam buku Psikologi Pendidikan yang

ditulis oleh Ormrod (2008:20-21), Bandura (1977) menjelaskan bahwa self-efficacy

adalah penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk menjalankan

perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Orang lebih mungkin terlibat dalam

perilaku tertentu ketika mereka yakin bahwa mereka akan mampu menjalankan

perilaku tersebut dengan sukses, yaitu ketika mereka memiliki self-efficacy yang

tinggi.

Self-efficacy adalah suatu komponen dari keseluruhan perasaan diri seseorang.

Tidak semua audiens dapat melakukan apa yang disarankan oleh Ustadz Solmed

dalam program religi yang dibawakannya. Seperti misalnya, ketika Ustadz Solmed

mengatakan bahwa seluruh makhluk Allah yang beragama Islam sebenarnya sangat

diwajibkan untuk menunaikan ibadah Haji, namun pada kenyataannya, tidak seluruh

makhluk Allah seperti audiens yang menyaksikan program tersebut mampu

menunaikan ibadah Haji karena kurangnya kemampuan dari sisi ekonomi seperti

biaya, dan kemampuan lainnya.

Audiens dapat menilai sendiri mengenai kemampuannya untuk menjalankan

perilaku yang diyakini akan sukses. Seperti misalnya, audiens yang ingin mencapai

Page 36: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

50

kesuksesan dalam bersedekah dan ia merasa mampu untuk menjalankan perilaku

tersebut seperti memiliki harta yang cukup, maka ia akan mampu melakukan hal

tersebut dengan cara menjadi donatur di yayasan atau panti asuhan yang

membutuhkan.

Perilaku self-efficacy tidak hanya berbicara mengenai kemampuan dari sisi

ekonomi saja, tetapi dari sisi kemampuan fisik, mental dan hati. Beribadah wajib

seperti melakukan sholat 5 waktu dan puasa wajib juga memerlukan kemampuan dan

kemauan yang besar dari dalam hati seseorang untuk melakukan hal tersebut. Ketika

seseorang merasa mampu untuk berpuasa wajib, maka perilaku tersebut akan berhasil

dilakukan tanpa adanya rasa beban.

2.5.4 Pengaturan Diri (Self-Regulation)

Self-efficacy yang tinggi bukanlah satu-satunya yang mempengaruhi performa

mereka. Standar dan tujuan yang kita terapkan bagi diri kita sendiri, dan cara kita

memonitor dan mengevaluasi proses-proses kognitif dan perilaku kita sendiri, dan

konsekuensi-konsekuensi yang kita tentukan sendiri untuk setiap kesuksesan dan

kegagalan kita, semuanya merupakan aspek-aspek pengaturan diri (self-regulation).

Ketika kita berperilaku dalam cara tertentu dan mengamati bagaimana

lingkungan kita bereaksi, yaitu dengan memberi penguatan pada beberapa perilaku

dan menghukum atau mencegah perilaku yang lain, maka kita mulai

mengembangkan suatu pemahaman mengenai respons-respons mana yang sesuai dan

mana yang tidak sesuai (setidaknya bagi diri kita dan masyarakat itu sendiri), hal itu

berarti bahwa kita semakin mengontrol dan memonitor perilaku kita sendiri (Ormrod,

2008:29-30).

Page 37: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

51

Di saat self-efficay mengukur seberapa besar kemampuan seseorang dalam

melakukan perilaku yang ditunjukkan oleh model, self-regulated yang kemudian

berperan untuk memonitor perilaku yang dilakukan oleh seseorang. Seperti misalnya,

ketika seseorang melakukan ibadah puasa wajib selama 30 hari di bulan Ramadhan,

maka orang tersebut harus memonitor dirinya dalam menahan diri untuk tidak makan

dan minum, serta menjaga hawa nafsunya dari hal-hal negatif yang dapat

membatalkan puasa. Setelah berhasil memonitor dirinya dalam berpuasa, maka

evaluasi diri dilakukan dengan melihat apakah puasa yang dilakukan sudah sesuai

dengan syariat yang diperintahkan oleh model berdasarkan pada pedoman agama.

2.6 Hipotesis

Secara kata (etimologis) hipotesis berasal dari kata hypo dan thesis. Hypo

berarti kurang dan tesis berarti pendapat. Dari kedua kata itu dapat diartikan bahwa

hipotesis adalah pendapat yang kurang, maksudnya bahwa hipotesis ini merupakan

pendapat atau pernyataan yang masuh belum tentu kebenarannya, sehingga masih

harus diuji lebih dulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal. Hipotesis

harus diuji melalui riset dengan mengumpulkan data empiris (Kriyantono, 2006:28).

