Bab 1-3 Revisi 1

download Bab 1-3 Revisi 1

of 37

Transcript of Bab 1-3 Revisi 1

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah gizi merupakan gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang, kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan nutrisi dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Ketidakseimbangan ini bisa mengakibatkan gizi kurang maupun gizi lebih (Cakrawati dan Mustika, 2012).

Masalah dan keadaan yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu tidak menyadari adanya peningkatan kebutuhan gizi selama masa kehamilan, perilaku gizi yang salah sehingga terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan. Selain itu, sebagian ibu hamil takut mengalami kesulitan melahirkan karena bayi yang dikandung menjadi besar sehingga ibu hamil cenderung mengurangi konsumsi makanannya (Mawaddah, 2008).Masalah gizi yang dialami ibu hamil sebelum atau selama kehamilan seperti Kurang Energi Kronis (KEK), anemia, dan kurang yodium dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Masalah gizi sebagian besar disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan zat gizi lainnya selama kehamilan. Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap keadaan gizi seseorang (Mawaddah, 2008).Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu dan janin. Oleh karena itu masukan gizi pada ibu hamil sangat menentukan kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Janin sangat bergantung pada ibunya mulai dari pernapasan, pertumbuhan dan untuk melindunginya dari penyakit. Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15 % untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% sedangkan 60% untuk ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai dengan kebutuhan maka akan terjadi gangguan dalam kehamilan baik kepada ibu dan janin yang dikandungnya (Arisman, 2010).Gizi ibu hamil pada waktu kehamilan sangat penting dan harus diperhatikan guna untuk pertumbuhan janin dalam kandungan. Gizi ibu hamil yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin bisa seoptimal mungkin dan tidak mengalami hambatan. Apabila status gizi ibu buruk atau kekurangan gizi, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah (BBLR), dan bahkan bisa menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Supariasa, dkk, 2002).Faktor- faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah pengetahuan ibu, keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil, keadaan kesehatan dan gizi ibu, sikap, jarak kelahiran, paritas, dan usia kehamilan. Bagian penting dari pengelolaan gizi adalah pengetahuan, kurangnya daya beli merupakan suatu kendala, tetapi defisiensi akan banyak berkurang bila orang mengetahui bagaimana menggunakan daya beli yang ada (Arisman, 2010). Pengetahuan tidak terlepas dari konsep untuk bersikap dan bertindak. Pengetahuan dan sikap merupakan domain yang tidak dapat dipisahkan. Pengetahuan akan menuntun manusia dalam bersikap, sementara sikap akan membawa seseorang untuk bertindak dan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003).Bagian penting dari pengelolaan gizi adalah pengetahuan, kurangnya daya beli merupakan suatu kendala, tetapi defisiensi akan banyak berkurang bila orang mengetahui bagaimana menggunakan daya beli yang ada. Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan. Menurut Notoatmodjo (2003), apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng (long lasting) sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.

Faktor ekonomi juga merupakan penyebab menurunnya gizi ibu hamil karna asupan nutrisi yang kurang. Untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil diperlukan tambahan energi yang berasal dari makanan seimbang yang bernilai gizi tinggi. Makanan seimbang dan bergizi tidak mahal, banyak makanan tersebut yang dapat dijangkau oleh kemampuan masyarakat yang selama ini tidak mereka ketahui (Courtney, 2007).Usia diperlukan untuk menentukan kalori serta zat gizi yang akan diberikan akan mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan (Arisman, 2010). Usia hamil pertama diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan. Seorang perempuan menjalani proses pendewasaan hingga usia 18 tahun, dengan demikian pada usia kurang dari 18 tahun secara fisik sesungguhnya ia belum siap untuk hamil. Usia juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia semakin semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untukmengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibuapakah menderita anemai gizi (Depkes RI, 2002).Menurut Moehji (2003), status gizi ibu hamil menjadi salah satu cara untuk mengukur status gizi masyarakat. Jika masukan zat gizi ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kekurangan zat gizi dan rendahnya derajat kesehatan ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yang disebabkan oleh perdarahan, anemia gizi dan kekurangan energi kronik (KEK) selama masa kehamilan.

