2011-2-00317-MN Bab2001

21
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Menurut Robbins dan Coultler (2002a, p6) manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Secara sedehana manajemen adalah apa yang dilakukan oleh manajer. Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, dikutip http://organisasi.org/pengertian_definisi_dari_manajemen, tanggal akses 11 Maret 2012, diantaranya : 1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.

description

nhjnl;kjblk

Transcript of 2011-2-00317-MN Bab2001

  • 20

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Manajemen

    Menurut Robbins dan Coultler (2002a, p6) manajemen adalah

    proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan

    tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang

    lain. Secara sedehana manajemen adalah apa yang dilakukan oleh manajer.

    Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen, dikutip

    http://organisasi.org/pengertian_definisi_dari_manajemen, tanggal akses

    11 Maret 2012, diantaranya :

    1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner Manajemen adalah

    suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan

    pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua

    sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan

    organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

    2. Pengertian Manajemen Menurut Mary Parker Follet Manajemen

    adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui

    orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.

  • 21

    Lain lagi dengan beberapa pendapat mengenai manajemen, berikut ini

    adalah kutipan dari berbagai pendapat yaitu :

    Berdasarkan pendapat Bateman dan Shell (2004, p14) :

    Management is the process of working with people and resources to

    accomplish organizational goals

    (Manajemen adalah proses bekerja sama dengan orang-orang dan sumber

    daya untuk mewujudkan tujuan organisasi).

    Berdasarkan beberapa pendapat, Manajemen adalah cara seseorang

    me-manage semuanya dengan baik dan teratur untuk mencapai tujuan

    bersama maupun tujuan organisasi. Proses menggambarkan fungsi-fungsi

    yang sedang berjalan atau kegiatan kegiatan utama yang dilakukan oleh

    para manajer. Fungsi-funsi itu lazimnya disebut merancang,

    mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan.

    Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input

    yang terkecil karena manajer menghadapi input yang langka yang meliputi

    sumber daya seperti orang, uang, dan peralatan-mereka memperhatikan

    sekali penggunaan yang efisien atas sumber daya itu.

    Efektivitas sering digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu

    dengan benar yaitu, aktivitas-aktivitas pekerjaan yang membantu

    organisasi mencapai sasaran.

  • 22

    Gambar 2.1 Efisiensi dan Keefektifan Manajemen

    Sumber : Robbins & Coulter (2002, p7)

    2.1.1 Fungsi dan Peran Manajemen

    Fungsi manajemen menurut Robbins dan Coulter (2002b, p8) adalah

    sebagai berikut :

    Fungsi perencanaan mencakup proses merumuskan sasaran,

    menetapkan suatu strategi untuk mencapai sasaran tersebut,dan menyusun

    rencana guna memadukan & mengkoordinasikan sejumlah kegiatan.

    Para manajer bertanggung jawab pula merancang pekerjaan guna

    mencapai sasaran organisasi. Fungsi tersebut adalah pengorganisasian,

    mencakup proses menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang

  • 23

    harus mengerjakannya, dan bagaimana cara mengelompokkan tugas-tugas

    itu, siapa melapor kepada siapa, dan pada tingkatan apa keputusan harus

    diambil.

    Setiap organisasi mencakup orang-orang dan tugas manajemen

    adalah bekerja dengan dan melalui orang guna mencapai sasaran

    organisasi. Itu merupakan fungsi kepemimpinan. Apabila para manajer

    memotivasi bawahannya, mempengaruhi individu atau tim sewaktu

    mereka bekerja, memilih saluran komunikasi yang paling ekfektif, atau

    menyelesaikan masalah perilaku karyawan dengan cara apa pun, mereka

    itu memimpin.

    Fungsi manajemen terakhir yang dilakukan oleh para manajer

    adalah pengendalian. Setelah sasaran ditentukan dan rencanan dirumuskan

    (fungsi perencanaan), pengaturan strukturnya ditentukan (fungsi

    organisasi) dan orang-orang dipekerjakan, dilatih dan diberi motivasi

    (fungsi memimpin), ada sejumlah evaluasi untuk mengetahui apakah

    segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.

