Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang “Konsumen, bagaimana dengan perkiraan konsumen yang akan membeli produk kita? Berapa prakiraan konsumen yang akan menggunakan produk ini jika kita lakukan plan A? Bagaimana jika plan B kita terapkan? Apakah ada bentuk penanggulangan jika plan A maupun plan B tidak berhasil dilaksanakan?” Itulah kalimat-kalimat gundah yang seringkali terdengar di kalangan para pebisnis maupun wirausahawan yang sedang menapaki ranah perdagangan barang dan jasa dalam sebuah rapat perencanaan strategis mereka di bidang pemasaran. Tak diragukan lagi, sasaran dari pebisnis dan wirausahawan tersebut ialah untuk dapat menjaring konsumen sebanyak-banyaknya agar dapat menggunakan atau membeli produk mereka. Berbagai cara telah dilakukan oleh pebisnis dan wirausahawan untuk dapat menaikkan rating penjualan atas produk mereka, ada sebagian yang berhasil menarik simpati para konsumen. Namun tidak sedikit pula dari mereka yang akhirnya menemukan kegagalan dalam perencanaan strategi marketing mereka dan terpuruk akibat sedikitnya minat konsumen terhadap produk mereka. Perilaku Konsumen | 1

Transcript of Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

Page 1: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

“Konsumen, bagaimana dengan perkiraan konsumen yang akan membeli produk

kita? Berapa prakiraan konsumen yang akan menggunakan produk ini jika kita lakukan plan

A? Bagaimana jika plan B kita terapkan? Apakah ada bentuk penanggulangan jika plan A

maupun plan B tidak berhasil dilaksanakan?” Itulah kalimat-kalimat gundah yang seringkali

terdengar di kalangan para pebisnis maupun wirausahawan yang sedang menapaki ranah

perdagangan barang dan jasa dalam sebuah rapat perencanaan strategis mereka di bidang

pemasaran.

Tak diragukan lagi, sasaran dari pebisnis dan wirausahawan tersebut ialah untuk

dapat menjaring konsumen sebanyak-banyaknya agar dapat menggunakan atau membeli

produk mereka.

Berbagai cara telah dilakukan oleh pebisnis dan wirausahawan untuk dapat

menaikkan rating penjualan atas produk mereka, ada sebagian yang berhasil menarik simpati

para konsumen. Namun tidak sedikit pula dari mereka yang akhirnya menemukan kegagalan

dalam perencanaan strategi marketing mereka dan terpuruk akibat sedikitnya minat

konsumen terhadap produk mereka.

Lalu bagaimana sekarang? Permasalahannya ialah, apa yang menyebabkan mereka

menjadi gagal dalam memasarkan produk mereka? Mengapa mereka bisa gagal?

Jawaban dari pertanyaan diatas merupakan satu pertanyaan lagi yang memang sudah

menjadi pertanyaan klasik di dunia perdagangan barang & jasa. Pertanyaan tersebut ialah

bagaimana cara agar konsumen mau dan tertarik untuk membeli produk dari para pebisnis

maupun wirausahawan tersebut?

Memang terlihat sedikit lucu dikarenakan untuk menjawab sebuah pertanyaan kita

dihadapkan pada pertanyaan lagi. Namun, itulah solusi terbaik yang dapat diambil untuk

memecahkan kendala-kendala yang dihadapi ketika sebuah stategi marketing gagal

dijalankan.

Hal inilah yang menjadi dasar untuk dilakukan analisa masalah dalam bentuk

makalah terhadap perilaku konsumen di era globalisasi seperti saat ini.

Perilaku Konsumen | 1

Page 2: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat didentifikasi permasalahannya,

yakni sebagai berikut :

1. Bagaimana cara memahami perilaku konsumen tentang pandangannya akan suatu produk

yang ada?

2. Pendekatan-pendekatan apa saja yang sebaiknya dilakukan agar kita dapat memahami

seluk beluk perilaku konsumen?

1.3. Maksud & Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengetahui kecenderungan

perilaku konsumen dalam menyikapi suatu produk dan juga untuk mengetahui cara dan

metode terbaik dalam pemahaman akan perilaku konsumen itu sendiri sehingga para

pebisnis dan juga wirausahawan dapat menerapkan strategi terbaik dalam pemasaran produk

mereka agar diminati oleh konsumen.

