BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

22
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Robbins dan Coulter (2007, p8) manajemen adalah proses pengordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Kata efisiensi dapat diartikan sebagai mendapatkan output terbesar dengan input yang sangat kecil, sementara efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. Menurut Mary Parker Follet yang dikutip oleh Handoko (2008:3) manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan. Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Manajemen

Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu

ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut

Robbins dan Coulter (2007, p8) manajemen adalah proses pengordinasian

kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara

efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Kata efisiensi dapat diartikan

sebagai mendapatkan output terbesar dengan input yang sangat kecil, sementara

efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan sehingga sasaran

organisasi dapat tercapai.

Menurut Mary Parker Follet yang dikutip oleh Handoko (2008:3)

manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan

organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai

tugas yang mungkin diperlukan.

Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of

administering and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

8

achieve the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lebih

mempunyai arti bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan

mengkoordinasi sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha untuk

mencapai tujuan organisasi.

Menurut Ismail Solihin (2009, p4) manajemen dapat didefinisikan sebagai

“proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari

berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan

efisien”.

Dari ketiga pengertian manajemen diatas, penulis merangkum pengertian

dari manajemen adalah “seni dalam mencapai tujuan organisasi dengan cara

pengordinasian sumber daya dari mulai perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan kepemimpinan sehingga dapat terselesaikan secara efisien dan

efektif”.

2.1.1.1 Fungsi Manajemen

Menurut Ismail Solihin (2009, p4) yang mengutip dari Koontz (Koontz

dan Weihrich, 1993) bahwa manajemen dikelompokkan ke dalam lima fungsi,

kelima fungsi tersebut yaitu:

a) Planning (perencanaan)

Yaitu suatu proses mengembangkan tujuan-tujuan perusahaan serta

memilih serangkaian tindakan (strategi) untuk mencapai tujuan-tujuan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

9

tersebut. Perencanaan tersebut mencangkup (a) menetapkan tujuan (b)

mengembangkan berbagai premis mengenai lingkungan perusahaan di

mana tujuan-tujuan perusahaan hendak dicapai (c) memilih arah tindakan

(courses of action) untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut (d) merumuskan

berbagai aktifitas yang diperlukan untuk menerjemahkan rencana menjadi

aksi (e) melakukan perencanaan ulang untuk mengoreksi berbagai

kekurangan dalam perencanaan terdahulu.

b) Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah suatu proses dimana karyawan dan

pekerjaannya saling dihubungkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pengorganisasian mencangkup pembagian kerja diantara kelompok dan

individu serta pengkoordinasian aktivitas individu dan kelompok.

Pengorganisasian mencangkup juga penetapan kewenangan manajerial.

c) Staffing (pengisian staff)

Yaitu suatu proses untuk memastikan bahwa karyawan yang

kompeten dapat dipilih, dikembangkan dan diberi imbalan untuk mencapai

tujuan perusahaan. Penyusunan staf serta manajemen sumber daya

manusia yang efektif mencangkup pula penciptaan iklim kerja yang

memuaskan karyawan. Sumberdaya manusia yang telah diorganisasi

tersebut selanjutnya perlu diarahkan aktivitasnya agar menghasilkan

pencapaian tujuan perusahaan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

10

d) Leading (memimpin)

Memimpin adalah suatu proses memotivasi individu atau

kelompok dalam suatu aktivitas hubungan kerja (task related activities)

agar mereka dapat bekerja dengan sukarela (voluntarily) dan harmonis

dalam mencapai tujuan perusahaan.

e) Controlling (pengendalian)

Pengendalian merupakan suatu proses untuk memastikan adanya

kinerja yang efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pengendalian

mencangkup (a) menetapkan berbagai tujuan dan standar, (b)

membandingkan kinerja sesungguhnya (yang diukur) dengan tujuan dan

standar yamg telah ditetapkan, serta (c) mendorong keberhasilan dan

mengoreksi berbagai kelemahan.