Berdasarkan data UNICEF tahun 2011, banyak wanita hamil (41%) menderita KEK yang meningkatkan kemungkinan kesakitan maternal, terutama pada trimester III dan meningatkan risiko melahirkan BBLR (WHO, 2011). WHO melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55%, dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. Organisasi kesehatan dunia ini juga menganjurkan kebutuhan energi sebelum hamil harus mendapat tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester I, 350 kkal pada trimester II dan III (Arisman, 2007).Perhatian terhadap ibu dalam keluarga di Indonesia perlu mendapat perhatian khusus karena Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi bahkan tertinggi diantara negara-negara ASEAN. Hal ini tercatat pada tahun 2010 AKI sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target MDGs 2015 yang diharapkan adalah Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2011).Prevalensi ibu hamil dengan KEK masih cukup tinggi di Indonesia tahun 2010 yaitu 30,87 % dari 65% kehamilan. Prevalensi KEK di Sumatera Barat tahun 2009 sebesar 7,8 % dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 22.755 orang (10,8%) dari jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 210.695 orang (Dinas Kesehatan Sumatera Barat, 2010).Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2012, jumlah ibu hamil dengan LILA dibawah 23,5 cm di Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 44 orang (40%) dari jumlah ibu hamil sebanyak 113 orang. Hasil survey awal yang peneliti lakukan di Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 10 orang ibu hamil, didapatkan 5 orang ibu dengan LILA < 23,5 cm hal ini terlihat bahwa ibu memiliki gizi yang kurang. Setelah dilakukan wawancara terhadap 5 orang ibu yang memiliki gizi kurang, didapatkan ibu tidak mengetahui tentang gizi selama hamil. Dilihat dari usia ibu, ibu hamil dengan usia beresiko yaitu usia 19 tahun sebanyak 2 orang dengan kehamilan pertama dan usia 36 tahun sebanyak 2 orang dengan kehamilan kedua dan usia 37 tahun sebanyak 1 orang dengan kehamilan keempat. Ibu yang memiliki LILA < 23,5 cm disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang makanan bergizi selama hamil, ibu hanya tahu makanan nasi dan lauk pauk seadanya. ibu juga tidak dapat mencukupi kebutuhan gizi selama hamil karena keterbatasan ekonomi keluarga. Sedangkan 5 orang ibu mengatakan telah mengetahui tentang gizi selama hamil dan dilihat dari usia, ibu ternyata memiliki usia kehamilan yang tidak beresiko.Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013"?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum

Mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi status gizi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.b. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.c. Diketahui distribusi frekuensi status ekonomi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.d. Diketahui distribusi frekuensi usia ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013. e. Diketahui hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.f. Diketahui hubungan status ekonomi dengan status gizi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.g. Diketahui hubungan usia dengan status gizi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.D. Manfaat Penelitian1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti dan menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi dengan daftar teori yang telah peroleh serta sebagai dasar penelitian lain guna mengembangkan ilmu pengetahuan.2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai bahan masukan bagi petugas khususnya tenaga keperawatan untuk memberikan pelayanan dan kegiatan penyuluhan tentang gizi ibu hamil dan cara menanggulangi ibu dengan status gizi KEK.3. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil dengan variabel yang berbeda. E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil. Penelitian akan dilaksanakan di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan pada bulan April 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 40 orang dengan teknik sampel adalah total sampling. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional study. BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi1. Pengertian

Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah unsur yang terdapat dalam makanan dan dapat mempengarhui kesehatan. Gizi adalah suat uproses organismes menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi (Waryana, 2010).Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia (Mitayani, 2010).Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh dan utilisasinya (Waryana, 2010).

B. Gizi Ibu Hamil1. Pengertian Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi baik makro maupun mikro yang dibutuhkan oleh seorang ibu yang sedang hamil baik pada trimester I, II dan trimester III harus cukup jumlah dan mutunya dari makanan sehari-hari sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengalami gangguan dan masalah (Tratilova, 2011).2. Kebutuhan Gizi Selama HamilMasa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan kondisinya dimasa janin dalam kandungan. Dengan demikian jika keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik juga dan kesehatan ibu sewaktu melahirkan akan terjalin. Sebaliknya jika keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil kurang baik (anemia) maka akan dapat berakibat janin lahir mati (prenatal death) dan bayi lahir dengan berat badan lahir dengan berat badan kurang dari normal (Waryana, 2010).Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil (Waryana, 2010).Menurut Ayusita (2012), kebutuhan zat gizi ibu hamil per trimester yaitu :

a. Kebutuhan Zat Gizi pada Trimester I

1) Minggu ke-1 sampai minggu ke-4

Selama trimester I ibu harus mengkonsumsi berbagai jenis makanan berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang bertambah 170 kalori. Tujuannya agar tubuh menghasilkan cukup energi yang diperlukan janin yang tengah terbentuk pesat.