Kerlinger (2006) mendefinisikan hipotesis sebagai pernyataan dugaan tentang

hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis juga merupakan prediksi tentang

fenomena. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara (tentatif) terhadap masalah yang diajukan, telah memiliki kebenaran tetapi

baru merupakan kebenaran taraf teoritis atau kebenaran logis, serta membutuhkan

pembuktian atau pengujian (Sangadji & Sopiah, 2010:90).

Page 38: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

52

2.6.1 Hipotesis Teori

Hipotesis teori adalah hipotesis yang dirumuskan setelah periset melakukan

kegiatan berteori. Hipotesis ini belum cukup operasional untuk langsung diuji.

Periset diharapkan telah mampu menemukan dan merumuskan definisi konseptual

terhadap gejala atau permasalahan yang akan dihadapi.

Melalui proses pengamatan dan pembelajaran dari suatu program religi di

media televisi yang kemudian diamati dapat mempengaruhi perilaku masyarakat dan

di lingkungan sekitarnya yang diterpa media massa, maka kemudian dapat

mengambil manfaat dari pengamatan dan pengalaman orang lain. Karena dalam

program religi Kata Ustadz Solmed ini, sang ustadz pemberi dakwah mengajak

semua penonton untuk selalu berbuat kebaikan, dan berperilaku sesuai dengan

pedoman agama.

2.6.2 Hipotesis Penelitian

Wimmer & Dominick (2000) menyebut hipotesis penelitian dengan nama

hipotesis kerja (Hk). Hipotesis kerja bisa diartikan hipotesis yang spesifik. Dimaksud

dengan spesifik karena sudah operasional dan bisa langsung diukur. Severin &

Tankard (2005) mengatakan sebagai hipotesis operasional, yaitu proses

penerjemahan hipotesis abstrak ke dalam fenomena dunia nyata. Jadi, hipotesis

teoritis masih dalam level teoritis atau konsepsi sedangkan hipotesis riset sudah pada

level empiris (Kriyantono, 2006:30-31).

Diduga bahwa ada pengaruh program religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV

terhadap Perilaku beribadah penonton, maka dua hipotesis yang dapat

dirumuskan adalah :

Page 39: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

53

Ha : Adanya pengaruh program religi “Kata Ustadz Solmed” terhadap

perilaku beribadah penonton.

Ho : Tidak adanya pengaruh program religi “Kata Ustadz Solmed” terhadap

perilaku beribadah penonton.

2.6.3 Hipotesis Statistik

Ha : Jika R2 XY > 0 atau t hitung > t tabel

Ho : Jika R2 XY ≤ 0 atau t hitung < t tabel

2.7 Model Analisis

Gambar 2.3 Model Analisis

2.8 Definisi dan Operasionalisasi Konsep

2.8.1 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang

dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang

diperoleh dari pengamatan. Bungin (2001) mengartikan konsep sebagai generalisasi

dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan

berbagai fenomena yang sama. Kerlinger (1986) menyebut konsep sebagai abstraksi

PROGRAM RELIGI “KATA USTADZ

SOLMED”

PERILAKU BERIBADAH PENONTON yang HADIR

di STUDIO 10 SCTV PERIODE MARET 2013

Page 40: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

54

yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan

sejumlah ciri-ciri atau standar umum suatu objek (Kriyantono, 2006:17).

Dalam tahap definisi konsep ini akan ditentukan :

a. Apa yang diukur, yaitu variabel dan indikator-indikatornya. Dalam penelitian

ini, yang menjadi variabel bebas (X) adalah Program Religi Kata Ustadz

Solmed, dengan dimensi yang terdiri atas Pembawa Acara (Ustadz Solmed),

Bintang Tamu dan Materi Ceramah. Ketiga dimensi tersebut merupakan

konsep yang terdapat dalam program “Kata Ustadz Solmed” di SCTV.