    Tugas utama dari manajer dalam melakukan aktivitas POSC

    (Planning,Organizing,Staffing,Controlling) ini adalah mengatur aktivitas

    dan mengatur orang. Mengatur aktivitas merupakan pekerjaan yang

    bersifat teknis, seperti mengontrol persediaan, mesin, peralatan, informasi

  • 24

    dan sebagainya, sedangkan mengatur orang lebih merupakan seni.

    Mengatur orang merupakan hal yang terpenting dalam kegiatan

    manajemen.

    Untuk manajemen orang membutuhkan seorang manajer yang

    memiliki ketrampilan kepemimpinan, motivasi, komunikasi,

    pendelegasian, dan pendekatan (lobi). Dengan ketrampilan-ketrampilan

    tersebut maka komponen-komponen dalam organisasi akan dapat

    termotivasi untuk berprestasi dan bekerja sama dengan meminimalisasi

    konflik interen.

    Tabel 2.1 Perbedaan Aktivitas POSC pada berbagai tingkatan manajemen

    Sumber : Arman (2006)

    Lebih lanjut menurut Robbins (2002, p10) peran manajemen

    dibagidalam sepuluh peran, seperti dalam tabel di bawah ini :

  • 25

    Tabel 2.2 Peran Manajerial Mintzberg

    Sumber : Robbins & Coultler (2002, P10)

    Dari kesepuluh peran tersebut, dibagi lagi menjadi tiga kelompok

    utama, yaitu:

    Peran hubungan antar pribadi, semua manajer dituntut untuk

    menjalankan tugas-tugas yang sifatnya seremonial dan simbolik. Semua

    manajer mempunyai peran pemimpin, peran ini mencakup

    mempekerjakan, melatih, memotivasi dan mendisiplinkan karyawan. Peran

    ketiga dalam pengelompokan antar pribadi adalah peran penghubung.

  • 26

    Mintzberg menggambarkan kegiatan ini sebagai mengontak pihak luar

    yang memberi informasi kepada manajer. Pihak luar ini dapat berupa

    individu-individu atau kelompok-kelompok di dalam dan di luar

    organisasi. Manajer penjualan yang memperoleh informasi dari manajer

    personalia dalam perusahaannya sendiri mempunyai suatu penghubung

    intern.

    Saat manajer penjualan tersebut mempunyai kontak dengan eksekutif-

    eksekutif penjualan lain melalui asosiasi pemasaran perdagangan, ia

    mempunyai suatu penghubung kemitraan yang berasal dari luar. Peran

    informasi, sampai tingkat tertentu, semua manajer menerima dan

    mengumpulkan informasi dari organisasi-organisasi dan lembaga lembaga

    di luar organisasi mereka sendiri. Lazimnya ini dilakukan melalui

    pembacaan majalah dan berbincang-bincang dengan orang lain untuk

    mempelajari perubahan selera publik, apa yang mungkin sedang

    direncakan oleh para pesaing, dan sebagainya. Mintzberg menyebut ini

    sebagai peran pemantau.

    Para manajer juga bertindak sebagai penyalur untuk meneruskan

    informasi kepada anggota-anggota organisasi. Inilah peran penyebar

    (disseminator). Sebagai tambahan para manajer menjalankan peran juru

    bicara ketika mereka mewakili organisasi itu menghadapi pihak luar.

  • 27

    Peran keputusan, akhirnya Mintzberg mengidentifikasi empat

    peran yang berkisar pada pengambilan pilihan. Dalam peran wiraswasta

    (entrepreneur), para manajer memprakarsai dan mengawasi proyek-proyek

    baru yang akan menyempurnakan kinerja organisasi. Sebagai penanganan

    terhadap hambatan, manajer mengambil tindakan korektif sebagai

    tanggapan atas masalah-masalah tidak diduga sebelumnya.

    Sebagai pengeluaran sumber daya, manajer bertanggungjawab

    untuk mengalokasikan sumber daya manusia, fisik dan keuangan.

    Terakhir, para manajer menjalankan suatu peran perunding, mereka

    membahas berbagai isu dan tawar-menawar dengan unit-unit lain untuk

    memperoleh keuntungan bagi unitnya.

    Dalam Jurnal Leading coprorate citizenship : governance,

    strucutre, systems, tahun 2009, menyatakan bahwa Leadership by the

    CEO is typically cited as the number one driver of effective corporate

    citizenship by firms yaitu kepemimpinan bagi CEO adalah sebagai salah

    satu perusahaan menuju perusahaan bermasyarakat.