Perilaku Konsumen | 2

Page 3: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1  Pengerian Konsumen, Konsumsi dan Perilaku Konsumen

Dalam Ilmu Ekonomi Mikro yang dimaksud dengan konsumen kegiatan konsumen

adalah seseorang atau kelompok yang melakukan serangkaian kegiatan  konsumsi barang

atau jasa.

Pengertian lain tentang konsumen adalah orang atau sesuatu yang membutuhkan,

menggunakan dan memanfaatkan barang atau jasa. Konsumen biasa memiliki kebiasaan dan

tikah laku yang berbeda-beda. Di desa berbeda dengan kebiasaan yang ada di kota, tergantug

pada jumlah pendapatan mereka. Konsumen adalah seseorang yang mengkonsumsi suatu

barang atau jasa. Maka konsumsi seseorang itu tergantung pada : pendapatan, pendidikan

kebiasaan dan kebutuhan.

Adapun pengetrian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana

mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

memperbaiki dan memoerbaiki sutu peroduk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku

konsumen adalah bagai mana individu membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatau

barang.

Beberapa ahli berikut ini memaparkan pendapatnya tentang definisi perilaku

konsumen,

1.   James F Engel

Perilaku konsumen didefinisikan tindak-tindakan individu secara langsung terlibata

dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses

pengambilan kepustusan yang mendahuli dan menentukan tindakan-tindakan tersebut

(1988:8).

2.  David L Loundon

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan

aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh,

menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang atau jasa (1984:6).

Perilaku Konsumen | 3

Page 4: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

3.      Gerald Zaltman

Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di

lakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu

produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan

dumber-sumber lainya. (1979:6).

Dari beberapa definisi tersebut di atas maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa

perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau

organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapakan,

menggunakan barang-barang atau jasa ekonimi yang dafat di pengaruhi linkungan.

Perilaku Konsumen | 4

Page 5: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

BAB III

PEMBAHASAN

3.1  Perilaku Konsumen dalam Ilmu Ekonomi Mikro

Ilmu ekonomi mikro (sering juga di tulis mikro ekonomi) adalah cabang dari ilmu

ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan dan harga-harga pasa dan

kualitas faktor input, barang atau jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti

bagaimana berbagi keputusan dan perilaku tersebut mepengaruhi penawaran dan permintaan

atas barang dan jasa yang menentukan harga dan bagai mana harga, pada giliran menentukan

penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.

Individu yang melakukan kobinasi atau produk secara optimal, bersama-sama

individunya dipasar, akan membentuk suatu keseimbangan dengan asumsi bahwa semua hal

tetap sama (ceteris peribus).

Konsumen dan konsumsi memiliki pengertian yang merujuk pada sutau pernyataan

yang ada. Konsumen adalah seseorang atau sekelompok yang mengkonsumsi suatu barang

atau jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan konsumsi yaitu seseorang atau sekelompok

orang yang mengkosnsumsi barang dan jasa. Konsumsi seseorang tergantung pada

pendapatan, pendidikan kebiasaan dan kebutuhan.

Perilaku konsumen yaitu, perilaku yang kosumen tujukan dalam mencari, menukar,

menggunakan, menilai mengatur, barang atau jasa yang mereka anggap  akan memuaskan

kebutuhan mereka.

1.   Definisi perilaku konsumen dari para ahli ayitu :

Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan menggunakan

barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan

Definisi lain adalah bagaimana konsumen mau mengelurkan suberdayanya yang

terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendafatkan barang atau jasa yang diinginkan.

2.  Variable-variabel dalam mempelajari perilaku konsumen yaitu :

a.   Variabel Stimulus

Perilaku Konsumen | 5

Page 6: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

Variabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu  (vaktor

eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya merek dan

jenis barang, iklan pramuniaga.

b. Variabel Respon

Variabel Respon merupakan hasil aktipasi indifidu sebagai reaksi dari variabel

stimulus. Variablel Respon sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan

stimulus contohnya keputusan membeli barang, pembeli penilaian terhadap barang

c.  Variabel Interverning

Variabel Interverning adalah variabvel antara variabel stimulus dan respons

variabel intervening individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu

peristiwa, dan persepsi  terhadap suatu barang.

3.2  Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Ada dua dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku consume, yaitu kekuatan

sosial budaya dan kekuatan psokologis. Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya,

tingkat sosial, kelompok anutan (small reference groups) dan keluarga. Sedangkan kekuatan

pisokologis terdieri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran

diri.

1.  Kekuatan Sosial Budaya

A. Faktor Budaya

Budaya dafat di deviniskan sebagai hasil kreativiras manusia dari satu generasi ke

generasi lainnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupan sebgai

anggota masyarakat.