Sementara Variabel tak bebas (Y) adalah Perilaku Beribadah Penonton yang

hadir di Studio 10 SCTV Periode Maret 2013, dengan dimensi yang terdiri

atas efek kognitif, efek afektif dan behavioral. Indikator-indikator setiap

variabel ditentukan berdasarkan pada teori sosial kognitif yang terdiri dari

observational learning, respons facilitation effect, respons inhibititaion effect,

respons disinhibitation effect, dan self efficacy. Indikator dalam konsep ini

telah dijelaskan pada bagian sub subbab 2.5.2.1 dan subbab 2.5.3 .

b. Bagaimana cara mengukur atau apa skala pengukurannya. Dalam

operasionalisasi konsep yang telah disusun akan menggunakan skala likert

interval sebagai skala pengukuran data. Skala likert adalah skala pengukuran

data yang memiliki lima interval di antaranya adalah STS (Sangat Tidak

Setuju), TS (Tidak Setuju), RR (Ragu-ragu), S (Setuju), SS (Sangat Setuju)

(Kriyantono, 2006:84-85).

Page 41: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

55

2.8.2 Karakteristik Isi Program

Program “Kata Ustadz Solmed” memiliki karakteristik isi program yang

terdiri atas pembawa acara yaitu Ustadz Solmed, Bintang tamu (talent), dan isi

materi (naskah).

2.8.2.1 Pembawa Acara

Pembawa acara merupakan seseorang atau lebih yang membawakan atau

menyajikan suatu acara non berita. Menurut arti katanya, penyiar adalah seseorang

yang menghantar suatu sajian (Wibowo, 2007: 122). Pembawa acara merupakan

ujung tombak dalam keberhasilan suatu program acara televisi. Hal ini dikarenakan

pembawa acara adalah sebagai eksekutor dalam proses penyampaian informasi

kepada pemirsa.

Program religi Kata Ustadz Solmed di SCTV dibawakan oleh seorang

pembawa acara, yaitu Ustadz Solmed itu sendiri. Ustadz Solmed yang telah banyak

dikenal oleh masyarakat melalui media massa dapat berpengaruh terhadap perubahan

perilaku para audiens yang menonton tayangan dari program religi Kata Ustadz

Solmed. Cara seorang pembawa acara dalam program religi ini terlihat sangat santai,

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan berusaha menjadi sosok orang

yang tidak sedang menceramahi atau menggurui, sehingga lebih terlihat seperti

seorang teman yang sedang berbicara kepada lawan bicaranya.

Dengan cara penyampaian sang pembawa acara yaitu Ustadz Solmed yang

santai dan halus inilah yang kemudian dapat dengan mudah membawa para penonton

untuk masuk ke dalam pembicaraan Ustadz Solmed yang sedang memberikan

dakwah dan nilai-nilai agama, sehingga audiens memahami apa yang disampaikan

Page 42: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

56

oleh pembawa acara dan merasakan adanya interaksi komunikasi antara pembawa

acara dengan audiens.

2.8.2.2 Bintang Tamu (Talent)

Bintang tamu (talent) merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan

keberhasilan seorang perencana program siaran, dalam mengelola ide dan

penuangannya dalam bentuk naskah. Untuk itu perlu dijalin suatu kerjasama dengan

didasari tujuan untuk menghasilkan karya produksi yang baik, dalam rangka

mengabdi dan melayani masyarakat (Darwanto, 2007:223-224).

Bintang tamu merupakan sosok figur berupa tokoh yang terkenal dan sesuai

dengan profesi tokoh tersebut. Bintang tamu biasanya diundang oleh pihak-pihak

yang ingin menghadirkan suatu tokoh yang sesuai dengan acara yang akan

berlangsung. Kehadiran bintang tamu menjadi pelengkap dan memberikan nilai

tersendiri, terutama dalam program acara dalam media televisi.

Program Kata Ustadz Solmed yang selalu menghadirkan dua orang bintang

tamu di dalam programnya menjadi salah satu isi dari program tersebut sebagai

materi pendukung dalam penyampaian informasi mengenai materi dakwah yang akan

disampaikan oleh pembawa acara. Bintang tamu yang dihadirkan berasal dari

kalangan publik figur yang sudah terkenal di kalangan masyarakat. Kehadiran

bintang tamu dalam program ini menjadi hal yang penting karena bintang tamu ini

mewakili masyarakat yang sedang mengalami permasalahan dalam kehidupan yang

kemudian akan dijawab oleh pembawa acara yaitu Ustadz Solmed. Dua orang

bintang tamu ini akan memperagakan satu cerita atau masalah sesuai dengan tema

Page 43: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

57

yang akan disampaikan, untuk memberikan kemudahan bagi audiens yang

menyaksikan tayangan tersebut.

