BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori -...
-
Upload
truongtruc -
Category
Documents
-
view
222 -
download
1
Transcript of BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori -...
7
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian dan Istilah Kunci Dalam Manajemen Strategi
2.1.1.1 Pengertian Manajemen Strategi
Ilmu manajemen terus berkembang dengan seiringnya kemajuan
zaman. Ahli manajemen berusaha menemukan atau menciptakan cara-cara
atau strategi – strategi terbaik untuk mengelola perusahaan sehingga
perusahaan tersebut menjadi unggul dan dapat keluar menjadi pemenang
dalam persaingan dunia bisnis.
Menurut Stephanie K. Marrus dalam Umar (2010, p17), strategi
didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak
yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selain itu
ada juga definisi yang lebih khusus, misalnya dua pakar strategi, Hamel dan
Prahalad (1995), yang mengangkat kompetensi inti sebagai hal penting.
Menurut mereka strategi merupakan tindakan yang bersifat meningkat dan
terus menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi
selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang
terjadi.
Menurut Tunggal (2004, p37) menjelaskan bahwa strategi bisnis
merupakan strategi yang harus dijadikan landasan berpikir utama dalam
8
pembuatan strategi teknologi informasi karena dalam strategi tersebut
disebutkan visi dan misi perusahaan berserta target kinerja masing – masing
fungsi dan struktur organisasi.
Menurut Herawati, Evy (2004) dalam jurnal nya yang berjudul
Pentingnya Manajemen Strategi menyebutkan Strategi adalah pola tindakan
utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Strategi
adalah suatu sasaran untuk mencapai tujuan akhir atau sasaran akhir, bersifat
rencana yang disatukan, mengikat semua pihak atau bagian perusahaan.
Strategi juga bersifat menyeluruh meliputi semua aspek penting perusahaan
dan bersifat terpadu, yaitu semua bagian rencana serasi satu sama lain dan
bersesuaian.
2.1.1.2 Istilah Kunci Dalam Manajemen Strategis
• Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka
panjang untuk manajemen efektif dari kesempatan dan
ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan
perusahaan.
• Penyataan misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai
tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain
yang serupa.
• Peluang dan ancaman eksternal Peluang dan ancaman
eksternal merujuk pada ekadaan ekonomi, sosial, buaya,
demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintah, teknologi
dan kecenderungan persaingan serta peristiwa yang dapat
menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara
9
signifikan di masa depan. Peluang dan ancaman sebagian besar
di luar kendali organisasi, jadi disebut eksternal.
• Kekuatan dan kelemahan adalah Aktivitas dalam kendali
organisasi yang prestasinya luar biasa baik atau buruk.
Kekuatan dan kelemahan tersebut muncul dalam aktivitas
manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi,
penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer
suatu bisnis.
• Tujuan adalah tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan
dan kapan akan diselesakan dan sebaiknya diukur jika
memungkinkan.
• Sasaran adalah pernyataan terbuka yang berisi satu harapan
yang akan diselesaikan tanpa perhitungan apa yang akan
dicapai dan tidak ada penjelasan waktu penyelesaian.
2.1.2 Pengertian Strategi Bisnis dan Analisis
2.1.2.1 Pengertian Strategi Bisnis
Menurut Hariadi (2003, p34), strategi bisnis merupakan rencana
strategi yang terjadi pada tingkat divisi dan dimaksudkan bagaimana
membangun dan memperkuat posisi bersaing produk dan jasa perusahaan
dalam industri atau pasar tertentu yang dilayani divisi tersebut.
Menurut Craig dan Grant ( 2003, p127), strategi bisnis adalah
kebijakan dan pedoman yang menetapkan bagaimana sebuah perusahaaan
bersaing dalam sebuah industri, khususnya basis yang menjadi landasan
dimana dia berusaha untuk membangun satu keuntungan bersaing.