Implikasi umum dari perubahan budaya untuk ahli permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Pisikologis untuk cenderung bebas dari ketidak amanan ekonomis. Konsumen

menunjukan :

a. Kecenderungan kearah meningkatkan kekuatan fisik

b.  Kecenderungan kearah personalisasi

Perilaku Konsumen | 6

Page 7: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

2.    Kecenderungan pada paham antifungisonal

a. Kecenderungan kearah aliran romantis baru

b. Kecenderungan ke arah suatu yang baru dan suatu perubahan

3.    Kecenderungan rekasi melawan komplekasi

Konsumen menunjukan :

a.    Kecenderungan ke arah hidup sederhana

b.    Kecenderungan kembali kepada alam

B. Faktor Kelas Sosial

Kelas sosial didefiniskan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang

yang mempunyai kedudukan yang seimbang dalam masyarakat.

C. Faktor Kelompok Anutan (small refrence group)

Didefinisikan sebagai sutau kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat,

norma dan perilaku konsumen. Kelompok ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok

atau organisasi tersebut.

D. Faktor Keluarga

Suatu unit masyarakat kecil yang perilaku sangat mempengaruhi dan menentukan

dalam pengambilan keputusan membeli.

2.  Kekutan Faktor Pisikologis

A. Faktor Pengalaman Kerja

Belajar adalah satu perubahan perilaku akibat penalaman sebelumnya. Perilaku

konsumen dapat dipelajari karena sangat dipengaruhi oleh pengalam belajarnya.

Pengalaman belajar konsumen akan menentukan tindakan keputisan membeli.

B.   Faktor Kepribadian

Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal dirinya. Pelayanan

yang di tampilkan pramuniaga toko sangat pila dipengaruhinya.

Perilaku Konsumen | 7

Page 8: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

C.  Faktor Sikap dan Keyakinan

Sikap dan keyakinan sangat berpengruh dalam menenentukan siatu produk, merk

dan pelayanan. Keyakinan komsumen terhadap sutu merk dapat di ubah mealaui

kominikasi persuasife.

D.   Konsep Diri (Self Concept)

Perlu menciptakan sesuatu yang sesuai dengan yang di harapkan oleh konsumen.

3.3  Metode–Metode Penelitian Perilaku Konsumen

1. Macam-macam penelitian konsumen

Ada dua macam penelitian konsumen, yaitu penelitian yang bersifat eksplorasi dan

penelitian tentang kesimpulan konsumen.

a. Penelitian ekplorasi

Metode yang digunakan dalam penelitian ekplorasi konsumen adalah metode

mempengaruhi dan metode memfokuskan kelompok.

1. Metode mempengaruhi konsumen, melalui pemberian sugerti kepada konsumen secara

spontan.

2.  Metode memusatkan atau mempokuskan kelompok konsumen. Kelompok konsumen

tersebut mengasosiasi kanya secara bebas terhadap masalah-masalah yang ada dalam

pasal.

b.   Pendekatan penelitian konsumen

Penelitian eksplorasi tidak di rencanakan untuk menyimpulkan jawaban dalam

meneliti pertanyaan yang diberikan konsumen. Oleh karena itu, peneliti megenai

kesimpulan konsumen terhadap sutu produk, mereka dan pelayanan itu penting peneliti

kesimpulan konsumen dapat juga digunakan menentukan apa yang mempengaruhi

konsumen.

2. Pendekatan penelitian konsumen

Ada dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian cross-soctional dan

longitudinal.

a. Pendekatan penelitian cross-sectional

Perilaku Konsumen | 8

Page 9: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

Pendekatan ini di maksudkan untuk meneliti aspek-aspek perilaku konsumen yang

menggunakan waktu secara relatif singkat misalnya meneliti perubahan perilaku

konsumen pada watu tertentu mempelajari nilai dan sikap kosumen terhadaf suatu produk

dalm momen waktu tertentu.

b.  Pendekatan penelitian logitudinal

Pendekatan ini dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku konsumen yang terjadi

dalam beberapa periode waktu tertentu. Misalnya : mengadakan penelitian mengenai

pendekatan masyarakat tentang suatu produk dapat bertahan selama beberapa waktu.

Pendekatan penelitian longitudinal dilakukan pada periode waktu yang relative

lama, sedangkan pendekatan penelitian cross-sctional menggnakan waktu yang relative

singkat atau sesaat.