2.1.1.2 Tingkatan Manajemen

Menurut Ismail Solihin (2009, p11) dalam sebuah perusahaan

terdapat tiga tingkatan manager, yaitu:

• Manajemen Puncak (Top Management)

Merupakan eksekutif tertinggi diperusahaan yang akan

menetapkan tujuan dan strategi perusahaan secara keseluruhan.

• Manajemen Menengah (Middle Manajement)

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

11

Manajer menengah bertanggung jawab mengimplementaskan

berbagai kebijakan yang telah dibuat oleh manajemen puncak.

• Manajemen Lini Pertama (First Line Manajement)

Merupakan manajemen jenjang pertama yang memimpin karyawan

nonmanajer dan berada dibawah pengendalian manajemen menengah.

2.1.2 Pengertian Manajemen Strategik

Menurut Pearson dan Robinson (2007), manajemen strategik didefinisikan

sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan

(formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang

untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Ini terdiri dari Sembilan tugas

penting:

1. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud

keberadaan (purpose), filosofi (philosophy), dan tujuan (goal)

2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan

kapabilitasnya.

3. Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun

faktor-faktor kontekstual umum.

4. Menganalisi opsi perusahaan dengan mencocokan sumber dayanya dengan

lingkungan ekstern.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

12

5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi

setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum (grand

strategy) yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki.

7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai

dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.

8. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan cara mengalokasikan

SDM, struktur, teknologi, dan sistem imbalan.

9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi

pengambilan keputusan yang akan datang.

Seperti ditunjukkan oleh kesembilan tugas ini, manajemen meliputi

perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian atas keputusan-

keputusan dan tindakan-tindakan perusahaan yang berkaitan dengan strategi.

Strategi diartikan oleh para manajer sebagai rencana mereka yang berskala besar

dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan

persainganguna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Strategi adalah “rencana

main” suatu perusahaan. Meskipun rencana itu tidak secara persis merinci semua

pemanfaatan SDM, keuangan, dan bahan dimasa mendatang, ia memberikan

kerangka untuk keputusan-keputusan manajerisan. Strategi mencerminkan

kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana ia harus bersaing;

melawan siapa; dan untuk maksud (purpose) apa.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

13

2.1.3 Pengertian Misi dan Visi

2.1.3.1 Definisi Misi

Menurut Wibisono (2006,p.46) “Misi merupakan kalimat yang

menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi, yang memuat apa yang

disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun

jasa.”

Misi adalah sesuatu yang mendefinisikan tujuan utama perusahaan itu

sendiri. Menurut Niven (2003), Misi tidak seperti strategi dan goals (tujuan) yang

dapat dicapai seiring dengan waktu, misi bermanfaat sebagai rambu dari apa yang

perusahaan kerjakan, dan terus dikejar secara konstan. Misi dapat dianggap

sebagai kompas yang membimbing perusahaan.

Ada beberapa karakteristik yang menandakan sebuah misi itu efektif.

Atribut – atribut ini juga dapat menjadi acuan bila perusahaan belum mempunyai

misi yang terfokus:

- Mendukung akan perubahan: sebuah misi harus dapat

menginspirasi sebuah perubahan yang baik terhadap

perusahaan. Hal tersebut harus dapat mendorong perusahaan

keareah yang lebih maju dan mendukung perkembangan yang

lebih positif.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

14

- Bersifat jangka panjang: perumusan misi harus bersifat jangka

panjang dimana pada saat strategi dan perencanaan dapat terus

- berubah seiring dengan waktu, misi harus berperan sebagai

fondasi perusahaan.

- Mudah dimengerti dan dikomunikasikan: sebaiknya misi

dijabarkan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua

bagian dari organisasi. Misi juga harus dapat memotivasi

perusahaan agar masing – masing individu dapat bekerjasama

untuk mencapai satu tujuan.

2.1.3.2 Definisi Visi

Menurut Wibisono (2006, p. 43,), visi merupakan rangkaian kalimat yang

menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin

dicapai di masa depan. Sebuah nilai visi yang tergambar dengan baik dapat

menjadi sumber motivasi utama perusahaan. Menurut John Kotter, terdapat tiga

tujuan utama dari perumusan visi:

- Secara umum, visi menyederhanakan ratusan atau ribuan

keputusan awal yang telah dirumuskan perusahaan.