10
Sebuah strategi bisnis biasanya adalah sebuah dokumen yang jelas
mengartikulasikan arah bisnis akan mengejar dan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai tujuannya. Dalam rencana bisnis standar, hasil
strategi bisnis dari tujuan dibentuk untuk mendukung misi lain dari bisnis.
Sebuah strategi bisnis yang khas dikembangkan dalam tiga langkah: analisis,
integrasi dan implementasi.
Pada tahap analisis pengembangan strategi bisnis, salah satu dari
beberapa metode yang digunakan untuk menganalisis pasar perusahaan,
sumber daya, hambatan untuk kesuksesan dan keuntungan tertentu. Tujuan
dari analisis strategis adalah untuk mengidentifikasi apa bisnis ingin capai,
kekuatan itu dapat membawa menanggung pada mencapai tujuan dan
kelemahan yang perlu ditangani sebelum integrasi dan implementasi.
Metodologi penilaian Strategis dapat termasuk mengevaluasi lingkungan
bisnis, game skenario berbagai kompetitif, menentukan apa kekuatan pasar
berada dipesaing kerja dan penilaian.
2.1.2.2 Lima Strategi Bersaing Porter
Lima kekuatan Porter adalah kerangka untuk menganalisis industri
dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael Porter
1979. Menggunakan konsep-konsep pengembangan, organisasi industri
ekonomi untuk menurunkan lima kekuatan yang menentukan intensitas
kompetitif dan karena itu daya tarik dari pasar. Porter menyatakan bahwa
kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan strategi persaingan
dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat
memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan.
11
Menurut Porter, ada 5 kekuatan yang menpengaruhi persaingan dalam suatu
industri:
1. Ancaman masuknya pendatang baru
2. Kekuatan tawar menawar pemasok,
3. Kekuatan tawar menawar pembeli,
4. Ancaman produk substitusi
5. Persaingan dalam industri
Untuk menyusun rancangan strategi yang baik dan agar dapat menduduki
posisi yang kompetitif dalam industrinya maka perusahaan harus dapat
meminimumkan dampak kelima kekuatan tersebut.
Situasi persaingan dalam suatu industri ditentukan oleh lima kekuatan
persaingan seperti yang terlihat dalam gambar berikut.
Sumber: David,Fred. R. (2009)
Gambar 2.1 Lima Strategi Bersaing Porter
Kelima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan
intensitas persaingan dan kemampuan dalam industri. Kekuatan persaingan
12
akan menjadi dasar bagi penyusun strategi dalam perumusan strategi
perusahaan yang tujuannya adalah agar perusahaan mendapatkan posisi
dalam industri yang membuat mereka survive. Berikut akan dibahas masing-
masing kekuatan persaingan diatas.
1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru
Pendatang baru Adanya Pendatang baru dalam suatu industri akan
membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar
(market share), dan seringkali sumberdaya yang cukup besar. Hal ini
mengakibatkan harga dapat turun atau biaya membengkak yang
akhirnya mengurangi kemampulabaan. Perusahaan yang melakukan
diversifikasi melalui akuisisi kedalam industri dari pasar lain
seringkali memanfaatkan sumber daya mereka untuk dapat
berkembang.
Besar ancaman masuknya pendatang baru tergantung pada
hambatan masuk yang ada dan reaksi dari peserta persaingan yang
ada menurut perkiraan calon pendatang baru. Jika hambatan masuk
tinggi dan calon pendatang baru memperkirakan akan menghadapi
perlawanan keras dari peserta persaingan yang sudah ada, pendatang
baru ini jelas tidak merupakan ancaman yang serius. Ada enam
sumber utama hambatan masuk (Pearce and Robinson, 2008, pp 126-
127):
• Skala Ekonomi
Skala ekonomi menghalangi masuknya pendatang baru dengan
memaksa calon pendatang baru untuk masuk dengan skala
yang besar atau menerima kerugian dari segi biaya. Skala
13
ekonomi dalam produksi, riset, pemasaran, dan jasa mungkin
merupakan penghalang utama bagi masuknya pendatang baru.