2.8.2.3 Isi Materi (Naskah)

Isi materi adalah isi dari naskah pesan yang disampaikan dalam suatu

program televisi. Naskah merupakan ide atau gagasan dalam bentuk sususan kalimat

dan dari susunan kalimat tadi bisa diketahui maksud dan tujuannya, karena di

dalamnya terdapat informasi atau pesan yang akan disampaikan (Darwanto,

2007:202).

Dalam penelitian ini, program Kata Ustadz Solmed memberikan materi

berupa informasi mengenai nilai dan syariat agama sesuai dengan pedoman agama

yang telah ada, hingga kemudian dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku

masyarakat untuk melakukan hal-hal seperti yang disampaikan oleh Ustadz Solmed

dalam kehidupan sehari-hari.

Isi materi dalam program ini juga diselingi dengan ayat-ayat Al-Quran yang

disampaikan oleh Ustadz Solmed berdasarkan pada tema program setiap episode

yang selalu berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat dapat

mengetahui ayat-ayat Al-Quran lebih mendalam setelah menonton program religi

Kata Ustadz Solmed.

2.8.3 Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,

Page 44: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

58

tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau

aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati

oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003 : 114).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003:113),

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus atau rangsangan dari luar. Secara garis besar ada dua faktor yang

menjelaskan perilaku manusia, yaitu sebagai berikut :

a. Faktor Biologis

Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan jenis

makhluk hidup lainnya. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan

manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosio-psikologis. Menurut

Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah

diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.

Betapa pentingnya pengaruh biologis terhadap perilaku manusia

seperti tampak dalam dua hal berikut. Pertama, telah diakui secara

meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan

bukan pengaruh lingkungan atau situasi. Kedua, diakui pula adanya

faktor-faktor biologis yang mendorong perilaku manusia, yang lazim

disebut sebagai motif biologis.

b. Faktor-faktor Sosiopsikologis

Karena manusia adalah makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh

beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Hal itu

diklasifikasikan ke dalam tiga komponen, yaitu afektif, kognitif dan

konatif. Komponen yang pertama, yang merupakan aspek emosional dari

Page 45: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

59

faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan

pembicaraan sebelumnya.

Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa

yang diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek volisional yang

berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

c. Motif Sosiogenis

Motif sosiogenis sering juga disebut sebagai motif sekunder sebagai

lawan motif primer (motif biologis). Peranannya dalam membentuk

perilaku sosial bahkan sangat menentukan. Secara singkat, motif-motif

sosiogenis dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Motif ingin tahu.

Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya.

Kita memerlukan kerangka rujukan (frame of reference) untuk

mengevaluasikan situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai.

2) Motif Kompetensi

Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi

persoalan kehidupan apa pun. Perasaan sangat bergantung pada

perkembangan intelektual, sosial dan emosional. Motif kompetensi

erat hubungannya dengan kebutuhan akan rasa aman.

3) Kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan.

Dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai-

nilai untuk menuntutnya dalam mengambil keputusan atau

memberikan makna pada kehidupannya. Termasuk dalam motif ini

adalah motif-motif keagamaan. Bila manusia kehilangan nilai, tidak

Page 46: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

60

tahu apa tujuan hidup sebenarnya, ia tidak memiliki kepastian untuk

bertindak. Dengan demikian, ia akan lekas putus asa dan kehilangan

pegangan.

4) Kebutuhan pemenuhan diri.

Manusia bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, namun juga

ingin meningkatkan kualitas kehidupan dan ingin memenuhi potensi-

potensi mereka (Rakhmat, 2011:33-39).

2.8.3.1 Perilaku Beribadah

Perilaku beribadah berasal dari dua kata, perilaku dan beribadah. Perilaku

adalah gejala (fenomena) dari keadaan psikologis yang terlahirkan dalam

rangka usaha memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Beribadah (ibadah)

adalah melakukan segala hal yang disyariatkan oleh Allah SWT dengan

perantaraan Rasulullah berupa perintah dan larangan serta petunjuk

kesejahteraan dalam hidup (Wahid, 2012).

Perilaku beribadah didasarkan pada agama yang memberikan petunjuk

atas segala hal baik yang dilakukan oleh manusia. Agama dapat dipandang

sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang diusahakan oleh suatu

masyarakat untuk menangani masalah penting yang tidak dapat dipecahkan

oleh teknologi dan teknik organisasi yang diketahuinya.