    2.2 Optimalisasi

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, p986) Optimalisasi

    adalah proses, cara, dan perbuatan untuk mengoptimalkan (menjadikan

    paling baik, paling tinggi, dsb).

  • 28

    Sedangkan dalam Kamus Oxford (2008, p358) Optimization is

    the process of finding the best solution to some problem, where best

    accords to prestated criteria.

    Yang dapat diartikan bahwa Optimalisasi adalah sebuah proses

    pencarian solusi terbaik untuk beberapa masalah, dimana yang terbaik itu

    sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.

    Jadi, Optimalisasi adalah sebuah proses, cara, dan perbutan untuk

    pencarian solusi terbaik dalam beberapa masalah, dimana yang terbaik itu

    sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

    2.3 Pemborosan

    Definisi Pemborosan menurut http://www.artikata.com/arti-

    360324pemborosan.html adalah proses, cara, perbuatan memboroskan

    (baik itu pemakaian uang, barang, tenaga, dan waktu)

    Menurut http://www.vorne.com/learning-center/tps.htm The

    Toyota Production System further defines waste as activities that

    consume time, resource and/or space but do not add value.

  • 29

    Pemborosan (waste) menurut Vincet Gaspersz dalam bukunya

    yang berjudul Lean Six Sigma (2011,p5) dapat difenisikan sebagai

    segala aktivitas kerja yang tidak memberikan nilai tambah dalam proses

    transformasi input menjadi output sepanjang value stream (proses untuk

    membuat, memproduksi, dan menyerahkan produk baik barang dan atau

    jasa ke pasar).

    Berdasarkan persfektif Lean, semua jenis pemborosan yang

    terdapat sepanjang proses value stream, yang mentransfrormasikan input

    menjadi output, harus dihilangkan guna meningkatkan nilai produk

    (barang dan atau jasa) dan selanjutnya meningkatkan costumer value.

    2.3.1 Jenis-jenis Pemborosan

    Menurut Vincent Gaspersz Lean Six Sigma (2011,p7) pada

    dasarnya dikenal dua kategori utama pemborosan, yaitu type one waste

    dan type two waste.

    Type one waste adalah aktivitas kerja yang tidak menciptakan nilai

    tambah dalam proses transformasi input menjadi output sepanjang value

    stream, namun aktivitas itu pada saat sekarang tidak dapat dihindarkan

    karena berbagai alasan. Misalnya, aktivitas inspeksi dan penyortiran dari

    perspektif lean merupakan aktivitas tidak bernilai tambah sehingga

    merupakan waste, namun pada saat sekarang kita masih membutuhkan

  • 30

    inspeksi dan penyortiran karena mesin dan peralatan yang digunakan

    sudah tua sehingga tingkat keandalannya berkurang.

    Demikian pula, dengan pengawasan terhadap orang, misalnya,

    merupakan aktivitas tidak bernilai tambah berdasarkan perspektif lean,

    namun pada saat sekarang kita masih harus melakukannya, karena orang

    tersebut baru saja direkrut oleh perusahaan sehingga belum

    berpengalaman.

    Dalam jangka panjang type one waste harus dapat dihilangkan atau

    dikurangi. Type one waste ini sering disebut sebagai incidental activity

    atau incidental work yang termasuk ke dalam aktivitas tidak bernilai

    tambah (non-value-adding work or activity).

    Type two waste merupakan aktivitas yang tidak menciptakan nilai

    tambah dan data dihilangkan dengan segera. Misalnya, menghasilkan

    produk cacat (defect) atau melakukan kesalahan (error) yang harus dapat

    dihilangkan dengan segera. Type two waste ini sering disebut sebagai

    waste saja, karena benar-benar merupakan pemborosan yang harus dapat

    diidentifikasi dan dihilangkan dengan segera.

    Vincent Gaspersz telah menciptakan akronim : E-DOWNTIME

    waste agar lebih mudah dalam mengidentifikasi dan menghilangkan 9

    waste yang selalu ada dalam bisnis dan industri, yaitu:

  • 31

    Keterangan :

    E = Enviromental, Health, and Safety (EHS) adalah jenis pemborosan

    yang terjadi karena kelalaian dalam memperhatikan hal-hal yang berkaitan

    dengan prinsip-prinsip EHS.