Skala ekonomi (economies of scale) juga dapat menjadi
penghalang terhadap distribusi, utilisasi tenaga penjualan,
pendanaan, dan hampir terhadap bidang-bidang lain dalam
suatu perusahaan.
• Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk artinya perusahaan mempunyai identitas
merek dan kesetiaan pelanggan yang disebabkan oleh iklan,
pelayanan pelanggan, perbedaan produk, atau karena sekedar
perusahaan pertama yang memasuki industri. Diferensiasi
menciptakan penghalang untuk masuk ke suatu industri dengan
membuat pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar
untuk mendapatkan pelanggan yang ada.
• Biaya Investasi
Kebutuhan investasi yang besar menciptakan penghalang
untuk masuk ke suatu industri , terutama jika modal tersebut
diperlukan untuk biaya periklanan, kegiatan penelitian dan
pengembangan.
• Biaya Beralih Pemasok (Switching Cost)
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan pendatang baru untuk
beralih dari suatu pemasok ke pemasok yang lain akan
menciptakan penghalang untuk masuk.
• Akses ke saluran distribusi
14
Mendapatkan jalur distribusi pelanggan dan jalur pemasok
yang tepat adalah tantangan bagi setiap pendatang baru.
Terutama apabila pesaing telah terikat dengan jalur distribusi
yang ada, sehingga terkadang pendatang baru harus
menciptakan jalur distribusi yang benar-benar baru.
• Kebijakan pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup masuknya
pendatang baru ke industri, dengan pengendalian-pengendalian
seperti persyaratan lisensi, pembatasan akses ke bahan baku
dan insentif pajak. Kebijakan-kebijakan pemerintah bisa
merupakan salah satu hambatan untuk masuk. Misalnya
peraturan-peraturan seperti persyaratan perizinan, besarnya
BHP yang harus dibayarkan dalam penyelanggaraan jaringan
dan lain-lain.
2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas para
anggota industri dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas
barang atau jasa yang dijualnya. Pemasok yang kuat karenanya dapat
menekan kemampuan industri yang tidak mampu mengimbangi
kenaikan biaya dengan menaikkan harganya sendiri. Kondisi yang
membuat pemasok kuat cenderung serupa dengan kondisi yang
membuat pembeli kuat. Kelompok pemasok dikatakan kuat jika
terdapat hal-hal berikut:
• Pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih
terpusat pada industri dimana mereka menjual. Pemasok yang
15
menjual pada pembeli yang terfragmentasi biasanya akan dapat
mempengaruhi harga, kualitas, serta syarat-syarat penjualan.
• Tidak terdapat produk pengganti lain yang dijual pada suatu
industri.
• Industri bukan satu-satunya tempat pemasok mejual
produknya. Apabila suatu industri bukan merupakan pelanggan
utama dari suatu pemasok maka kecenderungan pemasok dapat
memaksakan kekuatannya pada industri tersebut.
• Produk pemasok sangat penting demi keberhasilan proses
pembuatan atau kualitas dari produk yang dihasilkan pembeli.
• Switching cost yang dibutuhkan untuk beralih ke produk
pemasok tidak besar.
• Kelompok pemasok melakukan integrasi maju pada suatu
industri.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan memaksa harga turun,
tawar-menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang
lebih baik, serta berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap
kelompok pembeli yang penting dalam industri tergantung pada
sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada kepentingan relatif
pembeliannya dari industri yang bersangkutan dibandingkan dengan
keseluruhan bisnis pembeli tersebut. (Thompson and Strickland, 2008)
16
Pembeli atau pelanggan dapat juga bersaing dalam industri dengan
cara menekan harga, menuntut kualitas yang lebih baik/tinggi atau
layanan yang lebih memuaskan serta dapat berperan sebagai pesaing
satu sama lain, yang mana semua ini dapat menurunkan laba industri.