2) Minggu ke-5

Agar asupan kalori ibu terpenuhi, meski dilanda mual dan muntah, makan dalam porsi kecil tapi sering. Konsumsi makanan selagi segar atau panas. Contoh kebutuhan zat gizi per hari selama trimester pertama yaitu roti, sereal, nasi 6 porsi, buah 3-4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya 2-3 porsi, susu atau produk olahannya 3-4 porsi, camilan 2-3 porsi.

3) Minggu ke-7

Ibu harus mengkonsumsi aneka jenis makanan sumber kalsium untuk menunjang pembentukan tulang kerangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium 1000 miligram/ hari didapat dari keju cangkir, keju parmesan atau romano 1 ons, keju cheddar 1,5 ons, custard atau puding susu 1 cangkir, susu 8 ons dan yoghurt 1 cangkir.

4) Minggu ke-9

Jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram/hari, diperoleh dari hati, kacang kering, telur, brokoli, aneka produk whole grain, jeruk dan jus jeruk.

5) Minggu ke-10

Saatnya ibu memakan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi pembentukan otak janin, ditambah kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru. Sumber kolin diperoleh dari susu, telur, kacang-kacangan, daging sapi dan roti gandum. Sumber DHA ikan, kuning telur, produk unggas, daging dan minyak kanola.

6) Minggu ke-12

Sejumlah vitamin yang harus ibu penuhi kebutuhannya adalah vitamin A, B1, B2, B3 dan B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh kembang, vitamin B12 untuk membentuk sel darah baru, vitamin C untuk penyerapan tulang dan gigi, vitamin E untuk metabolisme. Konsumsi zat besi karena volume darah ibu akan meningkat 50%. Zat besi berguna untuk memproduksi sel darah merah.

b. Kebutuhan Zat Gizi pada Trimester II dan III

1) Minggu ke-13

Kurangi atau hindari mingum kopi karena kafeinnya berisiko mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin yang mulai berkembang.

2) Minggu ke-14

Ibu perlu menambah asupan 300 kalori per hari untuk tambahan energi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin. Penuhi antara lain dari 2 cangkir nasi atau penggantinya. Juga perlu lebih banyak ngemil, 3-4 kali sehari porsi sedang.

3) Minggu ke-17

Jangan lupa makan sayur dan buah serta cairan untuk mencegah sembelit. Penuhi kebutuhan cairan tubuh yang meningkat dengan minum 6-8 gelas air setiap hari. Selain itu, konsumsi sumber zat besi (ayam, daging, kuning telur, buah kering, bayam) dan vitamin C untuk mengoptimalkan pembentukan sel darah merah baru, karena jantung dan sistem peredaran darah janin sedang berkembang.

4) Minggu ke-24

Batasi mengkonsumsi garam, karena memicu tekanan darah tinggi dan mencetus kaki bengkak akibat menahan cairan tubuh. Bila ingin jajan atau makan diluar, pilih yang bersih, tidak hanya kaya karbohidrat tapi bergizi lengkap, tidak sekedar garan dan lemak tinggi bila mungkin pilih yang kaya serta.

5) Minggu ke-28 dan seterusnya

Konsumsi aneka jenis seafod untuk memenuhi kebutuhan asam lemak omega 3 bagi pembentukan otak dan kecerdasan janin. Vitamin E sebagai antioksidan harus dipenuhi pula yang terdapat pada bayam dan buah kering.3. Zat Gizi Untuk Ibu HamilMenurut Ayusita (2012), makanan yang dikonsumsi pertama-tama berfungsi sebagai sumber energi. Zat makanan yang dapat digunakan untuk energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Energi yang terkandung dalam zat gizi dapat diukur menggunakan alat Bomb Calorimeter disebut energi pembakaran. Karbohidrat dapat dihidrolisis menjadi glukosa yang merupakan energi utama bagi tubuh. Protein dan lemak juga dapat memproduksi glukosa melalui proses glukoneogenesis. Kebutuhan zat gizi untuk ibu hamil yaitu :