- Visi memotivasi perusahaan untuk bergerak kearah yang

diharapkan oleh perusahaan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

15

- Visi membantu merkordinasikan perkerjaan-pekerjaan yang

harus dilaksanakan oleh pihak-pihak perusahaan secara cepat

dan efisien

Kaitan Visi dengan Balanced Scorecard

Visi, seperti yang dijelaskan adalah, sebuah lingkup aktifitas bisnis yang

diharapkan di masa depan. Sebuah Visi harus mempertimbangkan kepentingan

setiap bagian dari perusahaan dan yang pada akhirnya memberikan sebuah

gambaran masa depan perusahaan. Salah satu bentuk kesulitan adalah

mengimplementasikan sebuah visi menjadi kenyataan, dan balanced scorecard

adalah alat untuk merealisasikan hal tersebut.

2.1.4 Pengertian Kinerja

Secara Umum, kinerja merupakan suatu kondisi yang harus

diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui

tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang

diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak

positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Adapun pengertian

kinerja menurut Stephen Robbins yang diterjemahkan oleh Harbani

Pasolong: “Kinerja adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

16

dilakukan oleh pegawai dibandingkan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya.” (Pasolong,2007:176)

2.1.4.1 Tujuan Pengukuran Kinerja

Tujuan pokok penilaian kinerja menurut Rudianto (2006, Hal 311) adalah

“untuk memotivasi karyawan dalam mencapai secara organisasi dan dalam

mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan

tindakan dan hasil yang diinginkan.”

2.1.4.2 Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat dari penilaian kinerja bagi manajemen perusahaan (Mulyadi,

2001: 416) adalah sebagai berikut:

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian karyawan secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan denga

karyawan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawab dan untuk menyediakan criteria seleksi dan evaluasi

program pelatihan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasan mereka menilai kinerja mereka.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

17

2.1.5 Balanced Scorecard

2.1.5.1 Pengertian Balanced Scorecard

Balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang

menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran

operasional (Hansen dan Mowen 2003). Tujuan dan ukuran operasional tersebut

kemudian dinyatakan dalam empat perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan

(customers), proses bisnis internal (internal business process), serta pembelajaran

dan pertumbuhan (learning and growth) (Kaplan dan Norton 1996). Perspektif

finansial menggambarkan keberhasilan finansial yang dicapai oleh organisasi atas

aktivitas yang dilakukan dalam 3 perspektif lainnya. Perspektif pelanggan

menggambarkan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi berkompetisi.

Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses yang penting

untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi. Perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan

pertumbuhan jangka panjang.

Balanced Scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu:

1) Dapat mendefinisikan tujuan strategi jangka panjang dari

masing-masing perspektif (outcomes) dan mekanisme

untuk mencapai tujuan tersebut (performance driver).

2) Setiap ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu

hubungan sebab akibat (cause and effect relationship) .

3) Terkait dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti

peningkatan kualitas, pemenuhan kepuasan pelanggan, atau

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

18

inovasi yang dilakukan harus berdampak pada peningkatan

pendapatan perusahaan.

Sementara menurut Paul R. Niven (2003), Balanced Scorecard

diungkapkan bahwa : “we can describe the balanced scorecard as a carefully

selected of measures derived from an organizations strategy. I see this tool as:

measurement system, strategic management system, and communication tools.”

Menurut pendapat Gasperz (2011,p20), Balanced Scorecard adalah suatu

konsep manajemen yang membantu menerjemahkan strategi kedalam tindakan

yang lebih dari sekedar suatu sistem pengukuran operasional atau taktis.

Penulis mengambil kesimpulan bahwa Balanced Scorecard merupakan

sebuat alat pengukuran, sistem manajemen strategi, dan alat komunikasi bagi

perusahaan yang memperhatikan keseimbangan antara faktor finansial dan

faktor non-finansial.