Pembeli membeli daya tawar yang kuat apabila memenuhi beberapa
hal sebagai berikut:
• Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar.
Jika sebagian besar hasil penjualan merupakan pembelian dari
suatu pembeli tertentu. Hal ini akan mempertinggi posisi
pembeli tersebut dalam industri.
• Produk yang dibeli merupakan bagian dari suatu biaya atau
pembelian dengan jumlah yang cukup besar. Sehingga pembeli
cenderung mencari harga yang lebih menguntungkan sehingga
akan menggunakan dananya untuk melakukan pembelian
secara selektif.
• Produk yang dibeli adalah produk standar atau tidak
terdiferensiasi. Sehingga pembeli yakin akan menemukan
penjual alternatif yang memberikan penawaran lebih baik.
• Pembeli menghadapi switching cost yang kecil. Hal ini salah
satunya dialami apabila switching cost ditanggung oleh
penjual.
• Pembeli mempunyai informasi lengkap mengenai suatu
produk. Seperti informasi tentang permintaan, harga pasar
17
yang aktual, dan bahkan biaya yang dikeluarkan penjual
sehingga posisi tawar menawar menjadi lebih kuat.
4. Ancaman Produk Substitusi
Dengan menetapkan batas harga tertinggi (ceiling price), produk atau
jasa substitusi membatasi potensi suatu industri. Jika industri tidak
mampu meningkatkan kualitas produk atau mendiferensiasikannya,
laba dan pertumbuhan industri dapat terancam. Makin menarik
alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat
pembatasan laba industri.
Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing dengan industri-
industri yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti
membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga
maksimum yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri.
Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk
pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti
yang perlu mendapat perhatian besar adalah produk- produk yang (1)
memiliki tren membaiknya kinerja harga dibandingkan dengan produk
industri tersebut (2) diproduksi oleh industri yang memperoleh laba
tinggi. Produk subtitusi seringkali timbul dengan cepat ketika suatu
perkembangan meningkatkan persaingan di industri mereka dan
menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.
• Produk pengganti mudah didapatkan. Apabila produk
pengganti mudah didapatkan dipasaran maka akan
meningkatkan ancaman untuk masuknya produk atau jasa
pengganti.
18
• Makin menarik harga yang ditawarkan oleh produk pengganti,
makin ketat pembatasan laba dari suatu industri. Produk
pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah
produk yang mempunyai kecenderungan memiliki harga atau
kualitas yang lebih baik daripada produk industri atau
dihasilkan oleh industri berlaba tinggi.
5. Persaingan antara perusahaan sejenis
Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan terbesar
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu
perusahaan dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan
kompetitif dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan
pesaing. Perubahaan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan
mendapatkan serangan balasan seperti menurunkan harga,
meningkatkan kualitas, menambah fitur, menyediakan jasa,
memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.
Persaingan di kalangan anggota industri terjadi karena mereka
berebut posisi dengan menggunakan taktik seperti, persaingan harga,
introduksi produk, dan perang iklan. Intensitas persaingan akan tinggi
apabila:
• Jumlah pesaing yang seimbang. Banyaknya pemain dengan
kekuatan masing-masing tentu saja akan meningkatkan
intensitas persaingan dalam kompetisi.
19
• Pertumbuhan industri yang lamban, akan mengubah
persaingan menjadi ajang perebutan pangsa pasar untuk
perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan ekspansi.
• Pesaing yang beragam. Pesaing mempunyai strategi beragam,
asal-usul, karakteristik serta tujuan dan strategi bersaing yang
berlainan.
• Kurangnya diferensiasi produk. Ketika suatu produk atau jasa
dipandang sebagai komoditas, maka pilihan oleh pembeli
banyak didasarkan atas harga dan pelayanan yang tajam dapat
terjadi,.