1) Protein Protein mempunyai fungsi utama sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, pembentukan senyawa esensial, regulasi keseimbangan air, mempertahankan netralitas tubuh, pembentukan antibodi dan transport zat gizi. Bila kekurangan karbohidrat dan lemak dapat juga sebagai sumber energi. Lemak berperan sebagai sumber energi, memberikan rasa kenyang yang lebih lama, sebagai pembawa vitamin A, D, E, K dan dalam bahan makanan lemak akan meningkatkan rasa enak dan juga menstimulir mengalirnya cairan pencernaan.2) Vitamin B dan CVitamin B dan C merupakan vitamin larut dalam air, vitamin B1 (vitamin semangat) berperan dalam metabolisme karbohidrat untuk pembentukan energi (sebagai koenzim), kekurangan vitamin B1 akan menyebabkan penyakit beri-beri, kurang nafsu makan, cepat merasa lelah, kerusakan pembuluh darah dan sel saraf. Vitamin B2 berperan metabolisme karbohidrat, asam amino dan asam lemak. Kekurangan vitamin B2 dapat menimbulkan rasa lelah, ketidakmampuan untuk bekerja dan perubahan bibir pada bagian yang kulitnya keras. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan timbulnya anemia (kekurangan darah), karena kedua macam vitamin tersebut tersangkut dalam proses sintesis sel-sel darah merah. Sebagian anemia gizi pada wanita hamil disebabkan karena kekurangan asam folat.

Vitamin C berperan dalam pembentukan substansi antar sel berbagai macam jaringan, serta meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan aktivitas pagositas sel-sel darah putih, dan meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus kecil serta transportasi zat besi dari darah kedalam sum-sum tulang, hati dan limpa.

3) Vitamin AVitamin A berguna untuk pertumbuhan, proses penglihatan, reproduksi dan pemeliharaan sel-sel epitel. Selain vitamin A dari bahan pangan hewani, tubuh dapat juga menggunakan provitamin A (karoten) dari bahan pangan nabati yang terlebih dahulu akan di ubah dalam tubuh menjadi vitamin A. Karoten yang berasal dari sayuran dan buah-buahan diperkirakan sepertiganya dapat diserap oleh usus dan setengah dari jumlah yang diserap tersebut dapat dikonversikan didalam tubuh menjadi vitamin A.4) Vitamin DVitamin D berperan dalam penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, serta dalam pembentukan tulang dan gigi. Kekurangan vitamin D dapat berakibat terganggunya proses pembentukan tulang dan penyakit yang ditimbulkannya dikenal dengan sebutan rakhitis.5) Vitamin EVitamin E berperan sebaai antioksida untuk berbagai senyawa yang larut dalam lemak, misalnya vitamin A dan asam lemak tidak jenuh. Kerusakan saluran darah dan perubahan premeabilitas saluran kapiler pada kasus kekurangna vitamin E, mungkin berhubungan dengan perannya sebagai antioksidan.6) Vitamin KVitamin K berperan dalam sistem pembekuan darah, oleh karena itu kekurangan vitamin K dapat menyebabkan darah sulit untuk menggumpal. Sebagian dari vitamin K yang diperlukan tubuh, dihasilkan oleh mikroflora (bakteri) yang terdapat dalam usus.7) KalsiumPada ibu hamil asupan kalsium dianjurkan kira-kira 200 mg/ hari bagi wanita hamil yang berusia diatas 25. Untuk mereka yang brusia lebih muda cukup 800 mg dan diperkirakan kebutuhan kalsium selama kehamilan 1200 mg Kebutuhan kalsium selama kehamilan ini berfungsi untuk pembekuan darah, kontraksi otot dan pemeliharaan detak jantung. Sumber utama kalsium adalah susu dan olahannya seperti yogurt, keju, udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, sayuran berdaun kuning (ketela ubi rambat) dan sayuran berdaun hijau

8) MagnesiumMagnesium sangat dibutuhkan semasa kehamilan untuk penghasil energi dan protein dan metabolisme pertumbuhan jaringan ikat. Selama hamil magnesium dibutuhkan 320 mg sedangkan sebelum hamil 280 mg. Penghasil magnesium yaitu kacang-kacangan, kelapa, daging dan biji-bijian.