2.1.5.2 Alasan Perusahaan Menerapkan Balanced Scorecard

Menurut Kaplan dan Norton, alasan perusahaan menerapkan Balance

Scorecard antara lain karena kebutuhan untuk:

1. mengklarifikasi dan memperoleh konsensus tentang visi dan strategi,

2. membangun sebuah tim manajemen,

3. mengkomunikasikan strategi,

4. mengaitkan imbalan dengan pencapaian tujuan strategis,

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

19

5. menentukan target strategis,

6. menyelaraskan sumber daya dengan inisiatif strategis,

7. mempertahankan investasi di dalam aktiva intelektual dan tidak

berwujud,

8. menyediakan dasar bagi pembelajaran strategis.

2.1.5.3 Konsep Penerapan Perspektif Balanced Scorecard

Empat perspektif dalam Balanced Scorecard yang digunakan sebagai alat

ukur terhadap kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:

2.1.5.3.1 Perspektif Keuangan

Tolak ukur keuangan yang berkaitan dengan Balanced Scorecard adalah

laba bersih atau ROI, karena tolak ukur tersebut secara langsung digunakan untuk

mengetahui laba. Perspektif keuangan dalam Balanced Scorecard mempunyai dua

peranan penting, dimana perspektif lain dari Balanced Scorecard bergantung

pada pengukuran finansial yang secara langsung menunjukkan implementasi dari

strategi yang telah direncanakan. Peran penting lainnya adalah perspektif

keuangan adalah sebuah motivator terhadap ketiga perspektif lainnya berkaitan

dengan target yang harus dicapai.

Menurut Kaplan dan Norton yang dipetik oleh Yuwono (2003, p31) dalam

sebuah bisnis, ada tiga tahap yang pasti dilalui oleh perusahaan: bertumbuh

(growth), bertahan (sustain), dan menuai (harvest). Setiap tahap tersebut memiliki

tujuan finansial yang berbeda-beda serta memiliki tolak ukur yang berbeda-beda.

Growth yang merupakan tahap awal merupakan sebuah tujuan pencapaian

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

20

finansial yang dihasilkan oleh bisnis baru. Dalam tahap ini dibutuhkan

pertimbangan dari segi sumber daya agar produk baru dapat dikembangkan secara

efisien, pelayanan dapat ditingkatkan dan adanya penunjang fasilitas yang

mendukung produksi. Sustain adalah sebuah tahap pertimbangan apakah

perusahaan akan tetap berinvestasi dalam bisnis tersebut atau tidak dengan

mempertimbangkan tingkat pengembalian finansial yang dihasilkan, misalnya

pengukuran yang kerap digunakan untuk mengukur seperti ROI, NPM, dan ATO.

Tahap Harvest adalah tahap dimana perusahaan akan berusaha untuk tetap

mempertahankan bisnisnya, dimana meningkatkan aliran income dan mengurangi

cost.

2.1.5.3.2 Perspektif Pelanggan

Segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target organisasi adalah dua

faktor yang harus ditentukan terlebih dahulu. Dalam sebuah bisnis, kebutuhan

pelanggan adalah elemen terpenting. Menurut Jurnal Richi Anhony dan Wirawan

Suhaedi (2007) yang dikutip dari Kaplan dan Norton (1992) perspektif pelanggan

dibagi menjadi dua kelompok.

Ada dua jenis kelompok dalam perspektif pengukuran

pelanggan:

a) Customer Measurement Group Meliputi:

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

21

• pangsa Pasar (Market Share): Poin ini berfokus pada

sebuah ukuran pelanggan dalam keseluruhan kondisi

pasar, yaitu: Jumlah Pelanggan, Jumlah penjualan

produk/jasa dan kuantitas penjualan.

• Retensi Pelanggan (Customer Retention): Poin yang

berfokus untuk mengukur keadaan hubungan antara

perusahaan dengan pelanggan.

• Akuisisi Pelanggan (Customer Acquistition): Sebuah

pengukuran yang memfokuskan pada kemampuan

perusahaan untuk menarik pelanggan baru atau

menguasai sebuah bisnis baru.

• Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction): Sebuah

prngukuran yang melihat kondisi kepuasa pelanggan

terhadap produk/jasa.