Agama memberi makna pada kehidupan individu dan kelompok, juga

memberi harapan tentang kelanggengan hidup sesudah mati. Agama dapat

menjadi sarana manusia untuk mengangkat diri dari kehidupan duniawi yang

penuh penderitaan, mencapai kemandirian spiritial. Agama memperkuat

Page 47: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

61

norma-norma kelompok, sanksi moral untuk perbuatan perorangan, dan

menjadi dasar persamaan tujuan serta nilai-nilai yang menjadi landasan

keseimbangan masyarakat (Kahmad, 2006:119-120).

Untuk terbentuknya perilaku beribadah, setiap manusia melalui rangkaian

proses yang kemudian membuat perilaku yang biasa-biasa saja menjadi

perilaku yang terlihat khusus, terutama dalam perilaku beribadah. Istilah

agama, dalam pemakaian praktis sehari-hari sering kali dihubungkan dengan

relasi manusia dengan kekuatan transenden yang jauh melampaui daya pikir

inderawi manusia. Pengalaman puncak keagamaan mampu menginspirasi dan

memotivasi manusia untuk mengusahakan hal-hal yang baik dan benar dalam

dunia sosial manusia (Fios, 2011).

Perilaku beribadah merupakan sikap yang dilakukan oleh manusia

berdasarkan aspek keagamaan yang dianut. Perilaku beribadah manusia dapat

muncul dari adanya pengaruh atau efek yang diterima oleh masyarakat

melalui berbagai media, salah satunya adalah media massa. Donald K. Robert

mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa “efek hanyalah perubahan

perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Dari efek media massa

tersebut, terlihat bahwa terdapat perilaku yang dapat dipengaruhi oleh media

massa, sehingga perilaku itu muncul dari tahapan yang ada dari efek media

massa melalui proses kognitif, afektif dan behavioral. (Ardianto, Komala,

Karlinah, 2009:49-50).

a. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang

sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini mengasumsikan

tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam

Page 48: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

62

mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan

keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, orang dapat memperoleh

informasi tentang hal-hal yang belum pernah diketahui sebelumnya

(Ardianto, Komala, Karlinah, 2009: 52-53)

Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah

tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang

lingkungan sosial yang timpang, bias dan tidak cermat. Oleh karena itu,

muncullah apa yang disebut stereotip, yaitu gambaran umum tentang

individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak berubah-ubah,

bersifat klise dan seringkali timpang dan tidak benar (Rakhmat, 2011:

224).

Dalam penelitian ini, seorang Ustadz Solmed dalam program religi Kata

Ustadz Solmed di SCTV sudah terbentuk citra sebagai seorang pemimpin

agama bagi masyarakat, sehingga ketika ustadz Solmed memberikan

dakwah agama Islam melalui program televisi, masyarakat akan

memperoleh informasi mengenai agama yang bisa saja mempengaruhi

perilaku mereka karena telah mengetahui seorang model sebagai ustadz

atau pemimpin agama yang diperlihatkan sebagai komunikator dalam

media massa.

b. Efek Afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari

komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu,

tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan

iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

Page 49: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

63

Dalam penelitian ini, massa yang menonton program religi Kata

Ustadz Solmed di SCTV bisa saja merasa sedih ketika mendengar kisah

tentang orang-orang miskin yang diceritakan oleh Ustadz Solmed, atau

bisa saja menangis ketika mendengar doa-doa yang diucapkan dengan

khusyu oleh Ustadz Solmed, atau bahkan tertawa ketika melihat Ustadz

Solmed menyampaikan lelucon yang menghibur untuk memberikan

variasi hiburan dari materi dakwah yang disajikan oleh Ustadz Solmed.

Dalam efek afektif ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

intensitas rangsangan emosional pesan media massa. Faktor-faktor

tersebut antara lain: suasana emosional, skema kognitif, suasana terpaan,

predisposisi individual dan identifikasi khalayak dengan tokoh dalam

media massa.

1. Suasana Emosional

Respons terhadap sebuah program televisi atau media lainnya akan

dipengaruhi oleh suasana emosional seseorang.

2. Skema Kognitif

Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang

menjelaskan tentang alur peristiwa.