9) Iodium Iodium merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat relatif sedikit, tetapi mempuyai peranan yang sangat penting yaitu untuk pembentukan hormone tiroid (tiroksin dan trio dotironin). Kekurangan iodium dimanisfestasikan dengan membesarnya kelenjer gondok.

10) SeleniumSebagai antioksidan dan proteksi membrane sel dari kerusakan selama kehamilan dibutuhkan selenium. Selama hamil selenium dibutuhkan 65 g dan sebelum hamil 55 g. Makanan yang banyak mengandung selenium yaitu daging bagian dalam dan seafood atau makanan yg bersumber dari laut.11) Natrium Selama hamil natrium begitu dibutuhkan akan tetapi tidak ada penetapan berapa yang harus dipenuhi selama hamil. Natrium diperlukan selama kehamilan karena volume cairan mengalami peningkatan serta persyaratan untuk janin yang dikandung. Natrium dapat diperoleh dari garam beryodium, keju, potato, saos dan acar.12) Karbohidrat Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia yang harganya relativ murah. Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada semester I, dan 350 kkal selama semester II, III. Di Indonesia pada saat ini konsumsi karbohidrat di batasi sekitar 50-60% dari kebutuha energi (kalori) Perhari. Sedangkan konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari dianjurkan tidak melebihi 25% dari kebutuhan energi. Apabila ibu hamil kurang mengkonsumsi karbohidrat akibatnya proses tumbuh kembang janin dan berbagai perubahan dalam tubuh akan bisa terganggu.

Sumber karbohidrat adalah padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup akan tetapi di Indonesia sumber utama karbohidrat adalah makanan pokok seperti beras, jagung, ubi, singkong, talas dan sagu.

13) Lemak Lemak merupakan cadangan energi selain itu mempertahankan fungsi struktur jaringan tubuh khususnya jaringan syaraf. WHO mwnganjurkan konsumsi lemak berkisar 15-30 % dari total kebutuhan energi. Jumlah tersebut dianggap memenuhi kebutuhan asam lemak esensial dan membantu penyerapan vitamin larut lemak. Lemak sangat berfungsi sebagai hasil sumber energy dalam setiap gramnya lemak menghasilka 9 kkal, sebagai pelarut vitamin juga membantu transportasi juga absorpsi vitamin A, D, E, K, lemak juga bermanfaat sebagai penghemat penggunaan protein untuk sintesa protein dan juga membantu sekresi asam lambung dan pengosongan lambung. Lemak dapat diperoleh dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, margarine, mentega, lemak daging hewan dan ayam

14) Zat BesiZat besi merupakan komponen hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen didarah ke sel-sel yang membutuhkannya untuk metabolisme glukosa. Kekurangan zat besi menyebabkan kadar hemoglobin didalam darah lebih rendah dari normalnya, keadaan ini disebut anemia, 99% dari anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi selain itu juga menurunkan kekebalan tubuh sehingga sangat peka terhadap serangan bibit penyakit.

15) CuCu merupakan bagian dari beberapa enzim yaitu cytochrom oxsidase, monoamine oxidase, tyrosinase dan superoxide dismutase. Cu juga terlibat dalam metabolisme energi perkembangan tulang, perkembangan jaringan konektif, perkembangan system saraf pusat dan pembentukan darah. 16) SengSeng (Zn) merupakan bagian dari sekitar 100 metalloenzim, katalis dalam memulai aksi enzim. Seng juga terlibat dalam sintesis protein dan asam nuleat. Gejala kekurangan seng ditandai dengan menurunnya pertumbuhan dan perkembangan organ seksual (hypogonadism), tidak berkembangnya indra perasa (hypoglusia) dan indra penciuman (hyposmia) penyembuhan luka yang lambat anorexia dan anemia besi.17) Air Air merupakan suatu zat gizi yang sangat penting, namun peranannya berbeda dengan peranan zat-zat gizi yang lain. Air tidak dicerna terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari usus halus. Air berfungsi sebagai pelumas komponen utama air mata, saliva dan mukus.18) Asam folatAsam folat merupakan vitamin yang dibutuhkan selama hamil berlipat dua. Asam folat berfungsi selama kehamilan untuk peningatan pembentukan sel darah merah. Kekurangan asam folat menyebabkan anemia pada ibu, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan cacat pada bayi yang dilahirkan. Makan-makanan yang mengandung asam folat seperti sayuran yang daunnya berwarna hijau gelap, daging, polong- polongan dan buncis, bunga matahari, labu dan ketela, seluruh jenis padi-padian seperti beras merah gandum, ikan, telur, jamur-jamuran.