3. Metode-metode pengumpulan informasi konsumen

Ada tiga metode pengumpulan informasi kosumen, yaitu metode observasi,

ekspresimen dan survei.

a.    Metode observasi

Salah satu mempelajair konsumen adalah dengan cara mengobservasi perilakunya

yang tampak, misalnya mengamati kebiasaan konsumen member produk merk tertentu,

sikap dan penilaiyan konsumen terhadap suatu produk atau merk, jenis-jenis yang paling

disukai oleh konsumen .

b. Metode ekspesimen

Metode ini merupakan metode pengumpulan dengan cara mengadakan ekspresimen

atau percobaan terhadap situasi. Misalnya: mengukur pengaruh situasi khusus terhadap sikap

dan prilaku membeli.

Metode ekspresimen terdiri dari eksperimen laboratorium, dan eksperimen lapangan.

Metode eksperimen laboratorium. Percobaan yang dilakukan dilaboratorium adalah untuk

mengontrol variabel-variabel dari luar. Misanya : mengadakan percobaan terhadap kesukaan

konsumen.

Sedangkan metode eksperimen lapangan dilakukan untuk mengetahui respon

konsumen terhadap sutu produk, merek baru yang di perkenalkan atau dipasarkan. Dapat

juga untuk mengetahui pengaruh harga, iklan terhadap pemasaran produk, atau merek baru.

Perilaku Konsumen | 9

Page 10: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

c.   Metode Survai

Metode pengumpukan data atau informasi konsumen melakukan partisipsi secara

aktif. Ada tiga teknik dalam metode survai, yaitu wawancara pribadi (personal interview),

survai melalui telepon (teleponsuveys), dan survai melalui surat (mail surveys)

3.4 Roda Analisis Konsumen

Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk

meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi

pemasaran yang lebih baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan

kognisi, lingkungan, dan perilaku.

Afeksi dan Kognitif

Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen

terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk

atau tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya

konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem

afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang

sangat kuat dan saling memengaruhi.

Manusia dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu,mood,

dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe

afeksi ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang

dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh,

misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernapasan, keluarnya air mata, atau

rasa sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan

terasa.

Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi,

merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi

atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan.

mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik

atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti

menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih

berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif

Perilaku Konsumen | 10

Page 11: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang

disebutkan sebelumnya.

Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk

akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua

adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran

dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan

tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.

Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung

konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas

kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir

sebelum membeli sebuah produk.

3.5   Teori Perilaku Konsumen

Teori perilaku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan :

pendekatan nilai guna (utiliti) dan pendekatan nilai guna ordinal.

Dalam pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang

diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantintatif. Berdasarkan kepada

pemisalan ini, dan dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimalkan kepuasan yang

dapat dicapainya, diterangkan bagaimana seseorang akan menentukan kosumennya keatas

berbagai jenis barang yang terdapat dipasar. Dalam pendekatan nilai guna ordinal,manfaat

atau kenikmatan yang diperoleh dari masyarakat yang dikonsumsi barang-barang tidak

dikuantifikasi.

1. Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal

Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai

subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat

dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam

memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa

besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan

memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan

konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.

Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur

dengan satuan kepuasan. Misalnya: mata uang.

Perilaku Konsumen | 11

Page 12: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang

diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.

Kepuasan marginal (marginal utility). Tambahan kepuasan yang diperoleh dari

penambahan jumlah barang yang dikonsumsi. Hukum tambahan kepuasan yang semakin

menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). Besarnya kepuasan marginal akan

selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.

2. Pendekatan nilai guna ordinal

Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference :

manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif /

tidak dapat diukur. Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang

ada pada pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki

kelebihan.

Kelemahan pendekatan ordinal, yaitu kepuasan konsumen dari mengkonsumsi

barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini

sulit dilakukan.

Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen

dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen

yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility).

Perbedaan kardinal dan ordinal, yaitu ada pada nilai guna (utility). Kardinal

menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan/angka. Sedangkan

analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan / angka.

Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy

(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve

atau kurva kepuasan sama.

Tingkah laku seorang konsumen untuk memiliki barang-barang yang akan

memaksimalkan kepuasan ditunjukan dengan bantuan kurva kepuasan sama, yaitu kurva yang

menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan yang sama).

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat

keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low involvement) proses

pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual

Perilaku Konsumen | 12

Page 13: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

tinggi (high involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan

yang matang.

Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan dengan

konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang

mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang

bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi.

Menurut Handi Irawan, Perilaku Konsumen Indonesia dikategorikan menjadi

sepuluh, yaitu :

1. Berpikir jangka pendek (short term perspective)

Ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit

untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba

instant.

2. Tidak terencana (dominated by unplanned behavior)

Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang

kelihatan menarik (tanpa perencanaan sebelumnnya).

3. Suka berkumpul

Masyarakat Indonesia mempunnyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah

satu indicator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat

diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.

4. Gagap teknologi (not adaptive to high technology)

Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya

sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan

pengguna lain.

5. Berorientasi pada konteks (context, not content oriented)

Perilaku Konsumen | 13

Page 14: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya.

Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal

itu sendiri.

6. Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect)

Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luar negeri daripada

produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di

Indonesia.

7. Beragama (religious)

Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter

khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih

percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta.

Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.

8. Gengsi (putting prestige as important motive)

Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik

“status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah

pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi

Irawan D,ada tiga budaya yang menyebabkan gengsi. Konsumen Indonesia suka

bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masih melekat

sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat

naik kelas.  Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga

mendorong untuk saling pamer.

9. Budaya lokal (strong in subculture)

Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun 

unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan

dengan hukum perilaku yang lain.

10.Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment)

Perilaku Konsumen | 14

Page 15: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurangpedulian mereka

terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen

terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan

begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu

lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga

akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.

3.5  Konsep Elastisitas

Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari

sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur

seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Elastisitas

juga merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di

bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti

dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi

kemakmuran.

Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand) adalah tingkat perubahan

permintaan terhadap barang/jasa, yang diakibatkan perubahan harga barang/jasa

tersebut. Besar atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-

angka yang disebut koefisien elastisitas.

Elastisitas Silang (Cross Elasticity) menunjukkan hubungan antara jumlah barang

yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan

dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula

bersifat pelengkap.

Terdapat tiga macam respons prubahan permintaan suatu barang.

1. Elastisitas silang positif

Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan

barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan terhadap

teh. Kopi dan teh merupakan dua barang yang dapat saling menggantikan (barang

substitutif).

Perilaku Konsumen | 15

Page 16: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

2. Elastisitas silang negatif

Peningkatan harga barang A mengakibatkan turunnya permintaan barang B.

Sebagai contoh, peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan permintaan

terhadap kendaraan bermotor. Kedua barang tersebut bersifat komplementer

(pelengkap).

3. Elastisitas silang nol

Peningkatan harga barang A tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan

barang B. Dalam kaus semacam ini, kedua macam barang tidak saling berkaitan.

Sebagai contoh, kenaikan harga kopi tidak akan berpengaruh terhadap permintaan

kendaraan bermotor.

Elastisitas pendapatan adalah suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada

pendapatan konsumer yang akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang,

besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan apa yang di sebut elistisitas

pendapatan

Perilaku Konsumen | 16

Page 17: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

BAB IV

STUDI KASUS

Sebagai contoh kasus, dalam diskusi kali ini akan diangkat tema tentang blackberry

vs android sebagai acuan (contoh nyata) konsumenisme di masyarakat.

Alasan mengapa tema ini diangkat adalah karena melihat dari sisi melonjaknya

permintaan terhadap sebuah alat komunikasi yang bersangkutan dengan persaingan pemasaran.

Tidak dipungkiri memang kedua produk tersebut adalah produk yang sedang booming di

masyarakat terutama pada kalangan remaja. Terdapat beberapa perbandingan yang signifikan,

mungkin baik di sisi aplikasi maupun sisi kelebihannya untuk membantu proses kegiatan

berkomunikasi dengan orang di seluruh penjuru dunia.

Produk Blackberry.

Peminat ponsel Blackberry memang sekarang sedang tinggi-tingginya. Produk asal

Kanada ini memang terbukti ampuh dalam merebut pasar dunia. Di Indonesia pun ponsel merek

ini mampu membuat trend di kalangan masyarakat. Dari kalangan artis, pejabat, bahkan

masyarakat biasa pun banyak menjadi pengguna ponsel Blackberry. Tapi dari begitu populernya

Blackberry di mata masyarakat, apakah anda tahu kelebihan dan kekurangan ponsel Blackberry?