• Biaya tetap . biaya tetap yang tinggi menciptakan tekanan yang
berat terhadap semua perusahaan untuk mengisi semua
kapasitas yang sering kali menyebabkan penurunan harga yang
cepat pada saat terjadi kapasitas berlebih.
2.1.2.3 Menganalisis Kekuatan dan Kelemahan SWOT
Menurut David (2009, p327) matrik SWOT adalah sebuah alat
pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan
empat jenis strategi: strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO
(kelemahan-peluang), strategi ST (kekuatan dan ancaman), dan strategi WT
(kelemahan-ancaman).
• Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk
menarik keuntungan dari peluang eksternal..
• Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
20
• Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
• Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.
2.1.2.4 Strategi Generik Porter
Menurut Porter, strategi memungkinkan organisasi untuk memperoleh
keunggulan kompetitif dari tiga landasan yang berbeda: kepemimpinan biaya,
diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan landasan ini strategi generik
(generic strategic).
Keunggulan/kepemimpinan biaya (cost leadership) menekan produksi
produk-produk yang distandarisasi dengan biaya per unit yang sangat rendah
untuk para konsumen yang peka terhadap harga. Terdapat dua tipe alternatif
kepemimpinan biaya. Tipe 1 adalah strategi biaya rendah (low cost) yang
menawarkan produk atau jasa kepada konsumen pada harga terendah yang
tersedia di pasar. Tipe 2 adalah strategi nilai terbaik (best value) yang
menawarkan produk atau jasa kepada konsumen pada nilai harga terbaik yang
tersedia di pasar. Tipe 3 strategi generik porter adalah diferensiasi.
Pembedaan/diferensiasi (differentation) adalah sebuah strategi yang bertujuan
untuk menghasilkan produk atau jasa yang dianggap unik di industri dan
diarahkan kepada konsumen yang relatif peka terhadap harga. Fokus (focus)
berarti memproduksi produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan sekelompok
kecil konsumen. Dua tipe alternatif strategi fokus adalah tipe 4 dan tipe 5.
Tipe 4 adalah strategi fokus biaya rendah yang menawarkan produk atau jasa
kepada sekelompok kecil konsumen pada harga terendah yang tersedia di
pasar. Tipe 5 adalah strategi fokus nilai terbaik yang menawarkan produk
21
atau jasa kepada sejumlah kecil konsumen dengan nilai harga terbaik yang
tersedia di pasar. Strategi fokus nilai terbaik bertujuan untuk menawarkan
kepada konsumen tertentu produk atau jasa yang dengan lebih baik
memenuhi selera dan permintaan mereka dibandingkan produk pesaing.
(David, 2009, pp73-275).
2.2 Alat Analisis
Proses Analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu
kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa saja yang sedang terjadi, dan
memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah.
2.2.1 Model Manajemen Strategi
Proses manajemen strategi dapat dengan cukup mudah dipelajari dan
diaplikasikan dengan menggunakan sebuah model. Setiap model
mempresentasikan proses tertentu. Mengidentifikasi visi, misi, tujuan dan
strategi yang dimiliki suatu organisasi saat ini merupakan titik mula yang
logis untuk manajemen strategis sebab situasi dan kondisi perusahaan saat ini
mungkin menghalangi strategi tertentu dan bahkan mendikte langkah aksi
khusus. Tahapan atau proses manajemen strategis dapat dilihat dalam model
komperhensif berikut.
22
Sumber : David, Fred R. (2009)
Gambar 2.2 Model Manajemen Strategi Komprehensif
2.2.2 Visi dan Misi
Menurut Purwanto, Iwan (2008 ,p77), visi merupakan wawasan luas
ke masa depan dari manajemen dan merupakan kondisi ideal yang hendak
dicapai oleh perusahaan di masa yang akan datang. Visi memberi arah dan ide
yang aktual kepada manajemen dalam proses pembuatan keputusan, agar
setiap tindakan yang akan dilakukan senantiasa berlandaskan visi perusahaan
dan memungkinkan untuk mewujudkannya.