3. Suasana Terpaan (Setting of Exposure)

Sebuah terpaan media massa yang membuat seseorang menjadi

percaya mengenai apa yang disampaikan oleh media tersebut.

Kemudian memunculkan reaksi orang lain pada saat menonton yang

akan mempengaruhi emosi kita pada waktu memberikan respons.

Page 50: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

64

4. Predisposisi Individual

Mengacu kepada karakteristik khas individu. Beberapa penelitian

membuktikan bahwa acara yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh

orang-orang yang berbeda. Seperti halnya dalam penelitian ini,

program religi yang ditayangkan bisa saja menjadi salah satu sindiran

bagi orang-orang yang tidak terlalu mementingkan nilai dan pedoman

agama dalam kehidupannya.

5. Faktor Identifikasi

Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang

ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton atau

pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Audiens dapat

merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh tersebut.

c. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak

dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Dewasa ini, media massa

telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi khalayak. Materi dakwah

agama yang disampaikan oleh Ustadz Solmed dapat menimbulkan

perilaku positif bagi para audiens untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan

dalam kehidupannya.

Belajar dari media massa tidak bergantung hanya pada unsur stimulus

yang ada pada media massa saja. Menurut teori belajar sosial dari

Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya. Stimulus

menjadi teladan untuk perilakunya. Jadi tampaknya teori belajar sosial

atau yang telah diubah menjadi teori kognitif sosial dapat diandalkan

untuk menjelaskan efek behavioral media massa.

Page 51: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

65

2.8.4 Operasionalisasi Konsep

Penentuan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep

dilakukan dengan memilih definisi konsep dan menurunkannya dalam definisi

operasional. Operasionalisasi konsep adalah tahap mengubah konsep agar menjadi

variabel yang dapat diukur. Konsep yang telah dioperasionalkan, tentunya dalam

riset eksplanatif akan dijadikan pedoman untuk menyusun hipotesis riset.

Tabel 2.1 Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Indikator Skala

Program Religi “Kata Ustadz Solmed” di SCTV (X)

a. Pembawa Acara (Ustadz Solmed)

1. Observational Learning : Penonton dapat belajar dengan melihat Ustadz Solmed ketika Ustadz menyampaikan dakwah.

2. Respons Facilitation Effect : Penonton dapat menunjukkan perilaku yang telah dipelajari sebelumnya lebih sering setelah melihat Ustadz Solmed.

3. Respons Inhibitation Effect : Penonton dapat mengurangi perilaku yang bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Ustadz Solmed sesuai dengan nilai agama.

4. Response Disinhibitation Effect : Penonton

Skala Likert Interval

- Sangat Setuju : 5

- Setuju : 4 - Ragu-

ragu : 3 - Tidak

Setuju : 2 - Sangat

Tidak Setuju : 1

Page 52: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

66

menunjukkan perilaku yang dicontohkan oleh Ustadz Solmed dalam dakwahnya.

5. Self Efficacy : Penonton mengukur sejauh mana mereka dapat mengikuti apa yang disampaikan oleh Ustadz Solmed dalam perilaku mereka sehari-hari.

b. Bintang Tamu (Talent)

1. Observational Learning : Penonton belajar memahami permasalahan kehidupan dalam nilai agama yang diilustrasikan oleh Bintang Tamu.

2. Respons Facilitation Effect : Penonton ingin meniru apa yang disarankan oleh Ustadz Solmed ketika menjawab permasalahan yang diilustrasikan oleh Bintang Tamu.

3. Respons Inhibitation Effect : Bintang tamu mengatakan kepada penonton bahwa bila seseorang berbuat tidak baik maka hidupnya tidak akan terasa tenang.

4. Respons Disinhibitation

Skala Likert Interval

- Sangat Setuju : 5

- Setuju : 4 - Ragu-

ragu : 3 - Tidak

Setuju : 2 - Sangat

Tidak Setuju : 1

Page 53: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

67

Effect : Penonton bisa saja tetap melakukan hal-hal buruk meskipun telah diilustrasikan oleh bintang tamu sebagai hal yang tidak baik.

5. Self Efficacy : Penonton cenderung mengikuti saran dari Ustadz Solmed sesuai dengan kemampuan mereka untuk melakukannya dalam perilaku sehari-hari.

c. Isi Materi (Naskah)

1. Observational Learning : Ketika materi ceramah disampaikan, penonton dapat belajar sekaligus memahami dunia islam dan syariatnya dalam kehidupan.