• Prospek Keuntungan Pelanggan (Customer

Profitability): Pengukuran sebuah total laba bersih

terhadap suatu segmen dalam bisnis setelah dikurangi

cost.

b) Beyond The Core: Kelompok ini adalah atribut

memfokuskan pada nilai dari produk yang ditawarkan oleh

organisasi, menciptakan loyalitas dan kepuasan pelanggan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

22

dalam segmentasi sasaran pasar. Atribut-atribut yang mewakili

proposisi nilai adalah:

• Atribut Produk dan Jasa (Product/Service Atribute).

• Hubungan Pelanggan (Customer Relationship).

• Citra dan Reputasi (Image and Reputation).

2.1.5.3.3 Persfektif Proses Bisnis Internal

Perspektif ini memberikan sebuah value yang bertujuan untuk menarik

atau mempertahankan pelanggan-pelanggan di segmen yang telah ditentukan

sebelumnya. Masing-masing perusahaan memiliki cara sendiri-sendiri dalam

memberikan nilai produk, namun ada tiga prinsip dasar yang dijabarkan

berdasarkan teori Kaplan dan Norton (1996):

• Proses Inovasi: Proses ini adalah sebuah identifikasi

dari dua komponen: Identifikasi kebutuhan Pelanggan

dan Proses perancangan pengembangan kebutuhan

Pelanggan. Proses ini berdampak bahwa jika hasil

inovasi tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka

perusahaan harus mengeluarkan cost lebih terhadap

research and development.

• Proses Aktivitas: proses ini adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan perusahaan mulai dari

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

23

penerimaan order hingga produk sampai kepada

pelanggan dengan efisien dan tepat waktu.

• Proses Pelayanan: Proses menyelesaikan masalah yang

muncul pada saat pelayanan dilaksanakan seperti ganti

rugi produk yang rusak setelah sampai di tangan

pelanggan dengan cepat, tanggap dan proaktif.

2.1.5.3.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Menurut Luis (2007, p37), ada tiga kategori utama yang dianalisis dan diukur

dalam perspektif ini, yaitu :

• Kompetensi karyawan

• Daya dukung teknologi

• Budaya, motivasi dan penghargaan

Didalam tiga hal tersebut, terdapat faktor pendorong kepuasan karyawan

dalam bekerja. Hal tersebut sangatlah penting, karena apabila karyawan merasa

puas terhadap apa yang ditawarkan oleh perusahaan, maka karyawan akan

memberikan feedback positif berupa produktivitas yang tinggi terhadap

perusahaan.

2.1.5.4 Keunggulan Balanced Scorecard

Menurut Mulyadi (2001), keunggulan dari balanced scorecard alalah:

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

24

1. Komperhensif, berarti bahwa balanced scorecard memperluas

perspektif yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja.

Perluasan itu keatah tiga perspektif yang lain yaitu: customer,

proses bisnis interal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Perluasan itu menghasilkan manfaat sebagai berikut:

• Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan

berjangka panjang.

• Memupukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis

yang kompleks.

2. Koheren berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk

membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran

strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis.

Kekoheranan itu akan memotivasi personel untuk bertanggung

jawab dalam mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran

strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.

3. Seimbang berarti empat perspektif yang ada di dalam Balanced

Scorecard mencerminkan keseimbangan antara pemusatan ke

dalam (internal focus) dengan ke luar (external focus).

Keseimbangan antara proses bisnis intern dan pertumbuhan dan

pembelajaran sebagai internal focus dengan kepuasan kostumer

dan kinerja keuangan sebagai eksternal focus.

4. Terukur berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara

tradisional dalam balanced scorecard dilakukan pengukuran agar

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

25

dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur

adalah customer, proses bisnis intern serta pertumbuhan dan

pembelajaran.

2.1.6 Penelitian Terdahulu

Yudi Hardiyanto, Achmad Holil Noor Ali dan Her Arsa Pambudi (2008)

dalam penelitiannya menguji Perancangan Dan Pembuatan Sistem Informasi

Pengukuran Kinerja Pemasaran Dengan Metode Balanced Scorecard Studi Kasus PT.