19) FosforKebutuhan akan fosfor selama kehamilan berjumlah 1200 mg sedangkan sebelum hamil 800 mg. Fosfor selama kehamilan diperlukan untuk tulang, pertumbuhan gigi dan pertumbuhan sel. Sumber nutrisi fosfor dapat diperoleh dari sumber makanan seperti susu, keju, yogurt, daging, biji-bijian dan kacang-kacangan

20) NiacinDalam masa kehamilan untuk metabolisme energi perlu peranan niacin. Sebelum hamil niacin yang harus dikonsumsi berkisar 15 mg dan selama hamil kebutuhan akan niacin 17 mg. sumber penghasil niasin yaitu daging, ikan, daging unggas, kacang dan biji-bijian.4. Dampak Gizi Kurang pada Ibu HamilStatus gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Waryana, 2010).Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan anemia gizi (Waryana, 2010).Ibu hamil yang menderita KEK dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko lebih besar untuk melahirkan bayi denagn BBLR, kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya (Waryana, 2010).C. Status Gizi Ibu HamilMenurut Arisman (2010), penilaian status gizi wanita hamil meliputi evaluasi terhadap faktor resiko diet, pengukuran, antropometrik dan biokimiawi. Faktor resiko diet dibagi dalam dua kelompok :

1. Resiko selama kehamilan

Faktor resiko diet selama kehamilan sangat dipengaruhi oleh usia hamil dibawah 18 tahun, Keluarga prasejahtera, Food fadism (Kegilaan terhadap pola makanan tertentu yang terkesan aneh), Perokok berat, pecandu Berat badan ibu hamil dibawah 80 % atau diatas 8x dengan selang waktu dibawah 1 Tahun, Riwayat obstetrik ibu, Tengah menjalani terapi gizi untuk penyakit sistemik.

2. Resiko selama perawatan (Antenatal)

Resiko selama perawatan antenatal ini sangat dipengaruhi oleh Pertambahan berat tidak adekuat dimana dibawah 1 kg/ bulan, Pertambahan berat berlebihan diatas 1 kg/ minggu, HB dibawah 11 g terendah 9,5 g, Ht dibawah 33 terendah 30 g. Resiko lain yang tidak langsung berkaitan dengan gizi diantaranya Tinggi badan dibawah 150 cm, Tungkai terkena folio, hemoglobin dibawah 8,5 mg%, Tekanan darah diatas 140/90 mmHg, Edema dan albuminuria diatas 2, Presentasi bokong dan janin kembar, Pendarahan vagina dan malaria endemik.Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10-12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sektiar 3 kg dan trimester II sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksud untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK, sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu (Waryana, 2010).Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penilaian secara tidak langsung ada dua yaitu survey konsumsi makanan. Penilaian status gizi secara langsung ada empat yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran secara langsung dengan menggunakan penilaian antropometri yaitu dengan cara pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) (Supariasa, dkk, 2012).LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK wanita usia subur. Wanita usia subur adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur (PUS). Ambang batas Lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS dengan resiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita tersebut tidak beresiko dan dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan tersebut (Supariasa, dkk, 2012)D. Faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamilMenurut Arisman (2010), faktor- faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah pengetahuan ibu, keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil, keadaan kesehatan dan gizi ibu, sikap, jarak kelahiran, paritas, dan usia kehamilan, seperti:1. Pengetahuan Bagian penting dari pengelolaan gizi adalah pengetahuan, kurangnya daya beli merupakan suatu kendala, tetapi defisiensi akan banyak berkurang bila orang mengetahui bagaimana menggunakan daya beli yang ada. Menurut Sediaoetama tingkat pengetahuan akan mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan.