Menurut Purwanto, Iwan (2008, p77), “Misi adalah dasar kegiatan
atau peranan yang diharapkan oleh masyarakat dari badan usaha”.
Menurut David (2009, p16) “pernyataan misi adalah pernyataan
tujuan yang secara jelas membedakan satu bisnis dari perusahaan-perusahaan
lain yang sejenis. Sebuah pernyataan visi menunjukkan cakupan operasi
perusahaan dalam hal produk dan pasar”.
Menjalankan Audit
Eksternal
Mengembangkan Pernyataan Visi
dan Misi
Menetapkan Tujuan Jangka
Panjang
Meurmuskan,
Mengevaluasi
dan Memilih
Strategi
Menjalankan Audit Internal
Implementasi Strategi Isu Manajemen
Implementasi strategi – isu
isu pemasaran,keuangan,akuntans
i, penelitian dan
pengembangan,sistem
informasi manajemen
Mengukur dan
Mengevaluasi Kinerja
23
Pernyataan visi dan misi sering kali dapat dijumpai di bagian depan
laporan tahunan. Pernyataan tersebut sering pula ditampilkan di semua profil
perusahaan dan dibagikan bersama informasi tentang perusahaan kepada para
pemilihnya. Pernyataan visi dan misi menjadi bagian dari banyak laporan
internal, seperti pengajuan pinjaman, pinjaman pemasok, kontrak hubungan
kerja, rencana bisnis, dan kesepakatan layanan konsumen. Dalam penelitian
baru-baru ini, para peniliti menyimpulkan bahwa 90 persen dari semua
perusahaan telah mulai menggunakan pernyataan misi sejak lima tahun
terakhir.
2.2.3 Jenis Strategi-Strategi Alternatif
Tabel 2.1 Strategi Alternatif
Strategi Definisi
Integrasi ke depan Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel
Integrasi ke belakang Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan
Integrasi horizontal Mengupayakan kepemilkan atau kendali yang lebih besar atas pesaing
Penetrasi pasar Mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik
Pengembangan pasar Memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografis baru
Pengembangan produk
Mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru
Diservikasi terkait Menambah produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan Diservikasi tak terkait
Menambah produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan
Penciutan Pengelompokan ulang (regrouping) melalui pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun
Divestasi Penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah organisasi Likuidasi Penjualan seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah, untuk
kekayaan berwujudnya
Sumber David (2009, p251)
24
2.2.4 Merumuskan, Mengevaluasi, dan Memilih strategi
Analisa dan pilihan strategi mencoba untuk menentukan alternatif
tindakan yang dapat memungkinkan perusahaan mencapai misi dan tujuannya
dengan cara terbaik. Menurut David (2009,p324) tehnik perumusan strategi
yang penting dapat di integrasikan ke dalam kerangka kerja pengambilan
keputusan tiga tahap:
• Tahap 1 dalam kerangka kerja perumusan strategi terdiri atas Matriks
Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluation-EFE), Matriks
Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE), dan Matriks
Profil Kompetitif (Competitive Profile Matriks-CPM). Tahap ini disebut
tahap input. Tahap ini meringkas informasi dasar yang dibutuhkan untuk
merumuskan strategi.
• Tahap 2, tahap pencocokan (Matching Stage), berfokus pada penciptaan
strategi alternatif yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor
eksternal-internal utama. Teknik tahap 2 meliputi Matriks Kekuatan-
Kelemahan-Peluang-Ancaman (Strengths- Weeknesses- Opportunities-
Threats--SWOT), Matriks Internal-Eksternal ( internal-external—IE),
dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix).
• Tahap 3, tahap keputusan (Decision Stage), melibatkan satu teknik saja,
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic
Planning Matriks – QSPM). QSPM menggunakan informasi input dari
tahap 1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi-strategi alternatif
yang diidentifikasi dalam tahap 2. QSPM menunjukkan daya tarik relatif
berbagai strategi alternatif dan dengan demikian, memberikn landasan
objektif bagi pemilihan strategi alternatif.