Untuk itu kami ingin menjelaskan apa sebenarnya kelebihan Blackberry dan apa

Kelemahannya. Agar kita tidak hanya mengikuti arus, namun biarlah kebutuhan menjadi

pertimbangan dalam memutuskan apakah Blackberry benar-benar menjadi kebutuhan dan solusi

bagi anda.

Hadirnya ponsel android di Indonesia mampu menarik banyak minat masyarakat

khususnya dikalangan remaja untuk berbondong-bondong mencoba produk baru ini. Karena

banyaknya aplikasi di android yang menawarkan sesuatu yang berbeda di banding produk

Perilaku Konsumen | 17

Page 18: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

sebelumnya. Biasanya produk ini dipakai oleh kalangan gamers. Android membuat gebrakan

baru dengan banyaknya versi dan penambahan aplikasi yang semakin canggih dan diminati.

Produk ini diperkirakan bisa di sejajarkan dengan aplikasi yang terdapat di dalam produk

Blackberry.

Keunggulan dan kelemahan Blackberry dan Android

1.   Performance

Blackberry : Cepat dan stabil. Namun terkadang sering terjadi phone-hang yang

mengharuskan Anda mengeluarkan baterai dari tempatnya dan yang paling merepotkan adalah

proses re-boot yang menghabiskan waktu sekitar 3-8 menit.

Android: Sangat cepat. Belum ada keluhan tentang phone-hang yang mengharuskan

baterai di keluar secara paksa dari tempatnya, kecuali jika menggganti SIM card. Proses re-boot

berlangsung cepat.

2. Baterai

Blackberry : Umur baterai BB memang luar biasa. Ya, wajar saja karena BB tidak

banyak melakukan proses berbagai aplikasi seperti pada Android.

Android : Tergolong boros, terkadang bisa sampai satu hari. Namun harus diingat

bahwa ponsel Android memakai baterai untuk banyak hal. Contohnya jika Anda memakai ponsel

Android untuk browsing web atau melihat video sampai dengan 1 jam, pastinya membutuhkan

daya baterai lebih. Dan, bisakah BlackBerry melakukan hal yang sama selama itu?

3. Email

Blackberry : Email pada BB memang menjadi andalan RIM. Gmail pada BB pun

telah dioptimalkan fungsinya, tapi tentu saja tidak sebaik pada Android.

Android : Apa yang Anda ragukan dari Gmail buatan Google yang dijalankan pada

Android yang juga buatan Google?

4. User Interface (UI)

Blackberry : Membosankan.

Perilaku Konsumen | 18

Page 19: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

Android : Anda bahkan tidak akan merasa lelah untuk menjelajah setiap sudut ponsel

Android. Dijamin.

5. Web Browsing

Blackberry : Sangat melelahkan karena Anda harus mengakui itu.

Android : Disinilah letak kelebihan Android. Android menjadi pemenang jika

dibandingkan dengan semua mobile OS. Jika membandingkan web browsing pada Android

dengan Blackberry, seperti siang dan malam saja. Jauh berbeda.

6. Aplikasi

Blackberry : Blackberry memang memiliki segudang aplikasi, tapi di saat yang sama

iPhone juga semakin jauh meninggalkan Blackberry. Jadi lebih baik melihat apa yang bisa

dilakukan Blackberry untuk menyusul ketertinggalannya di belakang iPhone OS dan Android.

Android : Semakin banyak aplikasi yang dulunya hanya ada di iOS, kini sudah ada

versi Android-nya. Pesaing sebenarnya dari Android adalah iPhone, bukan Blackberry

Perilaku Konsumen | 19

Page 20: Bab 1 dan 2 Makalah Ekonomi Mikro

BAB IV

PENUTUP

4.1  Simpulan

Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat

mengilustrasikan suatu produk dan jasa mereka/satu tindakan-tindakan, proses hubungan

sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan,

menggunakan sutu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalaman, dengan

mempelajari 3 variabel perilaku konsumen.

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat

keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low involvement) proses

pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual

tinggi (high involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan

yang matang.

Perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari

pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakuk.an pertukaran

aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang

dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu : kekuatan

sosial budaya dan kekuatan pisikologis. Metode yang digunakan dalam penelitian perilaku

konsumen dan metode memusatkan atau memfokuskan kelompok konsume.

Teori tingkah laku konsumen menerangkan tentang perilaku konsumen dipasaran,

yaitu menerangakan sikap konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan

dibelinya. Teori ini dikembangkan dalam dua bentuk : teori utility dan analisis kepuasan

sama.

4.2  Saran

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat penyusun

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Perilaku Konsumen | 20