    D = Defects adalah jenis pemborosan yang terjadi karena kecacatan atau

    kegagalan produk (barang dan atau jasa).

    O = Overproduction adalah jenis pemborosan yang terjadi karena produksi

    berlebih dari kuantitas yang dipesan oleh pelanggan.

    W = Waiting adalah jenis pemborosan yang terjadi karena menungu.

    N = Not utilizing employees knowledge, skills and abilities adalah jenis

    pemborosan sumber daya manusia (SDM) yang terjadi karena tidak

    menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan

    secara optimal.

    T = Transportation adalah jenis pemborosan yang terjadi karena

    tranportasi yang berlebihan sepanjang proses value stream (proses dari

    awal produksi sampai kepada tangan konsumen).

    I = Inventories adalah jenis pemborosan yang terjadi karena inventories

    yang berlebihan.

    M = Motion adalah jenis pemborosan yang terjadi karena banyaknya

    pergerakan dari yang seharusnya sepanjang value stream.

    E = Excess Processing adalah jenis pemborosan yang terjadi karena

    langkah-langkah proses yang panjang dari yang seharusnya sepanjang

    proses value stream.

  • 32

    Contoh table :

    Tabel 2.3 Tabel E-DOWNTIME

    Proses E D O W N T I M E

    A

    B

    C

    D

    Sumber : Lean Six Sigma, Vincent Gaspersz

    2.4 Batu Bara

    Batu bara adalah sisa tumbuhan dari jaman prasejarah yang

    berubah bentuk yang awalnya berakumulasi di rawa dan lahan gambut

    (WorldCoalInstitute.Org, 4 Maret 2012). Batu bara adalah bahan bakar

    fosil. Batu bara dapat terbakar, terbentuk dari endapan, batuan organik

    yang terutama terdiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen.

    Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara

    strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan

    panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batu bara.

    Penimbunan lanau dan sedimen lainnya, bersama dengan

    pergeseran kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik) mengubur

    rawa dan gambut yang seringkali sampai ke kedalaman yang sangat dalam.

  • 33

    Dengan penimbunan tersebut, material tumbuhan tersebut terkena suhu

    dan tekanan yang tinggi. Suhu dan tekanan yang tinggi tersebut

    menyebabkan tumbuhan tersebut mengalami proses perubahan fisika dan

    kimiawi dan mengubah tumbuhan tersebut menjadi gambut dan kemudian

    batu bara.

    Gambar 2.2 Jenis-jenis batu bara

    Sumber: http://www.australiancoal.com.au/origins.htm

    Pembentukan batu bara dimulai sejak Carboniferous Period

    (Periode Pembentukan Karbon atau Batu Bara) dikenal sebagai zaman

    batu bara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta

    tahun yang lalu.

    Mutu dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan

    serta lama waktu pembentukan,yang disebut sebagai maturitas organik.

    Proses awalnya gambut berubah menjadi lignite (batu bara muda) atau

    brown coal (batu bara coklat) Ini adalah batu bara dengan jenis

    maturitas organik rendah. Dibandingkan dengan batu bara jenis lainnya,

    batubara muda agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat

    sampai kecoklat-coklatan.

  • 34

    Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama

    jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan yang secara bertahap

    menambah maturitas organiknya dan mengubah batu bara muda menjadi

    batu bara sub-bitumen. Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung

    hingga batu bara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam dan

    membentuk bitumen atau antrasit. Dalam kondisi yang tepat,

    peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung

    hingga membentuk antrasit.

    Gambar 2.3 Proses Pembentukan batu bara

    Sumber: http://www.australiancoal.com.au/origins.htm

    Dalam jurnal Perencanaan Kapal Curah Sebagai Penunjang

    Industri Tambang Batu Bara di Indonesia

    (http://linesplan.blogspot.com/2011/04/tugas-sdl1.html) diketahui dalam

    beberapa tahun terakhir, Batu bara telah memainkan peran yang cukup

    penting bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini memberikan sumbangan

  • 35

    yang cukup besar terhadap penerimaan negara yang jumlahnya meningkat

    setiap tahun. Pada 2004 misalnya, penerimaan negara dari sektor batubara

    ini mencapai Rp 2,57 triliun, pada 2007 telah meningkat menjadi Rp 8,7

    triliun, dan diperkirakan mencapai Rp 10,2 triliun pada 2008 dan lebih dari

    Rp 20 triliun pada 2009. Sementara itu, perannya sebagai sumber energi

    pembangkit juga semakin besar. Saat ini sekitar 71,1% dari konsumsi

    batubara domestik diserap oleh pembangkit listrik, 17% untuk industri

    semen dan 10,1% untuk industri tekstil dan kertas.