Untuk masyarakat yang berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang gizi, pertimbangan fisiologis lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan kepuasan psikis. Tetapi umumnya akan terjadi kompromi antara keduanya, sehingga akan menyediakan makanan yang lezat dan bergizi seimbang. Tinggi rendahnya pengetahuan ibu merupakan faktor penting, karena mempengaruhi kemampuan ibu dalam mengelola sumber daya yang ada untuk mendapatkan bahan makanan.

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek-praktek pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktik nutrisi bertambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi makin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang kurang bergizi.2. Ekonomi Status ekonomi atau pendapatan mempunyai hubungan yang erat dengan status gizi seseorang serta tingkat pendapatan merupakan indikator sosial ekonomi yang dapat menentukan status gizi seseorang / masyarakat. Hal ini ditegaskan dalam hukum Bennet yang menyatakan bahwa apabila pendapatan rata rata rumah tangga meningkat maka akan diikuti oleh perbaikan kualitas makanan sehingga status gizi seseorang akan meningkat. Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih makanannya.Status ekonomi juga menetukan pola makan, semakin tinggi status ekonomi semakin besar pula presentase pertambahan pembelanjaan, karena dari itu status ekonomi merupakan faktor yang paling menentukan kwalitas dan kuantitas makanan, dalam kondisi ekonomi yang rendah dan pendidikan terbelakang masyarakat tidak mampu bertindak nasional, sehingga angka kurang gizi menjadi tinggi.3. Riwayat kesehatan dan gizi ibuRiwayat kesehatan dan penggunaan obat membantu dokter dalam penyiapan gizi khusus. Wanita berpenyakit kronis memerlukan bukan hanya zat gizi untuk mengatasi penyakitnya, tetapi juga untuk kehamilan yang sedang dijalani. 4. SikapPengetahuan dan sikap merupakan domain yang tidak dapat dipisahkan. Pengetahuan akan menuntun manusia dalam bersikap, sementara sikap akan membawa seseorang untuk bertindak dan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek yaitu gizi ibu hamil.Sikap dapat bersifat positif dan negatif, sikap positif kecendurangan tindakan adalah mendekati objek tertentu, sedangkan sikap negatif terdapat kecendrungan untuk menjauhi objek tertentu. Dalam hal ini objek tersebut adalah gizi ibu hamil.5. Jarak kelahiranJarak kelahiran adalah tiap berapa tahun seorang ibu melahirkan. Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah dua tahun.Jarak kelahiran yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) pada ibu hamil menyebabkan status gizi ibu hamil kurang karena tubuh ibu tidak diberi kesempatan untuk pemulihan keadaan gizi. Dengan demikian sebaiknya ibu hamil mempunyai jarak kehamilan lebih dari 2 tahun, jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi bagi ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung.6. ParitasParitas merupakan salah satu faktor Penyebab KEK pada ibu hamil. Paritas adalah berapa kali seorang ibu telah melahirkan. Dalam hal ini ibu dikatakan terlalu banyak melahirkan adalah lebih dari 3 kali. Manfaat riwayat obstetrik ialah membantu menentukan besaran kebutuhan akan zat gizi karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh. Ibu dengan paritas yang terlalu sering (lebih dari 3 kali) akan mempunyai status gizi kurang karena cadangan gizi dalam tubuh ibu sudah terkuras. Untuk paritas yang paling baik adalah 2 kali.7. Usia kehamilanUsia hamil pertama diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan. Seorang perempuan menjalani proses pendewasaan hingga usia 18 tahun, dengan demikian pada usia kurang dari 18 tahun secara fisik sesungguhnya ia belum siap untuk hamil. Sedangkan terlalu sering hamil (lebih 3 kali dengan sela waktu kurang dari 1 tahun) dapat menguras cadangan zat gizi tubuh dan beresiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR atau bayi lahir sebelum waktunya. Riwayat kesehatan membantu dalam penyiapan gizi khusus. Wanita berpenyakit kronis memerlukan bukan hanya zat gizi untuk mengatasi penyakitnya tetapi juga untuk kehamilan yang sedang dijalaninya.Ibu hamil dengan usia antara 20-35 tahun akan lebih siap baik secara jasmani maupun rohaninya untuk terjadinya kehamilan. Karena pada usia tersebut keadaan gizi seorang ibu lebih baik bila dibandingkan pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun. Dengan demikian diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.E. Kerangka TeoriMenurut Arisman (2010), faktor- faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah pengetahuan ibu, keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil, keadaan kesehatan dan gizi ibu, sikap, jarak kelahiran, paritas, dan usia kehamilan.