25
Tahap 1 : Tahap Input (Input Stage)
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Matriks Profil Kompetitif Matriks Evaluasi Faktor Internal
(EFE- External Factor Evaluation) (CPM-Competitive Profile Matrix) (IFE-Internal Factor Evaluation)
Tahap 2 : Tahap Pencocokan (Matching Stage)
Matriks SWOT Matriks SPACE Matriks Bolton Consulting Group Matriks Grand Strategy Matriks Internal-Ekstenal
(Kekuatan-Kelemahan (BCG) (Matriks Strategi Besar) (IE)
-Peluang-Ancaman
Tahap 3 : Tahap Keputusan (Decision Stage)
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
(Quantitaive Strategic Planning Matrix)
Sumber : David, Fred. R (2009)
Gambar 2.3 Kerangka kerja analisis untuk perumusan strategis
2.3 Penelitian Terdahulu
Istilah perencanaan strategis pertama kali muncul pada 1950-an dan menjadi
sangat popular antara pertengahan 1960-an dan pertengehan 1970-an. Selama masa
ini, perencanaan strategis diyakini secara luas sebagai jawaban atas semua persoalan.
Pada waktu itu, sebagian besar dunia bisnis “terobsesi” dengan perencanaan
strategis. Namun demikian, setelah “ledakan” popularitas tersebut, perencanaan
strategis mulai tersingkirkan selama 1980-an ketika model perencanaan tidak
menghasilkan keuntungan yang lebih baik. Tahun 1990-an menjadi saksi dari
kebangkitan kembalinya perencanaan strategis, dan proses itu kini secara luas
dipraktikan didunia bisnis.
Pada intinya, rencana strategis adalah taktik permainan sebuah perusahaan.
Suatu perusahaan mesti memiliki rencana strategis yang baik untuk dapat bersaing
dengan sukses. Margin keuntungan perusahaan pada kebanyakan industri telah
mengalami penurunan yang drastis, sehingga hanya tersedia sedikit ruang bagi
26
kesalahan dalam rencana strategis keseluruhan. Rencana strategis dihasilkan dari
pilihan manajerial yang sulit atas banyak alternative yang baik, dan hal ini
menandakan komitmen pada pasar, kebijakan, prosedur, dan operasi tertentu di atas
arah tindakan yang lain yang kalah menguntungkan (David 2009, pp5-6)
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Penulis/Tahun
Judul
Hasil Penelitian
Hubungan Dengan
Penelitian Wayan Arya Paramarta (2008)
Analisis SWOT PT. Astra Internasional, Tbk
Strategi utama / arah pengembangan PT. Astra Internasional, Tbk berada pada kuadran “strategi agresif”.
Penelitian ini sama-sama menggunakan penerapan metode SWOT guna menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan.
Abd. Rohim (2008)
Analisis Strategi Pemasaran Melalui Pendekatan SWOT (Studi Pada PT. Pujangga Luhur Jombang)
Strategi yang paling efektif dengan menyatukan antara kekuatan & kelemahan yang dimiliki dengan peluang & ancaman yang dihadapi adalah Strategi SO (Mendukung Strategi yang Agresif) dan Strategi ST (Mendukung Strategi Diversivikasi).
Penelitian ini sama-sama menerapkan metode SWOT untuk menentukan strategi bisnis.
Engkos Achmad Kuncoro (2010)
Analisis Perumusan Strategi Bisnis Pada PT. Samudera Nusantara Logistindo
Dari hasil analisis matriks QSPM, strategi yang tepat yang dapat dijalankan untuk PT SNL adalah dengan melakukan pengembangan pasar, yang diikuti dengan melakukan pengembangan produk. Dari hasil studi tentang perumusan strategi perusahaan yang telah dipaparkan pada penelitian ini, diharapkan akan turut mendorong kajian lebih mendalam tentang bidang manajemen strategi, khususnya dalam bidang perumusan strategi perusahaan.
