Bab 1 Proposal Toksik

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penggunaan bahan alam sebagai obat di negara kita saat ini cukup meningkat. Obat tradisional tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita karena sudah lekat dengan budaya bangsa dan banyak digunakan oleh segenap lapisan masyarakat. Hal ini diperkuat oleh adanya pemikiran back to nature dan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Namun biasanya penggunaan obat tradisional di Indonesia belum banyak dilakukan penelitian untuk mengevaluasi tingkat keamanannya, sehingga dosis atau takaran yang digunakan tidak sesuai standar resmi yang menyatakan adanya dosis lazim atau dosis maksimum yang memungkinkan terjadinya efek samping akibat penggunaannya. Salah satu contoh obat tradisional yang digunakan sebagai obat tradisional adalah daun Abrus precatorius L. atau di Indonesia dikenal dengan nama daun saga. Kandungan kimia daun saga antara lain saponin, flavonoid, gliserin,

Transcript of Bab 1 Proposal Toksik

Page 1: Bab 1 Proposal Toksik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penggunaan bahan alam sebagai obat di negara kita saat ini cukup meningkat. Obat

tradisional tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita karena sudah lekat dengan budaya

bangsa dan banyak digunakan oleh segenap lapisan masyarakat. Hal ini diperkuat oleh

adanya pemikiran back to nature dan krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Namun biasanya penggunaan obat tradisional di Indonesia belum banyak dilakukan

penelitian untuk mengevaluasi tingkat keamanannya, sehingga dosis atau takaran yang

digunakan tidak sesuai standar resmi yang menyatakan adanya dosis lazim atau dosis

maksimum yang memungkinkan terjadinya efek samping akibat penggunaannya.

Salah satu contoh obat tradisional yang digunakan sebagai obat tradisional adalah

daun Abrus precatorius L. atau di Indonesia dikenal dengan nama daun saga. Kandungan

kimia daun saga antara lain saponin, flavonoid, gliserin, glycyrrhicin acid dan

abrusosida. Mempunyai khasiat untuk mengobati radang tenggorokan, obat batuk dan

sariawan.

Agar secara ilmiah pemakaian obat herbal ini dapat diterima, maka perlu dilakukan

uji toksisitas akut yang bertujuan untuk mengetahui LD50, potensi ketoksikan akut dan

gejala toksik dari infusa daun saga. Uji toksisitas akut merupakan salah satu uji praklinik

yang dirancang untuk menentukan efek toksik suatu senyawa yang akan terjadi dalam

waktu singkat setelah pemberiannya dalam takaran tertentu. Tolak ukur kuantitatif yang

paling sering digunakan untuk mengukur toksisitas akut adalah dengan dosis letal tengah

(LD50). LD50 adalah besaran dosis yang menyebabkan kematian (dosis letal) pada 50%

Page 2: Bab 1 Proposal Toksik

hewan uji. Sedangkan data kuantitatif yang diperoleh meliputi perubahan perilaku hewan

uji, gejala klinis dan morfolgi (Padmawinata, 1994).

1.2 Rumusan masalah

a. Apakah infusa daun saga (Abrus precatorius L.) mempunyai efek toksisitas akut pada

mencit ?

b. Berrapakah LD50 infus daun saga (Abrus precatorius L.) pada mencit ?

1.3 Tujuan percobaan

a. Untuk mengetahui efek toksisitas akut infusa daun saga (Abrus precatorius L.) pada

mencit.

b. Mengetahui gejala – gejala efek toksik pemberian infusa daun saga (Abrus

precatorius L.).

1.4 Manfaat percobaan

Percobaan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai toksisitas akut

pemberian infusa daun saga (Abrus precatorius L.) terhadap mencit dan memperkirakan

resiko penggunaan infusa daun saga pada manusia.