Berdasarkan landasan penelitian yang telah dijelaskan pada studi kepustakaan maka kerangka teori pada penelitian ini dapat digambarkan pada skema berikut :

Gambar 2.1Kerangka Teori BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional study. Dimana variabel independen (pengetahuan, sikap dan usia) dan variabel dependen (status gizi ibu hamil). B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan pada bulan April 2013.C. Populasi dan Sampel1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti Notoadmodjo (2010). Populasi adalah seluruh ibu hamil yang berada di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 40 orang. 2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling, dengan kriteria sampel adalah :

a. Kriteria inklusi1) Ibu hamil yang berada di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih2) Bersedia menjadi responden3) Bisa baca tulisb. Kriteria eklusi1) Responden ditemui 2 kali pada saat penelitian berlangsung2) Responden dalam keadaan sakitD. Teknik Pengumpulan Data1. Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari responden dengan cara angket yang meliputi pengetahuan, sikap dan usia dengan menggunakan kuesioner.2. Data sekunder didapatkan dari Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan yaitu jumlah ibu hamil.E. Teknik Pengolahan Data Data yang terkumpul pada peneitian ini diolah melalui proses komputerisasi. Menurut Notoatmodjo (2010), dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :1. Pemeriksaan Data (Editing)Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner, apakah lengkap jawaban pertanyaan masing-masing kuesioner.

2. Pengkodean data (Coding)Setelah semua kuesioner di edit atau di sunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.3. Memasukkan Data (Entry)Merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer. 4. Mentabulasi Data (tabulating)

Memproses data agar dapat dianalisa. Pemprosesan ini dapat dilakukan dengan cara memindahkan data dari kuesioner kedalam master tabel yang disiapkan.5. Pembersihan Data (Cleaning)Setelah data diolah lalu dicek atau diperiksa kembali guna memastikan tidak ada lagi kesalahan yang terjadi pada data tersebut. F. Analisa Data

Analisa data diolah dengan sistem komputerisasi, kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat.1. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan dengan cara statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan presentase dari seluruh variabel yang diteliti. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.

Rumus :P = x 100 %

Keterangan :

P: Nilai Persentase Responden

f: Jumlah operatif jawaban yang benar

n: Jumlah responden(Budiarto, 2002)2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan komputerisasi yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel independen dan variabel dependen, dengan menggunakan uji statistik chi-square, dengan derajat kemaknaan 95% ( = 0,05). Jika p value < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima ini berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen, tapi jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dan variabel dependen.G. Kerangka Konsep

Variabel Independen

Variabel Dependen

Gambar 3.1Kerangka Konsep Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013

H. Defenisi OperasionalNoVariabelDefenisi OperasionalAlat UkurCara UkurHasil UkurSkala Ukur

1.Status gizi ibu hamilKeadaan gizi seorang ibu hamil yang berlangsung lama yang ditandai dengan ukuran LILAKuesionerAngket 1. Normal > 23,5 cm2. KEK < 23,5 cmOrdinal

2Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui ibu hamil tentang giziKuesionerAngket 1. Tinggi > 60%

2. Rendah < 60%Ordinal

3Sikap Reaksi atau respon ibu hamil tentang status gizi ibu hamilKuesionerAngket 1. Positif > mean

2. Negatif < meanOrdinal

4.Usia Lamanya waktu hidup ibu hamil sejak dilahirkanKuesionerAngket 1. Tidak beresiko 20-35 tahun2. Beresiko < 20 atau > 35 tahun Ordinal

I. Hipotesis

Ha: Terdapat hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.Ha: Terdapat hubungan sikap dengan status gizi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.Ha : Terdapat hubungan usia dengan status gizi ibu hamil di Desa Ampalu Wilayah Kerja Puskesmas Surantih Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013.Pengetahuan

Sikap

Status Gizi Ibu Hamil

10

Usia kehamilan

Usia

Paritas

Ekonomi

Pengetahuan

Keadaan kesehatan dan gizi

31

Jarak kelahiran

Status Gizi Ibu Hamil

Sikap

_1394867794.unknown