Semen Gresik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji kemungkinan

Pengembangan aplikasi dimulai dengan identifikasi kebutuhan sistem yang

menghasilkan desain sistem, yang didefinisikan dengan UML dan ERD. Hasil akhir

dari analisisi ini menghasilkan aplikasi untuk menganalisis data perusahaan sehingga

dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Fungsi analisis pengukuran

kinerja tersebut dimulai dengan penetapan target kinerja dan fungsi masukan datadata

pemasaran.

Dalam jurnal yang dibuat oleh Hanne Norreklit yang berjudul “The

Balance of Balanced Scorecard- A critical analysis of some of its assumption”

(2000) disebutkan bahwa sebuah scorecard mentranslasikan visi dan strategi dari

sebuah bisnis unit menjadi sebuah tujuan dan tolak ukur dalam empat area yang

berbeda: Finansial, Pelanggan, Bisnis Internal, Perkembangan dan pembelajaran.

Namun, Balanced Scorecard bukan hanya digunakan sebagai tolak ukur Strategi,

namun juga dapat digunakan sebagai Sistem Kontrol Strategi, yang mengandung:

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

26

• Berkontribusi dalam meningkatkan efektifitas komunikasi dalam

perusahaan baik dari segi finansial maupun non-finansial yang

memberikan gambaran yang lebih komperhensif terhadap perusahaan.

• Balanced Scorecard adalah alat berbentuk asumsi atas analisis logical,

namun teori Balanced Scorecard masih membutuhkan pengukuran

dari segi lingkungan, yang berstatus tidak pasti. Diperlukan batas

tertentu dari strategi yang telah diformulasikan dengan aktivitas yang

sedang dilakukan.

Sementara itu, C.W Von Bergen, Daniel C.Benco dalam jurnalnya yang

berjudul “A Balanced Scorecard for Small Business” membahas aplikasi

Balanced Scorecard terhadap bisnis kecil ini, disebutkan teori bahwa Balanced

Scorecard mengandung beberapa Asumsi atau ide tertulis:

o Pengukuran Finansial tidak bisa hanya menjadi satu-satunya tolak ukur

kesehatan suatu perusahaan.

o Balanced Scorecard berfokus pada pengukuran proses, bukan secara

metrik. Berorientasi kepada perencanaan masa depan daripada

feedback.

o Balanced Scorecard adalah sebuah alat untuk mentranslasikan visi dan

strategi menjadi sebuah tujuan yang spesifik dan juga untuk

memonitor performance dalam mencapainya.

Didalam jurnal Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Suatu

Sistem Pengukuran Kinerja pada PT Dritama Brokerindo, Jakarta Timur yang

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

27

disusun oleh Haryadi Sarjono, Arko Pujadi, Henry Wono Wong (2010),

perusahaan disarankan untuk menerapkan metode Balanced Scorecard sebagai

tolak ukur dalam hal pengukuran kinerja perusahaan secara menyeluruh dan

berkelanjutan agar dapat me-monitoring dengan baik keempat perspektif yang

ada. selain itu, manajemen perusahaan perlu memberikan perhatian khusus pada

penggunaan aset perusahaan agar setiap aset yang dimiliki dapat digunakan

seoptimal mungkin. Perusahaan juga disarankan memberikan pelatihan secara

berkala bagi karyawan agar mengetahui potensi-potensi tiap karyawan.

Perusahaan juga perlu memberikan penghargaan terhadap karyawan yang

memiliki kinerja baik dan memberikan kontribusi bagi perusahaan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00885-MN Bab2001… · efektivitas dapat diartikan pada penyelesaian kegiatan-kegiatan

28

2.1.7 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

FPSB Indonesia

Visi dan Misi

Balanced Scorecard

Perspektif

Keuangan

• Rasio Likuiditas

• Rasio Solvabilitas

• Rasio Profitabilitas

Perspektif

Pelanggan

• Kepuasan Pelanggan

• Prospek Keuntungan

• Retensi Pelanggan

Perspektif

Bisnis Internal

• Inovasi Produk

• Proses Operasional

Perspektif

Pembelajaran

• Kompetensi Karyawan

• Daya Dukung Teknologi

• Budaya, Motivasi, dan

Penghargaan

Kesimpulan

Analisis