2. Respons Facilitation Effect : Setelah mendengarkan dakwah yang disampaikan, maka penonton berharap dapat memberikan pengaruh positif dalam perubahan perilaku mereka.

3. Respons Inhibitation Effect : Dakwah yang disampaikan bila berkaitan dengan hal-hal negatif untuk tidak dilakukan, maka

Skala Likert Interval

- Sangat Setuju : 5

- Setuju : 4 - Ragu-

ragu : 3 - Tidak

Setuju : 2 - Sangat

Tidak Setuju : 1

Page 54: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

68

penonton akan menghindari hal tersebut.

4. Respons Disinhibitation Effect : Materi ceramah yang disampaikan ketika mengandung nilai positif dan memberikan manfaat, maka akan diterapkan dalam kehidupan penonton.

5. Self Efficacy : Materi ceramah yang disampaikan tidak semua penonton dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Perilaku Beribadah Penonton (Y)

a. Efek Kognitif (Pengetahuan)

1. Observational Learning : Pengetahuan penonton mengenai kaidah agama Islam menjadi bertambah.

2. Respons Facilitation Effect : Materi ceramah yang disampaikan dapat menuntun penonton untuk berubah ke arah yang lebih baik.

3. Response Inhibitation Effect : Penonton cenderung menahan diri untuk tidak berperilaku yang dilarang oleh Ustadz Solmed.

Skala Likert Interval

- Sangat Setuju : 5

- Setuju : 4 - Ragu-

ragu : 3 - Tidak

Setuju : 2 - Sangat

Tidak Setuju : 1

Page 55: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

69

4. Respons Disinhibitation Effect : Ada saatnya penonton lupa untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh Ustadz Solmed meskipun tidak merugikan orang lain.

5. Self Efficacy : Penonton dapat mengalami kesulitan atau rintangan dalam melakukan syariat agama sesuai yang disampaikan oleh Ustadz Solmed meskipun telah mencoba untuk menerapkannya dalam sehari-hari.

b. Efek Afektif (Perasaan)

1. Observational Learning : Kisah sedih yang disampaikan dapat membuat penonton merasa terharu.

2. Respons Facilitation Effect : Penonton merasa terhina dan marah ketika mengetahui saudara Islam yang lain diperlakukan buruk oleh orang-orang tak bertanggung jawab.

3. Response Inhibitation Effect : Penonton merasa sedih ketika mendengar ustadz

Skala Likert Interval

- Sangat Setuju : 5

- Setuju : 4 - Ragu-

ragu : 3 - Tidak

Setuju : 2 - Sangat

Tidak Setuju : 1

Page 56: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

70

Solmed menyampaikan bahwa masih banyak orang-orang yang tidak berada di jalur agama Islam yang benar.

4. Respons Disinhibitation Effect : Penonton merasa senang ketika mendengarkan ustadz Solmed menyampaikan kisah inspiratif dari orang-orang yang beriman yang sangat disayangi oleh Sang Pencipta.

5. Self Efficacy : Ketika penonton yang lain merasa terhibur dengan adanya bintang tamu, penonton yang lain tidak merasakannya.

c. Efek Behavioral (Perilaku)

1. Observational Learning : Perilaku ustadz Solmed dapat membantu perilaku penonton untuk selalu berperilaku baik dan lurus di jalan yang benar sesuai dengan materi yang berpedoman dengan syariat agama Islam.

2. Respons Facilitation Effect : Penonton menjalankan perintah dan menjauhi

Skala Likert Interval

- Sangat Setuju : 5

- Setuju : 4 - Ragu-

ragu : 3 - Tidak

Setuju : 2 - Sangat

Tidak Setuju : 1

Page 57: BAB 2 KERANGKA TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01519-MC Bab2001… · (body language) (Yasin, ... Banyaknya definisi mengenai komunikasi

71

larangan sesuai dengan pedoman agama Islam dan menjadi muslimah yang sejati.

3. Response Inhibitation Effect : Penonton menjauhi perilaku yang bertentangan dengan kaidah agama Islam.

4. Respons Disinhibitation Effect : Penonton mengikuti nasehat yang disampaikan oleh Ustadz Solmed dalam menjalankan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Self Efficacy : Ustadz Solmed dapat memberikan pedoman untuk ke arah yang lebih baik kepada penonton meskipun tidak semuanya mampu untuk melakukan hal tersebut.