    Produksi batubara Indonesia mencapai 215 juta ton pada 2008,

    meningkat 90,3% dibanding 2003. Peningkatan produksi 2008 didorong

    oleh meningkatnya impor batubara oleh China menjadi 3 kali lipat atau

    14,5 juta ton pasca pemangkasan impor batubara dari Australia sebanyak

    34% karena aturan pengiriman barang dengan kapal angkut yang lebih

    ketat. Sebagian besar produksi batubara Indonesia diekspor ke luar negeri.

    Pada 2007, dari total produksi 215 juta ton, hanya 45,3 juta ton (21%)

    yang dikonsumsi di dalam negeri, sedangkan 171 juta ton (79%) diekspor

    ke berbagai negara terutama Jepang, Taiwan dan China.

  • 36

    2.4.1 Jenis-jenis Batubara

    Tingkat perubahan yang dialami batu bara, dari gambut sampai menjadi

    antrasit disebut sebagai pengarangan memiliki hubungan yang penting dan

    hubungan tersebut disebut sebagai tingkat mutu batu bara

    (Worldcoalinstitue.org, tanggal akses 4 Maret 2012).

    Batu bara dengan mutu yang rendah, seperti batu bara muda dan

    subbitumen biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram

    seperti tanah. Baru bara muda memilih tingkat kelembaban yang tinggi dan

    kandungan karbon yang rendah, dan dengan demikian kandungan energinya

    rendah.

    Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih keras dan kuat

    dan seringkali berwarna hitam cemerlang seperti kaca. Batu bara dengan mutu

    yang lebih tinggi memiliki kandungan karbon yang lebih banyak, tingkat

    kelembaban yang lebih rendah dan menghasilkan energi yang lebih banyak.

    Antrasit adalah batu bara dengan mutu yang paling baik dan dengan demikian

    memiliki kandungan karbon dan energi yang lebih tinggi serta tingkat kelembaban

    2.4.2 Tambang Batu Bara

    Pemilihan metode penambangan sangat ditentukan oleh unsur geologi

    endapan batu bara. Saat ini, tambang bawah tanah menghasilkan sekitar 60% dari

    produksi batu bara dunia, walaupun beberapa negara penghasil batu bara yang

  • 37

    besar lebih menggunakan tambang permukaan. Tambang terbuka menghasilkan

    sekitar 80% produksi batu bara di Australia, sementara di AS, hasil dari tambang

    permukaan sekitar 67% (Worldcoalinstitue.org).

    Ada dua metode tambang bawah tanah: tambang room-and-pillar dan tambang

    longwall.

    Dalam tambang room-and-pillar, endapan batu bara ditambang dengan

    memotong jaringan ruang ke dalam lapisan batu bara dan membiarkan pilar

    batu bara untuk menyangga atap tambang. Pilar-pilar tersebut dapat memiliki

    kandungan batu bara lebih dari 40% walaupun batu bara tersebut dapat

    ditambang pada tahapan selanjutnya Penambangan batu bara tersebut dapat

    dilakukan dengan cara yang disebut retreat mining (penambangan mundur),

    Dimana batu bara diambil dari pilar-pilar tersebut pada saat para penambang

    kembali ke atas. Atap tambang kemudian dibiarkan ambruk dan tambang tersebut

    ditinggalkan.

    Tambang longwall mencakup penambangan batu bara secara penuh dari

    suatu bagian lapisan atau muka dengan menggunakan gunting-gunting mekanis.