Penelitian ini sama-sama menggunakan alat analisis strategi bisnis 3 tahap yang berupa input stage (EFE,IFE,CPM), matching stage (SWOT,IE,GRAND STRATEGI), output stage (QSPM)
27
Euis Soliha (2008)
Analisis Industri Retail Di Indonesia
Dari hasil analisis lima kekuatan yang mempengaruhi industri ritel dapat disimpulkan bahwa intensitas persaingan “kuat” dimana persaingan yang terjadi antara format ritel tradisional dan modern serta persaingan antara peritel lokal dan asing. pembeli juga mempunyai posisi yang “kuat” karena banyaknya pilihan gerai-gerai ritel yang ditawarkan dan perubahan pola konsumsi, ancaman produk atau jasa sustitusi “cukup kuat” karena adanya pasar dan toko tradisional. Sedangkan ancaman masuknya pendatang baru bersifat “sedang” karena pasar yang ada sekarang ini sudah demikian didominasi oleh banyak pemain besar baik lokal maupun asing. Pemasok mempunyai kekuatan “sedang” karena adanya saling ketergantungan dari posisi tawar menawar antara peritel dan pemasok.
Penelitian ini sama-sama menggunakan alat analisis yang sama, yaitu lima kekuatan porter yang terdiri dari daya tarik pemasok, kekuatan tawar menawar konsumen, produk subtitusi, perusahaan yang bersaing, potensi masuknya pesaing baru. Dan juga memiliki objek penelitian yang sama yaitu industri retail di indonesia.
Hendra alianto (2005)
Penerapan Manajemen Strategis Pada PT. OPTIK XYZ
Berdasarkan pilihan strategi yang di rekomendasikan dari IE matrix, SPACE matrix, dan Grand
Penelitian ini sama-sama menggunakan alat analisis strategi bisnis yang berupa input stage (EFE,IFE,CPM), matching
28
Strategy matrix yang mempunyai kesamaan pilihan strategi dari ketiga alat analisis diatas dan berdasarkan diskusi intensif dengan para manager fungsional yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab strategis dalam pengambilan keputusan maka dipilih tiga strategi utama yang tepat dan sesuai dengan kondisi dan posisi perusahaan, antara lain sebagai berikut. 1. Market Development Strategy 2. Market Penetration Strategy 3. Product Development Strategy
stage (SWOT,IE,GRAND STRATEGI).
Ramin Asadi (2012)
Strategies For Iran Ecotourism
Merumuskan strategi yang cocok bagi Iran ekowisata dalam kerangka tiga fase yang terdiri dari masukan, pencocokan dan tingkat keputusan. Instrumen yang disediakan dan teknik dalam kerangka ini adalah cocok untuk berbagai tingkat perencanaan strategis (misalnya lokal, perkotaan, regional dan sebagainya).
Penelitian ini sama-sama menggunakan alat analisis strategi bisnis 3 tahap yang berupa input stage (EFE,IFE,CPM), matching stage (SWOT,IE), output stage (QSPM)
2.4 Kerangka Pemikiran
Gambar kerangka pemikiran dibawah ini adalah hasil dari pengembangan dan
modifikasi yang diolah dari sumber kerangka kerja analisis perumusan strategis
29
Fred R. David (2009). Dengan keterbatasan data yang tersedia dalam perusahaan
dan juga mengingat beberapa data merupakan rahasia perusahaan dan tidak dapat
dipublikasikan untuk umum.
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
PT. Sinar Abadi Home Center
Analisis Lingkungan
Eksternal (EFE)
Analisis Lingkungan
Internal (IFE)
Strength Weakness Threats Opportunities
Matriks CPM
Matriks IE Matriks strategi besar
SWOT
Matriks QSPM QSPM
Rekomendasi Strategi Bisnis
Matriks SWOT