    Tambang longwall harus dilakukan dengan membuat perencanaan yang hati-hati

    untuk memastikan adanya geologi yang mendukung sebelum dimulai kegiatan

    penambangan. Kedalaman permukaan batu bara bervariasi di kedalaman 100-

    350m. Penyangga yang dapat bergerak maju secara otomatis dan digerakkan

    secara hidrolik sementara menyangga atap tambang selama pengambilan batu

  • 38

    bara. Setelah batu bara diambil dari daerah tersebut, atap tambang dibiarkan

    ambruk. Lebih dari 75% endapan batu bara dapat diambil dari panil batu bara

    yang dapat memanjang sejauh 3 km pada lapisan batu bara.

    Keuntungan utama dari tambang room-and-pillar daripada tambang

    longwall adalah, tambang room-and-pillar dapat mulai memproduksi batu bara

    jauh lebih cepat, dengan menggunakan peralatan bergerak dengan biaya kurang

    dari 5 juta dolar (peralatan tambang longwall dapat mencapai 50 juta dolar).

    Pemilihan teknik penambangan ditentukan oleh kondisi tapaknya namun selalu

    didasari oleh pertimbangan ekonomisnya, perbedaan-perbedaan yang ada bahkan

    dalam satu tambang dapat mengarah pada digunakannya kedua metode

    penambangan tersebut.

    Tambang Terbuka juga disebut tambang permukaan hanya memiliki

    nilai ekonomis apabila lapisan batubara berada dekat dengan permukaan tanah.

    Metode tambang terbuka memberikan proporsi endapan batubara yang lebih

    banyak daripada tambang bawahtanah karena seluruh lapisan batu bara dapat

    dieksploitasi 90% atau lebih dari batu bara dapat diambil

    Tambang terbuka yang besar dapat meliputi daerah berkilo-kilo meter persegi

    dan menggunakan banyak alat yang besar, termasuk: dragline (katrol penarik),

    yang memindahkan batuan permukaan; power shovel (sekop hidrolik), truk-truk

  • 39

    besar, yang mengangkut batuan permukaan dan batu bara, bucketwheel excavator

    (mobil penggali serok), dan conveyor belt (ban berjalan).

    Batuan permukaan yang terdiri dari tanah dan batuan dipisahkan pertama kali

    dengan bahan peledak, batuan permukaan tersebut kemudian diangkut dengan

    menggunakan katrol penarik atau dengan sekop dan truk. Setelah lapisan batu

    bara terlihat, lapisan batu bara tersebut digali, dipecahkan kemudian ditambang

    secara sistematis dalam bentuk jalur-jalur. Kemudian batu bara dimuat ke dalam

    truk besar atau ban berjalan untuk diangkut ke pabrik pengolahan batu bara atau

    langsung ke tempat dimana batu bara tersebut akan digunakan.

    2.4.3 Pengangkutan Batubara

    Dalam jurnal Teknologi Mineral dan Batu bara vol.5 No.3, Juli 2009,

    Prasarana Transportasi merupakan salah satu yang terpenting dalam mendukung

    perkembangan ekonomi suatu daerah, demikian pula halnya bagi perusahaan

    pertambangan batu bara. Prinsip efesiensi, efektif, dan ekonomis sangat erat

    dengan dunia usaha ini yang berorientasi pada keuntungan.

    Cara pengangkutan batu bara ke tempat batu bara tersebut akan digunakan

    tergantung pada jaraknya. Untuk jarak dekat, batu bara umumnya diangkut

    dengan menggunakan ban berjalan atau truk. Untuk jarak yang lebih jauh di dalam

    pasar dalam negeri, batu bara diangkut dengan menggunakan kereta api atau

    tongkang atau dengan alternatif lain dimana batu bara dicampur dengan air untuk

    membentuk bubur batu dan diangkut melalui jaringan pipa. Kapal laut Mother

  • 40

    Vessel umumnya digunakan untuk pengakutan internasional dalam ukuran

    berkisar dari Handymax (untuk pengangkutan dengan kapasitas 40.000-60.000

    DWT), Panamax (untuk pengangkutan dengan kapasitas 60.000-80.000 DWT).

    2.5 Kerangka Pemikiran

    Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Teori

    Sumber: Penulis

    PT.KARUNIA PERSADA

    KALIMANTAN

    STATISTIK DESKRIPTIF

    IDENTIFIKASI KONDISI

    PENGANGKUTAN &

    KENDALA BATU BARA

    USULAN PERBAIKAN

    UNTUK

    PENINGKATKAN

    KUALITAS PT.KPK